146

FUNGSI EKONOMI...PT Semen Padang merupakan titik awal industri persemenan di tanah air. Berdiri tahun 1910, pabrik Semen Padang Berdiri tahun 1910, pabrik Semen Padang yang berada

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • FUNGSI EKONOMISeorang petani karamba memberi makan ikan peliharaannya di embung bekas galian tanah liat

    di pabrik Semen Gresik, Tuban, Jatim. Selain untuk mengairi sawah, danau buatan tersebut memang dimanfaatkan

    warga untuk membudidayakan aneka jenis ikan air tawar dengan sistem karamba.

  • Agung WihartoSVP Corporate Secretary

  • iii

    Menjadi komitmen bagi kami, PT Semen indonesia (Persero) Tbk, untuk terus memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. Tak hanya memberi kontribusi langsung pada pendapatan negara lewat proses bisnis yang kami jalankan, Semen indonesia juga berperan aktif dalam program-program pengabdian sosial dan lingkungan yang kami gerakkan di program Corporate Social Responbility (CSR).

    Program-program yang kami luncurkan selalu terukur, tepat sasaran, dan kami pastikan berdampak positif bagi lingkungan sosial sekitar. Dalam perspektif kami, fungsi sosial yang kami jalankan itu haruslah dirancang sebagai bagian dari langkah perusahaan yang berkelanjutan, bahwa perusahaan ini harus bersinar untuk masa depan, begitu pula kondisi sosial dan lingkungan sekitar. Semua harus seiring sejalan, selaras dengan lima elemen, diantaranya adalah: (1) ketersediaan dana, (2) misi lingkungan, (3) tanggung jawab sosial, (4) terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah), dan (5) mempunyai nilai keuntungan/manfaat.

    Sejalan dengan pemberdayaan lingkungan sosial dan bumi yang kita pijak ini, CSR perusahaan harus benar-benar mampu dirasakan dan menjangkau semua komponen yang membutuhkan dengan tepat sasaran. Keberhasilan dalam menjalankan program ini akan memberi dampak positif bagi kinerja perusahaan dalam mewujudkan visi dan misi untuk turut menyejaterahkan bangsa.

    Pada Program Kemitraan, kesuksesan para mitra UKM dalam mengelola usaha yang digelutinya menjadi parameter yang gamblang untuk mengukur program yang digulirkan. Tumbuh, Maju dan akhirnya Sejahtera yang dirasakan para mitra menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami. Pada tahun 2017, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, telah menyalurkan dana bantuan bagi UKM Mitra Binaan sebesar Rp 73,90 miliar dan hibah sebesar 3,72 miliar. Efektivitas penyaluran dana tahun 2017 mencapai 95,19 %. Sedangkan tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman mencapai 43,56 %. Pemberdayaan potensi usaha masyarakat pun membawa dampak yang siginifikan, yaitu lewat pertumbuhan jumlah mitra binaan. Dimana pada tahun 2017 mencapai 37.612 mitra atau naik sebesar 6,49 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 35.321 mitra.

    Tenaga kerja yang terserap dari para mitra binaan yang tergabung sebanyak 72.620 pekerja, meningkat sebesar 6,35 % dari tahun sebelumnya yang tercatat 68.287 pekerja. Sederet kenaikan ini juga diikuti peningkatan omzet dari para mitra binaan. Tahun 2017 omzet yang tercatat sebesar Rp 2,32 triliun. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 4,91 % dari tahun sebelumnya yang membukukan omzet sebesar Rp 2,21 triliun.

    Begitu halnya dengan Program Bina Lingkungan. Kami dengan sigap selalu hadir, mengulurkan tangan pada mereka yang membutuhkan untuk bersama-sama bangkit dari kesulitan maupun musibah yang dihadapi. Baik dalam penyaluran bantuan bencana alam, pendidikan, pengembangan sarana/prasarana, sarana umum, rumah ibadah, pelestarian alam, bantuan sosial kemasyarakatan dalam pengentasan kemiskinan. Semua dirangkai dalam upaya memberi dampak nyata dan membangun citra positif perusahaan. Untuk semua ini, yang terangkum dalam delapan bidang besar Program Bina Lingkungan telah disalurkan bantuan sebesar Rp 59,12 miliar sepanjang tahun 2017 lalu.

    Semua yang telah dilakukan itu, pada akhirnya bermuara pada terus tumbuhnya masyarakat yang bersinar untuk masa depan, mampu mengadopsi inovasi, sejahtera yang tumbuh di lingkungan sehat. Kesemuanya akan menjamin keberlangsungan operasional dan eksistensi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk terus memberikan yang terbaik bagi bangsa ini.

    Gresik, Februari 2018PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

    Agung WihartoSVP Corporate Secretary

    Kata Pengantar

    Laporan Tahunan PKBL 2017

  • MAHAKARYAJembatan Kelok Sembilan di Kota Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota,

    menjadi ikon megakonstruksi Sumatera Barat. Destinasi wisata ini merupakan karya anak bangsa yang dibangun menggunakan produk PT Semen Padang.

  • v

    DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK

    Doddy Sulasmono DiniawanDIREKTUR STRATEGI BISNIS DAN PENGEMBANGAN USAHA

    Benny Wendry DIREKTUR PRODUKSI

    AhyanizzamanDIREKTUR PEMASARAN DAN SUPPLY CHAIN

    Agung YunantoDIREKTUR SDM DAN HUKUM

    Fadjar JudisiawanDIREKTUR KEUANGAN

    Tri AbdisatrijoDIREKTUR ENJINIRING DAN PROYEK

    Hendi Prio SantosoDIREKTUR UTAMA

    Berdiri dari kiri

    duduk dari kiri

  • vi

    KATA PENGANTAR iii

    DAFTAR ISI vi

    DAFTAR LAMPIRAN vii

    BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….……………………………….......... 2

    1.1. KONDISI UMUM …………………………………………........……………………………….............……… 2

    1.1.1. Penyaluran Dana ………………..………………………………..……………………………….................... 3

    1.1.2. Perkembangan Jumlah Dana Tersedia …………………………..………………………………................. 3

    1.1.3. Perkembangan Mitra Binaan ……………………………………..……………………………….................. 4

    1.1.4. Pengaruh Perkembangan Program Kemitraan & Bina-LingkunganTerhadap Masyarakat Sekitar ………. 4

    1.1.5. Kondisi Piutang Mitra Binaan …….……………………..………………………………................................ 5

    1.2. GAMBARAN SINGKAT PELAKSANAAN PROGRAM - KEMITRAAN & BINA LINGKUNGAN ……….....….….... 6

    1.3. LANDASAN HUKUM ……………………………………………..……………………………….................... 6

    1.4. STRUKTUR ORGANISASI ………………………..……………………..………………………………........... 7

    BAB II PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN ……………………………….... 12

    2.1. RENCANA KERJA DAN REALISASI PKBL …………………………..……………………………................. 12

    2.2. ALOKASI DANA PKBL …………................................................................................................................... 12

    2.3. KEGIATAN PEMBINAAN MITRA BINAAN ……………………………………………………...................... 12

    2.4. PERKEMBANGAN KINERJA PROGRAM KEMITRAAN …………............................................................... 17

    2.5. PROFIL MITRA BINAAN ………….................................................................................................................. 19

    2.6. KEGIATAN BINA LINGKUNGAN …………................................................................................................... 34

    FOTO PIAGAM PENGHARGAAN ………………………...........................................................................……….... 40

    Daftar Isi

    Laporan Tahunan PKBL 2017

  • vii

    4 Variabel Utama Pelaksanaan PKBL Tahun 2017

    4 Realisasi Akumulasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan sampai dengan Tahun 2016 dan

    2017 Berdasarkan Jenis Bantuan yang Disalurkan

    4 Realisasi Akumulasi Penyaluran Dana Bina Lingkugan Sampai dengan Tahun 2016

    danTahun 2017 Berdasarkan Wilayah/Propinsi

    4 Realisasi Akumulasi Penyaluran Program Kemitraan Sampai dengan Tahun 2016 dan

    Tahun 2017 Berdasarkan Sektor Usaha Mitra Binaan

    4 Realisasi Akumulasi Penyaluran Program Kemitraan Sampai dengan Tahun 2016 dan

    Tahun 2017 Berdasarkan Propinsi

    4 Realisasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan Tahun 2016 dan Tahun 2017 Berdasarkan

    Jenis Bantuan yang disalurkan

    4 Realisasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan Tahun 2016 dan Tahun 2017 Berdasarkan

    Wilayah/Propinsi

    4 Realisasi Penyaluran Program Kemitraan Tahun 2016 dan Tahun 2017 Berdasarkan

    Sektor Usaha Mitra Binaan

    4 Realisasi Penyaluran Dana Program Kemitraan Tahun 2016 dan Tahun 2017 Berdasarkan

    Propinsi

    4 Posisi Piutang Program KemitraanTanggal 31 Desember 2016 dan Tahun 2017

    Berdasarkan Propinsi

    4 Posisi Piutang Program Kemitraan Per Tanggal 31 Desember 2017 Berdasarkan Sektor

    dan Kualitas Piutang

    4 Posisi Piutang Bermasalah Program Kemitraan Per Tanggal 31 Desember 2016 danTahun

    2017 Berdasarkan Wilayah/Propinsi

    4 Posisi Piutang Bermasalah Program Kemitraan Per Tanggal 31 Desember 2016 dan 2017

    Berdasarkan Sektor Usaha Mitra Binaan

    4 Laporan Keuangan PKBL PT. Semen Indonesia Untuk Tanggal yang Berakhir Per Tanggal

    31 Desember 2017

    4 Laporan Keuangan PKBL PT. Semen Padang Untuk Tanggal yang Berakhir Per Tanggal

    31 Desember 2017

    4 Laporan Keuangan PKBL PT. Semen Tonasa Untuk Tanggal yang Berakhir Per Tanggal

    31 Desember 2017

    Daftar LampiranLampiran 1

    Lampiran 2

    Lampiran 3

    Lampiran 4

    Lampiran 5

    Lampiran 6

    Lampiran 7

    Lampiran 8

    Lampiran 9

    Lampiran 10

    Lampiran 11

    Lampiran 12

    Lampiran 13

    Lampiran 14

    Lampiran 15

    Lampiran 16

    Laporan Tahunan PKBL 2017

  • PABRIK SEMEN PADANGPT Semen Padang merupakan titik awal industri persemenan di tanah air. Berdiri tahun 1910, pabrik Semen Padang

    yang berada di kawasan Indarung, Padang, menjadi satu dari empat warisan Belanda yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Sumatera Barat. Perusahaan ini menjadi pilar transformasi sosiologis, ekonomi dan kultural

    yang dialami masyarakat sekitar satu abad silam.

  • BAB I

  • 02

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    BAB I PENDAhuluAN

    1.1. KONDISI UMUMPT Semen Indonesia (Persero) Tbk, adalah  induk perusahaan yang membawahi empat anak perusahaan

    yaitu PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, dan Thang Long Cement. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebagai perusahaan publik, memiliki tanggungjawab dalam memenuhi harapan masyarakat, pemegang saham, serta memperhatikan kesejahteraan pegawai. Disamping itu harapannya perusahaan juga menjadi motivator dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Sejalan dengan hal tersebut, sampai dengan saat ini perseroan bertekad untuk tetap menjalin komunikasi yang harmonis dengan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Tekad ini mengilhami Visi dan Misi Perseroan ”Mencapai tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) yang terarah, tepat guna, tepat sasaran, guna menciptakan keseimbangan pertumbuhan ekonomi, sosial maupun lingkungan alam”.

    Dalam Visi dan Misi tersebut, tersurat dengan jelas tujuan CSR. Menjadikan keseimbangan pertumbuhan ekonomi dengan lingkungan sosial dan alam sebagai cermin tersedianya konsep triple bottom line dalam corporate culture perseroan, yaitu kesejahteraan atau kemakmuran ekonomi (economic prosperity), peningkatan kualitas lingkungan (environmental quality), keadilan sosial (social justice).

