20
1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR I. Tugas A. Membuat tiga formulasi sediaan sirup dengan zat aktif Ephedrin HCl dan tiga macam sweetener  yang berbeda sebanyak 200 mL. B. Menentukan stabilitas sediaan sirup Zat Aktif Sweetener Ephedrin HCl Sukrosa (25%) Sirup (20%) Glukosa (20%) II. Tujuan Mengetahui cara pembuatan sediaan sirup dengan melihat pengaruh anticaplocking  dan pengaruh terhadap stabilitas sediaan sirup. III. Teori Dasar Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau  penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup pembawa bukan obat dimaksudkan sebagai pemanis yang memberikan rasa enak pada zat obat yng ditambahkan, kemudian baik dalam peracikan secara mendadak atau dalam pembutan formula standar untuk sirup obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat. Sirup memerlukan alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Sirup-sirup terutama dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak dan mengurangi keengganan sebagian anak untuk meminum obat. Sebagian besar sirup-sirup mengandung komponen berikut disamping air murni dan zat-zat obat yang ada : 1. Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan kental 2. Pengawet anti mikroba 3. Pembau 4. Pewarna

Formulasi Sirup

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sirup

Citation preview

LAPORAN RESMI PRAKTIKUMTEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR

I. TugasA. Membuat tiga formulasi sediaan sirup dengan zat aktif Ephedrin HCl dan tiga macam sweetener yang berbeda sebanyak 200 mL.B. Menentukan stabilitas sediaan sirupZat AktifSweetener

Ephedrin HClSukrosa (25%)

Sirup (20%)

Glukosa (20%)

II. TujuanMengetahui cara pembuatan sediaan sirup dengan melihat pengaruh anticaplocking dan pengaruh terhadap stabilitas sediaan sirup.

III. Teori DasarSirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup pembawa bukan obat dimaksudkan sebagai pemanis yang memberikan rasa enak pada zat obat yng ditambahkan, kemudian baik dalam peracikan secara mendadak atau dalam pembutan formula standar untuk sirup obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat. Sirup memerlukan alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Sirup-sirup terutama dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak dan mengurangi keengganan sebagian anak untuk meminum obat.Sebagian besar sirup-sirup mengandung komponen berikut disamping air murni dan zat-zat obat yang ada :1. Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan kental2. Pengawet anti mikroba3. Pembau4. Pewarna5. Banyak juga sirup terutama yang dibuat dalam perdagangan, mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental, dan stabilisator.Sukrosa adalah gula yang paling sering digunakan dalam sirup-sirup, walaupun keadaan khusus dapat diganti seluruhnya atau sebagian dengan gula lainnya seperti dekstrose bukan gula seperti sorbitol, gliserin dan propilen glikol. Untuk penderita diabetes menggunakan zat yang bukan glikogenetik (senyawa yang diubah jadi glokosa dalam tubuh) seperti metal selulosa, dan hidroksimetilselulosa. Bahan ini tidak dihidrolisis dan diabsorpsi ke dalam aliran darah, penggunanya menghasilkan pembawa seperti sirup yang baik sekali. Kebanyakan mengandung sebagian sukrosa sebesar 60-80%, tidak hanya disebabkan karena rasa manis dan kekentalan yang diinginkan dari larutan seperti itu, tapi juga karena sifat stabilitasnya berbeda dengan sifat larutan encer dari sukrosa yang tidak stabil. Media gula berair dari larutan pemanis dari sukrosa merupakan media makanan yang efisien untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama ragi dan jamur. Sebaliknya, larutan-larutan gula yang pekat seperti itu sangat resisten terhadap pertumbuhan mikroorganisme.Sirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara umum, tergantung pada sifat fisik kimia bahan bahan. Dinyatakan secara luas, bahwa :1. Larutan dari bahan-bahan dengan bantuan panas2. Larutan dari bahan-bahan dengan pengadukan tanpa penggunaan panas3. Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa4. Dengan perkolasi dari sumber sumber bahan obat atau sukrosa

