28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal nafas adalah ketidakmampuan alat pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi didalam darah, dengan atau tanpa penumpukan CO 2 . Terdapat 6 sistem sistem kegawatan salah satunya adalah gagal nafas, dari 6 sistem tersebut Gagal nafas menempati urutan pertama, Hal ini dapat dimengerti karena bila terjadi gagal nafas waktu yang tersedia terbatas sehingga diperlukan ketepatan dan kecepatan untuk bertindak. Sampai saat ini gagal nafas pada anak masih merupakan salah satu penyebab mordibitas dan mortalitas terbesar penderita yang dirawat di Ruang perawatan Intensif Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM). Keterlambatan merujuk penderita diduga merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian, disamping beratnya penyakit dasar, penyakit penyerta dan penyulit selama perawatan. Penatalaksanaan perawatan gagal nafas memerlukan suatu ketrampilan dan pengetahuan khusus serta penafsiran dan perencanaan maupun melakukan tindakan harus dilakukan dengan cepat dan sistematis, oleh 1

gagal nafas- anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: gagal nafas- anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal nafas adalah ketidakmampuan alat pernafasan untuk

mempertahankan oksigenasi didalam darah, dengan atau tanpa penumpukan

CO2.

Terdapat 6 sistem sistem kegawatan salah satunya adalah gagal nafas, dari 6

sistem tersebut Gagal nafas menempati urutan pertama, Hal ini dapat

dimengerti karena bila terjadi gagal nafas waktu yang tersedia terbatas

sehingga diperlukan ketepatan dan kecepatan untuk bertindak.

Sampai saat ini gagal nafas pada anak masih merupakan salah satu

penyebab mordibitas dan mortalitas terbesar penderita yang dirawat di Ruang

perawatan Intensif Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM).

Keterlambatan merujuk penderita diduga merupakan salah satu penyebab

tingginya angka kematian, disamping beratnya penyakit dasar, penyakit

penyerta dan penyulit selama perawatan.

Penatalaksanaan perawatan gagal nafas memerlukan suatu ketrampilan dan

pengetahuan khusus serta penafsiran dan perencanaan maupun melakukan

tindakan harus dilakukan dengan cepat dan sistematis, oleh karena itu

pengetahuan perawat tentang apa dan bagaimana terjadinya gagal nafas sangat

diperlukan.

B. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dari mempelajari materi ini adalah mahasiswa

mampu :

a. Menjelaskan pengertian gagal nafas

b. Menyebutkan penyebab gagal nafas

c. Menyebutkan tanda-tanda gagal nafas

1

Page 2: gagal nafas- anak

d. Menyebutkan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan pada anak

dengan gagal nafas

e. Menjelaskan penatalaksanaan pada anak dengan gagal nafas

f. Menjelaskan tahapan prosedur RJP pada penatalaksanaan gagal nafas.

2

Page 3: gagal nafas- anak

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Gagal nafas adalah ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan

parsial normal O2 dan atau CO2 didalam darah.

(Merenstein, 1995)

Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan

pertukaran oksigen dan karbondioksida, sehingga sistem

pernafasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.

(Staf pengajar ilmu kesehatan anak, 1985)

B. Etiologi

1. Faktor predisposisi

Terjadinya gagal nafas pada bayi dan anak dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang berbeda dengan orang dewasa, yaitu :

1. Struktur anatomi

a. Dinding dada

Dinding dada pada bayi dan anak masih lunak disertai insersi

tulang iga yang kurang kokoh, letak iga lebih horisontal dan

pertumbahan otot interkostal yang belum sempurna, menyebabkan

pergerakan dinding dada terbatas.

b. Saluran pernafasan

Pada bayi dan anak relatif lebih besar dibandingkan dengan

dewasa. Besar trakea neonatus 1/3 dewasa dan diameter bronkiolus

½ dewasa, sedangkan ukuran tubuh dewasa 20 kali neonatus. Akan

tetapi bila terjadi sumbatan atau pembengkakan 1 mm saja, pada

bayi akan menurunkan luas saluran pernafasan 75 %.

c. Alveoli

Jaringan elastis pada septum alveoli merupakan ‘ elastic recoil ’

untuk mempertahankan alveoli tetap terbuka. Pada neonatus alveoli

relatif lebih besar dan mudah kolaps. Dengan makin besarnya bayi,

3

Page 4: gagal nafas- anak

jumlah alveoli akan bertambah sehingga akan menambah ‘ elastic

recoil’.

