Generasi Muda Dan Politik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nnjashjdhg

Citation preview

Perpolitikan nasional dan Lokal dewasa ini mulai diisi oleh generasi muda yang tentunya bukan hanya sekadar tampil untuk pemenuhan kuota politik semata, melainkan bagian upaya untuk menjadi pengambil keputusan dalam setiap momentum. Terkadang kaum tua tidak begitu mudah mempercayai generasi muda dalam politik. Hal ini dikarenakan masih belum stabilnya pemikiran, gagasan dan ide yang bisa disumbangkan oleh kaum muda. Namun dibalik itu, semangat kaum muda dalam menyuarakan isu perubahan, isu pembangunan merupakan barisan depan yang tidak bisa terbantahkan. Harus ada sikap saling mengisi antara kaum tua dan kaum muda dalam perpolitikan baik di nasional maupun lokal daerah.

Sebagai bagian dari komponen bangsa, pemuda tidak dapat melepaskan diri dan menghindar dari politik. Oleh karena hakekat manusia, termasuk pemuda adalah zoon politicon atau mahluk politik. Keberadaan dan kiprah manusia termasuk pemuda merupakan bagian dari produk politik dan terlibat langsung maupun tidak langsung, nyata maupun tidak nyata dalam kehidupan politik.

Peran politik pemuda dapat dilihat dari: Pertama, partisipasi politik pemuda sebagai bagian dari sistem politik yakni dalam supra struktur politik dan infra struktur politik. Dalam supra struktur politik, pemuda merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sistem pemerintahan. Sebagai warga negara setiap pemuda harus memahami tentang hak dan kewajibannya sebagai warga Negara, termasuk melakukan bela negara. Dalam infra struktur politik, pemuda dapat berkiprah dalam kegiatan partai politik, pada kelompok kepentingan, kelompok penekan maupun kelompok anomalis. Inilah arena politik yang dapat digunakan oleh pemuda dalam berpartisipasi secara politik.

Tampilnya generasi muda dalam politik semestinya harus di dukung oleh pelbagai indikator mulai dari kendaraan politik, lingkungan dan cost politik. Tentunya, untuk tampil dalam negara yang katanya demokrasi ini tidak terlepas dari partai politik. Itulah kenapa ketika harus tampil dalam politik kita harus masuk dalam sistem yang namanya alat politik berupa partai politik. Generasi muda punya semangat untuk menghidupi partai politik, bukan hanya untuk hidup dalam partai politik. Sangatlah jelas makna antara hidup dalam partai politik dengan menghidupi partai politik.

Hidup dalam partai politik dapat dimaknai sebagai upaya yang dilakukan hanya untuk menikmati dunia politik tanpa ada nilai perjuangan. Sedangkan menghidupi partai politik adalah adanya nilai nilai yang dikorbankan yang tentunya dalam bentuk perjuangan politik. Itulah kenapa generasi muda harus diberi peluang dalam politik dan jangan sekali kali mengebirinya. Dan tentu, perjuangan generasi muda adalah menghidupi partai politik.

Ada hal yang menarik ketika kaum tua bergabung dengan partai politik.Ujuk-ujuk langsung bergabung dengan bermodalkan materi yang berlabel pengusaha, kaum dagang, konglomerat, kontraktor yang tentunya tidak mengetahui sama sekali persoalan politik. Begitu juga dengan bangga bergabung ketika popularitas mulai naik daun sehingga langsung lirik partai politik. Petaka politik ketika nantinya dihadapkan dengan persoalan politik tidak mengetahui solusinya. Dalam hal ini, generasi muda dalam politik yang dimaksud adalah generasi yang benar benar mengetahui seluk beluk politik, generasi yang mengetahui peranan dalam politik dan tentunya generasi yang siap berbuat dan bukan generasi yang dalam tahapan belajar.

Pembelajaran politik cukup dibangku kuliah, rakyat butuh aksi politik yang kemudian outputnya adalah kebijakan politik yang berorientasi untuk kemajuan rakyat.