IV. Data PreformulasiA. Zat Aktif1. Ephedrin HCl (Farmakope Indonesia III hal. 236, Farmakope Indonesia IV hal. 350, Drug Information 88 hal. 626)Rumus Molekul:C10H15NO.HClBobot Molekul:201,70Pemerian: Hablur putih atau serbuk putih halus; tidak berbau; rasa pahitKelarutan:Larut dalam lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih kurang 14 bagian etanol (96%) P, praktis tidak larut dalam eter PSuhu Lebur:217o-220oKhasiat dan kegunaan:SimpatomimetikumPenyimpanan:Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahayaDosis:Anak-anak 2-3 mg/kg dalam sehari, dewasa 25-50 mg setiap 3 atau 4 jamStabilitas:Stabil pada suhu 8oC atau kurang dan harus stabil pada tempat yang terangOTT: Dengan antidepresan dan stimulanpH: 4,5-6,0

B. Zat Tambahan (Eksipien)1. Sukrosa (Farmakope Indonesia IV hal. 762, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 703)Rumus Molekul:C12H22O11Bobot Molekul:342,30Pemerian:Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udaraKelarutan:Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, suakr larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eterKhasiat dan kegunaan:PemanisPenyimpanan:Dalam wadah tertutup baikKonsentrasi:67%OTT:Logam berat, contoh asam askorbatStabilitas:Stabil pada suhu kamar dan keadaan yang cukup lembab

2. Sirupus Simplex (Farmakope Indonesia III hal. 567, Drug Information 88 hal. 2097)Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental, rasa manisKhasiat dan kegunaan: PemanisKonsentrasi: 20-60%Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat dan sejuk.Pembuatan:Sirup yang mengandung 65 bagian sakarosa dalam larutan Metil Paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian siropOTT: Dengan oksidator kuat

3. Glukosa (Farmakope Indonesia III hal. 268, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 282)Rumus Molekul: C6H12O6.H2OBobot Molekul: 198,17Pemerian:Hablur tidak berwarna, serbuk atau butiran putih, tidak berbau, rasa manisKelarutan:Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) PKhasiat dan kegunaan:KalorigenikumPenyimpanan:Dalam wadah tertutup baikKonsentrasi: 20-60%OTT: Bahan oksidasi kuatStabilitas:Stabil pada wadah tertutup rapat, suhu sejuk, dan tempat yang kering

4. Propylene Glycol (Farmakope Indonesia III hal. 534, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 592)Rumus Molekul: C3H8O2Bobot Molekul: 76,10Pemerian:Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopikKelarutan:Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemakPenyimpanan:Dalam wadah tertutup baikKhasiat dan kegunaan:Zat tambahan; pelarutDosis:10-25%OTT:Pereaksi oksidasi, seperti kalium permanganatStabilitas:Lebih stabil pada suhu dingin dengan wadah tertutup rapat, tetapi dapat teroksidasi dalam keadaan terbuka. Stabil saat dicampur dengan etanol 95%, gliserin, atau air

5. CMC Na (Farmakope Indonesia IV hal. 175, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 118-120)Pemerian:Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopikKelarutan:Mudah terdispersi dalam air membentuk koloidal, tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lainBobot Jenis:0,52pH:6,5-8,5Khasiat dan kegunaan: PengentalPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapatKonsentrasi: 0,1-1,0%OTT:Tidak bercampur dengan larutan asam kuat dan larutan asam yang mengandung logam seperti alumunium, merkuri, dan zinkStabilitas:CMC stabil, meskipun bahan tersebut bersifat higroskopik

6. Strawberry Essence (Martindale 28 hal. 1065, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 369)Pemerian:Terbuat dari buah stoberi yang masih segar yang diproses secara mekanikKelarutan: Mudah larut dalam alkohol 90% asam asetat glasialKhasiat dan kegunaan: corrigens odorisPenyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk dan kering, terhindar dari cahaya matahari

7. Eritrosin (Martindale 36 hal. 1471)Rumus Molekul: C20H6I4Na2O5Bobot Molekul: 897,9Pemerian: Serbuk berwarna merahKelarutan: Mudah larut dalam gliserin dan airKhasiat dan kegunaan: Pemanis dan zat aditifPenyimpanan:Dalam wadah tertutup dan tempat yang sejuk dan keringKonsentrasi: Kurang dari 1%

8. Natrium Benzoat (Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 146, Farmakope Indonesia IV hal. 584)Rumus Molekul: C6H5COONaBobot Molekul: 144,11Pemerian:Granul atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau dan stabil di udaraKelarutan: Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dan lebih mudah larut dalam etanol 90%pH: 8 pada suhu 25oCKhasiat dan kegunaan: Pengawet antimikroba, lubrikan tablet dan kapsulPenyimpanan:Wadah tertutup rapat, kering dan sejuk, serta terlindung dari cahayaKonsentrasi: 0,02-0,5% (oral)OTT:Senyawa kuartener, gelatin, garam feri, garam kalsium. Aktivitas pengawet biasanya berkurang karena interaksi dengan kaulin atau surfaktan non-ionikStabilitas: Larutan aqua disterilkan dengan autoclaving/filtrasi

9. Aquadest atau Aqua Destilata (Farmakope Indonesia IV hal. 112, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 54)Rumus Molekul: H2OBobot Molekul: 18,02Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbauKelarutan: Dapat bercampur dengan kebanyakan pelarut polarKhasiat dan kegunaan: PelarutPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapatStabilitas: Stabil secara kimia

V. Alat dan BahanA. Alat1. Beaker Glass2. Batang pengaduk3. Sudip4. Gelas Ukur5. Pipet Tetes6. Erlenmeyer7. Corong gelas8. Mortir dan stamper9. Botol 60 mL10. Piknometer11. Viskometer Brookfield12. Viskometer Stormer13. Timbangan Analitik

B. Bahan1. Ephedrin HCl2. Sukrosa3. Glukosa4. Propylene Glycol5. CMC Na6. Strawberry Essence7. Eritrosin8. Na-Benzoat9. Aquadest

VI. FormulaKomposisiFormula IFormula IIFormula III

Ephedrin HCl25 mg/5 mL25 mg/5 mL25 mg/5 mL

SweetenerSukrosa (25%)Sirup (20%)Glukosa (20%)

Propylene Glycol10%10%10%

CMC Na1%1%1%

Strawberry Essence0,25%0,25%0,25%

Eritrosin0,025%0,025%0,025%

Na-Benzoat0,025%0,025%0,025%

Aquadestad 200 mLad 200 mLad 200 mL

VII. Perhitungan dan PenimbanganA. Perhitungan1. Formula IEphedrin HCl= = = = 0,5%Sukrosa= = 50 gramPropylene Glycol= = 20 gramCMC Na= = 2 gramStrawberry Essence= = Eritrosin= = Na-Benzoat= = Aquadest= 100% - (0,5% + 25% + 10% + 1% + 0,25% + 0,025% + 0,025%)= 63,2% 200 mL=126,4 mL

2. Formula IIEphedrin HCl= = = = 0,5%Sirup= = 40 gram* Pembuatan Sirup Simplex 50 mL = = 32,50 gram dilarutkan dalam 50 mL airPropylene Glycol= = 20 gramCMC Na= = 2 gramStrawberry Essence= = Eritrosin= = Na-Benzoat= = Aquadest= 100% - (0,5% + 20% + 10% + 1% + 0,25% + 0,025% + 0,025%)= 68,2% 200 mL= 136,4 mL

3. Formula IIIEphedrin HCl= = = = 0,5%Glukosa= = 40 gramPropylene Glycol= = 20 gramCMC Na= = 2 gramStrawberry Essence= = Eritrosin= = Na-Benzoat= = Aquadest= 100% - (0,5% + 20% + 10% + 1% + 0,25% + 0,025% + 0,025%)= 68,2% 200 mL= 136,4 mL

