Upload
others
View
66
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN
PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI
KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Sances Lobya
NIM : 178114099
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN
PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI
KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA
Skripsi yang diajukan oleh:
Maria Sances Lobya
NIM : 178114099
Telah disetujui oleh
Pembimbing
(Dr. apt. Yosef Wijoyo, M.Si.)
Tanggal: 8 Juli 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN
PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI
KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA
Oleh:
Maria Sances Lobya
NIM : 178114099
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: 21 Juli 2021
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
(Dr. apt. Yustina Sri Hartini)
Panitia Penguji: Tanda tangan
1. Dr. apt. Yosef Wijoyo, M.Si. ………………
2. apt. Aris Widayati, M.Si., Ph.D. ……………....
3. apt. T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D. ………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya
karya ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam
naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 8 Juli 2021
Maria Sances Lobya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKEDEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Sances Lobya
Nomor Mahasiswa : 178114099
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN
PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI
KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Juli 2021
Yang menyatakan
(Maria Sances Lobya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Diare merupakan permasalahan kesehatan dengan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi, dan menduduki peringkat ke-3 di Indonesia. Diare ringan
adalah salah satu penyakit yang bisa ditangani dalam pengobatan mandiri. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan
tindakan ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota Jayapura terkait pengobatan
diare secara mandiri. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif.
Responden yang digunakan dalam penelitian adalah ibu-ibu PKK yang dipilih
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis secara deskriptif. Data disajikan
dalam bentuk bentuk tabel dan diagram pie, dan disertai pembahasan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 33 responden, menunjukkan
bahwa seluruh responden melakukan pengobatan diare secara mandiri; 46%
responden menggunakan oralit untuk mengatasi diare; 79% responden
memperoleh obat dari apotek; 56% responden mendapatkan sumber informasi
yang berasal dari keluarga. Dari hasil penelitian sebesar 82% responden memiliki
tingkat pengetahuan yang baik, sebesar 58% responden memiliki sikap yang baik,
dan sebesar 64% responden memiliki tindakan yang baik terkait pengobatan diare
secara mandiri.
Kata Kunci : Diare, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Pengobatan mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Diarrhea is a health problem with high morbidity and mortality, and is
ranked 3rd in Indonesian. Mild diarrhea is one of the diseases that can be treated
with self-medication. This study aims to determine the knowledge, attitudes, and
actions of PKK mothers related to self treatment of diarrhea in Mandala Village,
Jayapura City. This research is a descriptive observational study. Respondents
used in the study were PKK mothers who were selected based on inclusion and
exclusion criteria. Data was collected using a questionnaire, and analyzed
descriptively. The data is presented in the form of tables and pie charts, and
followed by discussion.
Results Based on a study of 33 respondents, it shows that all of the
respondents takes diarrhea treatment independently; 46% of respondents used
ORS to treat diarrhea; 79% of respondents obtains drugs from pharmacies; 56%
of respondents get a source of information that comes from the family. From the
results of the study, 82% of respondents have a good level of knowledge, 58% of
respondents have a good attitude, and 64% of respondents have good actions
related to self-medication.
Keywords: Diarrhea, Knowledge, Attitude, Action, Self-medication.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 8
KESIMPULAN ...................................................................................................... 24
SARAN .................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25
LAMPIRAN ........................................................................................................... 30
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I. Skor Berdasarkan Sifat Pernyataan ................................................... 4
Tabel II. Karakteristik Ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ... 8
Tabel III. Persentase Obat yang Pernah Digunakan Oleh Ibu-ibu PKK di
Kelurahan Mandala Kota Jayapura ................................................. 10
Tabel IV. Persentase Tempat Memperoleh Obat Oleh Ibu-ibu PKK di
Kelurahan Mandala Kota Jayapura ................................................. 10
Tabel V. Persentase Sumber Informasi Terkait Obat Oleh Ibu-ibu PKK di
Kelurahan Mandala Kota Jayapura ................................................. 11
Tabel VI. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan
Diare Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura .......... 12
Tabel VII. Frekuensi Jawaban Benar Ibu-ibu PKK Tentang Pengetahuan
Pengobatan Diare Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota
Jayapura ........................................................................................... 13
Tabel VIII. Distribusi Sikap Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan Diare Secara
Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ............................... 16
Tabel IX. Frekuensi Sikap Ibu-ibu PKK Tentang Pengobatan Diare Secara
Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ............................... 17
Tabel X. Distribusi Tindakan Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan Diare Secara
Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ............................... 20
Tabel XI. Frekuensi Tindakan Ibu-ibu PKK Tentang Pengobatan Diare Secara
Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ............................... 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data ................ 30 Lampiran 2. Ethical Clearance .............................................................................. 32 Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas ............................................................ 33
Lampiran 4. Uji Pemahaman Bahasa ..................................................................... 34 Lampiran 5. Nilai Uji Reliabilitas .......................................................................... 35
Lampiran 6. Karakteristik Responden ................................................................... 36 Lampiran 7. Dokumentasi ...................................................................................... 38 Lampiran 8. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden .................................. 39 Lampiran 9. Persetujuan Keikutsertaan Dalam Penelitian (Informed Consent) .... 41 Lampiran 10. Kuesioner ......................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama terjadi di
Indonesia, hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun angka kejadian diare
masih tinggi. Diare di Indonesia menempati peringkat ke-3 yang merupakan
masalah kesehatan dengan nilai morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penyakit
ini masih cukup tinggi di Provinsi Papua, pada tahun 2019 jumlah target
penemuan kasus diare meningkat sebesar 91.241 orang dibandingkan dengan
tahun 2018 sebesar 89.708 (Kemenkes RI, 2019). Menurut Dinas Kesehatan
Papua (2018), penemuan dan penanganan diare di Jayapura tahun 2017
menduduki peringkat ke-2 dari 29 Kabupaten/Kota sebesar 199,7% dan
meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 83,14% (DinKes, 2017).
Diare adalah kondisi seseorang saat mengalami buang air besar dengan
feses yang dikeluarkan konsistensinya lembek sampai cair dengan frekuensi 3 kali
atau lebih dari dalam sehari (WHO, 2021). Saat mengalami diare feses akan
keluar dengan atau tanpa lendir atau darah (Utami dan Luthfiana, 2016). Diare
dapat ditangani dengan berobat ke dokter atau melakukan pengobatan mandiri.
Pengobatan mandiri adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh seseorang untuk
mengobati penyakit atau gejala penyakit (WHO, 2014). Pengobatan mandiri
merupakan pilihan utama yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan
kesehatan sehingga tidak dapat diabaikan (Fuaddah, 2015). Menurut Kartajaya
(cit., Zulkarni et al, 2019), data SUSENAS (2014) menunjukkan bahwa,
persentase masyarakat yang melakukan pengobatan mandiri sebesar 61,05%. Hal
ini menunjukkan bahwa, perilaku pengobatan mandiri di Indonesia masih cukup
besar. Alasan masyarakat melakukan pengobatan mandiri karena penyakit
dianggap ringan, harga obat yang lebih murah, dan obat mudah diperoleh.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sebanyak 35,2% rumah tangga di
Indonesia menyimpan obat untuk pengobatan mandiri. Kesalahan dalam
melakukan pengobatan mandiri, seperti salah mendiagnosis diri sendiri, tidak
tepat dosis, serta tidak mengetahui yang dapat ditimbulkan dari pengobatan dapat
menyebabkan risiko yang dapat merugikan bagi tubuh (Jajuli dan Sinuraya,
2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam pengobatan mandiri pengetahuan mengenai penggunaan obat
berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan kesehatan sehari-hari. Apabila
pengetahuan yang dimiliki kurang dalam penggunaan obat, dapat terjadinya
kegagalan dalam terapi. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit juga dapat
menyebabkan kesalahan pilihan obat yang digunakan untuk terapi (Pratiwi et al.,
2016). Pada penelitian yang dilakukan Sambara, Yuliani, dan Bureni (2014),
menyatakan banyak responden kurang memiliki pengetahuan dan tidak paham
tentang penggunaan obat yang benar terutama pada usia 17-30 tahun karena
kurangnya pengalaman dan informasi yang diterima serta masih mengandalkan
orang tua untuk mengurusi permasalahan pengobatan di rumah. Pada penelitian
tersebut juga menyatakan bahwa responden yang usianya lebih tua ada yang
memiliki pengetahuan kurang terkait pengetahuan pengobatan sehingga
disimpulkan kemungkinan faktor lain seperti tingkat pendidikan dan pekerjaan
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka.
Pengobatan mandiri umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk
mengatasi penyakit ringan seperti diare. Diare termasuk dalam urutan ke-8
penyakit terbanyak di Kota Jayapura (DinKes, 2019). Berdasarkan Badan Pusat
Statistik Kota Jayapura tahun 2020, menyatakan bahwa sebagian besar
masyarakat yang tidak berobat ketika mengalami keluhan kesehatan mempunyai
alasan merasa cukup dengan mengobati sendiri dengan persentase sebesar
42,85%. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota
Jayapura terkait pengobatan diare secara mandiri. Peneliti memilih responden ibu
karena memiliki peran penting sebagai key person dalam mengurus penggunaan
obat di keluarga (Handayani, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional
deskriptif. Penelitian observasional deskriptif dilakukan untuk menggambarkan
suatu fenomena di masyarakat, tanpa adanya intervensi atau tindakan tambahan
peneliti pada sampel yang akan diteliti (Sani, 2018).
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan
tindakan tentang pengobatan diare secara mandiri meliputi diare, gejala diare,
pengobatan mandiri, pemahaman obat diare, kapan harus ke dokter, pencegahan
diare, faktor risiko oleh ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota Jayapura.
Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu PKK di Kelurahan
Mandala Kota Jayapura. Responden yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi: ibu yang berdomisili di lingkungan Kelurahan Mandala Kota
Jayapura dan bersedia mengikuti jalannya penelitian, serta menandatangani
Informed Consent.
2. Kriteria eksklusi: ibu yang tidak melengkapi pengisian kuesioner, dan berlatar
belakang pendidikan kesehatan atau berprofesi sebagai tenaga kesehatan.
Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner.
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah pernah digunakan pada
penelitian Kartika (2019) tentang Evaluasi Pengetahuan Obat Swamedikasi Diare
Pada Ibu-ibu Persekutuan Wanita Katolik di Lingkungan ST. Petrus Sukaraja
Sumatera Selatan, beberapa pertanyaan dimodifikasi oleh peneliti. Bagian yang di
modifikasi pada kuesioner yaitu pada bagian kedua. Kuesioner ini terdiri dari 43
pertanyaan yang dibagi ke dalam 4 bagian. Bagian pertama terdiri dari 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pertanyaan mengenai data diri dan karakteristik responden. Bagian kedua terdiri
dari 4 pertanyaan mengenai penggalian informasi awal tentang pengobatan diare
yang pernah dilakukan responden. Bagian ketiga terdiri dari 14 pernyatan
mengenai aspek pengetahuan responden terkait pengobatan diare secara mandiri,
dengan masing masing-masing 7 pertanyaan Favorable (+) dan 7 pertanyaan
Unfavorable (-) dengan jawaban pertanyaan menggunakan skala Guttman yang
terdiri dari 2 pilihan yaitu, benar dan salah. Pada bagian ketiga dan keempat,
kuesioner dari dimensi diare, gejala diare, pemahaman tentang obat diare, faktor
risiko, kapan harus ke dokter, pencegahan diare, dan pengobatan mandiri. Bagian
keempat terdiri dari 20 pernyataan mengenai sikap dan tindakan responden terkait
pengobatan mandiri, dimana responden diminta memilih sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) untuk setiap pernyataan
(Masturoh dan Anggita, 2018).
Pada bagian ini terdapat pernyataan bersifat Favorable dan Unfavorable.
Pemberian skor berdasarkan skala Likert sesuai tabel berikut ini :
Tabel I. Skor Berdasarkan Sifat Pernyataan
Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Mandala Kota Jayapura. Penelitian ini
membutuhkan rentang waktu selama 1 bulan.
Tata Cara Penelitian
1. Tahap Persiapan awal
Persiapan penelitian dengan mengajukan surat izin penelitian dan
menyerahkan kepada Kantor Kelurahan Mandala Kota Jayapura.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Permohonan Izin Ethical Clearance
Permohonan izin Ethical Clearance diajukan kepada Komisi Etik
Penelitian Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian ini sudah
mendapatkan izin dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta dengan nomor 108.3/FIKES/PL/VI/2021 (Lampiran 2).
3. Tahap Pengujian Kuesioner
a. Uji validitas. Uji ini bertujuan sebagai alat ukur yang digunakan
sudah valid (benar) untuk mengukur variabel yang diukur. Uji validitas dilakukan
dengan menggunakan teknik professional judgment menggunakan 1 dosen dan 1
praktisi apoteker. Pengolahan data uji validitas dilakukan dengan cara diskusi dan
melakukan verifikasi antara peneliti dengan validator, sehingga diperoleh suatu
kesepakatan atau professional agreement terhadap butir-butir pertanyaan dan
pernyataan dalam kuesioner yang dinilai belum layak/valid (Heryanto et al.,
2019). Terdapat 2 kali putaran pada uji validitas yang dilakukan dan perbaikan-
perbaikan yang mengarah pada penataan bahasa yang digunakan dalam kuesioner.
Setelah mendapatkan kesepakatan, didapatkan item yang layak secara konten
untuk digunakan (Lampiran 3).
b. Uji pemahaman bahasa. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang telah dibuat bahasanya dapat dimengerti dan dipahami sehingga
tidak menimbulkan pertanyaan lain, tidak membingungkan, jelas, tepat, dan
terperinci, terdapat kalimat yang tidak dimengerti sehingga dilakukan perbaikan
(Lampiran 4). Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan memberikan kuesioner
kepada 5 orang responden yang berbeda dari responden penelitian. Selama
pengujian kuesioner ditunggu oleh peneliti untuk mengetahui secara langsung
kekurangan dan bagian yang kurang jelas dari kuesioner tersebut. Uji pemahaman
bahasa
c. Uji reliabilitas. Uji ini bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana
kuesioner yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan sebagai instrumen
untuk pengambilan data penelitian (Sani, 2018). Uji ini dilakukan terhadap 30
responden yang berbeda dari responden penelitian uji, responden uji pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
bahasa. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha
dengan bantuan program SPSS. Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach
Alpha > 0,60 (Alfian dan Putra, 2017). Dari hasil pengukuran uji reliabilitas
pengetahuan didapatkan hasil α = 0,649, sikap didapatkan hasil α = 0,640, dan
tindakan didapatkan hasil α = 0,624 (Lampiran 5), sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian ini cukup reliabel untuk digunakan.
4. Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Mandala Kota Jayapura pada
ibu-ibu PKK dengan jumlah populasi 33 orang yang digunakan sebagai sampel.
Data diambil selama 2 hari yang dimana hari pertama sebanyak 20 responden dan
hari kedua sebanyak 13 responden. Pengumpulan data dilakukan secara door to
door dengan menggunakan protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang
dilakukan peneliti dan responden yaitu, menggunakan masker, mencuci tangan
dan menjaga jarak 1 meter. Pengumpulan data dimulai dengan peneliti
memberikan penjelasan singkat kepada responden tentang tujuan penelitian dan
dilanjutkan dengan penandatanganan informed consent. Kemudian dilanjutkan
dengan pengisian kuesioner oleh responden melalui form kuesioner yang telah
tersedia.
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif untuk
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase yang ditampilkan dalam bentuk
tabel atau diagram. Perhitungan persentase dilakukan pada kuesioner bagian
pertama, kedua, ketiga, dan keempat menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
P = Persentase jawaban (dalam%)
A = Jumlah jawaban yang sejenis
N = Jumlah responden total
(Ayuningtyas et al., 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bagian pertama kuesioner dilakukan pengelompokan usia dan
pendidikan (dibuat tabel). Pada karakteristik usia dilakukan penentuan dengan
jumlah kelas dan interval kelas untuk memudahkan pengelompokan rentang usia
responden. Jumlah kelas ditentukan dengan rumus Sturgess:
K= 1 + 3,3 log n
Interval kelas ditentukan dengan rumus berikut:
Keterangan:
c = Interval kelas
R = Range (nilai data maksimum – nilai data minimum)
k = Jumlah kelas
(Wirawan, 2016).
Bagian kedua kuesioner dihitung dengan cara membahas setiap poin
pada pertanyaan maupun jawaban lain yang diberikan oleh responden (dibuat
tabel), kemudian dihitung menggunakan perhitungan persentase sesuai rumus
diatas.
Bagian ketiga kuesioner dihitung dengan menggunakan skala Guttman,
untuk jawaban benar diberikan score 2 sedangkan salah diberikan score 1 (dibuat
tabel), kemudian dihitung menggunakan rumus diatas.
Bagian keempat dihitung dengan cara mengelompokkan pernyataan
yang sama parameternya (dibuat tabel), kemudian dihitung jawaban sejenis yang
diberikan oleh responden (SS+S dan TS+STS) menggunakan perhitungan
persentase sesuai rumus diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden yang bersedia mengisi kuesioner dan mengikuti penelitian ini
sebanyak 33 responden. Dalam kuesioner berisi karakteristik demografi yang
meliputi usia, alamat, dan pendidikan terakhir responden.
Tabel II. Karakteristik Ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Karakteristik Responden Jumlah Responden
N= 33
Persentase (%)
Rentang usia
25-30 2 6
31-36 6 18
37-42 6 18
43-48 15 46
49-54 2 6
55-60 2 6
Pendidikan terakhir
Tidak sekolah/tidak tamat SD 1 3
Tamat SD/MI 2 6
Tamat SMP/MTs 6 18
Tamat SMA/SMK/MA 19 58
D1 s/d D3 2 6
S1 s/d S3 3 9
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan dalam tabel II, responden
yang paling banyak pada rentang usia 43-48 yaitu sebesar 46% (15 responden).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wawan dan Dewi (2011), semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja. Pada kelompok usia dewasa jika kesehatannya terganggu,
maka orang dewasa akan mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan
mandiri. Usia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengobatan serta
pemilihan dalam pengobatan mandiri (Shafira et al., 2021). Menurut penelitian
Robiyato et al (2018), menyatakan bahwa remaja dengan usia 12-25 tahun
memiliki pengetahuan terkait pengbatan mandiri yang kurang dibandingkan
dengan usia dewasa.
Pada Tabel II, pendidikan terakhir responden terbanyak adalah lulusan
SMA/SMK/MA sebesar 58% (19 responden). Menurut penelitian Pratiwi, et al
(2016) tingkat pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Melalui proses pendidikan yang melibatkan serangkaian aktivitas, maka seseorang
individu akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan wawasan
yang lebih baik termasuk dalam hal pengetahuan dan sikap atas informasi obat.
Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin mudah menerima informasi,
sehingga banyak pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan (Restiyono, 2016).
Profil Penggunaan Obat
Pada profil penggunaan obat, peneliti mendapatkan informasi hal-hal
yang telah dilakukan responden terkait penggunaan obat diare. Informasi tersebut
yaitu pengalaman responden dalam melakukan pengobatan mandiri, yang meliputi
penggunaan obat dan cara memperolehnya.
1. Pengobatan Diare Secara Mandiri
Pengobatan mandiri adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh
seseorang untuk mengobati penyakit atau gejala penyakit (WHO, 2014). Dalam
melakukan pengobatan mandiri, penderita sendiri yang memilih obat yang akan
digunakan untuk mengatasi penyakit yang dialami.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden pernah
melakukan pengobatan diare secara mandiri. Pengobatan mandiri menjadi
alternatif yang dipilih seseorang untuk meredakan atau menyembuhkan keluhan
kesehatan yang ringan sebelum mencari pertolongan dari tenaga kesehatan, karena
pengobatan mandiri merupakan pilihan yang hemat biaya, penyakit ringan, dan
hemat waktu (Aswad et al., 2019). Hal ini sesuai pula dengan pernyataan Hidayati
et al (2017) bahwa pengobatan mandiri menjadi pertimbangan untuk dilakukan
karena didasari atas beberapa pertimbangan antara lain mudah dilakukan, mudah
dicapai, tidak mahal, dan sebagai tindakan alternatif dari konsultasi kepada tenaga
medis, walaupun didasari bahwa obat-obatan tersebut hanya sebatas mengatasi
gejala dari suatu penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Obat yang Digunakan
Obat yang digunakan dalam pengobatan mandiri adalah obat yang bisa
didapatkan tanpa resep (OTR) yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan Obat
Wajib Apotek (Djunarko dan Hendrawati, 2011).
Tabel III. Persentase Obat yang Pernah Digunakan Oleh Ibu-ibu PKK di
Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Nama Obat Persentase
Oralit 46
Norit® 3
Diapet® 16
Neo entrostop® 34
Berdasarkan tabel III, diketahui 46% memilih oralit untuk mengatasi
diare yang dialami. Oralit berfungsi untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam
tubuh yang terbuang saat diare. Selain itu sebesar 35% responden memilih
menggunakan Neo entrostop® untuk mengatasi diare. Neo entrostop® merupakan
salah satu brand obat diare dengan zat aktif attapulgite dan pectin yang digunakan
untuk menyerap racun/bakteri penyebab diare dan mengurangi frekuensi BAB.
Obat yang digunakan dalam pengobatan diare secara mandiri yaitu Oralit, Neo
entrostop®, Diapet®, dan Norit® merupakan golongan obat bebas sehingga
mudah diperoleh tanpa resep dokter. Obat bebas merupakan salah satu golongan
obat yang dapat digunakan untuk melakukan pengobatan mandiri. Hal ini
menunjukkan bahwa responden telah mengerti apa yang harus diberikan saat
mengalami diare.
3. Tempat Memperoleh Obat
Obat yang digunakan untuk pengobatan mandiri dapat diperoleh di
apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, dan praktek
bersama (Supardi et al., 2019).
Tabel IV. Persentase Tempat Memperoleh Obat Oleh Ibu-ibu PKK di
Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Nama Obat Persentase
Apotek 79
Toko obat 10
Warung 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dari tabel VI, menunjukkan bahwa sebesar 79% responden memperoleh
obat untuk pengobatan mandiri di Apotek. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
sebagian responden telah menyadari bahwa tempat memperoleh obat yang tepat
yaitu di apotek. Pada Kelurahan Mandala terdapat 3 apotek dengan jarak yang
dekat dengan rumah warga kurang lebih 1 km. Hal ini perlu diapresiasi karena
masyarakat telah memberikan kepercayaan kepada apotek, sebagai tempat praktek
kefarmasian yang menyediakan obat yang terjamin aman, bermutu, dan khasiat
(Kemenkes RI, 2019). Selain itu responden memperoleh obat untuk pengobatan
mandiri di warung sebesar 11%, hal tersebut dikarenakan jarak warung yang
terletak di Kelurahan Mandala lebih dekat dari tempat tinggal responden. Sebesar
10% responden memperoleh dari toko obat, yang terletak diluar lokasi penelitian
yaitu Kelurahan Mandala Kota Jayapura.
4. Sumber Informasi Terkait Obat
Seseorang memperoleh informasi obat untuk pengobatan mandiri
didapatkan dari keluarga, kerabat, teman, dan iklan (Siahaan et al, 2017).
Tabel V. Persentase Sumber Informasi Terkait Obat Oleh Ibu-ibu PKK di
Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Nama Obat Persentase
Keluarga 56
Tetangga 20
Iklan 11
Media sosial 13
Berdasarkan tabel V, data yang didapat sebesar 56% responden
memperoleh informasi terkait obat diare dari keluarga, dan 20% responden
memperoleh informasi dari tetangga. Informasi mengenai obat merupakan hal
terpenting dalam pengobatan secara mandiri. Dari data menunjukkan besarnya
peran keluarga, saudara, maupun teman dalam mempengaruhi seseorang untuk
pengambilan keputusan dalam pengobatan secara mandiri. Responden juga
mendapatkan informasi terkait obat melalui iklan dan media sosial, menurut Jajuli
dan Sinuraya (2018), menyatakan bahwa iklan berpengaruh terhadap pemilihan
suatu obat oleh masyarakat untuk melakukan pengobatan secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi yang
mempengaruhi perilaku seseorang termasuk penggunaan obat-obatan dan
pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat daya
tangkap informasi, sikap, pengetahuan, dan perilaku seseorang (Oktarlina et al.,
2018).
Tabel VI. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan
Diare Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Kategori Jumlah responden
(N=33)
Persentase (%)
Baik 27 82
Cukup 6 18
Kurang 0 0
Berdasarkan hasil diatas, didapatkan bahwa responden yang memiliki
tingkat pengetahuan “baik” yaitu sebesar 82% (27 responden), sehingga hal ini
sejalan dengan karakteristik responden yang sebagian besar berpendidikan
SMA/SMK/MA dan sarjana. Menurut penelitian Robiyanto et al (2018)
menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pengetahuan
seseorang dalam melakukan pengobatan mandiri. Begitu pula dengan karakteristik
responden sebagian besar berusia 31-48 tahun, dimana dalam penelitian
Yuswantina et al (2019) mengatakan bahwa semakin tinggi usia yang dimiliki
seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir
sehingga semakin baik pula pengetahuan seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh
seseorang melalui beberapa cara, yaitu lewat pengalaman pribadi, belajar dari
kesalahan yang pernah dilakukan, adanya suatu otoritas atau kekuasaan yang
mengharuskan seseorang melakukan sesuatu, dan juga logika yang mengharuskan
seseorang mampu berpikir dan memiliki nalar terhadap sesuatu (Liana, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel VII. Frekuensi Jawaban Benar Ibu-ibu PKK Tentang Pengetahuan
Pengobatan Diare Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Dimensi Pernyataan (N=33) Persentase
(%)
Diare Definisi diare 21 64
Pembuatan oralit 25 76
Pengobatan
Mandiri
Definisi pengobatan mandiri 17 51
Obat untuk pengobatan mandiri 22 67
Gejala diare Berkurangnya cairan tubuh 30 91
Tingginya nafsu makan 23 70
Pemahaman
obat diare
Kegunaan Zink 22 67
Obat norit tidak bisa didapatkan
tanpa resep dokter
12 36
Kapan harus ke
dokter
Diare yang disertai darah 22 67
Diare yang disertai muntah dan
kekurangan cairan
32 97
Pencegahan
diare
Mencuci tangan 16 49
Merebus air minum 27 82
Faktor risiko Tidak mencuci tangan 28 85
Alergi susu dan obat 12 36
1. Diare
Pada tabel VII, menunjukkan bahwa sebesar 64% (21 responden)
mengetahui definisi diare, dan sebesar 76% (25 responden) mengetahui
pembuatan oralit. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa responden telah
memahami tentang definisi diare dan mengetahui cara pembuatan oralit yang
dapat dibuat dengan menggunakan campuran gula sebanyak 1 sendok makan (±
20 gram) dan garam 1 sendok the (3,5 gram) dalam 1 liter air matang (Indijah dan
Fajri, 2016). Dimilikinya pengetahuan tentang pembuatan oralit menunjukkan
responden memiliki kepedulian terhadap kesehatan keluarga (Illahi et al., 2016).
Dilihat pada pendidikan terakhir responden paling banyak yaitu tamat
SMA/SMK/MA, hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
maka sangat besar pula pengaruhnya terhadap pengetahuan (Maramis, 2013).
2. Pengobatan Mandiri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51% (17 responden) mengetahui
definisi pengobatan mandiri, dan sebesar 67% (22 responden) mengetahui obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang digunakan untuk pengobatan mandiri. Responden memahami hal tersebut
dapat dilihat dari informasi awal bahwa semua responden pernah melakukan
pengobatan mandiri dan penggunaan obat yang pernah digunakan sebelumnya.
