72
SYARAT – SYARAT TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana kerja dan syarat – syarat ini meliputi pekerjaan, antara lain : I. Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor/Tempat Kerja/Tempat Tinggal :Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung IGD di RS PARU DUNGUS MADIUN Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Beton Pekerjaan Pasangan Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Kusen,Daun Pintu Jendela dan Pengunci Pekerjaan Lantai dan Keramik Pekerjaan Plafond Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Instalasi Sanitasi dan Inst. Air Pekerjaan Air Hujan Pekerjaan Plat Duicker dan Saluran Pekerjaan Lift Pekerjaan Titik Lampu Pekerjaan Tata Udara (AC) Pekerjaan Stop Kontak dan Kabel Tray Pekerjaan Penangkal Petir Pekerjaan Instalasi Sound System Pekerjaan Splingker dan Hydrant Pekerjaan Gas Medik Pekerjaan Telephon dan LAN Pekerjaan MATV Pekerjaan CCTV Pekerjaan Fire Alarm Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/dilihat dan tercantum pada Bill of Quantity PASAL 2 PERATURAN TEKNIS UMUM. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan – ketentuan dan Peraturan seperti yang tercatum dalam Normalisasi Indonesia ( NI ), Standart Industri Indonesia ( SII ) dan Peraturan – Peraturan Nasional lainnya yang termasuk Rks pembangunan gedung IGD RSP Dungus - Madiun

Fl6-10!1!20150407133252-Rks Teknis Rsp Dungus Madiun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rks

Citation preview

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )

SYARAT SYARAT TEKNIS

PASAL 1LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana kerja dan syarat syarat ini meliputi pekerjaan, antara lain :I. Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor/Tempat Kerja/Tempat Tinggal :Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung IGD di RS PARU DUNGUS MADIUN Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Beton

Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Kusen,Daun Pintu Jendela dan Pengunci Pekerjaan Lantai dan Keramik Pekerjaan Plafond Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Instalasi Sanitasi dan Inst. Air Pekerjaan Air Hujan Pekerjaan Plat Duicker dan Saluran Pekerjaan Lift

Pekerjaan Titik Lampu Pekerjaan Tata Udara (AC) Pekerjaan Stop Kontak dan Kabel Tray Pekerjaan Penangkal Petir Pekerjaan Instalasi Sound System

Pekerjaan Splingker dan Hydrant

Pekerjaan Gas Medik

Pekerjaan Telephon dan LAN Pekerjaan MATV Pekerjaan CCTV

Pekerjaan Fire Alarm

Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/dilihat dan tercantum pada Bill of Quantity

PASAL 2

PERATURAN TEKNIS UMUM.Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan ketentuan dan Peraturan seperti yang tercatum dalam Normalisasi Indonesia ( NI ), Standart Industri Indonesia ( SII ) dan Peraturan Peraturan Nasional lainnya yang termasuk segala perubahan-perubahannya hingga kini, antara lain seperti :a. Peraturan Presiden No. 73 tahun 2011, tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negarab. Peraturan Beton Indonesia SKSNI T15 1991 - 03c. Peraturan Muatan Indonesia PMI-NI -18-1970.

d. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970).

e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI ) 1971.

f. Standart Industri Indonesia ( SNI ).

g. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1987.

h. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972).

i. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.

j. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang pengerahan tenaga kerja) antara lain tentang larangan memberi kesempatan kerja kepada anak-anak dibawah umur.k. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum KEP. 174/MEN/ 86, Tanggal 4 maret 1986 104/KPTS/1986 tentang : Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan konstruksi.

l. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1990, tanggal 15 Desember 1990

Tentang : Pertambangan bahan galian golongan C di Propinsi Jawa Timurm. Surat Gubernur Nomor : 188/18274/104/1993, tanggal 27 Desember 1993.

Tentang : Petunjuk teknis pemungutan retribusi hasil produksi pertambangan bahan galian golongan C di Propinsi Jawa Timur.

n. Peraturan Pemerintah Daerah No.12 tahun 2006 dan Peraturan Bupati No.49 tahun 2006 tentang Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB )o. Peraturan Menteri PU. No. 45/PRT/M/2007PASAL 3

PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.

B. Jika terdapat perbedaan perbedaan antara Gambar kerja dengan Rencana Kerja dan Syarat ini, maka Pemborong berkewajibkan menanyakan secara tertulis kepada Perencana / Direksi, dan Pemborong diwajibkan mentaati keputusan Perencana / Direksi yang bersangkutan.

C. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail yang menjadi pedoman.

D. Apabila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan yang dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang menjadi Pedoman.

E. Apabila terdapat skala gambar dan ukuran gambar yang tidak sesuai, maka ukuran dengan angka yang dipergunakan.

F. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pemborong diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada ( Gambar Kerja dan Syarat-syarat ) untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan.

PASAL 4

PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1 Keterangan Umum

Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan

4.2 Keadaan Lokasi

Kontraktor yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan apapun atas keadaan lokasi proyek,sebelum menghitung anggaran / biaya.4.3 Pengukuran / ueitzeit dan pasangan bowplang

a.Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan konsultan pengawas dengan patok permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin dari konsultan pengawas.

b.Kontraktor wajib menyediakan Theodolith berikut juru ukurnya agar dapat senantiasa memantau posisi titik-titik struktur yang penting dan piel bangunan.

c.Kontraktor sebelum memulai pekerjaan pemasangan bowplang, agar terlebih dahulu

membersihkan tapak bangunan dari puing-puing yang ada disekitar lokasi yang akan dibangun.

d.Papan bowplang terbuat dari kayu meranti.Untuk patok dengan ukuran 5/7 cm serta penyipat datar dari papan ukuran 3/20 cm yang bagian atasnya diserut/diketam hingga merupakan garis lurus,dipasang diluar galian dengan jarak dari as galian 2 m atau sesuai keadaan dengan ketinggian piel / duga lantai yang telah ditentukan pada gambar pelaksanaan.

e. Duga saluran / Drainase ditetapkan sama dengan gambar pelaksanaan atau ditentukan kemudian dalam rapat pengukuran.

f. Bila terjadi tidak kesesuaian antara batas-batas letak tanah yang tersedia dengan apa yang tertera didalam gambar,maka kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen dan direksi untuk mendapat persetujuan.

4.4 Air kerja dan Listrik kerja

Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencapuran dalam pelaksanaan pekerjaan.Air untuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan persetujuan konsultan pengawas disertai hasil test laboratorium.

Kontraktor harus menyediakan instalasi listrik dan air kerja atas biaya kontraktor sendiri.

4.5 Kantor kontraktor,gudang.

Kontraktor menyiapkan Kantor,gudang dalam tapak seperti yang ditentukan guna pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.

Kontraktor harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan yang diperlukan dapat terhindar dari kerusakan.

4.6 Papan Pemberitahuan

Kontraktor atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah papan pemberitahuan di tempat yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas / Managemen konstruksi.

Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat.

4.7 Obat P.P.P.K ( P3K )

Kontraktor wajib menyiapkan obat-obatan dan keperluan lain yang berhubungan dengan pertolongan pertama kepada kecelakaan ( P3K ) yang selalu siap dipergunakan.

4.8 Keamanan dan tata tertib lapangan.

Kontraktor diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara lain mengadakan penjagaan siang-malam,penerangan malam,penyediakan pemadam kebakaran sesuai ketentuan dan jaring-jaring pengamanan sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya orang-orang berkepentingan dengan proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi pekerjaan.Semua hal kejadian yang tidak diinginkan agar dilaporkan kepada konsultan pengawas.4.9 Pembersihan

Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh kegiatan pekerjaan dan semua kotoran harus dibuang keluar lokasi proyek sesuai tempat yang ditunjuk oleh direksi dengan biaya kontraktor sendiri.

PASAL 5

PEKERJAAN TANAH5.1. Lingkup Pekerjaan.

1. Tenaga kerja, Bahan dan Alat.

Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

2. Galian Tanah Pondasi.

Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi plat,pondasi menerus maupun pondasi setempat dan struktur lainnya yang terletak didalam atau diatas tanah, seperti yang tercantum didalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan agar Kontraktor pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.5.2. Syarat syarat Pelaksanaan :

1. Level Galian.

Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum didalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas maka hal ini segera didiskusikan bersama Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.Urugan Kembali.

Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan pada bab mengenahi urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

3.Pemadatan Dasar Galian.

Dasar galian harus rata/water pass dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.PASAL 6PEKERJAAN URUGAN PASIR6.1. Lingkup Pekerjaan.

1. Tenaga kerja, Bahan dan Alat.

Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

2. Lokasi Pekerjaan.

Pekerjaan ini dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah lapisan lantai keramik serta lantai kerja dan dipergunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah.

6.2. Persyaratan Bahan

1. Bahan Urugan Pasir.

Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan organis. Bahan ini harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

2. Air Kerja.Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenui syarat, maka Kontraktror wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.6.3. Syarat syarat Pelaksanaan :

1. Tebal Pasir Urug.

Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka dibawah lantai kerja harus diberi Lapisan pasir urug tebal 10 cm. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.

2.Cara Pemadatan..

Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat menghasikan kepadatan yang baik. Kodisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembai jika keadaan tersebut diatas tidak memenuhi.

3.Persetujuan.

Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi.PASAL 7

PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN7.1. Bahan :

a. Semen .Semen untuk pekerjaan batu belah, batu bata, dinding dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton, yaitu kualitasnya sama dan dari produk yang sama pula.

b. Pasir.

Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras.Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.

c. Batu kali.

Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing, bewarna abu-abu hitam, keras dan tidak porous.

Sebelum pelaksanaan Kontraktor harus memberikan contoh material batu kali untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.

d. Batu bata ( batu merah ).

Batu merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya harus datar / rata, tidak menunjukan retak-retak, pembakarannya harus merata dan matang. batu merah tersebut ukurannya harus sama, keluaran dari satu tempat pembakaran dan memenuhi persyaratan NI - 10 dan PUBB 1970.

Pekerjaan pasangan dinding batu merah harus menggunakan bata kwalitas baik dengan persetujuan Direksi/ Konsultan pengawas, dilaksanakan sesuai gambar rencana dengan spesi 1 Pc : 4 Psr dan diplester dengan campuran 1 Pc : 4 Psr. Sebelum dipasang semua bata harus direndam/disiram air hingga jenuh selanjutnya batu bata harus basah/disiram bila akan dipasang.

Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran dengan perekat 1 Pc : 4 Psr meliputi bagian-bagian:

1. Pasangan bata dari permukaan balok sloof sampai 40 cm diatas lantai.

2. Pasangan bata yang langsung menempel pada kusen ataupun beton.

3. Semua pasangan bata yang langsung berhubungan dengan air.

4. Permukaan beton/exposed sudut tembok (Benangan) dan pinggiran tembok digunakan spesi 1 Pc : 2 pasir. Pasangan harus terjamin terpasang dengan tegak lurus, dengan batas ketinggian untuk tiap kali pemasangan maksimal 1.00 M.7.2. Macam-macam adukan :

a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan campuran seperti tersebut dibawah ini :NoPerbandinganPenggunaan

11 pc : 4 psr1. Pasangan transram yang kedap air diatas sloof s/d 40 cm diatas nol lantai (sesuai dengan gambar).

2. Pasangan Rollag

3. Plesteran dinding batu bata point 1 juga plesteran penutup pekerjaan beton pada daerah kedap air.

21 pc : 4 PsrPasangan pondasi batu kali.

31 Pc : 4 PsrPasangan tembok bata

41 Pc : 2 PsrPasangan Benangan

7.3. Syarat-syarat pelaksanaan :

7.3.1. Pemasangan batu kali belah :

Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau dari kayu pada setiap pojok galian yang berbentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang yang dimaksud dalam gambar rencana.

Kecuali disebut lain pada gambar rencana, maka seluruh pasangan batu kali belah dipasang dengan perekat menggunakan campuran 1 pc : 4 Psr dan diberaben dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.

Untuk pengikat sloof , maka pada bagian pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1.00 m dengan diameter besi 12 mm.7.3.2. Pemasangan batu bata :

Batu bata yang akan dipasang harus direndam kedalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya tidak boleh bareh (sambungan batu bata dalam satu garis lurus dengan sambungan diatasnya), dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangan dalam 1 hari tidak melebihi dari 1 meter tingginya.

Untuk pasangan bata merah ada yang satu bata dan setengah bata lebih jelas lihat gambar. Pasangan satu bata pemasangannya dibuat memanjang , melintang dan untuk pasangan setengah batu bata yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diberi kerangka penguat dari beton bertulang dengan pembesian tulang utama 4 12 mm dan beugel 8 - 15 cm. Pemasangan batu bata tidak boleh diterobos perancah.

Kecuali disebut lain pada gambar rencana,maka pasangan satu bata campuran 1 pc : 4 psr dan untuk pasangan setengah bata dipasang campuran 1 pc : 4 psr7.3.3. Plesteran dinding dan sponeng / plesteran sudut :

Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan sebelum pemasangan disiram dengan air dan dibuat kepala plesteran ( klabangan ) dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan. Tebal paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinis / diondrong / diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis.

Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat dan campuran yang dipergunakan harus sesuai dengan daftar.

Semua pekerjaan plesteran harus rata dan halus dan merupakan bidang yang tegak lurus dan siku (90) tidak terjadi retak-retak, jika terjadi retak pemborong harus segera memperbaikinya.

Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok baik yang tampak langsung maupun tidak langsung antara lain pasangan tembok diatas langit-langit, tembok gevel bagian dalam dan lain sebagainya.

Kecuali disebut lain pada gambar rencana, maka seluruh plesteran menggunakan campuran 1 pc : 5 Psr.PASAL 8

PEKERJAAN BETON BERTULANG8.1. Lingkup Pekerjaan :

a. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan spesifikasi teknis.

b. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah :

Bahan, alat bantu, memasang, cetakan, pembesian, dan pemeliharaan.

Perencanaan, Pelaksanaan dan Pembongkaran cetakan-cetakan beton.

Penyelesaian dan pemeliharaan beton.

Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk pengangkutan, penyimpanan bahan-bahan.

Penyediaan alat bantu, seperti :

1. Alat pengaduk semen (Ready Mix / Beton Molen).

2. Alat penggetar beton (Vibrator).

3. Pompa air

4. Alat pencetak kubus beton dan Slump test.8.2. Syarat-syarat Umum

a. Persyaratan-persyaratan konstruksi Beton, istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.

b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standart dibawah ini:

Standarat Industri Indonesia.

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 NI 18

Peraturan Tahan Gempa 1982.

American Society For Testing & Material (ASTM).

c. Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.

8.3. Syarat-syarat Bahan

a. Air.

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan, dan harus memenuhi Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Bila dipandang perlu Perencana/MK dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.b. Semen :

Digunakan jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

c. Pasir Beton

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).

d. Kerikil :

Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).

Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

e. Besi Beton (Baja Tulangan) :

Besi beton yang digunakan adalah besi beton Ulir dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2), ukuran dan jumlah besi yang dipakai disesuaikan dengan gambar detail struktur.

Kontraktor harus dapat memberikan sertifikat dari pabrik besi beton yang menyatakan bahwa kekuatan besi beton tersebut sesuai dengan spesifikasi.

Baja tulangan dengan mutu meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. Seluruh biaya untuk itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.

Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:

1. Harus ada persetujuan Direksi

2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas penampang). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong. TABEL BESI BETON YG DIPAKAI

UKURAN BESIBERAT

10 12 M7,4 Kg.

12 12 M10,7 Kg.

D 16 12 M19 Kg.

D 19 12 M26,76 Kg.

D 22 12 M35,81 Kg.

f. Cetakan dan Acuan :

Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk nyata dan cukup dapat menampung beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Bahan begisting dapat berupa papan kayu perancah dengan permuakan halus dan rata atau dengan menggunakan Multiplek ( meranti ) tebal 9 mm.

Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan. Pembongkaran Begisting harus hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurukan tanah kembali.

Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan betuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.

Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak difinishing (exposse).

Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya overstress atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban diatasnya selama masa pelaksanaan.

Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

a. Bagian sisi samping kolom, balok dan dinding 3 hari.

b. Balok tanpa beban konstruksi7 hari.

c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari.

d. Plat lantai, atap dan tangga 21 hari.

Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan. Cacat dan perubahan bentuk yang tidak sesuai rencana, Pelaksana wajib memperbaiki sesegera mungkin.

g. Mutu BetonMutu beton yang digunakan adalah kekuatan beton dengan Campuran 1Pc : 2Psr : 3Kr untuk beton praktis dan K-275 kg/cm2 untuk beton struktur,dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).

h. Pengujian Mutu/Test Beton :

Kontraktor harus melaksanakan Test Beton ( Mix Design) terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan Beton , dengan ukuran sesuai syarat-syarat/ketentuan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). menggunakan :

1. Mix Design

2. Slump Test

3. Tes Kubus

Laboratorium yang melakukan test Beton harus memiliki Kapabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan atau ditentukan kemudian oleh Pihak Proyek.

i. Pengambilan contoh uji :

1. Untuk satu mutu beton yang dikerjakan dalam satu hari, pengambilan contoh tidak kurang dari 1 (satu) contoh yang terdiri dari 2 (dua) buah benda uji.

2. Pengambilan contoh dari benda uji ditetapkan setiap 10 m3 atau 10 kali adukan beton.3. Nilai hasil uji merupakan rata-rata dari 2 (dua) buah hasil uji kuat tekan benda uji dari contoh yang sama yang diuji pada umur 28 hari atau umur yang ditetapkan untuk menetapkan fer.

j. Peralatan Pekerjaan Beton

Minimal harus tersedia peralatan sebagai berikut :

Beton Molen (concrete mixer) Alat Penggetar beton (vibrator)

Alat untuk Slump Test

Alat untuk percobaan khusus

Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam keadaan siap pakai dan jumlah yang cukup.

k. Admixtures (Bahan tambahan)

1. Kuat beton karakteristik yang disyaratakan (fc) didalam pekerjaan ini tidak boleh kurang dari 14,5 Mpa untuk beton praktis dan 22,5 Mpa untuk beton struktur. Untuk beton struktur kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikasi pengujian laboratorium struktur.

2. Beton harus dirancang proposi campurannya agar menghasilkan kuat tekan rata-rata minimal (fer) sebesar, fer = fe + 1,64 s, dengan s adalah standart deviasi dalam Mpa, dan jumlah uji minimal 30 buah + benda uji berbentuk silinder (pasal 5.3.1. 1b SK BI 1989/Tata cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989, dan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).

3. Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan admixtures, kalau diperlukan diusulkan kepada Konsultan Pengawas.8.4. Macam Pekerjaan Beton meliputi :a. Pekerjaan Pondasi Pile Cap ( sesuai gambar )

b. Pekerjaan Pondasi Strouss ( sesuai gambar )c. Pekerjaan Sloof (sesuai gambar)

d. Pekerjaan Kolom (sesuai gambar)

e. Pekerjaan Kolom Praktis (sesuai gambar)

f. Pekerjaan Balok Induk (sesuai gambar)

g. Pekerjaan Balok Anak (sesuai gambar)h. Pekerjaan Balok Latai ( sesuai gambar)

i. Pekerjaan Plat Lantai (sesuai gambar)j. Pekerjaan Plat Lantai,Dinding dan Plat Penutup Ground Tank ( sesuai gambar )k. Pekerjaan Plat Teras (sesuai gambar)l. Pekerjaan Plat leuvel ( sesuai gambar )

m. Pekerjaan Plat Lantai dan Atap Ramp ( sesuai gambar )

8.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pekerjaan Beton:

a. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan perletakannya dengan gambar. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Pembesian kolom beton harus dilaksanakan sesuai gambar dengan penulangan yang ada dan apabila digambar kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih dahulu pada pengawas.

b. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pembuatan campuran adukan beton sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, mengangkut adukan, membuat cetakan/ begesting/acuan, mengecor merawat beton, membongkar cetakan setelah waktu yang ditentukan dan memelihara beton sampai dengan proses pengerasan sehingga beton mencapai spesifikasi yang ditentukan.

c. Sebelum adukan beton dituangkan/dicor, kayu-kayu begisting harus bersih dari kotoran-kotoran, minyak, benda-benda terlebih dahulu secepatnya.

d. Pengadukan beton baru dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen) selama sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua agregat dimasukkan dalam drum pengaduk.

e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti atau tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari Direksi/ Konsultan pengawas.

f. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari pekerjaan, pemborong harus memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan persetujuannya, sehingga setiap pekerjaan pengecoran beton harus dapat ijin tertulis dan mendapat pengawasan dari Direksi/Konsultan Pengawas.8.6. Perawatan Beton

a. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan, kecuali bila dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebut dalam pasal 5.11.3. Tata Cara Perancangan dan Peklaksanaan Konstruksi Beton 1989.

b. Jika digunakan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut dipertahankan didalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan perawatan yang dipercepat. PASAL 9PEKERJAAN KAYU 9.1.Lingkup pekerjaan :

a. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu ( kasar dan halus ) dalam hubungannya dengan gambar.

b. Pekerjaan kayu pada pekerjaan ini meliputi :

Pekerjaan Steiger Begesting.

Pekerjaan Cetakan Untuk Beton Bertulang.

9.2.Kualitas, kelembaban dan pengawet / pelindung kayu :

a. Kualitas :

Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik, tidak ada getah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggir, bekas dimakan bubuk dan cacat-cacat lainnya.b. Kelembaban :

Kelembaban untuk pekerjaan kayu halus 15 %, untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 15 %.

c. Pelapisan pengawet / pelindung :

1. Untuk semua pekerjaan kayu halus harus diberi lapisan meni sebelum dicat kayu.

2. Untuk bagian-bagian yang dipotong untuk sambungan, maka bagian yang dimaksud diberi lapisan meni kayu.

3. Untuk bagian-bagian yang menempel pada dinding terlebih dahulu dilapisi meni kayu dan diberi penguat angker besi beton 10 mm dan diberi alur kapur.

9.3.Jenis kayu :

a. Sebelum kayu terpasang, contoh kayu harus dikirimkan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.

b. Kayu Meranti merah dipakai pada bangunan ini antara lain pada :

1. Tiang-tiang untuk steiger begesting.

2. Papan cetakan untuk beton bertulang.PASAL 10PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM 10.1.Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu / jendela seperti yang dinyatakan / ditunjukan dalam gambar

10.2.Persyaratan Bahan

Kusen Alumunium untuk Pintu dan Jendela yang digunakan

Bahan

: Dari bahan alumunium framing system

Bentuk Profil: Sesuai dengan gambar

Warna Profil: Warna Putih 4 (Powder Coating) Pewarnaan

: Colour Anadized 18 micron, tebal minimum 1.0 mm

Nilai Deformasi: Di ijinkan maksimal 2 mmEngsel Tanam untuk Kusen Aluminium yang digunakan

Bahan : Dari bahan Stainless Steel Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar

Warna Profil : Warna Standar Pewarnaan : Color Anadized 18 micron,tebal minimum 5 mm Nilai Deformasi : Di Ijinkan maksimal 2 mm

10.3.Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat syarat dari pekerjaan Alumunium serta memenuhi ketentuan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

10.4 Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

10.5 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.

10.6 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi profil profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu proses fabrikasi pintu, jendela dan partisi, profil harus sesuai dengan yang telah ditetapkan.10.7 Bidang bawah papan gypsum yang berhubungan dengan lantai diberi lapisan penutup papan yang sudah diserut ( dihaluskan ) ukuran 2 x 10 cm dan di cat warna hitam.10.8 Accessories

Sekrup, pengikat dan alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup caulting dan sealant, angkur angkur untuk rangka kusen alumunium ditutup dari besi plat tebal 2 3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron

10.9 Bahan Finishing

Tratment untuk permukaan kusen yang bersangkutan dengan bahan alkaline, seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finishing dari aquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insutatting varmish seperti asphalitic varmish atau bahan insulation lainnya.10.10 Untuk sekeliling tepi kusen aluminium pada bagian luar ruangan maupun pada bagian dalam ruangan yang berbatasan dengan dinding / tembok agar kedap air seluruhnya ditutup menggunakan sealant.10.11 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.PASAL 11PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI11.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu/jendela seperti yang tertera pada detail gambar.

11.2. Bahan / Produk

a. Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian bahan akibat pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.

b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan pengenal dari plat alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan ketebalan 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.

c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan bahan kayu, berukuran 15 x 40 x 50 cm berdaun pintu kaca kerangka kayu, pada dalamnya almari dilengkapi handel-handel kait untuk anak kunci beserta nomor pengenalnya.

d. Daun pintu aluminium memakai kunci 2 x putar .e. Untuk daun pintu/jendela memakai engsel nylon, dipasang tiap daun pintu masing-masing 2 (dua) buah engsel, sedangkan untuk daun jendela kerangka aluminium memakai 2 (dua) buah engsel.f. Daun pintu kaca tempert memakai engsel tanam ( floor hinge ) double Action merk Dorma type 800 series.g. Untuk daun pintu alumunium memakai kunci, yang dilengkapi dengan handle dan engsel pintu dengan merk ditentukan kemudian.

h. Setiap daun jendela kerangka kayu dilengkapi dengan grendel pernekel, serta hak angin satu arah, sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat.

PASAL 12PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND12.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pengerjaan kerangka plafond / hanger dari Cross Tee Main Tee.b. Pengerjaan langit-langit dan konstruksi penggantungnya dikerjakan sedemikian rupa, sehingga pemasangan dan penempatannya sesuai dengan yang tercantum pada gambar.

12.2. Bahan / Produk

Penutup plapon ruangan Gypsum board 9 mm Akustik.12.3 Pelaksanaan pekerjaan langit-langit :

a. Pemasangan kerangka plafond menggunakan Cross Tee Main Tee dengan jarak sesuai dengan gambar.

b. Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran Gypsum board maka kontraktor wajib memeriksa kerangka plafond apakah sesuai dengan gambar letak, pola maupun ukurannya.

c. Rangka plafond digantung pada plat lantai beton, dengan penggantung menggunakan kawat galvano 4 mm atau seperti tertera dalam gambar.

d. Cross Tee main Tee yang digunakan sebagai rangka plafond harus rata pada sisi yang akan dipasang plapon Akustik.

e. Pemasangan Langit-langit

1. Bahan penutup plafond ruangan yang digunakan adalah Gypsum board Akustik.2. Pemasangan plafond gypsum board dipasang pada tempat yang ditunjukkan pada gambar.

12.4. Pada serah terima pertama kontraktor menyediakan 5 (lima) lembar gypsum board Akustik sebagai reserve. PASAL 13PEKERJAAN LANTAI

13.1. Lingkup Pekerjaan

a.Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik. 13.2. Bahan ubin / Lantai

a. Lantai selain KM/WC menggunakan Lantai Granit 60 x 60 cm , warna gelap sesuai gambar.

b. Lantai KM/WC menggunakan Granit ukuran 30 x 30 cm , sedang dinding KM/WC dan dinding ruangan menggunakan Granit 30 x 60 cm Tinggi 3 m.c. Lantai anak tangga samping menggunakan Granit 60 x 60 cm dan pada bagian pertemuan sambungan arah vertical atau sesuai gambar.d. Granit-granit tersebut diatas sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi.

e. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, kecuali pada lantai yg ada pola lantai mengikuti gambar rencana. 13.3. Cara pemasangan :

a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, Kontraktor harus mengadakan persiapan yang baik, terutama pemadatan pasir urug ( dibawah lantai ).

b. Sebelum memasang keramik permukaan beton harus dibersihkan dari segala kotoran, khususnya bahan bangunan.

c. Celah antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar) harus sama ukurannya dengan ukuran lebar serat maksimum 3 mm, kedalaman 2 mm atau sesuai detail gambar/ sesuai petunjuk dari Konsultan Pengawas dan Direksi.

d. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan dengan warna, bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang terpasang.

e. Keramik yang dipasang harus dalam keadaaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.

f. Pemotongan unit-unit keramik baru menggunakan alat pemotong khusus (mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.

g. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam kotoran yang terdapat pada permukaan hingga benar-benar bersih. PASAL 14PEKERJAAN KACA

14.1. Lingkup Pekerjaan

a.Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik. 14.2. Bahan :

a. Kaca Stopsol 8 mm .b. Kaca Rayban 5 mm .c. Kaca Es 5 mm .d. Kaca Bening 5 mm .14.3. Macam pekerjaan :

a. Kaca Stopsol 8 mm dipasang pada Kaca Curtain Wall depan

b. Kaca Rayban 5 mm dipasang pada partisi lantai 2c. Kaca Es 5 mm dipasang pada partisi lantai 2

d. Kaca Bening 5 mm pada pintu jendelae. Pemasangan kaca untuk kerangka kusen alumunium pada bagian tepi sekeliling kaca diberi lapisan karet sponeng sedangkan pada bagian permukaannya agar kedap air ditutup menggunakan sealant.f. Tata cara pelaksanaan apabila terdapat pekerjaan pemotongan atau penyambungan pada posisi horizontal maupun pada posisi vertical bidang yang dipotong dan bidang yang disambung permukaannya harus rata dan jika perlu bidang permukaanya dihahuskan menggunakan gerenda dan kertas gosok. g. Semua bahan yang akan didatangkan, Kontraktor terlebih dahulu mengajukan contoh bahan yang akan didatangkan dan dimintakan ijin tertulis pada Konsultan Pengawas / Direksi.

PASAL 15PEKERJAAN CAT15.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik. 15.2. Pekerjaan Cat meliputi :

a. Pekerjaan Mengecat dengan cat tembok pada dinding bagian luar menggunakan cat Mowilex weathershild dan dalam gedung menggunakan cat tembok Mowilex vinyl silk atau sekualitas serta mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas dan warna ditentukan kemudian.b. Permukaan Atap Beton, dinding dan lantai Ground Tank sebelum dilaksanakan pemasangan lapisan keramik seluruh permukaannya terlebih dahulu dilapisi menggunakan cat water proofing setara Aqua proof atau no drops.c. Warna semua jenis cat dan bahan huruf atau nomor pengenal, akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas/ Pihak Direksi.

15.3. Bila hasil pengecatan tidak baik kualitasnya maka Pemberi Tugas/Pengawas berhak meminta pekerjaan cat diulang sampai mendapatkan kualitas yang baik.

PASAL 16SYARAT SYARAT UMUM TEKNIS

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

U M U M

Syarat-syarat Instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-Syarat Administrasi. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Elektrikal.

PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan Pengawas.

2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.

2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasional. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan Pengawas.

2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.

2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab Kontraktor.

2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :

2.8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000.

2.8.2. Peraturan-Peraturan lainnya yang telah ditentukan PLN.

2.8.3. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi No. 59/DP/1980.

2.8.4. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48

2.8.5. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar Internasional dari NEC, IEC dan lain-lain.

2.8.6. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.

2.8.7. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat dalam gambar-gambar.

2.8.8. Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (Departemen PU).

2.8.9. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung Tahun 1985 (Departemen PU)

2.8.10. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain dari persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :

2.9.1. Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan Pengawas.

2.9.2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga Pemilik dapat membenarkannya.

2.9.3. Seluruh instalasi terpasang telah ditest bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

2.10. Kontraktor.

2.10.1. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.

2.10.2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah Badan Pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh Kontrak Kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal ini sampai selesai.

2.10.3. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS / SIKA PLN kelas C untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C) untuk pekerjaan plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab di bidangnya masing-masing.

Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan.

2.10.4. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

2.10.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementer-nya, persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

2.10.6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya terdapat hal-hal yang kurang jelas pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau lainnya.

2.10.7. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.

Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

2.11. Koordinasi dengan Pihak Lain.

2.11.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli, sebelum memulai mengerjakan pada waktu pelaksanaan.

Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.

Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.11.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor Sipil maupun Arsitektur.

2.11.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh / sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah memeliharanya.

2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistim ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

2.11.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Elektrikal agar sistim Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.

Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatan tersebut.

2.11.6. Penolakan Pekerjaan Sistim Elektrikal.

Apabila sistim pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistim ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.

Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor.

2.12. Pengawasan Instalasi.

2.12.1. Shop drawing.

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja / shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada.

Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.12.2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.

Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.

2.12.3. Kontraktor harus membuat jadwal / schedule waktu pelaksanaan, skedul tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.

Schedule dan network planning harus diserahkan dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender sesudah menerima SPK.

2.12.4. Kontraktor harus mengadakan :

a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.

b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.

c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.

2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistim Elektrikal yang telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistim Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.

Tahap-tahap pekerjaan sistim ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.

2.12.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan.

Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah tertera.

Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.12.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

2.12.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.

2.13. Pembersihan Lapangan.

2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang digunakan.

Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan tersebut.

2.13.2. Setelah Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.

2.13.3. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan Portable Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya Kontraktor.

2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.

2.14.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :

a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.

b. Katalog spare-parts.

c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.

d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini, juga dalam bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor belum diprestasikan 100%.

2.14.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah penyerahan pertama proyek dilakukan.

Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas.

Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.14.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasi dan perawatan yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

2.15. Service dan Garansi.

Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun

sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Pengawas secara baik (setelah masa

pemeliharaan).

2.15.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa

garansi, termasuk penyediaan suku cadang.1.15.2. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.

1.15.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untukmengoperasikan / merawat peralatan Elektrikal serta mendatangkan seorang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.1.15.4. Kontraktor harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim Elektrikal

selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.

2.16. Izin.

2.16.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.

2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.

2.16.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipaten-kan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.

Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di atas.

2.16.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.

2.16.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (kerja lembur).

2.16.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan.

Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.

2.17. Korelasi Pekerjaan.

2.17.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.

2.17.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.

2.17.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.

Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut, apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.17.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air, listrik, saniter darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.

2.17.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / di-finish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.

2.17.8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut pengamanannya.

Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.18. Sub Kontraktor.

2.18.1. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.18.2. Sub Kontraktor harus memenuhi syarat seperti tercantum dalam Pasal 2 butir 2.10.3. pada Bab ini.

2.18.3. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-sub-kontrakkan).

2.19. Site Manager.

2.19.1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang yang

cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh Penandatangan kontrak, untuk

mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala

pekerjaan instalasi pada proyek ini dan selalu berada di lapangan (on site). Bila ia

akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang

untuk mewakilinya.

1.19.2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor

Pada saat penawaran dilakukan.

1.19.3. Bilamana menurut pendapat pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau

pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurang cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya dengan orang lain.

2.19.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus bertindak

sebagai Site Manager.

2.20. Bahan.

2.20.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan utama Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.

2.20.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan didalam gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

2.20.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan dirubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.

2.20.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.

2.20.5. Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.

2.20.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh atau brosur disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas.

Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknis) :

3.1. Sistim Mekanikal.

3.1.1. Instalasi Plumbing air bersih, air kotor dan air bekas beserta pemompaannya.

3.1.2. Instalasi Tata Udara ( ventilasi dan air conditioning )

3.2. Sistim Elektrikal.

3.2.1. Instalasi Sistim Distribusi Listrik berikut panel-panel daya.

3.2.2. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak.

3.2.3. Instalasi Penangkal Petir.

3.2.4. Instalasi Telepon.

3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.

3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknis serta addendum lainnya.

3.8. Bila pada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis atau disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausulnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

U M U M

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan gedung.

Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN dengan daya terpasang sebesar 165 kVA. Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut disalurkan ke trafo distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 400 kVA untuk dirubah menjadi daya bertegangan rendah LVMDP sampai dengan panel ukur (KWH meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.

Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi 3 (tiga) fase empat kawat 220 / 380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai suatu sistim keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistim / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknis atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :

3.1. Pekerjaan di dalam Gedung.

3.1.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor pentanahan netral / badan panel.

3.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung antar panel daya, Kabel jenis NYM untuk penerangan dan kabel jenis NYM daya menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dan lain-lain).

3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armature penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.

3.1.4. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan.

3.1.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan.

3.2. Pekerjaan di luar Gedung.

3.2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.

GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang didalamnya

dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.

Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.

Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Konsultan Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.

Meliputi pengadaan dan pemasangan power recepacle outlet (stop kontak), saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistim instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

5.1.1. Kotak-kotak (doos) outlet.

a. Jenis.

Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan PUIL atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau segi delapan.

Ceilling ox dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

b. Ukuran.

Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang diperlukan.

Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).

Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :

Tempat-tempat yang kena matahari.

Tempat-tempat yang kena hujan.

Tempat-tempat yang kena minyak.

Tempat-tempat yang kena udara lembab.

Tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.

Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, marmer, frame besi, dinding bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Dos.

Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9 cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.

Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A / 250V.

Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila ditentukan lain pada gambar.

Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm. di atas lantai yang sudah selesai.

Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai.

Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.

Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Konsultan Pengawas begitu juga dengan stopkontak meja.

Saklar dan stop kontak .c. Jumlah Kutub.

Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan rating minimum 5A - 10A / 220V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.

Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.

5.1.3. Kabel-Kabel.

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi:

kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistim dan peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.

Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistim remote control yang panjangnya kurang dari 30 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam conduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%.

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.

Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2.

Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.

Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.

Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk ekstension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik lampu serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM dan diletakan di dalam PVC high impact heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2. Kecuali tercatat lain.

Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).

d. Splice / Pencabangan.

Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungansambungan di dalam pipa konduit. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.

Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.

Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

e. Kabel kontrol.

Di tempat tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.

Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V.

Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm. Untuk panjang lebih dari 30 m.) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbanganpertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.

f. Bahan Isolasi. Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel.

g.1. Pemasangan di Permukaan.

g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.

Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.

Pendukung-pendukung tersebut harus dicat dengan cat anti karat.

Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel.

Kabel-kabel daya yang diletakan di atas cable tray, di-klem pada cable tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).

Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di-klem

ke plat beton. Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal.

Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.

g.1.3. Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor-Motor Pompa.

Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal conduit) yang diletakkan di atas plat lantai.

Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan faktor pengisian 40%.

Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor dengan memakai flexible metal conduit yang juga tahan karat.

Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambungkan dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

g.2. Pemasangan di Permukaan.

Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran minimum . Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.

g.3. Pemasangan Menembus Dinding.

Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel.

Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu :

h.1. Sistim Tegangan 220 V, 1 Fasa :

Hitam : Fasa

Biru : Netral

Kuning strip Kuning : Pentanahan (G).

h.2. Sistim Tegangan 220 / 380 V, 3 Fasa :

Merah : Fasa R

Kuning : Fasa S

Hitam : Fasa T

Biru : Netral (N)

Kuning strip Kuning : Pentanahan (G).

i. Pendukung Kabel.

Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya.

Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

j. Konduit Tertanam.

Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus

juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau

langit-langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya.

Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm. untuk jenis floor standing, kecuali yang sering terkena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus.

Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.

Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya.

Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan benar.

a. Finishing.

Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Pengawas.

Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium platting atau dengan zinchromate dan dicat dengan cat akhir sistim oven.

b. Kunci.

Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci flat lock jenis kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe common key, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama.

Pada masing-masing kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel.

Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam

panel dengan mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.d. Label.

Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan / mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.

Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.5.1.5. Sistim Race Way.

Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.

a. Ukuran.

Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain.

Diameter minimum konduit adalah menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %.

b. Bahan.

Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.

Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS4568: part I & II class 4.

c. Pemasangan.

c.1. Race Way yang ditanam di dinding.

Pananaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok beton dengan pahat.

Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.

Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi semula.

Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung conduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.

c.2. Race Way yang dipasang di permukaan.

Race Way yang dipasang di permukaan beton ( exposed ) harus dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau permukaan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langitlangit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup atau dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fittingfitting, klem dan lain-lain harus digalvanisir atau dicat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai berikut :

Pipa penerangan dan daya : Orange

Pipa telepon : Hijau

c.3. Race Way yang dipasang di dalam tanah.

Race Way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum dipasangkan di atas Race Way tersebut diberi patok petunjuk.

Pipa Race Way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar SII.

c.4. Race Way melintas / menembus dinding.

Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan asap.c.5. Konduit Logam Fleksibel Tahan Air.

Konduit logam fleksibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi dimana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor pompa.

Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari plyvinil chloride (PVC) harus menonjol pada inti baja yang fleksibel.

Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh Race Way / konduit ini.

c.6. Pengakhiran dan Sambungan.

Race Way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau fire minded yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistim grounding dari Race Way.

Sambungan untuk Race Way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistim penguncian interlock compressed.

c.7. Pentanahan.

Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel ( shealth / armour ), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan conduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan konduktor tersendiri yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi. Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm.

dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

Pentanahan netral bus-bar dan panel, maksimum 2 ohm.

Pentanahan netral generator, maksimum 2 ohm.

Pentanahan penangkal petir, maksimum 1 ohm.

5.1.6. Cable Tray.

a. Bahan.

Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam dengan ketebalan plat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir.

b. Penggantung / Penyangga.

Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung cable tray harus dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum 6 mm. ujung penggantung di-ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) harus dipilih agar menghasilkan penyangga / penumpuan yang kokoh.

5.1.7. Underfloor Cable Duct.

a. Bahan.

Underfloor cable duct yang digunakan harus dari bahan pregalvanized steel terdiri atas dua kanal, lebar 120 mm + 70 mm. (total lebar 190 mm.) dan tinggi 28 mm. Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm. Keseluruhan cable duct harus digalvanisir.

Satu kanal akan digunakan untuk kabel daya jenis NYM 3 x 2,5 mm2 (kanal selebar 120 mm.) dan kanal lainnya (kanal selebar 70 mm.) akan digunakan untuk kabel data komputer jenis UTP-Cat6E (Gigabit Ethernet) bersama dengan kabel telepon jenis ITC 2 x 2 x 0,6 mm2 (2 pairs).

Pemasangan duct harus dilengkapi dengan alat bantu yang diperlukan, antara lain U-bracket, duct connector dan end cover serta pentanahan.

Keseluruhan alat bantu tersebut harus dari bahan pre-galvanized steel.

b. Intersection Box.

Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan pregalvanized steel dengan ukuran bukaan 4 (empat) arah yang sesuai dengan pemasangan underfloor duct yang digunakan (lebar 2 x 70 mm. dan tinggi 28 mm.).

Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm, ukuran box base 270 x 170 mm. Frame dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium dengan ukuran 200 mm. x 110 mm. Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate untuk pemasangan 2 (dua) buah stop kontak, 2 (dua) buah female socket RJ-45 untuk saluran data komputer dan 2(dua) buah female socket RJ-11 untuk saluran telepon.

Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium yang dilengkapi dengan engsel. Ketebalan cover harus cukup menahan beban pada saat ditutup.

5.1.8. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.

a. Umum.

Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang