Upload
siska-handayani
View
130
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penanganan Limbah
GAMBARAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH DI
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN
GAS BUMI LEMIGAS
CIPULIR, JAKARTA SELATAN TAHUN 2011
Laporan Magang
Diajukan untuk memenuhi persyaratan kuliah semester 8
dan menunjang gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Disusun Oleh :
NUR NAJMI LAILA
NIM : 107101000119
PEMINATAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 1432H/2011 M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MAGANG, MEI 2011
Nur Najmi Laila, NIM : 107101000119
Gambaran Prosedur Penanganan Limbah di Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Cipulir Jakarta Selatan Tahun
2011
xvi+ 137 halaman, 6 tabel, 9 bagan, 11 diagram, 13 gambar, 6 lampiran
ABSTRAK
PPPTMGB LEMIGAS merupakan sebuah institusi pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi. PPPTMGB LEMIGAS memiliki hampir sekitar 60 Laboratorium yang beroperasi untuk melakukan penelitian tersebut. Sehingga pada saat prosesnya terdapat sisa hasil kegiatan berupa Limbah. Dimana sebagian besar limbah yang dihasilkan adalah limbah yang berasal dari Laboratorium. Adapun Limbah Laboratorium yang dihasilkan adalah berupa limbah B3 berbentuk padat, cair, dan gas serta air pecucian alat-alat Labratorium. Berdasarkan paparan tersebut, limbah yang ada termasuk limbah yang berasal dari laboratorium perlu diperlukan prosedur penanganan yang benar dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Adapun jenis limbah yang terdapat di KPRT Proses PPPTMGB LEMIGAS adalah Limbah cair non B3 seperti air sisa pencucian alat-alat analisis, limbah cair B3, limbah padat B3, limbah padat non B3 serta emisi yang berasal dari lemari asam. Jenis limbah sebagian besar berbentuk crude oil. Sedangkan untuk karateristik limbah B3 bersifat mudah terbakar dan menguap.
Adapun pada Prosedur yang dilakukan untuk penanganan limbah Cair B3, Cair non B3, padat B3, padat non B3 dan emisi sebagian besar sudah memenuhi prosedur yang telah ditetapkan Walaupun masih terdapat beberapa hal yang kurang sesuai dengan prosedur yang ada. Sehingga berdasarkan hal tersebut masih perlunya dilakukan pemastian agar semua petugas laboratorium memahami cara pengendalian limbah yang benar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Memastikan semua petugas Laboratorium menggunakan APD yang sesuai dan lengkap saat bekerja dan begitu juga saat penanganan Limbah yang ada demi keselamatan dan kesehatan para pekerja. Memperbaiki terus menerus penyimpanan limbah sementara, Memperbaiki wadah untuk
limbah padat B3. Memperbaiki proses penanganan limbah padat non B3 organik. Meningkatkan pemantauan IPAL secara berkala. mellakukan pemantauan berkala uji kualitas limbah air dan emisi yang ada, yang dilakukan minimal 2 kali dalam setahun oleh internal dari Lemigas sendiri. Serta memastikan pengawasan terhadap lemari asam di seluruh laboratorium agar berfungsi dengan baik. Kata kunci : Penanganan Limbah, PPPTMGB LEMIGAS, limbah cair, padat dan gas. Daftar Bacaan : 29 (1985-2010)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
GAMBARAN PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN
GAS BUMILEMIGAS
CIPULIR JAKARTA SELATAN TAHUN 2011
Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Magang Program
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, Mei 2011
Mengetahui
Ela Laelasari, SKM, M.Kes Ir. Sugeng Riyono, M.Phil
Pembimbing Fakultas Pembimbing Lapangan
PANITIA SIDANG UJIAN MAGANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, Mei 2011
Penguji I,
Ela Laelasari, SKM, M.Kes
Penguji II,
Raihana NAdra Alkaff, SKM, MMA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Nur Najmi Laila
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 1 April 1989
Warganegara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Irian Blok C. 73 No. 17 Sarua Permai-Benda Baru Pamulang
Tangerang Selatan
Telepon : 08569976037 / (021) 96174082
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal:
1. TK Islam Bukit Indah Pamulang (1994-1995)
2. SD Tirta Buaran, Sarua Permai Ciputat (1995 2001)
3. Mts Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2001 2004)
4. MAN 11 Jakarta (2004 2007)
5. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (2007 sekarang)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, yang telah memberi kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Magang ini.
Laporan ini disusun dalam rangka menunjang sistem pembelajaran pada mata
kuliah magang Program Studi Kesehatan Masyarakat semester VIII Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama penyusunan laporan ini,
penulis sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini, diantaranya :
1. Kedua orang tua penulis. Terima kasih untuk semua hal yang sudah
diberikan, yang juga senantiasa mendoakan setiap langkah yang penulis
kerjakan demi kesuksesan penulis.
2. Ibu Ela Laelasari, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Fakultas, terima
kasih atas semua arahan dan masukkan dalam bimbingannya selama magang
dan penyusunan laporan ini.
3. Bapak Ir. Sugeng Riyono M.Phil. selaku Pembimbing Lapangan yang selalu
memberikan bimbingan, masukkan, inspirasi dan arahan kepada penulis.
4. Ibu Dr. Puspa Ratu. Selaku Pembimbing lapangan di gedung KPRT Proses.
5. Seluruh Staff Komite LK3 PPPTMGB LEMIGAS, Pak Muksis, Pak Amir,
Pak Aris, Mba Mawar, Ibu Ikha, Pak Michael dan Mba Gita. Terima kasih
atas bantuan dan saran serta informasinya.
6. Rekan-rekan mahasiswa dan segenap pihak yang telah berperan aktif
membantu Penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat penulis
sebutkan dalam laporan ini.
Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahannya
datangnya dari Penulis selaku manusia yang dhaif, sehingga saran dan kritik dari
pembaca sangat Penulis harapkan demi terciptanya perbaikan di masa yang akan
datang.
Ciputat, Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................iii
PERNYATAAN PENGUJI .............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii
DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Magang ............................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................. 3
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 3
1.3 Manfaat Magang .......................................................................................... 4
1.3.1 Bagi mahasiswa ................................................................................ 4
1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ................................... 5
1.3.3 Bagi Institusi Magang....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah ........................................................................................................ 7
2.1.1. Pengertian Limbah .......................................................................... 7
2.1.2. Klasifikasi dan Karateristik Limbah .............................................. 7
2.2. Limbah Cair ............................................................................................... 8
2.2.1. Pengertian Limbah Cair.................................................................. 8
2.2.2. Sumber Limbah Cair ...................................................................... 8
2.2.3. Komposisi Limbah Cair .................................................................. 9
2.2.4. Tujuan Pengolahan Limbah Cair Industri .................................... 9
2.2.5. Dampak Limbah Cair .................................................................. 10
2.2.6. Cara- cara Pengolahan Limbah cair ............................................ 12
2.3. Limbah Padat ............................................................................................ 15
2.3.1. Pengertian Limbah Padat ............................................................. 15
2.3.2. Sumber Limbah Padat ................................................................. 16
2.3.3. Kategori Limbah Padat ................................................................ 17
2.3.4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ............................. 17
2.3.5. Cara Pengolahan Limbah Padat .................................................. 18
2.3.6. Dampak Limbah Padat Industri .................................................. 21
2.4. Limbah Gas .............................................................................................. 22
2.4.1. Pengertian Pencemaran Udara ..................................................... 22
2.4.2. Sumber Pencemar Udara ............................................................. 22
2.4.3. Komposisi Pencemar Udara ......................................................... 23
2.4.4. Parameter Limbah Udara ............................................................ 24
2.4.4.1. Emisi Industri ................................................................. 24
2.4.4.2. Tingkat Kebauan ............................................................ 26
2.4.5. Dampak Pencemaran Udara ........................................................ 27
2.4.6. Tujuan Pengolahan Limbah Gas ................................................. 29
2.4.7. Cara-cara Pengolahan .................................................................. 29
2.6 Gambaran Umum Perusahaan .................................................................. 32
2.6.1 Sejarah PPPTMGB LEMIGAS ................................................. 32
2.6.2 Visi dan Misi PPPTMGB LEMIGAS ....................................... 34
2.6.3 Tugas Pokok PPPTMGB LEMIGAS ......................................... 34
2.6.4 Sumber Daya Manusia (SDM) PPPTMGB LEMIGAS ............ 36
2.6.5 Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS ............................. 36
2.7 Gambaran Umum Health Safety Environment (HSE) ............................. 38
2.7.1 Komite LK3 .................................................................................... 39
2.7.2 Kebijakan LK3 ............................................................................... 40
2.7.3 Tujuan dan Sasaran LK3 ............................................................... 43
2.7.4 Struktur Organisasi Komite LK3 .................................................. 45
2.8 Gambaran Umum Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT)Proses . 47
2.9 UKL dan UPL ............................................................................................ 50
2.10 Pelaksanaan ISO 14001 : 2004 ................................................................. 51
BAB III ALUR DAN JADWAL KEGIATAN
3.1 Alur Kegiatan Magang .............................................................................. 52
3.2 Jadwal kegiatan Magang ........................................................................... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Jenis dan Karakteristik Limbah di KPRT Proses .................................. 58
4.2. Prosedur Penanganan Limbah Cair B3 KPRT Proses ............................ 62
4.3. Prosedur Penanganan Limbah Cair Non B3 KPRT Proses .................... 75
4.3.1. IPAL KPRT Proses ....................................................................... 83
4.3.2. Pemantauan Limbah Cair KPRT Proses ..................................... 87
4.4. Prosedur Penanganan limbah padat B3 KPRT Proses ........................... 90
4.5. Prosedur Penanganan Limbah padat non B3 KPRT Proses ................... 99
4.6. Prosedur Penanganan Limbah Emisi Laboratorium KPRT Proses ..... 111
4.6.1.1 Pengukuran Cerobong Lemari Asam KPRT Proses ............... 118
4.6.1.2 Hasil Pengukuran Udara Lingkungan KPRT Proses .............. 119
4.7. Gudang Penyimpanan Limbah KPRT Proses ....................................... 120
4.8. Gambaran perbandingan hasil dari nilai prosedur penanganan
terhadap jenis limbah yang ada. ........................................................... 121
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 124
5.2 Saran ......................................................................................................... 125
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 128
LAMPIRAN ................................................................................................... 132
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
2.7 Konsep Sistem Manajemen Limbah (SML) .............................................. 75
4.1 Prosedur penanganan limbah cair B3 dan penilaiannya terhadap
kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ............................................63
4.2 Prosedur penanganan limbah cair non B3 dan penilaiannya terhadap
kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ........................................ 76
4.3 Prosedur penanganan limbah Padat B3 dan penilaiannya terhadap
kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ........................................ 92
4.4 Prosedur penanganan limbah Padat Non B3 dan penilaiannya terhadap
kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ...................................... 101
4.5 Prosedur penanganan limbah Emisi dan penilaiannya terhadap
kelompok-kelompok KPRT Proses tahun 2011 ...................................... 114
DAFTAR BAGAN
No. Bagan Halaman
2.1 Penanganan Limbah Cair .......................................................................... 15
2.2 Skema Penaganan Limbah ........................................................................ 31
2.3 Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS tahun 2010 .................... 38
2.4 Struktur Organisasi Komite LK3 PPPTMGB LEMIGAS tahun 2011 46
2.5 Struktur Organisasi Gedung KPRT Proses tahun 2011 ........................... 48
2.6 Konsep Sistem Manajemen Limbah (SML) .............................................. 51
3.1 Alur Kegiatan Magang .............................................................................. 52
4.1 Penanganan Limbah KPRT Proses PPPTMGB LEMIGAS ................ 61
4.2 Cara Kerja IPAL ....................................................................................... 83
DAFTAR DIAGRAM
No. Diagram Halaman
4.1 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah
Cair B3 yang dilakukan tiap Kelompok KPRT Proses ............................ 67
4.1 Pencapaian prosedur penanganan limbah cair B3 yang dilakukan
tiap Kelompok KPRT Proses ..................................................................... 74
4.2 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah Cair non B3
yang dilakukan tiap Kelompok KPRT Proses ......................................... 77
4.3 Pencapaian prosedur penanganan limbah cair non B3 yang dilakukan
tiap Kelompok KPRT Proses ..................................................................... 82
4.4 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah Padat B3
yang dilakukan tiap Kelompok KPRT Proses .......................................... 94
4.5 Pencapaian prosedur penanganan limbah Padat B3 yang dilakukan
tiap Kelompok KPRT Proses ..................................................................... 98
4.6 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah Padat Non B3
yang dilakukan tiap Laboratorium KPRT Proses .................................. 103
4.7 Pencapaian prosedur penanganan limbah Padat Non B3 yang dilakukan
tiap Kelompok KPRT Proses ................................................................... 110
4.8 Skoring Pencapaian dalam Prosedur Penanganan Limbah Emisi
yang dilakukan tiap Kelompok KPRT Proses ........................................ 114
4.10 Pencapaian prosedur penanganan limbah Emisi yang dilakukan
tiap Kelompok KPRT Proses ................................................................ 117
4.11 Perbandingan persentase penanganan limbah antara kelompok ....... 121
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
4.9 Limbah Sisa Analisis dan Limbah B3 Sisa Sampel Di Kelompok
Analisis dan Kimia Terapan KPRT Proses .............................................. 69
4.2 Limbah B3 yang ditampung dalam botol kecil di KPRT Proses.............. 70
4.3 Autoklaf dan hasil analisis setelah dilakukan pemanasan di Autoklaf .... 79
4.4 Hasil reagen setelah dilakukan uji kinerja autoklaf ................................. 80
4.5 IPAL KPRT Proses PPPTMGB LEMIGAS ......................................... 86
4.6 Wadah Penampungan Majun di KPRT Proses ....................................... 96
4.7 Tungku pembakar dan Areal pembuangan sampah Organik ............... 104
4.8 Jenis tempat sampah organik dan anorganik di KPRT Proses .............. 107
4.9 Gerobak pengangkut sampah organik ................................................... 108
4.10Gerobak Sampah Anorganik dan Tempat Penampungan Sementara
Sampah Anorganik ............................................................................... 108
4.11 Tempat sampah tertutup di Kelompok Bioteknologi KPRT Proses .... 109
4.12 Lemari asam dan exhause KPRT Proses ............................................. 116
4.13 Gudang penyimpanan Limbah KPRT Proses....................................... 121
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Surat Perizinan magang ..................................................................... 130
2. Prosedur- prosedur terkait Pengendalian Limbah ........................... 131
3. Formulir-formulir Inspeksi Limbah.................................................. 132
4. Hasil Pengukuran Air Limbah .......................................................... 133
5. Hasil Pengukuran emisi ruang kerja dan cerobong.......................... 134
6. Surat-surat berita penyerahan limbah .............................................. 135
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan industri dan teknologi dapat memberikan dampak langsung, disamping
juga memberikan dampak tak langsung. Dikatakan dampak langsung apabila akibat
kegiatan industri dan teknologi tersebut dapat langsung dirasakan oleh manusia. Dampak
langsung yang bersifat positif memang diharapkan. Akan tetapi, dampak tak langsung
yang bersifat negatif yang mengurangi kualitas hidup manusia harus dihindari atau
dikurangi. Adapun dampak langsung yang bersifat negatif akibat kegiatan industri dan
teknologi, dapat dilihat dari terjadinya masalah-masalah pencemaran udara, pencemaran
air dan pencemaran daratan. Kegiatan pencemaran tersebut diatas mengurangi daya
dukung alam. Pencemaran air dan pencemaran daratan. Kegiatan pencemaran tersebut di
atas akan mengurangi daya dukung alam. Pencemaran udara, air dan daratan perlu
dihindari sebagai bagian usaha menjaga kelestarian lingkungan (Wardhana, 2004).
Adapun kegiatan penelitian dan pengembangan terhadap minyak dan gas
mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Karena Minyak
bumi merupakan komoditas ekspor utama Indonesia yang digunakan sebagai sumber
bahan bakar dan bahan mentah bagi industri petrokimia. Kegiatan penelitian yang
dilakukan biasanya menghasilkan hasil samping seperti limbah bahan-bahan kimia yang
digunakan dalam penelitian yang dilakukan terhadap minyak dan gas bumi tersebut. Hal
ini tentunya dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan sekita baik itu
berupa cair, padat maupun gas. Undang-undang No 22 tahun 2001 tentang Minyak dan
2
Gas Bumi mensyaratkan pengelolaan lingkungan hidup, yakni pencegahan dan
penanggulangan pencemaran serta pemulihan atas terjadinya kerusakan lingkungan
hidup sebagai akibat kegiatan pertambangan, bagi badan usaha yang menjalankan usaha
di bidang eksploitasi minyak bumi.
Adapun Dampak pencemaran terhadap kesehatan manusia adalah seperti dapat
menyebabkan seseorang sakit kepala dan pusing, menimbulkan keracunan, jika orang
tersebut terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian, kanker kulit, katarak, infeksi
saluran pernafasan, penyakit kulit, kolera, disentri, hati, ginjal, dan tulang, cacat pada
saraf mata, kerusakan hati, ginjal, dan tulang, buta, dan hipertensi.
Limbah B3 merupakan salah satu yang dihasilkan saat penelitian dilakukan, yang
biasanya didalamnya masih mengandung bahan kimia yang masih berbahaya. Dimana
bahan kimia (400 zat/senyawa) merupakan penyebab kanker pada manusia yang
diantaranya adalah : Benzen, formaldehyde arsen dan lain-lain. Oleh karenanya limbah
ini harus dikelola secara benar agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan masyarakat. (IARC, 2003).
PPPTMGB LEMIGAS merupakan sebuah institusi pemerintah yang mempunyai
tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, PPPTMGB LEMIGAS menyelenggarakan fungsi
perumusan rencana program penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa penelitian
dan pengembangan teknologi. Karenanya sebagai lembaga penelitian dan
pengembangan, PPPTMGB LEMIGAS memiliki hampir sekitar 60 Laboratorium
yang beroperasi untuk melakukan penelitian tersebut. Sehingga pada saat prosesnya
terdapat sisa hasil kegiatan berupa Limbah. Dimana sebagian besar limbah yang
3
dihasilkan adalah limbah yang berasal dari Laboratorium. Aadapun Limbah
Laboratorium yang dihasilkan adalah berupa limbah B3 berbentuk padat, cair, dan gas
serta air pecucian alat-alat Labratorium.
Berdasarkan paparan tersebut, limbah yang ada termasuk limbah yang berasal dari
laboratorium perlu dilakukan penanganan yang benar dan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Hal ini sangat penting untuk menghindari pencemaran baik air, udara
maupun darat yang tentunya juga berdampak kepada pekerja yang menanganinya secara
langsung. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat tema permasalahan
Limbah saat magang berlangsung dengan judul, Gambaran Prosedur Penanganan
Limbah Di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi
(PPPTMGB) LEMIGAS Cipulir Jakarta Selatan Tahun 2011.
1.2 Tujuan Magang
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Prosedur Penanganan Limbah Di Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS
Cipulir Jakarta Selatan Tahun 2011
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya jenis dan karakteristik Limbah di Di Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS
Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011
4
2. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Cair B3 di Di Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS
Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011
3. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Cair non B3 di Di Pusat Penelitian
Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)
LEMIGAS Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011
4. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Padat B3 di Di Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS
Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011
5. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Padat non B3 di Di Pusat Penelitian
Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)
LEMIGAS Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011
6. Diketahuinya Prosedur Penanganan Limbah Gas di Di Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS
Cipulir Jakarta Selatan tahun 2011
1.3 Manfaat Magang
1.3.1. Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan ilmu khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3)
dan pengetahuan yang telah diperoleh diperkuliahan pada tempat kerja yang
sesungguhnya.
2. Mengenal secara dekat dan nyata karakteristik dan kondisi lingkungan dunia
kerja sesungguhnya.
5
3. Mendapatkan pengalaman bekerja sesuai dengan topik yang akan diteliti Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)
LEMIGAS
4. Memperoleh kesempatan bekerja sama dengan profesi lain yang ada di Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)
LEMIGAS
5. Mendapatkan pengalaman bekerja sesuai dengan topik yang aka diteliti di Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB)
LEMIGAS
6. Dapat menjadi masukan dalam pelaksanaan aplikasi ilmu dan teori serta merubah
wawasan dan pengalaman mahasiswa di Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS
7. Dapat menjadi masukan dalam pelaksanaan aplikasi ilmu dan teori serta merubah
wawasan dan pengalaman mahasiswa di Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS
1.3.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
1. Laporan magang dapat dijadikan sebagai bahan tambahan bacaan mengenai
gambaran penanganan limbah di Di Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Teknologi Minyak Dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS
2. Terbinanya kerja sama dengan instansi perusahaan lahan magang guna
menambah pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan
6
3. Meningkatkan kualitas pendidikan dan melibatkan tenaga tenaga terampil dan
tenaga lapangan dalam kegiatan magang
4. Memperoleh masukan yang positif untuk dapat ditetapkan dalam program
magang selanjutnya
1.3.3. Bagi Institusi Magang
1. Perusahaan dapat menjalankan program perusahaan yang berada di sector
edukasi.
2. Perusahaan dapat melakukan koreksi terhadap dilingkungan kerja yang telah
mereka miliki.
3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara
perusahaan dengan Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Jakarta.
4. Hasil dari kegiatan magang dapat dijadikan suatu sumber ilmu baru yang lebih
akurat dan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat tentang gambaran
pengolahan limbah
5. Hasil dari magang yang dilakukan penulis dapat dijadikan referensi masukan
yang bermanfaat tentang kajian dalam aspek Lindungan Lingkungan Komite
LK3.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah
2.1.1. Pengertian Limbah
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan,
dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dandebu, cair atau padat. Di
antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal
sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) Definisi dari limbah B3
berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses
produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
2.1.2. Klasifikasi dan Karateristik Limbah
Berdasarkan nilai ekonominya limbah dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai
ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai
ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan
suatu nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah suatu limbah walaupun telah dilakukan
proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar
mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah
pencemaran dan kerusakan lingkungan (Kristanto, 2002). Berdasarkan karakteristik
8
limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu limbah cair, limbah padat
dan limbah gas (Darmono, 2001).
Pendapat lain menyatakan bahwa Limbah industri dapat digolongkan kedalam
tiga golongan yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas yang dapat mencemari
lingkungan (Djajadiningrat dan Harsono, 1990).
2.2. Limbah Cair
2.2.1. Pengertian Limbah Cair
Berdasarkan pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Industri,
Pengertian Limbah cair adalah limbah dalam wuju cair yang dihasilkan oleh kegiatan
industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan
(BAPEDAL 1997). Sedangkan menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta Nomor 582 Tahun 1995, Limbah cair adalah limbah yang berasal dari
sisa kegiatan proses produksi dan usaha lainnya yang tidak dimanfaatkan kembali
(KPPL 1995). Sehingga dapat dikatakan bahwa limbah cair adalah limbah yang berasal
dari kegiatan yang menggunakan air, dimana hal tersebut merupakan sisa hasil dari
kegiatan tersebut.
2.2.2. Sumber Limbah Cair
Beberapa sumber dari air buangan antara lain adalah (Kusnoputranto, 1985) :
1. Air buangan rumah tangga (domestic wastes water).
2. Air buangan kota praja (municipal wastes water).
3. Air buangan industri (industrial wastes water).
9
2.2.3. Komposisi Limbah Cair
Limbah Cair mempunyai komposisi yang bervariasi dari setiap tempat dan setiap
saat sesuai dengan sumber asalnya. Komposisi Limbah cair sebagian besar terdiri dari
air (99,9%) dan sisanya terdiri dari partikel-partikel padat terlarut dan tidak terlarut
sebesar (0,1%). Partikel-partikel padat terdiri dari (70 %) zat organik dan (30 %) zat
anorganik. Zat-zat organik tersebut sebagian besar mudah terurai (degredable) yang
merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi bakteri dan organisme lainnya.
Sedangkan zat-zat anorganik terdiri dari grift, salt dan metal (logam) yang merupakan
bahan pencemar yang penting (Djabu, 1990).
2.2.5. Tujuan Pengolahan Limbah Cair Industri
Pengolahan limbah cair industri mempunyai tujuan (Pandia, 1995):
1. Penghilangan bahan tersuspensi dan terapung.
2. Penghilangan organisme patogen.
3. Pengolahan bahan organik yang terbiodegradasi.
4. Peningkatan pengertian tentang dampak pembuangan limbahan yang tidak diolah
atau sebagian diolah terhadap lingkungan.
5. Peningkatan pengetahuan dan pemikiran tentang efek jangka panjang yang
mungkin ditimbulkan oleh komponen tertentu dalam limbah yang dibuang ke
badan air.
6. Peningkatan kepedulian nasional untuk perlindungan lingkungan.
7. Pengembangan berbagai metoda yang sesuai untuk pengolahan limbah.
10
2.2.6. Dampak Limbah Cair
1. Terhadap Badan Air
a. Limbah cair organik
Kandungan senyawa organik dalam badan air penerima akan meningkat,
akan terjadi kadar parameter menyimpang dari standard maka akan terjadi
penguraian yang tidak seimbang dan akan menimbulkan kondisi septik
(suatu keadaan dimana kadar oksigen terlarut nol) dan timbul bau busuk
(H2S).
b. Limbah cair anorganik
Pada badan air penerima, kandungan unsur kimia beracun, logam berat, dan
lain-lain meningkat. Kadang-kadang diikuti dengan kenaikan temperatur,
kenaikan/penurunan pH. Keadaan ini akan mengganggu kehidupan air
misalnya tumbuhan dan hewan akan punah ataupun ada senyawa beracun/
logam berat dalam kehidupan air. Bila air tersebut mempunyai kesadahan
tinggi atau partikel yang dapat mengendap cukup banyak, hal ini akan
mengakibatkan pendangkalan, sehingga dapat menimbulkan banjir di
musim hujan. Selain itu senyawa beracun/ logam berat sangat
membahayakan bagi masyarakat yang menggunakan air sungai sebagai
badan air penerima yang dipergunakan sebagai sumber penyediaan air
bersih (Depkes RI, 1987).
2. Terhadap Kesehatan Manusia
Limbah cair berperan dalam kehidupan karena selain mengandung air
juga terdapat di dalamnya zat-zat organik dan anorganik yang diperlukan dalam
11
batas-batas tertentu, oleh sebab itu ada dua peranan Limbah cair dalam
kehidupan yaitu peranan positif dan negatif. Peranan positif apabila Limbah cair
dengan kualitas parameter yang dikandungnya sesuai dengan peruntukannya
antara lain untuk irigasi, perikanan, perkebunan, perindustrian, rumah tangga,
rekreasi, dan lain-lain.
Peranan Limbah cair yang lain selain lebih banyak negatifnya karena
manusia tidak merasa berkepentingan akan Limbah cair tersebut. Limbah cair
dianggap sebagai air yang tidak berguna lagi atau tidak diperuntukkan lagi, oleh
karena itu membuangnya begitu saja tanpa mempertimbangkan segi negatifnya
yang mungkin timbul baik terhadap sumber alam hayati dan non hayati yang
berguna bagi kehidupan. Peranan negatif tersebut termasuk pengaruhnya
terhadap kesehatan manusia dan lingkungannya baik secara langsung maupun
tidak langsung. Badan air yang menerima limbah cair industri, mempunyai
potensi untuk menyebabkan gangguan saluran pencernaan makanan, kulit, dan
sistem tubuh lain.
Ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui Limbah cair antara lain
(Soedjono, 1991) : Penyakit Amoebiasis, Ascariasis, Cholera, penyakit cacing
tambang, Leptospirosis, Shigellosis, Strongyloidiasis, Tetanus, Trichuriasis, dan
Thypus.
2.2.7. Cara- cara Pengolahan Limbah cair
Menurut Soeparman, 2002 pengolahan limbah dapat dikelompokkan menjadi
empat kelompok yaitu :
12
1. Pengolahan pendahuluan
Pengolahan pendahuluan digunakan untuk memisahkan padatan kasar, mengurangi
ukuran padatan, memisahkan minyak atau lemak, dan proses menyetarakan fluktuasi
aliran limbah pada bak penampung. Unit yang terdapat dalam pengolahan
pendahuluan adalah :
a. Saringan (bar screen)
b. Pencacah (communitor)
c. Bak penangkap pasir (grit chamber)
d. Penangkap lemak dan minyak (skimmer and grease trap)
e. Bak penyetaraan (equalization basin)
2. Pengolahan tahap pertama
Pengolahan tahap pertama bertujuan untuk mengurangi kandungan padatan
tersuspensi melalui proses pengendapan (sedimentation). Pada proses pengendapan
partikel padat dibiarkan mengendap ke dasar tangki. Bahan kimia biasanya
ditambahkan untuk menetralisasi dan meningkatkan kemampuan pengurangan
padatan tersuspensi. Dalam unit ini pengurangan BOD dapat mencapai 35 %
sedangkan suspended solid berkurang sampai 60 %. Pengurangan BOD dan padatan
pada tahap awal ini selanjutnya akan membantu mengurangi beban pengolahan tahap
kedua.
3. Pengolahan tahap kedua
Pengolahan tahap kedua berupa aplikasi proses biologis yang bertujuan untuk
mengurangi zat organik melalui mekanisme oksidasi biologis. Proses biologis yang
dipilih didasarkan atas pertimbangan kuantitas limbah cair yang masuk unit
13
pengolahan, kemampuan penguraian zat organik yang ada pada limbah tersebut serta
tersedianya lahan. Pada unit ini diperkirakan terjadi pengurangan kandungan BOD
dalam rentang 35 95 % bergantung pada kapasitas unit pengolahnya. Unit yang
biasa digunakan pada pengolahan tahap kedua berupa saringan tetes (trickling
filters), unit lumpur aktif dan kolam stabilisasi.
4. Pengolahan tahap ketiga atau pengolahan lanjutan
Pengolahan tahap ketiga disamping masih dibutuhkan untuk menurunkan kandungan
BOD juga dimaksudkan untuk menghilangkan senyawa fosfor dengan bahan kimia
sebagai koagulan, menghilangkan senyawa Nitrogen melalui proses amonia
stripping menggunakan udara ataupun Nitrifikasi-Denitrifikasi dengan
memanfaatkan reaktor biologis, menghilangkan sisa bahan organik dan senyawa
penyebab warna melalui proses absorbsi menggunakan karbon aktif, menghilangkan
padatan terlarut melalui proses pertukaran ion, osmosis balik maupun elektrodialisis.
Beberapa tahap pengolahan lanjutan antara lain (Soeparman, 2002) :
1. Proses pemekatan yang bertujuan mengurangi kadar air yaitu dengan cara
pengapungan.
2. Proses stabilisasi yang menggunakan proses biologis, baik secara aerob maupun
anaerob.
3. Proses pengaturan/conditioning yang bertujuan untuk mengurangi kadar air
dengan cara penggumpalan yang menggunakan polimer sehingga dapat
mempermudah proses pengangkutan.
4. Proses pengurangan air yang bertujuan mengurangi kadar air dari lumpur. Cara
yang dapat dilakukan untuk mengambil air yang terdapat di dalam lumpur
14
dengan cara alamiah maupun cara mekanis misalnya penyaringan dengan
penekanan, gerakan kapiler, saringan hampa udara, pemutaran dan pemadatan.
5. Proses penyaringan yang menggunakan bak pengering.
6. Proses pembuangan yang dapat dilakukan di laut dan di tanah.
7. Pembunuhan bakteri yang bertujuan untuk mengurangi atau membunuh
mikroorganisme patogen yang ada di air limbah. Bahan yang umum dipakai
adalah desinfektan antara lain klorin yang tujuannya untuk merusak enzim dan
dinding mikroorganisme.
15
Bagan 2.1
Penanganan Limbah Cair
Sumber : Soeparman, 2002
2.3. Limbah Padat
2.3.1. Pengertian Limbah Padat
Limbah padat adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang
yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat (Kusnoputranto, 2002). Secara umum
Limbah
Pencemaran
Industri
TEKNOLOGI Primary Treatment
Secondary Treatment Tertiary Treatment
Proses Fisika Kimia
Biologi
BAKU MUTU LIMBAH
16
yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses
produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas, debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah
ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa
(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammabi lity, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
2.3.2. Sumber Limbah Padat
Beberapa sumber dari limbah padat antara lain (Kusnoputranto, 2002) :
1. Sampah buangan rumah tangga termasuk sisa bahan makanan, sisa pembungkus
makanan dan pembungkus perabotan rumah tangga sampai sisa tumbuhan kebun
dan sebagainya.
2. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum (warung, toko dan sebagainya)
termasuk sisa makanan, sampah pembungkus makanan dan sampah pembungkus
lainnya, sisa bangunan, sampah tanaman dan sebagainya.
3. Sampah buangan jalanan termasuk diantaranya sampah berupa debu jalan,
sampah sisa tumbuhan taman, sampah pembungkus bahan makanan dan bahan
lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa kotoran serta bangkai hewan.
4. Sampah industri termasuk diantaranya air limbah industri, debu industri. Sisa
bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya.
17
5. Pertanian
2.3.4. Kategori Limbah Padat
Adapun kategori untuk limbah padat pada industri adalah :
1. Limbah padat non B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) diantaranya lumpur,
boiler ash, sampah kantor, sampah rumah tangga, spare part alat berat, sarung
tangan, dan sebagainya.
2. Limbah padat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) diantaranya bahan radioaktif,
bahan kimia, toner catridge, minyak, dan sebagainya.
2.3.5. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Menurut sumbernya limbah B3 dibagi atas :
1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah berasal bukan dari proses
utamanya, tetapi dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi,
dan lain-lain.
2. Limbah B3 dari sumber spesifik adalah sisa proses suatu industri atau kegiatan
yang dapat ditentukan.
3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Limbah yang termasuk sebagai limbah B3 apabila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik sebagai berikut :
1. Mudah meledak
2. Mudah terbakar
3. Bersifat reaktif
4. Beracun
18
5. Menyebabkan infeksi dan
6. Bersifat korosif (PPRI No. 18 Tahun 1999).
2.3.8. Cara Pengolahan Limbah Padat
Berdasarkan sifatnya pengolahan limbah padat dapat dilakukan melalui 2 cara
(Kristanto, 2002) :
1. Limbah padat tanpa pengolahan.
2. Limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan dapat dibuang ke tempat tertentu yang
difungsikan sebagai tempat pembuangan akhir karena limbah tersebut tidak mengandung
unsur kimia yang beracun dan berbahaya. Tempat pembuangan limbah semacam ini
dapat di daratan ataupun di laut. Berbeda dengan limbah padat yang mengandung
senyawa kimia berbahaya atau yang setidak-tidaknya menimbulkan reaksi kimia baru.
Limbah semacam ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum limbah diolah :
a. Jumlah limbah, jika jumlah limbahnya sedikit maka tidak membutuhkan
penanganan khusus seperti tempat dan sarana pembuangannya, tetapi jika limbah
yang dibuang misalnya 4 meter kubik perhari sudah tentu membutuhkan tempat
pembuangan akhir dan sarana pengangkutan tersendiri.
b. Sifat fisik dan kimia limbah, dapat merusak dan mencemari lingkungan, secara
kimia dapat menimbulkan reaksi saat membentuk senyawa baru. Limbah padat
yang berupa lumpur akan mencemari air tanah melalui penyerapan ke dalam
tanah.
19
c. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan, perlu diketahui komponen
lingkungan yang rusak akibat pencemaran pada tempat pembuangan akhir. Unsur
mana yang terkena dampak dan bagaimana tingkat pencemaran yang
ditimbulkan.
d. Tujuan akhir yang hendak dicapai, tujuan yang hendak dicapai tergantung dari
kondisi limbah, bersifat ekonomis atau non ekonomis. Untuk limbah yang
memiliki nilai ekonomis mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
untuk memanfaatkan kembali bahan yang masih berguna. Sedangkan limbah non
ekonomis pengolahan ditujukan untuk pencegahan perusakan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas pengelolaan limbah padat dapat
dilakukan proses-proses sebagai berikut :
1. Pemisahan
Pemisahan perlu dilakukan karena dalam limbah terdapat berbagai ukuran dan
kandungan bahan tertentu. Proses pemisahan dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
a. Sistem Balistik
Pemisahan cara ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang lebih
seragam, misalnya atas berat dan volumenya.
b. Sistem Gravitasi
Pemisahan dilakukan berdasarkan gaya beratnya, misalnya terhadap
bahan yang terapung dan bahan yang tenggelam dalam air yang karena
gravitasi akan mengendap.
c. Sistem Magnetis
20
Bahan yang bersifat magnetis akan menempel pada magnet yang terdapat
pada peralatan sedangkan yang tidak mempunyai akan langsung terpisah.
2. Penyusutan Ukuran
Ukuran bahan diperkecil untuk mendapatkan ukuran yang lebih homogen
sehingga mempermudah pemberian perlakuan pada pengolahan berikutnya
dengan maksud antara lain :
a. Ukuran bahan menjadi lebih kecil
b. Volume bahan lebih kecil
c. berat dan volume bahan lebih kecil. Cara ini umumnya dilakukan dengan
pembakaran (insenerasi) pada alat insenerator.
3. Pengomposan
Bahan kimia yang terdapat di dalam limbah diuraikan secara biokoimia, sehingga
menghasilkan bahan organik baru yang lebih bermanfaat. Pengomposan banyak
dilakukan terhadap limbah yang sudah membusuk, buangan industri, lumpur
pabrik dan sebagainya. Untuk beberapa jenis buangan tertentu barang kali tidak
membutuhkan pengomposan, tetapi pembakaran (insenerasi) dengan tahap
sebagai berikut :
a. Pemekatan
b. Penghancuran
c. Pengurangan air
d. Pembakaran
e. Pembuangan.
21
2.3.9. Dampak Limbah Padat Industri
1. Terhadap Lingkungan
a. Dampak Menguntungkan
Dapat dipakai sebagai penyubur tanah, penimbun tanah dan dapat
memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur ulang (Slamet,
2000).
b. Dampak merugikan
Limbah padat organik akan menyebabkan bau yang tidak sedap akibat
penguraian limbah tersebut. Timbunan limbah padat dalam jumlah besar
akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh.
Dapat juga menimbulkan pendangkalan pada badan air bila dibuang ke
badan air (Wardhana, 2004).
2. Terhadap Manusia
a. Dampak menguntungkan
Dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak, dapat berperan sebagai
sumber energi dan benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk
dimanfaatkan (Slamet, 2000).
b. Dampak merugikan
Limbah padat dapat menjadi media bagi perkembangan vektor dan
binatang pengguna. Baik tikus, lalat, nyamuk yang dapat menimbulkan
penyakit menular bagi manusia diantaranya Demam berdarah, Malaria,
Pilariasis, Pes, dan sebagainya (Wardhana, 2004).
22
2.4. Limbah Gas
2.4.1. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) udara
oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Kristanto, 2002).
2.4.2. Sumber Pencemar Udara
Berdasarkan asal dan kelanjutannya di udara pencemar udara dapat dibedakan
menjadi pencemar udara primer dan pencemar udara sekunder. Pencemar udara primer
yaitu pencemar di udara yang ada dalam bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti
pada saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari suatu proses tertentu. Pencemar
udara primer umumnya berasal dari sumber-sumber yang diakibatkan oleh aktifitas
manusia seperti dari industri (cerobong asap industri), dari sektor industri transportasi.
Pencemar udara sekunder adalah semua pencemar di udara yang sudah berubah
karena reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/ polutan. Umumnya polutan
sekunder merupakan hasil antara polutan primer dengan polutan lain yang ada di udara.
Reaksi-reaksi yang menimbulkan polutan sekunder diantaranya adalah reaksi fotokimia
dan reaksi oksida katalis. Reaksi fotokimia misalnya oleh pembentukan ozon, reaksi-
reaksi oksida katalis diwakili oleh polutan berbentuk oksida gas (Kristanto, 2002).
2.4.3. Komposisi Pencemar Udara
Pencemar udara primer dapat digolongkan menjadi lima kelompok yaitu
(Wardhana, 2004):
23
1. Karbon Monoksida (CO), komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5% dari
berat air dan tidak dapat larut dalam air. CO yang terdapat di alam terbentuk
dari satu proses sebagai berikut pembakaran tidak sempurna terhadap karbon
atau komponen yang mengandung karbon, reaksi antara karbon dioksida dan
komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi. Pada suhu tinggi
karbon dioksida terurai menjadi karbon monoksida dan atom O.
2. Nitrogen Oksida (Nox), Nox adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfir,
terdiri dari gas NO dan NO2. NO merupakan gas yang tidak berwarna dan
tidak berbau, sebaliknya NO2 mempunyai warna coklat kemerahan dan
berbau tajam.
3. Hidrokarbon (HC), yaitu komponen-komponen hidrokarbon terdiri dari
elemen hidrogen dan karbon. Hidrokarbon yang sering menimbulkan
masalah dalam pencemaran udara adalah yang berbentuk gas pada suhu
normal atmosfir atau hidrokarbon yang bersifat sangat volatil (mudah
berubah menjadi gas) pada suhu tersebut.
4. Sulfur Oksida (Sox), yaitu pencemaran olah Sox terutama disebabkan oleh
dua komponen gas yang tidak berwarna yaitu SO2 dan SO3. SO2 mempunyai
karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara sedangkan
SO3merupakan komponen yang tidak reaktif.
5. Partikel, polutan udara disamping berwujud gas dapat pula berbentuk
partikel-partikel kecil padat dan dropled cairan yang terdapat dalam jumlah
cukup besar di udara.
Gas dan uap dibedakan menjadi :
24
a. Yang larut dalam air, misalnya oksigen larut dalam air.
b. Yang tidak larut dalam air. Dibedakan lagi menjadi yang tidak larut tetapi
berekasi dengan salah satu komponen dalam air lambat sekali, misalnya benzena.
2.4.4. Parameter Limbah Udara
2.4.4.1. Emisi Industri
Udara alamiah selain terdiri dari gas dan uap air juga mengandung campuran
partikel padat dan cair yang sangat halus yang disebut aerosol. Baku mutu emisi adalah
batas kadar yang dikeluarkan dari zat-zat atau bahan pencemar yang dikeluarkan
langsung dari sumber pencemar udara, sehingga kadar zat-zat atau bahan-bahan tersebut
tidak menimbulkan gangguan pada manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda serta
tidak melampaui baku mutu udara ambien (MenLH, 2002).
Emisi sebagai salah satu penentu mutu udara berperan penting dalam
menentukan kualitas udara. Sumber emisi bahan pencemar dalam hal ini dapat
disebabkan oleh setiap orang atau kegiatan usaha yang menimbulkan emisi bahan
pencemar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa emisi merupakan akibat dari
aktifitas manusia yaitu pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran.
Bahan pencemar yang dapat ditimbulkan oleh sumber stasioner (tak bergerak)
tersebut adalah (BPLHD DKI, 2000):
Non Logam
1. Amonia (NH)
2. Gas Chlorin
3. Hidrogen Klorida (HO)
4. Hidrogen Fluorida (HF)
25
5. Nitrogen Dioksida (N02)
6. Opasitas
7. Partikel
8. Sulfur Dioksida (S02)
9. Total Sulfur Tereduksi (HAS)
(total Reduced Sulphur)
Logam
1. Air Raksa (Hg)
2. Arsem (As)
3. Antimon (Sb)
4. Kadmium (Cd)
5. Seng (Zn)
6. Timah Hitam (Pb)
Bahan pencemar tersebut di atas walaupun akumulasinya banyak dipengaruhi
oleh keadaan alam setempat (misalnya arah angin) tetapi asal bahan pencemar tetap
(stationer) maka lingkungan sekitar terdekat dengan kegiatan yang potensil
menimbulkan bahan pencemar, merupakan kelompok yang mempunyai resiko tinggi
yang mendapat dampak negatif.
2.4.4.2. Tingkat Kebauan
Kebauan adalah bau yang tidak diinginkan dalam kadar dan waktu tertentu yang
dapat mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Baku mutu tingkat
kebauan adalah batas maksimal bau dalam udara yang diperbolehkan yang tidak
mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Dalam KepmeLH No.50
26
tahun 1996 baku tingkat kebauan diatur dalam dua jenis zat odoran bau yaitu berupa zat
odoran tunggal dan zat odoran campuran.
a. Parameter bau dari odoran tunggal
1. Amoniak (NH3)
2. Metil Merkaptan (CH3SH)
3. Hidrogen
4. Metil Sulfida ((CH3)2)S
5. Stirena (C6H5CHCH2)
b. Bau dari odoran campuran
Tingkat kebauan yang dihasilkan oleh campuran odoran dinyatakan sebagai ambang
bau yang dapat dideteksi secara sensorik oleh lebih dari 50% anggota penguji yang
berjumlah minimal 8 orang.
2.4.5. Dampak Pencemaran Udara
1. Terhadap Lingkungan
a. Partikel
Partikel di atmosfir membuat dampak yang terbatas pada sejumlah radiasi
matahari yang mencapai permukaan bumi. Satu prinsip efek adalah pengurangan
kenampakan. Intensitas cahaya yang diterima dari benda dan latar belakang
menjadi kurang. Jumlah polusi partikel tergantung pada musim ataupun lokasi
sumber polusi dan emisinya. Debu pada daun jika terkena kabut atau hujan
ringan akan membuat kerak yang tebal pada permukaan daun dapat mengganggu
proses fotosintesis dengan menghalangi sinar matahari yang diperlukan daun dan
mengacaukan proses pertukaran CO.
27
b. SO 2
Kerusakan tanaman dapat terjadi oleh sulfur dioksida (SO 2). Uap asap sulfat
dapat merusak tanaman dan dapat terlihat pada daun. Kerusakan kronis dapat
terjadi bila kontak dengan SO2 dalam waktu yang lama ditandai dengan warna
daun kuning karena terhambatnya pembentukan klorofil kemudian dapat
mengakibatkan gugurnya daun. Pengaruh SO2 antara lain terhadap cat, dimana
waktu pengeringan dan pengerasan beberapa cat meningkat jika mengalami
kontak dengan SO2, beberapa film cat menjadi lunak dan rapuh jika dikeringkan,
serat tekstil terutama yang terbuat dari serta tumbuhan menjadi lapuk. Kondisi
lingkungan yang tercemar SO2 merangsang kecepatan korosi teruma besi, baja,
dan zink (Sunu, 2001) dengan atmosfer. Dengan demikian pertumbuhan tanaman
akan terhenti. Partikulat debu yang ada juga dapat menimbulkan kerusakan
material/bahan secara luas. Partikulat mempercepat korosi terutama adanya
campuran yang mengandung sulfur.
c. NO 2
Adanya konsentrasi NO 2 di udara dapat menimbulkan kerusakan tanaman.
Percobaan cara fumigasi tanaman-tanaman dengan NO2 menunjukkan adanya
bintik-bintik pada daun. Pencemaran udara oleh gas NOX juga menyebabkan
timbulnya fotokimian yang sangat mengganggu lingkungan (Sunu, 2001)
2. Terhadap Kesehatan Manusia
a. Partikel
Partikel (debu) yang masuk atau mengendap dalam paru-paru dapat
mengakibatkan Pneumoniosis, dan iritasi pada mata.efek tidak langsung terhadap
28
manusia bila partikel polutan yang mengandung zat kimia mengendap pada daun
dan daun digunakan sebagai bahan makanan oleh manusia
b. SO2
SO2 mempunyai sifat iritasi/perangsangan, gangguan yang lebih kuat. SO2
merupakan polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama bagi penderita
penyakit kronis sistem pernafasan dan kardiofaskuler.
c. NO2
Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas Nitrogen Oksida adalah
paru-paru. Paru-paru terkontaminasi oleh gas NO 2 akan membengkak sehingga
penderita sulit bernafas dan mengakibatkan kematian. Pengaruhnya terhadap
kesehatan yaitu terganggunya sistem pernafasan, bila kondisinya kronis dapat
berpotensi terjadi Bronkhitis serta akan terjadi penimbunan Nitrogen Oksida dan
dapat merupakan sumber Karsinogenik (Sunu, 2001).
2.4.6. Tujuan Pengolahan Limbah Gas
1. Mencegah terjadinya penurunan kualitas udara di dalam area pabrik maupun
di desa-desa sekitarnya yang dekat dengan area pabrik sehingga berguna bagi
hajat hidup orang banyak.
2. Minimalisasi atau mengurangi bau yang tidak menyenangkan yang
disebabkan kegiatan operasional.
3. Minimalisasi atau mengurangi tingkat kebisingan di dalam area pabrik
maupun di daerah sekitarnya.
29
2.4.7. Cara-cara Pengolahan
Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan
gas. Dasar pengembangan yang dilakukan adalah penyapuan partikel (particulate
scrubber), penyerapan absorbsi, pembakaran, penutupan bau, dilusi, penyerapan ion
excanger, dan kolam netralisasi.
Beberapa jenis peralatan yang digunakan untuk pengolahan limbah gas :
1. Scrubber, alat ini digunakan untuk membersihkan gas yang mudah bereaksi dengan
air.Prinsip kerjanya adalah mencampur air dengan uap/gas dalam suatu wadah. Alat
ini terdiri dari beberapa tipe seperti wet scrubber, ventury scrubber dan vertical
scrubber, spray tower, package tower, plate tower dan cyclon.
2. Menara isi, terdiri dari yang berbentuk silinder yang diisi dengan butiran pengisi
untuk memperluas permukaan kontak antara gas dan cairan penyerap.
3. Menara semprot (spray tower), pemakaiannya lebih banyak untuk keperluan
perpindahan panas.
4. Penyerapan berdasarkan tarikan cairan. Cara ini banyak dipakai untuk gas klor yang
membawa partikel-partikel kapur.
5. Ruang penyerapan berbentuk siklon. Cara ini adalah perpaduan antara teknik
penyemprotan dengan prinsip mekanis dari gaya sentrifugal. Alat ini bisa dipakai
untuk menyerap buangan dalam bentuk gas seperti gas klor atau gas yang membawa
partikel.
6. Penyerapan secara mekanis, dispersi cairan penyerap ke dalam gas pada alat ini
dilakukan dengan cara mekanis.
30
Untuk menghilangkan bau gas yang mengganggu dilakukan dengan cara
penutupan (counter of odor). Apabila bau yang keluar tidak efektif untuk dihilangkan
dengan cara kimia, pembakaran atau absorbsi maka perlu diberi zat lain yang berbau
lebih enak misalnya essens, parfum dan lain-lain yang dapat menutupi bau yang
mengganggu tersebut. Penambahan zat tersebut dapat dilakukan dengan penyemprotan
pada dasar cerobong dengan konsentrasi sampai 2%. Cara lain dapat pula dengan
penambahan pada scrubber zat tambahan kimiawi yang mudah menguap dan dapat
menetralkan bau
Pembakaran dilakukan terhadap gas buangan yang mengganggu tetapi tidak
mengandung pencemar yang berbahaya atau terhadap gas buangan yang sulit diolah
tetapi mengandung zat-zat yang dapat dibakar dan biasanya dilakukan pembakaran
sebalum dibuang ke udara. Pembakaran merupakan cara yang sangat efektif untuk
menghilangkan pencemar yang dapat terbakar, bau, senyawa beracun dan dapat
mengurangi bahaya ledakan.
31
Bagan 2.2
Skema Penanganan Limbah
Air Limbah Air Buangan
(PP 82/2001)
Sumber: HMTL UPN"V" Yogyakarta ( 2008)
Bahan baku Pp74/2001
Proses Produksi
*limbah padat *limbah Cair
Limbah B3 (PP 18/1999 jo. 85/1999)
Limbah gas PP41/1999
IPAL
Produk
sludge
32
2.6 Gambaran Umum Perusahaan
2.6.1 Sejarah PPPTMGB LEMIGAS
Adanya perkembangan pengusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi di
Indonesia yang harus dipercepat karena adanya proyek B yang tercantum dalam dasar
pembangunan nasional berebcana tahapan pertama 1964-1969 sebagai mana ditetapkan
dalam rencana Depennas tanggal 3 Desember 1963 yang garis-garis besarnya telah di
sahkan dengan ketetapan MPRS No.11/MPRS/1960 dalam bidang minyak bumi harus
dilakukan pembangunan kilang minyak dan pelaksaan eksplorasi minyak bumi.
Perencanaan dan penelitian dari pembangunan tersebut akan ditampung dalam satu
lembaga, yang memerlukan tenaga-tenaga dan kader-kader terdidik dan terlatih. Untuk
merealisasikannya, salah satunya dibentuk Panitia Persiapan Research Laboratorium
Minyak dan Gas Bumi dangan Keputusan Menteri Perdatam No. 301/62 tanggal 26
Oktober 1962.
Sebagai pelaksana dan keputusan no.17/M/Migas/65 khusus untuk LEMIGAS,
maka dikeluarkanlah Keputusan Mentreri urusan Minyak dan Gas Bumi No.
2088a/M/Migas/65 tanggal 16 Desember 1665 tentang Tugas dan Susunan Organisasi
LEMIGAS. Kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan
No.261/Kpst/M/Pertamb/68 tanggal 22 Agustus 1968 dibentuklah lembaga Minyak dan
Gas Bumi, yang di dasarkan pada Instruksi Presiden No.17 tahun 1967 tanggal 28
Desember 1967 untuk segera mengadakan persiapan/penyempurnaan usaha/proyek
Negara yang diarahkan kepada salah satu dari tiga bentuk pokok usaha Negara yaitu ke
dalam bentuk perusahaan (Negara) Jawatan.
33
Dalam keputusan ini disebutkan bahwa lapangan usaha LEMIGAS adalah
pendidikan atau latihan, riset dan dokumentasi/publikasi. LEMIGAS Berkedudukan di
Jakarta. Dengan letak geografis PPPTMGB LEMIGAS, berdiri di atas lahan yang
luasnya 124,940 yang terdiri dari 53 units (54.534 m) gedung perkantoran,
laboratorium 30 unitt, dan sarana laboratorium 1.085 Units. Terletak di jalan Cileduk
Raya kav.109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230, Indonesia.
Dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1092 tahun 1984
tanggal 5 novenber 1984 tentang organisasi dan tata kerja departemen pertambangan dan
energi, maka Pusat Pertambangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS
(PPTMGB LEMIGAS) berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi. LEMIGAS (PPPTMGB LEMIGAS). LEMIGAS
sendiri tidak lagi disebut dengan kepanjangan Lembaga Minyak dan Gas Bumi, tetapi
sudah menjadi sebuah nama. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 1748 tahun 1992 Tanggal 31 Desember 1992 maka struktur organisasi Departemen
Pertambangan dan Energi mengalami penyempurnaan lagi.
Dengan ditetapkan keputusan presiden No. 177 tahun 2000 tanggal 15 Desember
2000 tentang susunan dan organisasi dan tugas Departemen dan keputusan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 150 tahun 2001 tanggan 2 Maret 2001 tentang
organisasi dan tata kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, maka
PPPTMGB LEMIGAS dibawah Badan Penelitian Pengembangan Energi Sumber
Daya dan Mineral.
34
2.6.2 Visi dan Misi PPPTMGB LEMIGAS
Visi yang ingin dicapai oleh PPPTMGB LEMIGAS adalah menjadi lembaga
penelitian dan pengembangan yang unggul, profesional dan bertaraf internasional di
bidang minyak dan gas.
Sedangkan misi PPPTMGB LEMIGAS diantaranya adalah :
1. Meningkatkan peran lemigas dalam memberikan masukan kepada
pemerintah guna meningkatkan iklm yang kondusif bagi pengembangan
industri migas.
2. Meningkatkan kualitas jasa litbang untuk memberikan nilai tambah bagi
pelanggan.
3. Menciptakan produk unggulan dan mengenbangkan produk andalan.
4. Meningkatkan iklim kerja yang kondusif melalui sinergi koordinasi serta
penerapan sistim manajemen secara konsisten
2.6.3 Tugas Pokok PPPTMGB LEMIGAS
Tugas pokok suatu kegiatan seputar penelitian dari PPPTMGB LEMIGAS
adalah melaksanakan :
1. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan meliputi Kelompok Program Riset Teknologi
Eksplorasi, Ekspoitasi, Proses, Aplikasi Produk dan Teknologi Gas bagi perindustrian
minyak dan gas bumi.
2. Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
35
Tugasnya mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh
PPPTMGB LEMIGAS seperti perayaan hari-hari besar agama, workshop, kegiatan-
kegiatan olahraga, penelitian dan pengembangan dan lainnya serta memberikan
informasi dalam bentuk publikasi dan situs internet.
3. Pelayanan Jasa Teknologi di Bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
Tugas ini merupakan tugas utama dalam memberikan layanan konsultasi
teknologi dalam industri Migas
4. Aktifitas PPPTMGB LEMIGAS
Berbagai aktifitas penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh PPPTMGB
LEMIGAS di fokuskan pada kegiatan di bidang Migas. hal tersebut direalisasikan
dalam tujuan program penelitian, yaitu :
a. Mengidentifikasi cadangan sumber Migas
b. Meningkatkan Penemuan Kembali Sumber-sumber Migas.
c. Meningkatkan Kualitas Produk Migas.
d. Melakukan Konservasi
e. Mencari energi alternatif
f. Pemanfaatan Lingkungan
g. Menyediakan alat-alat teknologi
36
Sumber Daya Manusia (SDM) PPPTMGB LEMIGAS
Karyawan merupakan sumber daya penggerak utama dalam kegiatan di
PPPTMGB LEMIGAS. Total sumber daya manusia yang ada di PPPTMGB
LEMIGAS adalah sebanyak 775 orang.
2.6.5 Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS
Pusat penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi LEMIGAS
terdiri dari :
a. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan,
rumah tangga kantor, serta pemeliharaan sarana dan prasarana di lingkungan Pusat.
b. Bidang Program
Bidang program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan serta kerja sama
penelitian dan pengembangan.
c. Bidang Afiliasi
Bidang Afiliasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dokumentasi dan publikasi
di bidang teknologi minyak dan gas bumi.
d. Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan
Bidang Sarana Laboratorium dan Mutu mempunyai tugas melaksanakan Pengembangan
dan pemeliharaan sarana laboratorium serta perumusan dan evaluasi pelaksanaan sistem
mutu.
e. Kelompok Program Riset dan Teknologi (KPRT)
37
Kelompok Program Riset dan Teknologi (KPRT) atau kelompok-kelompok
fungsional mempunyai tugas melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa penelitian
dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi, yang terdiri dari :
a. Kelompok Program Riset Teknologi Eksplorasi
b. Kelompok Program Riset Teknologi Eksploitasi
c. Kelompok Program Riset Teknologi Proses
d. Kelompok Program Riset Teknologi Aplikasi
e. Kelompok Program Riset Teknologi Gas
Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PPPTMGB LEMIGAS dapat dilihat dalam
bagan 2.3 berikut.
38
Bagan 2.3
Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS Tahun 2010
Sumber : Bidang Afiliasi Tahun 2010
2.7 Gambaran Umum Health Safety Environment (HSE)
PPPTMGB LEMIGAS merupakan institusi pemerintah yang mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang minyak dan gas bumi.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, PPPTMGB LEMIGAS menyelenggarakan fungsi
perumusan rencana program penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa penelitian
dan pengembangan teknologi, pengelolaan sarana dan prasarana, pengembangan kerja
39
sama kemitraan serta kebijakan sistem manajemen lingkungan keselamatan dan
kesehatan kerja (SMLK3).
Dalam pelayanan jasa litbang, PPPTMGB LEMIGAS melaksanakan jasa
penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi dengan menyediakan jasa
studi, jasa laboratorium, jasa perbantuan tenaga ahli, dan jasa penyewaan alat atau
laboratorium yang konsisten dan memenuhi persyaratan sesuai kebutuhan pelanggan.
Sebagai lembaga yang memberikan pelayanan jasa dalam penelitian dan
pengembangan di bidang minyak dan gas bumi, PPPTMGB LEMIGAS mempunyai
komitmen terhadap aspek lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dalam
menghasilkan produk atau jasa litbang dan selalu konsisten dalam menerapkan Sistem
manajemen LK3 (SMLK3) yang mengacu pada standar ISO 14001:2004 dan OHSAS
18001:2007, serta berusaha menjadi organisasi yang efektif, efesien dan professional.
Dalam menjalankan komitmen terhadap Sstem Manajemen Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan kerja PPPTMGB LEMIGAS melaksanakan tugas dan
fungsi SMLK3 di bawah naungan komite LK3.
2.7.1 Komite LK3
K3 telah dilaksanakan dengan sepenuhnya mulai dari awal didirikannya
LEMIGAS sebagai lembaga minyak dan gas bumi tahun 1965, untuk memenuhi
standard safety sebagaimana dipersyaratkan di dunia industri perminyakan. Kedudukan
LEMIGAS adalah di Cipulir Jakarta Selatan serta Cepu, Jawa Tengah. Keadaan tersebut
berlangsung sehingga LEMIGAS ditetapkan sebagai institusi pemerintah dengan nama
Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB) pada tahun 1977.
Pada tahun 1988 LEMIGAS dipecah menjadi dua institusi : berkedudukan di Cipulir
40
Jakarta dan Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPPTMGB)
Cepu, Jawa Tengah. Namun kedua institusi tersebut tetap menerapkan K3 dengan
standar industri perminyakan sebagaimana sebelumnya.
Tahun 2002 LEMIGAS mulai menerapkan ISO 17025, kemudian ISO 9000-
2001 mulai tahun 2003 dan pada tahun 2004-2005 LEMIGAS mulai dibentuknya
SMLK3 berdasarkan OHSAS 18001 dan ISO 14001. PPPTMGB LEMIGAS
mempunyai komitmen terhadap aspek mutu, keselamatan dan lindungan dalam
menghasilkan produk atau jasa dan berusaha menjadi organisasi yang efektif dan efisien
dan professional.
2.7.2 Kebijakan LK3
Berdasarkan Visi dan Misi organisasi yang telah ditetapkan untuk memberikan
kepuasan terhadap pelanggan maupun stakeholder, maka kepala PPPTMGB
LEMIGAS menetapkan kebijakan K3 sebagai berikut :
PPPTMGB LEMIGAS menjamin bahwa dalam melaksanakan kegiatannya selalu
berupaya memenuhi persyaratan standar serta peraturan yang berlaku menyangkut
aspek lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk pecegahan terhadap luka
(injury) maupun gangguan kesehatan (ill health) serta larangan penggunaan narkotika
dan obat-obatan psikotropika lainnya, melaksanakan perbaikan berkelanjutan terhadap
keefektifan system manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan
kinerja LK3 serta memastikan bahwa seluruh personil berperan aktif dan bertanggung
jawab terhadap pencapaian tujuan dan sasarn LK3 sesuai tugas fungsinya.
Bersamaan dengan ini PPPTMGB LEMIGAS mempunyai komitmen dan
berjanji untuk memenuhi semua peraturan pemerintah pusat, daerah dan persyaratan
41
tenaga LK3, menghasilkan produk maupun proses yang aman juga ramah lingkungan
bagi pelanggan dan semua orang yang berada di lingkungan PPPTMGB LEMIGAS.
Untuk menunjang aktifitas di atas, PPPTMGB LEMIGAS berupaya terus
menerus melakukan perbaikan kondisi kelestarian LK3 dengan melaksanakan program-
program LK3, meminimalisasi pencemaran lingkungan dari sumbernya,
mengefisiensikan sumber energi, daur ulang bahan baku utama, serta menghilangkan
resiko bahaya kerja dengan melibatkan peran aktif seluruh pegawai. Setiap pegawai
diberikan alat pelindung diri dan pengetahuan tentang green company serta ditanamkan
kepedulian terhadap LK3, sehingga pegawai mampu turut serta dalam penyelenggaraan
tempat kerja yang bersih, rapih, sehat, aman dan nyaman.
Kepala Pusat PPPTMGB LEMIGAS menentukan kebijakan dan menjamin bahwa
kebijakan ini :
a) Sesuai dengan sifat, skala dan dampak lingkungan serta bahaya kerja dari
kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan PPPTMGB LEMIGAS.
b) Mencakup komitmen untuk mencegah terhadap cidera (injury) dan gangguan
kesehatan (ill health), dan melaksanakan perbaikan berkelanjutan terhadap
keefektifan Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
dan Kinerja Kerja LK3.
c) Mencakup komitmen dalam larangan penggunaan narkotika dan obat-obatan
psikotropika lainnya.
42
d) Mencakup komitmen untuk memenuhi perundang-undangan dan peraturan LK3
yang relevan dan persyaratan lain yang ditetapkan oleh PPPTMGB
LEMIGAS.
e) Merupakan kerangka untuk menyusun dan mengkaji tujuan dan sasaran LK3.
f) Didokumentasikan, dilaksanakan, dipelihara.
g) Dikomunikasikan kepada seluruh personel untuk bertanggung jawab secara
dalam pribadi dalam mencegah hal-hal yang dapat mencelakakan dirinya sendiri,
dan orang lain dibawah kendali organisasi.
h) Berlaku untuk pihak-pihak terkait.
i) Ditinjau ulang secara periodik untuk menyakinkan kesesuaian penerapan LK3
dengan kebutuhan organisasi.
2.7.3 Tujuan dan Sasaran LK3
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, komite LK3 memiliki tujuan dan
sasaran yang sudah ditetapkan dalam Program Manajemen (PM) LK3. Tujuan dan
sasaran LK3 PPPTMGB LEMIGAS periode 2008-2009 diantaranya sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya keadaan bahaya dan kecelakaan kerja.
- Memastikan peralatan kompresor memenuhi peraturan yang berlaku sebanyak
50% dari total kompressor yang ada.
- Memastikan peralatan angkat hoist memenuhi peraturan yang berlaku sebanyak
100% dari total pesawat yang ada.
43
- Memastikan Genset memenuhi peraturan yang berlaku.
- Memastikan penanganan tabung gas bertekanan memenuhi peraturan yang
berlaku sebanyak 75% dari total tabung gas bertekanan yang ada.
- Memastikan kelistrikan di lingkungan sesuai peraturan yang berlaku sebanyak
75% dari total tabung gas bertekanan yang ada.
- Memastikan peralatan instalasi penyalur petir memenuhi peraturan yang berlaku
sebanyak 100% dari total penyalur petir yang ada.
- Memenuhi peraturan depnaker mengenai pengurus P2K3 sebanyak 100%.
- Mengidentifikasi dan mengendalikan kecelakaan kerja akibat paparan B3
sebanyak 100%.
- Mengidentifikasikan dan mengendalikan potensi hazard penyebab kecelakaan
kerja sebanyak 75%.
- Meningkatkan kepedulian pegawai terhadap potensi bahaya K3.
2. Mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) terhadap pegawai PPPTMGB
LEMIGAS
- Menciptakan kondisi kerja yang sehat dengan memenuhi peraturan yang berlaku.
3. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
- Memastikan pengendalian limbah labratorium memenuhi peraturan yang berlaku
sebanyak 50%.
44
- Memastikan pengendalian limbah domestik mematuhi peraturan yang berlaku
sebanyak 50%.
- Memastikan pengendalian limbah udara memenuhi peraturan yang berlaku
sebanyak 50%.
4. Mencegah dan menanggulangi terjadinya keadaan darurat
- Mentaati peraturan perudang-undangan pengendalian kebakaran dan keadaan
darurat
- Mengendalikan potensi bahaya penyebab kebakaran
- Meningkatkan kepedulian pegawai terhadap keadaan darurat
5. Mengembangkan dan meningkatkan program komunikasi tentang LK3
- Mengkomunikasikan program LK3 kepada seluruh pegawai, supplier, kontraktor
dan konsumen dan instansi terkait (Depnaker, Instansi pemberi izin) secara
berkelanjutan.
2.7.4 Struktur Organisasi Komite LK3
Kepala Komite LK3 merupakan pimpinan puncak implementasi LK3 PPPTMGB
LEMIGAS yang bertanggung jawab terhadap masalah lingkungan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Koordinator Komite LK3 yang dijabat oleh Ir. Sugeng Riyono,
M.Phil membawahi unit-unit yang berhubungan dengan LK3. Unit-unit tersebut adalah
unit Administrasi, unit Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Unit Lindungan
Lingkungan (LL).
45
Setiap unit membawahi sub unit dibidangnya. Unit Administrasi membawahi
Sub Unit TI yang mengurus masalah administrasi dan pendokumentasian. Sub unit
Kecelakaan Kerja dan Kesiagaan Tanggap Darurat (KKTD) bersama dengan Sub Unit
Hygene dan Kesehatan Kerja (HKK) berada di bawah naungan Unit K3. Unit LL
membawahi Sub unit Pengelolaan dan Pengolahan Limbah (PPL) dan Sub Unit
Konservasi Lingkungan (KL). Untuk lebih jelas mengenal struktur organisasi Komite
LK3 dapat dilihat dalam bagan 2.4 berikut :
46
Bagan 2.4
Struktur Organisasi Komite LK3 PPPTMGB LEMIGAS Tahun 2011
Koordinator Komite LK3
Ir. Sugeng Riyono, M.Phil
Ka. PPPTMGB LEMIGAS
Dra. Yani Kussuryani M.Si
Sub Unit Konservasi
Lingkungan (KL)
Gitafajar Saptyani. ST
Sub Unit pengelolaan
dan Pengolahan Limbah
(PPL)
Ikha Novita MS,
Sub Unit Kecelakaan
Kerja dan Kesiagaan
Tanggap Darurat (KKTD)
Aristian Ayubi
Sub Unit TI
Unit Lindungan
Lingkungan (LL)
Michael C. Willem, ST
Unit Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Muksis
Unit Administrasi
Amirullah
Sub Unit Hygene dan
Kesehatan Kerja (HKK)
Dr. Bibit Suripto, Sp.,KJ
47
Gambaran Umum Kelompok Program Riset Teknologi (KPRT)Proses
Kelompok Program Riset Teknologi Proses merupakan kelompok kegiatannya yang
berada di bagian hilir industri minyak dan gas bumi. Terdiri dari beberapa kegiatan
kelompok fungsional dan didukung oleh jasa laboratorium. Kegiatan jasa studi dan
laboratorium KPRT proses meliputi teknik separasi, proses konversi dan katalitik, disain
dan modeling proses, Bioteknologi dan kimia analitik dan terapan serta lingkungan
hidup. Dalam melaksanakan aktivitas, laboratorium memiliki Dokumen Internal yang
dibuat dan ditetapkan oleh satuan kerja untuk memenuhi persyaratan standar dan
peraturan yang berlaku. Dokumen Internal dapat dibagi menjadi :
a. Pedoman Mutu
b. Prosedur dan Instruksi Kerja Khusus
c. Instruksi Kerja Alat (IKA) dan Metode Uji/kalibrasi
d. Dokumen Pendukung Sistem Manajemen Mutu.
Penggunaan Gedung KPRT Proses sebagai tempat penelitian dan pengembangan
sumber daya Alam, diharapkan dapat lebih efisien dan efektif apabila setiap pegawai dan
tamu secara sadar mengikuti ketentuan-ketentuan umum maupun khusus penggunaan
ruang yang ada di dalam gedung.
Sesuai dengan misi PPPTMGB LEMIGAS dibidang proses, pemanfaatan
Gedung KPRT Proses lebih berorientasi sebagai wahana penelitian yang pada
laboratorium dan eksperimental, dimana tenaga pelaksanaannya merupakan satu
kesatuan dengan peralatan. Karena itu pada dasarnya semua ruangan adalah untuk
48
sarana penelitian atau laboratorium tanpa ada pemisahan antara alat dan manusia.
Adapun struktur organisasi Gedung KPRT Proses meliputi :
49
Di KPRT Proses terdapat beberapa kelompok yang terdiri dari :
1. Kelompok Proses Separasi
2. Kelompok Proses Konversi dan Katalisa
3. Kelompok Analitik dan Kimia Terapan
4. Kelompok Bioteknologi
5. Kelompok Pemodelan dan Perancangan Proses
6. Kelompok Lingkungan
Enam kelompok tersebut kemudian terdiri lagi atas beberapa laboratorium yang
melakukan penelitian dan alisis. Terdapat sekitar 12 laboratorium yang beroperasi di
Gedung KPRT Proses, untuk melakukan penelitian dan pengembangan di bidang
minyak dan gas bumi.
Semua laboratorium yang ada di Gedung KPRT Proses dapat membantu dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan adanya pengembangan ilmu pengetahuan
tersebut, tentunya hasil samping yang ada berupa limbah juga perlu diberi perhatian
khusus terhadap penanganannya sebagai bentuk pencegahan terhadap pencemaran yang
dimungkinkan akan timbul. Mengingat sebagian besar limbah yang ada merupakan hasil
samping dari proses analisis yaitu limbah laboratorium, sehingga sangat dimungkinkan
adanya bahan B3 yang terkandung dalam limbah tersebut yang dapat membahayakan
lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. .
Hasil indentifikasi dan evaluasi Aspek Lingkungan yang ada, dapat berasal dari
limbah cair sisa analisis, limbah cair sisa alat pencucian gelas, emisi lemari asam,
konsumsi air dan penggunaan energi Listrik, emisi gas buang pemanasan, limbah padat
50
pipet bekas/pecah, kertas saring, kemasan bekas, majun B3, tissue B3, penurunan SDA
dan pencemaran tanah.
2.9 UKL dan UPL
Dalam melaksanakan kegiatan atau aktifitas laboratorium. PPPTMGB
LEMIGAS juga melakukan kajian dokumen UKL dan UPL. Dimana dokumen UKL
dan UPL ini merupakan acuan bagi perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan, sehingga dampak negatif yang timbul dari kegiatan usaha ini
dapat diminimalkan sekecil mungkin dan dampak positif yang akan terjadi dapat
dikembangkan. Adapun dampak lingkungan yang sudah diperhatikan dari PPPTMGB
LEMIGAS terhadap kegiatan usaha yang telah beroperasi diantaranya akibat unit-unit
kegiatan produksi, kegiatan workshop, kegiatan domestik pendukung usaha, dan lain-
lain diantaranya dengan melakukan pengukuran terhadap :
Pencemaran udara dan kebisingan
Penurunan kualitas air permukaan dan sumber air lainnya.
Pengelolaan Bahan dan Limbah berbahaya dan beracun (B3).
Pengelolaan aspek-aspek lingkungan yang relevan dengan tipologi operasional
perusahaan
Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 11 Tahun 2006,
dimana sebuah kegiatan usaha sepanjang sesuai harus memiliki Dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL) yang up
to date sesuai keadaan sesungguhnya yang akan menjadi pedoman dalam upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan perusahaan.
51
2.10 Pelaksanaan ISO 14001 : 2004
Adapun semua aktifitas pemantauan terhadap lingkungan kerja, yang dalam hal
ini adalah penanganan limbah, PPPTMGB LEMIGAS berbasis pada standar ISO
14001 : 2004. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 sudah dilakukan
dimana semua kompartemen struktural yang berada dalam struktur organisasi direktorat
produksi dituntut untuk senantiasa patuh dan memenuhi persyaratan yang diinginkan
termasuk didalamnya laboratorium yang merupakan unit kerja pendukung operasional
perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan PPPTMGB LEMIGAS telah mendapatkan
sertifikat ISO 14001 : 2004. yang memuat semua persyaratan sistem manajemen yang
berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan. Standard ini berdasarkan kepada metodologi
yang dikenal sebagai beberapa tahapan yaitu, Rencanakan-Lakukan-Periksa-Tindakan
(PDCA).
Bagan 2.6
Konsep Sistem Manajemen Limbah (SML)
52
BAB III
RENCANA KEGIATAN MAGANG
3.1. Alur Kegiatan Magang
Bagan 3.1 Alur Kegiatan Magang
Dalam kegiatan magang ini, diperlukan rencana kegiatan magang yang dibuat
sebelum turun ke lapangan magang. Hal ini adalah untuk dilakukan dapat
Pemberian pengarahan
magang serta Induction dari
pembimbing lapangan
Studi Literatur dan menelaah
dokumen, pengambilan data,
observasi dan wawancara
terkait tema magang
Pengamatan penanganan limbah Cair B3 dan Non B3. Limbah padat B3 dan Non B3. dan Limbah Emisi gas.
Penyusunan Laporan Magang
Pencarian serta pengumpulan
kelengkapan data serta
pendokumentasian
penanganan limbah
Presentasi laporan magang
(sidang)
53
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Adapun rencana kegiatan magang dibuat
secara terstruktur dalam tahap-tahap tertentu.
Adapun tahap pertama adalah melakukan Pengenalan dengan staff
PPPTMGB LEMIGAS dan pemberian pengarahan magang serta Induction dari
pembimbing lapangan.
Sebelum melakukan observasi lapangan, terlebih dahulu melakukan studi
Literatur serta telaah dokumen tentang sistem Manajemen Lingkungan dan
Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMLK3) Komite LK3 PPPTMGB LEMIGAS.
Hal ini dilakukan untuk memahami prosedur LK3 yang berlaku di institusi magang,
untuk kemudian sebagai referensi pada saat melakukan pencarian data sekunder,
serta observasi dan wawancara dengan pihak-pihak tertentu terkait tema magang.
Tahapan selanjutnya adalah Pengamatan penanganan limbah Cair B3 dan
Non B3. Limbah padat B3 dan Non B3. dan Limbah