77
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Praktik Kerja Lapangan Politeknik Negeri Jakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang lulusannya diharapkan memiliki keahlian dan ketrampilan yang dewasa ini sangat dibutuhkan, sehingga keberadaannya dapat mendukung kualitas sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan. Program pendidikan politeknik Diploma IV dilaksanakan selama 8 semester. Sebagai ahli utama. Di industri lulusan D4 politeknik diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara pekerja lulusan perguruan tinggi (Strata 2 dan 3) dengan pekerja lulusan sekolah kejuruan teknik dan D3. Oleh karena itu program D4 PJJ Politeknik diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan, cerdas, terampil dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Sipil, pada akhir semester VI s/d awal semester VII dan akhir semester VII s/d awal semester VIII diwajibkan mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 8 (delapan) minggu pada suatu proyek industri konstruksi yang terkait dengan masalah jalan dan jembatan. Penempatan mahasiswa pada suatu proyek industri konstruksi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan yang lebih luas. Dengan pelaksanaan PKL tersebut diharapkan lulusannya dapat benar-benar memiliki bekal kemampuan yang cukup bisa diandalkan dalam menghadapi tantangan tugas sesuai bidangnya.

gabungan fix.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: gabungan fix.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Praktik Kerja Lapangan

Politeknik Negeri Jakarta merupakan salah satu lembaga

pendidikan tinggi yang lulusannya diharapkan memiliki keahlian dan

ketrampilan yang dewasa ini sangat dibutuhkan, sehingga

keberadaannya dapat mendukung kualitas sumber daya manusia

dalam menunjang pembangunan.

Program pendidikan politeknik Diploma IV dilaksanakan

selama 8 semester. Sebagai ahli utama. Di industri lulusan D4

politeknik diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara pekerja

lulusan perguruan tinggi (Strata 2 dan 3) dengan pekerja lulusan

sekolah kejuruan teknik dan D3. Oleh karena itu program D4 PJJ

Politeknik diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki

kemampuan, cerdas, terampil dalam mengatasi masalah yang

dihadapi.

Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Sipil,

pada akhir semester VI s/d awal semester VII dan akhir semester VII

s/d awal semester VIII diwajibkan mengikuti program Praktik Kerja

Lapangan (PKL) selama 8 (delapan) minggu pada suatu proyek

industri konstruksi yang terkait dengan masalah jalan dan jembatan.

Penempatan mahasiswa pada suatu proyek industri konstruksi tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan

yang lebih luas.

Dengan pelaksanaan PKL tersebut diharapkan lulusannya

dapat benar-benar memiliki bekal kemampuan yang cukup bisa

diandalkan dalam menghadapi tantangan tugas sesuai bidangnya.

Page 2: gabungan fix.pdf

2

Disamping itu kegiatan PKL merupakan salah satu sarana untuk

menjalin hubungan antara Politeknik dengan dunia industri.

1.1.2 Latar Belakang Proyek

Peningkatan jumlah kendaraan baru di Jakarta = 236 mobil/

hari dan peningkatan kendaraan roda (motor) dua sebesar 891 motor/

hari, total peningkajan jumlah kendaraan adalah 1.127 kendaraan/

hari. Di JADETABEK (Jakarta – Depok – Tangerang – Bekasi)

peningkatan kendaraan adalah 319 mobil/ hari dan peningkatan

kendaraan roda dua (motor) sebesar 1.707 motor/ hari. Jadi total 2.026

kendaraan/ hari. Peningkatan Jalan 0,01% atau 401 m2/ tahun

kerugian akibat kemacetan = 5,5 Triliun/ tahun, akibat penurunan

kualitas udara 2,8 triliun/ tahun.

Alasan utama untuk Pembangunan Jalan Layang Non Tol

(JLNT) Kampung Melayu - Tanah Abang adalah sebagai upaya untuk

mengatasi aksesibilitas pergerakan kendaraan dari / ke wilayah-

wilayah di Jakarta Pusat yang merupakan salah satu kawasan sentral

ibukota Jakarta.

Berikut adalah gambar kemacetan yang melatarbelakangi

untuk dibangunnya Jalan Layang Non Tol:

Gambar 1.1 : Kemacetan yang Melatar Belakangi Pembangunan JLNT

Page 3: gabungan fix.pdf

3

Gambar 1.2 : Rancangan JLNT diatas Flyover Sudirman

Landasan Hukum/ Dasar hukum dibangunnya Jalan Layang

Non Tol Kampung Melayu Tanah Abang adalah sebagai berikut:

1. Undang Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2009

2. Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1999

3. Keputusan Kepala BAPEDAL No. 08 Tahun 2000

Peraturan Tentang tentang Keterlibatan Masyarakat dan

Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan.

1. SK Gubernur DKI Jakarta No. 127/2010 tanggal 6 Juli

2010 tentang Trase Jalan

3. PERGUB No.127/2010 Tanggal 6 Juli 2010

4. Gambar Trase Tata Ruang No 1104/S/PPSK/DTR/V/10

5. No. Kontrak Kajian Studi Kelayakan No 2437/-1.792.1 tgl

20 April 2009

6. No. Kontrak Detil Engineering Desain 8277/-1.792.1 tgl

16 Oktober 2009

7. No. Kontrak AMDAL 2847/-1.774.151 tgl 26 April 2010

Page 4: gabungan fix.pdf

4

1.1.3 Lokasi Proyek

Lokasi proyek Jalan Layang Non Tol Kp. Melayu – Tanah

Abang (Stage 1 Sudirman – Casablanca).

Tahap I : Casablanca – Mas Mansyur

• Paket Casablanca : P.15 (0+750) s/d P.39 (1+875)

(8,75 x 2 x 1125)

• Paket Satrio : P.40 (1+925) s/d P.57 (2+775)

(8,75 x 2 x 850)

• Paket Mas Mansyur : P.58 (2+825) s/d P.75 (3+550)

(8,75 x 2 x 725)

Gambar 1.3 : Peta Lokasi Proyek JLNT

Page 5: gabungan fix.pdf

5

Gambar 1.4 : Peta Lokasi Proyek JLNT

Page 6: gabungan fix.pdf

6

1.2 Tujuan Proyek

Tujuan Pembangunan Proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol

(JLNT) Kampung Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman –

Casablanca), Paket Mas Mansyur diharapkan dapat mengurangi kemacetan

dan kesemerawutan di ruas Jalan Raya Rasuna Said, Jalan Jendral Gatot

Subroto, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Sahardjo, Kawasan Menteng Jakpus,

Benhil, dan Tanah Abang.

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

pada Proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung

Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman – Casablanca), Paket

Mas Mansyur ini untuk mengetahui dan memahami proses

pelaksanaan proyek tersebut sehingga dapat menambah pengetahuan

dan wawasan yang penting setelah terlibat pada suatu pekerjaan

proyek di lapangan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Dapat menjelaskan proses pelaksanaan erection, stressing

closure, box girder pracetak pada Typical Span.

2) Dapat menjelaskan struktur organisasi Proyek Pembangunan

Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu – Tanah

Abang (Stage 1: Sudirman – Casablanca), Paket Mas Mansyur.

3) Dapat menjelaskan pembagian tugas (Job Description) pihak –

pihak yang terlibat dalam Proyek Pembangunan Jalan Layang

Non Tol (JLNT) Kampung Melayu – Tanah Abang (Stage 1:

Sudirman – Casablanca), Paket Mas Mansyur.

4) Dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek sesuai

dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan.

5) Dapat mengetahui cara penyelesaian masalah yang terjadi pada

pekerjaan erection, stressing closure, box girder pracetak pada

Page 7: gabungan fix.pdf

7

Typical Span pada Proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol

(JLNT) Kampung Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman –

Casablanca), Paket Mas Mansyur.

1.4 Permasalahan

1) Bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan erection, stressing, closure

pada Typical Span pada Proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol

(JLNT) Kampung Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman –

Casablanca), Paket Mas Mansyur?

2) Bagaimana Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Jalan Layang

Non Tol (JLNT) Kampung Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman

– Casablanca), Paket Mas Mansyur?

3) Bagaimana pembagian tugas (job description) pihak-pihak yang terlibat

dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol

(JLNT) Kampung Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman –

Casablanca), Paket Mas Mansyur?

4) Bagaimana melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek sesuai

dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan?

5) Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang terjadi pada pekerjaan

erection, stressing, closure pada Typical Span pada Proyek

Pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu –

Tanah Abang (Stage 1: Sudirman – Casablanca), Paket Mas Mansyur?

1.5 Metode Penulisan

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di ISTAKA -

SUMBERSARI, KSO, pada pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung

Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman–Casablanca), Paket Mas

Mansyur, penulis melakukan metode pengumpulan data sebagai berikut:

Observasi lapangan (pengamatan)

Disini penulis mengadakan tinjauan langsung ke lapangan untuk

mengamati, melihat dan mencatat informasi dari pelaksanaan

pekerjaan proyek kemudian dianalisa dan dipahami.

Page 8: gabungan fix.pdf

8

Pelaksanaan Tugas Selama Praktik

Data yang penulis dapat juga berasal dari hasil pekerjaan yang

diberikan kepada penulis di proyek tersebut.

Interview (tanya jawab)

Untuk mengetahui cara-cara pelaksanaan, penulis melakukan tanya

jawab/ komunikasi langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan

pada pelaksanaan proyek tersebut.

Infromasi dari Rekan-rekan sesama mahasiswa kerja praktik.

Referensi Kepustakaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan kerja praktik ini secara keseluruhan dibagi dalam

beberapa bab. Agar penulisan laporan ini teratur dan sistematis, maka

penulis perlu membuat sistematika penulisan laporan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang Latar Belakang PKL, Tujuan PKL,

Permasalahan, Metodologi Penulisan dan Sistematika

Penulisan.

BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN

Menjelaskan tentang Sejarah atau Latar Belakang

Perusahaan, Visi dan Misi Perusahaan, Organisasi

Perusahaan, dan Pelaksanaan Disiplin Kerja di Perusahaan

ISTAKA – SUMBERSARI, KSO.

BAB III PENGENALAN PROYEK

Menjelaskan tentang Latar Belakang dan Tujuan Proyek,

Prosedur mendapatkan Proyek, Gambaran Umum Proyek,

Personalia dan Organisasi Proyek serta Proses Pelaksanaan

Proyek.

Page 9: gabungan fix.pdf

9

BAB IV PEKERJAAN YANG DIAMATI

Menjelaskan tentang pekerjaan yang diamati penulis selama

PKL yang berisi tentang Studi Kasus, Lingkup pekerjaan,

Tugas Selama Praktik di Proyek Pembangunan Jalan layang

Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu – Tanah Abang (Stage

1: Sudirman – Casablanca) Paket Mas Mansyur.

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diambil

dari tujuan praktik kerja lapangan dan uraian laporan kerja

praktik tersebut.

Page 10: gabungan fix.pdf

10

BAB II

PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1. Umum

Dengan adanya Dokumen Pengadaan untuk Pekerjaan Pembangunan Jalan

Layang Non Tol Kp. Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman – Casablanca)

Paket Mas Mansyur (Multy Years) oleh Dinas/ Suku Dinas Pekerjaan Umum

Propinsi DKI Jakarta.

