36
GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG (Pteropus vampyrus) ASWIN SETYAWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTUTUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

  • Upload
    lehanh

  • View
    260

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS

PADA KALONG (Pteropus vampyrus)

ASWIN SETYAWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTUTUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Gambaran Hepatitis pada

Kalong (Pteropus vampyrus) adalah karya saya dengan arahan dosen pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2012

Aswin Setyawan

B04080061

Page 3: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

ii

ABSTRACT

ASWIN SETYAWAN. Histopathological Study of Hepatitis in Large Flying Fox

(Pteropus vampyrus). Under direction of EKOWATI HANDHARYANI and

AGUS SETIYONO.

The aim of this research was to find out an descrption of hepatitis in the

large flying fox (Pteropus vampyrus). This research used seventeen livers

samples of Pteropus vampyrus from Manado(North Sulawesi) and Ciamis (West

Java). The necropsy procedure was performed and livers of Pteropus vampyrus

were taken, examined for gross findings and histopathology. The results of

observations indicated that three of the samples showed hepatitis; characterized by

the presence of granulomatous inflammation. Inflammatory in those samples

consisted of necrotic area, neutrophils, macrophages, lymphocytes, and fibrous

tissue. Periodic Acid Schiff (PAS) staining was done on three samples and the

results demonstrated negative to the existence of parasites and fungi. So the cause

of granulomatous inflammaton in this study is still not spesific yet.

Keywords: histopathology, hepatitis, Pteropus vampyrus

Page 4: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

iii

RINGKASAN

ASWIN SETYAWAN. Gambaran Histopatologi Hepatitis pada Kalong (Pteropus

vampyrus). Dibimbing oleh EKOWATI HANDHARYANI dan AGUS

SETIYONO.

Kelelawar telah diidentifikasi sebagai reservoir host untuk banyak penyakit

patogen yang akhir-akhir ini muncul. Penyakit patogen tersebut diantaranya

adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa

Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang dapat berperan sebagai

reservoir host salah satunya adalah kelelawar buah (kalong) dari genus Pteropus

yang lebih dikenal dengan nama flying fox. Populasi kalong terutama Pteropus

vampyrus cukup banyak di Indonesia. Bertolak dari hal tersebut penelitian ini

dilakukan untuk mencari tahu tentang kerusakan pada hati dari Pteropus

vampyrus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi

hepatitis pada kalong (Pteropus vampyrus). Selanjutnya, penelitian ini diharapkan

bisa menjadi dasar penelitian penyakit zoonosis dari kalong terutama spesies

Pteropus vampyrus berdasarkan lesio-lesio dari hepatitis yang ditemukan.

Pteropus vampyrus dianastesi dengan menggunakan ketamin HCl dengan

dosis 10 mg/kg BB secara intra muskular. Selanjutnya dilakukan pengambilan

sampel darah, urine, dan feses sebelum dilakukan eutanasi. Setelah mati, kalong

dinekropsi untuk pengambilan organ, organ difiksasi di dalam Buffer Neutral

Formalin (BNF) 10% untuk dibuat preparat histopatologi. Pembuatan preaparat

histopatologi organ hati dilakukan dengan prosedur yang terdiri dari fiksasi,

dehidrasi, pencetakan, dan pemotongan. Selanjutnya preparat diwarnai dengan

Hematoksilin-Eosin (HE) dan Periodic Acid Schiff (PAS), kemudian diamati

dengan menggunakan mikroskop. Semua gambaran histopatologi dievaluasi dan

disampaikan dalam penjelasan secara deskriptif.

Hasil pengamatan sampel preparat histopatologi hati pada 17 ekor kalong

dengan pewarnaan HE menunjukkan adanya beberapa lesio. Pada sampel nomor

22, 23, 44, B1, B3, B4, B5, C10, dan C14 terdapat bentuk hepatosit yang normal,

sedangkan pada sampel nomor 24, 25, 35, 42, 43, 46, C2, dan C5 terdapat lesio

pada jaringan hati. Kerusakan hepatosit dikarenakan adanya infiltrasi radang

granuloma ditemukan pada sampel 24, 25, dan C2 dan degenerasi hidropis

ditemukan pada sampel 35, 42, 43, 46, C2, dan C5.

Adanya kerusakan hepatosit dan ditemukannya sel-sel radang menunjukkan

bahwa sampel nomor 24, 25, dan C2 mengalami hepatitis. Hepatitis merupakan

peradangan yang terjadi pada hati. Hepatitis dapat dibedakan menjadi 2 macam,

yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronis. Hepatitis akut merupakan kerusakan

hepatosit yang ditandai dengan masih ditemukannya perdarahan. Sel-sel radang

pada hepatitis akut lebih dominan pada daerah parenkim daripada daerah porta

dan kadang-kadang ditemukan kerusakan pada lumen pembuluh empedu, serta

belum terbentuknya jaringan fibrosis sebaliknya hepatitis kronis ditandai dengan

terbentuknya jaringan fibrosis.

Sarang radang granuloma ditemukan pada sampel nomor 24, 25, dan C2.

Sarang radang granuloma merupakan peradangan dengan sekumpulan makrofag

yang disertai limfosit dan sel plasma; kadang-kadang ditemukan netrofil dalam

Page 5: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

iv

jumlah minimal. Penyebab dari radang granuloma sering tidak diketahui dan

biasanya merupakan bagian dari infeksi sistemik. Pada sampel 24 dan 25

ditemukan infiltrasi sel-sel radang yang terdiri dari sel netrofil, makrofag, dan

limfosit, sedangkan pada sampel C2 ditemukan limfosit, makrofag, giant cell,

serta sedikit netrofil. Pewarnaan PAS yang dilakukan pada sampel 24, 25, dan C2

menunjukkan hasil negatif terhadap keberadaan parasit maupun jamur, yang

berarti bahwa penyebab sarang radang granuloma belum diketahui secara pasti.

Kata kunci: Histopatologi, hepatitis, Pteropus vampyrus

Page 6: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

v

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 7: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

vi

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS

PADA KALONG (Pteropus vampyrus)

ASWIN SETYAWAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTUTUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 8: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

vii

Judul Skripsi : Gambaran Histopatologi Hepatitis pada Kalong (Pteropus

vampyrus)

Nama : Aswin Setyawan

NIM : B04080061

Disetujui,

Pembimbing I

Drh. Ekowati Handharyani, MS, Ph.D, APVet

NIP. 19591217 198601 2 001

Pembimbing II

Drh. Agus Setiyono, MS, Ph. D, APVet

NIP. 19630810 198803 1 004

Diketahui,

Wakil dekan

Fakultas Kedokteran Hewan - IPB

Drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet

NIP. 19630810 198803 1 004

Tanggal Lulus :

Page 9: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

viii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan

limpahan rahmat, izin, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Gambaran Histopatologi Hepatitis pada Kalong (Pteropus

vampyrus)" yang merupakan syarat kelulusan Sarjana Kedokteran Hewan, Institut

Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Drh. Ekowati Handharyani, MS, Ph.

D, APVet dan drh. Agus Setiyono, MS, Ph. D, APVet selaku pembimbing atas

bimbingan, ilmu, dorongan, motivasi, nasehat, dan waktu yang telah diluangkan

selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Di samping itu, penghargaan

penulis sampaikan kepada seluruh staf dan pegawai laboratorium Patologi yang

telah banyak membantu mulai dari awal hingga selesainya penelitian ini dengan

lancar. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua, teman

sepenelitian, teman-teman Avenzoar FKH 45 atas doa, dorongan semangat, dan

seluruh bantuannya.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan dan penulis

berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak termasuk penulis

pribadi.

Bogor, Oktober 2012

Aswin Setyawan

Page 10: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah pada tanggal 13 Agustus

1990. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Budhi Sukoco dan Asih

Daryati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah

1 Wonosobo pada tahun 2008. Penulis diterima sebagai Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor melalui seleksi USMI (Ujian Seleksi

Masuk IPB) pada tahun 2008.

Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hewan, penulis

pernah mengikuti beberapa kepanitiaan dan organisasi. Penulis tercatat pernah

menjadi pengurus BEM FKH IPB departemen Pendidikan kabinet Katalis periode

tahun 2009-2010, Ketua Seminar One World One Health (OWOH) pada tahun

2009, pengurus Himpunan Minat dan Profesi Satwaliar FKH IPB divisi Eksternal

periode 2009-2010, Ketua Divisi Eksternal Himpunan Minat dan Profesi

Satwaliar periode 2010-2011, dan anggota Organisasi Mahasiswa Daerah

Wonosobo.

Page 11: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................ 1

Tujuan Penelitian .................................................................................... 2

Manfaat Penelitian .................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pteropus vampyrus ................................................................................. 3

Hati ......................................................................................................... 7

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Peralatan Penelitian .............................................................. 11

Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 11

Pembuatan Preparat Histologi

Fiksasi............................................................................................ 11

Dehidrasi ...................................................................................... 11

Pencetakan (Embedding) ............................................................... 12

Pemotongan ................................................................................... 12

Pewarnaan Hematoksilin-Eosin .................................................... 12

Pewarnaan Periodic Acid Schiff ................................................... 13

Pengamatan ............................................................................................ 13

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 14

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

Page 12: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Pteropus vampyrus ........................................................................ 3

Gambar 2 Susunan gigi Pteropus vampyrus tampak ventral .......................... 4

Gambar 3 Penyebaran Pteropus vampyrus di Asia Tenggara ......................... 5

Gambar 4 Daerah porta hati tikus ................................................................... 8

Gambar 5 Vena centralis hati tikus ................................................................. 8

Gambar 6 Hati, dilatasi sinusoid dan kongesti pada sampel 42 ...................... 17

Gambar 7 Sel-sel hati mengalami degenerasi hidropis secara luas pada sampel

35 .................................................................................................... 17

Gambar 8 Hati, infiltrasi radang granuloma pada sampel 25.......................... 19

Gambar 9 Hati, infiltrasi radang granuloma pada sampel C2 ......................... 19

Page 13: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelelawar telah diidentifikasi sebagai reservoir host untuk banyak penyakit

patogen yang akhir-akhir ini muncul. Penyakit patogen tersebut diantaranya

adalah virus Hendra (Halpin et al. 2000), virus Nipah (Johara et al. 2001), virus

SARS Corona (Li et al. 2005), virus Ebola (Leroy et al. 2005), virus Lyssa

Australian bat (Fraser et al. 1996), dan virus Menangle (Philbey et al. 2008).

Sejumlah virus patogen tersebut telah menimbulkan dampak yang signifikan

terhadap kesehatan manusia dan ternak. Virus Nipah bahkan telah dilaporkan

menular antar manusia di Bangladesh (Field et al. 2007).

Kelelawar yang dapat berperan sebagai reservoir host salah satunya adalah

kelelawar buah (kalong) dari genus Pteropus yang lebih dikenal dengan nama

flying fox. Kelelawar ini biasanya bertengger di pohon-pohon besar. Beberapa

spesies memiliki penyebaran yang sangat luas dan hidup nomaden dengan

bermigrasi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari sumber makanan.

Pola hidup seperti ini akan mempermudah proses penyebaran penyakit yang

dibawa oleh kalong ini (Fleming dan Eby 2003).

Virus Hendra dan virus Nipah (genus Henipavirus, famili Paramyxoviridae)

terdapat pada sebagian besar genus Pteropus. Virus Hendra diisolasi dari

Pteropus alecto dan Pteropus poliocephalus di Australia, sedangkan virus Nipah

diisolasi dari Pteropus vampyrus dan Pteropus hypomelanus di Malaysia serta

Pteropus liley di Kamboja (Reynes et al. 2005).

Populasi kalong terutama Pteropus vampyrus cukup banyak di Indonesia.

Populasi yang tidak sedikit ini akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan

ternak di negara kita jika tidak dikelola dengan baik. Hutan yang semakin gundul

akan semakin mendekatkan habitat kalong kepada manusia dan hewan ternak.

Hal ini akan mempermudah penularan virus yang dibawa oleh kalong kepada

manusia dan ternak (Kunz dan Jones 2000).

Sebenarnya selain menjadi reservoir host bagi penyakit-penyakit diatas,

kalong juga mempunyai peran positif bagi kehidupan manusia dan lingkungan.

Kalong bisa membantu penyerbukan bagi tanaman bunga dan buah, serta

Page 14: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

2

membantu penyebaran biji buah-buahan. Kalong juga diyakini bisa menjadi obat

asma karena sifat dagingnya yang bisa menghangatkan tubuh setelah dimakan.

Hati merupakan organ yang berperan penting dalam detoksifikasi racun

karena hati menerima 80% suplai darah dari saluran pencernaan melalui vena

porta hepatika. Hati juga dapat menghasilkan enzim-enzim yang mempunyai

kemampuan biotransformasi pada berbagai macam zat endogen dan eksogen

untuk dieliminasi oleh tubuh. Proses biotransformasi ini dapat mengaktifkan

beberapa zat menjadi lebih toksik dan menyebabkan terjadinya perlukaan hati.

Hal ini menyebabkan hati berpotensi mengalami kerusakan, meskipun sel-sel hati

memiliki kemampuan regenerasi yang sangat luar biasa (Guyton dan Hall 2006).

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi hepatitis

pada kalong (Pteropus vampyrus).

Manfaat

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui gambaran histopatologi

hepatitis dari Pteropus vampyrus, sehingga kita mendapatkan pengetahuan

tentang lesio-lesio yang disebabkan oleh hepatitis pada kalong ini. Penelitian ini

juga dapat digunakan sebagai dasar atau pembanding untuk penelitian selanjutnya,

termasuk menyelidiki penyakit-penyakit zoonosa yang dapat ditularkan oleh

kalong, terutama spesies Pteropus vampyrus berdasarkan lesio-lesio yang

ditemukan pada hepatitis dari penelitian ini.

Page 15: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

TINJAUAN PUSTAKA

Pteropus vampyrus

Pteropus vampyrus merupakan kelelawar pemakan buah (kalong) terbesar.

Beratnya dapat mencapai 1 500 gram dan bentangan sayap hingga 1 700 mm

(Suyanto 2001). Pteropus vampyrus termasuk ke dalam Famili Pteropdidae yang

merupakan satu-satunya famili dari anggota Subordo Megachiroptera. Genus

Pteropus merupakan genus yang paling beragam dari 42 genus kelelawar

pemakan buah lainnya. Pteropus vampyrus memiliki 6 subspesies, yaitu Pteropus

vampyrus vampyrus, Pteropus vampyrus edulis, Pteropus vampyrus lanensis,

Pteropus vampyrus natunae, Pteropus vampyrus pluton, dan Pteropus vampyrus

sumatrensis (Simmons 2005).

Menurut Linnaeus (1758) dalam Simmons (2005), klasifikasi Pteropus

vampyrus adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Ordo : Chiroptera

Subordo : Megachiroptera

Famili : Pteropodidae

Genus : Pteropus

Spesies : Pteropus vampyrus Gambar 1 Pteropus vampyrus

(Kunz dan Jones 2000).

Pteropus vampyrus memiliki tubuh yang besar dengan panjang tubuh rata-

rata 34 cm dan panjang lengan 19-21 cm (Corbet dan Hill 1992). Pteropus

vampyrus memiliki muka seperti anjing yang merupakan ciri utama dari kalong.

Pteropus vampyrus memiliki kepala yang berwarna hitam kemerahan dengan

telinga yang panjang dan tegak. Bagian dagu ke bawah dari kalong ini berwarna

hitam, sedangkan bagian belakang lehernya berwarna coklat kemerahan (Ingle

dan Hanley 1992).

Page 16: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

4

Seluruh tubuh Pteropus vampyrus ditutupi oleh rambut. Warna dari rambut

ini tergantung dari jenis kelamin dan umur. Pteropus vampyrus yang baru lahir

memiliki rambut berwarna hitam dan akan berwarna lebih terang saat dewasa.

Rambut Pteropus vampyrus jantan lebih kaku dan tebal daripada Pteropus

vampyrus betina (Godwin 1979).

Pteropus vampyrus memiliki ujung sayap yang pendek dan agak bulat yang

digunakan untuk mengurangi kecepatan saat terbang. Vena sayap pada Pteropus

vampyrus mirip dengan mamalia pada umumnya, hanya saja vena pada Pteropus

vampyrus memiliki inervasi khusus pada otot polos dan jaringan endotel di sekitar

sayap yang berfungsi untuk menjaga kelancaran aliran darah saat terbang (Schipp

1978). Spesies ini biasanya terbang 50 km/malam berpindah dari satu pulau ke

pulau lainnya untuk mencari makanan (Mickleburgh et al. 1992).

Pteropus vampyrus memiliki formulasi gigi I 2/2, C 1/1, M 3/3, dan P 2/3.

Gigi Insisivus bagian atas lebih besar daripada yang bawah dan I1 lebih besar

daripada I2. Gigi Caninus bagian atas panjang, tajam, dan memiliki alur,

sedangkan gigi Caninus bagian bawah tidak memiliki alur. Gigi Premolar dan

Molar pada Pteropus vampyrus umumnya kurang berkembang dengan baik

(Leekagul dan Mcneely 1977).

Gambar 2 Susunan gigi Pteropus vampyrus tampak ventral

(Corbet dan Hill 1992).

Page 17: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

5

Pteropus vampyrus tersebar di sepanjang garis Wallace, tepatnya di

subregio Indo-Malayan. Kalong ini dapat ditemukan di Thailand, Malaysia,

Filipina, Timor Leste, dan Indonesia. Di Malaysia dan Borneo (Kalimantan)

kalong ini umumnya dapat ditemukan di pesisir pantai di pedalaman hingga

ketinggian 1 370 meter (Medway 1969).

Gambar 3 Penyebaran Pteropus Vampyrus di Asia Tenggara

(Corbet dan Hill 1992).

Pteropus vampyrus hidup dalam sebuah kelompok besar. Pteropus

vampyrus tidur di siang hari dan mencari makan di malam hari. Pteropus

vampyrus biasanya tinggal di Hutan Mangrove dan perkebunan coklat. Di

Malaysia, kalong ini sering ditemukan di dataran rendah dibawah 365 meter. Di

Kalimantan, kalong ini ditemukan di pesisir pantai di sebuah pulau selama musim

panen. Di Pulau Rambut, kalong ini menggantung di Pohon Kepuh, walaupun

kadang-kadang dapat ditemukan di Pohon Kedoya (Wiriosoepartha et al. 1986).

Di Sumatra, Pteropus vampyrus menggantung di Pohon Kapok. Pteropus

Page 18: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

6

vampyrus biasanya menggantung di ranting-ranting pohon yang tinggi (Godwin

1979).

Usia maksimal Pteropus vampyrus umumnya 15 tahun. Selama hidup

Pteropus vampyrus dapat terserang penyakit. Penyakit ini berasal dari beberapa

parasit, diantaranya Limosa maki yaitu cacing yang tinggal di ruang abdomen

Pteropus vampyrus, ektoparasit dari Laelapidae, Nycteribiidae, dan Spinturnicidae

yang ditemukan di spesimen Pteropus vampyrus di Malaysia. Bakteri juga pernah

ditemukan pada rektum Pteropus vampyrus, yaitu bakteri gram positif (Bacillus

dan Corynebacterium) dan bakteri gram negatif (Enterococcus, S.aureus,

S.hemolityc, E.coli, dan M.morgani) (Heard et al. 1997).

Musim kawin Pteropus vampyrus tergantung dari musim di daerah tempat

tinggalnya. Di Malaysia dan Thailand, kebuntingan maksimal terjadi antara bulan

November-Januari dan anaknya akan lahir sekitar bulan Maret atau awal April.

Di Filipina, Pteropus vampyrus beranak selama bulan April sampai Mei. Dalam

satu siklus kawin, Pteropus vampyrus hanya dapat menghasilkan satu ekor anak

dengan masa kebuntingan sekitar 140-150 hari. Setelah lahir, anak Pteropus

vampyrus akan bergelantungan kepada induknya selama 2 bulan (Lekagul dan

Mcneely 1977).

Daging kalong termasuk Pteropus vampyrus merupakan makanan lezat

yang mendorong perdagangan secara besar-besaran, sehingga The Convention of

International Trade In Endangered Spesies (CITES) memasukkan semua spesies

Pteropus ke dalam appendix 2, yaitu daftar jenis-jenis hewan yang

perdagangannya perlu diawasi secara ketat agar tidak punah. Menurunnya

populasi Pteropus vampyrus juga disebabkan oleh petani yang menganggap

kelelawar ini sebagai hama kebun yang perlu diberantas. Faktor lain penyebab

penurunan populasi kelelawar ini adalah keberadaan predator di alam, seperti

burung-burung pemangsa, ular, dan mamalia karnivora (CITES 2012).

Page 19: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

7

Hati

Hati adalah organ tubuh terbesar dan merupakan kelenjar terbesar yang

terletak di rongga perut di bawah diafragma. Hati dibungkus oleh jaringan ikat

tipis yang disebut kapsula hepatika. Kapsula hepatika akan bercabang

membentuk kapsula glisson yang berfungsi membungkus lobulus hati. Kapsula

glisson akan menebal di hilum. Penebalan kapsula glisson di hilum ini

merupakan tempat vena porta dan arteri hepatika memasuki hati serta tempat

keluarnya pembuluh limfe (Price dan Lorraine 2006).

Vaskularisasi hati berasal dari arteri hepatika dan vena porta. Darah yang

masuk ke hati melalui vena porta berasal dari saluran pencernaan dan organ

abdomen lain yaitu limpa, pankreas, dan kantung empedu. Darah yang masuk

mengandung berbagai nutrisi yang baru diserap dan siap untuk diproses lebih

lanjut oleh hati. Selain nutrisi, turut masuk juga berbagai bakteri, sel darah merah

yang sudah tua, dan toksin yang harus diolah, dihancurkan, atau disimpan.

Sebanyak 75-80% darah pada organ hati berasal dari vena porta, sedangkan dari

arteri hepatika mengalir sekitar 20-25% darah yang kaya akan oksigen. Darah ini

selanjutnya akan menuju vena sentralis melalui sinusoid-sinusoid diantara

hepatosit. Darah dari vena sentralis akan bermuara ke dalam vena hepatika yang

selanjutnya akan dikeluarkan dari hati (Price dan Lorraine 2006).

Secara mikroskopis, setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yaitu

lobulus yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ. Setiap lobulus

merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati

(hepatosit) berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara

hepatosit terdapat kapiler-kapiler darah yaitu sinusoid yang merupakan cabang

vena porta dan arteri hepatika. Lumen sinusoid dibatasi oleh kapiler diskontinyu.

Pada permukaan hepatosit yang menghadap ke sinusoid terdapat mikrovili yang

berfungsi menyerap nutrisi dari sinusoid. Diantara ruang endotel dan hepatosit

terdapat ruang Disse yang didalamnya terdapat sel Ito. Sel Ito berfungsi sebagai

penyimpan vitamin A dan matriks ekstraselular. Hati juga memiliki sel Kupffer

yang merupakan sistem monosit-makrofag yang berfungsi menelan agen infeksius

dan bahan asing lain. Sel Kupffer berada di atas sel endotel yang mengarah ke

lumen sinusoid (Guyton dan Hall 2006).

Page 20: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

8

Gambar 4 Daerah porta hati tikus; pewarnaan HE, skala Bar 40 μm

(Cooper 1998).

Gambar 5 Vena centralis hati tikus; pewarnaan HE, skala bar 50 μm

(Cooper 1998).

Page 21: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

9

Lobulus hati berdasarkan jaraknya dengan sumber suplai darah dapat dibagi

menjadi 3, yaitu periportal, midzonal, dan centrilobular. Daerah periportal

merupakan daerah yang paling dekat dengan suplai darah sehingga mendapatkan

oksigen yang kualitasnya baik. Daerah periportal juga akan terpapar oleh zat-zat

toksik terlebih dahulu. Oksigenasi semakin berkurang pada hepatosit yang berada

semakin dekat dengan vena sentralis (Guyton dan Hall 2006).

Hati adalah lokasi yang paling penting dalam sintesa protein. Hampir

semua protein serum disintesa di hati, termasuk protein seperti albumin dan faktor

pembeku darah. Fungsi penting hati yang lainnya menurut Guyton dan Hall

(2006) adalah:

1. Metabolisme karbohidrat dan lemak

2. Menjalankan fungsi kekebalan

3. Memproduksi getah empedu dan protein plasma

4. Metabolisme bilirubin

5. Metabolisme dan penyimpanan vitamin.

Empedu yang dibentuk di hepatosit akan diekskresikan ke dalam kanalikuli

yang bersatu membentuk saluran empedu yang disebut duktus kholedukus.

Cabang terkecil dari duktus kholedukus akan membentuk segitiga porta (segitiga

Kiernan) bersama dengan cabang terkecil dari arteri hepatika dan vena porta

(Price dan Lorraine 2006).

Hepatitis merupakan peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan

oleh infeksi mikroorganisme atau toksin termasuk alkohol (Corwin 2000).

Hepatitis dapat terjadi melalui beberapa rute, yaitu sirkulasi darah, sirkulasi cairan

empedu, dan penetrasi secara langsung. Rute sirkulasi darah merupakan yang

paling sering terjadi karena hati menerima darah dari arteri hepatika dan vena

porta sekaligus. Hepatitis dapat dibedakan menjadi hepatitis akut dan hepatitis

kronis. Hepatitis akut biasanya ditandai dengan adanya nekrosa, apoptosis sel

hepatosit, serta hadirnya sel-sel radang, seperti neutrofil, limfosit, dan sel plasma.

Hepatitis akut yang berkelanjutan akan berubah menjadi hepatitis kronis (Vegad

dan Swamy 2010). Ciri lain yang bisa membedakan hepatitis kronis dengan

hepatitis akut adalah terbentuknya fibrosis. Fibrosis hanya terjadi pada hepatitis

Page 22: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

10

kronis. Fibrosis merupakan proses terbentuknya jaringan parut yang

menggantikan hepatosit yang telah rusak. Pada awalnya, hati membentuk

jaringan parut untuk melindungi dirinya dari peradangan, namun karena beratnya

kerusakan, jaringan parut yang terbentuk semakin banyak, sehingga hati tidak

dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, jaringan hati yang sehat tidak

cukup untuk melakukan fungsi metabolisme, detoksifikasi, dan fungsi lainnya

untuk menjaga agar tubuh tetap sehat (Vegad dan Swamy 2010).

Page 23: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

METODE PENELITIAN

Bahan dan Peralatan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 ekor kalong jenis

Pteropus vampyrus (9 ekor berasal dari Manado dan 8 ekor asal Ciamis dengan

kisaran berat badan 1 kg), organ hati, Buffer Neutral Formalin (BNF) 10%,

alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 90%, alkohol 95%, alkohol 96%, alkohol

absolut, xylol, parafin, akuades, kaset jaringan, pewarna Hematoksilin-Eosin

(HE), pewarna Periodic Acid Schiff (PAS), larutan sulfit, asam periodat 1%,

cairan permounting, dan lithium karbonat. Peralatan yang digunakan antara lain

skalpel, pinset, tissue processor, tissue embedding console, mikrotom, gelas

objek, kaca penutup, dan mikroskop.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari 2011 sampai bulan Januari

2012, dilaksanakan di Bagian Patologi Departemen Klinik, Reproduksi, dan

Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Evaluasi Histopatologi

Pteropus vampyrus dianastesi dengan menggunakan ketamin HCl dengan

dosis 10 mg/kg BB secara intra muskular. Selanjutnya dilakukan pengambilan

sampel darah, urine, dan feses sebelum dilakukan eutanasi. Setelah mati

dilakukan nekropsi untuk pengambilan organ, difiksasi di dalam BNF 10% untuk

dibuat preparat histopatologi. Pembuatan preparat histopatologi yang dilakukan

pada organ hati dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

Fiksasi

Sediaan organ hati direndam dalam larutan BNF 10% selama 6 sampai 48

jam, kemudian dipotong menggunakan skalpel dengan ketebalan 3 mm dan

potongannya dimasukan ke dalam kaset jaringan.

Dehidrasi

Organ yang ada dalam kaset jaringan dimasukan ke dalam gelas-gelas mesin

tissue processor untuk dilakukan dehidrasi. Dehidrasi ini dilakukan dengan

Page 24: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

12

menggunakan alkohol yang konsentrasinya berbeda dimulai dari 70%, 80%, 96%,

alkohol absolut I, dan alkohol absolut II masing-masing selama 2 jam. Setelah

itu, dilakukan proses penjernihan dengan memasukkan sediaan ke dalam xylol I

dan II.

Pencetakkan (Embedding)

Paraffin dimasukkan ke dalam cetakan sampai setengah, kemudian

potongan jaringan dimasukkan, selanjutnya cetakan ditambah dengan parafin

hingga penuh dan diberi label. Proses pencetakan dilakukan dengan tissue

embedding console. Sediaan lalu didinginkan pada suhu 4 °C.

Pemotongan

Jaringan dipotong dengan menggunakan rotary microtome dengan ketebalan

4-5 µm dan hasil potongan selanjutnya ditempelkan pada gelas objek, kemudian

dikeringkan pada suhu ruang, disimpan dalam inkubator sampai dilakukan

pewarnaan.

Pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE)

Pewarnaan HE merupakan pewarnaan umum untuk melihat morfologi

jaringan secara umum. Pada pewarnaan ini inti yang bersifat asam diwarnai

dengan Hematoksilin (asidofilik), sedangkan sitoplasma diwarnai dengan Eosin

(basofilik). Penggunaan pewarnaan ini dapat memvisualisasikan secara kontras

bagian inti dan sitoplasma sehingga gambaran sel dan jaringan dapat diamati

dengan jelas.

Pewarnaan HE diawali dengan proses deparafinisasi dengan menggunakan

xylol I, II, dan III masing-masing selama 3 menit. Kemudian dilanjutkan dengan

proses rehidrasi dengan menggunakan alkohol bertingkat, dimulai dari alkohol

absolut, alkohol 90%, dan alkohol 80% masing-masing selama 3 menit. Sediaan

selanjutnya dibilas menggunakan akuades selama 10-15 menit.

Sediaan diwarnai dengan pewarna Hematoksilin selama 8 menit, kemudian

dicuci dengan air selama 30 detik. Setelah itu tetesi lithium karbonat, biarkan

selama 15-30 detik. Selanjutnya dicuci dengan air selama 2 menit dan diwarnai

dengan pewarna Eosin selama 2-3 menit kemudian dicuci kembali menggunakan

air selama 30-60 detik.

Page 25: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

13

Setelah sediaan diwarnai, dilakukan dehidrasi dengan alkohol 95% (10

celupan) dan dilanjutkan dengan alkohol absolut I dan II masing-masing 2 menit.

Setelah itu dilakukan proses penjernihan dengan xylol I, II, dan III selama 2 menit,

angin-anginkan sebentar, tetesi cairan permounting, dan ditutup dengan gelas

penutup.

Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS)

Reaksi terhadap pewarnaan PAS menunjukkan adanya glikogen dalam

jaringan. Periodic acid akan mengoksidasi residu glukosa dan menghasilkan

aldehida yang selanjutnya bereaksi dengan reagen Schiff dan menimbulkan warna

magenta-purple. Pewarnaan PAS diberi perona (counterstain) berupa pewarnaan

basa (misalnya hematoxylin). Pewarnaan PAS akan menunjukkan keberadaan

karbohidrat pada jaringan ikat, mukus, dan membran basal jaringan epitel.

Pewarnaan PAS yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi keberadaan parasit dan jamur. Parasit dan jamur akan terlihat

dalam pewarnaan PAS karena unsur pembentuk keduanya adalah karbohidrat.

Pewarnaan ini dimulai dengan melakukan deparafinisasi dan rehidrasi

sediaan dalam larutan xylol dan alkohol bertingkat masing-masing selama 3-5

menit, kemudian dilanjutkan dengan pencucian dalam air mengalir selama 10

menit. Setelah itu, sediaan dioksidasi dalam asam periodat 1% selama 5-10 menit

dan dicuci dengan akuades 3 kali, masing-masing selama 5 menit. Selanjutnya

dilakukan pewarnaan larutan reagent Schiff selama 15-30 menit dan dicuci dengan

air sulfit yang selalu fresh (dibuat baru) selama 3 x 3 menit. Selanjutnya

dilakukan pencucian dengan akuades selama 5 menit sebanyak 3 kali.

Counterstain dengan hematoksilin, cek dengan mikroskop. Pencucian kembali

dengan air mengalir 10-60 menit dan akuades selama 5 menit sebanyak 2 kali.

