27
Pengambilan sampel untuk kasus toksikologi

G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

Page 1: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Pengambilan sampel untuk kasus toksikologi

Page 2: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Pendahuluan

Setelah kematian :

• Tjd perubahan struktur biokimia sel

• Obat / racun dapat terlepas dari ikatan dg reseptor di jaringan atau organ.

• Obat / racun yang tidak diabsorbsi oleh lambung, dapat menyebar ke jaringan sekitarnya.

Page 3: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

• Beberapa hal yg perlu diperhatikan dlm pengambilan sampel :

1. Waktu pengambilan sampel

2. Jenis dan cara pengambilan sampel

3. Bahan pengawet

4. Kontainer

Page 4: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Waktu pengambilan sampel

• Semakin cepat sampel diambil----- semakin baik.

• Pembusukan dan autolisis sel dapat menurunkan kadar zat volatil dan beberapa jenis obat

• Carbon monoksida relatif stabil di dalam tubuh

Page 5: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Jenis dan cara pengambilan sampel

• Darah dan Urine ------- rutin

• Jaringan otak, hepar. Kuku, rambut dll

------ untuk kasus- kasus tertentu.

Page 6: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Darah

• Pengambilan sampel darah didaerah sentral ( jantung) akan memberikan kadar zat yg lebih tinggi dibandingkan dg sampel darah perifer

• Pengambilan sampel darah perifer yg dianjurkan ---- darah pada vena femoralis

• Volume darah yg diambil : 50 – 100 ml.

Page 7: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Urine :

• Sampel urine memberikan nilai yg cukup berharga pada kasus-kasus penyalahgunaan obat.

• Pengambilan sampel dpt dg kateter maupun pungsi supra pubik.

• Volume urine yang diambil ----- 30 ml.

Page 8: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Empedu

• Bermanfaat utk memeriksa penyalahgunaan morfin dan klorpromazin

• Karena viskositasnya yg tinggi ----- pengumpulan sampel dpt langsung dituang kedalam botol

Page 9: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Vitreous humour :

• Merupakan cairan tubuh yg relatif paling tahan thd proses pembusukan dibanding cairan tubuh lain.

Hepar :

• Dianjurkan mengambil sampel hepar pada lobus kanan ------ jauh dari cairan empedu dan dari pengaruh difusi obat yg menyebar keluar dari lambung.

• Berat : 100 g

Page 10: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Paru :

• Untuk kasus kematian yg diduga krn keracunan gas atau zat volatil

• Diambil 100 g pada apeks paru, dimasukkan botol bermulut lebar atau kantung nilon dan disimpan pd suhu 4º C selama pengiriman ke laboratorium toksikologi.

Page 11: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Otak :

• Untuk kasus kematian yg diduga krn keracunan gas atau zat volatil

• 100 g sampel otak ditempatkan di botol bermulut lebar atau kantung nilon dan dibekukan terlebih dulu sampai dibawa ke laboratorium.

Page 12: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Rambut :

• Investigasi kematian krn penyalahgunaan obat ( opiat atau methadone )

• Analisa rambut dapat memberi informasi yg berguna pd kasus-kasus kronisitas penyalahgunaan obat.

• Rambut dipotong seproksimal mungkin pd kepala

Page 13: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Kuku dan tulang :

• Investigasi kasus-kasus keracunan kronik arsen atau logam berat

Lambung :

• Investigasi kasus keracunan sianida oral ataupun kasus mati mendadak dg sejumlah besar obat masih berada didalam lambung.

Page 14: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Bahan pengawet

• Sedapat mungkin sampel yg dikirim ke laboratorium dalam keadaan “segar”.

• Pada sampel darah, antikoagulan dpt ditambahkan ke dalam sampel.

• Sampel darah dpt diberi sodium atau potasium fluorida 50 – 100 mg / 10 ml darah.

Page 15: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Kontainer

• Sedapat mungkin tempat untuk menampung sampel selalu baru dan bebas dari bahan kimia.

• Dapat terbuat dari plastik, gelas ataupun karet yang mempunyai penutup.

• Darah / urine ditampung pada gelas berpenutup ukuran 30 ml

• dll

Page 16: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Labeling dan penyimpanan sampel

• Semua botol sampel hrs diberi label jelas.

• Meliputi : identitas, tanggal pengambilan sampel, nomor label mayat.

• Pada sampel darah, tempat pengambilan sampel hrs disebutkan.

• Semua sampel disegel dan masing-masing ditempatkan pd kantung plastik yg berbeda.

Page 17: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Pemeriksaan lab sederhana

Page 18: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Darah

• Tes penyaring darah : reagen

Dasar : H2O2 + darah ------- Perub warna

Cara : Gosokkan kertas saring pd bercak

Teteskan H2O2 20%

Teteskan 1 tetes reagen

1. Benzidin : (+) warna biru gelap

2. PP : (+) merah muda

Page 19: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

• Tes penentuan darah :

Dasar : Terdptnya pigmen/kristal hematin dan hemokromogen

1. Teichman

Seujung jarum bercak kering letakkan pd gelas obyek

Tambahkan 1 butir kristal NaCl

Tambahkan 1 tetes asam asetat glasial

tutup deck glass---- panaskan

(+) btg2 berwarna coklat (kristal hemin-HCl)

2. Wagenaar

3. Takayama

Page 20: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Spermatozoa

• Preparat tanpa pewarnaanUsapkan cairan vagina yg dicurigai pd gelas obyektambahkan 1 – 2 tetes NaCl 0,9 %.tutup dg deck glass dan dilihat di mikroskop ( 40 x )Gerakan spermatozoa menunjukkan ejakulasi, 30 – 60 menit.

Page 21: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

• Preparat dg pewarnaan1. Malachite – green

Usapkan cairan yg dicurigai pd obyek glass dan keringkan.Warnai dg malachite green 1 % selama 1 menit----- cuci dg air.Warnai dg Eosin yellowfish 1 % selama 1 menit ----- cuci dg air.Amati di mikroskop ( 40 x )

2. Pewarnaan Baechi

Page 22: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Cairan Semen• Dasar : adanya cholin dalam semen.1. Reaksi Florence

buat reagen dg mencampur iodium 1 g + KI 2 g + aquades 40 ml.bercak diekstraksi dg sedikit airletakkan ekstrak pd kaca obyek dan keringkantutup dg deck glassTeteskan reagen dipinggir deck glass dan biarkan mengalir bercampur ekstrak tsb.Lihat dibawah mikroskop . (+) gambaran daun bambu berwarna coklat

2. Reaksi Berberio.

Page 23: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Tes apung paru

• Dasar : adanya residu udara dlm alveoli• Syarat : tidak ada pembusukkan lanjut• Cara :

Keluarkan organ leher dan rongga dada

Masukkan kedalm air :

Mengapung---------- tlh bernafas

gas pembusukkan

Tenggelam --------- belum bernafas

Page 24: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Kedua paru dilepas, pisahkan tiap lobus masukkan ke air.

Ambil masing-masing 5 potong kecil, pd bag tepi lobus.

Celupkan potongan tsb ke dalam air

Mengapung ----- tlh bernafas / pembusukkan

tenggelam -------- blm bernafas / aspirasi benda lain.

Bila mengapung, potongan ditekan dg 2 karton lalu celupkan lagi.

mengapung ----- udara residu akibat pernafasan

tenggelam ------ gas pembusukkan / resusitasi

Page 25: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Tes apung sal cerna

• Syarat : belum ada pembusukkanSaluran cerna diangkat in totoPd cardia, pilorus, duodenojejunalis dan

ileocaecal diikat masing-masing 2 simpul kmd dipotong diantara 2 simpul tsb.

Semua potongan dimasukkan kedalm air.Terapung ----- udara dlm saluran cerna/resusitasiTenggelam---- mungkin belum bernafas.

Page 26: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Toksikologi

• Tes resistensi alkali

Dasar : CO-Hb resisten thd alkali

100 ml air + 2 tetes darah

Tambahkan 5 tetes NaOH 10 – 20 %

Lihat perub warnanya.

(+) Coklat

Page 27: G. Pengambilan Sampel Toksikologi

Tes diatome

• Dasar : adanya diatome dlm paru, dinding sel tahan thd H2SO4 pekat.

Jaringan paru bag perifer sebanyak 100 gMasukkan kedlm gelas takar, tambah H2SO4 pekatDibiarkan 12 jam sampai hancur membubur berwarna

hitamTambahkan HNO3 pekat tetes demi tetes sampai berwarna

jernihPutar dg sentrifuge sampai tjd endapan hitamAmbil endapan dg pipet, taruh diobyek glass--- tutup dg

deck glass—lihat di mikroskop