25
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fobia berasal dari kata Phobos, nama salah satu Dewa Yunani yang dapat menimbulkan rasa takut. Sang Dewa digambarkan sebagai satu lukisan memakai kedok/topeng dan pelindung untuk menakuti lawan dalam peperangan. Kata phobia” berasal dari namanya yang diartikan dengan kekhawatiran, ketakutan, atau kepanikan. Fobia sosial (social phobia) dalam DSM IV-R disebut juga gangguan ansietas sosial (social anxiety disorder). Lebih situasi- situasi sosial atau perbuatan/ penampilan (performance) tatkala orang tersebut dihadapkan/dipertemukan dengan orang-orang yang tak dikenalnya, atau kemungkinan untuk diperhatikan dengan cermat oleh orang lain. Individu tersebut takut bahwa dia akan berbuat sesuatu (menunjukkan gejala ansietas) yang memalukan. 1,5 Fobia sosial merupakan salah satu di antara jenis gangguan cemas (neurosis-cemas) dengan gelaja utama perasaan takut yang disertai keinginan untuk menghindar. Fobia sosial sebagai penyakit dikenal sejak tahun 1960, dan sebelumnya diagnosis fobia sosial jarang dibuat. Gangguan ini bukan disebabkan oleh gangguan organik. Belum banyak diketahui tentang penyebab fobia sosial,

Fobia Sosial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Fobia sosial

Citation preview

Page 1: Fobia Sosial

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fobia berasal dari kata Phobos, nama salah satu Dewa Yunani yang dapat

menimbulkan rasa takut. Sang Dewa digambarkan sebagai satu lukisan memakai

kedok/topeng dan pelindung untuk menakuti lawan dalam peperangan. Kata “phobia”

berasal dari namanya yang diartikan dengan kekhawatiran, ketakutan, atau kepanikan.

Fobia sosial (social phobia) dalam DSM IV-R disebut juga gangguan ansietas sosial

(social anxiety disorder). Lebih situasi-situasi sosial atau perbuatan/ penampilan

(performance) tatkala orang tersebut dihadapkan/dipertemukan dengan orang-orang

yang tak dikenalnya, atau kemungkinan untuk diperhatikan dengan cermat oleh orang

lain. Individu tersebut takut bahwa dia akan berbuat sesuatu (menunjukkan gejala

ansietas) yang memalukan.1,5

Fobia sosial merupakan salah satu di antara jenis gangguan cemas (neurosis-

cemas) dengan gelaja utama perasaan takut yang disertai keinginan untuk

menghindar. Fobia sosial sebagai penyakit dikenal sejak tahun 1960, dan sebelumnya

diagnosis fobia sosial jarang dibuat. Gangguan ini bukan disebabkan oleh gangguan

organik. Belum banyak diketahui tentang penyebab fobia sosial, tetapi sejumlah

penelitian menunjukkan banyak komponen kompleks yang terlibat. Karakteristik

temperamen seseorang seperti rasa malu, behavioral inhibition, selfconsciousness,

embarrassment dan keturunan (heredity) merupakan faktor predisposisi terjadinya

fobia sosial.Prevalensi fobia sosial pada kelompok eksekutif di Indonesia besarnya

antara 9,6 -16%, yang timbul sejak usia muda dan terus berlangsung sampai pada usia

dewasa.Di negara maju prevalensi fobia sosial besarnya 2-13%, dan secara bermakna

mengganggu pekerjaan, status akademik dan hubungan seseorang. Penelitian

epidemiologi yang telah dilakukan di berbagai negara-negara dengan ruang lingkup

kehidupan yang beragam dan berdasarkan kriteria diagnostik, instrumen penelitian

dan lingkup budaya yang berbeda menunjukkan prevalensi yang bervariasi antara

Page 2: Fobia Sosial

2

0,5% sampai 22,6%. Ada kecendrungan kenaikan angka prevalensi fobia sosial,

seiring dengan perubahan perilaku (gaya hidup) masyarakat. Fobia sosial timbul

sejak masa kecil, 40% di antaranya di bawah 10 tahun. Sisanya di bawah usia 20-

tahun.2

Fobia sosial merupakan gangguan kejiwaan nomor tiga, setelah gangguan

penyalahgunaan zat (substance abuse) dan gangguan depresi berat. Perhatian terhadap

fobia sosial masih kurang, dan sering dinyatakan sebagai “gangguan cemas yang

terabaikan”. Kurangnya perhatian terhadap fobia sosial disebabkan oleh sedikitnya

penderita yang mencari pengobatan untuk gangguan fobia yang dideritanya. Penderita

berobat bukan untuk fobia sosial tetapi untuk keluhan lain.2 Social Phobia

International Classification of Disease (ICD) 10 dan Diagnostic and Statistical

Manual Mental Disorders (DSM) IV serta Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa (PPDGJ) III memberi definisi fobia sosial berdasarkan gejala-gejala

yang ditimbulkan, meliputi perasaan takut sehubungan dengan prediksi (ramalan)

akan timbulnya rasa malu sebagai reaksi pada saat menghadapi objek, aktivitas atau

situasi tertentu, misalnya :3

1. Menggunakan telepon umum, atau menelpon seseorang yang belum dikenal

dengan baik.

2. Makan atau minum di tempat umum, atau bila buang air kecil pada fasilitas

umum.

3. Tampil dan berbicara di depan umum.

4. Menghadiri pesta dan tempat ramai.

5. Menulis atau mengerjakan sesuatu dan pada saat yang bersamaan diawasi oleh

orang lain.

6. Berhadapan muka dengan orang yang asing dan tak dikenal sebelumnya.

7. Bila memasuki ruangan, di dalam ruangan tersebut telah banyak orangnya.

8. Bila harus mengemukakan ketidak setujuannya.

Kondisi tersebut akan menimbulkan rasa takut sehingga dalam kehidupan

nyata, individu tersebut lebih baik menghindar. Prediksi akan timbulnya rasa malu,

Page 3: Fobia Sosial

3

akan menimbulkan rasa takut, yang disertai dengan perasaan ingin menghindar,

wajah menjadi merah dan panas, debaran jantung yang bertambah cepat, disertai

dengan gejala kesemutan, keringat dingin, rasa tak enak di dalam perut, otot di daerah

pundak yang terasa tegang dan kerongkongan menjadi kering. Fobia sosial yang

timbul pada usia dini, menimbulkan gangguan yang serius dalam perkembangan

psikologis, pendidikan, pekerjaan, kemampuan membina relasi, atau pencapaian

tujuan hidup. Dalam pada itu penderita fobia sosial sering menderita gangguan

psikiatri lainya seperti depresi, gangguan makan atau gangguan penyalahgunaan zat.

1.2 Tujuan Makalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pergeertian, gejala serta penanganan dari fobia sosial.

2. Sebagai tugas makalah untuk melengkapi kepaniteraan klinik di Departemen

Psikiatri.

1.3. Manfaat Pembuatan Makalah

Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan pembaca

mengenai fobia sosial serta membantu pembaca untuk memberi penatalaksaan tepat

pada pasien dengan fobia sosial.

Page 4: Fobia Sosial

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Fobia Sosial

Fobia sosial merupakan suatu ketakutan yang bermakna dan terus menerus

dari satu atau lebih situasi-situasi sosial yang dapat membuat malu. Fobia sosial bisa

disebabkan oleh berbagai faktor. Gambaran klinis tidak dapat digeneralisasi, seperti

saat berbicara di depan umum, makan atau minum di tempat umum. Fobia sosial

merupakan ketakutan yang dapat terjadi pada hampir semua situasi sosial yang asing.

Fobia sosial merupakan gangguan yang biasanya mulai timbul sejak dini dan

bersifat kronik. Bila tidak diobati akan dapat menimbulkan berbagai keterbatasan

dalam kehidupan sosial, aktivitas profesional, kemampuan mencari nafkah, dan

kontribusi terhadap masyarakat luas. Fobia sosial dapat terjadi komorbiditas (terjadi

berdasarkan) depresi, dengan penyakit penyalahgunaan zat atau alkohol. Fobia sosial

merupakan gangguan yang kronik dan kepada pasien perlu dijelaskanbahwa terapi

membutuhkan waktu yang panjang.3

2.2 Gejala Fobia Sosial (Social Anxiety Disorder)

Individu akan merasa gugup dalam beberapa situasi sosial. Hal tersebut terjadi

bila harus pidato atau memberikan presentasi. Namun dalam gangguan kecemasan

sosial, juga disebut fobia sosial, interaksi sehari-hari menyebabkan kecemasan

irasional, rasa takut, kesadaran diri berlebihan dan malu.

Gangguan kecemasan sosial adalah suatu kondisi kesehatan mental kronis,

tetapi pengobatan seperti konseling psikologis, pengobatan dan belajar keterampilan

coping (mengatasi sesuatu masalah) dapat membantu mendapatkan kepercayaan diri

dan meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.2

Gangguan kecemasan sosial mempengaruhi emosi dan perilaku. Hal ini juga

dapat menyebabkan gejala fisik yang signifikan.

Page 5: Fobia Sosial

5

1. Tanda tanda dan gejala emosi dan perilaku kecemasan sosial, termasuk:2

Takut secara berlebihan ketika berinteraksi dengan orang asing

Takut situasi di mana seseorang itu dapat dinilai

Khawatirkan memalukan atau memalukan diri sendiri

Ketakutan bahwa orang lain akan melihat bahwa kita terlihat cemas

Kecemasan yang mengganggu rutinitas harian, pekerjaan, sekolah atau

kegiatan lain

Menghindari melakukan sesuatu atau berbicara dengan orang karena takut

malu

Menghindari situasi di mana mungkin menjadi pusat perhatian

Kesulitan membuat kontak mata

Kesulitan berbicara

2. Tanda tanda fisik tanda-tanda dan gejala gangguan kecemasan sosial:2

Blushing (muka merah)

Berkeringat

Gemetar atau bergetar

Detak jantung cepat

Gangguan perut

Mual

Suara gemetar

Ketegangan otot

Kebingungan

Page 6: Fobia Sosial

6

Diare

Tangan dingin, basah

Perasaan malu atau tidak nyaman dalam situasi tertentu belum tentu tanda-

tanda gangguan kecemasan sosial, khususnya pada anak. Hal tersebut disebut

gangguan fobia sosial bila gejala yang jauh lebih parah dan menyebabkan

menghindari situasi sosial yang normal.3

Secara umum, pengalaman sehari-hari yang mungkin dapat memicu timbulnya

gangguan kecemasan sosial meliputi:

Menggunakan WC atau telepon umum

Mengembalikan barang toko

Berinteraksi dengan orang asing

Menulis di depan orang lain

Membuat kontak mata

Memasuki sebuah ruangan di mana orang sudah duduk

Memesan makanan di restoran

Diperkenalkan kepada orang asing

Memulai percakapan

Gejala gangguan kecemasan sosial dapat berubah seiring waktu. Mereka

mungkin muncul jika menghadapi banyak stres atau tuntutan atau jika benar-benar

menghindari situasi yang biasanya akan membuat mereka cemas, meskipun mungkin

tidak memiliki gejala. Meskipun menghindari memungkinkan untuk merasa lebih

baik dalam jangka pendek, kecemasan cenderung bertahan dalam jangka panjang jika

tidak mendapatkan pengobatan.

Page 7: Fobia Sosial

7

2.3 Faktor Resiko Fobia Sosial

Gangguan kecemasan sosial adalah salah satu gangguan mental yang paling

umum. Ini biasanya dimulai pada awal hingga pertengahan belasan tahun, meskipun

kadang-kadang bisa lebih awal pada masa kanak-kanak atau dewasa.4

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terserang gangguan kecemasan sosial

(social anxiety disorder), termasuk

• Jenis Kelamin. Perempuan lebih mungkin dibandingkan laki-laki untuk terkena

gangguan kecemasan sosial.

• Riwayat keluarga. Seseorang lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan

kecemasan sosial jika orang tua biologis atau saudara memiliki kondisi

tersebut.

• Lingkungan. Gangguan kecemasan sosial mungkin merupakan perilaku yang

dipelajari. Artinya, seseorang dapat terkena gangguan setelah menyaksikan

perilaku cemas orang lain. Selain itu, mungkin ada hubungan antara gangguan

kecemasan sosial dan orang tua yang sangat mengendalikan atauterlalu

melindung anak-anak mereka.

• Temperamen. Anak-anak yang pemalu, penakut, ditarik atau tertahan ketika

menghadapi situasi yang baru atau orang-orang mungkin menghadapi risiko

lebih besar.

• Tuntutan pekerjaan atau sosial baru. Bertemu orang baru, memberikan pidato di

depan umum atau melakukan presentasi pekerjaan penting untuk pertama

kalinya dapat memicu gejala gangguan kecemasan sosial. Gejala ini biasanya

memiliki akar pada masa remaja,

• Memiliki kondisi kesehatan yang menarik perhatian. Cacat wajah, gagap,

penyakit Parkinson dan kondisi kesehatan lain dapat meningkatkan perasaan

rendah diri, dan dapat memicu gangguan kecemasan sosial pada beberapa

orang.

Page 8: Fobia Sosial

8

2.4. Etiologi Fobia Sosial

Seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, fobia sosial muncul dari

interaksi yang kompleks dari lingkungan, gen dan biologis.2

Biologis. Penggunaan anatagonis reseptor B-adregenik seperti propranolol

untuk fobia sosial dibataskan karena mungkin akan melepaskan lebih banyak

norepinefrin dan epinefrin yang berhubungan dengan patogenensis fobia

sosial..

Genetik.sanak saudara derajat pertama pasien adalah kira-kira tiga kali lebih

mungkin menderita fobia sosial dibandingkan dengan sanak saudara pertama

tanpa gangguan mental.

Psikososial. Anak-anak tertentu yang ada predisposisi konstitusional terhadap

fobia, memiliki temperamen inhibisi perilaku terhadap yang tdak dikenal

dengan stress lingkungan yang kronik sehingga menimbulkan fobia.

Bila tidak diobati, gangguan kecemasan sosial dapat membuat seseorang

menjadi lemah. Kecemasan dapat mengendalikan hidup. Mereka dapat mengganggu

pekerjaan, sekolah, hubungan atau kenikmatan hidup. Seseorang mungkin dianggap

sebagai under achiever (tidak berhasil), walaupun pada kenyataannya ketakutan

tersebut telah menahan dari berprestasi, bukan karena kemampuan atau motivasi yang

rendah. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan putus sekolah, kehilangan

pekerjaan atau kehilangan persahabatan. Gangguan kecemasan sosial dapat

menyebabkan :

Rendah diri

Kesulitan bersikap tegas

Suka menjelek-jelekkan diri sendiri

Hipersensitif terhadap kritik

Miskin keterampilan sosial

Page 9: Fobia Sosial

9

Prestasi kerja yang buruk

Prestasi akademik rendah

Isolasi dan hubungan sosial sulit

Penyalahgunaan zat

Minum alkohol yang berlebihan terutama pada pria

Bunuh diri

2.5 Diagnosa Fobia Sosial

Ketika memutuskan untuk mencari pengobatan untuk gejala gangguan

kecemasan sosial, mungkin harus mendapat pemeriksaan fisik dan dokter akan

menanyakan sejumlah pertanyaan. Pemeriksaan fisik dapat menentukan apakah

mungkin ada sebab-sebab fisikyang memicu gejala. Menjawab pertanyaan ini akan

membantu dokter atau penyedia kesehatan mental mencari tahu tentang kondisi

psikologis pasien.

Tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis gangguan kecemasan sosial,

namun. Dokter atau petugas kesehatan mental akan meminta anda menjelaskan tanda-

tanda dan gejala, seberapa sering mereka terjadi dan dalam situasi apa. Dia dapat

meninjau daftar situasi untuk melihat apakah mereka membuat cemas atau telah

mengisi kuesioner psikologis untu membantu menemukan diagnosis.

Untuk dapat didiagnosis dengan gangguan kecemasan sosial, seseorang harus

memenuhi kriteria dijabarkan dalam Diagnostic dan Statistic Manual of Mental

Disorders (DSM)-5.4

Kriteria untuk fobia sosial untuk dapat didiagnosis meliputi:

A. Ketakutan irrasional yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi

sosial atau tampil di depan orang-orang yang belum dikenal atau dengan

kemungkinan dinilai oleh individu yang tak dikenal. Individu akan merasa

Page 10: Fobia Sosial

10

takut bahwa ia akan bertindak dengan cara (atau menunjukkan gejala

kecemasan) yang akan memlukan atau merendahkan.

B. Pemaparan dengan situasi sosialyang ditakuti hampir selalu mencetuskan

kecemasan, yang dapat berupa serangan panic yang berkaitan dengan situasi

atau dipredispiosisikan oleh situasi.

C. Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau tanpa alasan.

D. Situasi social atau di depan umum yang ditakuti dihindari, atau dihadapi

dengan kecemasan atau distress yang berat.

E. Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau distress dalam situasi sosisal atau

tampil di depan umum secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fugsi

pekerjaan (akademik),atau aktivitas social dan hubungan dengan orang lain

atau ada distress yang jelas ketika mengalami fobia

F. Pada individu berusia di bwah 18 tahun, durasi sekurang-kurangnya adalah 6

bulan.

G. Ketakutan atau penghindaran tidak karena efek fisiologis suatu zat (misalnya

obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medik umum, dan tidak

lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain( misalnya gangguan panic

dengan atau tanpa agoraphobia, gangguan cemas perpisahan, gangguan

dismorfik tubuh, gangguan perkembangan persevasif, atau gangguan

kepribadian schizoid).

H. Bila terdapat suatu kondisi medik umum atau gangguan mental lain, ketakutan

pada kriteria A tidak berhubungan dengannya, misalnya gagap, gementar pada

penyakit Parkinson, atau gangguan perilaku abnormal da anoreksia nervosa

atau bulimia nervosa.

Kecemasan sosial memiliki gejala gejala gangguan kecemasan yang sama dengan

gangguan psikologis lainnya, termasuk gangguan kecemasan lain. Penyedia

kesehatan mental akan menentukan apakah salah satu kondisi lain mungkin

Page 11: Fobia Sosial

11

menyebabkan kecemasan sosial, atau jika memiliki gangguan kecemasan sosial

bersama dengan gangguan kesehatan mental yang lain. Seringkali kecemasan sosial

terjadi bersama dengan kondisi kesehatan mental, sperti masalah penggunaan zat,

depresi dan gangguan dismorfik tubuh.

2.6. Penatalaksanaan Sosial Fobia

Dua jenis pengobatan yang paling umum untuk gangguan kecemasan sosial

adalah obat-obat dan konseling psikologis (psikoterapi). Kedua pendekatan dapat

dilakukan dalam kombinasi.2,5

a) Psikoterapi

Konseling psikologis (psikoterapi) menyembuhkan gejala pada sebagian besar

orang dengan gangguan kecemasan sosial. Dalam terapi, seseorang belajar bagaimana

mengenali dan mengubah pikiran negatif tentang diri sendiri. Terapi perilaku kognitif

adalah jenis yang paling umum dari konseling untuk kecemasan. Jenis terapi ini

didasarkan pada gagasan bahwa pikiran diri sendiri – bukan orang lain atau situasi,

menentukan bagaimana kita berperilaku atau bereaksi. Bahkan jika situasi yang tidak

diinginkan tidak bisa berubah, kita dapat mengubah cara berpikir dan berperilaku.

Terapi perilaku kognitif juga dapat dilakukan dengan terapi eksposur. Dalam jenis

terapi ini, seseorang secara bertahap dipaparkan dengan situasi sampai dia

menghadapi situasi paling ditakuti. Hal ini memungkinkan dia untuk menjadi lebih

baik serta terampil mengatasi kecemasan ini dan untuk mengembangkan kepercayaan

diri dalam menghadapi hal hal tersebut. Seseorang juga dapat berpartisipasi dalam

pelatihan keterampilan atau bermain peran (role play) untuk melatih kemampuan

sosial dan mendapatkan kenyamanan dan rasa percaya diri berhubungan dengan

orang lain. Profesioanal kesehatan mental dapat membantu untuk mengembangkan

tekhnik relaksasi atau manajemen stress.

b) Obat Pilihan Pertama

Beberapa jenis obat dapat digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan

sosial. Namun kebanyakan obat pilihan pertama untuk gejala menetap dari kecemasan

Page 12: Fobia Sosial

12

sosial adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Dokter mungkin

meresapkan obat SSRI yang meliputi:

Paroxetine ( Paxil)

Sertraline (Zoloft)

Fluvoxamine (Luvox)

Fluoxetine ( Prozac, Sarafem)

Serotonin dan norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI) venlafaxine (Effexor) juga

dapat menjadi pilihan untuk gangguan kecemasan sosial.Untu mengurangi resiko efek

smaping, dokter akan mulai dengan resep obat dosis rendah dan kemudian akan

ditingkatkan dengan dosis penuh. Ini bisa memakan waktu hingga tiga bulan

pengobatan sebelum gejala- gejala terasa membaik.

c) Obat Pilihan Lain

Dokter atau petugas kesehatan mental juga mungkin meresepkan obat lain

untuk gejala kecemasan sosial, termasuk :

Antidepresan lain. Seseorang mungkin harus mencoba antidepresan yang

berbeda untuk menemukan mana yang paling efektif dan memiliki efek

samping paling sedikit tidak menyenangkan.

Obat Anti-kecemasan. Suatu jenis obat anti-kecemasan yang disebut

benzodiazepin dapat mengurangi tingkat kecemasan. Meskipun mereka sering

bekerja dengan cepat, mereka dapat membentuk kecanduan. Karena itu,

mereka sering diresepkan hanya untuk penggunaan jangka pendek. Obat

tersebut juga berefek sebagai penenang. Jika dokter meresepkan obat anti-

kecemasan, pastikan untuk mencoba minum obat tersebut sebelum berada

dalam situasi sosial sehingga tahu bagaimana obat tersebut akan

mempengaruhi diri.

Beta blockers. Obat-obat ini bekerja dengan menghalangi efek merangsang

epinefrin (adrenalin). Mereka dapat mengurangi denyut jantung, tekanan

Page 13: Fobia Sosial

13

darah, detak jantung, dan suara gemetar dan anggota badan. Karena itu,

mereka dapat bekerja dengan baik ketika digunakan untuk mengendalikan

gejala untuk situasi tertentu, seperti memberikan pidato. Mereka tidak

direkomendasikan untuk pengobatan umum gangguan kecemasan.

d) Upaya Memulihkan Diri Fobia Sosial

Meskipun gangguan kecemasan sosial umumnya memerlukan bantuan dari

seorang ahli medis atau psikoterapis yang berkualitas, dapat dicoba beberapa self help

teknik untuk menangani situasi yang dapat memicu gejala sosial fobia.

Pertama, pertimbangkan untuk mengidentifikasi situasi yang paling

mencemaskan. Kemudian secara bertahap berlatih kegiatan ini sampai hal tersebut

tidak atau kurang mencemaskan. Mulailah dengan langkah- langkah kecil dalam

situasi yang tidak berlebihan.

Sebagai contoh :

Makan dengan teman, kerabat dekat atau kenalan di tempat umum

Membuat kontak mata dan mengembalikan salam dari orang lain, atau

menjadi yang pertama menyapa

Memberikan seseorang pujian

Meminta petugas toko swalayan untuk membantu menemukan barang yang

perlu

Memberikan seseorang pujian

Meminta petunjuk dari orang asing

Menunjukkan minat pada orang lain , bertanya tentang anak, rumah, cucu,

hobi

Memanggil teman untuk membuat rencana

Page 14: Fobia Sosial

14

Pada awalnya, hal tersebut terasa berat. Meskipun demikian, jangan berhenti

untuk terus mecoba melakukan kegiatan- kegiatan yang membuat anda cemas.

Jangan menghindar dari kegiatan tersebut. Dengan secra teratur menghadapi

situasi semacam ini, kita akan terus memebangun dan memperkuat keterampilan

coping untuk mengatasi gejala kecemasan.

e) Terapi Perilaku Kognitif Untuk Sosial Fobia

Penderita sosial fobia mempunyai pola pikir yang kurang sehat yang

menyebabkan mereka selalu cemas. Kecemasan pada sosial fobia terutama karena

penderita sosial fobia tidak ingin mendapatkan penilaian yang jelek atau penolakan

dari orang lain.

Beberapa belief atau kepercayaan atau pikiran pada diri sendiri seorang

penderita sosial fobia yang sring ditemui adalah:

Saya harus kelihatan mampu

Saya harus kelihatan menarik atau saya akan gagal

Bila mereka melihat saya cemas atau gelisah, mereka akan menilai bahwa

saya lemah

Bila tidak ada yang bisa saya sampaikan atau omongkan, itu akan jadi

bencana

Mereka akan mulai tidak menyukai saya.

Beberapa pikiran atau belief yang menurut penderita sosial fobia dimilki orang

lain ketika melihat dirinya bila ia tidak tampil dengan baik:

Orang bodoh

Orang tersebut kelihatan tidak becus

Dia tidak bisa mengendalikan dirinya

Tingkah lakunya aneh

Page 15: Fobia Sosial

15

Karena punya pikiran seperti di atas, seorang penderita sosial fobia akan

selalu cemas dan mearik diri atau menghindar dari melakukan tugas- tugas di mana ia

harus tampil atau kelihatan. Untuk itu, dalam mengobati sosial fobia langkah yang

harus dilakukan adalah:

Belajar untuk mengidentifikasi pikiran yang lewat di kepala penderita fobia

sosial dalam menganggapi peristiwa, dan interpretasi mereka terhadap

peristiwa atau situasi tersebut.

Belajar bagaimana melihat setiap pikiran – pikiran secara objektif,

dan memutuskan apakah pikiran – pikiran tersebut mewakili

penilaian yang wajar dari situasi .

Menata ulang setiap pikiran yang tidak realistis atau tidak

membantudengancara yang lebih mencerminkan realitas situasi dan

lebih membantu dalam kehidupannya.

Menempatkan keyakinan baru yang lebih bermanfaat dalam praktek

dengan mendasarkan perilakunya pada pikiran atau kepercayaan baru

tersebut.

BAB 3

Page 16: Fobia Sosial

16

KESIMPULAN

Fobia sosial merupakan salah satu di antara jenis gangguan cemas (neurosis-

cemas) dengan gejala utama perasaan takut yang disertai keinginan untuk

menghindar. Fobia sosial sebagai penyakit dikenal sejak tahun 1960, dan sebelumnya

diagnosis fobia sosial jarang dibuat. Gangguan ini bukan disebabkan oleh gangguan

organik. Belum banyak diketahui tentang penyebab fobia sosial, tetapi sejumlah

penelitian menunjukkan banyak komponen kompleks yang terlibat. Karakteristik

temperamen seseorang seperti rasa malu, behavioral inhibition, selfconsciousness,

embarrassment dan keturunan (heredity) merupakan faktor predisposisi terjadinya

fobia sosial. Gangguan kecemasan sosial adalah suatu kondisi kesehatan mental

kronis, tetapi pengobatan seperti konseling psikologis, pengobatan dan belajar

keterampilan coping (mengatasi sesuatu masalah) dapat membantu mendapatkan

kepercayaan diri dan meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang

lain. Gangguan kecemasan sosial mempengaruhi emosi dan perilaku. Hal ini juga

dapat menyebabkan gejala fisik yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Fobia Sosial

17

1. Saddock BJ, Saddock VA, Fobia sosial. Dalam: Kaplan and Saddock Buku

Ajar Psikiatri Klinis. Ed ke-2. Jakarta: EGC, 2004, h.203-7

2. Elvira DS, Hadikukanto G., Fobia. Dalam: Buku ajar psikiatri. Edisi 2. Badan

Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia

3. Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH,. Buku ajar psikiatri edisi 2. Jakarta:

EGC;2011

4. Muslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkasan dari

PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: FK UNIKA Atmajaya.

5. Schneier FR. Social anxiety disorder. N Engl J Med 2006;355:1029-36.