31
MAKALAH ILMU KONSERVASI I DISUSUN OLEH: 1. Anand Retanam (8173) 2. Janesti A (8273) 3. Yuan Ardila (8305) 4. Irene Cynthiadi S (8311) 5. Annisa Nurul F (8623) 6. Femi Zulhima H (8625) 7. Yogi Gladi P (8627) 8. Kadek Asri A (8629) 9. Yasmine Putri C (8631) 10. Dewinta Lastri (8633) 11. Angelina Putri (8635) 12. Vita Prima D (8639) 13. Muhammad Eldo (8641) 14. Afra An Nisaa (8643) 15. La Ode Muhammad (8645)

FIX Makalah Konser Kasus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FIX Makalah Konser Kasus

MAKALAH ILMU KONSERVASI I

DISUSUN OLEH:

1. Anand Retanam (8173)

2. Janesti A (8273)

3. Yuan Ardila (8305)

4. Irene Cynthiadi S (8311)

5. Annisa Nurul F (8623)

6. Femi Zulhima H (8625)

7. Yogi Gladi P (8627)

8. Kadek Asri A (8629)

9. Yasmine Putri C (8631)

10. Dewinta Lastri (8633)

11. Angelina Putri (8635)

12. Vita Prima D (8639)

13. Muhammad Eldo (8641)

14. Afra An Nisaa (8643)

15. La Ode Muhammad (8645)

16. Ira Damayanti (8647)

17. Dyah Ayu Yoanita (8649)

18. Dessy Pratiwi S ( 8651)

19. Rahma Arifah (8659)

20. Indria Kusuma W (8665)

21. Intan Kartika (8669)

22. Hayu Qommaru Z (8671)

23. Amalia Perwitasari (8677)

24. Bramita Beta A (8683)

25. Yusvina Qoriatur (8689)

26. Nyayu Wulan Tri (8691)

27. Cindy Noni Barita (8685)

28. Lynda Milsa N (8697)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: FIX Makalah Konser Kasus

BAB I

PENDAHULUAN

A. SKENARIO KASUS

Pemeriksaan Subjektif

Pasien datang dengan keluhan gigi belakang kiri atas terasa ngilu bila minum/ kumur

air dingin

Gigi tersebut pernah ditambal beberapa tahun lalu namun setelahnya masih sering

terselip sisa makanan. Akhir-akhir ini terjadi lobang di sela-sela gigi

Belum pernah sakit spontan

Pasien ingin ditambal sewarna gigi, tetapi tidak seperti tambalan sebelumnya

Pemeriksaan Objektif

Gigi molar satu atas kiri terdapat kavitas didaerah mesial dan sebagian tumpatan yang

telah hilang, dengan kedalaman dentin.

Sondasi : (+)

Perkusi : (-)

Palpasi : (-)

C.E. : (+).

Gigi premolar dua kiri atas, terdapat kavitas pada sisi distal dengan kedalaman dentin

Gigi molar dua atas kiri terdapat kavitas di proksimal dengan kedalaman dentin

Untuk kedua gigi tersebut

Sondasi , perkusi, palpasi : (-)

C.E. : (+)

B. TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: FIX Makalah Konser Kasus

Definisi Karies

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan

sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang

dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang

kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan

kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat

menyebabkan nyeri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi,

pada stadium yang sangat dini pentakit ini dapat diperhatikan.

(Kidd, 1991)

Aktivitas karies terbukti dengan demineralisasi dan hilangnya struktur gigi, ini

sangat bervariasi, dan karena perjalanan lesi individu tidak selalu dapat diprediksi. Lesi

karies hanya terjadi di bawah massa bakteri mampu menghasilkan lingkungan yang

cukup asam untuk demineralisasi struktur gigi. Sebuah massa agar bakteri menempel

pada permukaan gigi yang disebut plak gigi. Bakteri plak memetabolisme karbohidrat

untuk energi dan menghaasilkan asam organik sebagai produk. Asam dapat menyebabkan

lesi karies dengan melepaskan kristal struktur gigi.