Bahwa PT. ISTAKA KARYA (Persero) dan PT. SUMBERSARI

CIPTAMARGA. Bermaksud untuk ikut serta secara bersama-sama dalam bentuk

Kerja Sama Operasi dalam penawaran, pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan

kekurangan-kekurangan pada pekerjaan Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kp.

Melayu – Tanah Abang (Stage 1: Sudirman – Casablanca) Paket Mas Mansyur.

Adapun perjanjian kerja sama ini meliputi beberapa keputusan yang di setujui

pada 2 pihak, yaitu;

1. PT. ISTAKA KARYA (Persero) sebagai penyandang Dana Utama

(Sponsoring member) Perusahaan Utama (Leading Company) untuk

kegiatan ini serta mewakili dan bertindak untuk dan atas nama

Kemitraan (KSO) dan menandatangani semua dokumen termasuk

penawaran dan perjanjian Kontrak.

2. PT. ISTAKA KARYA (Persero) dan PT. SUMBERSARI

CIPTAMARGA dengan ini menyetujui apabila ditunjuk sebagai

pemenang, kami wajib untuk bertanggug jawab bak secara bersama-

sama atau masing-masing atas kewajiban-kewajiban kami menurut

kontraktor.

3. Porsi setiap perusahaan setiap kemitraan (KSO) seperti yang ditentukan

dalam dokumen pengadaan adalah:

PT. ISTAKA KARYA (Persero) : 60 %

PT. SUMBERSARI CIPTAMARGA : 40 %

4. Tiap peserta akan ambil bagian sesuai porsi tersebut dalam hal

pengeluaran keuntungan, dan kerugian dari kemitraan (KSO) tersebut.

Page 11: gabungan fix.pdf

11

Pembagian porsi dalam kemitraan ini tidak akan diubah baik selama

masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak kecuali dengan

persetujuan tertulis terlebih dahulu pengguna jasa dan persetujuan

bersama secara perusahaan-perusahaan yang bergabung. Terlepas dari

ukuran relatif porsi kemitraan yang ditetapkan diatas, masing-masing

perusahaan akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek

pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk

memasuki/memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima,

daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontraktor, surat

menyurat, teleks, dan lain-lain.

2.2. Sejarah Singkat Perusahaan PT. ISTAKA KARYA (Persero)

PT Istaka Karya (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi umum. Awalnya, PT Istaka Karya

bernama PT ICCI (Indonesian Consortium of Construction Industries).

Perusahaan ini berdiri atas 18 (delapan belas) perusahaan konstruksi besar di

Indonesia. Keseriusan dalam menangani bidang konstruksi terbukti. Pada tahun

1985, perusahaan gabungan ini mencatat berbagai prestasi. PT ICCI pun berhasil

menangani berbagai proyek di Saudi Arabia dengan nilai US $ 300 juta.

Dengan pengalaman yang diperoleh dan sumber daya manusia yang dimiliki

pada 1 April 1986, Pemerintah memutuskan, perusahaan konsorsium dalam

wadah PT ICCI (Persero) dilebur dan berganti nama PT Istaka Karya (Persero).

Bentukan perusahaan baru ini berdiri secara sah dengan diterbitkannya akte

pendirian No. 01 tahun 1986. Ketetapan pendirian juga diumumkan dalam

lembaran Negara pada 28 Agustus 1986, computerize No. 69. Segala keputusan

itu merujuk pada peraturan pemerintah yang khusus dibuat untuk perusahaan-

perusahaan milik pemerintah. Dalam perjalanan bisnis di dalam negeri, PT Istaka

Karya (Persero) berhasil menerapkan serta mengembangkan konstruksi berstandar

internasional. Teknik-teknik manajemen penerapannya pun dioperasikan secara

efesien dan. Tak ayal pengakuan dari nasional dan internasional diterima PT

Istaka Karya. Bukti pengakuan itu antara lain; pada 1997, PT Istaka Karya

(Persero) mendapat sertifikat Sistem Jaminan Mutu ISO-9002 dari SGS ICS

United Kingdom, Kemudian diperbarui pada 2003 menjadi Sistem Manajemen

Page 12: gabungan fix.pdf

12

Mutu ISO 9001;2000. Pada 2002, Presiden RI menyerahkan Medali Perak dalam

bidang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Tak hanya

itu, PT Istaka Karya (Persero) pada 2008 mernperoleh pengakuan dalam

penerapan Sistem Manajemen OHSAS18001;2007 dan lingkungan ISO-

14001:2004 dari WQA.

2.2.1. Bidang Usaha

Sebagai kontraktor umum. PT Istaka Karya (Persero)

mengelola berbagai jasa konstruksi antara lain perencanaan,

pelaksanaan dan produk-produk inovatif lainnya.

2.2.2. Visi

Menjadi perusahaan konstruksi terkemuka dengan

memberikan karya terbaik bagi pembangunan negeri.

2.2.3. Misi

Menjadikan perusahaan yang bernilai dalam industri

konstruksi melalui peningkatan produk bermutu dan menciptakan

sumber daya manusia berkualitas yang berkomitmen tinggi guna

memberi nilai tambah bagi stakeholder.

2.2.4. Motto

“Terbaik dalam Produk dan Komitmen”

2.2.5. Lingkup Usaha

Sebagai kontraktor umum, PT. ISTAKA KARYA (Persero)

mengelola berbagai macam pelayanan jasa konstruksi antara lain:

Perencanaan teknik dan konstruksi rekayasa untuk berbagai

ukuran dan jenis proyek,

Pelaksanaan dan produk-produk inovatif lainnya.

Kegiatan utama termasuk bidang pekerjaan berikut :

- Teknik Sipil

o Jalan dan jembatan

o Bendungan dan irigasi

Page 13: gabungan fix.pdf

13

o Pelabuhan laut

o Pelabuhan udara

o Terowongan

- Fasilitas Umum

o Drainase

o Jaringan air minum

o Penjernihan air dan pengelolaan air limbah

- Bangunan Gedung

o Gedung-gedung bertingkat

o Proyek perumahan / Rusun

o Proyek industri dan perdagangan

2.2.6. Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000

Fokus pada Pelelangan

Memahami kebutuhan dan harapan pelelang.

Memastikan bahwa sasaran mutu organisasi berhubungan

dengan kebutuhan dan harapan pelelangan.

Mengukur kepuasan pelelangan dan menindaklanjuti hasilnya.

Kepemimpinan

Mempertimbangkan kebutuhan pihak lain termasuk pelanggan,

pemilik proyek, karyawan, pemasok dan komunitas internal

Menetapkan misi organisasi yang jelas.

Menetapkan target.

Menetapkan kepercayaan dan mengelimir kekhawatiran.

Menyiapkan personil sesuai dengan sumber daya yang

diperlukan.

Membangkitkan semangat, menganjurkan dan menghargai

personil untuk memberikan kontribusi.

Keterlibatan Personil

Personil memahami pentingnya kontribusi mereka dalam

organisasi.

Page 14: gabungan fix.pdf

14

Personil mau menerima masalah yang dimiliki dan mereka

bertanggung jawab untuk menyelesaikan.

Personil melakukan evaluasi kinerja terhadap sasaran organisasi.

Personil saling terbuka dalam pertukaran pengetahuan dan

pengalaman.

Pendekatan Proses

Mengidentifikasi keterkaitan kegiatan antar fungsi dalam

organisasi.

Menetapkan secara sistematik kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan.

Menetapkan tanggung jawab yang jelas untuk mengelola

kegiatan – kegiatan kunci.

Pendekatan Sistem untuk Manajemen

Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kaidah dan

tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai sasaran

dengan cara mengurangi hambatan lintas sungai

Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan sumber

daya yang diperlukan secara mendesak untuk melaksanakan

kegiatan.

Membuat target dan menetapkan bagaimana seluk beluk

kegiatan dalam suatu sistem harus dilaksanakan.

Peningkatan Berkesinambungan

Menyiapkan personil dengan pelatihan metode dan alat yang

digunakan untuk meningkatkan berkesinambungan

Melaksanakan peningkatan berkesinambungan terhadap produk,

prosesproses dan sistem untuk setiap individu dalam organisasi.

Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta

Memastikan bahwa data dan informasi cukup akurat dan sesuai

kenyataan.

Page 15: gabungan fix.pdf

15

Membuat data dapat digunakan oleh siapa saja yang

membutuhkan.

Melakukan analisa dan informasi dengan menggunakan metode

yang sah.

Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan fakta

dari hasil analisa dengan mempertimbangkan pengalaman dan

intiusi.

Hubungan Saling Menguntungkan Dengan Pemasok

Menetapkan hubungan baik yang imbang antar keuntungan

jangka pendek dengan jangka panjang.

Melakukan identifikasi dan seleksi terhadap pemasok-pemasok

utama.

Saling membagi informasi dan rencana yang akan datang.

2.2.7. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam organisasi perusahaan ini semua aktivitas mereka

berada dalam ruang lingkup bidang – bidang keahlian mereka dan

mereka tahu bagaimana menyesuaikan sasaran pekerjaan mereka

dengan apa yang diupayakan kelompok, dimana mereka memiliki

wewenang yang diperlukan untuk melakukan tugas dan dimana

mereka memiliki sarana dan informasi yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

Dengan demikian, pengorganisasian adalah bagian dari

manajemen yang mencakup upaya penyusunan struktur peran secara

sengaja untuk dilaksanakan oleh orang – orang dalam suatu

organisasi.

Tujuan struktur organisasi adalah untuk membantu

menciptakan lingkungan yang memungkinkan orang – orang

berprestasi. Dengan demikian struktur organisasi adalah alat untuk

mengelola dan bukan tujuan dari manajemen atau tujuan dari dirinya

sendiri. Meskipun struktur itu harus menetapkan dan meliputi semua

tugas yang perlu dilakukan, peran yang ditetapkan harus juga

Page 16: gabungan fix.pdf

16

dirancang sesuai kaitannya dengan kemampuan dan motif orang –

orang yang mempunyai keahlian.

Dalam hal keorganisasian PT Istaka Karya dipimpin atau

dikepalai oleh seorang Direktur Utama, dimana Direktur Utama ini

memimpin terhadap beberapa orang yang telah diberi tugas atau

kepercayaan menangani sub, bidang, atau jabatan pekerjaannya

masing – masing, dan Direktur Utama bertanggung jawab terhadap

kelancaran pekerjaan dari bawahannya tersebut. Namun dalam hal ini

di dalam struktur keorganisasian perusahaan yang memiliki

kedudukan lebih tinggi dari Direktur Utama adalah Dewan

Komisaris.

