Upload
alfinurfauziah
View
29
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
artikel
Citation preview
Gula Pasir versus Gula Aren
Ternyata pepatah yang mengatakan don’t judge the book by its cover sejalan juga
dengan pemilihan bahan makanan. Tidak semua bahan makanan yang menarik warnanya bisa
dibilang sehat, termasuk dalam hal ini gula.
Indonesia memiliki bermacam-macam jenis gula yaitu gula merah, gula aren, gula batu,
gula pasir dan masih banyak lagi. Secara khusus gula pasir atau gula putih banyak dipakai
dalam berbagai makanan seperti kue, permen, nasi, biskuit atau beberapa minuman.
Banyak orang terkecoh dengan mengira warna putih pada gula lebih baik. Dalam hal ini
penulis ingin menunjukan gula aren lebih aman untuk dikonsumsi.
Gula putih berasal dari tebu
(Saccharum officinale) yang berasal dari
famili Poaceae dan juga tanaman bit (Beta
vulgaris) atau umbi-umbian. Gula pasir
termasuk dalam disakarida yaitu sukrosa
yang dapat menyebabkan transport gula pada
darah. Sedangkan gula aren berasal dari nira
(leagen) dari pohon enau (Arenga pinnata)
yang termasuk famili Arecaceae yang diproses secara alami. Dalam proses pembuatannya
pun, gula aren umumnya lebih alami sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya
tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh, serta tidak membutuhkan proses penyulingan
yang berkali-kali atau menggunakan bahan tambahan untuk memurnikannya.
Seperti dikutip dari situs kesehatan Livestrong, 11 januari 2011, kalori yang terkandung
di dalam gula aren lebih kecil dibandingkan dengan gula putih. Gula aren memiliki nilai
indeks glikemik yang lebih rendah yaitu sebesar 35 sedangkan pada gula pasir indeks
glikemik-nya sebesar 58. Indeks Glikemik (Glikemix Index) adalah skala atau angka yang
diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan
kdar gula darahnya., skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut rendah jika
berada di skala kurang dari 50, indeks glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan indeks
glikemik tinggi jika angkanya diatas 70. Para ahli mengungkapkan nilai indeks glikemik yang
lebih rendah ini membuat gula aren lebih aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan
kadar gula darah yang signifikan, sehingga bisa membahayakan tubuh terutama bagi
penderita diabetes. Semakin gelap warna gula, maka jejak nutrisinya cenderung lebih banyak.
Selain kandungan gulanya yang lebih sedikit, gula aren juga diketahui mengandung
senyawa-senyawa lain yng bermanfaat seperti thiamine, riboflavin, asam askorbat, protein
dan juga vitamin C. Berikut kandungan dan
manfaat gula aren: pertama, zat riboflavin,
dimana membantu pembentukan sel darah
merah; menghasilkan antibodi; bersama
enzim juga menghasilkan energi yang
diperlukan tubuh manusia; bersama vitamin
A memperbaiki selaput mukosa pada saluran
pencernaan; menghambat kerusakan sel pada
saat proses produksi energi; memperbaiki
sistem kerja jaringan dan saluran pencernaan
tubuh.
Kedua, zat Thiamin yang berfungsi
sebagai koenzim dalam metabolisme energi; memperkuat sistem syaraf dan otot; serta
membantu tubuh membuat dan memakai protein. Ketiga, zat Niacin, yang berfungsi sebagai
koenzim dalam metabolisme gukosa, lemak, dan alkohol; membantu kesehatan kulit, sistem
syaraf, dan sistem pencernaan; menurunkan kadar kolesterol LDL; serta meningkatkan fungsi
kerja otak. Keempat, zat Nicotinic acid yang mencegah dan menghaluskan bekas jerawat;
kemudian mencegah sembelit dan wasir. Kelima, zat Ascorbic acid yang memiliki fungsi
antibiotik; mencegah rematik, flu, dan asma; dapat mencegah kanker; menciptakan sistem
imunitas; memperkokoh tulang dan sendi; bersifat antioksidan, dan mampu menangkal
radikal bebas. Keenam, zat Calsium yang dapat melancarkan peredaran darah; menormalkan
tekanan darah; menyeimbangkan tingkat keasaman darah; mencegah osteoporosis (keropos
tulang); mencegah penyakit jantung dan menurunkan resiko kanker usus; serta memulihkan
gairah seks yang menurun/melemah. Ketujuh, Vitamin B6 dan lain-lain yang berguna untuk
metabolisme protein dan karbohidrat; membantu dalam produksi sel-sel darah merah; serta
membantu sistem imunitas tubuh.