(Roberson et al, 2002)

Etiologi Karies

Perkembangan karies gigi tergantung pada hubungan yang antara permukaan gigi,

diet karbohidrat, dan bakteri mulut spesifik. Proses pembusukan dimulai dengan

demineralisasi permukaan luar gigi, karena pembentukan asam organik selama fermentasi

bakteri diet karbohidrat. Lesi yang baru mulai, mula-mula tampak seperti titik putih yang

buram dengan hilangnya jaringan gigi secara progresif, sehingga terjadilah rongga.

(Arvin, 1996)

Karies gigi mempunyai spesifitas pada bakteri dimana potensi kariogenik terdapat

pada golongan streptokokus mulut yang secara kolektif disebut Streptococcus mutans.

Data ilmiah menunjukan bahwa organisme ini memulai sebagian besar kasus karies gigi

pada permukaan email. Apabila permukaan email berlubang, bakteri mulut lainnya

Page 4: FIX Makalah Konser Kasus

terutama laktobasilus menerobos ke dentin dibawahnya dan menyebakan penghancuran

struktur gigi yang lebih lanjut melalui infeksi bakteri campuran.

(Arvin, 1996)

Dari segi etiologi karies gigi yang penting yaitu berhubungan dengan frekuensi

konsumsi karbohidrat. Sebenarnya, frekuensi pemasukan karbohidrat merupakan penentu

yang lebih penting pada perkembangan karies gigi daripada jumlah karbohidrat yang

dikonsumsi.

(Arvin, 1996)

Beberapa jenis karbohidrat dapat diragikan oleh bakteri dan membentuk asam

sehingga pH akan menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH

yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi

permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai. Dibawah ini digambarkan

empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab karies. Karies baru akan

timbul apabila keempat faktor penyebab tersebut bekerja secara simultan.

(Kidd, 2008)

(Kidd, 1991)

Klasifikasi Karies

Lesi karies dapat di klasifikasikan menurut letak anatomisnya. Lesi dapat di

temukan pada pit dan fissure atau pada permukaan yang licin. Lesi pada permukaan

Page 5: FIX Makalah Konser Kasus

berawal dari email (karies email) atau mengenai akar, sementum, dan dentin (karies

akar).

(Kidd, 2008)

Karies primer merupakan lesi yang berkembang secara alami. Permukaan gigi

yang utuh dari lesi primer dapat berkembang di sekitar tambalan yang secara umum

disebut sebagai karies rekuren atau karies sekunder.

(Kidd, 2008)

Rekuren karies merupakan lesi yang berkembang pada permukaan gigi di sekitar

tambalan, yang berdasarkan etiologinya mirip dengan karies primer. Residual karies

merupakan istilah yang secara tersirat berarti damineralisasi jaringan yang tertinggal

sebelum dilakukannya penambalan.

(Kidd, 2008)

Karies sekunder adalah karies yang rekuren, karies yang timbul pada lokasi yang

telah memiliki riwayat karies sebelumnya. Karies sekunder ini umumnya timbul pada

lokasi ditepi tambalan yang lama. Karies ini biasanya disebabkan karena pengambilan

jaringan mati (nekrotik) yang tidak bersih pada saat penambalan pertama sehingga pada

jaringan tersebut masih terdapat bakteri. Karies sekunder juga bisa terjadi karena

tambalan yang bocor (ada celah antara bahan tambalan dan gigi) sehingga sesuai proses

berjalannya waktu, kuman dan adanya sisa makanan menyebabkan bertambah besarnya

karies tersebut. 

(Kidd, 1990)

Residual Caries adalah jaringan yang terdemineralisasi dan terinfeksi yang

disebabkan oleh dokter gigi selama preparasi kavitas. Tidak ada bukti bahwa bakteri

yang terkubur ini melanjutkan proses kariesnya. Ketika tumpatan dihilangkan, karies

residual terlihat sebagai noda hitam dan baik keras atau pun kering dan bertekstur rapuh.

