Upload
anonymous-fkm6kp9nd
View
464
Download
68
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vggfdytgdrfdsffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffdsgtfhjgjhjhgvfcxvgh
Citation preview
Fraktur yg terjadi pada bagian sepertiga distal tulang humerus setinggi kondilus humeri tepat proksimal troklea dan capitulum humeri, yg melewati fossa olecranon
Fraktur ini sering terjadi pada anak- Fraktur kondilus lateralis humerus kondilus
terdislokasi kearah distal- Fraktur epikondilus medialis humerus fraktur avulsi
dan terjadi akibat gaya abduksi atau valgus yg berlebihan
DEFINISI
Fraktur ini sering terjadi pada anak – anak, yaitu sekitar 65 % dari seluruh kasus patah tulang lengan atas. Mayoritas fraktur suprakondiler pada anak – anak terjadi pada usia 3 – 10 tahun, dengan puncak kejadiannya pada usia 5 dan 7 tahun. Dan biasanya paling sering ditemukan pada anak laki – laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 2 : 1
EPIDEMIOLOGI
Adanya riwayat trauma atau cederaKecelakaan kendaraan bermotor Jatuh dari ketiggianLuka tembakSidewipe injuries
ETIOLOGI
Daerah suprakondiler humeri merupakan daerah yang relatif lemah pada ekstremitas atas. Di daerah ini terdapat titik lemah, dimana tulang humerus menjadi pipih disebabkan adanya fossa olecranon di bagian posterior dan fossa coronoid di bagian anterior.
Akibatnya baik pada cedera hiperekstensi maupun fleksi lengan bawah, tenaga trauma ini akan diteruskan lewat sendi siku.
Fraktur terjadi akibat bertumbu pada tangan terbuka dengan siku agak fleksi dan lengan bawah dalam keadaan pronasi.
Sebagian besar garis fraktur berbentuk oblique dari anterior ke kranial dan ke posterior dgn pergeseran fragmen distal ke arah posterior kranial
PATOFISIOLOGI
Fr.suprakondiler humeri jenis ekstensi slalu disertai dengan rotasi fragmen distal ke medial dan “hinging” kortek lateral.
Pergeseran : angulasi ke anterior dan medial dengan pemisahan fragmen
fraktur tidak adanya kontak antara fragmen, kdg2 pergeserannya
cukup besar ujung fragmen distal yang tajam bs menusuk merusak m.brachialis, n.radialis, n medianus.
Fr.suprakondiler humeri tipe fleksi jarang jatuh mengenai siku dalam keadaan fleksi. Garis fraktur mulai cranial mengarah ke postero kaudal dan fragmen distal mengalami pergeseran ke arah anterior.
Sakit ( pain )Bengkak ( swelling ) pada sendi sikuDeformitas pada sendi sikuDenyut nadi arteri radialis yang berkurang
( pulsellessness )Pucat ( pallor )Rasa kesemutan ( baal, paresthesia )Kelumpuhan ( paralisis )
GEJALA KLINIS
Dikenal dua tipe fraktur suprakondiler humeri berdasarkan fragmen distal, yaitu :Tipe posterior ( tipe ekstensi )Tipe ekstensi merupakan 99 % dari seluruh jenis fraktur suprakondiler humeri. Pada tipe ini fragmen distal bergeser kearah posterior.
Tipe anterior ( tipe fleksi ) Tipe anterior ( tipe fleksi ) hanya merupakan 1 – 2 % dari seluruh fraktur suprakondiler humeri. Disini fragmen distal bergeser kearah anterior.
Tipe ITerdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya berupa retak yang berupa garis.Tipe IITidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut antara humerus dan kondilus lateralis ( normal 40 derajat )Tipe IIITerdapat pergeseran fragmen tetapi korteks posterior masih utuh serta masih ada kontak antara kedua fragmen.Tipe IVPergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali
KLASIFIKASI GARTLAND
Tipe ekstensi sendi siku dalam posisi ekstensi daerah siku tampak bengkak tonjolan fragmen di bawah subkutis.
Tipe fl eksi posisi siku fleksi (semifleksi), dengan siku yang bengkak dengan
sudut jinjing yang berubah. Gangguan sirkulasi perifer dan lesi pada saraf tepi
(penting!!) warna kulit, palpasi pulsasi, temperatur, waktu dari capilarry refi ll memerlukan tindakan reduksi fraktur segera.
n. Medianus (28-60%) tidak bs oposisi ibu jari dengan jari lain
Cabang n.medianus n. Interosseus anterior ketidakmampuan jari I dan II untuk melakukan fl eksi (pointing sign).
n. Radialis (26-61%) tidak mampu melakukan ekstensi ibu jari dan ekstensi jari lainnya pada sendi metakarpofalangeal.
n. Ulnaris (11-15%) Tidak bisa abduksi dan aduksi jari jari
PEMERIKSAAN FISIK
1. Terapi koservatif Indikasi :
pada anak undisplaced/ minimally dispaced fractures fraktur sangat kominutif pada pasien dengan lebih tua dengan
kapasitas fungsi yang terbatas Prinsipnya adalah reposisi dan immobilisasi Pada undisplaced fracture hanya dilakukan immobilisasi
dengan elbow fl eksi selama tiga minggu Pembengkakan tidak hebat reposisi dalam narkose
umum Reposisi berhasil 1 minggu foto rontgen ulang. Gips dapat dipertahankan dalam waktu 3 minggu
diganti dengan mitela (agar pasien bisa melatih gerakan fleksi ekstensi dalam mitela).
Umumnya penyembuhan fraktur suprakondiler ini berlangsung cepat dan tanpa gangguan.
PENATALAKSANAAN
2. OperasiBila reposisi gagal, atau bila terdapat gejala
Volkmann Ischemia atau lesi saraf tepi, dapat dilakukan tindakan reposisi terbuka secara operatif
Indikasi Operasi : Displaced fracture Fraktur disertai cedera vaskular Fraktur terbuka Pada penderita dewasa kebanyakan patah di daerah
suprakondiler sering kali menghasilkan fragmen distal yang komunitif dengan garis patahnya berbentuk T atau Y. Untuk menanggulangi hal ini lebih baik dilakukan tindakan operasi yaitu reposisi terbuka dan fiksasi fragmen fraktur dengan fiksasi yang rigid
TYPE I
• Wound less than 1 cm with minimal soft tissue injury• Wound bed is clean• Fracture is usually a simple transverse, short
oblique fracture, with minimal comminution
TYPE II
• Wound is greater than 1 cm with moderate soft tissue injury• Fracture is usually a simple transverse, short
oblique fracture, with minimal comminution
TYPE III
• Fractures that involve extensive damage to the soft tissues, including muscle, skin and neurovascular structures• Often accompanied by a high-velocity injury or a
severe crushing component
• Special patterns classified as Type III: • Open segmental fracture, irrespective of the size of the
wound• Gunshot wounds -high velocity and short-range shotgun
injuries• Open fracture with neurovascular injury• Farm injuries, with soil contamination, irrespective of the
size of the wound• Traumatic amputations• Open fractures over 8 hours old• Mass casualties; eg, war and tornado victims
SUBTYPE IIIA
• Adequate soft tissue coverage despite soft tissue laceration or flaps or high energy trauma irrespective of the size of the wound• Includes segmental or severely conminuted
fractures
SUBTYPE IIIB
• Extensive soft tissue lost with periosteal stripping and bony exposure• Usually associated with massive contamination