2. Kerentangan terhadap infeksi

Bayi kecil mudah terkena infeksi berat seperti pneumonia, pada anak

kerentangan terhadap infeksi traktus respiratorius merupakan faktor

predisposisi gagal nafas.

3. Kelainan konginetal

Kelainan ini dapat mengenai semua bagian sistem pernafasan atau

organ lain yang berhubungan dengan alat pernafasan.

4. Faktor fisiologis dan metabolik

Kebutuhan oksigen dan tahanan jalan nafas pada bayi lebih besar

daripada dewasa. Bila terjadi infeksi, metabolisme akan meningkat

mengakibatkan kebutuhan oksigen meningkat. Kebutuhan oksigen

tersebut di capai dengan menaikkan usaha pernafasan, dengan akibat

pertama adalah kehilangan kalori dan air; Kedua dibutuhkan kontraksi

otot pernafasan yang sempurna. Karena pada bayi dan anak kadar

glikogen rendah, maka dengan cepat akan terjadi penimbunan asam

organik sebagai hasil metabolisme anaerib akibatnya terjadi asidosis.

2. Sebab gagal nafas

Jenis penyakit penyebab gagal nafas pada bayi / anak

penyebab Bayi / Anak

Jalan nafas bagian atas :

Faring

Laring

Trakea

MakroglosisHipertropi tonsil

LaringotrakeobronkitisEpiglotis akutLaringitis difterikaEdema/stenosis pasca intubasi

Benda asing

4

Page 5: gagal nafas- anak

Jalan nafas bagian bawah

Bronkus/bronkiolus

Alveoli

Kompresi pulmonal

Susunan saraf

BronkiolitisStatus asmatikus

PneumoniaKelainan jantung bawaanTraumaLuka bakar

PneumoniaTrauma dada

TraumaEnsefalitisTakaran obat berlebihanStatus epileptikusSindrom Guillain-Barre

Dikutip dari Brown dan Fisk, Anesthesia for Children, Intensive Care aspeect, Blackwell Scientific Publ (1979)

C. Patofisiologi dan Pathway

Terdapat 2 mekanisme dasar yang mengakibatkan kegagalan pernafasan yaitu

obstruksi saluran nafas dan konsolidasi atau kolaps alveolus. Apabila seorang

anak menderita infeksi saluran nafas maka akan terjadi :

1. Sekresi trakeobronkial bertambah

2. Proses peradangan dan sumbatan jalan nafas

3. aliran darah pulmonal bertambah

4. ‘metabolic rate’ bertambah

Akibat edema mukosa, lendir yang tebal dan spasme otot polos maka lumen

saluran nafas berkurang dengan hebat. Hal ini mengakibatkan terperangkapnya

udara dibagian distal sumbatan yang akan menyebabkan gangguan oksigenasi

dan ventilasi. Gangguan difusi dan retensi CO2 menimbulkan hipoksemia dan

hipercapnea, kedua hal ini disertai kerja pernafasan yang bertambah sehingga

5

Page 6: gagal nafas- anak

menimbulkan kelelahan dan timbulnya asidosis. Hipoksia dan hipercapnea

akan menyebabkan ventilasi alveolus terganggu sehingga terjadi depresi

pernafasan, bila berlanjut akan menyebabkan kegagalan pernafasan dan

akirnya kematian.

Hipoksemia akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pulmonal yang

menyebabkan tahanan alveolus bertambah, akibatnya jantung akan bekerja

lebih berat, beban jantung bertambah dan akirnya menyebabkan gagal jantung.

Akibat bertambahnya aliran darah paru, hipoksemia yang mengakibatkan

permiabilitas kapiler bertambah, retensi CO2 yang mengakibatkan

bronkokontriksi dan ‘metabolic rate’ yang bertambah, terjadinya edema paru.

Dengan terjadinya edema paru juga terjadinya gangguan ventilasi dan

oksigenisasi yang akhirnya dapat menimbulkan gagal nafas.

