FL Posyandu Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan field lab smt 6

Citation preview

LAPORAN FIELD LABTOPIK KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) PEMBINAAN POSYANDU LANSIAPUSKESMAS KARANGPANDAN

Anggota Kelompok 18:LES YASSING0012244M. BEIZAR YUDHISTIRAG0012134RIZKI FEBRIAWANG0012190YUSUF ARIF SALAMG0012240TRIA MULTI FATMAWATIG0012222LELY AMEDHIA RATRIG0012114TIA KANZA NURHAQIQIG0012220R.Rr ERVINA KUSUMA WG0012168LATIFA ZULFA SG0012112RIANITA PALUPIG0012180OKI SARASWATI UTOMOG0012156

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTATAHUN 2015

6

LEMBAR PENGESAHAN Laporan Field Lab mengenai Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pembinaan Posyandu Lansia ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing/instruktur lapangan di Puskesmas Karangpandan, Kabupaten Karanganyar pada:hari: tanggal/bulan/tahun:

Karanganyar, 3 Juni 2015Mengesahkan,Kepala Puskesmas KarangpandanMenyetujui,Instruktur Lapangan Field Lab

Y. Iwan Christiawan, dr., M.KesNIP. 19691005 200212 1 006

Wahyudi Wibowo, dr.NIP. 19821217 201001 1 021

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan2Daftar Isi.3BAB I: Pendahuluan...4BAB II: Kegiatan yang Dilakukan.7BAB III: Pembahasan10BAB IV: Penutup...22Daftar Pustaka25Lampiran26

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangUsia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). Menurut Organiai Kesehatan Dunia (WHO), Batasan lanut usia meliputi : a. Usia pertengahan (middle age) usia antara 45 sampai 59 tahun b. Lanjut usia (elderly) usia antara 60 sampai 74 tahun c. Lanjut usia tua (old) usia antara 75 sampai 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun (Mubarak dkk, 2006). Menurut data Pusat Statistik, jumlah lansia di Indonesia pada tahun 1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen. Dan data terbaru menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia diperkirakan akan mecaai 9,77% atau sejumlah 23,9 juta jiwa pada tahun 2010 dan meningkat lagi secara signifikan sebesar 11,4% atau sebanyak 28,8 juta jiwa pada tahun 2020. Hal ini berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang diailami oleh masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya angka harapan hidup masyarakat Indonesia.Pada tahun 1980, angka harapan hidup masyarakat Indonesia hanya sebesar 52,2 tahun. Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 59,8 tahun pada tahun 1990 dan satu dasawarsa berikutnya naik lagi menjadi 64,5 tahun. Diperkirakan pada tahun 2010 usia harapan hidup penduduk Indonesia akan mencapai 67,4 tahun. Bahkan pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 71,1 tahun. Dengan data-data tersebut, maka diperkirakan 10 tahun ke depan struktur penduduk Indonesia akan berada pada struktur usia tua.Pertambahan penduduk di Jawa Tengah masih relative tinggi yaitu sebesar 196.758 jiwa per tahun. Dampak lebih jauh dari permasalahan kepedudukan adalah bertambahnya penduduk usia lanjut dengan kriteria : Rendahnya kualitas kesehatan lansia yang disebabkan oleh rendahnya pendapatan, di samping pendapatan itu sendiri belum merata diterima setiap lansia Adanya tuntutan persediaan pangan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan kalori yang makin berkualitas bagi lansia.Permasalahan penduduk lansia perlu ditangani dengan strategi antara lain melalui pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bersama-sama dengan peningkatan prasarana dan pelayanan kesehatan yang dipusatkan di Posyandu. Strategi peningkatan kesehatan lansia ini ditempuh melalui penurunan Angka Kesakitan Lansia (AKL) dan jumlah jenis keluhan lansia.Agar program penurunan AKL dapat dicapai secara efektif dan efisien, perlu didukung adanya data. Posyandu lansia merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan kesehatan para lansia. Gerakan Sadar Pangan dan Gizi (GSPG) juga merupakan wadah lintas sektoral untuk melaksanakan keterpaduan unsure terkait dalam mendukung kesehatan para lansia.Cita-cita pembangunan untuk lansia supaya tetap sehat, aktif, dan produktif dapat terwujud di setiap wilayah baik desa maupun kota. Untuk itu, perlu keterlibatan Pemda Kabupaten, pihak swasta, universitas, maupun mahasiswa FK dalam upaya menyusun strategi pemberdayaan kaum lansia khususnya pada tingkat pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat.