Apabila dikultur, beberapa mikroorganisme dapat ditemukan.

(Kidd, 2005)

Page 6: FIX Makalah Konser Kasus

Saat tumpatan diletakkan pada awalnya dentin dapat terasa lembut, lembab, dan

terinfeksi berat. Tampaknya organisme telah mati karena sumber nutrisinya dari mulut

telah ditutup oleh restorasi, dan dari pulpa, oleh sklerosis tubuler dan dentin tersier.

(Kidd, 2005)

(Kidd, 2005)

Dentin terbuka

Dentin vital yang terbuka dapat menjadi sumber rasa nyeri. Hal ini dapat

disebabkan karena resesi gigiva dam hilangnya cementum atau melalui proses mekanik

erosi dan abrasi. Meskipun metode transmittal stimulus nyeri melalui dentin belum secara

pasti diketahui, stimulus dapat ditransmisikan.

(Bricker et al,2002)

Stimulus ini dapat berupa stimulus kimia atau fisik dan, jika cukup parah, dapat

menyebabkan perubahan pada pulpa melalui aspirasi odontoblast da melalui perubahan

karakteristik vaskular dari pulpitis awal. Kecuali perubahan vaskular terjadi secara besar-

besaran, gigi akan bereaksi secara normal terhadap uji pulpa dengan panas, dingin, dan

stimulasi elektrik. Radiograf hanya memperlihatkan perubahan yang diinduksi oleh

Page 7: FIX Makalah Konser Kasus

struktur gigi yang hilang. Gigi yang erosi atau abrasi lebih sensitif apabila erosi dan abrasi

dilapisi oleh plak.

(Bricker et al,2002)

Mekanisme Terjadinya Nyeri

Pulpa dan dentin merupakan struktur gigi yang mempunyai peran penting

bagisensitifitas gigi, karena didalamnya terdapat saraf ± saraf yang sangat peka

terhadapimpuls ± impuls dari luar. Pada pulpa, terdapat sel ± sel glia dan astrocytus yang

akanteraktivasi ketika terjadi stimulasi nyeri, sel ± sel tersebut akan menghantarkan

impulske nucleus nervus trigeminus yang kemudian akan dilanjutkan ke thalamus

dan berakhir di otak sebelah kanan atas yang mengakibatkan sensasi nyeri.

(Wright, 2008).

Dentin merupakan struktur gigi yang mempunyai sifat sensitifitas secara alami,

sensitifitas ini mirip dengan pulpa. Teori yang menyatakan tentang sensitifitas dentin

adalah teori hidrodinamik, ketika suatu rangsangan terjadi,aliran cairan dentin yang ada

pada tubulus dentinalis akan meningkat. Cairan tersebut mengarah ke ronggga pulpa,

menyebabkan terjadinya beda potensial yang kemudian di informasikan ke otak dan

diterjemahkan sebagai rangsangan nyeri

(Orchadson, dkk., 2006)

Teori hidrodinamik pada sensitifitas dentin adalah proses penerusan perpindahan

cairan dentin ke tubulus dentin, yang mana merupakan perpindahan kesalah satu arah

yaitu ke arah luar (permukaan) atau ke arah dalam (pulpa) danmenstimulasi nervus

sensoris pada dentin atau pulpa. Gerakan cairan sangat cepat danterjadi sebagai respon

terhadap perubahan temperatur, tekanan, atau mekanik yangmenghasilkan deformasi

mekanis pada odontoblas dan saraf di dekatnya.

(Ingle, 2002)

Page 8: FIX Makalah Konser Kasus

Teori hidrodinamik menjelaskan reaksi rasa sakit pulpa terhadap panas,dingin,

pemotongan dentin, dan probing dentin. Panas mengembangkan cairan dentin,sedang

dingin mengerutkan cairan dentin, memotong tubuli dentin memungkinkan cairan dentin

keluar, dan melakukan probing pada permukaan dentin yang dipotongatau terbuka dapat

merusak bentuk tubuli dan menyebabkan gerakan cairan. Semua rangsangan ini

mengakibatkan gerakan cairan dentin dan menggiatkan ujung saraf.

