6
Gula Pasir versus Gula Aren Ternyata pepatah yang mengatakan don’t judge the book by its cover sejalan juga dengan pemilihan bahan makanan. Tidak semua bahan makanan yang menarik warnanya bisa dibilang sehat, termasuk dalam hal ini gula. Indonesia memiliki bermacam-macam jenis gula yaitu gula merah, gula aren, gula batu, gula pasir dan masih banyak lagi. Secara khusus gula pasir atau gula putih banyak dipakai dalam berbagai makanan seperti kue, permen, nasi, biskuit atau beberapa minuman. Banyak orang terkecoh dengan mengira warna putih pada gula lebih baik. Dalam hal ini penulis ingin menunjukan gula aren lebih aman untuk dikonsumsi. Gula putih berasal dari tebu (Saccharum officinale) yang berasal dari famili Poaceae dan juga tanaman bit (Beta vulgaris) atau umbi-umbian. Gula pasir termasuk dalam disakarida yaitu sukrosa yang dapat menyebabkan transport gula pada darah. Sedangkan gula aren berasal dari nira (leagen) dari pohon enau (Arenga pinnata) yang termasuk famili Arecaceae yang diproses secara alami. Dalam proses pembuatannya pun, gula aren umumnya lebih alami sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh, serta tidak membutuhkan proses penyulingan yang berkali-kali atau menggunakan bahan tambahan untuk memurnikannya.

Gula Pasir vs Gula Aren

Embed Size (px)

DESCRIPTION

artikel

Citation preview

Page 1: Gula Pasir vs Gula Aren

Gula Pasir versus Gula Aren

Ternyata pepatah yang mengatakan don’t judge the book by its cover sejalan juga

dengan pemilihan bahan makanan. Tidak semua bahan makanan yang menarik warnanya bisa

dibilang sehat, termasuk dalam hal ini gula.

Indonesia memiliki bermacam-macam jenis gula yaitu gula merah, gula aren, gula batu,

gula pasir dan masih banyak lagi. Secara khusus gula pasir atau gula putih banyak dipakai

dalam berbagai makanan seperti kue, permen, nasi, biskuit atau beberapa minuman.

Banyak orang terkecoh dengan mengira warna putih pada gula lebih baik. Dalam hal ini

penulis ingin menunjukan gula aren lebih aman untuk dikonsumsi.

Gula putih berasal dari tebu

(Saccharum officinale) yang berasal dari

famili Poaceae dan juga tanaman bit (Beta

vulgaris) atau umbi-umbian. Gula pasir

termasuk dalam disakarida yaitu sukrosa

yang dapat menyebabkan transport gula pada

darah. Sedangkan gula aren berasal dari nira

(leagen) dari pohon enau (Arenga pinnata)

yang termasuk famili Arecaceae yang diproses secara alami. Dalam proses pembuatannya

pun, gula aren umumnya lebih alami sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya

tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh, serta tidak membutuhkan proses penyulingan

yang berkali-kali atau menggunakan bahan tambahan untuk memurnikannya.

Seperti dikutip dari situs kesehatan Livestrong, 11 januari 2011, kalori yang terkandung

di dalam gula aren lebih kecil dibandingkan dengan gula putih. Gula aren memiliki nilai

indeks glikemik yang lebih rendah yaitu sebesar 35 sedangkan pada gula pasir indeks

glikemik-nya sebesar 58. Indeks Glikemik (Glikemix Index) adalah skala atau angka yang

diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan

kdar gula darahnya., skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut rendah jika

berada di skala kurang dari 50, indeks glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan indeks

glikemik tinggi jika angkanya diatas 70. Para ahli mengungkapkan nilai indeks glikemik yang

lebih rendah ini membuat gula aren lebih aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan

kadar gula darah yang signifikan, sehingga bisa membahayakan tubuh terutama bagi

penderita diabetes. Semakin gelap warna gula, maka jejak nutrisinya cenderung lebih banyak.

Page 2: Gula Pasir vs Gula Aren

Selain kandungan gulanya yang lebih sedikit, gula aren juga diketahui mengandung

senyawa-senyawa lain yng bermanfaat seperti thiamine, riboflavin, asam askorbat, protein

dan juga vitamin C. Berikut kandungan dan

manfaat gula aren: pertama, zat riboflavin,

dimana membantu pembentukan sel darah

merah; menghasilkan antibodi; bersama

enzim juga menghasilkan energi yang

diperlukan tubuh manusia; bersama vitamin

A memperbaiki selaput mukosa pada saluran

pencernaan; menghambat kerusakan sel pada

saat proses produksi energi; memperbaiki

sistem kerja jaringan dan saluran pencernaan

tubuh.

