Upload
shizen-comiquers
View
33
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
duh
Citation preview
PENERAPAN SISTEM KERJA “GYROSCOPE” PADA KENDARAAN BERMOTOR
Oleh :
Muhammad Abid (8889)
Robbi Hablis Salam (8896)
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KUDUS
2016
Ilmu Penerapan Fisika
LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-48 TAHUN 2016JUDUL : PENERAPAN SISTEM KERJA “GYROSCOPE” PADA KENDARAAN BERMOTOR
BIDANG : Ilmu Penerapan Fisika
KATEGORI : Fisika
NAMA : Muhammad Abid
Robbi Hablis Salam
SEKOLAH : Man 2 Kudus
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana system kerja
“gyroscope” jika diterapkan pada kendaraan bermotor. Kendaraan
bermotor sering dijumpai di Indonesia, karena seringnya penduduk lebih
memilih kendaraan pribadi seperti kendaraan bermotor. Di samping itu,
“gyroscope” merupakan alat untuk mengukur kecepatan sudut dan
memiliki sensor untuk mengukur dan menjaga orientasi berdasarkan
prinsip kerja momentum angular.
Prosedur yang dilakukan pertama adalah pembuatan kontroler.
Langkah yang kedua adalah proses penerapan kontroler pada kendaraan
bermotor. Lalu, dilakukan beberapa pengujian. Pengujiannya yaitu
pengujian kendaraan yang sudah di terapkan sistem “gyroscope” pada
bidang datar dan pengujian pada bidang miring. Lalu, pengujian untuk
menguji beban dan kecepatan. Lalu, pengujian untuk ketahanan pada
bidang datar dan pada bidang kasar.
Jadi, peneliti mengharapkan sistem kerja “gyroscope” yang
diterapkan pada kendaraan bermotor dapat menjadi penjaga
keseimbangan (self-balancing motorcycle).
1. Objek penelitian berupao Manusiao Hewan o Tumbuhano Pembuatan Alato Lain-lain
2. Apa penelitian ini lanjutan dari penelitian sebelumnyao Ya, dari tahun….o Tidak
3. Metodologi penelitian yang digu-nakano Kualitatifo Kuantitatifo Analisis Wacanao ……
4. Metode Penelitiano Wawancarao Kuisonero Studi Laboratoriumo Observasio Studi literature
Catatan:Hapus yang tidak perlu
A. Latar belakang
Dewasa ini, kendaraan bermotor sangat banyak diminati penduduk di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan tingginya laju pertumbuhan sepeda motor yang mencapai hingga
10,8 persen yang merupakan tiga kali lipat dari laju pertumbuhan mobil yang hanya 3.6
persen pada tahun 2002 - 2010. Hal ini tidak menutup kemungkinan laju tersebut terus
meningkat pada tahun 2016 ini. Kendaraan bermotor paling banyak digunakan
khususnya di wilayah asia. Bahkan Indonesia yang memiliki sekitar 250 juta penduduk
dan jumlah kendaraan bermotor sendiri mencapai 60 juta (berdasarkan WHO 2013),
yang berarti setiap 4 orang memiliki 1 kendaraan bermotor. Indonesia merupakan
peringkat ketiga di Asia dalam hal penggunaan kendaraan bermotor.
Banyaknya penduduk di Indonesia yang menggunakan kendaraan bermotor
tidak menutup kemungkinan banyak terjadi kecelakaan lalu lintas baik yang sudah
memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), maupun yang belum. Data statistik di tahun 2010
menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas menyebabkan kerugian sebesar 217 triliun
rupiah. Itu artinya, jumlah uang itu mencapai 3% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
di Indonesia. Di tahun itu pula, tercatat korban meninggal dunia sebanyak 31.234 orang
yang berarti tiap jamnya terdapat 3 - 4 orang mati sia-sia di jalan raya. Oleh sebab itu,
perkembangan teknologi pada kendaraan bermotor sangat diperlukan, khususnya dapat
mengurangi kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan lalu lintas sendiri memiliki banyak
faktor, baik dari pengguna kendaraan maupun dari lingkungan pada saat berkendara itu
sendiri. Salah satu inovasi untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas yaitu dengan
menerapkan sistem kerja giroskop pada kendaraan bermotor.