6

Page 7: gagal nafas- anak

Pathway

Etiologi (bronkiolitis, status asmatikus, pneumonia)

Penurunan respon pernafasan

Kegagalan pernafasan ventilasi

Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi

Hipoventilasi alveoli

Gangguan difusi dan retensi CO2

Hipoksia jaringan

Otak kardiovaskuler

paru-paru

Sel otak mati mekanisme kompensasi (peningkatan Heart rate dan tekanan darah)

kerja pernafasan meningkat sekret, edema, wheezing PCO2

Tekanan intrakranial kelemahan otot jantung ( TD dan CO, bradikardi) kelelahan , diaporosis, sianosis Gangguan pertukaran gas Depresi

Pusat pernafasanKejang, pusing, gelisah, penurunan curah jantung intoleransi aktivitashipoventilasi (tachipnea)

gagal jantung

Bradipnea

Kardio Respirasi Arrest

Gangguan

proses keluarga resti terjadi kematian

7

Page 8: gagal nafas- anak

D. Manifestasi klinik

Umum : kelelahan, berkeringat

Respirasi : wheezing, merintih, menurun/menghilangnya suara nafas,

cuping Hidung retraksi, takipnea, bradipnea atau apnea,

sianosis.

Kardiovaskuler : bradikardia atau takikardia hebat, hipotensi/hipertensi,

pulsus Paroksus 12 mmHg, henti jantung.

Serebral : gelisah, iritabilitas, sakit kepala, kekacauan mental,

kesadaran Menurun, kejang, koma.

E. Pemeriksaan penunjang

Pengenalan dini gagal nafas sulit diketahui secara klinis, pemeriksaan

laboratorium yang terpenting untuk membantu diagnosa gagal nafas ialah

pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui keadaan oksigenasi, ventilasi

dan keseimbangan asam basa, saturasi O2 dan pH darah.

Pada pemeriksaan BGA pada gagal nafas akan didapat Hipoksemia,

hiperkapnia, asidosis (respiratorik atau metabolik).

F. Pengkajian keperawatan.

a. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga tentang alergi dan penyakit keturunan

Riwayat pasien tentang gangguan petnafasan yang baru diderita, terkena

infeksi, adanya alergi/iritasi, trauma.

b. Kaji keadaan dada

Kaji suara nafas dan suara nafas tambahan

Kaji adanya pembesaran anterior / posterior ukuran dada

Kaji peningkatan dan penurunan taktil fremitus

Kaji adanya retraksi otot supraklafikula, interkosta / subkostal

Kaji adanya hyperesonan (adanya distensi alveoli)

8

Page 9: gagal nafas- anak

Kaji adanya ekspirasi yang memanjang.

c. Observasi pernafasan :

Frekuensi

Kaji adanya takipnue, normal, bradipnue

Kedalaman

Normal, terlalu lambat (hypopnea), terlalu dalam (hyperpnea)

Kelancaran

Kurang usaha, dypnea, ortopnea berhubungan dengan adanya retraksi

interkostal / substernal, adanya wheezing, pulsus paradoxus (tekanan

darah turun saat inspirasi dan tekanan darah naik dengan ekspirasi)

Labored breating

Terus menerus, intermitten, secara tiba – tiba, kelelahan dalam usaha

pernafasan.

Tanda – tanda infeksi

Peningkatan suhu tubuh, pembesaran nodus limfa, inflamasi membran

mukus, keluarnya cairan purulen dari hidung dan kuping, adanya sputum

yang purulen.

Batuk

Kaji karakteristik batuk (produktif/kering) kapan waktu terjadinya batuk

(hanya malam hari/setiap waktu), frekuensi batuk yang berkaitan dengan

aktivitas dan suhu.

Wheezing

Kapan terjadinya wheezing; saat inspirasi / ekspirasi, apakah

memanjang, terjadi secara tiba-tiba/berlahan-lahan.

Sianosis

Catat distribusi sianosis (periperal, daerah bibir, wajah), derajat, durasi,

keterkaitan dengan aktivitas.

Nyeri dada

Terjadi pada anak – anak catat lokasi, penyebaran ke leher/abdomen,

dalam/dangkal.

9

Page 10: gagal nafas- anak

Sputum

Pasien anak – anak dapat mengeluarkan sputum pada bayi diperlukan

section untuk mendapatka sempel, catat volume, warna, bau, viskositas.

Adanya pernafasan yang buruk

Berhubungan dengan infeksi pernafasan.

d. Kaji tanda terjadinya hipoxia

o Hypotensi/hypertensi

o Dyspnea

o Bradikardi

o Sianosis : perifer / sentral

o Somnolen

o Stupor

o Coma

H. Diagnosa keperawatan dan Intervensi keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan suplay oksigen, perubahan aliran

darah ke pulmonal.

Kriteria hasil :

Anak menunjukkan peningkatan kapasitas ventilasi dan pertukaran gas.

Intervensi :

o Beri posisi yang dapat memaksimalkan ekspansi paru; tinggikan

kepala selama tidak ada kontraindikasi, cek secara teratur posisi klien.

o Pertahankan jalan nafas tetap terbuka, hindari hyperektensi leher

gunakan ‘sniffing’ posisi, anjurkan anak untuk mengeluarkan sputum.

o Beri bantuan oksigen

o Jika perlu pertahankan anak tetap puasa

o Kaji warna kulit

o Observasi usaha nafas : Observasi pergerakan dada, kembang kempis

dada dan penggunaan otot bantu pernafasan

o Monitor BGA

10

Page 11: gagal nafas- anak

2. Resiko tinggi terjadi kematian b/d obstruksi jalan nafas.

Kriteria hasil :

Anak dapat bernafas, jalan nafas terbuka.

Intervensi :

o Singkirkan penghalang (sekret) yang dapat menghalangi pertukaran

udara (jika mungkin)

o Hindari situasi yang dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas atau

aktivitas yang memerlukan kebutuhan oksigen yang berlebihan.

o Siapkan peralatan emergensi

o Lakukan managemen emergensi jalan nafas (RJP) sesuai prosedur

3. Gangguan proses keluarga b/d krisis situasi (penyakit serius pada anak)

Kriteria hasil :

Keluarga menunjukkan paham tentang penyakit anak dan dapat

menggunakan koping yang efektif.

Intervensi :

o Beri informasi kepada keluarga tentang proses penyakit pada anaknya

o Terangkan tentang prosedur dan terapi yang diberikan

o Beri informasi tentang kondisi anak

o Anjurkan untuk mengekpresikan perasaan keluarga khususnya tentang

kondisi dan prognosis anak.

o Susun suport sistem keluarga.

4. Intoleransi aktivitas b/d distress pernafasan

Kriteria hasil : anak mampu melakukan aktivitas tanpa merasa kelelahan.

Intervensi :

o Kaji tingkat kemampuan aktivitas anak

o Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang

o Atur posisi anak seseuai kebutuhan

o Berikan periode istirahat dan hindari hal – hal yang melelahkan anak.

11

Page 12: gagal nafas- anak

LAMPIRAN

BANTUAN HIDUP DASAR PEDIATRIK

Langkah – langkah tindakan resusitasi dapat dibagi menjadi tiga tahap :

Tahap I : Bantuan hidup dasar (BHD), terdiri atas :

A (Airway) : menguasai jalan nafas

B (Breathing): membuat nafas buatan

C (Circulation) : membuat aliran darah buatan

Tahap II : Bantuan hidup lanjutan (BHL), terdiri dari :

D (Drug) : pengobatan dengan cairan dan obat

E (EKG) : melakukan pemantauan dengan alat

elektrokardiografi

F (Fibrilasi) : menilai pengobatan dengan defibrilator (untuk

fibrilasi ventrikel)

Tahap III : Bantuan hidup jangka panjang (BHJP), terdiri dari :

G (Gauging) : menilai keadaan korban masih dapat diselamatkan

atau tidak

H (Human mentatiaon) : melakukan resusitasi lanjutan dengan

orientasi Otak

I (Intensive care) : mengelola korban secara intensif

PENGKAJIAN

1. Jika curiga trauma kepala, jangan pindahkan atau gerakkan kepala/leher

anak.

Hindari memindahkannya kalau anak tidak dalam bahaya injuri lebih

lanjut, jika anda akan membalikkan anak gulingkan kepala dan torso

12

Page 13: gagal nafas- anak

sebagai satu unit, dukung kepala dan leher untuk mencegah pergerakan

yang dapat menyebabkan injuri lebih lanjut.

2. Coba untuk membangunkan anak.

Tepuk anak dan panggil namanya dengan keras atau kibaskan ujung

kakinya dan lihat adanya respon / pergerakan.

3. Segera cari bantuan.

4. Jika anak tetap tidak berespon, mulai lakukan CPR segera dengan

membuka jalan nafas anak.

5. Jika ada orang lain bersama anda, minta untuk menelpon 118 (gawat

darurat) untuk minta bantuan.

Jika anda sendirian tetaplah memulai RJP secepatnya, tidak usah berhenti

untuk menelpon 118, lakukan RJP selama 1 menit, lalu telepon 118 gawat

darurat secepatnya.

A = AIRWAY (JALAN NAFAS)

1. Tempatkan anak dengan posisi telentang (dengan punggung) pada

permukaan yang keras dan rata.

2. Posisi kepala dengan tepat dan buka jalan nafas dengan meletakkan tangan

penolong pada dahi dan letakkan jari (bukan ibu jari) dari tangan yang lain

dibawah tulang rahang bawah dekat pertengahan dagu.

Hati – hati, jangan terlalu mendorong dahi terlalu jauh kebelakang atau

memberikan tekanan terlalu kuat pada rahang bagian bawah.

Pastikan bibir anak terbuka, kemudian angkat dan miringkan sedikit

kepala kebelakang untuk menposisikan titik langit – langit hidung agar

memudahkan pemberian O2. Posisi ini penting untuk mengalirkan udara

masuk batang tenggorokan kemudian menuju ke paru-paru.

3. Jika terdapat muntahan, bersihkan mulut anak sebelum memberikan

bantuan pernafasan.

4. Bersihkan sekret atau muntahan dengan jari atau spuit balon setelah

memiringkan kepala anak.

13

Page 14: gagal nafas- anak

Jika menggunakan spuit balon, peras dulu sebelum meletakkannya

kedalam mulut, kemudian lepaskan tekanan balon untuk memindahkan

meterial.

a.Jika penolong melihat objek (sekret atau muntahan), masukkan tangan

lain ke dalam mulut.

b. Gerakkan / pindahkan jari ke arah anda ke dalam bagian belakang

tenggorokan. Tindakan ini akan membantu membuang benda asing.

B = BREATING (PERNAFASAN)

5. Jika mulut sudah bersih, kembalikan posisi kepala dan obserfasi dada

untuk mengetahui apakah anak mulai bernafas. Tempatkan telinga

penolong dekat dengan mulut anak dan lihat, dengarkan, rasakan nafas

anak selama 3 – 5 detik.

6. Jika anak tidak mulai bernafas, penolong harus memberikan bantuan

nafas pada anak.

a. Buka lebar mulut anak, tutup hidung dengan jari dan tutup mulut anak

dengan mulut anda.

b. Beri 2 tiupan pelan sekitar 1- 1 ½ detik lamanya, berhenti sebentar

untuk menarik nafas.

Setiap tiupan nafas harus cukup untuk mengangkat atau

mengembangkan dada.

7. Jika penolong tidak melihat pengembangan dada, kembalikan posisi

kepala dan coba lagi.

Setelah reposisi kepala, jika anda tetap tidak melihat pengembangan dada,

ikuti untuk perawatan anak tersedak.

8. Jika anak muntah, miringkan kepala dan bersihkan mulut dengan jari atau

dengan spuit balon.

C = CIRCULATION (SIRKULASI)

9. Setelah memberikan 2 tiupan nafas dan melihat pengembangan dada, jika

anak belum bernafas periksa nadi anak.

14

Page 15: gagal nafas- anak

10. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah anda dengan ringan pada lengan

bagian dalam dekat tubuh anak. Rasakan selama 5 detik. Lakukan ini

sebelum kasus menjadi lebih gawat.

11. Jika terdapat nadi tetapi tidak ada pernafasan, teruskan berikan nafas

bantuan sampai anak mulai bernafas.

Pada banyi, anak 1 – 8 tahun, kecepatan kira-kira 1 kali nafas setiap 3

detik atau 20 kali per menit.

Bantuan pernafasan merupakan hal yang diperlukan agar dapat mulai

bernafas kembali.

Jika sudah dapat bernafas, lihat langkah nomor 18.

12. Lakukan RJP (kompresi jantung) jika tidak ada nadi.

13. Berikan posisi yang tepat untuk melakukan kompresi jantung.

Gunakan satu tangan untuk memegang kepala anak pada posisi yang

benar. Gunakan tangan lain, tarik garis imajinsi yang menghubungkan

putting anak dan letakkan 2 jari pada titik di bawah garis imajiner pada

tulang rusuk.

