21
Gagal Ginjal Kronik I. Definisi Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). II. Etiologi Gagal Ginjal Kronis dapat disebabkan oleh: 1. Penyakit sistemik seperti: DM Glomerulo Nefritis Kronis PieloNefritis Hipertensi yang tidak tidak dapat dikontrol Obstruksi Traktus Urinarius 2. Lesi Herediter: Penyakit ginjal polikistik 3. Gangguan Vaskuler 4. Infeksi 5. Medikasi 6. Agens Toksik Lingkungan dan agens berbahaya yang mempengaruhi Gagal Ginjal Kronis: Timah, Kadmium, Merkuri dan kromium. III. Patofisiologi Penurunan fungsi renal Produk akhir metabolisme protein (yang normalnya disekresi ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis.

Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

Gagal Ginjal Kronik

I. Definisi

Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif

dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia

(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).

II. Etiologi

Gagal Ginjal Kronis dapat disebabkan oleh:

1. Penyakit sistemik seperti:

DM

Glomerulo Nefritis Kronis

PieloNefritis

Hipertensi yang tidak tidak dapat dikontrol

Obstruksi Traktus Urinarius

2. Lesi Herediter: Penyakit ginjal polikistik

3. Gangguan Vaskuler

4. Infeksi

5. Medikasi

6. Agens Toksik

Lingkungan dan agens berbahaya yang mempengaruhi Gagal Ginjal Kronis:

Timah, Kadmium, Merkuri dan kromium.

III. Patofisiologi

Penurunan fungsi renal

Produk akhir metabolisme protein (yang normalnya disekresi ke

dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi

setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala

akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis.

Page 2: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

2

Gangguan Klirens Renal

Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari

penurunan jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan

klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal.

Penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (GFR)

Dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan

klierens kreatinin. Menurunnya filtrasi glomerulus (akibat glomeruli tidak

berfungsi) klierens kreatinin akan menurun dan kadar kreatinin serum akan

meningkat. Selain itu, kadar nitrogen urea darah (BUN) biasanya

meningkat. Kreatinin serum merupakan indikator yang paling sensitif dari

fungsi renal karena substansi ini diproduksi secara konstan oleh tubuh. BUN

tidak hanya dipengaruhi oleh penyakit renal, tetapi juga oleh masukan

protein dalam diet, katabolisme, (jaringan dan luka RBC) dan medikasi

seperti steroid.

Retensi Cairan dan Natrium

Ginjal tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan

urin secara normal pada penyakit gagal ginjal kronis: respon ginjal yang

sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-hari, tidak

terjadi. Pasien menahan natrium dan cairan, meningkatkan risiko terjadinya

edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi

akibat aktivasi aksis Renin-Angiotensin (RA) dan kerjasama keduanya

meningkatkan sekresi Aldosteron. Pasien lain mempunyai kecendrungan

untuk kehilangan garam: mencetuskan risiko hipotensi dan hipovolemia.

Muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium yang dapat

memperburuk status uremik.

Asidosis

Dengan semakin berkembangnya penyakit ginjal, terjadi asidosis

metabolik seiring dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan

asam (H+) yang berlebihan. Penurunan sekresi asam terutama akibat

Page 3: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

3

ketidakmampuan tubulus ginjal untuk men-sekresi amonia (NH3) dan

mengabsorbsi Natrium bikarbonat (HCO3). Penurunan ekskresi fosfat dan

asam organik lain juga terjadi.

Anemia

Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak

adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan

kecendrungan perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran

gastrointestinal. Eritropoetin, suatu substansi normal yang diproduksi oleh

ginjal, menstimulasi medula spinalis untuk menghasilkan sel darah merah.

Pada gagal ginjal, produksi eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi,

disertai keletihan, angina dan nafas sesak.

