147
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI PUSKESMASPISANGAN CIPUTAT TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh SINTIYA DESI MAHARANI NIM. 1113104000006 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEnSEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA

REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER

SERVIKS DI PUSKESMASPISANGAN CIPUTAT

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh

SINTIYA DESI MAHARANI

NIM. 1113104000006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEnSEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I Keperawatan di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 3: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Bachelor’s Thesis, June 2017

Sintiya Desi Maharani, Student ID 1113104000006

The Description ofKnowledge Level of WomenReproductive Age About

Early Detection of Cervical Cancer In Puskesmas Pisangan Ciputat South

Tangerang

xix + 94 pages + 7 tables + 2 charts + 2 images + 9 attachments

ABSTRACT

Cervical cancer is ranked first as the cause of death that occurs in the female

reproductive system in the world, in which every year the number of cervical

cancer is increasing. Cervical cancer can be detected as early as possible by doing

examination. Early detection of cervical cancer and the prevention of cervical

cancer may influence the number of death caused by cervical cancer. The

knowledge of women on cervical cancer and its early detection are initial step to

decrease the number. This research aimed at finding out the description of

knowledge level of women in reproductive age about early detection of cervical

cancer in Puskesmas Pisangan, East Ciputat District, South Tangerang. This

research was by quantitative approach with descriptive design. The samples of

this research were through incidental technique sampling with 108 samples of

women in reproductive age in Puskesmas Pisangan. The technique to analyse the

data was univariate analysis. The results showed that 60 respondent (55,6%) had

sufficient knowledge on servical cancer, 39 respondent (36,1%) had good

knowledge on the issue, and 9 respondent (8,3%) had minimum/insufficient

knowledge on cervical cancer. The health workers need to socialize the women in

reproductive age to increase their knowledge early detection of cervical cancer

and to be aware of cervical cancer. Further research needs to explore the attitude

of women in reproductive age about early detection of cervical cancer.

Keywords : Knowledge, Women in reproductive age, early detection of

cervical cancer.

Reference : 68 (Year 2000- 2016)

Page 4: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Sintiya Desi Maharani, NIM 1113104000006

Gambaran Tingkat Pengetahuan Perempuan Usia Reproduktif Tentang

Deteksi Dini Kanker Serviks Di PuskesmasPisangan Ciputat Tangerang

Selatan

xix + 94 halaman + 7 tabel + 2 bagan + 2 gambar + 9 lampiran

ABSTRAK

Kanker serviks menduduki peringkat pertama penyebab kematianyang terjadi

pada sistem reproduksi perempuan di dunia, dimana setiap tahun angka kejadian

kanker serviks semakin meningkat. Kanker serviks dapat dideteksi sedini

mungkin dengan pemeriksaan. Deteksi dini kanker serviks dan pencegahan kanker

serviks sendiri mungkin akan sangat mempengaruhi usaha penurunan angka

kematian kanker serviks. Tingkat pengetahuan perempuan mengenai kanker

serviks dan deteksi dini adalah sebagai langkah awal usaha tersebut. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perempuan usia

reproduktif tentang deteksi dini kanker serviks di Kelurahan Pisangan, kecamatan

Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Jenis penelitian merupakan penelitian

kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel diperoleh melalui tekhnik Incidental

Sampling dengan jumlah sampel sebesar 108 sampel. Sampel padapenelitian ini

adalah perempuan usia reproduktif di PuskesmasPisangan. Teknik analisis data

pada penelitian ini menggunakan analisis univariat.Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa 60 responden (55,6%) berpengetahuan cukup, 39 responden

(36,1%) berpengetahuan baik, dan 9 responden (8,3%) mempunyai tingkat

pengetahuan kurang. Petugas kesehatan hendaknya lebih meningkatkan promosi

kesehatan kepada perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini kanker serviks

untuk meningkatkan pengetahuan serta sikap dalam melakukan deteksi dini

kanker serviks. Peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai sikap perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini kanker

serviks.

Kata kunci : Pengetahuan, Perempuan Usia Reproduktif, Deteksi Dini Kanker

Serviks.

Referensi : 68 ( Tahun 2000- 2016)

Page 5: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

v

Page 6: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

vi

Page 7: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

vii

Page 8: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sintiya Desi Maharani

Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 28 Mei 1995

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Alamat : Jl. Kenari IV No. 649 Blok C RT 003/016

Margahayu Bekasi Timur

Telepon : 085887071516

E-mail : [email protected]

[email protected]

PENDIDIKAN :

1. TK Al-Ikhlas Eretan Wetan Kab. Indramayu : 2000 – 2001

2. SD Negeri 01 Eretan Wetan Kab. Indramayu : 2001 - 2007

3. SMPN I Kandanghaur Kab. Indramayu : 2007 – 2010

4. SMA Mandalahayu Kota Bekasi : 2010 – 2013

5. S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2013 – 2017

ORGANISASI :

1. FORSA Badminton UIN Jakarta : 2014 – 2015

2. HMPSIK : 2015 – 2016

Page 9: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,

karunia dan cahaya ilmu-Nya, serta shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan

kepada Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan

Perempuan Usia Reproduktif Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks di

Puskesmas Pisangan Ciputat Tangerang Selatan”.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaika skripsi ini.Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam menyusun

skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp.,MSc, selaku ketua Program Studi dan Ibu

Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB, selaku sekertaris Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yenita Agus, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat.,PhD, selaku pembimbing akademik

yang selalu memberikan nasehat dan motivasi selama proses pendidikan di

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas IslamNegeri Syarif

Hidayatullah.

4. Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat, selaku pembimbing I dan

Ibu Ratna Pelawati,S.Kp.,M.Biomed, selaku pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan bimbingan, saran, dan

kritikan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama 4 tahun, serta

Page 10: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

x

seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Orang tuaku tercinta, Ayahanda H. Supadi dan Ibunda Hj. Aminah yang telah

mendidik, menashati, mendoa’kan penulis, serta mendukung baik moril

maupun materil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman PSIK 2013yang telah memberikan masukkan, semangat, dan

inspirasi selama proses perkuliahan hingga saat ini.

8. Teman terbaikku Yunita Syara, dan Muhamad Yusuf Kurniawan, S.T yang

telah memberikan masukkan serta semangat selama proses pembuatan skripsi

ini.

9. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.

Penulis berdo’a semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapat

balasan dari Allah SWT.Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam skripsi ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun

akan penulis terima dengan baik. Semoga skripsi ini dapat diterima sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep), amin.

Jakarta, Juni 2017

Sintiya Desi Maharani

Page 11: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................................... ii

ABSTRACT ............................................................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ xi

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xvi

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xvii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xix

BAB I ....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................................... 10

BAB II .................................................................................................................................... 11

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 11

A. Kanker Serviks ........................................................................................................... 11

1. Pengertian Kanker Serviks ..................................................................................... 11

2. Penyebab Kanker Serviks ....................................................................................... 11

3. Faktor Risiko Kanker Serviks ................................................................................ 13

4. Tanda dan Gejala Kanker Serviks .......................................................................... 20

5. Patofisiologi Kanker Serviks .................................................................................. 21

6. Patogenesis Kanker Serviks.................................................................................... 22

7. Stadium Kanker Serviks ......................................................................................... 26

Page 12: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xii

8. Penatalaksanaan Kanker Serviks ............................................................................ 28

9. Pencegahan Kanker Serviks ................................................................................... 33

B. Deteksi Dini Kanker Serviks...................................................................................... 35

1. Pengertian Deteksi Dini Kanker Serviks ................................................................ 35

2. Tujuan Deteksi Dini Kanker Serviks ...................................................................... 35

3. Manfaat Deteksi Dini Kanker Serviks .................................................................... 36

4. Cara Melakukan Deteksi Kanker Serviks .............................................................. 36

5. Peran Puskesmas Terhadap Pencegahan Kanker serviks ....................................... 45

C. Perempuan Usia Reproduktif ..................................................................................... 46

D. Pengetahuan ............................................................................................................... 47

1. Pengertian Pengetahuan .......................................................................................... 47

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ............................................................. 48

3. Kategori Pengetahuan ............................................................................................. 50

4. Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks ............................................................. 50

E. Kerangka Teori .......................................................................................................... 53

BAB III .................................................................................................................................. 54

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................................................. 54

A. Kerangka Konsep ....................................................................................................... 54

B. Definisi Operasional .................................................................................................. 55

BAB IV .................................................................................................................................. 57

METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 57

A. Desain Penelitian ....................................................................................................... 57

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................................... 57

1. Tempat Penelitian ................................................................................................... 57

2. Waktu Penelitian .................................................................................................... 57

C. Populasi dan Sampel .................................................................................................. 57

1. Populasi .................................................................................................................. 57

2. Sampel .................................................................................................................... 58

D. Instrumen Penelitian .................................................................................................. 60

1. Data demografi ....................................................................................................... 60

2. Pengetahuan ............................................................................................................ 60

E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner ................................................................... 62

Page 13: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xiii

F. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................................... 64

1. Persiapan Pengumpulan Data ................................................................................. 64

2. Pelaksanaan Pengambilan Data .............................................................................. 65

G. Pengolahan Data ........................................................................................................ 65

1. Editing .................................................................................................................... 65

2. Coding .................................................................................................................... 66

3. Entry ....................................................................................................................... 66

4. Melakukan Teknik Analisa ..................................................................................... 66

H. Analisis Data .............................................................................................................. 67

I. Etika Penelitian .......................................................................................................... 67

1. Informed Consent (Persetujuan) ............................................................................. 68

2. Anonimity (Tanpa Nama) ....................................................................................... 68

3. Confidentiality (Kerahasiaan)................................................................................. 68

BAB V ................................................................................................................................... 69

HASIL PENELITIAN ........................................................................................................... 69

A. Gambaran Tempat Penelitian ..................................................................................... 69

1. Gambaran Umum Puskesmas Pisangan ................................................................. 69

2. Visi, Misi Puskesmas Pisangan .............................................................................. 69

3. Motto ...................................................................................................................... 70

4. Program-program Puskesmas Pisangan .................................................................. 70

B. Hasil Analisis Univariat ............................................................................................. 72

1. Karakteristik Responden ........................................................................................ 72

2. Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Kanker Serviks dan Deteksi Dini

Kanker Serviks ....................................................................................................... 74

3. Distribusi Proporsi Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks Berdasarkan

Karakteristik Responden ........................................................................................ 75

4. Gambaran Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Perempuan Usia Reproduktif

Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks .................................................................... 78

BAB VI .................................................................................................................................. 81

PEMBAHASAN .................................................................................................................... 81

A. Karakteristik Responden ............................................................................................ 81

1. Usia responden ....................................................................................................... 81

2. Status pernikahan .................................................................................................... 82

Page 14: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xiv

3. Pendidikan .............................................................................................................. 84

4. Pekerjaan ................................................................................................................ 85

5. Riwayat Kanker Serviks ......................................................................................... 86

B. Gambaran Pengetahuan Perempuan Usia Reproduktif Tantang Deteksi Dini Kanker

Serviks ....................................................................................................................... 87

C. Keterbatasan Peneliti.................................................................................................. 91

BAB VII ................................................................................................................................. 92

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 92

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 92

d. Berdasarkan pekerjaan, peempuan usia reproduktif di Puskesmas Pisangan bekerja

sebagai ibu rumah tangga 71% memiliki tingkat pengetahuan cukup. ..................... 93

B. Saran .......................................................................................................................... 93

1. Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................................................... 93

2. Bagi Puskesmas Pisangan ....................................................................................... 93

3. Bagi Perempuan Usia Reproduktif ......................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 95

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 102

Page 15: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xv

DAFTAR SINGKATAN

HPV : Human Papiloma Virus

ICO : Information Center on HPV and Cancer

WHO : World Health Organization

YKI : Yayasan Kanker Indonesia

KEMENKES : Kementerian Kesehatan

IVA : Inspeksi Visual Asam Asetat

Pap Smear : Papanicolou Smear

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

LBC : Liquid Based Cytology

PPTM : Pengendalian Penyakit Tidak Menular

DNA :Deoxyribonucleic Acid

ACS : American Cancer Society

HIV : Human Immunodeficienci Virus

AIDS : Aquired Immuno Deficienci Syndrom

CIN : Cervical Intraepithelial Neoplasma

NIS : Neoplasma Intraepitelial Serviks

PRB : Produk Gen Retinoblastoma

FIGO : International Federation of Gynecology and Obstetrics

TNM : Tumor Node Malignant

ESMO : European Society for Medical Oncology

NHS : National Health Service

ACCP : Alliance Cervical Cancer Prevention

BKkbN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

RW : Rukun Warga.

RT : Rukun Tetangga

Page 16: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Perjalanan Penyakit Kanker Serviks 22

2.2 Stadium Kanker Serviks Berdasarkan Klasifikasi FIGO 28

Page 17: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xvii

DAFTAR TABEL

2.1

Klasifikasi Tipe HPV (Human papiloma Virus) Dengan

Lesi dan Perjalanan Penyakit.

Halaman

12

2.2 Klasifikasi Stadium Kanker Serviks. 26

3.1 Definisi Operasional 55

5.1 Distribusi Karakteristik Responden

72

5.2

Gambaran Pengetahuan Perempuan Usia Reproduktif

TentangKanker Serviks &Deteksi Dini Kanker Serviks

74

5.3 Distribusi Proporsi Pengetahuan Deteksi Dini Kanker

ServiksBerdasarkan Karakteristik Responden

75

5.4 Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Perempuan Usia

Reproduktif Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks

78

Page 18: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xviii

DAFTAR BAGAN

2.1

3.1

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Halaman

53

54

Page 19: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Perizinan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 2 Surat Perizinan Izin Uji Validitas Instrumen

Lampiran 3 Surat Perizinan Izin Pengambilan Data

Lampiran 4 Surat Perizinan Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Kisi-kisi Kuesioner

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Kuesioner

Lampiran 8 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian

Lampiran 9 Hasil Olahan SPSS Univariat

Page 20: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Kanker serviks adalah sejenis keganasan yang disebabkan oleh

Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik yang menyerang serviks

(Maharie, & Indrawati, 2012).Kanker serviks dapat ditularkan melalui

hubungan seksual, sehingga bila seseorang sudah pernah melakukan

hubungan seksual, maka disarankan untuk melakukan deteksi dini

(Rasjidi, 2007). Kanker serviks paling sering terjadi pada perempuan yang

berusia 15 sampai 49 tahun, dan risiko kanker serviks meningkat antara

usia 20 sampai 30 tahun (Information Center on HPV and Cancer (ICO),

2014). Kanker serviks memiliki gejala-gejala yang ditandai dengan nyeri

pada kemaluan, perdarahan setelah berhubungan seksual, keputihan

berbau serta gatal, dan perdarahan vagina yang terus-menerus.Kanker

serviks dapat menyebabkan kematian apabila pasien yang datang dengan

stadium lanjut tanpa mengetahui gejala-gejala dari kanker serviks

(Siagian, 2015).

Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada

perempuan di dunia setelah kanker payudara, dimana setiap 1 menit

muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit 1 orang perempuan meninggal

karena kanker serviks. Sekitar 490.000 perempuan didunia setiap tahun

didiagnosaterkena kanker serviks dan 80% berada di negara berkembang

Page 21: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

2

termasuk Indonesia (World Health Organization (WHO), 2014).Kanker

serviks di Indonesia merupakan jenis kanker terbanyak yang ditemukan

oleh YayasanKanker Indonesia (YKI) setelah kanker payudara. Kanker

serviks di Indonesia pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,8%

dibandingkan dengan kanker payudara sebesar 0,5%,dimana estimasi

jumlah penderita kanker serviks di Indonesia mencapai 98.692 jiwa,

diperkirakan setiap hari muncul 40 sampai 45 kasus baru, 20 sampai

25orang meninggal, berarti setiap 1 jam diperkirakan 1 orang perempuan

meninggal karena kanker serviks(Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (Kemenkes RI, 2015). WHO memprediksi pada tahun 2030

akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat.

Untukpenderita kanker serviks setiap tahunnya tidakkurang dari 15.000

kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Hal ini membuat kanker serviks

sebagai penyakit pembunuh perempuan nomor satu di Indonesia.

Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO

menempatkanIndonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker

serviks terbanyak di dunia (WHO, 2013).

Tingginya angka morbiditas dan mortalitas kanker serviks

disebabkan karena keterlambatan dalam pengobatan. Penderita kanker

serviks umumnya baru datang ke pelayanan kesehatan setelah beradapada

stadium lanjut, padahal jika melakukan deteksi sedini mungkin kanker

serviks kemungkinan besar dapat disembuhkan dan dapat meningkatkan

harapan hidup perempuan yang menderita kanker serviks. Meningkatnya

Page 22: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

3

angka kejadian kanker serviks ini terjadi karena terlambat dalam

melakukan deteksi dini serta kurangnya pengetahuan masyarakat

mengenai kanker serviks (Wee & Gerald, 2016).

Kanker serviks yang sulit disembuhkan akan menyebabkan

dampak secara fisik, psikologis, dan sosio-ekonomi (Wijayakusuma,

2008). Penelitian yang dilakukan oleh Fitriana & Tri (2012) di Surabaya

tentang kualitas hidup penderita kanker serviks menunjukkan bahwa

adanya gangguan fisik, dan kejiwaan penderita. Gangguan secara fisik

meliputi penderita sering merasa lelah, mual, nyeri pada area serviks,

maupun penurunan berat badan secara drastis akibat pengobatan kanker

serviks, sedangkan kondisi psikologis yang tejadi pada penderita kanker

serviks yakni munculnya rasa tidakberdaya, sedih, dan lebih mudah

mengalami kecemasan bahkan depresi, dan perasaan terpukul bahwa

harapan hidupnya semakin kecil karena kanker serviks. Salah satu

responden menyatakan bahwa adanya permasalahan secara finansial yang

menjadi beban berat selama menjalani pengobatan.

Deteksi kanker serviks adalah pemeriksaan untuk prakanker pada

perempuan yang berisiko mengidap kanker serviks. Terdapat tiga jenis

tesyang saat ini tersedia, diantaranya yaitu cara konvensional (Pap Smear)

dan sitologi berbasis cairan (LBC/ Liquid-Based Cytology), Inspeksi

Visual Asam Asetat (IVA), dan tes HPV untuk jenis HPV risiko tinggi,

misalnya tipe 16 dan 18 (WHO, 2014). Skrining dianjurkan bagi setiap

perempuan yang berusia 25 sampai 49 tahun,atau yangsudah melakukan

Page 23: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

4

hubungan seksual, minimal melakukan skrining sekali dalam seumur

hidup. Kanker serviks stadium dini akan mudah didiagnosis apabila

melakukan deteksi secara rutin dengan penatalaksanaan yang tepat untuk

menurunkan angka kejadian kanker serviks (Yamani, dkk, 2011). Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan DeGroff, et all di Eropa tahun 2016

bahwa dengan pemeriksaan rutin deteksi dini kanker serviks maka

menunjukkan penurunan dalam mengurangi angka kematian yang

disebabkan oleh kanker serviks.

Perempuan yang berusia 30 sampai 49 tahun yang ada di dunia

pada tahun 2012 hampir 1 miliar belum pernah melakukan deteksi satu

kali pun dalam seumur hidup mereka (ICO, 2014). Data Subdit Kanker

Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) di Indonesia

sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan sebanyak 644.951

orang (1,75%) dari seluruh jumlah perempuan yang berumur 30-50 tahun

yang mencapai 36.761.000 jiwa (Kemenkes, 2014). Perempuan yang

terdiagnosa kanker serviks hampir 50% lebih menyatakan tidak pernah

melakukan deteksi dini, hal ini dibuktikan dari banyaknya penderita

kanker serviks baru mendatangi rumah sakit atau pusat kesehatan sekitar

70% pada stadium lanjut (parah) dan 30% pada stadium dini, masalah ini

terjadi karena kesadaran perempuan akan kesehatan dirinya yang masih

kurang, dimana mereka menyatakan jika deteksi dini kanker serviks tidak

diperlukan karena mereka menganggap dirinya tidak sakit, adanya rasa

malu, rasa takut akan hasil diagnosis yang positif, kurangnya motivasi dari

Page 24: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

5

suami, dan sebagian besar perempuan tidak tahu bahkan tidak menyadari

gejala dari kanker serviks (Kemenkes, 2010).

Rendahnya tingkat pengetahuanmenurutRomadhoni, dkk (2012)

dipercaya memperburuk kondisi yang ada dan diperkirakan angka kejadian

kanker serviks terus meningkat setiap tahun. Penelitian tentang

pengatahuan detekasi dini kanker serviks menyebutkan bahwa hasil

penelitian di Rumah Sakit Darmais Jakarta yang dilakukan oleh

Dimyati(2012), menyatakan bahwa pengetahuan responden tentang

deteksi dini masih tergolong kurang (46,7%). Hasil penelitian yang

dilakukan Martini pada tahun 2013 di Denpasar menunjukkan bahwa

responden yang pernah melakukan deteksi memiliki tingkat pengetahuan

tinggi sebanyak 63,2%, sedangkan responden yang memilki tingkat

pengetahuan rendah yang pernah melakukan hanya 16,7%, hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin rendah pengetahuan seseorang, semakin

rendah pula sikap terhadap stimulus (objek).Kenyataan inilah yang

menjadi masalah kanker serviks terus mengalami peningkatan, banyaknya

perempuan yang belum menyadari pentingnya melakukan deteksi dini

kanker serviks, untuk itu diperlukan upaya peningkatan pengetahuan

terkait pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang dilakukan secara

komprehensif dan multi sektor disiplin guna mencegah angka kejadian

kanker serviks (Pradana & Rusda, 2011).