Menurut Dr. Nancy Appleton, Ph.D., seorang peneliti di bidang pelayanan kesehatan
yang mengumpulkan hasil penelitiannya mengenai bahaya dari mengkonsusmsi gula
pasir/putih. Beberapa diantaranya adalah dapat mengakibatkan penuaan dini, pembusukkan
bakteri yang dapat merusak kesehatan gigi dan usus, bahkan kecanduan dan keingan untuk
dipuaskan dengan manisan yang lebih tinggi lagi kadarnya, dapat menyebabkan arthritis,
kegemukan, diabetes, osteoporosis, merusak struktur DNA, kejang epilepsi, kematian sel,
penurunan elastisitas jaringan dan fungsi pembuluh darah dan mengurangi jumlah hormon
pertumbuhan dalam tubuh.
Contohnya saja dalam penuaan, konsumsi gula berlebihan menyebabkan kandungan
gula dalam darah meningkat, sehingga terjadi sejumlah reaksi kimia yang mengakibatkan
peradangan. Awalnya gula darah akan bereaksi dengan mineral dalam tubuh, seperti zat besi
dan tembaga, dimana menghasilkan radikal bebas yang kemudian akan menyerang selaput
lemak sel. Akibatnya, timbul aliran zat kimiawi penyebab peradangan sehingga menimbulkan
kerusakan yang lebih parah dan mempercepat penuaan.
Membanjirnya gula dalam darah dapat mengakibatkan kolagen(satu protein yang
menyusun tubuh manusia yang bersifat lekat) pada kulit jadi saling silang, sehingga memicu
timbulnya kerutan, kulit kendur, dan memudarnya warna kulit. Molekul gula dapat pula
mengikatkan dirinya pada serat-serat kolagen. Ini dapat menimbulkan serangkaian reaksi
kimia spontan,. Reaksi ini akan berujung pada pembentukan dan akumulasi ikatan saling
silang antara moleku kolagen. Saling silang yang terjadi pada kolagen ini menyebabkan
hilangnya elastisitas kulit. Secara normal untaian kolagen yang sehat akan saling terentang
satu sama lain, sehingga kulit akan tetap elastis dan tidak ada kerutan. Orang-orang yang
kolagennya telah bersaling silang akibat bertahun-tahun mengonsumsi karbohidrat dan gula
berlebih, kulitnya akan menjadi tidak elastis seperti semula. Garis-garis halus akan menetap
karena disitulah molekul gula terikat pada kolagen, sehingga mengakibatkan serat-serat
kolagen menjadi kaku. Ikatan antara gula dan kolagen akan menghasilkan sejumlah besar
radikal bebas yang akan mengarah ke timbulnya peradangan yang lebih banyak lagi.
Jika ingin mendapatkan tubuh yang lebih sehat, tak ada salahnya mulai mengganti gula
pasir dengan gula aren jika ingin mengonsumsi kopi, teh atau dicampurkan dalam makanan
lain. Makanan yang sehat untuk dikonsumsi adalah yang mengandung kadar gula atau
karbohidrat rendah dalam wujud buah-buahan dan sayur-sayuran. Makanan tersebut
mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan yang dapat memperlambat tanda-tanda
penuaan dan memberikan energi esensial. Makanan ini juga mengandung air yang dapat
membantu mencegah dehidrasi kulit dan tubuh. Jadi apakah anda masih akan terus
rnengonsumsi gula pasir? Pikirkanlah kembali!
Alfi Nurfauziah
Teknologi Industri Pangan UNPAD 2013
IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : Alfi Nurfauziah
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 26 November 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Desa Gudang Kec. Tanjungsari Kab. Sumedang
Jawa Barat 45362
Alamat e-mail : [email protected]
No. HP : 085795767434
No. Rekening : 132-00-1436147-2
Riwayat Pendidikan : 2000-2001 TK Aisyiyah
2001-2007 SDN Gudang 1
2007-2010 SMPN 1 Tanjungsari
2010-2013 SMAN Tanjungsari
2013-sekarang FTIP Universitas Padjadjaran