Perubahan yang dipelopori oleh generasi muda tersebut merupakan wujud dari bersatunya pemuda karena memiliki kepentingan yang sama (common interest) yaitu untuk memajukan. Kepentingan bersama akan semakin menjadi kekuatan yang besar jika diusung oleh generasi muda yang memiliki komitmen moral yang tangguh serta tidak tergoda oleh godaan sesaat. Kontribusi pemuda dalam momentum perubahan bangsa tersebut memiliki sisi lain yang paradoks. Fenomena yang terjadi adalah bahwa pemuda hanya sebagai alat mobilisasi politik semata, setelah awal perubahan dimulai maka pemuda pelopor perubahan tersebut seakan menghilang dan tidak memiliki peran dalam mengawal perubahan yang dipeloporinya. Bentuk-bentuk rintangan dan perjuangan pemuda dalam ranah kebangkitan bangsa, tidak dapat dipungkiri tidak lebih merupakan sebuah perjuangan yang hampa. Adapun pemuda yang turut serta dalam pemerintahan, lebih kepada perwujudan simbol kepemudaan dan cenderung mampu mempertahankan visi dan misi yang sebelumnya diusung, dan yang terjadi tidak lebih dari sebuah regenerasi kepemimpinan.

Dalam kehidupan politik saat ini partisipasi kaum muda memang dibutuhkan dalam tampuk kepemimpinan ataupun di dewan perwakilan baik pusat ataupun daerah. Sehingga ada istilah regenerasi politik yang dimaksud adalah mengganti posisi orang - orang tua dengan yang lebih muda. Sedangkan rejuvenasi dipahami tidak hanya menyentuh mengenai pergantian terhadap kemampuan fisik saja tetapi juga mengganti pola pikir atau pandangan politik seseorang yang mengandung nilai - nilai lama dengan nilai-nilai yang lebih baru.

Karena juga tidak sedikit secara kemampuan fisik lebih muda, tetapi pola pikirnya masih menggunakan nilai-nilai yang lama. Partisipasi politik pemuda perlu ditingkatkan kembali terutama di era sekarang, keberadaan partai - partai seyogyanya lebih memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk masuk ke gelanggang kepemimpinan, dan hal tersebut seyogyanya harus dipandang sebagai sebuah peluang bagi pemuda.

Evaluasi Pelaku Politik Masa Kini

Menghadapi pemilu yang tak lama digelar, perjalanan pelaku politik tentunya biasa biasa saja. Tidak ada yang wah atau bernilai lebih selama mereka duduk dalam hal mewakili konstituennya. Partai politik hanya fokus meraup popularitas dan material dalam politik. Sangat tampak partai politik mengesampingkan kapasitas dan kapabilitas yang tentunya banyak dimiliki oleh generasi muda yang aktif dalam organisasi non partai politik, tinggal bagaimana mengemas generasi muda untuk siap tampil di organisasi politik.

Pergeseran peran pelaku politik ini seharusnya dikembalikan kepada trah awalnya, yakni menempatkan orang yang tepat dalam politik. Tentunya generasi muda siap untuk berbuat dalam memperjuangkan keinginan dan memberi harapan untuk konstituennya. Jangan sekali kali memandang sebelah mata generasi muda untuk berperan dalam politik. Generasi muda siap menjadi pelaku politik dengan mendudukkan perannya secara benar, bukan karena mencari pembenaran yang dilakukan oleh pelaku politik sekarang.(**)

PERAN GENERASI MUDA DALAM POLITIKBERITA Rabu, 27 Feb 2013 08:42 WIB

Menurut Dr. Suranto, dosen Magister Ilmu Pemerintahan UMY dalam sambutannya yang diberikan pada acara Diskusi Generasi Muda Parpol beberapa waktu yang lalu di Bantul, mengatakan ada 3 indikator generasi muda yang memiliki andil dalam pengembangan demokrasi, yaitu ;

1.Memiliki jiwa kepeloporan, yang dimaknai sebagai keberanian untuk memberikan respons pro-aktif terhadap tantangan bangsa dan negara, mampu memunculkan gagasan yang bersifat orisinal dan berani, terkait dengan perannya sebagai pembaharu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.

2.Memiliki sifat keterbukaan yang ditandai dengan bisa menerima pluralisme pendapat, sikap dan perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang diarahkan pada upaya menemukan alternatif terbaik dari semua gagasan yang ada. Keterbukaan merupakan wahana terjadinya komunikasi gagasan, namun tetap dalam koridor tatakrama dan norma yang berlaku dalam budaya politik di Indonesia.

3.Memiliki sikap kebersamaan, yang diartikan sebagai kecenderungan untuk lebih memperhatikan kepentingan umun daripada kepentingan pribadi tanpa memaksa orang yang terlibat di dalamnya untuk mengorbankan harga dirinya bagi kepentingan bersama itu. (Ud)