1. Tujuan PembelajaranAdapun tujuan pembelajaran pada topik Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pembinaan Posyandu Lansia ini adalah diharapkan mahasiswa :0. Mampu memahami peran dan fungsi posyandu lansia0. Mampu menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS lansia0. Mampu menjelaskan kelainan-kelainan yang sering terjadi pada lansia beserta pencegahan dan pengobatannya0. Memahami tatalaksana diet lansia dan pola hidup sehat lansia0. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas tentang manfaat Posyandu Lansia dalam meningkatkan kesehatan lansia0. Melakukan pengumpulan dan analisis data tentang program posyandu, prevalensi penyakit yang diderita lansia, serta upaya kreatif dan rehabilitative0. Melakukan penilaian status depresi lansia dengan menggunakan GDS (Geriatric Depression Scale) dan MMSE (Mini Mental State Examination)0. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian pada posyandu lansia setempat dengan standar program Posyandu Lansia

BAB IIKEGIATAN YANG DILAKUKAN

Pelaksanaan Field Lab dengan topik Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Pembinaan Posyandu Lansia kelompok B8 dilaksanakan di Puskesmas Karangpandan, Karanganyar dengan rangkaian kegiatannya sebagai berikut: A. Kegiatan Pra-Lapangan.Seluruh mahasiswa yang akan melakukan kegiatan field lab terlebih dahulu mengikuti pretest tertulis dan dilanjutkan dengan asistensi pengantar topik KIE Posyandu Lansia oleh dosen dan beberapa asisten dosen di Fakultas Kedokteran UNS. Kegiatan pretest dilaksanakan untuk menguji sejauh mana mahasiswa memahami materi tentang topik field lab. Sedangkan kegiatan asistensi bermanfaat dalam memberikan bekal dan gambaran kepada mahasiswa tentang pelaksanaan posyandu lansia yang mungkin dihadapi di masyarakat.B. Kegiatan Lapangan IKegiatan Field Lab hari pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Mei 2015 di Puskesmas Karangpandan, Karanganyar. Kegiatan lapangan I ini dilakukan oleh perwakilan dari kelompok B8 mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS yang sering disebut kegiatan survey. Kegiatan survey tersebut di awali pengarahan oleh dr. Y. Iwan Christiawan selaku Kepala Puskesmas Karangpandan. Kami berdiskusi tentang pelaksanaan kegiatan field lab yang akan dilaksanakan di puskesmas. Instruktur kami, dr. Wahyudi Wibowo juga memberikan pengarahan tentang pelaksanaan KIE Posyandu Lansia di daerah Karangpandan untuk pertemuan selanjutnya.C. Kegiatan Lapangan IIKegiatan filed lab hari kedua dilaksanakan hari Rabu, 20 Mei 2015 di Puskesmas Karangpandan dari jam 08.00-13.00. Kegiatan ini dimulai dengan pengarahan lebih lanjut dari dr. Wahyudi Wibowo selaku instruktur lapangan mengenai pelaksanaan program KIE Pembinaan Posyandu Lansia sebelum turun langsung ke posyandu. Pengarahan tersebut terutama meliputi apa saja yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan posyandu lansia pada kegiatan lapangan III. Mahasiswa juga dijelaskan tentang teknis pelaksanaan posyandu lansia sehingga mahasiswa mendapat gambaran dan bisa mempersiapkan bahan, peralatan dan materi saat akan mengikuti kegiatan posyandu minggu depannya. Adapun alat yang perlu dipersiapkan meliputi form anamnesis, lembar Geriatric Depression Scale (GDS), lembar Mini Mental State Examination (MMSE), flipchart materi penyuluhan, dan vital sign.Setelah mendapatkan banyak pengarahan dan gambaran tentang posyandu lansia di daerah Karangpandan, instruktur lapangan dr. Wahyudi Wibowo meminta untuk terjun langsung ke posyandu dikarenakan kebetulan pada saat itu dijadwalkan ada posyandu lansia.D. Kegiatan Lapangan IIIKegiatan field lab hari ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Mei 2015 dari jam 08.00-13.30. Mahasiswa berkumpul terlebih dahulu di puskesmas untuk mendapat pengarahan dari kepala puskesmas dr. Y. Iwan Christiawan dan instruktur lapangan dr. Wahyudi Wibowo sebelum turun langsung ke posyandu. Kemudian kami berangkat ke Posyandu Lansia di Dusun Bulu, Desa Salam Terdapat 34 lansia yang datang ke Posyandu Lansia tersebut. Kegiatan dibuka dengan perkenalan dari mahasiswa dan dilanjutkan dengan penyuluhan dari mahasiswa. Mahasiswa memberikan materi penyuluhan kepada lansia tentang diabetes mellitus dan hipertensi. Para lansia terlihat antusias mendengarkan materi penyuluhan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para lansia setelah materi penyuluhan selesai disampaikan. Setelah penyuluhan selesai kegiatan dilanjutkan dengan senam lanjut usia.Kegiatan terakhir adalah pemeriksaan kesehatan lansia yang dilakukan secara langsung oleh mahasiswa dengan menggunakan form anamnesis, GDS, MMSE, pengukuran berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan dengan vital sign. Pemeriksaan kesehatan tersebut terutama untuk mengetahui keluhan yang dirasakan lansia sehingga dapat diberikan edukasi tentang penyakitnya dan kami menyarankan untuk datang ke puskesmas untung mendapatkan penanganan lebih lanjut. E. Kegiatan Lapangan IVKegiatan Field Lab hari keempat dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Juni 2015 mulai dari jam 09.00 sampai di puskesmas Karangpandan, Karanganyar. Mahasiswa melaporkan dan mempresentasikan hasil dari kegiatan penyuluhan posyandu lansia yang sudah diikuti selama kegiatan field lab topik ini berlangsung.

BAB IIIPEMBAHASAN

Pada kegiatan Field lab kali ini, kami melakukan observasi dan membandingkan antara teori tahap pelayanan Posyandu Lansia dengan tahap pelayanan Posyandu Lansia yang sudah rutin terlaksana pada Dusun Bulu, Desa Salam, Karangpandan. Berdasarkan teori pelaksanaan Posyandu, dibagi menjadi 10 tahap pelayanan, yaitu:1. Pemeriksaan aktifitas sehari-hari, meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, dan buang air.2. Pemeriksaan status mental dengan menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) dan Mini Mental State Examination (MMSE) 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indek massa tubuh4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit.5. Pemeriksaan hemoglobin.6. Pemeriksaan kadar glukosa sebagai deteksi awal adanya penyakit gula.7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal penyakit ginjal.8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan pada nomor 1 hingga 7.9. Penyuluhan dan konselilng kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok usia lanjut.10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

Pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia, sering didahului kegiatan senam lansia dan dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan dengan sistem 5 meja yang dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Gambar 1. Skema sisem 5 meja di Posyandu lansia

Sedangkan dalam kegiatan Posyandu Lansia yang diadakan pada Rabu, 20 Mei 2015 di Dusun Bulu dibagi menjadi beberapa tahap pelayanan, yaitu :1. Peserta Posyandu Lansia datang dilanjutkan dengan pemberian asupan gizi tambahan. Peserta Posyandu diwajibkan untuk membayar biaya kontribusi untuk pengadaan asupan gizi sebesar Rp 2.000,00 yang juga dapat digunakan sebagai indikator bahwa lansia masih memiliki tingkat kemandirian yang baik. 2. Pelaksanaan senam lansia dengan posisi peserta lansia duduk dan dipandu oleh kader terlatih.3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan microtoise yang belum dikalibrasi dan dicatat pada KMS khusus lansia.4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop .5. Pelayanan medis berupa anamnesis keluhan oleh tenaga kesehatan (Bidan) yang bertugas.6. Pembagian obat sesuai dengan keluhan peserta Posyandu di akhir kegiatan Posyandu.Skema sistem 5 meja di Posyandu Lansia Dusun Bulu :

Gambar 2. Skema sistem 5 meja Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Dusun Bulu

Melihat adanya perbedaan antara teori dengan kegiatan pelaksanaan Posyandu Lansia di Dusun Bulu, kami mencoba untuk mengarahkan pelaksanaan Posyandu Lansia untuk meminimalisir perbedaan yang ada dengan melakukan sedikit perubahan pada sistem 5 meja dan tahap pelaksanaannya.Dalam kegiatan Posyandu lansia pada hari Rabu, 27 Mei 2015 di Dusun Bulu dibagi menjadi beberapa tahap pelayanan, yaitu:1. Peserta Posyandu Lansia datang dilanjutkan dengan pemberian asupan gizi tambahan. 2. Pemberian penyuluhan didalam kelompok dengan materi masalah kesehatan yang kerap dialami oleh individu dan atau kelompok usia lanjut. Pada kesempatan ini kami memberikan penyuluhan mengenai Hipertensi dan Diabetes Melitus.3. Pelaksanaan senam lansia yang dilakukan secara berdiri dan dipandu sesuai dengan tahapan senam lansia yang dianjurkan.4. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan yang dilakukan melalui 2 cara, untuk lansia yang masih dapat berdiri tegak pengukuran dilakukan dengan menggunakan microtoise yang sudah dikalibrasi dan bagi lansia yang tidak bisa berdiri tegak pengukuran dilakukan dengan menggunakan tinggi lutut yang nantinya dimasukkan dalam sebuah persamaan untuk mendapatkan tinggi badan. Persamaan untuk mengetahui tinggi badan melalui tinggi lutut : Pria (cm) = (2,02 x tinggi lutut (cm)) (0,04 x umur (tahun)) + 64,19Wanita (cm) = (1.83 x tinggi lutut cm)) ( 0,24 x umur (tahun)) + 84.88 (Gibson, RS ; 1993)5. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop.6. Pelaksanaan anamnesis keluhan, konseling kesehatan, pemberian edukasi terkait keluhan, dan pelaksanaan rujukan ke Puskesmas jika terdapat keluhan yang menunjukkan indikasi untuk diberi perawatan lebih lanjut.7. Pelaksanaan pelayanan medis tambahan seperti pemeriksaan gula darah dan asam urat.Skema sistem 5 meja di Posyandu lansia yang telah kami arahkan :

Gambar 3. Skema sistem 5 meja Posyandu Lansia di Dusun Bulu setelah diarahkan Dari hasil pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki dalam pelaksanaan Posyandu lansia di Dusun Bulu, Desa Salam, Karangpandan, diantaranya adalah :1. Pelaksanaan senam lansia dilakukan dengan posisi berdiri bagi yang masih sanggup berdiri, bukan hanya sekedar duduk, karena terdapat beberapa tahapan dalam senam lansia yang melibatkan gerakan kaki, dimana gerakan tersebut memiliki tujuan untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot ekstremitas bagian bawah.2. Sebaiknya pelayanan pemberian obat pada lansia dihilangkan dalam kegiatan Posyandu, karena pada hakikatnya pelayanan Posyandu bukanlah terpusat pada upaya pengobatan atau kuratif namun lebih menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif, sehingga apabila terdapat lansia yang mempunyai keluhan dan memerlukan pengobatan, harus diberikan edukasi untuk melakukan pemeriksaan di Puskesmas.3. Pengukuran tinggi badan harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui status gizi dari lansia setiap bulannya. Pengukuran tinggi badan juga harus dilakukan dengan alat dan cara yang benar.4. Pemberian penyuluhan secara rutin mengenai permasalahan kesehatan yang kerap timbul pada lansia atau pelatihan sebuah ketrampilan oleh tenaga kesehatan ataupun kader yang sudah terlatih dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lansia.5. Perlu dilaksanakannya pemeriksaan status mental pada lansia. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dan dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian Geriatric Depression Scale (GDS) dalam menilai depresi dan Mini Mental State Examination (MMSE) untuk menilai adanya gangguan intelektual pada lansia.

Dalam pelaksanaan perbaikan pelayanan Posyandu lansia nantinya mungkin akan muncul beberapa kendala, oleh karena itu perlu diberikan solusi terhadap kendala yang mungkin akan muncul, seperti :1. Kurangnya antusiasme lansia untuk mengikuti senam lansia apabila dilakukan dengan berdiri karena lebih menguras banyak tenaga dan lebih terasa lelah. 2. Setelah diberikan edukasi dan pengarahan untuk melakukan pemeriksaan di Puskesmas apabila terdapat adanya keluhan yang memerlukan pengobatan, para lansia tak kunjung melakukan pengobatan ke Puskesmas dikarenakan kendala transportasi untuk menuju Puskesmas terdekat.3. Materi penyuluhan Pembinaan Posyandu Lansia masih sedikit apalagi sekarang pembinaan ditutuntut harus bervariasi dan dapat menjawab masalah yang dihadapi khalayak sasaran, serta masyarakat mampu menerapkan informasi yang diterima.

DATA HASIL PEMERIKSAAN POSYANDU LANSIATGL: 27 MEI 2015NONAMAALAMATL/PUMUR (th) BB (kg)TB(cm)TD (mmHg)GD (mg/dl)AU(mg/dl)KELUHAN

1Kromo YonoDs. Bulu KidulP893314290/70--Batuk, Pegal-pegal

2Marto Suminah Ds. Bulu KidulP8743146140/100-4Perut panas di sore hari

3Karyo Minem Ds. Bulu LorP8834146168-

4Kromo WironoDs. Bulu KidulP8934126160/110--Leher cengeng, Kepala pusing

5Pawiro SentonoDs. Bulu LorP9040152150/80-8,0Pegal-pegal

6Kromo RinemDs. Bulu LorP9141148140/100-5,5-

7Atmo CempoDs. Bulu LorP9330135120/70---

8Kromo LamiDs. Bulu LorP7745151160/90-5,8Pegal-pegal pada ekst.bawah

9Marni IjoyoDs. Bulu KidulP7543150,5140/80-2,8-

10Parto WiyonoDs. Bulu KidulP7948154,5140/80-3,7Panas pada persendian, pegal-pegal

11Wiryo TarunoDs. Bulu LorP7540153125/80131-Pegal pada punggung, kaku sendi lutut

12Marto KenilDs. Bulu LorP7248149,5140/70143-Sesak napas di siang hari, pegal linu pada punggung

13Wiryo WarsihDs. Bulu KidulP6938143130/90146--

14Karyo TomoDs. Bulu LorP7942141140/110---

15Karyo SuwitoDs. Bulu LorP6334146140/80112-Pegal linu

16Karyo Ngantman*Ds. BuluL8645158150/80132-Pusing, batuk pilek (1 bulan), sesak napas setiap pagi, merokok (+)

17So Pawiro*Ds. BuluL7042145200/90131-Pusing kepala nyut-nyutan

18Kasmi*Ds.BuluP5253146,5170/90240-Sesak napas jika berjalan, riwayat penyakit jantung, nyeri dan pegal pada ekst. Bawah

19Nyami*Ds.BuluP6049151140/90-3,8Pegal, Kesemutan

20Tarmin*Ds.BuluL5052155110/80134-Kram pada bahu

21SuratmanDs. Bulu LorL5262158150/90-8,3Flu, Riwayat Asam Urat, Radang sendi

22WantiDs. Bulu LorP4756148120/70148-Sering Kesemutan

23MarinemDs. Bulu LorP4546149140/80-2,8-

24SaminemDs. Bulu LorP6051149160/100-4,5-

25MulyaniDs. Bulu LorP5863151160/90-5,5Kesemutan, Keju Linu, Riwayat Jantung

26Sastro RTDs. Bulu LorP6043147110/80-3,7Pegel, Nyeri Lutut

27Sri TomoDs. Bulu LorP6340153160/100-2,2-

28Darmo DalimanDs. Bulu LorL5651158160/125113--

29Sarbini/HadiDs. Bulu LorP6265145160/90-4,0Pegel linu.

30JikemDs. Bulu LorP604213880/60--Pusing, Lemas, Konjungtiva Anemis

31Marto SamadDs. Bulu LorP6238141180/90--Kaku Tengkuk, Riwayat HT

32Karyo Saminah Ds. Bulu LorP6835143110/70129--

33Karyo DimejoDs. Bulu KidulP8135149140/90-7,3Sakit Bahu, ROM menurun

34Marto SumiDs. Bulu KidulP8132140150/80-3,7Pegel, Keju, Linu

Posyandu Lansia Dusun Bulu, Desa Salam merupakan salah satu posyandu binaan Puskesmas Karangpandan yang kami kunjungi. Jumlah orang yang terdaftar dalam posyandu lansia Dusun Bulu, Desa Salam sebanyak 69 orang yang terdiri atas kelompok usia 70 tahun (lansia tua/old elderly) sebanyak 22 orang dan yang tidak terdata usianya 6 orang. Selama bulan Mei 2015, posyandu ini melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan masing-masing 1 kali. Pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia Dusun Bulu, Desa Salam pada saat kunjungan dihadiri oleh 34 orang dari 69 orang jumlah yang terdaftar.Target cakupannya adalah pre-lansia dan lansia, sehingga 8 orang yang usianya