1

FORMULIR PENDAFTARANPENGHARGAAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

- KONSTRUKSI INDONESIA 2013 -

JUDUL KARYA

DIAJUKAN OLEH :NAMA/INSTITUSI : PT PP (Persero) TbkBIDANG KEGIATAN : Plaza PP-Wisma Subiyanto,

Jl. TB Simatupang No. 57Pasar Rebo – Jakarta 13760Telp. (021) 840 3909/021 8403883Fax. (021) 840 3914

PIMPINAN : Ir. Bambang Triwibowo

PEMBANGUNAN GEDUNGJAKARTA AUTOMATED AIR TRAFFIC SERVICES

(JAATS)

KATEGORI BANGUNAN < 8 LANTAI

2

Jakarta, 10 Oktober 2013Corporate Secretary

PT. PP (Persero) Tbk

Ir. Taufik Hidayat, M.Tech

FORMULIR PENDAFTARANPENGHARGAAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI 2013

I. DATA PROYEK YANG DIAJUKAN

a. Judul/Nama Proyek : PEMBANGUNAN GEDUNG JAKARTA AUTOMATED AIR TRAFFIC SERVICES(JAATS)

b. Lokasi Proyek : Jl. Ir. H Juanda, Neglasari, Tangerang, Banten

c. Kategori Penghargaan :

A. Kategori proyek dengan nilai diatas Rp. 75 Milyar1. Pelaksanaan Bangunan Gedung lebih dari 8 lantai2. Pelaksanaan Bangunan Gedung kurang dari 8 lantai √3. Pelaksanaan Bangunan Prasarana transportasi4. Pelaksanaan bangunan prasarana sumber daya air5. Pelaksanaan bangunan prasarana industri

B. Kategori proyek dengan nilai diatas Rp. 10-75 Milyar1. Pelaksanaan Bangunan Gedung2. Pelaksanaan bangunan sipil3. Pelaksanaan bangunan instalasi pengolahan

air bersih dan air limbah

II. DATA PERUSAHAAN

a. Nama Perusahaan : PT. PP (Persero) Tbkb. Alamat : Jl. Letjend TB Simatupang No. 57, Pasar Rebo, Jakarta 13760

Telp. (021) 840 3883, 840 3909, Fax. (021) 840 3914Website : www.pt-pp.com

c. Tanggal pendirian : 26 Agustus 1953

d. Jenis Usaha : Construction & Investment

3

I. DATA PERUSAHAAN1. Nama Perusahaan : PT. PP (Persero) Tbk.2. Alamat : JL. Letjen TB. Simatupang No.57, Pasar Rebo, Jakarta 13760

Telp : (021) 8403883, 8403909 Fax : (021) 8403914Website: www.pt-pp.com , Email: pp1@pt-pp.com,pp2@ptpp.com

3. Tanggal didirikan : 26 Agustus 19534. Jenis Usaha : Construction & Investment5. Daftar Direksi

No Direktur Nama Lengkap & Gelar1. Direktur Utama Ir. Bambang Triwibowo2. Direktur Teknik dan Pengembangan Bisnis Ir. Harry Nugroho, MM3. Direktur Keuangan Ir. Tumiyana, MBA.4. Direktur Operasi Ir. Ketut Darmawan5. Direktur Pemasaran Ir. I Wayan Karioka

6. Jumlah Kepala Proyek & Tim Project Management : 104 Manager Proyek & 165 Tim ProjectManagement.

7. Anggota Asosiasi :No Nama Asosiasi1 GBCI (Green Building Council Indonesia)2. AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia)3. KADIN (Kamar Dagang dan Industri)4. AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik & Mekanikal Indonesia)5. ASPEKNAS (Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional)6. AKAINDO (Asosiasi Kontraktor Air Indonesia)7. GAPEKSINDO (Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia)8. APNATEL (Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi)9. GAPENRI (Gabungan Perusahaan Nasional Rancangbangun Indonesia)

8. Lampiran data pendukung :a. Fotokopi SIUJK yang masih berlaku

b. Fotokopi Sertifikat Badan Usaha

c. Fotokopi Sertifikat ISO 9001 : 2008

d. Fotokopi Sertifikat OHSAS 18001 : 2007

e. Fotokopi ISO 14001 : 2004

4

I. DATA UTAMA PROYEK

GAMBAR. 1 LOKASI PROYEK JAATS

II.1 DATA UMUM PROYEK

1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Jakarta Automated Air Traffic Services(JAATS)

2. Lokasi : Jl. Ir. H Juanda, Neglasari, Tangerang, Banten3. Nomor dan tanggal kontrak : No. 02/PER/SK-DBU/XII/2011

Tanggal 15 Desember 2011Addendum No. 02Tanggal 20 September 2013

4. Nilai Kontrak : Rp. 348.034.437.000,00Addendum No. 2 : Rp. 369.914.145.000,00

5. Jenis Kontrak : Terintergrasi6. Masa Pelaksanaan : 600 (enam ratus) hari kalender (15 Desember 2011 –

05 November 2013)Addendum 2 : 691 (enam ratus sembilan puluh satu) hari kalender

7. Pemilik Proyek : Kementrian Perhubungan8. Gambar, denah, tampak dan potongan dalam ukuran A3 (terlampir)

Jln. Ir. H. Juanda, KelKarang Anyar,Neglasari, Kota

Tangerang

5

II.2 DATA TEKNIS PROYEK

1. Jenis Bangunan : Gedung Perkantoran2. Fungsi Bangunan : Perkantoran dan Air Traffic Control3. Pondasi : Tiang pancang mini pile 35x354. Mutu Besi : D < 10 BJTP 24

D > 10 BJTD 405. Mutu Baja : ASTM A-396. Kedalaman Muka Air Tanah : - 2, 0 dari tanah existing7. Kondisi Existing : Lahan Pertanian

II. DATA KEUNIKAN BANGUNAN DAN SPESIFIKASI

III.A ABSTRAKSI

Pelayanan Sistem Navigasi Penerbangan di Indonesia dibedakan menjadi 2 (dua) wilayahruang udara. Pembagian wilayah ruang udara tersebut dikenal dengan sebutan FIR (FlightInformation Region). FIR untuk kawasan barat Indonesia berpusat di Jakarta dengan nama JAATSBuilding sedangkan untuk FIR kawasan timur berpusat di Makasar dengan nama MATSC Building.

Sesuai dengan kesepakatan antara pemerintah Republik Indonesia dengan ICAO dalam halrencana modernisasi dunia penerbangan, Indonesia harus memiliki aeronautical equipment yangupgradable. Kondisi aeronautical equipment saat ini yang kita punyai (JAATS existing) sudah sangattidak mendukung dalam rangka modernisasi dunia penerbangan karena perkembangan lalulintaspenerbangan semakin lama semakin padat dan khususnya pelayanan wilayah udara kawasan baratIndonesia.

Dengan alasan tersebut diatas maka dibangun gedung JAATS yang didukung oleh sistemupgradable aeronautical equipment dan pemenuhan UU No. 1 tahun 2009 tentang penerbangansebagai pijakan juga untuk Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia.Gedung JAATS merupakan gedung yang dirancang dengn konsep “Green Building”, dimanaKementrian Perhubungan selaku pemilik proyek, mempunyai target sertifikasi GBCI dengan predikat“GOLD” yang nantinya inilah satu-satunya gedung dibawah Kementrian Perhubungan yangmempunyai standar green building dengan predikat “GOLD”.

Gedung JAATS terdiri atas 4 (empat) gedung perkantoran setinggi 5 (lima) lantai dan 1 (satu)gedung utilitas (gedung MEP) setinggi 3 (tiga) lantai dan dibangun diatas lahan 78.437 m2 (lihatgambar 2), yang terdiri atas :

- Gedung PPNPI, luas bangunan 4.480 m2- Gedung Penunjang Operasional, luas bangunan 5.511 m2- Gedung Operasional, luas bangunan 5.559 m2- Gedung Dormitory, luas bangunan 2.800 m2- Gedung Utilitas (MEP) , luas bangunan 2.442 m2

6

Kondisi existing tanah pada saat pembangunan adalah areal rawa, dan perkebunantanaman sayuran, sehingga diperlukan urugan tanah dari luar sebanyak 230.000 m3 untuk mencapailevel bangunan yang sesuai dengan gambar struktur.

Waktu pelaksanaan pembangunan gedung JAATS adalah 691 (enam ratus sembilan puluhsatu hari) sejak tanggal 15 Desember 2011 sampai dengan tanggal 05 November 2013.

GAMBAR. 2 BLOCK PLAN GEDUNG JAATS

III.B HAL SPESIFIK YANG TERJADI DAN RESPON KONTRAKTOR

1. Aspek Teknis

Gedung JAATS merupakan gedung yang akan menjadi icon pemilik proyek, hal inidikarenakan gedung JAATS merupakan gedung dengan standar kualitas yang tinggi, karena dariperancanngan bangunann yang unik mengambil filosofi kepakan sayap burung dan ekornya yangberfungsi mengendalikan tubuhnya saat terbang, sesuai fungsi bangunan gedung JAATS yaituuntuk mengedalikan/mengontrol penerbangan dan bentuk lengkung yang menggambarkan filosofigelombang elektromagnetik (lihat gambar 3)

Keunggulan lainnya adalah gedung JAATS adalah, dilengkapi dengan area danau buatanseluas 5.270 m2 yang berfungsi sebagai serapan air sehingga potensi banjir di masa datang dapatterhindarkan. Dan pada sekeliling danau dilengkapi dengan sarana joging track serta saranaolahraga lainnya yang dapat membuat seluruh penghuni gedung merasa nyaman. Nilai tambahdengan adanya danau ini adalah seluruh air pembuangan air hujan dari atap maupun area terbuka

Danau Ged MEPGed Dormitory

Ged PPNPI

Lap Tenis

Rencana Masjid

Ged Ops &Pen Ops

Area Terbuka Hijau

7

lainnya dapat ditampung di danau ini, sehingga mempunyai point penting untuk dapat tercapainyarating “GOLD” pada sertifikasi green building oleh GBCI.

GAMBAR. 3 LAY OUT GEDUNG JAATS

Secara umum perancangan kawasan gedung JAATS memiliki beberapa keungulandiantaranya adalah :1. Pekerjaan Arsitektur

a. Gedung operasional memiliki ruang kontrol dengan 80 working position.b. Memilik pusat layanan perkantoran/administrasi pada satu area dengan bangunan terpisah

yaitu PPNPI.c. Memiliki gedung dormitory yang berfungsi sebagai guest house serta fasilitas pendukung

lainnya.d. Sarana olahraga yang tersedia di dalam kawasan JAATS antara lain lapangan tenis, dan

jogging track.e. Area reflectif pool antara gedung operasi dan penunjang operasi yang menjadi barrier dari

segi keamanan dan estetika arsitektural.f. Memiliki sarana pengolahan area hijau berupa danau/ponds sebagai sarana untuk

resapan air.g. Tempat ibadah masjidh. Menjadi kawasan hijau dan merupakan bangunan green dan smart.

2. Pekerjaan Mekanikala. Sistem AC menggunakan AHU (air handling unit) dan FCU (fan coil unit) pada setiap lantai

yang terhubung dengan sistem pemipaan air dingin (chilled water piping system).

8

b. Ruang operasional dan ruang teknikal menggunakan sistem AC presisi denganmenggunakan chilled water dari chiller bangunan.

c. STP (sewage treatment plan) menggunakan sistem “extented aeration activated sludgeprocess” darin air olahan STP ditreatment kemudian digunakan sebagai flashing toilet.

d. Fire supression gas pada ruang-ruang operasional (ruang kontrol), elektronik dan ruangkomputer.

e. Pekerjaan talang air hujan menggunakan sistem siphonik, air hujan ditampung dalam RWTsetelah kemudian digunanakn untuk flashing toilet dan perawatan taman

3. Pekerjaan Elektrikala. Daya listrik dari PLN disalurkan melalui 2 (dua) kabel feeder menuju ke gardu distribusi

PLN didalam lahan gedung JAAST, sehingga memberikan tingkat kemanan sambunganyng tinggi.

b. Transformator untuk menyuplai ke gedung operasional (server) disiapkan unit cadangandengan kapasitas yang sama sebagai antisipasi kemungkinan buruk yang terjadi.

c. Diesel generatorset yang membackup gedung operasional (server) disiapkan unitcadangan dengan kapasitas yang sama sebagai antisipasi kemungkinan buruk yangterjadi.

d. Tiap bangunan meniliki transformator independent untuk menyuplai listrik secara terpisahtanpa saling ketergantungan.

e. Server operasi disiapkan 4 (empat) unit x 250 KVA UPS untuk backup selama 2 (dua) jam.f. Gedung operasional mempunyai peralatan aeronautical equipment yang baru.g. Ruang-ruang utama dilengkapi acces card dan CCTV yang ditempatkan pada setiap sudut

bangunan.h. Sistem X-ray dan walktrough sebelum memasuki gedung operasional.

Itulah beberapa spesifikasi teknis material dan peralatan premium yang terdapat padagedung JAATS, sehingga menempatkan gedung ini menjadi gedung dengan kualitas tinggi danfaktor kemanan menjadi prioritas yang amat penting.

Pada awalnya perencanaan fasade/kulit luar seluruh gedung menggunakan curtain wallkaca sunenergy 8 (delapan) mm clear dengan kombinasi pada setiap level gedung menggunakanallumunium komposit panel, ternyata dalam perhitungan OTTV (overall thermal tranfer value)berdasarkan SNI-03-6389-2000 tentang Konservasi Energi pada Bangunan gedung tidakmencukupi untuk pencapaian point greenship maksimal, yaitu 12 (dua belas) point.

Atas hasil ini maka inovasi perlu dilakukan. Dengan mempertimbangkan aspek mutu,waktu dan biaya, serta perencanaan teknis, sehingga methode pelaksanaan pekerjaan fasade kulitluar untuk pekerjaan alumunium kaca curtain wall 8 (delapan) mm sunergy clear diganti menjadikaca curtain wall 8 (delapan) mm sunergy darkblue dengan beberapa tempat dipasang dindingbata untuk menekan efek panas pada ruangan gedung. Dan pada akhirnya setelah direviewkembali hasil perhitungan OTTV sesuai yang disyaratka dapat mengahasilkan point greenshipyang maksimal, sehingga gedung JAATS dengan rating “GOLD” dapat terwujud.

Semangat inovasi tidak berhenti, proyek terus melakukan inovasi pada pekerjaanarsitektural laninya, penggantian pemasangan tali air menggunakan bata ringan celkon yang dibuat

9

sedemikian rupa sesuai dengan ukuran tali air (penjelasan Bab V : Inovasi), pembuatan tutupbeton resapan dengan precast menggunakan waste material (penjelasan Bab V : Inovasi).Disamping pekerjaan arsitektural inovasi juga dilakukan pada pekerjaan mekanikal dan elektrikal(penjelasan Bab V : Inovasi)

2. Aspek Adiministrasi Kontrak

Kontrak pekerjaan Pembangunan Gedung JAATS adalah menggunakan jenis KontrakGabungan Harga Satuan dan Lumpsum Fix price. Dimana untuk pekerjan galian tanah digunakankontrak Unit Fix price, dan item pekerjaan lainnya menggunakan jenis kontrak Lumpsum Fix price.Kendatipun kontrak ini adalah tahun jamak namun tidak terdapat eskalasi harga satuan.Sedangkan penyerapan anggaran dibagidalam 3 (tahun) (lihat gambar 4).

GAMBAR 4 : PENYERAPAN ANGGARAN PERTAHUN

3. Aspek K3 dan Lingkungan

PT PP (Persero) Tbk sebagi Green Contractor mempunyai misi sebagai kontraktor utamayang memelopori zero accident dan konsep recycle, reduce dan reuse pada setiap aktifitasproyeknya. Baik proyek skala kecil, menengah maupun besar. Perusahaan telah menerimasetifikat Manajemen Mutu ISO 9001:2008, sertifikat Manajemen SMK3 OHSAS 18001:2007 dansertifikat Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004.

PT PP (Persero) TBK melalui SHEO (safety health & environment officer) telah mengikutisegala regulasi pemerintah yang berkaitan dengan K3 dan lingkungan, untuk dipatuhi dandilaksanakan baikoleh seluruh karyawan proyek maupun para vendor dan subkontraktor yangterlibat dalam proyek tersebut, guna meminimalkan potensi terjadi accident/kecelakaan kerja yang

10

disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan penerapan dalam K3. Langkah-lagkahperseroan untuk meningkatkan kesadaran SHE adalah dengan secara berkala dan terjadwalmengadakan SHE Talk, SHE Patrol dan SHE Induction yang dilaksanakan minimal 1 (satu) minggusekali, selain itu diadakan Manajemen Review SHE setiap bulan. Akatifitas lain yang mendukungkegiatan ini adalah dengan secara rutin mengadakan cek kesehatan dan gizi bagi setiap karyawan.

III.C KEUNIKAN BANGUNAN

1. Aspek Design

Gedung JAATS merupakan gedung dengan fungsi khusus untuk meletakkan peralatan-peralatan JAATS yang berperan sebagai pengendali lalulintas penerbangan yang direncanakandapat melayani seluruh ruang udara Indonesia (terutama wilayah Indonesia Bagian Barat) sebagaipengganti JAATS existing dan diharapkan mempunyai kemampuan minimum sama denganMATSC (Makasar) serta harus dapat saling inter-operabilty. Selain fungsi khusus tersebut diiatas,design gedung JAATS sangat unik, karna hampir seluruh sudut bangunan berbentuk lengkungyang menggambarkan filosofi pancaran gelombang elektromagnetik, serta simbolisasi sayap-sayap dan ekor burung yang digambarkan sebagai pengendali untuk terbang, secara imagekonsepnya seperti gambar-gambar berikut ini.

GAMBAR 5 : GEDUNG PPNPI

11

GAMBAR 6 : GEDUNG PENUNJANG & OPERASIONAL

GAMBAR 7 : GEDUNG DORMITORY

12

GAMBAR 7 : GEDUNG DORMITORY

Kecuali gedung Utilitas (MEP), ke empat gedung ini tersambung dengan atap selasar ataucanopy yang menghubungkan gedung yang satu dengan lainnya. Antara gedung PPNPI dengangedung Penunjang Operasional maupun Operasional dihubungkan dengan atap selasar sepanjang80 (delapan puluh) meter dengan lebar 3 meter, sehingga sangat nyaman saat berinteraksiwalaupun cuaca sedang hujan. Kemudian antara gedung Penunjang Operasi dengan GedungOperasi ada jembatan 2 (dua) lantai beratapkan kaca dan alumunimum composit panel sehinggaterkesan mewah dan nyaman, dan apabila kita menuju gedung Dormitory dari gedung PenunjangOperasi juga dlengkapi dengan atap selasar sepanjang 150 (seratus lima puluh) meter denganlebar 3 (tiga) meter, yang membuat nyaman penghuni gedung, walaupun cuaca sedang hujan.

2. Aspek Teknologi

Gedung JAATS merupakan gedung yang berskala nasional, mengingat perlengkapandidalam gedung yang sangat vital, maka faktor keamanan dan kehandalan gedung ini dituntutsangat tinggi. Karena apabila ada kegagalan yang disebakan oleh faktor equipment error maupunhuman error akan berdampak pada sistem navigasi udara serta akan terjadi kekacauan lalu lintasudara. Guna mendukung tujuan tersebut PT Arkonin sebagai perencana struktur, arsitekturmaupun MEP, sudah memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Teknologi yang handal sertamaterial yang mempunyai kualitas dan fungsi khusus itu misalnya, tercermin dalam sistemmekanikal dan elektrikal, seperti :

1. Pekerjaan Mekanikala. Sistem AC menggunakan AHU (air handling unit) dan FCU (fan coil unit) pada setiap lantai

yang terhubung dengan sistem pemipaan air dingin (chilled water piping system).

13

b. Ruang operasional dan ruang teknikal menggunakan sistem AC presisi denganmenggunakan chilled water dari chiller bangunan.

c. STP/WWTP menggunakan sistem “extented aeration activated sludge process” darin airolahan STP ditreatment kemudian digunakan sebagai flashing toilet.

GAMBAR 8 : STP/WWTP SISTEM DIAGRAM

d. Fire supression gas pada ruang-ruang operasional (ruang kontrol), elektronik dan ruangkomputer.

e. Pekerjaan talang air hujan menggunakan sistem siphonik, air hujan ditampung dalam RWTsetelah kemudian digunanakn untuk flashing toilet dan perawatan taman.

GAMBAR 9 : RWT SIPHONIC

14

2. Pekerjaan Elektrikala. Daya listrik dari PLN disalurkan melalui 2 (dua) kabel feeder menuju ke gardu distribusi

PLN didalam lahan gedung JAAST, sehingga memberikan tingkat kemanan sambunganyng tinggi.

b. Transformator untuk menyuplai ke gedung operasional (server) disiapkan unit cadangandengan kapasitas yang sama sebagai antisipasi kemungkinan buruk yang terjadi.

c. Diesel generatorset yang membackup gedung operasional (server) disiapkan unitcadangan dengan kapasitas yang sama sebagai antisipasi kemungkinan buruk yangterjadi.

d. Tiap bangunan meniliki transformator independent untuk menyuplai listrik secara terpisahtanpa saling ketergantungan.

e. Server operasi disiapkan 4 (empat) unit x 250 KVA UPS untuk backup selama 2 (dua) jam.f. Gedung operasional mempunyai peralatan aeronautical equipment yang baru.g. Ruang-ruang utama dilengkapi acces card dan CCTV yang ditempatkan pada setiap sudut

bangunan.h. Sistem X-ray dan walktrough sebelum memasuki gedung operasional.

3. Aspek Bahan Bangunan

III. ASPEK PERENCANAAN PELAKSANAN PROYEK

IV.A STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

GAMBAR 10 : STRUKTUR ORGANISASI PROYEK JAATS

15

Salah satu wujud manajemen proyek adalah pembentukan struktur organisasi proyek.Struktur organisasi proyek meliputi pembagian tugas dalam suatu proyek beserta penjelasan danpenetapan personil yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam perencanaan danpelaksanaan proyek tersebut.

Tujuan dari penetapan personil proyek adalah agar proyek tepat waktu yang mengaturtentang scheduling mencakup semua kegiatan yang ada didalamnya. Scheduling ini meliputirencana jangka waktu dari masing-masing pekerjaan yang terdapat dalam proyek tersebut.

Tujuan selanjutnya dari manajemen proyek adalah tepat mutu seuasi dengan “QualityTarget” yang ditetapkan perusahaan yang pada akhirnya menghasilkan biaya yang cukup darioprerasional maupun margin perusahaan. Berikut penjelasan dari tugas dari masing-masingpersonil inti (Q Personil)

Project Manager

a. Bertanggung jawab terhadap sistem mutu yang diterapkan.b. Bertanggung jawab terhadap masalah di lapangan, tugas dan wewenang yang

diterapkannya.c. Memimpin pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) di proyek.d. Memeriksa, merevisi dan memutakhirkan Rencana Mutu Proyek (RMP) dan

Rencana Masa Pemeliharaan Proyek (RMPP).e. Mengajukan penggunaan supplier subkontraktor, konsultan atau badan penguji

terutama yang berpengaruh terhadap mutu kepada wilayah yang diambil daridaftar supplier, subkontraktor, konsultan atau badan penguji terseleksi dari kantorwilayah.

f. Memantau penanganan terhadap material yang dipasok pelanggan.g. Bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan pelaksanaan (terhadap

kontrak).h. Mengkoordinir dan memutuskan sesuai tingkatannya terhadap pelaksanaan

penyelesaian keluhan pelanggan.i. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan berdasarkan RMP.j. Mengkoordinir penyelesaian produk yang tidak sesuai (PTS).k. Mengkoordinir tanda-tanda identifikasi di lapanganl. Memonitor pembuatan laporan rutin ke Wilayah tentang progress Proyek, Risalah

RTM dan laporan keluhan pelanggan.m. Mengevaluasi laporan yang dibuat oleh bagian-bagian yang terlibat sesuai

ketentuan perusahaan.n. Mewakili perusahaan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pihak luar

(Direksi Proyek, Konsultan dan Pemilik)o. Menyelesaikan masalah dengan pihak berwenang/pemerintah.p. Melaksanakan instruksi yang diberikan oleh Kepala Wilayah yang berkaitan

dengan pelaksanaan pekerjaan dan kebijaksanaan perusahaan.q. Melakukan pengawasan mutu dan keselamatan kerja.r. Mengadakan pembinaan pada karyawan demi peningkatan kemampuan secara

optimal pada bidang tugasnya masing-masing.s. Mengatur hubungan antara staf dengan pihak luar.

16

t. Menempatkan personil yang cakap selama masa pemeliharaan proyek sampaipenyerahan pekerjaan yang kedua.

Construction Manager

i. Membuat dan mendistribusikan gambar kerja pelaksanaan (shop drawing) dan as builtdrawing termasuk membuat catatan hasil konsultasi dengan pemberi tugas atau wakilnya.

ii. Mengendalikan buku-buku Standard Eksternal sesuai bidangnya bila terdapat di proyek.iii. Melakukan teknik statistik bila diperlukan untuk mengetahui pencapaian sasaran.iv. Menerima dan menyimpan dengan baik gambar kontrak dengan status “Terkendali”.v. Menyerahkan job list dan scope pekerjaan kepada Pelaksana untuk dilaksanakan dalam

bentuk metode kerja/scope pekerjaan.vi. Memberikan masukan dan usulan kepada Project Manager tentang hal-hal yang dapat

menguntungkan proyek (Perusahaan) sehubungan dengan pekerjaan.vii. Melaksanakan instruksi lain yang dikeluarkan oleh Project Manager.viii. Mengelola tugas-tugas perencanaan teknis berdasarkan spesifikasi teknis.ix. Pembuatan gambar-gambar prasarana pengukuran (dibantu pengukuran) serta

pembuatan data pendukung termijn.x. Menjaga penggunaan alat ukur dengan baik.xi. Memelihara bukti-bukti kerjanya.

Administration Manager

a. Pembuatan laporan keuangan / laporan kas Bank Proyek.b. Ketepatan / kelengkapan pengiriman laporan-laporan ke Wilayah (kas bank transistoris,

daftar hutang dan lain-lain).c. Melaksanakan verifikasi pemeriksaan bukti-bukti yang akan dibayar.d. Melayani tamu-tamu dari intern maupun ekstern dan tugas umum.e. Mengisi data-data kepegawaian karyawan di tingkat proyek.f. Menyimpan data-data kepegawaian karyawan di tingkat proyek.g. Mengadakan opname kas setiap akhir bulan.h. Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan.i. Pembuatan laporan akuntansi proyek setiap akhir bulan.j. Menyiapkan dan menyelesaikan perpajakan / retribusi.k. Mengurus tagihan, koordinasi dengan urusan teknik dan selalu melaporkan

perkembangan proses tagihan / termijn ke Wilayah (Kepala Bagian Administrasi atauKepala Seksi Keuangan).

l. Membantu Project Manager dalam bidangnya, terutama menyangkut sumber daya manusiadan keuangan.

m. Menyusun konsep permintaan dana ke BOM (Board of Management) sesuai denganKebutuhan Pelaksanaan Pekerjaan.

n. Memelihara bukti-bukti kerjanya

17

IV.B METHODE PELAKSANAAN KOSTRUKSI

GAMBAR 11 : FLOW CHART PEKERJAAN

1. Traffic Manajemen & Site Plan

GAMBAR 12 : TRAFFIC MANAJEMEN

18

GAMBAR 13 : SITE PLAN

2. Pekerjaan Persiapan

Pos Jaga dan Pagar Proyek

GAMBAR 14 : POS JAGA

19

GAMBAR 15 : PAGAR PROYEK

GAMBAR 16 : GERBANG PROYEK

20

Pembuatan Gudang Material dan Alat KerjaPembuatan gudang material dengan spesifikasi dinding berbahan plyewood dan atap senggelombang atau asbes, serta lanntai scred aci dimaksudkan sebagai tempat penyimpananmaterial yang bersifat tidak tahan cuaca, dan faktor keamanan. Material-material sepertibesi beton, kayu dan plywood dibauatkan los yang beratapkan seng gelombang atauasbes dan ditempatkan diluar gudang.

GAMBAR 17 : GUDANG MATERIAL

Pembuatan Kamar Mandi & WC

GAMBAR 17 : WC PEKERJA DI BARAK PEKERJA

21

GAMBAR 18 : WC KARYAWAN

WC Pekerja dan karyawan dibuat semi permanen dengan dinding bata plester aci dankeramik untuk lantai dan dinding toilet, atap berbahan metal deck. Peralatan sanitairdilengkapi dengan closet jongkok, kran, jetwasher dan shower spray.

Pembuatan Kantor Kontraktor

GAMBAR 19 : KANTOR KONTRAKTOR & OWNER

22

GAMBAR 20 : INTERIOR KANTOR

Dalam pembuatan kantor kontraktor konsep green building diimplentasikan dalam setiapproses perencanaan sampai dengan pelaksanaannya, konsep yang dimaksud adalah :

o Memelihara kehijauan lingkungan serta mengurangi/menyerap co2 dan polutan Penghijauan disekitar kontraktor keet Tidak menebang pohon

o Mengurangi beban drainase kota akan limpasan air hujan, baik kuatntitas maupunkualitas Pembuatan sumur resapan untuk bangunan Filterisasi air sebelum masuk ke drainase kota

o Pemantauan dan pencatatan pemakaian listrik Pemasangan KWH/Meter Monitoring pemakain listrik perbulan

o Penghematan konsumsi energi Pemanfaatan sinar matahari untuk penerangan (optimalisasi design

jendela dan tata ruang) Penggunaan water reservoir untuk penyimpanan air Penggunan lampu heman energi untuk penerangan kantor dan lapangan Tata tertib penggunaan perangkat kantor (lampu, ac, komputer, printer

dan photocopy) Mengatur temperatur AC (+/- 1° )C Penggunaan sensor cahaya untuk lampu penerangan di kantor dan lokasi

proyek lainnya) Melakukan pengukuran intensitas cahaya (+/- 250 lux/ sesuai ketentuan)

23

Pembuatan Los Kerja Besi dan Kayu

Los kerja besi dibuat untuk fabrikasi pekerjaan pembesian, yaitu memotong danmembengkokkan kemudian merakit sebelum dipasang dilokasi pekerjaan. Transportasimenggunan mobile crane atau tower menuju tempat pemasangan.Los kerja kayu dibuat untuk memotong dan merakit kayu untuk pekerjaan bekisting, balok,plat, dinding dan kolom.

GAMBAR 21 : LOS KERJA BESI DAN KAYU

Instalasi Air Bersih

GAMBAR 21 : INSTALASI AIR BERSIH

Air bersih yang dipakai untuk kegiatan sementara proyek adalah berasal dari jaringansetempat dikawasan sekitar proyek.

24

3. Pekerjaan Tanah

GAMBAR 22 : PEMBAGIAN ZONE PENGURUGAN

GAMBAR 23 : PEMBAGIAN ZONE PENGURUGAN

25

GAMBAR 24 : TRAFFIC MANAJEMEN TANAH

GAMBAR 25 : ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN PEKERJAAN TANAH

26

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Urugan Tanaho Pengurugan tanah dimulai dari zone 1, diarea tengah lokasi proyek. Truk

menuangkan tanah di area zone 1, melalui pintu masuk area 2. Pekerjaantimbunan dilakukan perlayer sesuai dengan spesifikasi (perlayer 60 cm) lihatgambar 23.

o Masing-masing pintu masuk pada area 1, area 2 dan area 3, berfungsi sebagaisupporting pekerjaan yaitu urugan, kemudian meratakan tanah, dan pemadatanlayer per layer sesuai dengan traffic manajemen pekerjaan tanah dan pintu masuksesuai area lokasi pekerjaan (gambar 27)

GAMBAR 26 : PINTU MASUK DUMP TRUK

o Penghamparan dengan buldozer dan pemadatan dengan sheep foot roller/vibratorroller (lihatgambar 27)

GAMBAR 27 : PROSES PENGURUGAN TANAH

27

4. Pekerjaan Tiang Pancang Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang

o Penentuan alat tiang yang digunakan, peralatan pancang yang digunakan harusmempunyai efisiensi energi yang memadai (lihat tabel 1)

TABEL I : ALAT TIANG PANCANG

Tabel diatas memberikan rekomendasi secara umum untuk dieselhammer

Pemilihan jenis hammer secara cepat harus memperhitungkan panjangtiang, daya dukung tiang dan kondisi tanah

o Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman manapemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah data jumlahpukulan terakhir.

o Rencanakan urutan pemancangan, dengan mempertimbangkan kemudahanmanuver alat. Lokasi stok material agar diletakkan dekat dengan lokasipemancangannya.

o Tentukan titik tiang pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.o Pemancangan dengan diesel hammer (lihat gambar 28,29)

GAMBAR 28 : PROSES PEMANCANGAN

PileDiameter K22/K25 K32/K35 K45/KB45

(mm)350 x400 x450 x x500 x600 x x

Range of working 40 - 140 80 - 230 140 - 320load (ton)

Diesel Hammer, Kobe or equivalent

28

GAMBAR 29 : PROSES PEMANCANGAN

Alat pancang ditempatkan sedemikain rupa sehingga as hammer jatuhpada patok titik yang telah ditentukan.

Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang(lihat gambar 30).

GAMBAR 30 : PROSES PENGANGKATAN TIANG PANCANG

Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang dipasang padahelmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepalatiang.

29

Ujung bawah tiang didudukan secara cermat diatas patok pancang yangtelah ditentukan.

Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay”sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang benar-benar vertikal.

Sebelum pemancangan dumulai, bagian bawah tiang diklem dengan“center gate” pada dasar “driving lead” agar posisi tiang tidak bergeserselama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.

Pemancangan di mulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammersecara kontinyu ke atas helmet yang terpasang, diatas kepala tiang.

Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batangberikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanahsedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.

Proses penyambungan tiang :a. Tiang diangkat dan kepala tiang pasang pada helmet seperti yang

dilakukan pada batang pertama.b. Ujungg bawah didudukkan diatas kepala tiang, yang pertama

sedemikian rupa sehingga sisi-sisi plat sambung kedua tiangtelah terhimpit dan menempel jadi satu.

c. Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh disekelilingpertemuan kedua pelat ujung.

d. Tempat sambungan las dilapisi anti karat Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang

dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampaimenacapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.

Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) apabila ujung bawah tiangtelah mencapai tanah keras/final set yang ditentukan.

Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuaishop drawing.

o Quality Control Pekerjaan Tiang pancang. Kondisi fisik tiang :

a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak.b. Umur beton telah memenuhi syarat.c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama

pemancangan. Toleransi : vertikalitas tiang diperiksa secara periodik selama proses

pemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidaklebih dari 1:75 dan penyimpangan arah horisontal dibatasi tidak lebih dari75 mm

Penetrasi : tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiapsetengan meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi/0,5 meter.Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap 0,5 meter

Final set : pemancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai finalset sesuai perhitungan.

Letak titik angkat tiang pancang (lihat gambar 31)

30

GAMBAR 31 : LETAK TITIK ANGKAT TIANG PANCANG

o Zoning Pekerjaan Tiang Pancang Gedung PPNPI

GAMBAR 32 : ZONING PANCANG GEDUNG PPNPI Gedung Operasional

GAMBAR 33 : ZONING PANCANG GEDUNG OPERASIONAL

31

Gedung Penunjang Operasional

GAMBAR 34 : ZONING PANCANG GEDUNG PEN. OPERASIONAL Gedung Dormitory

GAMBAR 35 : ZONING PANCANG GEDUNG DORMITORY

5. Pekerjaan Struktur Atas

Seluruh bangunan pada gedung JAATS tidak ada basement, sehingga pelaksanaanpekerjaan struktur pile cap dan sloof realatif tidak ada hambatan, karena langsung diatas tanahurugan sesuai dengan level yang sudah ditentukan.

Pekerjaan struktur gedung JAATS pada umumnya adalah pekerjaan beton kolom, betonbalok dan plat dan beton dinding retaining wall. Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 180(seratus delapan puluh) hari kalender, dengan masing-masing gedung PPNPI adalah 4 (empat)lantai + atap), gedung Penunjang Operasi dan Operasi adalah masing-masing 4 (empat) lantai +atap, gedung Dormitory adalah 3 (tiga) lantai + atap dan gedung MEP (utilitas) 2 (dua) lantai +atap, serta bangunan tunner ukuran 200x300 cm sepanjang 150 (seratus lima puluh) meter.

32

Jadi total seluruh lantai adalah 18 (delapan belas) lantai dengan durasi waktu 180 (seratusdelapan puluh) hari kalender adalah waktu yang cukup, karna waktu yang diperlukan pengecoranfloor to floor, 10 (sepuluh) hari. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara start-finish, yangdiawali dengan pekerjaan struktur gedung PPNPI, kemudian gedung Penunjang Operasi danOperasi bersamaan dengan pekerjaan tunnel, gedung Dormitory dan terakhir adalah gedung MEP(utilitas). Alasan mengapa pekerjaan ini dilakukan start-finish, karena menyesuaikan tahunanggaran sesuai dengan anggaran yang ada dalam tahun berjalan. Secara umum prosespekerjaan struktur dapat dilihat dalam gambar 36.

GAMBAR 36 : FLOWCHART PEKERJAAN STRUKTUR

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolomo Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekistingo Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang (lihat gambar

37)

33

GAMBAR 37 : METHODE PEKERJAAN KOLOM

o Pasang besi kolom ke dalam besi stek yang sudah ada.o Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang (lihat

gambar 38)

GAMBAR 38 : METHODE PEKERJAAN KOLOM

34

o Pasang bekisting kolom tempatkan sesuai dengan marking yang ada (lihat gambar39)

GAMBAR 39 : METHODE PEKERJAAN KOLOM

o Atur kelurusan beksting dengan memutar push pull (lihat gambar 40)

GAMBAR 40 : METHODE PEKERJAAN KOLOM

35

o Lakukan pengecoran dengan menggunakan bucket dan dihuubungkan denganpipa tremi, kemudian lakukan pemadatan dengn vibrator (lihat gambar 41)

o Bongkar bekisting kolom dan dan pasang kepala kolom untuk pekerjaan balok platselanjutnya.

GAMBAR 41 : METHODE PEKERJAAN KOLOM

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok & Plat

GAMBAR 42 : FLOW CHART PEKERJAAN BALOK & PLAT

36

o Detail pemasangan bekisting dan perancah (lihat gambar 43).

GAMBAR 43 : DETAIL PERANCAH

o Pemasangan besi tulangan dan bekisting balok (lihat gambar 44).

GAMBAR 44 : PEMASANGAN BESI & BEKISTING BALOK

37

o Pemasangan bekisting plywood untuk plat lantai (lihat gambar 45).

GAMBAR 45 : PEMASANGAN PLYWOOD PLAT LANTAI

o Pemasangan bekisting plywood untuk plat lantai (lihat gambar 46).

GAMBAR 46 : PEMASANGAN BESI TULANGAN UNTUK PLAT LANTAI

38

o Pengecoran balok dan plat lantai menggunakan concrete pump. Beton dipadatkandengan vibrator secara merata (lihat gambar 47).

GAMBAR 47 : PENGECORAN PLAT LANTAI

o Finishing dan perataan beton plat lantai menggunakan trowel finish (lihat gambar48), dan lakukan perawatan beton (curing).

GAMBAR 48 : FINISHING PENGECORAN PLAT LANTAI

39

o Hasil pekerjaan struktur yang dicapai (lihat gambar 49, 50))

GAMBAR 49 : STRUKTUR GEDUNG PPNPI

GAMBAR 50 : STRUKTUR GEDUNG OPERASIONAL

40

6. Pekerjaan Arsitektur Flowchart Pekerjaan Arsitektur

GAMBAR 51 : FLOW CHART PEKERJAAAN ARSITEKTUR

7. Pekerjaan Bata Ringan

Tahapan pekerjaan pasangan bata ringano Siapkan sloof pondasi dan periksa kerataan dan mutu pengecoran betonnya.

Gambar 52 : PASANGAN BATA RINGAN

o Tarik benang antara sudut-sudut dinding untuk menentukan posisi dan kerataandinding (gunakan 'waterpas‘ untuk menyamakan ketinggian benang dan gunakan'theodolite' bila diperlukan)

o Untuk lapisan dasar, gunakan adukan PM-210 atau setara.Tebarkan adukan tersebut secara merata.

o Gunakan cetok untuk merapikan kelebihan adukan di sepanjang tepian.

Tarikan benang

41

o Letakkan blok yang sudah diceri 'thin bed mortar' PM-110 atau setara di ujungdinding tepat pada pertemuan benang. Tekan hingga ketebalan adukan 10 mm.Periksa kembali level blok dengan menggunakan 'waterpas'.

o Untuk merekatkan bagian vertikal blok digunakan 'thin bed mortar' PM-100.o Setelah meletakkan blok pada masing-masing ujung dinding, letakkan blok lapis

kedua dengan 'thin bed mortaratau setara. Langkah ini penting untuk dudukanbenang dan mencegah pergerakkan blok di ujung dinding pada saat meletakkanblok-blok lain pada lapis pertama.

o Hasil akhir pekerjaan bata ringan

8. Pekerjaan Plestearan Acian Bata Ringan

Tahapan Pekerjaan Plesteran Acian Bata Ringana. Basahi permukaan dinding batab. Pekerjaan plesteran pada satu area, dengan ketebatalan 5-10 mm, dan pastikan

instalasi ME sudah sesuai dengan shopdrawingc. Meratakan plesteran dengan jidar alumunium, panjang 2 m, dengan pada

permukaan deviasi +/ 1 mmd. Finishing akhir dengan roskame. Meratakan bahan plesteranf. Finishing akhir, pastikan permukaan plesteran rata dan rapi

GAMBAR 53 : TAHAPAN PEKERJAAN PLESTERAN ACI

g. Hasil akhir pekerjaan plesteran bata ringan

42

9. Pekerjaan Keramik Homogenius Tile

Tahapan Pekerjaan Keramik Homogenius Tilea. Sortir bahan keramik = Dimensi (2 sisi – panjang & lebar), Cacat / tidak, Keseragaman

warnab. Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama 1 jamc. Kondisi Keramik setelah direndam dan dianginkand. Basahi Permukaan Dinding yang akan dikeramike. Pasang benang/senar utk kepalaan dan benang periodik kekencangan/elevasif. Pasang perekat (acian+semen) pada permukaan dindingg. Beri acian pada seluruh permukaan sisi belakang keramik/homogeneous tileh. Tempelkan keramik pada posisinya, atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar kerja,

gunakan platic cross sebagai pengatur tanda nad, cek dengan waterpass untukkerataannya

i. Lakukan pengecoran nad dengan material grouting nad dengan alat capej. Bersihkan keramik yang telah terpasang dengan kain basah

GAMBAR 54 : TAHAPAN PEKERJAAN KERAMIK HOMOGENIUS

43

GAMBAR 55 : TAHAPAN PEKERJAAN KERAMIK HOMOGENIUS

k. Hasil akhir pemasangan keramik homogeius tile

IV.C RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PROYEK Master schedule (lampiran 1)

IV.D PROJECT QUALITY PLAN

1. Kebijakan Mutu, K3 dan Lingkungan

Kebijakan mutu, K3 dan pengendalian lingkungan merupakan salah satu upaya PTPP(Persero) Tbk, untuk menekan dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit, dengan tetapmengedepankan mutu hasil pekerjaan untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan, sepertimenjadi komitmen perusahaan yang tertuang dalam “Company Policy” perusahaan, yaitu : Quality Policy

o Peduli keinginan & kepuasan pelanggano Peningkatan kualitas yang berkesinambungano Pendekatan rekayasa teknik maupun bisniso Pemanfaatan teknologi mutakhiro Profesinalisme sdm yang berwawasan global

44

Safety & Health Policyo Pencegahan terhadap terjadi cedera dan sakit akibat kerjao Perbaikan yang berkesinambungan terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

Pengelolaan Lingkungan dengan melibatkan pihak terkait.o Peduli akan Lingkungan Kerja yang sehat dan mempertimbangkan Dampak

Lingkungan dalam setiap kegiatan kerjao Penggunaan Sumber Daya yang efisien dalam setiap aktifitas untuk ikut menjaga

kelestarian alamo Penerapan Sistem Manajemen SHE mengikuti peraturan-peraturan dan

persyaratan yang berlaku

GAMBAR 56 : COMPANY POLICY

45

2. Organisasi Pengendalian Quality Proyek

Pengendalian quality proyek merupakan kunci utama dalam pencapaian target mutu suatuperusahaan karena hal ini adalah suatu proses untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan yangnantinya akan berdampak positif bagi citra perusahaan. Data organisasi pengendalian. Qualityproyek terlampir (lihat gambar 57).

GAMBAR 57 : PENGENDALIAN QUALITY PROYEK

3. Project Quality Plan

Demi terwujudnya realisasi target mutu yang maka dibuat suatu rencana target sebagaiacuan dasar bagi perusahaan untuk menjalankan dan menjamin mutu produk yang dihasilkan.Data mengenai project quality plan terlampir.

4. Quality Procedure Utama

Tindak lanjut dari perencanaan kualitas adalah pelaksanaan quality prosedure yangmerupakan alur kegiatan yang ditetapkan dan harus dipenuhi untuk mencapai target kualitas /mutu yang dicita-citakan perusahaan. Data mengenai project quality plan terlampir (lihat gambar58)

46

GAMBAR 58 : SOP QUALITY

IV.E PROJECT SAFETY PLAN PADA PROYEK

1. Organisasi Safety

GAMBAR 59 : ORGANISASI SAFETY

Untuk pelaksanaan keselamatan dalam proyek yang menjadi koordinator dan penanggungjawab dilapangan dipegang oleh project manager dan dibawahnya ada SHE-O (Safety HealthEnvironment Officer)

47

Tugas dan Tanggung Jawabo Mengawasi K3L dan pelaksanaannya dilapangan secara ketat dalam hal

operasional lapangan, satpam dioptimalkan untuk mengontrol secara ketat seluruhpekerja, karyawan dan tamu yang akan memasuki lokasi dengan memastikanseluruh perlengkapan safety sudah dipakai

Stuktur Organisasi Tanggap Darurato Struktur organisasi ini dibuat bertujuan agar orang-orang yang dalam organisasi ini

mengetahui tugas, peranan dan tanggung jawab ketika terjadi kondisi gawatdarurat

.

GAMBAR 59 : ORGANISASI SAFETY

2. DAFTAR ISI SAFETY PLAN

Kebijakan K3 PerusahaanPerusahaan menerapkan standart keselamatan disetiap proyeknya.

48

GAMBAR 59 : DAFTAR ISI SAFETY PLAN

3. DEKLARASI KESADARAN K3 DIPROYEK

GAMBAR 60 : DEKLARASI KESADARAN K3 DIPROYEK

49

Target :o Zero accidento Wajib helm dan alat safety lainnyao Material tertata rapio Proyek bersih, rapih dan sehat

4. AGENDA KEGIATAN K3

Agar pelaksanaan K3 berjalan dengan baik dilapangan, SHE-O menjadwalkan programkerja K3, program kerja ini merupakan standart yang ditetapkan perusahaan kepada setiapproyeknya.

GAMBAR 61 : AGENDA KEGIATAN K3

50

5. Program Kerja K3 Safety Talk Bulanan

dihadiri oleh seluruh karyawan dan pekerja serta pemberian hadiah kepada pekerja dantim subkon terbaik dan disiplin.

GAMBAR 62 : SAFETY TALK BULANAN

Safety Meeting MingguanMembahas dan mendiskusikan seluruh masalah yang berhubungan dengan keselamatankerja yang ditemukan selama masa pelaksanaan konstruksi

GAMBAR 62 : SAFETY MEETING MINGGUAN

51

Site Safety MeetingMendiskusikan tentang :

o Bagaimana memperbaiki cara kerja yang tidak sesuai dengan keselamatan kerjao Bagaimana memperbaiki cara kerja agar penyimpangan tidak terjadi lagi

GAMBAR 63 : SITE SAFETY MEETING

Safety Inductiondiberikan kepada seluruh tenaga kerja yang baru agar mereka mengerti tentang peraturan-peraturan yang berlaku dan tahu akan kewajiban yang harus mereka penuhi selamabekerja di projek JAATS

GAMBAR 64 : PELAKSANAAN SAFETY INDUCTION

52

GAMBAR 65 :PELAKSANAAN SHE INSPEKSI & SHE PATROL

GAMBAR 65 : PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

53

6. Schedule Program Safety Housekeeping

GAMBAR 66 : SCHEDULE PROGRAM KERJA & HOUSE KEEPING

7. Schedule Pembicara SHE-TALK

GAMBAR 67 : SCHEDULE PEMBICARA SHE-TALK

54

8. Schedule Safety Patrol

GAMBAR 68 : SCHEDULE SAFETY PATROL

9. Training Pemadam Kebakaran

Pelatihan bahaya kebakaran dilaksanakan untuk mengantisipasi bahaya kebakaran,apabila terjadi kebakaran nantinya, personil dan pekerja proyek tahu membagi tugasnya(langkah-langkah pemadaman / mencegah meluasnya api, sebelum petugas pemadamdatang kelokasi) bagi para tamu dan pekerja yang tidak termasuk tim tanggap daruratlangsung menuju tempat evakuasi.

GAMBAR 69 : TRAINING PEMADAM KEBAKARAN

55

10. Penggunaan APD Saat Bekerja

Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pada pekerja proyek diharapkan dapat mengurangiterjadinya kecelakaan.

GAMBAR 70 : PENGGUNAAN APD SAAT BEKERJA

11. Standart Alat Pengaman Diri

GAMBAR 71 : STANDARD APD

56

12. Standart Helm Proyek Untuk menjaga keselamatan dari kejatuhan benda, pekerja diharuskan menggunakan

helm standart proyek, berikut ini merupakan standart yang digunakan pada proyek JAATS

GAMBAR 72 : STANDARD HELM PROYEK13. Pagar Pengaman dan Pengaman Benda Jatuh Untuk mencegah benda jatuh dari atas, proyek menetapkan standart keselamatan dengan

memasang rambu-rambu pengaman dan pagar pengaman (gambar 73)

57

IV. INOVASIBeberapa inovasi yang dilakukan pada proyek JAATS, antara lain :

V.1 Ban-banan Menggunakan Bata RinganDesign awal untuk perencanaan kulit luar pada area tertentu adalah ban-banan yang ada dibeberapa tampak fasade luar. Pembuatan tali air konvensional dengan penebalan pleterankemudian dipotong/cutter sesuai ukuran yang diingikan tidak efektif dari sisi waktu dan tidak efisiendari sisi biaya, karena : Waktu dibutuhkan untuk pengerjaan lebih lama Bekerja diketinggian tidak optimal, sehingga hasilnya kurang rapi Memerlukan alat dan tenaga lebih banyak

GAMBAR 74 : AREA MENGGUNAKAN BAN-BANAN

GAMBAR 75 : UKURAN BAN-BANAN

58

Dasar pemikiran :o Lokasi pelaksanaan pekerjaan di tempat ketinggian sehingga sulit dalam

melakukan pekerjaan.o Dimensi ban-banan yang cukup besar, jika tidak direncanakan secara baik akan

cepat terjadi kerusakan, dan perbaikannya cukup memakan biaya yang besar,(gondola, steger luar yang banyak)

o Waktu pelaksanaan lebih cepato Hasil akhir pekerjaan harus mempunyai kualitas yang bagus

Bahan yang dibutuhkan :o Bata ringano Skim coato Perekat bata ringano Besi diameter 8 mm

Alat yang digunakan :o Gergajio Bor diameter 8 mm

Urutan Pekerjaan :o Bata ringan dipotong memanjang dengan ukuran 10 cm (gambar 76).

GAMBAR 76 : PEMOTONGAN BATA RINGAN

o Bata ringan yang sudah dipotong dibor menggunakan besi dia.8 mm pada keduaujungnya (Gambar 77).

59

GAMBAR 77 :o Sebelum dipasang, sisi luar bata yang sudah dipotong difinish menggunakan skim

coat kemudian ditempel kedinding yang sudah dimarking kelurusanyamenggunakan perekat bata ringan (gambar 78)

GAMBAR 78 :

GAMBAR 79 : PERSPEKTIF PEKERJAAN

60

GAMBAR 80 : HASIL AKHIR

V.2 Tutup Beton Precast Sumur Resapan Dia 100 cm

Latar Belakang :o Desain sumur resapan berbentuk bulat, sehingga proses pembuatan tutup

memerlukan penanganan khusus, agar mutu pekerjaan lebih maksimal, waktucepat dan lingkungan yang bersih.

o Reuse waste material seperti, besi beton, potongan acp, dan sisa beton.o Produktivitas tinggi, dibandingkan cor langsung diatas sumur resapan.

Bahan yang di dibutuhkan :o Sisa ACP (alumunium composite panel)o Sisa besi dia. 10 mmo Sisa beton K250

Alat yang dibutuhkan :o Mesin Laso Mesin Boro Mal

Urutan pekerjaan :o Buat Cetakan dengan menggunakan sisa material ACP mengikuti pola lingkaran

sumur resapan (gambar 81).o Pasang besi dan cor menggunakan sisa beton setara K-250. kemudian finish

permukaan beton (gambar 82).o Setelah berumur 2x24 jam sudah dapat diangkat dan dipasang diatas sumur

resapan.

61

o Tutup sumur resapan tidak retak, tidak keropos dan tidak geripis (quality target)(gambar 83).

GAMBAR 81 :

GAMBAR 82 :

GAMBAR 83 :

62

V. REALISASI PEKERJAANVI.1 METHODE PELAKSANAAN

Pada proyek JAATS perubahan design terjadi pada beberapa pekerjaan, terutama sekali kareanapermintaan owner yang berkaitan dengan percepatan dengan biaya yang lebih efisien dan juga yangberkaitan dengan green building, beberapa pekerjaan yang mengalami perubahan methode pelaksanaan,diantaranya adalah :

Perubahan konstruski jalan parkir semula flexible pavement menjadi rigid pavement Peruabahan talang air hujan semula konvesional menjadai talang air hujan dengan sistem

siphonik yang mengolah air hujan menjadi air yang bisa dipakai untuk flashing toilet. Sistem pemadam kebakaran semual FM 200 menjadi Novac yang ramah lingkungan.

Sedangkan perubahan methode konstruksi terjadi pada pekerjaan finishing luar, yaitu perubahanban-banan yang semula penebalan plesteran menjadi menggunakan bata ringan yang dipotong sesuaiukuran bab-banan kemudian diplester aci.

VI.2 JADWAL PELAKSANAANPada proyek JAATS jadwal pelaksanaan berjalan sesuai rencana. Namun dengan adanya

perubahan lingkup pekerjaan dan penambahan pekerjaan, waktu pelaksanaan diperpanjang sampaidenagn tanggal 5 November 2013 (add 2) yang semula pada kontrak awal adalah sampai dengan tanggal06 Agustus 2013.

VI.3 PROJECT QUALITY PLANTabel dibawah ini adalah catatan yang dilakukan oleh Quality Control Officer (QCO) untuk menjaga

mutu proyek. Pada Proyek JAATS ini aspek Quality Plan berjalan sesuai yang diharapkan.

63

VI.4 PROJECT SAFETY PLANPada proyek JAATS aspek Safety Plan berjalan sesuai yang diharapkan. Yaitu personil proyek,

subkontraktor, mandor dan pekerja proyek memiliki kesadaran atas pentingnya keselamatan dankesehatan kerja. Agenda kegiatan untuk meningkatkan kesadaran guna mengikuti program-programSafety Plan, seperti SHE Talk, SHE Meeting, SHE Patrol dan lain-lain diikuti dengan seksama danberjalan baik. Dengan penerapan Safety Plan yang baik proyek ini termasuk dalam katagori ZeroAccident.Data Customer Complain yang terjadi, terlampir :

VI.5 PENGHARGAANSebagai bentuk apresiasi perusahaan dan owner atas upaya tim proyek, beberapa pengahargaan

telah diraih oleh Proyek JAATS, baik secara internal maupun external. Penilaian kepuasan kinerjakontraktor dalam proyek JAATS, dilakukan pada progrees 10%, 50%. Dan secara bulanan selaludiadakan perbanfingan sehingga didapat rangking proyek JAATS terhadap kinerja proyek lainnya.Penghargaan itu diantaranya :

64

DOKUMENTASI PROYEK

a. Foto bagian bangunan yang sudah selesai (dari berbagai sudut) ukuran 5Rb. Foto bangunan dalam proses (tahap pelaksanaan) ukuran 5R(Terlampir)

Jakarta, 10 Oktober 2013Corporate SecretaryPT. PP (Persero) Tbk

Ir. Taufik Hidayat, M.Tech