Dehidrasi dan penjernihan dilakukan didalam larutan alkohol dan xylol, diangin-

anginkan, ditetesi cairan permounting, dan ditutup dengan gelas penutup.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop untuk melihat

perubahan yang terjadi pada organ hati, yaitu pada lobulus hati atau sel-sel hati,

vena sentralis, dan daerah porta dengan perbesaran 10x10 dan 40x10.

Page 26: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Fungsi hati sebagai penawar racun didukung oleh daya regenerasi hepatosit

yang luar biasa dan sudah diketahui sejak lama. Pada hati normal diketahui

bahwa lobektomi sebanyak 70% pada hati mengakibatkan proliferasi sel-sel hati

yang sangat cepat, sehingga dalam dua hingga tiga minggu bagian hati yang

hilang dapat diganti kembali. Meskipun demikian, kerusakan yang berjalan terus-

menerus tetap saja akan menimbulkan kerusakan parah pada hati (Guyton dan

Hall 2006).

Hasil pengamatan dari 17 sampel preparat histopatologi hati Pteropus

vampyrus dengan pewarnaan HE menunjukkan adanya beberapa lesio. Lesio-

lesio tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Sampel nomor 22, 23, 44, B1, B3, B4,

B5, C10, dan C14 memiliki bentuk hepatosit yang normal, sedangkan pada

sampel nomor 24, 25, 35, 42, 43, 46, C2, dan C5 terdapat lesio pada jaringan hati.

Kerusakan hepatosit dikarenakan adanya infiltrasi radang granuloma yang

ditemukan pada sampel 24, 25, dan C2 dan degenerasi hidropis yang ditemukan

pada sampel 35, 42, 43, 46, C2, dan C5.

Kongesti terjadi hampir pada semua sampel, kecuali sampel 43, B1, B3, C5,

C10, dan C14. Kongesti merupakan akumulasi eritrosit pada pembuluh vena.

Kongesti pada hati bisa disebabkan oleh kegagalan jantung kanan (Vegad dan

Swamy 2010). Kegagalan jantung kanan akan membuat sirkulasi darah dari

jantung ke hati mengalami gangguan. Hal ini dapat menyebabkan akumulasi

eritrosit pada vena-vena di hati. Akumulasi eritrosit juga terjadi pada sinusoid-

sinusoid hati yang selanjutnya akan menyebabkan dilatasi pada sinusoid-sinusoid

tersebut. Dilatasi dan akumulasi eritrosit juga terjadi pada vena sentralis.

Akumulasi eritrosit dan dilatasi pada vena-vena hati ini akan menyebabkan

terganggunya suplai oksigen dan nutrisi kepada hepatosit. Daerah yang akan

mengalami kerusakan pertama kali dari kejadian ini adalah zona sentrilobular

(Suriawinata dan Thung 2011). Zona sentrilobular merupakan daerah di sekitar

vena sentralis yang merupakan daerah paling jauh dari sumber oksigen dan

nutrisi. Zona sentrilobuler akan mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen

dan nutrisi. Menurut Vegad dan Swamy (2011) hipoksia yang berkelanjutan akan

Page 27: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

15

menyebabkan atrofi hepatosit, nekrosis, dan degenerasi pada zona sentrilobuler.

Kerusakan yang berkelanjutan akan menyebabkan hal yang sama pada hepatosit

zona midzonal dan periportal. Jaringan hati yang mengalami nekrosis akan

digantikan dengan pembentukan jaringan ikat atau fibrosis (Price dan Lorraine

2006).

Tabel 1 Lesio pada hati Pteropus vampyrus dengan pewarnaan HE

No

sampel

Asal

sampel

Lesio yang ditemukan

Daerah segitiga porta Daerah diluar segitiga porta

22 Manado Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Kongesti

23 Manado Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Kongesti

24 Manado Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

dan fibrosis

Sarang radang granuloma,

multifokus, kongesti, dan

nekrosis hepatosit

25 Manado Sarang radang granuloma

multifokus, terdapat vakuola

lemak pada dinding arteri

(tunika intima), dan fibrosis

Sarang radang granuloma

multifokus, fibrosis, nekrosis

sentrilobuler, dilatasi sinusoid,

kongesti, dan atrofi hepatosit

35 Manado Tidak ditemukan perubahan Degenerasi hidropis, dilatasi

sinusoid, dan kongesti

42 Manado Tidak ditemukan perubahan Degenerasi hidropis, dilatasi

sinusoid, dan kongesti

43 Manado Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Degenerasi hidropis

44 Manado Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Kongesti

46 Manado Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Degenerasi hidropis, dilatasi

sinusoid, dan kongesti

B1 Ciamis Terdapat vakuola lemak di

lumen arteri (tunika intima)

Tidak ditemukan perubahan

B3 Ciamis Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Tidak ditemukan perubahan

B4 Ciamis Tidak ditemukan perubahan Kongesti

B5 Ciamis Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Dilatasi sinusoid dan kongesti

C2 Ciamis Tidak ditemukan perubahan Degenerasi hidropis, kongesti,

nekrosis hepatosit, dan sarang

radang granuloma multifokus

C5 Ciamis Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Degenerasi hidropis

C10 Ciamis Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Tidak ditemukan perubahan

C14 Ciamis Terdapat vakuola lemak pada

dinding arteri (tunika intima)

Tidak ditemukan perubahan

Page 28: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

16

Degenerasi hidropis merupakan salah satu lesio yang terjadi karena

kongesti. Price dan Lorraine (2006) menyatakan bahwa degenerasi hidropis

merupakan respon awal hepatosit terhadap bahan-bahan yang bersifat toksik.

Degenerasi hidropis adalah perubahan yang bersifat reversible, sehingga apabila

paparan toksik dihentikan sel yang mengalami kerusakan akan kembali normal.

Degenerasi yang terus berlanjut akan menyebabkan kematian sel. Kematian sel

hati menyebabkan hepatosit tidak dapat kembali ke bentuk normal (irreversible).

Degenerasi hidropis merupakan peristiwa meningkatnya kadar air di intraseluler

yang menyebabkan sitoplasma dan organel-organel membengkak dan membentuk

vakuola-vakuola. Rusaknya permeabilitas membran sel menyebabkan

terhambatnya aliran sodium keluar dari sel, sehingga menyebabkan ion-ion dan air

masuk secara berlebihan ke dalam sel. Degenerasi hidropis bisa disebabkan

karena kurangnya oksigen, defisiensi kalsium, shok berat, dan diabetes mellitus

(Rusmiati dan Lestari 2004).

Vakuola-vakuola ditemukan pada dinding arteri bagian dalam (tunika

intima) pada sampel 22, 23, 24, 25, 43, 44, 46, B1, B3, B5, C5, C10, dan C14.

Gambaran seperti ini juga ditemukan pada awal kejadian aterosklerosis pada

primata yang mengalami obesitas (Finn et al. 2010). Perubahan yang lain adalah

pembentukan jaringan fibrosis merupakan jaringan yang terbentuk untuk

menggantikan jaringan yang mati. Fibrosis terjadi karena adanya peningkatan

jumlah matriks ekstraseluler, perubahan dari tipe kolagen, dan perubahan lokasi

deposisi kolagen. Sel Ito berperan penting dalam proses kejadian fibrosis, sel ini

akan berubah fungsi dari sel tempat menyimpan vitamin A menjadi sel tipe

myofibroblast. Fibrosis yang sering ditemukan adalah fibrosis sentrilobuler yang

terjadi karena hepatitis toksik yang kronis. Fibrosis yang parah dapat

menyebabkan sirosis hati (Vegad dan Swamy 2010).

Page 29: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

17

Gambar 6 Hati, dilatasi sinusoid (D) dan kongesti (K), sampel nomor 42. Pewarnaan

HE, skala Bar 40 μm.

Gambar 7 Sel-sel hati mengalami degenerasi hidropis secara luas ditemukan pada sampel

35. Pewarnaan HE, skala Bar 40 μm.

K

D

Page 30: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

18

Adanya kerusakan hepatosit dan ditemukannya sel-sel radang menunjukkan

bahwa sampel nomor 24, 25, dan C2 mengalami hepatitis. Hepatitis merupakan

peradangan yang terjadi pada hati (Corwin 2000). Menurut Vegad dan Swamy

(2010) hepatitis dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu hepatitis akut dan

hepatitis kronis. Menurut Suriawinata dan Thung (2011) hepatitis akut

merupakan kerusakan hepatosit yang ditandai dengan lebih dominannya sel-sel

radang pada daerah parenkim daripada daerah porta. Hepatitis akut ditandai

dengan masih ditemukan perdarahan dan belum terbentuk jaringan fibrosis dan

kadang-kadang ditemukan kerusakan pada lumen pembuluh empedu, sedangkan

hepatitis kronis disebabkan oleh stimulasi agen yang berkelanjutan dan ditandai

dengan terbentuknya jaringan fibrosis. Hepatitis kronis terdiri atas hepatitis

granulomatosa dan hepatitis kronik supuratif. Hepatitis granulomatosa ditandai

dengan terbentuknya sarang radang granuloma akibat infeksi agen yang sulit

difagosit, sedangkan hepatitis kronik supuratif dicirikan dengan adanya abses.

Ketiga sampel hati pada penelitian ini termasuk dalam hepatitis kronis karena

ditandai dengan terbentuknya sarang radang granuloma (Ferrell dan Kakar 2011).

Sarang radang granuloma ditemukan pada sampel 24, 25, dan C2. Menurut

Suriawinata dan Thung (2011) sarang radang granuloma merupakan peradangan

dengan sekumpulan makrofag yang disertai limfosit dan sel plasma; kadang-

kadang ditemukan juga netrofil dalam jumlah minimal. Penyebab dari radang

granuloma sering tidak diketahui dan biasanya merupakan bagian dari infeksi

sistemik. Pada sampel 24 dan 25 ditemukan infiltrasi sel-sel radang yang terdiri

dari sel netrofil, makrofag, dan limfosit, sedangkan pada sampel C2 ditemukan

limfosit, makrofag, giant cell, serta sedikit netrofil. Pewarnaan PAS yang

dilakukan pada sampel 24, 25, dan C2 menunjukkan hasil negatif terhadap

keberadaan parasit maupun jamur. Hal ini menunjukan bahwa hepatitis

disebabkan oleh agen yang non-spesifik.

Page 31: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

19

Gambar 8 Hati, ditemukan granuloma pada sampel 25, ditunjukkan dengan infiltrasi

neutrofil (N), mafrofag (M) dan limfosit (L). Pewarnaan HE, skala Bar 40

μm.

Gambar 9 Hati, radang granuloma pada sampel C2, dikelilingi oleh sel-sel hati yang

mengalami degenerasi hidropis (H). Pewarnaan HE, skala Bar 40 μm.

H

N

L

M

Page 32: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

20

Hepatitis yang terjadi pada hati bisa disebabkan oleh beberapa penyebab.

Hepatitis yang disebabkan oleh bakteri secara mikroskopis dapat ditandai dengan

adanya infiltrasi sel netrofil dan limfosit pada lobulus hati dan terbentuk abses.

Selain itu, dilatasi dan proliferasi pembuluh empedu juga dapat ditemukan (Vegad

dan Swamy 2010). Sebagai perbandingan, hepatitis pada penyakit Q fever yang

menginfeksi manusia secara mikroskopik menunjukkan infiltrasi radang

granuloma yang terdiri dari limfosit, giant cell, dan kadang-kadang ditemukan

eosinofil dan netrofil. Radang granuloma yang terbentuk biasanya dikelilingi oleh

jaringan fibrin sehingga sering disebut fibrin ring granulomas (Ferrell dan Kakar

2011).

Hepatitis akut yang disebabkan oleh virus secara mikroskopis ditandai

dengan adanya infiltrasi sel limfosit di daerah porta, nekrosis hepatosit, dan

degenerasi hidropis yang pada awal infeksi dapat ditemukan pada zona

sentrilobuler, hiperplasia sel Kupffer, dan terbentuk jaringan fibrosis jika terjadi

infeksi kronis. Selain itu, jika dilakukan pewarnaan PAS akan menunjukkan

adanya peningkatan aktivitas lisosom pada daerah yang mengalami nekrosis

(Vegad dan Swamy 2010).

Hepatitis karena infeksi histoplasma sp ditandai dengan terbentuknya sarang

radang granuloma yang terdiri dari giant cell dan limfosit. Selain itu, sering juga

ditemukan intracytoplasmic encapsulated yeast diantara sel-sel radang.

Pewarnaan PAS akan menunjukkan adanya bentukan oval yang tipis di sekitar

peradangan (Vegad dan Swamy 2010). Sedangkan pada White Nose Syndrome

(WNS) yang menginfeksi spesies Myotis lucifugus di Eropa, kerusakan ditemukan

pada daerah sayap serta kulit, tidak ditemukan lesio pada hati. WNS menyerang

kelelawar pada saat hibernasi dan diduga disebabkan oleh jamur yang menyerang

permukaan kulit dan rambut serta Geomyces sp. Agen akan masuk kedalam

tubuh, selanjutnya akan masuk ke dalam kulit dan otot. Masuknya agen ini tidak

menimbulkan respon peradangan pada kelelawar yang sedang hibernasi, tetapi

akan menyebabkan suhu tubuh turun, metabolisme menurun, serta penurunan

sistem imun (Uphoff et al. 2009).

Page 33: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pemeriksaan 17 ekor kalong Pteropus vampyrus dari lapang

diperoleh gambaran histopatologi dari organ hati bahwa tiga ekor menunjukkan

hepatitis kronis multifokus (sampel 24, 25, dan C2). Perubahan hati ditandai oleh

radang granuloma dengan penyebab non-spesifik. Enam ekor mengalami

degenerasi hidropis pada hati dan sisanya memiliki gambaran hati normal.

Saran

Metode identifikasi yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk mengetahui

penyebab hepatitis. Pemerintah perlu mengidentifikasi keberadaan penyakit pada

kelelawar secara rutin mengingat kebanyakan penyakit yang berasal dari

kelelawar bersifat zoonosis. Masyarakat dapat ikut serta mencegah penularan

penyakit yang berasal dari kelelawar dengan cara menghentikan penebangan liar.

Page 34: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

DAFTAR PUSTAKA

[CITES] Convention of International Trade In Endangered Spesies. 2012. CITES

Spesies Database [terhubung berkala]. http://www.cites.org /eng/resources

/species.html [11 Juli 2012].

Cooper D. 1998. Glands Associated with The Digestive Tract: Liver, Pancreas,

and Salivary Glands [terhubung berkala]. http://www.sacs.ucsf.edu/.../GI-

Glands/lvrpancsaliv.html [10 Juli 2012].

Corbet GB, JE Hill. 1992. Mammals of The Indomalayan Region: A Systematic

Review. New York: Oxford University Press.

Corwin EJ. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Ferrell LD, S Kakar. 2011. Liver Pathology. New York: demosMedical.

Field HE, AC Breed, J Shield, RM Hedlefs, K Pittard, B Pott. 2007.

Epidemiological perspectives on Hendra virus infection in horses and flying

foxes. Aust Vet J 85: 268–270.

Finn AF, M Nakana, J Narula, FD Kolodge, R Virmani. 2010. Concept of

Vulnerable/Unstale Plaque. Arterioscler Thromb Vasc Biol 30: 1282-1292.

Fleming TH, P Eby. 2003. Ecology of bat migration. In: Bat Ecology, Kunz TH,

Fenton MB (editors). Chicago: The University of Chicago Press.

Fraser GC, PT Hooper, RA Lunt, AR Gould, LJ Gleeson, AD Hyatt. 1996.

Encephalitis caused by a Lyssavirus in fruit bats in Australia. Emer Inf Dis

2:327–331.

Goodwin RE. 1979. The bats of Timor. Bulletin of the American Museum of

Natural History, 163:75–122.

Guyton AC, JE Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran: EGC.

Halpin K, P Young, H Field, J Mackenzie. 2000. Isolation of Hendra virus from

pteropid bats: a natural reservoir of Hendra virus. J of Gene Vir 81:1927–

1932.

Heard DJ, JL De Young, B Goodyear, GA Ellis. 1997. Comparative rectal flora of

four species of flying fox (Pteropus sp.). Jour of Zoo and Wildlife Med,

28:471–475.

Ingle NR, LR Hanley. 1992. A key to the bats of the Philippine Islands. Fieldiana:

Zoology, New Series.

Page 35: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

23

Johara M, H Field, A Rashdi, C Morrissy, HB Vander, P Rota. 2001. Serological

evidence of infection with Nipah virus in bats (order Chiroptera) in

Peninsular Malaysia. Emer Inf Dis 7:439–441.

Kunz KH, DP Jones. 2000. Pteropus Vampyrus. American Society of

Mammalogist, New York.

Lekagul B, JA Mcneely. 1977. Mammals of Thailand. Association for the

Conservation of Wildlife, Bangkok, Thailand.

Leroy EM, B Kumulungui, X Pourrut, P Rouquet, A Hassanin, P Yaba. 2005.

Fruit bats as reservoirs of Ebola virus. Nat 438:575–576.

Li W, Z Shi, M Yu, W Ren, C Smith, JH Epstein. 2005. Bats are natural

reservoirs of SARS-like coronaviruses. Sci 310:676–679.

Medway L. 1969. Wild mammals of Malaya (Peninsular Malaysia) and

Singapore., Kuala Lumpur. New York: Oxford University Press.

Mickleburgh SP, AM Hutson, PA Racey. 1992. Old World Fruit Bats: An Action

Plan for their Conservation, Gland: Internation Union for the Conservation

of Nature and Natural Resources (IUCN).

Philbey AW, PD Kirkland, AD Ross, HE Field, M Srivastava, RJ Davis. 2008.

Infection with Menangle virus in flying foxes (Pteropus sp.) in Australia.

Aust Vet J 86:449–454.

Price SA, MW Lorraine. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Terjemahan dari: Pathophysiology Clinical Concepts of Disease

Processes. Jakarta: EGC

Reynes JM, D Counor, S Ong, C Faure, V Seng, S Molia. 2005. Nipah virus in

Lyle’s flying foxes, Cambodia. Emer Inf Dis 11:1042–1046.

Rusmiati, A Lestari. 2004. Struktur histologis organ hepar dan ren mencit (Mus

Musculus L) jantan setelah perlakuan dengan ekstrak kayu secang

(Caesalpinia sappan L). Vol 1. No 1. Hlm 23-30.

Schipp R. 1978. Morphological specializations: ultrastructural. Experientia,

34:1410–1413.

Simmons NB. 2005. Order Chiroptera. In: Mammal Spesies of The World: A

Taxonomic and Geographic Reference, Wilson DE dan DM Reeder

(editors). Baltimore: Johns Hopkins University Press.

Suriawinata AA, SN Thung. 2011. Liver Patology An Atlas and Concise Guide.

New York: demosMedical.

Page 36: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPATITIS PADA KALONG … · adalah virus Hendra, virus Nipah, virus SARS Corona , virus Ebola, virus Lyssa Australian Bat, dan virus Menangle. Kelelawar yang

24

Suyanto A. 2001. Kelelawar di Indonesia. Puslitbang Biologi – LIPI. Hal: 7.

Uphoff MC, L Elizabeth, Buckles, SB David, CH Alan, GD Earl, SB Valerie, JT

Nancy, G Andrea, JB Melissa. 2009. Histopathologic criteria to confirm

white-nose syndrome in bats. J Vet Diagn Invest 21:411–414 (2009).

Vegad JL, M Swamy. 2010. Veterinary Systemic Pathology. Edisi ke-2. India:

ibdc publishers.

Wiriosoepartha AS, AS Mukhtar, M Bismark. 1986. Habitat and population study

of flying foxes Pteropus vampyrus in relation with coastal birds

conservation in Pulau Rambut Nature Reserve. Buletin Penelitan Hutan,

479:17–27.