Ketidak seimbangan Kalsium dan Fosfat

Abnormalitas utama yang lain pada gagal ginjal kronis adalah

gangguan metabolisme kalsium dan Fosfat. Kadar serum kalsium-fosfat

tubuh berbading terbalik. Jika salah satu meningkat maka yang lain

menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi

parathormon dari kelenjar paratiroid. Kalsium tulang menurun,

menyebabkan perubahan pada tulang dan penyakit tulang. Selain itu

metabolit aktif vitamin D yang normal dibentuk di ginjal menurun seiring

berkembangnya gagal ginjal. Penyakit tulang Uremik (osteodistrofi renal),

terjadi perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan

parathormon.

Laju Penurunan fungsi ginjal dan perkembangan gagal ginjal kronis

berkaitan dengan gangguan yang mendasari, ekskresi protein dalam urin,

dan adanya hipertensi. Pasien yang mengekskresikan secara significant

sejumlah protein atau mengalami peningkatan tekanan darah cenderung

akan cepat memburuk daripada mereka yang tidak mengalami kondisi ini.

Page 4: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

4

GAMBAR 1. Perubahan Pathophysiologic pada Penyakit Ginjal Kronis. Penyakit

merupakan hasil dari kerusakan vaskuler, glomerulosclerosis atau

kerusakan tubulointerstitial. Penurunan arus darah, penyebab

radang glomeruli, dan bahan pengental dinding kapiler mendorong

hilangnya kemampuan absorbsi air / gas dan penurunan aktifitas

glomerular filtration. Perkembangan penyakit, mengakibatkan

nephrons hancur dan fungsi ginjal merosot.

IV. Manifestasi Klinis

Tingkat Keparahan tanda dan gejala tergantung pada bagian dan

tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari dan usia pasien.

1. Sistem Kardiovaskuler

o Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium dari aktifitas renin-

angiotensin-aldosteron)

o Gagal jantung kongestif

Page 5: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

5

o Pitting edema (kaki, tangan , sakrum)

o Edema periorbital

o Friction rub perikardial

o Perbesaran Vena Leher

2. Gejala Dermatologi/ integumen

o Warna kulit abu-abu mengkilat

o Kulit kering dan bersisik

o Pruritus (Rasa gata-gatal yang parah)

o Ekimosis

o Kuku tipis dan Rapuh

o Rambut tipis dan kasar

3. Gejala Gastrointestinal

o Nafas bau amonia

o Ulserasi dan perdarahan pada mulut

o Anoreksia, nause dan vomiting

o Konstipasi dan diare

o Perdarahan dari saluran cerna

4. Sistem Neurologi

o Kelemahan dan keletihan

o Konfusi

o Disorientasi

o Kejang

o Kelemahan pada tungkai

o Rasa panas pada telapak kaki

o Perubahan perilaku

5. Sistem Muskuloskeletal

o Kram otot

o Kekuatan otot hilang

o Fraktur tulang

o Foot drop

Page 6: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

6

6. Sistem Pulmoner

o Krekels

o Sputum kental dan liat

o Nafas dangkal

o Pernafasan Kussmaul

7. Sistem Reproduksi

o Amenore

o Atrofi testikuler

V. Komplikasi

Komplikasi potensial Gagal Ginjal Kronis yang memerlukan

pendekatan kolaboratif dalam perawatan mencakup:

1. Hiperkalemia akibat penurunan ekskresi, asidosis, metabolik,

katabolisme dan masukan diet berlebih

2. Perikarditis, efusi perikardial dan tamponade jantung akibat retensi

produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.

3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem

Renin-Angiotensin-Aldosteron.

4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel

darah merah, perdarahan Gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin, dan

kehilangan darah selama proses hemodialisis.

5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar

kalsium serum yang rendah, metabolisme Vitamin D yang abnormal,

dan peningkatan kadar aluminium.

Page 7: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

7

VI. Penatalaksanaan

Tujuan Penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal

dan hemostasis selama mungkin. Seluruh faktor yang berperan pada gagal

ginjal tahap akhir dan faktor yang dapat dipulihkan (misalnya Obstruksi)

diidentifikasi dan ditangani.

