86
GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN DALAM PENERAPAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI INSTALASI GIZI RS JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG TAHUN 2018 Tugas Akhir Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Oleh : FIRSTA YOLANDA MARU NIM. 152110095 JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG 2018

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

  • Upload
    others

  • View
    29

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN

PENJAMAH MAKANAN DALAM PENERAPAN

HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI

INSTALASI GIZI RS JIWA PROF. HB.

SAANIN PADANG TAHUN 2018

Tugas Akhir

Diajukan ke Program Studi DIII Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai

Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

FIRSTA YOLANDA MARU

NIM. 152110095

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

2018

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

JURUSAN GIZI

Tugas Akhir, Juni 2018

Firsta Yolanda Maru

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Penjamah MakananDalam Penerapan

Hygiene Dan Sanitasi Makanan Di Instalasi Gizi Rs Jiwa Prof. Hb. Saanin

Padang Tahun 2018

vi + 58 halaman, 10 tabel, 11 lampiran

ABSTRAK

Makanan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Agar

makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus antara lain cara

pengolahan yang memenuhi syarat yang sesuai dengan ketentuan praktek pengolahan

makanan yang memenuhi kaidah hygienitas. Hasil penelitian Reza (2013) didapatkan

bahwa pengetahuan tenaga penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan

masih rendah yaitu sebesar 60%, dan sikap tenaga penjamah makanan masih negative

yaitu sebesar 66,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

pengetahuan dan sikap penjamah makanan dalam penerapan hygiene dan sanitasi

pengolahan makanan di Instalasi Gizi RSJ Prof. Hb. Saanin Padang Tahun 2018.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan, sikap, dan penerapan hygiene dan

sanitasi pengolahan makanan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 8 orang, dimana

seluruh populasi dijadikan objek penelitian. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Gizi

Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang pada bulan September 2017 – Mei 2018.

Data pengetahuan dan sikap dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner

dan data penerapan hygiene dan sanitasi dikumpulkan dengan cara observasi. Data

dianalisis secara univariat.

Hasil penelitian yang didapatkan 25% tenaga penjamah makanan masih

melakuakan penerapan yang kurang baik terhadap hygiene dan sanitasi makanan, , 50%

memiliki sikap kurang dan 62,5% tenaga penjamah makanan masih melakuakan

penerapan yang kurang baik.

Disarankan kepada instalasi gizi untuk memberikan sangsi atau skor terhadap

tenaga penjamah makanan yang tidak melaksakan peraturan hygiene dan sanitasi

makanan dengan baik. Peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan

dengan menggunakan faktor-faktor lain seperti (pemahaman, lingkungan, sumber daya

dan kebudayaan) dengan penerapan hygiene dan sanitasi petugas penjamah makanan

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Penerapan Hygiene dan Sanitasi

Daftar Pustaka 29 (1995-2014)

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Firsta Yolanda Maru

Tempat Tangga Lahir : Tapan, 31 Januari 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Kawin

Alamat : Kp. Kalawi RT 001 RW 005 No.31

Nama Orang Tua

Ayah : Parman

Ibu : Rumailisma

Riwaat Pendidikan :

1. SD IT Adzkia Padang Tamat Tahun 2009

2. SMP IT Adzkia Padang Tamat Tahun 2012

3. MAN 2 Padang Tamat Tahun 2015

4. Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Program Studi D-III Jurusan Gizi

Tamat Tahun 2018

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …
Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …
Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …
Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

KATA PENGANTAR

Pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

“Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Penjamah Makanan dalam

Penerapan Hygiene dan Sanitasi Makanan di Instalasi Gizi RS Jiwa Prof. HB

Saanin Padang Tahun 2018”.

Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas

segala bimbingan dan pengarahan dari ibu Sri Darningsih, S.Pd, M.Si dan Ibu Rina

Hasniyati, SKM, M. Kes selaku Pembimbing Tugas Akhir

Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan juga kepada:

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Padang.

2. Ibu Hasneli, DCN, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Gizi.

3. Ibu Kasmiyeti, DCN, M.Biomed selaku Ka. Prodi DIII Gizi

4. Ibu Dr Eva Yunirita, S.ST, M.Biomed selaku Pembimbing Akademik

5. Bapak/Ibu Dosen mata kuliah Tugas Akhir

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Civitas Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang yang telah memberi ilmu, dukungan, masukan, dan

semangat dalam pembuatan Tugas Akhir ini.

7. Ibu Ka. Instalasi Gizi dan seluruh Civitas RS Jiwa Prof. HB. Saanin Padang.

8. Kedua Orang Tua dan keluargasaya yang selalu memotivasi saya dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

9. Teman-teman Jurusan Gizi khususnya kelas III A yang telah memberikan

motivasi, masukan, dan saran serta dukungan dalam pembuatan Tugas Akhir

ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Padang, Juni 2018

Penulis

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

DAFTAR ISI

ABSTRAK

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTRA ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ................................................................................................ 1

B.Rumusan masalah ............................................................................................ 5

C.Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

1.Tujuan Umum ........................................................................................... 5

2.Tujuan Khusus .......................................................................................... 5

D.Manfaat Penelitian........................................................................................... 6

E.RuangLingkup ................................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Penjamah Makanan .......................................................................... 8

a. Pengetahuan.............................................................................................. 12

b. Sikap ......................................................................................................... 16

c. Penarapan ................................................................................................. 19

B. Penjamah Makanan ................................................................................. ....... 21

C. Pengolahan Makanan...................................................................................... 22

D. Hygiene dan Sanitasi ...................................................................................... 23

1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi .............................................................. 23

2. Tujuan Hygiene dan Sanitasi ................................................................... 24

3. Hygiene dan Sanitasi Pengolahan Makanan ............................................ 24

4. Hygiene Tenaga Penjamah Makanan ....................................................... 25

5. Hygiene Peralatan Pengolahan Makanannan ........................................... 29

6. Sanitasi Ruang .......................................................................................... 31

D. Kerangka Teori ............................................................................................... 34

E. Kerangka Konsep............................................................................................ 34

F. Defenisi Operasiona ........................................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................................ 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 36

C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 36

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................................. 37

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 37

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

1. Teknik Pengolahan Data .......................................................................... 37

2. Analisa Data ............................................................................................. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Instalasi Gizi Rumah Sakit ..................................................... 41

B Gambaran Umum Responden .................................................................. 42

1 Jenis kelamin ...................................................................................... 43

2 Pendidikan ......................................................................................... 43

3 Umur .................................................................................................. 44

C Hasil Penelitian ........................................................................................ 44

D Pembahasana ............................................................................................ 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan ........................................................................................................ 55

B Saran .................................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 57

LAMPIRAN ................................................................................................ 60

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1. Perilaku-Perilaku Untuk Mencegah Pencemaran .................................. 28

Tabel 2. Defenisi Operasional ............................................................................. 35

Tabel 3. Ketenaga Kerjaan di Instalasi Gizi ........................................................ 41

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin ..................... 43

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ............. 43

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur ................................... 44

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penerapan ........................... 44

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan ........................ 45

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap ................................... 45

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persen Jawaban

Mengenai Pengetahuan .......................................................................... 47

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran A : Lembar Persetujuan

2. Lampiran B : Kuesioner Mengenai Pengetahuan Tenaga Penjamah Makanan

3. Lampiran C : Kuesioner Mengenai Sikap Tenaga Penjamah Makanan

4. Lampiran D : Kuesioner Mengenai Tindakan Tenaga Penjamah Makanan

5. Lampiran E : Master Tabel

6. Lampiran F : OutPut Penelitian

7. Lampiran G : Dokumentasi

8. Lampiran H : Surat Izin Penelitian

9. Lampiran I : Kartu Konsultasi

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk

mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi, dan benda

lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan.

Keamanan makanan menjadi hal yang mutlak yang harus dipenuhi dalam

proses pengolahan makanan di rumah sakit. Makanan yang tidak aman dapat

menyebabkan penyakit yang disebut foodborne disease, yaitu gejala penyakit

yang timbul akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung atau tercemar

bahan atau senyawa beracun atau organisme patogen.1

Makanan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus

juga aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain

yang menimbulkan bahaya terhadap kesehatan manusia. Agar makanan sehat

bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang

memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul dan pengangkutan yang sesuai

dengan ketentuan. Makanan yang sehat selain itu juga ditentukan oleh kondisi

hygiene dan sanitasi terutama tahap pengolahannya.2

Penjamah makanan dapat memindahkan kuman patogen dalam makanan

dengan berbagai cara. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah perilaku

penjamah makanan pada saat mengolah makanan. Sikap dan perilaku pengolah

makanan yang kuramg mengindahkan praktek pengolahan makanan yang

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

memenuhi kaidah hygienitas, merupakan faktor penyebab timbulnya bahaya

pada makanan. Sikap dan perilaku yang kurang mencerminkan praktek

hygienitas dalam mengolah pangan salah satunya disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan dan tingkat pendidikan seseorang.3Faktor yang paling penting

menentukan prevalensi penyakit bawaan makanan adalah kurangnya

pengetahuan pada pihak penjamah makanan dan ketidak pedulian terhadap

pengelolaan makanan yang aman.4

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang yang

memiliki kualitas pangan yang masih rendah. Hal ini berkaitan dengan

penerapan hygiene dan sanitasi pada proses pengolahan oleh penjamah

makanan..5

Di negara-negara maju, penerapan hygiene dan sanitasi pada proses

pengolahan pangan yang lebih dikenal dengan Good Manufacturing Practices

(GMP) telah banyak diterapkan. Namun dinegara berkembang, metode yang

lebih dikenal dengan cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB) belum

sepenuhnya diterapkan. Hal ini menyebabkan pangan yang dihasilkan beresiko

menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, kecacingan atau keracunan

makanan. Rendahnya perilaku penjamah makanan dalam menerapkan CPPB

meningkatkan resiko pangan terhadap kesehatan.6

Perilaku tidak baik seperti menggaruk anggota tubuh, memelihara kuku

panjang, tidak menggunakan perlengkapan kerja dan mengunyah makanan saat

bekerja dapat beresiko meningkatkan kontaminasi bakteri pada makanan salah

satunya yaitu bakteri E,coli. Hasil studi di semarang menunjukkan sebanyak

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

96,70% penjamah makanan tidak mencuci tangan dan mengakibatkan 83,30%

makanan yang diolah tercemar bakteri E.coli.7

Upaya hygiene dan sanitasi makanan pada dasarnya meliputi orang yang

menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan

makanan, penyimpanan makanan dan penyajian makanan.7 Penyelenggaraan

makanan yang hygiene dan sehat menjadi prinsip dasar penyelenggaraan

makanan institusi. Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar oleh

penjamah makanan dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan

keracunan akibat bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta

dapat pula menimbulkan alergi.8

Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2012 terjadi 2 kejadian

luar biasa yaitu keracunan makanan dan campak. Kejadian luar biasa keracunan

ini terjadi sebanyak 38 orang dan meninggal 2 orang.Untuk kejadian luar biasa

campak menyerang pasien sebanyak 58 orang dan tidak ada yang meninggal.

Pada tahun 2013 ada 2 kelurahan di beberapa Puskesmas di kota Padang yang

terkena KLB. KLB yang terjadi, yaitu campak dan hepatitis.8

Perilaku higienis yang diambil dari perilaku mencuci tangan sebelum

menjamah makanan menunjukan bahwa rerata Nasional proporsi perilaku cuci

tangan secara benar sebesar 47,0% tidak sampai dari separoh. Provinsi terendah

adalah Sumatera Barat (29,0%), Papua (29,5%), Kalimantan Selatan (32,3%),

Sumatera Utara (32,9%) dan Aceh (33,6%).9

Penelitian yang dilakukan oleh Ema Nurtika (2014) di Yogyakarta

diperoleh hasil bahwa pengetahuan keamanan pangan berhubungan dengan

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

sikap penjamah makanan, sedangkan sikap akan menentukan tindakan

keamanan pangan penjamah makanan.10

Berdasarkan penelitian Suci (2013)

dan Yosvia (2011) didapatkan bahwa 50% tenaga pengolah makanan belum

mengetahui dengan benar tentang higiene pengolah makanan. Hasil penelitian

Reza (2013) didapatkan bahwa pengetahuan tenaga penjamah makanan tentang

higiene dan sanitasi makanan masih rendah yaitu sebesar 60%, dan sikap

tenaga penjamah makanan masih negatif yaitu sebesar 66,7%.11

Berdasarkan hasil penelitian Meikawati,dkk (2010) di RSJD Dr. Amino

Gondohutomo Semarang, diketahui bahwa penjamah makanan masih

mengabaikan praktek hygiene dan sanitasi dalam mengolah makanan walaupun

dari hasil penelitian menunjukan bahwa praktek penjamah adalah baik. Praktek

hygiene dan sanitasi yang kurang antara lain penjamah tidak menggunakan

penutup kepala saat mengolah makanan (70%) dan tempat alat masak tidak

terbebas dari serangga dan debu (55%).12

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan melalui observasi pada tanggal

23 November 2017 di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin

Padang ditemukan bahwa penjamah makanan pada proses pengolahan masih

ada yang tidak menggunakan masker, handskun, tidak memakai sepatu kerja

tetapi sendal, memakai perhiasan seperti cincin dan berbicara pada saat

melakukan pengolahan makanan. Bahan makanan yang akan diolah seperti

sayur tidak diletakan di dalam wadah tetapi dibiarkan di atas meja persiapan

bahan, dan ada penjamah makanan yang mengambil bahan yang diperlukan

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

dengan sendok masak yang digunakan dari ruangan produksi ke ruangan

penyimpanan. Hal ini dapat menyebabkan kontaminasi makanan.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap penjamah makanan dalam

penerapan hygiene dan sanitasi pengolahan makanan di instalasi gizi RSJ Prof.

HB. Saanin Padang Tahun 2018

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengetahuan dan sikap penjamah makanan dalam penerapan

hygiene dan sanitasi pengolahan makanan di instalasi gizi RSJ Prof. HB.

Saanin Padang Tahun 2018?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaranpengetahuan dan sikap penjamah

makanan dalam penerapan hygiene dan sanitasi pengolahan makanan di

instalasi gizi RSJ Prof. HB. Saanin Padang Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan penjamah makanan

mengenai hygiene dan sanitasi di dalam pengolahan makanan di

Instalasi gizi RSJ Prof. HB. Saanin Padang Tahun 2018.

b. Diketahuinya gambaran sikap penjamah makanan mengenai hygiene

dan sanitasi dalam pengolahan makanan di instalasi gizi RSJ Prof. HB.

Saanin Padang Tahun 2018.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

c. Diketahuinya gambaran penerapan hygiene dan sanitasi penjamah

makanan dalam pengolah makanan di instalasi gizi RSJ Prof. HB.

Saanin Padang Tahun 2018.

D. MANFAAT PENELITIAN

a. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis sebagai sarana dalam

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama proses pembelajaran.

b. Bagi Institusi

Sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ilmiah lanjutan khusus

dibidang pelayanan gizi institusi.

c. Bagi Rumah Sakit

Sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ilmiah lanjutan khusus

dibidang pelayanan gizi institusi. Sebagai bahan masukan atau informasi

bagi RSJ Prof. HB. Saanin Padang di dalam pelayanan gizi khususnya

tentang hygiene dan sanitasi makanan.

d. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan pada perpustakaan

sehingga dapat memberikan pengetahuan ilmu kepada mahasiswa yang

membutuhkan.

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

E. RUANG LINGKUP

Penelitian yang dilakukan ini mengenai gambaran pengetahuan dan sikap

penjamah makanan dalam penerapan hygiene dan sanitasi makanan di instalasi

gizi Prof. HB. Saanin Padang pada Tahun 2018

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Penjamah Makanan

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut

Skiner dalam Notoatmodjo merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau

reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia

adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat

diamati secara langsung maupun tidak langsung.13

Menurut Skiner dalam Notoatmodjo, perilaku manusia dapat dikelompokan

menjadi 2, yaitu:

1) Perilaku tertutup (Covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum

dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih

terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap

terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable bahavior” atau

“covert bahavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

2) Perilaku terbuka (Overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah

berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau

“observable bahvior”.14

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat

tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut

determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,

yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.15

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena

perilaku merupkan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal

(lingkungan).

2. Faktor-Faktor Perilaku

Menurut Green dalam Notoadmodjo, faktor perilaku ditentukan oleh 3 faktor

utama, yaitu:

1. Faktor-faktor predisposisi (disposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan

sebagainya.

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban,

dan sebagainya.

3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lainyang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat.15

Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu

berperilaku tertentu adalah karena adanya empat alasan pokok.

1. Pemahaman dan pertimbangan (though and feeling), yakni dalam bentuk

pengetahuan, presepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap

objek.

a) Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pemgalaman sendiri atau pengalaman orang

lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah

memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya terkena api.

b) Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.

Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu.

c) Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.

Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang

paling dekat.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

1) Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi

saat itu.

2) Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu

kepada pengalaman orang lain.

3) Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

4) Nilai (value)

Didalam suatu masyarakat apa pun selalu berlaku nilai-nilai yang

menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

bermasyarakat.

2. Orang penting sebagai referensi (personal reference)

Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi

oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu dipercaya,

maka apa yang ia katakan atau perbuatan cenderung untuk dicontoh.

3. Sumber-sumber daya (resources)

Sumber caya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan

sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau

kelompok masyarakat. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat

bersifat positif maupun negatif.

4. Kebudayaan (culture)

Sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola

hidup (way of life) yang pada umunya disebut kebudayaan. Kebudayaan

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu

masyarakat bersama.15

Perilaku merupakan semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.13

Perilaku yang

diamati dapat diukur dengan berbagai skala, salah satunya adalah skala Guttman.

Skala ini memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban atas pernyataan/

pertanyaan: ya, tidak, positif, negatif, setuju-tidak setuju, serta benar dan salah.13

Bloom (1956) dalam Notoatmodjo (2003) membagi perilaku dalam tiga domain/

kawasan. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan.

Ketiga komponen tersebut antara lain: pengetahuan, sikap dan tindakan.16

a. Pengetahuan

1) Pengertian

Menurut Bloom, pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan sesorang (overt behavior). Dari

pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.16

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

2) Pengetahuan tentang kesehatan

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh

seseorang tehadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan tentang

cara-cara memelihara kesehatan ini menjadi:

a) Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular (jenis penyakit

dan tanda-tanda atau gejlanya, penyebabnya, cara penularannya, cara

pencegahannya, cara mengatasi atau menangani sementara).

b) Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi

kesehatan antara lain: gizi makanan, sarana air bersih, pembuangan air

limbah, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, perumahan

sehat, polusi udara dan sebagainya.

c) Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional

maupun yang tradisional.

d) Pengetahuan untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan rumah

tangga, kecelakaan lalu lintas, dan tempat-tempat umum.16

3) Sumber Pengetahuan

Menurut World Health Organization atau WHO (1992, dalam

Notoatmodjo 2003), pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari pengalaman

pribadi dan pihak lain, seperti orang tua, petugas, teman, buku dan media

komunikasi lainnya. Selain itu, Notoatmodjo juga mengungkapkan bahwa

salah satu faktor yang memiliki korelasi positif dengan pengetahuan adalah

tingkat pendidikan seseorang, maka pengetahuannya juga akan semakin

baik.17

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Notoatmodjo, berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dn di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya.

2. Media massa / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memeberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

3. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial

ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut.13

5) Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai meningat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

1) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

2) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi sebenarnya.

3) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suau materi

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi

tersebut yang masih ada kaitanya antara satu dengan yang lain dapat

ditunjukan dengan menggambarkan, membedakan, mengelompokkan,

dan sebagainya.

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

4) Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan dapat menyusun formulasi yang baru.

5) Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau kriteria yang sudah ada.19

6) Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan dengan cara

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur

dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan dapat yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan diatas .16

Pengukuran pengetahuan dengan kriteria:

1. Rendah, jika < median

2. Tinggi, jika ≥ median

b. Sikap

1) Pengertian Sikap

Sikap adalah respon terttutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senag - tidak senang, setuju - tidak setuju, baik - tidak baik, dan

sebagainya). Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum

merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi merupakan

faktor predisposisi perilaku (reaksi tertutup).18

a) Komponen-Komponen Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap itu terdiridari 3 komponen, yaitu:

1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang

terhadap objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek.

3. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku

terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau

berperilaku terbuka (Tindakan).

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk

sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakina, dan emosi memegang peranan penting.13

b) Tingkatan Sikap

Menurut Azwar, sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu:

1) Menerima (receiving), diartikan bahwa orang atau subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

2) Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ini.

4) Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan

sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap.20

c) Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak

langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang

bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga dapat dilakukan dengan

cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata “setuju” atau

“tidak setuju” terhadap pernyataan - pernyataan objek tertentu, demgan

menggunakan skala Likert, yaitu pertanyaan positif yang diberi skor 5, 4,

3, 2, dan 1, sedangkan pertanyaan negatif diberi skor 1, 2,3, 4, dan 5.21

1) Pertanyaan Positif

Sangat Setuju : 5

Setuju : 4

Kurang Setuju : 3

Tidak Setuju : 2

Sangat Tidak Setuju : 1

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

2) Pertanyaan Negatif

Sangat Setuju : 1

Setuju : 2

Kurang Setuju : 3

Tidak Setuju : 4

Sangat Tidak Setuju : 5

Pengukuran sikap diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu:

a. Sikap negatif, jika < median

b. Sikap positif, jika ≥ median

c. Penerapan (Tindakan)

a) Pengertian

Menurut Budiman dan Riyanto, 2014 Sikap yang diwujudkan menjadi

suatu perbuatan nyata oleh suatu individu disebut dengan tindakan. Menurut

Allport dalam Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UPI (2007), tindakan

dalam pilihan seseorang didasari oleh nilai, sehingga tindakan dan perbuatan

dapat berupa benar-salah, baik-buruk serta indah-tidak indah.22

b) Tingkatan Tindakan

Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya,

yaitu:

1. Praktik terpimpin (guided response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tapi masih

tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

2. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan

sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

3. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.

Artinyaa, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja,

tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang

berkualitas.14

c) Pengukuran Tindakan

Pengukuran tindakan yang dilakukan untuk memperoleh data tentang

praktek atau tindakan yang paling akurat adalah melalui pengamatan

(observasi). Namun dapat juga dilakukan dengan wawancara melalui

pendekatan recall atau mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan

secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan

responden.14

Tindakan tenaga penjamah makanan dapat dilihat dari jumlah

jawaban responden

Skor variabel tindakan dikategorikan jika:

Ya : diberi nilai 1

Tidak : diberi nilai 0

Selanjutnya hasil skor total responden (x) dibandingkan dengan

interpretasi sebagai berikut:

X ≥ mean = baik

X ≤ mean = kurang baik

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

B. Penjamah Makanan

a. Pengertian Penjamah makanan

Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan

makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,

pengangkutan sampai dengan penyajian makanan. Hygiene tenaga penjamah

makanan dengan tujuan untuk mewujudkan penyehatan perorangan yang layak

dalam penyelenggaraan makanan. Sedangkan sumber utama penularan penyakit

bawaan makanan adalah pencemaran bahan makanan, dimana peran manusia

sebagai vektor pembawa kuman sangat tingg.23

b. Syarat Tenaga Penjamah Makanan

Berdasarkan keputusan mentri kesehatan nomor 1204/Menkes/SK/X/ 2004

Tenaga Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Penjamah makanan

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Harus sehat.

b. Bebasa dari penyakit menular.

c. Secara berskala minimal dua kali setahun memeriksa kesehatan.

d. Menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung pengolahan

makanan.

e. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil.24

c. Pengetahuan Penjamah Makanan

Untuk menjamin mutu makanan dan setiap petugas yang terlibat dalam

penyehatan makanan hendaknya mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, antara

lain penyakit yang ditularkan melalui makanan, kebersihan pribadi, kebiasaan

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

yang berkaitan dengan pengolahan makanan serta cara-cara pengolahan makanan

yang sehat.23

Pengetahuan tersebut meliputi:

a. Pengetahuan dasar tentang praktek sanitasi

b. Informasi tentang penyehatan makanan

c. Teknik penanganan peralatan dan perlengkapan pengolahan makanan

d. Pengawasan selama bertugas

C. Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah

menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan yang baik adalah yang mengikuti

prinsip-prinsip hygiene sanitasi. Tujuan pengolahan makanan agar tercipta

makanan yang memenuhi syarat kesehatan, mempunyai citarasa yang sesuai serta

mempunyai bentuk yang merangsang selera. Dalam proses pengolahan makanan

harus memenuhi persyarata kesehatan hygiene sanitasi terutama menjaga

kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat pengolahan atau disebut

dapur serta kebersihan penjamah makanan.23

D. Hygiene dan Sanitasi

1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi

Hygiene dan sanitasi mempunyai pengertian dan tujuan yang hampir sama

yaitu mencapai kesehatan yang prima. Hygiene adalah usaha kesehatan preventif

yang menitik beratkan kegiatanya kepada usaha kesehatan individu. Sanitasi

adalah usaha kesehatan lingkungan lebih banyak memperhatikan masalah

kebersihan untuk mencapai kesehatan.1

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Sanitasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga kebersihan.

Sanitasi dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit/ kecelakaan dari konsumsi

pangan yang diproduksi dengan cara menghilangkan atau mengendalikan

faktor-faktor didalam pengolahan pangan yang berperan dalam pemindahan

bahaya (hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan, pengemasan dan

penggudangan produk, sampai produk akhir didistribusikan.25

Praktik sanitasi meliputi pembersihan, pengolahan limbah, dan hygiene pekerja

yang terlibat. Proses sanitasi meliputi pembersihan didalam maupun di luar area

proses. Hal-hal yang berpengaruh dalam pembersihan antara lain suhu, waktu,

konsentrasi larutan yang dipakai, dan perlakuan mekanis. Untuk hygiene

karyawan, sanitasi meliputi cuci tangan dan pembersihan badan sebelum masuk ke

area pemrosesan atau memegang semua peralatan dan makanan yang akan diolah,

melepas semua perhiasan yang dipakai, menggunakan pakaian yang bersih,

menutup rambut dengan topi, menutup tangan dengan sarung tangan, dan

menggunakan alas kaki.25

2. Tujuan Hygiene dan Sanitas

Kegiatan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit ditujukan untuk:

a. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan

konsumen.

b. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan

melalui makanan.

c. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan

makanan.1

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

3. Hygiene dan Sanitasi Pengolahan Makanan

1) Keadaan bahan makanan

Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perawatan agar bahan makanan

terjaga baik kesegaran maupun kualitasnya sehingga tidak mudah rusak dan

membusuk. Kualitas bahan makanan yang aman dapat dilihat dari warna,

konsistensi, kebersihan, kesegaran dan bau.

2) Cara Penyimpanan bahan-bahan makanan

Yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan makanan adalah keadaan

kebersihan ruangan dan tempat penyimpanan yang sesuai dengan karakter

bahan makanan

3) Cara pengolahan makanan

Cara pengolahan makanan adalah cara-cara mempersiapkan bahan makanan

dan memasak makanan.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan:

a) Tempat dan peralatan pengolahan makanan.

b) Pengolahan/ penjamah makanan: status kesehatan dan cara kerjanya yang

dapat berpengaruh terjadinya kontaminasi/ pencemaran terhadap

makanan.

c) Cara mengolah makanan itu sendiri.

4) Cara Pengangkutan

Pengangkutan dengan cara benar, menggunakan alat angkut yang bersih,

tertutup dari kemungkinan tercemarnya oleh debu kotoran, serangga dan

binatang lain.

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

5) Cara Penyimpanan makanan

Penyimpanan makanan yang sudah dimasak disimpan di etalase atau lemari

yang bersih dan tertutup untuk menghindari pencemaran oleh debu, kotoran,

lalat atau bintang lain.

6) Cara penyajian makanan

Makanan yang disajikan diwadahi di tempat/ piring yang bersih dan tertutup

di meja yang bersih atau jika di rumah sakit di sajikan seperlunya saja. Kalau

sudah cukup segera ditutup atau dimasukan di tempat penyimpanan untuk

menghindari pencemaran oleh debu, kotoran, lalat dan binatang lain.

4. Hygiene Tenaga Penjamah Makanan

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip

personal hygiene, adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui sumber cemaran dari tubuh

Tubuh manusia selain sebagai alat kerja juga merupakan sumber cemaran bagi

manusia lain dan lingkungannya termasuk makanan dan minuman. Sumber

cemaran tersebut antara lain:

1) Sumber cemaran dari tubuh manusia yaitu tangan, rambut, mulut, hidung,

telinga. Cara-cara menjaga kebersihan diri adalah sebagai berikut:

a) Mandi secara teratur dengan sabun dan air bersih dengan cara yang

baik dan benar.

b) Menyikat gigi dengan pasta gigi dan sikat gigi, sebelum tidur, bangun

tidur, dan sehabis makan.

c) Berpakaian bersih .

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

d) Membiasakan diri selalu membersihkan lubang hidung, lubang

telinga, dan kuku secara rutin, kuku selalu pendek agar mudah

dibersihkan.

e) Membuang kotoran ditempat yang baik sesuai dengan persyaratan

kesehatan, setelah buang air besar maupun kecil selalu mencuci

tangan dengan sabun dan air bersih.

f) Menjaga kebersihan kulit dari bahan-bahan kosmetik yang tidak

perlu.

2) Sumber cemaran yang lain yang penting yaitu luka terbuka/ koreng, bisul/

nanah, dan ketombe/ kotoran lain dari rambut. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam upaya pengamanan makanan yaitu:

a) Luka teriris segera ditutup dengan plester tahan air.

b) Koreng atau bisul tahap dini ditutup dengan plester tahan air.

c) Rambut ditutup dengan penutup kepala yang menutup bagian depan

sehingga tidak terurai.

3) Sumber cemaran karena perilaku yaitu tangan yang kotor, batuk, bersin,

atau percikan ludah, menyisir rambut dekat makanan, dan perhiasan yang

dipakai.

4) Sumber cemaran karena ketidaktahuan. Ketidaktahuan dapat terjadi

karena pengetahuan yang rendah dan kesadarannyapun rendah. Hal

tersebut dapat menimbulkan bahaya seperti:

a) Pemakaian bahan Palsu

b) Pemakaian bahan pangan rusak/ rendah kualitasnya

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

c) Tidak bisa membedakan bahan pangan dan bahan bukan bahan pangan

d) Tidak bisa membedakan jenis pewarna yang aman untuk bahan

makanan.

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

b. Menerapkan perilaku-perilaku untuk mencegah pencemaran, seperti pada

tabel berikut

Tabel 1

Peilaku-perilaku Untuk Mencegah Pencemaran

Parameter Syarat

1. Konsisi

Kesehatan

Tidak menderita penyakit mudah menulsr: bstuk, pilek, influenza, diare,

penyakit menular lainnya

Menutup luka (luka terbuka, bisul, luka lainnya)

2. Menjaga

Kebersihan Diri

Mandi teraur dengan sabun dan air bersih

Menggosok gigi dengan pasta dan sikat gigi secara teratur paling sedikit

dua kali dalam sehari, yaitu setelah makan dan sebelum tidur

Membiasakan memberihkan lubag hidung, lubang, telinga, dan sela-sela

jari secara teratur

Mencuci rambut/ keramas secara rutin dua kali dalam seminggu

Kebersihan tangan kuku dipotong pendek, kuku tidak di cat atau kutek,

bebas luka.

3. Kebiasaan

Mencuci Tangan

Sebelum menjamah atau memegang makanan

Sebelum memegang peralatan makan

Setelah keluar dari wc kamar kecil

Setelah meracik bahan mentah seperti daging, ikan, sayuran dan lain-lain

Setelah mengerjakan pekerjaan lain seprti bersalaman, menyetir

kendaraan, memeperbaiki peralatan, memegang uang, dan lain-lain

4. Perilaku

penjamah

makanan dalam

melakukan

kegiatan pelayanan

penanganan

makanan

Tidak menggaruk-garuk rambut, lubang hidung atau sela-sela jari/kuku.

Tidak merokok.

Menutup mulut saat bersin atau batuk.

Tidak meludah sembarangan diruang pengolahan makanan.

Tidak menyisir rambut sembarangan terutama diruangan persiapan dan

pengolahan makanan.

Tidak memegang, mengambil, memindahkan, dan mencicipi makanan

langsung dengan tangan (tanpa alat).

Tidak memakan permen dan sejeninya pada saat mengolah makanan

5. Penampilan

Penjamah

Makanan

Selalu bersih dan rapi, memakai celemek

Memakai tutup kepala.

Memakai alas kaki yang tidak licin.

Tidak memakai perhiasan.

Memakai sarung tangan, jika diperlukan.

Sumber: (PGRS, 2013).1

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

5. Hygiene Peralatan Pengolahan Makanan

Peralatan pengolahan pangan yang kotor dapat mencemari pangan oleh

karena itu peralatan harus dijaga agar tetap bersih. Upaya untuk menghindari

pencemaran pangan dari peralatan yang kotor, lakukan hal-hal berikut:

a. Gunakanlah peralatan yang mudah dibersihkan. Peralatan yang terbuat dari

stainless steel umumnya mudah dibersihkan. Karat dari peralatan logam dapat

menjadi bahaya kimia dan lapisan logam yang terkelupas dapat menjadi

bahaya fisik jika masuk ke dalam pangan.

b. Bersihkan permukaan meja tempat pengolahan pangan dengan deterjen/ sabun

dan air bersih dengan benar.

c. Bersihkan semua peralatan termasuk pisau, sendok, panci, piring setelah

dipakai dengan menggunakan deterjen/ sabun dan air panas.

d. Letakkan peralatan yang tidak dipakai dengan menghadap ke bawah. Bilas

kembali peralatan dengan air bersih sebelum mulai memasak.

e. Bersihkan peralatan pengolahan dapat dengan menerapkan cara pencucian

peralatan yang benar dan tepat. Cara-cara pencucian peralatan yang benar

meliputi:

1) Prinsip Pencucian

Upaya pencucian peralatan makan dan masak meliputi beberapa prinsip

dasar yaitu:

a) Tersedianya sarana pencucian.

b) Dilaksanakannya teknik pencucian yang benar.

c) Mengetahui dan memahami tujuan pencucian.

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

2) Sarana Pencucian

Sarana pencucian terdiri dari 2 jenis yaitu perangkat keras yaitu sarana

fisik dan permanen yang digunakan berulang-ulang dan perangkat lunak yaitu

bahan habis pakai dalam proses pencucian.

a) Perangkat keras yaitu bagian untuk persiapan, bagian pencucian yang

terdiri dari 1 sampai 3 bak/ bagian (bak pencucian, bak pembersihan, dan

bak desinfeksi) dan bagian pengeringan atau penirisan. Ukuran bak

minimal 75 x 75 x 45 cm.

b) Perangkat lunak yaitu air bersih, zat pembersih, bahan penggosok dan

desinfektan.

3) Teknik Pencucian

Teknik pencucian yang benar akan memberikan hasil pencucian

yang sehat dan aman. Tahap-tahapan pencucian adalah sebagai berikut:

a) Scraping atau membuang sisa kotoran.

b) Flushing atau merendam dalam air.

c) Washing atau mencuci dengan detergen.

d) Rinsing atau membilas dengan air bersih.

e) Sanitizing/ desinfection atau membebashamakan.

f) Toweling atau mengeringkan.26

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

4) Bahan-bahan Pencuci

Jenis-jenis bahan pencuci yang sesuai digunakan untuk mencuci peralatan

makan/ masak antara lain detergen, detergen sintesis, sabun dan pencuci

abrasif.

5) Desinfektan

Jenis-jenis desinfektan yang biasa digunakan dalam pencucian antara lain

hypochorit, iodophor, QACs (Quartenary Ammonium Compounds),

amphoteric surfactants, dan penolik desinfektan.1

6. Sanitasi Ruangan

a. Kebersihan Ruangan

Karyawan harus menjaga agar lantai tetap bersih dan bila perlu

didesinfeksi, karena debu dan tanah adalah sumber penularan mikroba beserta

sporanya. Dinding ruangan harus terbuat dari bahan yang bisa dilap/ dipel

dengan desinfektan. Secara rutin harus dilakukan pembersihan ruangan secara

menyeluruh.

b. Lantai

1) Lantai ditempat-tempat yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang

sifatnya basah, seperti pada tempat penerimaan dan pembersihan udang,

ruang penanganan dan pengolahan harus cukup kemiringannya, terbuat

dari bahan yang kedap air, tahan lama, dan mudah dibersihkan.

2) Lantai harus berbentuk sudut dibagian tengah dan masing-masing

kebagian pinggir kiri dan kanan dengan kemiringan 5° terhadap horizontal.

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Kemiringan ini berakhir pada selokan yang melintang di kedua sisi ruang

pengolahan.

3) Pertemuan antara lantai dengan dinding harus melengkung dan kedap air,

sehingga kotoran yang berbentuk padat mudah dibersihkan dan

menghindari genangan air.

4) Permukaan lantai harus halus dan tidak kasar, tidak berpori serta tidak

bergerigin agar mudah dibersihkan dan tidak merupakan sumber

mikroorganisme.

c. Dinding

1) Permukaan dinding bagian dalam dari ruangan yang sifatnya untuk

pekerjaan basah harus kedap air, permukaannya halus dan rata serta

berwarna terang.

2) Bagian dinding sampai ketinggian 2 meter dari lantai harus dapat dicuci

dan tahan terhadap bahan kimia. Sampai batas ketinggian tersebut jangan

menempatkan sesuatu yang mengganggu operasi pembersihan.

3) Sudut antar dinding, antara dinding dan lantai dan antara dinding dengan

langit-langit harus tertutup rapat dan mudah dibersihkan.

d. Langit-langit

1) Harus dirancang untuk mencegah akumulasi kotoran dan meminimalkan

kondensasi serta mudah dibersihkan.

2) Ruang pengolahan harus mempunyai langit-langit yang tidak retak, tidak

bercelah, tidak terdapat tonjolan dan sambungan yang terbuka, kedap air

dan berwarna terang.

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

3) Tidak ada pipa-pipa yang terlihat.

4) Tinggi langit-langit minimal 3 meter.

e. Ventilasi

1) Ventilasi harus cukup untuk mencegah panas yang berlebih, kondensasi

uap dan debu serta untuk membuang udara terkontaminasi.

2) Arah aliran udara harus diatur dari daerah berudara bersih ke daerah

berudara kotor, jangan terbalik.

3) Ventilasi harus dilengkapi dengan tabir atau alat pelindung lain yang tidak

korosif.

4) Tabir harus mudah diangkat dan dibersihkan.21

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Faktor Pendukung :

- Sarana pribadi penjamah

makanan

- Ketersediaan sumber

daya kesehatan

- Keterampilan yang terkai

dengan kesehatan

E. Kerangka Teori

Sumber : Lawrence Green dalam Notoadmodjo, 2014.14

F. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Faktor Predisposisi :

- Umur

- Jenis Kelamin

- Tingkat Pendidikan

- Lama Kerja

- Pengetahuan

- Sikap

- Kepercayaan

Penerapan

(tindakan)

hygiene dan

sanitasi

Faktor Penguat

- Orang penting sebagai

referensi

- Keluarga

- Penyedia layanan

kesehatn

Pengetahuan Penerapan

(tindakan) hygiene

dan sanitasi Sikap

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

F. Defenisi Operasional

Tabel 2

Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pengetahu

an

Tingkat pemahaman seseorang

tentang hygiene dan sanitasi

pengolahan makanan

Kuesioner Wawancara Skor pengetahuan di kategorikan menjadi:

1. Kurang baik, jika < median

2. Baik, jika ≥ median

Ordinal

2. Sikap Reaksi psikologi positif atau

negatif yang timbul dan

menggerakan seseorang setelah

mendapatkan pengetahuan

dalam penerapan Hygiene dan

sanitasi pengolahan makanan

Kuesioner Wawancara Skor sikap dikategorikan menjadi:

1. Sikap kurang, jika < median

2. Sikap baik, jika ≥ median

Ordinal

3. Tindakan Perilaku atau perbuatan nyata

yang dilakukan penjamah

makanan terhadap hygiene dan

sanitasi pengolahan makanan

Lembar

observasi

Observasi Skor tindakan di kategorikan :

1. Kurang baik, jika < median

2. Baik, jika ≥ median

Ordinal

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yang

bertujuan untuk melihat gambaran variabel independen dengan variabel dependen

yaitu pengetahuan, sikap, tindakan dalam hygiene dan sanitasi pengolahan

makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang Tahun 2018

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Instalsi Gizi Rumah Sakit Jiwa Prof HB.

Saanin Padang pada bulan Mei 2018

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penjamah makanan yang

berjumlah 8 orang berada di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin

Padang .

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pengolahan

makanan yang berjumlah 8 orang di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.

Saanin Padang. 8 orang merupakan tenaga yang langsung menjamah

makanan.

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer meliputi data pengetahuan, sikap, dan penerapan hygiene dan

sanitasi tenga pengolah makanan di Instalasi Gizi RSJ Prof. HB. Saanin Padang

tahun 2018. Data primer dikumpulkan langsung oleh peneliti, data tentang

pengetahuan dan sikap dikumpulakn dengan cara wawancara menggunakan

kuesioner dan data penerapan hygiene dan sanitasi penjamah makanan

dikumpulkan dengan cara observasi dengan menggunakan lembar observasi

selama proses pengolahan makanan di Instalasi Gizi RUmah Sakit JIwa Prof. HB.

Saanin Padang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data tentang gambran umum Instalasi Gizi yang

bersumber dari Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit JIwa Prof. HB. Saanin Padang

tahun 2018.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data yang dilakukan

secara komputerisasi dengan maksud agar data yang dikumpulkan memiliki

sifat yang jelas dan teridentifikasi dengan baik. Adapun tahap dan pengolahan

tiap variabel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing Data

Editing yaitu tahap memeriksa kembali kuesioner dan lembar

observasi tentang pengetahuan, sikap, dan penerapan hygiene dan sanitasi

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

pengolah makanan saat masih berada ditempat penelitian. Tujuan editing

adalah untuk melengkapi data yang masih kurang maupun memeriksa

kesalahan untuk diperbaiki yang berguna dalam pengolahan data.

2. Coding Data

Tahap pemberian kode dari kuesioner dan lembar observasi yang

terkumpul pada pernyataan dalam kuesioner. Tujuannya untuk

mempermudah saat analisis dan mempercepat pemasukan data. Kode yang

diberikan sesuai dengan kriteria dari setiap aspek mengacu kepada:

a. Varibel Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

alat ukur kuesioner kemudian di cari total nilai skor dari variabel

pengetahuan. Skor pengetahuan di kategorikan menjadi:

Pengukuran pengetahuan dengan kriteria:

1 Kurang baik, jika < median

3. Baik, jika ≥ median

b. Variabel Sikap

Sikap pengolah makanan dapat dilihat dari hasil wawancara

dengan alat ukur kuesioner kemudian dicari total niali skor dari variabel

sikap. Variabel sikap diukur dengan menggunakan skala likert,

sedangkan pengolahanya diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu:

c. Sikap kurang, jika < median

d. Sikap baik, jika ≥ median

c. Variabel Penerapan (Tindakan)

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Penerapan hygiene dan sanitasi pengolahan makanan dapat

dilihat dari hasil total skor lembaran observasi penerapan hygiene dan

sanitasi yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung oleh

peneliti, kemudian dikategorikan menjadi :

1. Kurang, jika < median

2. Baik, jika ≥ median

3. Entry Data

Merupakan proses memasukan data agar dapat dianalisis,

memproses data dilakukan dengan cara mengentri data dari format

pengumpulan data ke dalam master tabel. Data pengetahuan, sikap, dan

penerapan hygiene dan sanitasi pengolah makanan di Instalasi Gizi RSJ

Prof. HB. Saanin Padang tahun 2018 yang telah diberi skor dimasukan

kedalam master tabel.

4. Cleaning Data

Data pengetahuan, sikap, dan penerapan hygiene dan sanitasi

pengolah makanan di instalasi gizi RSJ Prof. HB. Saanin Padang tahun

2018 yang telah dimasukan kedalam master tabel di cek kembali, supaya

tidak ditemukan kesalahan dalam entri data.

5. Processing Data

Setelah data pengetahuan, sikap, dan penerapan hygiene dan sanitasi

tenaga penjamah makanan di instalasi gizi RSJ Prof. HB. Saanin Padang

tahun 2018, telah dipastikan bersih dari kesalahan, lalu data diolah dan

dilanjutkan dengan analisis univariat.

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

2. Analisis Data

Data mengenai pengetahuan sikap dan penerapan hygiene dan sanitasi

makanan di analisis dengan skala ordinal dilakukan secara univariat yaitu

setiap variabel dinyatakan dengan distribusi frekuensi (frequensi tabel)

kemudian dianalisis secara presentasi dan dideskripsikandalam bentuk bentuk

kata-kata atau kalimat berdasarkan gambaran yang ada sehingga dapat

diketahui bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan penerapan hygiene dan

sanitasi dalam pengolahan makanan.

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Hb Saanin Padang

Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Hb Saanin Padang sebagai salah satu penunjang

medik dikepalai oleh seorang kepala instalasi gizi lulusan S1 Gizi yang

bertanggung jawab langsung kepada direktur Rumah Sakit. Berdasarkan struktur

Instalasi Gizi RSJ Hb. Saanin Padang mempunyai 4 orang penanggung jawab

yaitu:

a. Penanggung jawab (Pj) produksi dan distribusi.

b. Penanggung jawab (Pj) penyuluhan dan konsultasi diet.

c. Penanggung jawab (Pj) administrasi dan logistik.

d. Penanggung jawab (Pj) distribusi makanan.

Adapun struktur organisasi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Prof. Hb.

Saanin dapat dilihat pada Tabel 3:

Tabel 3

Ketenagaan Kerjaan di Instalasi Gizi

No Jabatan Pendidikan

S1 D

IV

D3 D1 SMA SMP SD Jum

lah

1 Ka. Inst Gizi 1 1

2 Pj.Produksi

Bahan Makanan

1 1

3 Pj. Penyuluhan &

konsultasi diet

1 1

4 Pj. Administrasi

dan logistik

1 1

5 Pj. Distribusi

Makanan

1 1

6 Pengolah

Makanan

1 5 2 8

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

7 Pramusaji 6 1 7

8 Pengantar

Minuman

1 1

9 Pencuci Alat

Makanan

4 4

Jumlah 2 1 2 1 15 4 25

Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Hb Saanin Padang memiliki 25 orang

pegawai yang berasal dari berbagai tingkatan pendidikan SD, SMA/ SMK, D1, D3,

DIV dan S1 .

Menu yang digunakan 10 hari + 1 hari untuk tanggal 31 tiap bulan ganjil.

Anggaran belanja untuk makanan dilakukan untuk jangka waktu satu tahun.

Pembelian bahan makanan dilakukan melalui kerjasama dengan rekanan dengan

sistem penunjukan langsung. Penerimaan bahan makanan dilakukan setiap hari

untuk bahan makanan segar sedangkan untuk bahan makanan kering diterima 1

kali sebulan.

Bahan makanan yang telah diterima dan disesuaikan dengan spesifikasinya

kemudian disimpan pada tempat penyimpanan bahan makanan berupa meja yang

dilengkapi dengan wastafel serta kursi untuk pekerja. Ruang pengolahan makanan

dibagi menjadi dapur pengolahan makanan umum, pengolahan buah. Sistem

distribusi makanan yaitu secara sentralisasi dimana makanan yang telah dimasak

diporsikan langsung di dapur utama ke dalam kotak makanan.

B. Gambaran Umum Responden

Jumlah responden pada penelitian ini adalah 8 orang, yang memenuhi kriteria

sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

1. Jenis Kelamin

Responden adalah seluruh petugas penjamah makanan yang bekerja di

Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Hb Saanin Padang. Pengkategorian responden

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di Instalasi Gizi Rumah

Sakit Jiwa Hb Saanin Padang Tahun 2018

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 3 37.5

Perempuan 5 62.5

Jumlah 8 100

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa lebih dari separoh (62,5%) tenaga

penjamah makanan berjenis kelamin perempuan.

2. Pendidikan

Pengkategorian responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 5

berikut :

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan di Instalasi Gizi Rumah

Sakit Jiwa Hb Saanin Padang Tahun 2018

Pendidikan n %

SD 1 12.5

SMP 1 12.5

SMA 5 62.5

PT 1 12.5

Jumlah 8 100

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa lebih dari separoh (62,5%) tenaga

penjamah makanan berpendidikan SMA

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

3. Umur

Pengkategorian responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 6

berikut:

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di Instalasi Gizi Rumah Sakit

Jiwa Hb Saanin Padang Tahun 2018

Umur n %

19-29 2 25

30-49 3 37.5

50-64 3 37.5

Jumlah 8 100

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa responden yang berumur 30-49 tahun

50-64 tahun sebesar masing-masing 37,5%.

C. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Pengetahuan Responden

Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan dapat

dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan di Instalasi Gizi Rumah

Sakit Jiwa Hb Saanin Padang Tahun 2018

Pengetahuan n %

Kurang Baik 2 25

Baik 6 75

Jumlah 8 100

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa hampir separoh responden (75%)

memiliki pengetahuan yang baik tentang hygiene dan sanitasi makanan.

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

b. Sikap Responden

Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap dapat dilihat pada tabel 8

berikut:

Tabel 8

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap di Instalasi Gizi Rumah Sakit

Jiwa Hb Saanin Padang Tahun 2018

Sikap n %

Kurang 4 50

Baik 4 50

Jumlah 8 100

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa sama banyak responden (50%)

memiliki sikap yang kurang tentang hygiene dan sanitasi makanan dan sikap yang

baik.

c. Penerapan Hygiene dan Sanitasi

Distribusi frekuensi penerapan hygiene dan sanitasi responden dapat

dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penerapan Hygiene dan Sanitasi

Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Hb Saanin Padang

Tahun 2018

Penerapan n %

Kurang baik 5 62.5

Baik 3 37.5

Jumlah 8 100

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden (62,5%)

masih melakukan penerapan yang kurang terhadap hygiene dan sanitasi makanan.

D. Pembahasan

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

1. Analisa Univariat

a. Pengetahuan Penjamah Makanan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa 25%

tenaga penjamah makanan memiliki pengetahuan yang kurang terhadap

hygiene dan sanitasi makanan.

Hasil penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Suci tahun 2013 di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah

Surakarta dimana dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 50% tenaga

penjamah makanan masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang hygiene

dan sanitasi makanan.

Untuk menjamin mutu makanan dan setiap petugas yang terlibat dalam

penyehatan makanan hendaknya mengetahui tugas dan tanggung jawabnya,

antara lain penyakit yang ditularkan melalui makanan, kebersihan pribadi,

kebiasaan yang berkaitan dengan pengolahan makanan serta cara-cara

pengolahan makanan yang sehat.23

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap penjamah makanan

tentang hygiene dan sanitasi makanan. Dari semua pertanyaan yang diberikan

dapat dilihat persentase pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden pada

tabel 10 berikut :

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persen Jawaban Mengenai

Pengetahuan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Hb Saanin Padang

Tahun 2018

No Pertanyaan % Jawaban Benar

1 Pemeriksaan kesehatan bagi tenaga pengolah makanan di

Instalasi

50%

2 Pakaian kerja untuk tenaga pengolah makanan yang

sebaiknya dipakai pada saat bekerja

100%

3 Pakaian kerja untuk tenaga pengolah makanan yang

sebaiknya dipakai pada saat bekerja adalah

100%

4 Tindakan yang dilakukan pada saat batuk atau bersin 75%

5 Mencuci tangan sebaiknya dilakukan pada saat 100%

6 Apakah tujuan menggunakan korpus (penutup kepala)

pada saat mengolah

100%

7 Bagaimana keadaan kuku jari seorang tenaga pengolahan

makanan

75%

8 Apakah seorang tenaga pengolah makanan diperbolehkan

memakai perhiasan pada saat menjamah makanan

87,5%

9 Apa yang dilakukan jika pada saat mengolah makanan

tangan terluka / teriris

100%

10 Pada saat sakit apakah tenaga pengolah makanan

diperbolehkan menjamah makanan

100%

11 Makanan yang telah selesai dimasak sebaiknya 100%

12 Bagaimana seharusnya keadaan ruangan pengolahan

makanan pada saat mengolah makanan

100%

13 Air yang dipandang baik secara fisik 100%

14 Untuk menghindari pencemaran bahan makanan dari

peralatan yang kotor bagaimana sebaiknya peralatan

pengolahan yang digunakan

100%

15 Tempat pencucian tangan tenaga pengolah makanan

sebaiknya

75%

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa separoh responden (50%) tidak

menjawab dengan benar pertanyaan mengenai pemeriksaan kesehatan tenaga

pengolah makanan dilakukan 2 kali dalam setahun, hal ini disebabkan karena di

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Rumah Sakit hanya melakukan pemeriksaan kesehatan 1 kali dalam setahun,

hampir separuh responden (25%) tidak menjawab dengan benar pertanyaan

tentang tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh tenaga pengolahan saat batuk

atau bersin dengan jawaban yang benar yaitu mengalihkan muka dari makanan

/ minuman dan alat makan / minuman dengan menutup mulut atau hidung

memakai tangan atau sapu tangan dan mencuci tangan setelah itu. Bagaimana

keadaan kuku jari seorang tenaga penjamah makanan dengan jawaban yang

benar yaitu selalu bersih, terpotong pendek dan rapi tetapi masih ada yang tidak

menjawab benar. Tempat pencucian tangan tenaga pengolahan makanan

dengan jawaban yang benar yaitu terpisah dengan tempat pencucian bahan

makanan dengan peralatan.

Pengetahuan tentang kebersihan diri dan hidup sehat sangat dibutuhkan

oleh setiap individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai

dengan kesehatan dan akan menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang

optimal.

Kebersihan ruang pengolahan makanan harus dijaga oleh petugas agar

tetap bersih dan bila perlu harus di desinfeksi, karena debu, bekas makanan dan

tanah adalah sumber penularan mikroba beserta sporanya. Dinding ruangan

harus terbuat dari bahan yang bisa dilap/ dipel dengan desinfektan. Secara rutin

harus dilakukan pembersihan ruangan secara menyeluruh. 21

Kebersihan ruangan saat peneliti melakukan penelitian terdapat lantai yang

kurang bersih, tempat pemasakan yang tidak dibersihkan dengan menggunakan

desinfektan, dilantai berserakan bekas-bekas bahan yang diolah.

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Rendahnya pengetahuan tenaga penjamah makanan bisa disebabkan

karena hampir separuh tenaga penjamah makanan masih memiliki pendidikan

rendah SD dan SMP.

Nursalam (2001) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin banyak informasi yang diterimanya, maka akan

semakin tinggi tingkat pengetahuannya. Sehingga seseorang dengan tingkat

pendidikan lebih tinggi akan berpengetahuan lebih baik dibanding mereka

dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.28

Wied Hary (1996) mendapatkan informasi akan memberikan pengaruh

pada pengetahuan. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah

tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya

televisi, radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.29

Pengetahuan yang dimiliki tenaga penjamah makanan akan mendorong

tenaga penjamah makanan tersebut bertindak seperti apa yang diketahuinya.

Pengetahuan yang baik mengenai hygiene dan sanitasi makanan maka

diharapkan adanya sikap yang baik tentang hygiene dan sanitasi makanan oleh

tenaga penjamah makanan. Sikap seseorang terhadap suatu hal salah satunya

disebabkan oleh bagaimana pengetahuan orang tersebut terhadap objek. Namun

apabila pengetahuan yang dimiliki kurang maka sikap terhadap objek tersebut

juga kurang.

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

b. Sikap Tenaga Penjamah Makanan

Sikap merupakan reaksi suatu respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi

adanya reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap

merupakan kesiapan dan kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu.18

Berdasarkan hasil penelitian diketahui sama banyak (50%) tenaga

penjamah makanan memiliki sikap negatif tentang hygiene dan sanitasi

makanan dan sikap yang positif.

Hasil penelitian yang diperoleh ini sama jika dibandingkan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wulandari pada tahun 2008 di unit instalasi gizi

RSJD Dr. Amino Gondohutomo dengan hasil penelitian bahwa 50% tenaga

penjamah makanan memiliki sikap negatif terhadap hygiene dan sanitasi

makanan.

Sikap mencerminkan suka tidaknya seseorang terhadap benda, orang atau

situasi tertentu. Kerapkali sikap berasal dari pengalaman kita sendiri atau

pengalaman orang lain yang dekat dengan kita. Sikap dapat membuat kita

tertarik pada sejumlah hal atau membuat kita menjauhi hal tersebut. Beberapa

penjamah makanan mungkin tidak senang jika diajarkan cara bagaimana

mengolah makanan secara hygienis.17

Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa pertanyaan sikap positif yang

tidak disetujui oleh tenaga penjamah makanan yaitu 50% tenaga penjamah

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

makanan memiliki sikap tidak setuju dengan pernyataan penjamah makanan

tidak diperkenankan bersin atau batuk saat mengolah bahan makanan.

Kemudian ada beberapa sikap negatif yang disetujui oleh tenaga penjamah

makanan yaitu pernyataan penjamah makanan mengobati dan menutup luka

terbuka adalah hal yang tidak penting dilakukan oleh pengolah saat memasak,

dimana 25% setuju, 50% tidak setuju, dan 25% sangat tidak setuju. 25% setuju

terhadap pernyataan penjamah makanan boleh menggunakan tangan tanpa alat

bantu untuk mengambil makanan, 12,5% kurang setuju, 25% tidak setuju, 37,5%

sangat tidak setuju. 50% setuju terhadap pernyataan makanan yang matang

tidak perlu ditutup karena masih dalam kondisi panas. 12,5% setuju terhadap

pernyataan saat terluka atau teriris penjamah makanan cukup diobati dengan

obat merah tidak menutup luka dengan perban.

Tubuh manusia selain sebagai alat kerja juga merupakan sumber cemaran

bagi manusia lain dan lingkungannya termasuk makan dan minum. Sumber

cemaran tersebut antara lain sumber cemaran dari tubuh manusia dan sumber

cemaran lain, sumber cemaran karena perilaku, sumber cemaran karena

tidaktahuan. Sumber cemaran lain seperti luka, koreng, bisul. Hal yang perlu

diperhatikan dalam upaya pengamanan makanan yaitu Luka teriris segera di

tutup dengan plester tahan air. Sumber cemaran karena perilaku yaitu tangan

yang kotor, batuk bersin atau percikan ludah, menyisir rambut dekat makanan,

dan perhiasan yang dipakai.1

Penjamah makanan yang setuju terhadap sikap pernyataan penjamah

makanan mengobati dan menutup luka terbuka adalah hal yang tidak penting

Page 64: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

dilakukan oleh pengolah saat memasak disebabkan karena penjamah makanan

tidak sempat menutup luka dengan plester dan hanya mencucinya. Penjamah

makanan yang setuju terhadap sikap boleh menggunakan tangan tanpa alat

bantu untuk mengambil makanan disebabkan karena penjamah makanan

kurang memahami tentang bagaimana sebaiknya hugiene dan sanitasi makanan

pada saat menjamah makanan.

c. Penerapan Hygiene dan Sanitasi Makanan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan penerapan

hygiene dan sanitasi makanan beberapa tenaga penjamah makanan tentang

hygiene dan sanitasi makanan masih banyak yang kurang baik yaitu 62,5%.

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Elfira

Augustin pada tahun 2014 di Sekolah Dasar Cipinang Kota Jakarta didapatkan

bahwa 62,9% tenaga penjamah makanan memiliki tindakan yang kurang

tentang hygiene dan sanitasi makanan.

Observasi yang telah dilakukan terhadap penerapan hygiene dan sanitasi

tenaga penjamah makanan diketahui bahwa 87,5% tenaga penjamah makanan

tidak mengeringkan tangan dengan celemek saat mengolah makanan, 87,5%

berbicara saat mengolah makanan, 25% memiliki kuku yang panjang, 50%

memakai perhiasan saat bekerja.

Banyak tenaga penjamah makanan yang tidak mengeringkan tangan dengan

celemek saat mengolah makanan disebabkan karena tenaga pengolahan lupa

untuk mengeringkan tangan saat basah dan langsung mengolah makanan dan

Page 65: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

responden kurang mengetahui dan menyadari tentang pentingnya hygiene dan

sanitasi makanan.

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam

mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh

melalui kuku. Oleh karena itu, potong kuku 1x/minggu atau saat terlihat panjang

(gunakan pemotong kuku dan setelah dipotong ujung kukudihaluskan/dikikir).27

Masalah kuku tangan atau kaki sampai terjadi nyeri atau ketidskyamanan

dihasilkan karena perawatan yang salahatau terhadap kuku, seperti menggigit

kuku dan pemotongan yang tidak tepat.

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,

gusi, dan bibir. Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat. Gigi dan

mulut adalah bagian penting yang harus di jaga kebersihannya, sebab melalui

organ ini berbagai kuman dapat masuk.27

Jika penjamah makanan tidak

menggunakan masker saat mengolah makanan dan berbicara kuman yang

berada di mulut dapat berpindah kedalam makanan.

Penjamah makanan sebaiknya memakai alat pelindung diri yang lengkap

pada saat mengolah makanan, seperti memakai masker. Apabila penjamah tidak

menggunakan APD secara lengkap seperti tidak menggunakan masker, hal ini

dapat menimbulkan kontaminasi terhadap makanan yang yang kemudian dapat

mencemari makanan pasien. Ada beberapa sumber cemaran dari tubuh seperti

rambut, mulut, hidung, telinga, batuk, bersin, dan percikan ludah.1

Secara teori perubahan perilaku seseorang menerima atau mengadopsi

perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap termasuk pengetahuan,.

Page 66: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Apabila penerimaan perilaku baru melalui proses didasari oleh pengetauan dan

kesadaran, maka akan bertahan lama. Sebainya perilaku yang tidak didasari

oelh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Page 67: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Masih ada sebanyak 25% tenaga penjamah makanan memiliki

pengetahuan yang kurang baik dan sebanyak 75% memiliki pengetahuan

yang baik terhadap hygiene dan sanitasi makanan.

2. Masih ada tenaga penjamah makanan sebanyak 50% memiliki sikap

negatif terhadap hygiene dan sanitasi makanan.

3. Masih ada tenaga penjamah makanan sebanyak 62,5% melakukan

penerapan yang kurang baik terhadap hygiene dan sanitasi makanan.

B. Saran

1. Disarankan petugas penjamah makanan selalu menjaga kebersihan diri

seperti mandi teratur dengan menggunakan sabun dan air bersih,

membiasakan selalu mebersihkan lubang hidun, lubang telinga, kuku

secara rutin, dan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menjamah

makanan, menggunakan alat yang bersih untuk memegang, mengambil,

memindahkaan, dan mencicipi makanan, dan tidak makan saat mengolah

makanan.

2. Melakukan pengawasan secara berkala oleh kepala instalasi gizi maupun

oleh direktur rumah sakit tentang hygiene dan sanitasi makanan dan

melakukan pembinaan terhadap tenaga yang memiliki penerapan hygiene

dan sanitasi kuarang.

3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian

lanjutan dengan menggunakan faktor-faktor lain seperti (pemahaman,

Page 68: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

lingkungan, sumber daya dan kebudayaan) untuk melihat hubungan

dengan penerapan hygiene dan sanitasi petugas penjamah makanan.

Page 69: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

DAFTAR PUSTAKA

1. KementrianKesehatan RI. PedomanPelayananGiziRumahSakit. 2013.

2. Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi

Rumah Makanan dan Restoran.

3. Afriyenti. 2002. Hygiene dan Sanitasi Penyelenggaraan Makanan di Instalasi

Gizi Rumah Sakit Jiwa Pekanbaru dan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina

Pekanbaru (Skripsi). Bogor : Institut Pertanian Bogor.

4. Harsono, dkk. 2000. Sanitasi Makanan Olahan di Jakarta dan Tanggerang.

Pusat Penelitian dan pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi. Batam.

5. Oxfam Internasional. 2014. Good Enough to eat. [cited 2017 Desember].

Avalible from URL: http://www.who.int/topics/food_safety.

6. Meikawati W, Astuti R, Susilowati. Hubungan Pengetahuan dan sikap petugas

Penjamah Makanan dengan Praktek Higiene Sanitasi Makanan di Unit

Instalasi Gizi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Kesehatan.

Masyarakat Indonesia 2010.

7. Ermayani, D. Hubungan antara Kondisi Sanitasi dan Praktik Penjamah

Makanan dengan Kandungan Eschericia coli pada Nasi Pecel di Kelurahan

Sumurboto dan Tembalang. Semarang: 2004.

8. Hiasinta A. Purnawijayanti. 2001. Sanitasi Hygiene dan keselamatan Kerja

Dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius.

9. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia :

2013.

10. Ema, Nurtika. 2014. hubungan Karakteristik Individu dengan Perilaku

Keamanan Pangan Penjamah Makanan di Kantin Universitas Gadjah Mada.

Skripsi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

11. Reza L. Gambaran Perilaku Tenaga Penjamah Makanan Tentang Higiene dan

Sanitasi Makanan di Panti Asuhan di Kecamatan Koto Tanggah Padang Tahun

2013. [Karya Tulis Ilmiah]. Padang: Poltekkes Kemenkes RI Padang: 2013.

12. Victa S, Herry K, Anik S.W. Evaluasi Penerapan Higiene dan Sanitasi

Penyelenggaraan Makanan di RSUD Sunankalijaga Kabupaten Demak Tahun

2013. [Skripsi]. Semarang : Universitas Negri Semarang: 2013.

13. Notoatmodjo., Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 70: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

14. Soekidjo N. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.

15. Saifuddin A. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberti;

1995

16. Ali, Khomsan. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada; 2003.

17. WHO. Penyakit Bawaan Makanan. Jakarta: EGC; 2002.

18. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dalam Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

19. Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

20. Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (Edisi 2).

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

21. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

22. Budiman dan Riyanto, Agus. 2014. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan

dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

23. Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekamedis Rumah

Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI

24. Depkes RI. 2004 Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/

2004 tentang Tenaga Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta

25. Hermawan T. Sistem Manajemen HACCP. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2005.

26. Winarno. 2008. GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik. Jakarta: M. Brios

Press.

27. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi

Konsep dan Proses Keperawatan Buku I. Jakarta: Salemba Medika.

28. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.

Jakarta.

29. Weid, Harry. 1996. Komputer Untuk Anak, Bikin Bodoh Atau Pintar?.

Kumpulan Artikel Intisari Psoikologi Anak. Jakarta: PT. Gramedia.

Page 71: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Lampiran

Page 72: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Lampiran A

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian

yang dilaksanakan, saya :

Nama :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian

yang berjudul hubungan pengetahuan dan sikap dengan penerapan hygiene dan

sanitasi petugas penjamah makanan di unit instalasi gizi RS Jiwa Prof. HB. Saanin

Padang. Saya tidak akan menuntut terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi

dalam penelitian ini.

Demikian surat pernyataan persetujuan ini saya sampaikan dengan sadar

dan tanpa ada paksaan siapapun.

Responden Peneliti

(.......................................) (Firsta Yolanda Maru)

Nim : 152110095

Page 73: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Lampiran B

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PENJAMAH MAKANAN DALAM

HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN

DI INSTALASI GIZI RSJ PROF. HB. SAANIN

PADANGTAHUN 2018

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Tempat / tanggal lahir :

4. Jenis Kelamin :

5. Pedidikan Terakhir :

6. Lama Kerja :

B. Pengetahuan Hygiene dan Sanitasi Pengolah makanan

Pertanyaan

B1 1. Pemeriksaan kesehatan bagi tenaga pengolah makanan di Instalasi Gizi

dilakukan secara periodik sebagai sertifikat bukti sehat diri dan bebas dari

penyakit dengan tenggang waktu yang paling baik adalah...

a. 2 kali dalam setahun (1)

b. 1 tahun sekali (0)

c. 2 tahun sekali (0)

[ ]

B2 2. Pakaian kerja untuk tenaga pengolah makanan yang sebaiknya dipakai pada

saat bekerja adalah...

a. Celemek (1)

b. Tutup kepala (penutup rambut) (1)

c. Jawaban a dan b (1)

[ ]

B3 3. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di ruang kerja adalah...

a. Merokok (1)

b. Makan / minum dan merokok (1)

[ ]

Page 74: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

c. Makan / minum, berbicara dan merokok (1)

B4 4. Tindakan yang dilakukan pada saat batuk atau bersin adalah...

a. Mengalihkan muka dari makanan / minuman dan alat makan / minuman (1)

b. Mengalihkan muka dari makanan / minuman dan alat makan / minuman

dengan menutup mulut atau hidung memakai tangan atau sapu tangan dan

mencuci tangan setelah itu (1)

c. Menutup mulut atau hidung dengan sapu tangan dan mencuci tangan

setelah itu tanpa mengalihkan muka dari makanan / minuman dan alat

makan / minuman (0)

[ ]

B5 5. Mencuci tangan sebaiknya dilakukan pada saat...

a. Sebelum dan sesudah bekerja dengan menggunakan air bersih dan sabun

antiseptik (1)

b. Sesudah keluar dari WC atau kamar kecil dengan menggunakan air bersih

dan sabun antiseptik (1)

c. Jawaban a dan b benar (1)

[ ]

6. Apakah tujuan menggunakan korpus (penutup kepala) pada saat mengolah

makanan...

a. Agar lebih rapi (1)

b. Agar rambut tidak jatuh saat mengolah makanan (1)

c. Untuk menambah semangat kerja (0)

[ ]

B7 7. Bagaimana keadaan kuku jari seorang tenaga pengolahan makanan...

a. Boleh panjamg tetapi terawat kebersihannya (1)

b. Selalu bersih, terpotong pendek dan rapi (1)

c. Kuku pendek, bersih, dan boleh dicat (0)

[ ]

B8 8. Apakah seorang tenaga pengolah makanan diperbolehkan memakai perhiasan

pada saat menjamah makanan

a. Boleh tetap dipakai (0)

b. Dilepas (1)

c. Jawaban s dan b benar (0)

[ ]

B9 9. Apa yang dilakukan jika pada saat mengolah makanan tangan terluka / teriris

a. Membiarkan saja dan melanjutkan mengolah makanan (0)

b. Menutup luka dengan plaster tahan air (1)

[ ]

Page 75: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

c. Menutup luka dengan kain (1)

B10 10. Pada saat sakit apakah tenaga pengolah makanan diperbolehkan menjamah

makanan...

a. Tidak boleh ikut dalam mengolah makanan (1)

b. Boleh ikut dalam mengolah makanan (0)

c. Boleh hadir di tempat kerja tetapi tidak boleh ikUt dalam mengolah

makanan dan disarankan untuk berobat (1)

[ ]

B11 11. Makanan yang telah selesai dimasak sebaiknya...

a. Dimasukan dalam wadah tertutup secara terpisah menurut jenis masakan

(1)

b. Dimasukan dalam wadah tertutup dengan memberikan kesempatan untuk

penguapan air (1)

c. Jawaban a dan b benar (1)

[ ]

B12 12. Bagaimana seharusnya keadaan ruangan pengolahan makanan pada saat

mengolah makanan

a. Lantai selalu bersih (1)

b. Dinding terbuat dari bahan yang bisa dilap (1)

c. Lantai selalu bersih dan dinding terbuat dari bahan yang bisa dilap / dipel

dengan desinfektan (1)

[ ]

B13 13. Air yang dipandang baik secara fisik...

a. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau walaupun agak keruh (0)

b. Sedikit berwarna tetapi tidak berasa, tidak berbau dan tidak keruh (0)

c. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak keruh (1)

[ ]

B14 14. Untuk menghindari pencemaran bahan makanan dari peralatan yang kotor

bagaimana sebaiknya peralatan pengolahan yang digunakan...

a. Peralatan mudah dibersihkan (1)

b. Peralatan terbuat dari stainless steel (1)

c. Peralatan mudah dibersihkan dan terbuat dari stainless steel (1)

[ ]

B15 15. Tempat pencucian tangan tenaga pengolah makanan sebaiknya...

a. Disatukan dengan tempat pencucian bahan makanan dan peralatan (0)

b. Disatukan dengan tempat pencucian bahan makanan tetapi terpisah

dengan tempat pencucian peralatan (0)

[ ]

Page 76: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

c. Terpisah dengan tempat pencucian bahan makanan dengan peralatan (1)

Page 77: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Lampiran C

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN SIKAP PENJAMAH MAKANAN DALAM

HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN

DI INSTALASI GIZI RSJ PROF. HB. SAANIN

PADANG TAHUN 2018

No Pertanyaan SS S KS TS STS

1. Mencuci tangan menggunakan sabun harus

dilakukan oleh pengolah makanan sebelum

memasak

2. Pengolah makanan harus menggunakan

pakaian bersih dan menyerap keringat

3. Pengolah makanan boleh memiliki kuku

yang panjang

4. Mengobati dan menutu luka terbuka adalah

hal yang tidak penting dilakukan pengolah

saat memasak

5. Pengolahan makanan diperkenankan

merokok saat memasak

6. Penjamah makanan tidak diperkenankan

bersin atau batuk saat mengolah bahan

makanan

7. Pengolah makanan menggunakan tangan

tanpa alat bantu untuk mengambil makanan

8. Pengolah harus mengguankan air bersih

yang memenuhi syarat air minum untuk

memasak.

9. Tangan harus berkuku pendek dan bersih

sehingga tidak mengkontaminasi makanan

10. Menurut anda, bahan makanan yang akan

diolah harus dicuci dengan air mengalir

11. Menurut anda, celemek yang terlihat bersih

tidak perlu dicuci karena akan digunkan

Page 78: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

lagi pada hari berikutnya

12. Makanan yang sudah matang, tidak perlu

ditutup karena masih dalam kondisi panas

13. Menurut anda, pada saat bekerja sebaiknya

tidak perlu menggunakan alas kaki / sandal

karena akan menyebabkan licin

14. Menurut anda bagi penderita yang

menderita sakit pernafasan tidak boleh

bekerja di bagian pengolahan makanan

15. Menurut anda, pada saat terluka/ teriris,

cukup diobati dengan obat merah saja,

tidak menutup luka dengan perban / plester

agar cepat kering

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Page 79: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Lampiran D

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENERAPAN PENJAMAH MAKANAN DALAM

HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN

DI INSTALASI GIZI RSJ PROF. HB. SAANIN

PADANG TAHUN 2018

NO Praktik Ya Tidak

1. Penjamah makanan mencuci tangan dengan sabun

sebelum menagani makanan

2. Penjamah makanan mencuci tangan setelah keluar dari

WC atau kamar kecil

3. Penjamah makanan mencuci tangan setelah meracik

bahan mentah

4. Tidak mengeringkan tangan dengan celemek

5. Memperhatikan kebersihan peralatan sebelum

digunakan (mencuci peralatan)

6. Memakai pakaian kerja saat bekerja

7. Memakai celemek saat bekerja

8. Memakai tutup kepala saat bekerja

9. Tidak bicara saat bekerja

10. Kuku terpelihara pendek

11. Penjamah makanan tidak memakai perhiasan misalnya

cicncin atau gelang saat bekerja

12. Tidak memakan makanan saat bekerja

Page 80: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

13. Membersihkan tempat setelah selesai kegiatan

14. Tidak mengguanakn alat / fasilitas yang tidak sesuai

15. Tidak menyisir rambut di dekat makanan

Page 81: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

LAMPIRAN F

OUTPUT PENELITIAN

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 3 37.5 37.5 37.5

Perempuan 5 62.5 62.5 100.0

Total 8 100.0 100.0

Pendidikan Trakhir

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid SMA 5 62.5 62.5 62.5

PT 1 12.5 12.5 75.0

SD 1 12.5 12.5 87.5

SMP 1 12.5 12.5 100.0

Total 8 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 19-29 2 25.0 25.0 25.0

30-49 3 37.5 37.5 62.5

50-64 3 37.5 37.5 100.0

Total 8 100.0 100.0

Kategori Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 2 25.0 25.0 25.0

baik 6 75.0 75.0 100.0

Total 8 100.0 100.0

Page 82: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

Kategori Sikap

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 4 50 50 50

Baik 4 50 50 100.0

Total 8 100.0 100.0

Kategori Tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang baik 5 62.5 62.5 62.5

Baik 3 37.5 37.5 100.0

Total 8 100.0 100.0

Page 83: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

LAMPIRAN G

Page 84: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

LAMPIRAN H

Page 85: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …

LAMPIRAN I

Page 86: GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN …