30
LAPORAN KASUS PASIEN GLAUKOMA AKUT SUDUT TERTUTUP PRIMER Disusun oleh : 1. Alaa Ulil H. H2A009001 2. Alditra Fauzy K R H2A009002 3. Bobby A H2A009007 4. Diphda Satria R H2A009015 5. Icha Zulizza P H2A009022 6. M. Adibul Umam H2A009033 7. Nur Anita S H2A009037 8. Rido Muid R H2A009040 9. Andika Retno A H2A00805 FAKULTAS KEDOKTERAN

Glaukoma Akut.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Glaukoma Akut.docx

LAPORAN KASUS PASIEN GLAUKOMA AKUT SUDUT

TERTUTUP PRIMER

Disusun oleh :

1. Alaa Ulil H. H2A009001

2. Alditra Fauzy K R H2A009002

3. Bobby A H2A009007

4. Diphda Satria R H2A009015

5. Icha Zulizza P H2A009022

6. M. Adibul Umam H2A009033

7. Nur Anita S H2A009037

8. Rido Muid R H2A009040

9. Andika Retno A H2A00805

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2013

Page 2: Glaukoma Akut.docx

IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. Suparmi

Usia : 59 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Tembalang

No. Telp : -

Pekerjaan : Penjual ayam penyet

Pendidikan Tertinggi : SMA

No. RM : 123456

Tanggal MRS : 1 Mei 2013

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Rabu 1 Mei 2013 pukul 09.30 WIB

Keluhan Utama : Mata kanan cekot-cekot

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan mata kanan cekot-cekot sejak

seminggu yang lalu. Keluhan muncul secara tiba-tiba. Cekot-cekot dirasakan setiap

hari. Keluhan dirasakan bertambah saat bekerja, dan terasa lebih ringan apabila

dibuat tidur. Pasien juga mengeluhkan adanya mata merah, pusing cekot-cekot, mual

sejak 1 minggu yang lalu. Pasien menyangkal adanya lodok, nrocos, demam, rasa

mengganjal di mata sebelah kanan. Mata sebelah kiri tidak ada keluhan. Pasien

menggunakan obat tetes mata insto tapi tidak membaik.

Sejak 2 hari yang lalu penglihatan terasa semakin kabur, dan keluhan kepala

cekot-cekot, pusing , mual semakin bertambah. Pasien mengeluh bahwa keluhan tidak

berkurang walaupun sudah dibuat tidur. Pasien mengaku melihat seperti bayangan

pelangi disekitar lampu, mata terasa nyeri, namun tetap tidak ada lodok, tidak gatal,

dan tidak nrocos. Sampai sekarang diberi obat tetes mata dan panadol namun keluhan

dirasa tidak membaik.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit yang sama : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat DM : Tidak diketahui

Page 3: Glaukoma Akut.docx

Riwayat alergi obat : Disangkal

Riwayat trauma mata : Disangkal

Riwayat operasi mata : Disangkal

Pasien menggunakan kacamata saat membaca

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit yang sama dalam keluarga : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat DM : Disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien hidup sendiri, bekerja sebagai penjual penyet. Biaya pengobatan ditanggung

sendiri. Kesan sosial ekonomi cukup.

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 1 Mei 2013 pukul 09.30

Keadaan umum : Tampak kesakitan

Kesadaran : Compos Mentis GCS 15 E4M5V6

Vital sign

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit ( Reguler, isi dan tegangan kuat)

RR : 16x/menit

Suhu : 36,50C

Status Gizi

BB : 60 Kg

TB : 160 cm

BMI : 23,44

Kesan : Gizi Cukup

Status Generalis

Kulit : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar. Hiperpigmentasi (-),

spider angioma (-), ikterik (-).

Kepala : kesan mesocephal.

Page 4: Glaukoma Akut.docx

Hidung : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, nafas cuping hidung (-),

deformitas (-), septum deviasi (-), konka hiperemis (-), pembesaran

konka (-), sekret (-).

Telinga : warna kuliat sama dengan warna kulit sekitar, nyeri tekan aurikula

(-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), serumen (-/-),

MAE hiperemis (-/-), MAE terdapat massa (-/-), membrane timpani

intake (+/+).

Mulut : bibir kering (-), bibir pecah-pecah (-), sianosis (-), karies gigi (-),

stomatitis (-), lidah kotor (-), hiperemis (-), kripte melebar (-), uvula

hiperemis (-), uvula memanjang (-).

Leher : kulit seperti warna sekitar, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran

kelenjar getah bening (-), deviasi trakea (-), otot bantu pernafasan (-)

Thorax :

Jantung

Paru Dextra Sinistra

1. Inspeksi

Bentuk dada

Hemitorak

2. Palpasi

Stem fremitus

Nyeri tekan

Pelebaran ICS

3. Perkusi

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahan

Datar

Simetris dextra = sinistra

Simetris, statis, dinamis

Dextra = sinistra

(-)

(-)

Sonor di seluruh lapang

paru

Suara dasar vesikuler

(-)

Datar

Simetris dextra = sinistra

Simetris, statis, dinamis

Dextra = sinistra

(-)

(-)

Sonor di seluruh lapang

paru

Suara dasar vesikuler

(-)

Page 5: Glaukoma Akut.docx

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS v 2 cm medial linea midklavikularis sinistra

dan tidak melebar, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal

(-), sternal lift (-)

Perkusi :

batas kanan atas : ICS II linea parasternal dextra

batas kanan bawah : ICS IV linea Parasternal dextra

batas kiri atas : ICS II linea Parasternal sinistra

batas kiri bawah : ICS V 2 cm ke arah medial midclavikula

sinistra

pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra

KESAN : konfigurasi jantung Normal

Auskultasi : Reguler

Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.

Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)

Abdomen

Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, ascites (-), pekak hepar (+), tidak

terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra

Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba

Ektremitas

Superior Inferior

Akral dingin -/- -/-

Oedem -/- -/-

Sianosis -/- -/-

Ptekie -/- -/-

Gerakan +/+ +/+

Kekuatan 5/5/5 5/5/5

Page 6: Glaukoma Akut.docx

Tonus Normotoni Normotoni

Refleks Fisiologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks Patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Page 7: Glaukoma Akut.docx

Status Oftalmologis

Oculi Dextra Oculi Sinistra

1/6 Visus 6/6

Non Corection Koreksi Normal, tidak dikoreksi

LP menyempit Konfrontasi LP Normal

Kesan normal tidak buta

warna

Sensus Coloris Kesan normal tidak buta

warna

Ortophori, bebas melihat ke

segala arah

Parese / Paralysis Ortophori, bebas melihat ke

segala arah

Normal, rontok (-), trikiasis

(-), distikiasis (-), krusta (-)

Supercilia Normal, rontok (-),trikiasis

(-), distikiasis (-), krusta (-)

Menutup sempurna,

spasme (+), rima palpebra

menutup sempurna,

entropion (-), extropion (-)

Palpebra Superior Menutup sempurna, spasme

(-),rima palpebra menutup

sempurna, entropion (-),

extropion (-)

Menutup sempurna,

spasme (+), rima palpebra

menutup sempurna,

entropion (-), extropion (-)

Palpebra Inferior Hiperemis (-), anemis (-),

Spasme (-)

Hiperemis (-), anemis (-),

corpal (-), tanda radang (-),

sekret (-), ikterus (-)

Conjunctiva Palpebra Hiperemis (-), anemis (-),

corpal (-), tanda radang (-)

Mix injeksi, corpal (-),

massa (-), tanda radang (-),

pterigium (-), sekret (-),

edema (-), hiperemis (-),

ikterik (-), anemis (-)

Conjunctiva Bulbi Injeksi (-), corpal (-),massa

(-), tanda radang (-),

pterigium (-)

Sulit dinilai Conjunctiva Fornic Sulit dinilai

Ikterik (-), hiperemis (-)

corpal (-)

Sclera Ikterik (-), hiperemis (-)

corpal (-)

Udem (+) neovaskularisasi

(-) ulkus (-) infiltrat (-),

defek (-), corpal (-)

Cornea Jernih, Udem (-)

neovaskularisasi (-) ulkus

(-) infiltrat (-), corpal (-)

Page 8: Glaukoma Akut.docx

< ¼, jernih, tyndall efek (-) COA ¼, jernih, tyndall efek (-)

Kripte berkurang,

Neovaskularisasi (-), iris

tremulan (-),

Iris Neovaskularisasi (-), iris

tremulan (-), kripte tidak

melebar

anisokhor (Ø 5mm),

lonjong, sentral, reflek

direk dan reflek indirek

+N (↓),

Pupil anisokhor (Ø 3mm),

lonjong, sentral, reflek

direct/reflek indirek (+)

Sulit dinilai Lensa Jernih, kekeruhan (-)

(+) cemerlang Fundus Refleks (+) cemerlang

Jernih Corpus Vitreum Jernih

T dig N↑

Tonometer Schiotz 35

mmHg

Tensio Oculi T dig N

Tonometer Schiotz 23

mmHg

Tes anel (+) Normal Sistem Canalis Lacrimalis Tes anel (+) Normal

RESUME

Pasien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan mata kanan cekot-cekot sejak

seminggu yang lalu. Keluhan muncul secara tiba-tiba. Keluhan dirasakan bertambah

saat bekerja, dan terasa lebih ringan apabila dibuat tidur. Pasien juga mengeluhkan

adanya mata merah, cephalgia, nausea dan visus menurun sejak 1 minggu yang lalu.

Pasien menggunakan obat tetes mata insto tapi tidak membaik.

Sejak 2 hari yang lalu visus semakin menurun, cephalgia, nausea semakin

bertambah. Pasien mengeluh bahwa keluhan tidak berkurang walaupun sudah dibuat

tidur. Pasien mengaku melihat seperti bayangan halo saat melihat lampu, mata terasa

nyeri,. Sampai sekarang pemberian obat tetes mata dan panadol namun keluhan dirasa

tidak membaik.

Oculi dextra visus 1/6, lapang pandang menyempit, spasme palpebra , mix

injeksi konjungtiva bulbi, udem kornea (+), COA dangkal, pupil Ø 5mm anisokhor,

lonjong, sentral, reflek direk/ reflek indirek +N (↓), TIO T dig N↑ Tonometer Schiotz

35 mmHg. Oculi sinistra Tonometer Schiotz 23 mmHg

DIAGNOSIS BANDING

- Glaukoma Akut Sudut Tertutup Primer

Page 9: Glaukoma Akut.docx

- Glaukoma Akut Sudut Tertutup Sekunder

INITIAL PLAN

Suspek Glaukoma Akut Sudut Tertutup Primer

IpDx

Subyektif : -

Obyektif : Gula darah

IpTx

Timolol Meleat 0,5% tetes mata 2x1

Asetazolamid 250 mg 3x1

Rujuk ke SpM

IpMx

Monitoring gejala

IpEx

Penjelasan tentang glaukoma akut sudut tertutup pada pasien dan

keluarganya.

Meminta pada keluarga untuk mengingatkan pasien minum obat,

membantu proses pengobatan.

Meminta pasien untuk tidak mengucek mata yang sakit.

Istirahat yang cukup.

PROGNOSIS

Quo ad Vitam : ad Bonam

Quo ad visam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Quo ad cosmeticam : ad bonam

PEMBAHASAN

Page 10: Glaukoma Akut.docx

Anatomi Humor Aquos

Bola mata orang dewasa hampir mendekati bulat, dengan diameter anteroposterior

sekitar 24,5 mm. Bola mata terdiri dari konjungtiva, kapsula tenon, sklera dan episklera,

kornea, uvea, lensa, humor akueus, retina, dan vitreus.

Fisiologi humor akueus (Aqueous Humour)

Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior

mata, diproduksi di korpus siliaris. Volumenya sekitar 250 uL, dengan kecepatan

pembentukan sekitar 1,5-2 uL/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi dari plasma.

Komposisi mirip plasma, kecuali kandungan konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat lebih

tinggi dan protein, urea, dan glukosa lebih rendah. Setelah memasuki kamera posterior,

melalui pupil akan masuk ke kamera anterior dan kemudian ke perifer menuju sudut kamera

anterior.

Jalinan/jala trabekular terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang

dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori

semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui

insersinya kedalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut

sehingga kecepatan drainase humor juga meningkat. Aliran aqueous humor ke dalam kanalis

Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transeluler siklik di lapisan

endothel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm (sekitar 30 sluran pengumpul dan 12 vena

Gambar 1 : Anatomi Bola mata

Page 11: Glaukoma Akut.docx

akueus) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil Aqueous humor keluar

dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sclera (aliran uveosklera). Resistensi

utama terhadap aliran Aqueous humor dari kamera anterior adalah lapisan endothel saluran

Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular di dekatnya, bukan dari sistem pengumpul

vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera menentukan besar minimum tekanan

intraokuler yang dicapai oleh terapi medis.

Sudut kamera okuli anterior memiliki peran penting dalam drainase aqueous humor.

Sudut ini dibentuk oleh pangkal iris, bagian depan badan siliaris, taji skleral, jalinan

trabekular dan garis Schwalbe (bagian ujung membrane descement kornea yang prominen).

Lebar sudut ini berbeda pada setiap orang, dan memiliki peranan yang besar dalam

menentukan patomekanisme tipe glaukoma yang berbeda-beda. Struktur sudut ini dapat

dilihat dengan pemeriksaan gonioskopi. Hasilnya dibuat dalam bentuk grading, dan sistem

yang paling sering digunakan adalah sisten grading Shaffer.

Berikut merupakan table 1, yang menunjukkan grading sistem Shaffer3

Grade Lebar sudut Konfigurasi Kesempatan

untuk menutup

Struktur pada

Gonioskopi

IV 35-45 Terbuka lebar Nihil SL, TM, SS,

CBB

III 20-35 Terbuka Nihil SL, TM, SS

II 20 Sempit Mungkin SL, TM

Gambar 2 : Sudut Kamera Okuli Anterior

Page 12: Glaukoma Akut.docx

(moderate)

I 10 Sangat sempit Tinggi Hanya SL

0 0 Tertutup Tertutup tidak tampak

struktur

Keterangan :

SL : Schwalbe’s line, TM : trabecular meshwork, SS : scleral spur, CBB : ciliary body band.

Sistem aliran drainase aqueous humor, terdiri dari jalinan trabekular, kanal Schlemm,

jembatan pengumpul, vena-vena aqueous dan vena episkleral. Adapun jalinan trabekular

terdiri dari tiga bagian yakni jalinan uveal, korneoskleral, dan jukstakalanikular. Jalinan uveal

merupakan jalinan paling dalam dan meluas dari pangkal iris dan badan siliaris sampai garis

Schwalbe. Jalinan korneoskleral membentuk bagian tengah yang lebar dan meluas dari taji

skleral sampai dinding lateral sulkus skleral. Jalinan jukstakanalikular membentuk bagian

luar, dan terdiri dari lapisan jaringan konektif. Bagian ini merupakan bagian sempit

trabekular yang menghubungkan jalinan korneoskleral dengan kanal Schlemm. Sebenarnya

lapisan endotel luar jalinan jukstakanalikular berisi dinding dalam kanal Schlemm yang

berfungsi mengalirkan aqueous ke luar.

Kanal Schlemm merupakan suatu saluran yang dilapisi endothel, tampak melingkar

pada sulkus skleral. Sel-sel endotel pada dinding dalam ireguler, berbentuk spindle, dan

terdiri dari vakuol-vakuol besar. Pada dinding bagian luar terdapat sel-sel otot datar datar dan

mempunyai pembukaan saluran pengumpul.7

Saluran pengumpul disebut juga pembuluh aqueous intraskleral, jumlahnya sekitar

25-35, meninggalkan kanal Schlemm pada sudut oblik dan berakhir di vena-vena episkleral.

Vena ini dibagi menjadi dua sistem. Sistem langsung, yakni dimana pembuluh besar melalui

jalur pendek intraskleral dan langsung ke vena episkleral. Sedangkan saluran pengumpul

yang kecil, sebelum ke vena episkleral, terlebih dahulu membentuk pleksus intraskleral.

Page 13: Glaukoma Akut.docx

Sistem drainase aqueous humor terdiri dari dua jalur, yakni jalur trabekular

(konvensional) dan jalur uveoskleral. Jalur drainase terbanyak adalah trabekular yakni sekitar

90% sedangkan melalui jalur uveoskleral hanya sekitar 10%. Pada jalur trabekular, aliran

aqueous akan melalui kamera posterior, kamera anterior, menuju kanal Schlemm dan

berakhir pada vena episkleral. Sedangkan jalur uveoskleral, aqueous akan masuk ke ruang

suprakoroidal dan dialirkan ke vena-vena pada badan siliaris, koroid dan sclera.

Gambar 3 : Arah Aliran Humour

Gambar 4 : drainase aqueous humor Akueus

Page 14: Glaukoma Akut.docx

GLAUKOMA

Definisi

Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebirauan, yang

memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma

ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya

lapang pandang.1 Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata

meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan

fungsi penglihatan. (Gambar 1)

Gambar 1. Glaukoma

(Dikutip dari kepustakaan 3)

Glaukoma secara umum dibedakan menjadi gloukoma sudut terbuka dan gloukoma

sudut tertutup. Glaukoma sudut tetutup merupakan peningkatan Tekanan2 Intara Okuler

(TIO) yang disebabkan tertutupnya sudut aliran keluar humor akuos. Aposisi iris perifer

terhadap trabekulum menghambat aliran keluar humor akuos. Jika sudut tersebut terbuka TIO

normal sedangkan saat sudut tersebut tertutup TIO menigkat.

Klasifikasi

Berdasarkan gangguan aliran humor akuos, glaukoma diklasifikasikan menjadi

glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Sedangkan berdasarkan adanya

keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okuler (TIO), glaukoma

dibedakan menjadi glaukoma primer dan sekunder.

Patofisiologi

Page 15: Glaukoma Akut.docx

Humor akuos di produksi oleh badan siliaris dan mengalir kedalam Camera Oculi

Posterior (COP), yang mengalir di antara permukaan iris posterior dan lensa, di sekitar tepi

pupil, dan selanjutnya masuk ke Camera Oculi Anterior (COA). Humor akuos keluar dari

COA pada sudut COA yang dibentuk oleh dasar iris dan kornea perifer, selanjutnya mengalir

melalui trabekulum dan masuk ke kanal Schlemm. Melalui collector channels, humor akuos

masuk ke dalam vena episklera dan bercampur dengan darah. (Gambar 2)

Gambar 2. Fisiologi aliran akuos humor

(Dikutip dari kepustakaan 7)

Tekanan intra okuler (TIO) merupakan keseimbangan antara kecepatan pembentukan

humor akuos dengan resistensi aliran kasus keluarnya dari COA pada sebagian besar kasus

gloukoma, lebih banyak disebabkan karena abnormalitas aliran keluar humor akuos dari COA

dibandingkan peningkatan produksi humor akuos.

Patofisiologi dari glaukoma sudut tertutup dengan block pupil meliputi faktor-faktor

yaitu aposisi lensa dan iris yang mengakibatkan pencembungan iris perifer dan predisposisi

anatomi mata yang menyebabkan bagian anterior iris perifer menyumbat trabekulum.

Patofisiologi glaukoma sudut tertutup tanpa block pupil terjadi melalui 2 mekanisme yaitu

mekanisme penarikan anterior dan posterior. Pada penarikan anterior, iris perifer ditarik ke

arah depan menutup trabekulum karena kontraksi membrane eksudat inflamasi atau serat

fibrin. Pada mekanisme penarikan posterior iris perifer mencembung kearah depan karena

lensa vitreus atau badan siliaris. Gambar 3. Patofisiologi glaukoma sudut tertutup primer

Page 16: Glaukoma Akut.docx

(Dikutip dari kepustakaan 7)

Gambaran Klinis

Pada glaukoma akut tertutup, ditemukan mata merah dengan penglihatan turun

mendadak, tekanan intraokuler meningkat mendadak, nyeri yang hebat, melihat halo di

sekitar lampu yang dilihat, terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah. Mata

menunjukkan tanda-tanda peradangan dengan kelopak mata bengkak, kornea suram dan

edem, iris sembab meradang, pupil melembar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat, papil

saraf optic hiperemis. Riwayat penyakit yang akurat pada glaukoma dusut tertitup akut terjadi

selama beberapa minggu atau bulan sebelum serangan akut yang berat, yaitu episode nyeri

dan kabur yang sembuh sendiri, berlangsung selama beberapa jam tiap episode serangan,

frekuensi serangan makin meningkat sampai timbulnya serangan akut yang berat.

Diagnosis Banding

Page 17: Glaukoma Akut.docx

Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut, adalah segera menghentikan

serangan akut dengan obat-obatan, melakukan iridektomi perifer sebagai terapi definitif,

melindungi mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan akut, dan menangani

sekuele jangka panjang akibat serangan serta jenis tindakan yang dilakukan. Pertolongan

pertama adalah menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan serentak obat-obatan, yaitu

asetazolamid HCl 500 mg, KCl 0,5 gr 3x/hari, timolol 0,5% 2 x 1 tetes/hari, tetes mata

kombinasi kortikosteroid + antibiotika 4-6 x 1 tetes/hari, dan terapi simtomatik.

Komplikasi

1. Sinekia Anterior Perifer

Iris perifer melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran humour akueus

2. Katarak

Lensa kadang-kadang membengkak, dan bisa terjadi katarak. Lensa yang

membengkak mendorong iris lebih jauh ke depan yang akan menambah hambatan pupil dan

pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut.

3. Atrofi Retina dan Saraf Optik

Daya tahan unsur-unsur saraf mata terhadap tekanan intraokular yang tinggi adalah

buruk. Terjadi gaung glaukoma pada papil optik dan atrofi retina, terutama pada lapisan sel-

sel ganglion.

4. Glaukoma Absolut

Tahap akhir glaukoma sudut tertutup yang tidak terkendali adalah glaukoma absolut.

Mata terasa seperti batu, buta dan sering terasa sangat sakit. Keadaan semacam ini

memerlukan enukleasi atau suntikan alkohol retrobulbar.

ASETAZOLAMID

Merupakan obat golongan PKA obat ini memblok enzim karbonik anhidrase secara

reversibel pada badan siliar sehingga mensupresi produksi cairan akuos Cairan akuos kaya

akan natrium dan ion bikarbonat yang hiperosmotik dibandingkan plasma Air ditarik ke bilik

mata belakang sebagai akibat proses osmosis dan terjadi dilusi pada konsentrasi tinggi

bikarbonat. Ketika diberikan secara oral, konsentrasi puncak pada plasma diperoleh dalam 2

jam, bertahan 4-6 jam dan menurun secara cepat karena ekskresi pada urin. Tersedia dalam

bentuk tablet dan kapsul dengan dosis umum 125 - 250 mg empat kali sehari. Efek

Page 18: Glaukoma Akut.docx

asetazolamid dapat diperpanjang dengan sediaan dalam bentuk granul yang terlapis dan

menggunakan sistem pemberian pompa osmotik

Indikasi: Digunakan sebagai monoterapi atau sebagai pengobatan tambahan pada

glaukoma simpel kronik, glaukoma sekunder, preoperasi dan glaukoma sudut tertutup akut

ketika penundaan operasi membutuhkan penurunan TIO

Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap sediaan, sensitivitas silang antara antibakteri

sulfonamid clan diuretik derivat sulfonamid. Pasien dengan penyakit respirasi perlu mendapat

perhatian lebih karena kemungkinan efek asidosis respirasi (pada penggunaan sistemik). Juga

pada penderita dengan kadar serum natrium dan kalium yang menurun, gangguan ginjal dan

hati serta insufisiensi adrenokortikal

Dosis: Tersedia dalam bentuk tablet 125 mg, 250 mg dan kapsul lepas lambat 500 mg,

dalam bentuk serbuk untuk penggunaan suntikan iv 500 mg per vial. Dosis yang dianjurkan

untuk memperoleh efek yang mendekati maksimum adalah pemberian asetazolamid oral 250

mg setiap 6 jam (untuk dewasa). Pada anak dosis orang adalah 10-15 mg/kg/hari dibagi

dalam pemberian setiap 6 - 8 jam. Kapsul 500 mg asetazolamid lepas lambat diberikan setiap

12 jam

Efek samping: Malaise, rasa logam, kelelahan, depresi, anoreksi clan penurunan berat

badan, penurunan libido, mual, muntah, hematuri, glikosuria, peningkatan diuresis,

insufisiensi hat], mengantuk, linglung, nyeri kepala, parestesia ekstremitas, neropati perifer,

miopia sementara, urikaria, gatal, asidosis metabolik, diskrasia darah clan reaksi hipersensitif.

TIMOLOL MELEAT

Timolol merupakan salah satu penyekat beta yang paling umum digunakan sampai

saat ini. Merupakan obat yang digunakan sebagai pembanding pada penelitian klinis terhadap

obat antiglaukoma baru. Timolol menginhibisi aktivitas β1 dan β2.

Mekanisme kerja: Merupakan penyekat beta non selektif yang memiliki efek

menurunkan tekanan terutama karena menurunkan produksi akuos dengan memblok reseptor

beta-2 dalam prosesus siliaris. Timolol dapat beketja secara langsung pada epitel siliaris

untuk memblok transport aktif atau ultrafiltrasi.

Indikasi: Pada glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder sebagai terapi inisial baik

secara tunggal atau kombinasi dengan miotik. Indikasi lain adalah glaukoma inflamasi,

Page 19: Glaukoma Akut.docx

glaukoma sudut tertutup primer dan sekunder kronik, hipertensi okular dan glaukoma pada

anak.

Kontraindikasi: Alergi obat dan kondisi lain seperti yang terjadi pada terapi penyekat

beta lain.

Dosis: Digunakan satu tetes larutan 0.25 % atau 0.5 % dua kali sehari dan waktu

kerjanya berlangsung lebih dari 7 jam. Tersedia pula bentuk gel dengan konsentrasi 0.25 °o

dan 0_5 %. bentuk hemi-hidrat dalam konsentrasi 0.25 % dan 0.5 % dan bentuk larutan gel

(gel forming solution).

Efek Samping: Efek samping topikal berupa iritasi okular, kongjungtivitis, blefaritis,

keratitis, penurunan sensitivitas kornea, gangguan penglihatan termasuk perubahan refraksi,

keratopati pungtata supertisial, gejala mata kering, diplopia clan ptosis. Toksisitas sistemik

timolol topikal lebih sering terjadi dibandingkan dengan toksisitas lokal dan dapat

mempengaruhi sistem pulmonal, kardiak dan sistem saraf seperti bronkospasme, bradikardia,

hipotensi, sinkop, aritmia, gagal jantung kongestif, infark miokard, blok jantung, iskemia

serebral, palpitasi, henti jantung, dispnea, gagal nafas, nyeri kepala, kelelahan, depresi,

ansietas, letargi, halusinasi, kebingungan, reaksi hipersensitif, disfungsi seksual, hipokalemia,

mulut kering dan perubahan tingkah laku. Timolol maleat bentuk larutan gel adalah formulasi

baru dari timolol. Sediaan ini merupakan polisakarida anionik. Ketika bereaksi dengan kation

di lapisan film, terbentuk produk gel yang memungkinkan obat untuk tetap berada di mata

dalam waktu yang lama. Dosisnya satu kaii sehari dan memiiiici iceuntungan putensial pada

peningkatan kepatuhan, mengurangi biaya pengobatan dan absorpsi sistemik yang sedikit.

Page 20: Glaukoma Akut.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas s. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit FKUI, 2008.212

2. American Health Asisstance Foundation. How The Build Up of Aqueous Humor Can

Damage The Optic Nerve 2000; http://www.ahaf.org/glaucoma/about/understanding/buil-up-

of-aqueous.html [diakses tanggal 10 Oktober 2008]

3. Anonim. Glaukoma 2004; http://www.medicastore.com [diakses 20 April 2006]

4. Epstein DL. Chandler and Grant’s Glaucoma. 3rd ed. Philadelphia: Lea & Febiger,

1986.211-42.

5. Epstein DL, pavan-langston D. Glaucoma In: Pavan-Langston D, editors. Manual of

Ocular Diagnosis and Theraphy. 2nd ed. Boston: little, Brown and Company, 1980. 201-3.

6. Stamper RL, Lieberman MF, drake MV. Angle-Closure Glaucoma With Pupillary Block

In: Diagnosis and Theraphy of The Glaucomas. 7th ed. New York: Mosby, 217.

Page 21: Glaukoma Akut.docx

7. Burt K, Freeman S, Jeanbart L, Tee L, Santos M. Glaucoma 2006.

http://www.suncoastretina.com [diakses tanggal 10 Oktober 2008] .

8. Ilyas s. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyait Mata. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2005. 97-101.

9. Vaughan DG, Asbury T, Riodan P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika,

2000. 232- 33.

10. International Council of Ophthalmology. Glaucoma: Acute Closed-Angle Glaucoma

2008. http://www.icoph.org/med/glaucoma/glaucoma01.html [diakses tanggal 10 Oktober

2008]

11. http://phoenixvilleeyecare.com/ptinfoglaucoma3.shtml [diakses tanggal 10 Oktober 2008]

12. Gondhowiardjo TD, Simanjuntak GWS. Panduan Manajemen Klinis PERDAMI. Jakarta:

PP PERDAMI, 2006. 39.

13. kanski JJ. The Galucomas In Clinical Opthalmology: A Systematic Approach. 3rd

Edition. Oxford: Butterwoth-Heinemann Ltd, 1994.235.