22
STEP 3 1. Why he complaining of fever for a week? Fever: the outbreak of nascent blood scizon secretory antigen manifold. Antigen will stimulate macrophages, monocytes, or lymphocytes that secrete a variety of cytokines (ie: tumor necrosis factor-TNF). TNF will be brought to the hypothalamus (the temperature regulating center) and then fever happens Demam: mulai timbul saat pecahnya scizon darah yg nenegeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen akan merangsang makrofag, monosit, atau limfosit yg mengeluarkan berbagai sitokin (al: tumor nekrosis faktor-TNF). TNF akan dibawa ke hipotalamus (pusat pengatur suhu) dan terjadi demam Dr.M.JUFRI MAKMUR.SpPD – FK UNJA 2. Why the patients shivering?

Guruh LBM 1 Tropis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Guruh LBM 1 Tropis

STEP 3

1. Why he complaining of fever for a week?

Fever: the outbreak of nascent blood scizon secretory antigen manifold. Antigen will stimulate macrophages, monocytes, or lymphocytes that secrete a variety of cytokines (ie: tumor necrosis factor-TNF). TNF will be brought to the hypothalamus (the temperature regulating center) and then fever happens

Demam: mulai timbul saat pecahnya scizon darah yg nenegeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen akan merangsang makrofag, monosit, atau limfosit yg mengeluarkan berbagai sitokin (al: tumor nekrosis faktor-TNF). TNF akan dibawa ke hipotalamus (pusat pengatur suhu) dan terjadi demam

Dr.M.JUFRI MAKMUR.SpPD – FK UNJA

2. Why the patients shivering?

3. What the kinds of fever?

Page 2: Guruh LBM 1 Tropis

Some types of fever that may be found, among other things:

1. septic fever

On the type of septic fever, body temperature gradually rose to very high levels during the night and went back down to levels above normal in the morning. Often accompanied by chills and sweating complaints. When such a high fever down to normal levels is also called hectic fever.

2. fever remittances

On the type of remittances fever, body temperature can go down every day but never reached normal body temperature. Temperature difference may be recorded can reach two degrees and not by differences in temperature were noted in septic fever.

3. intermittent fever

On the type of intermittent fever, body temperature dropped to normal levels for several hours in a day. When a fever like this happens once every two days and called tersiana case two fever-free days between two bouts of fever called kuartana.

4. continuous fever

In this type of continuous fever temperature variations throughout the day did not differ by more than one degree. At the level of persistent fever higher once called hyperpyrexia.

5. cyclic fever

In this type of cyclic fever body temperature rise for several days, followed by fever-free period for a few days, followed again by a rise in temperature to normal (Nelwan, 2007)

Beberapa tipe demam yang mungkin dijumpai, antara lain:

1. Demam septik

Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan mengigil

Page 3: Guruh LBM 1 Tropis

dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

3. Demam intermiten

Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus-menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti lagi oleh kenaikan suhu seperti semula (Nelwan, 2007).

(Nelwan, R.H.H. 2007. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.)

(Fak. Farmasi Univ. Muhamadiyah Surakarta)

Page 4: Guruh LBM 1 Tropis

Macam-macam demam disertai contoh penyakitnya?

Pola demam Penyakit

Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan

Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri

Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis

Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

Quotidian Malaria karena P.vivax

Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid

arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)

Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis

Demam rekuren Familial Mediterranean fever

7. Cunha BA. The clinical significance of fever patterns. Inf Dis Clin North Am 1996;10:33-44

4. Why the pysical examination shows scleral icterus?Tdpt pemecahan eritrosit yg berlebihan, kelainan pada prahepatik , tropozitskizonmerozoitmbntk cincin di eritrosit tropozoteritrosit lisis enzim diklorooginase(B1) meningkatikterus

Page 5: Guruh LBM 1 Tropis

Metabolisme B1 meningkatanemia hemolitic

Why can happen anemia hemolitic?Ikterusskizon hati yg menyerang hepareritrosit menyebarkan pnyktnystlh 24 hari eritrosit mengeluarkan skizonsel darah merah lisis

5. What kinds of mosquito which can causes fever?Nyamuk anopheles betina.Plasmodium ovale: malaria ovale, 48 jam, ringan sembuh sendiriP.falciparum: malaria tropika atau malaria tertiana maligna, 24/36/48 jam, mudah resistensiP. malaria: malaria quartana, 72 jam, bs mybabkan sindrom nefrotik, P.vivax: malaria tertiana benigna ,48jam

6. Why the patients has splenomegaly?

Splenomegaly: lymph is a reticuloendothelial organs, where the plasmodium cells destroyed by macrophages and lymphocytes. The addition of these inflammatory cells cause enlarged lymph

Splenomegali: Limfa merupakan organ retikuloendotelial, dimana plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan limfosit. Penambahan sel-sel radang ini menyebabkan limfa membesar

Dr.M.JUFRI MAKMUR.SpPD – FK UNJA

7. Why the patients shows a pale palpebral conjungtiva?

Anemia. Pada malaria dapat terjadi anemia. Derajat anemia tergantung pada spesies parasit

yang menyebabkannya. Anemia terutama tampak jelas pada malaria falsiparum dengan

penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat dan pada malaria menahun. Jenis anemia

pada malaria adalah hemolitik, normokrom dan normositik. Pada serangan akut kadar

hemoglobin turun secara mendadak.

Anemia disebabkan beberapa faktor :

Page 6: Guruh LBM 1 Tropis

a. Penghancuran eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak mengandung parasit terjadi

di dalam limpa, dalam hal ini faktor auto imun memegang peran.

b. Reduced survival time, maksudnya eritrosit normal yang tidak mengandung parasit tidak

dapat hidup lama.

c. Diseritropoesis yakni gangguan dalam pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis

dalam sumsum tulang, retikulosit tidak dapat dilepaskan dalam peredaran darah perifer.

http://malariana.com/2008/11/patologi-dan-gejala-klinis.html

Anemia: occurs due to rupture of red blood cells that are infected or who are not infected.

      P. falciparum: infect all types of red blood cells, so the collapsible anemia occurs in acute and chronic infection.

      P. vivax / ovale: infect red blood cells that are young (2%), so that anemia occurs in chronic infection

Anemi: terjadi karena pecahnya sel darah merah yg terinfeksi maupun yg tidak terinfeksi.

P. falciparum: menginfeksi semua jenis sel darah merah, sehingga anemi dpt terjadi pada infeksi akut maupun kronis.

P. vivax/ovale: menginfeksi sel darah merah yg masih muda (2%), sehingga anemi terjadi pada infeksi kronis

Dr.M.JUFRI MAKMUR.SpPD – FK UNJA

8. Why he has fever-free period for 12 hours?

9. Why the patients has periodic fever then decrease spontaneous with profuse sweating?o Septik fever: increase body temperature in night, morning decrease temperature

with sweating and shivering. Suhu turun di pagi hari diatas normal. o hectic fever: sama sprti di atas cuma suhu turun di pagi hari normal

Page 7: Guruh LBM 1 Tropis

10. DD?

MALARIA

DefinisiPenyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.

Ada empat type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.

(www.infopenyakit.com/2008/04/penyakit- malaria .html )

Etiologi Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia.

Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium.

Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:

Page 8: Guruh LBM 1 Tropis

Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.

Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk

anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.

(www.asianbrain.com)

PenularanCARA PENULARAN PENYAKIT MALARIA .

Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria:

1. Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles.

2. Penularan yang tidak alamiah.

a. Malaria bawaan (congenital).

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.

b. Secara mekanik.

Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan intra vena dengan menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai (disposeble).

c. Secara oral (Melalui Mulut).

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).

Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Kecuali bagi simpanse di Afrika yang dapat terinfeksi oleh Penyakit Malaria, belum diketahui ada hewan lain yang dapat menjadi

Page 9: Guruh LBM 1 Tropis

sumber bagi plasmodia yang biasanya menyerang manusia Infeksi malaria pada waktu yang lalu sengaja dilakukan untuk mengobati penderita neurosifilis yaitu penderita sifilis yang sudah mengalami kelainan pada susunan sarafnya cara ini sekarang tidak pernah lagi dilakukan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penularan alamiah seperti adanya gametosit pada penderita, umur nyamuk kontak antara manusia dengan nyamuk dan lain-lain.

(library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani11.pdf)

Manifestasi klinisGEJALA KLINIS.

Adalah penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala klinis dengan gejala utama demam mengigil secara berkala dan sakit kepala kadang-kadang dengan gejala klinis lain sebagai berikut :

• Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat. • Nafsu makan menurun. • Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah. • Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium

Falciparum. • Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa. • Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan. • Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol

adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

• Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan yaitu :

1. Stadium dingin (cold stage). 2. Stadium demam (Hot stage). 3. Stadium berkeringat (sweating stage). Ketiga gejala klinis tersebut diatas ditemukan pada penderita berasal dari daerah non

endemis yang mendapat penularan didaerah endemis atau yang pertama kali menderita penyakit malaria.

Di daerah endemis malaria ketiga stadium gejala klinis di atas tidak berutan dan bahkan tidak semua stadium ditemukan pada penderita sehingga definisi malaria klinis seperti dijelaskan sebelumnya dipakai untuk pedoman penemuan penderita di daerah endemisitas. Khususnya di daerah yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium serangan demam yang pertama

Page 10: Guruh LBM 1 Tropis

didahului oleh masa inkubasi (intrisik). Masa inkubasi ini bervariasi antara 9 -30 hari tergantung pada species parasit, paling pendek pada plasmodium Falciparum dan paling panjang pada plasmodium malaria. Masa inkubasi ini tergantung pada intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan tingkat imunitas penderita.

Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah 10 hari setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari dan plasmodium maJariae setelah 40 hari lebih.

Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-masing species parasit adalah sebagai berikut :

• Plasmodium Falciparum 12 hari.

• Plasmodium vivax dan Plasmodium Ovate 13 -17 hari.

• Plasmodium maJariae 28 -30 hari.

Beberapa strain dari Plasmodium vivax mempunyai masa inkubasi yang jauh lebih panjang yakni sampai 9 bulan. Strain ini terutama dijumpai didaerah Utara dan Rusia nama yang diusulkan untuk strain ini adalaJl plasmodium vivax hibernans.

GEJALA KLASIK MALARIA

1. Stadium dingin.

Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.

2. Stadium Demam.

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala menjadi –jadi dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat hasil dan suhu badan dapat

Page 11: Guruh LBM 1 Tropis

meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya sison darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah.

Pada plasmodium vivax dan P. ovate sison-sison dari setiap generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga hari terhitung dari serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena ini. Pada plasmodium malariaa, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P. vivax/P. ovale, hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan demam di ikuti oleh periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit dan tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.

Page 12: Guruh LBM 1 Tropis

3. Stadium Berkeringat.

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung pada species parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat biasanya teljadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falciparum. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofosoit dan sison). Untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh tersebut.

Gejala mungkin berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya ginjal. Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis malaria ini. Kadang–kadang gejalanya mirip kholera atau dysentri. Black water fever yang merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang menyebabkan warna air seni menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah ikterus dan muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna empedu, black water fever biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi P. falcifarum yang berulang -ulang dan infeksi yang cukup berat.

(library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani11.pdf)

Diagnosis bandingo DEMAM TYPHOID

Demam tifoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, namun dapat juga disebabkan oleh S. enteriditis bioserotip paratyphi A dan S. enteriditis serotip paratyphi B yang disebut demam paratyphoid.

Makanan dan minuman yang terkontaminasi merupakan mekanisme transmisi Salmonella, termasuk S. typhi. Khususnya S. typhi, carrier manusia adalah sumber infeksi. S. typhi bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering, yang bila organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok (daging, kerang, dan sebagainya) akan berkembang biak mencapai dosis infektif (Karsinah et.al, 1994).

Kuman masuk melalui saluran pencernaan lewat makanan yang terkontaminasi. Sebagian dimusnahkan dalam lambung, namun ada yang lolos sampai usus, kemudian berkembang biak. Bila respon imunitas mukosa (IgA) kurang baik, kuman dapat menembus sel epitel (terutama sel-M), selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kemudian berkembang biak dan difagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup di makrofag kemudian dibawa ke plaques peyeri kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika. Kemudian kuman masuk ke

Page 13: Guruh LBM 1 Tropis

sirkulasi darah (menyebabkan bakteremia pertama yang asimtomatik), kemudian menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial terutama hati dan limpa. Di organ ini kuman menyebarkan meninggalkan sel fagosit kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi mengakibatkan bakteremia kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik.

Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejala klinis yang timbul sangat bervariasi. Pada minggu pertama ditemukan gejala dan keluhan serupa penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. Dalam minggu kedua gejala tampak lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif (peningkatan suhu 1°C tidak diikuti dengan peningkatan denyut nadi 8 kali per menit), lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor), hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. Roseolae jarang ditemukan pada orang Indonesia.

Pemeriksaan laboratorium untuk demam tifoid terdiri dari pemeriksaan rutin, yang sering dijumpai leukopenia walaupun kadar leukosit bisa normal atau malah leukositosis, Uji serologi Widal (digunakan untuk deteksi antibodi terhadap S. typhi), dan pemeriksaan kultur darah.

Komplikasi dari demam tifoid dapat berupa komplikasi intestinal seperti perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik, dan pankreasitik, sedangkan komplikasi non intestinal dapat berupa komplikasi kardiovaskular, darah, paru, hepatobilier, ginjal, tulang, dan neuropsikiatrik/tifoid toksik (Widodo, 2007).

o DBDPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).

Page 14: Guruh LBM 1 Tropis

# Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue

Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).

2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.

3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.

4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).

5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).

7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.

8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.

9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.

10.Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

# Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue

Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.

# Pengobatan Penyakit Demam Berdarah

Page 15: Guruh LBM 1 Tropis

Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).

Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :

- Paracetamol membantu menurunkan demam

- Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare

- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder

Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.

# Pencegahan Penyakit Demam Berdarah

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.

2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).

3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).

4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Page 16: Guruh LBM 1 Tropis

(www.infopenyakit.com/.../penyakit- demam - berdarah - dengue - dbd .html )

11. Laboratory examination?

http://medicastore.com/penyakit/792/Malaria.html

12. Therapy?

http://medicastore.com/penyakit/792/Malaria.html

13. Prevention?

Page 17: Guruh LBM 1 Tropis

http://medicastore.com/penyakit/792/Malaria.html

http://muslimpinang.wordpress.com/2008/08/17/epidemiologi-dan-pemberantasan-malaria/

http://www.blogdokter.net/2009/01/28/malaria-oh-malaria/

Dr.M.JUFRI MAKMUR.SpPD – FK UNJA