Glaukoma Sudut Tertutup Nas Rev

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gl

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan survei WHO pada tahun 2000, dari sekitar 45 juta penderita kebutaan 16% diantaranya disebabkan karena glaukoma, dan sekitar 0,2 % kebutaan di Indonesia disebabkan oleh penyakit ini. Sedangkan survei Departemen Kesehatan RI 1982-1996 melaporkan bahwa glaukoma menyumbang 0,45% atau sekitar 840.000 orang dari 210 juta penduduk penyebab kebutaan. Kondisi ini semakin diperparah dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang rendah akan bahaya penyakit ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan analisa kepustakaan mengenai prevalensi, insiden dan derajat dari berbagai jenis glaukoma. Dengan menggunakan data tahun1980-1990, WHO melaporkan jumlah populasi di dunia dengan tekanan bola mata yang tinggi (>21 mmHg) sekitar 104,5 juta orang Prevalensi kebutaan untuk semua jenis glaukoma diperkirakan mencapai 5,2 juta orang. Glaukoma bertanggung jawab atas 15 % penyebab kebutaan, dan menempatkan glaukoma sebagai penyebab kedua kebutaan di dunia setelah katarak.Dari 67 juta pasien yang menderita menyakit glaukoma diseluruh dunia, diperkirakan satu setengahnya menderita glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut tertutup primer (PACG) adalah bentuk yang paling umum dari glaukoma dan yang paling sering menyebabkan kebutaan. PACG adalah bentuk predominan dari glaukoma di Asia Timur dan bertanggung jawab atas 91% kasus kebutaan di Cina, yang menyerang lebih dari 1.5 juta penduduk Cina.

Dalam sejarahnya sendiri, PACG telah diketahui lebih dari 150 tahun yang lalu. Pada tahun 1856, von Graefe melakukan iridectomy pada mata Staphylomatous dan mendemonstrasikan pengobatan pertama glaukoma akut. Bagaimanapun, patofisiologi dari PACG dan bagaimana iridectomy dapat menyembuhkannya masih menjadi pertanyaan dalam ratusan tahun ini. Pada tahun 1873, Leber menuliskan bahwa aqueous dikeluarkan dalam proses pada badan silier, berjalan melewati pupil memasuki bilik anterior. Leber merasakan gerakan mendorong dari iris dapat menyebabkan peningkatan TIO dan glaukoma sudut tertutup. Pada bagian selanjutnya di abad 19, Weber dan selanjutnya Priestly Smith berhipotesis bahwa sudut tertutup menyebabkan pembengkakan dari proses siliari, dengan mendorong iris maju kedepan melewati trabecular meshwork. Pada tahun 1920, Edward Curran memperkenalkan mekanisme dari pupillary block dan yang bagian penting dari iridectomy dalam menghancurkan aliran aqueous yang terhambat. Pengamatan pertama dan teorinya tentang PACG akhirnya diterima pada tahun 1951, mengikuti penelitian dan presentasi yang dilakukan oleh Joseph Haas, Harold Scheie, dan Paul Chandler , yang memastikan prinsip dari relative pupillary block. Penggunaaan gonioscopy sebelumnya juga telah dilakukan oleh Barkan, Trantas, Koeppe, Salzmann, dan Trancoso, sangat membantu menentukan dan membedakan glaukoma dudut tertutup. Pengembangan dari lensa Goldmann pada tahun 1938 menyediakan penggunaan gonioscopy lebih luas, mendorong lebih jauh tentang pengetahuan dan pemahaman tentang sudut bilik anterior.Pasien dengan PACG sering kali dibawa ke IGD dengan distress akut, sering disertai dengan gejala simptomatik seperti sakit kepala, mual, muntah, dan malaise. Melakukan skrining pada pasien yang beresiko paling tinggi sangat menguntungkan karena akan mengurangi perkembangan dari PACG sendiri dan menghindari dari kebuataan.