Pencegahan komplikasi dilakukan dengan pemberian antihipertensif,

Eritropoetin, suplemen besi, agens pengikat fosfat dan suplemen kalsium.

Pasien juga perlu mendapat penanganan Hemodialisis yang adekuat untuk

menurunkan kadar produk sampah uremik dalam darah.

Intervensi diet juga perlu pada gangguan fungsi renal dan mencakup

pengaturan yang cermat terhadap masukan protein, masukan cairan untuk

mengganti cairan yang hilang, masukan natrium pengganti natrium yang

hilang, dan pembatasan kalium. Pada saat yang sama masukan kalori yang

adekuat dan suplemen vitamin harus dianjurkan.

Protein akan dibatasi karena urea, asam urat dan asam organic-hasil

pemecahan makanan dan protein jaringan akan menumpuk secara cepat

dalam darah jika terdapat gangguan pada klirens renal. Protein yang

dikonsumsi harus memiliki nilai biologis tinggi ( prodik susu, telur, daging).

Protein mengandung nilai biologis yang tinggi adalah substansi protein

lengkap dan menyuplai asam amino utama yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perbaikan sel.

Biasanya cairan yang diperbolehkan adalah 500-600 ml untuk 24 jam.

Kalori diperoleh dari karbohidrat dan lemak untuk mencegah kelemahan.

Pemberian vitamin juga penting karena diet rendah protein tidak cukup

memberikan komplemen vitamin yang diperlukan.

Hiperfosfatemia dan hipokalemia ditangani dengan antasida

mengandung aluminium yang mengikat fosfat makanan disaluran

gastrointestinal.

Hipertensi ditangani dengan berbagai medikasi anti hipertensif control

volume intravaskuler

Asidosis metabolik pada GGK biasanya tanpa gejala dan tidak

memerlukan penanganan namun suplemen natrium karbonat atau dialisis

diperlukan untuk mengoreksi asidosis jika menimbulkan gejala.

Page 8: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

8

Hiperkalemia dicegah dengan penanganan dialisis yang adekuat

disertai pengambilan kalium dan pemantauan yang cermat terhadap

kandungan kalium.

Pemeriksaan Proteinuria dimulai dengan menaksir faktor resiko

penyakit ginjal. Semua pasien secara rutin disaring untuk penyakit ginjal

kronis, sekalipun mereka tidak punya faktor resiko (lihat Gambar 2).

Mereka yang tidak mempunyai faktor resiko dapat diperiksa dengan

standard, sedangkan mereka yang mempunyai faktor resiko harus diperiksa

dengan standar albumin-specific. Lakukan pemeriksaan pada pasien dengan

faktor resiko kerusakan glomerular. Penyaringan terdiri dari uji acak analisa

urin penggunaan standar albumin-specific. Jika hasil positif, laboratorium

kemudian menentukan perbandingan albumin-creatinine dalam urin selama

30 hari. Tetapi hasil positif bukan tanda adanya kerusakan ginjal.

Perbandingan kedua test harus dilakukan 1-2 minggu setelah perjanjian

yang pertama. Jika perbandingan > 30 mg/g, ditandai proteinuria dan butuh

diagnostik lebih lanjut

GAMBAR 2. Evaluasi Proteinuria pada Pasien tanpa/dengan Penyakit Ginjal.

Page 9: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

9

VII. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Ginjal Kronik (GGK)

A. PENGKAJIAN

a. Kaji Identitas Klien

Nama : No RM :

Usia : Tanggal Masuk :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Pekerjaan :

Agama :

b. Kaji Riwayat Kesehatan

- Riwayat Kesehatan Dahulu :

o Riwayat penyakit DM atau klien dengan penyakit DM

o Riwayat hipertensi tak terkontrol

o Obstruksi traktus urinarius

o Infeksi kronik

o Riwayat medikasi (obat antibiotik) dosis tinggi dalam waktu

lama

o Kebiasaan kurang minum

o Glomerulonefritis

o Gagal ginjal akut

o Penyakit kolagen (lupus eritematosus)