    CSR menjadi wadah partisipasi perseroan dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Program Kemitraan fokus pada bagaimana mitra binaan mendapat manfaat di bidang ekonomi yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Program Bina Lingkungan merupakan sarana untuk menjaga keseimbangan pasca kegiatan produksi, minimal menjaga agar kondisi lingkungan tetap sama dengan sebelum adanya penambangan.

    Program Bina Lingkungan terdiri dari 8 (delapan) bidang besar yakni bantuan sosial kemasyarakatan, bantuan sarana umum, bantuan pendidikan dan/pelatihan, bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan korban bencana alam, bantuan pembinaan mitra binaan Program Kemitraan. Dalam bidang ekonomi, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, fokus pada upaya pengembangan pola pendampingan usaha kecil dan menengah. Tentu saja dengan mengedepankan aspek pemerataan, kemandirian, profesionalisme dan etika. Berkembangnya pola pendampingan usaha kecil itu diharapkan bisa memacu potensi usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri.

    Sedangkan tanggung jawab bidang lingkungan diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang menunjang pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, sangat menyadari bahwa pencapaian kinerja finansial dan sosial tidak akan efektif tanpa didukung kepedulian untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

  • 03

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    1.1.1. Penyaluran DanaSebagai wujud kepedulian serta tanggungjawab sosial dan lingkungan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,

    melalui Program Kemitraan pada tahun 2017 telah merealisasi penyaluran dana kepada para pelaku usaha kecil dan menengah dengan total dana sebesar Rp 73,90 miliar dan hibah Rp 3,72 miliar. Penyaluran dana tahun 2017 tersebut adalah dengan memanfaatkan saldo dana tahun lalu dan pengembalian angsuran mitra binaan yang merupakan dana bergulir di masyarakat.

    Wilayah kegiatan program kemitraan tahun 2017 mencakup Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan (daftar lampiran 5). Penyaluran Bina Lingkungan terdiri dari delapan bidang besar yakni bantuan sosial kemasyarakatan, bantuan sarana umum, bantuan pendidikan dan/pelatihan, bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan korban bencana alam, bantuan pembinaan mitra binaan Program Kemitraan. Program Bina Lingkungan telah menyalurkan dana senilai Rp 59,13 miliar, atau meningkat 3,37 % dari tahun 2016 yang mencapai Rp 57,20 miliar.

    1.1.2. Perkembangan Jumlah Dana TersediaPada tahun 2017 Program Kemitraan memiliki dana tersedia sebesar Rp 167,81 miliar atau turun sebesar 0,40 % dari

    tahun 2016 yang mencapai Rp 168,49 miliar, yang terdiri atas sisa dana tahun lalu, pengembalian pokok pinjaman dan pendapatan jasa administrasi (tabel 1).

    Tabel 1 : Dana Tersedia (dalam jutaan rupiah)

    Uraian 2017 2016 % Naik turun)Semen Indonesia :- Saldo Awal Dana 30.604 7.379 314,74

    - Alokasi Penyisihan Laba 44.000 60.100 (26,79)- Pengembalian Pinjaman 49.700 51.043 (2,63)- Pengembalian Dana dari BUMN

    Pembina lain/Lembaga Penyalur600 3.042 (80,27)

    - Jasa Adm. Pinjaman 2.748 3.845 (28,54)Jumlah Sumber Dana 127.652 125.410 1,79Semen Padang :- Saldo Awal Dana 842 771 9,25

    - Alokasi Penyisihan Laba 11.387 15.100 (24,59)- Pengembalian Pinjaman 8.075 7.870 2,60- Pengembalian Dana dari BUMN

    Pembina lain/Lembaga Penyalur- - -

    - Jasa Adm. Pinjaman 1.071 1.059 1,09Jumlah Sumber Dana 21.374 24.800 (13,81)Semen Tonasa :- Saldo Awal Dana 907 994 (8,75)

    - Alokasi Penyisihan Laba 5.000 5.000 -- Pengembalian Pinjaman 11.731 11.416 2,76- Pengembalian Dana dari BUMN

    Pembina lain/Lembaga Penyalur- - -

    - Jasa Adm. Pinjaman 1.150 876 31,31 Jumlah Sumber Dana 18.788 18.286 2,75

    Total 167.814 168.496 (0,40)

  • 04

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    1.1.3. Perkembangan Mitra BinaanSampai dengan akhir tahun 2017 jumlah mitra binaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencapai 37.612

    mitra atau meningkat 6,49 % dibanding tahun 2016 sebesar 35.321 mitra. Seiring dengan perkembangan usaha mitra binaan membawa dampak yang signifikan dengan bertambahnya jumlah penyerapan tenaga kerja maupun omzet mitra binaan tersebut. Rincian perkembangan mitra binaan dapat dilihat pada (tabel 2).

    1.1.4. Pengaruh Perkembangan Program Kemitraan & Bina Lingkungan Terhadap Masyarakat SekitarProgram Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah melaksanakan

    pemberdayaan sosial dan lingkungan serta potensi usaha masyarakat. Ini dimaksud dalam upaya menyejahterakan masyarakat yang mempunyai taraf hidup layak, mengubah lingkungan menjadi lebih baik serta membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tak kalah penting yakni pemerataan hasil pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

    Pengaruh PKBL terhadap masyarakat sekitar sangat dirasakan. Hal ini terlihat semakin tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi di sekitar perusahaan. Berbagai usaha dengan bermacam-macam sektor muncul seiring dengan semakin meningkatnya roda perekonomian daerah sekitar pabrik. Melalui kegiatan Program Kemitraan, mitra binaan mendapat manfaat di bidang ekonomi yang berdampak pada peningkatan taraf hidup. Sedangkan kegiatan Bina Lingkungan difokuskan pada pelaksanaan tanggung jawab bidang sosial dan lingkungan yang telah dapat dirasakan dengan terjalinnya hubungan harmonis antara perusahaan dan masyarakat sekitar. Hilangnya gejolak-gejolak sosial masyarakat selama ini telah memberikan rasa aman bagi perusahaan dan masyarakat itu sendiri.

    Tabel 2 : Perkembangan Mitra Binaan(dalam jutaan rupiah kecuali jumlah unit mitra dan orang)

    Uraian … s/d 2017 … s/d 2016 % kenaikan

    Mitra Binaan (Unit Mitra) : - Semen Indonesia 19.277 17.953 7,37

    - Semen Padang 6.799 6.466 5,15

    - Semen Tonasa 11.536 10.902 5,82

    Total 37.612 35.321 6,49

    Tenaga Kerja (Orang) : - Semen Indonesia 38.383 34.899 9,98- Semen Padang 11.640 11.582 0,50- Semen Tonasa 22.597 21.806 3,63

    Total 72.620 68.287 6,35

    Omzet (dalam jutaan Rp) : - Semen Indonesia 1.457.430 1.372.503 6,19- Semen Padang 449.866 447.628 0,50- Semen Tonasa 414.982 393.518 5,45

    Total 2.322.278 2.213.649 4,91

  • 05

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    1.1.5. Kondisi Piutang Mitra BinaanSaldo piutang sebelum dikurangi alokasi penyisihan piutang Mitra Binaan sampai dengan tahun 2017 total

    sebesar Rp 177,55 miliar yang dialokasikan untuk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Rp 120,31 miliar, PT Semen Padang Rp 23,06 miliar, dan PT Semen Tonasa Rp 34,16 miliar. Dari total piutang tersebut tingkat kemacetan piutang sebesar Rp 92,09 miliar atau mencapai 51,90 %. Meskipun demikian PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, tetap melakukan upaya-upaya terhadap piutang Mitra Binaan yang masih mempunyai kendala dalam pengembalian pinjaman terutama pinjaman macet dan yang bermasalah (Tabel 3).

    Dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan beberapa masalah yang dihadapi antara lain:•Mitrabinaandalammelakukanpembayaranangsuranmasihmenggunakancaralamadenganmengisi

    slip setoran bank sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahan memasukkan kode mitra atau bahkan tidak mencantumkan kode mitra.

    •Pembayaranangsuranyangdilakukanmelaluirekeningvirtualbelumberjalanlancar,karena:a. Ketidakpahaman petugas baru teler bank di unit-unit tingkat kecamatan yang sering mengalami

    pergantian tidak dibarengi dengan konfirmasi ke cabang bank koordinator.b. Beberapa kantor unit bank terutama di Unit tingkat kecamatan dan plosok desa belum melayani

    pembayaran lewat program rekening virtual.•Keterlambatan pembayaran dari tanggal jatuh tempo menimbulkan peningkatan piutang macet,

    sehingga pengelola harus bekerja ekstra keras dalam melakukan penagihan dan monitoring terhadap mitra binaan.

    Tabel 3 : Piutang Pinjaman Mitra Binaan

    (dalam jutaan rupiah)Kategori SI % SP % ST % Total %

    Lancar 40.224 33 8.906 39 11.725 34 60.855 35,45

    Kurang lancar 14.116 12 1.916 8 3.308 10 19.341 9,91

    Ragu - ragu 3.569 3 212 1 1.477 4 5.258 2,74

    Macet 62.406 52 12.034 52 17.654 52 92.095 51,90

    Total 120.315 100 23.068 100 34.165 100 177.548 100,00

    Piutang bermasalah 1.357 5.826 3.478 10.661

  • 06

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    1.3. LANDASAN HUKUM1. Peraturan menteri Badan Usaha Milik Negara (“Permen BUMN”)No. PER-20/MBU/2012 tanggal 27

    Desember 2012 tentang perubahan pertama atas Permen BUMN No. Per-05/MBU/2007 dan kemudian diubah menjadi Permen BUMNNo. PER-05/MBU/2013 tanggal 1 Mei 2013 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007. Permen BUMN No. Per-07/MBU/2013 tanggal 27 Juni 2013 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007. Permen BUMN No. PER-08/MBU/2013 tanggal 10 September 2013 tentang perubahan keempat atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007. Permen BUMN No. PER-07/MBU/05/2015 tanggal 22 Mei 2015 tentang perubahan kelima atas Permen BUMN No. PER-08/MBU/2013 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN. Permen BUMN No. PER- 09/MBU/07/2015 tanggal 03 Juli 2015 tentang Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan menggantikan atas Permen BUMN No. PER-07/MBU/05/2015.

    Permen BUMN No. PER-03/MBU/12/2016 tanggal 19 Desember 2016 tentang perubahan pertama atas peraturan menteri negara BUMN No. PER- 09/MBU/07/2015. Permen BUMN No. PER-02/MBU/7/2017 tanggal 05 Juli 2017, tentang Perubahan Kedua atas Permen BUMNNomor PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN.

    2. S-92/D5.MBU/2013 tanggal 3 April 2013 Tentang Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. 3. S-119/D5.MBU/2013 tanggal 29 April 2013 Tentang pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.4. SE-02/MBU/Wk/2012 tentang Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan

    berlaku mulai tahun 2012. PT Semen Gresik (Persero) Tbk menerapkan pedoman tersebut mulai tahun 2011.5. Surat Keputusan Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk No.001/Kpts/Dir/2014 tanggal 7 Januari 2014

    tentang Struktur Organisasi. 6. Surat Keputusan Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk No.055/Kpts/Dir/2014 tanggal 20 November

    2014 tentang Struktur Organisasi, ditetapkan Biro Kemitraan dan Biro Bina Lingkungan adalah berbentuk fungsional yang bertanggung jawab kepada Departemen Corporate Social Responsibility (CSR).

    7. Surat Keputusan Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk No.070/Kpts/Dir/2017 tanggal 27 Desember 2017 tentang Struktur Organisasi.

    8. Surat Keputusan Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk No.05/Kpts/Dir/2018 tanggal 6 Februari 2018 tentang Struktur Organisasi.

    1.2. GAMBARAN SINGKAT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN & BINA LINGKUNGANSelama tahun 2017 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Semen Indonesia telah menyalurkan bantuan

    dana dalam bentuk pinjaman, hibah dan pembinaan lainnya kepada mitra binaan di Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Lampung, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat. Bidang usaha yang telah dibina sampai dengan tahun 2017 yaitu: perdagangan alat sekolah, onderdil kendaraan, sandang pangan, bahan bangunan, peracangan, peternakan (sapi, kambing, domba, itik dan ayam), kerajinan industri (batik, sarung, songkok), tas tempurung, anyaman bambu, bordir, sulam, kerajinan emas perak, gerabah, industri pakan ternak, pengolahan kayu, sepatu, alat rumah tangga, mainan anak, genteng/beton, jasa perbengkelan, penjahitan, vercrom, angkutan, cleaning service, periklanan, photography, koperasi umum serta jasa percetakan/sablon, salon kecantikan, pembuatan kue dan makanan ringan, industri coconut oil, kerajinan pasir, pengolahan ikan laut, perdagangan bahan bangunan, dan lain-lain.

    Sejauh ini, beberapa kendala klasik dihadapi para pelaku usaha kecil ini. Diantaranya peningkatan biaya produksi untuk barang tertentu, keterbatasan modal, rendahnya kemampuan sumber daya manusia serta masih lemahnya daya beli masyarakat. Disamping itu juga semakin banyaknya persaingan dari pengusaha lokal maupun produk-produk impor yang membanjiri Indonesia dengan tampilan yang lebih menarik dan harga relatif murah.

    Hal-hal seperti tersebut di atas mendorong para pengusaha kecil & menengah berupaya mendapatkan bapak asuh yang diharapkan dapat memberikan bimbingan maupun suntikan modal kerja dengan bunga rendah ataupun hibah pameran. Oleh karenanya peran BUMN Pembina menjadi sangatlah penting dalam membantu meningkatkan kehidupan ekonomi & sosial masyarakat. Penyaluran dana PKBL selama tahun 2017 ini didasarkan pada jumlah proposal yang diterima baik yang dilakukan secara kolektif maupun yang dikirim atau dibawa langsung.

  • 07

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    1.4. STRUKTUR ORGANISASIBerdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk No. 030/Kpts/Dir/2017 tanggal 3 Juli 2017 yang direvisi dengan Surat Keputusan Direksi No. 070/Kpts/Dir/2017 tentang Struktur Organisasi Perusahaan ditetapkan pada tanggal 27 Desember 2017 dan berlaku sejak 1 Januari 2018, dan diperbarui dengan Surat Keputusan Direksi No. 05/Kpts/Dir/2018 tentang strukur organisasi yang ditetapkan pada tanggal 6 Februari 2018 dan berlaku sejak 1 Februari 2018, Biro Program Kemitraan & Bina Lingkungan serta Biro Perencanaan & Evaluasi CSR berbentuk struktural yang bertanggungjawab kepada Departemen CSR.

    Direktorat Utama

    SekretarisPerusahaan

    Staf Staf

    Departemen CSR

    Biro Program Kemitraan & Bina Lingkungan

    Biro Perencanaan &Evaluasi CSR

  • 08

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    BerdasarkanSKD No. 0001/SM.02.02/SKD/50003853/3000/01.2018 tanggal 02 Januari 2018 tentang struktur organisasi perusahaan, maka kedudukan

    Tim CSR PT Semen Padang secara struktural dapat dilihat berikut ini:

    Direktur Utama

    Departemen Komunikasi Perusahaan

    Biro CSR

    Sie. Pemberdayaan Pendidikan, Kesehatan,

    Sosial, dan LM

    Urusan Pendidikan

    dan Kesehatan

    Urusan Sosial dan LM

    Urusan Pemberdayaan Ekonomi Dana

    Bergulir

    Urusan Pemberdayaan Ekonomi Dana

    Hibah

    Urusan Keuangan

    Urusan Pelaporan

    Urusan Administrasi

    Sie. Pemberdayaan Ekonomi

    Sie. Keuangan dan Administrasi

  • 09

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    Berdasarkan SK Direksi PT Semen Tonasa No. 006/Kpts/HK.00.02/42.00/01-2018 tanggal 23 Januari 2018 tentang stuktur organisasi perusahaan, maka kedudukan

    Tim CSR PT Semen Tonasa secara struktural dapat dilihat berikut ini :

    Seksi Program Kemitraan

    Seksi Administrasi Keuangan CSR

    dan PKBL

    Seksi CSR & Bina Lingkungan

    Direktur Utama

    Departemen Humas dan Hukum

    Biro CSR

  • DAUR ULANGBozem tadah hujan di pabrik Semen Gresik, Tuban, yang selalu penuh air kendati di musim kemarau.

    Air permukaan ini diolah dengan teknologi water treatment plant untuk keperluan sanitasi dan pendingin mesin pabrik.

  • BAB II

  • 12

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    2.1. RENCANA KERJA DAN REALISASI PKBLPT Semen Indonesia (Persero) Tbk, di tahun 2017 menganggarkan penyaluran dana Program Kemitraan

    secara grup senilai Rp 71,25 miliar. Jumlah itu tersalurkan untuk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Rp 47,35 miliar, PT Semen Padang Rp 11,40 miliar dan PT Semen Tonasa Rp 12,50 miliar. Sedangkan realisasi Rp 77,63 miliar, termasuk hibah Rp 3,72 miliar, yang terdiri dari PT Semen Indonesia Rp 55,1 miliar, PT Semen Padang Rp 9,15 miliar dan PT Semen Tonasa Rp 12,97 miliar.

    2.2. ALOKASI DANA PKBLAlokasi dana kemitraan dan bina lingkungan tahun 2017 dari BUMN pembina total senilai Rp 60,39

    miliar terdiri dari PT Semen Indonesia Rp 44,00 miliar, PT Semen Padang Rp 11,39 miliar dan PT Semen Tonasa Rp 5,00 miliar.

    2.3. KEGIATAN PEMBINAAN MITRA BINAANSelain penyaluran dana pinjaman, para mitra binaan juga mendapatkan pembinaan dan pelatihan. Untuk

    ini, dialokasikan dana hibah sebesar Rp 3,72 miliar. Dana sebesar ini digunakan untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal yang menyangkut peningkatan produktivitas mitra binaan. Dimana sebelumnya merupakan bagian penyaluran dana Program Kemitraan, menjadi bagian dari penyaluran dana Bina Lingkungan.

    Berbagai pelatihan yang diperuntukkan bagi mitra binaan telah diselenggarakan bekerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan swasta meliputi bidang pengembangan usaha lanjutan, pemberdayaan UKM, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen toko. Sedangkan dalam upaya membantu mempromosikan hasil produk mitra binaan, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah mengikutkan dalam berbagai pameran yang diselenggarakan di dalam negeri.

    Kegiatan pembinaan mitra binaan yang telah dilakukan di ketiga anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, terjabar sebagai berikut:

    BAB II PElAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA lINGKuNGAN

    PELATIHAN MARKETING FOR UKMPelatihan ini dirancang berseri dengan lakukan

    road show ke beberapa kantong UKM mitra binaan. Untuk ini, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggandeng pakar marketing internasional, MarkPlus Institute. Target yang dibidik dalam pelatihan ini yakni memberikan tips dan trick kepada para pelaku usaha kecil dalam memasarkan produk sekaligus melihat peluang pasar. Selain itu, dengan menghadirkan pakar marketing internasional secara langsung, diharapkan meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi para mitra binaan untuk lebih menekuni usaha yang digeluti.

    2.3.1. PT. SEMEN GRESIK

  • 13

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    PAMERAN ADIWASTRA 2017Pameran yang rutin digelar tiap tahun ini dilaksanakan di Jakarta. Tepatnya di Hall A dan B Jakarta Convention

    Center (JCC) pada 5-9 April 2017. Dalam kegiatan yang diikuti ratusan pelaku usahan kecil UKM ini, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengirim 4 mitra binaan untuk ambil bagian di pameran. Mereka adalah Athaya Batik Madura, Batik Gedog Tuban, Batik Tulis Cempaka Lasem dan Batik Mangur Probolinggo. Selama pameran, keempat mitra binaan ini membukukan transaksi sebesar Rp 162 juta. Tak hanya itu, mitra peserta pameran juga mendapatkan pesanan.

    PAMERAN GEMERLAP EXPO 2017Pameran Gemerlap Expo 2017 dilaksanakan di Java Malla Semarang pada 10-13 Maret 2017. Sebanyak

    empat mitra binaan PT Semen Indonesia (Persero) difasilitasi ambil bagian dalam expo ini. Keempat mitra binaan tersebut yakni Sri Rejeki Batik dari Lasem Rembang, M Damat Tuban (industri kerupuk tulang muda sapi), Gill Farm Rembang (produksi susu kambing etawa) dan My Cantik Gresik (konveksi busana muslim). Selama pameran, selain membukukan transaksi yang menggembirakan juga terjalin komunikasi dan order antar para mitra yang mengikuti pameran.

    Foto

  • 14

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    JALAN SEHAT PAPUA 2017Jalan sehat Papua diselenggarakan pada 12 Agustus 2017 mulai pukul 6.00 WIT, menempuh jarak 5 km,

    diikuti sekitar 2.000 peserta. Adapun rutenya dimulai start dan finish di halaman kantor Gubernur Papua, Rute jalur kiri melewati Polda Papua, Dinas Perhubungan, Taman Imbi, jalan Batu Putih, putar melewati Pom bensin, masuk Kota, SIP, toko Surya, Bank Indonesia, Mall Jayapura, Lampu merah ke kanan arah dok 2. Acara ini dimeriahkan oleh artis D Academy 4, Fildan dan Ochy, Wong Telu dan pembagian door prize. Kegiatan ini membutuhkan dana sebesar Rp. 1,2 miliar.

    SEMBAKO MURAH PP BANyUWANGIDi bulan ramadhan 1438 H, bulan yang penuh berkah Perusahaan menggelar acara Sembako Murah yang

    digelar di Packing Plant Banyuwangi tanggal 7 Juni 2017. Sebanyak 600 paket sembako murah dibagikan pada masyarakat kurang mampu di dusun Selo Giri (RT sekitar Packing Plant Banyuwangi). Paket sembako ini berisi 5 kg beras, 2 liter minyak goreng, 2 kg gula pasir, dan 5 bungkus mie goreng. Selain itu dalam acara juga dibagikan santunan anak yatim sebanyak 25 anak.

    Foto

  • 15

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    2.3.2. PT. SEMEN PADANG

    PAMERAN SUMBAR EXPO 2017

    Pelaksanaan lokasi Mitra Binaan yang Diikutkan sektor

    9 - 12

    November

    2017

    Alun-Alun

    Engku Putri

    Batam

    1. Desi Bordir Industri

    2. Sulaman dan Bordiran Industri

    3. Usaha Borkat Manian Industri

    PAMERAN PADANG FAIR 2017

    Pelaksanaan lokasi Mitra Binaan yang Diikutkan sektor

    1. Tenun Unggan Lansek Manih Industri

    2. Usaha Keluarga Zet dan Chici Makanan

    23 - 26

    November 2017Kota Riau

  • 16

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    PEMBERDAyAAN USAHA MIKRO Program ini dirancang untuk kemandirian komunitas sasaran. Dilakukan melalui beberapa pendekatan yang

    logis terkait operasi perusahaan, dimana ini dimaksudkan sebagai pemberdayaan ekonomi lokal. Selain itu juga sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk mendorong pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang produktif. Para pelaku usaha kecil ini sebagai mitra perusahaan di semua sektor ekonomi (industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, jasa dan lainnya), serta mendorong kewirausahaan di lingkungan perusahaan.

    Disamping pembinaan pengusaha lokal, juga mencapai masyarakat miskin, sehingga ada skema pengentasannya melalui pemberdayaan ekonmi secara mikro.

    Adapun fokus kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah:•PenciptaanlapangankerjabarumelaluiusahaTonasaMandiri.•Ketahananpangandanpertanianterpadu(Integrated Farming Sistem).•Transformasitehnologi,assetdanpeningkatanpendapatan.•Klusterekonomi,kiostanidanrumahdagang(Local Business Development) dan Ekonomi Rumah Tangga.•Penciptaanpeluangekonomiuntukenterpreneurship.•Penguatanlembagakeuanganmikrodanekonomimasyarakat(koperasi,dll).

    2.3.3. PT. SEMEN TONASA

  • 17

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    2.4. PERKEMBANGAN KINERJA PROGRAM KEMITRAANTolok ukur perkembangan kinerja program kemitraan bisa didasarkan pada efektivitas penyaluran dana.

    Dana tersedia Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, selama tahun 2017 sebesar Rp 167.81 miliar.

    (dalam jutaan rupiah)

    Uraian Penyaluran Dana 2017 2016% Efektifitas

    2017 2016SI Pinjaman 52.834 56.977

    Hibah 2.679 - Bantuan 41.367 39.809 Total 99.558 96.786 77,99 77,18

    SP Pinjaman 8.228 9.173 Hibah 921 - Bantuan 12.964 12.423 Total 22.112 21.596 42,80 87,08

    ST Pinjaman 12.844 12.709 Hibah 121 - Bantuan 4.797 4.969 Total 17.763 17.678 94,50 96,68

    SMI Pinjaman 73.906 78.858 Hibah 3.720 - Bantuan 59.129 57.202 Grand total 136.755 136.060 81,49 80,75

    Tabel 5: Efektivitas Penyaluran Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

    (dalam jutaan rupiah)Kategori SI SP ST Total

    Lancar 40.224 8.906 11.725 60.855

    Kurang Lancar 14.116 1.916 3.308 19.341

    Ragu-Ragu 3.569 212 1.477 5.258

    Macet 62.406 12.034 17.654 92.095

    Total 120.315 23.068 34.165 177.548

    Kolektibilitas th 2017 (%) 43,00 45,01 42,66 43,56

    Kolektibilitas th 2016 (%) 44,46 47,63 45,72 45,11

    Tabel 6: Kolektibilitas Piutang Mitra Binaan

  • Laporan Tahunan PKBL 2016

  • 19

    Profil Mitra Binaan Pt SeMen indoneSia (PerSero) tbk

  • 20

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    JALAN sukses memang menjadi rahasia Ilahi. Boleh saja seseorang berangan menjalani profesi tertentu, namun titik keberhasilannya justru tergapai dari jalan yang lain. Seperti halnya pasangan Ragil dan Nurul Azizah. Kedua anak muda ini sejatinya memiliki bekal formal yang cukup untuk menjadi orang kantoran.

    Ragil merupakan arsitek jebolan salah satu perguruan tinggi di Malang. Sedang sang istri, Nurul, adalah Sarjana Kesehatan Masyarakat alumni Universitas Diponegoro, Semarang. Di Rembang, pasangan muda dengan satu anak ini dikenal bukan karena karya arsitekturnya. Tetapi karena keberhasilan mengelola peternakan kambing etawa, Gill Farm, yang terletak di Jl Rembang –Blora KM17 Rembang, Jateng.

    Lokasi tepatnya berada di Kecamatan Sulang, sekitar 10 km dari Pabrik Semen Gresik. “Gill Farm itu merujuk nama panggilan suami saya. Agar mudah diingat saja,” terang Nurul Azizah yang kini juga tercatat sebagai PKH Dinas Sosial Rembang. “Status saya bukan PNS. Di Dinsos sebagai sarana pengabdian sekaligus membangun jaringan,” lanjut ibu dari Hafzah Bilbina Sumantri ini.

    Saat ini Gill Farm memiliki 85 ekor kambing yang terbagi dalam tiga jenis yakni etawa, jawa randu dan peranakan etawa (PE). Jenis terakhir ini merupakan hasil persilangan kambing etawa dan jawa randu yang kali pertama dikemba ngkan di Purwokerto, Jateng. Kambing etawa merupakan jenis kambing dari India yang juga disebut kambing jamnapari.

    Tinggi kambing jantan berkisar antara 90 cm hingga 127 cm, dan yang betina hanya mencapai 92 cm. Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg. Dibanding kambing lokal, jenis etawa lebih banyak menghasilkan susu dan tentu saja daging yang lebih banyak.

    Nah, bagi pengelola peternakan etawa, susu ini yang menjadi sumber penghasilan

    utama, selain daging yang bisa dijual. “Sehari kami bisa memanen delapan liter susu dari jenis

    etawa dan peranakan. Kalau jenis jawa randu untuk melayani keperluan aqiqah dan hajatan lain,” tambahnya.

    Dari bisnis ini, tiap bulan peternakan Gill Farm meraup penghasilan puluhan juta rupiah. Dari penjualan anakan kambing etawa saja, dalam sebulan hasilnya mencapai Rp 12 jutaan. “Sebulan laku tiga sampai empat ekor. Dengan harga berkisar antara Rp 3-4 juta. Kalau anakannya super bisa lebih mahal lagi,” ungkap Ragil.

    Anakan etawa umur 4-5 bulan memang jadi buruan para peternak maupun penggemar kambing jenis ini. Penampilan fisik sangat memengaruhi nilai jual. Anakan kambing dengan kepala hitam polos, kuping lurus dan kaki putih seperti bersepatu bernilai sangat tinggi. Jenis seperti ini banyak diburu para penghobi untuk dipelihara dan diikutkan kontes.

    R a g i l B S u m a n t r i

    Tertawa Berkat Kambing EtawaPasangan muda Ragil Bambang Sumantri dan

    Nurul Azizah menuai sukses dari bisnis kambing etawa. Pemilik Gill Farm di Kabupaten Rembang, Jateng, ini

    mengolah susu etawa menjadi berbagai produk yang akrab dengan konsumen. Mulai susu rasa

    buah sampai krem wajah.

  • 21

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    “Kontes ini termasuk media untuk mendongkrak nama kita di kalangan penggemar kambing etawa. Jika kambing kita menang, otomatis nama kita juga akan naik,” jelas Ragil yang sudah beberapa kali memenangi kontes tingkat Jateng maupun nasional.

    Dari susu perah, pundi-pundi pendapatan Gill Farm juga terus bertambah. Awalnya dijual langsung kepada konsumen dalam bentuk susu murni. Tetapi Ragil sempat kelabakan ketika produk melimpah tidak sebanding dengan daya serap pasar. Apalagi masa kedaluwarsa susu kambing ini sangat pendek,yaitu sekitar dua jam.

    Kenyataan itulah yang membuat Ragil dan istrinya berpikir keras. Nurul lantas berkreasi dengan tujuan memperpanjang ‘masa hidup’ susu kambing, sehingga lahirlah susu kemasan rasa melon, jambu,jeruk, leci dan lainnya. “Produk ini sudah kita pasarkan ke beberapa daerah di Jateng dan Jatim, termasuk Tuban dan Jember,” cetusnya.

    Tak berhenti sampai di situ, diversifikasi produk berbahan susu etawa terus dilakukan. Produk turunan yang dihasilkan antara lain sabun dan pembersih wajah. “Semua saya lakukan secara otodidak, lewat berselancar di internet dan dipraktikkan langsung,” jelas Nurul. Memang, kalau dibandingkan dengan pendapatan dari berjualan kambing maupun anakan, nilainya belum seberapa. Tapi dia yakin susu dan krem wajah ala Gill Farm bakal semakin populer.

    KARENA KECELAKAAN Bisa dikata, kisah sukses Ragil Bambang Sumantri

    dan Nurul Azizah menekuni usaha peternakan kambing etawa karena tidak sengaja. “Ceritanya agak

    sedikit kecelakaan,” ujar Ragil tentang usaha yang dirintis sejak 1998 itu. Kala itu usaha peternakan kambing sang kakak bangkrut karena salah kelola.

    Iseng, dia pun coba memanfaatkan kandang yang sudah ada. Beberapa ekor kambing lokal dipelihara. Sampai suatu ketika dia tertarik dengan kambing etawa setelah melihat kontes. “Sejak itu saya serius menekuni. Apalagi setelah beberapa kali etawa saya meraih juara,” ceritanya.

    Namanya usaha, jalan juga tak langsung lapang. Sampai dua tahun berjalan, Ragil nyaris putus asa dan berniat menghentikan peternakannya. “Setiap ada ada indukan yang melahirkan, paling lama seminggu anaknya meninggal. Padahal ini salah satu sumber penghasilan,” jelasnya. Setelah belajar dan bertanya ke beberapa peternak yang sudah berhasil, Ragil akhirnya bisa mengatasi persoalan ini.

    Ragil mengakui, salah satu kendala dalam usaha ini adalah modal. Dana yang dibutuhkan untuk memulai lumayan besar. Untuk kandang saja, sedikitnya butuh Rp 50-60 juta karena bahan yang dipakai harus kuat. “Kalau saya kebetulan pakai kayu jati. Kuat dan kokoh seperti Semen Gresik,” ujarnya setengah bercanda.

    Pembelian indukan etawa menguras dana lebih banyak lagi. Maklum, harga per ekor antara Rp 5 juta sampai Rp 25 juta, bergantung tipenya. Besarnya modal awal inilah yang membuat banyak pemula mundur teratur. Kalaupun masih nekat, juga harus bermental kuat dan sabar untuk mendapatkan pinjaman dari bank. “Saya dulu menunggu cukup lama untuk bisa meyakinkan bank sampai akhirnya diberipinjaman,”kenangRagil.•

  • 22

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    JARUM jam sudah menunjuk angka 8 malam, tapi Tri Kholipah masih sibuk mengawasi para pekerja memindahkan peti-peti belimbing ke atas truk. Sementara Sugeng Waluyo, sang suami, membantu ibu-ibu membungkus belimbing dengan plastik, sebelum akhirnya dimasukkan peti.

    Truk besar tersebut hampir setiap malam parkir di depan rumah Kholipah di Jl Rambutan 86, Kelurahan Karangsari, Kota Blitar. Buah bernama latin averoa carambola l. itu lantas dikirim ke berbagai kota di Jawa, antara lain Lasem (Rembang), Juwana (Pati), Tangerang, serta Jakarta. “Tiap hari kita kirim ke Jakarta, kecuali hari Minggu. Kalau ke wilayah Jateng seminggu dua kali,” tutur Kholipah.

    Sebagai salah satu pengepul besar, perempuan yang akrab disapa Kholip ini selalu menjaga keajekan kirimannya. Prinsipnya, setiap pesanan, kapan dan berapa pun volumennya, pantang ditolak. Untuk itulah dia menjalin kerja sama dengan 5 pengepul lain dan 10 petani belimbing. “Kami, sesama pebisnis belimbing, punya ikatan batin sangat kuat. Selalu saling membantu dan tidak pernah main telikung,” sambung Kholip.

    Hingga sekarang ibu tiga anak ini hanya memasarkan belimbing Karangsari kualitas terbaik. Asal tahu, nama Belimbing Karangsari telah dikukuhkan lewat

    Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 483 / Kpts / LB .240 / 8 / 2004 tanggal 5 Agustus 2004, yang menegaskan bahwa jenis belimbing ini merupakan produk unggulan dari Kota Blitar.

    Namun mengandalkan produksi para petani dari Karangsari saja tidaklah cukup. Sebab mereka juga memasok kebutuhan sejumlah pengepul lain. Makanya, terang anak kedua pasangan Subandi-Supenah ini, “Saya juga ambil belimbing dari teman-teman petani di wilayah Kabupaten Blitar, bahkan sampai Tulungagung.”

    Tentu saja jenis dan kualitasnya benar-benar dipilih yang nomor satu. Ini, tegas Kholip, bukan melulu soal bisnis melainkan sudah menyangkut nama baik Blitar sebagai penghasil belimbing. Buah yang kaya vitamin C itu dibeli dari petani paling murah Rp 5.000 per kg, dan bisa mencapai Rp 10.000 bila pasar lagi ramai. “Dalam sebulan saya bisa kirim 600 peti ke berbagai kota di Jawa, atau kira-kira 10 ton,” aku Kholip yang mengantongi omzet penjualan Rp 150 juta setiap bulan.

    Sehari-hari dia dibantu 15 karyawan yang seluruhnya warga sekitar. Beberapa di antara mereka perempuan berusia lanjut (lansia). Sebagai ketua UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) Vita Sari dan ketua AKU (Asosiasi Kelompok UPPKS) Kota Blitar, Kholip berkeinginan

    menjadikan lansia sebagai pribadi yang tangguh dan produktif. Dengan sistem kerja borongan, para lansia itu dalam seminggu mengantongi penghasilan Rp 100 ribu – Rp 150 ribu.

    “Tapi kalau pas lagi ramai bisa dapat sampai Rp 300 ribu. Kerjanya tidak berat, cuma membungkus belimbing dengan plastik. Paling dua atau tiga jam sudah kelar, mau dikerjakan di rumah juga bisa,” ucap sosokyangpernahmenjadiTKWdiTaiwanini.•

    T r i K h o l i p a h

    Sulap Belimbing Jadi ’Kurma’Kota Blitar dikenal sebagai salah satu penghasil

    belimbing terbaik di Indonesia. Tak cuma dipasarkan dalam bentuk buah, belimbing dari Bumi Bung Karno

    juga diolah menjadi aneka produk makanan dan minuman. Salah satunya kenyal kenyus, cemilan

    yang rasanya mirip buah kurma.

  • 23

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    S a n y o t o

    Rengginang Gurih Rasa Teri AsliBerawal dari coba-coba, Sanyoto

    akhirnya berhasil menciptakan rengginang teri yang renyah dan punya rasa khas. Meski hanya dipromosikan lewat media sosial, camilan asli

    Rembang ini laris manis. Cuaca menjadi tantangan utama untuk menggenjot volume produksi.

    SAAT ini banyak sekali camilan yang menawarkan berbagai rasa ikan laut, mulai tongkol, tengiri, tuna, udang hingga teri.Tapi siapa bisa menjamin gurihnya rasa itu dihasilkan dari ikan laut asli? Sanyoto, warga Dukuh Dresen, Desa Purworejo, RT 01/RW 01, Kecamata Kaliori, Kabupaten

    Rembang, tak pernah mengandalkan perasa makanan untuk menipu konsumen sekaligus mengeruk keuntungan.

    “Ada rengginang udang, tapi ketika dirasakan benar-benar ternyata itu bukan udang. Kalau produk saya dijamin menggunakan teri asli, bukan perasa,” kata Sanyoto saat ditemui di kediamannya, awal Januari 2017. Lima tahun terakhir ini Nyoto,

    panggilan akrabnya, menekuni usaha pembuatan rengginang teri bermerek Dua Ikan.

    Penganan tradisional ini berbahan utama beras ketan, dicampur ikan teri beras, rempah-rempah, serta garam. Nyoto memasarkannya dalam dua harga, Rp 14 ribu (270 gr) dan Rp 12.285 (200 gr). “Dulu saya melayani toko-toko di Rembang sampai Pati.Tapi belakangan Pati saya stop, soalnya melayani yang di Rembang saja sudah kewalahan,” akunya.

    Selain rengginang teri, belakangan wartawan sebuah media cetak di Rembang ini juga mengembangkan varian produk berupa rengginang udang, stik teri, serta lauk ikan bilis. Nyoto, sekali lagi, memastikan rasa yang dihasilkan sungguh-sungguh tulen. “Memang, kalau rengginang udang tidak kelihatan ujudnya soalnya diblender,” ujar dia.

    Bisa dibilang, Nyoto adalah orang pertama di Rembang yang menekuni usaha pembuatan rengginang teri. Sebagai warga pesisir pantai utara, sejak belia dia akrab dengan hasil laut. Bapak satu anak kelahiran 7 Mei 1972 ini ketika bujangan sudah berbisnis ikan laut. “Dulu jualan ikan, saya kemas lalu saya salurkan ke pasar dan toko-toko,” beber Nyoto yang menyalurkan produknya sampai ke Pati, SemarangdanPurwodadi.•

  • 24

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    Tahun 2011, seorang pelanggan memintannya membuat rengginang teri karena banyak dicari konsumen. Waktu itu sudah ada produk sejenis dari Sidoarjo, tapi harganya kelewat mahal. “Satu bungkus Rp 25 ribu, terlalu mahal untuk ukuran Rembang,” cetusnya.

    Dengan modal awal Rp 7 juta, Nyoto dan istri, Endang Sofiah, mulai bereksperimen membuat rengginang teri. Tak ada pegangan resep yang baku, karena ini terbilang camilan baru. “Saya ganti bumbu berkali-kali sampai benar-benar pas di lidah. Baru berani menjual setelah saya anggap rasanya mantap. Coba-cobanya sampai lima kali,” beber lulusan D-II IKIP Semarang ini.

    Awalnya dia hanya mengolah 5 kg beras ketan dalam sehari, dengan harga jual Rp 7 ribu per bungkus. Sambutan pasar yang bagus membuat Nyoto dan istri semakin bersemangat. Volume produksinya dari waktu ke waktu terus melonjak. “Sekarang dalam sehari bisa menghabiskan 50 kg beras ketan. Bahan ikan teri juga tidak pernah kekurangan karena di sini banyak perusahaan pengolah hasil laut,” imbuh pelaku UKM yang sempat mendapat pinjaman modal Rp 25 juta dari Semen Indonesia ini.

    Kendati begitu Nyoto tidak berani promosi besar-besaran. Meski sudah dibantu tujuh tenaga kerja yang merupakan warga sekitar, dia khawatir tidak mampu memenuhi pesanan dalam jumlah besar. Kendala utamanya adalah cuaca. Maklum, pengeringan rengginang teri masih mengandalkan sinar matahari. Pernah dia memanfaatkan mesin oven, “Tapi keringnya tidak sempurna,” aku peraih penghargaan ‘Poklahsar Berprestasi’ bidang Pemasaran Hasil Perikanan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang tahun 2016 ini.

    Setidaknya butuh waktu penjemuran tiga hari agar rengginang teri kering sempurna sehingga

    bisa mekar saat digoreng. Bila musim penghujan, penjemuran bakal molor sampai lima hari. “Kalau hujan terus produksinya bisa anjlok sampai 50 persen. Itu alasannya saya tidak mau pasang iklan, takut mengecewakan konsumen,” tegasnya.

    CARI MITRA BINAAN Kini Sanyoto bisa tersenyum lebar karena

    produknya disuka berbagai kalangan. Salah satu satu bank di Jateng menjadi langganan tetapnya. Setiap punya kegiatan mereka bisa pesan puluhan hingga ratusan bungkus rengginang teri dan stik teri. Selain itu, sebanyak 22 gerai swalayan populer di Rembang telah meneken kerja sama pemasaran.

    Tak heran kalau omzet penjualan usahanya terus meningkat. Dalam sebulan nilai penjualan rengginang teri mencapai Rp 60 juta, sedangkan stik teri Rp 30 juta. Belum terhitung rengginan udang dan lauk ikan bilis. “Ya rata-rata sekitar Rp 90 juta-lah. Kan ada masa paceklik juga,ya waktu musim hujan tadi,” tutur pria ramah ini.

    Belakangan Nyoto getol memberikan pelatihan cara membuat rengginang teri. Tahun 2016, bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Rembang, dia berkeliling ke sembilan desa untuk menularkan ilmunya. “Saya buka semuanya, tidak ada yang ditutup-tutupi. Harapan saya, dari satu desa paling tidak muncul satu sampai dua pembuat rengginang teri. Nanti kita bisa bermitra. Mereka yang membuat, bahan-bahan saya pasok, biar

    saya yang memasarkan,” paparnya. Andai mereka ingin menjual dengan merek sendiri,

    Nyoto tidak masalah. Mantan karyawan perusahaan pengolah hasil laut ini tak khawatir rezekinya berkurang. “Semua sudah diatur sama Allah, saya justru bangga kalau mereka mandiri,” pungkas Nyoto yang berharap rengginang teri bisa menjadi salah satuikonkulinerRembang.•

  • 25

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    PRODUK yang dihasilkan Nadya Saiyo sangat beragam, mulai keripik kentang, aneka kue dan cookies terigu, kue olahan talas, kue olahan beras, kue olahan pisang, cookies tapioca, minuman ubi ungu, kue olahan ubi ungu dan aneka kue ubi ungu.

    Selama menjadi mitra binaan SP, Tuti—panggilan akrab Kasyanti—sudah tiga kali mendapatkan pinjaman lunak. Pertama tahun 2010 sebesar Rp 7,5 juta, tahun 2012 sebesar Rp 30 juta dan tahun 2015 sebesar Rp 50 juta. Di samping itu, dua pelatihan manajemen telah dia ikuti. Nadya Saiyo pun berkesempatan menggelar pameran produk ke lima kota/kabupaten di Sumatera Barat.

    Sejak tahun 2011, usaha yang digeluti Tuti mulai meraih berbagai penghargaan tingkat lokal maupun nasional. Antara lain Juara I Lomba Kreatif Teknologi Ketahanan Pangan dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat, Juara III UMKM Award Tingkat Nasional di Jakarta, Juara III UMKM Award Tingkat Provinsi Sumatera Barat dan Juara II Lomba Produk Pertanian Berdaya Saing Tingkat Nasional.

    Saat ini Nadya Saiyo telah mengantongi sembilan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, yakni untuk keripik kentang, aneka kue dan cookies terigu, aneka kue olahan talas, aneka kue olahan beras, aneka kue olahan pisang, aneka kue dan cookies tapioca, minuman ubi ungu, aneka kue olahan ubi ungu dan aneka kue ubi ungu.

    Untuk pemasaran produknya, Tuti sudah membuka kios di Jl Raya Aro Suka, depan Kantor Bupati Kabupaten Solok. Selain itu, produk-produk Nadya Saiyo juga bisa diperoleh di mini market-mini market di kabupaten dan Kota Solok, dan juga dapat dipesan melalui facebook Barnel Kasyanti Sampono’s atau nomor HP: 081267026380.

    Nadya Saiyo juga dapat diperoleh di Bukittinggi, yakni di NC Plaza dan kios oleh-oleh Nita, di Kota Payakumbuh di kios Rendang Riri dan Rendang Erika, di Kota Padang di kios Mahkota serta kios Kanduang. Selain itu Tuti juga memasarkan produknya ke Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Kalimantan dan Sulawesi.

    Pusat usaha Tuti terbilang jauh dari pusat Kabupaten Solok, atau berkisar 17 km dari Aro Suka, tepatnya di Desa Banda Laweh, Jorong Kapalo Koto, Nagari Koto Laweh, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok. “Usaha pembuatan kue dan bolu dari ubi ungu ini terinspirasi dari pengalaman orangtua serta beberapa pelatihan yang saya ikuti di Solok,” kisahnya.

    Ketika memulai usaia tahun 2003, Tuti hanya memproduksi kue-kue kering, bolu dan kue tart. Kemudian dikembangkan dengan pembuatan kue berbahan dasar ubi ungu dengan memproduksi kue kering dan basah, seperti kue mangkuk, stik, keju, wijen, kuping gajah, kue bawang, sagun bakar kacang, semprit tani, onde-onde, agar-agar, lapek pisang, lapek labu dan berbagai jenis kue lainnya.

    Untuk makanan yang diproduksinya, Tuti selalu menghindari pemakaian bahan-bahan kimia, sehingga aman bagi konsumen. “Itu salah satu alasan kenapa produk saya selalu mendapat sambutan baik di pasar,” sambung perempuan kelahiran Koto Laweh, 21 November 1968, ini.

    Dalam sebulan dia bisa menghabiskan sekitar 300 kg ubi ungu, 50 kg ubi jalar biasa, serta 50 kg talas. Tuti yang dibantu lima karyawan bagian produksi serta lima karyawan pemasaran mampu meraup omzetRp40jutaperbulan.•

    Sejak beroleh suntikan modal dari PT Semen Padang, Kasyanti

    SP semakin giat mengembangkan usaha kue Nadya Saiyo yang

    telah ditekuninya sejak 2003. Demi memenuhi pesanan, terkadang dia harus bekerja

    hingga larut malam.

    K a s y a n t i S P

    Legitnya Bolu dari Ubi Ungu

  • 26

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    KINI, lelaki bertubuh gempal kelahiran Pariaman, 17 Februari 1963, ini bisa benapas lega. Usaha lis profil gipsum berbendera ‘Tiga Dara Gipsum’ yang dirintis bersama sang istri, Rosnelly Ramli, terus berkembang. Beralamat di Jl Gajah Mada 21 Gunung Pangilun, Padang, Tiga Dara menyediakan bermacam corak dan bentuk lis profil gipsum dengan model terkini.

    Untuk memperlancar usahanya, Amrizal dibantu enam pekerja dan seorang sopir. Diawali dengan lima buah cetakan gipsum senilai Rp 6 juta pada tahun 1996, kini cetakannya sudah lebih 200 buah, bernilai sekitar Rp 500 juta. Amrizal memasarkan produknya ke berbagai kota/kabupaten di Sumbar, dan Teluk Kuantan, Riau. Amrizal harus melewati jalan terjal sebelum sukses seperti sekarang.

    Sebelumnya Amrizal bekerja di biro pemasangan pipa PDAM Padang. Hampir tiap hari dia menggali tanah untuk memasang pipa. Tetapi dia tak canggung karena sedari kecil terbiasa bekerja keras. “Dulu saya tukang becak di Pasar Pagi Kelurahan Rimbo Kaluang, Kecamatan Padang Barat, Padang. Dimulai sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai jadi mahasiswa. Dosen saya pun sering melihat saya sedang mengayuh becak. Habis, mau apa lagi. Memang itulah realita kehidupan yang saya tempuh saat itu,” ujar lulusan Akademi Industri Teknologi Padang (ATIP) ini.

    Setelah menuntaskan studi di ATIP Padang tahun 1988, putera sulung pasangan Sabridan-Nurmanis ini bekerja di biro pemasangan pipa PDAM. Secara perlahan kariernya meningkat, dari kuli menjadi pengawas lapangan. Amrizal lantas membuka usaha bersama seorang teman sebagai sub kontraktor, masih di bidang pemasangan pipa PDAM.

    Suatu hari di tahun 1990, Amrizal diingatkan oleh teman sekerjanya bahwa usaha yang dijalaninya tidak punya prospek untuk masa depan. Lalu dia diberi tahu tentang peluang bisnis gipsum yang saat itu mulai berkembang di Jakarta. Amrizal sejatinya tertarik, tapi dia tidak punya jaringan ke Jakarta. “Akhirnya teman saya yang berangkat ke Jakarta

    untuk belajar membuat lis profil gipsum selama satu bulan. Kebetulan ada keluarganya yang menekuni bisnis gipsum,” ceritanya.

    Pulang ke Padang, teman Amrizal yang bernama Alisman tersebut membawa dua tenaga ahli. Mereka lantas membuka usaha di kawasan Air Tawar, sementara Amrizal masih berkutat dengan profesi lama sebagai pemasang pipa PDAM.

    “Saya sebetulnya tertarik dengan gipsum, tetapi teman saya keberatan memberi info cara mencetak dan membuat masternya. Saya pun penasaran,” ujar ayah tiga anak ini. Karena meyakini bisnis gipsum sangat prospektif, lalu dia menemui dosennya di ATIP Padang. Amrizal pun bertanya tentang seluk beluk pembuatan lis gipsum.

    Teori sudah didapat, tapi praktiknya tak semudah membalik telapak tangan. Beberapa kali melakukan uji coba, Amrizal selalu gagal. Padahal untuk sekali percobaan butuh biaya tak kurang dari Rp 1 juta. Tapi dia tak patah arang, apalagi sang istri terus memberinya semangat. “Saya terharu melihat keinginan suami yang begitu kuat untuk mengubah nasib keluarga. Saya rela menjual perhiasan untuk membiayai percobaan yang dilakukan suami saya,” tutur Rosnelly.

    Semangat tak kenal lelah yang disertai doa itu akhirnya membuahkan hasil. Amrizal sukses membuat racikan yang pas untuk menghasilkan lis profil gipsum. Mereka mantap membuka usaha di kawasan Pasar Legi, Kelurahan Rimbo Kaluang, Kecamatan Padang Barat. Modal awalnya hanya lima buah cetakan senilai Rp 6 juta. Di luar harapan, order tak kunjung datang. Padahal Amrizal sudah berjuang door to door untuk mengenalkan produknya. Maklum, gipsum kala itu masih terbilang baru bagi masyarakat Kota Padang.

    Amrizal sudah kenyang dengan kepahitan hidup. Menjadi penarik becak pernah dia jalani, sampai

    akhirnya menemukan jalan sukses sebagai pengusaha lis profil gipsum. Sekarang, ketika pesanan lagi membanjir, dia bisa menghidupi puluhan pekerja.

    A m r i z a l

    Layani Lis Gipsum Segala Model

  • 27

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    Amrizal dan Rosnelly nyaris putus asa. Dana untuk memenuhi kebutuhan harian semakin menipis, sementara cemoohan dari teman juga berdatangan. Dalam kondisi kritis itu Rosnelly berinisiatif membuat sala lauak--makanan gorengan khas Pariaman, Sumbar, berbentuk bola kecil---dan dijual di depan tokonya. Ternyat laris manis. Pembeli banyak berdatangan, dan beberapa di antara mereka ada yang bertanya tentang lis profil gipsum.

    Kondisi memprihatinkan itu berlangsung lama, namun Amrizal dan Rosnelly tak lantas menyerah. “Setinggi-tinggi pendakian, pasti nanti ada turunan,” ucap Amrizal. Benar saja. Pesanan lis profil gipsum akhirnya datang juga, yang pertama dari pemilik rumah di Simpang Batang Kabuang, Kecamatan Koto Tangah, Padang.

    Amrizal diminta memasang lis gipsum, sementara lotengnya tetap triplek. “Sebenarnya kurang pas juga. Tapi karena permintaan pembeli seperti itu, ya tetap saya layani. Apalagi ini pesanan pertama,” imbuhnya.

    Tak lama kemudian, datang seorang kontraktor dari Jakarta yang menang tender di Padang. Dia ingin kerja sama dengan Tiga Dara Gipsum, dengan nilai pesanan lumayan besar. Sejak itu order semakin lancar. Kendala berikutnya adalah modal yang masih cekak. “Kredit ke bank, agunan tak punya. Untung permohonan kami dikabulkan oleh Semen Indonesia. Saya dapat pinjaman modal Rp 20 juta,” beber Amrizal.

    Kini mereka telah memiliki lebih 200 master cetakan lis profil gipsum dengan berbagai bentuk dan desain terbaru. Selain itu, untuk memperlancar operasional, Amrizal membeli sebuah mobil pikap.

    Dibantu enam pekerja tetap, seorang sopir dan dua orang tukang cetak, bisnis Tiga Dara Gipsum semakin berkembang. “Kalau pesanan lagi banyak kami bisa menyerap 35 tenaga kerja,” aku Rosnelly.

    Per hari Tiga Dara mampu memproduksi 70 batang lis profil gipsum dengan panjang 2,2 meter. Harga yang ditawarkan untuk kolom bertingkat Rp 120 ribu per m2, dan kolom datar Rp 90 ribu–Rp 95 ribu per m2. Dulu, kata Rosnelly, harga bahan baku masih murah, sedangkan harga jual relatif tinggi. Sekarang kebalikannya, bahan baku mahal, harga jual relatif murah. Itu terjadi karena pesaing semakin banyak.

    “Kelebihan kami adalah bisa membuat master sendiri. Apa pun motifnya, bisa kami buat. Yang penting ada contohnya. Makanya kami bisa bersaing,” ungkap Rosnelly seraya menjelaskan bahwa motif yang tren sekarang justru minimalis dan polos, tetapi bagi masyarakat pinggiran kota lebih menyukaimotifklasik.•

  • 28

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    4yulia Dewi Anggreni

    Sulam Indah Warisan Zaman Kolonial

    ADALAH Hj Roekayah Ahmad, pemilik home industry Arena Sulam, yang dikenal sebagai ‘suhu’ sulaman dan terawang tangan. Pensiunan Kepala SD Balai Gurah ini memang giat melestarikan keterampilan khas yang kabarnya dibawa dari Mekkah oleh wanita Koto Tuo bernama Hj Maryam pada tahun1880.

    Maka tidak heran, ibu dua anak ini masih menyimpan dan mengembangkan motif-motif dasar sulaman dan terawang tangan yang populer di zaman penjajahan Belanda. Antara lain tarali bungo lado, tarali pucuak rabuang, tarali 16 anak, terawang bandung, serta terawang vilet.

    Kemudian ada motif kabek sapu, tarawang kasiak, pusek, apik, tarawang ramo, dan paek. Motif-motif dasar tersebut, bila dikombinasikan dengan sulaman dan bordiran, akan menghasilkan produk kerajinan bernilai seni tinggi. “Jadi, produk sulaman dan terawang tangan merupakan karya seni.Tidak semua orang bisa mengerjakannya,” jelas perempuan sepuh ini.

    Roekayah mengaku, keterampilan menyulam dan terawang tangan diperoleh dari orangtua. Zaman dulu kepandaian menjahit bagi wanita merupakan keharusan. Dalam upaya melestarikan sulaman dan terawangtangan, Roekayah giat melakukan pelatihan terhadap anak-anak keluarga miskin, pelajar SMK, serta mahasiswa tanpa memungut bayaran.

    Setiap tahun dia menampung siswa SMK magang di rumahnya, sejak tahun 2000 hingga 2007. Sehingga Arena Sulam yang dibentuk tahun 1981, sebagai merek usaha yang dijalankan Roekayah, makin terkenal.

    Bahkan, enam orang guru sekolah kejuruan dari Malaysia pernah datang belajar ke Koto Tuo, Ampek

    Jika ingin mendapatkan sulaman dan terawang tangan yang memesona, sliakan berkunjung ke Arena Sulam di Jorong Koto Tuo, Nagari Balai Gurah, Kecamatan IV Angkek, Kabupaten Agam, Sumbar. Berbagai produk dengan sentuhan sulaman dan terawang tangan

    bisa ditemui di sana, antara lain mukena, jilbab, baju kurung, baju koko, serta taplak meja.

    Angkek, tahun 2008 lalu. Mereka direkomendasikan oleh Pemkab Agam agar belajar di rumah produksi ArenaSulam. Belajar sebulan penuh di bawah bimbingan Roekayah langsung.

    Kiprah Roekayah, kelahiran Koto Tuo, Nagari Balai Gurah, 27 April 1930, untuk mengembangkan keterampilan menyulam dan terawang tangan tidak diragukan lagi. Sejak 1998, Arena Sulam dilanjutkan oleh puteri bungsunya, Yulia Dewi Anggreni. Namun Roekayah tetap aktif melakukan kontrol dan memberikan saran terhadap peningkatan kualitas produk.

    Sebagai pewaris tongkat estafet, Yulia Dewi Anggreni, yang akrab disapa Reni, terus berupaya mengembangkan Arena Sulam. Alumni FMIPA Kimia Universitas Sriwijaya Palembang ini menciptakan desain-desain baru tanpa mengabaikan motif klasik yang menjadi ciri khas Arena Sulam.

    Darah seni dari sang ibu ikut mewarnai karya-karyanya yang dituangkan dalam aneka produk bernilai seni tinggi, antara lain berupa mukena, baju koko, alas meja, jilbab dan baju kurung. Sebagai karya seni yang dikerjakan dalam waktu relatif lama, butuh ketelatenan dan kesabaran, tentu harganya lebih tinggi dibandingkan dengan produk sejenis. Sepasang mukena misalnya, harganya berkisar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta, baju koko Rp80.000 hingga Rp 350.000, jilbab antara Rp50.000 hingga Rp 100.000 dan baju kurung antara Rp 150.000 hinggaRp350.000.•

  • 29

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    SAMPAH, bagi sebagian besar orang berkonotasi kotor dan yang wajib segera dibuang. Tapi di tangan Kamsina, seorang ibu rumah tangga yang juga mitra binaan PT Semen Tonasa asal Desa Bojo, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulsel, tumpukan sampah ibarat harta karun yang belum tergali. Betapa tidak, dengan tangan terampil dan kreasi seninya, tumpukan botol air mineral, minuman bersoda serta kertas bekas tersebut berubah menjadi aneka produk yang dicari konsumen.

    Di salah satu bagian rumahnya yang dijadikan galeri, Kamsina memajang tas, sendal, tatakan gelas hingga hiasan bunga yang terbuat dari sampah. Kamsina yang juga ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mattirowalie ini tidak sendiri. Puluhan ibu rumah tangga di desanya dia berdayakan sehingga mahir memproduksi aneka kerajinan dari barang bekas ini. Bojo merupakan desa perbatasan antara Kabupaten Barru dengan Kota Pare-pare. Di sisi timur merupakan hamparan pantai yang indah membentang, sementara di sebelah barat desa ini adalah areal pertanian dan perkebunan yang luas.

    Untuk membuat sebuah kerajnan tas atau sendal, botol air mineral atau gelas plastik bekas dipotong lalu dirangkai menyerupai anyaman. Setelah itu rangkaian tadi disatukan dan dibentuk sesuai keinginan. Rangkaian anyaman atau potongan botol bekas tadi lantas diberi kawat pita atau lem agar lebih kuat. Biar tambah indah, Kasmina menambahkan aksesori lain seperti manik-manik warna-warni. Akhirnya jadilah sebuah kerajinan dari barang bekas berharga puluhan hingga ratusan ribu rupiah.

    Kekuatan produk daur ulang sampah plastik ini tidak diragukan lagi. Selain sifat plastik yang tahan lama, cara pembuatannya juga teliti dan tidak asal jadi. Nyatanya tas, sendal, vas bunga serta produk lain yang dihasilkan Kamsina dan kawan-

    kawan direspons pasar dengan bagus. Keuntungannya pun lumayan, sebab

    harga bahan bakunya sangat murah.Kamsina yang ditemui desela-sela

    aktivitasnya menuturkan, niat mendaur ulang sampah itu muncul setelah dirinya mengikuti

    pelatihan di Kota Makassar. Ilmu daur ulang barang bekas yang didapatnya dari pelatihan itu lalu ditularkan ke ibu-ibu di sekitar rumahnya. Melalui PKBM Mattirowalie, ia lantas membuat dan memasarkan kerajinan dari sampah itu hingga keluar daerah.

    “Anggota saya dari lebih sepuluh orang, semuanya ibu-ibu dari desa ini. Ada yang istri nelayan, petani, ada pula dari majelis taklim. Tiap hari kami belajar bersama. Kalau dulu hanya beberapa model tas atau model tatakan gelas, sekarang sudah banyak model,” ujarnya. Usaha yang awalnya tidak terlalu dipandang ini kini menjadi salah satu kebanggan desa. Kamsina sudah beberapa kali mewakili Kabupaten Barru dalam pameran daur ulang tingkat Provinsi Sulsel.

    Pun jika ada tamu daerah yang ingin melihat kegiatan daur ulang, pemerintah setempat menjadikan galeri milik Kamsina sebagai lokasi kunjungan. Perempuan berkerudung ini tak pelit membagi ilmu. Kepada siapa saja yang ingin belajar, Kamsina akan dengan senang hatimembimbingnya.•

    Tak ada yang menyangka jika puluhan produk cantik yang dipajang di galeri itu berasal dari barang

    terbuang. Sendal, tatakan gelas, vas bunga, juga dompet, itu dibuat dari sampah plastik maupun kertas.

    Disamping bernilai ekonomis, usaha daur ulang ini membuat lingkungan desa jadi bersih. Ibu-ibu rumah

    tangga pun tidak menganggur lagi.

    K a m s i n a

    Ubah Sampah Jadi Rupiah

  • 30

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    BUAH tangan dari Pangkep, Sulsel, ini dirintis oleh Masna Sari Spd, guru bahasa daerah yang mengajar di SMP 2 Pangkajene. Ikan kambu buatannya kini sudah banyak dinikmati warga dari berbagai kota di Indonesia, terutama mereka yang pernah berkunjung ke Kabupaten Pangkep, Sulsel.

    Ibu Desi, panggilan akrab Masna Sari, merintis usaha pembuatan ikan kambu pada 2015. Ketika itu dia merasa prihatin dengan banyaknya potensi ikan bandeng yang tidak dimanfaatkan. Usaha kecil yang produktif ini mulanya untuk dikonsumsi sendiri. Apalagi, bagi lidah warga Bugis Makassar yang mendiami mayoritas daerah di Sulawesi Selatan, ikan

    kambu tidak asing lagi. Memang, lauk yang satu ini masih dikonsumsi secara terbatas. Ikan kambu hanya ada di acara-acara adat atau hajatan lainnya. “Mengapa tidak dikomersilkan saja setiap hari?” batin Desi ketika itu.

    Berbekal tekad dan keyakinan yang kuat, Desi kemudian memulai usahanya dengan tahap awal hanya dijual untuk kebutuhan hajatan. Itu pun terbatas untuk keluarga dan teman-teman dekatnya. Namun seiring berputarnya waktu, lauk hasil olahan ikan bandeng ini mulai dikenal masyarakat umum. Sehingga satu per satu pesanan dari berbagai daerah dan kecamatan mulai mengalir. Terutama mereka yang tengah berlibur di Pangkep, pasti tak lupa membawa pulang ikan kambu sebagai buah tangan.

    Desi pun semakin terbantu dengan berkembangnya teknologi informasi dewasa ini. Pemasarannya bukan saja dilakukan dari mulut ke mulut namun hingga ke media sosial dan seringnya menghadiri seminar dan pameran di berbagai wilayah d tanah air. Alhasil, meski hanya menjadi pekerjaan sambilan, karena sehari-hari Desi berprofesi sebagai guru, namun keuntungannya sangat menjanjikan. Setiap bulan omzet usahanya mencapai Rp 5 juta. ”Ini hanya pekerjaan sambilan.

    M a s n a S a r i

    Gurihnya Bolu Kambu Khas PangkepPenganan satu ini sangat khas dan kuat

    rasa ikan bandengnya. Dibuat dari potongan ikan bandeng yang diolah dengan aneka ragam bumbu

    dapur, bolu kambu sangat pas dijadikan lauk makan. Alhasil, ikan bolu (bandeng) yang dasarnya sudah

    gurih, menjadi semakin menggoda selera.

  • 31

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    Saya masih yakin bisa tambah besar lagi bila digeluti secara serius,” akunya.

    Dalam menjalankan usahanya Desi dibantu empat karyawan yang merupakan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya. Produk ikan kambu ini sudah merambah ke berbagai daerah, terutama kota-kota besar seperti Makassar hingga Jakarta. Pangkep selama ini memang terkenal akan hasil bandeng serta sop saudara yang melegenda.

    Menurut Desi, citra Pangkep sebagai kota bandeng harus dijaga. Dia bertekad akan memperkuat brand tersebut dengan cara memperbanyak produksi ikan kambu berbahan bandeng. Selama ini masyarakat Pangkep lebih banyak mengkonsumsi ikan bandeng dengan cara digoreng atau dibuat sup. Masih jarang warga yang makan ikan kambu, kecuali saat pesta perkawinan atau hajatan adat. “Inilah yang mengilhami saya, agar ikan kambu dapat dinikmati kapan dan di mana saja,” imbuh Desi, yang menjual ikan kambu Rp 35 ribu per kotak dengan isi tujuh potong.

    Kini, tiap hari Desi yang dibantu karyawannya mengolah sekitar 20 ekor ikan bandeng untuk dijadikan ikan kambu (bolu kambu). Satu ekor ikan bandeng diolah menjadi 7 potong ikan kambu. Ikan kambu (bahasa Bugis, red) berarti ikan yang dagingnya dikeluarkan dan diganti dengan olahan lain. Mirip dengan otak-otak bandeng yang terkenal di Gresik.

    Untuk membuat ikan kambu perlu disiapkan bahan utama berupa ikan bandeng dan beberapa bumbu dapur seperti kelapa goreng, jahe, lengkuas, merica, ketumbar, bawang merah, bawang putih dan serai. Semua bumbu dapur tersebut digoreng dengan minyak, lalu dihaluskan dan dicampur dengan kelapa goreng. Untuk daging ikan bandeng, setelah dipotong menjadi tujuh ekor, lantas dikeluarkan dan dicincang halus. Kulit ikan dipisahkan dari daging.

    Selanjutnya bahan isian dimasukkan kembali ke badan ikan dan dilumuri dengan kocokan telur. Kemudian digoreng dengan minyak sekitar lima menit hingga warnanya kecoklatan. Setelah matang, ikan kambu pun siap dihidangkan. Selain mengolah ikan bandeng menjadi ikan kambu, Desi juga memproduksi ikan bandeng tanpa duri hingga abon dari ikan bandeng. “Semuanya cukup laris di pasaran, namun yang paling laris tetap ikan kambu,” ucapnya.

    Desi mengakui, usahanya semakin berkembang setelah mendapat binaan dari sejumlah

    pihak. Mulai Dinas Perikanan, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan

    hingga PT Semen Tonasa. Dari Semen Tonasa, tahun 2015 dia

    memperoleh bantuan modal senilai Rp 8 juta, dan dua tahun kemudian meningkat jadi Rp 25 juta. “Saya bertekad mengangkat pamor ikan kambu ini agar semakin populer di Indonesia,” tegas Desi.

    Potensi ikan bandeng di Pangkep tersebar di

    tujuh kecamatan daratan, Pangkajene, Bungoro,

    Marang, Labakkang, Segeri dan Mandalle serta Minasa

    Tene. Di wilayah tersebut, warga membudidayakan ikan bandeng

    dalam tambak. Animo masyarakat Pangkep untuk beralih menjadi petambak ikan

    bandeng sangat tinggi. Hal ini terbukti karena setiap tahun semakin banyak

    perubahan fungsi lahan dari areal persawahan menjadi tambak. Terutama para petani yang bermukim di wilayah pesisir barat Kabupaten Pangkep. Begitupun ketika kita berada di Kabupaten Pangkep, ratusan warung makan yang berjejer di poros jalan lintas Sulawesi menyajikan menu utama ikan bandeng, mulai digoreng,dibakarataudibuatsup.•

    Bolu Kambu Owner : Masna Sari

    Rumah : Lingkungan Mattoangin, Kelurahan

    Pabunddukang, Kecamatan Pangkajene,

    Pangkep, Sulsel

    Karyawan : 4 orang

    Omzet : Rp 5 juta per bulan

  • 32

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    API membara di depan sebuah rumah di Kelurahan Mangalle, Kecamatan Labbakkang, Pangkep, siang itu. Pada sebuah bangunan yang oleh sang pemilik, Syamsir, disebut sebagai bengkel. Beratap seng tetapi tanpa dinding. Tiang-tiangnya dari kayu yang tak berpelitur.

    Syamsir memasukkan lempengan baja. Digerak-gerakannya, dibolak-balik dengan cekatan dan cepat. Setelah ujung baja memerah dan sangat panas, dia memindahkannya ke sebuah wadah dari batu. Tangan kiri lelaki 45 tahun itu sudah siap dengan palu besar. “Prakkkk,....Prakkkkk,” berulang-ulang palu dihantamkan ke baja. Menghasilkan bunyi yang beraturan dan panjang.

    Syamsir hendak membentuk baja itu menjadi sebuah pisau. Ada pesanan yang mesti diselesaikannya dengan segera. Lelaki yang gemar bertopi ini seorang pandai besi. Profesi yang relatif tak lagi digeluti banyak orang. Di Pangkep pun begitu. Tetapi Syamsir bertahan. Sudah lebih dari tiga dekade dia menghujamkan palunya ke bilah-bilah besi. Dia membuat pisau, cangkul, parang, linggis, dan apa saja perkakas yang dibutuhkan pemesan.

    Syamsir mendapat berkah dari pilihannya itu. Pesanannya lancar karena memang tak banyak lagi pesaing. Hanya saja, dalam kondisi tertentu, ayah lima anak ini mesti menyabarkan konsumennya. Terkadang dia sulit mengimbangi banyaknya orderan dengan ketersediaan bahan baku. Alasannya klasik, modal terbatas.

    Beruntung sejak beberapa tahun terakhir namanya masuk daftar mitra binaan PT Semen Tonasa. Syamsir

    termasuk pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang sudah beberapa kali berdiri di ruangan kantor Tonasa di Biringere, lalu namanya dipanggil, dan bantuan pun cair.

    “Sudah tiga kali dalam enam tahun ini,” akunya tentang bantuan modal kerja yang diterimanya.

    Syamsir adalah satu dari ribuan orang yang sudah menerima bantuan pembiayaan usaha melalui program CSR Tonasa Bersaudara. Terbaru, Syamsir mendapat tambahan modal Rp 30 juta. Dia mengakui bunga dan cicilannya tak sampai membuat kepala pening. Jangka waktu angsuran pun cukup longgar; dua tahun.

    Dia senang di Pangkep ada perusahaan yang tak hanya mengeruk untung, tetapi juga mendorong kaum kecil bisa ikut mereguk penghasilan. Program kemitraan dari Semen Tonasa meringankan bebannya.

    Lantaran ada kas yang lebih, Syamsir lebih percaya diri menjawab ‘iya’ kepada para pelanggan. Dulunya dia hanya melayani pemesanan dari warga Pangkep. Sekarang, Kabupaten Maros pun disasar. Bahkan Malili di Luwu Timur sudah menjadi pasar produk besinya. “Setelah mendapat bantuan Semen Tonasa, saya banyak menerima orderan dari Kalimantan dan Papua,” ucap lelaki sederhana ini.

    Syamsir mempekerjakan dua orang. Dia berharap, seiring perkembangan usahanya, bakal lebih banyak rumah yang dapurnya bisa ikut mengepul dengan baik. “Saya akan terus menjadi pandai besi selama badan masih mampu. Dari bengkel ini saya bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak,”katanyamantap.•

    S y a m s i r

    Menempa Baja, Menempa HidupRibuan pelaku UKM di Kabupaten Pangkep, Sulsel, tumbuh dan berkembang berkat bimbingan PT Semen Tonasa.

    Salah satunya Syamsir yang setia menekuni profesi langka; pandai besi.

  • 33

    Kegiatan Bina lingKungan Pt SeMen indoneSia (PerSero) tbk

  • 34

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    2.6.1 PT. SEMEN GRESIK

    2.6 KEGIATAN BINA LINGKUNGANPada tahun 2017, dana PKBL Semen Indonesia sebesar Rp 57,20 miliar yang disalurkan untuk bencana

    alam, pendidikan, pelatihan, peningkatan kesehatan, lingkungan, sarana dan prasarana umum.

    Tanam 1000 Pohon Mangrove di Pantai SocorejoPeserta dari berbagai kalangan yaitu:•KelompokPecintaAlam•SiswaSDNSocorejodanSMPIslamSocorejo•MasyarakatSocorejo(WargaSocorejo,PerangkatDesaSocorejo)•CamatJenu•BadanPenanggulanganBencanaDaerahTuban

    MENUJU DESA WISATADesa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, punya potensi menjadi desa wisata. Namun untuk menuju ke sana dibutuhkan dukungan berbagai pihak. Karena itu Semen Gresik bersama warga Socorejo bahu-membahu melakukan penanaman cemara laut dan mangrove sejak tahun 2011. Setiap tahun luasan penanaman terus ditambah sehingga kawasan pantai berpasir putih itu makin rindang dan indah.

  • 35

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    Bantuan Pendampingan Bank Sampah Desa TemandangBerawal dari kepedulian masyarakat Desa Temandang terhadap lingkungan, hingga menarik simpati PT

    Semen Indonesia Pabrik Tuban untuk mendukungnya dengan memberikan pendampingan.

    Opening program pendampingan pengelolaan bank sampah.

    OPENINGKegiatan opening dalam rangka program pendampingan pengelolaan bank sampah

    di Desa Temandang, Kec. Merakurak, Kab. Tuban yang diinisiasi oleh PT Semen Gresik. Bertujuan memberikan pengarahan dan menyosialisasikan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah

    dan rencana pembentukan bank sampah.

    Masyarakat Desa Temandang begitu antusias dalam acara pem bukaan program pendampingan pengelolaan bank sampah.

  • 36

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    Proses peresmian bank sampah “Kencana Madya” yang di resmikan oleh bapak Siswanto, ST. dengan pelepasan balon udara, pembukaan kain, dan pemotongan pita serta awal dari program pendampingan selama satu tahu.

    PENDAMPINGANBerikut adalah kegiatan pendampingan kepada pengurus dengan tujuan pengurus

    dapat lebih mengerti dalam pengolaan sampah, manajement bank sampah, memilah sampah, proses daur ulang sampah dan lain sebagainya.

    Kegiatan Pendampingan.Penyerahan simbolis bantuan peralatan pendukung bank sampah dari CSR PT Semen Gresik Pabrik Tuban.

  • 37

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    LOMBA DESASebuah prestasi yang cukup mengejutkan, dalam kurun waktu 2 bulan, bank sampah “Kencana Madya”

    sudah unjuk gigi dan menunjukan eksistensinya dengan mengikuti lomba PKK se-Kabupaten Tuban. Bank Sampah juga semakin menunjukan dirinya di lingkup kabupaten, dengan mengikuti fashion show mie

    sedap dan berhasil masuk dalam 9 besar.

    Serangkaian kegiatan yang sudah dilakukan yaitu berawal dari pendamping dan pengurus menyosialisasikan kepada ibu-ibu mengenai jenis-jenis sampah, lalu memilah sampah dan seterusnya, hingga masyarakat mulai merasakan manfaat dari bank sampah dan masyarakat mulai menyetorkan sampah ke bank sampah sebagai bentuk tabungan.

  • 38

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    2.6.2 PT. SEMEN PADANG

    Kegiatan Bina lingkungan PT Semen Padang•NamaKegiatan:PelatihanBlogger•Hari,tanggalpelaksanaan:Selasas/dKamis,7-9Februari2017• Lokasikegiatan:diRuangDiklatPTSemenPadang•Peseta:diikutioleh97orang(berasaldaripemudadanpemudidilingkunganKecamaatanLubukKolangan

    dan Kecamatan Pauh• Tujuanpelatihan:terbentuksatukomunitasBloggerdiKecamatanLubukKilanganyangdiwadahioleh

    CSR PT Semen Padang.; memberi pengetahuan darn keterampilan kepada pemud/pemudi.

    •Hari,tanggalpelaksanaan:Kamis,11Mei2017•DalamrangkapelaksanaanprogramCSRPandai

    Nagari Tahun 2017, dalam bentuk bantuan pendidikan/pelatihan kepada siswa/i dan mahasiswa/i berprestasi dalam bidang akademik yang dilaksanakan di Kabupaten 50 Kota.

    • PesertakegiatanPelatihan(441orang)- SD =383 orang- SMP = 50 orang- SMA = 4 orang- S1 = 4 orang

    • Tujuan membantu biaya pendidikan kepadapelajar dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi ini dapat bermanfaat dan membantu untuk kelancaran dalam proses belajar.

    Bantuan Pendidikan di Kabupaten Lima Puluh Kota

  • 39

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    Beasiswa bagi Masyarakat Desa Lingkar Tonasa Ring 1Beasiswa merupakan program tahunan Perusahaan PT semen Tonasa, dirancang sebagai upaya pemenuhan

    kebutuhan dasar pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat yang bermuara pada peningkatan kesejateraan masyarakat, dan sekaligus merupakan konsistensi terhadap Tema Program CSR Corporasi yaitu TONASA BERSAUDARA dalam Pilar TONASA CERDAS.

    Prioritas Program ini adalah bagi masyarakat sekitar lingkungan perusahaan dalam radius Ring 1 Perusahaan meliputi 11 Desa/Kelurahan. Dengan kategori kurang mampu dan berprestasi serta mempunyai minat yang positif untuk bersekolah dalam lingkup pendidikan tingkat SD,SMP, SMU/SLTA dan Mahasiswa negeri maupun swasta.

    Beasiswa bagi masyarakat tersebut di berikan dalam bentuk bantuan pendidikan, namun di lain sisi perusahaan juga melakukan kontrak/ kerjasama dengan Sampoerna Foundation dengan mengutus tiga (3) orang siswa/siswi berprestasi yang berasal dari masyarakat Ring 1 perusahaan mengikuti Pendidikan di Sampoerna Foundation International School di Bandung, dengan lama belajar selama tiga (3) tahun, setingkat SMU/SLTA. (tahun 2018, memasuki tahun ke-3).

    2.6.3 PT. SEMEN TONASA

    Program Penghijauan (Pengembangan kualitas lingkungan hidup)Yaitu upaya untuk keberlanjutan dalam aspek pengelolaan

    lingkungan hidup, ketersediaan sumber daya alam yang akan berdampak pada daya dukung lingkungan untuk masa depan. Corporasi melakukan Program Penghijauan di dasarkan pada Tema CSR TONASA BERSAUDARA dalam Pilar TONASA HIJAU

    Fokus utama kegiatan ini, meliputi :• Pelestarian lingkungan melalui Penanaman Pohon di darat

    maupun Penanaman Pohon Mangrove di daerah Pesisir sebagai upaya mempertahankan ekosistem pesisir dan pencegahan aberasi pantai akibat hantaman ombak.

    • Program Penanaman pohon merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh Perusahaan yangpelaksanaannya dilakukan bersama dengan Forum Desa/ Kelurahan dengan melibatkan masyarakat sekitar.

    • Selain itu perusahaan juga mengelola Taman hutan Rakyat guna mempertahankan Keanekaragamanhayati.

  • 40

    Laporan Tahunan PKBL 2017

    Galeri PENGhARGAAN SElAMA TAhuN 2017SEMEN INDONESIA

    SEMEN PADANG

    SEMEN TONASA

    •IndonesiaCSRAward(ICA)2017•IndonesiaSustainableDevelopmentGoalsAward(ISDA)2017•MakassarMasterBrandAward(MBA)2017

    •CorporateSocialResponsibility(CSR)2017•ProgramTanggungJawabSosialdanLingkungan(TJSL)2017•JasaBaktiKoperasiUMKM2017•TheBestSocialBusinessInovationCompany2017

    •TheBestIndonesiaGreenAward(IGA)2017•IndonesiaLivingLegendBrand2017•ASIANMARKETINGSUMMIT2017

  • 41

    LAmpIrAn

  • 42

    Lampiran 1

     Program Kemitraan 

     Program Bina Lingkungan 

     BL BUMN Peduli  Program Kemitraan 

     Program Bina Lingkungan 

     BL BUMN Peduli  Program Kemitraan 

     Program Bina Lingkungan 

     BL BUMN Peduli 

     DANA TERSEDIA : 

    1        Saldo awal  5.876,03                  24.727,84                ‐                           842,35                     2.723,75                  ‐                           906,87                     100,19                     ‐                          2        Alokasi laba dari BUMN Pembina  ‐                           44.000,00                ‐                           ‐                           11.386,75                ‐                           ‐                           5.000,00                  ‐                          3        Pengembaliana Pinjaman Mitra Binaan 

                   49.700,15  ‐                          ‐                          

                     8.074,75 ‐                           ‐                          

                   11.731,13 ‐                           ‐                          

    4        Pengembalian dana dari BUMN Pembina Lain/ Lembaga Penyalur  ‐                           600,12                    

    ‐                           241,27                     ‐                           ‐                           ‐                           ‐                           ‐                          

    5        Pendapatan Jasa Administrasi Pinjaman 2.747,63                  ‐                          

    ‐                           778,28                     ‐                           ‐                          1.150,29                 

    ‐                           ‐                          

    6        Pendapatan Lain                   1.031,21  697,33                     ‐                           10,00                       15,66                       ‐                           21,51                       5,49                         ‐                          7        Penerimaan Lain                         80,54                       177,39  ‐                           131,29                     14,85                       ‐                           253,47                     ‐                           ‐                          

    8       Dana Tersedia (jumlah 1 s/d 7) Penyaluran Dana dan Biaya Operasional 

    59.435,56                70.202,68                ‐                           10.078,42                14.141,01                ‐                           14.063,27                5.105,68                  ‐                          

    9        Penyaluran Pinjaman kepada Mitra  52.834,00                ‐                           ‐                           8.227,50                  ‐                           12.844,00                ‐                           ‐                          

    10     Penyaluran melalui BUMN Pembina/Lembaga Penyalur 

    ‐