72
1 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DIWILAYAH PUSKESMAS MALEBER TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Akademi Kebidanan yayasan Kesehatan Nasional (TKN) Bau-Bau Kelas kerja sama Kabupaten Muna Disusun Oleh : SITTI FARINA SAPUTRI NIM. AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU-BAU KELAS KERJA SAMA KAB. MUNA 2013

Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklusif di wilayah puskesmas maleber tahun 2013

Embed Size (px)

Citation preview

1

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DIWILAYAH

PUSKESMAS MALEBER TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Akademi Kebidanan yayasan Kesehatan Nasional (TKN) Bau-Bau

Kelas kerja sama Kabupaten Muna

Disusun Oleh :

SITTI FARINA SAPUTRI

NIM.

AKADEMI KEBIDANAN

YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU-BAU

KELAS KERJA SAMA KAB. MUNA

2013

2

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul :GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS MALEBER

TAHUN 2013.

Penyusun : KUSNIAH

NIM : EBX 0110018

Program Studi : PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

Kuningan, Agustus 2013

Menyetujui,

Pembimbing I

Anggit Kartikasari, S.SiT

Pembimbing II

Ratna Sari Dewi, S.ST

3

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS

MALEBER TAHUN 2013.

Penyusun : KUSNIAH

NIM : EBX0110018

Program Studi : PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KUNINGAN

Kuningan, Agustus 2013

Mengesahkan,

Penguji I penguji II Penguji III

Ade Siti Maemunah, S. Pd.,S.ST., M.Kes Anggit Kartikasari, S.SiT Ratna Sari Dewi,S.ST

Mengetahui

Ketua Program Studi D III kebidanan Ketua STIKes Kuningan

Anggit Kartikasari, S.SiT Asep Sufyan Ramadhy, S. Ked

4

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN 2013

ABSTRAK

KUSNIAH

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH UPTD

PUSKESMAS MALEBER TAHUN 2013

x+43 halaman, 1 Bagan, 5 Tabel

Salah satu faktor dalam mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas adalah kesehatan dan gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi

akan membantu dalam kecerdasan dan intelektual. Bayi dan anak yang

mendapatkan makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan

terhindar dari infeksi. Nutrisi memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Nutrisi yang terbaik bagi bayi adalah ASI yang dibrikan pada

bayi sampai usia 6 bulan. Berdasarkan survei dekografi dan kesehatan Indonedia

(SDKI) pada tahun 2006-2007 terdapat penurunan dalam pemberian ASI

Eksklusif 5-6 bulan diperkotaan berkisar 1%-13% sedangkan dipedesaan 2%-13%

(Depkes RI 2007) sebesar 14,7 %. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pemberian ASI Eksklusif diantaranya pengetahuan, pendidikan dan paritas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Maleber tahun 2013.

Jenis penelitian yang digunakan Deskriptif suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan tntang suatu keadaan

secara objektif. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden 28 orang

(46,7 %) berpengtahuan cukup, pendidikan sebagian besar responden

berpendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3 %), untuk paritas sebagian besar

paritas tinggi sebanyak 37 oraang (61,7 %).

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa ibu yang

mempunyai bayi 6-11 bulan memiliki pengetahuan cukup, sedangkan ibu yang

berpendidikan rendah berpengetahuan cukup dan ibu yang paritas tinggi juga

memiliki pengetahuan cukup.

Kata Kunci : Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif.

Daftar Pustaka : 11 (2002-2012)

5

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan Puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta telah memberi kekuatan dan

kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk menyelesaikan tugas

akhir studi pada Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kuningan dengan judul “Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Maleber

Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan Tahun 2013”.

Penulis juga sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dapat

tersusun berkat bimbingan, dorongan, semangat dan sumbangan pikiran serta

bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M.Kes, AIFO, selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bakti Husada Kuningan.

2. Asep Sufyan Ramadhy, S.Ked, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kuningan.

3. Anggit Kartikasari, S.SiT, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Kuningan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan dan Pembimbing yang telah

menyempatkan waktu di sela kesibukannya dengan sabar membimbing dan

memberikan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6

4. Ratna Sari Dewi, S.ST, selaku Pembimbing II yang telah menyempatkan

waktu disela kesibukannya dengan sabar membimbing dan memberikan

arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Semua staf dan dosen pengajar di Program Studi D III Kebidanan STIKes

Kuningan yang telah memberikan semangat dan dukungan selama perkuliahan

dan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan amal

dan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Harapan penulis semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya. Amien....

Kuningan, Agustus 2013

Penulis

7

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN........ ............................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 4

1.3.1 Tujuan Umum ................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan .................................................................... 7

2.1.1 Definisi Pengetahuan ........................................ 7

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ........................................ 7

8

2.1.3 Perubahan Perilaku ........................................... 9

2.1.4 Proses Adopsi Perilaku ........................................ 9

2.2 Pengukuran Pengetahuan ................................................. 10

2.3 Pendidikan ....................................................................... 11

2.3.1 Pengertian ............................................................. 11

2.4 Paritas .......................................................................... 12

2.5 ASI Eksklusif ................................................................... 14

2.5.1 Definisi ................................................................ 14

2.5.2 Manfaat ASI Eksklusif ........................................ 15

2.5.3 Produksi ASI ......................................................... 19

2.5.4 Komposisi ASI ...................................................... 20

2.5.5 Manajemen Laktasi ............................................... 22

2.5.6 Alasan Pemberian ASI Eksklusif .......................... 24

2.5.7 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif ........ 25

BAB III KERANGKA KONSEPDAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep ............................................................ 26

3.2 Definisi Operasional ....................................................... 27

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................... 29

4.1.1 Jenis Penelitian ...................................................... 29

4.1.2 Rancangan Penelitian ............................................. 29

4.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 29

9

4.2.1 Populasi ................................................................ 29

4.2.2 Teknik Pengambilan Sampel .............................. 29

4.3 Variabel Penelitian .......................................................... 30

4.4 Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 31

4.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 32

4.5.1 Sumber Data ........................................................ 32

4.6 Rancangan Analisa Data ............................................................. 32

4.6.1 Pengolahan Data ................................................. 32

4.6.2 Analisa Data ......................................................... 34

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ............................................................... 36

5.2 Pembahasan .................................................................... 42

BAB VI SIMPUL DAN SARAN

6.1 Simpulan .......................................................................... 47

6.2 Saran ............................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA

10

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 3.2 Definisi Operasional.................................................. 28

2. Tabel 4.5 Jadwal Penelitian........................................................... 35

3. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif............ 37

4. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan................................ 38

5. Tabel 5.3 Tabel Silang Pengetahuan............................................. 38

6. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan................................. 39

7. Tabel 5.5 Tabel Silang Pendidikan............................................. 39

8. Tabel 5.6 Distribusi Paritas......................................................... 40

9. Tabel 5.7 Tabel Silang Paritas...................................................... 41

11

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Kerangka Konsep................................................. 27

12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modernisasi saat ini, tingkat teknologi dan pengetahuan

berkembang semakin pesat, perlu diimbangi dengan sumber daya manusia

(SDM) yang berkualitas sehingga antara teknologi dan sumber daya

manusianya dapat berjalan secara dinamis. Untuk mencapai hal tersebut,

salah satu faktor yang sangat berperan adalah peningkatan kesehatan dan

gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan membantu kecerdasan

dan intelektual. Dengan ilmu pengetahuan akan menjadi salah satu tolak ukur

SDM yang berkualitas akan tercapai (Zainuddin, 2008).

Untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas, maka kita

perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan

anak yang mendapat makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat,

cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Nutrisi memegang

peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Nutrisi yang

terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada bayi sampai

usia enam bulan hanya ASI saja tanpa diberi makanan tambahan.Karena ASI

mudah di dapat, selalu tersedia,siap diminum tanpa adanya persiapan khusus

(Zainuddin, 2008).

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO),2001 mengatakan bahwa

ASIeksklusif selama enam bulan pertama adalah makanan yang

terbaik.ASIeksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

13

tambahan lain pada bayi berusia nol sampai enam bulan, bahkan air putih pun

tidak boleh diberikan pada tahap ini. Karena itu pada enam bulan pertama

membutuhkan perhatian khusus dalam pemberian ASI.

Dengan adanya modernisasi telah menggeser paradigma menyusui ASI

seolah telah menjadi sesuatu yang kuno dan tidak modern sehingga banyak

kaum ibu muda enggan memberikan ASI kepada anaknya dengan dalih

merusak penampilan, merepotkan dan membuang waktu karena merasa ada

susu formula yang bisa menggantikan ASI ( Depkes, 2001:31 ).

Faktor yang dapat mempengaruhi dalam keberhasilan pemberian ASI

eksklusif seperti mitos-mitos yang sering menghambat dalam pemberian ASI

eksklusif diantaranya bayi yang menangis karena ingin makan, faktor lainnya

adalah pengetahuan, pendidikan, usia ibu, paritas, pekerjaan, pengaruh orang

tua dalam keluarga serta kurangnya informasi mengenai ASI eksklusif dari

pihak kesehatan maupun media lain seperti media televisi. Jarang sekali iklan

atau kesempatan di media televisi yang menayangkan tentang manfaat dan

keunggulan ASI eksklusif lebih gencar promosi susu formula yang dikemas

sedemikian menarik menunjukkan kelebihannya (Depkes RI, 2002 :1).

Padahal banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam program

membantu menigkatkan keberhasilan ASI eksklusif diantaranya program

Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ). Bayi baru lahir agar diletakan diatas dada

ibunya untuk memulai menyusui. Bayi diharapkan terbiasa mendapat ASI

sejak dini. Menyediakan pojok ASI untuk layanan konsultasi masalah ASI

14

dan memberikan waktu luang pada ibu bekerja untuk memeras ASI-nya

supaya tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Meskipun ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi, namun berdasarkan

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) pada tahun 2006-2007,

pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 2 bulan hanya 64 %.Presentasi ini

menurun menjadi 40 % pada bayi berusia 2-3 bulan dan 14 % pada bayi

berusia 4-5 bulan dan hanya 4 % bayi mendapat ASI dalam satu jam

kelahiran. Cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 45 %-12 %

dan di pedesaan 4 %-25 % pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di parkotaan

berkisar 1%-13 %,sedangkan di pedesaan 2 %-13 % (Depkes RI 2007 ).

Menurut hasil pendataan tahun 2012 ASI eksklusif di Indonesia baru

tercapai 42 % dari target 70 %, di Jawa Barat baru tercapai 45 % dari target

80 %, dan di Kabupaten Kuningan baru 40,4 % dari target 70 %. Dari target

Kabupaten di Puskesmas Maleber pencapaian ASI eksklusif masih jauh dari

target, baru mencapai 14,7 % ( Dinkes Kab Kuningan 2012).

Setelah melakukan wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi

dengan usia 6 – 11 bulan, berdasarkan pengetahuannya dimana hasilnya

adalah 7 orang menyatakan tidak tahu tentang ASI eksklusif dengan tingkat

pendidikan yang rendah. Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang Gambaran faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas

Maleber tahun 2013.

15

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis merumuskan

masalah ini adalah “ Bagaimana Gambaran Faktor – faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Maleber tahun 2013”?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Maleber tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Maleber tahun 2013.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan yang mempengaruhi

keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Maleber tahun 2013.

c. Mengetahui gambaran pendidikan yang mempengaruhi

keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah kerja UPTD Puskesmas

Maleber tahun 2013.

d. Mengetahui gambaran paritas yang mempengaruhi keberhasilan

ASI eksklusif di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Maleber tahun

2013.

16

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan dasar dan bahan acuan yang

bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Ibu Menyusui

Sebagai bahan informasi kesehatan dalam memberikan

ASI eksklusif bagi ibu menyusui dengan memberikan pengetahuan

dan wawasan yang jelas tentang ASI eksklusif.

2. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Maleber khususnya

untuk program KIA dan Gizi

3. Bagi Program Studi DIII Kebidanan

Sebagai bahan referensi tambahan di perpustakaan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk mengimplementasikan ilmu yang di dapat

selama kuliah serta dapat memperluas wawasan dalam bidang

pendidikan khususnya mengetahui tentang ASI eksklusif pada ibu

menyusui.

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi

Menurut Notoatmodjo (2007: 139-140) pengetahuan merupakan

hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra

manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penginderaan,

penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

( over behavior).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2005 : 50-52) terdapat enam tingkatan

dalam pengetahuan, yaitu :

a. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima.

18

b. Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginpretasikan materi tersebut secara

benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen – komponen tetapi masih ada kaitannya satu

sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian – bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi –

formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian tersebut

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang ada.

19

2.1.3 Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya

Menurut Notoatmodjo (2007 :146), perubahan atau adopsi

perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan

waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau

seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam

kehidupannya melalui 3 tahap, yaitu:

a. Pengetahuan

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) ia

harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut

bagi dirinya atau orang lain.

b. Sikap

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap

stimulus atau objek.

c. Praktik atau tindakan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui. Proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau

mempraktekan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik).

2.1.3 Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam

Notoatmodjo ( 2007 : 140) mengungkapkan bahwa sebelum orang

20

mengadopsi berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni sebagai berikut :

a. Awarennes (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya), hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik.

d. Trial, yaitu orang yang telah mencoba perilaku baru

e. Adoption (Adopsi), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus prilaku.

Selanjutnya Rogers dalam Notoatmodjo ( 2007 : 140) menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap – tahap

tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

melalui proses seperti didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap

yang positif maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng ( long

lasting), sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan beerlangsung lama.

2.2 Pengukuran Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan kesehatan adalah dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan tertulis

(angket). Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan

21

responden tentang kesehatan atau besarnya presentasi kelompok responden

tentang variabel komponen kesehatan ( Notoatmodjo, 2005:53).

Menurut Arikunto (2006:344) terhadap data yang bersifat kualitatif,

maka pengolahannya dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah

dibuat oleh peneliti.

Penilaian angket tersebut berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Baik : Skor > 75 %

Apabila responden dapat menjawab > 75 % dari semua pertanyaan.

2. Cukup : Skor 60 – 75 %

Apabila responden dapat menjawab 60 – 75 % dari semua pertanyaan .

3. Kurang : Skor < 60 %

Apabila responden dapat menjawab 60 % dari semua pertanyaan.

2.3 Pendidikan

2.3.1 Pengertian

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah

dalam menerima informasi sehingga diharapkan makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan

dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu pendidikan rendah (SD – SLTA)

dan pendidikan tinggi (>SMA– Perguruan tinggi).

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat

22

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan

(Notoatmodjo, S 2007).

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2001) pendidikan adalah

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan penelitian.

2.3 Paritas

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram

yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak

diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu ( Sumarah,

2009:2).

Paritas 1-2 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematiam

maternal. Paritas tinggi mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi (

Hanifa, 2005:71). Klasifikasi paritas menurut Saifuddin, 2007 adalah

sebagai berikut :

a. Paritas rendah: 1 -2

b. Paritas tinggi: > 2

Pengalaman dalam kehamilan atau persalinan sebelumnya akan sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan.

Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan pada ibu yang sudah hamil

akan lebih baik jika dibandingkan dengan ibu yang belum pernah hamil.

Untuk lebih menanggapi dan menghayati terhadap perilaku baru sehingga

pengalaman akan membentuk sikap positif atau negatif jika ibu yang

23

mempunyai pengalaman akan bersikap positif akan tetapi sebaliknya ibu

yang belum pengalaman sama sekali cenderung akan bersikap negatif.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Menurut Lawrence Green (1999:74) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi (predisposisi predisposing factors)

Faktor predisposisi merupakan faktor anteseden terhadap perilaku

yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, yang termasuk dalam

faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial

dan pengalaman.

b. Faktor pemungkin atau pendukung (enabling factors )

Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk

dalam faktor ini adalah keterampilan, fasilitas, sarana atau prasarana

yang mendukung terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.

c. Faktor penguat

Faktor penguat merupakan faktor penyerta perilaku atau yang

datang sesudah perilaku itu ada. Hal – hal yang termasuk dalam faktor

ini adalah keluarga, teman, petugas kesehatan.

24

2.6. ASI Eksklusif

2.6.1 Definisi ASI Eksklusif

Menurut Lawrence tahun 1999 dalam Sukini (2006:11) ASI

adalah suatu bahan makanan alami yang sempurna dengan mengandung

lebih dari 2000 unsur pokok dan terus menerus berubah sesuai dengan

kebutuhan bayi. Bayi sebaiknya disusui eksklusif yaitu diberi ASI saja

selama 6 bulan pertama kehidupannya tanpa ditambah makanan cair

atau padat kecuali dalam keadaan yang sangat jarang. Hal ini mungkin

dapat membawa kuman, mencetuskan alergi, menyebabkan bayi

kenyang dan menyusu sebaiknya dipertahankan sampai setidaknya bayi

berusia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI yang sesuai sejak 6

bulan (WHO dan Unicef, 2001).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air

putih tidak ditambahkan dalam tahap ASI eksklusif ini (depkes RI

2004). ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Rendahnya pemahaman

ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi

mengakibatkan pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara

optimal (Prastyono, 2009).

Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan menu

makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI

eksklusif dan semua bayi diberi ASI ekslkusif sejak lahir sampai

25

berusia 6 bulan. Setelah berumur 6 bulan bayi dapat diberi makanan

pendamping atau padat yang benar dan tepat,sedangkanASI tetap

diteruskan sampai usia 2 tahun. Pemberian makanan untuk bayi yang

ideal seperti ini dapat dicapai dengan menciptakan pengertian serta

dukungan dari lingkungan sehingga para ibu dapat menyusui secara

eksklusif (Roesli, 2005).

2.6.2 Manfaat ASI Eksklusif

Bagi ibu dan bayi ASI eksklusif mengakibatkan mudah

terjalinnya ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi baru

lahir. Hal ini merupakan keuntungan awal dari menyusui secara

eksklusif. Bagi bayi tidak ada yang lebih berharga daripada ASI. Hanya

seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya.

Selain dapat meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal,

ASI juga membuat anak menjadi potensial memiliki perkembangan

sosial yang baik (Roesli, 2005).

Manfaat ASI menurut Prasetyono (2009) dan Roesli (2005) adalah

sebagi berkut :

1. Manfaat ASI bagi bayi

a. ASI sebagai nutrisi

b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh.

c. Meningkatkan kecerdasan.

d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih saying.

26

e. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan.

f. Mengandung asam lemak yang diperlukan otak sehingga bayi

yang diberi ASI eksklusif potensial lebih pandai.

g. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker

pada anak dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit

jantung.

h. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi

ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan.

i. Menunjang perkembangan kepribadian emosional,

kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik.

2. Manfaat ASI bagi Ibu

a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi

segera disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan

terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang

karena kadar oksitosin meningkat sehingga pembuluh darah

menutup dan perdarahan akan akan lebih cepat terhenti.

b. Mengurangi terjadinya anemia.

c. Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara

kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu

memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 % tidak akan

hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96%

tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

27

d. Mengecilkan rahim, kadar oksitosin ibu yang menyusui akan

membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.

e. Menurunkan kanker payudara.

f. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena

ASI tersedia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat

dan tersedia dalam suhu yang cocok.

g. Lebih ekonomis dan murah.

h. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan,

memasak, air dan tanpa harus mencuci botol.

i. Memberi kepuasan bagi ibu, ibu yang berhasil memberikan ASI

eksklusifakan merasakan kepuasan, kebanggaan dan

kebahagiaan yang mendalam

.

3. Manfaat ASI bagi Keluarga

a. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu

formula botol susu serta gas untuk merebus air, susu dan

peralatan lainnya.

b. Menghemat biaya perawatan kesehatan karena bayi yang

diberiASIeksklusif lebih sehat atau jarang sakit.

c. Menghemat waktu keluarga.

d. Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia.

28

e. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja.

Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula,

air panas, dan lain sebagainya ketika bepergian.

4. Manfaat ASI bagi Negara

a. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor

susu formula dan peralatan lainnya.

b. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.

c. Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang

sakit hanya sedikit.

d. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan

angka kematian

e. Melindungi lingkungan karena tidak ada pohon yang

digunakan sebagi kayu bakar untuk merebus air, susu dan

peralatannya.

f. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan

berkualitas untuk membangun negara karena anak yang

mendapat ASI dapat bertumbuh kembang secara optimal

.

2.6.1 Produksi ASI

ASI diproduksi / dibuat oleh jaringan kelenjar susu atau pabrik

ASI, kemudian disalurkan melalui susu kedalam gudang susu yang

terdapat dibawah daerah berwarna gelap atau coklat tua disekitar

29

puting susu. Gudang susu sangat penting artinya karena merupakan

tempat penampungan ASI (Soetjiningsih, 2007)

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan

reflex. Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau

dirangsang oleh hisapan mulut bayi. Gerakan tersebut merangsang

kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi sejumlah hormon

prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air

susu.

Proses pengeluaran susu juga tergantung pada let down

reflex, yaitu reflex pengaliran atau pelepasan ASI. Hisapan bayi ini

akan merangsang `kelenjar pituitary posterior untuk menghasilkan

hormon oksitosin, yang dapat merangsang serabut otot halus didalam

dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara

lancar (Roesli, 2007).

Faktor – faktor yang mengakibatkan reflex let down adalah;

melihat bayi, mendengarkan suara bayi mencium bayi dan

memikirkan bayi, atau ibu dalam keadaan tenang sedangkan faktor –

faktor yang menghambat reflex let down adalah; stress seperti

keadaan bingung atau pikiran kacau, takut dan cemas, juga apabila

ibu merasa marah, kesal juga malu menyusui ( Soetdjiningsih, 2007).

2.6.2 Komposisi ASI

Komposisi air susu ibu atau ASI berlainan dengan komposisi

susu mamalia lainnya karena komposisi ASI setiap mamalia

30

disesuaikan dengan laju pertumbuhan jenisnya sendiri, seperti susu

sapi, komposisinya disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak sapi,

air susu ibu disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak manusia.

Memang ASI manusia merupakan salah satu ASI yang

terencer sehingga bayi harus sering menyusu pada ibunya. Ini

merupakan hal yang baik, karena akan menyebabkan terjalinnya

hubungan ibu – anak yang lebih sering. Hal ini akan memastikan

terdapatnya perhatian dan perawatan yang intensif untung

kelangsungan hidup serta pertumbuhan bayi manusia.

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose

dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar

payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Komposisi ASI ini

ternyata tidak konsisten dan tidak sama dari waktu kewaktu. Adapun

perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari yaitu kolostrum, air susu

transisi/peralihan, air susu matang (mature).

Menurut Prasetyono (2009) dan Roesli (2005) perbedaan

komposisi ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari keempat

setelah melahirkan sebagai berikut:

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan ASI yang keluar dihari pertama sampai

hari ke empat, mengandung cairan emas, cairan pelindung yang

kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Cairan emas yang

encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih

31

yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih

yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum juga

merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium

dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

tersedia. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan

dimana saja dan kapan saja. Kolostrum lebih banyak

mengandung protein, dan zat anti infeksi 10-17 kali lebih

banyak dibanding dengan ASI yang matang. Volume kolostrum

antara 150-300 ml/24 jam.

b. ASI Transisi Peralihan

ASI transisi merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai sebelum menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin

merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.

Volume akan makin meningkat.

c. ASI matang atau mature

ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14

dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat

dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-

satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur

enam bulan. ASI tidak menggumpal jika dipanaskan.

2.6.3 Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya - upaya yang dilakukan

untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam

32

pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera

setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.

Adapun upaya – upaya yang dilakukan adalah persiapan

menyusui pada masa kehamilan (antenatal), Pada masa segera

setelah persalinan (prenatal) dan pada masa menyusui

selanjutnya (post-natal) (Depkes RI 2003).

Menurut JNPK - KR (2008) dalam buku Asuhan Persalinan

Normal, manajemen laktasi terdiri dari:

a. Masa Kehamilan (Antenatal)

1) KIE manfaat dan keunggulan ASI

2) Meyakinkan ibu untuk menyusui bayinya

3) Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara

4) Memantau kecukupan gizi ibu hamil

5) Menciptakan suasana bahagia bagi keluarga terkait dengan

kehamilan ibu.

b. Segera setelah bayi lahir

1) Memberikan ASI dini/IMD

2) Membina ikatan emosional dan kehangatan ibu dan bayi

3) Jangan memberikan cairan atau makanan pada bayi

4) Biarakan ibu dan bayi bersama dalam 1 jam pertama dan

setelah asuhan bayi baru lahir selesai

c. Masa Neonatal

1) Menjamin pelaksanaan ASI eksklusif

2) Rawat gabung ibu dan bayi

33

3) Jaminan asupan ASI setiap bayi membutuhkan

4) Melaksanakan cara menyusui yang benar

5) Upaya tetap mendapat ASI jika ibu dan bayi tidak selalu

bersama

6) Vitamin A dosis tinggi bagi ibu nifas.

7) Bimbing ibu untuk mengenali tanda jika bayi sudah

mendapatkan ASI yang cukup

8) Anjurkan ibu untuk beristirahat, makan dan minum bagi diri

dan bayinya

9) Rujuk ke konselor ASI jika ibu mengalami masalah menyusui.

d. Masa Menyusui Selanjutnya

1) Pemenuhan ASI eksklusif dalam enam bulan pertama

2) Makanan pendamping dan ASI untuk 6 bulan kedua

3) Memantau kecukupan gizi dan memberi cukup waktu

istirahat bagi ibu menyusui.

4) Memperoleh dukungan suami untuk menunjang keberhasilan

ASI eksklusif

5) Mengatasi masalah menyusui.

2.6.4 Alasan Pemberian ASI Eksklusif

Bayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Menurut

Wiknjosastro tahun 2005 di dalam Siregar (2008) lamanya disusui

hanya untuk satu atau dua menit pada setiap ibu yang melahirkan

karena :

34

a. Air yang pertama atau kolostrum mengandung beberapa benda

penangkis yang dapat mencegah infeksi pada bayi.

b. Bayi yang minum ASI jarang menderita kelainan di saluran

pencernaan

c. Lemak dan protein ASI mudah mudah dicerna dan diserap

secara lengkap dalam saluran pencernaan.

d. ASI tidak menyebabkan bayi gemuk berlebihan.

e. ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari susu

buatan manapun oleh karena mengandung benda penangkis, suci

hama, segar dan tersedia setiap waktu.

ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak

manfaat dan kelebihan, diantaranya ialah menurunkan resiko

terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan

atau diare, infeksi saluran pernafasan dan infeksi telinga. Sebagian

besar pertumbuhan dan perkembangan bayi ditentukan oleh ASI

eksklusif.

ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat didalam susu

formula. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8%

lemak, 0,9% protein, 7% laktosa serta 0,2% zat gizi lainnya yang

berupa Decosahexanoic Acid (DHA), Arachidonic Acid (AA) dan

Shypnogelin (Prasetyono, 2009).

35

2.6.5 Tujuh langkah keberhasilan ASI eksklusif

Terdapat tujuh langkah untuk keberhasilan pemberian ASI

secara eksklusif. Langkah – langkah ini sangat penting terutama bagi

ibu pekerja. Menyusui memang akan mempengaruhi seluruh

keluarga karena dukungan mereka sangat berharga.

Langkah – langkah yang terpenting dalam persiapan

keberhasilan menyusui secara eksklusif menurut Roesli (2005)

adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan

b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui

c. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya.

d. Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi seperti rumah sakit

yang sayang bayi atau rumah bersalin yang sayang bayi

e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI

eksklusif

f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau

konsultasi laktasi (lactasion consultan) untuk persiapan apabila

kita menemui kesukaran

g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan

menyusui.

36

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep –

konsep yang ingin diamati atau diukur malalui penalitian – penelitian

yang akan dilakukan ( Notoatmodjo, 2006:71).

Kerangka konsep dari penelitian ini terdiri dari variabel

independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

Yang termasuk variabel independen pada penelitian ini adalah

pengetahuan, pendidikan dan paritas sedangkan variabel independennya

yaitu keberhasilan ASI eksklusif.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI

eksklusif, diantaranya yaitu faktor pengetahuan, pendidikan, paritas,

sikap petugas kesehatan, sikap ibu menyusui, persepsi, pendapatan

keluarga, pengaruh orang tua dan mitos – mitos yang sering

menghambat dalam pemberian ASI eksklusif. Dikarenakan alasan

keterbatasan waktu, maka lingkup penelitian ini hanya mengenai faktor

pengetahuan, pendidikan dan paritas.

37

Untuk memperjelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Variabel bebas Variabel Terikat

Bagan 3.1 Kerangka Konsep penelitian

3.2 Definisi Operasional

Menurut Badriah (2012;97) menjelaskan definisi operasional adalah

suatu definisi merngenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik

variabel tersebut yang dapat diamati dan benar – benar dilaksanakan oleh

peneliti dengan variabel yang terlibat dalam penelitian.

Definisi operasional dalam penelitian ini, dapat dirumuskan pada tabel

berikut ini :

a. Pengetahuan

b. Pendidikan

c. Paritas

d. Sikap petugas

kesehatan

e. Sikap ibu menyusui

f. Persepsi

g. Pendapatan keluarga

h. Pengaruh orang tua

i. Adanya mitos

Pemberian ASI Eksklusif

38

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Variabel Bebas

a.Pengetahuan

b. Pendidikan

c. Paritas

Segala

sesuatu yang

diketahui

oleh

responden

tentang ASI

ekslusif,

definisi,

manfaat,

komposisi

ASI,

manajemen

laktasi

Jenjang

pendidikan

formal

terakhir yang

diteliti

responden

Paritas

adalah

jumlah

kelahiran

hidup/mati

yang dialami

wanita hamil

kecuali

keguguran.

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

wawancara

observasi

Mengisi

kuesioner

wawancara

1. Baik (>75

%)

2. Cukup

(60- 75%)

3. Kurang

(<60%)

1.Pendidikan

Rendah :≤

SMA

2.pendidikan

Tinggi:>

SMA

1.Paritas

rendah = 1-2

2. Paritas

tinggi = > 2

Ordinal

Ordinal

Ordinal

2. Variabel Terikat

-Pemberian ASI

Eksklusif

Kemampuan

responden

untuk

memberikan

ASI eksklusif

pada bayinya

Kuesioner Wawancara 1. Memberi

ASI

eksklusif

2. Tidak

memberi

ASI

eksklusif

Ordinal

39

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

4.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

menggambarkan tentang suatu keadaan secara obyektif

(Notoatmodjo, 2007:135)

4.1.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah pengumpulan data dengan

menggunakan instrumen pengamatan langsung artinya penelitian

dengan menggunakan alat evaluasi yang berbentuk pengamatan

langsung, dapat dilakukan dengan tes, angket, rekaman gambar dan

rekaman suara (Badriah, 2012;132)

4.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai

generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subyek

tersebut harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang

membedakannya dari kelompok subyek yang lain (Badriah, 2012: 55).

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai

40

bayi 6 bulan – 11 bulan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Maleber tahun 2013 sebanyak 214 orang.

4.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Badriah (2006:81) sampel adalah sebagian dari

populasi, karena ia merupakan bagian dari populasi tentulah ia

memiliki ciri – ciri yang dimiliki oleh populasinya. Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6

bulan – 11 bulan sebanyak 60 orang, dilaksanakan pada saat posyandu

dari tanggal 19 juli – 22 juli. teknik yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu teknik pengambilan acidental sampling.

4.3 Variabel Penelitian

Menurut Badriah (2012 ; 91), menyatakan bahwa variabel sering

disebut juga perubah, dalam setiap penelitian pasti melibatkan dan

memusatkan perhatian pada variabel yang terjadi amatan. Variabel dapat

diartikan sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki sekelompok yang lain.

Menurut Badriah ( 2012;93), variabel penelitian berdasarkan

fungsinya dibagi menjadi beberapa macam, antara lain;

1. Variabel bebas adalah suatu variabel yang Variasinya mempengaruhi

variasi lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah

pengetahuan, pendidikan dan paritas.

41

2. Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui

besar efek atau pengaruh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah pemberian ASI eksklusif.

4.4 Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Badriah (2012;114), instrumen data didefinisikan sebagai

pengumpulan data yang telah baku atau alat pengukur data yang memiliki

Validitas dan realibilitas.

Untuk memperoleh informasi dari responden, dalam penelitian ini

menggunakan alat pengukur data berupa kuesioner yang disusun sendiri

oleh peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan tertutup, yang sudah disediakan jawabannya, sehingga

responden dapat memilih dengan membubuhkan tanda ceklist (√) pada

kolom jawaban yang sesuai. Kuesioner pertanyaan tertutup yaitu mengenai

pengetahuan responden. Tentang pemberian ASI eksklusif dengan

berpedoman pada tinjauan pustaka, kerangka konsep dan definisi

operasional.

Jumlah pertanyaan dalam kuesioner yaitu 20 pertanyaan. Untuk

pertanyaan positif, bila jawaban benar diberi skore 1, bila jawaban salah

diberi skore 0. Untuk pertanyaan negatif, bila jawaban benar diberi skore 0,

bila jawaban salah diberi skore 1.

42

4.3 Teknik Pengumpulan Data

4.3.1 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung dari subyek sebagai informasi yang

dicari (Badriah,2012;126).

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan pengisian

kuesioner oleh ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6 –

12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Maleber tahun 2013.

2. Data Sekunder

Menurut Badriah (2012;125), data sekunder adalah data yang

diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung didapat oleh peneliti dari

subyek penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dan UPTD Puskesmas

Maleber tahun 2012.

4.4 Rancangan Analisa Data

4.4.1 Pengolahan Data

Dalam melakukan analisa data, terlebih dahulu data harus

diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses

pengolahan data terdapat langkah –langkah yang harus ditempuh

(Hidayat, 2007;121 – 122) diantaranya:

43

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode

ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan

komputer.

3. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data base omputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan

membuat tabel kontigensi.

4. Cleanning

Dimasukan kedalam master tabel, data yang tidak diperlukan akan

dibuang. Data – data masuk maka selanjutnya dilakukan

pengecekan apakah data yang masuk sudah benar dengan cara

melihat variasi dalam bentuk distribusi.

44

4.4.2 Analisa Data

Menurut Notoatmodjo (2006;188), setelah dilakukan

pengolahan data, akan dilakukan analisa data dengan menggunakan

analisis statistik deskriptif. Pada umumnya analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentasi dari tiap variabel.

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui gambaran pengetahuan, pendidikan dan paritas. yang

disajikan dalam bentuk tabel dan analisis prosentasi.

Menurut Budiarto ( 2002;37), adapun untuk menghitung

proporsi dari setiap variabel yang diteliti peneliti menggunakan

rumus:

P = f x 100 %

n

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi

n = Jumlah Responden

45

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Maleber Kabupaten Kuningan. Waktu pelaksanaan dari bulan Juli - Agustus

2013. Untuk lebih jelasnya, jadwal penelitian disusun sebagai berikut ini:

Tabel 4.5 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Konsultasi Awal

2 Studi Pendahuluan

3 Penyusunan Proposal

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Persiapan

danPelaksanaanPenelitian

7 Analisa Data dan

Pembahasan

8 Sidang KTI

9 Revisi dan Penggandaan

46

BAB V

HASIL PENELITIA N DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

gambaran faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI

eksklusif di Puskesmas Maleber tahun 2013. Secara rinci hasil penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut:

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran faktor – faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di puskesmas

Maleber yang meliputi pengetahuan, pendidikan dan paritas dengan dengan

60 responden yang disajikan dalam bentuk tabel, analisis persentase.

5.1.1 Gambaran Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran pengetahuan ibu

dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah puskesmas Maleber tahun

2013 sebagai berikut:

47

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI eksklusif pada bayi umur6-

11bulan Tahun 2013

No Pemberian ASI

eksklusif Jumlah Persentase %

1. Ya 29 48,3

2. Tidak 31 51,7

Jumlah 60 100

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan data tabel 5.1 di atas dapat dijelaskan bahwa

sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak

31 orang (51,7%) dan responden yang memberikan ASI eksklusif

sebanyak 29 orang (51,7%).

5.1.2 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran Pengetahuan ibu

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Maleber tahun 2013 sebagai

berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Pemberian ASI

eksklusif Tahun 2013

No Pengetahuaan Jumlah Persentase %

1. Baik 20 33,3

2. Cukup 28 46,7

3. Kurang 12 20

Jumlah 60 100

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013

48

Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 28 orang

(46,7%) dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang

sebanyak 20 orang (20%).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif berdasarkan

pengetahuan.

Pengetahuan

Pemberian ASI Eksklusif Total

Ya Tidak

n % n % n %

Baik 12 60 8 40 20 100

Cukup 15 53,6 13 46,4 28 100

Kurang 2 16,6 10 83,4 12 100

Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100

Berdasarkan tabel diatas, responden dengan pengetahuan baik

memberikan ASI eksklusif sebanyak 60% dan yang tidak memberikan

ASI eksklusif sebanyak 40% sedangkan responden dengan pengetahuan

kurang tidak memberikan ASI eksklusif 83,4% dan yang memberikan

ASI eksklusif 16,6%..

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi pendidikan ibu di Puskesmas Maleber

Tahun 2013

No Pendidikan Jumlah Persentase %

1 Pendidikan Rendah 50 83,3

2 Pendidkan Tinggi 10 16,7

Jumlah 60 100

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013

49

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan

tingkat pendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3%) dan pendidikan

tinggi sebanyak 10 orang (16,7%).

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan

pendidikan

Pendidikan

Pemberian ASI

Eksklusif Total

Ya Tidak

n % n % n %

Pendidikan rendah (≤ SMA) 21 42 29 58 50 100

Pendidikan tinggi (> SMA) 8 80 2 20 10 100

Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100

Pada tabel 5.5 menunjukkan hasil bahwa pada responden yang

berpendidikan tinggi memiliki presentase lebih besar dalam memberikan

ASI eksklusif (80 %) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif (20%).

Sedangkan pada responden yang berpendidikan rendah tidak memberikan

ASI eksklusif 58% dan yang memberikan ASI eksklusif .42%.

5.1.3 Gambaran Paritas ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran tingkat paritas

ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Maleber tahun 2013

sebagai berikut:

50

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi paritas ibu di Puskesmas Maleber Tahun

2013

No Paritas Jumlah Persentase %

1. Paritas Rendah 23 38,3

2. Paritas Tinggi 37 61,7

Jumlah 60 100

Sumber : Pengolahan data primer 2013

Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian

besar paritas responden yaitu paritas tinggi sebanyak 37 orang

(61,7%) dan sebanyak 23 orang (38,3) paritas rendah.

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan

paritas

Pada tabel diatas bahwa sebagian besar responden pada paritas

tinggi yang memberikan ASI eksklusif 62,2% dan 37,8% yang tidak

memberikan ASI eksklusif. Sedangkan paritas rendah yang memberikan

ASI eksklusif 26,1% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 73,9%.

Paritas

Pemberian ASI Eksklusif Total

Ya Tidak

n % n % n %

Paritas rendah (1 - 2) 6 26,1 17 73,9 23 100

Paritas tinggi (>2) 23 62,2 14 37,8 37 100

Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100

51

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan pembahasan sebagai

berikut :

5.2.1 Gambaran Keberhasilan Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

Sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif (51,7%),

sedangkan yang memberikan ASI eksklusif adalah 48,3%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang dilaporkan pada

badan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006 –

2007 bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 5 – 6 bulan

tidak mengalami kenaikan yang signifikan, diperkotaan berkisar 1 % -

13 %, sedangkan dipedasaan 2 % - 13 %. .

