15
1 BOLEH DIPERBANYAK, MUDAH-MUDAHAN BERMANFAAT OLEH: WAHYU MAKHMUD SUEB 08.02.2010 POTONGAN A. Tujuan 1. Mengetahui fungsi gambar potongan. 2. Mengetahui cara terjadinya gambar potongan. 3. Dapat menentukan bidang yang diarsir. 4. Memahami cara membuat gambar potongan seluruh, potongan setengah, potongan lokal. 5. Mampu membuat gambar potongan seluruh, potongan setengah, potongan lokal. 6. Mampu menyajikan gambar potongan sesuai ISO. B. Uraian Isi Pelajaran 1. Fungsi gambar potongan. 2. Cara terjadinya gambar potongan. 3. Menentukan bidang yang diarsir. 4. Cara mambuat gambar potongan seluruh, potongan setengah, potongan lokal. 5. Menyajikan gambar potongan sesuai ISO. C. Penjelasan Teori Untuk memperlihatkan bagian dalam yang berongga dari benda pada gambar, seperti lubang bor dipergunakan gambar potongan (section), sehingga dihasilkan gambar dengan bentuk yang lebih jelas karena garis putus–putus berubah menjadi garis tebal. Jika tidak membantu pada gambar potongan, garis yang terhalang tidak perlu digambar.

Gambar Potongan (Section)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Untuk memperlihatkan bagian yang terhalang maka cara penyajian gambar teknik menggunakan gambar potongan sehingga gambar menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.

Citation preview

Page 1: Gambar Potongan (Section)

1

BOLEH DIPERBANYAK, MUDAH-MUDAHAN BERMANFAAT

OLEH: WAHYU MAKHMUD SUEB 08.02.2010

POTONGAN

A. Tujuan 1. Mengetahui fungsi gambar potongan.

2. Mengetahui cara terjadinya gambar potongan.

3. Dapat menentukan bidang yang diarsir.

4. Memahami cara membuat gambar potongan seluruh, potongan setengah,

potongan lokal.

5. Mampu membuat gambar potongan seluruh, potongan setengah,

potongan lokal.

6. Mampu menyajikan gambar potongan sesuai ISO.

B. Uraian Isi Pelajaran 1. Fungsi gambar potongan.

2. Cara terjadinya gambar potongan.

3. Menentukan bidang yang diarsir.

4. Cara mambuat gambar potongan seluruh, potongan setengah, potongan

lokal.

5. Menyajikan gambar potongan sesuai ISO.

C. Penjelasan Teori Untuk memperlihatkan bagian dalam yang berongga dari benda pada

gambar, seperti lubang bor dipergunakan gambar potongan (section), sehingga

dihasilkan gambar dengan bentuk yang lebih jelas karena garis putus–putus

berubah menjadi garis tebal. Jika tidak membantu pada gambar potongan, garis

yang terhalang tidak perlu digambar.

Page 2: Gambar Potongan (Section)

2

1. Terjadinya Gambar Potongan

a. Potongan seluruh (potongan dalam satu bidang) Terjadinya gambar potongan seluruh diperlihatkan pada gambar

Gambar 1 Terjadinya potongan seluruh

Catatan :

1) Apabila digambar dengan pandangan lain, maka gambar pandangan tersebut

tetap utuh (proyeksi yang tidak dipotong), seperti diperlihatkan pada gambar.

2) Perubahan garis dari gambar pandangan ke gambar potongan diperlihatkan

oleh A.

3) Bagian pejal yang terpotong diberi garis arsir B.

Gambar 2 Potongan seluruh dengan pandangannya

b. Potongan setengah Gambar potongan setengah hanya berlaku untuk gambar simetri,

sehingga sebagian merupakan gambar potongan dan sebagian lagi gambar

pandangan, lihat gambar :

Page 3: Gambar Potongan (Section)

3

Gambar 3 Terjadinya potongan setengah

Catatan :

1) Sisi lubang yang digambar hanya yang tampaknya saja (A);

2) Bagian pejal yang terpotong diarsir (B);

3) Garis putus–putus tidak perlu digambar lagi, karena gambar sudah jelas (C);

4) Batas potongan digambar oleh garis rantai tipis titik tunggal (D).

c. Potongan Setempat Potongan setempat cocok digunakan apabila hanya diperlukan sebagian

dari benda yang ingin diperlihatkan atau untuk dipotong memanjang, misalnya

alur pasak pada poros.

Gambar 4 Terjadinya potongan setempat

Catatan :

Batas potongan digambarkan dengan garis tipis kontinyu bergelombang atau

zigzag (E).

2. Garis Arsir a. Arsiran suatu Potongan

Page 4: Gambar Potongan (Section)

4

Fungsi arsiran adalah untuk menunjukan bidang terpotong pada gambar.

Sedangkan bentuk arsiran pada umumnya dibuat dengan garis tipis kontinyu

yang sejajar dengan kemiringan 45o terhadap sumbu utama atau garis patokan.

Gambar 5 Arsiran

b. Arsiran untuk Gambar Susunan Untuk gambar susunan yang sama harus diarsir dengan cara yang sama.

Sedangkan arsiran untuk benda yang berdempetan dibuat dengan arah atau

jarak yang berbeda, lihat gambar.

Gambar 6 Arsiran untuk gambar susunan

c. Arsiran untuk Bidang yang Luas Untuk bidang yang luas, arsiran dapat dibatasi pada daerah tepi bidang

yang diarsir, lihat gambar.

Page 5: Gambar Potongan (Section)

5

Gambar 7 Batas arsiran

d. Arsiran untuk Bidang Potongan yang Berbeda dan Sejajar Untuk bidang potongan yang berbeda dan sejajar, arsiran harus tetap

sama tetapi harus bergeser sepanjang garis bagi antara kedua bidang potong,

lihat gambar.

Gambar 8 Arsiran pada potongan sejajar

Page 6: Gambar Potongan (Section)

6

e. Arsiran dan Keterangan Arsiran harus dihilangkan untuk tempat keterangan, apabila keterangan

tersebut tidak dapat ditempatkan di luar bidang potong, lihat gambar.

Gambar 9 Arsiran dan keterangan

f. Arsiran untuk Menunjukkan Macam Bahan Apabila arsiran dengan bentuk yang berbeda, arti arsiran di sini harus

ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau dengan menunjukan standar tertentu

yang dipakai, lihat gambar :

Baja, Besi Tuang, Kuningan, Baja Tuang, Perunggu,

Aluminium, dan yang sejenisnya.

Timah, Logam Putih, Seng, dan yang sejenisnya.

Bahan Isolasi dan bahan sintetis.

Batu, Porselen, Keramik, Kerikil, dan yang

sejenisnya.

Gambar 10 Arsiran untuk macam–macam bahan

Page 7: Gambar Potongan (Section)

7

g. Arsiran untuk Bidang Potongan yang Tipis Potongan benda tipis dapat diperlihatkan dengan menghitamkan seluruh

bidang. Apabila cara ini dipakai pada gambar susunan, suatu jarak antara tidak

boleh lebih kecil dari 0,7 mm harus diberikan kepada benda yang berdempetan.

3. Penempatan Gambar Potongan Aturan untuk penempatan gambar potongan sama dengan aturan

penempatan pandangan. Kalau letak potongan tidak jelas atau diperlukan

perbedaan letak beberapa bidang potongan, maka letak bidang potong ditandai

dengan garis rantai tipis yang ditebalkan pada ujung dan perubahan arah.

Sedangkan arah pandangan ditunjukkan dengan anak panah yang diberi tanda

dengan huruf besar.

4. Catatan Bagian benda yang tidak boleh dipotong pada bagian memanjang, yaitu

rusuk penguat, pengikat, poros, jari-jari roda, dan sesuatu yang serupa dengan

itu, tidak boleh dipotong dengan arah memanjang.