.(Grossman,1995)

Teori hidrodinamik mempostulasikan bahwa pergerakan cairan yang cepat

didalam tubulus dentin (keluar dan kedalam) yang akan mengakibatkan distrosi ujung

saraf di daerah pleksus saraf subodontoblas (pleksus Raschkow) yang akan menimbulkan

impuls saraf dan sensasi nyeri. Ketika dentin dipotong, atau ketika larutan hipertonik

diletakkan di atas permukaan dentin yang terpotong, cairan akan bergerak keluar dan

mengawali nyeri.

(Walton, 2003)

Prosedur yang menyumbat tubulus, seperti mengaplikasikan resin di permukaan

dentin atau membuat kristal di dalam dumen tubulus, akan menginterupsi aliran cairan

dan mengurangi sensitivitas. Pada gigi yang utuh, aplikasi dingin dan panas pada

permukaan gigi menimbulkan kecepatan kontraksi yang berbeda dalam dentin dan cairan

dentin; hal ini mengakibatkan pergerakan cairan dan diawalinya rasa nyeri. Respons ini

akan menghebat jika dentinnya terbuka.

(Walton, 2003)

- Penegakan diagnosis terhadap gigi yang mengalami nyeri spontan

Usri (2006) menyatakan bahwa terdapat 3 macam pulpitis. Ketiga macam

pulpitis tersebut antara lain adalah:

- Reversible pulpitis (pulpitis awal) adalah Kondisi inflamasi pulpa ringan

sampai sedang yang bersifat reversible bila stimuli ditiadakan yang

ditandai dengan ngilu atau rasa sakit sekejap bila makan/minum dingin

Page 9: FIX Makalah Konser Kasus

atau panas, keluhan tidak timbul secara spontan. Perawatannya dengan

cara menambal dengan amalgam, SIK, dan resin komposit. Bila dentin

sudah tipis sebelum ditambal dilakukan dahulu perawatan Pulp Capping.

- Irreversible pulpitis (pulpitis akut). Inflamasi pulpa yang preresisten yang

bersifat simptomatik atau asimptomatik disebabkan oleh stimulus noksius.

Pasien mengalami paroksisma (sakit yang hebat) terutama bila ada

perubahan temperature ke arah dingin, makanan yang terlalu asam atau

manis, makanan masuk ke dalam kavitas, penghisapan, dan sikap

berbaring. Rasa sakit berlanjut walau penyebab dihilangkan, menusuk

tajam, dan menyentak-nyentak pada kondisi parah yang menyebabkan

pasien tidak dapat tidur.Perawatannya dengan pemberian antibiotic,

analgesic, dan perwatan endodontic.

- Hyperplastic pulpitis (pulpitis kronis) Inflamasi pulpa produktif yang

disebabkan oleh meluasnya karies sehingga mengenai pulpa muda,

biasanya terjadi pada anak-anak dan orang muda. Pasien mengeluh sakit

pada saat makan karena pada saat makan tekanan bolus makanan dapat

menyebabkan sakit, ada jaringan polipoid berupa masa pulpa yang

kemerahan mengisi kamar pulpa atau kavitas bahkan dapat sampai keluar

dari batas gigi (pulpa polip), jaringan ini kurang sensitive dibanding pulpa

normal, tetapi sensitive daripada gingival dan mudah berdarah.

Berdasarkan pendapat Usri (2006) tersebut, nyeri spontan yang terjadi pada

pasien ini dapat digolongkan sebagai pulpitis reversibel.

Gigi pernah ditambal tetapi setelahnya masih sering terselip sisa makanan

Makanan masih dapat terselip setelah dilakukan penambalan karena

kemungkinan adanya kesalahan dalam peletakan bahan tambal dan finishing dan

polishing yang kurang sempurna sehingga terjadi undercontur atau overcontur. Selain

itu pembentukan embrassur yang kurang baik dapat menyebabkan makanan masih

dapat terselip sekalipun telah dilakukan penambalan pada gigi.