Penelitian ini juga didukung oleh data yang ada di Puskesmas

Maleber tahun 2012, bahwa target pencapaian ASI eksklusif masih

jauh dari target yang ditetapkan oleh Kabupaten Kuningan yaitu 70 %.

Target yang baru dicapai oleh puskesmas Maleber sebesar 14,7 % (Dinkes

Kab. Kuningan 2012)

.

5.2.2 Gambaran Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 28 orang ( 46,7%), berpengetahuan kurang

52

sebanyak 12 orang (20%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 20

orang ( 33,3%).

Dalam penelitian ini, pengetahuan yang diteliti meliputi pengertian ASI

eksklusif, manfaat ASI eksklusif, cara pemberian ASI eksklusif. Keberhasilan

dalam pemberian ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan.

Sebagian besar mereka yang memberikan ASI eksklusif adalah dari kelompok

berpengetahuan baik (60%).

Pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal saja, tetapi bisa

didapat dari berbagai sumber seperti media massa, penyuluhan, pengalaman dan

informasi dari orang lain. Dari 60 responden yang diteliti sebagian besar

berpengetahuan cukup, hal ini kemungkinan disebabkan karena penyuluhan

dari petugas kesehatan yang cukup, informasi yang gencar dari media massa.

Sesuai dengan penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2007 :140)

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng dari

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan hasil

wawancara pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan

kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif , ada yang mengetahui

manfaat ASI eksklusif tetapi tidak diaplikasikan secara nyata dengan alasan

bayinya rewel, menangis karena lapar sehingga menghambat keberhasilan

pemberian ASI eksklusif.

5.2. 3 Gambaran Pendidikan Ibu tentang ASI Eksklusif

Hasil Penelitian menunjukan sebagian besar responden berpendidikan

tinggi 83,3% sedangkan berpendidikan rendah sebanyak 16,7%.

53

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam

merubah polapikir seseorang artinya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

akan semakin meningkatkan pengetahuan untuk menyerap informasi dan

meningkatkan kesadaran dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan secara

umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain

baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Ibu yang berpendidikan tinggi cenderung memberikan ASI eksklusif

dikarenakan pola pikir dan pengetahuan yang lebih luas sehingga

menumbuhkan kesadaran dalam penerapan pemberian ASI eksklusif. Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori yakni ibu yang memberikan ASI eksklusif

dengan kategori pendidikan tinggi sebesar 80%. Sedangkan ibu dengan tingkat

pendidikan yang rendah sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif(58%).

Hasil ini dimungkinkan belum adanya kesadaran akan pentingnya ASI

eksklusif, untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pemberian ASI

eksklusif melalui konseling, penyuluhan tentang pentingnya ASI ksklusif,

supaya ibu lebih memahami dan mempraktekannya.

5.2.4 Gambaran Paritas Ibu tentang ASI Eksklusif

Ibu yang menjadi responden dalam pendidikan ini sebagian besar terdiri

dari kelompok paritas tinggi, yaitu memiliki anak >2 (61,7%).

Dan apabila dikaitkan dengan teori menurut Saifuddin (2007)

pengalaman dalam kehamilan atau persalinan sebelumnya akan berpengaruh

54

terhadap pengetahuan ibu. Ibu yang memberikan ASI eksklusif berdasarkan

paritas, sebagian besar dari kelompok paritas tinggi yaitu 62,2%.

Dengan demikian dimungkinkan paritas tinggi lebih bisa menerapkan

pemberian ASI eksklusif dikarenakan pengalaman sebelumnya dengan

pemberian ASI eksklusif anaknya menjadi sehat dan tidak mudah sakit, lebih

praktis dan menghemat biaya untuk membeli susu formula, serta menyadari

manfaat gizi dari ASI eksklusif sehingga ibu mau memberikannya. Sedangkan

paritas rendah masih ada yang belum memberikan ASI eksklusif dikarenakan

masih belum adanya pengalaman , pengaruh dari orang tua dan keluarga, tidak

sabar dikarenakan ASInya belum lancar dan bayinya rewel.

55

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan tentang gambaran

faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif

di UPTD Puskesmas Maleber Tahun 2013, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak

31 orang (51,7%).

2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 28 orang ( 46.7%).

3. Sebagian besar responden berpendidikan rendah sebanyak 50 orang

(83,3%).

4. Sebagian besar responden terdiri dari kelompok paritas tinggi

sebanyak 37 orang (61,7%).

56

6.2 Saran

Berdasarkan hasil temuan pada kesimpulan, maka penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut

1. Bagi Ibu Menyusui

Diharapkan bagi ibu menyusui sebagai bahan informasi kesehatan

dalam memberikan pengetahuan dan wawasan dalam pemberian ASI

eksklusif

2. Bagi Puskesmas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan

informasi dalam pengembangan program-program kesehatan

masyarakat, khususnya dalam program KIA dan gizi.

3. Bagi Program Studi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kuningan

Diharapkan pada institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai bahan

referensi tambahan perpustakaan tentang ASI eksklusif.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai

pemberian ASI eksklusif, pada aspek yang lebih luas dengan metode

yang lebih baik dalam menyempurnakan penelitian ini.

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, ( 2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Badriah, D.L. ( 2012). Metodelogi Penelitian ilmu – ilmu Kesehatan. Bandung:

Multazam.

Budiarto, E (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC.

.

Departemen Kesehatan, (2002). Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan

dan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

DinKes Kabupaten Kuningan, (2012).Profil Kesehatan Kabupaten Kuningan

JNPK – KR. (2008).Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JHPIEGO Corporation.

Green Lawrence (1999), Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku

Notoadmodjo. S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Puskesmas Maleber, (2012). Data ASI eksklusif, tidak diterbitkan

Roesli, U. (2008), Inisiasi Menyusui Dini, Edisi Revisi, Pustaka Bunda.

Prasetyono, (2009) Resiko Pemberian MPASI terlalu Dini.

http: www.Asuh.wikia. com,

Soetijiningsih, (2007) ASI:Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC

.

