Fix_proposal Pecinan - Tanpa Bab - Abizar Hakim

Embed Size (px)

Citation preview

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

A. FLAT HOUSES PECINAN SEMARANG Rumah Susun Sebagai Wadah Hunian, Sentra Bisnis , Dan Pariwisata Budaya Yang Memiliki Fleksibilitas Ruang Dan Nilai Investasi Berkelanjutan Di Kawasan Pecinan Semarang

B. BATASAN PENGERTIAN JUDUL Judul : FLAT HOUSES PECINAN SEMARANG

Sub judul :Rumah Susun Sebagai Wadah Hunian, Sentra Bisnis , dan Pariwisata Budaya Yang Memiliki Fleksibilitas Ruang Dan Nilai Investasi Berkelanjutan Di Kawasan Pecinan Semarang 1. Flat House Pengertian Flat House Rusun adalah dikonotasikan sebagai kepanjangan apartemen dari rumah versi susun. Kerap walupun

sederhana,

sebenarnya apartemen bertingkat sendiri bisa dikategorikan sebagai rumah susun. Rusun menjadi jawaban atas terbatasnya lahan untuk pemukiman di daerah perkotaan. Karena mahalnya harga tanah di kota besar maka masyarakat terpaksa membeli rumah di luar kota. Hal ini adalah pemborosan, terjadi pada :pemborosan waktu, pemborosan biaya, pemborosan lingkungan (karena pencemaran), pemborosan sosial (karena tersitanya waktu untuk bersosialisasi) Dan secara harfiah Flat atau sering juga disebut Rumah Susun diartikan sebagai gedung atau bangunan bertingkat yang terbagi atas beberapa tempat tinggal yang terdiri atas ruang duduk, kamar tidur, kamar mandi dan dapur, dibangun secara berderet-deret pada setiap lantai bangunan bertingkat http://id.wikipedia.org/wiki/Rusun

Proposal TA | Page

1

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Kamar atau beberapa kamar (ruangan) yang diperuntukan sebagai tempat tinggal, terdapat didalam suatu bangunan yang biasanya mempunyai kamar atau ruangan itu

(Poerwadarminta, 1991) Suatu kompleks hunian dan bukan rumah tinggal yang berdiri sendiri (Joseph de chiara, Time Saver Standart for building Types). Suatu bangunan terdiri dari tiga unit atau lebih, rumah tinggal di dalamnya merupakan suatu bentuk kehidupan bersama, dalam lingkungan tanah yang terbatas. Suatu bangunan terdiri dari tiga unit atau lebih, yang merupakan suatu kehidupan bersama dalam lingkungan terbatas, dimana masing-masing unit hunian itu dapat digunakan atau dimiliki secara terpitu rusun yang dimiliki perorangan atau suatu badan usaha bersama dengan unit unit rusun yang disewakan pemakai atas dasar perjanjian sewa menyewa.

Proposal TA | Page

2

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

2.

Pecinan ( China Town ) Pengertian Chinatown / Pecinan Kawasan perdagangan yang di dominasi warga tiong hoa (china). Kampung Cina (atau Chinatown dalam Bahasa Inggris) merujuk kepada sebuah wilayah kota yang mayoritas penghuninya adalah orang Tionghoa. Pecinan banyak terdapat di kota-kota besar di berbagai negara di mana orang Tionghoa merantau dan kemudian menetap seperti di Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Asia Tenggara. Faktor politik, berupa peraturan pemerintah lokal yang

mengharuskan masyarakat Tionghoa dikonsentrasikan di wilayahwilayah tertentu supaya lebih mudah diatur (Wijkenstelsel). Ini lumrah dijumpai di Indonesia di zaman Hindia Belanda karena pemerintah kolonial melakukan segregasi berdasarkan latar belakang rasial. Di waktu-waktu tertentu, malah diperlukan izin masuk atau keluar dari pecinan (Passenstelsel) semisal di pecinan Batavia. Faktor sosial, berupa keinginan sendiri masyarakat Tionghoa untuk hidup berkelompok karena adanya perasaan aman dan dapat saling bantu-membantu. Ini sering dikaitkan dengan sifat ekslusif orang Tionghoa, namun sebenarnya sifat ekslusif ada pada etnis dan bangsa apapun, semisal adanya kampung Keling/India di Medan, Indonesia;kampung Arab di Fujian, Cina atau pemukimanYahudi di Shanghai, Cina. http://id.wikipedia.org/wiki/Pecinan

Proposal TA | Page

3

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

3.

Investasi Pengertian Investasi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang,

investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga. Investasi tanah, diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan. Investasi pendidikan, dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar. Investasi saham, diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau penelitian. http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi

Proposal TA | Page

4

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

4.

Pariwisata Budaya 4.1 Pengertian Pariwisata Budaya Wisata berbasis budaya adalah menggunakan salah satu jenis sebagai

kegiatan pariwisata yang

kebudayaan

objeknya. Pariwisata jenis ini dibedakan dari minat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan wisata petualangan. Ada 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan, yaitu: 1. Bahasa (language). 2. Masyarakat (traditions). 3. Kerajinan tangan (handicraft). 4. Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits). 5. Musik dan kesenian (art and music). 6. Sejarah suatu tempat (history of the region) 7. Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology). 8. Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang dapat disaksikan. 9. Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the area). 10. Sistem pendidikan (educational system). 11. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities). 12. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes). Objek-objek tersebut tidak jarang dikemas khusus bagi penyajian untuk turis, dengan maksud agar menjadi lebih menarik http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_berbasis_budaya

Proposal TA | Page

5

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

5.

Arsitektur Fleksibilitas Ruang Pengertian Arsitektur Fleksibilitas Mengenai fleksibilitas ruang itu sendiri mempunyai arti adalah sebuah ruang atau ruangan yang dapat membagi menjadi beberapa jenis ruang.fleksibilitas ruang itu sendiri mempuyai konsep yang dapat digolongkan menjadi 3 jenis,antara lain: 1.ekspandibilitas 2.vertabilitas 3.convertibilitas Fleksibilitas penggunaan ruang adalah suatu sifat kemungkinan dapat digunakannya sebuah ruang untuk bermacam-macam sifat dan kegiatan, dan dapat dilakukannya pengubahan susunan ruang sesuai dengan kebutuhan tanpa mengubah tatanan bangunan. Kriteria pertimbangan fleksibilitas adalah: Segi teknik, yaitu kecepatan perubahan, kepraktisan, resiko rusak kecil, tidak banyak aturan, memenuhi persyaratan ruang. Segi ekonomis, yaitu murah dari segi biaya pembuatan dan pemeliharaan. Ada tiga konsep fleksibilitas, yaitu ekspansibilitas, konvertibilitas, dan versabilitas. Ekspansibilitas adalah konsep fleksibilitas yang penerapannya pada ruang atau bangunan yaitu bahwa ruang dan bangunan yang dimaksud dapat menampung pertumbuhan melalui perluasan. Untuk Konsep konvertibilitas, ruang atau bangunan dapat memungkinkan adanya perubahan tata atur pada satu ruang. Untuk konsep versatibilitas, ruang atau bangunan dapat bersifat multi fungsi.

Proposal TA | Page

6

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

6.

Bisnis Pengertian Bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Usahawan atau pelaku bisnis harus mampu memadukan 4 macam sumber daya yaitu : 1. Sumber daya materi 2. sumber daya manusia

Proposal TA | Page

7

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

3. sumber daya keuangan 4. sumber daya informasi Brown dan Petrello (1976), Business is an institution which produces goods and services demanded by people. Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.

Steinford ( 1979) Business is all those activities involved in providing the

goods and services needed or desired by people. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya.

Griffin dan ebert (1996) Business is an organization that provides goods or services in

order toearn provit. Sejalan dengan definisi tersebut, aktifitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih besar dari total biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk melakukan kegiatan bisnis,

Proposal TA | Page

8

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan skala usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar.

Hughes dan Kapoor Business is the organized effort of individuals to produce and

sell for a provit, the goods and services that satisfy societies needs. The general term business refer to all such efforts within a society or within an industry. Maksudnya Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri. Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.

Allan Afuah (2004) Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk

menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sember daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.

Glos, Steade dan Lowry (1996) Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh

orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.

Musselman dan Jackson (1992) Suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan keinginan

ekonomis masyarakat dan perusahaan diorganisasikan untuk terlibat

Proposal TA | Page

9

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

dalam aktivitas tersebut. Persamaan dan Perbedaan yang terdapat dalam Definisi. Persamaan : Pada umumya definisi bisnis yang dikutip oleh para ahli bisnis cenderung sama yakni bisnis adalah kegiatan usaha yang terorganisasi untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dan bertujuan menghasilkan profit (laba), yang kemudian laba tersebut digunakan untuk usaha meningkatkan laba atau perusahaan yang lebih besar lagi. Perbedaan : Perbedaan definisi yang dikutip para ahli bisnis tidak begitu menonjol. hanya terdapat perbedaan dalam kutipan Hughes dan Kapoor dengan yang lain terdapat pernyataan orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko artinya bisnis itu mengandung resiko yang harus ditanggung oleh pelaku bisnis tersebut yakni laba atau rugi. 7. Sentra Pengertian Sentra Menurut bahasa kata sentra berasal dari kata central dalam bahasa asing yang berarti pusat. Sentra dalam bahasa ekonomi memiliki arti pusat perdagangan. http://id.wikipedia.org/wiki/Sentra

Kesimpulan : Jadi, FLAT HOUSES PECINAN SEMARANG adalah; Rumah Susun yang mampu mewadahi aspek Hunian, Sentra Perdagangan & Bisnis, dan Kepariwisataaan Budaya Dengan Mengusung konsep Feksibilitas Ruang. Flat House diharapkan mempunyai Nilai Investasi Tinggi dan Berkelanjutan dimasa mendatang.

Proposal TA | Page

10

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

C. LATAR BELAKANG 1. Latar Belakang Non Arsitektural Kawasan Pecinan sebagai domain ekonomi kota memang telah dikenal umum, bahkan hampir setiap kota di Nusantara ini memiliki Pecinan yang berfungsi sebagai sentra ekonomi dan hunian. Sebagai sebuah komponen perkotaan yang memiliki keunikan dari segi etnisitas dan fungsi (dan latar belakang sejarah tentunya) selain perbedaan fisiknya, Pecinan ternyata menyimpan banyak keunikan, potensi dan masalah, baik dalam aspekaspek perkotaan, arsitektur, dan sosial budaya yang kesemuanya saling jalin menjalin (Sopandi, 2003:15).

gb. Gerbang Kawasan Pecinan

Pecinan sebagai kawasan kuno banyak mengandung nilai sejarah bagi perkembangan kota baik secara fisik maupun sosial budaya, ini terlihat dari peninggalan masa lalu yang sampai sekarang masih ada. Peninggalan tersebut dapat berupa struktur morfologi kota yang masih bertahan sampai sekarang, kemudian peninggalan berupa bangunan fisik seperti bangunan klenteng dan rumah tempat tinggal yang bercorak keCinaan. Selain itu juga terdapat kebudayaan khas Pecinan yang merupakan percampuran antara budaya Cina dan lokal seperti seni tari, seni kerajinan maupun seni boga (makanan khas). Melihat potensi yang ada kawasan

Proposal TA | Page

11

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Pecinan sebagai salah satu unsur perkotaan dapat menjadi suatu pembentuk citra kota sekaligus sebagai aset yang dapat dikembangkan menjadi komoditas melalui pengembangan kawasan Pecinan sebagai kawasan wisata terutama wisata budaya. Kota Semarang merupakan salah satu kota yang mempunyai beranekaragam warisan budaya dari masa lalu yang sampai sekarang masih dapat dirasakan keberadaannya. Ragam warisan tersebut mulai dari zaman Kolonial yang dapat dilihat di sekitar kawasan kota lama Semarang, kemudian warisan budaya Timur Tengah yang masih kentara di kawasan Pekojan- Kauman dan tentu saja warisan budaya Cina yang nuasanya masih dapat dirasakan di kawasan Pecinan yang dimulai dari ujung utara Jalan Beteng- Pekojan-Jagalan-Pedamaran serta sejumlah gang antara lain Gang Baru, Gang Mangkok, Gang Pinggir, Gang Warung, Gang Tengah, Gang Besen dan lain-lain. Nuansa etnis Cina makin terasa dengan keberadaan Klenteng yaitu tempat sembahyang untuk umat Tridarma (Khong Hu Cu, Tao dan Budha)

Klenteng Kawasan Pecinan Semarang

Proposal TA | Page

12

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

a. Kajian Kawasan & Ragam Arsitektur China di Semarang

Miniatur Kapal Cheng Ho

Gapura Klenteng SPK

Gapura / Tugu Pecinan

Ornamen Khas Pecinan

Proposal TA | Page

13

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Ornamen Khas Pecinan

Hunian / Rumas KhasPecinan

Klenteng

Hunian / Rumas Khas Pecinan

Ornamen

Klenteng

Klenteng

Proposal TA | Page

14

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Ornamen

Klenteng

Ornamen

Tenda Pasar Semawis

Ruko Khas Pecinan

Pagar Rapat di Tiap Banguan

Proposal TA | Page

15

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

b. Slump Area Pecinan Semarang

Slump Area Banyak Terdapat di Kawasan Pinggiran KawasanProposal TA | Page 16

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

c. Bisnis Area Pecinan Semarang

Pusat Kawasan Perdagangan Berada di Jl. Gang Waru

Proposal TA | Page

17

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

2.

Latar Belakang Arsitektural

Pertumbuhan

dalam

suatu

kota

menunjukkan

adanya

kecenderungan perkembangan kota. Semakin bertambah banyaknya jumlah penduduk, maka akan semakin banyak pula permasalahan yang ditimbulkan seperti adanya kebutuhan kota terhadap ketersediaan hunian yang memadai. Tingkat kebutuhan tersebut diawali dari pusat kota yang menjadi titik tolak dari perkembangan kota. Di daerah berkembang, pola kehidupannya dipengaruhi oleh pembagian waktu yang ketat, akibat dari mekanisme pekerjaan dan aktifitas yang serba massal. Daerah yang sedang mengembangkan sistem pemerintahan, perdagangan dan bisnis, seluruh tata kehidupannya menjadi lebih kompleks dan kelak akan membutuhkan sistem permukiman dan centra bisnis dalam satu wadah. Trend hunian vertikal terus berkembang dan diminati oleh penduduk di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi bisnis yang pesat, dan juga disebabkan oleh pusat pusat bisnis baru didirikan di wilayah downtown perkotaan. Namun pada kenyataannya sebagian besar Masyarakat masih lebih menyukai model hunian yang langsung berhubungan dengan tanah' atau lebih dikenal dengan sebutan landed house cenderung menghendaki adanya alternatif hunian yang dapat menciptakan problem solving baru di dalam kepadatan permukiman di perkotaan. Menjawab semua tuntutan tersebut, hunian model flat-houses dirasakan tepat guna karena menghadirkan brand new image dengan dilengkapi fasilitas yang mendukung para penghuninya (masyarakat di kawasan pecinan) .

Proposal TA | Page

18

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Grafik 1.2 Jumlah Penduduk WNI dan WNA Kelurahan Kranggan. Peningkatan Jumlah Penduduk WNA & WNI Dari Tahun 2008 2011.

Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki perkembangan pembangunan dalam aspek fisik cukup pesat dan maju. Salah satunya adalah ditandai dengan pendapatan perkapita yang tinggi dan terus meningkat tiap tahunnya. Wilayah Semarang Tengah merupakan daerah potensial bagi para pengembang untuk melebarkan sayap bisnis propertinya. Salah faktor yang memberikan nilai plus daerah ini adalah letak/posisi yang berada di tengah kota (downtown) selain itu kawasan pecinan ini sudah menjadi kawasan centra bisnis yang terkenal di Semarang. Ini menjadikan para pengembang properti berlomba lomba menancapkan tiang bisnisnya di area yang sudah sarat akan nilai sejarah dan trademarknya. Alasan lain yang sering diungkap adalah keunggulan aksesibilitas dan kelengkapan infrastruktur di pusat kota. Peluang bisnis pada sektor pembangunan properti menjadi hal yang tak terelakan.

Proposal TA | Page

19

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Grafik 1.2 Migrasi Penduduk Kelurahan Kranggan Kecamatan Semarang Tengah

Aktifitas di wilayah Semarang Tengah yang meningkat akibat dari pertumbuhan investasi ang terus menanjak dan membaik, memberi impact kebutuhan hunian yang semakin tinggi. Otherwise, adanya pembatasan area terbangun menjadi suatu masalah bagi pengembangan wilayah. Flat-House adalah salah satu solusi dari masalah tersebut. FlatHouse memberikan sebuah solusi hunian massal dengan konsep vertikal. Konsep hunian vertikal dapat mengoptimalkan fungsi lahan terbangun. Hal tersebut untuk mengantisipasi adanya tuntutan pemerintah daerah dalam menekan penghunaan lahan di area downtown semarang tengah, khususnya pada kawasan pecinan yang juga akan di revitalisasi. Dengan mengusung konsep fleksibilitas, bangunan yang

menggabungkan antara housing dan trade area diharapkan dapat memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat dari luar kota semarang yang ingin berinvestasi. Dengan penggabungan dwi fungsi tersebut, maka para investor mendapatkan kemudahan dalam

kepemilikan tempat usaha dan area bisnis yang menjanjikan. Permasalahan yang diperkitakan akan muncul dan diselesaikan adalah terkait dengan fungsi bangunan sebagai hunian dan perdaganganProposal TA | Page 20

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

yang bersebelahan dengan kawasan konservasi pemerintah. Selain itu aspek ketertarikan yang minim dari pengembang terhadap kawasan yang berdekatan dengan area konservasi harus dapat di selesaikan dengan konsep yang matang dan tepat planning nya. Permasalahan land cost yang relatif tinggi harus juga dapat diselesaikan dengan pembuktian kalkulasi perhitungan payback periode yang berorientasi pada keuntungan comercial sehingga pengembang memiliki

ketertarikan mengembangkan sayap propertinya di daerah tersebut.

Proposal TA | Page

21

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

3.

Kepariwisataan Kawasan Pecinan, Semarang Kawasan Pecinan Semarang mempunyai kurang lebih tujuh

kelenteng yang letaknya tersebar di kawasan tersebut dan diantara ketujuh klenteng tersebut yang terbesar adalah Kelenteng Tay Kak Sie Gang Lombok. Keberadaan klenteng-klenteng tersebut merupakan salah satu keunikan yang dimiliki Pecinan Semarang dibandingkan dengan kawasan Pecinan lain di nusantara, bahkan ada yang menyebut kawasan Pecinan di Semarang sebagai surganya Pecinan di Indonesia dengan eksotika 1001 klenteng dimana hampir di setiap ujung gang di kawasan ini terdapat kelenteng yang masing-masing mempunyai keistimewaan tersendiri. Selain keberadaan klenteng, keunikan lain adalah masih banyak ditemukannya bangunan tempat tinggal yang bercorak ke-Cinaan dengan bentuk atapnya yang khas danornamen-ornamen detail lainnya seperti bentuk konsol, daun pintu dan jendela. Ditinjau dari aspek struktur morfologinya Kawasan Pecinan Semarang yang merupakan kawasan hunian padat menunjukkan pola grid yang masih jelas dan tipologi kawasan ini menunjukkan dengan jelas sebagai kawasan perdagangan (the Chinnese business districts) (Kurniati, 2001: 30).

gb. Bentuk Atap Rumah / Klenteng Kawasan Pecinan ( Tradisional )

Proposal TA | Page

22

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

gb. Bentuk Ornamen Khas Chinatown Semarang

Kawasan Pecinan Kota Semarang tidak hanya kaya dari segi arsitekturnya yang khas seperti bangunan klenteng, namun sekaligus kaya juga dengan berbagai atraksi budaya atau festival seperti Festival Sam Po, serta nuansa dan keberadaan pasar-pasar eksklusif di sekitar Gang Baru. Dikaitkan dengan kondisi yang ada sekarang fungsi kawasan Pecinan sebagai kawasan preservasi atau cagar budaya mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata terutama wisata budaya sehingga selain dapat mempertahankan fungsinya sebagai cagar budaya juga dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai tempat rekreasi alternatif, yaitu alternatif objek wisata yang sifatnya tradisional, orisinil dan unik serta sekaligus untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Proposal TA | Page

23

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Adanya kecenderungan masyarakat Semarang untuk melakukan kegiatan window shopping di pusat-pusat perbelanjaan atau mall-mall, serta masih sedikitnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih minimnya objek wisata yang menawarkan atraksi wisata yang menarik serta kurang

dikembangkannya seni dan kebudayaan khas Semarang sebagai potensi wisata di Kota Semarang. Kondisi tersebut tentu saja mengakibatkan perkembangan pariwisata hal ini dapat dilihat perbandingannnya dengan Kota Yogyakarta dalam hal tingkat hunian hotel dimana pada tahun 2002 tingkat hunian hotel di Kota Semarang adalah 1,5 sedang Kota Yogyakarta sebesar 2,0 (Statistik Indonesia-BPS, 2002).di Kota Semarang menjadi kurang optimal, oleh sebab itu perlu upaya pencarian objek wisata alternatif yang dapat dijadikan komoditas sekaligus image tersendiri bagi Kota Semarang, sehingga jika orang Semarang hendak berwisata ataupun orang luar Semarang datang ke Semarang maka mereka akan mendapatkan sesuatu yang tidak didapat di kota lain dan menjadikan mereka sering datang berkunjung ke Kota Semarang. Kurang berkembangnya pariwisata di Kota Semarang terutama atraksi wisata dan kebudayaan menjadikan kawasan Pecinan potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif objek wisata di Kota Semarang terutama sebagai kawasan wisata heritage (warisan budaya). Hal ini didukung pula oleh rencana Pemerintah Kota Semarang untuk merevitalisasi Kawasan Pecinan dan menjadikannya sebagai kawasan wisata budaya serta dari Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah yang telah mengadakan penelitian mengenai paket Wisata Pecinan Jawa Tengah, yang salah satunya Paket Eksotika 1001 Klenteng di Semarang. Dukungan terhadap upaya tersebut tidak hanya datang dari pihak pemerintah kota namun juga dari masyarakat, seperti Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Wisata).

Proposal TA | Page

24

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Melihat banyaknya dukungan dari berbagai pihak manjadikan upaya pengembangan Kawasan Pecinan sebagai kawasan wisata perlu

ditindaklanjuti secara nyata. Namun sebelum dikembangkan menjadi kawasan wisata warisan budaya perlu adanya identifikasi dan

pembentukan karakter kawasan Pecinan. Selain itu juga perlu adanya penggalian budaya, upacara ritual, kesenian, hingga legenda yang mengiringi masuknya bangsa Tionghoa/Cina. Bahkan dengan

pengkonsentrasian makanan khas Pecinan diharapkan bisa menarik wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Sehingga sebelum meresmikan kawasan Pecinan sebagai salah satu objek wisata kota, yang pelu dilakukan terlebih dahulu adalah mengaktifkan kegiatan yang berbudaya Cina, sehingga ketika orang berada di kawasan Pecinan seakanakan mereka berada di Cina.(Darwis, 2003:32). Kondisi masyarakat Pecinan atau masyarakat setempat (local comunities) baik secara psikologis maupun sosial budaya, adalah satu hal yang penting untuk dipertimbangkan sebelum

menjadikan kawasan Pecinan sebagai kawasan wisata. Hal ini dirasa penting karena adanya trauma masyarakat terhadap masa lalu dimana lebih dari tiga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudparta) sedang menjajaki kemungkinan paket wisata lintas Kabupaten yang mencakup obyek wisata-wisata yang ada di wilayah Semarang. Dengan wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus

meningkatkan potensi pariwisata yang ada di Jawa Tengah.

Proposal TA | Page

25

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Number of Tourism Pleces Guests by Regency/City in Jawa Tengah 2006 - 2008 Kab. SEMARANG Foreign Guest 3.894 4.394 4.887 Domestic Guest 401.245 438.478 470.293 Total 405.139 442.872 475.180

Source : Regionel Tourism Service of Jawa Tengah Province Selain isu mengenai pariwisata, semarang sendiri sebenarnya juga tengah mendapati masalah perkotaan (terutama masalah pemukiman) dan sedang membuat suatu planning untuk menselaraskan tujuan dan realita yang ada sekarang. Disisi lain kota ini ingin meng-Go Public kan kota secara internasional, namun disisi lain permasalahan kota seperti kawasan kumuh, kesemrawutan pemukiman, pemukiman liar, area pedagang kaki lima yang tidak terkondisi, kawasan pecinan yang sempit dan tidar teratur, hal tersebut harus dapat teratasi. Kesimpulan : Dengan banyaknya even, festival, perayaan, riutual tradisi, dan permasalahan efisiensi ruang di kawasan pecinan, konsep fleksibilitas ruang dirasa tepat untuk merekonsiliasi problematika yang ada. Perencanaan ruang lansekap multi fungsi yang dapat mewadahi aktifitas budaya akan meciptakan efisiensi ruang di kawasan pecinan.

Proposal TA | Page

26

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

4. Aspek Demografi Kota Semarang Secara Demografi, Kota berdasarkan Semarang data periode statistik tahun Kota 2005Semarang penduduk

2009 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,4% per tahun. Pada tahun 2005 adalah 1.419.478 jiwa, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 1.506.924 jiwa, yang terdiri dari 748.515 penduduk laki-laki, dan 758.409 penduduk perempuan. Tabel Jumlah Penduduk Kota Semarang Tahun 2005-2009

Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, BPS Kota Semarang, 2009 Peningkatan jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Pada tahun 2005 jumlah kelahiran sebanyak 19.504 jiwa, jumlah kematian sebanyak 8.172 jiwa, penduduk yang datang sebanyak 38.910 jiwa dan penduduk yang pergi sebanyak 29.107 jiwa. Besarnya penduduk yang datang ke Kota Semarang disebabkan daya tarik kota Semarang sebagai kota perdagangan, jasa, industri dan pendidikan.

Proposal TA | Page

27

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Tabel Perkembangan Penduduk Lahir, Mati, Datang dan Pindah

Kota Semarang Tahun 2005 2009 Sumber: Kota Semarang Dalam Angka, BPS Kota Semarang, 2009 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penduduk yang datang ke Kota Semarang dan penduduk yang lahir setiap tahunnya lebih besar dari pada penduduk yang pindah dan penduduk yang mati, hal tersebut menggambarkan bahwa peningkatan penduduk Kota Semarang disebabkan oleh penduduk yang datang dan lahir dengan proporsi rata-rata 60,04% per tahun dibanding penduduk pindah dan penduduk yang mati.

Proposal TA | Page

28

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Penduduk Kota Semarang dilihat dari kelompok umur sebanyak 912.362 jiwa atau 73,96% merupakan penduduk usia produktif (umur 15 65 tahun) dan 26,04% merupakan penduduk tidak produktif (umur 0-14 tahun dan diatas 65 tahun). Tabel Jumlah Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur 04 59 10 14 15 19 20 24 25 29 30 34 35 39 40 44 45 49 50 54 55 59 60 64 65 + Jumlah 2005 49.497 113.270 116.321 112.459 118.682 151.571 142.919 138.312 117.958 101.529 79.698 52.619 34.063 90.480 1.419.478 J U M L A H (jiwa) 2006 2007 2008 49.935 114.216 117.280 113.442 119.829 153.198 144.321 139.631 119.214 102.571 80.937 53.336 34.522 91.593 1.434.025 50.721 116.072 119.198 115.241 121.618 155.321 146.455 141.734 120.876 104.041 81.772 53.921 34.906 92.718 1.454.594 2009

51.664 52.635 118.230 120.566 121.414 123.840 117.384 119.586 123.879 126.012 158.209 160.805 149.178 151.697 144.369 146.930 123.124 125.351 105.976 107.815 83.292 84.568 54.924 55.630 35.555 35.965 94.442 95.524 1.481.640 1.506.924

Sumber : BPS Kota Semarang, 2009 Komposisi penduduk kota Semarang ditinjau dari aspek pendidikan (di atas u mur 5 tahun) adalah 22,86% telah tamat SD/MI, 21,10% telah tamat SLTA, 20,38%belum tamat SD, 20,28 % telah tamat SLTP, 6,54% tidak/belum pernah sekolah, 4,51% telah tamat SD IV/S1/S2, dan 4,35% telah tamat DI/DII/DIII.

Proposal TA | Page

29

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Grafik Penduduk Kota Semarang berdasarkan Pendidikan Tahun 2009

Sumber: Kota Semarang dalam Angka 2009, BPS (data diolah) Perkembangan jumlah penduduk Kota Semarang berdasarkan mata

pencaharian selama periode 2005-2009 sebagaimana tabel berikut. Tabel Komposisi Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Mata Pencaharian NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JENIS PEKERJAAN Petani Sendiri Buruh Tani Nelayan Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Angkutan PNS/ABRI Pensiunan Lainnya 2005 30.440 17.271 2.468 15.771 185.604 131.453 76.672 26.614 93.707 34.208 255.717 2006 28.185 22.409 2.256 24.580 192.473 106.217 75.951 30.144 88.486 38.101 258.815 JUMLAH (jiwa) 2007 2008 26.494 18.992 2.506 51.304 152.557 71.328 73.431 22.187 86.918 32.855 76.657 26.203 18.783 2.478 52.514 152.606 72.771 73.457 22.195 86.949 32.667 76.684 2009 38.945 27.791 3.657 77706 225.897 107.692 108.788 32.819 128.718 48.635 111.714

Jumlah 869.925 867.617 615.229 617.507 912.362 Sumber data : BPS Kota Semarang Tahun 2009 Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kota Semarang :Proposal TA | Page 30

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Buruh Industri sebesar 24,76%, PNS/ABRI sebesar 14,11%, Lainnya sebesar 12,24%, Pedagang sebesar 11,92%, Buruh Bangunan 1,80%, Pengusaha sebesar 8,52%, Pensiunan sebesar 5,33%, Petani sebesar 4,27%, Angkutan sebesar 3,60%, Buruh tani sebesar 3,05%, dan Nelayan sebesar 0,40 %. Hal ini menggambarkan bahwa aktivitas penduduk Kota Semarang bergerak pada sektor perdagangan dan jasa.

Kesimpulan : Dengan bedasarkan data kependudukan, jelas terlihat pertumuhan penduduk terus meningkat di wilayah kawasan pecinan. Bila hal la terus menerus terjadi dan tanpa adanya upaya untuk mengembangkan permukiman wilayah, tidak terelakan kawasan pecinan akan mengalami permasalahan kepadatan hunian, kawasan kumuh, dan lahan parkir. Salah satu solusi adalah dengan perencanaan hunian vertikal dan space area yang luas untuk lahan parkir. Flat House dengan perencanaan sistem parkir area yang baik dirasa tepat guna rekonsiliasi problematika yang terjadi.

Proposal TA | Page

31

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

5. Letak Geografis Kota Semarang Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati,Tembalang dan Banyumanik Pembagian administratif Kota Semarang terdiri atas 16 kecamatan dan

177 kelurahan Kecamatan Banyumanik Kelurahan Pudakpayung, Gedawang, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan, Sumurboto, Srondol Kulon,Tinjomoyo, Ngesrep Candi, Jatingaleh, Jomblang, Kaliwiru, Karanganyar Gunung, Tegalsari, Wonotingal Bendang Duwur, Bendan Ngisor, Bendungan, Gajahmungkur, Krangrejo, Lempongsari, Petompon, Sampangan Gayamsari, Kaligawe, Pandean Lamper, Sambirejo, Sawahbesar, Siwalan, Tambakrejo, Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Gebangsari, Genuk Genuksari, Karangroto, Kudu, Muktiharjo Lor, Penggaron Lor, Sembungharjo, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan, Trimulyo Cepoko, Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo, Gunungpati Nongkosawit, Pakintelan, Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng, Sekaran, Sukorejo, Sumurejo Bubakan, Cangkiran, Jatibaran, Jatisari, Karangmalang, Kedungpani, Mijen Mijen, Ngadirgo, Pesantren, Polaman, Purwosari, Tambangan, Wonolopo, Wonoplumbon,

Candisari

Gajahmungkur

Gayamsari

Proposal TA | Page

32

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Ngaliyan

Bambankerep, Beringin, Gondoriyo, Kalipancur, Ngaliyan, Podorejo, Purwoyoso, Tambak Aji, Wonosari Gemah, Kalicari, Muktiharjo Kidul, Palebon, Pedurungan Kidul,

Pedurungan

Pedurungan Lor, Pedurungan Tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari, Tlogomulyo, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan, Bojongsalaman, Bongsari, Cabean, Gisikdrono, Kalibanteng Kidul,

Semarang Barat

Kalibanteng Kulon, Karangayu, Kembangarum, Krapyak, Krobokan, Manyaran, Ngemplaksimongan, Salamanmloyo, Tambakharjo, Tawangmas, Tawangsari

Semarang Selatan Semarang Tengah

Barusari, Bulustalan, Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah, Mugassari, Peterongan, Pleburan, Randusari, Wonodri Bangunharjo, Brumbungan, Gabahan, Jagalan, Karangkidul, Kauman, Kembangsari, Kranggan, Miroto, Pandansari, Pekunden, Pendrikan Kidul, Pendrikan Lor, Purwodinatan, Sekayu

Bugangan, Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen, Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, Bandarharjo Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Semarang Utara Plombokan, Purwosari, Tanjungmas Bulusan, Jangli, Kedungmundu, Kramas, Mangunharjo, Meteseh, Tembalang Rowosari, Sambiroto, Sendangguwo, Sendangmulyo, Tandang, Tembalang Jerakan, Karanganyar, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Tugu Mangunharjo, Randu Garut, Tugurejo NB : Kecamatan Kranggan adalah lokasi pecinan berada Semarang Timur

Proposal TA | Page

33

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

6. Aspek Monografi Kawasan Pecinan Semarang Berdasarkan papan monografi Kelurahan Kranggan Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang Propinsi Dati I Jawa Tengah, keadaan : bulan Juni 2011 adalah sebagai berikut : I. Umum 1. Luas dan Batas Wilayah a. Luas Kelurahan b. Batas Wilayah Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur 2. Kondisi Geografis a. Ketinggian tanah dari permukaan laut b. Banyak curah hujan Mm/Tahun c. Topografi (dataran rendah, tinggi, pantai) rendah 3. Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan) a. Jarak dari Pemerintahan Kecamatan b. Jarak dari pusat Pemerintahan Kota Administratif c. Jarak dari Ibukota Kotamadya Dati II d. Jarak dari Ibukota propinsi Dati I e. Jarak dari Ibukota negara : --- km : 2 km : 3,4 km : 500 km : 1,5 km : dataran : 2 (dua) : 500 : Kelurahan Kauman : Kelurahan Grabahan : Kelurahan Bangunharjo : Kelurahan Jagalan : 25,25 Ha.

Proposal TA | Page

34

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

II. Pertanahan 1. Tanak Kas Kelurahan 2. Tanah bersertifikat 8,10 Ha 3. Tanah yang belum bersertifikat 9,15 Ha III. Kependudukan 1. Jumlah penduduk menurut usia a. Kelompok pendidikan 04 06 tahun 07 12 tahun 13 15 tahun 16 19 tahun b. Kelompok tenaga kerja 20 26 tahun 27 40 tahun 41 60 tahun c. Kelompok usia lanjut 2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian a. Karyawan b. Wiraswasta c. Pertukangan d. Pensiunan e. Jasa : 2.224 orang : : : : 213 orang 69 orang 12 orang 478 orang : 403 orang : 500 orang : 384 orang : 412 orang : 380 orang : 853 buah : --- Ha : 810 buah

: 1.069 orang : 1.972 orang : 424 orang

Proposal TA | Page

35

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

3. Jumlah penduduk menurut mobilitas/mutasi penduduk a. Lahir b. Mati c. Datang d. Pindah IV. Sarana Olahraga/ Kesenian, Keudayaan dan Sosial 1. Sarana Olahraga buah 2. Sarana Kesenian/Kebudayaan 3. Sarana Sosial buah V. Komunikasi 1. Jumlah jenis sarana komunikasi 2. Jumlah sarana komunikasi VI. Alat Transportasi 1. Jumah jenis sarana transportasi 2. Jumlah sarana transportasi VII. Perdagangan/ Jasa 1. Perdagangan : a. Jumlah jenis sarana perdagangan b. Jumlah sarana perdagangan 2. Jasa : a. Jumlah jenis sarana perdagangan b. Jumlah sarana perdagangan VIII. Perumahan dan jenis komplek pemukiman 1. Perumahan : a. Rumah permanen b. Rumah semi permanen c. Rumah non permanen : 1.353 unit : 263 unit : 29 unit : 2 jenis : 4 jenis : 5 jenis : 1.570 unit : 1 jenis : 582 unit : - jenis - buah : 1 jenis : 4 jenis 4 : 25 orang : 20 orang : 17 orang : 36 orang

: 288 unit

: 19 unit

Proposal TA | Page

36

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

2. Komplek Pemukiman : a. BTN b. Real Estate c. Perumahan IX. Kesenian/ Kebudayaan 1. Jumlah jenis kesenian/keudayaan 2. Jumlah perkumpulan/kelompok kesenian/ Kebudayaan X. Sarana Perekonomian 1. Jumlah pasar Pasar umum 2. Jumlah toko/kios/warung unit 3. Jumlah perusahaan / usaha a. Industri besar dan sedang b. Industri kecil 45 orang c. Industri rumah tangga 32 orang d. Perhotelan 15 orang e. Rumah makan/ warung makan 38 orang f. Perdagangan 175 orang g. Angkutan 76 orang h. Jasa jasa 45 orang : 15 unit ; tenaga kerja : 19 unit ; tenaga kerja : 85 unit ; tenaga kerja : 12 unit ; tenaga kerja : 1 unit ; tenaga kerja : 5 unit ; tenaga kerja :: 5 unit ; tenaga kerja : 1 unit : 1 unit : 239 / 6 / 15 : 6 unit : 7 jenis :::-

Proposal TA | Page

37

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

i. Lain lain tenaga kerja 10 orang XI. Banyaknya rumah dan luasnya (luas rata-rata) 1. Dinding terbuat dari gedung/batu (permanen) 100 m2

: 10 unit ;

: 1.353 unit

2. Dinding terbuat dari seb. gedung (semi permanen) : 50 m2 3. Dinding terbuat dari kayu/papan m2 4. Dinding terbuat dari bambu ::

203 unit

29 unit -

Kesimpulan : 1. Problematika yang disorot dalam aspek monografi kawasan adalah permasalahan tanah tempat tinggal yang masih banyak belum memilki sertifikat. Kasus ini banyak terjadi di area jalan Menyangan di kawasan pecinan. Secara keseluruhan : Tanah yang belum bersertifikat 9,15 Ha Rumah non permanen : 29 unit : 853 buah

Kawasan/Area Jl. Menyangan Menurut Data Terdapat 18 hunian liar yang tidak bersrtifikat dan merupakan rumah non permanen. Kawasan ini juga merupakan slump area teresar di kawasan pecinan. Inilah yang menjadi dasar guna membeli lahan tersebut dari pemerintah dan memberikan kompensasi bagi para penghuni liar untuk ganti rugi dan relokasi serta untuk menghidarkan dari konflik sosial.

Proposal TA | Page

38

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

D. KAJIAN PUSTAKA A. STUDI LITERATUR 1. Pengertian Flat House

Suatu tempat yang mewadahi dan memberi tempat tinggal/hunian bagi golongan masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah. Dengan sistem sewa seperti sebuah apartemen, namun lebih sederhana bangunan dan fasilitas penunjangnya. Rusun adalah kepanjangan dari rumah susun. Kerap dikonotasikan sebagai apartemen versi sederhana, walupun sebenarnya apartemen bertingkat sendiri bisa dikategorikan sebagai rumah susun. Rusun menjadi jawaban atas terbatasnya lahan untuk pemukiman di daerah perkotaan. Karena mahalnya harga tanah di kota besar maka masyarakat terpaksa membeli rumah di luar kota. Hal ini adalah pemborosan.Pemborosan terjadi pada : pemborosan waktu pemborosan biaya pemborosan lingkungan (karena pencemaran) pemborosan sosial (karena tersitanya waktu untuk bersosialisasi) http://id.wikipedia.org/wiki/Rusun Suatu kompleks hunian dan bukan rumah tinggal yang berdiri sendiri (Joseph de chiara, Time Saver Standart for building Types). Suatu bangunan terdiri dari tiga unit atau lebih, rumah tinggal di dalamnya merupakan suatu bentuk kehidupan bersama, dalam lingkungan tanah yang terbatas. Suatu bangunan terdiri dari tiga unit atau lebih, yang merupakan suatu kehidupan bersama dalam lingkungan terbatas, dimana masing-masing unit hunian itu dapat digunakan atau dimiliki secara terpisah. Kamar atau beberapa kamar (ruangan) yang diperuntukan sebagai tempat

Proposal TA | Page

39

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

tinggal, terdapat di dalam suatu bangunan yang mempunyai kamar atau ruangan (Poerwadarminta, 1991). Suatu kompleks hunian dan bukan sebuah rumah tinggal yang berdiri sendiri. Sebuah ruangan atau beberapa susunan memiliki kesamaan dalam suatu bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal. Klasifikasi Flat House

2.

a. Menurut Tipe Kepemilikan Flat House sewa (rental), yaitu rusun yang dimiliki perorangan atau suatu badan usaha bersama dengan unit unit rusun yang disewakan pemakai atas dasar perjanjian sewa menyewa. Kepemilikan bersama (cooperative), yaitu rusun yang penghuninya adalah sekaligus pemilik/pemegang saham dari perusahaan yang mendirikan rusun itu sendiri. Dengan dasar hukum property lease (sewa kepemilikan). Flat House milik perseorangan (Codominium), merupakan rusun yang hunianya merupakan kepemilikan atas perseorangan atau dengan kata lain unit dapat dibeli. Penghuni tetap berkewajiban membayar pelayanan flat house yang mereka gunakan kepada pihak pengelola.

Proposal TA | Page

40

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

b. Menurut Tingkat Ekonomi Penghuni Low Cost Flat House Flat House Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Middle Flat House Flat House Untuk Masyarakat Berpenghasilan Sedang Luxury Flat House Flat House Untuk Masyarakat Berpenghasilan Tinggi c. Menurut Jenis dan Besar Bangunan High-Rise Apartment/Flat House Bangunan terdiri dari sepuluh lantai atau lebih. Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih kompleks sehingga desain unit apartement cenderung standar. Jenis ini banyak dibangun di area pusat kota. Mid-Rise Apartement/Flat House Bangunan yang terdiri dari tujuh sampai dengan sepuluh lantai, jenis apartemen ini lebih sering dibangun di kota berkembang. Low-Rise Apartemen/Flat House Bangunan yang terdiri dari kurang dari tujuh lantai. Mengunakan tangga sebagai alat transportasi vertikal. Biasanya diperuntukan untuk golongan menengah ke bawah. Walked-Up Apartment/Flat House Bangunan yang terdiri atas tiga sampai dengan enam lantai. Bangunan umumnya memiliki sebuah lift namun bisa juga tidak. Jenis ini disukai oleh keluarga yang lebih besar (keluarga ini ditambah orang tua). Gedung hanya terdiri atas dua atau tiga unit flat. Garden Apartements Bangunan yang terdiri atas dua sampai enam lantai memiliki halaman dan taman di sekitar bangunan. Flat House ini sangat cocok untuk keluarga intiProposal TA | Page 41

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

yang memiliki anak kecil karena anak-anak dapat mudah mencapai ke taman. Biasanya diperuntukan untuk golongan menengah ke atas. d. Menurut Sistem Pelayanan Apartement/Flat House Fully Service Apartemen/Flat House yang menyediakan layanan standar hotel bagi penghuninya penghuninya, seperti laundry, catering, kebersihan dan sebagainya. Apartement/Flat House Fully Furnished Apartemen/Flat House yang menyediakan furniture atau perabotan dalam tiap unitnya. Apartement/Flat House Fully Furnished and Fully Service Gabungan antara kedua jenis apartment/flat house sebelumnya Apartement/Flat House Building Only Apartment/Flat House yang tdak menyediakan layanan ruang/furniture e. Menurut Struktur Keluarga Penghuni Single People Apartment/Flat House Untuk Satu orang penghuni Lone Parent Apartment/Flat House Untuk Pasangan Suami-Istri Belum Memiliki Anak Multi Family Apartment/Flat House Untuk Keluarga dengan 1,2,3 Anak Selebihnya Dianggap Tidak Fleksible lagi tinggal di sebuah apartment/flat house

Proposal TA | Page

42

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

f. Menurut Ketinggian Bangunan High-Rise Apartment/Flat House, ketinggian > 9 lantai Mid-Rise Apartement/Flat House, ketinggian 6 9 lantai Low-Rise Apartemen/Flat House, ketinggian < 6 lantai g. Menurut Bentuk Massa Bangunan Tower : Karakteristik bentuk ini adalah bujur sangkar atau yang mendekatinya, tinggi bangunan lebih besar daripada panjang dan lebarnya. Slab : Karakteristik bangunan ini panjang tipis, tidak setinggi bangunan jenis tower. Variant : Merupakan gabungan tower dan slab. h. Bedasarkan Tujuan Pembangunan Dibagi Menjadi 3 ( Akmal, 2007 ) Commercial Building Ditujukan untuk bisnis komersial yang mengejar profit. General Building Ditujukan untuk semua lapisan masyarakat, tetapi biasanya hanya dihuni lapisan masyarakata menegah-bawah. Special Building Hanya dipergunakan bagi kalangan tertentu, dan biasanya dimiliki oleh suatu perusahaan / instansi yang dipergunakan oleh para pegawai maupun tamu yang memiliki hubungan pekerjaan (rel

Proposal TA | Page

43

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

i. Bedasarkan Golongan Sosial Diagi Menjadi 4 ( Savitri & Ignatius & Budiharjo & anwar & Rahwidyasa, 2007 ) Apertment/Flat House Sederhana Apertment/Flat House menengah Apertment/Flat House Mewah Apertment Super Mewah j. Bedasarkan Penghuni ( Savitri & Ignatius & Budiharjo & anwar & Rahwidyasa, 2007 ) Apertment/Flat Apartemen Keluarga Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan ibu tinggal anaknya. Bahkan tidak jarang orangtu ua dari ayah atau

bersama. Terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar tidur pembantu yang tidak selalu ada. Biasanya dilengkapi balkon untuk interaksi dengan dunia luar. Apartement/Flat House Lajang Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya tinggal bersama teman mereka. Mereka mengunakan apartemen sebagai tempat tinggal, bekerja, dan beraktivitas lain di luar jam kerja. Apartemen/Flat House Pebisnis/Ekspatrial Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja karena mereka telah mempunyai hunian sendiri di luar. Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja sehingga memberi Kemudahan bagi pengusaha untuk mengontrol pekerjaanya.

Proposal TA | Page

44

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

k. Bedasarkan Kepemilikan (Chiara, 1986) Apartemen / Flat House sewa Pemilik membangun dan membiayai operasi serta perawatan bangunan, Penghuni membayar uang sewa selama jangka waktu tertentu. Apartemen / Flat House Kondominium Penghuni memberi dan mengelola unit yang menjadi haknya, tidak ada batasan bagi penghuninya untuk menjual kembali atau menyewakan unit miliknya. Penghuni biasanya membayar uang pengelolaan ruang bersama yang dikelola oleh pemilik gedung. Apartemen / Flat House Koperasi Apartemen dimiliki oleh koperasi, penghuni memiliki saham didalamnya sesuai dengan unit yang ditempatinya. Bila penghuni pindah, ia dapat menjual sahamnya kepada koperasi atau calon penghuni baru dengan persetujuan koperasi. Biaya operasional dan pemeliharaan ditanggung koperasi. l. Bedasarkan Jumlah Per-Unit (Chiara, 1986) Apartemen / Flat House Simplex Apartemen yang seluruh ruangnya terdapat dalam satu lantai. Apartemen / Flat House Duplex Apartemen yang seluruh ruangnya terdapat dalam dua lantai. Apartemen / Flat House Triplex Apartemen yang seluruh ruangnya terdapat dalam tiga lantai.

Proposal TA | Page

45

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

m. Kesimpulan Berdasarkkan tipe kepemilikan, maka tipe Flat House yang akan dirancang adalah sistem sewa atau disebut sebagai Flat House Rental. Tipe tersebut dipilih karena dapat mendukung konsep flat house for bussiness, sehingga unit-unit huniannya hanya akan disewakan kepada para pedagang pecinan dan dapat dipergunakan sebagai guest house. Flat House ini dirancang sasaran keluarga masyarakat berpenghasilan sedang tinggi dan merupakan Low-Rise Flat House. Walaupun hanya type LowRise Flat House, bukan berarti jenis ini diperuntukan bagi masyarakat menengah bawah. Hanya saja sebuah rancangan yang akan dibuat memang tidak membutuhkan bangunan dengan lantai yang melebihi 6 lantai. Sehingga dengan asumsi ini rusun masihlah dapat diperuntukan bagi masyarakat kelas menengah-atas. Sementara untuk pelayanannya, Flat House yang akan dirancang akan memberikan pelayanan Building Only dengan type Duplex agar fleksibilitas ruang yang telah diberikan didalamnya dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan si penghuni ( moveable interior & equipment ) dan sejalan dengan konsep bussiness flat house yang diusung. Merupakan Commercial Flat House yang per-unit huniannya ditujukan bagi keluarga, pengusaha, pebisnis, dan guest house aktif di kawaasan Kelurahan Kranggan ( Pecinan) Semarang.

Proposal TA | Page

46

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

B. TINJAUAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN 1. Peta Kawasan Pecinan Semarang

Menyanan SITE TERPILIH

Proposal TA | Page

47

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

1. Daftar Harga Tanah Kawasan Pecinan

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

JALAN Gg. Pinggir Wot Gandul Timur Wot Gandul Barat Plampitan Wahid Hasim Gg. Warung Gg. Besen Gg. Tengah Gg. Gambiran Gg. Belakang Gg. Baru Beteng Gg. Cilik Gg. Mangkok Kranggan Dalam Kali Kuping Kampung Ciut Kampung Ayam Kampung Malang Plampitan Buntu Sumonegaraan

NJOP 2011 Rp. 4.155.000 Rp. 4.155.000 Rp. 4.155.000 Rp. 2.352.000 Rp. 4.505.000 Rp. 4.505.000 Rp. 2.352.000 Rp. 2.352.000 Rp. 2.352.000 Rp. 2.352.000 Rp. 2.176.000 Rp. 4.155.000 Rp. 2.176.000 Rp. 2.176.000 Rp. 1.032.000 Rp. 1.274.000 Rp. 1.032.000 Rp. 1.032.000 Rp. 1.032.000 Rp. 1.032.000 Rp. 1.032.000

HARGA PASAR Rp. 8.310.000 Rp. 8.310.000 Rp. 8.310.000 Rp. 4.704.000 Rp. 9.010.000 Rp. 9.010.000 Rp. 4.704.000 Rp. 4.704.000 Rp. 4.704.000 Rp. 4.704.000 Rp. 4.352.000 Rp. 8.310.000 Rp. 4.352.000 Rp. 4.352.000 Rp. 2.064.000 Rp. 2.548.000 Rp. 2.064.000 Rp. 2.064.000 Rp. 2.064.000 Rp. 2.064.000 Rp. 2.064.000

22

Menyanan

Rp. 1.032.000

Rp. 2.064.000

NB ; MENYANAN ADALAH SITE KAWASAN PECINAN YANG DIPILIH DIKARENAKAN PERTIMBANGAN FAKTOR KISARAN HARGA TANAH YANG PALING MURAH

Proposal TA | Page

48

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

C. KAJIAN PROYEK NYATA 1. Nemausus Flat House, France Oleh ; Jean Nouvel

Gambar dari Kiri ke Kanan, Berurutan Menuju Ke bawah Selasar

Proposal TA | Page

49

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Gambar dari Kiri ke Kanan, Berurutan Menuju Ke bawah Selasar I Lahan Parkir

Proposal TA | Page

50

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Gambar dari Kiri ke Kanan, Berurutan Menuju Ke bawah Selasar I Lahan Parkir

Proposal TA | Page

51

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Gambar dari Kiri ke Kanan, Berurutan Menuju Ke bawah Selasar I Lahan Parkir

Proposal TA | Page

52

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Gambar dari Kiri ke Kanan, Berurutan Menuju Ke bawah Selasar I Lahan Parkir

Proposal TA | Page

53

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Gambar dari Kiri ke Kanan, Berurutan Menuju Ke bawah Selasar I Lahan Parkir

Proposal TA | Page

54

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

D. KAJIAN POLA KEHIDUPAN ETNIS TIONG HOA INDONESIA Leluhur orang Tionghoa-Indonesia

berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari Cina menyatakan bahwa kerajaankerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Cina ke Nusantara dan sebaliknya. Setelah negara Indonesia merdeka, orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. 1. Populasi di Indonesia Berdasarkan Volkstelling (sensus) di masa Hindia Belanda, populasi Tionghoa-Indonesia mencapai 1.233.000 (2,03%) dari penduduk Indonesia di tahun 1930. Tidak ada data resmi mengenai jumlah populasi Tionghoa di Indonesia dikeluarkan pemerintah sejak Indonesia merdeka. Namun ahli antropologi Amerika, G.W. Skinner, dalam risetnya pernah memperkirakan populasi masyarakat Tionghoa di Indonesia mencapai 2.505.000 (2,5%) pada tahun 1961. Dalam sensus penduduk pada tahun 2000, ketika untuk pertama kalinya responden sensus ditanyai mengenai asal etnis mereka, hanya 1% dari jumlah

Proposal TA | Page

55

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

keseluruhan populasi Indonesia mengaku sebagai Tionghoa. Perkiraan kasar yang dipercaya mengenai jumlah suku Tionghoa-Indonesia saat ini ialah berada di antara kisaran 4% - 5% dari seluruh jumlah populasi Indonesia. 2. Daerah Konsentrasi Sebagian besar dari orang-orang Tionghoa di Indonesia menetap di pulau Jawa. Daerah-daerah lain di mana mereka juga menetap dalam jumlah besar selain di daerah perkotaan adalah: Sumatera Utara, BangkaBelitung, Sumatera Selatan, Lampung, Lombok, Kalimanta n Barat,Banjarmasin dan beberapa tempat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Hakka - Aceh, Sumatera Utara, Batam, Sumatera Selatan, BangkaBelitung, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Banjarmasin, Sulawesi Selatan, Manado, Ambon dan Jayapura.Hainan - Pekanbaru, Batam, dan Manado. Hokkien - Sumatera Utara, Riau ( Pekanbaru Selatpanjang, Bagansiapiapi, dan Bengkalis), Padang, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,Jawa, Bali (terutama di Denpasar dan Singaraja), Banjarmasin, Kutai, Sumbawa, Manggarai, K upang, Makassar, Kendari, Sulawesi Tengah, Manado, dan Ambon. Kantonis - Jakarta, Makassar dan Manado. Hokchia - Jawa (terutama di Bandung, Cirebon, Banjarmasin dan Surabaya). Tiochiu - Sumatera Utara, Riau, Riau Kepulauan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat (khususnya di Pontianak dan Ketapang).

Proposal TA | Page

56

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

3. Peranan Sosial-Budaya di Indonesia Didirikannya sekolah Tionghoa sekolaholeh

organisasi Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) sejak 1900, mendorong pers berkembangnya dansastra

Melayu Tionghoa. Maka dalam waktu 70 tahun telah dihasilkan sekitar 3000 buku, suatu prestasi yang luar biasa bila dibandingkan dengan sastra yang dihasilkan oleh angkatan pujangga baru, angkatan 45, 66 dan pasca 66 yang tidak seproduktif itu. Dengan demikian komunitas ini telah berjasa dalam membentuk satu awal perkembangan bahasa Indonesia. Sumbangsih warga Tionghoa Indonesia juga terlihat dalam koran Sin Po, dimana koran Sin Po menjadi koran pertama yang menerbitkan teks lagu Indonesia Raya setelah disepakati pada Sumpah Pemuda tahun 1928.

Proposal TA | Page

57

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

E. RUMUSAN PERMASALAHAN

1.

PERMASALAHAN UMUM Bagaimana mewadahi kegiatan masyarakat pecinan baik pedagang dan wisatawan, serta aktifitas kebudayaan temporary kawasan

kedalam sebuah area bangunan rumah susun yang mengusung konsep fleksibilitas ruang. Mampu menyediakan tempat yang tepat guna. Multi fungsi, sebagai tempat berdagang para penghuni, aktifitas temporary dan sekaligus sebagai guest house. Bangunan yang memiliki nilai investasi. Permasalahan sempitnya lahan parkir di pusat kota juga menjadi kendala masa depan yang dihadapi. Tentunya bangunan beserta area flat house bukan menjadi penambah masalah tersebut, melainkan haruslah memikirkan problem solving dari problematika yang ada. Sehingga nantinya hadirnya Flat House ini mampu

menyelesaikan permasalahan kepadatan lahan parkir di daerah pecinan. Sebuah hunian vertikal di kawasan pecinan yang mampu mengurangi dan menyelesaikan prolematika kepadatan saerta kawasan kumuh permukiman. Sekaligus mampu menjadi

Landmark baru kawasan pecinan. Diharapkan dari hadirnya bangunan ini secara micro mampu membantu pengembangan pariwisata di pecinan semarang.

Proposal TA | Page

58

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

2.

PERMASALAHAN KHUSUS a. Bagaimana Merancang Hunian Bangunan Yang Tepat Guna Bagi Penghuni ( Pedagang, Pengusaha, dan Turis ) Sesuai Dengan Kebutuhannya b. Bagaimana Merancang Fleksibilitas Ruang Luar/Landscape Yang Dapat Mengakomodir Berbagai Fungsi Aktifitas Temporary c. Bagaimana Merancang Sirkulasi Dan Penempatan Ruang Parkir Yang Efisien Sehingga Tidak Berbenturan Dengan Fleksibilitas Ruang Lansekap d. Bagaimana Merancang Bentuk Bangunan Low-Rise Building Flat House Yang Mampu Menarik Minat Kalangan Ekonomi Menengah-Atas Dan Para Investor. e. Bagaimana Merancang Bangunan Yang Mampu Memiliki Nilai Jual.

Proposal TA | Page

59

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

F. TUJUAN DAN SASARAN 1. TUJUAN Penyelesaian masalah perkotaan (terutama masalah pemukiman) suatu planning jangka panjang untuk menselaraskan tujuan dan realita yang ada sekarang. Disisi lain kota ini ingin meng-Go Public kan kota secara internasional, namun disisi lain permasalahan kota seperti kawasan kumuh, kesemrawutan pemukiman, pemukiman liar, area pedagang kaki lima yang tidak terkondisi, kawasan pecinan yang sempit dan tidar teratur, dsb. ini harus dapat teratasi. Untuk itu Flat House direncanakan. Problematika kebutuhan hunian masyarakat dan tata ruang kota akan terbantu dengan adanya flat house di kawasan pecinan. Problem efisiensi ruang kota, kesemrawutan hunian, pemukiman ataupun pedagang liar akan dapat teratasi sekaligus. Dengan demikian, ketika problematika ini teratasi penambahan jumlah wisatawan asing/domestik juga akan meningkat sinergi dengan pendapatan devisa daerah yang juga bertambah. Kemajuan

kepariwisataan yang dicanangkan pemda pun akan berhasil dalam kurun waktu tertentu. Dengan mewadahi kegiatan masyarakat pecinan baik pedagang dan wisatawan ke dalam sebuah hunian dan area bangunan rumah susun diharapakan kepadatan permukiman dapat sedikit teratasi. Mampu menyediakan tempat yang tepat guna bagi kedua pihak.Dwi fungsi sebagai tempat berdagang para penghuni dan sekaligus sebagai guest house yang memiliki nilai investasi. Permasalahn sempitnya lahan parkir di pusat kota juga menjadi kendala masa depan yang dihadapi. Tentunya bangunan beserta area flat house bukan menjadi penambah masalah tersebut, melainkan haruslah memikirkan problem solving dari problematika yang ada. Sehingga nantinya hadirnya Flat House ini mampu memperbaiki dan menjadi solusi permasalahan kepadatan

Proposal TA | Page

60

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

permukiman di daerah pecinan dan memunculkan kembali sense & comfort kawasan pecinan yang khas di kota Semarang. Sekaligus mampu menjadi Landmark baru di kawasan pecinan. Muara dari ini semua adalah Keuntungan / Profit yang diharapakan oleh semua pihak, baik dari Investor, Pedagang/Pengusaha, Pebisnis, Pemerintah, Kepariwisataan dan Masyarakat, baik dari luar atupun dari kawasan pecinan tersebut.

2. SASARAN Menghasilkan Rancangan Bangunan Yang Memiliki Nilai Jual Komersial. Menghasilkan Rancangan Landscape Bangunan Yang Mampu Mengakomodir Segala Aktifitas Masyarakat Pecinan Menghasilkan Rancangan Unit-Unit Hunian Yang Tepat Guna Bagi Penghuni. Menghasilkan Bentuk Rancangan Bangunan Yang Memilki Daya Tarik Bagi Investor, Pengusaha, Pebisnis, Pedagang, Wisatawan dan Masyarakat . Menghasilkan Rancangan Parkir Yang Efisien Sehingga Mengurangi Problem Sempitnya Lahan Parkir Kawasan. Menghasilkan Bangunan Dengan Konsep Fleksibilitas Yang Tepat Guna.

Proposal TA | Page

61

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

G. SPESIFIKASI PROYEK

1. Pengguna Bangunan Pengguna dalam bangunan Rusun Pecinan Semarang yaitu: a. Single / Lajang / Belum Menikah Mempergunakan Hunian Untuk Diri Sendiri. b. Couple Pasangan Yang elum Memiliki Anak c. Familly Keluarga Dengan Anggota lebih dari 3 orang. d. Wisatawan ( Domestik/Asing ) Menempati Unit Untuk Guest House

2. Lokasi dan Site Proyek Lokasi Flat House ini berada di kawasan Pecinan Semarang, Jl.Menyanan kecamatan Semarang Tengah, Kelurahan Kranggan. Tinjauan fisik kawasan Pecinan Semarang : a. Letak Wilayah Luas dan Batas Wilayah Luas Kelurahan Batas Wilayah Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kelurahan Kauman : Kelurahan Grabahan : Kelurahan Bangunharjo : Kelurahan Jagalan : 25,25 Ha.

Proposal TA | Page

62

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Luas site yang digunakan untuk mendirikan Hotel Resort adalah seluas 2.5 hektar dengan building coverage mencapai 16% dari luas lahan atau sekitar 4078 meter2.

b. Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan)

Jarak dari Pemerintahan Kecamatan Jarak dari pusat Pemerintahan Kota Administratif Jarak dari Ibukota Kotamadya Dati II Jarak dari Ibukota propinsi Dati I

: 1,5 km

: --- km : 2 km : 3,4 km

c. Kondisi Geografis Ketinggian tanah dari permukaan laut Banyak curah hujan Mm/Tahun Topografi (dataran rendah, tinggi, pantai) rendah : dataran :2m : 500

.

Proposal TA | Page

63

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

3. Kondisi Eksisting Kawasan Pecinan Semarang

Proposal TA | Page

64

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

4. Analisis Pasar 5. Number of Tourism Pleces Guests by Regency/City in Jawa Tengah 2006 - 2008 Kab. SEMARANG Foreign Guest 3.894 4.394 4.887 Domestic Guest 401.245 438.478 470.293 Total 405.139 442.872 475.180

Source : Regionel Tourism Service of Jawa Tengah Province

Grafik 1.2 Jumlah Penduduk WNI dan WNA Kelurahan Kranggan. Peningkatan Jumlah Penduduk WNA & WNI Dari Tahun 2008 2011.

Kesimpulan : Bedasarkan Kedua Tabel Diatas Menunjukan Peningkatan Wisatawan Asing dan Domestik di Kota Semarang dan Kawasan Pecinan.

Proposal TA | Page

65

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

6. Nilai Investasi Proyek a. Property Size Luas Lahan Direncanaka No 1 2 3 Area KDB KTLK KTLL Prosentase 60 % Luas Lahan 80 % Luas Lahan 70 % Luas Lahan Jumlah (m) 5.652 7.536 6.594

Tabel 2.1 Luas Lahan Direncanakan Sumber : Analisis

Pembagian Luasan Lantai Dasar No 1 2 3 4 5 Area Hunian Sirkulasi Ruang Dukung Ruang Sosial Retail Prosentase 50 % 20 % 10 % 10 % 10 % Jumlah (m) 2826 1130 565 565 565 Jumlah 5.652 mTabel 2.2 Luas Lahan Direncanakan Sumber : Analisis

b. Area Landscape No 1 2 3 4 5 Nama Ruang Parkir Sirkulasi Taman Area Pendukung Fleksibility Space Luas Area30 % Luas Lahan Lingkungan 20 % Luas Lahan Lingkungan 5 % Luas Lahan Lingkungan 5 % Luas Lahan Lingkungan 40 % Luas Lahan Lingkungan

Luas (m) 1130 753 188 188 1507

Jumlah 3.768 m

Tabel 2.3 Area Landscape Sumber : Analisis

Proposal TA | Page

66

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

c. Luasan Area Terbangun No 1 2 3 4 5 6 7 Nama Ruang Retail Kantor Pengelola Lift Barang Ruang AHU Tangga MEE Hunian Triplex lt.1 Hunian Triplex lt.2 Hunian Triplex lt.3 8 Hunian Guest House 10 20 Jumlah Unit 4 2 4 4 6 4 L Ruang (m) 168 100 5,86 25,2 12,7 25,2 84 84 84 84 Total L. Ruang (m) 672 200 24 100,8 76,2 100,8 1680 1680 1680 840 7.053,8

JUMLAH TOTAL

Tabel 2.4 Area Landscape Sumber : Analisis

d. Building Cost Menurut PERMEN No. 18 Tahun 2007, umur ekonomis bangunan hunian vertikal seperti rusunawa maupun apartment, ditentukan

berdasarkan tingkat keamanan konstruksi bangunan dan diperhitungkan selama 30 tahun. Sedangkan jika diklasifikasi bedasarkan struktur bangunan, jenis material, maintenance, bentuk bangunan, dan efek pemakaian diasumsikan pula umur ekonomis bangunan lebih kurang 30 tahun. Building cost adalah kavling efektif atau kavling terbangun dikalikan dengan harga standart konstruksi bangunan resort. Pada bangunan resort ini terdiri dari massa bangunan satu lantai dan massa bangunan dua lantai. Sehingga harga building cost adalah : Bangunan satu lantai : 4078 m2 x Rp. 4,681,600.00 = Rp. 19,092,063,390.400 Harga building cost akan diambil untuk menjadi dasar pengukuran.

Proposal TA | Page

67

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

e. Akuisisi Lahan

65 m

123 m

120 m

92 m

Ganbar Rencana Lokasi Site Sumber : www.googleearth.com

Proposal TA | Page

68

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Luas Lahan Yang Direncanakan Sebagai Site dari Bangunan adalah seluas 9420 m. KDB : 9420 m x 60 % = 5.652 m KTLK : 9420 m x 80 % = 7.536 m KTLL : 9420 m x 70 % = 6.695 m Luas Dasar Bangunan = 5.652 m

f. Harga Bangunan Diketahui bahwa standar harga bangunan per m di daerah Semarang Tengah untuk bangunan gedung bertingkat sederhana adalah: Rp. 3.096.000 Dengan Koefisien 1,197 Maka, harga Total Building Construction Berlantai 3 adalah : Rp. 3.096.000 x 1,197 = Rp. 3.705.912,00 Luas bangunan yang menjadi site development 9420 m Maka Harga Bangunan: Luas Bangunan x Harga Konstruksi B angunan Per m 9420 m x Rp. 3.096.000 = Rp. 29.164.320.000

No 1 2 3 4 5 6 7 8

Biaya Konstruksi Pondasi Struktur Lantai Dinding Plafond Atap Utilitas Finishing Jumlah

Prosentase 10% 35% 10% 10% 8% 10% 10% 7%

Jumlah Rp. 2.916.432.000 Rp. 10.207.512.000 Rp. 2.916.432.000 Rp. 2.916.432.000 Rp. 2.333.145.600 Rp. 2.916.432.000 Rp. 2.916.432.000 Rp. 2.041.502.400 Rp. 29.164.320.000Tabel 2.5 Biaya Konstruksi Standard Sumber : Analisis

Proposal TA | Page

69

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

g. Biaya Konstruksi Non Standard

No 1 2 3 4 5

Biaya Konstruksi Fix Equipment Site Development Moveable Equipment Profesional Fees Adminictrative Costs Jumlah 22%

Prosentase 5% 5% 5% 5% 2%

Jumlah Rp. 1.458.216.000 Rp. 1.458.216.000 Rp. 1.458.216.000 Rp. 1.458.216.000 Rp. 583.286.400

Rp. 6.416.150.400Tabel 2.6 Biaya Konstruksi Non Standard Sumber : Analisis

h. Master Budget No 1 2 Biaya Konstruksi Building Cost Fix Equipment+ Akuisisi Ganti Rugi : 35 Bangunan Tak Ber-IMD Di Slump Area ( Rp. 4j / Hunian Liar ) Rp. 4.000.000 x 35 Hunian Liar

Jumlah Rp. 29.164.320.000 Rp. 1.458.216.000 +Rp. 140.000.000

3 4 5 6

Site Development Moveable Equipment Profesional Fees Adminictrative Costs Total Jumlah

Rp. 1.458.216.000 Rp. 1.458.216.000 Rp. 1.458.216.000 Rp. 583.286.400

Rp. 35.720.470.400Tabel 2.7 Master Budget Sumber : Analisis

Proposal TA | Page

70

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

i. Pendapatan Per Tahun

No

Nama Ruang

Luas

Satuan

Rp/mlm/thn

Jumlah

Sewa Unit Flat House Triplex Hunian Triplex 3 1 Lt. Hunian Guest House 5040 m 550.000 Rp. 2.772.000.000

840 Jumlah

m

240.000

Rp.

201.600.000

Rp. 2.973.600.000 Sewa Unit Retail

2

Retail 1 Retail 2

672 1344 Jumlah

m m

300.000 300.000

Rp. 201.600.000 Rp. 403.200.000 Rp. 604.800.000

Sewa Fleksible Landscape100.000/kios (30 kios)

m Halaman Multi Fungsi (Fleksibel Room) m 1507

3.000.000 Pasar Malam Semawis 150.000/kios (30 kios) 4.500.000 Hari Raya, Festival, Tahun Baru Imlek, dsb.

Rp. 4.521.000.000

3

Rp. 6.781.500.000

Jumlah Total Pendapatan Pertahun

Rp.11.302.500.000 Rp. 14.880.900.000

Tabel 2.8 Pendapatan Per Tahun Sumber : Analisis

Proposal TA | Page

71

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

j. Perhitungan BEP

No 1 2 3 4

Komponen Biaya Total Pendapatan Per Tahun Biaya Operasional Pengelolaan Biaya Promosi Biaya Tetap ( Pajak ) Rp. 14.880.900.000 Rp. Rp. Rp. 250.000.000 41.120.000 140.000.000

Jumlah Pendapatan Bersih / Tahun Total Biaya Investasi Pay Back Periode

Rp. 14.449.780.000 Rp. 35.720.470.400

Tabel 2.9 Perhitungan BEP Sumber : Analisis

Dari perhitngan BEP perkiraan pengembalian Investasinya :

Total Biaya Investasi : Rp. 35.720.470.400 Pendapatan Bersih Sehingga BEP : : Rp. 14.449.780.000

= Rp. 35.720.470.400 : Rp. 14.449.780.000 = 2,5 Tahun

Perkiraan Pengembalian Investasi Adalah Selaman 3,5 Tahun

Proposal TA | Page

72

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

H. METODA PERANCANGAN

A. Metoda Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam perancangan ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer berupa gambar, catatan, informasi kondisi lingkungan sekitar dikumpulkan dengan cara : a. Melakukan observasi langsung ke kampung pecinan Semarang untuk mengetahui secara langsung. Pengamatan langsung berupa foto foto keadaan site, pencarian data yang nantinya akan dianalisis untuk menjadi masukan dalam proses desain. Pengamamatan kehidupan masyarakat dan ciri khas arsitektur china di pecinan. b. Survey site Pengumpulan data eksisting keberadaan site guna mempertimbangkan kembali potensi dan kendala yang ada. Data yang dikumpulkan berupa pengamatan langsung ke lapangan, . Foto lokasi keadaan site. Survey ke kantor kelurahan dan kecamatan kranggan guna mendapatkan data terkait kawasan. c. Wawancara dengan Kepala Kelurahan, Kepala Kecamatan, Pedagang, Warga Asli, Pelancong, dan Wisatawan kawasan pecinan di Semaraang mengenai macam kegiatan khas dan perilaku pelaku ditempat tersebut.

Proposal TA | Page

73

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

2. Data Sekunder a. Studi literatur, yaitu Pengumpulan data dari tulisan berupa referensi yang terkait dan teori yang mendukung baik berupa media cetak, buku, ataupun jurnal-jurnal elektronik. Data data yang diperoleh berupa kajian tentang flat house, fleksibilitas ruang arsitektur, potensi dan kegiatan kawasan pecinan, tinjauan tentang komunitas etnis tiong hoa, arsitektur khas budaya china, dan akulturasi kebudayaan di Semarang. b. Studi kasus yang berhubungan dengan tujuan dan sasaran yang telah diterapkan. B. Metoda Penelusuran Masalah Metode penelusuran masalah yang nantinya akan digunakan yaitu: a. Mengidentifikasi perilaku dan kegiatan masyarakat kawasan pecinan Semarang b. Mengidentifikasi tata ruang kawasan pecinan Semarang c. Mengidentifikasi potensi budaya dan bisnis kawasan pecinan Semarang d. Mengidentifikasi Semarang e. Mengidentifikasi permasalahan sirkulasi kawasan pecinan Semarang f. Mengidentifikasi permasalahan kawasan kumuh di kawasan pecinan Semarang. g. Mengidentifikasi tentang potensi lokasi pecinan Semarang. permasalahan permukiman kawasan pecinan

Proposal TA | Page

74

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

C. Metoda Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah yang nantinya akan digunakan yaitu : a. Analisa perilaku pengguna kawasan sebagai pembentuk tata ruang dalam dan luar bangunan. b. Analisa tata ruang kawasan sebagai penentuan lokasi site Flat-House. c. Analisis potensi budaya dan bisnis di kawasan yang nantikan akan di manfaatkan dalam perancangan. d. Analisis permasalahan permukiman kawasan sebagai penentuan jenis dan fungsi bangunan pecinan Semarang e. Analisis permasalahan sirkulasi kawasan sebagai penentuan sisten lahan parkir pecinan Semarang f. Analisis masalah slump area sebagai penentuan pilihan vertical building g. 3D sebagai visualisasi desain bangunan.

D. Metoda Pendekatan Perancangan Metode pendekatan perancangan menggunakan Kajian State of The Art sebagai preseden mulai dari bentuk, filosofi dan tata ruang. Proses perancangan tersebut meliputi : A. Perpaduan konsep tata ruang bangunan dengan penggunaan material lokal. B. Pengembangan desain bangunan dengan pertimbangan arsitektur China-Semarang.

Proposal TA | Page

75

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

E. Metoda Pengujian Desain Metode pengujian yang akan dilakukan terhadap desain bangunan tersebut antara lain : Mengumpulkan data dari responden tentang tata ruang, tata massa dan segi estetika ciri lokal arsitektur Semarang-China yang akan diterapkan pada bangunan. Mengeplotkan hasil rancangan dengan site yang telah dipilih untuk melihat kesesuaiannya dengan ciri lokal sekitar. Uji desain dengan meminta pendapat masyarakat luar sesuai dengan kriteria-kriteria yang diberikan.

Proposal TA | Page

76

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

I.

LINGKUP BATASAN BAHASAN

Pembahasan Bagaimana mewadahi kegiatan masyarakat pecinan baik pedagang dan wisatawan ke dalam sebuah hunian dan area bangunan rumah susun. Mampu menyediakan tempat yang tepat guna bagi kedua pihak.Dwi fungsi sebagai tempat berdagang para penghuni dan sekaligus sebagai guest house yang memiliki nilai investasi. Permasalahn sempitnya lahan parkir di pusat kota juga menjadi kendala masa depan yang dihadapi. Mengambil lokasi site di kawasan-kawasan pecinan lama di wilayah Semarang, tetapi tidak membahas terlalu jauh mengenai dampak dibangunya rancangan terhadap permasalahan kota, aspek perekonomian dan dampak dibangunnya rancangan terhadap pemukiman kumuh yang tidak memiliki kekuatan hukum atas kepemilikan tanah, bagaimana solusi yang akan diberikan (kompensasi) terhadap warga sekitar yang masuk dalam perancangan site, serta tidak terlalu dalam/jauh membahas kepariwisataan global di Semarang.

Proposal TA | Page

77

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

J.

SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 1 : PENDAHULUAN Merupakan penjelasan tentang isu-isu yang melatabelakangi pemilihan kasus bangunan serta penjabaran tentang judul, tujuan ddan sasaran dari perancangan tersebut.

BAB 2 : TINJAUAN TEORI Mencakup tentang teori-teori dan study kasus bangunan riil yang serupa dan akan dipergunakan sebagai rujukan dalam proses analisis data. Teori dan hasil study kasus tersebut dijadikan salah satu acuan dan pembanding dalam menentukan arah rancangan selanjutnya.

BAB 3 : TINJAUAN SITE DAN ANALISIS DATA Mencakup tentang data-data eksisting site berupa data primer dan data sekunder. Dari pemaparan data-data tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan arah rancangan yang sesuai dengan keadaaan eksisting site.

BAB 4: PENDEKATAN TERHADAP KONSEP PERANCANGAN Merupakan pemaparan tentang konsep pengembangan rancangan yang telah disimpulkan dari analisis data dan analisis site terkait. Secara garis besar, berisikan gambaran arsitektural yang akan dicapai, berupa tampilan rancangan fleksibilitas bangunan,penzonaan ruang luar dan ruang dalam serta gambaran rancangan terkait fungsi keseluruhan bangunan.

BAB 5: LAPORAN PERANCANGAN Merupakan kesimpulan dari konsep-konsep yang telah dipilih. Berisikan pemaparan tentang solusi-solusi dari permasalahan desain yang telah diangkat. Kemudian disajikan dalam bentuk gambar-gambar rancangan.

Proposal TA | Page

78

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

K. KEASLIAN USULAN 1. Perancangan mengenai Rumah Susun ini telah dikaji sebelumnya dalam beberapa tugas akhir oleh mahasiswa jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia. Seperti laporan tugas akhir Sugeng Susanto (1998) dengan judul Rumah Susun Buruh Nelayan di Kelurahan Tegalsari Kotamadya Tegal. Perencanaan Rumah Susun ini terdapat persamaan mengenai sasaran rumah susun dengan karakter khusus calon penghuni (user) masyarakat kalangan ekonomi bawah dan diharapkan konsep perencanaan Rumah Susun ini tidak hanya sebatas sebagai tempat tinggal bagi penghuninya, namun dapat dijadikan wadah untuk kegiatan belajar dan berkarya dalam upaya meningkatkan pendapatan bagi keluarga. Persamaan : Beberapa sasaran masyarakat ekonomi menengah merupakan kesamaan dalam objek yang akan di fasilitasi. Perbedaan : Objek penghuni rumah susun dan tujuan akhir yang ingin dicapai. Dengan kata lain rusun nelayan lebih menekankan aspek sosial lemah ketimbang aspek komersial. 2. Teddy Arivta Wicaksono (2001) dengan judul Rumah Susun Sederhana Sewa di Tepi Sungai Code, dengan penekanan fleksibelitas fungsi dan tata ruang sebagai penunjang proses interaksi sosial penghuni. Selain itu dibahas mengenai karakter calon penghuni masyarakat golongan ekonomi lemah, dalam perencanaan Rumah Susun ini isu keterbatasan lahan di perkotaan menjadi topik utama dalam laporan perancangannya, namun berbeda dengan keterbatasan lahan yang dialami penulis, dimana keberadaan brown field yang sedikit karena lokasi yang berada di perbukitan yang masih hijau. Persamaan : Fleksibilitas fungsi dan tata ruang sebagai penunjang interaksi sosial.

Proposal TA | Page

79

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

Perbedaan : Objek penghuni rumah susun dan tujuan akhir yang ingin dicapai. Dengan kata lain rusun nelayan lebih menekankan aspek sosial ekonomi lemah ketimbang aspek komersial. 3. Aan Arief Djatmika (2011) dengan judul Open Flat di Kawasan TPAS Piyungan Yogyakarta. Dengan penekanan mengenai hierarki masyarakat, dan tentang kajian teori dari konsep Open Building dan penerapannya dalam bangunan. Konsep bangunan yang dirancang mampu menciptakan sebuah lingkunagn binaan yang fleksibel dan mampu bersinergi terhadap perubahan aktivitas penghuni dan lingkungannya khususnya bagi masyarakat ekonomi kelas bawah marginal ( pemulung dan pengepul ), di piyungan Yogyakarta. Persamaan : Fleksibilitas fungsi dan tata ruang sebagai penunjang interaksi sosial. Studi yang mendalam terhadap komunitas masyarakat tertentu (minoritas) di sebuah wilayah perkotaan. Dalam kasusnya adalah kaum pemulung dan dalam khasus milik saya adalah kaum masyarakat tiong-hoa. Perbedaan : Objek penghuni ruah susun dan tujuan akhir yang ingin dicapai. Dengan kata lain rusun nelayan lebih menekankan aspek sosial ketimbang aspek komersial. 4. Modern Architecture Hillside House by Sweden Architects WRB January 4th, 2010. penekanan di :Green Architecture for Flat House from :www.architecturesdesign.com 5. Green Program House Design Woods Stones Elemental Designed by hanrahanMeyers architects. Penekanan di Flat house yang ramah lingkungan dan efisien From : http://archinspireflathouse.com

Proposal TA | Page

80

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

6. Terjebak di Rusun Penekanan di Rumah Susun yang tidak memperhatikan aspek kenyaman dan bentuk model untuk seluruh pasar. From : http://ridwankamil.wordpress.com Published February 5, 2009 Architecture-Urbanism

Proposal TA | Page

81

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

L. KERANGKA BERFIKIRLATAR BELAKANG M. LAPORAN PERANCANGAN

Kawasan Pecinan Semarang sebagai sebuah komponen perkotaan yang memiliki permasalahan permukiman dan kawsan kumuh serta lahan parkir yang sempit Pengembangan sektor kepariwisataan budaya Trend hunian vertikal semakin diminati masyarakat karena semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi bisnis di wilayah downtown perkotaan Program rusunisasi oleh pemerintah pusat Potensi corak wisata kultural yang ada di pecinan menjadi daya tarik ekonomi dan wisata Slump Area di Pecinan Kawasan Perdagang yang menjanjikan dalam pusat kota

PERMASALAHAN UMUM Bagaimana mewadahi kegiatan masyarakat pecinan baik pedagang dan wisatawan ke dalam sebuah hunian dan area bangunan rumah susun. Mampu menyediakan tempat yang tepat guna bagi kedua pihak.Dwi fungsi sebagai tempat berdagang para penghuni dan sekaligus sebagai guest house yang memiliki nilai investasi. Sehingga nantinya hadirnya Flat House ini menjadi solusi permasalahan kepadatan permukiman di daerah pecinan.

PERMASALAHAN KHUSUS Flat House Dengan Konsep Fleksibilitas Ruang Yang Tepat Guna Bagi Penghuni ( Pedagang, Pengusaha, dan Turis ) Sesuai Dengan Kebutuhannya. Ruang Luar/Landscape Sebagai Area Berdagang Flat House Sentra Bisnis. Sirkulasi Dan Penempatan Ruang Parkir Yang Efisien. LowRise Building Flat House Yang Mampu Menarik Minat dan Memiliki Nilai Jual.

METODE PENYELESAIAN MASALAH Metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah adalah metode Deskriptif. Metode ini dipilih untuk menjelaskan isu-isu yang menjadi latar belakang dan permasalahan pada kasus bangunan yang diangkat. Hasil pembahasan yang akan didapatkan merupakan suatu alternatif pernyelesaian masalah dari kasus bangunan tersebut.

METODE PENGUMPULAN DATA Primer : Survey, Wawancara Sekunder : Study Literatur

METODE ANALISIS DATA Pembahasan menggunakan metode analisis-analis yakni mengidentifikasi masalah, menganalisis variabelvariable terkait dan pengkajian terhadap data-data yang telah ada sebagai bahan referensi. Melakukan pendekatan arsitektural dan menyusun konsep perancangan.

DATA DAN TINJAUAN TEORI

DATA EKSISTING SITE

TINJAUAN TEORI TENTANG Arsitektur Fleksibilitas (Nemausus), FlatHouse/Apartment, Arsitektur China, dan Utilitas Low-Rise Building Building

STUDY KASUS BANGUNAN RILL SERUPA

ANALISIS DATA DAN SITE

KONSEP DASAR RANCANGAN

Proposal TA | Page

82

LAPORAN PERANCANGAN

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

M. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sugeeng Susanto. 1998. Laporan Perancangan Tugas Akhir. Rumah Susun Buruh Nelayan di Kelurahan Tegalsari Kotamadya Tegal. Arsitektur. Universitas Islam Indonesia. Teddy Arivta Wicaksono. 2001. Laporan Perancangan Tugas Akhir. Rumah Susun Sederhana Sewa di Tepi Sungai Code, dengan penekanan fleksibelitas fungsi dan tata ruang sebagai penunjang proses interaksi sosial penghuni. Arsitektur. Universitas Islam Indonesia. Sempulur, Swasti, dan Triastuti, Ida. 1997. Eksistensi Pemulung di DIY Dalam Siklus Daur Ulang Sampah. Yogyakarta : Fakultas Antropologi Universitas Gajah Mada Kim, Jong-Jin. A Prototype Multi-Family Housing Complex, College of Architecture and Urban Planning. University of Michigan Ann Arbor, Michigan 48109 U.S.A http//wiki.uii.ac.id/images. Berpikir Perancangan. Week 8. Programming. Lowres. Diunduh pada tanggal 15 Maret 2011. http://www.open-building.org/ob/concepts.html. 2006. Open Building Concepts. Diunduh Maret 2011. www.its.ac.id/berita.php?nomer=6254. 2009. Open Building, Buka Arsitektir. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2011. http://www.agilearchitecture.com/AApages/AlmereMonitor.html. An Open Building / Lean Construction study. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2011 http://www.madeforone.com/features/20050916_Open_Prototype_home.html. 2005. OPEN Prototype Home - Building the Future. Diunduh pada tanggal 26 Mei 2011

Proposal TA | Page

83

ARCHITECTURE CREATE

FLAT HOUSE PECINAN SEMARANG

http://www.habitat67.com/origine_en.html. Habitat 67. Diunduh pada tanggal 28 April 2011 http://open-building.org/ob/next21.html. www.quadror.com. 20011. QuaDror: A structural support system. Diunduh pada tanggal 12 Mei 2011. www.architecturesdesign.com - Green Architecture for Flat House (Diunduh tanggal 16 Juni 2011) http://archinspireflathouse.com Green Program House Design Woods Stones Elemental (Diunduh tanggal 16 Juni 2011) http://ridwankamil.wordpress.com Terjebak Di Rusun (Diunduh pada tanggal 25 Juni 2011) http://id.wikipedia.org Architecture-Urbanism (Diunduh pada tanggal 7 Agustus 2011)

Proposal TA | Page

84