Ketidaktahuan masyarakat khususnya perempuan pada bahaya

kanker serviks perlu disikapi dengan peningkatan upaya promotif dan

Page 25: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

6

preventif. Antara lain dengan melaksanakan sosialisasi, advokasi, dan

edukasi di berbagai elemen masyarakat. Pemerintah Indonesia berupaya

untuk melakukan pengendalian kanker serviks, dan pemerintah

mentargetkan minimal 80% perempuan usia 30 sampai 50 tahun

melakukan deteksi dini setiap 5 tahun. Pemerintah telah memperluas

pelaksanaan deteksi dini kanker serviks ke-140 kabupaten di 31 provinsi,

yang dilaksanakan oleh 500 dari 9500 Puskesmas di Indonesia, termasuk

Puskesmas di Provinsi Banten (Depkes, 2015). Program deteksi dini

kanker serviks di Kota Tangerang Selatan sudah diselenggarakan di

seluruh Puskesmas yang ada di wilayah Tangerang Selatan kecuali

Puskesmas yang baru yaitu Puskesmas Pondok Cabe Ilir, Puskesmas

Lengkong Wetan, dan Puskesmas Bambu Apus. Program deteksi dini

kanker serviks di Tangerang Selatan meliputi promosi kesehatan,

pendidikan kesehatan, dan pemeriksaan kanker serviks mengunakan IVA

(Inspeksi Visual Asam-Asetat tes).

Program deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Kelurahan

Pisangan Ciputat Tangerang Selatan menggunakan metode IVA, serta

sudah dilakukan promosi kesehatan terkait deteksi dini kanker serviks,

pelaksanaan promosi kesehatan ini dilakukan oleh pertugas kesehatan di

Puskesmas Pisangan pada awal perencanaan program tersebut. Pendidikan

kesehatan mengenai kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks juga

telah dilakukan di Posyandu di wilayah Pisangan, namun pemanfaatan

masyarakat di wilayah tersebut masih rendah,hanya 1% dari jumlah

Page 26: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

7

perempuan usia reproduktif di wilayah Pisangan yang melakukan deteksi

dini kanker serviks, padahal perempuan usia reproduktif dapat melakukan

deteksi kanker serviks secara gratis di Puskesmas.

Hasil studi pendahuluan didapatkan bahwa terdapat 102

perempuan yang melakukan deteksi dini kanker serviksdi Puskesmas

Kelurahan Pisangan pada bulan Maret sampai Desember 2016, sekitar 8

orang perempuan dinyatakan hasil IVA positif, dan 4 orang perempuan

telah di curigai kanker. Hasil survey wawancara yang dilakukan,sebagian

besar perempuan yang datang ke puskesmas tidak tahu tentang deteksidini,

justru mereka datang atas anjuran dari dokter karena keluhan pada sistem

reproduksi yang dialami (seperti keputihan), serta masih kurangnya

pengetahuan tentang kanker serviks yang dibuktikan dari rendahnya

pengetahuan perempuan terhadap penyebab, dan tanda gejala kanker

serviks, sehingga perlu digali secara lebih lanjut terkait pengetahuan

perempuan tentang deteksi dini kanker serviks. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran tingkat

pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini kanker

serviks.

B. Rumusan Masalah

Deteksidini kanker serviks dilakukan sebagai upaya untuk

menurunkan angka kematian akibat kanker leher rahim dengan

menemukan lesi prakanker serviks, dimana angka kejadian akibat kanker

serviks di Indonesia sebesar 98.692 jiwa dan diperkirakan setiap harinya

Page 27: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

8

20-25 perempuan meninggalkarena kanker serviks, didapatkan bahwa

angka kejadian kanker serviks yang meningkat diakibatkan karena faktor

pengetahuan perempuan terhadap kanker serviks rendah, serta minimnya

pengetahuan tentang deteksi kanker serviks dan kurangnya sikap

perempuan untuk melakukan deteksi dini yang menyebabkan angka

kejadian kanker serviks semakin terus meningkat disetiap tahunnya,

dimana perempuan yang sudah terdiagnosis kanker serviks akan

berdampak padakualitas hidupnya. Dampak tersebut dapat berupa

gangguan secara fisik, psikologis, dan sosio-ekonomi.Olehkarena itu,

mengetahui tentang kanker serviks serta deteksi dini adalah suatu hal yang

sangat perlu untuk menurunkan angka kejadian kanker serviks.

Data di Puskesmas Pisangan Ciputat Tangerang Selatan

menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan yang datang ke puskesmas

tidak tahu tentang deteksi dini, justru mereka datang atas anjuran dari

dokter karena keluhan pada sistem reproduksi yang dialami (seperti

keputihan), sehingga perlu dibuktikan dengan dilakukannya penelitian

terkait pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini

kanker serviks di wilayah tersebut. Sebab, dengan mengetahui pentingnya

deteksi kanker serviks sejak dini, berarti sudah mempunyai peluang yang

sangat besar untuk bisa melakukan pencegahan atau pengobatan

sendiri.Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat

pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini kanker

serviks di wilayah Kelurahan Pisangan Ciputat Tangerang Selatan.

Page 28: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

9

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini kanker

serviks di wilayahKelurahan Pisangan Ciputat Tangerang selatan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Diketahui karakteristik responden perempuan usia reproduktif

meliputi usia, Status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan

riwayat penyakit kanker serviks.

b. Diketahui gambaran pengetahuan perempuan usia reproduktif

tentang deteksi dini kanker serviks meliputi pengertian deteksi dini

kanker serviks, tujuan dan manfaat deteksi dini kanker serviks, dan

cara atau prosedur deteksi dini kanker serviks.

D. Manfaat Penelitian

a. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai data dan informasi

tentang gambaran pengetahuan perempuan usia reproduktif mengenai

deteksi dini kanker serviks di Wilayah Kelurahan Pisangan Ciputat

Kota Tangerang Selatan yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam

upaya promosi kesehatan, dan pendidikan kesehatan untuk pencegahan

primer dalam upaya mengurangi keparahan penyakit.

b. PendidikanKeperawatan

Page 29: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

10

Penelitian ini dapat menjadi bahan untuk meningkatkan wawasan

dan pengetahuan peneliti dan pendidikankeperawatan tentang deteksi

dini kanker serviks.

c. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan sumber rujukan atau referensi

bagi peneliti yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan

penelitian ini.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran

tingkat pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini

kanker serviks. Penelitian ini dilakukan kepada perempuan usia

reproduktif (usia antara 15 sampai 49 tahun) dan yang sudah menikah atau

melakukan hubungan seksual di wilayah Kelurahan Pisangan Ciputat Kota

Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

menggunakan desainpenelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian

menggunakan sampling insidental atau Incidental Sampling, dimana

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

apabila orang tersebut cocok dengan sumber data, dan tempat pengambilan

data pada penelitian ini yaitu di Puskesmas Pisangan. Data diperoleh dari

hasil wawancara dengan menggunakan alat kuesioner. Penelitian ini perlu

dilakukan untuk menetahui tingkat pengetahuan perempuan usia

reproduktif tentang deteksi dini kanker serviks.

Page 30: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Serviks

1. Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah penyakit keganasan pada serviks yang dapat

disembuhkan dan dicegah ketika telah didiagnosis lebih awal (WHO,

2013). Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks,

serviks merupakan bagian bawah dari uterus, berbentuk silindris,

menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri

eksternum (Kemenkes, 2015).Kanker serviks merupakan salah satu

jenis keganasan atau neoplasma yang terletak di daerah serviks, leher

rahim atau mulut rahim Rasjid (2010).

2. Penyebab Kanker Serviks

Penyebab yang paling utama pada kanker serviks adalah HPV

(Human Papillomavirus), HPV merupakan sekelompok virus yang

terdiri dari 150 jenis virus yang dapat menginfeksi pada sel-sel di

permukaan kulit (Nurwijaya, Andrijono, & Suhaeimi,2012). HPV

adalah virus berukuran kecil (kurang lebih 55 mm), virus yang

mengandung DNA yang menginfeksi kebanyakan mamalia dan banyak

binatang spesies non mamalia (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000).

Kebanyakan HPV tidak berbahaya dan tidak menunjukkan gejala yang

Page 31: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

12

serius. Subagja (2014), menyebutkan sebanyak 40 tipe HPV dapat

ditularkan melalui hubungan seksual. Ada 13 tipe HPV yang dapat

menyebabkan kanker serviks, yaitu HPV tipe 16, 18, 31, 33, 39, 45,

51, 52, 56, 58, 59, dan 69yang berisiko tinggi untuk ditularkan melalui

hubungan seksual. Tipe yang paling berbahaya adalah tipe 16 dan 18

yang menyebabkan sekitar 80% terjadinya kanker serviks. HPV yang

cenderung berisiko rendah atau HPV yang tidak menyebabkan kanker

serviks dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak

kelamin, terutama oleh hubungan seks vaginal dan anal ataupun

oral(Norwitz& John Schorge, 2007).

Tabel 2. 1. Klasifikasi Tipe HPV (Human Papiloma Virus) dengan lesi dan

perjalanan penyakit (Norwitz& John Schorge, 2007).

Tipe HPV Lesi Perjalanan Penyakit

HPV-6

HPV-6, HPV-11

HPV-16, HPV-18

HPV-31, HPV-33

HPV-39, HPV-42

kondiloma akunminatum

kondiloma datar

verrucous cancer

kondiloma akuminatum

kondiloma datar

lesi putih, datar

papulosis bowenoid

Jinak

jinak

destruksi local

neoplastik

prekanker → kanker

Page 32: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

13

Pada umumnya kanker serviks paling banyak terjadi yang

disebabkan karena penularan melalui hubungan seksual sebesar 90%

dan sebanyak 10% terjadi karena nonseksual (Nurwijaya, Andrijono,

& Suhaeimi, 2012). Pada beberapa kasus kanker serviks banyak terjadi

karena pertama kali melakukan hubungan seksual, mempunyai

beberapa pasangan seksual, penyakit menular seksual, merokok,

imunosupresi, dan pemakaian obat kontrasepsi (American Cancer

Society (ACS), 2012).

3. Faktor Risiko Kanker Serviks

Faktor risiko adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau

meningkatkan kemungkinan seseorang untuk menderita penyakit

tertentu. Infeksi HPV tidak cukup untuk menimbulkan kanker serviks,

virus tersebut akan mudah berkembang jika didukung oleh faktor

risiko kanker serviks. Beberapa faktor risiko yang dapat menjadi

penyebab kanker serviks adalah sebagi berikut:

a. Faktor Presipitasi Kanker Serviks

a) Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus)

HIV adalah virus penyebab AIDS (Aquired Immuno

Deficiency Syndrome). Setelah terkena HIV dan menderita

AIDS, membuat perempuan yangmenderita HIV AIDS

akan mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga

kurang mampu untuk melawan infeksi HPV dan kanker

secara dini (Nurwijaya, Andrijono, & Suhaeimi, 2012).

Page 33: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

14

b) Infeksi Clamydia

Clamydia adalah organisme yang dapat menembus

membranmukosa tubuh dan dapat menyebabkan infeksi

saluran reproduksi. Penularannya melalui hubungan seksual

(Hegner, & Caldwell, 2003).

c) Infeksi Herpes Simplex Tipe 2

Virus ini ditularkan terutama melalui kontak seksual

langsung. Penderita virus herpes lebih berisiko mengalami

kanker serviks daripada yang tidak mengalaminya (Hegner,

& Caldwell, 2003).

b. Faktor Predisposisi Terjadinya Kanker Serviks

a) Umur

HPV ditransmisikan melalui hubungan seksual. Oleh

karena itu, umur yang rentan terkena HPV adalah umur

pada saat sistem reproduksi mulai berfungsi, yaitu umur

kurang dari 50 tahun. Perempuan yang berusia < 50 tahun

lebih berisiko terinfeksi HPV 1,38 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan perempuan ≥ 50 tahun (Li,

Changdong, 2010). Risiko kanker serviks meningkat antara

umur 20 sampai 30 tahun dan menurun pada umur >50

tahun. Hal tersebut mendorong program deteksi dini untuk

menganjurkan perempuan usia 20 sampai 50 tahun yang

Page 34: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

15

telah berhubungan seks untuk melakukan pemeriksaan

deteksi dini kanker serviks.

b) Status Pernikahan

Status pernikahan terkait dengan hubungan seksual. Di

Indonesia, karena menanyakan jumlah pasangan seks atau

pernah berhubungan seks masih dianggap tabu dan tidak

etis, maka yang ditanyakan adalah status pernikahan, yaitu

menikah, tidak menikah (belum menikah\ pernah menikah).

Salah satu faktor protektif untuk terinfeksi HPV adalah

tidak melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu,

perempuan yang telah melakukan hubungan seks memiliki

risiko lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak

melakukan hubungan seks, akan tetapi Li (2010)

menemukan bahwa perempuan yang tidak menikah

(termasuk belum menikah, bercerai, dan janda) lebih rentan

terinfeksi HPV 1,7 kali dibandingkan perempuan menikah.

c) Status Sosio-ekonomi (Tingkat Pendidikan)

Satatus sosio-ekonomi seseorang biasanya diukur

daritingkat pendapatan atau tingkat pendidikan. Asumsinya

adalah semakin tinggi tingkat pendapatan atau

pendidikan,maka semakin tinggi pula kemampuandan

kesadaran untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini

kanker serviks. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

Page 35: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

16

dilakukan di Mozambik,yaitu perempuan yang

berpendidikan rendah memiliki risiko 18 kali lebih tinggi

terhadap kanker serviks dibandingkan dengan yang

berpendidikan tinggi (Rostad, Schei, & Costa, 2003).

d) Merokok

Perempuan yang merokok lebih mudah dua kali

kemungkinan terkena kanker serviks dibandingkan dengan

perempuan yang tidak merokok (Nurwijaya, Andrijono, &

Suhaeimi, 2012). Kandungan rokok yang berasal dari

tembakau mengandung nitrosamine dan derivat nikotin

bersifat karsiogenik karena mudah diabsorbsi kedalam

darah sehingga bisa merusak sistem kekebalan dan

mempengaruhi kemampuan tubuh utuk melawaninfeksi

HPV pada serviks (Subja, 2014).

e) Jumlah Pasangan Seks

Infeksi HPV berkaitan erat dengan perilaku seksual.

Penelitian di Kosta Rika menemukan peningkatan risiko

terhadap infeksi HPV risiko tinggi berbanding lurus dengan

peningkatan jumlah partner seks. Perempuan yang memiliki

pasangan seks ≥ 4 berisiko 2 hingga 3,5 kali lebih tinggi

untuk terinfeksi HPV dibandingkan dengan yang hanya

memiliki satu pasangan seks. Di Mozambik, perempuan

yang memiliki pasangan seks > 6 berisiko 6 kali lebih

Page 36: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

17

tinggi untuk kanker leher rahim dibandingkan dengan yang

memiliki pasangan seks hanya 1 sampai 5 orang (Almonte,

et al, 2008).

f) Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi oral atau lebih dikenal dengan pil KB

merupakan salah satu faktor yang masih diduga berkaitan

dengan terjadinya kanker leher rahim. Perempuan yang

didiagnosa positif HPV dan pernah menggunakan

kontrasepsi oral kurag dari 5 tahun memiliki risiko 3 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak pernah

menggunakan kontrasepsi oral. Selain itu, perempuan yang

menggunakan kontrasepsi hormonal lebih mudah untuk

terpajan HPV dibandingkan dengan yang menggunakan

kontrasepsi barrier (penghalang) atau yang tidak pernah

berhubungan seks. Hal tersebut dimungkinkan karena

penggunaan kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi

perubahan lendir serviks dan perubahan respon imun

sehingga meningkatkan kerentanan serviks terhadap infeksi

HPV (Zeliha, 2015).

g) Umur Pertama Menikah dengan Kejadian Lesi Prakanker

Umur pertama kali melakukan hubugan seks terkait erat

dengan infeksi HPV yang menjadi penyebab utama lesi

prakanker leher rahim karena epitel serviks yang belum

Page 37: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

18

matang sehingga meningkatkan kerentanan terhadap agen

kanker dan penyakit menular seksual lainnya. Hasil

penelitian Sinaga (2009) yaitu umur pertama menikah

memiliki hubungan kuat dengan kejadian lesi prakanker,

dimana perempuan yang menikah pada usia kurang dari 20

tahun memiliki risiko 2,6 kali lebih tinggi dibandingkan

yang menikah pada usia 20 tahun atau lebih untuk

mengalami kanker serviks.

h) Jumlah Pasangan Seks Dengan Kejadian Lesi Prakanker

Virus HPV merupakan virus yang ditransmisikan melalui

hubungan seksual. Jumlah pasangan seks berkaitan erat

dengan usia pertama kali melakukan hubungan seks pada

penelitian. Semakin muda seorang perempuan mulai

berhubungan seks, semakin banyak pula pasangan seks

yang pernah ia miliki, maka semakin tinggi pula risiko

untuk terinfeksi HPV dan terkena kanker serviks. Hasil

penelitian ini menemukan bahwa perempuan yang memiliki

pasangan seks lebih dari 1 orang tidak berbeda risikonya

untuk mengalami kejadian lesi prakanker dengan

perempuan yang hanya memiliki 1 pasangan seks. Hasil

tersebut berbeda dengan penelitian Susanti (2010) yang

menemukan bahwa jumlah pasangan seks berhubungan erat

dengan kejadian lesi prakanker serviks, dimana perempuan

Page 38: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

19

yang memiliki pasangan seks lebih dari 1 orang berisiko 3,8

kali lebih tinggi untuk mengalami lesi prakanker

dibandingkan dengan perempuan yang memiliki hanya 1

pasangan seks.

i) Paritas dengan Kejadian Lesi Prakanker

Kaitan tingginya paritas dengan kejadian kanker leher

rahim adalah semakin banyak anak yang dilahirkan oleh

seorang perempuan, maka semakin sering pula serviksnya

mengalami infeksi, infeksi pada serviks tersebut mungkin

dapat meningkatkan kerentanan terhadap virus

(Wiknjosastro,1999 dalamHertina dan Suhartini, 2010).Hal

tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Sinaga (2009) yang

menemukan bahwa jumlah anak yang dilahirkan

berhubungan kuat dengan lesi lebih tinggi untuk mengalami

kejadian lesi prakanker dibandingkan dengan yang

memiliki ≤ 2 anak.

j) Defisiensi Zat Gizi

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa defisiensi asam

folat dan pada perempuan yang rendah mengonsumsi beta

karoten dan vitamin (A,C, dan E) dapat meningkatkan

risiko terkena kanker serviks (Novak, et al, 2012).

k) Hygiene dan Sirkumsisi

Page 39: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

20

Diduga adanya pengaruh mudah terjadi kanker serviks pada

perempuan yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini

dikarenakan pada pria nonsirkumsisi, hygiene penis tidak

terawat sehingga banyak terdapat kumpulan smegma

(Barrbara, et al. 2008).

4. Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks stadium dini menurut Subagja (2014), memiliki

gejala kanker tidak tampak sehingga sering disebut dengan silent

killer. Pada tahap pra kanker (displasia) sampai stadium I tidak ada

keluhan sama sekali sehingga banyak perempuan yang tidak

merasakan sama sekali. Biasanya, gejala baru muncul ketika sel

serviks yang abnormal telah berubah menjadi ganas dan menyusup ke

jaringan di sekitarnya. Pada saat itu akan timbul gejala-gejala berikut:

a. Nyeri pada perut bagian bawah

b. Menstruasi yang tidak normal, waktunya memanjang dan

jumlahnya lebih banyak.

c. Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna pink,

cokelat, mengandung darah atau berwarna hitam serta berbau

busuk.

d. Perdarahan vagina yang tidak normal, yaitu di luar masa

menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual atau dispareunia,

dan setelah menopause(Nurwijaya, Andrijono, & Suhaeimi, 2012).

Pada stadium lanjut, biasanya akan timbul gejala-gejala berikut:

Page 40: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

21

a. Perdarahan post coitus (setelah berhubungan seksual)

b. Nafsu makan berkurang, berat badan menurun secara drastis, dan

cepat merasa lelah

c. Nyeri pangul dan tungkai

d. Vagina mengeluarkan urin atau feses bahkan terjadi patah tulang

panggul.

e. Tidak dapat buang air kecil (karena saluran kemih tersumbat)

f. Nyeri punggung

g. Salah satu kaki bengkak dikarenakan kanker yang menyumbat

pembuluh limfe

h. Batuk-batuk dikarenakan kanker telah menyebar hingga ke paru-

paru.

5. Patofisiologi Kanker Serviks

Tahapan progresi infeksi HPV pada risiko tinggi kanker serviks

untuk lesi prakanker dan invasif, lesi prakanker disebut juga sebagai

lesi intraepitel serviks (Cervical Intraepithelial Neoplasma)

merupakan awal dari perubahan menuju karsinoma serviks uteri.