B. PenimbanganKomposisiFormula IFormula IIFormula III

Ephedrin HCl1 gram1 gram1 gram

Sukrosa50 gram--

Sirup-40 gram-

Glukosa--50 gram

Propylene Glycol20 gram20 gram20 gram

CMC Na2 gram2 gram2 gram

Strawberry Essence0,5 gram 10 tetes0,5 gram 10 tetes0,5 gram 10 tetes

Eritrosin50 mg50 mg50 mg

Na-Benzoat50 mg50 mg50 mg

Aquadestad 200 mLad 200 mLad 200 mL

VIII. Pembuatan1. Siapkan alat dan timbang bahan.2. Kalibrasi botol sebanyak 60 mL.3. Khusus untuk sweetener sirup simplex (larutkan 65 gram sakarosa dalam aquadest hangat ad 100 mL) , kemudian ambil 40 mL sesuai dengan formula.4. Kembangkan CMC Na.a. Kalibrasi gelas sebanyak 40 mL.b. Timbang 2 gram CMC Na.c. Tambahkan dengan aquadest 20 kali berat CMC Na (40 mL).d. Diamkan ad mengembang.5. Larutkan Ephedrin HCl dalam 5 mL air pada lumpang.6. Masukkan CMC Na yang telah dikembangkan ke dalam larutan Ephedrin HCl, gerus ad homogen.7. Tambahkan Propylene Glycol dan sweetener ke dalam lumpang, gerus ad homogen.8. Larutkan Na-Benzoat dengan sedikit air, masukkan ke dalam lumpang.9. Tambahkan eritrosin & Strawberry essence, gerus ad homogen.10. Tambahkan aquadest ad 200 mL.11. Masukkan ke dalam botol (60 mL) yg sudah dikalibrasi.12. Beri etiket, kemas, dan serahkan.13. Lakukan uji evaluasi dengan sisa sirup tersebut.

IX. Evaluasi dan PembahasanA. Evaluasi1. Berat Jenis dengan Alat Piknometer (Farmakope Indonesia IV hal. 1030)Gunakan piknometer yang telah dibersihkan, kering dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru didinginkan pada suhu 250 C, masukan ke dalam piknometer. Atur suhu piknometer yang telah diisi hinga suhu 250 C, buang kelebihan zat uji dan timbang. Kurangkan bobot piknometer kosong dan bobot piknometer yang telah diisi.BJ=

FormulaBerat Piknometer KosongBerat Piknometer + AirBerat Piknometer + SirupBerat Jenis (BJ)

I31,6290 g79,5300 g85,3135 g1,1207 g/mL

II35,1504 g83,7745 g87,5108 g1,0768 g/mL

III32,1674 g80,5625 g85, 1310 g1,0944 g/mL

Formula IBJ= = = 1,1207 g/mL

Formula IIBJ= = = 1,0768 g/mL

Formula IIIBJ= = = 1,0944 g/mL

2. pHCek pH dari sebagain larutan sediaan sirup menggunakan alat pH meter.FormulapH

I5,55

II6,31

III6,24

3. Organoleptik (Warna, Rasa, Bau, Bentuk)OrganoleptikFormula IFormula IIFormula III

WarnaMerah MudaMerah MudaMerah Muda

RasaManisPahitPahit

BauStrawberryStrawberryStrawberry

BentukCairanCairanCairan

4. StabilitasSediaan disimpan pada suhu kamar selama 1 minggu dan diamati tingkat kerjernihan.Tabel Pengamatan Kejernihan SirupHariFormula IFormula IIFormula III

0+++

1+++

2+++

3+++

4+++

5+++

6+++

Keterangan:+ (Positif) = Jernih (Negatif) = Keruh

Tabel Pengamatan Anticaplocking SirupHariFormula IFormula IIFormula III

0+++

1+++

2+++

3+++

4+++

5+++

6+++

Keterangan:+ (Positif) = Baik, mudah dibuka, tidak membentuk kristal (Negatif) = Jelek, susah dibuka, membentuk kristal5. Viskositas dan Sifat Alira. Gliserin (Viskositas Newton)i. Viskometer BrookfieldKv= 673,7 dyne/cmSpindelRPMFaktorSkalaViskositas () =Skala x Faktor(cPs)Gaya (F) =Skala x KV(dyne /cm)

112511,5057,507747,55

130226,6053,2017920,42

160155,5055,5037390,35

1302275418189,9

112511,5057,507747,55

Rata-Rata55,5417799,154

ii. Viskometer StormerBeban (W) Putaran Waktu (t)RPM = x PutaranKv (cPs/g.menit) = x

50 g500,2525 menit198,0198219,9604

60 g500,2095 menit238,6635220,9228

80 g500,1587 menit315,0599218,7303

100 g500,1315 menit380,2281211,1787

120 g500,1058 menit472,5898218,7303

Kv Rata-Rata217,9045

b. Sirup (Viskositas Non-Newton)Viskometer Stormeri. Formula IBeban (W) Putaran Waktu (t)RPM = x Putaran (cPs) =Kv x

40 g5048,54 detik61,8047141,0278

50 g5031,64 detik94,8167114,9083

60 g5024,08 detik124,5847104,9428

50 g5031,54 detik95,1173114,5451

40 g5048,42 detik61,9579140,6791

ii. Formula IIBeban (W) Putaran Waktu (t)RPM = x Putaran (cPs) =Kv x

40 g5033,67 detik89,100197,8246

50 g5022,52 detik133,214981,7868

60 g5018,15 detik165,289379,0993

50 g5021,34 detik140,581177,5013

40 g5032,15 detik93,312693,4084

iii. Formula IIIBeban (W) Putaran Waktu (t)RPM = x Putaran (cPs) =Kv x

40 g5025,48 detik117,739474,0294

50 g5017,87 detik167,879164,8992

60 g5013,81 detik217,233960,1852

50 g5017,70 detik169,491564,2818

40 g5025,12 detik119,426872,9835

B. Pembahasan1. Perbedaan pada formula I, II, dan III adalah pada jenis dan kadar sweetener yang digunakan. Pada formula I menggunakan sukrosa sebanyak 25%, formula II menggunakan sirup simplex sebanyak 20% dan pada formula III menggunakan glukosa sebanyak 20%.2. Uji bobot jenis dilakukan untuk mengetahui bobot jenis dari sediaan. Bobot jenis yang baik ialah bobot jenis yang mendekati bobot jenis air. Formula I= 1,1207 g/mLFormula II= 1,0768 g/mLFormula III= 1,0944 g/mLSediaan sirup pada formula II adalah yang paling stabil, karena memiliki berat jenis yang paling mendekati dengan bobot jenis air, yaitu 1,0768 g/mL. Formula II memiliki kandungan sweetener sirup simplex 20%.Sedangkan untuk formula I dan III memiliki perbedaan yang lebih besar dengan bobot jenis air sehingga dapat menyebabkan sediaan tidak bercampur atau akan terpisah menjadi dua lapisan. Hal ini juga berpengaruh pada dosis yang terkandung pada setiap pemakaian obat, karena dalam takaran obat yang memiliki BJ lebih besar dari 1, besaran mL dan gramnya berbeda. Sehingga dosis yang diinginkan tidak tercapai, dengan begitu efek farmakologis zat aktifnya tidak maksimal. 3. Uji pH dilakukan untuk melihat pH dari sediaan apakah berpengaruh pada pH zat aktif. Nilai pH yang baik ialah nilai pH yang tidak jauh berbeda dengan pH zat aktif atau masih berada dalam suasana yang netral sehingga dapat meningkatkan stabilitas dari sediaan dan zat aktif yang ada dapat bekerja lebih efektif dan berkhasiat maksimal.Formula I= pH 5,55Formula II= pH 6,31Formula III= pH 6,24pH zat aktif Ephedrin HCl adalah 4,5-6,0. pH pada ketiga formula tersebut yang masuk dalam rentang pH zat aktif adalah formula I. Sediaan sirup pada formula I memiliki kandungan sukrosa 25%.4. Dari uji organoleptik pada formula I, II, dan III memiliki warna, bau, dan bentuk yang sama. Warna merah muda, bau strawberry, dan bentuknya berupa cairan, karena menggunakan pewarna dan essence dengan komposisi yang sama. Sedangkan untuk organoleptik rasa pada ketiga sediaan sirup memberikan rasa yang berbeda-beda. Pada formula I memberikan rasa manis, formula II dan III rasa pahit. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa formula yang paling baik adalah formula I, karena pada umumnya sediaan sirup diberikan untuk anak-anak sehingga dibuat dengan rmemberikan rasa manis.5. Stabilitas dari hari ke-0 sampai dengan ke-6 pada formula I, II, dan III menunjukkan hasil yang positif (baik) dalam kejernihan dan anticaplocking. Tidak terlihat adanya kekeruhan, pemisahan zat, pembentukan kristal, maupun tutup botol yang sukar dibuka. Oleh karena itu pada pembuatan sirup dibutuhkan zat yang berfungsi sebagai anticaplocking untuk mencegah terbentuknya kristal yang dapat mengakibatkan berkurangnya dosis zat aktif.6. Uji Viskositasa. Pada uji viskositas formula I dan III memberikan hasil rheogram dengan sifat alir pseudoplastis. Sedangkan formula II dari grafik didapat hasil rheogeam dengan sifat alir tiksotropik.b. Menurut literatur sediaan sirup termasuk dalam sediaan yang memiliki sifat alir pseudoplastis, karena CMC Na termasuk dalam bahan sintesis yang memiliki sifat alir pseudoplastis.c. Sirup yang baik seharusnya memiliki sifat alir pseudoplastis karena ketika dituang dari wadah, sediaan tidak memerlukan tekanan yang kuat maupun pengocokan saat hendak digunakan.7. Bahan-bahan yang berbentuk serbuk dilarutkan dahulu dalam pelarut yang cocok dan sesuai dengan kelarutannya masing-masing.8. Penggunaan Natrium Benzoat sebagai pengawet dan antimikroba diperlukan dalam sediaan ini, karena adanya air yang merupakan media pertumbuhan mikroba yang akan mempengaruhi stabilitas sediaan.9. Pemberi rasa digunakan untuk membuat rasa sirup yang enak, dengan syarat pemberi rasa ini harus memiliki kelarutan yang baik dalam air.10. Pewarna yang digunakan untuk menambah daya tarik sirup. Pada umumnya, pewarna larut dalam air dan memiliki sifat inert tanpa mempengaruhi zat aktif dalam sediaan.11. Penambahan pemberi rasa dan pewarna sebaiknya tidak terlalu berlebihan karena dapat mempengaruhi stabilitas dari sediaan. Contohnya, apabila pemberian pewarna yang berlebihan akan terlihat mencolok dan sulit dalam melihat kestabilan sediaan sirup tersebut.

X. Rancangan KemasanRancangan kemasan terlampir pada halaman 21-22.

XI. Kesimpulan dan SaranA. Kesimpulan1. Bobot jenis sediaan yang paling mendekati BJ air adalah formula II.2. pH pada ketiga formula yang masuk dalam rentang pH zat aktif Ephedrin HCl (4,5-6,0) adalah formula I (5,55).3. Organoleptik rasa, bau, warna, dan bentuk yang paling cocok dan sesuai untuk sediaan sirup adalah formula I.4. Ketiga formula sirup yang dibuat yang memiliki stabilitas yang baik dalam hal kejernihan dan anticaplocking.5. Viskositas yang paling besar terdapat pada formula I karena mengandung lebih banyak kadar sweetenernya.6. Sifat alir dari formula I dan III adalah pseudoplastis, sedangkan sifat alir dari formula II adalah tiksotropik.7. Sediaan yang paling baik dalam uji pH, organoleptik, stabilitas, serta viskositas dan sifat alir adalah sediaan sirup formula I. Walaupun bobot jenisnya tidak mendekati BJ air dibandingkan formula II dan III.

B. Saran1. Sebaiknya menggunakan pengental dengan kadar lebih banyak, sehingga sediaan sirup lebih kental. Misalnya dengan menaikkan kadar dari CMC Na pada formula.2. Sweetener yang digunakan juga seharusnya memberikan rasa manis pada sediaan sirup, karena sediaan ini pada umumnya digunakan untuk anak-anak.3. Zat yang digunakan sebagai anticaplocking harus efektif untuk sediaan sehingga tidak membentuk kristal pada tutup botol.4. Zat pengawet yang digunakan sebaiknya menggunakan kadar yang sesuai sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu dan tidak cepat rusak.

XII. Daftar PustakaHoward, Ansel. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. edisi IV. Jakarta : UI-PressC. Sweetman, Sean. 2009. Martindale 36th The Complete Drug Reference. London : Pharmaceutical PressDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. edisi III. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan MakananDepartemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. edisi IV. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan MakananEvory, Gerald K, American Hospital Formulary Service. 2010. Drug Information. USA: America Society of Hospital PharmacistLachman, L, Liberman, H.A. dan Kang, J.L 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga, Alih Bahasa: Suyatmi. Jakarta: UI-PressReynolds, J. E. F. 1982. Martindale: The Extra Pharmacopia. 28th ed. London : The Pharmaceutical PressWade, Ainley dan Paul J. Weller. 1982. Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th Edition. London : The Pharmaceutical Press19