Giroskop merupakan alat untuk mengukur kecepatan sudut dan memiliki sensor
untuk mengukur dan menjaga orientasi berdasarkan prinsip kerja momentum angular.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Giroskop adalah alat berupa cakram
yang sumbunya berputar antara dua penopang dan tetap dalam posisinya apabila tidak
ada pengaruh kekuatan luar. Giroskop digunakan untuk mengukur orientasi
berdasarkan prisip momentum sudut. Giroskop konvensional adalah mechanical
gyroscope terdiri atas sebuah piringan (rotor) yang berputar di sumbu putar. Sumbu
putar ini terpasang disuatu kerangka yang disebut gimbal. Jumlah gimbal menentukan
jumlah axis gyroscope. Giroskop yang memiliki satu gimbal hanya dapat berputar
dengan satu poros, giroskop yang memiliki dua gimbal dapat berputar dengan dua
poros, dan giroskop yang memiliki tiga gimbal dapat berputar dengan tiga poros namun
rotor akan selalu tetap diposisinya. Giroskop pertama kali ditemukan oleh Jean Bernard
Léon Foucault pada tahun 1852. Replica dibangun oleh Dumoulin-Froment untuk
universelle Pameran di 1867. Konservatorium Nasional dan museum Seni Kerajinan,
Paris. Yang dikenal paling awal giroskop-seperti instrumen dibuat oleh Jerman Johann
Bohnenberger, yang pertama kali menulis tentang hal itu pada tahun 1817. Pada
awalnya ia menyebutnya "Mesin". Mesin Bohnenberger itu didasarkan pada lingkup
besar berputar. Giroskop sendiri berasal dari kata skopeein dalam Yunani yang berarti
untuk melihat, dan gyros dalam Yunani yang berarti lingkaran atau rotasi.
Secara mekanis, giroskop berbentuk seperti sebuah roda berputar atau cakram
di mana poros bebas untuk mengambil setiap orientasi. Meskipun orientasi ini tidak
tetap, perubahannya dalam menanggapi torsi eksternal jauh lebih sedikit dan
berlangsung dalam arah yang berbeda jika dibandingkan dengan tanpa momentum
sudut, yang berkaitan dengan tingginya tingkat putaran dan momeni inersia. Orientasi
perangkat tetap sama, terlepas dari gerak platform pemasangan, karena pemasangan
perangkat pada sebuah gimbal akan meminimalkan torsi eksternal. Prinsip rotor giro
adalah kekakuan dalam ruang atau inersia giroskopik. Hukum pertama Newton
menyatakan jika gaya total suatu benda sama dengan nol, maka gerak benda tidak
akan (dalam kesetimbangan). Rotor berputar dalam giroskop mempertahankan
sikap konstan dalam ruang selama tidak ada gaya luar yang mengubah gerakannya.
Stabilitas ini meningkat jika rotor memiliki massa dan kecepatan. Karakteristik lain
giroskop adalah presesi. Presesi adalah gerakan memiringkan atau berputar terhadap
sumbu giroskop sebagai akibat gaya yang diterapkan. Ketika sebuah gaya diterapkan di
tepi rotor giroskop yang stasioner, maka rotor akan bergerak dalam arah yang sama
dengan gaya tersebut. Namun, ketika rotor berputar, gaya yang sama mengakibatkan
rotor bergerak ke arah yang berbeda seolah-olah gaya diterapkan di titik 90o di sekitar
lingkaran dalam arah rotasi.
Dikarenakan banyaknya fungsi dalam giroskop yang masih belum dimanfaatkan
dalam bidang pengembangan teknologi pada kendaraan bermotor, peneliti tertarik
untuk menerapkan sistem kerja giroskop pada kendaraan bermotor.
B. Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
1. Bagaimana prinsip kerja dari Giroskop?
2. Bagaimana keefektifan prinsip kerja Giroskop pada kendaraan bermotor?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan inovasi teknologi terapan pada
kendaraan bermotor menggunakan prinsip kerja giroskop yang mana selalu menjaga
keseimbangan serta menjaga orientasi berdasarkan prinsip kerja momentum angular
dan mengetahui bagaimana keefektifan prinsip kerja Giroskop pada kendaraan
bermotor.
D. Manfaat penelitian1. Tahu bagaimana penerapan prinsip kerja Giroskop pada kendaraan bermotor.
2. Memberikan informasi tentang Giroskop pada masyarakat.
3. Tahu tentang kelebihan dari Giroskop.
4. Memudahkan masyarakat bagi yang tidak bisa menaiki sepeda motor.
E. Hal baru yang diajukan terkait masalahPeneliti mengajukan penggunaan prinsip (sistem) kerja giroskop pada kendaraan
bermotor sebagai penjaga keseimbangan (self-balancing motorcycle).
F. Metode yang akan dilakukan sebagai justifikasi terkait masalah
Keseluruhan cara kerja sistem ini diatur oleh perangkat lunak yang ditanamkan
pada kontroler. Sehingga kontroler di sini berfungsi sebagai pusat sistem kendali.
Secara garis besar cara kerja sistem ini dimulai dari mengambil nilai sudut dari sensor
sudut, kemudian mengambil nilai kecepatan sudut dari sensor kecepatan sudut. Nilai
sudut yang telah didapatkan digunakan untuk mencari selisih sudut terhadap sudut
acuan. Semakin besar selisih maka semakin besar pula keluaran. Sedangkan nilai
kecepatan sudut digunakan sebagai kompensasi keluaran. Nilai-nilai tersebut diolah
menggunakan metode PID, dengan persamaan sebagai berikut :
PID=Kp.e[n] + Ki.{e[n]+e[n-1]+…..+e[n-k]}.Δt + Kd.{e[n]-e[n]}/Δt.
Dengan:
PID : Nilai keluaran
e[n] : selisih antara sudut aktual dengan sudut acuan
Kp : Konstanta proportional
Ki : Konstanta integral
Kd : Konstanta differential
Δt : Waktu sampling
Dalam kasus ini, nilai {e[n]-e[n]}/Δt pada metode differential sama dengan kecepatan
sudut. Sehingga Persamaan tersebut dapat diganti dengan:
PID=Kp.e[n] + Ki.{e[n]+e[n-1]+…..+e[n-k]}.Δt + Kd.{kecepatan_sudut}
Nilai PID ini berfungsi sebagai acuan nilai PWM untuk mengendalikan kecepatan
kedua motor. Namun sebelum dijadikan nilai PWM, nilai PID tersebut terlebih dahulu
ditambahkan dengan nilai simpangan stang. Nilai simpangan stang ini berfungsi untuk
membedakan kecepatan motor kiri dan motor kanan agar segway dapat berbelok.
Setelah mendapatkan nilai PWM maka kecepatan dan arah putaran motor dapat
dikendalikan. Namun untuk mengendalikan motor yang berdaya besar, dibutuhkan
suatu rangkaian untuk menghubungkan kontroler dan catu daya pada motor tersebut.
Rangkaian tersebut adalah driver motor. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai sensor
sudut, kecepatan sudut dan simpangan stang diolah menggunakan metode PID untuk
menghasilkan kecepatan motor pada roda segway berdasarkan nilai PWM hasil dari
pengolahan tersebut.
Gambar 1. Bagan alur penelitian
Pembuatan kontroler
Pemasangan kontroler pada kendaraan bermotor
Pengujian pada bidang miring
Pengujian ketahanan pada bidang datar dan bidang kasar
Pengujian beban dan kecepatan
Pengujian pada bidang datar
G. KesimpulanGiroskop merupakan alat untuk mengukur kecepatan sudut dan memiliki sensor untuk
mengukur dan menjaga orientasi berdasarkan prinsip kerja momentum angular. Giroskop digu-
nakan untuk mengukur orientasi berdasarkan prisip momentum sudut. Dilihat dari kegunaan-
nya, berarti alat ini dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan suatu benda baik pada saat
bergerak atau saat diam. Peneliti menerapkan “gyroscope” pada kendaraan bermotor.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, “gyroscope” dapat diterapkan pada kendaraan
bermotor yang digunakan sehari-hari.
H. Daftar Pustaka
Departement of Phisic and Astronomi Georgia State University.
Gyroscope. http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/gyr.html.
29 Februari 2012.
History of Gyroscopes, Glen Turner. 2004 (http://www.gyroscopes.org/history.asp)
Science and Technology Perspectives: Laser Gyroscopes . The Revolution in
Guidance and Control William Siuru Jr.
(http://www.airpower.maxwell.af.mil/airchronicles/aureview/1985/may-jun/siuru.html)
D Piyabongkarn and R Rajamani, .The development of a MEMS gyroscope for
absolute angle measurement.. American control conference, May 2002
History of Gyroscopes, Glen Turner. 2004 (http://www.gyroscopes.org/history.asp)
Colton, Shane, “A Simple Solution For Integrating Accelerometer And
Gyroscope Measurements For A Balancing Platform”, Submitted as a chief
Delphi white paper, 25 Juni 2007.
FOTO
FOTO
BIODATA PESERTA
Nama : Muhammad AbidSekolah : Man 2 KudusAlamat Sekolah : Prambatan Kidul, Kaliwungu, Kabupaten KudusAlamat Rumah : Kauman Wetan 545,Demaan 03/02,Kabupaten KudusTempat Lahir : KudusTanggal Lahir : 21 November 1998Jenis Kelamin : Laki-lakiKelas : XI MIA 5Nomor HP : -Email : [email protected]
Nama : Robbi Hablis SalamSekolah : Man 2 KudusAlamat Sekolah : Prambatan Kidul, Kaliwungu, Kabupaten KudusAlamat Rumah : Tanjungkarang 02/03, Jati, Kabupaten KudusTempat Lahir : KudusTanggal Lahir : 24 Mei 1999Jenis Kelamin : Laki-lakiKelas : XI MIA 5Nomor HP : -Email : [email protected]
Data Guru PembimbingNama : Mas BukhoriSekolah : Man 2 KudusMata Pelajaran : FISIKAAlamat Rumah : Prambatan Kidul, Kaliwungu, KudusJenis Kelamin : Laki - lakiNomor HP : -Email : -