3. Gejala Diare
Sebesar 91% (30 responden) mengetahui pada saat terkena diare
biasanya disertai dengan berkurangnya cairan tubuh, dan sebesar 70% (23
responden) mengetahui tingginya nafsu makan bukan gejala dari diare. Hal ini
menunjukkan bahwa responden mengetahui gejala yang di alami saat mengalami
diare. Gejala diare adalah nafsu makan menurun, fases cair, dan terjadi dehidrasi
(Octa et al., 2014). Penelitian ini responden merupakan ibu-ibu yang dimana lebih
banyak dirumah dan lebih sering bersosialisasi antar sesama lingkungan, sehingga
setiap informasi dapat diterima lebih mudah. Hal ini membuat pengetahuan dari
ibu terus bertambah (Oktarlina et al, 2018).
4. Pemahaman Obat Diare
Berdasarkan tabel VII, didapatkan sebesar 67% (22 responden)
mengetahui kegunaan dari Zink, dan sebesar 36% (12 responden) mengetahui
obat Norit® bisa didapatkan tanpa resep dokter. Sebagian responden memiliki
pengetahuan yang baik terkait kegunaan Zink, yaitu untuk mengurangi tingkat
keparahan diare dan mengurangi keseringan buang air besar. Responden tidak
mengetahui Norit® bisa didapatkan tanpa resep dokter dapat dilihat dari profil
obat yang pernah digunakan yaitu Norit® sebesar (3%) dan responden tidak
mengetahui golongan obat yang bisa didapatkan tanpa resep dokter. Zink dan
Norit® merupakan obat yang bisa didapat tanpa resep dokter. Semakin banyak
informasi yang didapatkan tentang obat diare maka responden menjadi tau obat
apa yang dibeli dan digunakan untuk pengobatan diare secara mandiri.
5. Kapan Harus Ke Dokter
Berdasarkan hasil diatas, responden mengetahui diare yang disertai
darah tidak bisa ditangani sendiri sebesar 67% (22 responden), dan diare yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
disertai muntah dan kekurangan cairan segera dibawa ke dokter sebesar 97% (32
responden). Hal ini bisa dikarenakan responden telah memiliki pemahaman
tentang kondisi seperti apa yang diharuskan memeriksakan diri ke dokter, dan
juga responden yaitu kaum ibu-ibu yang lebih paham dan peduli akan kesehatan.
Responden menyadari ketika mengalami diare yang disertai darah atau lendir, dan
terjadi diare lebih dari 2 hari diharuskan ke dokter.
6. Pencegahan Diare
Dari data diatas, didapatkan sebesar 49% (16 responden) memiliki
pengetahuan yang kurang terkait mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
dapat mencegah diare. Sebesar 82% (27 responden) mengetahui merebus air
minum dapat mencegah diare. Pengetahuan responden terkait mencuci tangan
dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak,
sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum
makan merupakan hal yang penting dalam menurunkan angka kejadian diare
sebesar 47% (Kemenkes RI, 2011).
7. Faktor Risiko
Berdasarkan tabel VII, menunjukkan bahwa sebesar 85% (28 responden)
mengetahui tidak mencuci tangan sebelum makan dapat menyebabkan diare, dan
sebesar 36% (12 responden) mengetahui alergi susu maupun obat-obatan bukan
merupakan faktor risiko diare. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
responden terkait alergi susu maupun obat-obatan masih kurang, ini bisa
dikarenakan responden tidak mengetahui faktor risiko seperti apa yang dapat
menyebabkan diare.
Sikap
Sikap merupakan bentuk pernyataan seseorang terhadap hal-hal yang
ditemuinya seperti benda, orang maupun fenomena. Adapun output sikap ini akan
sangat tergantung pada setiap individu, jika individu tersebut tertarik maka ia akan
mendekat dan jika tidak suka maka ia akan merespon sebaliknya. Sikap akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mempengaruhi kesiapan individu untuk memberikan respon atau tindakan
terhadap suatu objek atau fenomena (Budiman dan Riyanto, 2013).
Tabel VIII. Distribusi Sikap Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan Diare Secara
Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Kategori Jumlah responden
(N=33)
Persentase (%)
Baik 19 58
Cukup 13 39
Kurang 1 3
Berdasarkan tabel VIII, didapatkan hasil bahwa responden memiliki
sikap yang “baik” yaitu sebesar 58% (19 responden). Sikap seseorang dapat
berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui
persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Pratamawati dan Pujiyanti, 2013).
Pembentukan sikap dipengaruhi beberapa faktor, yaitu pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau
lembaga pendidikan dan lembaga agama, faktor emosi dalam diri individu (Lusi,
et al, 2014). Penelitian yang dilakukan Patty (2017) mengatakan bahwa sikap
positif responden terhadap praktek pengobatan mandiri disebabkan karena
pengalaman-pengalaman mandiri yang dilakukan telah memberikan hasil yang
diinginkan yakni kesembuhan sehingga banyak dari responden yang tidak ragu
kembali melakukan pengobatan mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel IX. Frekuensi Sikap Ibu-ibu PKK Tentang Pengobatan Diare Secara
Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Dimensi Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderu
-ngan
Diare Ketika diare saya membuat
oralit dengan campuran gula
dan garam dengan air matang
79% 21% Setuju
Pengobatan
mandiri
Saya lebih suka membeli obat
sendiri dibandingkan harus
memeriksakan diri ke dokter
ketika mengalami diare
64% 36% Setuju
Gejala diare Saya memilih beristirahat ketika
mengalami gejala diare seperti
lemas, pusing, dan perut mulas
91% 9% Setuju
Pemahaman
obat diare
Sebelum saya mengkonsumsi
obat diare saya selalu
memperhatikan kegunaan dan
kandungan obat pada kemasan
94% 6% Setuju
Pengobatan awal diare saya
memilih obat oralit
dibandingkan tidak sama sekali
85% 15% Setuju
Saya memilih minum obat diare
dibandingkan harus minum
oralit
85% 15% Setuju
Kapan harus
ke dokter
Saya memilih segera
memeriksakan diri ke dokter
saat mengalami diare lebih dari
2 hari
88% 12% Setuju
Saya memilih segera
menghubungi dokter ketika
terdapat darah/lendir pada feses
97% 3% Setuju
Pencegahan
diare
Saya menghindari makan
makanan pedas ketika
mengalami diare
91% 9% Setuju
Faktor
risiko
Saya memilih BAB di sungai
yang mudah dijangkau
dibandingkan di jamban
24% 76% Tidak
Setuju
1. Diare
Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 79% responden membuat oralit
dengan menggunakan campuran gula dan garam dengan air matang. Ketika
mengalami diare responden membuat oralit untuk mengatasi diare, hal ini dapat
dilihat juga dari pengetahuan responden terkait cara pembuatan oralit sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(76%). Menurut Indijah dan Fajri (2016), pembuatan oralit dapat dibuat dengan
cara mencampur gula putih 1 sendok makan (± 20 g) dan garam dapur 1 sendok
teh (3,5 g) dalam 1 liter air matang. Hal ini menunjukkan sikap yang dimiliki
responden baik dalam pembuatan oralit untuk pengobatan secara mandiri.
2. Pengobatan Mandiri
Sebesar 64% responden membeli obat sendiri dibandingkan harus
memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dikarenakan penyakit diare dianggap ringan,
harga obat yang lebih murah, dan obat mudah diperoleh untuk melakukan
pengobatan mandiri (Aswad et al., 2019). Bisa juga karena diare yang dialami
bukan merupakan kategori diare yang berat seperti terdapat darah atau lendir pada
feses, terjadi diare lebih dari 2 hari, dan disertai demam dan muntah-muntah
(Djunarko dan Hendrawati, 2011).
3. Gejala Diare
Dari data tabel XI, didapatkan sebesar 91% responden memilih
beristirahat ketika mengalami gejala diare. Hal ini merupakan sikap yang benar,
karena ketika seseorang mengalami gejala diare seperti lemas, pusing, dan perut
mulas, kebutuhan istirahat dan tidur sangat diperlukan agar memulihkan kondisi
tubuh (Kasiati dan Rosmalawati, 2016).
4. Pemahaman Obat Diare
Berdasarkan Tabel IX, sebesar 95% responden selalu memperhatikan
kegunaan dan kandungan obat pada kemasan. Sebelum seseorang mengkonsumsi
obat, terlebih dahulu membaca informasi yang ada pada kemasan agar setelah
minum obat tidak terjadi hal yang tidak diinginkan (Dini dan Lestari, 2015).
Dengan demikian sikap responden di Kelurahan Mandala menunjukkan kehati-
hatian sebelum menggunakan obat.
Sebesar 85% responden memilih obat oralit sebagai pengobatan awal
diare, dan sebesar 85% responden memilih minum obat diare dibandingkan oralit.
Hal ini dapat dilihat dari profil penggunaan obat yang pernah digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
responden yaitu, Oralit, Neo entrostop®, Diapet®, dan Norit®. Dengan demikian
sikap responden di Kelurahan Mandala menunjukkan kehati-hatian dalam
pemilihan obat. Oralit berfungsi untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam
tubuh yang terbuang saat diare. Obat anti diare digunakan untuk mengatasi diare,
yang bekerja menyerap racun, mengurangi frekuensi buang air besar, dan
memadatkan massa tinja (Djunarko dan Hendrawati, 2011).