Diawali dengan NIS I (CIN I) yang secara klasik dinyatakan dapat

berkembang menjadi NIS II dan menjadi NIS III, setelah itu

berkembang menjadi karsinoma serviks. Konsep regresi spontan serta

lesi yang persisten menyatakan bahwa tidak semua lesi prakanker akan

berkembang menjadi lesi invasif sehingga diakui masih cukup banyak

faktor yang mempengaruhi.

Page 41: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

22

Gambar 2. 1. Perjalanan Penyakit Kanker Serviks.

Sumber : Williams, 2008.

6. Patogenesis Kanker Serviks

Gomez dan Santos (2007) menyebutkan bahwa penularan HPV

terutama melalui kulit ke kulit. Sel basal epitel skuamosa berlapis yang

terinfeksi oleh HPV. Jenis sel lain relatif resisten terhadap HPV.

Diasumsikan bahwa siklus replikasi HPV dimulai dengan masuknya

virus ke dalam sel-sel dari lapisan basal dari epitel. Infeksi HPV pada

lapisan basal menyebabkan abrasi ringan atau mikrotrauma pada

epitel. Setalah masuk ke dalam sel inang, proses replikasi HPV terjadi

di permukaan epitel. Pada lapisan basal, replikasi virus dianggap tidak

produktif, dan virus melakukan replikasi episom secara perlahan

dengan menggunakan mesin replikasi DNA inang untuk mensintesis

DNA-nya rata-rata satu kali per siklus sel. Didalam keratinosit yang

berbeda dari lapisan suprabasal epitel, virus beralih ke mode lingkaran-

Page 42: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

23

berputar dari replikasi DNA, membuat DNA bereplikasi dengan cepat,

mensintesis protein kapsid, dan menyebabkan perakitan virus.

a. Biomolekuler

Kanker serviks merupakan salah satu contoh terbaik untuk

memahami bagaimana infeksi virus dapat menyebabkan

keganasan. Tipe HPV risiko tinggi dapat dibedakan dari tipe HPV

risiko rendah dengan struktur dan fungsi produk E6 dan E7. Dalam

lesi jinak yang disebabkan oleh HPV, DNA virus terletak di

ekstrakromosomal dalam nukleus. Pada highgrade neoplasia

intraepitel dan kanker invasif, DNA HPV umumnya terintegrasi

dalam genom inang. Integrasi dari DNA HPV mengganggu dan

menghapus daerah E2, yang menyebabkan hilangnya ekspresi. Hal

ini mengganggu fungsi E2, yang biasanya mengatur transkripsi

dari gen E6 dan E7, dan mengarah kepada peningkatan ekspresi

gen E6 dan E7. Fungsi dari E6 dan produk E7 selama infeksi HPV

produktif adalah untuk menumbangkan jalur pertumbuhan sel

reguler dan memodifikasi lingkungan seluler untuk memfasilitasi

replikasi virus.

Produk gen E6 dan E7 melakukan regulasi kembali siklus

pertumbuhan sel inang dengan mengikat dan menonaktifkan dua

protein penekan tumor, yaitu protein penekan tumor (p53) dan

produk gen retinoblastoma (PRB). Produk gen HPV E6 mengikat

p53 dan menargetkan untuk degradasi cepat. Akibatnya, kegiatan

Page 43: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

24

normal p53 yang mengatur penangkapan G1, apoptosis, dan

perbaikan DNA menjadi tidak berfungsi. Protein HPV E6 risiko

rendah tidak mengikat p53 pada tingkat tidak terdeteksi dan tidak

berpengaruh pada stabilitas p53 in vitro. Produk gen HPV E7

mengikat PRB dan pengikatan ini mengganggu hubungan anatara

PRB Dan faktor transkripsi seluler E2F-1 yang mana akan

mengakibatkan pembebasan E2F-1, yang memungkinkan

transkripsi gen yang produknya dibutuhkan agar sel dapat

memasuki fase S dari siklus sel. Produk gen E7 dapat berikatan

dengan protein seluler mitotik interaktif lainnya seperti cyclin E.

Hasilnya adalah stimulasi seluler sintesis DNA dan proliferasi sel.

Protein E7 dari tipe HPV risiko rendah mengikat PRB dengan

penurunan afinitas. Selanjutnya, produk gen E5 menginduksi

peningkatan aktifitas protein kinase mitogen yang telah teraktivasi,

sehingga meningkatkan respon seluler terhadap faktor

pertumbuhan dan diferensiasi. Hal ini menyebabkan proliferasi

terus menerus dan menunda diferensiasi pada sel inang.

Inaktifasi protein p53 dan PRB dapat menimbulkan tingkat

proliferasi meningkat dan ketidakstabilan genomik. Akibatnya,

didalam sel inang semakin banyak terakumulasi kerusakan DNA

yang tidak bisa diperbaiki, menyebabkan sel-sel kanker berubah.

Selain efek onkogen diaktifkan dan ketidakstabilan kromosom,

mekanisme potensial berkontribusi terhadap transformasi termasuk

Page 44: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

25

metilasi dari virus dan DNA seluler, aktivasi telomerase, dan faktor

hormonal dan imunogenetik.

b. Riwayat Alami Kanker Serviks

Patogenesis kanker serviks dimulai dengan infeksi HPV

dari epitel serviks selama hubungan seksual. Riwayat alami kanker

serviks adalah proses penyakit yang berkesinambungan

berkembang secara bertahap dari neoplasia intraepitel serviks

(CIN) ringan ke derajat yang lebih parah dari neoplasia (CIN 2 dan

CIN 3) dan akhirnya menjadi kanker invasif. Perkembangan lesi

tingkat tinggi (CIN 2 atau 3) dan kanker invasif biasanya

berhubungan dengan konversi genom virus dari bentuk episom

menjadi bentuk yang terintegrasi, berasam dengan inaktivasi atau

penghapusan daerah E2 dan ekspresi produk gen E6 atau E7.

Beberapa peneliti telah membandingkan tipe HPV dengan derajat

berbeda dari CIN dan telah mengambil kesimpulan bahwa CIN I

dan CIN 2 atau CIN 3 adalah proses yang berbeda, dengan

mengindikasikan CIN I adalah terbatas pada infeksi HPV yang

ditularkan melalui seksual dan CIN 2 atau CIN 3 menjadi satu-

satunya prekursor kanker serviks. Perkembangan kanker umumnya

terjadi selama periode 10 sampai 20 tahun. Beberapa lesi menjadi

kanker lebih cepat, kadang- kadang dalam waktu dua tahun.

Page 45: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

26

7. Stadium Kanker Serviks

Stadium adalah derajat keparahan penyakit yang ada didalam

tubuh. Stadium digunakan untuk menilai risiko dan prognosis dengan

sejauh mana karakteristik yang spesifik dari kanker pasien dan untuk

menentukan cara pengobatan yang tepat. Penilaian dilakukan dua kali,

pertama sebelum pengobatan, menggunakan pemeriksaan pencitraan

medis dan klinis sehingga dapat menentukan pengobatan yang tepat

dan benar, yang kedua, jika pengobatan dengan cara pembedahan

pengangkatan jaringan, maka diperlukan penilaian untuk

memverifikasi keberhasilan tindakan pembedahan (Gomez, & Santos,

2007).

Pembagian stadium kanker serviks yang sering digunakan adalah

sistem pembagian stadium yang diperkenalkan oleh International

Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO). Pada sistem

tersebut, angka romawi O samapai IV menggambarkan stadium kanker

(Subagja, 2014). Penyakit pra kanker, setiap tahap kanker utama dari I

sampai IV, dan subdivisi dari setiap stadium dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 2. 2 Klasifikasi Stadium Kanker Serviks (FIGO) dan TNM (UICC)

Stadium TNM Gambaran Terapi

Stadium 0

Stadium 1

1A

Tis

T1

T1a

Karsinoma Insitu/Intraepitelial

Tumor terbatas pada serviks

(perluasan pada korpus uteri

tidak dinilai)

Karsinoma Invasif preklinik,

Cone biopsy

Atau

Page 46: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

27

1B

Stadium 2

2A

2B

Stadium 3

3A

3B

Stadium 4A

Stadium 4B

T1b

T2

T2a

T2b

T3

T3a

T3b

T4

M1

diagnostik hanya mikroskopik,

luas lesi kurang dari 3 cm, invasi

astromal minimal, kedalaman

lesi kurang dari 5 mm dari

lapisan basal, menyebar

horizontal tidak lebih dari 7 mm

Ukuran tumor lebih besar dari

T1a

Karsinoma menginvasi dapat

sampai sebagian uterus dan 2/3

atas vagina, namun tidak sampai

dinding pangul atau 1/3 bawah

vagina

Tanpa invasi parametrium

Dengan invasi parametrium

Karsinoma meluas sampai

dinding panggul dan / atau

mengenai 1/3 bawah vagina dan

/ atau ada hidronefrosis atau

gangguan fungsi ginjal

Tumor mengenai 1/3 bawah

vagina, tak ada perluasan ke

dinding panggul

Tumor meluas ke dinding

panggul dan / atau menyebabkan

hidronefrosis atau gangguan

fungsi ginjal

Tumor menginvasi mukosa

kandung kemih atau rectum dan

/ atau meluas keluar dari pelvis

minor

Metastis jauh ke organ lain

Histerektomi

transvaginal

Histeroktomi

radikal dengan

limfadenektomi

panggul dan

evakuasi

kelenjar limf

paraaorta (bila

ada metastasis

disertai dengan

radioterapi

pascabedah)

Radioterapi /

radiasi paliatif

dan kemoterapi

Sumber: European Society for Medical oncology (ESMO), 2012.

Page 47: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

28

Gambar 2. 2. Stadium Kanker Serviks Berdasarkan Klasifikasi FIGO.

Sumber: (Clamisao, et al. 2007).

8. Penatalaksanaan Kanker Serviks

1. Stadium 0 dan IA 1

a. Konisasi

Konisasi adalah pengobatan dengan operasi standar. Konisisasi

dilakukan dengan cara membuat insisi atau potongan berbentuk

kerucut pada jaringan serviks disekitar orifisium uteri yang

Page 48: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

29

menghubungkan vagina dengan bagian dalam serviks, lalu

kemudian dibuang. Jika pada pemeriksaan histopatologi, pada

bagian yang kerucut yang telah dipotong tidak terdapat sel-sel

tumor lagi, maka berarti pengobatan tersebut kuratif dan tidak

perlu dilakukan perawatan lebih lanjut (European Society for

Medical Oncology (ESMO), 2012).

b. Pengobatan Adjuvan Ketika Ada Risiko Kekambuhan

Pengobatan ini adalah untuk mengurangi risiko kekambuhan.

Jika setelah konisasi dilakukan pemeriksaan histopatologi dan

dinyatakan bahwa tumor sembuh, maka tidak diperlukan

pengobatan adjuvant. Namun bila ditemukan bahwa tumor

telah menyebar lebih luas melebihi stadium IA1, pengobatan

adjuvant sangat diperlukan. Pengobatan adjuvant akan

dilakukan bersamaan dengan radioterapi dan kemoterapi

(ESMO, 2012).

2. Stadium IA 2

a. Operasi (Trachelectomy dan Histerectomy)

Pengobatan standar adalah dengan melakukan bedah atau

operasi. Operasi dapat dilakukan dengan trachelectomy

maupun hysterectomy (European Society for Medical

Oncology, 2012). Trachelectomy merupakan teknik operasi

yang terdiri dari atas limfadenektomi kelenjar getah bening

pelvis dengan laparaskopi dan diikuti dengan reseksi sebagian

Page 49: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

30

dari serviks, parametrium, dan sepertiga vagina proksimal.

Bagian dari serviks yang dipotong pada segmen bawah uterus

meninggalkan bagian ismus dan korpus uteri yang bertujuan

untuk mempertahankan fungsi reproduksi (Rasjidi & Nurseta,

2008). Histerectomy merupakan suatu prosedur pengangkatan

sebagian atau seluruh rahim (Rasjidi, 2008).

b. Pengobatan Adjuvan

Seperti yang telah disebutkan diatas, pengobatan adjuvant

adalah pengobatan yang diberikan selain operasi jika diduga

masih ada sel kanker setelah dilakukannya operasi, atau jika

kanker meluas ke jaringan sekitarnya, seperti parametria atau

kelenjar getah bening (ESMO, 2012).

3. Stadium IB 1

Ada beberapa pilihan pengobatan untuk kanker serviks stadium IB

1 ini, yaitu:

a. Hysterectomy

b. Radioterapi digabungkan dengan iradiasi eksternal ditambah

dengan bracytherapy, yang merupakan iradiasi topikal dari

jarak pendek yang dilakukan tepat pada tumor (ESMO, 2012).

Bracytherapy adalah pengobatan keganasan dengan cara

menanamkan sumber radioaktif dekat dengan tumor yang

dituju. Sumber ini akan mengeluarkan sinar radioaktif dengan

Page 50: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

31

dosis tinggi, namun demikian jaringan disekitar tumor harus

dilindungi dari penyinaran (Djojodibroto, 2009).

c. Gabungan radioterapi dan pembedahan.

4. Stadium IB 2 sampai IV A

Pengobatan standar dengan melakukan radioterapi bersamaan

dengan kemoterapi. Radiasi bertujuan membunuh tumor primer

dan kelenjar getah bening yang berpotensi. Obat yang paling

umum digunakan untuk kemoterapi adalah cisplastin (Subagja,

2014).

5. Stadium IV B

Pasien dengan stadium IVB yang memiliki prognosis yang buruk

akan diberi pengobatan paliatif. Radiasi pelvis dilakukan untuk

mengontrol perdarahan vagina serta nyeri. Kemoterapi sistemik

disarankan untuk meringankan gejala dan memperpanjang

kelangsungan hidup secara keseluruhan. Regimen kemoterapi

digunakan untuk kelompok perempuan yang mengalami

kekambuhan (Hoffman, et al, 2012).

Hysterectomy, seperti yang telah dijelaskan di atas, merupakan

salah satu cara untuk pengobatan kanker serviks. Hoffman et al

(2012) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis operasi hysterectomy

yang dibagi berdasarkan derajat reseksinya, yaitu:

a. Simple Hysterectomy (Type I)

Page 51: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

32

Hysterectomy tipe 1 disebut juga extrafascial hysterectomy

atau simple hysterectomy,membuang uterus dan serviks tetapi

tidak mengharuskan pemotongan pada parametrium. Pilihan

tipe ini biasanya adalah benigna ginekologi patologi, penyakit

kanker serviks invasif, dan kanker serviks stadium IA1.

b. Modified Radical Hysterectomy (Type II)

Tipe ini membuang serviks, vagina bagian proksimal, dan

jaringan parametrial dan paraserviks. Tipe ini digunakan untuk

pasien kanker serviks dengan stadium IA1 setelah melakukan

konisasi yang tidak memungkinkan lagi bila harus dilakukan

konisasi ulang.

c. Radical Hysterectomy (Type III)

Tipe hysterectomy ini mengharuskan reseksi besar pada

parametria. Ruang kosong pada bagian paravesikal dan

pararektal dibuka. Arteri uterus diligasi di tempatnya semula

dari arteri iliaka internal, dan semua jaringan sebelah medial

direseksi. Eksisi parametrium diperpanjang ke dinding pelvis.

Ureter sepenuhnya dibedah dari tempatnya, dan kandung kemih

dan rektum dimobilisasi untuk memperluas pembuangan

jaringan. Septum rektovaginal dibuka untuk meletakkan rektum

jauh dari vagina, dan ligamen uterosakral diletakkan dekat

dengan rektum.

Page 52: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

33

9. Pencegahan Kanker Serviks

National Health Service (NHS) Inggris Raya (2013) menyebutkan

tidak ada cara tunggal yang benar-benar dapat mencegah kanker

serviks, tetapi ada beberapa hal yang dapat membantu mengurangi

risiko, yaitu:

1) Seks yang aman

Sebagian besar kasus terjadinya kanker serviks berkaitan dengan

infeksi HPV. HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual

tanpa pengaman, sehingga pengaman atau kondom dapat

digunakan saat berhubungan seksual agar mencegah penularan

HPV dan mengurangi risiko kanker serviks. Risiko terkena infeksi

HPV meningkat bila melakukan hubungan seksual di usia muda

dan memiliki banyak pasangan seksual, meskipun perempuan yang

yang hanya memiliki satu pasangan juga akan berisiko terkena

kanker serviks.

2) Melakukan Deteksi Kanker Serviks

Deteksi dini kanker serviks adalah pengujian pra-kanker dan

kanker pada perempuan yang tidak memiliki gejala dan mungkin

merasa sangat sehat. Ketika skrining mendeteksi lesi pra-kanker,

kanker dapat dengan mudah diobati bila diketahui sedini mungkin.

Skrining juga dapat mendeteksi kanker pada tahap awal dan

memiliki potensi lebih tinggi untuk disembuhkan. Dikarenakan lesi

pra-kanker memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang,

Page 53: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

34

skrining dianjurkan bagi setiap perempuan mulai dari usia 30

sampai 49 tahun setidaknya sekali dalam seumur hidup dan

idealnya lebih sering (WHO, 2014).

3) Hindari merokok

Seseorang yang tidak merokok dapatmengurangi kemungkinan

terkena kanker serviks. Sebaliknya, orang yang merokok mudah

terkena kanker karena kandungan zat yang ada didalam rokok yang

bersifat karsinogenik, dan kemungkinan orang yang merokok tidak

dapat melawan HPV di tubuh yang dapat menyebabkan kanker

serviks.

4) Melakukan Vaksin Kanker Serviks

Vaksin HPV terdiri dari dua macam yang dapat melindungi dari

dua jenis virus yang menyebabkan kanker serviks, yaitu tipe 16

dan 18. Kedua vaksin bekerja dengan baik jika diberikan sebelum

paparan HPV. Oleh karena itu, adalah lebih baik untuk

melakukannya sebelum aktivitas seksual pertama. Program

imunisasi ini diberikan kepada anak-anak ketika berusia 9 sampai

13 tahun karena pada usia inilah yang paling memungkinkan untuk

mencegah kanker. Walaupun vaksin HPV secara signifikan dapat

mengurangi risiko terkena kanker serviks, hal ini tidak menjamin

bahwa tidak akan terkena kanker serviks. Orang yang telah diberi

vaksin tetap harus melakukan skrining kanker serviks secara

berkala (WHO, 2014).

Page 54: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

35

B. Deteksi Dini Kanker Serviks

1. Pengertian Deteksi Dini Kanker Serviks

Deteksi dini kanker serviks adalah usaha upaya pemeriksaan untuk

mengidentifikasi kemungkinan suatu kelainan pada orang yang tidak

mempunyai keluhan atau gejala dari kelianan tersebut (Mandel,

2008).Deteksi dini kanker serviks adalah pengujian pra-kanker dan

kanker pada perempuan yang tidak memiliki gejala dan mungkin

merasa sangat sehat (WHO,2014). Deteksi dini kanker merupakan

usaha untuk mengidentifikasi atau mengenali penyakit atau kelainan

yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes (uji),

pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara tepat

untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar

sehat, dan yang tampak sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan

(Rasjidi, 2010).

2. Tujuan Deteksi Dini Kanker Serviks

Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada

stadium yang lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya

kelainan sejak dini, yaitu kanker yangmasih dapat

disembuhkan.Tujuan terpenting dari deteksi dini kanker serviks adalah

membantu agar kualitas hidup perempuan yang terdiagnosis kanker

serviks lebih lama dan lebih baik (Mandel, 2008).

Page 55: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

36

3. Manfaat Deteksi Dini Kanker Serviks

Manfaat Deteksi dini kanker serviks menurut Rasjidi, (2010),

yaitu:

a. Dapat menemukan kondisi medis atau stadium kanker serviks pada

tahap awal dan mengobati prakanker serviks sebelum menjadi

kanker serviks

b. Mengurangi jumlah kesakitan dan kematian akibat kanker serviks.

c. Biaya deteksi kanker serviks jauh lebih murah dibandingkan

dengan biaya pengobatan kanker serviks.

4. Cara Melakukan Deteksi Kanker Serviks

Deteksi dini kanker serviks pada perempuan minimal satu kali

pada usia 35-40 tahun. Jika fasilitas tersedia lakukan tiap10 tahun pada

perempuan usia 35-55 tahun. Jika fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap

5 tahun pada perempuan usia 35-55 tahun. Ideal atau optimal

perempuan melakukan deteksi tiap 3 tahun pada perempuan usia 25-60

tahun (Rasjidi, 2009).

a. Prosedur Deteksi Dini Kanker Serviks

Prosedur untuk melakukan deteksi dini kanker serviksmenurut

Soebachman (2011) yaitu sebagai berikut :

1) Para perempuan harus mulai melakukan deteksi sekitar 3 tahun

setelah mereka melakukan hubungan seks, tetapi tidak lebih

tua dari usia 21 tahun.

Page 56: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

37

2) Pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes Pap Smear

biasa digunakan, atau setiap 2 tahun jika tes berbasis cairan

digunakan.

