57
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Maria Sances Lobya NIM : 178114099 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

  • Upload
    others

  • View
    66

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI

KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Maria Sances Lobya

NIM : 178114099

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

ii

Persetujuan Pembimbing

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI

KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA

Skripsi yang diajukan oleh:

Maria Sances Lobya

NIM : 178114099

Telah disetujui oleh

Pembimbing

(Dr. apt. Yosef Wijoyo, M.Si.)

Tanggal: 8 Juli 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI

KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA

Oleh:

Maria Sances Lobya

NIM : 178114099

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal: 21 Juli 2021

Mengetahui

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Dr. apt. Yustina Sri Hartini)

Panitia Penguji: Tanda tangan

1. Dr. apt. Yosef Wijoyo, M.Si. ………………

2. apt. Aris Widayati, M.Si., Ph.D. ……………....

3. apt. T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D. ………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya

karya ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam

naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 8 Juli 2021

Maria Sances Lobya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKEDEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Sances Lobya

Nomor Mahasiswa : 178114099

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

PENGOBATAN DIARE SECARA MANDIRI PADA IBU-IBU PKK DI

KELURAHAN MANDALA KOTA JAYAPURA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 26 Juli 2021

Yang menyatakan

(Maria Sances Lobya)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

vi

ABSTRAK

Diare merupakan permasalahan kesehatan dengan morbiditas dan

mortalitas yang tinggi, dan menduduki peringkat ke-3 di Indonesia. Diare ringan

adalah salah satu penyakit yang bisa ditangani dalam pengobatan mandiri. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan

tindakan ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota Jayapura terkait pengobatan

diare secara mandiri. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif.

Responden yang digunakan dalam penelitian adalah ibu-ibu PKK yang dipilih

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis secara deskriptif. Data disajikan

dalam bentuk bentuk tabel dan diagram pie, dan disertai pembahasan.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 33 responden, menunjukkan

bahwa seluruh responden melakukan pengobatan diare secara mandiri; 46%

responden menggunakan oralit untuk mengatasi diare; 79% responden

memperoleh obat dari apotek; 56% responden mendapatkan sumber informasi

yang berasal dari keluarga. Dari hasil penelitian sebesar 82% responden memiliki

tingkat pengetahuan yang baik, sebesar 58% responden memiliki sikap yang baik,

dan sebesar 64% responden memiliki tindakan yang baik terkait pengobatan diare

secara mandiri.

Kata Kunci : Diare, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Pengobatan mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

vii

ABSTRACT

Diarrhea is a health problem with high morbidity and mortality, and is

ranked 3rd in Indonesian. Mild diarrhea is one of the diseases that can be treated

with self-medication. This study aims to determine the knowledge, attitudes, and

actions of PKK mothers related to self treatment of diarrhea in Mandala Village,

Jayapura City. This research is a descriptive observational study. Respondents

used in the study were PKK mothers who were selected based on inclusion and

exclusion criteria. Data was collected using a questionnaire, and analyzed

descriptively. The data is presented in the form of tables and pie charts, and

followed by discussion.

Results Based on a study of 33 respondents, it shows that all of the

respondents takes diarrhea treatment independently; 46% of respondents used

ORS to treat diarrhea; 79% of respondents obtains drugs from pharmacies; 56%

of respondents get a source of information that comes from the family. From the

results of the study, 82% of respondents have a good level of knowledge, 58% of

respondents have a good attitude, and 64% of respondents have good actions

related to self-medication.

Keywords: Diarrhea, Knowledge, Attitude, Action, Self-medication.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ......................................................................................... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 8

KESIMPULAN ...................................................................................................... 24

SARAN .................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25

LAMPIRAN ........................................................................................................... 30

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel I. Skor Berdasarkan Sifat Pernyataan ................................................... 4

Tabel II. Karakteristik Ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ... 8

Tabel III. Persentase Obat yang Pernah Digunakan Oleh Ibu-ibu PKK di

Kelurahan Mandala Kota Jayapura ................................................. 10

Tabel IV. Persentase Tempat Memperoleh Obat Oleh Ibu-ibu PKK di

Kelurahan Mandala Kota Jayapura ................................................. 10

Tabel V. Persentase Sumber Informasi Terkait Obat Oleh Ibu-ibu PKK di

Kelurahan Mandala Kota Jayapura ................................................. 11

Tabel VI. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan

Diare Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura .......... 12

Tabel VII. Frekuensi Jawaban Benar Ibu-ibu PKK Tentang Pengetahuan

Pengobatan Diare Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota

Jayapura ........................................................................................... 13

Tabel VIII. Distribusi Sikap Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan Diare Secara

Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ............................... 16

Tabel IX. Frekuensi Sikap Ibu-ibu PKK Tentang Pengobatan Diare Secara

Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ............................... 17

Tabel X. Distribusi Tindakan Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan Diare Secara

Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ............................... 20

Tabel XI. Frekuensi Tindakan Ibu-ibu PKK Tentang Pengobatan Diare Secara

Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura ............................... 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data ................ 30 Lampiran 2. Ethical Clearance .............................................................................. 32 Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas ............................................................ 33

Lampiran 4. Uji Pemahaman Bahasa ..................................................................... 34 Lampiran 5. Nilai Uji Reliabilitas .......................................................................... 35

Lampiran 6. Karakteristik Responden ................................................................... 36 Lampiran 7. Dokumentasi ...................................................................................... 38 Lampiran 8. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden .................................. 39 Lampiran 9. Persetujuan Keikutsertaan Dalam Penelitian (Informed Consent) .... 41 Lampiran 10. Kuesioner ......................................................................................... 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

1

PENDAHULUAN

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama terjadi di

Indonesia, hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun angka kejadian diare

masih tinggi. Diare di Indonesia menempati peringkat ke-3 yang merupakan

masalah kesehatan dengan nilai morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penyakit

ini masih cukup tinggi di Provinsi Papua, pada tahun 2019 jumlah target

penemuan kasus diare meningkat sebesar 91.241 orang dibandingkan dengan

tahun 2018 sebesar 89.708 (Kemenkes RI, 2019). Menurut Dinas Kesehatan

Papua (2018), penemuan dan penanganan diare di Jayapura tahun 2017

menduduki peringkat ke-2 dari 29 Kabupaten/Kota sebesar 199,7% dan

meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 83,14% (DinKes, 2017).

Diare adalah kondisi seseorang saat mengalami buang air besar dengan

feses yang dikeluarkan konsistensinya lembek sampai cair dengan frekuensi 3 kali

atau lebih dari dalam sehari (WHO, 2021). Saat mengalami diare feses akan

keluar dengan atau tanpa lendir atau darah (Utami dan Luthfiana, 2016). Diare

dapat ditangani dengan berobat ke dokter atau melakukan pengobatan mandiri.

Pengobatan mandiri adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh seseorang untuk

mengobati penyakit atau gejala penyakit (WHO, 2014). Pengobatan mandiri

merupakan pilihan utama yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan

kesehatan sehingga tidak dapat diabaikan (Fuaddah, 2015). Menurut Kartajaya

(cit., Zulkarni et al, 2019), data SUSENAS (2014) menunjukkan bahwa,

persentase masyarakat yang melakukan pengobatan mandiri sebesar 61,05%. Hal

ini menunjukkan bahwa, perilaku pengobatan mandiri di Indonesia masih cukup

besar. Alasan masyarakat melakukan pengobatan mandiri karena penyakit

dianggap ringan, harga obat yang lebih murah, dan obat mudah diperoleh.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sebanyak 35,2% rumah tangga di

Indonesia menyimpan obat untuk pengobatan mandiri. Kesalahan dalam

melakukan pengobatan mandiri, seperti salah mendiagnosis diri sendiri, tidak

tepat dosis, serta tidak mengetahui yang dapat ditimbulkan dari pengobatan dapat

menyebabkan risiko yang dapat merugikan bagi tubuh (Jajuli dan Sinuraya,

2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

2

Dalam pengobatan mandiri pengetahuan mengenai penggunaan obat

berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan kesehatan sehari-hari. Apabila

pengetahuan yang dimiliki kurang dalam penggunaan obat, dapat terjadinya

kegagalan dalam terapi. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit juga dapat

menyebabkan kesalahan pilihan obat yang digunakan untuk terapi (Pratiwi et al.,

2016). Pada penelitian yang dilakukan Sambara, Yuliani, dan Bureni (2014),

menyatakan banyak responden kurang memiliki pengetahuan dan tidak paham

tentang penggunaan obat yang benar terutama pada usia 17-30 tahun karena

kurangnya pengalaman dan informasi yang diterima serta masih mengandalkan

orang tua untuk mengurusi permasalahan pengobatan di rumah. Pada penelitian

tersebut juga menyatakan bahwa responden yang usianya lebih tua ada yang

memiliki pengetahuan kurang terkait pengetahuan pengobatan sehingga

disimpulkan kemungkinan faktor lain seperti tingkat pendidikan dan pekerjaan

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka.

Pengobatan mandiri umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk

mengatasi penyakit ringan seperti diare. Diare termasuk dalam urutan ke-8

penyakit terbanyak di Kota Jayapura (DinKes, 2019). Berdasarkan Badan Pusat

Statistik Kota Jayapura tahun 2020, menyatakan bahwa sebagian besar

masyarakat yang tidak berobat ketika mengalami keluhan kesehatan mempunyai

alasan merasa cukup dengan mengobati sendiri dengan persentase sebesar

42,85%. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota

Jayapura terkait pengobatan diare secara mandiri. Peneliti memilih responden ibu

karena memiliki peran penting sebagai key person dalam mengurus penggunaan

obat di keluarga (Handayani, 2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

3

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional

deskriptif. Penelitian observasional deskriptif dilakukan untuk menggambarkan

suatu fenomena di masyarakat, tanpa adanya intervensi atau tindakan tambahan

peneliti pada sampel yang akan diteliti (Sani, 2018).