5. Contoh–contoh Gambar Potongan

Gambar 11 Potongan dalam satu bidang

Page 8: Gambar Potongan (Section)

8

Gambar 12 Potongan dalam dua bidang sejajar

Gambar 13 Potongan dengan bidang–bidang berdampingan

Gambar 14 Potongan yang diproyeksikan

Page 9: Gambar Potongan (Section)

9

Apabila potongan diputar dan digambar pada gambar pandangan, maka

garis tepi gambar potongan digambarkan dengan garis tipis kontinyu, biasanya

digunakan untuk memperlihatkan pandangan samping benda lihat gambar.

Gambar 15 Potongan yang diputar dan digambar pada gambar pandangan

Potongan yang dipindahkan dapat diletakkan dekat dengan pandangan

yang dihubungkan dengan garis rantai titik tunggal tipis, lihat gambar.

Gambar 16 Potongan yang dipindahkan

Gambar 17 Potongan yang dipindahkan dengan cara konvensional

Page 10: Gambar Potongan (Section)

10

Potongan yang berurutan dapat disusun dengan cara seperti dtunjukan

pada gambar yang sekiranya memungkinkan dipandang dari tata letak dan

pengertian pembacaan gambar.

Gambar 18 Potongan berurutan

Apabila penggambaran bagian benda yang menempel pada objek yang

diperlukan, bagian ini harus digambarkan dengan garis rantai titik ganda. Bagian

gambar benda yang menempel tidak boleh menutupi objek utama, akan tetapi

dapat ditutupi dengan objek utama lihat gambar, benda menempel dalam

potongan tidak boleh diarsir.

Gambar 19 Bagian yang berdampingan dan dianggap perlu untuk digambar [1]

Page 11: Gambar Potongan (Section)

11

D. Soal Latihan

1. Soal Teori

a. Sebutkan fungsi dari gambar potongan!

b. Sebutkan tiga bentuk gambar potongan yang sering digunakan!

c. Bidang yang terpotong secara khayal ditunjukkan dengan garis …..

d. Batas gambar pandangan dan gambar potongan pada potongan

setengah ditunjukkan dengan garis …..

e. Batas gambar pandangan dan gambar potongan pada potongan lokal

ditunjukkan dengan garis …..

f. Potongan setengah hanya digunakan untuk gambar yang …..

g. Garis rantai titik tunggal tipis, ditebalkan pada kedua ujung dan

belokan digunakan sebagai lambang untuk …..

h. Lambang untuk bidang potong dapat tidak digambar pada …..

i. Pada gambar potongan komponen yang berbeda dan berdampingan

maka garis arsir harus dibedakan ….. atau …..

j. Untuk gambar yang relatif tipis, bagian pejal yang terpotong secara

khayal di ……

2. Soal Praktik a. Gambar berikut merupakan gambar potongan (bentuk silindris) yang

belum lengkap karena belum diarsir, gambar kembali pada kertas A4

dengan skala 1:1, lengkap dengan arsirannya.

Page 12: Gambar Potongan (Section)

12

b. Gambar berikut merupakan gambar pandangan dari benda berbentuk

silindris (benda bubutan), gambarlah pada kertas A4 dengan skala 1:1

dalam bentuk;

1) Gambar potongan seluruh

Page 13: Gambar Potongan (Section)

13

2) Gambar potongan setengah.

c. Gambar berikut merupakan gambar potongan yang belum sempurna

karena belum ada lambang untuk bidang potong dan belum diarsir,

gambar kembali dengan skala 1:1 pada kertas A4 lengkapi dengan

lambang bidang potong dan arsiran.

Page 14: Gambar Potongan (Section)

14

e. Gambar berikut merupakan gambar potongan dan pandangan yang belum

sempurna, gambar kembali secara lengkap dengan pandangan dan

potongan yang belum ada pada kertas A4 dengan skala 1:1.

Page 15: Gambar Potongan (Section)

15

DAFTAR PUSTAKA Jaenudin & Wahyu Makhmud Sueb (1993). Gambar Fabrikasi Logam. Jakarta:

Pusat Perbukuan, Depdikbud.