2.2.8. Jaringan Kantor

Kantor Pusat

Graha Iskandarsyah Lt. 9

Jl. Iskandarsyah Raya No.66 Jakarta

Phone : +62-21-7258686

Fax : +62-21-7258787

Website : http://www.istaka.co.id

Email :[email protected]

Divis Operasi I

Jl. Pondok Pinang Timur C/2 Pondok Pinang

Kebayoran Lama Jakarta Selatan

Phone : +62-21-75905919

Fax : +62-21-75900878

Email : [email protected]

Cabang Wilayah Sumatera

Jl. Mangga No.90 Sukajadi Pekanbaru -28128

Phone : +62-761-21505

Fax : +62-761-21834

Email : [email protected]

Page 17: gabungan fix.pdf

17

Cabang NAD & SUMUT

Jl. KH. Wahid Hasym No. 61/20 Medan Baru Medan 20154

Phone : +62 61-4522112

Fax : +62 61-4564220

Email : [email protected]

Cabang Wilayah DKI, Banten & JABAR

Jl. Pondok Pinang Timur C/2 Pondok Pinang

Kebayoran Lama Jakarta Selatan

Phone : +62 21-75905919

Fax :+62 21-75900878

Email : [email protected]

Cabang Kalimantan, Jawa Tengah & DIY

Jl. Azis Samad No. 06 (Eks. Jl. Kenari) Samarinda

Phone : +62 541-777 2683

Fax : +62 541-777 2683

Email : [email protected]

Cabang Wilayah Timur

Jl. H.A Mappanyuki No. 15 Makassar 90125

Phone : +62 411-851572

Fax : +62 411-879046

Email : [email protected]

Cabang Bali, NTB & NTT

Jl. Raya Puputan II / B No. 07 Renon – Denpasar 80235

Phone : +62 361-262 201

Fax : +62 361-262 2011

Email : [email protected]

Page 18: gabungan fix.pdf

18

2.2.9. Logo PT. Istaka Karya (persero)

Gambar 1.5 : Logo Istaka Karya (Persero)

2.3. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sumbersari Ciptamarga

2.3.1. Profil PT. Sumbersari Ciptamarga

1. Nama Perusahaan : PT. Sumbersari Ciptamarga

2. N.P.W.P : 01.407.275.5-061.000

3. Status Usaha : Swasta

4. Alamat : Jl. Laksana I No.16, Kebayoran Baru

5. Desa/ Kelurahan : Rawa Barat

6. Kecamatan : Kebayoran Baru

7. Kota/ Kab : Kota Administrasi Jakarta Selatan

8. Provinsi : Jakarta

9. Negara : Indonesia

10. Kode Pos : 12180

11. No. Telpon : +62 21 7396022

12. No. Fax : +62 21 7208135

2.3.2. Logo PT. Sumbersari Ciptamarga

Gambar 1.6 : Logo Sumbersari Ciptamarga

Page 19: gabungan fix.pdf

19

BAB III

PENGENALAN PROYEK

3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

serta batas waktu yang telah ditetapkan, yang memiliki tujuan tertentu.

Untuk mendapatkan proyek dari owner, prosesnya bisa saja dilakukan

penunjukan langsung namun adapula yang melalui proses pelelangan

terlebih dahulu.

Pelelangan yang digunakan untuk mendapatkan proyek JLNT Kp.

Melayu - Tanah Abang ini menggunakan pelelangan terbuka (umum).

Pelelangan terbuka (umum) adalah metode pemilihan penyedia barang/ jasa

yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui

media massa dan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga

masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat

mengikutinya. Dalam hal ini penentuan pemenang lelang berdasarkan

kualifikasi dan penawaran yang realitas. Adapun prosedur untuk

mendapatkan proyek adalah sebagai berikut:

3.1.1 Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen PrakualifikasiPendaftaran dilaksanakan pada :

Tanggal : 19 Maret 2010 s.d 6 April 2010

Waktu : pukul 09.00 s.d. pukul 16.00

Tempat : Sekretariat Panitia Pelelangan Bidang Jalan dan

Jembatan DPU Provinsi DKI Jakarta Jln. Taman

Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat.

3.1.2 Pengembalian Dokumen PrakualifikasiTanggal : 23 Maret 2010 s.d 9 April 2010

Waktu : pukul 09.00 s.d. pukul 16.00

Tempat : Sekretariat Panitia Pelelangan Bidang Jalan dan

Jembatan DPU Provinsi DKI Jakarta Jln. Taman

Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat.

Page 20: gabungan fix.pdf

20

3.1.3 Proses Prakualifikasi3.a Penilaian Prakualifikasi

a. Penilaian Administrasi

b. Penilaian Keuangan

c. Penilaian Teknis

- Kemampuan Dasar (KD)

- Pengalaman Perusahaan (Scoring)

d. Personil

e. Peralatan

3.b Ambang Lulus/ Passing Grade : 75

3.c Hasil Penilaian Kualifikasi

- Jumlah peserta yang mendaftar dan mengambil

dokumen kualifikasi 20 peserta

- Jumlah peserta yang mengembalikan dokumen 20

peserta

- Jumlah peserta yang dinyatakan lulus 12 peserta,

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Peserta Lolos Tahap Kualifikasi

Page 21: gabungan fix.pdf

21

3.1.4 Pengambilan Dokumen PemilihanTanggal : 10 Mei 2010 s.d 31 Mei 2010

Waktu : pukul 10.00 s.d. pukul 16.00

Tempat : Sekretariat Panitia Pelelangan Bidang Jalan dan

Jembatan DPU Provinsi DKI Jakarta Jln. Taman

Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat

3.1.5 Penjelasan (Aanwijzing)1. Penjelasan (Aanwijzing) dilaksanakan pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 11 Mei 2010

Waktu : Pukul 10.00

Tempat : Aula DPU Provinsi DKI Jakarta Lt.IV

Jln. Taman Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat

Hadir dalam penjelasan tersebut sebanyak 12 perusahaan

yaitu:

Tabel 3.2 Peserta yang Hadir dalam Aanwijizing

Page 22: gabungan fix.pdf

22

2. Aanwijzing (Penjelasan Tambahan) dilaksanakan pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 15 Juni 2010

Waktu : pukul 10.00

Tempat : Aula DPU Provinsi DKI Jakarta Lt.IV

Jln. Taman Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat

Hadir dalam penjelasan tersebut sebanyak 12 perusahaan yaitu:

Tabel 3.3 Peserta yang Hadir dalam Aanwijizing (panjelasan tambahan)

3. Aanwijzing (Penjelasan Tambahan Kedua) dilaksanakan

pada:

Hari : Senin

Tanggal : 20 september 2010

Waktu : pukul 10.00

Tempat : Aula DPU Provinsi DKI Jakarta Lt.IV

Jln. Taman Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat

Page 23: gabungan fix.pdf

23

Hadir dalam penjelasan tersebut sebanyak 12 perusahaan

yaitu :

Tabel 3.4 Peserta yang Hadir dalam Aanwijizing (penjelasan tambahan kedua)

3.1.6 Pemasukan Dokumen Penawaran1. Pemasukan dokumen penawaran menggunakan cara 2 (dua)

sampul

- Sampul satu berisi dokumen administrasi dan teknis

- Sampul dua berisi harga penawaran

2. Mulai pemasukan dokumen penawaran beserta dokumen

kualifikasi

Hari : Senin

Tanggal : 20 september 2010

Waktu : pukul 10.00

Tempat : Aula DPU Provinsi DKI Jakarta Lt.IV

Jln. Taman Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat

3. Batas akhir pemasukan dokumen penawaran beserta

dokumen kualifikasi

Page 24: gabungan fix.pdf

24

Hari : Senin

Tanggal : 4 Oktober 2010

Waktu : pukul 10.00

Tempat : Aula DPU Provinsi DKI Jakarta Lt.IV

Jln. Taman Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat

3.1.7 Proses Lelang dan Evaluasi Penawarana. Panitia pelelangan melakukan evaluasi hanya terhadap

penawaran yang sah

b. Panitia pelelangan tidak akan mengevaluasi penawaran

alternatif, kecuali apabila memang diminta oleh panitia

pelelangan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen lelang

c. Evaluasi administratif

Panitia pelelangan melakukan evaluasi administratif atas

kelengkapan dokumen penawaran yang diminta berdasarkan

ketentuan dalam dokumen lelang dan dapat mencakup :

Kebenaran isian dokumen penawaran yang berkenaan

dengan :

- Masa berlakunya penawaran

- Redaksi dokumen terutama redaksi surat penawaran

yang dapat menimbulkan penawaran bersyarat

- Keaslian dokumen terutama jaminan penawaran

Kesimpulan panitia pelelangan berdasarkan penelitian

tersebut diatas apakah penawaran :

- Memenuhi persyaratan dapat diterima untuk dievaluasi

lebih lanjut

- Perlu penjelasan (klasifikasi)

- Tidak dapat diterima/ gugur

d. Evaluasi teknis

Panitia pelelangan melakukan evaluasi teknis terhadap data

yang diminta dalam dokumen lelang yang mencakup:

- Koreksi aritmatik

- Metode pelaksanaan

Page 25: gabungan fix.pdf

25

- Jadwal waktu pelaksanaan

- Peralatan yang disediakan

- Data personil/ tenaga ahli berikut bagan organisasi

- Analisa spesifikasi teknis

e. Evaluasi harga

Penawaran yang sudah memenuhi persyaratan administrasi

dan persyaratan teknis sesuai denagan hasil evaluasi

administrasi dan evaluasi teknis, akan diteliti lebih lanjut

apakah harga penawaran wajar dan menguntungkan negara

serta tidak melampaui dana yang tersedia dalam DIP/ DIK,

dan/ atau owner’s estimate (bila ada). Hanya peserta lelang

yang harga penawarannya dinilai wajar dan menguntungkan

negara yang dapat diusulkan sebagai calon pemenang lelang.

3.1.8 Pembukaan Sampul Harga Penawaran1. Pembukaan sampul dilaksanakan pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Oktober 2010

Waktu : pukul 10.00

Tempat : Aula DPU Provinsi DKI Jakarta Lt.IV

Jln. Taman Jatibaru No. 1 Jakarta Pusat

2. Nilai HPS/ OE = Rp. 217.299.858.000 termasuk PPN.

3. Disaksikan oleh dua orang wakil dari peserta penggadaian:

- Wakil dari PT. Adhi Karya (Persero)

- Wakil dari PT. Modern – Lampiri. JO

3.1.9 Berita Acara Hasil Pelelangan ( BAHP )

Oleh panitia kesimpulan hasil evaluasi dituangkan dalam Berita

Acara Hasil Pelelangan (BAHP). Berita acara hasil pelelangan

ditandatangani oleh ketua dan peserta panitia sekurang-

kurangnya 2/3 dari jumlah anggota panitia. Hal-hal yang dibuat

dalam BAHP :

- Nama penawar terkoreksi yang lulus evaluasi

- Metode evaluasi yang digunakan

Page 26: gabungan fix.pdf

26

- Unsur-unsur yang dievaluasi

- Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu seperti

resume berkas pelelangan.

3.1.10 Pengumuman Pemenang Lelang

Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan oleh

panitia kepada peserta (selambatnya – lambatnya 2 hari

diterimanya SPBJ dari pejabat yang berwenang).

Dalam proses pelelangan ini, setelah melalui proses

yang ketat, akhirnya PT. ISTAKA KARYA (Persero)

ditetapkan sebagai kontraktor proyek pembangunan Jalan

Layang Non Tol Kp. Melayu – Tanah Abang Stage 1:

Sudirman – Casablanca mengalahkan kandidat lainnya.