- Klasifikasi kavitas

Menurut Black, lesi karies diklasifikasikan menjadi:

Page 10: FIX Makalah Konser Kasus

- Kelas I: mengenai pits dan/atau fissure serta berhubungan dengan lesi

karies

- Kelas II: mengenai permukaan proksimal gigi posterior

- Kelas III: mengenai permukaan proksimal gigi anterior

- Kelas IV: mengenai permukaan proksimal gigi anterior dan melibatkan

sudut incisal

- Kelas V: mengenai permukaan servikal

(Qualtrough et al, 2005)

Pemeriksaan Extraoral:

Penampilan umum, tonus kulit, asimetri wajah, pembengkakan, perubahan warna,

kemerahan, jaringan parut extra oral atau saluran sinus, dan kepekaan atau membesarnya

nodus limfe servikal atau facial adalah indikator bagi status fisik pasien.

(Walton,2003)

Pemeriksaan intraoral:

Jaringan lunak:

Pemeriksaan jaringan lunak rongga mulut biasanya dilaksanakan secara visual

atau dengan palpasi secara lengkap dan teliti. Yang diperiksa melalui bibir,mukosa

oral,pipi,lidah,palatum,dan otot-otot serta semua ke abnormalan yang di temukan.

Periksalah pula mukosa alveolus dan gingiva cekat untuk melihat apakah daerah tersebut

mengalami perubahan warna,terinflamasi,mengalami ulserasi,atau mempunyai saluran

sinus.

(Walton,2003)

Gigi Geligi:

Pemeriksaan gigi geligi dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan warna,

fraktur, abrasi, erosi, restorasi yang luas atau abnormalitas lain. Mahkota yang berubah

warna sering merupakan tanda adanya penyakit pulpa atau merupakan akibat perawatan

saluran akar yang dilakukan sebelumnya.

Page 11: FIX Makalah Konser Kasus

(Walton,2003)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

- Dari pemeriksaan subyektif didapatkan bahwa gigi belakang kiri atas terasa “ngilu”

bila kumur atau minum air dingin. Sensasi dingin menyebabkan cairan pada tubuli

dentin bergerak lebih cepat dibandingkan pada dentin, sehingga cairan bergerak ke

arah luar dentin. Pergerakan cairan yang cepat didalam tubulus dentin (ke luar dan ke

dalam) yang akan mengakibatkan distrosi ujung saraf di daerah pleksus saraf

Page 12: FIX Makalah Konser Kasus

subodontoblas (pleksus Raschkow) yang akan menimbulkan impuls saraf dan sensasi

nyeri. Hal ini juga dapat disebabkan karena adanya kalkulus akibat pengunyahan pada

satu sisi.

- Pasien belum pernah mengalami sakit yang spontan. Hal ini dapat diakibatkan adanya

stimulus dingin yang menyebabkan nyeri pada pulpitis awal, namun belum mencapai

pulpa.

- Gigi pasien pernah ditambal namun ada sisa makanan yang terselip. Ini dapat

diakibatkan oleh restorasi yang buruk yang menimbulkan tidak sempurnanya bentuk

anatomis gigi seperti timbulnya lubang di sela-sela gigi sehingga makanan mudah

terselip dan bakteri pun mudah terdeposisi.

- Pasien ingin ditambal sewarna gigi, untuk gigi posterior dapat ditambal dengan resin

komposit yang memiliki estetika yang baik juga baik untuk diagnosis karies.

B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

Pada pemeriksaan objektif ditemukan bahwa sondasi (+) dan nyeri sesaat. Sondasi

merupakan pemberian rangsangan taktil pada dentin. Jika tes sondasi ini (+) maka hal ini

menunjukkan bahwa pada gigi tersebut sudah terdapat kavitas sampai pada daerah dentin.