- Riwayat Kesehatan Sekarang :

o Anoreksia, nausea, vomiting, nyeri ulu hati, konstipasi, diare

perdarahan saluran cerna

o Kelemahan, keletihan yang ekstrim, malaise, sakit kepala,

penglihatan kabur

o Gangguan tidur (insomnia/gelisah), konfusi.

o Rasa panas pada telapak kaki (kebas)

o Kulit gatal-gatal (pruritus)

o Sputum kental dan liat

o Hipertensi

o Penurunan BB (malnutrisi)

o Nafas pendek

Page 10: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

10

o Penurunan gairah sex, amenorhoe, infertilitas

o Oliguria, anuria

- Riwayat Kesehatan Keluarga :

o Penyakit Polikistik Renal

o Riwayat keluarga dengan DM

c. Pemeriksaan Fisik

Kulit/integumen :

- Warna kulit abu-abu, kering, bersisik, pruritus, ptekie,

ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar, serta

perubahan turgor kulit.

- Suhu : demam (sepsis, dehidrasi)

Mulut:

- Ulserasi gusi

- Perdarahan gusi/lidah

Pernafasan :

- Nafas dangkal, takipnnoe, krekles, pernafasan kusmaul,

dispneu, batuk produktif dengan sputum merah muda encer

(edema paru), sputum kental dan liat.

- Nafas Bau Amoniak

Kardiovaskuler :

- Tekanan darah meningkat

- Friction rub perikardial

- Palpitasi: nyeri dada, disritmia jantung

- Perbesaran vena yugularis (JVP)

- Edema periorbita

- Pitting edema (kaki,, tangan, sakrum)

Page 11: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

11

Abdomen :

- Distensi abdomen/asites

- Perbesaran hati (tahap akhir)

d. Pemeriksaan Diagnostik

` A. Urine

Volume : < 400 ml/24 jam (oliguria) atau anuria

Warna : keruh kecoklatan (pus, bakteri, lemak,

partikel/keloid fosfat atau sedimen kultur, darah, Hb, dll )

Berat Jenis : < 1,05 (menetap pada 1,010 menunjukan

kerusakan ginjal berat)

Osmolalitas : < 350 m osm/kg, rasio urin serum =1: 1

Natrium : 40 mEq/liter

Protein : proteinuria (3-4+)

B. Darah

Kreatinin : meningkat tahap akhir 10 mg/dl

Hitung Darah lengkap Ht : menurun pada anemia,

Hb : < 7-8 g/dl

AGD , Ph : rendah asidosis metabolik ( <7,2 )

Natrium serum : rendah (ginjal kehabisan natrium)

Kalium : meningkat karena retensi

Magnesium / fosfat : meningkat (hiperfosfatemia)

Kalsium : menurun

e. Pemeriksaan Penunjang

Pielogram retrograd

Artennnnogram ginjal

Sistouretrografi ginjal

Biopsi ginjal

Ultrasonografi ginjal

Endoskopi ginjal

EKG

Foto kaki, tengkorak, kolumna, spinal, dan tangan

Page 12: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

12

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan yang muncul:

1. Kelebihan Volume cairan

2. Perubahan perfusi jaringan

3. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh

4. Intoleransi Aktivitas

5. Gangguan Harga diri

C. Intervensi Keperawatan (terlampir)

Page 13: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

13

Diagnosa Keperawatan:

1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet

berlebihan dan retensi cairan dan natrium.

DS:

• Klien mengatakan urin sedikit bahkan tidak ada

• Klien mengatakan mata, kaki, tangan bengkak

• Klien mengatakan perut bengkak

DO:

• Volume urin: < 400 ml/24 jam

• BJ urin : < 1,05 (menunjukan kerusakan ginjal berat)

• Natrium urin: 40 mEq/liter

• Na serum: rendah (ginjal kehabisan natrium)

• Perbesaran vena yugularis (JVP)

• Edema periorbita

• Pitting edema (kaki, tangan, sakrum)

• Distensi Abdomen/ Asites

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,

mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

mukosa mulut, anemia.

DS:

1. Klien mengatakan tidak mau makan, sering mual dan

muntah.

2. Klien mengatakan BB menurun

DO:

1. Distensi abdomen, perbesaran hati (tahap akhir)

2. Warna kulit abu-abu, kering, bersisik, pruritus,

ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar,

perubahan turgor kulit

3. Rasa panas pd telapak kaki (kebas)

4. Nafas bau amonia

5. Ulserasi dan perdarahan pada mulut (gusi/lidah)

Page 14: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

14

3. Intoleran aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah

dan prosedur dialisis.

DS:

1. Klien mengalami kelemahan, keletihan yang ekstrim,

malaise, sakit kepala, penglihatan kabur.

2. Klien mengatakan tulang kaki lemah

3. Klien mengeluh nyeri

DO:

1. Kreatinin darah meningkat 10 mg/dl

2. Hitung darah lengkap Ht : menurun pada anemia, Hb : <

7-8 g/dl

3. AGD, Ph rendah : asidosis metabolik ( <7,2 )

4. Na serum: rendah (ginjal kehabisan natrium)

5. Kalium meningkat karena retensi

6. Mg / fosfat meningkat (hiperfosfatemia)

7. Ca menurun

8. Natrium urin : 40 mEq/liter

9. Proteinuria (3-4+)

10. Warna urin : keruh kecoklatan (darah, Hb, dll )

11. Foto kaki, tengkorak, kolumna, spinal, dan tangan

4. Gangguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan peran,

perubahan pada citra diri dan disfungsi seksual.

DS:

1. Penurunan gairah sexual, nyeri dan gangguan tidur

(insomnia/gelisah), konfusi

2. Klien mengatakan lemah, letih yg ekstrim, malaise

DO:

1. Keterbasan gerak sendi

2. Amenorhoe, infertilitas

3. Atrofi testikuler

Page 15: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

15

C. Intervensi Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet

berlebihan dan retensi cairan dan natrium

1. Kaji status cairan klien

2. Batasi masukan cairan.

3. Bantu klien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat

pembatasan cairan

4. Monitor masukan cairan dan haluaran urin setiap hari.

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,

mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

mukosa mulut

1. Kaji status nutrisi klien

2. Kaji pola diet nutrisi klien

3. Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan

nutrisi seperti anoreksia, mual dan muntah, stomatitis,

depresi

4. Tingkatkan dan dorong hygien oral dengan sering,

5. Menyediakan makanan kesukaan klien dalam batas-

batas diet,

6. Meningkatkan masukan protein yang mengandung nilai

biologis tinggi seperti telur, produk susu, daging.

3. Intoleran aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah

dan prosedur dialisis

1. Kaji pemahaman tentang penyebab gagal ginjal kronik,

konsekuensi, dan penanganannya.

2. Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi GGK.

3. Bantu klien mengidentifikasi cara-cara adaptasi akibat

penyakit dan penanganan

4. Kaji faktor penyebab keletihan ex: anemi dan depresi.

5. Tingkatkan kemandirian perawatan diri.

6. Anjurkan istirahat setelah dialisis

Page 16: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

16

4. Gangguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan peran,

perubahan pada citra diri dan disfungsi seksual.

1. Kaji respon klien & keluarga terhadap penyakit.

2. Kaji hubungan antara klien dg keluarga terdekat.

3. Kaji koping klien dan keluarga

4. Ciptakan diskusi terbuka tentang perubahan akibat

penyakit misalnya perubahan peran, gaya hidup dan

seksual.

5. Diskusikan peran memberi & menerima cinta,

kehangatan, dan kemesraan

Page 17: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

17

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIS

NO. DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI

1. Kelebihan

volume cairan

b. d. gangguan

mekanisme

regulator

(gagal ginjal)

dan retensi

air.

a. Klien akan

memperlihatkan

haluaran urin yang

tepat dengan berat

jenis/hasil

laboratorium

mendekati normal

b. Klien akan

menunjukkan BB

stabil

c. Klien akan

menunjukkan tanda

vital dalam batas

normal

d. Klien akan

menunjukka tidak

adanya udem

1. Awasi denyut jantung, TD,

dan CVP

2. Catat intake dan output

dengan akurat

3. Awasi berat jenis urin

4. Rencanakan penggantian

cairan pada pasien, dalam

pembatasan multipel. Berikan

minuman yang disukai

sepanjang 24jam. Berikan

bervariasi misalnya panas,

dingin, beku.

5. Timbang berat badan tiap

hari dengan pakaian dan alat

yang sama.

6. Kaji kulit, wajah, area

tergantung untuk udem.

Evaluasi derajat udem.

7. Auskultasi paru dan bunyi

jantung.

Kolaborasi

1. Perbaiki penyebab yang

dapat kembali karena GGA.

Misal; memperbaiki perfusi

ginjal, memaksimalkan curah

jantung, menghilangkan

obstruksi.Berikan obat

antihipertensi seperti :

kaptopril, catapres.

2. Awasi pemeriksaan

laboratorium.

3. Berikan/batasi cairan sesuai

dengan indikasi.

4. Berikan obat sesuai dengan

indikasi.

5. Masukkan/pertahankan

kateter tidak menetap

sesuai terapi.

6. Siapkan untuk dialisis sesuai

dengan indikasi

Page 18: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

18

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIS

NO. DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI

2. Perubahan

nutrisi: kurang

dari kebutuhan

tubuh b.d

anoreksia, mual

dan muntah,

pembatasan

diet, dan

perubahan

membrane

mukosa mulut

- Mempertahankan/meningkatkan

berat badan seperti yang

diindikasikan oleh situasi

individu

- Bebas edema

1. Kaji /catat

pemasukan diet

2. Berikan makan

sedikit dan sering

3. Berikan

pasien/orang

terdekat daftar

makanan/cairan

yang diizinkan dan

dorong terlibat

pada pilihan menu

4. Tawarkan

perawatan mulut

sering/cuci dengan

larutan (25%)

cairan asama

asetat. Berikan

permen karet,

permen keras,

penyegar mulut

diantara makan.

5. Timbang berat

badan tiap hari

Kolaborasi

1. Awasi pemeriksaan

laboratorium,

contoh BUN,

albumin serum,

transferin,

natrium, dan

kalium.

2. Konsul dengan ahli

gizi/tim pendukung

nutrisi

3. Berikan kalori

tinggi, diet

rendah/sedang

protein. Termasuk

kompleks

karbohidrat dan

sumber lemak

utnuk memenuhi

kebutuhna kalori

(hindari sumber

Page 19: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

19

gula pekat)

4. Batasi kalium,

natrium, dan

pemasukan posfat

sesuai indikasi.

5. Berikan obat

sesuai indikasi:

- sediaan besi

- kalsium

- vitamin D

- vitamin B

kompleks

- antiemetik,

contoh:

proklorperazin

Page 20: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

20

DAFTAR PUSTAKA

Suddarth & Brunner. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.2. ed.8.

Jakarta: EGC.

Sally Burrows-Hudson MS, RN 2005 Chronic Kidney Disease: An Overview

Volume 105 Number 2. AJN, American Journal of Nursing:

www.nursingcenter.com

Page 21: Gagal Ginjal Kronik - · PDF file• Distensi Abdomen/ Asites 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane

21

Keperawatan Medikal Bedah I

“Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal Ginjal Kronik”

Oleh:

Kelompok IV

Dessy Octarina 01121016

Kabirul Nugrahaeni 04121002

Rosari Agus 04121003

Elya Sespa 04121007

Nila Trisna Mulya 04121011

Utari Cristya Wardani 04121015

Andika Fernando 04121018

Tri Nofriatik 04121027

Fira Firdausia 04121030

Syafrisar Meri A 04121032

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Padang, Desember 2006