1.2 Tujuan

Referat ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan referensi masalah penyakit mata yang dikhususkan untuk peserta kepaniteraan klinik senior yang sedang belajar di bagian ilmu penyakit mata. Selain itu juga adanya pembuatan referat ini, dapat menjadi sarana latihan dalam pembuatan karya ilmiah yang tentunya akan sangat bermanfaat dikemudian hari. Referat ini dibuat untuk menguraikan salah satu penyakit penyebab kebutaan yakni glaukoma khususnya glaukoma primer sudut tertutup akut.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Anatomi dan fisiologi humor aqueous2.1.1 Anatomi humor aqueous

Bola mata orang dewasa hampir mendekati bulat, dengan diameter anteroposterior sekitar 24,5 mm. Bola mata terdiri dari konjungtiva, kapsula tenon, sklera dan episklera, kornea, uvea, lensa, humor aqueous, retina, dan vitreus. 2.1.2 Fisiologi humor aqueousAqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata, diproduksi di korpus siliaris. Volumenya sekitar 250 uL, dengan kecepatan pembentukan sekitar 1,5-2 uL/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi dari plasma. Komposisi mirip plasma, kecuali kandungan konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa lebih rendah. Setelah memasuki kamera posterior, melalui pupil akan masuk ke kamera anterior dan kemudian ke perifer menuju sudut kamera anterior.Jalinan/jala trabekular terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya kedalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase humor juga meningkat. Aliran aqueous humor ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transeluler siklik di lapisan endothel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena akueus) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil Aqueous humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sclera (aliran uveosklera). Resistensi utama terhadap aliran Aqueous humor dari kamera anterior adalah lapisan endothel saluran Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular di dekatnya, bukan dari sistem pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera menentukan besar minimum tekanan intraokuler yang dicapai oleh terapi medis.

Sudut kamera okuli anterior memiliki peran penting dalam drainase aqueous humor. Sudut ini dibentuk oleh pangkal iris, bagian depan badan siliaris, taji skleral, jalinan trabekular dan garis Schwalbe (bagian ujung membrane descement kornea yang prominen). Lebar sudut ini berbeda pada setiap orang, dan memiliki peranan yang besar dalam menentukan patomekanisme tipe glaukoma yang berbeda-beda. Struktur sudut ini dapat dilihat dengan pemeriksaan gonioskopi. Hasilnya dibuat dalam bentuk grading, dan sistem yang paling sering digunakan adalah sisten grading Shaffer.

Berikut merupakan table 1, yang menunjukkan grading sistem ShafferGradeLebar sudutKonfigurasiKesempatan untuk menutupStruktur pada Gonioskopi

IV35-45Terbuka lebarNihilSL, TM, SS, CBB

III20-35TerbukaNihilSL, TM, SS

II20Sempit (moderate)MungkinSL, TM

I10Sangat sempitTinggiHanya SL

00TertutupTertutuptidak tampak struktur

Keterangan :

SL : Schwalbes line, TM : trabecular meshwork, SS : scleral spur, CBB : ciliary body band.

Sistem aliran drainase aqueous humor, terdiri dari jalinan trabekular, kanal Schlemm, jembatan pengumpul, vena-vena aqueous dan vena episkleral. Adapun jalinan trabekular terdiri dari tiga bagian yakni jalinan uveal, korneoskleral, dan jukstakalanikular. Jalinan uveal merupakan jalinan paling dalam dan meluas dari pangkal iris dan badan siliaris sampai garis Schwalbe. Jalinan korneoskleral membentuk bagian tengah yang lebar dan meluas dari taji skleral sampai dinding lateral sulkus skleral. Jalinan jukstakanalikular membentuk bagian luar, dan terdiri dari lapisan jaringan konektif. Bagian ini merupakan bagian sempit trabekular yang menghubungkan jalinan korneoskleral dengan kanal Schlemm. Sebenarnya lapisan endotel luar jalinan jukstakanalikular berisi dinding dalam kanal Schlemm yang berfungsi mengalirkan aqueous ke luar.Kanal Schlemm merupakan suatu saluran yang dilapisi endothel, tampak melingkar pada sulkus skleral. Sel-sel endotel pada dinding dalam ireguler, berbentuk spindle, dan terdiri dari vakuol-vakuol besar. Pada dinding bagian luar terdapat sel-sel otot datar datar dan mempunyai pembukaan saluran pengumpul.Saluran pengumpul disebut juga pembuluh aqueous intraskleral, jumlahnya sekitar 25-35, meninggalkan kanal Schlemm pada sudut oblik dan berakhir di vena-vena episkleral. Vena ini dibagi menjadi dua sistem. Sistem langsung, yakni dimana pembuluh besar melalui jalur pendek intraskleral dan langsung ke vena episkleral. Sedangkan saluran pengumpul yang kecil, sebelum ke vena episkleral, terlebih dahulu membentuk pleksus intraskleral.

Sistem drainase aqueous humor terdiri dari dua jalur, yakni jalur trabekular (konvensional) dan jalur uveoskleral. Jalur drainase terbanyak adalah trabekular yakni sekitar 90% sedangkan melalui jalur uveoskleral hanya sekitar 10%. Pada jalur trabekular, aliran aqueous akan melalui kamera posterior, kamera anterior, menuju kanal Schlemm dan berakhir pada vena episkleral. Sedangkan jalur uveoskleral, aqueous akan masuk ke ruang suprakoroidal dan dialirkan ke vena-vena pada badan siliaris, koroid dan sclera.2.2 Glaukoma

Glaukoma adalah sekumpulan gejala dengan karakteristik neuropati saraf optik yang ditandai dengan defek lapangan pandang dimana peningkatan tekanan intra okular hanya merupakan salah satu faktor resiko terjadinya glaukoma. Tekanan intraokuler ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor aqueous dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Untuk memahami glaukoma diperlukan pengetahuan tentang fisiologi humor aqueous.

2.3 Klasifikasi GlaukomaBerdasarkan Etiologi glaukoma dapat dibagi berdasarkan, yaitu :

1) Glaukoma Primer

a. Glaukoma Sudut terbuka (open-angle glaucoma)

b. Glaukoma Sudut tertutup (closed-angle glaucoma) Akut

Subakut

Kronik

Iris Plateau

2) Glaukoma Kongenital

3) Glaukoma Sekunder

4) Glaukoma Absolut

Pada referat ini hanya akan dijelaskan tentang Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut.2.4 Glaukoma Sudut Tertutup (closed-angle glaucoma)Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis tanpa disertai kelainan lain. Peningkatan tekanan intraocular terjadi karena sumbatan aliran keluar aqueous akibat adanya oklusi anyaman trabekular oleh iris perifer. Keadaan ini dapat bermanifestasi sebagai suatu kedaruratan oftalmologik atau dapat tetap asimptomatik sampai timbul penurunan penglihatan. Diagnosis ditegakan dengan melakukan pemeriksaan segmen anterior dan gonioskopi yang cermat. Istilah glaukoma sudut tertutup primer (PACG) hanya digunakan bila penutupan sudut primer telah menimbulkan kerusakan nervus optikus dan kehilangan lapangan pandang.2.4.1 Glaukoma Primer Sudut Tertutup AkutGlaukoma primer sudut tertutup akut (PAC) terjadi ketika TIO meningkat secara cepat, akibat hasil dari hambatan tiba-tiba secara relatif pada trabecular meshwork oleh iris. Ini disertai dengan manifestasi khas seperti nyeri ocular, sakit kepala, penglihatan buram, halo/pelangi disekitar cahaya, mual, dan muntah. Peningkatan TIO sampai ke level tinggi yang relatif menyebabkan edemma pada epitel kornea, dimana ini bertanggung jawab pada gejala visual. 2.4.1.1 Faktor Resiko Glaukoma Primer Sudut Tertutup AkutBeberapa faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma sudut tertutup adalah:

1. Ras

Prevalensi dari PACG pada pasien yang berusia diatas 40 tahun bervariasi berdasarkan ras: 0.1%-0.6% pada kulit putih, 0.1%-0.2% pada kulit gelap, 2.1%-5.0% pada Inuit, 0.4%-1.4% pada Asia Timur.2. Biometri Okular

Pasien yang menderita PACG mengalami sedikit masalah pada segmen anterior dan jarak axial yag pendek.3. UsiaPrevalensi dari PACG meningkat pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun. Peninngkatan insidensi berdasarkan usia ini telah dijelaskan akibat peningkatan ketebalan dari lensa.4. Jenis KelaminPACG dilaporkan 2-4 kali lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Pada penelitian dengan menggunakan biometri okular, wanita memiliki segmen anterior dan panjang axial yang lebih kecil dan daripada laki-laki.5. Riwayat KeluargaInsidensi dari PACG semakin meningkat pada pasien yang mempunyai riwayat yang sama. Pada survey populasi di Cina, resikonya meningkat 6 kali lebih besar pada pasien yang mempunyai riwayat yang sama dengan keluarganya. Pada ras inuit, resikonya meningkat 3.5 kali lebih besar pada pasien inuit umumnya.6. RefraksiPACG umumnya terjadi pada pasien dengan hipermetropia, tidak terpengaruh dengan ras.2.4.1.2 Manifestasi Klinis Glaukoma Primer Sudut Tertutup AkutGejala Subjektif : Nyeri hebat

Kemerahan ( injeksi siliaris )

Pengelihatan kabur

Melihat halo

Mual muntah

Gejala objektif : TIO tinggi Iris bombe (iris menonjol kedepan)

Pupil midriasis dan pinggirnya tidak rata

Edema epitel kornea

Injeksi episklera dan injeksi konjungtiva

Bilik mata depan dangkal

Jumlah humor aqueous yang sedikit2.5 Patofisiologi Glaukoma Sudut TertutupSudut tertutup adalah gambaran dari perifer iris ke trabecular meshwork dan hasil dari berkurangnya aliran humor aqueous menuju sudut segmen anterior. Mempertimbangkan patogenesis yang mendasari dari sudut tertutup, sangat penting untuk menilai ukuran relatif dan absolut dan posisi dari setiap struktur segmen anterior dan penanjakan tekanan antara bilik posterior dan anterior. Secara konseptual, mekanisme sudut tertutup terbagi atas 2 kategori:

1. Mekanisme pendorongan iris menuju ke depan dari belakang

2. Mekanisme penarikan iris maju kedalam kontak dengan trabecular meshwork

2.5.1 Pupillary Block

Pupillary block adalah penyebab yang paling sering pada sudut tertutup primer. Aliran aqueous dari bilik posterior menuju pupil menjadi terhambat, dan hambatan ini menciptakan penanjakan tekanan antara bilik posterior dan anterior, menyebabkan iris perifer menunduk maju melawan trabecular meshwork. Pupillary block maksimal ketika pupil dalam posisi mid-dilatasi. Sinekia posterior bisa terbentuk antara iris dan lensa kristalina, lensa intraocular, sisa-sisa kapsul, dan atau vitreous. Pupillary block relatif terjadi ketika adanya gerakan yang terbatas dari humor aqueous menuju pupil akibat iris yang menempel dengan lensa, lensa intraocular, sisa-sisa kapsul, hyaloid anterior, atau ruang vitreous. Pupillary block yang relatif dan absolut dapat diatasi dengan iridectomy perifer.

2.5.2 Sudut Tertutup Tanpa Pupillary BlockSudut tertutup juga dapat terjadi tanpa pupillary block. Posisi iridotrabecular atau sinekia dapat dihasilkan dari iris dan atau lensa yang terdorong, berotasi ataupun tertarik kedepan yang menjadi berbagai macam alasan. Tiap mekanisme yang mendasarinya ini biasanya dapat diketahui dengan pemeriksaan komprehensif, termasuk genioskopi. Banyak pasien yang memerlihatkan penyabab yang mendasari lebih dari satu pada sudut tertutup.

2.6 Penegakkan Diagnosa Pemeriksaan penunjang untuk menilai glaukoma secara klinis, yakni :1. Tonometri. Alat ini berguna untuk menilai tekanan intraokular.Ada 3 macam Tonometri :a.Cara Digital

b.Cara Mekanis dengan Tonometer Schiotz

pengukuran tekanan bola mata dinilai secara tidak langsung yaitu dengan teknik melihat daya tekan alat pada kornea karena itu dinamakan juga tonometri indentasi Schiotz. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien ditidurkan dengan posisi horizontal dan mata ditetesi dengan obat anestesi topikal atau pantokain 0.5%. Kemudian tonometri Schiotz diletakkan diatas permukaan kornea, sedangkan mata yang lainnya berfiksasi pada satu titik langit-langit kamar periksa. Tekanan bola mata normal berkisar antara 10-21 mmHg.

c.Tonometri dengan tonometer aplanasi dari Goldman

alat ini mengukur tekanan bola mata dengan memberikan tekanan yang akan membuat rata permukaan kornea dalam ukuran tertentu dan kecil. Alat ini sangat baik karena membuat sedikit sekali perubahan pada permukaan kornea atau pembungkus bola mata. Penghitungan tekanan dengan menggunakan alat ini adalah meletakkannya dekat dengan area yang rata pada kornea dengan jarak diameter 3.06 mm. Akan tetapi, akurasi dari alat ini akan berkurang pada beberapa kondisi tertentu. Contohnya seperti edema kornea, menjadi predisposisi pada pembacaan yang rendah dimana penilaian tekanan yang dilakukan pada sikatrik kornea akan menyebabkan kesalahan yang berarti. Penilaian alat ini juga sangat dipengaruhi oleh ketebalan kornea, dimana alat ini akan mengukur secara akurat pada kornea dengan ketebalan 520 m. Bagaimanapun dari hasil penelitian angka normal dari ketebalan kornea berkisar antara 537-554 m.

2. GonioskopiMerupakan suatu cara untuk melihat lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup atau sudut terbuka, juga dapat dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer, kedepan (peripheral synechiae anterior). Sudut kamera okuli anterior memiliki peran penting dalam drainase aqueous humor. Sudut ini dibentuk oleh pangkal iris, bagian depan badan siliaris, taji skleral, jalinan trabekular dan garis Schwalbe (bagian ujung membrane descement kornea yang prominen). Lebar sudut ini berbeda pada setiap orang, dan memiliki peranan yang besar dalam menentukan patomekanisme tipe glaukoma yang berbeda-beda. Struktur sudut ini dapat dilihat dengan pemeriksaan gonioskopi. Hasilnya dibuat dalam bentuk grading, dan sistem yang paling sering digunakan adalah sisten grading Shaffer.

Berikut merupakan table, yang menunjukkan grading sistem ShafferGradeLebar sudutKonfigurasiKesempatan untuk menutupStruktur pada Gonioskopi

IV35-45Terbuka lebarNihilSL, TM, SS, CBB

III20-35TerbukaNihilSL, TM, SS

II20Sempit (moderate)MungkinSL, TM

I10Sangat sempitTinggiHanya SL

00TertutupTertutuptidak tampak struktur

Keterangan :

SL : Schwalbes line, TM : trabecular meshwork, SS : scleral spur, CBB : ciliary body band.Pada glaukoma sudut tertutup didapatkan nilai dari minimal 3 kuadran berjumlah 0-1. Dengan alat ini dapat pula diramalkan apakah suatu sudut akan mudah tertutup dikemudian hari.3. Penilaian diskus optikus

Dengan menggunakan opthalmoskop kita bisa mengukur rasio cekungan-diskus (cup per disc ratio-CDR). Yang harus diperhatikan adalah papil, yang mengalami perubahan penggaungan (cupping) dan degenerasi saraf optik (atrofi) yang mungkin disebabkan oleh beberapa faktor :

a. Peninggian TIO, mengakibatkan gangguan perdarahan pada papil, sehingga terjadi degenerasi berkas-berkas serabut saraf pada papil saraf optik.

b. TIO, menekan pada bagian tengah optik yang mempunyai daya tahan terlemah dari bola mata. Bagian tepi papil relatif lebih kuat dari bagian tengah sehingga terjadi penggaungan pada papil ini.

Tanda penggaungan ( Cupping ) :Pinggir papil bagian temporal menipis. Ekskavasi melebar dan mendalam tergaung sehingga dari depan tampak ekskavasi melebar, diameter vertikal, lebih besar dari diameter horizontal. Bagian pembuluh darah ditengah papil tak jelas, pembuluh darah seolah-olah menggantung di pinggir dan terdorong kearah nasal. Jika tekanan cukup tinggi, akan terlihat pulsasi arteri.Tanda atrofi papil :Termasuk atrofi primer, warna pucat, batas tegas. Lamina fibrosa tampak jelas.4. Pemeriksaan lapang pandangPemeriksaan lapang pandang dapat dilakukan secara langsung dengan tes konfrontasi maupun dengan menggunaakan alat perimetri. Kelainan lapangan pandang pada glaukoma disebabkan adanya kerusakan serabut saraf. Yang paling dini berupa skotoma relatif atau absolut yang terletak pada daerah 30 derajat sentral. Bermacam macam skotoma dilapangan pandangan sentral ini bentuknya sesuai dengan bentuk kerusakan dari serabut saraf.5. Tes ProvokasiUntuk glaukoma sudut tertutup :

Tes kamar gelap

Tes minum air Tes kopiPerbedaan tekanan 8 mmHg antara sebelum test dan sesudah test dianggap menderita glaukoma, harus mulai diberi terapi.2.7 Diagnosa Banding Iridosiklitis akut

Konjungtivitis akut

Skleritis

Bila serangan-serangan sudah berulang kali terjadi untuk waktu yang lama, maka terjadi lepasnya pigmen dari iris yang masuk kedalam bilik mata depan, menimbulkan kekeruhan, juga dapat menempel pada endotel kornea sehingga nampak seperti keratik presipitat. Dapat juga terjadi perlengketan antara lensa dengan pupil ( sinekhia posterior ) sehingga pupil menjadi tidak teratur dan sering disangka menderita uveitis. Iris nampak berwarna putih kelabu karena timbulnya nekrosis lokal. Lensanya menjadi katarak yang tampak diatas permukaan kapsula lensa depan sebagai bercak-bercak putih (glaukomflecken), suatu tanda bahwa pada mata itu pernah terjadi suatu serangan akut. Bila glaukoma akut tidak segera diobati dengan baik, dapat timbul perlekatan antara iris bagian tepi dan jaringan trabekula yang disebut sinekhia anterior perifer, yang mengakibatkan penyaluran keluar humor aqueous lebih terhambat lagi.2.8 PenatalaksanaanTujuan Penatalaksanaan : Segera menghentikan serangan akut dengan obat-obatan (medikamentosa inisial)

Melakukan iridektomi perifer pada mata yang mengalami serangan sebagai terapi definitif (tindakan bedah inisial)

Melindungi mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan akut

Menangani sekuele jangka panjang akibat serangan serta jenis tindakan yang dilakukan.

Medikamentosa 1. Obat Hiperosmotik - Glycerin 50 % 3 x 100 - 150 cc ( sesuai dengan berat badan ) oral / hari.

2. Penghambat karbonik anhidrase : Mengurangi produksi humor aqueous Diamox, glaupax, glaukon (loading dose 500mg, harian 3x250) dan ditambahkan KSR karena glaukon menyebabkan hipokalemi.3. blocker : Mengurangi produksi humor aqueous Timolol, betaxolol, carteolol, dsb.

4. Analog prostaglandin : Meningkatkan aliran uveoskleral

Latanoprost, trapopros.5. Miotikum : Untuk mengecilkan pupil, sehingga iris lepas dari lekatannya di trabekula dan sudutnya menjadi terbuka.- Pilokarpin 2-4% 1 tetes tiap 30 menit-1 jam pada mata yang mengalami serangan dan 3 x 1 tetes pada mata sebelahnya.Operasi Tindakan operatif dilakukan bila TIO yang tinggi itu sudah dapat diturunkan. Bila operasi dilakukan pada saat TIO masih tinggi, dapat menimbulkan glaukoma maligna, disamping kemungkinan timbulnya prolaps dari isi bulbus okuli dan perdarahan.1. Iridektomi periferUntuk stadium akut yang baru terjadi sehari dan belum ada sinekhia posteriornya. Juga dilakukan pada mata sebelahnya yang masih sehat sebagai tindakan pencegahan. Dilakukan bila TIO dibawah 21 mmHg dengan hasil tonografi C = 0,13 atau lebih.