Tes perkusi dilakukan dengan mengetuk pelan permukaan oklusal atau incisal dari

gigi yang diduga mengalami karies dan gigi di sebelahnya menggunakan ujung tangkai

kaca mulut untuk mendeteksi adanya nyeri. Hasil tes perkusi (-) maka hal ini

menunjukkan luka atau kavitas yang ada tidak sampai ke membran periodontal dari

pulpa, atau bisa diartikan juga tidak menimbulkan inflamasi.

Sedangkan palpasi dilakukan dengan meraba jari telunjuk sepanjang mukosa

fasial dan lingual di atas regio apikal gigi. Target utama dari palpasi adalah adanya

kelainan pada gingiva nya. Suatu abses pada tulang alveolar stadium lanjut atau penyakit

periapikal lainnya dapat menyebabkan nyeri terhadap palpasi. Palpasi juga dapat

menunjukkan pembengkakan yang tidak disertai nyeri. Hasil tes palpasi adalah (-) maka

hal ini menunjukkan bahwa kavitas yang ada tidak menyebabkan kelainan pada gingiva

giginya.

Page 13: FIX Makalah Konser Kasus

Untuk mengetahui vitalitas gigi, dilakukan uji vitalitas dengan CE. Stimulus

dingin dilakukan dengan membasahi kapas dengan ethyl chloride dan diaplikasikan pada

gigi. Hasil tes CE menunjukkan (+) maka dapat diartikan bahwa suplai saraf dan darah

masih utuh.

C. DIAGNOSIS

Dari hasil pemeriksaan subyektif, didapatkan :

• Pasien datang dengan keluhan gigi belakang kiri atas terasa ngilu bila minum/ kumur

air dingin , dapat di diagnosis sebagai karies kedalaman dentin.

• Gigi tersebut pernah ditambal beberapa tahun lalu namun setelahnya masih sering

terselip sisa makanan. Akhir-akhir ini terjadi lobang di sela-sela gigi, dapat di

diagnosis bahwa terdapat karies proksimal di gigi M1 dan di distal P2

• Belum pernah sakit spontan, dapat di diagnosis sebagai karies kedalaman dentin

• Pasien ingin ditambal sewarna gigi, tetapi tidak seperti tambalan sebelumnya, dapat

di diagnosis bahwa tambalan sebelumnya kemingkinan amalgam

Dari hasil pemeriksaan obyektif, didapatkan :

Gigi molar satu atas kiri terdapat kavitas didaerah mesial dan sebagian tumpatan yang

telah hilang, dengan kedalaman dentin.

Sondasi : (+) nyeri sesaat, dapat di diagnosis sebagai karies kedalaman dentin

Perkusi : (-), dapat di diagnosis bahwa tidak ada kerusakan jaringan periodontal

disekitarnya

Palpasi : (-)

C.E. : (+) nyeri sesaat, dapat di diagnosis bahwa gigi masih vital

• Gigi premolar dua kiri atas, terdapat kavitas pada sisi distal dengan kedalaman

dentin, gigi molar dua atas kiri terdapat kavitas di proksimal dengan kedalaman

dentin ,untuk kedua gigi tersebut :

Page 14: FIX Makalah Konser Kasus

Sondasi , perkusi, palpasi : (-) , dapat di diagnosis sebagai karies kedalaman email

CE. : (+) , dapat di diagnosis bahwa gigi masih vital

Pada skenario terdapat karies proksimal di antara gigi M1-M2 dan M1-P2

yang disebabkan oleh tersangkutnya debris atau bolus makanan pada area proksimal.

Dengan adanya daerah yang tidak memiliki self cleansing yaitu pada area kontak

akan mengakibatkan bolus makanan atau debris tersangkut di daerah tersebut

kemudian akan terjadi proses pembusukan sehingga menyebabkan terjadinya karies.

Selain itu, teknik restorasi yang tidak baik yang menyebabkan tumpatan menjadi

undercontour dapat menimbulkan adanya celah interdental yang besar. Celah yang

interdental yang besar menyebabkan makanan akan terselip (food impaction) pada

bagian proksimal sehingga menyebabkan karies sekunder. Karies sekunder tersebut

mengakibatkan sebagian tumpatan bagian proksimal terlepas. Karies sekunder lebih

sering terjadi pada tumpatan kelas II dan kelas IV yang melibatkan proksimal.

Kegagalan dalam restorasi daerah proksimal dapat menyebabkan makanan terselip.

Hal ini dikarenakan kontur dan marginal ridge pada restorasi yang tidak sesuai

dengan anatomi gigi yang asli yang mengakibatkan makanan tersangkut di daerah

tersebut

Diagnosis umum : terdapat karies kedalaman dentin untuk gigi 26 dan terdapat

karies kedalaman email yang terletak di bagian distal gigi 25 dan proksimal gigi 27 .

D. PERAWATAN

Prinsip minimal intervensi dapat diartikan sebagai perawatan terhadap karies

dengan mengambil jaringan gigi yang terdemineralisasi saja dan mengarah kepada

pemeliharaan struktur gigi yang sehat sebanyak mungkin. Pada dasarnya terdiri dari

penyingkiran jaringan karies dan pengisian kavitas dengan bahan adhesive. Pada enamel

dapat terjadi remineralisasi melalui penggunaan flourida selama permukaan enamel halus

dan tidak terakumulasi oleh plak. Sedangkan pada demineralisasi dentin masih terdapat

beberapa mineral yang melekat pada matriks kolagen dan cukup untuk mengisolasi lesi

dari aktivitas bakteri dengan menggunakan bahan restorative bioaktif sehingga akan

terjadi remineralisasi.

Page 15: FIX Makalah Konser Kasus

Pemilihan bahan restorasi yang dapat digunakan untuk perawatan karies sekunder

dan perolehan efek estetik yang diinginkan:

a. Resin Komposit

Resin komposit didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih material

berbeda dengan sifat-sifat yang unggul. Material restoratif resin komposit yang

digunakan dalam kedokteran gigi mempunyai komponen utama yaitu matriks resin,

yang menggunakan monomer Bis-GMA dari reaksi antara bisphenol-A dan

glycidylmethacrylate; filler anorganik dan bahan coupling (Van Noort, 2007). Suatu

bahan coupling diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik

dan matriks resin, juga aktivator-inisiator diperlukan untuk polimerisasi resin.

Sejumlah kecil bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar

ultraviolet) dan mencegah polimerisasi dini (hidroquinon), dan mengandung pigmen

untuk memperoleh warna yang cocok dengan struktur gigi (Anusavice, 2003). Resin

komposit merupakan material pewarna gigi (tooth-colored material) yang sangat

popular dan sering digunakan dalam kedokteran gigi, karena bahan ini dapat

menggantikan semen silikat dan resin akrilik

(Roberson et al, 2002).

Menurut American Dental Association (ADA) indikasi resin komposit

digunakan untuk pit and fissure sealent, preventive resin, lesi awal kelas I dan II

menggunakan modifikasi konservatif preparasi gigi, restorasi moderat kelas I dan II,

restorasi untuk kepentingan estetik dan restorasi pada pasien yang alergi atau

sensitive terhadap logam

(Roberson, 2002)

.

Radiopak adalah sifat yang penting dari bahan restorasi posterior.

Penambahan stronsium dan kaca barium dalam bahan pengisi (filler) dengan jumlah

yang cukup membuat komposit berbasis resin memiliki sifat radiopak. Karakteristik

tersebut sangat penting karena karies disekitar atau dibawah restorasi dapat menjadi

lebih mudah dalam intepretasi secara radiografi, sehingga memudahkan dalam

diagnosis karies sekunder terutama untuk gigi posterior (Roberson et al, 2002;

Anusavice, 2003). Karakeristik estetik dari resin komposit yaitu memiliki warna yang

sama dengan warna gigi. Untuk mencocokkan dengan warna gigi, komposit

Page 16: FIX Makalah Konser Kasus

kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat

menyerupai struktur gigi. Warna dapat diperoleh dengan menambahkan pigmen yang

berbeda, sering kali terdiri dari oksida logam yang ditambahkan dalam jumlah sedikit

(Anusavice, 2003). Berdasarkan petunjuk American Dental Association (ADA) untuk

komposit berbasis resin yang digunakan dalam restorasi posterior harus memenuhi

kriteria tidak lebih dari 10% bernilai “charlie” dalam mempertahankan warna dan

tidak lebih dari 5% bernilai “charlie” untuk karies sekunder

(Sakaguchi and Power, 2006).