5. Kapan Harus Ke Dokter
Hasil penelitian pada tabel IX, menunjukkan sebesar 88% responden
memilih memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami diare lebih dari 2 hari,
dan sebesar 97% responden memilih segera memeriksakan diri ke dokter setelah
terdapat darah atau lendir pada feses. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah
memiliki sikap kehati-hatian terhadap risiko yang akan dialami, sehingga mereka
akan cenderung mencari pertolongan pada dokter. Menurut Djunarko dan
Hendrawati (2011), seseorang diharuskan ke dokter apabila diare terjadi lebih dari
48 hari, terdapat darah atau lendir pada feses, diare disertai muntah, tanda-tanda
dehidrasi berat.
6. Pencegahan Diare
Pada Tabel IX, didapatkan sebesar 91% responden memilih menghindari
makan-makanan pedas ketika mengalami diare. Hal ini merupakan sikap yang
benar karena makanan pedas jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan
diare dikarenakan cabai memiliki kandungan capsaicin yang dapat memperlancar
pencernaan (Suja et al., 2019).
7. Faktor Risiko
Berdasarkan Tabel IX, menunjukkan sebesar 76% responden memilih
BAB di jamban dibandingkan disungai. Hal ini menunjukkan responden memiliki
yang sikap benar, karena seseorang yang BAB di jamban dapat mencegah
terjadinya diare (Sugiarto dan Nurhayati, 2019). Keterlibatan ibu untuk BAB di
jamban sebagai faktor penguat dalam percepatan penggunaan jamban sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tindakan
Tindakan merupakan hasil akhir dari perilaku, sehingga tindakan sangat
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap seseorang. Tindakan adalah suatu
cara mempraktekkan apa yang telah diketahui setelah mengadakan penilaian atau
pendapat terhadap stimulus yang diterima (Fitriani, 2011).
Tabel X. Distribusi Tindakan Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan Diare Secara
Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Kategori Jumlah responden
(N=33)
Persentase (%)
Baik 21 64
Cukup 12 36
Kurang 0 0
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan gambaran
tindakan untuk pengobatan diare secara mandiri termasuk kategori “baik” yaitu
sebesar 64% (21 responden). Hal ini terjadi karena responden memiliki
pengetahuan yang baik dan sikap yang baik tentang pengobatan diare secara
mandiri sehingga responden dapat melakukan tindakan sesuai yang diketahuinya
(Putri, 2020). Menurut Sarmen et al (2017), menyatakan bawah suatu sikap belum
tentu otomatis terwujud dalam suatu perilaku yang terlihat melalui tindakan,
dimana ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku di tingkat kesehatan
yaitu, lingkungan, pengetahuan, sikap, tindakan masyarakat, fasilitas kesehatan,
dan bentuk dukungan tokoh masyarakat maupun petugas-petugas kesehatan.
Tindakan yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, sikap yang positif akan
lebih lama dari pada tindakan yang tidak didasari dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikap (Lusi et al., 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel XI. Frekuensi Tindakan Ibu-ibu PKK Tentang Pengobatan Diare
Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura
Dimensi Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderu
-ngan
Diare Saya minum obat diare setelah
mengalami BAB lebih dari 3
kali dalam sehari dengan feses
yang cair
94% 6% Setuju
Pengobatan
mandiri
Saya mengobati diare dengan
minum obat yang bisa
didapatkan tanpa resep dokter
76% 24% Setuju
Gejala diare Saya banyak minum air putih
untuk mencegah dehidrasi
88% 12% Setuju
Pemahaman
obat diare
Saya mengkonsumsi obat diare
tidak sesuai dengan dosis dan
aturan pakai pada kemasan
27% 73% Tidak
Setuju
Ketika saya mengalami diare
hal pertama yang saya lakukan
adalah membeli oralit
82% 18% Setuju
Saya berani mengonsumsi obat
diare 4 tablet sekali minum agar
lebih manjur
33% 67% Tidak
Setuju
Kapan harus
ke dokter
Saya pergi ke dokter saat
mengalami diare yang disertai
dehidrasi berat
91% 9% Setuju
Pencegahan
diare
Saya mencuci buah dan sayur
sebelum dikonsumsi
88% 12% Setuju
Saya mencuci tangan dengan
sabun setelah BAB dan sebelum
makan
94% 6% Setuju
Faktor
risiko
Saya tidak menutup makanan
diatas meja
24% 76% Tidak
Setuju
1. Diare
Berdasarkan Tabel XI, didapatkan sebesar 94% responden minum obat
diare setelah mengalami BAB lebih dari 3 kali sehari. Hal ini menunjukkan
tindakan responden sudah baik, yang dimana responden sudah mengetahui gejala
dari diare sehingga dapat mengkonsumsi obat ketika mengalami diare.
Tatalaksana terapi terapi diare bertujuan untuk mencegah dan mengobati
dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat
(Anbhuselvam et al., 2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Pengobatan Mandiri
Dari data Tabel XI, diperoleh sebesar 76% responden minum obat yang
didapatkan tanpa resep dokter. Hal ini menunjukkan tindakan responden termasuk
kategori baik, dilihat dari pengetahuan responden yang baik terkait obat yang
digunakan dalam pengobatan mandiri dan sikap responden baik terkait memilih
membeli obat sendiri ketika mengalami diare. Pengobatan mandiri dapat
menggunakan obat tanpa resep dokter, yang terdiri dari obat bebas, obat bebas
terbatas, dan obat wajib apotek (OWA) (Yusrizal, 2015).
3. Gejala diare
Hasil penelitian tabel XI, menunjukkan bahwa 88% responden minum
air putih untuk mencegah dehidrasi. Hal ini merupakan tindakan yang benar
karena air putih merupakan minuman yang baik untuk mencegah dehidrasi
dibandingkan dengan minuman lain seperti kopi atau minuman pemanis lainnya
(Ernovitania dan Sumarmi, 2017).
4. Pemahaman Obat Diare
Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 73% responden mengkonsumsi
obat diare sesuai dengan dosis dan aturan pakai pada kemasan, dan sebesar 67%
responden tidak berani mengonsumsi obat diare 4 tablet sekali minum agar lebih
manjur. Hal ini merupakan tindakan yang benar, karena sebelum seseorang
mengkonsumsi obat, terlebih dahulu membaca informasi yang ada pada kemasan
agar setelah minum obat tidak terjadi hal yang tidak diinginkan (Dini dan Lestari,
2015). Sebesar 82% responden ketika mengalami diare hal pertama yang
dilakukan yaitu membeli oralit. Hal ini menunjukkan tindakan yang benar, dapat
dilihat dari pengetahuan responden terkait obat yang bisa didapatkan tanpa resep
dokter dan sikap yang baik terkait pengobatan awal menggunakan oralit
ketimbang tidak sama sekali. Oralit digunakan untuk mengganti cairan dan
elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare (Illahi et al., 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5. Kapan Harus Ke Dokter
Pada Tabel XI, diketahui sebesar 91% responden menjawab pergi ke
dokter saat mengalami diare yang disertai dehidrasi berat. Responden memiliki
tindakan yang benar, karena seseorang yang mengalami diare disertai muntah,
terdapat darah atau lendir pada feses, tanda-tanda dehidrasi berat segera
memeriksakan diri ke dokter (Djunarko dan Hendrawati, 2011). Hal ini dapat
dilihat dari pengetahuan responden terkait diare yang disertai muntah dan
kekurangan cairan segera dibawa ke dokter dan memiliki sikap yang baik terkait
menghubungi dokter ketika terdapat lendir atau darah pada feses.
6. Pencegahan Diare
Berdasarkan Tabel XI, diketahui sebesar 88% responden mencuci buah
dan sayur sebelum dikonsumsi, dan sebesar 94% responden mencuci tangan
dengan sabun setelah BAB dan sebelum makan. Responden mengetahui tindakan
yang benar terkait dengan pencegahan diare. Ketika Seseorang tidak
memperhatikan kebersihan dirinya seperti tidak mencuci bahan makanan mentah,
BAB tidak di jamban, tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB
dapat menyebabkan orang tersebut menjadi sakit (Ulfa dan Handayani, 2018).
7. Faktor Risiko
Dari data diatas, menunjukkan sebesar 76% responden menutup
makanan diatas meja. Hal ini menunjukkan responden memiliki tindakan yang
baik dalam mencegah terjadinya diare. Tindakan yang dilakukan untuk
pencegahan diare yaitu menjaga kebersihan lingkungan, personal hygiene,
pemberian ASI dan gizi secara terus menerus (Mafazah, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
KESIMPULAN
1. Karakteristik responden ibu-ibu PKK adalah berusia 42-48 tahun (46%), dan
pendidikan lulus SMA/SMK/MA (58%).
2. Profil pengobatan mandiri menunjukkan seluruh responden pernah melakukan
pengobatan diare secara mandiri. Obat yang digunakan untuk pengobatan
mandiri adalah oralit sebesar 46%, Neo entrostop® (35%), Diapet® (35%),
dan Norit® (3%). Tempat memperoleh obat, yaitu di apotek sebesar 79%,
warung (11%), dan toko obat (10%). Sumber informasi terkait obat adalah
keluarga sebesar 56%, tetangga (20%), media sosial (13%), dan iklan (11%).
3. Ibu-ibu PKK Kelurahan Mandala Kota Jayapura memiliki tingkat
pengetahuan yang baik terkait pengobatan diare secara mandiri yaitu sebesar
82% (27 responden).
4. Ibu-ibu PKK Kelurahan Mandala Kota Jayapura memiliki sikap yang baik
terkait pengobatan diare secara mandiri yaitu sebesar 58% (19 responden).
5. Ibu-ibu PKK Kelurahan Mandala Kota Jayapura memiliki tindakan yang baik
terkait pengobatan diare secara mandiri yaitu sebesar 64% (21 responden).
SARAN
1. Perlu dilakukan promosi kesehatan terkait cara pencegahan diare terkususnya
cara mencuci tangan yang baik dan benar.
2. Perlu dilakukan promosi kesehatan terkait faktor risiko penyebab diare.
3. Perlu dilakukan promosi kesehatan terkait golongan obat yang bisa didapatkan
tanpa resep dokter.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik responden terhadap sikap dan tindakan dalam pengobatan diare
secara mandiri.
5. Perlu dilakukan penelitian serupa pada populasi yang lebih besar sehingga
dapat mewakili Kota Jayapura.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, R., Putra, A.M.P., 2017. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Medication Adherence Report Scale (Mars) Terhadap Pasien Diabetes
Mellitus. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(2), 176-183.
Anbhuselvam, V. L., Karyana, I. P. G., Purniti, N. P. S., 2019. Implementasi
Lintas Diare Dan Penggunaan Obat Antidiare Pada Anak Dengan Diare,
Intisari Sanins Media, 10 (3), 820.
Antari, N. P. U., Putra, A. S., 2016. Tingkat Pengetahuan Tentang Penanganan
Obat dalam Swamedikasi dan Pengaruhnya Terhadap Kebiasaan
Menggunakan Obat Pada Responden Di Apotek Gunung Sari.
Medicamento, 2(2), 53.
Aswad, P. A., Kharisma, Y., Andriane, Y., Respati,T., Nurhayati, E., 2019.
Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi oleh Ibu-Ibu di Kelurahan
Tamansari Kota Bandung. Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains, 1(2), 111-
112.
Ayuningtyas, P., Soegimin, W.W., Supardi, A.I., 2015. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis. Jurnal
Penelitian Pendidikan Sains, 4(2), 635-647.
BPS., 2020. Indikator Kesejahteraan Masyarakat (INKESRA) Kota Jayapura,
Badan Pusat Statistik Kota Jayapura, Jayapura, pp. 16-17.
Budiman dan Riyanto., 2013. Kapita Selekta:Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp. 11-22.
Dewi, S., 2017. Medikolegal Pengobatan Untuk Diri Sendiri (Swamedikasi)
Sebagai Upaya Menyembuhkan Penyakit, Hukum dan Dinamika
Masyarakat, 15(1), 89.
Dharmawati, I. G. A. A., Wirata, I. N. 2016. Hubungan Tingkat Pendidikan,
Umur, dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
Mulut Pada Guru Penjaskes SD di Kecamatan Tamak Siring Gianyar,
Jurnal Kesehatan Gigi, 4(1), 2.
Dini, C. P., Lestari, P. 2015, Literasi Informasi Tentang Kemasan Produk Obat
Bebas, Jurnal Komunikasi ASPIKOM, 2(5), 360.
Diskes Kota Jayapura., 2019. Laporan Profil Dinas Kesehatan Kota Jayapura.
Dinas Kesehatan Kota Jayapura. pp. 24.
Diskes Provinsi Papua., 2017. Profil Kesehatan Provinsi Papua 2016. Dinas
Kesehatan Provinsi Papua, Jayapura, pp. 15.
Diskes Provinsi Papua., 2018. Profil Kesehatan Provinsi Papua 2017. Dinas
Kesehatan Provinsi Papua, Jayapura, pp. 15.
Djunarko, P., Hendrawati, Y. D., 2011. Swamedikasi yang Baik dan Benar. Citra
Aji Parama,Yogyakarta, pp. 10, 46-49.
Ernovitania, Y., Sumarmi, S., 2017. Hubungan Antara Pengeluaran Untuk Minum
dan Pola Konsumsi Air dengan Status Hidrasi Pada Siswi Smp Unggulan
Bina Insani Surabaya. The Indonesian Journal of Public Health, 12(2),
284.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Februyani, N., Aprilliasari, D., Basith, A., 2018. Tingkat Pengetahuan Masyarakat
di Desa Jegulo Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Dalam Menggunakan
Obat Diare Secara Swamedikasi, Media Bina Ilmiah, 13(2), 967-969.
Fitriani, S., 2011. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 129-131.
Fuaddah, A. T., 2015. Description of Self-Medication Behaviour in Community
of Subdistrict Purbalingga, District Purbalingga. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 3(1), 610-618.
Heryanto, C. A. W., Korangbuku, S. F., Djeen, M. I. A., Widayati, A., 2019.
Pengembangan dan Validasi Kuesioner untuk Mengukur Penggunaan
Internet dan Media Sosial dalam Pelayanan Kefarmasiaan. Jurnal Farmasi
Klinik Indonesia, 8(3), 178.
Hidayati, A., Dania, H., Puspitasari, M. D., 2017. Tingkat Pengetahuan
Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Untuk Swamedikasi
Pada Masyarakat Rw 8 Morobangun Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta,
Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(2), 140.
Ikawati, Z., 2016. Bijak Memahami Masalah Kesehatan Terkini. PT Kanisius,
Yogyakarta, 110.
Illahi, R. K., Firnanda, F. P., Sidharta, B., 2016. Tingkat Pendidikan Ibu dan
Penggunaan Oralit dan Zinc pada Penanganan Pertama Kasus Diare Anak
Usia 1-5 Tahun: Sebuah Studi di Puskesmas Janti Malang,
Pharmaceutical Journal Of Indonesia, 2(1),4-6.
Indijah, S. W., Fajri, P., 2016. Farmakologi. Kemenkes RI, Jakarta, pp. 87.
Jajuli, M., Sinuraya, R. K., 2018. Artikel Tinjauan : Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi dan Risiko Pengobatan Swamedikasi, Farmaka, 16(1), 48-
49.
Kartika, M. M. I., 2019. Evaluasi Pengetahuan Obat Swamedikasi Diare Pada Ibu-
Ibu Persekutuan Wanita Katolik Di Lingkungan ST. Petrus Sukaraja
Sumatera Selatan. Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Kasiati, N. S., Rosmalawati, N. W D., 2016. Kebutuhan Dasar Manusia,
Kemenkes RI, Jakarta, pp. 142.
Kemenkes RI., 2011. Situasi Diare di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta, pp. 3, 20, 24-25, 31, 33.
Kemenkes RI., 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 1.
Kemenkes RI., 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Kemenkes RI., 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Liana, Y., 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluarga Dalam
Penggunaan Obat Tradisional Sebagai Swamedikasi di Desa Tuguharum
Kecamatan Madang Raya. 4(1), 125.
Lusi, I., Utami, G. T., Nauli, F. A., 2014. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Masyarakat Tentang Penyakit Filariasis Dengan Tindakan
Masyarakat Dalam Pencegahan Filariasis, Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau, 1(2), 1-7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Mafazah, L., 2013. Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygiene Ibu dan
Kejadian Diare, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 178.
Maramis, P. A., Ismanto, A. Y., Babakal, A., 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan
dan Pengetahuan Ibu Tentang Ispa Dengan Kemampuan Ibu Merawat
Balita ISPA Pada Balita di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal
Keperawatan,1(1), 2-3.
Masturoh, I., Anggita, N., 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementerian
Kesehatan RI.
Notoatmodjo, S., 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka
Cipta, Jakarta, pp, 127.
Notoatmodjo, S., 2012. Metode Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta,
pp, 169, 182.
Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka
Cipta, Jakarta, pp, 15-20.
Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., Anhar, V. L., 2018.
Promosi Kesehatan, Airlangga University Press, Surabaya, pp. 44.
Octa, D. R. L., Maita, E., Maya, S., Yulviana, R., 2014. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi/ Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan.
CV Budi Utama, Yogyakarta.
Oktarlina, R. Z., Tariga, A., Carolia, N., Utami, E. R., 2018. Hubungan
Pengetahuan Keluarga dengan Penggunaan Obat Tradisional di Desa
Nunggalrejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. JK Unila,
2(1), 43-45.
Patty, Y. F. P. P., 2017. Profil Penggunaan Obat dan Perilaku Pengobatan Mandiri
di Kalangan Ibu-Ibu Desa oelnasi Nusa Tenggara Timur. Skripsi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PIONAS., 2015. Loperamid Hidroklorida,
http://pionas.pom.go.id/monografi/loperamid-hidroklorida, diakses
tanggal 2 November 2020.
Pratamawati, D. A., Pujiyanti, A., 2013. Tingkat Pengetahuan Serta Sikap yang
Mendasari Perilaku Masyarakat Pada Kejadian Luar Biasa Chikungunya
Di Kota Salatiga Tahun 2012. Jurnal Vektora, 5(2), 50.
Pratiwi, H., Nuryanti., Fera, V. V., Warsinah., Sholihat, N. K., 2016. Pengaruh
Edukasi Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Kemampuan Berkomunikasi
Atas Informasi Obat, Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(1), 10-15.
Prawati, D. D., Haqi, D. N., 2019. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare di
Tambak Sari, Kota Surabaya, Jurnal Promkes, 7(1), 35.
Pujihastuti, I. 2010. Prinsip Penulisan Kuesioner. Jurnal Agribisnis dan
Pengembangan Wilayah, 2(1), 43-43.
Putri, A. D., 2020. Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pasien
Tuberculosis di Puskesmas Puuweri, Sumbar, Barat, Nusa Tenggara
Timur. Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Rahayu, C., Widiati, S., Widyanti, N., 2014. Hubungan antara Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku terhadap Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut
dengan Status Kesehatan Periodontal Pra Lansia di Posbindu Kecamatan
Indihiang Kota Tasikmalaya, Maj Ked Gi, 21(1), 28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Restiyono, A., 2016. Analisis Faktor yang Berpengaruh dalam Swamedikasi
Antibiotik Pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kajen Kabupaten
Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 11(1), 20.
Riskesdas., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, pp 40.
Robiyanto., Rosmimi, M., Untari, E. K. 2018. Analisis Pengaruh Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tindakan Swamedikasi Diare Akut di
Kecamatan Pontianak Timur, Jurnal Pendidikan, 16(1). 135-144.
Sambara, J., Yuliani, N. N., Bureni, Y., 2014. Tingkat Pengetahuan dan
Pemahaman Masyarakat Tentang Penggunaan Obat Yang Benar di Kota
Kupang, Jurnal Info Kesehatan, 12(1), 694-695.
Sani, K. F., 2018., Metode Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental.
Deepublish, Yogyakarta, pp. 20.
Sarampang, Y. T., Tjitrosantoso, H. M., Citraningtyas, G., 2014. Hubungan
Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Obat Golongan Ace Inhibitor
Dengan Kepatuhan Pasien Dalam Pelaksanaan Terapi Hipertensi Di Rsup
Prof Dr. R. D. Kandou Manado, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(3),
228.
Sarmen, R. D., Surya, H. F. D., Suyanto., 2017. Gambaran Pengetahuan dan
Sikap Pasien Tb Paru Terhadap Upaya Pengendalian Tb di Puskesmas
Sidomulyo Kota Pekanbaru. Jom Fk, 4(1).
Shafira., Pramestutie, H. R., Illahi, R.K., 2021. Hubungan Antara Faktor
Sosiodemografi Dengan Tingkat Pengetahuan Dalam Swamedikasi
Analgesik Oral Terhadap Pasien Dengan Keluhan Nyeri Gigi Di Beberapa
Apotek Kota Malang. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 63(2), 99-
100.
Siahaan, S., Usia, T., Pujiati, S., Tarigan, I. U., Murhandini, S., Isfandari, S.,
Tiurdinawati., 2017. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat dalam
Memilih Obat yang Aman di Tiga Provinsi in Indonesia. Jurnal
Kefarmasian Indonesia, 7(2), 137.
Sugiharto, M., Nurhayati., 2019. Upaya Pemerintah Daerah Untuk Meningkatkan
Cakupan Desa Odf (Open Defecation Free) Di Kabupaten Muaro Jambi,
Sumedang Dan Lombok Barat, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
22(1), 65-70.
Suja, I. W., Mudianta, I. W., Sudria, I. B. N., 2019. Pelatihan Pembuatan Betutu
Vegetarian. Universitas Pendidikan Ganesha, 567.
Supardi, S., Hendarwan, H., Susyanty A. L., 2019. Kajian Kebijakan tentang
Informasi dan Pelayanan Obat yang Mendukung Pengobatan Sendiri di
Masyarakat, Media Litbangkes, 29(2), 164.
Ulfa, F., Handayani, O. W. K., 2018. Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagiyanten. Higeia, 2(2), 228-236.
Utami, N., Luthfiana, N., 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Diare pada Anak. Majority, 5(4), 102.
Wawan A., Dewi., 2011. Teori dan Pengukuran: Sikap dan Perilaku Manusia.
Nuha Medika, Yogyakarta. pp. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Wirawan, N., 2016. Cara Mudah Memahami Statistik Ekonomi dan Bisnis
(Statistika Deskriptif). Edisi Keempat. Keraras Emas, Denpasar, pp. 34-
35.
World Health Organization., 2015. Self-Medication, Sudan Journal Of Rational
Use Of Medicine, (6), 14, 26.
World Health Organization., 2021. Diarrhoeal Diseases,
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease,
diakses tanggal 25 Februari 2021.
Wulandari, D., Lutfiyati, H., Yuliastuti, F., 2017. Gambaran Pengetahuan
Masyarakat Tentang Swamedikasi Diare di Dusun Macanan Kelurahan
Tanjung Kecamatan Muntilan, Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, 3(1).
Yusrizal., 2015. Gambaran Penggunaan Obat Dalam Upaya Swamedikasi Pada
Pengunjung Apotek Pandan Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2014. Jurnal Analis Kesehatan, 4(2), 447.
Yuswantina, R., Dyahariesti, N., Sari, N. L. F,m Sari, E. D. K., 2019. Hubungan
Faktor Usia dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Penggunaan
Antibiotik di Kelurahan Sidorejo Kidul. Indonesian Journal of Pharmacy
and Natural Product. 2(1), 29.
Zellatifanny, C. M., Mudjiyanto, B., 2018. Tipe Penelitian Deskripsi Dalam Ilmu
Komunikasi The Type Of Descriptive Research In Communication Study,
Jurnal Diakom, 1(2), 84.
Zulkarni, R., Azyenela, L., Penny, D. Y., 2019. Perilaku Keluarga Dalam
Swamedikasi Obat Herbal, Jurnal Kesehatan, 10(2), 84-85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 2. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 4. Uji Pemahaman Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 5. Nilai Uji Reliabilitas
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 6. Karakteristik Responden
No Inisial Alamat Usia Pendidikan
1 RYM Jl. Sumatera Dok V
Bawah
43 tahun Tidak tamat SD
2 SK Jl. Garuda Dok V
Bawah
40 tahun Tamat SMP/SMK/MTs
3 KKM Jl. Soa Siu Dok V
Bawah
35 tahun Tamat SD/MI
4 AS Jl. Soa Siu Dok V
Bawah
36 tahun S1 s/d S3
5 RR Jl.Samudra Maya Dok V
Bawah
25 tahun Tamat SMA/SMK/MA
6 MP Dok V Atas 40 tahun D1 s/d D3
7 AZ Dok V Bawah 44 tahun Tamat SMA/SMK/MA
8 GC Jl. Samudra Maya Dok
V Bawah
45 tahun Tamat SMA/SMK/MA
9 KS Dok V Atas 42 tahun D1 s/d D3
10 Al Jl. Samudra Maya Dok
V Bawah
60 tahun Tamat SD/MI
11 IU Dok V Bawah 47 tahun Tamat SMA/SMK/MA
12 NY Jl. Samudra Maya Dok
V Bawah
35 tahun Tamat SMA/SMK/MA
13 MT Jl.Yapis Dok V Atas 43 tahun Tamat SMP/SMK/MTs
14 DL Jl.Yapis Dok V Atas 48 tahun Tamat SMA/SMK/MA
15 WR Dok V Bawah 31 tahun Tamat SMA/SMK/MA
16 YR Jl. Garuda Dok V
Bawah
47 tahun S1 s/d S3
17 MU Dok V Bawah 47 tahun Tamat SMA/SMK/MA
18 MS Jl. Garuda Dok V
Bawah
46 tahun Tamat SMP/SMK/MTs
19 R Jl. Samudra Maya Dok
V Bawah
30 tahun Tamat SMA/SMK/MA
20 KR Jl. Garuda Dok V
Bawah
56 tahun Tamat SMA/SMK/MA
21 TW Jl. Soa siu Dok V
Bawah
46 tahun Tamat SMA/SMK/MA
22 IR Jl. Soa siu Dok V
Bawah
44 tahun Tamat SMP/SMK/MTs
23 MA Jl. Sumatera Dok V
Bawah
34 tahun Tamat SMA/SMK/MA
24 NAH Jl. Yapis Dok V Atas 38 tahun Tamat SMA/SMK/MA
25 YS Jl. Yapis Dok V Atas 47 tahun Tamat SMP/SMK/MTs
26 FS Jl. Garuda Dok V
Bawah
47 tahun Tamat SMA/SMK/MA
27 EH Jl. Yapis Dok V Atas 47 tahun Tamat SMA/SMK/MA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
28 A Dok V Bawah 49 tahun Tamat SMA/SMK/MA
29 FE Jl. Garauda Dok V
Bawah
38 tahun Tamat SMA/SMK/MA
30 SP Jl. Sumatera Dok V
Bawah
52 tahun Tamat SMP/SMK/MTs
31 LS Jl. Samudra Maya Dok
V Bawah
45 tahun S1 s/d S3
32 MT Jl. Sumatera Dok V
Bawah
39 tahun Tamat SMA/SMK/MA
33 S Jl. Garuda Dok V
Bawah
36 tahun Tamat SMA/SMK/MA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 7. Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 8.
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Saya Maria Sances Lobya dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, akan melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pengobatan Diare Secara Mandiri Pada
Ibu-Ibu PKK Di Kelurahan Mandala Kota Jayapura”. Penelitian ini merupakan
penelitian untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan.
Maka saya mohon kesediaan ibu yang melakukan pengobatan diare secara
mandiri yang berdomisili di Kelurahan Mandala Kota Jayapura, bersedia
mengikuti jalannya penelitian. Penelitian ini dilakukan selama sekitar 1 jam.
A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
Bila Anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk
mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda ataupun
sanksi apapun.
B. Prosedur Penelitian
Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda diminta
menandatangani lembar informed consent rangkap dua, satu untuk Anda
simpan, dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah:
1. Anda akan diwawancarai oleh peneliti untuk menanyakan: Inisial nama,
alamat tinggal, usia dan pekerjaan
2. Responden harus masuk kedalam kriteria inklusi
- Ibu PKK berdomisili di Kelurahan Mandala Kota Jayapura
- Bersedia mengikuti jalannya penelitian
- Menandatangani Informed Consent.
3. Setelah masuk ke dalam kriteria inklusi, responden diminta untuk mengisi
kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti.
C. Kewajiban responden penelitian
Sebagai responden penelitian, anda berkewajiban mengikuti aturan atau
petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas anda
dapat bertanya lebih lanjut kepada peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Manfaat
Keuntungan langsung yang anda dapatkan adalah memperoleh tambahan
pengetahuan dalam menangani pengobatan diare yang bisa dilakukan sendiri.
E. Kerahasian
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian
akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti. Kerahasian responden
dijaga dengan tidak memberitahukan kepada pihak lain.
F. Kompensasi
Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan souvenir sebagai
ucapan terima kasih telah berpartisipasi dalam penelitian ini dan bersedia
mengisi kuesioner.
G. Pembiayaan
Semua biaya terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti.
H. Informasi tambahan
Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut, ibu dapat menghubungi Maria Sances Lobya no Hp:
082136130141 atau email: [email protected].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 9.
PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Usia :
Tempat/Tanggal lahir :
Pekerjaan :
menyatakan bahwa,
1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai informasi penelitian yang akan
dilakukan dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Pengobatan Diare Secara Mandiri Pada Ibu-Ibu PKK Di Kelurahan Mandala
Kota Jayapura”.
2. Saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan
dengan kondisi mengisi kuesioner dengan benar dan lengkap.
3. Data yang dikumpulkan akan digunakan demi kepentingan penelitian dan akan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti dan responden.
4. Saya juga telah diberitahu bahwa pelaksanaan penelitian ini telah
mendapatkan izin dari instansi berwenang.
5. Apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan, saya berhak
memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan.
Pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun dan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada
saya.
Jayapura,...............…2021
Peneliti Yang membuat pernyataan
Maria Sances Lobya ( ...............................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 10.
KUESIONER
A. Data Diri Responden
Responden diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan mengisi titik-titik dan memberi tanda checklist () pada jawaban yang
sesuai :
1. Nama :…………………………………………………..
2. Usia : …………………………………………………..
3. Alamat : …………………………………………………..
4. No. Hp/Telp : …………………………………………………..
5. Pendidikan terakhir :
( ) Tidak sekolah/Tidak tamat SD
( ) Tamat SD/MI
( ) Tamat SMP/MTs
( ) Tamat SMA/SMK/MA (Kesehatan/non kesehatan)
( ) D1 s/d D3 (Kesehatan/non kesehatan)
( ) S1 s/d S3 (Kesehatan/non kesehatan)
( ) Lainnya …………………………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Penggalian informasi awal tentang pengobatan diare secara mandiri
Berilah tanda checklist () pada jawaban yang sesuai
1. Apakah anda pernah melakukan pengobatan diare secara mandiri?
( ) Pernah ( ) Tidak Pernah
2. Obat apa yang pernah anda gunakan dalam penanganan diare ?
( ) Oralit
( ) Norit
( ) Diapet
( ) Neo entrostop
( ) Lain-lain (sebutkan) : …………………………………………
3. Dimanakah anda memperoleh obat tersebut? (Bisa lebih dari satu jawaban)
( ) Apotek
( ) Toko obat
( ) Warung
( ) Lain-lain (sebutkan) : …………………………………………
4. Dari manakah anda memperoleh informasi terkait obat tersebut? (Bisa lebih
dari satu jawaban)
( ) Keluarga
( ) Tetangga
( ) Iklan
( ) Media sosial
( ) Lain-lain (sebutkan) : …………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
C. Pengetahuan
Berilah tanda checklist () pada jawaban yang sesuai
No. Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1. Memeriksakan diri ke dokter merupakan pengobatan
mandiri diare
2. Pada saat terkena diare biasanya disertai dengan
berkurangnya cairan tubuh
3. Diare adalah kondisi pada saat mengalami buang air
besar hanya 1 kali dalam seminggu
4. Zink digunakan untuk mengurangi tingkat keparahan
diare dan mengurangi keseringan buang air besar
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih tidak dapat
mencegah diare
6. Obat yang digunakan dalam pengobatan mandiri diare
adalah obat yang bisa didapatkan tanpa resep
7. Oralit dapat dibuat dengan menggunakan campuran gula
dan garam dengan air matang
8. Diare yang disertai darah bisa ditangani sendiri tanpa
memeriksakan ke dokter
9. Merebus air minum dapat mencegah diare
10. Obat norit tidak bisa didapatkan tanpa resep dokter
11. Tidak mencuci tangan sebelum makan bisa
menyebabkan diare
12. Tingginya nafsu makan merupakan gejala dari diare
13. Alergi susu maupun obat-obatan bukan merupakan
faktor risiko dari diare
14. Diare yang disertai muntah dan kekurangan cairan
segera dibawa ke dokter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Sikap dan Tindakan
Petunjuk pengisian
1. Baca dan pahami setiap pernyataan di bawah ini kemudian berilah tanda (X)
untuk jawaban dari pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan
keadaan yang anda alami sebenarnya.
2. Pilihan yang disediakan
SS : Sangat Setuju TS: Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan Jawaban
SIKAP
1. Saya lebih suka membeli obat sendiri
dibandingkan harus memeriksakan diri ke
dokter ketika mengalami diare
SS S TS STS
2. Sebelum saya mengkonsumsi obat diare saya
selalu memperhatikan kegunaan dan kandungan
obat pada kemasan
SS S TS STS
3. Saya menghindari makan makanan pedas ketika
mengalami diare
SS S TS STS
4. Pengobatan awal diare saya memilih obat oralit
ketimbang tidak sama sekali
SS S TS STS
5. Saya memilih BAB di sungai yang mudah
dijangkau dibandingkan di jamban
SS S TS STS
6. Saya memilih segera memeriksakan diri ke
dokter saat mengalami diare yang sudah lebih
dari 2 hari
SS S TS STS
7. Ketika diare saya membuat oralit dengan
menggunakan campuran gula dan garam
dengan air matang
SS S TS STS
8 Saya memilih beristirahat ketika mengalami SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
gejala diare seperti lemas, pusing, dan perut
mulas
9 Saya memilih segera menghubungi dokter
ketika terdapat darah/lendir pada feses
SS S TS STS
10 Saya memilih minum obat diare dibandingkan
harus minum oralit
SS S TS STS
TINDAKAN
1. Saya minum obat diare setelah mengalami BAB
lebih dari 3 kali dalam sehari dengan feses yang
cair
SS S TS STS
2. Saya mengobati diare dengan minum obat yang
bisa didapatkan tanpa resep dokter
SS S TS STS
3. Saya mencuci buah dan sayur sebelum
dikonsumsi
SS S TS STS
4. Saya mengkonsumsi obat diare tidak sesuai
dengan dosis dan aturan pakai pada kemasan
SS S TS STS
5. Saya pergi ke dokter saat mengalami diare yang
disertai dehidrasi berat
SS S TS STS
6. Ketika saya mengalami diare hal pertama yang
saya lakukan adalah membeli oralit
SS S TS STS
7. Saya mencuci tangan dengan sabun setelah
BAB dan sebelum makan
SS S TS STS
8. Saya banyak minum air putih untuk mencegah
dehidrasi
SS S TS STS
9. Saya tidak menutup makanan diatas meja SS S TS STS
10. Saya berani mengonsumsi obat diare 4 tablet
sekali minum agar lebih manjur
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BIOGRAFI PENULIS
Nama penulis adalah Maria Sances Lobya yang merupakan
anak pertama dari empat bersaudara pasangan Protasius
Lobya dan Feronika Saranga. Penulis lahir di Jayapura pada
tanggal 4 Maret 1999. Penulis menempuh pendidikan di TK
Kristus Raja pada tahun (2004-2005), SD Kristus Raja
(2005-2011), SMPN 12 Angkasa (2011-2014), SMAN 5
Angkasa (2014-2017). Setelah itu, penulis melanjutkan
pendidikannya di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma pada tahun 2017. Selama masa perkuliahan, penulis
terlibat dalam kegiatan student club, kegiatan kepanitiaan,
dan UKF. Student club yang penulis ikuti yaitu Herbal
Garden Team sebagai bendahara pada periode 2018/2019. Kegiatan kepanitian
yang penulis ikuti yaitu sebagai divisi dekor di kepanitian FACTION (Future
Pharmacist in Action) pada tahun 2017 dan 2018, sebagai CO dekor kepanitian
SICON (Science Competition) pada tahun 2019, kegiatan UKF yang diikuti yaitu
basket pada tahun 2017/2018, penulis juga menjadi volunteer di kegiatan JMKI
2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI