34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetic ketoacidosis adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. lnsiden kondisi ini bisa terus meningkat, dan tingkat mortalitas 1-2 persen telah dibuktikan sejak tahun 1970 - an. Diabetic ketoacidosis paling sering terjadi pada pasien penderita diabetes tipe 1 (yang pada mulanya disebut insulin-dependent diabetes mellitus), akan tetapi keterjadiannya pada pasien penderita diabetes tipe 2 (yang pada mulanya disebut non-insulin dependent diabetes mellitus), terutama pasien kulit hitam yang gemuk adalah tidak sejarang yang diduga. Penanganan pasien penderita Diabetic ketoacidosis adalah dengan memperoleh riwayat menyeluruh dan tepat serta melaksanakan pemeriksaan fisik sebagai upaya untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor faktor pemicu. Pengobatan utama terhadap kondisi ini adalah rehidrasi awal (dengan menggunakan isotonic saline) dengan pergantian potassium serta terapi insulin dosis rendah. Penggunaan bikarbonate tidak direkomendasikan pada kebanyakan pasien. Cerebral edema, sebagai salah satu dari komplikasi Diabetic ketoacidosis yang paling langsung, lebih umum terjadi pada anak anak dan anak remaja dibandingkan pada orang dewasa. Follow-up paisen secara kontinu dengan menggunakan algoritma pengobatan dan flow sheets dapat membantu meminimumkan akibat sebaliknya. Tindakan tindakan preventif adalah pendidikan pasien serta instruksi kepada pasien untuk segera menghubungi dokter sejak dini selama terjadinya penyakit. Oleh karena itu pada askep ini kami akan mencoba membahas Konsep Penyakit dan Konsep Askep mengenai Ketoasidosis diabetic. B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu : Tujuan umum : 1

Gadar Ketoasidosis Diabetik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gadar Ketoasidosis Diabetik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetic ketoacidosis adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. lnsiden kondisi ini bisa terus meningkat, dan tingkat mortalitas 1-2 persen telah dibuktikan sejak tahun 1970 - an. Diabetic ketoacidosis paling sering terjadi pada pasien penderita diabetes tipe 1 (yang pada mulanya disebut insulin-dependent diabetes mellitus), akan tetapi keterjadiannya pada pasien penderita diabetes tipe 2 (yang pada mulanya disebut non-insulin dependent diabetes mellitus), terutama pasien kulit hitam yang gemuk adalah tidak sejarang yang diduga. Penanganan pasien penderita Diabetic ketoacidosis adalah dengan memperoleh riwayat menyeluruh dan tepat serta melaksanakan pemeriksaan fisik sebagai upaya untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor faktor pemicu. Pengobatan utama terhadap kondisi ini adalah rehidrasi awal (dengan menggunakan isotonic saline) dengan pergantian potassium serta terapi insulin dosis rendah. Penggunaan bikarbonate tidak direkomendasikan pada kebanyakan pasien. Cerebral edema, sebagai salah satu dari komplikasi Diabetic ketoacidosis yang paling langsung, lebih umum terjadi pada anak anak dan anak remaja dibandingkan pada orang dewasa. Follow-up paisen secara kontinu dengan menggunakan algoritma pengobatan dan flow sheets dapat membantu meminimumkan akibat sebaliknya. Tindakan tindakan preventif adalah pendidikan pasien serta instruksi kepada pasien untuk segera menghubungi dokter sejak dini selama terjadinya penyakit. Oleh karena itu pada askep ini kami akan mencoba membahas Konsep Penyakit dan Konsep Askep mengenai Ketoasidosis diabetic.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :Tujuan umum : Untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai

pembuatan Asuhan Keperawatan Keperawatan Gawat Darurat dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis

Tujuan khusus : Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Gangguan

Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis Mampu melakukan diagnose pada pasien dengan Gangguan Sistem

Endokrin : Diabetic ketoacidosis Mampu melakukan perencanaan pada pasien dengan Gangguan

Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis

1

Page 2: Gadar Ketoasidosis Diabetik

Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis

Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan Gangguan Sistem Endokrin : Diabetic ketoacidosis

C. Rumusan Masalah

Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu : Konsep Medis

- Bagaimana Defenisi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Anatomi Fisiologi dari Sistem Endokrin ?- Bagaimana Etiologi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Manifestasi Klinis dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Patofisiologi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Komplikasi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Penyimpangan KDM dari Ketoasidosis diabetik ? - Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Penatalaksanaan Medis dari Ketoasidosis diabetik ?

Konsep Askep- Bagaimana Pengkajian dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Diagnosa Keperawatan dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Implementasi dari Ketoasidosis diabetik ?- Bagaimana Evaluasi dari Ketoasidosis diabetik ?

D. Metode Penulisan

Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan menggunakan media elektronik (internet).

E. Sistematika penulisan

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakangB. TujuanC. Rumusan MasalahD. Metode Penulisan E. Sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN MEDIS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

2

Page 3: Gadar Ketoasidosis Diabetik

ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIKA. DefenisiB. Anatomi fisiologiC. EtiologiD. Manifestasi KlinisE. Patofisiologi F. KomplikasiG. Penyimpangan KDMH. Pemeriksaan PenunjangI. Penatalaksanaan Medis

BAB III : TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK

A. Pengkajian B. Diagnose KeperawatanC. Perencanaan D. ImplementasiE. Evaluasi

BAB IV : PENUTUPA. Kesimpulan B. Saran/Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

BAB IITINJAUAN MEDIS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK

A. Defenisi

- Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa”

3

Page 4: Gadar Ketoasidosis Diabetik

dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. (Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2 , EGC )

- Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relative. ( http://putrisayangbunda.blog.com )

- Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai dengan dehidrasi , kehilangan elektrolit dan asidosi. (http://hidayat2.wordpress.com )

- Ketoasidosis diabetic merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. ( http://hermaninton.blogspot.com )

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa Ketoasidosis diabetic adalah komplikasi akut diabetes dan berhubungan dengan gangguan keseimbangan pada gula darah yang disebabkan oleh tidak adanya insulin/tidak cukupnya insulin dalam jumlah insulin yang nyata.

B. Anatomi fisiologi System Endokrin

Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang di buat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”: zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut “hormone”, dari kata Yunani yang berarti “ merangsang ”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormone tunggal, sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormone : misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa Janis hormone yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain. Organ-organ endokrin tersebut yaitu : Kelenjar hipofisis, lobus anterior dan posterior, Kelenjar tiroid dan paratiroid, Kelenjar suprarenal, kortex, medulla, dan kelenjar timusdan juga badan pineal. Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada dan organ dan kelenjar lain, seperti insulindari Kepulauan Langerhans di dalam pangkreas, gastrin di dalam lambung, progesterone di dalam ovarium dan testoteron di dalam testis.

C. Etiologi

4

Page 5: Gadar Ketoasidosis Diabetik

Ketoasidosis terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.

D. Manifestasi Klinis

70-90% pasien KAD telah diketahui menderita DM sebelumnya. Sesuai dengan patofisiologi KAD akan dijumpai psien dengan keadaan seperti :- Pernapasan cepat dan dalam ( KUSSMAUL )- Dehidrasi ( turgor kulit berkurang, lidah dan bibir dan bibir kering

)- Polidipsi dan Poliuri seringkali mendahului KAD- Muntah- Nyeri perut- Bau aseton dari hawa panas, tidak selalu mudah tercium - Kesadaran pasien bervariasi mulai dari compos mentis sampai

dengan koma

E. Patofisiologi

Kekurangan insulin

Dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi

Terbentuk keton

Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria

Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali

Menimbulkan hiperglikemiAsam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati

Ketoasidosis diabetik

F. Komplikasi

5

Page 6: Gadar Ketoasidosis Diabetik

Komplikasi dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa:- Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )

Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat dideteksi cukup dini. Bila penderita mencapai stadium nefropati diabetik, didalam air kencingnya terdapat protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan disertai naiknya tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama penderita nefropati diabetik akan berakhir dengan gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah. Selain itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung kongesif.

- Kebutaan ( Retinopati Diabetik )Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan sembab pada lensa mata. Penglihatan menjadi kabur dan dapat berakhir dengan kebutaan. Tetapi bila tidak terlambat dan segera ditangani secara dini dimana kadar glukosa darah dapat terkontrol, maka penglihatan bisa normal kembali

- Syaraf ( Neuropati Diabetik )Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf. Penderita bisa stres, perasaan berkurang sehingga apa yang dipegang tidak dapat dirasakan (mati rasa). Telapak kaki hilang rasa membuat penderita tidak merasa bila kakinya terluka, kena bara api atau tersiram air panas. Dengan demikian luka kecil cepat menjadi besar dan tidak jarang harus berakhir dengan amputasi.

- Kelainan Jantung.Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor timbulnya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung. Bila diabetesi mempunyai komplikasi jantung koroner dan mendapat serangan kematian otot jantung akut, maka serangan tersebut tidak disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab kematian mendadak. Selain itu terganggunya saraf otonom yang tidak berfungsi, sewaktu istirahat jantung berdebar cepat. Akibatnya timbul rasa sesak, bengkak, dan lekas lelah.

- Hipoglikemia.Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. Bila penurunan kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan segera. Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul mulai dari rasa gelisah sampai berupa koma dan kejang-kejang.

- Impotensi.Sangat banyak diabetisi laki-laki yang mengeluhkan tentang impotensi yang dialami. Hal ini terjadi bila diabetes yang diderita telah menyerang saraf. Keluhan ini tidak hanya diutarakan oleh penderita lanjut usia, tetapi juga mereka yang masih berusia 35 – 40 tahun. Pada tingkat yang lebih lanjut, jumlah sperma yang ada akan menjadi sedikit atau bahkan hampir tidak ada sama sekali. Ini terjadi karena sperma masuk ke dalam kandung seni (ejaculation retrograde). Penderita yang mengalami komplikasi ini, dimungkinkan mengalami kemandulan. Sangat tidak dibenarkan, bila untuk mengatasi keluhan ini penderita menggunakan obat-obatan yang mengandung hormon dengan tujuan meningkatkan

6

Page 7: Gadar Ketoasidosis Diabetik

kemampuan seksualnya. Karena obat-obatan hormon tersebut akan menekan produksi hormon tubuh yang sebenarnya kondisinya masih baik. Bila hal ini tidak diperhatikan maka sel produksi hormon akan menjadi rusak. Bagi diabetes wanita, keluhan seksual tidak banyak dikeluhkan. Walau demikian diabetes millitus mempunyai pengaruh jelek pada proses kehamilan. Pengaruh tersebut diantaranya adalah mudah mengalami keguguran yang bahkan bisa terjadi sampai 3-4 kali berturut-turut, berat bayi saat lahir bisa mencapai 4 kg atau lebih, air ketuban yang berlebihan, bayi lahir mati atau cacat dan lainnya.

- Hipertensi.Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui air seni, ginjal penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan yang terjadi, secara otomatis syaraf akan mengirimkan signal ke otak untuk menambah takanan darah.

G. Penyimpangan KDM Kekurangan Insulin

Penggunaan glukosa oleh otot, Pemecahan lemak Lemak dan hatiproduksi glukosa oleh hati Asam-asam lemak

Hiperglikemi Badan keton

A

Asidosis

H. Pemeriksaan Diagnostik

Criteria diagnosis KAD yaitu :

7

Penglihatan yang kabur

Urinary / Poliuri

Dehidrasi

Kelemahan

Rasa haus / Polidipsi

Sakit kepala

Nafas Aseton

Selera makan yang

buruk/ anoreksia

Mual

Muntahh

Nyeri Abdome

n Respirasi

Deficit volume cairan

Pola napas tidak

efektif

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

Ansietas

Page 8: Gadar Ketoasidosis Diabetik

- Kadar glukosa > 250 mg%- pH < 7,35- HCO3 rendah (< 15 meq/L)- Anion gap yang tinggi- Keton serum positif

I. Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan KAD adalah :1. Penggatian cairan dan garam yang hilang2. Menekan lipolisis pada sel lemak dan glukoneogenesis pada sel

hati dengan pemberian insulin3. Mengatasi stress sebagai pencetus KAD4. Mengembalikan keadaan fisiologi yang normal dan menyadari

pentingnya pemantauan serta penyesuaian pengobatanPengobatan umum meliputi anti biotic yang adekuat, oksigen PO2

<80 mgHg, heparin. Pemantauan merupakan bagian terpenting dalam pengobatan KAD mengingat penyesuaian terapi perlu dilakukan selama terapi berlangsung. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan :- Kadar glukosa darah per jam dengan alat glukometer- Elektrolit setip 6 jam selama 24 jam selanjutnya tergantung

keadaan.- Analisa gas darah

BAB IIITINJAUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

ENDOKRIN : KETOASIDOSIS DIABETIK

8

Page 9: Gadar Ketoasidosis Diabetik

1. Pengkajian

Pengumpulan DataPengkajian primer

* AirwayTakikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitasLetargi/disorientasi, penurunan kekuatan otot, syok hipovolemik, sianosis

* BreathingFrekuensi pernapasan meningkat, merasa kekurangan oksigen, sakit kepala, penglihatan kabur,

* SirculationGejala : Mungkin adanya riwayat hipertensi, IM akut Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, TakikardiaTanda :  Perubahan tekanan darah postural, hipertensi,sesak . Nadi yang menurun/tidak ada, Disritmia Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung

* DisabilityLemah, letih, sulit bergerak/berjalan Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidur, takipnea, Wajah meringis dengan palpitasi, Frekuensi pernapasan meningkat .

Pengkajian sekuder

(Menurut pengumpulan data base oleh Doengoes)* Aktivitas / Istirahat

Look :  Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidurListen :  Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitasLetargi/disorientasi, koma , Penurunan kekuatan otot

* SirkulasiLook : kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, kemerahan, bola mata cekung. Listen : Takikardia, Nadi yang menurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena jugularis. Feel : Kulit panas, kering.

* Integritas/ Ego

9

Page 10: Gadar Ketoasidosis Diabetik

Look : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi, Ansietas.Feel : peka rangsang

* EliminasiLook :   Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Urine encer, Listen : Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Abdomen keras, adanya asites.Feel : Rasa nyeri/terbakar, Nyeri tekan abdomen.

* Nutrisi/CairanLook :   Hilang nafsu makan, Mual/muntah, peningkattan masukan glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu, penggunaan diuretik (Thiazid), Kulit kering/bersisik, turgor jelek, muntah, Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah)Listen : Kekakuan/distensi abdomen Feel : Haus, bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton).

* NeurosensoriLook :   Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).Listen :  Refleks tendon dalam menurun (koma) Feel : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia, Gangguan penglihatan

* Nyeri/kenyamananLook : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hatiListen : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)

* PernapasanLook : batuk dengan/tanpa sputum purulen, Frekuensi pernapasan meningkatListen : frekuensi pernapasan meningkatFeel : Merasa kekurangan oksigen

* KeamananLook :   Kulit kering, gatal, ulkus kulit, Kulit rusak, lesi/ulserasiListen :  diaforesis, Feel : Demam, Menurunnya kekuatan, umum/rentang erak, Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot

10

Page 11: Gadar Ketoasidosis Diabetik

pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)

* Penyuluhan/pembelajaranLook : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.

* Rencana pemulangan Look : Mungkin memrlukan bantuan dalam pengatuan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.

Klasifikasi Data

Ds :- Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus ( poliuri

dan polidipsi )- Klien mengeluh sakit kepala- Klien mengeluh mual muntah- Klien mengeluh nyeri abdomen - Klien mengeluh penglihatan kabur - Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah

finansial yang berhubungan dengan kondisi

Do :- Kelemahan - Takikardia- Penurunan kekuatan otot- Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung - Turgor kulit buruk - Sesak - Nyeri tekan abdomen- Penurunan berat badan- Wajah meringis dengan palpitasi- Frekuensi pernapasan meningkat- Ansietas

Analisa DataN Symptom Etiologi Problem

11

Page 12: Gadar Ketoasidosis Diabetik

o1. Ds :