3) Dimulai pada usia 30 tahun, para perempuan yang mempunyai

hasil test normal sebanyak 3x berturut-turut mungkin dapat

menjalani tes Pap Smear setiap 2 sampai 3 tahun sekali.

4) Pilihan lain untuk perempuan di atas 30 tahun adalah

menjalani tes Pap Smear setiap 3 tahun sekali ditambah tes

HPV DNA.

5) Perempuan yang memiliki faktor resiko tertentu (seperti

infeksi HIV atau punya imunitas lemah) harus mendapatkan

tes pap smear setiap tahun.

b. Hal Yang Dihindari Sebelum Melakukan Deteksi

Beberapa hal yang harus dihindari sebelum melakukan deteksi

menurut Soebachman (2011). Hal ini bertujuan untuk keakuratan

hasil dari pemeriksaan deteksi, dimanahal-hal yang harus dihindari

adalah sebagai berikut:

1) Jangan menjadwalkan tes diwaktu haid (terutama pada

pemiriksaan Pap Smear)

2) Jangan berhubungan seksual selama 48 jam sebelum

melakukan tes

3) Jangan melakukan douche (menyemprotkan air kedalam

vagina untuk keperluan pembersihan) 48 jam sebelum tes.

Page 57: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

38

4) Jangan menggunakan pembalut, busa pengendalian kelahiran,

jeli, obat-obatan atau krim vagina lainnya selama 48 jam

sebelum tes.

c. Metode Deteksi Dini Kanker Serviks

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan

screening atau deteksi kanker serviks adalah sebagai berikut:

1) Pap Smear Test

Pap smear test atau papanicolaou smear test merupakan

pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang

dinamakan speculum dan dilakukan oleh bidan ataupun ahli

kandungan. Pemeriksaan ini bermanfaat mengetahui adanya

HPV ataupun sel karsinoma penyebab kanker serviks (Tilong,

2012).

Metode deteksi dini kanker serviks yang umum dilakukan

adalah pap smear atau papanicolau test (Alliance Cervical

Cancer Prevention (ACCP), 2009).Pap smear test cenderung

murah, cepat dan bisa dilakukan di unit pelayanan kesehatan

terdekat, seperti puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit,

klinik, praktik dokter, dan lain sebagainya. Pap smear test bisa

dilakukan kapan saja, kecuali sedang haid, atau sesuai petunjuk

dokter. Pap smear test, sebaiknya dilakukan 1 x setahun oleh

setiap perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual

(Tilong, 2012).

Page 58: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

39

Namun, disamping kelebihan, pemeriksaan pap smear juga

ada kekurangannya, yakni sampel yang diambil tidak dari

seluruh bagian serviks sehingga ada bagian yang bisa saja tidak

terdeteksi.Selain itu, pada pemeriksaan pap smear

kemungkinan tidak memperlihatkan kondisi sel yang

sebenarnya dan mempunyai akuransi antara 80-90 %

(Soebachman, 2011).Beberapa perempuan yakin bahwa mereka

boleh berhenti melakukan tes pap Smear dan pemeriksaan

panggul setelah berhenti mempunyai anak. Keyakinan ini

sungguh keliru,bagaimanapun mereka harus terus megikuti

pedoman deteksi dini tersebut (Soebachman, 2011).

2) IVA (Inspeksi Visual Asam-Asetat)

IVA singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat,

yaitu suatu metode pemeriksaan dengan mengoles serviksa atau

leher rahim menggunakan lidi wotten yang telah dicelupkan ke

dalam asam asetat atau asam cuka 3-5 % dengan mata telanjang

(Kumalasari & Andhyantoro, 2012).Jika terjadi lesi kanker,

maka akan terjadi perubahan warna agak keputihan pada leher

rahim yang diperiksa. Daerah yang tidak normal akan berubah

warna menjadi putih (acetowhite) dengan batas yang tegas, dan

mengindikasikan bahwa serviks mungkin memiliki lesi

prakanker. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat

Page 59: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

40

dianggap tidak ada infeksi pada serviks (Kumalasari &

Andhyantoro, 2012).

IVA dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda

yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih

lanjut harus dilakukan. Metode tersebut memiliki sejumlah

keunggulan dibandingkan dengan pap smear test yang selama

ini lebih popular (Tilong, 2012). Adapun beberapa efektivitas

metode IVA dibandingkan pap smear adalah sebagai berikut :

1) Tidak memerlukan alat tes laboratorium yang canggih

(alat pengambil sampel jaringan, preparat, regen,

mikroskop, dan lain sebagainya).

2) Tidak memerlukan teknisi lab khusus untuk pembaca hasil

tes.

3) Hasilnya langsung diketahui, tidak memakai waktu

berminggu-minggu.

4) Sensitivitas IVA dalam mendeteksi kelainan leher rahim

lebih tinggi daripada pap smear test (sekitar 75%).

Meskipun dari segi kepastian lebih rendah (sekitar 85%).

5) Biayanya sangat murah (bahkan gratis bila dipuskesmas).

Pemeriksaan IVA dianjurkan untuk fasilitas dengan

sumber yang daya rendah bila dibandingkan dengan jenis

skrining yang lain dikarenakan, Pertama, mudah dilakukan,

aman, dan tidak mahal. Kedua, akuransinya sama dengan tes-

Page 60: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

41

tes yang lain. Ketiga, dapat dipelajari dan dilakukan oleh

hampir semua tenaga kesehatan yang sudah terlatih.Keempat,

dapat dilakukan di semua jenjang pelayanan kesehatan (rumah

sakit, puskesmas, pustu, polindes, dan klinik dokter spesialis,

dokter umum, dan bidan). Kelima, langsung ada hasilnya

sehingga dapat segera dilakukan pengobatan dengan

krioterapi, yaitu pembekuan serviks berupa penerapan

pendinginan secara terus-menerus selama 3 menit untuk

membekukan dan diikuti pencairan selama 5 menit, kemudian

diikuti dengan pembekuan lagi selama 3 menit dengan

menggunakan CO2 atau NO2 sebagai pendingin. Keenam,

sebagian besar peralatan dan bahan untuk pelayanan mudah

didapat.Ketujuh, tidak bersifat invasif dan dapat

mengidentifikasi lesi prakanker secara efektif (Kumalasari dan

Andhyantoro, 2012).

Bagi negara-negara berkembang dan miskin, dianjurkan

untuk melakukan metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam

Asetat) yang lebih murah dan mudah sehingga diharapkan

terjadi peningkatan cakupan deteksi dini lesi prakanker

sebelum terjadinya kanker serviks stadium lanjut.Semakin

dini lesi prakanker ditemukan, maka semakin mudah pula

untuk disembuhkan dan dicegah menjadi kanker serviks

(ACCP, 2009). Dalam hal ini beberapa kategori yang dapat

Page 61: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

42

dipergunakan dalam pemeriksaan metode IVA menurut

Tilong (2012). Berikut adalah beberapa kategori yang dapat

dipergunakan pada pemeriksaan dengan metode IVA yakni :

a) IVA negatif yang merupakan serviks normal.

b) IVA radang , yakni serviks dengan radang (senvisitis) atau

kelainan jinak lainnya (polip serviks).

c) IVA positif, yakni apabila ditemukan bercak putih (aceto

white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran

temuan screening kanker serviks dengan metode IVA

karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks

prakanker.

d) IVA kanker serviks. Tahap ini berupaya untuk penurunan

temuan stadium kanker serviks sehingga masih akan

bermanfaat bagi penurunan kematianakibat kanker serviks,

yakni ditemukan pada stadium invasif dini (IB- IIA).

Program deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Pisangan

Ciputat Tangerang Selatan menggunakan metode IVA

(Inspeksi Visual Asam-asetat) yang dilakukan setiap hari

Jum’at, dan promosi kesehatan terkait kanker serviks dan

deteksi kanker serviks namun pelaksanaan promosi kesehatan

ini dilakukan oleh pertugas kesehatan pada awal terbentuknya

program tersebut. Pemeriksaan IVA di Puskesmas Pisangan

Page 62: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

43

dilakakan oleh Bidan, dan tidak membutuhkan biaya atau

gratis jika di Puskesmas.

3) Thin Prep (Liquid Base Cytology)

Metode thin prep lebih akurat dibandingkan dengan pap

smear test. Jika pap smear test hanya mengambil sebagian dari

sel-sel di serviks atau leher rahim, maka thin prep akan

memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim yang tentu

hasilnya pun akan jauh lebih akurat dan tepat (Tilong, 2012).

Thin prep adalah screening sel-sel abnormal dengan cara

visualisasi sama halnya seperti pap smear. Thin prep juga

berfungsi mendekteksi kelainan pada mulut rahim dengan

berbasis cairan. Cairan seperti getah pada leher rahim, lalu

dijadikan sampel, dan dimasukkan ke dalam suatu cairan,

kemudian dibawa ke laboratorium (Tilong, 2012).

Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan thin prep,

yaitu dalam waktu 3 tahun pertama setelah melakukan

hubungan seksual atau telah mencapai umur 21 tahun.

Kemudian, setiap tahun pemeriksaan ini sebaiknya juga

dilakukan secara rutin. Apabila ada gejala infeksi HPV, maka

pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan lebih sering. Namun,

metode thin prep tergolong baru sehingga belum tersedia

secara luas (Tilong, 2012).

Page 63: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

44

Metode Thin Prep memiliki beberapa kelebihan. Adapun

beberapa kelebihan metode thin prep adalah Pertama,

pengambilan sampel serviks yang lebih baik. Kedua, lebih

akurat mendeteksi kelainan dengan keakuratan mencapai

100%. Ketiga, lebih akurat mendeteksi sel yang abnormal.

Keempat, diagnosis dari hasil pemeriksaan akan lebih tepat

dan pasti (Tilong, 2012).

4) Tes Schiller

Serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat

warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang

abnormal warnanya menjadi putih atau kuning (Indrawati,

2009). Untuk membantu menentukan stadium kanker,

dilakukan beberapa pemeriksaan; sistoskopi, rontgen dada,

urografi intravena, sigmoidoskopi, scanning tulang dan hati,

barium enema (Indrawati, 2009).

5) Koloskopi

Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya

menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, maka

selanjutnya prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan

menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk

mengamati bagian yang terinfeksi. Hal ini bertujuan untuk

menentunkan keberadaan lesi atau jaringan yang tidak normal

pada serviks atau leher rahim (Tilong, 2012).

Page 64: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

45

Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan alat kolposkop

yaitu alat mikroskop binokuler dengan sumber cahaya yang

terang untuk memperbesar gambaran visual serviks (Rasjidi,

2008). Kolposkopi bisa digunakan untuk screening primer

secara rutin. Setelah melakukan pemeriksaan cara pap smear,

selanjutnya dinyatakan abnormal pada leher rahim sehingga

sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan kolposkopi

(Tilong, 2012).

Koloskopi bisa dimanfaatkan untuk melakukan

pemantauan terhadap kelainan prakanker dan melihat

perkembangan terapi. Koloskopi dapat melihat pola abnormal

pembuluh darah, bercak-bercak putih pada serviks,

peradangan, dan erosi atau pengerutan jaringan serviks yang

semuanya menunjukkan adanya perubahan sel kanker. Apabila

pemeriksaan kolposkopi atau biopsi tidak menunjukkan

penyebab abnormalitas dari pap smear test, maka pasien

dianjurkan untuk melakukan pengambilan jaringan yang lebih

luas (Tilong, 2012).

5. Peran Puskesmas Terhadap Pencegahan Kanker serviks

Ada tiga tahap pencegahan kanker serviks, yaitu pencegahan primer

dengan vaksin HPV (Human Papiloma Virus) pada anak SD kelas lima

dan kelas enam, pencegahan sekunder melalui deteksi dini kanker serviks

dengan pemeriksaan IVA (Visual Asam Asetat), pencegahan tersier pada

Page 65: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

46

pasien yang terdiagnosis positif kanker serviks. Peran Puskesmas dalam

mendeteksi kanker serviks menjadi salah satu program yang terpenting

dalam pendeteksian dini. Tes IVA kini menjadi promosi yang digalakkan

di puskesmas-puskesmas di Indonesia karena tingginya angka kasus

kanker serviks (Kemenkes, 2016).

C. Perempuan Usia Reproduktif

Perempuan Usia Reproduktif adalah perempuan yang berusia 15

tahun sampai 49 tahun(WHO, 2013). Usia tersebut merupakan usia yang

sistem reproduksinya mulai berkembang dan berfungsi secara maksimal,

sehinga kemungkinan akan mudah untuk terserang berbagai

penyakit.Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) tahun 2014, menyebutkan bahwa perempuan usia reproduktif

yaitu perempuan yang telah berusia 15 tahun samapi 49 tahun baik yang

sudah menikah ataupun belum penah menikah, dikatakan perempuan usia

reproduktif dimana keadaan sistem reproduksinya berfungsi baik yang bisa

kemungkinan terjadi kehamilan jika dibuahi.

Pada masa reproduktif ini terjadi perubahan fisik, seperti

perubahan warna kulit, perubahan payudara, pembesaranperut,

pembesaran rahim, dan mulut rahim. Masa ini merupkan masa terpenting

bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Menstruasi pada masa ini

paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan

kehamilan. Kemungkinan ini dibagi berdasarkan usiadimana usia 20-29

tahun kemungkinan hamil sebesar 95%, usia 30-an tahun mengalami

Page 66: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

47

penurunan presentasi, dimana kemungkinan hamil 90%, sedangkan di usia

40-an tahun hanya 40% kemungkinan terjadinya kehamian (Depkes,

2003). Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali. Kondisi yang

perlu dipantau pada masa sreproduktif adalah perawatan antenatal, jarak

kehamilan, deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks, serta infeksi

menular seksual (Kumalasari, & Andhyantoro, 2012).

D. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah sebuah hasil dari tahu yang terjadi melalui

proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu

(Notoatmodjo,2011).Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil

pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,

insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau

isi pikiran-pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil

proses dari usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar, 2012). Pengetahuan

deteksi dini adalah kepandaian mengenai deteksi dini yang merupakan

hasil tahu dari segala sesuatu tentang deteksi dini yang telah

didapatkan melalui proses belajar atau pengalaman dengan

menggunakan pancaindera (Rasjidi, 2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan

Page 67: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

48

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan(Bakhtiar, 2012).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2011) dan Mubarak (2007), yaitu:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah meningkatkan dan memberikan pengetahuan

melalui bimbingan dari seseorang kepada orang lain. Hasil akhir

dari bimbingan yang diharapkan adalah menimbulkan sikap

positif serta meningkatkan pemahaman masyarakat atau individu

tentang aspek-aspek yang dipelajari.

b. Usia

Usia individu berkaitan dengan pengetahuan individu. Semakin

bertambah usia seseorang baik secara fisik dimana akan hilang

ciri-ciri lama dan muncul ciri-ciri baru, maka perkembangan

psikologis semakin matang dalam taraf berpikir dan memperoleh

informasi.Pada dewasa muda, individu memiliki peningkatan

kebiasaan dalam berpikir rasional, memiliki pengalaman hidup

dan pendidikan yang memadai serta secara psikososial dianggap

lebih mampu untuk memecahkan tugas pribadi dan sosial.

c. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungnan

Page 68: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

49

pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha

melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang

mendalam. Kesan yang mendalam dan membekas akhirnya dapat

pula membentuk sikap dalam hidupnya.

Lama bekerja dan status perkawinan juga masuk ke dalam bagian

pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan. Lama kerja

merupakan salah satu alat yang dapat mempengaruhi kemampuan

seseorang dengan melihat lama kerja dan dapat menilai sejauh

mana pengalamannya (Bachori, 2006).

d. Kebudayaan dan Lingkungan Sekitar

Lingkungan social budaya yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang dapat bersumber dari pandangan agama, kelompok

etnis yang mempengaruhi proses memperoleh informasi atau

pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan.

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

e. Informasi

Informasi yang didapatkan dapat mempengaruhi fungsi kognitif

dan afektif.Fungsi kognitif diantaranya berfungsi untuk

menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap,

perluasan sistem, keyakinan masyarakat, dan penjelasan nilai-nilai

tertentu.Kemudahan memperoleh suatu informasi dapat

Page 69: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

50

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

3. Kategori Pengetahuan

Arikunto (2010), menjelaskan untuk mengetahui kategoritingkat

pengetahuan yang dimiliki seseorang dibagi menjadi 3 tingkatan,

yaitu: pengetahuan baik lebih dari 75% sampai 100% bila subyek

mampu menjawab dari seluruh pertanyaan yang diajukan, pengetahuan

cukup berkisar antara 56 sampai 75% bila subyek mampu menjawab

dengan benar dari seluruh pertanyaan, dan pengetahuan kurang baik

apabila subyek menjawab pertanyaan dibawah 55% dari seluruh

pertanyaan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2011).

4. Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks

Pengetahuan deteksi dini adalah kemampuan menangkap suatu

obyek atau informasi tentang deteksi dini kanker serviks yang telah

didapatkan melalui proses belajar atau pengalaman dengan

menggunakan pancaindera (Rasjidi, 2010). Sumber pengetahuan

deteksi dini kanker serviks yang didapat bisa meningkatkan sikap

perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks.Semakin

Page 70: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

51

tinggi pengetahuan seseorang, semakin tinggi pula minat seseorang

untuk melakukan sikap terhadap stimulus (Pradana & Rusda, 2011).

Perempuan yang kurang akan pengetahuan tentang kanker

serviks akan mempengaruhi sikap perempuan untuk melakukan deteksi

dini kanker serviks, hal itu dapat dibuktikan dari penelitian yang

dilakukan oleh Dimyati, (2012) di Jakarta tentang pengetahuan deteksi

dini kanker serviks, dimana pengetahuan responden tentang deteksidini

kanker serviks kurang (46,7%), sedangkan responden yang memiliki

tingkat pengetahuan cukup (31,3%), dan yang memiliki tingkat

pengetahuan baik sebesar (22%).Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Syahputra, 2016 di Pekanbaru dapat diketahui jika mayoritas

pengetahuan perempuan pekerja seks tentang pap smear dan IVA

masih sangat kurang yaitu 78,1%. Penelitian tersebut serupa dengan

penelitian di RSUD Sukoharjo yang dilakukan oleh Kusumawati pada

tahun 2013 dimana tingkat pengetahuan perempuan tentang deteksi

dini kanker serviks masih tergolong kurang sekitar 56% dan yang

berpengetahuan baik sebesar 43,8%.

Hal ini justru bertolak belakang dengan penelitian yang

dilakukan oleh Zuliyanti & Wiatuti, (2016) di Kebumen, menunjukkan

bahwa 40 responden (53,3%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 22

responden (29,3%) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 13

responden (17,3%) memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang

deteksi dini kanker serviks, hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 71: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

52

perempuan yang tidak pernah melakukan pemeriksaan deteksi dini

kanker serviks sebelumnya berisiko 1,38 kali lebih tinggi untuk

mengalami lesi prakanker dibandingkan dengan perempuan yang

pernah melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks

sebelumnya. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Susanti

(2010) yang menyatakan perempuan yang tidak pernah melakukan

pemeriksaan deteksi dini berpeluang 1,26 kali lebih tinggi untuk

mengalami kejadian lesi prakanker.

Page 72: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

53

E. Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian berdasarkan tinjauan pustaka pada Bab II

seperti pada bagan 2.1.

Sumber:Notoatmodjo, (2011).Arikunto, (2010).Mandel, (2008).Tilong, (2012).

Bagan 2. 1.KerangkaTeoriPenelitian

Perempuan Usia

Reproduktif Kanker Serviks

Pengetahuan

Deteksi Dini Kanker

Serviks

Pengertian deteksi dini

kanker serviks

Tujuan deteksi dini

kanker serviks

Manfaat deteksi dini

kanker serviks

Cara deteksi dini

kanker serviks

Baik

Sedang

Kurang

Mampu

menjawab

pertanyaan

76-100%

Mampu

menjawab

pertanyaan

56-75%

Mampu

menjawab

pertanyaan

<55% Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan

- Pendidikan

- Umur

- Pengalaman

- Kebudayaan &

lingkungan sekitar

- Informasi

Page 73: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

54

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Tahap yang paling penting dalam melakukan suatu penelitian adalah

menyusun kerangka konsep (Nursalam, 2014). Kerangka konsep adalah

suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel

lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012). Variabel

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Berdasarkan

latar belakang dan tujuan penelitian maka kerangka konsep pada penelitian

ini terdapat satu variabel yaitu pengetahuan perempuan usia reproduktif

tentang deteksi dini kanker serviks.

Pengetahuan Perempuan Usia

Reproduktif tentang Deteksi Dini

Kanker Serviks

1. Pengertian deteksi dini kanker

serviks.

2. Tujuan deteksi kanker serviks.

3. Manfaat deteksi dini kanker

serviks.

4. Cara deteksi dini kanker serviks.

Bagan 3. 1. Kerangka Konsep

Page 74: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

55

B. Definisi Operasional

No Variabel DefinisiKonseptual Definisi Operasional Alat Ukur/ Hasil

Ukur

Kategori Skala

Ukur

1.

Karakteristik

Responden

a. Usia

b. Status

Pernikahan

c. Pendidikan

Usia adalah satuan waktu

yang mengukur

keberadaan suatu benda

atau makhluk, baik hidup

maupun mati, atau diukur

sejak seseorang lahir

hingga waktu usia itu

dihitung (Depkes RI,

2009).

Status pernikahan adalah

gambaran suatu hubungan

dengan seseorang dengan

lainnya, seperti menikah,

bercerai, janda, serikat

sipil dan sebagainya.

Pendidikan adalah

pengetahuan,

keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok

orang yang di transfer dari

Umur responden saat

dilakukan penelitian. Kategori

umur menurut Depkes RI

(2009):

Masa remaja akhir = 17-25

tahun

Masa dewasa awal = 26-35

tahun

Masa dewasa akhir = 36-45

tahun

Masa lansia awal = 46-55

tahun

Merupakan status hubungan

yang dimiliki oleh responden.

Merupakan jenjang pendidikan

formal terakhir yang pernah

ditempuh oleh responden.

Kategori pendidikan menurut

Kemendikbud (2016):

Kuesioner, bagian

A, format isian

Kuesioner, bagian

A, bentuk format

isian

Kuesioner, bagian

A, bentuk format

isian

1. 17-25 tahun

2. 26-35 tahun

3. 36-45 tahun

4. 46-55 tahun

1. Menikah

2. Belum Menikah

1. Pendidikan dasar

2. Pendidikan menengah

3. Pendidikan tinggi

Ordinal

Nominal

Ordinal

Page 75: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

56

2.

d. Pekerjaan

e. Riwayat

penyakit

Kanker

Serviks

Pengetahuan

satu generasi ke generasi

berikutnya melalui

pengajaran, pelatihan,

atau penelitian (Depkes

RI, 2009).

Pekerjaan adalah sebuah

kegiatan aktif yang

dilakukan oleh manusia

yang menghasilkan

sebuah karya yang

bernilai bagi seseorang

(Depkes RI, 2009).

Riwayat penyakit adalah

informasi tentang

penyakit sekarang atau

masa lalu dari seseorang

(Depkes RI, 2009).

Pengetahuan adalah

sebuah hasil dari tahu

yang terjadi melalui

proses sensoris khususnya

mata dan telinga terhadap

objek tertentu

(Notoatmodjo, 2011).

a. Pendidikan dasar (SD &

SMP/ sederajat)

b. Pendidikan menengah

(SMA/ sederajat)

c. Pendidikan tinggi

(diploma, sarjana)

Pekerjaan merupakan suatu

kegiatan atau aktivitas

responden sehari-hari.

Merupakan riwayat penyakit

kanker serviks yang dialami

oleh responden

Pengetahuan dalam penelitian

ini bahwa responden mengerti

yang berkaitan dengan deteksi

dini kanker serviks, yang

meliputi :

Pengertian

Tujuan

Manfaat

Cara

Kuesioner, bagian

A, bentuk format

isian

Kuesioner, bagian

A, bentuk isian

Kuesioner, bagian

C, bentuk format

isian.

Menggunakan skala

Guttman, Benar

dan Salah, nilai

Benar = 1 dan nilai

Salah = 0

1. Ibu Rumah Tangga

2. PNS

3. Pegawai Swasta/karyawan

4. Wiraswasta/ dagang

5. Pelajar

1. Tidak Ada

2. Ada

Baik jika responden mampu

menjawab pertanyaan dengan

benar (76-100%)

Cukup jika responden mampu

menjawab pertanyaan dengan

benar (56-75%)

Kurang jika responden mampu

menjawab pertanyaan dengan

benar (<55%).

Nominal

Nominal

Ordinal

Tabel 3. 1. Definisi Operasional

Page 76: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

57

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

desain penelitian deksriptif. Desain tersebut dipilih oleh penelitian dengan

pertimbangan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, relatif

terjangkau namun tetap dapat menjelaskan veriabel yang akan

diteliti(Dharma, 2011). Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran

pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini kanker

serviks di PuskesmasKelurahan Pisangan Ciputat Tanggerang Selatan.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diPuskesmas Kelurahan Pisangan Ciputat

Tangerang Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei tahun 2017

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang menjadi

sasaran penelitian (Siregar, 2014). Populasi penelitian ini adalah

perempuan usia reproduktif yang terdaftar di wilayah Kelurahan

Pisangan Ciputat Tangerang Selatan. Jumlah populasi perempuan usia

Page 77: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

58

reproduktif di wilayah kelurahan Pisangan Ciputat Tangerang Selatan

adalah 5.400 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro &

Ismael, 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi

perempuan usia reproduktif di wilayah Kelurahan Pisangan Ciputat

Tangerang Selatan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampling insidental (Incidental Sampling), yaitu

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan

sumber data (Sugiyono, 2012).

a. Kriteria Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti.

Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan adalah:

1) Perempuan usia resproduktif (usia 17 sampai 49 tahun)yang

tinggal di kelurahan Pisangan.

2) Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Perempuan usia reproduktif yang mengundurkan diri di

tengah proses penelitian.

Page 78: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

59

b. Jumlah Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan

perhitungan sampel rumus Slovin (Margono, 2010), yaitu:

n = 𝑵

𝟏+𝑵.𝒅𝟐

keterangan:

n : Sampel

N : Populasi

d : Batas ketelitian yang diinginkan

Maka perhitungan sampel yang diinginkan adalah :

n = 5400

1+5400 𝑥 (10%)2

= 5400

1+54

= 5400

55

= 98,181 (dibulatkan 98)

Untuk mengantisipasi responden yang dropout, maka total

sampel yang diambil tambah 10% sehingga sampel penelitian

sebanyak 108orang. Cara pengambilan sampel yang dilakukan

oleh peneliti dengan mendatangi tempat penelitian yaitu di

Puskesmas Pisangan dan memilih responden berdasarkan

karakteristik yaitu responden yang berusia 17 sampai 49 tahun

baik yang sudah menikah maupun belum menikah, dan yang

bertempat tinggal di Kelurahan PisanganCiputat Tangerang

Selatan.

Page 79: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

60

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Jenis instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner.Kuesioner merupakan alat ukur

berupa angket dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2011). Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini berisi terdiri atas dua bagian, yaitu :

1. Data demografi

Data demografi pada kuesioner penelitian berisi tentang umur,

status pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan riwayat penyakit

kanker serviks.

2. Pengetahuan

Bagian kedua dari kuesioner bertujuan untuk menilai tingkat

pengetahuan responden tentang deteksi dini kanker serviks pada

perempuan usia reproduktif dengan jumlah pertanyaan sebanyak 19

pertanyaan dan ditambah dengan pertanyaan tentang kanker serviks

sebanyak 11 pertanyaan benar/salah yang dibuat sendiri oleh peneliti

berdasarkan teori dan pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks

pada perempuan usia reproduktif. Pertanyaan tentang deteksi dini

kanker serviks dalam kuesioner ini terdiri dari 4 subvariabel yang

disebar dalam kuesioner, dimana pertanyaannya meliputi sebagai

berikut:

Page 80: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

61

a. Pengertian deteksi dini kanker serviks pada perempuan usia

reproduktif. Pertanyaan tentang pengertian deteksi dini kanker

serviks terdiri dari 1 pertanyaan negatif (P1).

b. Tujuan deteksi dini kanker serviks pada perempuan usia

reproduktif. Pertanyaan tentang tujuan deteksi dini kanker serviks

sebanyak 3 pertanyaan yang terdiri dari 2 pertanyaan positif(P9,

P12), dan1 pertanyaan negatif (P17).

c. Manfaat deteksi dini kanker serviks pada perempuan usia

reproduktif. Pertanyaan tentang manfaat deteksi dini kanker serviks

sebanyak 3pertanyaan positif (P7, P10, P14)

d. Cara deteksi dini kanker serviks pada perempuan usia reproduktif.

Pertanyaan tentang cara deteksi dini kanker serviks sebanyak 12,

yang terdiri dari 4pertanyaan positif (P3, P6, P8, P19), dan 8

pertanyaan negatif (P2, P4, P5, P11, P13, P15, P16, P18).

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan

perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini kanker serviks. Bentuk

kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup (closed

ended) dimana responden diarahkan untuk memilih jawaban sesuai

dengan pengetahuan responden (Notoatmodjo, 2012). Jenis skala

pengukuran yang digunakan adalah skala Guttmann.Jika jawaban benar

dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah dengan

pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai “1”.Jika jawaban

Page 81: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

62

salah dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban benar dengan

pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai “0”. Pengetahuan

perempuan usia produktif tentang deteksi dini kanker serviks

dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Pengkategorianya adalah

sebagai berikut:

1. Baik jika responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar

(76-100%).

2. Cukup jika responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar

(56-75 %)

3. Kurang jika responden mampu menjawab pertanyaan dengan

benar(< 55%) (Arikunto, 2010).

Adapun penggunaan presentase penilaian ini digunakan untuk

menilai masing-masing subvariabel pengetahuan, yaitu pengertian

deteksi dini kanker serviks, tujuan deteksi dini kanker serviks, manfaat

deteksi dini kanker serviks, dan cara deteksi dini kanker serviks.

E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner

Salah satu instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner.Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka kuesioner

tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas.Sebelum kuesioner digunakan

dalam penelitian, terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji

validitasmenggunakan content validity, kemudian dicari reliabilitas dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Page 82: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

63

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa

item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variable yang

diukur tersebut.Uji ini dilakukan dengan content validity, yaitu jenis

validitas yang diukur dengan berlandaskan teori dan dikonsultasikan

dengan ahli (Sugiyono, 2012).Uji validitas pada penelitian

inimenggunakan perhitungan dengan rumus PearsonProduct

Moment.Pernyataan valid apabila r hitung > r tabel, sedangkan pernyataan

yang dianggap tidak valid jika r hitung < r tabel(Dahlan, 2009).

Reabilitas ialah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Hal ini

berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengujian reliabilitas

penelitian ini menggunakan bantuan software computer dengan

rumusalpha cronbach,untuk dapat digunakan dalam penelitian setidaknya

instrument memiliki nilai reabilitas minimal 0,60 dan diatas 0,80 (Dharma,

2011).Hasil uji reabilitas instrument pada penelitian ini didapatkan nilai

total alpha yaitu 0,795 yang berarti bahwa tingkat konsistensi kuesioner

pada penelitian ini menunjukkan baik.

Instrument pada penelitian ini sudah dilakukan uji validitas kepada 30

orang yang tidak termasuk dalam jumlah sampel penelitian, dan telah

Page 83: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

64

dihitung menggunakan rumus pada software SPSS. Hasil uji valilditas

dikatakan valid apabila r hitung > r tabel, dimana nilai r tabel pada

penelitian ini didapatkan 0,361 pada N=30 dengan taraf signifikan 5%.

Hasil uji validitas dari 19 pertanyaan terdapat 3 pertanyaan yang tidak

valid yaitu pertanyaan nomor 4, 12, dan 19, dari pertanyaan yang tidak

valid peneliti melakukan validitas isi (content validity) kepada pakar ahli

dan pembimbing skripsi serta sudah dilakukan perbaikan isi.

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Persiapan Pengumpulan Data

a. Setelah ijin penelitian disetujui permohonan ijin penelitian kepada

pihak terkait seperti Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanggerang

Selatan, Walikota Tanggerang Selatan, Puskesmas Kelurahan

Pisangan dan Kelurahan Ciputat Timur peneliti mengumpulkan

data penduduk usia reproduktif dari kelurahan. Setelah

mendapatkan data, peneliti menyeleksi calon responden

berdarsarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti.

b. Setelah mendata yang sesuai dengan kriteria responden, kemudian

peneliti mengadakan uji validitas dan reabilitas kuesioner untuk

mengetahui seberapa valid dan konsisten kuesioner yang peneliti

buat.

c. Setelah kuesionerdinyatakan valid maka peneliti melakuakn

pertemuan dengan responden untuk melakukan Informed Consent

dan menjelaskan tujuan serta manfaat dari penelitian ini.

Page 84: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

65

d. Peneliti menyebarkan kuesioner yang sudah valid kepada

responden di tempat penelitian.

2. Pelaksanaan Pengambilan Data

a. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden

diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuisioner dan

responden diberikan kesempatan bertanya jika ada pertanyaan atau

pernyataan yang kurang jelas.

b. Responden diharapkan menjawab semua pertanyaan yang ada di

kuisioner, dan setelah selesai lembar kuisioner dikembalikan

kepada peneliti.

c. Peneliti menyeleksi kembali kuesioner yang tidak terisi dengan

lengkap, apabila kuesioner tidak terisi lengkap maka peneliti

meminta responden untuk melengkapi kuesioner. Kuisioner yang

telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti.

G. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2011) dan Notoatmodjo (2012), langkah-langkah

dalam pengolahan data, yaitu:

1. Editing

Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan.Editing dilakukan setelah data

terkumpul.Hal yang perlu diperhatikan dalam editing adalah

Page 85: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

66

kelengkapan identitas pengisian, kelengkapan jawaban, jawaban yang

relevan dengan pertanyaan, dan konsistensi jawaban.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri dari bebrapa kategori.Pemberian kode ini

sangat penting bila pengelolaan dan analisis data menggunakan

computer.Dalam coding, data yang berbentuk huruf diubah menjadi

bentuk angka/bilangan.Misalnya untuk jawaban benar diberikan kode

1, dan jawaban salah diberi kode 0.

3. Entry

Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master tabel atau database computer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau bias juga dengan membuat tabel

kontigensi. Program untuk analisis data pada penelitian ini adalah

menggunakan software statistic yaitu SPSS.

4. Melakukan Teknik Analisa

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini adalah penelitian

deskriptif, sehingga analisis yang digunakan adalah statistik

deskriptif.Statistik deskriptif (penggambaran) adalah statistika yang

membahas cara-cara meringkas, menyajijkan, dan mendeskripsikan

Page 86: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

67

suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan mempunyai

makna.

H. Analisis Data

Analisa data pada penelitian hanya menggunakan analisis

univariat.Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karateristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,

2012).Analisa yang digunakan yaitu distribusi, frekuensi, dan presentase.

Variabel analisis univariat adalahkarakteristik responden yang meliputi

usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat kanker serviks,

serta pengetahuan perempuan uisa reproduktif tentang deteksi dini kanker

serviks. Analisis univariat dilakukan pada penelititan ini meliputi; (1)

Pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang pengertian deteksi dini

kanker serviks; (2) Pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang

tujuan deteksi dini kanker serviks; (3) Pengetahuan perempuan usia

reproduktif terhadap manfaat deteksi dini kanker serviks; (4) Pengetahuan

perempuan usia reproduktif tentang cara deteksi dini kanker serviks.

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

(Hidayat, 2007). Adapun etika yang harus diperhatikan antara lain adalah

sebagai berikut:

Page 87: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

68

1. Informed Consent (Persetujuan)

Informed Consentmerupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan,

Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan dari Informed Consent adalah agar subjek mengerti akan

maksud, tujuan, dan dampak dari penelitian. Jika subjeknya bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.Adapun jika

responden tidak bersedia, maka penulis harus menghormatinya.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh penulis.Etika penelitian bertujuan untuk

menjamin kerahasiaan responden, melindungi dan menghormati hak

responden dengan mengajukan suratpertanyaan persetujuan.

Page 88: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

69

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

1. Gambaran Umum Puskesmas Pisangan

Puskesmas Pisangan adalah puskesmas yang ada di Kecamatan

Ciputat Timur, terletak disebelah Tenggara Tangerang, dengan luas

wilayah 1.685 Ha, dengan sebagian besar tanah darat dan sisanya

rawa. Letak Puskesmas Pisangan berada dengan batas-batas yaitu,

sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ciputat

(Kec. Ciputat), sebelah Timur berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah

Utara wilayah kerja Puskesmas Juramangu Timur (Kec. Pondok

Aren), sebelah Selatan wilayah kerja Puskesmas Pamulang (Kel.

Pondok Cabe Ilir). Wilayah kerja Puskesmas Pisangan meliputi dua

kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu.

2. Visi, Misi Puskesmas Pisangan

Visi dari Puskesmas Pisangan adalah dengan iman dan taqwa

mewujudkan masyarakat Pisangan setia, amanah, siaga, mandiri,

hidup sehat melalui akselerasi upaya kesehatan guna mewujudkan

Tangerang Selatan sehat 2017. Misi dari Puskesmas Pisangan yaitu

menggerakkan serta membudayakan peran serta dan potensi di

masyarakat dalam bidang kesehatan, mengupayakan pelayanan

Page 89: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

70

kesehatan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau, menjalin

kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral, dan swasta untuk

mendukung pembangunan berwawasan kesehatan.

3. Motto

Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan memiliki singkatan

SETIA yang berarti S adalah senyum, sapa, salam, sopan dan santun

yang menjadi budaya, E merupakan empati kepada masyarakat, T

adalah tanggap terhadap setiap permasalahan, I adalah inovatif dalam

berkarya, dan A adalah aman dan nyaman dalam memeberikan

pelayanan kepada masyarakat.

4. Program-program Puskesmas Pisangan

a. Upaya Kesehatan

1) Upaya Promosi Kesehatan

2) Kesehatan Lingkungan

3) Kesehatan Ibu Dan Anak Termasuk Keluarga Berencana

4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5) Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular

(P3M)

6) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tidak

Menular (PPTM), program deteksi dini kanker serviks di

Puskesmas Pisangan menggunakan IVA dan dilaksanakan

setiap hari Jumat, serta program promosi kesehatan tentang

kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks.

Page 90: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

71

7) Upaya Pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan Wajib

1) Lansia

2) Usaha Kesehatan Sekolah

c. Upaya Kesehatan Pengembangan Pilihan

1) Laboratorium

2) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat di Desa (UKGMD)

Page 91: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

72

B. Hasil Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden

Variabel Kategori Frekuensi Presentase

(%)

Usia 1. Remaja akhir (17-25 tahun)

2. Dewasa awal (26-35 tahun)

3. Dewasa akhir (36-45 tahun)

4. Lansia awal (46-55 tahun)

25

35

40

8

23,1

32,4

37,0

7,4

Total 108 100

Status

pernikahan

1. Menikah

2. Belum menikah

94

14

87,0

13,0

Total 108 100

Pendidikan

1. Pendidikan dasar

2. Pendidikan menengah

3. Pendidikan tinggi

21

68

19

19,4

63,0

17,6

Total 108 100

Pekerjaan 1. Ibu Rumah Tangga (IRT)

2. Wiraswasta

3. Pegwai swasta

4. Pegawai Negeri (PNS)

5. Pelajar

71

9

19

4

5

65,7

8,3

17,6

3,7

4,6

Total 108 100

Riwayat kanker

serviks 1. Tidak ada

2. Ada

107

1

99,1

0,9

Total 108 100

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan

responden sebanyak 108 responden.Tabel 5.1 menggambarkan

distribusi responden berdasarkan karakteristik usia, status

pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat kanker serviks

responden yang terpilih sebagai sampel. Responden terbanyak

berdasarkan usia yaitu reponden dengan usia dewasa akhir (36-45

tahun) sebanyak 40 responden (37,0 %). Distribusi responden

berdasarkan status pernikahan memperlihatkan bahwa sebagian

Page 92: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

73

besar responden berstatus menikah yaitu sebesar 87,0 % (94

responden), sedangkan responden yang belum menikah sebesar

13,0 % (14 responden).

Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan pendidikan

memperlihatkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian

ini mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 63,0%

(68 responden). Responden pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar

yaitu sebesar 19,4% (21 responden). sedangkan responden yang

memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu sebesar 17,6% (19

responden).

Hasil distribusi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

menunjukkan sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah

tangga yaitu sebanyak 71 responden (65,7%), pegawai swasta 19

responden (17,6%), wiraswasta 9 responden (8,3), pelajar 5

responden (4,6%), dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 4

responden (3,7%). Distribusi responden berdasarkan riwayat

kanker serviks memperlihatkan bahwa sebagian besar responden

tidak mempunyai riwayat kanker serviks yaitu sebanyak 107

responden (99,1%), sedangkan responden yang mempunyai riwayat

kanker serviks hanya sebanyak 1 responden (0,9%).

Page 93: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

74

2. Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Kanker Serviks dan

Deteksi Dini Kanker Serviks

5. 2 Gambaran Pengetahuan Perempuan Usia Reproduktif Tentang

Kanker Serviks &Deteksi Dini Kanker Serviks

Variabel

Pengetahuan

Kategori Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

F P F P F P

Kanker Serviks 86 79,6 % 22 20,4 % 0 0%

108

100 %

Deteksi Dini

Kanker Serviks 39 36,1 % 60 55,6 % 9 8,3 %

108

100 %

Tabel 5.2 memperlihatkan hasil penelitian mengenai

pengetahuan tentang kanker serviks dan deteksi dini kanker

serviks.Hasil penelitian ini menggambarkan seberapa jauh

responden memiliki tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks

dan deteksi dini kanker servks yang tergolong menjadi 3 kategori

tingkatan pengetahuan baik, cukup, dan kurang.Hasil tabel 5.2

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat

pengetahuan baik sebanyak 86 responden (79,6%), dan 22

responden (20,4%) berpengetahuan cukup, sedangkan responden

dengan tingkat pengetahuan kurang tidak ada (0%). Pada tingkat

pengetahuan responden tentang deteksi dini kanker serviks

sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 60 responden (55,6%), 39 responden (36,1%)

berpengetahuan baik, dan 9 responden (8,3%) mempunyai tingkat

pengetahuan kurang.

Page 94: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

75

3. Distribusi Proporsi Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks

Berdasarkan Karakteristik Responden

tabel 5. 3 Distribusi Proporsi Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks

Berdasarkan Karakteristik Responden

Variabel Kategori Kategori Pengetahuan

Total Baik Cukup Kurang

Usia 1. Remaja akhir

(17-25 tahun)

2. Dewasa awal

(26-35 tahun)

3. Dewasa akhir

(36-45 tahun)

4. Lansia awal

(46-55 tahun)

9 (23,1%)

9 (23,1%)

20 (51,3%)

1 (2,6%)

13 (21,7%)

23 (28,3%)

18 (30,0%)

6 (10,0%)

3 (33,3%)

3 (33,3%)

2 (22,2%)

1 (11,1%)

25 (23,1%)

35 (32,4%)

40 (37,0%)

8 (7,4%)

Total 39 (100%) 60 (100%) 9 (100%) 108 (100%)

Status

Pernikahan

1. Menikah

2. Belum

Menikah

30 (76,9%)

9 (23,1%)

55 (91,7%)

5 (28,3%)

9 (100%)

0 (0 %)

94 (87,0%)

14 (13,0%)

Total 39 (100%) 60 (100%) 9 (100%) 108 (100%)

Pendidikan

1. Dasar

2. Menengah

3. Tinggi

3 (7,7%)

24 (61,5%)

12 (30,8%)

15 (25,0%)

38 (63,3%)

7 (11,7%)

3 (33,3%)

6 (66,7%)

0 (0%)

21 (19,4%)

68 (63,0%)

19 (17,6%)

Total 39 (100%) 60 (100%) 9 (100%)

108 (100%)

Pekerjaan 1. Ibu Rumah

Tangga

2. Wiraswasta

3. Pegawai

swasta

4. Pegawai

Negeri Sipil

(PNS)

5. Pelajar

19 (48,7%)

6 (15,4%)

7 (17,9%)

4 (10,3%)

3 (7,7%)

44 (73,3%)

3 ( 5,0%)

11 (18,3%)

0 (0%)

2 (3,3%)

8 (88,9%)

0 (0%)

1 (11,1%)

0 (0%)

0 (0%)

71 (65,7%)

9 (8,3%)

19 (17,6%)

4 (3,7%)

5 (4,6%)

Total 39 (100%) 60 (100%) 9 (100%) 108

(100%)

Riwayat

Kanker

Serviks

1. Tidak ada

2. Ada

38 (97,4%)

1 (2,6%)

60 (100%)

0 (0%)

9 (100%)

0 (0%)

107(99,1)

1 (0,9%)

Total 39 (100%) 60 (100%) 9 (100%) 108

(100%)

Tabel 5.3 memperlihatkan hasil distribusi proporsi pengetahuan

deteksi dini kanker serviks berdasarkan karakteristik responden,

Page 95: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

76

dimana karakteristik responden terbagi menjadi 5 karakteristik, yaitu

usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat kanker

serviks.

Hasil analisis distribusi pengetahuan responden berdasarkan usia

menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah usia dewasa awal

(26-35 tahun) memilliki pengetahuan cukup sebanyak 23 responden

(21,3%), kurang 3 responden (2,8%), dan baik 9 responden (8,3%).

Responden pada usia dewasa akhir (36-45 tahun) berpengetahuan

baik 20 responden (18,5%), cukup sebanyak 18 responden (16,7%),

dan kurang 2 responden (1,9%). Usia responden remaja akhir (17-25

tahun) berepengetahuan cukup sebanyak 13 responden (12,%), baik

9 responden (8,3%), dan kurang hanya 3 responden (2,8%),

sedangkan responden dengan usia lansia awal (46-55 tahun) yang

berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (5,5%), kurang 1

responden (0,93%), dan baik 1 responden (0,93%).

Distribusi pengetahuan deteksi dini kanker serviks berdasarkan

status pernikahan memperlihatkan bahwa sebagian besar

respondenberstatus menikah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

responden dengan status menikah memiliki pengetahuan cukup

sebanyak 55 responden (50,9%), baik 30 repponden (27,8%), dan

kurang 9 reponden (8,3%), sedangkan responden yang belum

menikah berpengetahuan baik sebanyak 9 reponden (8,3%), dan

cukup 5 responden (4,7%).

Page 96: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

77

Hasil distribusi pengetahuan deteksi dini kanker serviks

berdasarkan pendidikan responden menunjukkan sebagian besar

responden berpendidikan menengah dengan tingkat pengetahuan

cukup sebesar 38 responden (35,18%), berpengetahuan baik 24

responden (22,22%), dan kurang 6 responden (5,56%). Responden

dengan pendidikan tinggi rata-rata berpengetahuan baik yaitu sebesar

12 responden (11,11%), dan cukup 7 responden (6,48%). Responden

yang berpendidikan dasar yang berpengetahuan cukup 15 responden

(13,8%), baik 3 responden (2,7%), dan kurang 3responden (2,7%).

Distribusi proporsi pengetahuan deteksi dini kanker serviks

berdasarkan pekerjaanmemperlihatkan sebagian besar responden

bekerja sebagai ibu rumah tangga sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan cukup sebesar 44 responden (40,74%), baik 19

responden (17,59%%), dan kurang 8 responden (7,41%). Responden

dengan bekerja sebagai pegawai swasta mayoritas berpengetahuan

cukup yaitu sebesar 11 responden (10,18%), baik 7 responden

(6,48%), dan kurang 1 responden (0,93%). Responden yang bekerja

sebagai wiraswasta yang berpengetahuan baik 6 responden (5,55%),

dan cukup 3 responden (1,67%), sedangkan pelajar mayoritas

berpengetahuan baik yaitu sebanyak 3 responden (2,78%), dan

cukup 2 responden (1,85%), responden yang bekerja sebagai

Pegawai Negeri semuanya berpengetahuan baik sebanyak 4

responden (3,70%).

Page 97: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

78

Distribusi pengetahuan deteksi dini kanker serviks berdasarkan

riwayat kanker serviks menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak memiliki riwayat kanker serviks dengan

pengetahuan cukup sebesar 60 responden (55,56%), dan yang

berpengetahuan baik 38 responden (35,18%), dan kurang 9

responden (8,33%), sedangkan reponden yang memiliki riwayat

kanker serviks berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (0,93%).

Hasil distribusi pada tabel menunjukkan bahwa responden yang

pengetahuan baik mengenai kanker serviks sebagian besar

berpengetahuan cukup untuk pengetahuan deteksi dini kanker

serviks yaitu sebanyak 47 responden (43,52%), baik 35 responden

(32,41%), dan kurang 4 responden (3,70%), sedangkan responden

dengan tingkat pengetahuan cukup pada pengetahuan kanker serviks

dan tingkat pengetahuan deteksi dini kanker servikscukup sebanyak

13 responden (1,20%), kurang 5 responden (4,63%), dan baik 4

responden (3,70%).

4. Gambaran Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Perempuan Usia

Reproduktif Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks

Tabel 5.4 Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Perempuan Usia

Reproduktif Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks

No Pernyataan Jawaban

Benar (1) Salah (0) 1. Deteksi dini kanker serviks adalah pemeriksaan

untuk mengetahui kelainan pada perempuan yang

sudah terkena kanker serviks

24

22,2%

84

77,8%

Page 98: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

79

No Pernyataan Jawaban

Benar (1) Salah (0) 2. Perempuan yang sudah menikah tidak wajib

melakukan deteksi.

99

91,7%

9

8,3%

3. Perempuan yang berusia 30 tahun keatas

idealnya melakukan deteksi 3 tahun sekali.

69

63,9%

39

36,1

4. Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukaan saat

sudah mengalami kanker serviks.

88

81,5%

20

18,5

5. Menggunakan sabun antiseptik vagina sebelum

melakukan deteksi dini kanker serviks sangat

dianjurkan

30

27,8%

78

72,2%

6. Perempuan yang sudah berhubungan seksual

wajib melakukan deteksi dini kanker serviks

100

92,6%

8

7,4%

7. Biaya melakukan deteksi lebih murah bila

dibandingkan dengan biaya pengobatan kanker

serviks

98

90,7%

10

9,3%

8. IVA dan Pap Smear merupakan beberapa metode

deteksi dini kanker serviks.

100

92,6%

8

7,4%

9. Dengan melakukan deteksi, kualitas hidup

penderita kanker serviks dapat meningkat dan

lebih baik.

91

84,3%

17

15,7%

10. Dengan melakukan deteksi kanker serviks, kita

dapat mengetahui stadium kanker serviks.

104

96,3%

4

3,7%

11. Perempuan yang banyak anak (sering

melahirkan) tidak wajib melakukan deteksi

kanker serviks.

86

79,6%

22

20,4%

12. Deteksi dini kanker serviks bertujuan untuk

mengetahui adanya gangguan pada serviks. 103

95,4%

5

4,6%

13. Boleh melakukan deteksi dini kanker serviks

ketika sedang haid.

78

72,2%

30

27,8%

14. Keterlambatan dalam mendeteksi kanker serviks

dapat memperparah kondisi penderita kanker

serviks

98

90,7%

10

9,3%

15. IVA dan Pap smear dapat mengobati kanker

serviks

35

32,4%

73

67,6%

16. Perempuan yang sudah sembuh dari kanker

serviks tidak perlu melakukan deteksi kanker

serviks lagi

83

76,9%

25

23,1%

17. Kanker serviks tidak dapat dicegah meskipun

sudah melakukan deteksi

62

57,4%

46

42,6%

18. Perempuan yang akan melakukan deteksi kanker

serviks tidak diperbolehkan melakukan hubungan

seksual 48 jam sebelum melakukan tes

75

69,4%

33

30,6%

19. Salah satu tempat untuk melakukan deteksi dini

kanker serviks adalah di Puskesmas.

80

74,1%

28

25,9%

Hasil analisa distribusi jawaban pengetahuan perempuan usia

reproduktif tentang deteksi dini kanker serviks pada tabel 5.14

Page 99: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

80

frekuensi jawaban mengenai pengertian deteksi dini kanker serviks

mempunyai frekuensi jawaban salah lebih tinggi dapat dilihat pada

nomor 1 yang merupakan pernyataan negatif, dimana yang

menjawab salah sebesar 77,8%. Frekuensi jawaban mengenai cara

deteksi dini kanker serviks juga mempunyai frekuensi jawaban salah

yang lebih tinggi yang dapat dilihat pada nomor 5 dan 15 yang

merupakan pernyataan negatif. Untuk pernyataan 5 tentang hal yang

tidak dianjurkan pada saat melakukan deteksi yang menjawab salah

72,2%, sedangkan pernyataan nomor 15 mengenai fungsi dari

metode deteksi dini kanker serviks yang menjawab salah 67,6%.

Page 100: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

81

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan

dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian

akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama penelitian.

A. Karakteristik Responden

1. Usia responden

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah

usia. Semakin bertambah usia seseorang baik secara fisik akan hilang

ciri-ciri lama dan muncul ciri-ciri baru, maka perkembangan psikologis

semakin matang dalam taraf berpikir dan memperoleh informasi

(Mubarak, 2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia

responden 40% berusia dewasa akhir (36-45 tahun), dari usia tersebut

sebanyak 51,3% responden berusia dewasa akhir berpengetahuan baik.

Pada dewasa akhir, individu memiliki peningkatan dalam kebiasaan

berpikir secara rasional, memiliki pengalaman hidup dan pendidikan

yang memadai serta secara psikososial dianggap lebih mampu dalam

memecahkan tugas pribadi dan sosial (Potter, & Perry, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Susilowati dan Anna (2014) di Kota Bogor bahwa kelompok usia 35- 44

Page 101: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

82

tahun sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, artinya

bahwa semakin dewasa umur seseorang maka semakin tinggi pula

seseorang tersebut untuk mendapatkan informasi. Usia perempuan

dewasa umumnya lebih menjaga fisik mereka, sehingga untuk

mendukung hal tersebut maka mereka mencari informasi dan memiliki

pengetahuan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Li & Changdong

(2010) menyatakan bahwa perempuan yang beruisa <50 tahun lebih

berisiko mengalami keganasan dibandingkan dengan perempuan yang

Berusia ≥50 tahun, hal ini juga sesuai dengan rekomendasi The American

Cancer Societymenganjurkan kepada perempuan yang berusia 20 sampai

50 tahun yang telah berhubungan seksual untuk melakukan deteksi dini

kanker serviks.

2. Status pernikahan

Status pernikahan memililki arti penting dalam epidemiologi selain

usia dan jenis kelamin. Risiko pada kanker serviks cenderung pada

perempuanyang sudah menikah atau sudah berhubungan

seksual.Perempuan yang telah melakukan hubungan seks memiliki risiko

lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak melakukan hubungan seks,

untuk itu perempuan yang sudah menikah atau berhubungan seksual

dianjurkan melakukan deteksi dini kanker serviks (Nurwijaya, Andrijono,

& Suhaeimi, 2012).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

berstatus menikah sebesar 87% dengan tingkat pengetahuan cukup dan

Page 102: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

83

baik, hanya sedikit yang berpengetahuan kurang.Status pernikahan

merupakan pengalaman yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang (Mubarak, 2007).Hasil penelitian yang dilakukan oleh Moegni

(2006) di Jakarta menunjukkan bahwa responden yang berstatus menikah

masih memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang deteksi dini kanker

serviks.

Responden yang belum menikah cenderung banyak berpengetahuan

baik, dan tidak ada yang berpengetahuan kurang. Hasil tersebut

menunjukkan hal yang tidak sama dengan teori, dimana status

pernikahan dapat berpengaruh pada tingkat pengetahuan, tetapi pada

penelitian ini bahwa status pernikahan tidak menjamin seseorang

memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai deteksi dini kanker serviks.

Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor lain yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, misal pendidikan atau

pengalaman mendapatkan informasi tentang deteksi dini kanker serviks

melalui media, lingkungan, atau melalui pendidikan kesehatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Susilowati dan Anna

(2014) di Bogor, dimana perempuan yang sudah menikah masih

memiliki tingkat pengetahuan kurang, hal ini menunjukkan bahwa status

pernikahan tidak mempengaruhi pengetahuan tentang faktor resiko

kanker serviks. Status pernikahan seseorang tidak menjamin seseorang

memiliki pengetahuan baik, tergantung dari minat seseorang pada suatu

informasi (Buchori, 2006).

Page 103: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

84

3. Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar di dalam

pendidikan yang menghasilkan proses pertumbuhan, perkembangan,

perubahan kearah yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan

perubahan perilaku individu, kelompok, atau masyarakat. Pendidikan

dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam memotivasi dalam bersikap, pada umumnya

semakin tingi pendidikan seseorang semakin mudah untuk menerima

informasi, namun perlu diperhatikan bahwa seseorang dengan pendidikan

rendah tidak mutlak mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang

(Notoatmodjo, 2011).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 63% responden mempunyai

tingkat pendidikan menengah (SMA) mayoritas berpengetahuan cukup

dan hanya sebagian kecil yang berpengetahuan kurang, sedangkan

respondenyang berpendidikan tinggi (perguruan tinggi) mayoritas

berpengetahuan cukup dan baik, dan tidak ada yang berpengetahuan

kurang. Pada responden dengan tingkat pendidikan dasar sebagian besar

berpengetahuan cukup. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo

(2012) bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Utami (2013) di

Surakarta memperlihatkan responden yang berpendidikan perguruan

tinggi memiliki tingkat pengetahuan baik.Tingkat pendidikan

Page 104: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

85

berhubungan dengan kemampuan responden untuk memahami sebuah

informasi yang mereka terima tentang deteksi dini kanker serviks, baik

pengertian maupun tujuannya.Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik

tingkat pendidikan responden, maka semakin baik pula tingkat

pengetahuan responden, dan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan

deteksi dini kanker serviks (Notoatmodjo, 2012).

4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan sebjek penelitian di

luar maupun di dalam rumah yang menghasilkan manfaat dan imbalan

materi.Hasil penelitian ini diketahui bahwa 71% responden bekerja

sebagai ibu rumah tangga dan mayoritas memiliki tingkat pengetahuan

cukup, meskipun dari segi jumlah ibu rumah tangga lebih banyak, namun

pengetahuan ibu rumah tangga masih ada yang tergolong

kurang.Responden yang bekerja sebagai pegawai PNS, pelajar, dan

wiraswasta mayoritas pengetahuan baik dan tidak ada yang

berpengetahuan kurang.Jenis pekerjaan dalam hal ini juga dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang.Menurut Friedason dalam

Wirawan (2001) menyatakan bahwa sebelum seseorang mencari

pelayanan kesehatan, biasanya mencari nasehat terlebih dahulu dari

lingkungan terdekatnya, disini lingkungan pekerjaan memungkinkan

mendapat informasi tentang deteksi kanker serviks. Hal ini dapat terjadi

karena responden yang bekerja memperoleh informasi lebih banyak dari

teman, media cetak, dan media elektronik di temapt kerjanya.

Page 105: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

86

Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Anna (2014) di Bogor

menunjukkan bahwa kelompok ibu rumah tangga juga mempunyai

proporsi pengetahuan yang buruk.Hal ini menggambarkan bahwa

pekerjaan merupakan salah satu alat yang dapat mempengaruhi

kemampuan seseorang dengan melihat pekerjaan dan lama waktu

bekerjanya. Kita dapat melihat sejauh mana pengalaman seseorang dari

pekerjaannya terkait dengan lingkungan pekerjaan dan waktu lama

bekerja (Buchori, 2006).

5. Riwayat Kanker Serviks

Riwayat penyakit adalah deskripsi tentang perjalanan waktu dan

perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya proses

pemaparan dengan agen penyakit hingga terjadinya penyakit, seperti

kesembuhan atau kematian (Potter & Perry, 2012). Riwayat penyakit

merupakan salah satu komponen utama pada epidemiologi deskriptif,

riwayat sama halnya dengan pengalaman. Pengalaman adalah suatu

kejadian yang dialami seseorang dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 99,1% responden tidak

memiliki riwayat kanker serviks sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan cukup, dan hanya 1 responden yang memiliki riwayat

kanker serviks memiliki tingkat pengetahuan baik, artinya bahwa riwayat

kanker serviks dapat mempengarui pengetahuan responden tentang

deteksi dini kanker serviks.Hasil penelitian yang dilakukan Yulia (2012)

Page 106: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

87

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien tentang pengobatan

kanker serviks tinggi sebanyak 92% pada pasien yang pernah menjalani

kemoterapi pengobatan kanker serviks. Hasil penelitian Susilowati dan

Anna (2014) di Kota Bogorjuga menunjukkan bahwa sebagian besar

responden yang mempunyai riwayat penyakit dan riwayat kanker

keluarga memiliki tingkat pengetahuan cukup sebesar 50,5%.

Adanya riwayat kanker serviks dapat membuat seseorang yang

terkena kanker serviks akan memiliki pengetahuan yang lebih baik

dibandingkan seseorang yang tidak ada riwayat kanker serviks, hal

tersebut adanya faktor pengalaman yang dapat mempengaruhi

pengetahuan (Buchori, 2006). Adanya riwayat kanker serviks juga dapat

membuat seseorang untuk mencari dan lebih menggali informasi tentang

penyakit yang diderita, sehingga mereka dapat mengetahui apa yang

terjadi pada dirinya dan tindakan apa yang terbaik untuk dirinya.

B. Gambaran Pengetahuan Perempuan Usia Reproduktif Tantang Deteksi

Dini Kanker Serviks

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi pada seseorang

melalui pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh

Page 107: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

88

pengetahuanakan bersifat harmonis dibandingkan dengan tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritasperempuan usia

reproduktif memiliki tingkat pengetahuan cukup sebesar 55,6% tentang

deteksi dini kanker serviks, tetapi hal tersebut tidak sesuai dengan hasil

jawaban responden pada pertanyaan pengertian dan cara deteksi dini kanker

serviks yang tergolong penting dan dapat menimbulkan efek pada kesehatan

perempuan usia reproduktif.Pada item pertanyaan nomor 1 mengenai

pengertian deteksi dini kanker serviks banyak perempuan usia reproduktif

yang menjawab salah sebanyak 84 (77,8%) responden, pertanyaan tersebut

merupakan pertanyaan negatif. Hal tersebut tidak sesuai dikarenakan deteksi

dini kanker serviks merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan pada

perempuan yang sehat atau belum terkena kanker serviks.

Pada item pertanyaan mengenai cara deteksi dini kanker serviks nomor

5 dan 15 sebagian responden masih menjawab salah. Pertanyaan nomor 5

yaitu “Menggunakan sabun antiseptik vagina sebelum melakukan deteksi dini

kanker serviks sangat dianjurkan”, sebanyak 78 (72,2%) responden yang

menjawab salah, pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan negatif, hal ini

tidak sesuai karena pemakaian sabun antiseptik atau sabun khusus pembersih

vagina sebenarnya tidak dianjurkan karena dapat mengganggu keasaman

dalam vagina (Manuaba, 2006). Pertanyaan nomor 15 juga merupakan

pertanyaan negatif, yaitu “IVA dan Pap smear dapat mengobati kanker

serviks”, sebanyak 73 (67,6%) responden yang menjawab salah. Pertanyaan

Page 108: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

89

tersebut tidak sesuai karena metode deteksi dini kanker servik yaitu IVA dan

pap smear merupakan pemeriksaan untuk menemukan lesi prakanker serviks,

agar secepat mungkin lesi prakanker ditemukan dan dilakukan pengobatan

secara tepat, tetapi bukan untuk mengobati kanker serviks (Kemenkes, 2014).

Hasil distribusi pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang

deteksi dini kanker serviks berdasarkan pengetahuan kanker serviks

memperlihatkan bahwa responden sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan baik tentang kanker serviks. Hal ini menggambarkan bahwa

responden memang sudah mengetahui tentang kanker serviks, namun masih

memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang deteksi dini kanker serviks.

Responden yang berpengetahuan cukup tentang deteksi dini kanker serviks

dipengaruhi oleh faktor informasi yang diperolehresponden seperti

pendidikan kesehatan yang sudah pernah dilakukan tentang deteksi dini

kanker serviks oleh tenaga kesehatan, media cetak atau elektronik dan ada

juga yang menjawab salah karena alasan lupa dan tidak tahu, sehinga

responden sebagian besar memperoleh pengetahuan cukup.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Utami, Irdawati, & Endang (2013) di Surakarta, hasil dari

penelitian ini menyebutkan bahwa pengetahuan responden terhadap deteksi

dini kanker serviks pada pasangan usia subur sebagian besar mempunyai

tingkat pengetahuan tinggi sebesar 62%, namun tidak sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Fauziah, dkk (2011) di Jakarta, dimana tingkat

penegtahuan responden tentang deteksi dini kanker serviks tergolong kurang

Page 109: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

90

sebesar 49%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Artiningsih (2011) di

Mojokerto juga menunjukkan bahwa pengetahuan wanita usia subur 48%

mempunyai pengetahuan kurang.

Pengetahuan dapat mempengaruhi sikap, dimana jika seseorang

mempunyai tingkat pengetahuan baik terhadap suatu objek tertentu maka

perilaku atau sikap seseorang tersebut juga baik (Notoatmodjo, 2012). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Nasihah & Lorna (2013) di Lamongan

menunjukkan bahwa seseorang dengan pengetahuan yang kurang maka

pelaksanaan sikap untuk deteksi dini kanker serviks juga rendah, dan

sebaliknya jika pengetahuan seseorang baik maka pelaksanaan deteksi dini

kanker serviks juga tinggi.

Hasil penelitian ini memberikan warning bagi semua pihak khususnya

petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan edukasi mengenai kanker

serviks dan pencegahannya, serta mengenai deteksi dini kanker serviks

sehingga tingkat pengetahuan menjadi lebih baik. Tingkat pengetahuan yang

baik diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya

pengetahuannya saja, tetapi dapat mengaplikasikannya melalui upaya

pencegahan faktor risiko dan melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker

serviks di pusat kesehatan, serta dapat memberikan informasi terkait

pengetahuannya kepada orang lain untuk berperilaku hidup sehatagar dapat

menurunkan angka kejadian kanker serviks di masa mendatang.

Page 110: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

91

C. Keterbatasan Peneliti

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu:

1. Tempat pada penelitian ini adalah di Puskesmas sehingga sebagian

responden mempunyai kesibukan untuk melakukan pemeriksaan di

puskesmas sehingga kemungkinan terjadi kurang fokus untuk membaca

pertanyaan pada kuesioner.

Page 111: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

92

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang dilakukan di wilayah

kerja Puskesmas Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tangerang Selatan.

Jumlah responden yang dipilih sebanyak 108 responden. Hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang

deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Pisangan adalah sebagai berikut:

1. Gambaran karakteristik responden

a. Berdasarkan usia, perempuan usia reproduktif di Puskesmas

Pisangan 40 responden (37% dari total responden) berusia

dewasa akhir (36-45 tahun) sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan baik.

b. Berdasarkan status pernikahan, perempuan usia reproduktif di

Puskesmas Pisangan 87% berstatus menikah yang mayoritas

berpengetahuan cukup.

c. Berdasarkan pendidikan, perempuan usia reproduktif di

Puskesmas Pisangan berpendidikan menengah 63%

berpengetahuancukup.

Page 112: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

93

d. Berdasarkan pekerjaan, peempuan usia reproduktif di

Puskesmas Pisangan bekerja sebagai ibu rumah tangga 71%

memiliki tingkat pengetahuan cukup.

e. Berdasarkan riwayat kanker serviks, perempuan usia

reproduktif di Puskesmas Pisangan tidak memiliki riwayat

kanker serviks 99,1% mayoritas berpengetahuan cukup.

2. Pengetahuan perempuan usia reproduktif tentang deteksi dini

kanker serviks didapatkan hasil yang memiliki pengetahuan baik

sebesar 36,1% (39 responden), pengetahuan cukup 55,6% (60

responden), dan yang memiliki pengetahuan kurang sebesar 8,3 %

(9 responden).

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap dan perilaku

terhadap deteksi dini kanker serviks.

2. Bagi Puskesmas Pisangan

Petugas kesehatan di Puskesmas Pisangan hendaknya lebih meningkatkan

edukasi kepada masyarakat atau perempuan usiareproduktif mengenai

kankerserviks dan deteksi dini kanker serviks untuk meningkatkan

pengetahuan perempuan usia reproduktif agar mampu meningkatkan minat

melakukan deteksi dini kanker serviks untuk mencegah terjadinya kanker

serviks di masyarakat.

Page 113: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

94

3. Bagi Perempuan Usia Reproduktif

Perempuan usia reproduktif diharapkan dapat mengetahui tentang kanker

serviks dan deteksi dini kanker serviks serta keinginan untuk melakukan

pencegahan kanker serviks dan melakukan deteksi dini kanker serviks.

Page 114: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

95

DAFTAR PUSTAKA

All for Cervical Cancer Prevention (ACCP). (2009). National of Cervical

Cancer. Even Infrequent Screening of Older Women Saves Lives.

Cervical Cancer Prevention Face Sheet. Seattle ACCP.

American Cancer Society. (2007). Cancer fact and figures. Atlanta:

Autors.

Arikunto, Suharsimi,.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. (edisi ke-13). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Artiningsih, Ninik. (2011). Hubungang Antara Tingkat Pengetahuan

Dan Sikap Wanita Usia Subur Dengan Pemeriksaan Inspeksi

Visual Asam-Asetat Dalam Rangka Deteksi Dini Kanker

Serviks.Tesis.Program pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Bakhtiar, Amsal., (2012). Filsafat Ilmu. (edisi ke-11). Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Barrbara L. Loffman, et al. (2008). Williams’ Gynecology. (4thed). USA:

The McGraw-Hill Companies.

Behrman, R. E., Kliegman, R. M., & Arvin, A. M. (2000). Ilmu

Kesehatan Anak Nelson (15th ed). (Vol. II). Jakarta: EGC.

Buchori, Muchtar. 2006. Transformasi Pendidikan. Jakarta: Sinar

Harapan.

Clamisao, C. C., Brenna, S. M., Lombardelli, K. V., Djahjah, M. C., &

Zeferino, L. C. (2007). Magnetic Resonance Imaging In The

Staging Of Cervical Cancer.Journal Radiologia Brasileira, III (40),

207-215.

Colombo, N., S. Carinelli, A. Colombo, C. Marini, D. Rollo, C. Sessa.

(2012). Cervical Cancer: ESMO Clinical Pratice Guidelines for

Diagnosis, Treatment, adn Follow Up.Annal & Oncology Journals

2012; 23 (suppl 7): vii27-vii32. ESMO.

http://oncologypro.esmo.org/Guidelines-Practice/Clinical-Practice-

Guidelines/Gynaecological-Cancers/Cervical-Cancer. Diakses

pada14 Desember 2016.

Page 115: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

96

De Groff, A. Et all. (2016). Using Evidence-Based Interventions to

Improve Cancer Screening in the National Breast and Cervical

Cance Early Detection Program.JPublic Health Manag Pract. Sep-

Oct;22(5):442-9.doi:

10.1097/PHH.000000000000036https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub

med/26672405 Diakses 26 Oktober 2016 pukul 13.57 WIB.

Depkes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan

Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitin. Jakarta: Trans

Info Media.

Dimyati, V. (2012).BanyakPerempuan Awam Kanker Serviks. Jakarta:

Jurnal Nasional.

Djojodibroto, R. D. (2009).Respiration: Respiratory Medicine. Jakarta:

EGC.

Fauziah, Rathi M., dkk. (2011). Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Pusat

Pelayanan Primer di Lima Wilayah DKI Jakarta.Artikel

penelitianFakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Vol. 61. No.

11. November 2011. J Indon Med Assoc. Jakarta.

Fitriana, Nimas A., & Tri Kurniati Ambarini. (2012). Kualitas Hidup

Pada Penderita Kanker Serviks Yang Menjalani Pengobatan

Radioterapi. Jurnal Psikologis Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1

No. 02, Juni 2012.Departemen Psikologis Klinis dan Kesehatan

Mental Fakultas Psikologis Universitas Airlangga. Surabaya.

Gomez, D. T., & Santos, J. L. (2007). Human Papilomavirus Infection

and Cervical Cancer: Pathogenesis and Epidemiology.

Communicating Current Research and Educational Topics and

Trends in Applied Microbiology, 680-688.

Hegner, B. R., & Caldwell, E. (2003). Asisten Keperawatan : Suatu

Proses Pendekatan Keperawatan (6th ed.). Jakarta: EGC.

Hidayat, Alimul Aziz A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan

Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Mendika.

Hoffman, B. L., Schorge, J. O., Schaffer, J. J., Halvorson, L. M.,

Bradshaw, K. D., & Cunningham, F. G. (2011). Williams

Gynecology (2nd ed.). United States: McGraw-Hill.

Page 116: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

97

HPV Information Center. (2014). Human Papilomavirus and Related

Disease Report: INDONESIA. ICO Information Center on HPV

and Cancer (HPV Information Center). Barcelona.

Indrawati, Maya., (2009). Bahaya Kanker Bagi Perempuan dan Pria.

Cetakan Pertama. Jakarta: . AV Publisher.

Kemendikbud. (2016). Indonesia Educational statistics In Brief

2015/2016. Pusat Data Dan Statistik Pendidikan Dan Kebudayaan.

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Kemenkes. (2014). JKN Menjamin Pemenriksaan Deteksi Dini Kanker

Leher Rahim dan payudara. Jakarta. Pusat Pembiayaan dan

Jaminan Kesehatan sekertariat Jendral Kementerian Kesehatan

RI.http://www.jkn.kemkes.go.id/detailberita.php?id=54

Kemenkes. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks, Komite

Penanggulangan Kanker Nasional. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes. (2015). Situasi Penyakit Kanker : Pusat Data dan Informasi.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kumalasari, Intan. & Andhyantoro, Iwan. (2012). Kesehatan

Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.

Kusumawati, Yuli., Ridhiya W.N., & Eka Nurul R. (2016). Pengetahuan,

deteksi dini dan vaksinasi HPV sebagai vaktor pencegah kanker

serviks di kabupaten sukoharjo.Jurnal kesehatan masyarakat

Universitas Muhammadiyah Surakarta.KESMAS 11 (2) (2016)

204-213. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas.

Maharie, L dan Indrawati. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang

Kanker Serviks Dengan Keikutsertaan Ibu Melakukan IVA Test di

Kelurahan Jebres Surakarta.Gaster Jurnal. vol. 9 No. 2 Agustus

2012.

Mandel JS, Smith R. (2008). Cancer Screening. In: Devita, Hellman,

Rosenberg, editors. Cancer, Principle of Oncology. 8th edition.

Philladelphia-Baltimore-NewYork-London: Lippincott Williams

and Willkins.

Martini, Ni Ketut. (2013). Hubungan Karakteristik, pengetahuan, dan

Sikap Wanita Pasangan Usia Subur Dengan Tindakan Pemeriksan

Pap Smear Di Puskesmas Sukawati II.Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Udayana. Denpasar.

Page 117: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

98

Moegni, E. M. (2006). Penilaian Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pasien

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo Tentang Pap Smear. Volume 3 No. 4. Jurnal

Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran

Universitas Indonesia.

National Health Service (NHS) United Kingdom. (t.thn.). Dipetik

December 10, 2016, dari http://www.nhs.uk/Conditions/Cancer-of-

the-cervix/Pages/Prevention.aspx.

Nasihah, Mimatun., & Sifia Lorna B. (2013). Hubungan Antara

Pengetahuan dan Pendidikan Dengan Pelaksanaan Deteksi Dini

Kanker Serviks Melalui IVA Di Lamongan. Edisi 2. Jurnal

Midpro.

Norwitz, Errol. & John Schorge. (2012).At a Glance Obstetri &

Ginekologi. (Edisi Ke-2). Jakarta: Erlangga Medical Series.

Notoatmodjo, Soekidjo,. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.

Cetakan Pertama. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Konsep Perilaku Kesehatan Dalam :

Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nuranna, L., Aziz, M. F., Cornain, S., Purwoto, G., Purbadi, S.,

Budiningsih, S., et al. (2012). Cervical Cancer Prevention Program

in Jakarta : See and Treat Model in Developing Country. Journal of

Gynecologic Oncology, 23(3), 147-152.

Nuranna, Laila., (2010). Pedoman Tatalaksana Kanker,Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian

Keperwatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nurwijaya, H., Andrijono, & Suheimi. (2011). Cegah dan Deteksi

Kanker Serviks. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Prandana, Dhani Arief, & Muhammad Rusda. (2011). Pasien Kanker

Serviks Di RSUP H. Adama Malik Medan Tahun 2011.E-jurnal

Page 118: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

99

FKUSU.Vol.1No.2Tahun2013.

http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ejurnalfk/article/download/1353/7

31 Diakses Pada 5 Oktober 2016 Pukul 09.47.

Rasjidi, Imam. (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi:

Berdasarkan Evidence Base. Jakarta: EGC.

Rasjidi, Imam. (2009). Studi Pustaka; Epidemiologi Kanker Serviks.

Indonesian Jurnalof Cancer. Volume 3 No. 3. Tangerang.

Departemen Obstetri dan Ginekologi Siloam Hospitals.

Rasjidi, Imam. (2010). 100 Questions & Answers : Kanker pada

Perempuan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Romadhoni, Yazid, N. & Aviyanti, D., (2012). Penyerapan Pengetahuan

Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan.Jurnal

Kedokteran Muhammadiyah. vol.1. hal. 38-41.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2014).Dasar-Dasar Metodologi

Penelitian Klinis. (Edisi ke-5). Jakarta: Sagung Seto.

Septadina, Indri S., dkk. (2013). Upaya Pencegahan Kanker Serviks

Melalui Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Wanita

dan Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kenten Palembang. Jurnal Pengabdian

Sriwijaya. Palembang: FK Universitas Sriwijaya.

Siagian, Ernawaty. (2015). Faktor- Faktr yang Berhubungan Denagn

Motivasi Pemeriksaan Pap Smear Pada Karyawati. Artikel

Penelitian Journal Skolastik Keperawatan. Vol. 1 No. 1: 2443-

0935.

Soebachman, Agustina. (2011). Awas 7 Kanker Paling Mematikan,

Cetakan Pertama. Yogyakarta: Syura Media Utama.

Subagja, H. P. (2014). Waspada!!! Kanker-Kanker Ganas Pembunuh

Perempuan. Yogyakarta: FlashBooks.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutanto, Trio Hastono. (2014). Statistik Kesehatan. Cetakan ke-8.

Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sulistiowati, Eva, & Anna Maria Sirait. (2014). Pengetahuan Tentang

Faktor Risiko, Perilaku Dan Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan

Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Di Kecamatan

Page 119: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

100

Bogor Tengah, Kota Bogor.Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan

MasyarakatBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

Kementrian Kesehatan RI.Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 42.

No. 3. September 2014: 193-202.

Syahputra, E., Wiwit A., & Suyanto. (2016). Hubungan pengetahuan dan

sikap terhadap tindakan wanita pekerja seksual tidak langsung

tentang pap smear dan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks di

hotspot x kecamatan paying sekaki pekanbaru. Jurnal Jom FK No.

2.Oktober 2016.

Tilong, Adi, D., (2012). Bebas dari Ancaman Kanker Serviks, Flashbook.

Cetakan Pertama: Yogyakarta.

Utami, Nungky M. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan

Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Pasangan Usia Subuur

DI Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah, Surakarta. Jurnal

Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wee, Liang En., Li Yan Lim., and Gerald Choon-Huat Koh. (2016). Two

Sides Of Coin: A Qualitative Study of Patient and Provider

Perspectives On Colorectal, Breast and Cervical Cancer Screening

In a Low-Income Asian Community. Proceedings of Singapore

Healthcare 2016. Vol. 25 (2) 80-91.

http://www.Sagepub.co.uk/journals.navhttp://www.psh.sagepub.co

m (diakses Pada 30 September 2016).

Wijayakusuma, H. (2008). Atasi Kanker Dengan Tanaman Obat. Jakarta:

Puspa Swara.

World Health Organization. (2012). International Agency of Research on

Cancer : Cancer Fact Sheets Cervical Cancer. Globoccan.

http://gco.iarc.fr/today/data/pdf/fact-sheets/cancers/cancer-fact-

sheets-16.pdf Diakses Pada 5 Oktober 2016.

World Health Organization. (2013). WHO Guidance Note:

Comprehensive Cervical Cancer Prevention and Control: A

Healthier Future for Girls And Women. Geneva: WHO press.

World Health Organization. (2014). WHO Guidelines for Screening and

Treatment PrecancerousLesions for Cervical Cancer Prevention.

Geneva: WHO Press.

Yamani dkk. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Kanker Serviks Dengan Perilaku Ibu Dalam Melakukan

Pemeriksaan Pap Smear di Desa Ketawang Daleman Kecamatan

Page 120: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

101

Ganding Kabupaten Sumenep. http://www.apps.um-surabaya.ac.id

Diakses Pada 30 September 2016.

Yayasan Kanker Indonesia. (2014). Kesadran Untuk Deteksi Dini

Kanker Serviks Masih Rendah. Jurnal YKI.Posted: 4 juli 2014 at

08.45.http://www.yayasankankerindonesia.org/2014/kesadaran-

untuk-deteksi-dini-kanker-serviks-masih-rendah/. Diakses pada

tanggal 11 januari 2017.

Yulia, Tiya. (2012). Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang

Pengoatan Kemoterapi Di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Skripsi.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Zeliha, Koc. Ph.D. (2015). Major Article: University Stident’s

Knowledge and Attitudes Regarding Cervical Cancer, Human

Papillomavirus, and Human Papillomavirus Vaccines in Turkey.

Journal of American College Health, Vol 63, No. 1.

http://www.search.ebscohost.com diakses 10 Desember 2016.

Page 121: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

102

LAMPIRAN

Page 122: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

103

Lampiran 1

Page 123: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

104

Lampiran 2

Page 124: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

105

Lampiran 2

Page 125: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

106

Page 126: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

107

Lampiran 3

Page 127: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

108

Page 128: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

109

Lampiran 4

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat (RT/RW) :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian

di bawah ini yang berjudul :

GAMBARAN PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF

TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI PUSKESMAS

PISANGAN

Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan

bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan

persetujuan ini serta berhak mengundurkan diri.

Tangerang, Mei 2017

Mengetahui (peneliti) Menyetujui (responden)

(Sintiya Desi Maharani) ( )

Page 129: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

110

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

“ Gambaran Tingkat Pengetahuan Perempuan Usia Reproduktif

Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Di Puskesmas Pisangan

Ciputat Tangerang Selatan”

Nomor Kode Responden : ......................................................

Hari/ Tanggal Pengambilan Data : .......................................................

Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner.

1. Bacalah pernyataan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti

2. Mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini, pastikan tidak ada

yang terlewat

3. Setiap pertanyaan berlaku untuk satu jawaban

4. Pada kuesioner, berilah tanda cheklist (√) pada pilihan yang sessuai dengan

pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks

5. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama

dengan tanda (=), kemudian beri tanda cheklist (√) pada jawaban yang

menurut anda tepat.

6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab, dapat menanyakan langsung pada

peneliti.

A. Data Demografi

Petunjuk Pengisian :

Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan dengan mengisi titik-titik,

memberi tanda cheklist (√) pada kotak yang disediakan.

1. Nama/ Inisial Responden : ..........................................................................

2. Usia Responden : ............. tahun.

3. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah

4. Pendidikan : SD/ SMP/ SMA/Lainnya:……………………

(Coret yang tidak perlu)

5. Pekerjaan : IRT/ PNS/ Wiraswasta/ Pegawai Swasta

(Coret yang tidak perlu)

6. Riwayat kanker serviks : Tidak ada/ Ada, Tahun:………………………

Page 130: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

111

B. Pengetahuan Tentang Kanker Serviks

Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang menurut anda paling sesuai :

No PERTANYAAN BENAR SALAH

1. Kanker serviks adalah penyakit yang menyerang pada serviks

atau leher rahim. √

2. Tanda gejala awal dari kanker serviks adalah keputihan dan

nyeri pada vagina √

3. Salah satu tanda gejala kanker serviks tahap lanjut adalah

berat badan bertambah drastis. √

4. Kanker serviks/leher rahim disebabkan oleh Human

Papiloma Virus √

5. Perempuan yang sering berganti-ganti pasangan tidak

berisiko terkena kanker serviks. √

6. Perempuan yang menikah/ berhubungan seksual dibawah usia

20 tahun tidak berisiko terkena kanker serviks. √

7. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah kanker

serviks adalah berganti-ganti pasangan. √

8. Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengetahui

adanya kanker serviks adalah melakukan deteksi dini kanker

serviks.

9. Kanker serviks dapat menyebabkan kematian jika tidak

ditangani dengan tepat. √

10. Dampak psikologis/ mental pada penderita kanker serviks

adalah cemas dan depresi √

11. Dampak ekonomi yang muncul akibat kanker serviks adalah

biaya pengobatan yang tinggi. √

C. Pengetahuan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks

Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang menurut anda paling sesuai :

No PERTANYAAN BENAR SALAH

1. Deteksi dini kanker serviks adalah pemeriksaan untuk

mengetahui kelainan pada perempuan yang sudah terkena

kanker serviks

2. Perempuan yang sudah menikah tidak wajib melakukan

deteksi

3. Perempuan yang berusia 30 tahun keatas idealnya melakukan

deteksi 3 tahun sekali

4. Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukaan saat sudah

mengalami kanker serviks.

Page 131: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

112

5. Menggunakan sabun antiseptik vagina sebelum melakukan

deteksi dini kanker serviks sangat dianjurkan

6. Perempuan yang sudah berhubungan seksual wajib melakukan

deteksi dini kanker serviks

7. Biaya melakukan deteksi lebih murah bila dibandingkan

dengan biaya pengobatan kanker serviks

8. IVA dan Pap Smear merupakan beberapa metode deteksi dini

kanker serviks.

9. Dengan melakukan deteksi, kualitas hidup penderita kanker

serviks dapat meningkat dan lebih baik.

10. Dengan melakukan deteksi kanker serviks, kita dapat

mengetahui stadium kanker serviks.

11. Perempuan yang banyak anak (sering melahirkan) tidak wajib

melakukan deteksi kanker serviks.

12. Deteksi dini kanker serviks bertujuan untuk mengetahui

adanya gangguan pada serviks.

13. Boleh melakukan deteksi dini kanker serviks ketika sedang

haid.

14. Keterlambatan dalam mendeteksi kanker serviks dapat

memperparah kondisi penderita kanker serviks

15. IVA dan Pap smear dapat mengobati kanker serviks √

16. Perempuan yang sudah sembuh dari kanker serviks tidak perlu

melakukan deteksi kanker serviks lagi

17. Kanker serviks tidak dapat dicegah meskipun sudah

melakukan deteksi

18. Perempuan yang akan melakukan deteksi kanker serviks tidak

diperbolehkan melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum

melakukan tes

19. Salah satu tempat untuk melakukan deteksi dini kanker

serviks adalah di Puskesmas.

Page 132: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

102

Lampiran 6

KISI-KISI KUESIONER PENELITIAN

Variabel

Penelitian

Sub

Variable/Dimensi

Indikator Sub Indikator Pertanyaan Jenis

Pertanyaan

Nomor

Soal

Pengetahuan

Deteksi Dini

Kanker

Serviks

Pengertian

Deteksi Dini

Kanker Serviks

Tujuan Deteksi

Dini Kanker

Serviks

Manfaat Deteksi

Dini Kanker

Serviks

Pemeriksaan dan

pengujian kanker

serviks

Tujuan

diadakannya

deteksi dini kanker

serviks

Manfaat deteksi

dini kanker serviks

terhadap

1. Pemeriksaan

pada

perempuan

yang terkena

kanker serviks

1. Deteksi sebagai

cara

mengidentifikasi

suatu kelainan

2. Deteksi

membantu

meningkatkan

kualitas hidup

penderita

1. Mengetahui

tingkat stadium

1. Deteksi dini kanker serviks

adalah pemeriksaan untuk

mengetahui suatu kelainan

pada perempuan yang sudah

terkena kanker serviks

1. Deteksi dini kanker serviks

bertujuan untuk mengetahui

adanya gangguan pada

serviks.

2. Deteksi dini kanker serviks

dapat mencegah kanker

serviks.

3. Deteksi dini kanker serviks

dapat meningkatkan kualitas

hidup penderita kanker serviks

1. Dengan melakukan deteksi

kanker serviks, kita dapat

(-)

(+)

(-)

(+)

(+)

1

12

17

9

10

Page 133: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

103

Cara Deteksi Dini

Kanker Serviks

keselamatan jiwa

penderita

1. Prosedur

deteksi dini

kanker serviks

berdasarkan

waktu deteksi

kanker

2. Akibat dari

keterlambatan

deteksi kanker

serviks

3. Deteksi dini

memerlukan

biaya yang

murah

1. Usia deteksi dini

kanker serviks

2. Kewajiban

deteksi bagi

perempuan yang

sudah melakukan

hubungan

seksual dan

jumlah paritas

mengetahui stadium kanker

serviks

2. Keterlambatan dalam

mendeteksi kanker serviks

dapat mengakibatkan tidak

tertolongnya penderita

3. Biaya melakukan deteksi lebih

murah bila dibandingkan

dengan biaya pengobatan

kanker serviks

1. Perempuan yang berusia 30

tahun keatas idealnya

melakukan deteksi 3 tahun

sekali.

2. Perempuan yang sudah

berhubungan seksual wajib

melakukan deteksi dini kanker

serviks

3. Perempuan yang banyak anak

(sering melahirkan) tidak wajib

melakukan deteksi kanker

serviks.

4. Perempuan yang sudah

menikah tidak wajib

melakukan deteksi dini kanker

serviks.

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(-)

14

7

3

6

11

2

Page 134: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

104

2. Prosedur atau

hal-hal yang

perlu dihindari

ketika akan

melakukan

deteksi kanker

serviks

\

3. Jenis-jenis

deteksi kanker

1. Pemeriksaan

deteksi kanker

ketika sedang

haid

2. Pemeriksaan

deteksi kanker

48 jam setelah

hubungan

seksual

3. Penggunaan

sabun antiseptik

vagina

4. Deteksi bagi

yang sudah

sembuh.

5. Waktu untuk

melakukan

deteksi dini

kanker serviks.

1. Jenis metode

5. Boleh melakukan pemeriksaan

deteksi dini kanker serviks

ketika sedang haid.

6. Perempuan yang akan

melakukan deteksi kanker

serviks tidak dibolehkan

melakukan hubungan seksual

selama 48 jam sebelum tes.

7. Menggunakan sabun antiseptik

vagina sebelum melakukan

deteksi sangat dianjurkan.

8. Perempuan yang sudah

sembuh dari kanker serviks

tidak perlu melakukan deteksi

kanker serviks lagi.

9. Deteksi dini kanker serviks

dapat dilakukan saat sudah

mengalami kanker serviks

10. IVA dan pap smear merupakan

metode deteksi dini kanker

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(+)

13

18

5

16

4

8

Page 135: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

105

serviks.

4. Tempat dan

biaya deteksi

dini kanker

serviks.

deteksi dini

kanker serviks

2. Fungsi metode

deteksi dini

kanker serviks.

1. Tempat

melakukan

deteksi dini

kanker serviks.

serviks.

11. IVA dan Pap smear

dapatmengobatikankerserviks.

12. Salah satu tempat untuk

melakukan deteksi dini kanker

serviks adalah di Puskesmas

(-)

(+)

15

19

Page 136: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

106

Lampiran 7

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks

Validitas

item

_1

item

_2

item

_3

item

_4

item

_5

item

_6

item

_7

item

_8

item

_9

item

_10

item

_11

item

_12

item

_13

item

_14

item

_15

item

_16

item

_17

item

_18

item

_19

TOTA

L

item_1

Pearson

Correlation .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a

Sig. (2-

tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_2

Pearson

Correlation .a 1

0.24

7

-

0.24

7

-

0.01

5

0.24

7

0.29

4

-

0.10

5

.a 1.00

0**

0.24

7

-

0.24

7

-

0.01

5

0.24

7

0.29

4

-

0.10

5

.473**

0.28

8

0.04

9 .397*

Sig. (2-

tailed) .

0.18

8

0.18

8

0.93

8

0.18

8

0.11

5

0.58

1 . 0

0.18

8

0.18

8

0.93

8

0.18

8

0.11

5

0.58

1

0.00

8

0.12

2

0.79

7 0.03

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_3

Pearson

Correlation .a

0.24

7 1

-

0.06

8

0.20

2

0.06

8

0.11

8

0.16

9 .a

0.24

7

1.00

0**

-

0.06

8

0.20

2

0.06

8

0.11

8

0.16

9

-

0.10

2

-

0.14

7

0.11

8 .438*

Sig. (2-

tailed) .

0.18

8 0.72

0.28

4 0.72

0.53

4

0.37

3 .

0.18

8 0 0.72

0.28

4 0.72

0.53

4

0.37

3 0.59

0.43

7

0.53

4 0.015

Page 137: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

107

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_4

Pearson

Correlation .a

-

0.24

7

-

0.06

8

1 0.15

4

0.11

8

-

0.11

8

0.14

7 .a

-

0.24

7

-

0.06

8

1.00

0**

0.15

4

0.11

8

-

0.11

8

0.14

7

0.10

2

0.14

7

0.27

6 0.322

Sig. (2-

tailed) .

0.18

8 0.72

0.41

5

0.53

5

0.53

4

0.43

7 .

0.18

8 0.72 0

0.41

5

0.53

5

0.53

4

0.43

7 0.59

0.43

7 0.14 0.083

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_5

Pearson

Correlation .a

-

0.01

5

0.20

2

0.15

4 1

.558**

0.26

4

.443*

.a

-

0.01

5

0.20

2

0.15

4

1.00

0**

.558**

0.26

4

.443*

0.30

8

.443*

0.26

4 .756**

Sig. (2-

tailed) .

0.93

8

0.28

4

0.41

5

0.00

1

0.15

9

0.01

4 .

0.93

8

0.28

4

0.41

5 0

0.00

1

0.15

9

0.01

4

0.09

8

0.01

4

0.15

9 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_6

Pearson

Correlation .a

0.24

7

0.06

8

0.11

8

.558**

1

-

0.07

9

0.16

9 .a

0.24

7

0.06

8

0.11

8

.558**

1.00

0**

-

0.07

9

0.16

9

0.33

7

.484**

-

0.07

9

.590**

Sig. (2-

tailed) .

0.18

8 0.72

0.53

5

0.00

1

0.67

9

0.37

3 .

0.18

8 0.72

0.53

5

0.00

1 0

0.67

9

0.37

3

0.06

9

0.00

7

0.67

9 0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_7

Pearson

Correlation .a

0.29

4

0.11

8

-

0.11

8

0.26

4

-

0.07

9

1 .535

** .a

0.29

4

0.11

8

-

0.11

8

0.26

4

-

0.07

9

1.00

0**

.535**

-

0.09

3

0.2

-

0.04

2

.466**

Sig. (2-

tailed) .

0.11

5

0.53

4

0.53

4

0.15

9

0.67

9

0.00

2 .

0.11

5

0.53

4

0.53

4

0.15

9

0.67

9 0

0.00

2

0.62

6

0.28

8

0.82

7 0.009

Page 138: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

108

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_8

Pearson

Correlation .a

-

0.10

5

0.16

9

0.14

7

.443*

0.16

9

.535**

1 .a

-

0.10

5

0.16

9

0.14

7

.443*

0.16

9

.535**

1.00

0**

-

0.05

.464**

0.2 .592**

Sig. (2-

tailed) .

0.58

1

0.37

3

0.43

7

0.01

4

0.37

3

0.00

2 .

0.58

1

0.37

3

0.43

7

0.01

4

0.37

3

0.00

2 0

0.79

5 0.01

0.28

8 0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_9

Pearson

Correlation .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a

Sig. (2-

tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_10

Pearson

Correlation .a

1.00

0**

0.24

7

-

0.24

7

-

0.01

5

0.24

7

0.29

4

-

0.10

5

.a 1 0.24

7

-

0.24

7

-

0.01

5

0.24

7

0.29

4

-

0.10

5

.473**

0.28

8

0.04

9 .397*

Sig. (2-

tailed) . 0

0.18

8

0.18

8

0.93

8

0.18

8

0.11

5

0.58

1 .

0.18

8

0.18

8

0.93

8

0.18

8

0.11

5

0.58

1

0.00

8

0.12

2

0.79

7 0.03

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_11

Pearson

Correlation .a

0.24

7

1.00

0**

-

0.06

8

0.20

2

0.06

8

0.11

8

0.16

9 .a

0.24

7 1

-

0.06

8

0.20

2

0.06

8

0.11

8

0.16

9

-

0.10

2

-

0.14

7

0.11

8 .438*

Sig. (2-

tailed) .

0.18

8 0 0.72

0.28

4 0.72

0.53

4

0.37

3 .

0.18

8 0.72

0.28

4 0.72

0.53

4

0.37

3 0.59

0.43

7

0.53

4 0.015

Page 139: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

109

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_12

Pearson

Correlation .a

-

0.24

7

-

0.06

8

1.00

0**

0.15

4

0.11

8

-

0.11

8

0.14

7 .a

-

0.24

7

-

0.06

8

1 0.15

4

0.11

8

-

0.11

8

0.14

7

0.10

2

0.14

7

0.27

6 0.322

Sig. (2-

tailed) .

0.18

8 0.72 0

0.41

5

0.53

5

0.53

4

0.43

7 .

0.18

8 0.72

0.41

5

0.53

5

0.53

4

0.43

7 0.59

0.43

7 0.14 0.083

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_13

Pearson

Correlation .a

-

0.01

5

0.20

2

0.15

4

1.00

0**

.558**

0.26

4

.443*

.a

-

0.01

5

0.20

2

0.15

4 1

.558**

0.26

4

.443*

0.30

8

.443*

0.26

4 .756**

Sig. (2-

tailed) .

0.93

8

0.28

4

0.41

5 0

0.00

1

0.15

9

0.01

4 .

0.93

8

0.28

4

0.41

5

0.00

1

0.15

9

0.01

4

0.09

8

0.01

4

0.15

9 0

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_14

Pearson

Correlation .a

0.24

7

0.06

8

0.11

8

.558**

1.00

0**

-

0.07

9

0.16

9 .a

0.24

7

0.06

8

0.11

8

.558**

1

-

0.07

9

0.16

9

0.33

7

.484**

-

0.07

9

.590**

Sig. (2-

tailed) .

0.18

8 0.72

0.53

5

0.00

1 0

0.67

9

0.37

3 .

0.18

8 0.72

0.53

5

0.00

1

0.67

9

0.37

3

0.06

9

0.00

7

0.67

9 0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_15

Pearson

Correlation .a

0.29

4

0.11

8

-

0.11

8

0.26

4

-

0.07

9

1.00

0**

.535**

.a 0.29

4

0.11

8

-

0.11

8

0.26

4

-

0.07

9

1 .535

**

-

0.09

3

0.2

-

0.04

2

.466**

Sig. (2-

tailed) .

0.11

5

0.53

4

0.53

4

0.15

9

0.67

9 0

0.00

2 .

0.11

5

0.53

4

0.53

4

0.15

9

0.67

9

0.00

2

0.62

6

0.28

8

0.82

7 0.009

Page 140: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

110

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_16

Pearson

Correlation .a

-

0.10

5

0.16

9

0.14

7

.443*

0.16

9

.535**

1.00

0** .a

-

0.10

5

0.16

9

0.14

7

.443*

0.16

9

.535**

1 -

0.05

.464**

0.2 .592**

Sig. (2-

tailed) .

0.58

1

0.37

3

0.43

7

0.01

4

0.37

3

0.00

2 0 .

0.58

1

0.37

3

0.43

7

0.01

4

0.37

3

0.00

2

0.79

5 0.01

0.28

8 0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_17

Pearson

Correlation .a

.473**

-

0.10

2

0.10

2

0.30

8

0.33

7

-

0.09

3

-

0.05 .a

.473**

-

0.10

2

0.10

2

0.30

8

0.33

7

-

0.09

3

-

0.05 1

.695**

.371*

.412*

Sig. (2-

tailed) .

0.00

8 0.59 0.59

0.09

8

0.06

9

0.62

6

0.79

5 .

0.00

8 0.59 0.59

0.09

8

0.06

9

0.62

6

0.79

5 0

0.04

3 0.024

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_18

Pearson

Correlation .a

0.28

8

-

0.14

7

0.14

7

.443*

.484**

0.2 .464

** .a

0.28

8

-

0.14

7

0.14

7

.443*

.484**

0.2 .464

**

.695**

1 0.2 .592**

Sig. (2-

tailed) .

0.12

2

0.43

7

0.43

7

0.01

4

0.00

7

0.28

8 0.01 .

0.12

2

0.43

7

0.43

7

0.01

4

0.00

7

0.28

8 0.01 0

0.28

8 0.001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

item_19

Pearson

Correlation .a

0.04

9

0.11

8

0.27

6

0.26

4

-

0.07

9

-

0.04

2

0.2 .a 0.04

9

0.11

8

0.27

6

0.26

4

-

0.07

9

-

0.04

2

0.2 .371

* 0.2 1 0.359

Sig. (2-

tailed) .

0.79

7

0.53

4 0.14

0.15

9

0.67

9

0.82

7

0.28

8 .

0.79

7

0.53

4 0.14

0.15

9

0.67

9

0.82

7

0.28

8

0.04

3

0.28

8 0.052

Page 141: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

111

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL

Pearson

Correlation .a

.397*

.438*

0.32

2

.756**

.590**

.466**

.592**

.a .397

*

.438*

0.32

2

.756**

.590**

.466**

.592**

.412*

.592**

0.35

9 1

Sig. (2-

tailed) . 0.03

0.01

5

0.08

3 0

0.00

1

0.00

9

0.00

1 . 0.03

0.01

5

0.08

3 0

0.00

1

0.00

9

0.00

1

0.02

4

0.00

1

0.05

2

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 142: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

112

Reliability Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.795 19

Keterangan:

Nilai alpha cronbach 0,795 maka kuesioner dianggap reliable atau konsisten

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item_1 13.90 10.024 .000 .797

item_2 14.03 9.275 .299 .790

item_3 14.13 9.016 .319 .790

item_4 14.67 9.333 .192 .799

item_5 14.17 8.075 .683 .761

item_6 14.13 8.602 .490 .777

item_7 14.10 8.990 .356 .787

Page 143: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

113

item_8 13.97 9.137 .537 .779

item_9 13.90 10.024 .000 .797

item_10 14.03 9.275 .299 .790

item_11 14.13 9.016 .319 .790

item_12 14.67 9.333 .192 .799

item_13 14.17 8.075 .683 .761

item_14 14.13 8.602 .490 .777

item_15 14.10 8.990 .356 .787

item_16 13.97 9.137 .537 .779

item_17 13.93 9.582 .362 .789

item_18 13.97 9.137 .537 .779

item_19 14.10 9.266 .239 .795

Page 144: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

114

Lampiran 8

Page 145: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

115

Lampiran 9

HASIL ANALISIS UNIVARIAT

Statistics

KAT_U

SIA

KAT_PERN

IKAHAN

KAT_PENDI

DIKAN

KAT_PEKERJ

AAN

KAT_RIWA

YAT

N Valid 108 108 108 108 108

Missing 0 0 0 0 0

Statistics

PENGETAHUAN_

KANKERSERVIKS

PENGETAHUAN_

DETEKSI

N Valid 108 108

Missing 0 0

KAT_USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Remaja Akhir 25 23.1 23.1 23.1

Dewasa Awal 35 32.4 32.4 55.6

Dewasa 40 37.0 37.0 92.6

Lansia Akhir 8 7.4 7.4 100.0

Total 108 100.0 100.0

Page 146: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

116

KAT_PERNIKAHAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Menikah 94 87.0 87.0 87.0

Belum Menikah 14 13.0 13.0 100.0

Total 108 100.0 100.0

KAT_PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 8 7.4 7.4 7.4

SMP 13 12.0 12.0 19.4

SMA 68 63.0 63.0 82.4

PT 19 17.6 17.6 100.0

Total 108 100.0 100.0

KAT_PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid IRT 71 65.7 65.7 65.7

Wiraswasta 9 8.3 8.3 74.1

Pegawai Swasta 19 17.6 17.6 91.7

PNS 4 3.7 3.7 95.4

Pelajar 5 4.6 4.6 100.0

Total 108 100.0 100.0

Page 147: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36655...GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PEREMPUAN USIA REPRODUKTIF TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

117

KAT_RIWAYAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 107 99.1 99.1 99.1

Ada 1 .9 .9 100.0

Total 108 100.0 100.0

PENGETAHUAN_KANKERSERVIKS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 86 79.6 79.6 79.6

Cukup 22 20.4 20.4 100.0

Total 108 100.0 100.0

PENGETAHUAN_DETEKSI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 39 36.1 36.1 36.1

Cukup 60 55.6 55.6 91.7

Kurang 9 8.3 8.3 100.0

Total 108 100.0 100.0