Kedua, zat Thiamin yang berfungsi

sebagai koenzim dalam metabolisme energi; memperkuat sistem syaraf dan otot; serta

membantu tubuh membuat dan memakai protein. Ketiga, zat Niacin, yang berfungsi sebagai

koenzim dalam metabolisme gukosa, lemak, dan alkohol; membantu kesehatan kulit, sistem

syaraf, dan sistem pencernaan; menurunkan kadar kolesterol LDL; serta meningkatkan fungsi

kerja otak. Keempat, zat Nicotinic acid yang mencegah dan menghaluskan bekas jerawat;

kemudian mencegah sembelit dan wasir. Kelima, zat Ascorbic acid yang memiliki fungsi

antibiotik; mencegah rematik, flu, dan asma; dapat mencegah kanker; menciptakan sistem

imunitas; memperkokoh tulang dan sendi; bersifat antioksidan, dan mampu menangkal

radikal bebas. Keenam, zat Calsium yang dapat melancarkan peredaran darah; menormalkan

tekanan darah; menyeimbangkan tingkat keasaman darah; mencegah osteoporosis (keropos

tulang); mencegah penyakit jantung dan menurunkan resiko kanker usus; serta memulihkan

gairah seks yang menurun/melemah. Ketujuh, Vitamin B6 dan lain-lain yang berguna untuk

metabolisme protein dan karbohidrat; membantu dalam produksi sel-sel darah merah; serta

membantu sistem imunitas tubuh.

Menurut Dr. Nancy Appleton, Ph.D., seorang peneliti di bidang pelayanan kesehatan

yang mengumpulkan hasil penelitiannya mengenai bahaya dari mengkonsusmsi gula

pasir/putih. Beberapa diantaranya adalah dapat mengakibatkan penuaan dini, pembusukkan

bakteri yang dapat merusak kesehatan gigi dan usus, bahkan kecanduan dan keingan untuk

dipuaskan dengan manisan yang lebih tinggi lagi kadarnya, dapat menyebabkan arthritis,

kegemukan, diabetes, osteoporosis, merusak struktur DNA, kejang epilepsi, kematian sel,

Page 3: Gula Pasir vs Gula Aren

penurunan elastisitas jaringan dan fungsi pembuluh darah dan mengurangi jumlah hormon

pertumbuhan dalam tubuh.

Contohnya saja dalam penuaan, konsumsi gula berlebihan menyebabkan kandungan

gula dalam darah meningkat, sehingga terjadi sejumlah reaksi kimia yang mengakibatkan

peradangan. Awalnya gula darah akan bereaksi dengan mineral dalam tubuh, seperti zat besi

dan tembaga, dimana menghasilkan radikal bebas yang kemudian akan menyerang selaput

lemak sel. Akibatnya, timbul aliran zat kimiawi penyebab peradangan sehingga menimbulkan

kerusakan yang lebih parah dan mempercepat penuaan.

Membanjirnya gula dalam darah dapat mengakibatkan kolagen(satu protein yang

menyusun tubuh manusia yang bersifat lekat) pada kulit jadi saling silang, sehingga memicu

timbulnya kerutan, kulit kendur, dan memudarnya warna kulit. Molekul gula dapat pula

mengikatkan dirinya pada serat-serat kolagen. Ini dapat menimbulkan serangkaian reaksi

kimia spontan,. Reaksi ini akan berujung pada pembentukan dan akumulasi ikatan saling

silang antara moleku kolagen. Saling silang yang terjadi pada kolagen ini menyebabkan

hilangnya elastisitas kulit. Secara normal untaian kolagen yang sehat akan saling terentang

satu sama lain, sehingga kulit akan tetap elastis dan tidak ada kerutan. Orang-orang yang

kolagennya telah bersaling silang akibat bertahun-tahun mengonsumsi karbohidrat dan gula

berlebih, kulitnya akan menjadi tidak elastis seperti semula. Garis-garis halus akan menetap

karena disitulah molekul gula terikat pada kolagen, sehingga mengakibatkan serat-serat

kolagen menjadi kaku. Ikatan antara gula dan kolagen akan menghasilkan sejumlah besar

radikal bebas yang akan mengarah ke timbulnya peradangan yang lebih banyak lagi.

Jika ingin mendapatkan tubuh yang lebih sehat, tak ada salahnya mulai mengganti gula

pasir dengan gula aren jika ingin mengonsumsi kopi, teh atau dicampurkan dalam makanan

lain. Makanan yang sehat untuk dikonsumsi adalah yang mengandung kadar gula atau

karbohidrat rendah dalam wujud buah-buahan dan sayur-sayuran. Makanan tersebut

mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan yang dapat memperlambat tanda-tanda

penuaan dan memberikan energi esensial. Makanan ini juga mengandung air yang dapat

membantu mencegah dehidrasi kulit dan tubuh. Jadi apakah anda masih akan terus

rnengonsumsi gula pasir? Pikirkanlah kembali!

Alfi Nurfauziah

Teknologi Industri Pangan UNPAD 2013

IDENTITAS DIRI

Page 4: Gula Pasir vs Gula Aren

Nama Lengkap : Alfi Nurfauziah

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 26 November 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Desa Gudang Kec. Tanjungsari Kab. Sumedang

Jawa Barat 45362

Alamat e-mail : [email protected]

No. HP : 085795767434

No. Rekening : 132-00-1436147-2

Riwayat Pendidikan : 2000-2001 TK Aisyiyah

2001-2007 SDN Gudang 1

2007-2010 SMPN 1 Tanjungsari

2010-2013 SMAN Tanjungsari

2013-sekarang FTIP Universitas Padjadjaran