- Klien mengeluh sakit kepala

- Klien mengeluh penglihatan kabur

Do :- Kelemahan - Takikardia- Frekuensi

pernapasan meningkat

- Sesak

Kekurangan Insulin

Pemecahan lemak meningkat

Pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol

Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh hati

Asidosis

Respirasi meningkat

Pola napas tidak efektif

Pola napas tidak efektif

2. Ds :- Klien mengeluh

mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan polidipsi)

- Klien mengeluh sakit kepala

- Klien mengeluh mual muntah

Do :- Kelemahan- Kulit kering, dan

kemerahan, bola mata cekung

- Turgor kulit buruk

Kekurangan Insulin

Dipakainya jaringan lemak untuk

memenuhi kebutuhan energi

Maka akan terbentuk keton,glikosuria

Glikosuria akan menyebabkan diuresis

osmotik, yang menimbulkan

kehilangan air dan elektrolit seperti

sodium, potassium, kalsium, magnesium,

fosfat dan klorida

Deficit volume cairan

Deficit volume cairan

3. Ds :- Klien mengeluh

mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan

Kekurangan Insulin

Dipakainya jaringan lemak untuk

memenuhi kebutuhan

12

Page 13: Gadar Ketoasidosis Diabetik

polidipsi)- Klien mengeluh

mual muntah- Klien mengeluh

nyeri abdomen Do :- Kulit kering, dan

kemerahan, bola mata cekung

- Turgor kulit buruk - Penurunan

kekuatan otot- Penurunan berat

badan

energi

Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan tubuh

Menimbulkan hiperglikemia yang

meningkatkan glukosuria

Menimbulkan kehilangan air dan

elektrolit

Ketidakcukupan insulin, penurunan

masukan oral, status hipermetabolisme

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

4. Ds :- Klien mengeluh

nyeri abdomen - Klien mengeluh

sakit kepala- Klien mengeluh

mual muntah

Do:- Nyeri tekan

abdomen- Wajah meringis

dengan palpitasi

Kekurangan Insulin

Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan tubuh

Menimbulkan hiperglikemia yang

meningkatkan glukosuria

Glikosuria akan Menyebabkan diuresis

osmotic

Menimbulkan kehilangan air dan

elektrolit

Menimbulkan syok hipovolemik

Refleks mual dan muntah

Nyeri

13

Page 14: Gadar Ketoasidosis Diabetik

Nyeri pada abdomen

Nyeri5. Ds :

- Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi

Do :- Ansietas- Kelemahan

Adanya penyakit

Ketergantungan padaorang lain dan

pengobatan yang di berikan

Stressor bagi klien

Ansietas

Ansietas

2. Diagnosa Keperawatan1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis dan

respirasi yang meningkat, ditandai dengan :Ds : Klien mengeluh sakit kepala Klien mengeluh penglihatan kabur Do : Kelemahan Takikardia Frekuensi pernapasan meningkat Sesak

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : muntah; pembatasan intake akibat mual, ditandai dengan :Ds : Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan

polidipsi) Klien mengeluh sakit kepala Klien mengeluh mual muntahDo : Kelemahan Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung Turgor kulit buruk

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme, di tandai dengan :Ds : Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan

polidipsi) Klien mengeluh mual muntah Klien mengeluh nyeri abdomen Do : Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung Turgor kulit buruk

14

Page 15: Gadar Ketoasidosis Diabetik

Penurunan kekuatan otot Penurunan berat badan

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan reflex mual dan muntah, nyeri abdomen, ditandai dengan :Ds : Klien mengeluh nyeri abdomen Klien mengeluh sakit kepala Klien mengeluh mual muntahDo : Nyeri tekan abdomen Wajah meringis dengan palpitasi

5. Ansietas berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, pengobatan yang di berikan, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi, di tandai dengan :Ds : Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah

finansial yang berhubungan dengan kondisi Do : Ansietas Kelemahan

3. PerencanaanNo

Tujuan Intervensi Rasional

1. Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari Gangguan pola napas tidak efektif dapat teratasiTupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari gangguan pola napas tidak efektif berangsur-angsur membaikKriteria Hasil :- Kebutuhan

oksigen menurun

1. Kaji kebutuhan optimal oksigen klien

2. Berikan posisi yang nyaman bagi klien

3. Berikan oksigen sesuai indikasi

4. Evaluasi irama, kedalaman, dan frekuensi pernapasan

1. Menilai dan mengobservasi sejauh mana tingkat kebutuhan okigen klien

2. Membantu klien agar dapat mengoptimalkan pola napas dan retraksi dada yang optimal

3. Membantu dalam penyelasaian pola napas klien yang tidak efektif agar dapat bernapas dengan optimal

4. Mengobservasi sejauh mana tingkat permasalahan dan perkembangan pola napas klien

15

Page 16: Gadar Ketoasidosis Diabetik

- Nafas spontan, adekuat

- Tidak sesak- Tidak ada

retraksi2. Tupan :

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari deficit volume cairan dapat teratasi

Tupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari deficit volume cairan berangsur-angsur membaik

Kriteria Hasil :- TTV dalam

batas normal

- Pulse perifer dapat teraba

- Turgor kulit dan capillary refill baik

- Keseimbangan urin output

- Kadar elektrolit normal

1. Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihan

2. Monitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatik

3. Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau aceton

4. Observasi kulaitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosis

5. Observasi ouput dan kualitas urin.

6. Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikan

7. Ciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosional

8. Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung

9. Obsevasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskuler

10. Kolaborasi:* Pemberian NS

dengan atau tanpa dextrosa

* Albumin, plasma,

1. Membantu memperkirakan pengurangan volume total. Proses infeksi yang menyebabkan demam dan status hipermetabolik meningkatkan pengeluaran cairan insensibel.

2. Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.

3. Hipovolemia berlebihan dapat ditunjukkan dengan penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke duduk atau berdiri.

4. Pelepasan asam karbonat lewat respirasi menghasilkan alkalosis respiratorik terkompensasi pada ketoasidosis.

5. Napas bau aceton disebabkan pemecahan asam keton dan akan hilang bila sudah terkoreksi

16

Page 17: Gadar Ketoasidosis Diabetik

dextran* Pertahankan

kateter terpasang* Pantau

pemeriksaan lab : Hematokrit BUN/Kreatinin Osmolalitas

darah Natrium Kalium

* Berikan Kalium sesuai indikasi

* Berikan bikarbonat jika pH <7,0

* Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi

6. Peningkatan beban nafas menunjukkan ketidakmampuan untuk berkompensasi terhadap asidosis

7. Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan keefektifan terapi

8. Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, sering menimbulkan muntah dan potensial menimbulkan kekurangan cairan & elektrolit

9. Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat mungkin sangat berpotensi menimbulkan beban cairan

10. Pemberian tergantung derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual

3. Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasiTupen :Setelah

1. Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi

2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan

3. Auskultasi bising

1. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat termasuk absorpsi dan utilitasnya

2. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapetik

17

Page 18: Gadar Ketoasidosis Diabetik

diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari nutrisi kurang dari kenutuhan tubuh berangsur-angsur membaikKriteria Hasil :- BB yang

optimal

usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasi

4. Berikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransi

5. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasi

6. Observasi tanda hipoglikemia

7. Kolaborasi : Pemeriksaan GDA

dengan finger stick

Pantau pemeriksaan aseton, pH dan HCO3

Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi

Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin

3. Hiperglikemia dan ggn keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung (distensi atau ileus paralitik)yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.

4. Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik

5. Memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien

6. Hipoglikemia dapat terjadi karena terjadinya metabolisme karbohidrat yang berkurang sementara tetap diberikan insulin , hal ini secara potensial dapat mengancam kehidupan sehingga harus dikenali

7. Fungsi kolaborasi : Memantau

gula darah lebih akurat daripada reduksi urine untuk mendeteksi

18

Page 19: Gadar Ketoasidosis Diabetik

normal fluktuasi Memantau

efektifitas kerja insulin agar tetap terkontrol

Mempermudah transisi pada metabolisme karbohidrat dan menurunkan insiden hipoglikemia

Larutan glukosa setelah insulim dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl. Dengan mertabolisme karbohidrat mendekati normal perawatan harus diberikan untuk menhindari hipoglikemia

4. Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari nyeri dapat teratasiTupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari nyeri berangsur-angsur

1. Tanyakan pada pasien tentang nyeri

2. Observasi dan catat lokasi beratnya (skala 0-5) dan karakter nyeri (menetap, hilang, timbul, kolik)

3. Catat kemungkinan penyebab nyeri.

4. Anjurkan pemakaian obat dengan benar untuk mengontrol nyeri

1. Mengkonfirmasi tentang keluhan nyeri klien

2. Mengetahui level keluhan nyeri klien

3. Analisa penyebab dari nyeri klien

4. Mengatasi keluhan nyeri klien

19

Page 20: Gadar Ketoasidosis Diabetik

membaik

Kriteria Hasil :- Ekspresi

wajah pasien relaks.

5. Ajarkan tehnik relaksasi

5. Meningkatkan istrahat,memusatkan kembali perhatian klien

5. Tupan :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari ansietas dapat teratasiTupen :Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari ansietas berangsur-angsur membaikKriteria Hasil :- Keluarga

dan klien mengekspresikan perasaan dan pemahaman terhadap kebutuhan intervensi perawatan dan pengobatan.

1. Ajarkan untuk mengekspresikan perasaan

2. Berikan informasi tentang kondisi penyakit, pengobatan dan perawatan di rumah

3. Ajarkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan pasien

4. Berikan pujian pada keluarga saat memberikan perawatan pada pasien.

5. Jelaskan kebutuhan terapi IV, NGT, pengukuran tanda – tanda vital dan pengkajian.

1. Membatu untuk mengetahui tingkat kecemasan

2. Mengurangi kecemasan keluarga

3. Agar keluarga dapat mengobservasi keadaan klien dan mengantisipasi kecemasn

4. Memberikan motivasi dan kebangaan keluarga untuk perawatan klien dan perasaan berarti

5. Mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan antisipasi klien dan keluarga

4. ImplementasiNo Hari/

TanggalNo.Dx

Waktu/Jam

Implementasi Paraf

1. Jumat 30 September

2011

I 08.30 1. Mengkaji kebutuhan optimal oksigen klienHasil :Klien masih membutuhkan bantuan berupa

20

Page 21: Gadar Ketoasidosis Diabetik

oksigenasi 2. Memberikan posisi

yang nyaman bagi klienHasil :Posisi semi fowler nyaman untuk klien

3. Memberikan oksigen sesuai indikasiHasil :Klien diberikan bantuan oksigenasi maksimal 5 l/m

4. Mengevaluasi irama, kedalaman, dan frekuensi pernapasan Hasil :Frekuensi napas cepat, Takipnea

2. Jumat 30 September

2011

II 09.30 1. Mengkaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihanHasil :Klien masih mual muntah, poliuri dan polidipsi

2. Memonitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatikHasil :Tekanan darah belum optimal

3. Memonitor perubahan respirasi: kussmaul, bau acetonHasil ;Napas bau aseton, respirasi kussmaul

4. Mengobservasi kulaitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosisHasil :Penggunaan otot bantu pernapasan, sianosis

5. Mengobservasi ouput

21

Page 22: Gadar Ketoasidosis Diabetik

dan kualitas urin.Hasil :Haluaran output dan input urine belum optimal

6. Mempertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikanHasil :Mengoptimalkan kondisi klien

7. Menciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosionalHasil :Klien nyaman dan dapat beristirahat dengan optimal

8. Mencatat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambungHasil ;Terjadi mual muntah dan distensi abdomen

9. Mengobsevasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskulerHasil :Takikardi, lemah, lelah

10. Berkolaborasi:* Pemberian NS

dengan atau tanpa dextrosa

* Albumin, plasma, dextran

* Pertahankan kateter terpasang

* Pantau pemeriksaan lab: Hematokrit BUN/Kreatinin Osmolalitas

darah

22

Page 23: Gadar Ketoasidosis Diabetik

Natrium Kalium

* Berikan Kalium sesuai indikasi

* Berikan bikarbonat jika pH <7,0

* Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi

3. Jumat 30 September

2011

III 10.00 1. Memantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasiHasil :BB belum optimal

2. Menentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan Hasil :Klien disarankan diet rendah glukosa, asam, garam

3. Mengauskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasiHasil :Bising usus tidak optimal

4. Memberikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransiHasil ;Dapat mngoptimalkan kondisi klien

5. Melibatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasiHasil :

23

Page 24: Gadar Ketoasidosis Diabetik

Keluarga dapat berkolaborsi dengan baik

6. Mengbservasi tanda hipoglikemiaHasil ;Terdapat tanda hipoglikemia

7. Berkolaborasi : Pemeriksaan GDA

dengan finger stick Pantau

pemeriksaan aseton, pH dan HCO3

Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi

Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin normal

4. Jumat 30 September

2011

IV 11.00 1. Menanyakan pada pasien tentang nyeriHasil :Nyeri yang dirasakan terasa sekitar area abdomen dan dada/thorax

2. Mengobservasi dan catat lokasi beratnya (skala 0-5) dan karakter nyeri (menetap, hilang, timbul, kolik)Hasil ;Nyeri skala 3, hilang timbul

3. Mencatat kemungkinan penyebab nyeri.Hasil :Karena mual dan muntah dan sesak yang di alami

4. Mengajurkan pemakaian obat dengan benar untuk

24

Page 25: Gadar Ketoasidosis Diabetik

mengontrol nyeriHasil :Pemakaian obat analgesik

5. Jumat 30 September

2011

V 11.20 1. Menganjurkan untuk mengekspresikan perasaanHasil :Klien dapat mengekspresikan perasaan tentang rasa cemasnya

2. Memberikan informasi tentang kondisi penyakit, pengobatan dan perawatan di rumahHasil ;Klien dan keluarga dapat mengerti dan berkolaborasi dalam pengobatan dan perawatan

3. Mengajarkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan pasienHasil ;Keluarga dapat berpatisipasi dengan baik

4. Memberikan pujian pada keluarga saat memberikan perawatan pada pasien.Hasil :Memotivasi klien dan keluarga berkolaborasi dalam pengobatan dan perawatan

5. EvaluasiNo

Hari/Tanggal

No.Dx

Waktu/Jam

Evaluasi Paraf

1. Jumat 30 I 09.00 S = Klien mengatakan

25

Page 26: Gadar Ketoasidosis Diabetik

September 2011

masih SesakO=Takipnue, Peningkatan Frekuensi bernapasA= Tujuan belum tercapaiP = Lanjutkan intervensi 1 - 4

2. Jumat 30 September

2011

II 09.45 S = Klien masih mengeluh Rasa haus, O= polidipsi dan Poliuri A= Tujuan belum tercapai P= Lanjutkan intervensi 1 - 10

3. Jumat 30 September

2011

III 10.30 S = Klien mengeluh mual Dan muntah O= Turgor kulit burukA= Tujuan belum tercapaiP= Lanjutkan intervensi 1 – 7

4. Jumat 30 September

2011

IV 11.15 S = Nyeri yag diraskan klien Mulai berkurangO= skala 2, hilang timbulA= Tujuan belum tercapai P= Lanjutkan intervensi 1 - 4

5. Jumat 30 September

2011

V 11.30 S = Klien mengatakan cemas Mulai brkurang O= wajah rileks A= Tujuan tercapai P= pertahankan intervensi 1 - 4

BAB IV

26

Page 27: Gadar Ketoasidosis Diabetik

PENUTUP

A. Kesimpulan Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin

dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. (Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2 , EGC )

Ketoasidosis terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita koma

Criteria diagnosis KAD yaitu :- Kadar glukosa > 250 mg%- pH < 7,35- HCO3 rendah (< 15 meq/L)- Anion gap yang tinggi- Keton serum positif

B. Saran Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :

Dengan adanya askep mengenai Ketoasidosis Diabetik ini dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.

Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai gangguan Ketoasidosisi Diabetik dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.

27