14. Gunakan jari tengah dan kelingking, tekan pada tulang rusuk dengan jarak

½ - 1 inci ulangi tekan 5 kali. Setiap setelah 5 kali kompresi berhenti dan

beri anak 1 kali bantuan nafas.

15. Tekan dada kurang lebih 100 kali per menit.

Untuk menghindari tidak terlalu cepat hitung 1, 2, 3, 4, 5 dikepala anda.

16. Setelah sekitar 1 menit, berhenti dan periksa anak untuk melihat apakah

anak mulai bernafas atau nadi muncul.

Panggil nomor darurat 118 jika anda sendiri.

Jika anda akan memindahkan anak untuk mendapatkan

bantuan/menghindari bahaya, usahakan untuk tidak menghentikan RJP

lebih dari 5 detik.

17. RJP dapat dihentikan jika setelah satu ini muncul :

a. Anak mulai bernafas dan detak jantung mulai kembali normal.

b. Anda digantikan oleh orang lain yang dapat melakukan CPR.

c. Anda memperoleh bantuan medis dan sudah dimulai tindakan lain.

15

Page 16: gagal nafas- anak

d. Anda kelelahan.

18. Posisi pemulihan (Recovery Position).

Jika anak mulai bernafas sendiri dan tidak dicurigai adanya injuri, letakkan

anak dengan posisi miring dengan kepala direbahkan pada lengan dan

dengan tungkai sebelah atas ditekuk lututnya dan istirahatkan pada

permukaan yang kuat dan rata.

Catat gambaran yang terlihat dan segera telepon 118.

16

Page 17: gagal nafas- anak

CHEK LIST PENGKAJIANASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GAGAL NAFAS

1. Identitas

a.Nama : …………

b. Tempat/tgl. Lahir : ………..

c.Umur : …………

d. Jenis kelamin : …………

e.Nama orang tua : …………

f. Alamat : …………

2. Diagnosa medik : ………….

3. Anamnesa

a.Keluhan utama : …………

b. Alasan masuk RS : ……….

c.Riwayat penyakit sekarang : ………..

d. Riwayat pasien tentang gangguan pernafasan : …………

e.Riwayat penyakit dahulu : ………..

f. Riwayat penyakit keluarga :

Ada penyakit keturunan, yaitu : …………

tidak ada penyakit keturunan

4. Riwayat alergi

Obat Makanan

5. Riwayat imunisasi

BCG POLIO

1 2 3 4

DPT

1 2 3

HEPATITIS

1 2 3

CAMPAK

6. Pemeriksaan fisik

17

Page 18: gagal nafas- anak

a.Keadaan umum

1. Berat badan :

2. Tinggi badan :

3. Lingkar kepala :

b. Kesadaran

komposmentis nnn sopor

apatis soporo komatus

somnolen nn koma

c.TTV

1. temperature :

2. Nadi :

3. Pernafasan :

a. Frekuensi :

b. Kedalaman :

Zz normal hypopnea hypernea

c. Kelancaran :

Kurang usaha dypnea ortopnea

d. Labored breathing :

Terus – menerus intermiten tiba - tiba

e. Batuk :

1. karakteristik ( produktif / non produktif ) :

2. Frekuensi batuk :

3. Waktu terjadinya batuk ( hanya malam hari/setiap waktu ) :

f. Wheezing :

1. waktu terjadinya wheezing (inspirasi/ekspirasi) :

2. Apakah memanjang :

3. Terjadi secara tiba-tiba/berlahan-lahan :

g. Sputum :

1. Volume sputum :

2. Warna :

3. Bau :

18

Page 19: gagal nafas- anak

4. Viskositas :

4. Tekanan darah :

d. Kulit

Sianosis turgor baik turgor jelek

Dingin panas

e.Hidung

Sekret peradangan kelainan

f. Dada

1. Inspeksi :

Postur :

Bentuk :

Kesimetrisan :

Ekspansi paru :

Retraksi interkostal :

2. Palpasi :

Kaji keadaan kulit :

Nyeri tekan :

Adanya massa :

Peradangan :

Kesimetrisan ekspansi :

Taktil fremitus :

3. Perkusi :

Resonan pekak hiperesonan bunyi timpani

4. Auskultasi :

Normal Ronchi wheezing

19

Page 20: gagal nafas- anak

20