Zainuddin, (2008), Pentingnya ASI untuk Peningkatan Gizi Bayi

:www.parenting.com

58

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Pernyataan Kesediaan Responden

Lampiran 5 Kisi – Kisi Soal Kuesioner

Lampiran 6 Lembar Kuesioner

Lampiran 7 Tabel Tabulasi

Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data

Lampiran 9 Jadwal Penelitian

Lampiran 10 Kartu Bimbingan

59

RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Kusniah

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Kuningan, 14 Februari 1970

Agama : Islam

Alamat : Desa Kutaraja, Kecamatan Maleber

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Luragung ( 1983 )

2. SLTPN Cidahu ( 1986 )

3. SPK Dustira Cimahi ( 1990 )

4. PPB SPK Dustira Cimahi ( 1994 )

5. Program Kebidanan STIKes Kuningan ( 2011 – Sekarang )

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN

60

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS MALEBER KEC.MALEBER

Jl. Raya Maleber Kuningan No. 575 Kode Pos 45575

SURAT KETERANGAN

Nomor : 347/ PKM-MLB/ 2013

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : TOHID, SKM.MM.Kes

NIP : 19670329 198803 1 003

Jabatan : Kepala UPTD Puskesmas Maleber

Tempat Kerja : Desa Maleber Kecamatan Maleber

Menerangkan bahwa :

Nama : KUSNIAH

NIM : EBX0110018

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : RT 18 RW 01 Desa Kutaraja

kecamatan Maleber kabupaten Kuningan

Betul orang tersebut diatas Mahasiswa Program Studi D3 kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan kuningan (STIKKU) telah melaksanakan penelitian

Gambaran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI

Eksklusif di UPTD Puskesmas Maleber Tahun 2013.

Adapun Kegiatannya telah dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 23 juli 2013.

Demikian agar menjadi maklum adanya.

Maleber, 27 Agustus 2013

Kepala UPTD Puskesmas Maleber

TOHID, SKM.MM.Kes

NIP. 19670329 198803 1 003

61

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

Kepada :

Ibu-ibu Responden

Di

Wilayah Puskesmas Maleber

Dengan Hormat,

Dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Program Studi

Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan, dengan ini penulis

bermaksud ingin mengadakan penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah

Puskesmas Maleber Tahun 2013”.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis mohon kesediaan

Ibu-ibu menjawab pertanyaan/kuesioner yang telah disediakan oleh penulis. Demi

kelancaran pengisian kuesioner ini, maka penulis akan menjamin kerahasiaan

jawaban yang diberikan oleh ibu-ibu.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu

responden atas kerjasamanya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Kuningan, Juli 2013

Responden Penulis,

(.................) (Kusniah)

62

Lampiran 2

Kisi – Kisi Kuesioner

No Jenis Pertanyaan Jenis Pernyataan

Positif (-) Negatif (+)

1 Pengertian 1,2,3,11 -

2 Manfaat 8,12,13,14,19 -

4 Alasan yang bertentangan 4,5,6,7,10,15,16,17,18,20

5 Waktu Pemberian 9

63

KUESIONER

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI WILAYAH KERJA

UPTD PUSKESMAS MALEBER TAHUN 2013

Hari/tanggal :

No. Responden :

1.1 Petunjuk Pengisian

1.1.1 Memahami terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada

1.1.2 Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda

(√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda

1.2 Data Responden

1.2.1 Nama Responden :

1.2.2 Pendidikan :

1.2.3 Jumlah anak :

1.2.4 Alamat :

64

65

HASIL PENGOLAHAN DATA

66

Frequencies

Statistics

KategoriPengetahuan

N Valid 60

Missing 0

KategoriPengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik (> 75%) 20 33.3 33.3 33.3

Cukup (60 - 75%) 28 46.7 46.7 80.0

Kurang (> 75%) 12 20.0 20.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

67

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PendidikanRendah (SMA,

SMP, SD)

50 83.3 83.3 83.3

PendidikanTinggi (PT) 10 16.7 16.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

68

69

ParitasIbu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ParitasRendah (1 - 2) 23 38.3 38.3 38.3

ParitasTinggi (> 2) 37 61.7 61.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

70

REKAPITULASI HASIL PENELITIAN

No Nama

Responden Pendidikan Paritas

Kategori Tingkat Pengetahuan

Nilai %

1 Ny. A 1 2 12 60 Cukup

2 Ny. Y 1 2 12 60 Cukup

3 Ny. N 1 1 17 85 Baik

4 Ny. S 2 1 20 100 Baik

5 Ny. R 1 2 18 90 Baik

6 Ny. N 1 2 16 80 Baik

7 Ny. P 1 2 15 75 Cukup

8 Ny. Y 1 2 10 50 Kurang

9 Ny. R 1 2 15 75 Cukup

10 Ny. S 2 1 19 95 Baik

11 Ny. Y 1 1 18 90 Baik

12 Ny. A 1 2 14 70 Cukup

13 Ny. E 1 2 15 75 Cukup

14 Ny. T 1 2 12 60 Cukup

15 Ny. E 1 2 15 75 Cukup

16 Ny. M 1 2 11 55 Kurang

17 Ny. K 1 1 13 65 Cukup

18 Ny. M 1 1 18 90 Baik

19 Ny. I 2 1 20 100 Baik

20 Ny. I 2 1 19 95 Baik

21 Ny. D 1 2 16 80 Baik

22 Ny. E 1 2 11 55 Kurang

23 Ny. Y 1 2 10 50 Kurang

24 Ny. M 1 1 12 60 Cukup

25 Ny. P 2 1 18 90 Baik

26 Ny. M 1 1 13 65 Cukup

27 Ny. A 1 2 15 75 Cukup

28 Ny. I 1 2 14 70 Cukup

29 Ny. N 1 2 15 75 Cukup

30 Ny. Y 1 2 11 55 Kurang

31 Ny. E 1 1 18 90 Baik

32 Ny. I 1 2 12 60 Cukup

33 Ny. Y 1 2 11 55 Kurang

34 Ny. N 1 2 10 50 Kurang

35 Ny. Y 2 1 18 90 Baik

36 Ny. W 1 1 15 75 Cukup

71

37 Ny. M 1 2 10 50 Kurang

38 Ny. E 1 2 16 80 Baik

39 Ny. N 1 2 15 75 Cukup

40 Ny. P 1 1 16 80 Baik

41 Ny. Y 1 2 12 60 Cukup

42 Ny. L 1 2 15 75 Cukup

43 Ny. N 1 2 15 75 Cukup

44 Ny. I 2 1 19 95 Baik

45 Ny. M 1 2 11 55 Kurang

46 Ny. I 1 2 11 55 Kurang

47 Ny. D 1 2 15 75 Cukup

48 Ny. I 2 1 19 95 Baik

49 Ny. N 1 2 12 60 Cukup

50 Ny. I 1 1 18 90 Baik

51 Ny. A 2 1 18 90 Baik

52 Ny. T 1 2 15 75 Cukup

53 Ny. L 1 2 11 55 Kurang

54 Ny. D 1 1 15 75 Cukup

55 Ny. C 2 1 20 100 Baik

56 Ny. Y 1 2 15 75 Cukup

57 Ny. L 1 1 15 75 Cukup

58 Ny. I 1 2 14 70 Cukup

59 Ny. N 1 1 15 75 Cukup

60 Ny. E 1 2 11 55 Kurang

72