2. Operasi filtrasi ( Iridenkleisis, trepanasi, sklerotomi, trabekulektomi )Dilakukan bila TIO setelah pengobatan medikamentosa lebih tinggi dari 21 mmHg atau lebih kecil dari 21 mmHg disertai hasil tonografi C = lebih kecil dari 0,13. Komplikasi & Sekuele Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekular (sinekia anterior) sehingga menimbulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel yang memerlukan tindakan bedah memperbaikinya. Sering terjadi kerusakan nervus optikus.BAB IIIKESIMPULAN

Glaukoma adalah suatu keadaan patologi dimana terjadinya peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang lebih tinggi dari normal secara berangsur-angsur akan merusak serabut saraf optik yang terdapat di dalam bola mata sehingga mengakibatkan gangguan lapangan pandang pengelihatan yang khas dan atrofi papil saraf optik. Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010 akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Glaukoma disebut sebagai 'pencuri penglihatan' karena sering berkembang tanpa gejala yang nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit tersebut.

Berdasarkan Etiologi glaukoma dapat dibagi berdasarkan, yaitu :

1) Glaukoma Primer

a. Glaukoma Sudut terbuka (open-angle glaucoma)

b. Glaukoma Sudut tertutup (closed-angle glaucoma) Akut

Subakut

Kronik

Iris Plateau

2) Glaukoma Kongenital

3) Glaukoma Sekunder

4) Glaukoma Absolut

Semua jenis glaukoma harus dikontrol secara teratur ke dokter mata selama hidupnya. Hal tersebut dikarenakan tajam penglihatan dapat menghilang secara perlahan tanpa diketahui penderitanya. Obat-obat yang dipakai perlu dikontrol oleh dokter spesialis mata agar disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa saraf mata yang sudah mati tidak dapat diperbaiki lagi. Medikamentosa dan tindakan pembedahan hanya untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari saraf mata tersebut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan sedini mungkin.Meskipun belum ada cara untuk memperbaiki kerusakan penglihatan yang terjadi akibat glaukoma, pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Glaukoma dapat ditangani dengan obat tetes mata, tablet, tindakan laser atau operasi yang bertujuan untuk menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan penglihatan lebih lanjut. Semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan.DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan, Daniel G, MD, Asbury, Taylor, MD, dan Riordan-Eva, Paul, FRCS, FRCOphth. Editor; Diana Susanto. Oftalmologi Umum. EGC. Jakarta. 2009. hal; 12 dan 212-2292. AAO, 2011. Basic Science and Clinical Course : Glaucoma. Lifelong Education for the Ophthalmologist.3. Bonomi L, Marchini G, Marraffa M, et a1. Epidemiology of angle-closure glaucoma: prevalence, clinical types, and association with peripheral anterior chamber depth in the EgnaNeumarket Glaucoma Study. phthalmology. 2000;107:998-1003.4. Quigley HA, Friedman OS, Congdon NG. Possible mechanisms of primary angle-closure and malignant glaucoma J Glaucoma. 2003; 12: 1715. Barbara C, Marsh, Louis B, Cantor. The speath Gonioscopic Grading System.

6. Seah SK, Foster PI, Chew PT, et al. Incidence of acute primary angle-closure glaucoma in Singapore: an island-wide survey. Arch Ophthalmol. 1997;115:1436- 1440.7. Khurana, A.K. Comprehensive Opthalmology. 4th edition. New Age International (P) limited. New Delhi. 2007. Hal 205-208

Gambar 1 : Anatomi Bola mata

Gambar 2 : Sudut Kamera Okuli Anterior

Gambar 3 : Arah Aliran Humour Akueus

Gambar 5 : Pemeriksaan Tonometri Schiotz

Gambar : Sudut Kamera Okuli Anterior

24