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan

tindakan tentang pengobatan diare secara mandiri meliputi diare, gejala diare,

pengobatan mandiri, pemahaman obat diare, kapan harus ke dokter, pencegahan

diare, faktor risiko oleh ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota Jayapura.

Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu PKK di Kelurahan

Mandala Kota Jayapura. Responden yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi: ibu yang berdomisili di lingkungan Kelurahan Mandala Kota

Jayapura dan bersedia mengikuti jalannya penelitian, serta menandatangani

Informed Consent.

2. Kriteria eksklusi: ibu yang tidak melengkapi pengisian kuesioner, dan berlatar

belakang pendidikan kesehatan atau berprofesi sebagai tenaga kesehatan.

Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah pernah digunakan pada

penelitian Kartika (2019) tentang Evaluasi Pengetahuan Obat Swamedikasi Diare

Pada Ibu-ibu Persekutuan Wanita Katolik di Lingkungan ST. Petrus Sukaraja

Sumatera Selatan, beberapa pertanyaan dimodifikasi oleh peneliti. Bagian yang di

modifikasi pada kuesioner yaitu pada bagian kedua. Kuesioner ini terdiri dari 43

pertanyaan yang dibagi ke dalam 4 bagian. Bagian pertama terdiri dari 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

4

pertanyaan mengenai data diri dan karakteristik responden. Bagian kedua terdiri

dari 4 pertanyaan mengenai penggalian informasi awal tentang pengobatan diare

yang pernah dilakukan responden. Bagian ketiga terdiri dari 14 pernyatan

mengenai aspek pengetahuan responden terkait pengobatan diare secara mandiri,

dengan masing masing-masing 7 pertanyaan Favorable (+) dan 7 pertanyaan

Unfavorable (-) dengan jawaban pertanyaan menggunakan skala Guttman yang

terdiri dari 2 pilihan yaitu, benar dan salah. Pada bagian ketiga dan keempat,

kuesioner dari dimensi diare, gejala diare, pemahaman tentang obat diare, faktor

risiko, kapan harus ke dokter, pencegahan diare, dan pengobatan mandiri. Bagian

keempat terdiri dari 20 pernyataan mengenai sikap dan tindakan responden terkait

pengobatan mandiri, dimana responden diminta memilih sangat setuju (SS), setuju

(S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) untuk setiap pernyataan

(Masturoh dan Anggita, 2018).

Pada bagian ini terdapat pernyataan bersifat Favorable dan Unfavorable.

Pemberian skor berdasarkan skala Likert sesuai tabel berikut ini :

Tabel I. Skor Berdasarkan Sifat Pernyataan

Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Mandala Kota Jayapura. Penelitian ini

membutuhkan rentang waktu selama 1 bulan.

Tata Cara Penelitian

1. Tahap Persiapan awal

Persiapan penelitian dengan mengajukan surat izin penelitian dan

menyerahkan kepada Kantor Kelurahan Mandala Kota Jayapura.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

5

2. Permohonan Izin Ethical Clearance

Permohonan izin Ethical Clearance diajukan kepada Komisi Etik

Penelitian Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian ini sudah

mendapatkan izin dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Respati

Yogyakarta dengan nomor 108.3/FIKES/PL/VI/2021 (Lampiran 2).

3. Tahap Pengujian Kuesioner

a. Uji validitas. Uji ini bertujuan sebagai alat ukur yang digunakan

sudah valid (benar) untuk mengukur variabel yang diukur. Uji validitas dilakukan

dengan menggunakan teknik professional judgment menggunakan 1 dosen dan 1

praktisi apoteker. Pengolahan data uji validitas dilakukan dengan cara diskusi dan

melakukan verifikasi antara peneliti dengan validator, sehingga diperoleh suatu

kesepakatan atau professional agreement terhadap butir-butir pertanyaan dan

pernyataan dalam kuesioner yang dinilai belum layak/valid (Heryanto et al.,

2019). Terdapat 2 kali putaran pada uji validitas yang dilakukan dan perbaikan-

perbaikan yang mengarah pada penataan bahasa yang digunakan dalam kuesioner.

Setelah mendapatkan kesepakatan, didapatkan item yang layak secara konten

untuk digunakan (Lampiran 3).

b. Uji pemahaman bahasa. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang telah dibuat bahasanya dapat dimengerti dan dipahami sehingga

tidak menimbulkan pertanyaan lain, tidak membingungkan, jelas, tepat, dan

terperinci, terdapat kalimat yang tidak dimengerti sehingga dilakukan perbaikan

(Lampiran 4). Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan memberikan kuesioner

kepada 5 orang responden yang berbeda dari responden penelitian. Selama

pengujian kuesioner ditunggu oleh peneliti untuk mengetahui secara langsung

kekurangan dan bagian yang kurang jelas dari kuesioner tersebut. Uji pemahaman

bahasa

c. Uji reliabilitas. Uji ini bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana

kuesioner yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan sebagai instrumen

untuk pengambilan data penelitian (Sani, 2018). Uji ini dilakukan terhadap 30

responden yang berbeda dari responden penelitian uji, responden uji pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

6

bahasa. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha

dengan bantuan program SPSS. Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach

Alpha > 0,60 (Alfian dan Putra, 2017). Dari hasil pengukuran uji reliabilitas

pengetahuan didapatkan hasil α = 0,649, sikap didapatkan hasil α = 0,640, dan

tindakan didapatkan hasil α = 0,624 (Lampiran 5), sehingga dapat disimpulkan

bahwa instrumen penelitian ini cukup reliabel untuk digunakan.

4. Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Mandala Kota Jayapura pada

ibu-ibu PKK dengan jumlah populasi 33 orang yang digunakan sebagai sampel.

Data diambil selama 2 hari yang dimana hari pertama sebanyak 20 responden dan

hari kedua sebanyak 13 responden. Pengumpulan data dilakukan secara door to

door dengan menggunakan protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang

dilakukan peneliti dan responden yaitu, menggunakan masker, mencuci tangan

dan menjaga jarak 1 meter. Pengumpulan data dimulai dengan peneliti

memberikan penjelasan singkat kepada responden tentang tujuan penelitian dan

dilanjutkan dengan penandatanganan informed consent. Kemudian dilanjutkan

dengan pengisian kuesioner oleh responden melalui form kuesioner yang telah

tersedia.

Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif untuk

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase yang ditampilkan dalam bentuk

tabel atau diagram. Perhitungan persentase dilakukan pada kuesioner bagian

pertama, kedua, ketiga, dan keempat menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

P = Persentase jawaban (dalam%)

A = Jumlah jawaban yang sejenis

N = Jumlah responden total

(Ayuningtyas et al., 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

7

Bagian pertama kuesioner dilakukan pengelompokan usia dan

pendidikan (dibuat tabel). Pada karakteristik usia dilakukan penentuan dengan

jumlah kelas dan interval kelas untuk memudahkan pengelompokan rentang usia

responden. Jumlah kelas ditentukan dengan rumus Sturgess:

K= 1 + 3,3 log n

Interval kelas ditentukan dengan rumus berikut:

Keterangan:

c = Interval kelas

R = Range (nilai data maksimum – nilai data minimum)

k = Jumlah kelas

(Wirawan, 2016).

Bagian kedua kuesioner dihitung dengan cara membahas setiap poin

pada pertanyaan maupun jawaban lain yang diberikan oleh responden (dibuat

tabel), kemudian dihitung menggunakan perhitungan persentase sesuai rumus

diatas.

Bagian ketiga kuesioner dihitung dengan menggunakan skala Guttman,

untuk jawaban benar diberikan score 2 sedangkan salah diberikan score 1 (dibuat

tabel), kemudian dihitung menggunakan rumus diatas.

Bagian keempat dihitung dengan cara mengelompokkan pernyataan

yang sama parameternya (dibuat tabel), kemudian dihitung jawaban sejenis yang

diberikan oleh responden (SS+S dan TS+STS) menggunakan perhitungan

persentase sesuai rumus diatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Responden yang bersedia mengisi kuesioner dan mengikuti penelitian ini

sebanyak 33 responden. Dalam kuesioner berisi karakteristik demografi yang

meliputi usia, alamat, dan pendidikan terakhir responden.

Tabel II. Karakteristik Ibu-ibu PKK di Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Karakteristik Responden Jumlah Responden

N= 33

Persentase (%)

Rentang usia

25-30 2 6

31-36 6 18

37-42 6 18

43-48 15 46

49-54 2 6

55-60 2 6

Pendidikan terakhir

Tidak sekolah/tidak tamat SD 1 3

Tamat SD/MI 2 6

Tamat SMP/MTs 6 18

Tamat SMA/SMK/MA 19 58

D1 s/d D3 2 6

S1 s/d S3 3 9

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan dalam tabel II, responden

yang paling banyak pada rentang usia 43-48 yaitu sebesar 46% (15 responden).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wawan dan Dewi (2011), semakin cukup

umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan bekerja. Pada kelompok usia dewasa jika kesehatannya terganggu,

maka orang dewasa akan mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan

mandiri. Usia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengobatan serta

pemilihan dalam pengobatan mandiri (Shafira et al., 2021). Menurut penelitian

Robiyato et al (2018), menyatakan bahwa remaja dengan usia 12-25 tahun

memiliki pengetahuan terkait pengbatan mandiri yang kurang dibandingkan

dengan usia dewasa.

