13

Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

  • Upload
    vothu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri
Page 2: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri
Page 3: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri
Page 4: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri
Page 5: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri
Page 6: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

ISSN 1907-9850

141

IDENTIFIKASI DAN UJI AKTIVITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAKDAUN TREMBESI (Albizia saman (Jacq.) Merr) SEBAGAI ANTIBAKTERI Escherichia coli

I Kadek Pater Suteja, Wiwik Susanah Rita, dan I Wayan Gede Gunawan

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali*E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Identifikasi senyawa flavonoid dari daun trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr) serta uji aktivitas antibakteriterhadap Escherichia coli (E.coli) telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis senyawaflavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun trembesi dan aktivitas antibakterinya terhadap E. coli. Ekstraksidilakukan dengan metode maserasi dan partisi. Pemisahan senyawa dilakukan dengan kromatografi kolom,sedangkan uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram, dan identifikasi dilakukan dengan spektrofotometerUltraviolet-visible (UV-vis) dan Inframerah. Ekstraksi 1 kg serbuk daun trembesi dengan 5 L etanol menghasilkan73,38 g ekstrak pekat etanol. Proses partisi menghasilkan 26,34 g ekstrak n-heksana, 8,12 g ekstrak etilasetat, 19,37 gekstrak n-butanol, dan 12,56 g esktrak air. Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanolpositif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri E.coli terhadap fraksi n-butanol padakonsentrasi 10% menunjukkan aktivitas sedang dengan daya hambat sebesar 6,3 mm. Nilai Konsentrasi HambatMinimum (KHM) sebesar 2 % (b/v) dengan diameter hambat sebesar 1 mm. Pemisahan kromatografi kolom denganeluen n-butanol : metanol : kloroform (5:3:2) diperoleh empat isolat namun hanya satu isolat (isolat B dengan Rf0,58) yang memberikan hasil positif mengandung flavonoid. Hasil uji kemurnian menunjukkan bahwa isolat B relatifmurni secara KLT. Hasil analisis spektroskopi inframerah menunjukkan bahwa isolat B diduga mengandung gugusfungsi OH, C-OH, CH alifatik, C=O keton, C=C aromatik, C-O-C eter, dan CH aromatik. Analisis denganspektrofotometer UV-Vis diindikasikan bahwa isolat B merupakan golongan senyawa isoflavon dengan gugushidroksi pada cincin A yaitu atom C-5 dan C-7. Isolat menunjukkan aktivitas antibakteri yang lemah terhadap bakteriE. coli.

Kata kunci : Albizia saman (Jacq.) Merr, Flavonoid, Antibakteri, Escherichia coli

ABSTRACT

Identification of flavonoid from the leaves of rain tree (Albizia saman (Jacq.) Merr) and its antibacterialactivity test against Escherichia coli (E.coli) has been performed. This research aims to determine the type offlavonoid in rain tree leaves and its antibacterial activity against E. coli. Extraction was done by maceration andpartition methods, separation was achieved by column chromatography, antibacterial activity was tested by diskdiffussion method, and the identification was done by Ultraviolet-visible (UV-vis) and Infrared spectrophotometry.Extraction of 1 kg of rain tree powder with 5 L ethanol produced 73.38 g of concentrated ethanol extract. Thepartition process produced 26,34 g of n-hexane, 8,12 g of ethylacetate, 19,37 g n-butanol, and 12,56 g of waterextracts. Phytochemical test of the extracts showed that the n-butanol extract contained flavonoids. Antibacterialactivity of n-butanol extract towards E.coli showed a medium activity with a diameter inhibition of 6.3 mm. MICvalue was 2% (w/v) with a diameter inhibition of 1 mm. Separation using column chromatography with the eluent ofn-butanol: methanol: chloroform (5: 3: 2) obtained four isolates but only one isolate (isolate B with Rf 0.58) whichcontained flavonoids. Analysis with infrared spectroscopy showed that the isolate B contained functional groups ofOH, C-OH, aliphatic CH, C = O ketones, C = C aromatic, COC ether, and aromatic CH. Analysis with UV-Visspectrophotometer indicated that isolate B is isoflavon compound with a hydroxy groups at C-5 and C-7. The isolatewas relatively pure by TLC. The isolate showed a low antibacterial activity.

Keywords : Albizia saman (Jacq.) Merr, Flavonoid, Antibacterial, Escherichia coli

Page 7: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

JURNAL KIMIA 10 (1), JANUARI 2016: 141-148

142

PENDAHULUAN

Bakteri Escherichia coli (E. coli)merupakan salah satu penyebab dari gangguankesehatan manusia. Salah satu cara untukmenanggulangi atau mencegah pertumbuhanbakteri E. coli adalah dengan memanfaatkan bahanaktif dari tanaman yang dapat digunakan sebagaiantibakteri (Prasad et al., 2008). Antibakterimerupakan senyawa yang mampu menghambatpertumbuhan bakteri sehingga dapat digunakanuntuk kepentingan pengobatan terhadap gangguankesehatan yang disebabkan oleh bakteri (Goldberg,1959).

Tanaman trembesi merupakan salah satutanaman yang dapat dimanfaatkan sebagaiantibakeri (Prasad et al., 2008). Menurut Staplesdan Elevitch (2006), daun trembesi dapatdigunakan sebagai obat tradisional antara lain obatdiare, demam, sakit perut, dan sakit kepala. Dauntrembesi yang dapat digunakan sebagai obat diareerat kaitannya dengan pertumbuhan bakteri E. colidalam usus. Maka pada penelitian ini bagiantanaman trembesi yang digunakan adalah bagiandaunnya yang memiliki potensi sebagai antibakteriE. coli. Menurut Prasad et al., (2008), ekstrak dauntrembesi mampu menghambat pertumbuhanbakteri (Escherichia coli, Candida albicans, danStaphylococcus aureus) dan berdasarkan skriningfitokimia yang dilakukannya menunjukkan adanyasenyawa flavonoid, tannin, steroid, saponin,terpenoid, dan glikosida kardiak dalam ekstrakdaun trembesi.

Flavonoid merupakan salah satu senyawaaktif pada tanaman yang dapat dimanfaatkansebagai antibakteri (Abdul, 2008). Strukturflavonoid memiliki hubungan dengan aktivitasnyasebagai antibakteri. Mekanisme flavonoid, sepertiquercetin sebagian besar disebabkan olehpenghambatan DNA gyrase. Sophoraflavone Gdan (-)-epigallocatechin gallate telah diusulkandapat menghambat fungsi membran sitoplasma,sedangkan licochalcones A dan C dapatmenghambat metabolisme energi (Chusnie &Lamb, 2005). Edziri et al. (2012) melaporkanbahwa senyawa flavonoid dalam bunga Retamaraetam memiliki aktivitas antibakteri terhadapPseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli.Parubak (2013) melaporkan bahwa flavonoiddalam daun akway (Drimys Beccariana Gibbs)

mempunyai aktivitas antibakteri terhadapEscherichia coli dan Bacilus subtilis. Hendra et al.(2011) juga melaporkan bahwa flavonoid dalambuah mahkota dewa berkontribusi terhadapaktivitasnya sebagai antibakteri.

Penelitian mengenai senyawa flavonoidsebagai antibakteri pada ekstrak tanaman telahbanyak dilakukan, namun sejauh ini belum adayang melakukan uji aktivitas antibakteri senyawaflavonoid pada ekstrak daun trembesi terhadapbakteri Escherechia coli. Dengan adanyakandungan senyawa flavonoid dalam ekstrak dauntrembesi, serta aktivitas flavonoid sebagaiantibakteri, maka perlu dilakukan pemisahansenyawa flavonoid dalam daun trembesi, dan ujiaktivitas antibakteri senyawa flavonoid tersebutterhadap bakteri Escherichia coli.

MATERI DAN METODE

BahanBahan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah daun trembesi yang diperoleh di JalanKapten Tantular, Renon, Denpasar Bali. Bakteriuji yang digunakan adalah bakteri Escherechiacoli. Bahan kimia yang digunakan dalampenelitian ini adalah etanol (teknis), n-heksana(teknis), etilasetat (p.a), n-butanol (p.a), akuades,asam asetat (p.a), metanol (p.a), etanol (p.a), silikagel, aluminium klorida (AlCl3), asam klorida (HCl)pekat, logam Mg, asam borat (H3BO3), natriumhidroksida (NaOH), kalium bromida (KBr), NaCl,serbuk MHA (Mueller Hinton Agar), antibiotikamoxicillin 3,0 % dan meropenem 10%.

PeralatanAlat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seperangkat alat gelas dengan berbagaiukuran, corong pisah, statif dan klem, pengadukkaca, tabung reaksi, neraca, pipet tetes, blender,pisau, kain kasa, kertas saring Whatman No. 1,penguap putar vakum (rotary vacuum evaporator),autoklaf, inkubator, preforator, alat sentrifugasi,mistar, alat vorteks, kaca arloji, cawan petri,aluminium foil, kapas, penangas air, seperangkatalat kromatografi lapis tipis dan kromatografipreparatif, lampu UV, seperangkat alatspektrofotometer ultraviolet-visibel (UV-Vis), daninframerah.

Page 8: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

ISSN 1907-9850

143

Cara KerjaSebanyak 1 kg serbuk kering daun

trembesi dimaserasi dengan etanol, kemudiandisaring dan diuapkan pada tekanan rendah denganpenguap putar vakum hingga diperoleh ekstrakpekat etanol. Ekstrak pekat etanol dilarutkandengan etanol : air (3:7) dan diuapkan denganpenguap putar vakum hingga diperoleh ekstrak air.Ekstrak air dipartisi beberapa kali dengan n-heksana, etilasetat, dan n-butanol. Masing-masingekstrak dilakukan uji flavonoid. Ekstrak yangpositif mengandung flavonoid selanjutnya diujiaktivitas antibakteri serta penentuan nilaikonsentrasi hambat minimum (KHM) terhadapbakteri E.coli. Ekstrak positif flavonoid danmemiliki aktivitas antibakteri selanjutnyadipisahkan dan dimurnikan dengan kromatografikolom dengan fase diam silika gel GF254 dan fasegerak n-butanol : methanol : kloroform (5:3:2).Isolat hasil kromatografi kolom dilakukan ujiflavonoid. Isolat positif flavonoid dilakukan ujikemurnian dengan kromatografi lapis tipis (KLT)menggunakan campuran pelarut yang berbeda.Isolat relatif murni secara KLT selanjutnyadilakukan uji aktivitas antibakteri sertadiidentifikasi dengan spektrofotometer UV-Visdan Inframerah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi dan Uji Fitokimia Senyawa Flavonoiddalam Daun Trembesi

Ekstraksi 1,00 kg serbuk kering dauntrembesi selama ± 24 jam dengan menggunakan 5L etanol teknis 96% menghasilkan 73,38 g ekstrakkental etanol yang berwarna hijau pekat. Prosespartisi dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat, dan n-butanol yang menghasil-kan 26,34 g ekstrak n-heksana, 8,12 g ekstraketilasetat, 19,37 g ekstrak n-butanol, dan 12,56 gesktrak air. Selanjutnya masing-masing ekstrakdilakukan uji flavonoid.

Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwaekstrak n-butanol yang paling positif mengandungflavonoid karena saat penambahan pereaksi warnamenunjukkan adanya perubahan warna yang khasuntuk senyawa flavonoid, ekstrak etilasetatmenunjukkan intensitas warna yang lemah dan n-

heksana tidak menunjukkan perubahan warna yangmengindikasikan tidak mengandung senyawaflavonoid.

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak DaunTrembesi

Hasil uji aktivitas antibakteri E. coliekstrak n-butanol dipaparkan pada Tabel 1 danGambar 1.

Tabel 1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrakdaun trembesi dalam konsentrasi 10 %(b/v)

Bahan Uji DayaHambat(mm)

Ekstrak Air -Ekstrak n-heksana -Ekstrak etilasetat -Ekstrak n-butanol 6,3Kontrol positif (amoxicillin 3,0%) -Kontrol negatif -

Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak n-butanol daun trembesi dalam konsentrasi 10 %(b/v) mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dengan rata-rata diameter hambat sebesar 6,3mm. Berdasarkan kategori daya hambat bakterimenurut Davis & Stout (1971), hasil tersebutmenunjukkan bahwa senyawa aktif yangterkandung pada ekstrak n-butanol daun trembesidapat menghambat pertumbuhan bakteri E.colidengan daya hambat antara 5-10 mm, maka dapatdisimpulkan bahwa ekstrak n-butanol memilikiaktivitas antibakteri yang sedang terhadap bakteriE. coli. Sedangkan ekstrak air, n-heksana, danetilasetat dari daun trembesi dalam konsentrasi10% tidak mampu menghambat pertumbuhanbakteri E.coli. Kontrol positif (amoxicillin 3,0 %)yang digunakan pada penelitian ini tidak mampumenghambat pertumbuhan bakteri Escherichiacoli, hal tersebut disebabkan karena bakteriEscherichia coli resisten terhadap antibiotikamoxicillin yang digunakan. Sehingga untukselanjutnya kontrol positif diganti denganmeropenem 10%.

Page 9: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

JURNAL KIMIA 10 (1), JANUARI 2016: 141-148

144

Gambar 1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak air, n-heksana, etilasetat, dan n-butanol daun trembesiterhadap E. coli pada konsentrasi 10 %

Tabel 2. Hasil penentuan Konsentrasi HambatMinimum (KHM) dari aktivitasantibakteri ekstrak n-butanol dauntrembesi

Tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak n-butanol daun trembesi pada konsentrasi 2; 4; 6 dan8 % menunjukkan adanya aktivitas antibakeri E.coli dengan diameter hambat setelah dikurangidengan diameter hambat kontrol negatifdidapatkan sebesar 1; 3; 4 dan 5,3 mm. Haltersebut disebabkan oleh senyawa aktif yangterkandung pada ekstrak n-butanol daun trembesidapat menghambat pertumbuhan bakteri E.coli.Data diatas menunjukkan bahwa nilai KHM dariaktivitas antibakteri ekstrak n-butanol positifflavonoid yaitu pada 2 % (b/v) dengan diameterhambat 1 mm.

Gambar 2. Hasil uji KHM aktivitas antibakteriekstrak n-butanol daun trembesiterhadap E. coli

Konsentrasi Ekstrak n-butanol

(% b/v)

DiameterHambatan

(mm)8 7,66 6,34 5,32 3,3

Kontrol Positif (meropenem10%) 24Kontrol Negative (n-butanol) 2,3

Page 10: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

ISSN 1907-9850

145

Pemisahan dan Pemurnian Senyawa FlavonoidPemisahan senyawa tanin pada penelitian

ini didahului dengan pemilihan eluen terbaik untukmenentukan fase gerak yang digunakan.Berdasarkan hasil pemisahan diperoleh bahwaeluen n-butanol : metanol : kloroform (5:3:2)memberikan pemisahan terbaik, hal ini dapatdilihat dengan adanya noda yang terpisah denganbaik dan jumlah noda terbanyak yaitu 6 noda.Sehingga eluen ini digunakan dalam pemisahansenyawa flavonoid dengan kromatografi kolom.Pemisahan dengan kromatografi kolom didapatkan82 botol eluat. Eluat yang dihasilkan dilakukanKLT analitik untuk melihat kesamaan noda yangdihasilkan. Fraksi-fraksi yang memiliki pola nodayang sama digabungkan sehingga didapatkan 4fraksi dengan pola noda yang sama, yaitu fraksi A;fraksi B; fraksi C; dan fraksi D. Fraksi-fraksitersebut kemudian dilakukan uji flavonoid.

Hasil uji flavonoid menunjukkan hanyafraksi B yang positif mengandung flavonoid,kemudian fraksi B dilanjutkan untuk uji kemurniandengan kromatografi lapis tipis. Hasil ujikemurnian yang telah dilakukan didapatkan hasilberupa kromatogram yang menunjukkan nodatunggal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa isolatB dikatakan relatif murni secara KLT dan isolattersebut selanjutnya dilakukan identifikasi dan ujiaktivitas antibakteri.

Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoiddengan Spektrofotometer UV-Vis dan FTIR

Hasil spektrum inframerah pada isolat Bdapat dilihat pada Gambar 3.

Hasil identifikasi senyawa isolat B denganspektrofotomoter inframerah menunjukkan adanyaserapan yang melebar dan intensitasnya lemahyaitu pada daerah bilangan gelombang 3286,7 cm-1

yang menunjukkan adanya gugus OH terikat padagugus alifatik dan aromatik yang disebabkanadanya vibrasi ikatan hidrogen intramolekul. Hasilspektrum yang muncul pada bilangan gelombang2949,16 cm-1 dengan bentuk pita serapan melebardan intensitasnya sedang menunjukkan adanyagugus CH alifatik. Serapan yang melebar jugaterdapat pada daerah bilangan gelombang 1662,64cm-1 dengan intensitas sedang yang menunjukkanbahwa terdapat gugus C=O keton. Adanya serapanyang melebar dan intensitas sedang pada bilangangelombang 1563.67 cm-1 yang menunjukkan

serapan dari C=C aromatik. Pita serapan padabilangan gelombang 1448,54 cm-1 dengan bentukpita melebar dan intensitas sedang menunjukkanserapan C-OH. Serapan dengan bentuk pita tajamdan intensitas kuat pada bilangan gelombang1012,63 cm-1 dan 1031,92 cm-1 menunjukkanadanya gugus C-O-C eter. Bentuk pita yangmelebar dan intensitasnya lemah pada bilangangelombang 779,24 cm-1 menunjukkan adanyatekukan ke luar bidang ikatan CH aromatik(Markham, 1988).

Gambar 3. Spektrum inframerah hasil identifikasiisolat B

Hasil analisis spektrum inframerahterhadap isolat B diduga mengandung senyawaflavonoid karena terdeteksi gugus-gugus fungsiyang identik dengan senyawa flavonoid antara lainOH, C-OH, CH alifatik, C=O keton, dan C=Caromatik, C-O-C eter, dan CH aromatik. Untukmemastikan jenis senyawa flavonoid yangterkandung dalam isolat, maka dilakukanidentifikasi dengan UV-Vis.

Spektrum UV-Vis dari isolat Bditunjukkan pada Gambar 4, sedangkan panjanggelombang dan absorbansinya dipaparkan padaTabel 3.

Tabel 3. Data spektrum UV-Vis isolat BIsolat B Panjang

Gelombang(nm)

Absorbansi

Pita I 329,70 0,312Pita II 266,20 0,704

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada isolat Bdihasilkan serapan pada rentang panjanggelombang 310-330 nm yaitu pada panjang

Page 11: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

JURNAL KIMIA 10 (1), JANUARI 2016: 141-148

146

gelombang 329,70 pada pita I, dan rentang serapan245-275 nm yaitu pada panjang gelombang 266,20pada pita II. Dari bentuk spektrum dari isolat Btersebut diduga menunjukkan rentang serapansenyawa flavonoid golongan isoflavon (Markham,1998; Sastrohamidjojo, 2001).

Gambar 4. Spektrum UV-Vis dari isolat B

Kedudukan gugus hidroksi pada intiflavonoid ditentukan dengan penambahan pereaksigeser. Serapan pita II berpengaruh padahidroksilasi cincin A, sedangkan serapan pita Imempengaruhi hidroksilasi pada cincin B dan C.Hidroksilasi dipengaruhi oleh pergeseranbatokromik sedangkan metilasi dan glikosilasiakan menyebabkan pergeseran pita ke panjanggelombang yang lebih rendah (hipsokromik). Hasilpergeseran absorbsi setelah penambahan pereaksigeser dapat dilihat pada Tabel 4.

Pereaksi geser natrium hidroksida (NaOH)merupakan basa kuat yang dipergunakan untukmendeteksi adanya gugus hidroksi. Hasilpenambahan pereaksi geser NaOH pada isolat Bmenghasilkan pergeseran batokromik yang jelaspada pita I sebesar 79,3 nm, sedangkan pada pita IIdidapatkan pergeseran batokromik sebesar 3,6 nm.Adanya pegeseran batokromik pada pita II

mengindikasikan adanya gugus hidroksi padacincin A (Markham, 1988).

Penambahan pereaksi geser aluminiumklorida (AlCl3) akan membentuk kompleksdengan gugus orto-dihidroksi maupun hidroksiketon. Sedangkan pada penambahan HCl akanmengakibatkan kompleks terurai kembali karenaadanya Al tidak stabil yang terbentuk pada gugusorto-dihidroksi. Pada penambahan pereaksialuminium klorida (AlCl3) menghasilkanpergeseran batokromik sebesar 7 nm pada pita II,selanjutnya pada penambahan pereaksi geser asamklorida (HCl) menunjukkan pergeseran batokromiksebesar 12,6 nm. Peningkatan pergeseran absorbsipada spektrum setelah penambahan pereaksi geserAlCl3 dan AlCl3 + HCl menunjukkan tidak adanyakompleks yang terurai sehingga mengindikasikantidak adanya gugus orto-dihidroksi. Adanyapergeseran batokromik pada pita II setelahpenambahan pereaksi AlCl3 + HCl sebesar 12,61nm mengindikasikan adanya gugus hidroksi padacincin A yaitu pada C-5 (Markham, 1988).

Penambahan pereaksi NaOAc akanbereaksi dengan mengionisasi gugus hidroksilflavonoid yang paling tahan asam yaitu gugus 7-OH dan menyebabkan terjadinya pergeseranbatokromik pada pita II, sedangkan penambahanH3BO3 (asam borat) akan menjembatani keduagugus hidroksil pada gugus orto-dihidroksisehingga terbentuk kompleks borat. Daripenambahan pereaksi NaOAc pada isolat Bmenunjukkan adanya pergeseran batokromik padapita II sebesar 5,1 nm yang mengindikasikanadanya gugus 7-OH, sedangkan pada penambahanpereaksi geser NaOAc + H3BO3 terjadi pergeseranhipsokromik pada pita II sebesar 2,2 nm yangmengindikasikan tidak adanya gugus orto-dihidroksi (Markham, 1988).

Tabel 4. Hasil pergeseran absorbsi isolat dengan penambahan pereaksi geser

Pereaksi Geserλ (nm) Pergeseran λ (nm)

Pita II Pita I Pita II Pita I+Metanol+Metanol+NaOH

266,20269,80

329,70395,00

-+3,6

-+65,3

+Metanol+NaOAc+Metanol+NaOAc+H3BO3

271,30264,00

398,60347,20

+5,1-2,2

+68,9+17,5

+Metanol+AlCl3

+Metanol+AlCl3+HCl273,20278,80

339,40338,00

+7-12,6

+9,7+8,3

Page 12: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

ISSN 1907-9850

147

Berdasarkan hasil uji fitokimia sertakarakterisasi isolat dengan spektrofotometerinframerah dan UV-Vis dapat disimpulkan suatudugaan bahwa pada isolat B mengandung senyawaflavonoid golongan isoflavon yaitu 5,7 dihidroksiisoflavon dengan gugus hidroksi pada cincin Ayaitu atom C-5 dan C-7. Dugaan struktur 5,7dihidroksi isoflavon dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur 5,7 dihidroksi isoflavon

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat FlavonoidHasil uji aktivitas antibakteri isolat B

dipaparkan pada Tabel 5 dan Gambar 6.

Tabel 5. Hasil uji aktivitas antibakteri isolatflavonoid

Konsentrasi Isolat Flavonoid Daya Hambat(mm)

0% -4% 25% 36% 3,77% 3,78% 4,3

Kontrol positif (meropenem 10%) 27,3

Tabel 5 menunjukkan bahwa isolatflavonoid dengan konsentrasi 0%; 4%; 5%; 6%;7%; 8% memiliki rata-rata daya hambat terhadapbakteri E.coli masing-masing sebesar 0 mm; 2mm; 3 mm; 3,7 mm; 3,7 mm; 4,3 mm.Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwasenyawa flavonoid hasil isolasi memiliki aktivitasantibakteri E. coli yang lemah dalam konsentrasi4%; 5%; 6%; 7%; dan 8%, karena memiliki dayahambat terhadap bakteri E.coli < 5 mm (Davis &Stout., 1971). Senyawa flavonoid dapatmenghambat pertumbuhan bakteri disebabkan olehmekanisme senyawa flavonoid, seperti isoflavonsebagian besar disebabkan oleh penghambatanDNA gyrase. Sophoraflavone G dan (-)-epigallocatechin gallate yang dapat menghambat

fungsi membran sitoplasma, sedangkanlicochalcones A dan C dapat menghambatmetabolisme energi dan menyebabkanpenghambatan pertumbuhan bakteri (Chusnie &Lamb, 2005).

Gambar 6. Hasil uji aktivitas antibakteri isolatflavonoid dalam konsentrasi 4%, 5%,6%, 7%, dan 8% terhadap bakteri E.coli

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan1. Ekstrak n-butanol daun trembesi mengandung

jenis senyawa flavonoid golongan isoflavonyang mengandung substituent gugus hidroksipada cincin A yaitu atom C-5 dan C-7.

2. Senyawa flavonoid yang terkandung dalamekstrak n-butanol daun trembesi memilikiaktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli.

Saran1. Perlu dilakukan uji aktivitas antibakteri E. coli

terhadap kandungan metabolit sekunder lainseperti alkaloid, steroid, saponin, dantriterpenoid yang terdapat dalam dauntrembesi.

2. Perlu dilakukan penelitian dan identifikasilebih lanjut menggunakan teknik spektroskopilainnya seperti NMR untuk memastikanstruktur senyawa flavonoid yang terdapat padadaun trembesi dari ekstrak n-butanol.

Page 13: Full page photo - repositori.unud.ac.id · Uji fitokimia masing-masing fraksi menunjukkan bahwa fraksi n-butanol positif mengandung senyawa flavonoid, Hasil uji aktivitas antibakteri

JURNAL KIMIA 10 (1), JANUARI 2016: 141-148

148

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepadaDrs. Made Arsa, M.Si., Dr. Ir. Sri Wahjuni,M.Kes., Ketut Ratnayani, S.Si., M.Si., DP2M(DIKTI), dan semua pihak atas saran danmasukannya sehingga penelitian ini dapatterselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul., 2008, Air Belimbing Wuluh SebagaiAlternatif, Available from: http://id.shvoong.com. Diakses tanggal 17 Desem-ber 2014

Chusnie, T.T.P. and Lamb, A.J., 2005,Antimicrobial activity of flavonoid.International Journal of AntimicrobialAgents, 26 : 343–356

Davis & Stout., 1971, Disc Plate Method OfMicrobiological Antibiotic Essay. JournalOf Microbiology; 22 (4) :

Goldberg, HS., 1959, Antibiotics: Their Chemistryand Non-Medical Uses, Van NostrandCompany, New York

Edziri, H., Mastouri, M., Mahjoub., MA., Mighri,Z., and Verschaeve, L., 2012. Antibac-terial, Antifungal, and Cytotoxic Activitiesof Two Flavonoids from Retama reatamFlowers. Molecules, 17 (6): 7284-7293

Hendra, R., Ahmad, S., Sukari, A., Shukor, M.Y.,and Oskoueian, E., 2011. FlavonoidAnalyses and Antimicrobial Activity ofVarious Parts of Phaleria macrocarpa(Scheff.) Boerl Fruit, Int. J. Mol. Sci., 12 :3422-3431

Markham, R.K., 1988, Cara MengidentifikasiFlavonoid, ITB, Bandung

Parubak, A.S., 2013, Senyawa Flavonoid yangBersifat Antibakteri dari Akway (Drimysbecariana Gibbs), Skripsi, Jurusan Kimia,Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas NegeriPapua, Papua

Prasad, R.N., Viswanathan, S., Devi, J.R., Nayak,Swetha, V.V.C., Archana, B.R.,Parathasarathy, N., and Rajkumar, J.,2008, Short Communication, Preliminaryphytochemical screening and antimicrobialactivity of Samanea saman, Journal ofMedicinal Plants Research, 2 (10) : 268-270

Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty,Yogyakarta

Staples, G.W. and Elevitch, C.R., 2006, Samaneasaman (Trembesi), ver. 2.1. In: C.RElevitch (ed), Species Profiles For PacificIsland Agroforestry, PermanentAgriculture Resources (PAR)

Davis & Stout, 1971, Disc Plate Method OfMicrobiological Antibiotic Essay, JournalMicrobiology, 22 :