Kemudian terlaksanalah penyerahan pekerjaan dengan

ditandai keluarnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

kepada PT. ISTAKA KARYA (Persero) selaku Kontraktor

yang sebelumnya telah diperintahkan mengurus hal – hal

yang wajib dilkukan setelah dinyatakan sebagai pemenang

lelang seperti surat perjanjian kontrak, penyerahan jaminan

pelaksanaan proyek, dan lain – lain.

3.2 Gambaran Umum Proyek

Gambar 3.7 : Posisi Proyek Pembangunan JLNT

Page 27: gabungan fix.pdf

27

Paket Mas Mansyur

Info Data Teknis

Kontraktor Pelaksana : KSO PT. Istaka Karya (Persero) - Sumber

sari Cipta Marga

Konsultan Pengawas : PT. Lapi Ganeca

Nilai Kontrak Induk : Rp 209.773.698.000

Nomor Kontrak Induk : 10031/-1.792 tanggal 22 Nopember 2010

Station : 2+885 s.d. 3+550

Panjang Station : 725

Lebar JLNT : 8,75 m x 2

Waktu Pelaksanaan : 630 hari kalender

Waktu Pemeliharaan : 180 Hari

Pekerjaan Pokok/Utama : Pekerjaan Bored pile

Pekerjaan Beton

Pekerjaan Precast

Gambar 3.8 : Potongan Melintang dan Memanjang Paket Mas Mansyur

Page 28: gabungan fix.pdf

28

Gambar 3.9 : Peta Lokasi Proyek JLNT

Page 29: gabungan fix.pdf

29

Konsultan Pengawas

Gambar 3.10 : Logo Ganeshatama Consulting

Nama Perusahaan : Ganeshatama Consulting

Alamat : Jl. Dayang Sumbi 7, Bandung 40132, Indonesia

Telp. : +62-22-2502533

Faximile : +62-22-2504177

email : [email protected]

Kontraktor Pelaksana

Gambar 3.11 : Logo PT. Istaka Karya dan PT. Sumbersari Ciptamarga

Nama Perusahaan : PT. ISTAKA – SUMBERSARI, KSO.

Alamat Kantor : Graha Iskandarsyah lt. 9 Jl. Iskandarsyah Raya

No.66

Kebayoran Baru - Jakarta Selatan

Telp. / Fax. : (021) 7258686 / (021) 7258787

Page 30: gabungan fix.pdf

30

Gambar 3.12 : Logo PT. Istaka Karya dan PT. Sumbersari Ciptamarga

30

Gambar 3.12 : Logo PT. Istaka Karya dan PT. Sumbersari Ciptamarga

30

Gambar 3.12 : Logo PT. Istaka Karya dan PT. Sumbersari Ciptamarga

Page 31: gabungan fix.pdf

31

Panjang JLNT 2,8 km (0+750 – 3+550)

Ramp Pekerjaan ramp tsb ditiadakan dan akan dimasukan pada tahunanggaran 2011

Bored Pile 7 sd 9 bh untuk tiap kolom pier dgn Kedalaman 30m, 35 m, 50m

Pile Cap Per 1 Kolom Pier, Pile Cap mempunyai dimensi:(14,7 x 14,3 x 3,5) m(8 x 8 x 3,5) m(16,5 x 8,7 x 3,5) m(16 x 7 x 3,5) m

Pier Tipe Single Pier tinggi 10m dari top aspal existing s/d top aspalbox girder. Sedangkan diatas FO. Sudirman & UP Kuningandibuat ketinggian antara 22 s/d 24 m

Main BoxGirder

Lebar 8,75 m, tebal web 60 cm. Box Girder monolit sampaidgn 5 bentang.

Erection Menggunakan Metode Overhead Launching Gantry

Page 32: gabungan fix.pdf

32

3.3 Personalia dan Organisasi Proyek

3.3.1 Owner

Gambar 3.13 : Bagan Struktur Organisasi Owner

Page 33: gabungan fix.pdf

33

3.3.2 Konsultan

Gambar 3.14 : Bagan Struktur Organisasi Konsultan

Page 34: gabungan fix.pdf

34

3.3.3 KontraktorStruktur organisasi diatas menjelaskan mengenai uraian tugas dan tanggung jawab dari unsur – unsur yang terlibat

dalam organisasi pihak kontraktor adalah sebagai berikut :

Gambar 3.15 : Bagan Struktur Organisasi Proyek

Page 35: gabungan fix.pdf

35

1. Project Manager

Project Manager adalah seseorang yang memiliki kekuasaan

untuk memimpin semua kegiatan yang berhubungan dengan

pelaksanaan proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap

tercapainya pelaksanaan proyek sesuai kontrak. Project Manager

berfungsi mengelola sedemikian rupa, sehingga tercapai tujuan

proyek yaitu penyelesaian proyek pada waktunya dengan kualitas

yang memenuhi persyaratan dan memberikan keuntungan yang

baik bagi perusahaan.

Tanggung Jawab Project Manager :

Menyelenggarakan proyek secara konsisten mengacu

kepada RMP (Rencana Manajemen Proyek) yang sudah

ditetapkan manajemen.

Memberi masukan untuk memperbaharui lampiran –

lampiran RMP untuk updating yang disesuaikan dengan

perkembangan situasi dan kondisi pekerjaan.

Mengendalikan biaya, waktu, mutu, K3 dan Lingkungan

di proyek sesuai Kebijakan Perusahaan dan Sasaran

MK3L yang sudah ditetapkan.

Memantau dan mengukur kinerja proyek secara berkala

dan melaporkan ke DVO dan Pusat.

2. Road & Bridge Engineer

Tugas dan tanggung jawab Road & Bridge Engineer :

Review dan Persetujuan jadwal rencana kerja dan

metode pelaksanaan kontraktor untuk pekerjaan jalan

dan jembatan.

Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar

pelaksanaan, shop drawing, working drawing.

Mempekirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul

dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya.

Page 36: gabungan fix.pdf

36

Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari

Kontraktor.

Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar

pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-

contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor.

Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di

lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan

melakukan konsultasi terlebih dahulu ke Direksi

Lapangan.

Pengecekan dan persetujuan gambar As-built Drawing

yang diusulkan oleh Kontraktor.

Membantu project manager dalam membuat/

menyiapkan laporan akhir.

3. Site Operational Manager (SOM)

Tugas Site Operational Manager (SOM) adalah

melaksanakan pemantauan dan pengukuran kinerja waktu dan

biaya pelaksanaan proyek dan melaporkan ke Project Manager.

4. Site Engineering Manager (SEM)

Tugas Site Engineering Manager (SEM) adalah

melaksanakan pengendalian waktu, biaya, dan penilaian efektivitas

kinerja/ pelaksanaan RMP di proyek sesuai sasaran mutu yang

telah ditetapkan.

5. Site Administration Manager (SAM)

Tugas Site Administration Manager (SAM) :

Bersama SEM melaksanakan pengendalian biaya dan

penilaian efektivitas/ efisien pelaksanaan di proyek

sesuai sasaran RAP yang telah ditetapkan.

Page 37: gabungan fix.pdf

37

Melaksanakan pemantauan dan pengukuran Biaya

Pelaksanaan Proyek dan melaporkan ke Project

Manager dan DVO setiap bulan.

6. Construction Manager (CM)

Construction Manajer (CM) adalah orang yang menerima

perintah dari Project Manager untuk memimpin pelaksanaan

proyek di lapangan dan juga menaati dan melaksanakan project

quality plan. Bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran

pelaksanaan proyek di lapangan baik dari segi biaya, mutu dan

waktu, khususnya dalam segi pembiayaan yang dikeluarkan di

proyek (biaya langsung seperti upah, material, dan lainnya) yang

dikeluarkan di lapangan.

Bersama site engineer merumuskan dan menerapkan metode/

sistem kerja efisien. Construction Manager akan mewakili Project

Manager dalam melaksanakan suatu kontrak yang dalam hal ini

memiliki wewenang dan tanggung jawab langsung kepada project

manager. Apabila Project Manager tidak berada di lapangan, maka

Construction Manager akan bertindak untuk dan atas nama Project

Manager.

Tugas dan tanggung jawab Construction Manager :

Bertanggung jawab menetapkan metode konstruksi

yang menghasilkan mutu produk sesuai spesifikasi

teknis dan peraturan – peraturan standar yang berlaku.

Bertanggung jawab merealisasikan rencana

pelaksanaan pekerjaan dengan mutu produk sesuai

persyaratan.

Mengkoordinasi dan mengawasi pemakaian alat ukur

baik intern maupun ekstern di proyek.

Membuat laporan harian dan mingguan untuk

diserahkan kepada atasan langsung dan berdasarkan

Page 38: gabungan fix.pdf

38

jadwal mingguan tersebut dapat membuat detail

perencanaan material, alat, dan alokasi tenaga kerja.

Memastikan kesiapan tenaga kerja (mandor atau

subkontraktor) dalam jumlah yang cukup.

Memastikan kesiapan lapangan, ketersediaan material

serta alat kerja untuk pelaksanaan pekerjaan.

Wewenang Construction Manajer :

Bertindak tanpa melapor untuk mengatur urutan

pekerjaan tanpa mengubah kualitas akhir mutu produk

termasuk penyesuaian/ modifikasi pelaksanaan yang

bertujuan meningkatkan efektifitas kerja.

Bertindak tanpa melapor untuk menghentikan

sementara pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang

dari ketentuan, menentukan tindakan perbaikan serta

melanjutkan pelaksanaan.

Bertindak kemudian melapor apabila menerima atau

menolak hasil pelaksanaan pekerjaan lapangan.

Bertindak kemudian melapor untuk menerima

instruksi pemberi tugas dalam pelaksanaan pekerjaan

sejauh item konstruksi tercantum dalam bill of

quality.

7. Site Engineering Struktur

SE Struktur bertugas menghitung ulang gambar kontrak yang

dibuat oleh konsultan perencana apakah aman untuk dilaksanakan

di lapangan, dan juga bertugas untuk melakukan efisiensi jika

memang masih aman untuk dilakukan. Ia juga membantu pengawas

lapangan dalam mengawasi pekerjaan.

Page 39: gabungan fix.pdf

39

8. Site Engineering Mekanikal & Elektrikal

SE Mekanikal & Elektrikal bertugas mengawasi pelaksanaan

instalasi mekanikal & elektrikal proyek seperti instalasi listrik,

generator, instalasi AC, instalasi telepon dan lain – lain.

Tugas dan tanggung jawab Site Engineering Mekanikal &

Elektrikal:

Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor

M & E.

Berhak mengetahui laporan/ progress bulanan dari

kontraktor M & E.

9. Drafter

Drafter adalah orang yang membantu site engineer untuk

membuat gambar pelaksanaan yang mengacu pada gambar yang

dibuat oleh konsultan perencana.

Tugas dan tanggung jawab Drafter :

Menyiapkan shop drawing (gambar kerja)

Menyiapkan As Built Drawing

Menyusun metode konstruksi

Redesign jika diperlukan

Wewenang Drafter :

Memberikan masukan kepada site engineer untuk

penyajian gambar yang baik dan informatif.

Menentukan penyajian gambar, dan notasi yang

digunakan dengan persetujuan Construction Manager.

10. Pengendalian Operasional Proyek (POP)

Tanggung jawab POP :

Mengendalikan biaya proyek agar bisa digunakan

seefisien mungkin.

Page 40: gabungan fix.pdf

40

Melakukan negosiasi dengan supplier tentang bahan

yang akan digunakan dalam proyek dengan prinsip

menggunakan bahan seefisien mungkin dengan tetap

menjaga mutu bahan yang akan dipakai.

Bekerjasama dengan site engineer dalam memilih

metode yang lebih efisien.

11. Staff Administrasi (ADM)

Tanggung jawab Staf Administasi :

Membuat laporan perkembangan dari karyawan serta

memeriksa absensi dari karyawan tersebut.

Membuat semua dokumen teknis yang diperlukan.

Membantu SAM dalam menangani tagihan dari

subkontraktor maupun suplier dan tendon.

12. Logistik

Logistik adalah orang yang bertugas untuk membantu

manajer proyek dalam mengatur mobilisasi alat dan material yang

akan dipakai dalam proyek.

Tugas dan tanggung jawab logistik :

Melaksanakan schedule material yang dibuat oleh

manajer proyek dan mengawasinya agar tidak terjadi

penumpukkan material di lapangan

Mengawasi material yang akan masuk ke lapangan

agar sesuai dengan jumlah dan spesifikasi yang

diminta.

13. Supervisor

Supervisor adalah orang yang membantu manajer konstruksi

dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.

Tugas dan tanggung jawab Supervisor :

Page 41: gabungan fix.pdf

41

Membantu manajer konstruksi mengatur kelancaran

jalannya proyek.

Membantu mandor atau pekerja agar bekerja sesuai

jadwal yang ada.

Mengatur pemakaian material seefisien mungkin

tanpa mengurangi mutu yang telah ditetapkan.

Melaksanakan semua pekerjaan lapangan sesuai

dengan gambar kerja yang ada.

Melaksanakan semua pekerjaan lapangan sesuai

metode konstruksi yang telah disetujui.

Melapor kepada manajer konstruksi apabila ada

permasalahan disain di lapangan.

Bertanggung jawab terhadap permintaan material

pada gudang dari lapangan melalui bon permintaan

material.

Bertanggung jawab terhadap peminjaman alat pada

gudang melalui bon peminjaman alat

Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja para

pekerja.

Menyediakan alat – alat temporary yang diperlukan di

lapangan.

Wewenang Supervisor :

Bertindak tanpa melapor dalam pengaturan tenaga

kerja, urutan pekerjaan, pengaturan alat bantu dan

material, termasuk menegur mandor/ koordinator

subkon apabila terjadi ketidaksesuaian pelaksanaan.

Bertindak kemudian melapor dalam penghentian

sementara pekerjaan lapangan dikarenakan faktor

yang berpotensi menurunkan mutu proyek (misal:

hujan, gangguan alat, dan lain – lain)

Page 42: gabungan fix.pdf

42

14. UIT ZET

UIT ZET adalah sebuah tim yang bertugas dalam pengerjaan

pengukuran (marking) elevasi, dimensi, sudut – sudut dan lain –

lain mulai dari pengerjaan persiapan sampai pada pekerjaan

finishing.

Tugas dan tanggung jawab UIT ZET (Dipohusodo, 1996) :

Mempelajari site plan dan denah – denah lainnya

kemudian merencanakan metode pelaksanaan

pengukuran dimulai dari Bench Mark (BM) dan Garis

Sepadan Jalan (GSJ) dan Garis Sejalan Bangunan

(GSB) untuk mendapatkan posisi bangunan yang

sebenarnya.

Setelah memperoleh data – data dan letak bangunan

(azimuth, elevasi lainnya) maka surveyor mulai

melakukan marking untuk meletakkan letak patok

yang menjadi pedoman untuk pemancangan pondasi

Memberi elevasi pinjaman satu meter dari as kolom

atau as terluar dari bangunan untuk mempermudah

pengukuran.

Melakukan pengukuran secara kontinyu untuk

melakukan hal – hal sebagai berikut :

a) Menentukan titik berat kolom, dan lain – lain

b) Memberi tanda yang menunjukkan elevasi

bangunan yang menjadi pedoman bagi pekerja

lain dalam melaksanakan pekerjaannya.

c) Memeriksa bekisting pier agar tetap tegak lurus

dan tidak miring.

d) Mengukur elevasi sebelum dan sesudah

pengecoran.

e) Memberi tanda berupa titik dan garis sebagai

pedoman untuk pemasangan bekisting.

Wewenang UIT ZET :

Page 43: gabungan fix.pdf

43

Bertindak tanpa melapor dalam metode penentuan

titik acuan di lapangan maupun alokasi tim kerja

surveying.

Bertindak kemudian melapor untuk menghentikan

sementara proses pelaksanaan di lapangan yang

berpotensi atau telah menyimpang dari ketentuan.

Melakukan klarifikasi dengan atasan langsung apabila

terjadi ketidaksesuaian gambar.

15. Bagian Peralatan

Tugas dan tanggung jawab Bagian Peralatan :

Memilih lokasi dan mengatur penyimpanan material/

bahan – bahan sehingga mutunya tetap terjaga

Bertanggung jawab penuh atas jumlah barang yang

diterima sesuai surat pesanan.

Bertanggung jawab mengendalikan pengeluaran dan

pemasukan barang/ material serta mengikuti prosedur.

Wewenang Bagian Peralatan :

Bertindak kemudian melapor melakukan klarifikasi

kepada pemasok untuk kemudian menerima atau

menolak pasokan material yang tidak memenuhi

persyaratan kualitas maupun kuantitas.

Bertindak kemudian melapor berdasarkan

pemeriksaan berkala, melarang penggunaan material

berkategori rusak atau mutu turun dan melakukan

pemisahan lokasi.

16. Security

Security adalah orang yang bertanggung jawab

untuk keamanan proyek.

Tugas dan tanggung jawab Security :

Page 44: gabungan fix.pdf

44

Bertanggung jawab untuk keamanan pelaksanaan

pekerjaan.

Mengkoordinasikan kegiatan safety dengan Site

Manager.

Wewenang Security :

Bertindak tanpa melapor korektif dan preventif action

semua yang berpotensi menimbulkan bahaya dari

individu dalam lingkungan proyek.

Bertindak kemudian melapor dalam pertolongan

pertama pada korban kecelakaan kerja dalam

lingkungan proyek.

3.3.4 Hubungan Antar Unsur Pelaksanaan Kegiatan

Gambar 16 : Proses Manajemen Sederhana

Dalam manajemen kegiatan, kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian saling terkait dan berhubungan satu

sama lain. Ketiga unsur utama dalam proyek tersebut membina

hubungan kerja dalam pelaksanaan kegiatan dengan landasan

kemitraan.

Dalam Gambar 3.9 di atas, mempunyai maksud bahwa

perencanaan sebuah kegiatan atau proyek yang selanjutnya

dilaksanakan oleh pelaksana akan berjalan baik apabila selalu

dilakukan pengendalian, dalam hal ini pengendalian dari segi

kuantitas maupun kualitas. Perencana akan mengetahui keadaan

kegiatan atau proyek apabila hasil pengendalian atau pengawasan

PERENCANAAN

PERENCANAAN

PENGENDALIAN PELAKSANAAN

Page 45: gabungan fix.pdf

45

tersebut dikomunikasikan kepada pihak perencanaan, disamping

mendapatkan informasi secara langsung dari pihak pelaksanaan.

Informasi yang didapat dari kedua pihak tersebut selanjutnya diolah

dan dirumuskan untuk menentukan kebijakan yang diinstruksikan

kepada pelaksana untuk melanjutkan atau menghentikan tahapan

kegiatan/ proyek berikutnya, juga kepada pihak pengendalian untuk

melakukan tugas pengendalian atau pengawasan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini disampaikan detail

hubungan kerja antar pihak yang terkait dalam kegiatan

1. Hubungan kerja antara pemilik kegiatan dan konsultan pengawas.

a. Ada ikatan kontrak kerja.

b. Konsultan pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan

kegiatan dan mempertanggungjawabkan hasil pengawasannya

pada pemilik kegiatan.

c. Pemilik kegiatan memberikan imbalan jasa pada konsultan

pengawas.

2. Hubungan kerja antara pemilik kegiatan dengan kontraktor

pelaksana.

a. Ada ikatan kontrak kerja.

b. Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan kegiatan sesuai

kontrak, dan menyerahkan hasil pekerjaannya kepada pemilik

kegiatan.

c. Pemilik kegiatan membayar biaya pelaksanaan kegiatan dan

imbalan jasa konstruksi kepada kontrak sesuai dengan kontrak.

3. Hubungan kerja antara konsultan pengawas dan kontraktor

pelaksana.

a. Ada ikatan peraturan pelaksanaan kegiatan.

b. Kontraktor melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan.

c. Konsultan pengawas memberikan pengendalian teknis

terhadap pekerjaan kontraktor.

Page 46: gabungan fix.pdf

46

Gambar 3.17 : Koordinasi Kerja antar Unsur Kegiatan

Keterangan :

: garis instruksi

: garis koordinasi kontrol

: garis pelaporan prestasi kegiatan atau proyek

3.4 Proses Pelaksanaan Proyek

Tabel 3.5 Prosedur Pelaksanaan Proyek

No. Uraian Nama Prosedur

1. Survey Lokasi dan PengukuranProsedur Pekerjaan Survey dan

Pengukuran

2. Pekerjaan Penyiapan Gambar Kerja Prosedur Penyiapan Gambar Kerja

3. Pekerjaan Bore Pile Prosedur Bore Pile

4. Pekerjaan Galian Tanah Prosedur Galian Tanah

5. Pekerjaan Baja Tulangan Prosedur Baja Tulangan

6. Pekerjaan Beton Prosedur Beton

KONTRAKTORPELAKSANAN

PT. WASKITAKARYA

PEMILIK KEGIATAN

PT. TMJ

KONSULTANPENGAWAS

PT. Global ProfexSynergy dan ASS

Page 47: gabungan fix.pdf

47

3.5 Lingkup Proyek

Lingkup pekerjaan

Jumlah Pier : 15 lokasi (P. 58 s/d P. 75)

Jumlah Span : 14 span x 2 kiri dan kanan

Jumlah Titik Bore Pile : 221 titik ∅ 1500 mm

Kedalaman 25 m s/d 40 m dari cut of pile

Jumlah Segmen Box Girder : 272 x 2 = 544 segmen (P = 2,9 m)

3.6 Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Gambar 3.18 : Bagan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kandungan prosedur umum pengelolaan sistem manajemen

keelamatan dan kesehatan kerja ini merupakan gambaran garis besar sistem

manajemen perusahaan, yang ditujukan untuk mengelola aspek kesehatan

dan keselamatan kerja (aspek K3) bukan ditujukan untuk mengelola area-

area kesehatan, keselamatan lain seperti program - program kesejahteraan/

kesehatan karyawan, keselamatan produk, kerusakan properti ataupun

dampak lingkungan.

Page 48: gabungan fix.pdf

48

Selama pelaksanaan proyek setiap pekerja maupun pelaksana dan

staf di lapangan harus memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja

masing – masing maupun keselamatan seluruh tim, yaitu dengan:

- Memakai helm proyek sebagai pelindung kepala.

- Memakai sepatu boot.

- Memakai sarung tangan.

- Memakai seragam sesuai dengan bidang pekerjaan.

- Mengikuti tahap-tahap pelaksanaan dengan benar dan teliti

- Mengatasi hambatan lalu lintas dengan menerapkan sistem pengaturan

lalu lintas (Traffic Management).

Sedangkan untuk masalah kesehatan para pekerja di proyek

(kontraktor) memberikan jaminan kesehatan dan asuransi dari ASTEK dari

PT JAMSOSTEK.

3.6.1 Tujuan dan Sasaran K3Menekankan pada pencegahan atau memperkecil resiko yang

terjadi seperti: kecelakaan, insiden-insiden, kerugian dengan

melakukan kontrol melalui kesadaran akan perlunya pengawasan

terhadap usaha penyelamatan.

3.6.2 Pelaksanaan SMK3Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara

keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung

jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang

dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian

dan pemeliharaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam

rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja

guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Adapun ketentuan pelaksanaan SMK3 :

- Pengawasan dalam pelaksanaan

- Piket SMK3 secara rutin setiap hari

- Monitoring pelaksanaan secara periodik setiap minggu

- Inspeksi oleh P2K 3 pusat/ DVO

Page 49: gabungan fix.pdf

49

- Kunjungan direksi

- Evaluasi

- Rapat rutin SMK 3 di proyek/ DVO tiap bulan

- Rapat koordinasi dengan P2K3 pusat

3.6.3 Faktor- Faktor yang Harus Diperhatikan Dalam PelaksanaanSMK3

Faktor perencanaan

1) Perencanaan dibuat bersama proyek dan pengurus P2K3 pusat,

DVO dan proyek yang berjalan.

2) Faktor manusia

3) Penyuluhan dan sosialisasi

4) Bulletin SMK3

5) Pengaturan jam istirahat

6) Makan atau minum yang teratur

7) Teguran dan sanksi

Faktor alat

1) Checklist perawatan/ teguran dan sanksi

2) Pengujian berkala

Faktor lingkungan

1) Tempat istirahat, MCK karyawan

2) Pengawasan terus menerus (piket P2K3)

3) Perbanyak rambu-rambu dan security

4) Pengawasan perketat, seperti membuat izin masuk lokasi yang

dianggap berbahaya

Faktor wewenang

1) Memperjelas tugas dan tanggung jawab bersama

Faktor biaya

1) Optimasi sarana/ fasilitas K3 yang tersedia

2) Mutlak biaya K3 perlu dianggarkan mulai dari geladi resik

Faktor hubungan kerja

1) Mengutamakan pekerja yang berpengalaman

2) Mandor sebagai mitra usaha (anak asuh)

Page 50: gabungan fix.pdf

50

3.7 Persyaratan Mutu, K3 dan Lingkungan Bagi Subkontraktor di Istaka-

Sumbersari

3.7.1 Pendahuluan3.7.1.1 Sesuai dengan Kebijakan Mutu dan Kebijakan Keselamatan,

Kesehatan & Lingkungan ISTAKA yang telah ditetapkan,

mewajibkan setiap mitra kerjanya untuk mendukung

penerapan kebijakan tersebut di seluruh proyek yang

dilaksanakan oleh ISTAKA.

3.7.1.2 Untuk memastikan terlaksananya hal tersebut, maka setiap

Subkontraktor harus memahami sepenuhnya ketentuan –

ketentuan/ persyaratan tentang Sistem Manajemen Mutu dan

K3L yang terkait dengan para subkontraktor, sebagaimana

diuraikan pada no. 2, 3, & 4 di bawah ini.

3.7.1.3 Persyaratan ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari

Kontrak Kerja (SPK) dan tidak dimaksudkan untuk

mengganti atau menghilangkan ketentuan-ketentuan yang ada

didalam dokumen kontrak lainnya.

3.7.2 Persyaratan Sistem Mutu

3.7.2.1 Presentasi Subkontraktor

Sebelum memulai pekerjaan fisik di lapangan, maka

subkontraktor wajib membuat, menyerahkan, dan

mempresentasikan Rencana Mutu (Quality Plan) kepada

Tim Proyek ISTAKA antara lain hal-hal berikut:

o struktur organisasi

o metoda kerja

o jadwal pelaksanaan pekerjaan (S-Curve)

o jadwal tenaga kerja, material dan alat

o dll, termasuk untuk menyampaikan masalah yang masih

perlu diklarifikasi.

Page 51: gabungan fix.pdf

51

3.7.2.2 Rencana Inspeksi dan Test

Diawal pelaksanaan, subkontraktor harus memberikan

masukan, atau bersama-sama Tim Proyek ISTAKA

menentukan pekerjaanpekerjaan yang memerlukan inspeksi

dan test, untuk dijabarkan dalam RENCANA INSPEKSI &

TEST pada Buku RMP ISTAKA, serta kemudian

melaksanakannya dengan konsisten. Test ini dilakukan untuk

menjamin kualitas produk agar sesuai dengan apa yang telah

ditentukan sebelumnya.

Gambar 3.19 : Pengujian Silinder Beton

Gambar 3.20 : Hummer Test pada Produksi Box Girder di Karawang

3.7.2.3 Mock-Up

Subkontraktor harus memberikan masukan, atau bersama-

sama Tim Proyek ISTAKA merencanakan pekerjaan-

Page 52: gabungan fix.pdf

52

pekerjaan yang memerlukan ‘mock-up’ serta kemudian

melaksanakannya.

3.7.2.4 Persetujuan Material

Semua material yang akan dipergunakan, terlebih dahulu

harus diajukan kepada Tim Proyek ISTAKA, untuk

selanjutnya jika telah disepakati akan diajukan kepada

Pemberi Tugas (owner) untuk mendapatkan persetujuan.

Dalam rangka persetujuan material ini, subkontraktor harus

melaksanakan atau memberikan hal-hal berikut jika diminta :

- Data-data produk, kapasitas, dan referensi

- Hasil test produk, baik yang sudah pernah dilakukan

(berdasarkan sertifikat) atau yang diminta khusus untuk

kepentingan persetujuan material ini. Formulir hasil

pengujian benda uji beton struktur yang digunakan. Baik

berupa sampel kubus dan silinder yang telah dujikan

pada laboratorium mandiri dan batching plant.

- Peninjauan terhadap pemakaian produk yang telah

dipasang.

- MSDS (Material Safety Data Sheet)

3.7.2.5 Verifikasi

Untuk material tertentu yang sebagian atau seluruh proses

pembuatannya dilakukan di workshop (misal: granit/ marmer

yang cutting sized, panel listrik, dll), maka subkontraktor

harus mengijinkan dilakukannya verifikasi oleh Tim Proyek

ISTAKA di workshop tsb. Cara verifikasi ditentukan

bersama-sama antara Tim Proyek ISTAKA dan

subkontraktor dalam bentuk Rencana Inspeksi & Test (lihat

buku RMP).

3.7.2.6 Kalibrasi Alat Ukur

Setiap alat ukur yang dipergunakan oleh subkontraktor baik

di lapangan maupun di workshop yang berhubungan

Page 53: gabungan fix.pdf

53

langsung dengan mutu produk, harus dapat dibuktikan

kalibrasinya dalam kondisi yang valid. Tim Proyek ISTAKA

dibenarkan untuk menolak penggunaan alat ukur yang tidak

dapat dibuktikan valid hasil kalibrasinya. Dalam hal ini,

kalibrasi alat dilakukan setiap 6 bulan sekali kepada alat-alat

ukur yang digunakan, khusunya peralatan surveying.

3.7.2.7 Pengendalian Shop Drawing

Semua pekerjaan yang dilakukan oleh subkontraktor harus

berdasarkan shopdrawing yang telah disahkan oleh Tim

Proyek ISTAKA. Penggunaan shop drawing di lapangan

hanya diperkenankan yang telah diberi status

“CONTROLLED” dan “ FOR CONSTRUCTION” berupa cap

asli (bukan hasil fotokopi) dari Pengendali Dokumen

ISTAKA.

3.7.2.8 Peralatan

Setiap alat berat yang dipergunakan oleh subkontraktor baik

di lapangan maupun di workshop yang berhubungan

langsung dengan mutu produk, harus dapat dibuktikan

cheklist layak pakai dalam kondisi yang valid. Tim Proyek

ISTAKA dibenarkan untuk menolak penggunaan alat berat

yang tidak dapat dibuktikan valid hasil pemeriksaan layak

pakainya. Operator pengguna alat harus memiliki SIO (Surat

Izin Operasi) dari Depnaker yang masih berlaku.

3.7.2.9 Validasi Pekerjaan

Disamping persyaratan teknis dan administratif yang

ditentukan untuk serah terima pekerjaan, maka salah satu

persyaratan untuk dapat diserah-terimakannya suatu

pekerjaan subkontraktor adalah validasi pekerjaan.

Suatu pekerjaan dapat dinyatan valid jika telah memenuhi

hal-hal berikut:

Page 54: gabungan fix.pdf

54

- Material yang dipergunakan dapat dibuktikan telah

disetujui ISTAKA dan/ atau Pelanggan (owner)

- Pekerjaan yang dilaksanakan dapat dibuktikan telah

mengikuti/ sesuai shop drawing (gambar-kerja) yang

telah disetujui ISTAKA dan/ atau Pelanggan (owner)

- Pekerjaan yang dilaksanakan dapat dibuktikan telah

sesuai mock-up (jika ada) yang telah disetujui ISTAKA

dan/ atau Pelanggan (owner)

- Pekerjaan yang dilaksanakan dapat dibuktikan telah

melalui Inspeksi & Test yang hasilnya disetujui ISTAKA

dan/ atau Pelanggan

- Untuk mutu produk dari pekerjaan tertentu yang pada

tahap prosesnya tidak dapat dilakukan test atau verifikasi

dengan pemantauan (misal: pekerjaan las, mutu hasil

cor), maka harus dapat dibuktikan bahwa mutu produk

tsb bisa diterima, dengan adanya Berita Acara atau

rekomendasi dari yang berkompeten (Konsultan, hasil

test laboratorium, Pelanggan/ owner).

3.7.3 Persyaratan K3L

3.7.3.1 Persyaratan Umum

HIRARC

Diawal pelaksanaan, subkontraktor harus memberikan

masukan, atau bersama Tim ISTAKA yang

dikoordinasikan oleh Penanggungjawab K3L membuat

identifikasi masalah K3L dalam lingkup pekerjaannya

yang dijabarkan dalam HIRARC (Hazard Identifivation,

Risk Assesment & Risk Control atau Identifikasi Bahaya,

Penilaian Resiko & Pengendaliannya) serta kemudian

melaksanakannya dengan konsisten.

Safety Meeting/ Induction

Page 55: gabungan fix.pdf

55

Staf inti subkontraktor (PM/ SM, Pengawas), dan seluruh

pekerjanya WAJIB mengikuti ‘safety meeting’ dan

Induction yang diadakan oleh ISTAKA.

Safety Patrol

PM atau SM subkontraktor WAJIB mengikuti petunjuk

‘safety patrol’ yang dilakukan oleh Tim K3L ISTAKA.

3.7.3.2 Keselamatan Kerja

Alat Pelindung Diri (APD)

Setiap subkontraktor harus menyediakan APD bagi semua

staf dan pekerjanya yang berada di lingkungan proyek

sesuai dengan tuntutan jenis pekerjaan yang dilakukannya

serta mengacu pada hasil HIRARC, minimal sebagaimana

berikut ini:

- Semua staf dan pekerja tanpa kecuali harus memakai

helm dan sepatu pada saat berada di area kerja, pada

area-area yang ditentukan, atau sesuai rambu-rambu

yang dipasang.

- Pekerja yang bekerja di ketinggian 2 (dua) meter atau

lebih, harus menggunakan ‘sabuk pengaman’ (safety

belt).

- Pekerja las (welder) harus menggunakan ‘pelindung

mata atau pelindung muka (face shield/ welding

helmet)’ dan ‘sarung tangan’ saat melakukan

pengelasan.

- Pekerja yang bertugas pada pekerjaan: pabrikasi besi,

pabrikasi ducting, pabrikasi pipa, harus menggunakan

‘sarung tangan’.

Alat Pengaman Kerja (APK)

Setiap subkontraktor harus menyediakan APK sesuai

dengan tuntutan jenis pekerjaan yang dilakukan serta

Page 56: gabungan fix.pdf

56

mengacu pada hasil HIRARC, minimal sebagaimana

berikut ini:

- Alat Pemadam Api Ringan (APAR / Extinguisher)

dengan kapasitas yang memadai harus disediakan di

tempat pekerjaan las dilakukan, di tempat penyimpanan

bahan yang mudah terbakar (misal: cat, bahan bakar

minyak, tabung oksigen, dsb), ruang generator, dan

kantor proyek.

3.7.3.3 Kesehatan Kerja

Kotak Obat P3K

Setiap subkontraktor harus menyediakan ‘kotak obat

standar untuk P3K’ di masing-masing kantornya di

proyek.

3.7.3.4 Lingkungan Kerja

Kebersihan Jalan Umum

Setiap subkontraktor harus memastikan agar setiap

kendaraannya yang keluar dari proyek tidak mengotori

jalan umum, antara lain dengan cara membersihkan ban

kendaraan dari lumpur atau tanah terlebih dahulu.

Kantor Proyek

Pembuatan kantor proyek harus dikoordinasikan dengan

ISTAKA di proyek, untuk memperoleh lokasi, bentuk, dan

warnanya yang benar.

Tanda/ Kartu Pengenal

Setiap staf dan pekerja subkontraktor wajib memakai

’Tanda/ Kartu Pengenal’, yang pembuatannya akan

dikoordinir oleh ISTAKA di proyek.

Kebersihan Proyek

- Sampah yang berada didalam gedung/ bangunan proyek

harus ditempatkan di penampungan sampah sementara

Page 57: gabungan fix.pdf

57

diluar gedung/ bangunan proyek paling lambat dalam

waktu 1x24 jam.

- Sampah yang terkumpul di luar gedung atau yang

berada di penampungan sementara, harus dikeluarkan

darip royek selambat-lambatnya dalam waktu 2x24

jam.

- Dalam penanganan sampah ini termasuk sampah dari

pekerjaan subkontraktor, akan dikoordinir oleh

ISTAKA.

- Semua material bekas bongkaran yang tidak

dipergunakan lagi, harus dikeluarkan dari proyek

selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam.

Kerapian Proyek.

- Tumpukan material (besi, pipa, bata, dll) harus

ditempatkan berkelompok, diberi tanda (identifikasi),

dan disusun rapi, sejajar atau tegak lurus gedung.

- Pemakaian peralatan atau penempatan peralatan (misal

scaffolding, genset, dll) harus rapi, sejajar atau tegak

lurus gedung.

- Peralatan yang tidak dipergunakan lagi harus

dikeluarkan dari proyek selambat-lambatnya dalam

waktu 2x24 jam.

3.7.4 Pemeriksaan Inspeksi/ AuditUntuk memperoleh kepastian terlaksananya hal-hal

sebagaimana telah dijelaskan pada no. 2 & 3 di atas, maka Tim

ISTAKA (Tim Proyek dan/ Tim DVO/ Kantor Pusat) akan melakukan

pemeriksaan berkala atau juga dalam bentuk Inspeksi/ Audit.

Dalam hal ini, maka subkontraktor diminta kerjasamanya dan

harus memberikan akses yang diperlukan dalam batas-batas

perjanjian kerja yang telah disepakati.

Page 58: gabungan fix.pdf

58

3.7.5 Pemantauan dan Pengukuran Kinerja K3L

3.7.5.1 Untuk memperoleh Kinerja K3L sebagaimana telah dijelaskan

pada no. 2 & 3 di atas, maka Tim ISTAKA (Tim Proyek dan/

Tim DVO/ Kantor Pusat) akan melakukan pemantauan dan

pengkuran Kinerja K3L secara berkala. Dalam hal ini, maka

subkontraktor diminta kerjasamanya dan harus memberikan

akses yang diperlukan.

Page 59: gabungan fix.pdf

59

BAB IV

KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1 Pekerjaan Yang Diamati

4.1.1 UmumProyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung

Melayu – Tanah Abang ini sudah mencapai sekitar 80% saat kami

melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini. Di dalam proyek ini

terdapat dua bagian pekerjaan yaitu Typical Span dan Special Span.

Selama 8 minggu Praktik Kerja Lapangan kami memperhatikan

pencapaian pekerjaan pada bagian Typical Span. Bila dilihat dari

jadwal, proyek ini mengalami keterlambatan. Karena seharusnya

proyek ini sudah selesai pada akhir tahun 2012, tetapi pada

kenyataannya hingga pertengahan bulan Maret 2013 proyek ini belum

juga selesai. Lalu perpanjangan kontrak kerja antara kontraktor dan

owner belum terselesaikan karena pihak kontraktor harus

menyelesaikan dahulu laporan kegiatan selama tahun 2012. Oleh

karena itu, kami membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam

laporan ini. Dalam hal ini kami memaparkan pekerjaan yang diamati

selama PKL yaitu pekerjaan pada bagian Typical Span.

Pekerjaan yang berlangsung pada Typical Span saat kami

melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ialah struktur atasnya.

Dimana menggunakan Box Girder Pracetak Segmental sebagai

struktur utamanya. Dengan menggunakan Box Girder Pracetak ini

tentu diperlukan erection (pengangkatan atau pemasangan) setiap

segmennya hingga menjadi kesatuan (bentang) yang utuh. Setelah itu

di-stressing hingga pada pekerjaan closure-nya.

Page 60: gabungan fix.pdf

60

4.1.2 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang kami amati :

o Pekerjaan Erection Box Girder

o Pekerjaan Stressing Box Girder

o Pekerjaan Closure

4.2 Pekerjaan Pada Typical Span Box Girder

4.2.1 Pekerjaan Erection Box Girder

Metode konstruksi Balanced Cantilever ialah metode

pembangunan jebatan dimana dengan memanfaatkan efek kantilever

seimbangnya maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat

sendirinya tanpa bantuan maupun sokongan lain (perancah/

falsework). Metode ini dilakukan dari atas struktur hingga tidak

diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu

aktivitas di bawah jembatan. Metode balanced cantilever dapat

dilakukan secara cor setempat (cast insitu) atau secara segmen

pracetak (precast segmental). Metode balanced cantilever yang

diterapkan pada Typical Span yaitu secara pracetak segmental.

Balanced cantilever berarti pemasangan segmen pracetak

(erection) dilakukan dengan konstruksi kantilever seimbang walaupun

sebenarnya saat konstruksi, kondisi kantilever seimbang murni tidak

selalu dapat tercapai, maka dalam disain struktur selalu dipersiapkan

kondisi tidak seimbang satu segmen pracetak.

Ada dua jenis segmen yaitu pier segment dan field segment.

Pier segment adalah segmen pracetak yang berada tepat di atas pier

(pilar) atau daerah tumpuan, field segment adalah segmen pracetak

yang berada di daerah lapangan.

Page 61: gabungan fix.pdf

61

Gambar 4.21 : Pier Segment dan Field Segment

Sumber Daya Manusia

1. Pekerja : 8 Orang

2. Pengawas : 1 Orang

3. Pelaksana : 1 Orang

Peralatan

- Launcher support

- Gantry crane dan Lifting frame

- Crane (service crane)

- Peralatan stressing

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

1. Fabrikasi Box Girder

Fabrikasi box girder dalam bentuk segmental dilakukan

pada casting yard. Bentuk, dimensi, pembesian dan mutu beton

yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar

rencana.

Selama fabrikasi, diawasi oleh tenaga ahli dan konsultan

pengawas Segmental Box Girder yang telah jadi dan siap untuk

dipasang, maka harus mendapat persetujuan dari Direksi

pekerjaan sebelum dikirim ke lokasi.

2. Koordinasi Dengan Instansi Terkait

3. Pengamanan Lalu Lintas

Page 62: gabungan fix.pdf

62

Dalam bentuk pengalihan arus lalu lintas, memasang barrier dan

rambu-rambu.

4. Pelaksanaan Pekerjaan

- Pemasangan gantry crane untuk pengangkatan box girder awal

dengan bantuan temporary support (gantry crane berdiri di

atasnya). Konstruksi tenporary support ini terbuat dari

konstruksi baja yang didesain dapat menopang berat dari

gantry crane itu sendiri dan beban box girder yang ada

diangkat (berat segmen box girder maksimal).

- Box girder diangkat dengan gantry crane dan ditempatkan pada

trailler dan diantar ke lokasi pekerjaan, sampai masuk

jangkauan lifting frame.

- Pelaksanaan akan dimulai setelah mendapat persetujuan dari

Konsultan Pengawas dan Owner.

- Erection segmental Box Girder.

Tahap 1: Box girder segmental diangkut dengan trailler dikirim

ke lokasi pekerjaan, setelah sampai lokasi segmental

box girder diarahkan ke posisi tepat berada di bawah

lifting frame untuk siap diangkat.

Gambar 4.22 : Saat Box Girder Datang dengan Trailler

Page 63: gabungan fix.pdf

63

Tahap 2: Segmental box girder diputar sesuai dengan posisi

yang telah direncanakan, setelah itu segmen tersebut

dipindah erection-nya ke lifting frame yang utama.

Gambar 4.23 : Box Girder Dipasangkan Lifting Frame

Tahap 3: Erection segmental box girder secara span by span.

Atur posisi box girder yang sudah diangkat agar

memungkinkan pengangkatan dan diputarnya

segmental box girder yang lain.

Gambar 4.24 : Pemasangan Field Segment

Tahap 4: Setelah itu luruskan posisi box girder sesuai dengan

gambar kerja, pasang temporary post tension,

lakukan stressing temporary post tension ke

segmental joint field.

Page 64: gabungan fix.pdf

64

Gambar 4.25 : Pekerjaan Temporary Stressing

Tahap 5: Pasang permanen post tension, stressing permanen

post tension, lepas segmental box girder dari lifting

utama, kemudian gantry siap untuk erection

segmental box girder selanjutnya. Erection

segmental box girder telah lengkap.

5. Erection unit segmental dengan urutan segmental box girder

digantung sesuai dengan urutan.

6. Pada saat posisi segmen sudah sesuai posisi dan elevasi, lalu

dilakukan pemberian epoksi pada sisi yang akan disatukan dengan

box girder sebelumnya.

Page 65: gabungan fix.pdf

65

Gambar 4.26 : Proses Penyatuan antar Box Girder yang Lama dengan yang Baru

(di-erection)

7. Untuk justment terakhir, dengan membuat closure dicor untuk

menghubungkan dua span. Perbedaan elevasi antara dua span bisa

dihilangkan dengan metode stiching beam untuk menyamakan

kedua elevasi.

8. Metode ini dilakukan dengan cara menekan dari sisi salah satu

atau bagian sisi segmental sisi pracetak ini, agar berada pada

posisi yang diinginkan. Jika perbedaan cukup signifikan, maka

disiasati dengan penambahan lantai jembatan dengan cor

ditempat.

9. Finishing dan curing, dilanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya.

4.2.2 Pekerjaan Stressing Box Girder

Pekerjaan stressing dikerjakan oleh subkontraktor yaitu

PT.VSL Indonesia dan diikuti beberapa dari pihak meankontraktor,

konsultan pelaksana, dan selama pekerjaan stressing hasilnya

dilaporkan dalam formulir jacking force.

Pekerjaan Full Stressing pada box girder dilakukan setiap

naiknya satu segmen di kanan maupun kiri bentang balanced

kantiliver. Setelah segmen di-erection dan selesai di temporary

Page 66: gabungan fix.pdf

66

stressing, selanjutnya baru dilakukan full stressing. Full stressing

dilakukan di sisi kanan maupun kiri balanced cantilever (segmen

terakhir yang baru saja di-erection) bertujuan untuk mengikat segmen

yang baru di-erection agar menjadi satu kesatuan dengan rangkaian

segmen-segmen sebelumnya dari mulai pier segment hingga field

segment sebelumnya. Kabel strand yang ditarik saat full stressing ini

terbentang dari ujung segment balanced cantilever di sisi kanan

maupun kiri. Jadi begitu dilakukan full stressing maka pengaruh

mengikatnya terjadi dari bentangan segmen di kanan maupun kiri

yang sudah terpasang sepanjang satu pilar.

Gambar 4.27 : Struktur Metode Balanced Cantilever

Gambar 4.28 : Potongan Box Girder Lengkap Dengan Lubang Strand-nya

Page 67: gabungan fix.pdf

67

Gambar 4.29 :Detail Anchor Type Gc6-12

Data Peralatan

Nama alat :Hidraulik Jack/ Indikator Pressure Gauge

Tipe : ZPE-460

Merk : Wika/ Germany

Kapasitas : 460tf/ 0-80 MPa

Gambar 4.30 :Peralatan Stressing

Sumber Daya Manusia

1. Pekerja : 10 Orang (5 orang untuk masing-masing sisi)

2. Pengawas : 1 Orang

3. Pelaksana : 1 Orang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

1. Tahapan Persiapan;

- Perkuatan stressing bed.

- Persiapan pemotongan strand menggunakan disc cutter.

- Persiapan pemasangan platform.

Page 68: gabungan fix.pdf

68

Gambar 4.31 : Platform yang Telah Terpasang

2. Tahapan Pelaksanaan;

- Penusukan cable strand ke dalam cable duct.

- Pemasangan jack gun/ prestressing jack untuk proses

penarikan.

Gambar 4.32 :Pekerja yang Sedang Melakukan Persiapan Stressing

- Stressing dilakukan dengan urutan penarikan sesuai dengan

jacking force yang telah disetujui.

- Untuk mengontrol tegangan dan perpanjangan kabel (cable

elongation), stressing dilakukan dengan tahap tekanan tiap

1000 psi hingga mencapai tekanan stressing yang direncanakan

dan pembacaan elongation akan dicatat dan dibandingkan

dengan elongation teoritis yang telah dihitung untuk

mengetahui mutu strand yang digunakan.

Page 69: gabungan fix.pdf

69

Gambar 4.33 :Pengukuran Cable Elongation (Perpanjangan Kabel) Setelah

Stressing

Gambar 4.34 :Saat Stressing Selesai Dilakukan

3. Tahap Akhir;

- Pekerjaan grouting. Pekerjaan ini dapat dilakukan setelah

pekerjaan stressing record disetujui oleh pihak terkait.

- Pemotongan kabel baja prategang yang berada pada angkur

minimum 2 cm dari tepi terluar baji.

Gambar 4.35 :Proses Pemotongan Strand Tendon

Page 70: gabungan fix.pdf

70

- Anchorage head dispatching/ ditutup dengan mortar semen

untuk mencegah keluarnya bahan grouting dari sela-sela strand

atau baji, lalu dibiarkan selama 24 jam sebelum di-grouting.

- Pembersihan tendon yang berisi strand dengan menggunakan

air bersih yang disemprotkan ke dalamnya, lalu air akan

dikeluarkan dengan menggunakan air compressor, hingga

duct-nya kering dan bebas dari minyak.

- Mempersipakan campuran cement grout sesuai dengan

komposisi campuran rencana yang disetujui sebagai berikut;

Masukkan air kedalam mixer elektrik, kemudian masukkan

semen perlahan-lahan setelah merata baru ditambahkan

bahan grouting.

Lama pencampuran cement grout kurang lebih 2 menit

sampai cream atau pasta.

Cement grout diinjeksikan ke dalam duct.

Cement grout diinjeksikan kedalam duct dengan tekanan

sekitar 0,25 M/m2, dari satu sisi sampai penuh yang

ditandakan dengan keluarnya adukan cement grout dari

grout outlet ujung lainnya. Kemudian tutup lubang grouting

dan pekerjaan stressing selesai.

Page 71: gabungan fix.pdf

71

Gambar 4.36 :Form Stressing Dua Arah Bergantian

4.2.3 Pekerjaan Closure Box Girder

Pekerjaan closure merupakan suatu penutup atau sambungan

akhir yang berada di tengah bentang pada box girder. pekerjaan

pengecoran penutup atau penyambung untuk menghubungkan

kantilever-kantilever box girder yang berdiri sendiri. Pekerjaan

closure terdiri dari; pekerjaaan pembesian, pemasangan bekisting dan

pengecoran.

Pekerjaan Pembesian

1. Persiapan

- Memeriksa perlengkapan alat-alat yang akan digunakan.

- Menyediakan tenaga bantu yang dibutuhkan.

2. Inspeksi Pelaksanaan

- Besi lurus, bebas karat denan kondisi sesuai spek teknis.

- Pemotongan, pembengkokan dilakukan pada saat kondisi

dingin.

- Perakitan (vol, bentuk dan diameter) pada lokasi pekerjaan

sesuai gambar kerja dan spesifikasi teknis.

3. Metode Pelaksanaan

Pekerjaan pembesian pada closure adalah meluruskan

kembali tulangan-tulangan yang sengaja dicoak dan dikeluarkan

Page 72: gabungan fix.pdf

72

tulangangannya. pekerjaan pencoakan sudah dilakukan di precaster.

Ataupun ada box girder yang permukaannya di bor untuk

penambahan tulangan dan yang akan disambung dengan tulangan

box girder selanjutnya, untuk menentukan titik pengeboran harus

mengacu pada shop drawing yang telah ditetapkan / disetujui.

Setelah dilakukan pengeboran maka selanjutnya memasukan

tulangan kedalam lubang dengan menambah lem Hilti yang

berfungsi untuk merekatkan antara tulangan dan beton. Namun

sebelum memasukan tulangan, lubang yang telah di bor

dibersihkan dengan menggunakan mini compressor, agar lubang

bersih dari sisa atau kotoran akibat pengeboran.

Page 73: gabungan fix.pdf

73

Gambar 4.37 : Bagan Alir Pekerjaan Pembesian

Transportasi dari supplierke lokasi pekerjaan

Penyimpanan &perawatan material di

gudang

Pemeriksaan materialTes Tarik

Hasil test diketahui QC &SE

Penimbangan

Pemotongan &Pembengkokan

Pemasangan di Lapangan

Pemeriksaan : jumlah,diameter, lokasi

Hasil

Siap dicor

Cari materialbaru

Daftar pembengkokantulangan

tidak

baik

Page 74: gabungan fix.pdf

74

Gambar 4.38 :Proses Pelaksanaan Pembesian Closure

Pekerjaan Bekisting

Bekisting closure dirangkai dibawah oleh pekerja dan diangkatmenggunakan crane. Selanjutnya pekerja memasang bekisting dantie rod dari dalam dan luar box.

Gambar 4.39 : Closure yang Sudah Dipasang Bekisting

Page 75: gabungan fix.pdf

75

Pekerjaan Pengecoran

1. Persiapan

- Memeriksa perlengkapan alat-alat yang akan digunakan.

- Menyediakan tenaga bantu yang dibutuhkan.

- Membuat request/ Ijin Kerja serta dilampirkan metode kerja dan

shop drawing.

- Membuat pengamanan kerja untuk mencegah kecelakaan/

bahaya lingkungan/ lalu lintas, dsb.

2. Inspeksi Pelaksanaan

- Pengecekan dolak untuk campuran proporsi bahan beton sudah

sesuai dengan dimensi job mix.

- Pengecekan dabrikasi dan instalasi bekisting apakah sudah

sesuai dengan acuan kebutuhan yang digunakan.

- Pengecekan campuran proporsi beton:

Apakah sudah sesuai dengan proporsi campuran job mix

yang telah disetujui.

Apakah pencampuran sudah dilengkapi dengan tanki air

yang memadai dan alat ukur yang akurat unruk mengukur

dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap

penakaran.

- Pengecekan pengecoran

Sebelum pengecoran dimulai, apakah seluruh acuan,

tulangan dan benda lain yang sudah dipasang dan diikat

sudah cukup kuat agar tidak bergeser pada saat pengecoran.

Apakah acuan harus dilanjutkan apabila pengecoran tanpa

berhenti.

Apakah pengecoran dalam cetakan mempunyai ketinggian

lebih dai 150 cm,

Apakah bidang-bidang beton lama yang akan disambung

dengan beton yang akan dicor sudah dikasarkan,

dibersihkan dari bahan yang lepas dan rapuh.

Page 76: gabungan fix.pdf

76

Apakah saat pengecoran pemadatan sudah menggunakan

vibrator.

Gambar 4.40 : Closure Saat Dipasang Bekisting

Gambar 4.41 : Closure Saat Sudah Jadi

Closureyang sudah

jadi

Page 77: gabungan fix.pdf

77

Gambar 4.42 :Diagram Alir Pekerjaan Inspeksi Beton

MULAI

Job mix & trial mix betondgn mutu sesuai yang

disyaratkan

Fabrikasi & instalasibekisting

Campuran proporsi bahanbeton sesuai dgn job mix

Pengecoran

Curing/ perawatan beton

SELESAI

I 1

I 2

I 3

I 4

Persiapan

- Alat-alat- Tenaga- Request- Shop

drawing

tidak

tidak

tidak

tidak

ya

ya

ya

ya