Pada Tabel II, pendidikan terakhir responden terbanyak adalah lulusan

SMA/SMK/MA sebesar 58% (19 responden). Menurut penelitian Pratiwi, et al

(2016) tingkat pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

9

Melalui proses pendidikan yang melibatkan serangkaian aktivitas, maka seseorang

individu akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, keahlian, dan wawasan

yang lebih baik termasuk dalam hal pengetahuan dan sikap atas informasi obat.

Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin mudah menerima informasi,

sehingga banyak pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang

diperkenalkan (Restiyono, 2016).

Profil Penggunaan Obat

Pada profil penggunaan obat, peneliti mendapatkan informasi hal-hal

yang telah dilakukan responden terkait penggunaan obat diare. Informasi tersebut

yaitu pengalaman responden dalam melakukan pengobatan mandiri, yang meliputi

penggunaan obat dan cara memperolehnya.

1. Pengobatan Diare Secara Mandiri

Pengobatan mandiri adalah pemilihan dan penggunaan obat oleh

seseorang untuk mengobati penyakit atau gejala penyakit (WHO, 2014). Dalam

melakukan pengobatan mandiri, penderita sendiri yang memilih obat yang akan

digunakan untuk mengatasi penyakit yang dialami.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden pernah

melakukan pengobatan diare secara mandiri. Pengobatan mandiri menjadi

alternatif yang dipilih seseorang untuk meredakan atau menyembuhkan keluhan

kesehatan yang ringan sebelum mencari pertolongan dari tenaga kesehatan, karena

pengobatan mandiri merupakan pilihan yang hemat biaya, penyakit ringan, dan

hemat waktu (Aswad et al., 2019). Hal ini sesuai pula dengan pernyataan Hidayati

et al (2017) bahwa pengobatan mandiri menjadi pertimbangan untuk dilakukan

karena didasari atas beberapa pertimbangan antara lain mudah dilakukan, mudah

dicapai, tidak mahal, dan sebagai tindakan alternatif dari konsultasi kepada tenaga

medis, walaupun didasari bahwa obat-obatan tersebut hanya sebatas mengatasi

gejala dari suatu penyakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

10

2. Obat yang Digunakan

Obat yang digunakan dalam pengobatan mandiri adalah obat yang bisa

didapatkan tanpa resep (OTR) yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan Obat

Wajib Apotek (Djunarko dan Hendrawati, 2011).

Tabel III. Persentase Obat yang Pernah Digunakan Oleh Ibu-ibu PKK di

Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Nama Obat Persentase

Oralit 46

Norit® 3

Diapet® 16

Neo entrostop® 34

Berdasarkan tabel III, diketahui 46% memilih oralit untuk mengatasi

diare yang dialami. Oralit berfungsi untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam

tubuh yang terbuang saat diare. Selain itu sebesar 35% responden memilih

menggunakan Neo entrostop® untuk mengatasi diare. Neo entrostop® merupakan

salah satu brand obat diare dengan zat aktif attapulgite dan pectin yang digunakan

untuk menyerap racun/bakteri penyebab diare dan mengurangi frekuensi BAB.

Obat yang digunakan dalam pengobatan diare secara mandiri yaitu Oralit, Neo

entrostop®, Diapet®, dan Norit® merupakan golongan obat bebas sehingga

mudah diperoleh tanpa resep dokter. Obat bebas merupakan salah satu golongan

obat yang dapat digunakan untuk melakukan pengobatan mandiri. Hal ini

menunjukkan bahwa responden telah mengerti apa yang harus diberikan saat

mengalami diare.

3. Tempat Memperoleh Obat

Obat yang digunakan untuk pengobatan mandiri dapat diperoleh di

apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, dan praktek

bersama (Supardi et al., 2019).

Tabel IV. Persentase Tempat Memperoleh Obat Oleh Ibu-ibu PKK di

Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Nama Obat Persentase

Apotek 79

Toko obat 10

Warung 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

11

Dari tabel VI, menunjukkan bahwa sebesar 79% responden memperoleh

obat untuk pengobatan mandiri di Apotek. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

sebagian responden telah menyadari bahwa tempat memperoleh obat yang tepat

yaitu di apotek. Pada Kelurahan Mandala terdapat 3 apotek dengan jarak yang

dekat dengan rumah warga kurang lebih 1 km. Hal ini perlu diapresiasi karena

masyarakat telah memberikan kepercayaan kepada apotek, sebagai tempat praktek

kefarmasian yang menyediakan obat yang terjamin aman, bermutu, dan khasiat

(Kemenkes RI, 2019). Selain itu responden memperoleh obat untuk pengobatan

mandiri di warung sebesar 11%, hal tersebut dikarenakan jarak warung yang

terletak di Kelurahan Mandala lebih dekat dari tempat tinggal responden. Sebesar

10% responden memperoleh dari toko obat, yang terletak diluar lokasi penelitian

yaitu Kelurahan Mandala Kota Jayapura.

4. Sumber Informasi Terkait Obat

Seseorang memperoleh informasi obat untuk pengobatan mandiri

didapatkan dari keluarga, kerabat, teman, dan iklan (Siahaan et al, 2017).

Tabel V. Persentase Sumber Informasi Terkait Obat Oleh Ibu-ibu PKK di

Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Nama Obat Persentase

Keluarga 56

Tetangga 20

Iklan 11

Media sosial 13

Berdasarkan tabel V, data yang didapat sebesar 56% responden

memperoleh informasi terkait obat diare dari keluarga, dan 20% responden

memperoleh informasi dari tetangga. Informasi mengenai obat merupakan hal

terpenting dalam pengobatan secara mandiri. Dari data menunjukkan besarnya

peran keluarga, saudara, maupun teman dalam mempengaruhi seseorang untuk

pengambilan keputusan dalam pengobatan secara mandiri. Responden juga

mendapatkan informasi terkait obat melalui iklan dan media sosial, menurut Jajuli

dan Sinuraya (2018), menyatakan bahwa iklan berpengaruh terhadap pemilihan

suatu obat oleh masyarakat untuk melakukan pengobatan secara mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

12

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi yang

mempengaruhi perilaku seseorang termasuk penggunaan obat-obatan dan

pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat daya

tangkap informasi, sikap, pengetahuan, dan perilaku seseorang (Oktarlina et al.,

2018).

Tabel VI. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan

Diare Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Kategori Jumlah responden

(N=33)

Persentase (%)

Baik 27 82

Cukup 6 18

Kurang 0 0

Berdasarkan hasil diatas, didapatkan bahwa responden yang memiliki

tingkat pengetahuan “baik” yaitu sebesar 82% (27 responden), sehingga hal ini

sejalan dengan karakteristik responden yang sebagian besar berpendidikan

SMA/SMK/MA dan sarjana. Menurut penelitian Robiyanto et al (2018)

menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pengetahuan

seseorang dalam melakukan pengobatan mandiri. Begitu pula dengan karakteristik

responden sebagian besar berusia 31-48 tahun, dimana dalam penelitian

Yuswantina et al (2019) mengatakan bahwa semakin tinggi usia yang dimiliki

seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir

sehingga semakin baik pula pengetahuan seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh

seseorang melalui beberapa cara, yaitu lewat pengalaman pribadi, belajar dari

kesalahan yang pernah dilakukan, adanya suatu otoritas atau kekuasaan yang

mengharuskan seseorang melakukan sesuatu, dan juga logika yang mengharuskan

seseorang mampu berpikir dan memiliki nalar terhadap sesuatu (Liana, 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

13

Tabel VII. Frekuensi Jawaban Benar Ibu-ibu PKK Tentang Pengetahuan

Pengobatan Diare Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Dimensi Pernyataan (N=33) Persentase

(%)

Diare Definisi diare 21 64

Pembuatan oralit 25 76

Pengobatan

Mandiri

Definisi pengobatan mandiri 17 51

Obat untuk pengobatan mandiri 22 67

Gejala diare Berkurangnya cairan tubuh 30 91

Tingginya nafsu makan 23 70

Pemahaman

obat diare

Kegunaan Zink 22 67

Obat norit tidak bisa didapatkan

tanpa resep dokter

12 36

Kapan harus ke

dokter

Diare yang disertai darah 22 67

Diare yang disertai muntah dan

kekurangan cairan

32 97

Pencegahan

diare

Mencuci tangan 16 49

Merebus air minum 27 82

Faktor risiko Tidak mencuci tangan 28 85

Alergi susu dan obat 12 36

1. Diare

Pada tabel VII, menunjukkan bahwa sebesar 64% (21 responden)

mengetahui definisi diare, dan sebesar 76% (25 responden) mengetahui

pembuatan oralit. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa responden telah

memahami tentang definisi diare dan mengetahui cara pembuatan oralit yang

dapat dibuat dengan menggunakan campuran gula sebanyak 1 sendok makan (±

20 gram) dan garam 1 sendok the (3,5 gram) dalam 1 liter air matang (Indijah dan

Fajri, 2016). Dimilikinya pengetahuan tentang pembuatan oralit menunjukkan

responden memiliki kepedulian terhadap kesehatan keluarga (Illahi et al., 2016).

Dilihat pada pendidikan terakhir responden paling banyak yaitu tamat

SMA/SMK/MA, hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

maka sangat besar pula pengaruhnya terhadap pengetahuan (Maramis, 2013).

2. Pengobatan Mandiri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51% (17 responden) mengetahui

definisi pengobatan mandiri, dan sebesar 67% (22 responden) mengetahui obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

14

yang digunakan untuk pengobatan mandiri. Responden memahami hal tersebut

dapat dilihat dari informasi awal bahwa semua responden pernah melakukan

pengobatan mandiri dan penggunaan obat yang pernah digunakan sebelumnya.

3. Gejala Diare

Sebesar 91% (30 responden) mengetahui pada saat terkena diare

biasanya disertai dengan berkurangnya cairan tubuh, dan sebesar 70% (23

responden) mengetahui tingginya nafsu makan bukan gejala dari diare. Hal ini

menunjukkan bahwa responden mengetahui gejala yang di alami saat mengalami

diare. Gejala diare adalah nafsu makan menurun, fases cair, dan terjadi dehidrasi

(Octa et al., 2014). Penelitian ini responden merupakan ibu-ibu yang dimana lebih

banyak dirumah dan lebih sering bersosialisasi antar sesama lingkungan, sehingga

setiap informasi dapat diterima lebih mudah. Hal ini membuat pengetahuan dari

ibu terus bertambah (Oktarlina et al, 2018).

4. Pemahaman Obat Diare

Berdasarkan tabel VII, didapatkan sebesar 67% (22 responden)

mengetahui kegunaan dari Zink, dan sebesar 36% (12 responden) mengetahui

obat Norit® bisa didapatkan tanpa resep dokter. Sebagian responden memiliki

pengetahuan yang baik terkait kegunaan Zink, yaitu untuk mengurangi tingkat

keparahan diare dan mengurangi keseringan buang air besar. Responden tidak

mengetahui Norit® bisa didapatkan tanpa resep dokter dapat dilihat dari profil

obat yang pernah digunakan yaitu Norit® sebesar (3%) dan responden tidak

mengetahui golongan obat yang bisa didapatkan tanpa resep dokter. Zink dan

Norit® merupakan obat yang bisa didapat tanpa resep dokter. Semakin banyak

informasi yang didapatkan tentang obat diare maka responden menjadi tau obat

apa yang dibeli dan digunakan untuk pengobatan diare secara mandiri.

5. Kapan Harus Ke Dokter

Berdasarkan hasil diatas, responden mengetahui diare yang disertai

darah tidak bisa ditangani sendiri sebesar 67% (22 responden), dan diare yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

15

disertai muntah dan kekurangan cairan segera dibawa ke dokter sebesar 97% (32

responden). Hal ini bisa dikarenakan responden telah memiliki pemahaman

tentang kondisi seperti apa yang diharuskan memeriksakan diri ke dokter, dan

juga responden yaitu kaum ibu-ibu yang lebih paham dan peduli akan kesehatan.

Responden menyadari ketika mengalami diare yang disertai darah atau lendir, dan

terjadi diare lebih dari 2 hari diharuskan ke dokter.

6. Pencegahan Diare

Dari data diatas, didapatkan sebesar 49% (16 responden) memiliki

pengetahuan yang kurang terkait mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

dapat mencegah diare. Sebesar 82% (27 responden) mengetahui merebus air

minum dapat mencegah diare. Pengetahuan responden terkait mencuci tangan

dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak,

sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum

makan merupakan hal yang penting dalam menurunkan angka kejadian diare

sebesar 47% (Kemenkes RI, 2011).

7. Faktor Risiko

Berdasarkan tabel VII, menunjukkan bahwa sebesar 85% (28 responden)

mengetahui tidak mencuci tangan sebelum makan dapat menyebabkan diare, dan

sebesar 36% (12 responden) mengetahui alergi susu maupun obat-obatan bukan

merupakan faktor risiko diare. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan

responden terkait alergi susu maupun obat-obatan masih kurang, ini bisa

dikarenakan responden tidak mengetahui faktor risiko seperti apa yang dapat

menyebabkan diare.

Sikap

Sikap merupakan bentuk pernyataan seseorang terhadap hal-hal yang

ditemuinya seperti benda, orang maupun fenomena. Adapun output sikap ini akan

sangat tergantung pada setiap individu, jika individu tersebut tertarik maka ia akan

mendekat dan jika tidak suka maka ia akan merespon sebaliknya. Sikap akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

16

mempengaruhi kesiapan individu untuk memberikan respon atau tindakan

terhadap suatu objek atau fenomena (Budiman dan Riyanto, 2013).

Tabel VIII. Distribusi Sikap Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan Diare Secara

Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Kategori Jumlah responden

(N=33)

Persentase (%)

Baik 19 58

Cukup 13 39

Kurang 1 3

Berdasarkan tabel VIII, didapatkan hasil bahwa responden memiliki

sikap yang “baik” yaitu sebesar 58% (19 responden). Sikap seseorang dapat

berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui

persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Pratamawati dan Pujiyanti, 2013).

Pembentukan sikap dipengaruhi beberapa faktor, yaitu pengalaman pribadi,

kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau

lembaga pendidikan dan lembaga agama, faktor emosi dalam diri individu (Lusi,

et al, 2014). Penelitian yang dilakukan Patty (2017) mengatakan bahwa sikap

positif responden terhadap praktek pengobatan mandiri disebabkan karena

pengalaman-pengalaman mandiri yang dilakukan telah memberikan hasil yang

diinginkan yakni kesembuhan sehingga banyak dari responden yang tidak ragu

kembali melakukan pengobatan mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

17

Tabel IX. Frekuensi Sikap Ibu-ibu PKK Tentang Pengobatan Diare Secara

Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Dimensi Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderu

-ngan

Diare Ketika diare saya membuat

oralit dengan campuran gula

dan garam dengan air matang

79% 21% Setuju

Pengobatan

mandiri

Saya lebih suka membeli obat

sendiri dibandingkan harus

memeriksakan diri ke dokter

ketika mengalami diare

64% 36% Setuju

Gejala diare Saya memilih beristirahat ketika

mengalami gejala diare seperti

lemas, pusing, dan perut mulas

91% 9% Setuju

Pemahaman

obat diare

Sebelum saya mengkonsumsi

obat diare saya selalu

memperhatikan kegunaan dan

kandungan obat pada kemasan

94% 6% Setuju

Pengobatan awal diare saya

memilih obat oralit

dibandingkan tidak sama sekali

85% 15% Setuju

Saya memilih minum obat diare

dibandingkan harus minum

oralit

85% 15% Setuju

Kapan harus

ke dokter

Saya memilih segera

memeriksakan diri ke dokter

saat mengalami diare lebih dari

2 hari

88% 12% Setuju

Saya memilih segera

menghubungi dokter ketika

terdapat darah/lendir pada feses

97% 3% Setuju

Pencegahan

diare

Saya menghindari makan

makanan pedas ketika

mengalami diare

91% 9% Setuju

Faktor

risiko

Saya memilih BAB di sungai

yang mudah dijangkau

dibandingkan di jamban

24% 76% Tidak

Setuju

1. Diare

Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 79% responden membuat oralit

dengan menggunakan campuran gula dan garam dengan air matang. Ketika

mengalami diare responden membuat oralit untuk mengatasi diare, hal ini dapat

dilihat juga dari pengetahuan responden terkait cara pembuatan oralit sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

18

(76%). Menurut Indijah dan Fajri (2016), pembuatan oralit dapat dibuat dengan

cara mencampur gula putih 1 sendok makan (± 20 g) dan garam dapur 1 sendok

teh (3,5 g) dalam 1 liter air matang. Hal ini menunjukkan sikap yang dimiliki

responden baik dalam pembuatan oralit untuk pengobatan secara mandiri.

2. Pengobatan Mandiri

Sebesar 64% responden membeli obat sendiri dibandingkan harus

memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dikarenakan penyakit diare dianggap ringan,

harga obat yang lebih murah, dan obat mudah diperoleh untuk melakukan

pengobatan mandiri (Aswad et al., 2019). Bisa juga karena diare yang dialami

bukan merupakan kategori diare yang berat seperti terdapat darah atau lendir pada

feses, terjadi diare lebih dari 2 hari, dan disertai demam dan muntah-muntah

(Djunarko dan Hendrawati, 2011).

3. Gejala Diare

Dari data tabel XI, didapatkan sebesar 91% responden memilih

beristirahat ketika mengalami gejala diare. Hal ini merupakan sikap yang benar,

karena ketika seseorang mengalami gejala diare seperti lemas, pusing, dan perut

mulas, kebutuhan istirahat dan tidur sangat diperlukan agar memulihkan kondisi

tubuh (Kasiati dan Rosmalawati, 2016).

4. Pemahaman Obat Diare

Berdasarkan Tabel IX, sebesar 95% responden selalu memperhatikan

kegunaan dan kandungan obat pada kemasan. Sebelum seseorang mengkonsumsi

obat, terlebih dahulu membaca informasi yang ada pada kemasan agar setelah

minum obat tidak terjadi hal yang tidak diinginkan (Dini dan Lestari, 2015).

Dengan demikian sikap responden di Kelurahan Mandala menunjukkan kehati-

hatian sebelum menggunakan obat.

Sebesar 85% responden memilih obat oralit sebagai pengobatan awal

diare, dan sebesar 85% responden memilih minum obat diare dibandingkan oralit.

Hal ini dapat dilihat dari profil penggunaan obat yang pernah digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

19

responden yaitu, Oralit, Neo entrostop®, Diapet®, dan Norit®. Dengan demikian

sikap responden di Kelurahan Mandala menunjukkan kehati-hatian dalam

pemilihan obat. Oralit berfungsi untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam

tubuh yang terbuang saat diare. Obat anti diare digunakan untuk mengatasi diare,

yang bekerja menyerap racun, mengurangi frekuensi buang air besar, dan

memadatkan massa tinja (Djunarko dan Hendrawati, 2011).

5. Kapan Harus Ke Dokter

Hasil penelitian pada tabel IX, menunjukkan sebesar 88% responden

memilih memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami diare lebih dari 2 hari,

dan sebesar 97% responden memilih segera memeriksakan diri ke dokter setelah

terdapat darah atau lendir pada feses. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah

memiliki sikap kehati-hatian terhadap risiko yang akan dialami, sehingga mereka

akan cenderung mencari pertolongan pada dokter. Menurut Djunarko dan

Hendrawati (2011), seseorang diharuskan ke dokter apabila diare terjadi lebih dari

48 hari, terdapat darah atau lendir pada feses, diare disertai muntah, tanda-tanda

dehidrasi berat.

6. Pencegahan Diare

Pada Tabel IX, didapatkan sebesar 91% responden memilih menghindari

makan-makanan pedas ketika mengalami diare. Hal ini merupakan sikap yang

benar karena makanan pedas jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan

diare dikarenakan cabai memiliki kandungan capsaicin yang dapat memperlancar

pencernaan (Suja et al., 2019).

7. Faktor Risiko

Berdasarkan Tabel IX, menunjukkan sebesar 76% responden memilih

BAB di jamban dibandingkan disungai. Hal ini menunjukkan responden memiliki

yang sikap benar, karena seseorang yang BAB di jamban dapat mencegah

terjadinya diare (Sugiarto dan Nurhayati, 2019). Keterlibatan ibu untuk BAB di

jamban sebagai faktor penguat dalam percepatan penggunaan jamban sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

20

Tindakan

Tindakan merupakan hasil akhir dari perilaku, sehingga tindakan sangat

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap seseorang. Tindakan adalah suatu

cara mempraktekkan apa yang telah diketahui setelah mengadakan penilaian atau

pendapat terhadap stimulus yang diterima (Fitriani, 2011).

Tabel X. Distribusi Tindakan Ibu-ibu PKK Terkait Pengobatan Diare Secara

Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Kategori Jumlah responden

(N=33)

Persentase (%)

Baik 21 64

Cukup 12 36

Kurang 0 0

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan gambaran

tindakan untuk pengobatan diare secara mandiri termasuk kategori “baik” yaitu

sebesar 64% (21 responden). Hal ini terjadi karena responden memiliki

pengetahuan yang baik dan sikap yang baik tentang pengobatan diare secara

mandiri sehingga responden dapat melakukan tindakan sesuai yang diketahuinya

(Putri, 2020). Menurut Sarmen et al (2017), menyatakan bawah suatu sikap belum

tentu otomatis terwujud dalam suatu perilaku yang terlihat melalui tindakan,

dimana ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku di tingkat kesehatan

yaitu, lingkungan, pengetahuan, sikap, tindakan masyarakat, fasilitas kesehatan,

dan bentuk dukungan tokoh masyarakat maupun petugas-petugas kesehatan.

Tindakan yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, sikap yang positif akan

lebih lama dari pada tindakan yang tidak didasari dengan pengetahuan, kesadaran,

dan sikap (Lusi et al., 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

21

Tabel XI. Frekuensi Tindakan Ibu-ibu PKK Tentang Pengobatan Diare

Secara Mandiri di Kelurahan Mandala Kota Jayapura

Dimensi Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderu

-ngan

Diare Saya minum obat diare setelah

mengalami BAB lebih dari 3

kali dalam sehari dengan feses

yang cair

94% 6% Setuju

Pengobatan

mandiri

Saya mengobati diare dengan

minum obat yang bisa

didapatkan tanpa resep dokter

76% 24% Setuju

Gejala diare Saya banyak minum air putih

untuk mencegah dehidrasi

88% 12% Setuju

Pemahaman

obat diare

Saya mengkonsumsi obat diare

tidak sesuai dengan dosis dan

aturan pakai pada kemasan

27% 73% Tidak

Setuju

Ketika saya mengalami diare

hal pertama yang saya lakukan

adalah membeli oralit

82% 18% Setuju

Saya berani mengonsumsi obat

diare 4 tablet sekali minum agar

lebih manjur

33% 67% Tidak

Setuju

Kapan harus

ke dokter

Saya pergi ke dokter saat

mengalami diare yang disertai

dehidrasi berat

91% 9% Setuju

Pencegahan

diare

Saya mencuci buah dan sayur

sebelum dikonsumsi

88% 12% Setuju

Saya mencuci tangan dengan

sabun setelah BAB dan sebelum

makan

94% 6% Setuju

Faktor

risiko

Saya tidak menutup makanan

diatas meja

24% 76% Tidak

Setuju

1. Diare

Berdasarkan Tabel XI, didapatkan sebesar 94% responden minum obat

diare setelah mengalami BAB lebih dari 3 kali sehari. Hal ini menunjukkan

tindakan responden sudah baik, yang dimana responden sudah mengetahui gejala

dari diare sehingga dapat mengkonsumsi obat ketika mengalami diare.

Tatalaksana terapi terapi diare bertujuan untuk mencegah dan mengobati

dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

(Anbhuselvam et al., 2019).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

22

2. Pengobatan Mandiri

Dari data Tabel XI, diperoleh sebesar 76% responden minum obat yang

didapatkan tanpa resep dokter. Hal ini menunjukkan tindakan responden termasuk

kategori baik, dilihat dari pengetahuan responden yang baik terkait obat yang

digunakan dalam pengobatan mandiri dan sikap responden baik terkait memilih

membeli obat sendiri ketika mengalami diare. Pengobatan mandiri dapat

menggunakan obat tanpa resep dokter, yang terdiri dari obat bebas, obat bebas

terbatas, dan obat wajib apotek (OWA) (Yusrizal, 2015).

3. Gejala diare

Hasil penelitian tabel XI, menunjukkan bahwa 88% responden minum

air putih untuk mencegah dehidrasi. Hal ini merupakan tindakan yang benar

karena air putih merupakan minuman yang baik untuk mencegah dehidrasi

dibandingkan dengan minuman lain seperti kopi atau minuman pemanis lainnya

(Ernovitania dan Sumarmi, 2017).

4. Pemahaman Obat Diare

Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 73% responden mengkonsumsi

obat diare sesuai dengan dosis dan aturan pakai pada kemasan, dan sebesar 67%

responden tidak berani mengonsumsi obat diare 4 tablet sekali minum agar lebih

manjur. Hal ini merupakan tindakan yang benar, karena sebelum seseorang

mengkonsumsi obat, terlebih dahulu membaca informasi yang ada pada kemasan

agar setelah minum obat tidak terjadi hal yang tidak diinginkan (Dini dan Lestari,

2015). Sebesar 82% responden ketika mengalami diare hal pertama yang

dilakukan yaitu membeli oralit. Hal ini menunjukkan tindakan yang benar, dapat

dilihat dari pengetahuan responden terkait obat yang bisa didapatkan tanpa resep

dokter dan sikap yang baik terkait pengobatan awal menggunakan oralit

ketimbang tidak sama sekali. Oralit digunakan untuk mengganti cairan dan

elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare (Illahi et al., 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

23

5. Kapan Harus Ke Dokter

Pada Tabel XI, diketahui sebesar 91% responden menjawab pergi ke

dokter saat mengalami diare yang disertai dehidrasi berat. Responden memiliki

tindakan yang benar, karena seseorang yang mengalami diare disertai muntah,

terdapat darah atau lendir pada feses, tanda-tanda dehidrasi berat segera

memeriksakan diri ke dokter (Djunarko dan Hendrawati, 2011). Hal ini dapat

dilihat dari pengetahuan responden terkait diare yang disertai muntah dan

kekurangan cairan segera dibawa ke dokter dan memiliki sikap yang baik terkait

menghubungi dokter ketika terdapat lendir atau darah pada feses.

6. Pencegahan Diare

Berdasarkan Tabel XI, diketahui sebesar 88% responden mencuci buah

dan sayur sebelum dikonsumsi, dan sebesar 94% responden mencuci tangan

dengan sabun setelah BAB dan sebelum makan. Responden mengetahui tindakan

yang benar terkait dengan pencegahan diare. Ketika Seseorang tidak

memperhatikan kebersihan dirinya seperti tidak mencuci bahan makanan mentah,

BAB tidak di jamban, tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB

dapat menyebabkan orang tersebut menjadi sakit (Ulfa dan Handayani, 2018).

7. Faktor Risiko

Dari data diatas, menunjukkan sebesar 76% responden menutup

makanan diatas meja. Hal ini menunjukkan responden memiliki tindakan yang

baik dalam mencegah terjadinya diare. Tindakan yang dilakukan untuk

pencegahan diare yaitu menjaga kebersihan lingkungan, personal hygiene,

pemberian ASI dan gizi secara terus menerus (Mafazah, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

24

KESIMPULAN

1. Karakteristik responden ibu-ibu PKK adalah berusia 42-48 tahun (46%), dan

pendidikan lulus SMA/SMK/MA (58%).

2. Profil pengobatan mandiri menunjukkan seluruh responden pernah melakukan

pengobatan diare secara mandiri. Obat yang digunakan untuk pengobatan

mandiri adalah oralit sebesar 46%, Neo entrostop® (35%), Diapet® (35%),

dan Norit® (3%). Tempat memperoleh obat, yaitu di apotek sebesar 79%,

warung (11%), dan toko obat (10%). Sumber informasi terkait obat adalah

keluarga sebesar 56%, tetangga (20%), media sosial (13%), dan iklan (11%).

3. Ibu-ibu PKK Kelurahan Mandala Kota Jayapura memiliki tingkat

pengetahuan yang baik terkait pengobatan diare secara mandiri yaitu sebesar

82% (27 responden).

4. Ibu-ibu PKK Kelurahan Mandala Kota Jayapura memiliki sikap yang baik

terkait pengobatan diare secara mandiri yaitu sebesar 58% (19 responden).

5. Ibu-ibu PKK Kelurahan Mandala Kota Jayapura memiliki tindakan yang baik

terkait pengobatan diare secara mandiri yaitu sebesar 64% (21 responden).

SARAN

1. Perlu dilakukan promosi kesehatan terkait cara pencegahan diare terkususnya

cara mencuci tangan yang baik dan benar.

2. Perlu dilakukan promosi kesehatan terkait faktor risiko penyebab diare.

3. Perlu dilakukan promosi kesehatan terkait golongan obat yang bisa didapatkan

tanpa resep dokter.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara

karakteristik responden terhadap sikap dan tindakan dalam pengobatan diare

secara mandiri.

5. Perlu dilakukan penelitian serupa pada populasi yang lebih besar sehingga

dapat mewakili Kota Jayapura.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

25

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, R., Putra, A.M.P., 2017. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Medication Adherence Report Scale (Mars) Terhadap Pasien Diabetes

Mellitus. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(2), 176-183.

Anbhuselvam, V. L., Karyana, I. P. G., Purniti, N. P. S., 2019. Implementasi

Lintas Diare Dan Penggunaan Obat Antidiare Pada Anak Dengan Diare,

Intisari Sanins Media, 10 (3), 820.

Antari, N. P. U., Putra, A. S., 2016. Tingkat Pengetahuan Tentang Penanganan

Obat dalam Swamedikasi dan Pengaruhnya Terhadap Kebiasaan

Menggunakan Obat Pada Responden Di Apotek Gunung Sari.

Medicamento, 2(2), 53.

Aswad, P. A., Kharisma, Y., Andriane, Y., Respati,T., Nurhayati, E., 2019.

Pengetahuan dan Perilaku Swamedikasi oleh Ibu-Ibu di Kelurahan

Tamansari Kota Bandung. Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains, 1(2), 111-

112.

Ayuningtyas, P., Soegimin, W.W., Supardi, A.I., 2015. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan

Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis. Jurnal

Penelitian Pendidikan Sains, 4(2), 635-647.

BPS., 2020. Indikator Kesejahteraan Masyarakat (INKESRA) Kota Jayapura,

Badan Pusat Statistik Kota Jayapura, Jayapura, pp. 16-17.

Budiman dan Riyanto., 2013. Kapita Selekta:Kuesioner Pengetahuan dan Sikap

dalam Penelitian Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, pp. 11-22.

Dewi, S., 2017. Medikolegal Pengobatan Untuk Diri Sendiri (Swamedikasi)

Sebagai Upaya Menyembuhkan Penyakit, Hukum dan Dinamika

Masyarakat, 15(1), 89.

Dharmawati, I. G. A. A., Wirata, I. N. 2016. Hubungan Tingkat Pendidikan,

Umur, dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan

Mulut Pada Guru Penjaskes SD di Kecamatan Tamak Siring Gianyar,

Jurnal Kesehatan Gigi, 4(1), 2.

Dini, C. P., Lestari, P. 2015, Literasi Informasi Tentang Kemasan Produk Obat

Bebas, Jurnal Komunikasi ASPIKOM, 2(5), 360.

Diskes Kota Jayapura., 2019. Laporan Profil Dinas Kesehatan Kota Jayapura.

Dinas Kesehatan Kota Jayapura. pp. 24.

Diskes Provinsi Papua., 2017. Profil Kesehatan Provinsi Papua 2016. Dinas

Kesehatan Provinsi Papua, Jayapura, pp. 15.

Diskes Provinsi Papua., 2018. Profil Kesehatan Provinsi Papua 2017. Dinas

Kesehatan Provinsi Papua, Jayapura, pp. 15.

Djunarko, P., Hendrawati, Y. D., 2011. Swamedikasi yang Baik dan Benar. Citra

Aji Parama,Yogyakarta, pp. 10, 46-49.

Ernovitania, Y., Sumarmi, S., 2017. Hubungan Antara Pengeluaran Untuk Minum

dan Pola Konsumsi Air dengan Status Hidrasi Pada Siswi Smp Unggulan

Bina Insani Surabaya. The Indonesian Journal of Public Health, 12(2),

284.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

26

Februyani, N., Aprilliasari, D., Basith, A., 2018. Tingkat Pengetahuan Masyarakat

di Desa Jegulo Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Dalam Menggunakan

Obat Diare Secara Swamedikasi, Media Bina Ilmiah, 13(2), 967-969.

Fitriani, S., 2011. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 129-131.

Fuaddah, A. T., 2015. Description of Self-Medication Behaviour in Community

of Subdistrict Purbalingga, District Purbalingga. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 3(1), 610-618.

Heryanto, C. A. W., Korangbuku, S. F., Djeen, M. I. A., Widayati, A., 2019.

Pengembangan dan Validasi Kuesioner untuk Mengukur Penggunaan

Internet dan Media Sosial dalam Pelayanan Kefarmasiaan. Jurnal Farmasi

Klinik Indonesia, 8(3), 178.

Hidayati, A., Dania, H., Puspitasari, M. D., 2017. Tingkat Pengetahuan

Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Untuk Swamedikasi

Pada Masyarakat Rw 8 Morobangun Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta,

Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(2), 140.

Ikawati, Z., 2016. Bijak Memahami Masalah Kesehatan Terkini. PT Kanisius,

Yogyakarta, 110.

Illahi, R. K., Firnanda, F. P., Sidharta, B., 2016. Tingkat Pendidikan Ibu dan

Penggunaan Oralit dan Zinc pada Penanganan Pertama Kasus Diare Anak

Usia 1-5 Tahun: Sebuah Studi di Puskesmas Janti Malang,

Pharmaceutical Journal Of Indonesia, 2(1),4-6.

Indijah, S. W., Fajri, P., 2016. Farmakologi. Kemenkes RI, Jakarta, pp. 87.

Jajuli, M., Sinuraya, R. K., 2018. Artikel Tinjauan : Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi dan Risiko Pengobatan Swamedikasi, Farmaka, 16(1), 48-

49.

Kartika, M. M. I., 2019. Evaluasi Pengetahuan Obat Swamedikasi Diare Pada Ibu-

Ibu Persekutuan Wanita Katolik Di Lingkungan ST. Petrus Sukaraja

Sumatera Selatan. Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Kasiati, N. S., Rosmalawati, N. W D., 2016. Kebutuhan Dasar Manusia,

Kemenkes RI, Jakarta, pp. 142.

Kemenkes RI., 2011. Situasi Diare di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI,

Jakarta, pp. 3, 20, 24-25, 31, 33.

Kemenkes RI., 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 1.

Kemenkes RI., 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes RI., 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Liana, Y., 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluarga Dalam

Penggunaan Obat Tradisional Sebagai Swamedikasi di Desa Tuguharum

Kecamatan Madang Raya. 4(1), 125.

Lusi, I., Utami, G. T., Nauli, F. A., 2014. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan

dan Sikap Masyarakat Tentang Penyakit Filariasis Dengan Tindakan

Masyarakat Dalam Pencegahan Filariasis, Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Riau, 1(2), 1-7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

27

Mafazah, L., 2013. Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygiene Ibu dan

Kejadian Diare, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 178.

Maramis, P. A., Ismanto, A. Y., Babakal, A., 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan

dan Pengetahuan Ibu Tentang Ispa Dengan Kemampuan Ibu Merawat

Balita ISPA Pada Balita di Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal

Keperawatan,1(1), 2-3.

Masturoh, I., Anggita, N., 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementerian

Kesehatan RI.

Notoatmodjo, S., 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka

Cipta, Jakarta, pp, 127.

Notoatmodjo, S., 2012. Metode Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta,

pp, 169, 182.

Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka

Cipta, Jakarta, pp, 15-20.

Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., Anhar, V. L., 2018.

Promosi Kesehatan, Airlangga University Press, Surabaya, pp. 44.

Octa, D. R. L., Maita, E., Maya, S., Yulviana, R., 2014. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan Neonatus, Bayi/ Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan.

CV Budi Utama, Yogyakarta.

Oktarlina, R. Z., Tariga, A., Carolia, N., Utami, E. R., 2018. Hubungan

Pengetahuan Keluarga dengan Penggunaan Obat Tradisional di Desa

Nunggalrejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. JK Unila,

2(1), 43-45.

Patty, Y. F. P. P., 2017. Profil Penggunaan Obat dan Perilaku Pengobatan Mandiri

di Kalangan Ibu-Ibu Desa oelnasi Nusa Tenggara Timur. Skripsi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PIONAS., 2015. Loperamid Hidroklorida,

http://pionas.pom.go.id/monografi/loperamid-hidroklorida, diakses

tanggal 2 November 2020.

Pratamawati, D. A., Pujiyanti, A., 2013. Tingkat Pengetahuan Serta Sikap yang

Mendasari Perilaku Masyarakat Pada Kejadian Luar Biasa Chikungunya

Di Kota Salatiga Tahun 2012. Jurnal Vektora, 5(2), 50.

Pratiwi, H., Nuryanti., Fera, V. V., Warsinah., Sholihat, N. K., 2016. Pengaruh

Edukasi Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Kemampuan Berkomunikasi

Atas Informasi Obat, Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(1), 10-15.

Prawati, D. D., Haqi, D. N., 2019. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare di

Tambak Sari, Kota Surabaya, Jurnal Promkes, 7(1), 35.

Pujihastuti, I. 2010. Prinsip Penulisan Kuesioner. Jurnal Agribisnis dan

Pengembangan Wilayah, 2(1), 43-43.

Putri, A. D., 2020. Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pasien

Tuberculosis di Puskesmas Puuweri, Sumbar, Barat, Nusa Tenggara

Timur. Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Rahayu, C., Widiati, S., Widyanti, N., 2014. Hubungan antara Pengetahuan,

Sikap, dan Perilaku terhadap Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut

dengan Status Kesehatan Periodontal Pra Lansia di Posbindu Kecamatan

Indihiang Kota Tasikmalaya, Maj Ked Gi, 21(1), 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

28

Restiyono, A., 2016. Analisis Faktor yang Berpengaruh dalam Swamedikasi

Antibiotik Pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kajen Kabupaten

Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 11(1), 20.

Riskesdas., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta, pp 40.

Robiyanto., Rosmimi, M., Untari, E. K. 2018. Analisis Pengaruh Tingkat

Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tindakan Swamedikasi Diare Akut di

Kecamatan Pontianak Timur, Jurnal Pendidikan, 16(1). 135-144.

Sambara, J., Yuliani, N. N., Bureni, Y., 2014. Tingkat Pengetahuan dan

Pemahaman Masyarakat Tentang Penggunaan Obat Yang Benar di Kota

Kupang, Jurnal Info Kesehatan, 12(1), 694-695.

Sani, K. F., 2018., Metode Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental.

Deepublish, Yogyakarta, pp. 20.

Sarampang, Y. T., Tjitrosantoso, H. M., Citraningtyas, G., 2014. Hubungan

Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Obat Golongan Ace Inhibitor

Dengan Kepatuhan Pasien Dalam Pelaksanaan Terapi Hipertensi Di Rsup

Prof Dr. R. D. Kandou Manado, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(3),

228.

Sarmen, R. D., Surya, H. F. D., Suyanto., 2017. Gambaran Pengetahuan dan

Sikap Pasien Tb Paru Terhadap Upaya Pengendalian Tb di Puskesmas

Sidomulyo Kota Pekanbaru. Jom Fk, 4(1).

Shafira., Pramestutie, H. R., Illahi, R.K., 2021. Hubungan Antara Faktor

Sosiodemografi Dengan Tingkat Pengetahuan Dalam Swamedikasi

Analgesik Oral Terhadap Pasien Dengan Keluhan Nyeri Gigi Di Beberapa

Apotek Kota Malang. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 63(2), 99-

100.

Siahaan, S., Usia, T., Pujiati, S., Tarigan, I. U., Murhandini, S., Isfandari, S.,

Tiurdinawati., 2017. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat dalam

Memilih Obat yang Aman di Tiga Provinsi in Indonesia. Jurnal

Kefarmasian Indonesia, 7(2), 137.

Sugiharto, M., Nurhayati., 2019. Upaya Pemerintah Daerah Untuk Meningkatkan

Cakupan Desa Odf (Open Defecation Free) Di Kabupaten Muaro Jambi,

Sumedang Dan Lombok Barat, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,

22(1), 65-70.

Suja, I. W., Mudianta, I. W., Sudria, I. B. N., 2019. Pelatihan Pembuatan Betutu

Vegetarian. Universitas Pendidikan Ganesha, 567.

Supardi, S., Hendarwan, H., Susyanty A. L., 2019. Kajian Kebijakan tentang

Informasi dan Pelayanan Obat yang Mendukung Pengobatan Sendiri di

Masyarakat, Media Litbangkes, 29(2), 164.

Ulfa, F., Handayani, O. W. K., 2018. Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja

Puskesmas Pagiyanten. Higeia, 2(2), 228-236.

Utami, N., Luthfiana, N., 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian

Diare pada Anak. Majority, 5(4), 102.

Wawan A., Dewi., 2011. Teori dan Pengukuran: Sikap dan Perilaku Manusia.

Nuha Medika, Yogyakarta. pp. 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

29

Wirawan, N., 2016. Cara Mudah Memahami Statistik Ekonomi dan Bisnis

(Statistika Deskriptif). Edisi Keempat. Keraras Emas, Denpasar, pp. 34-

35.

World Health Organization., 2015. Self-Medication, Sudan Journal Of Rational

Use Of Medicine, (6), 14, 26.

World Health Organization., 2021. Diarrhoeal Diseases,

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease,

diakses tanggal 25 Februari 2021.

Wulandari, D., Lutfiyati, H., Yuliastuti, F., 2017. Gambaran Pengetahuan

Masyarakat Tentang Swamedikasi Diare di Dusun Macanan Kelurahan

Tanjung Kecamatan Muntilan, Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, 3(1).

Yusrizal., 2015. Gambaran Penggunaan Obat Dalam Upaya Swamedikasi Pada

Pengunjung Apotek Pandan Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung

Selatan Tahun 2014. Jurnal Analis Kesehatan, 4(2), 447.

Yuswantina, R., Dyahariesti, N., Sari, N. L. F,m Sari, E. D. K., 2019. Hubungan

Faktor Usia dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Penggunaan

Antibiotik di Kelurahan Sidorejo Kidul. Indonesian Journal of Pharmacy

and Natural Product. 2(1), 29.

Zellatifanny, C. M., Mudjiyanto, B., 2018. Tipe Penelitian Deskripsi Dalam Ilmu

Komunikasi The Type Of Descriptive Research In Communication Study,

Jurnal Diakom, 1(2), 84.

Zulkarni, R., Azyenela, L., Penny, D. Y., 2019. Perilaku Keluarga Dalam

Swamedikasi Obat Herbal, Jurnal Kesehatan, 10(2), 84-85.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

30

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

32

Lampiran 2. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

33

Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

34

Lampiran 4. Uji Pemahaman Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

35

Lampiran 5. Nilai Uji Reliabilitas

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

36

Lampiran 6. Karakteristik Responden

No Inisial Alamat Usia Pendidikan

1 RYM Jl. Sumatera Dok V

Bawah

43 tahun Tidak tamat SD

2 SK Jl. Garuda Dok V

Bawah

40 tahun Tamat SMP/SMK/MTs

3 KKM Jl. Soa Siu Dok V

Bawah

35 tahun Tamat SD/MI

4 AS Jl. Soa Siu Dok V

Bawah

36 tahun S1 s/d S3

5 RR Jl.Samudra Maya Dok V

Bawah

25 tahun Tamat SMA/SMK/MA

6 MP Dok V Atas 40 tahun D1 s/d D3

7 AZ Dok V Bawah 44 tahun Tamat SMA/SMK/MA

8 GC Jl. Samudra Maya Dok

V Bawah

45 tahun Tamat SMA/SMK/MA

9 KS Dok V Atas 42 tahun D1 s/d D3

10 Al Jl. Samudra Maya Dok

V Bawah

60 tahun Tamat SD/MI

11 IU Dok V Bawah 47 tahun Tamat SMA/SMK/MA

12 NY Jl. Samudra Maya Dok

V Bawah

35 tahun Tamat SMA/SMK/MA

13 MT Jl.Yapis Dok V Atas 43 tahun Tamat SMP/SMK/MTs

14 DL Jl.Yapis Dok V Atas 48 tahun Tamat SMA/SMK/MA

15 WR Dok V Bawah 31 tahun Tamat SMA/SMK/MA

16 YR Jl. Garuda Dok V

Bawah

47 tahun S1 s/d S3

17 MU Dok V Bawah 47 tahun Tamat SMA/SMK/MA

18 MS Jl. Garuda Dok V

Bawah

46 tahun Tamat SMP/SMK/MTs

19 R Jl. Samudra Maya Dok

V Bawah

30 tahun Tamat SMA/SMK/MA

20 KR Jl. Garuda Dok V

Bawah

56 tahun Tamat SMA/SMK/MA

21 TW Jl. Soa siu Dok V

Bawah

46 tahun Tamat SMA/SMK/MA

22 IR Jl. Soa siu Dok V

Bawah

44 tahun Tamat SMP/SMK/MTs

23 MA Jl. Sumatera Dok V

Bawah

34 tahun Tamat SMA/SMK/MA

24 NAH Jl. Yapis Dok V Atas 38 tahun Tamat SMA/SMK/MA

25 YS Jl. Yapis Dok V Atas 47 tahun Tamat SMP/SMK/MTs

26 FS Jl. Garuda Dok V

Bawah

47 tahun Tamat SMA/SMK/MA

27 EH Jl. Yapis Dok V Atas 47 tahun Tamat SMA/SMK/MA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

37

28 A Dok V Bawah 49 tahun Tamat SMA/SMK/MA

29 FE Jl. Garauda Dok V

Bawah

38 tahun Tamat SMA/SMK/MA

30 SP Jl. Sumatera Dok V

Bawah

52 tahun Tamat SMP/SMK/MTs

31 LS Jl. Samudra Maya Dok

V Bawah

45 tahun S1 s/d S3

32 MT Jl. Sumatera Dok V

Bawah

39 tahun Tamat SMA/SMK/MA

33 S Jl. Garuda Dok V

Bawah

36 tahun Tamat SMA/SMK/MA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

38

Lampiran 7. Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

39

Lampiran 8.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Saya Maria Sances Lobya dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, akan melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran

Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pengobatan Diare Secara Mandiri Pada

Ibu-Ibu PKK Di Kelurahan Mandala Kota Jayapura”. Penelitian ini merupakan

penelitian untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan.

Maka saya mohon kesediaan ibu yang melakukan pengobatan diare secara

mandiri yang berdomisili di Kelurahan Mandala Kota Jayapura, bersedia

mengikuti jalannya penelitian. Penelitian ini dilakukan selama sekitar 1 jam.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian

Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.

Bila Anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk

mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda ataupun

sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian

Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda diminta

menandatangani lembar informed consent rangkap dua, satu untuk Anda

simpan, dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah:

1. Anda akan diwawancarai oleh peneliti untuk menanyakan: Inisial nama,

alamat tinggal, usia dan pekerjaan

2. Responden harus masuk kedalam kriteria inklusi

- Ibu PKK berdomisili di Kelurahan Mandala Kota Jayapura

- Bersedia mengikuti jalannya penelitian

- Menandatangani Informed Consent.

3. Setelah masuk ke dalam kriteria inklusi, responden diminta untuk mengisi

kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti.

C. Kewajiban responden penelitian

Sebagai responden penelitian, anda berkewajiban mengikuti aturan atau

petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas anda

dapat bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

40

D. Manfaat

Keuntungan langsung yang anda dapatkan adalah memperoleh tambahan

pengetahuan dalam menangani pengobatan diare yang bisa dilakukan sendiri.

E. Kerahasian

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian

akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti. Kerahasian responden

dijaga dengan tidak memberitahukan kepada pihak lain.

F. Kompensasi

Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan souvenir sebagai

ucapan terima kasih telah berpartisipasi dalam penelitian ini dan bersedia

mengisi kuesioner.

G. Pembiayaan

Semua biaya terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti.

H. Informasi tambahan

Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas

sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan

penjelasan lebih lanjut, ibu dapat menghubungi Maria Sances Lobya no Hp:

082136130141 atau email: [email protected].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

41

Lampiran 9.

PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Usia :

Tempat/Tanggal lahir :

Pekerjaan :

menyatakan bahwa,

1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai informasi penelitian yang akan

dilakukan dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Pengobatan Diare Secara Mandiri Pada Ibu-Ibu PKK Di Kelurahan Mandala

Kota Jayapura”.

2. Saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan

dengan kondisi mengisi kuesioner dengan benar dan lengkap.

3. Data yang dikumpulkan akan digunakan demi kepentingan penelitian dan akan

dijaga kerahasiaannya oleh peneliti dan responden.

4. Saya juga telah diberitahu bahwa pelaksanaan penelitian ini telah

mendapatkan izin dari instansi berwenang.

5. Apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan, saya berhak

memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan.

Pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa ada paksaan dari pihak

manapun dan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada

saya.

Jayapura,...............…2021

Peneliti Yang membuat pernyataan

Maria Sances Lobya ( ...............................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

42

Lampiran 10.

KUESIONER

A. Data Diri Responden

Responden diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

dengan mengisi titik-titik dan memberi tanda checklist () pada jawaban yang

sesuai :

1. Nama :…………………………………………………..

2. Usia : …………………………………………………..

3. Alamat : …………………………………………………..

4. No. Hp/Telp : …………………………………………………..

5. Pendidikan terakhir :

( ) Tidak sekolah/Tidak tamat SD

( ) Tamat SD/MI

( ) Tamat SMP/MTs

( ) Tamat SMA/SMK/MA (Kesehatan/non kesehatan)

( ) D1 s/d D3 (Kesehatan/non kesehatan)

( ) S1 s/d S3 (Kesehatan/non kesehatan)

( ) Lainnya …………………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

43

B. Penggalian informasi awal tentang pengobatan diare secara mandiri

Berilah tanda checklist () pada jawaban yang sesuai

1. Apakah anda pernah melakukan pengobatan diare secara mandiri?

( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

2. Obat apa yang pernah anda gunakan dalam penanganan diare ?

( ) Oralit

( ) Norit

( ) Diapet

( ) Neo entrostop

( ) Lain-lain (sebutkan) : …………………………………………

3. Dimanakah anda memperoleh obat tersebut? (Bisa lebih dari satu jawaban)

( ) Apotek

( ) Toko obat

( ) Warung

( ) Lain-lain (sebutkan) : …………………………………………

4. Dari manakah anda memperoleh informasi terkait obat tersebut? (Bisa lebih

dari satu jawaban)

( ) Keluarga

( ) Tetangga

( ) Iklan

( ) Media sosial

( ) Lain-lain (sebutkan) : …………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

44

C. Pengetahuan

Berilah tanda checklist () pada jawaban yang sesuai

No. Pernyataan Jawaban

Benar Salah

1. Memeriksakan diri ke dokter merupakan pengobatan

mandiri diare

2. Pada saat terkena diare biasanya disertai dengan

berkurangnya cairan tubuh

3. Diare adalah kondisi pada saat mengalami buang air

besar hanya 1 kali dalam seminggu

4. Zink digunakan untuk mengurangi tingkat keparahan

diare dan mengurangi keseringan buang air besar

5. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih tidak dapat

mencegah diare

6. Obat yang digunakan dalam pengobatan mandiri diare

adalah obat yang bisa didapatkan tanpa resep

7. Oralit dapat dibuat dengan menggunakan campuran gula

dan garam dengan air matang

8. Diare yang disertai darah bisa ditangani sendiri tanpa

memeriksakan ke dokter

9. Merebus air minum dapat mencegah diare

10. Obat norit tidak bisa didapatkan tanpa resep dokter

11. Tidak mencuci tangan sebelum makan bisa

menyebabkan diare

12. Tingginya nafsu makan merupakan gejala dari diare

13. Alergi susu maupun obat-obatan bukan merupakan

faktor risiko dari diare

14. Diare yang disertai muntah dan kekurangan cairan

segera dibawa ke dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

45

D. Sikap dan Tindakan

Petunjuk pengisian

1. Baca dan pahami setiap pernyataan di bawah ini kemudian berilah tanda (X)

untuk jawaban dari pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan

keadaan yang anda alami sebenarnya.

2. Pilihan yang disediakan

SS : Sangat Setuju TS: Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan Jawaban

SIKAP

1. Saya lebih suka membeli obat sendiri

dibandingkan harus memeriksakan diri ke

dokter ketika mengalami diare

SS S TS STS

2. Sebelum saya mengkonsumsi obat diare saya

selalu memperhatikan kegunaan dan kandungan

obat pada kemasan

SS S TS STS

3. Saya menghindari makan makanan pedas ketika

mengalami diare

SS S TS STS

4. Pengobatan awal diare saya memilih obat oralit

ketimbang tidak sama sekali

SS S TS STS

5. Saya memilih BAB di sungai yang mudah

dijangkau dibandingkan di jamban

SS S TS STS

6. Saya memilih segera memeriksakan diri ke

dokter saat mengalami diare yang sudah lebih

dari 2 hari

SS S TS STS

7. Ketika diare saya membuat oralit dengan

menggunakan campuran gula dan garam

dengan air matang

SS S TS STS

8 Saya memilih beristirahat ketika mengalami SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

46

gejala diare seperti lemas, pusing, dan perut

mulas

9 Saya memilih segera menghubungi dokter

ketika terdapat darah/lendir pada feses

SS S TS STS

10 Saya memilih minum obat diare dibandingkan

harus minum oralit

SS S TS STS

TINDAKAN

1. Saya minum obat diare setelah mengalami BAB

lebih dari 3 kali dalam sehari dengan feses yang

cair

SS S TS STS

2. Saya mengobati diare dengan minum obat yang

bisa didapatkan tanpa resep dokter

SS S TS STS

3. Saya mencuci buah dan sayur sebelum

dikonsumsi

SS S TS STS

4. Saya mengkonsumsi obat diare tidak sesuai

dengan dosis dan aturan pakai pada kemasan

SS S TS STS

5. Saya pergi ke dokter saat mengalami diare yang

disertai dehidrasi berat

SS S TS STS

6. Ketika saya mengalami diare hal pertama yang

saya lakukan adalah membeli oralit

SS S TS STS

7. Saya mencuci tangan dengan sabun setelah

BAB dan sebelum makan

SS S TS STS

8. Saya banyak minum air putih untuk mencegah

dehidrasi

SS S TS STS

9. Saya tidak menutup makanan diatas meja SS S TS STS

10. Saya berani mengonsumsi obat diare 4 tablet

sekali minum agar lebih manjur

SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN

47

BIOGRAFI PENULIS

Nama penulis adalah Maria Sances Lobya yang merupakan

anak pertama dari empat bersaudara pasangan Protasius

Lobya dan Feronika Saranga. Penulis lahir di Jayapura pada

tanggal 4 Maret 1999. Penulis menempuh pendidikan di TK

Kristus Raja pada tahun (2004-2005), SD Kristus Raja

(2005-2011), SMPN 12 Angkasa (2011-2014), SMAN 5

Angkasa (2014-2017). Setelah itu, penulis melanjutkan

pendidikannya di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma pada tahun 2017. Selama masa perkuliahan, penulis

terlibat dalam kegiatan student club, kegiatan kepanitiaan,

dan UKF. Student club yang penulis ikuti yaitu Herbal

Garden Team sebagai bendahara pada periode 2018/2019. Kegiatan kepanitian

yang penulis ikuti yaitu sebagai divisi dekor di kepanitian FACTION (Future

Pharmacist in Action) pada tahun 2017 dan 2018, sebagai CO dekor kepanitian

SICON (Science Competition) pada tahun 2019, kegiatan UKF yang diikuti yaitu

basket pada tahun 2017/2018, penulis juga menjadi volunteer di kegiatan JMKI

2018/2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI