14
PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) A. KONSEP DAS AR PENYAKIT 1. PENGERTIAN Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang bersifat progresif dan ir reve rs ib le di ma na ke ma mp ua n tu bu h ga ga l un tuk me mper taha nk an metabo lisme dan kesei mbang an cairan dan elektr olit sehin gga terjadi uremi a (Smeltzer & Bare, 2002). Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 ml/menit (Suyono et al , 2001). Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible (Mansjoer, 2001). Gambar 1. Ginjal 2. ETIOLOGI Glomerulonefritis (peradangan) Pielonefritis kronis (infeksi saluran kemih)  Nefrosklerosis Sindroma Nefrotik 1 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

GGK LENGKAP

Embed Size (px)

Citation preview

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 1/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PENGERTIAN

• Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang bersifat progresif dan

irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia

(Smeltzer & Bare, 2002).

• Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh penurunan

fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, hal ini terjadi bila

laju filtrasi glomerular kurang dari 50 ml/menit (Suyono et al , 2001).

• Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan

irreversible (Mansjoer, 2001).

Gambar 1. Ginjal

2. ETIOLOGI

• Glomerulonefritis (peradangan)

• Pielonefritis kronis (infeksi saluran kemih)

•  Nefrosklerosis

Sindroma Nefrotik 

1 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 2/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

• Tumor Ginjal

• Glomerulouropati

• Uropati obstruktif 

• Hipoplasia renal

• Displasia

• Penyakit ginjal polikistik 

•  Neuropatik kongenital

• Trauma ginjal yang hebat

• Penyakit metabolik (DM, hiperparatiroidisme)

(Smeltzer & Bare, 2002; Mansjoer, 2001)

3. EPIDEMIOLOGI

GGK merupakan salah satu rangkaian penyakit metabolik yang menempati

urutan ketiga terbanyak di dunia setelah penyakit kardiovaskuler dan diabetes

mellitus. Insiden GGK di dunia adalah 18,5 per 1 juta jiwa. Glomerulonefritis adalah

 penyebab utama terjadinya GGK yang didapat pada sebagian besar penderita GGK di

dunia (Suyono et al , 2001).

4. PATOFISIOLOGI

Ginjal mempunyai kemampuan nyata untuk mengkompensasi kehilangan nefron

yang persisten yang terjadi pada gagal ginjal kronik. Jika angka filtrasi glomerolus

menurun menjadi 5-20 ml/menit/1,73 m2, kapasitas ini mulai gagal. Hal ini

menimbulkan berbagai masalah biokimia berhubungan dengan bahan utama yang

ditangani ginjal.

Ketidakseimbangan natrium dan cairan terjadi karena ketidakmampuan ginjal

untuk memekatkan urin. Hiperkalemia terjadi akibat penurunan sekresi kalium.

Asidosis metabolik terjadi karena kerusakan reabsorbsi bikarbonat dan kegagalan

ekskresi ion hidrogen ke lumen tubulus. Demineralisasi tulang dan gangguan

 pertumbuhan terjadi akibat sekresi hormon paratiroid, peningkatan fosfat plasma

(penurunan kalsium serum, asidosis) menyebabkan pelepasan kalsium dan fosfat ke

dalam aliran darah dan gangguan penyerapan kalsium usus. Anemia terjadi karena

2 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 3/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

gangguan produksi sel darah merah, penurunan rentang hidup sel darah merah,

  peningkatan kecenderungan perdarahan (akibat kerusakan fungsi trombosit).

Perubahan pertumbuhan berhubungan dengan perubahan nutrisi dan berbagai proses

 biokimia (Suyono et al, 2001; Smeltzer & Bare, 2002)

5. MANIFESTASI KLINIK 

Meskipun gejala yang dialami pasien bervariasi berdasarkan proses penyakit

yang berbeda - beda, gejala paling umum yang berhubungan dengan GGK adalah

sebagai berikut :

1. Ketidakseimbangan cairana. Kelebihan cairan : edema, hipertensi, gagal jantung kongestif 

 b. Penipisan volume vaskuler : poliuria, penurunan asupan cairan, dehidrasi, membran

kering.

2. Ketidakseimbangan elektrolit

a. Hiperkalemia : gangguan irama jantung, disfungsi miokardial

 b. Hipernatremia : haus, stupor, takikardia, penurunan tingkat kesadaran

c. Hiperfosfatemia : iritabilitas, depresi, kram otot, parastesia, tetanus

3. Ensefalopati dan neuropati uremik 

a. Gatal gatal

 b. Kram dan kelemahan otot

c. Bicara tidak jelas

d. Parastesia telapak tangan dan telapak kaki

e. Konsentrasi buruk 

f. Mengantuk 

g. Tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial

h. Koma

i. Kejang

4. Asidosis : takipnea

5. Anemia dan disfungsi sel darah

a. Pucat

 b. Kelemahan

c. Perdarahan

3 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 4/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

6. Disfungsi pertumbuhan

a. Pertumbuhan tulang yang abnormal

 b. Perkembangan seksual yang terhambat

c. Malnutrisi

d. Selera makan buruk 

e. Nyeri tulang

(Suyono et al , 2001; Doenges, E Marilynn, 2002)

Gambar 2. Pitting Edema

6. KLASIFIKASI

Gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi 4 stadium yang didasarkan pada tingkat GFR 

yang tersisa :

1. Penurunan cadangan ginjal

Terjadi apabila GFR turun 50% dari normal, tetapi tidak ada akumulasi sisa

metabolic. Nefron yang sehat mengkompensasi nefron yang sudah rusak dan

 penurunan kemampuan mengkonsentrasi urin, menyebabkan nocturia dan poliuri.

Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi.

2. Insufisiensi ginjal

Terjadi bila GFR menurun menjadi 20-35% dari normal. Nefron-nefron yang

tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang

diterima. Mulai terjadi akumulasi sisa metabolik dalam darah karena nefron yang

sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan respon terhadap diuretic

4 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 5/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

menyebabkan oliguri, oedema. Derajat insuffisiensi dibagi menjadi ringan, sedang

dan berat, tergantung dari GFR sehingga perlu pengobatan medis.

3. Gagal ginjal

Terjadi bila GFR kurang dari 20% normal

4. Penyakit gagal ginjal stadium akhir

Bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional

yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus.

Akumulasi sisa metabolik dalam jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin dalam

darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankan homeostatis dan

 pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal (Smeltzer & Bare, 2002).

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  

1. Tes darah

BUN dan kreatinin serum meningkat

Kalium serum meningkat

 Natrium serum meningkat

Kalsium serum menurun, fosfor serum meningkat, PH serum dan HCO3 menurun

Hb, Ht, trombosit menurun

Asam urat meningkat

2. Tes urin

Urinalisis

Elektrolit urin, osmolalitas dan berat jenis

Urin 24 jam

3. EKG perubahan-perubahan yang berhubungan dengan

ketidakseimbangan elektrolit dan gagal jantung.

4. Sinar-X dada dan abdomen perubahan-perubahan yang

 berhubunagn denga retensi cairan

5. Prosedur diagnostik  

Biopsi ginjal

Pemindaian ginjal

Ultrasound ginjal

5 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 6/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

MRI(magnetic resonance imiging), computed axial tomography (CAT) scan

Sistouretrogram berkemih

(Doenges, E Marilynn, 2002; FK UI, 2006)

8. PENATALAKSANAAN

1. Stabilkan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Dukung fungsi kardiovaskuler  

3. Cegah infeksi

4. Tingkatkan status nutrisi

5. Kendalikan perdarahan dan anemia

6. Lakukan dialisis

7. Transplantasi ginjal

(Suyono et al , 2001)

Gambar 3. Hemodialisis

9. KOMPLIKASI

• Hiperkalemia

• Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponade jantung

• Hipertensi

• Anemia

• Penyakit tulang

(Smeltzer & Bare, 2002)

6 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 7/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

10. PROGNOSIS

Dialisis dan transplantasi merupakan satu-satunya terapi definitif bagi pasien yang

mengalami penyakit ginjal stadium akhir. Meskipun dapat hidup dengan dialisis, tetapi

cara ini bukan solusi yang ideal untuk jangka panjang. Komplikasinya meliputi infeksi

 pada tempat akses pembuluh darah, dan gangguan kehidupan sosial yang normal.

Untuk transplantasi ginjal, The North American Renal Transplantation Report of the

Transplant Cooperative Study melaporkan tingkat keberhasilan pencangkokan 90% dalam

tempo 1 tahun dan 74% dalam tempo 6 tahun untuk ginjal donor hidup, dan 80% dalam

tempo 1 tahun dan 58% dalam tempo 6 tahun untuk ginjal cadaver (Suyono et al , 2001)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien

Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,

suku bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan

dan alamat.

7 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 8/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

 b. Riwayat penyakit terdahulu

Kemungkinan yang muncul pada riwayat kesehatan terdahulu pada pasien dengan

gagal ginjal kronis antara lain Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nefrosklerosis,

Sindroma Nefrotik, Tumor Ginjal dll.

c. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama

Kaji keluhan yang biasa muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronis.

d. Riwayat penyakit keluarga

Kaji apakah di keluarga pasien ada yang pernah mengalami gagal ginjal kronis

atau kelainan ginjal lainnya.e. Aktivitas/Istirahat

Gejala : kelelahan ekstrim, kelemahan, malaise

Tanda : gangguan tidur, kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang

gerak.

f. Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi lama atau berat, nyeri dada (angina)

Tanda : hipertensi, DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki,

telapak, tanga, disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi ortostatik 

menunjukan hipovolemia yang jarang pada penyakit tahap akhir, friction rub

  perikardial, (respon terhadap akumulasi sisa), pucat; kulit coklat kehijauan,

kuning, kecendrungan perdarahan.

g. Integritas ego

Gejala : faktor stres (ex: financial, hubungan dll), perasaan tak berdaya, tak ada

harapan, tak ada kekuatan.

Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan

kepribadian.

h. Eliminasi

Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguia, anuria(gagal tahap lanjut), abdomen

kembung, diare atau konstipasi.

Tanda : perubahan warna urine, oliguria dapat juga menjadi anuria.

i. Makanan / cairan

8 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 9/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

Gejala : peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi), anoreksia,

nyeri ulu hati, mual/muntah, bau tak sedap pada mulut (pernapasan amonia)

Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati, perubahan turgor kulit, edema,

ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah, penurunan otot, penurunan lemak subkutan,

 penampilan tak bertenaga.

 j. Neurosensori

Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, sindrom ”kaki gelisah”, kebas

rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan khususnya ekstremitas

 bawah.

Tanda : gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor,

koma, penurunan DTR, rambut tipis, kuku rapuh.

k. Nyeri / kenyamanan

Gejala: nyeri panggul, sakit kepala, kram otot (memburuk saat malam hari)

Tanda: prilaku berhati hati, gelisah

l. Pernapasan

Gejala : napas pendek, dispnea, batuk dengan atau tanpa sputum kental dan

 banyak.

Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuansi atau kedalaman, batuk produktif 

dengan sputum merah muda encer (edema paru)

m. Keamanan

Gejala : kulit gatal, ada/berulangnya infeksi

Tanda : pruritus, demam, petekie, area ekimosis pada kulit, keterbatasan gerak 

sendi

n. Interaksi sosial

Gejala : tak mampu bekerja atau melakukan kegiatan seperti biasanya

o. Penyuluhan / pembelajaran

Gejala : kaji tentang pengetahuan pasien dan atau keluarga tentang pengetahuan

 bahwa penyakit GGK dapat disebabkan karena DM, penyakit polikistik, nefritis

herediter, kalkulus urinaria, malignansi, riwayat terpajan toksik, penggunaan

antibiotik nefrotoksik saat ini/berulang.

9 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 10/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan napas

 pendek, RR >24 kali/menit, penggunaan otot-otot bantu pernafasan.

• PK Hiperkalemia ditandai dengan irama jantung irreguler, disritmia, kegagalan

kontrol mekanisme kontraksi otot, kejang.

• Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan mekanisme pengaturan yang

melemah ditandai dengan edema, peningkatan berat badan (berat badan basah),

 peningkatan tekanan darah.

• Risiko cedera berhubungan dengan akumulasi elektrolit dan produk sampah.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx. 1 : Pola Nafas Tidak Efektif b/d hiperventilasi ditandai dengan

pasien mengeluh sesak, napas pendek, RR >24 kali/menit,

penggunaan otot-otot bantu pernafasan.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …. x …. menit,

diharapkan pola nafas klien kembali efektif 

Kriteria Hasil :

• Pasien melaporkan sesak nafasnya berkurang

• Takipnea dan bradipnea tidak ada

• Pengembangan dada simetris antara yang kanan dan kiri

• Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan

• Tidak ada retraksi dinding dada

• Tanda - tanda vital dalam batas normal

• TD : 110 - 140 / 60-90 mmHg

•  Nadi : 60 - 100 x / menit

• RR : 16 - 24x / menit

• Suhu : 36,5 - 37,50C

No Intervensi Rasional

1. Pantau ketat tanda -tanda Perubahan tanda vital

10 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 11/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

vital terutama frekuensi

 pernafasan

khususnya pernafasan seperti

takipnea, takikardia, dan

 perubahan pada tekanan darah

dapat terjadi dengan semakin

 beratnya keadaan hipoksemia

yang dialami

2. Monitor usaha dan fungsi

respirasi klien, termasuk 

di dalamnya penggunaan

otot bantu pernafasan,

retraksi dinding dada,

serta kesimetrisan

 pengembangan dada.

Pengembangan dada sama

dengan ekspansi paru.

Pemantauan usaha nafas, adanya

retraksi dinding dada, dan

 pemantauan adanya penggunaan

otot bantu pernafasan sangtlah

  penting untuk menentukan

intervensi secepatnya jika terjadi

masalah dalam pernafasan

3. Berikan posisi semi

fowler jika tidak ada

kontraindikasi

Pemberian posisi yang nyaman

  pada pasien dapat mengurangi

sesak nafas, meningkatkan

 proses inspirasi maksimal, dan

meningkatkan ekspansi paru

serta ventilasi.

4. Patenkan jalan nafas Memudahkan aliran udara untuk 

masuk ke saluran pernafasan

  pada fase inspirasi dan keluar 

dari saluran pernafasan pada

fase ekspirasi

5. Evaluasi respon verbal

klien mengenai sesak 

yang dirasakan berkaitan

dengan intervensi yang

telah diberikan.

Identifikasi keefektifan terapi

yang telah diberikan

6. Kolaborasi : Berikan O2

sesuai indikasi

Membantu memenuhi kebutuhan

O2 pasien

11 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 12/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

Dx. 2 : PK Hiperkalemia

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …. x 24 jam,

diharapkan perawat dapat meminimalisasi hiperkalemia pada pasien

Kriteria Hasil:

• Kalium serum dalam batas normal (3,5 - 5,5 mEq/L)

• Iram jantung regular, teratur 

• Tidak terjadi kejang

No. Intervensi Rasional1 Identifikasi pasien berisiko /

  penyebab hiperkalemia. Mis :

masukan berlebihan dari

kalium/penurunan ekskresi.

Mempengaruhi pilihan intervensi.

Identifikasi dini dan pengobatan

dapat mencegah komplikasi.

2 Identifikasi / hentikan sumber diet

kalium

Memudahkan penurunan kadar 

kalium.

3 Bantu dengan latihan gerak aktif /

 pasif.

Memperbaiki tonus otot.

4 Dorong periode istirahat sering,

  bantu aktivitas perawatan sesuai

indikasi.

Kelemahan otot umum menurunkan

toleransi aktivitas.

5 Tinjau ulang obat aturan obat untuk 

obat yang mengandung /

mempengaruhi ekskresi kalium.

Memerlukan pemantauan kadar 

kalium regular dan penggantian

  pilihan obat dalam hal

dosis/frekuensi.

6 Kolaborasi : Pantau hasil

laboratorium mis: kalium serum,

BUN.

Mengevaluasi kebutuhan /

keefektifan terapi.

Dx. 3 : Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan

mekanisme pengaturan ginjal yang melemah ditandai dengan

edema, peningkatan berat badan (BB basah), peningkatan

tekanan darah

12 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 13/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …. x 24 jam,

diharapkan volume cairan tubuh pasien seimbang

Kriteria Hasil:

• Edema berkurang

• Berat badan menurun (berat badan kering)

• TD dalam batas normal (110 - 140 / 60-90 mmHg)

No Intervensi Rasional

1 Auskultasi suara napas pasien Kelebihan cairan dapat menimbulkan

edema paru dan GJK dibuktikan olehterjadinya bunyi napas tambahan

2 Pantau TTV pasien Takikardi dan hipertensi terjadi karena

 perubahan fase oliguri gagal ginjal

3 Kolaborasi batasi pemasukan peroral dan

IV

Manejemen cairan diukur untuk 

menggatikan pengeluaran dari semua

sumber ditambah perkiraan kehilangan

yang tidak tampak 

4 Kolaborasi pemberian diuretik Untuk melebarkan lumen tubular dari

debris, menurunkan hiperkalemia, dan

meningkatkan volume urin adekuat

5 Kolaborasi pemeriksaan SE (serum

Elektrolit)

Mengetahui perkembangan elektrolit

serum sehingga memudahkan dalam

 penanganan selanjutnya

Dx. 4 : Risiko cedera berhubungan dengan akumulasi elektrolit dan produk 

sampah

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …. x 24 jam, diharapkan tidak 

terjadi cedera pada pasien

No Intervensi Rasional

1 Amati tanda-tanda adanya akumulasi

  produk sampah (hiperkalemia,

hiperfosfatemia, uremia)

Untuk memastikan terapi yang cepat dan

tepat

13 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik

5/12/2018 GGK LENGKAP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ggk-lengkap 14/14

 

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2011

2 Berikan diet rendah protein, kalium,

natrium dan fosfor.

Untuk menurunkan kebutuhan ekskresi

 pada ginjal

3 Kolaborasi pelaksanaan dialisis Untuk mempertahankan fungsi ekskresi

4. IMPLEMENTASI

Disesuaikan dengan rencana intervensi keperawatan yang telah disusun.

5. EVALUASI

Evaluasi dilakukan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi

dilakukan sesuai dengan kriteria hasil yang telah disusun

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E Marilynn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

FKUI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 4. FKUI : Jakarta

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius

Suyono et al . 2001. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC

14 Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Pasien dengan Gagal Ginjal Kronik