Kelebihan resin komposit:

1. Memunyai nilai estetik

2. Sifat yang baik dalam hal pemakaian

3. Memiliki resistensi yang baik terhadap keadaan kelas IV

4. Mempunyai daya absorpsi air yang rendah

5. Melekat dengan mudah pada permukaan gigi

6. Warna yang mudah disesuaikan karena translusensi cahaya yang rendah

7. Mudah dimanipulasi

(Susanto, 2005)

Kekurangan resin komposit:

1. Adanya efek pengerutan polimerisasi (shrinkage polymerisation)

2. Elastisitas rendah

3. Dapat terjadi fraktur pada marginal ridge

4. Dapat terjadi kebocoran tepi pada resin komposit

(Roberson et al, 2002)

b. Semen Ionomer Kaca

Semen Ionomer Kaca merupakan sekelompok bahan yang menggunakan

bubuk kaca silikat dan larutan asam oliakrilat. Penggunaan semen ionomer kaca telah

meluas antara lain sebagai bahan perakat, pelapik, bahan restorative untuk restorasi

konservatif kelas I dan II, serta untuk penutupan pit dan fissure. Semen ini

menghasilakan ikatan adhesi yang sangat kuat dengan struktur gigi, akan sangat

Page 17: FIX Makalah Konser Kasus

berguna untuk restorasi konservatif pada daerah yang tererosi. Selain itu, ion-ion

florida yang dilepaskan dari bahan restorasi bergabung dengan kristal-kristal

hidroksiapatit dari struktur gigi didekatnya, untuk membentuk suatu struktur seperti

fluoroapatit yang sedikit lebih tahan terhadap dekalsifiksi karena asam

(Anusavice, 2003).

Semen ionomer kaca dapat melepaskan fluoride dan ion perak dengan segera

ke lingkungan rongga mulut dan memberikan efek antibakteri. Penghilangan plak dari

area aproksimal menggunakan restorasi semen ionomer kaca mengahasilkan level

bakteri yang lebih rendah dibandingkan tumpatan dengan amalgam

(Martin and Mars, 1992).

Kelebihan SIK:

1. Dapat berikatan secara kimiawi dengan dentin dan email.

2. Dapat melepas fluoride, yang dapat memberi proteksi terhadap terjadinya karies

sekunder.

Kekurangan SIK:

1. Ikatan kimiawi SIK dengan enamel tidak lebih kuat disbanding ikatan fisis antara

resin komposit dengan email yang telah dietsa asam.

2. SIK tidak sekuat atau tahan abrasi seperti resin komposit atau amalgam, sehingga ini

menjadi alasan SIK tidak cocok digunakan pada area yang medapat tekanan oklusal.

Meskipun terdapat versi SIK yang mengandung bubuk perak yang dinyatakan lebih

tahan terhadap abrasi, ini tetap tidak cocok digunakan pada bagian approksimal pada

gigi posterior.

(Kidd and Smith, 1990)

c. Teknik Penumpatan dalam Perawatan Karies Sekunder

Karies sekunder dapat terjadi pada gigi yang telah direstorasi. Biasanya jaringan

gigi yang sehat. Dapat juga di sebabkan karena bagian isthmus pecah sehingga menjadi

pitu masuk bagi saliva, sisa makanan dan bakteri. Preparasi yang tidak tepat pada daerah

Page 18: FIX Makalah Konser Kasus

proksimal hingga ke bagian yang mudah di bersihkan (self cleansing) juga mendorong

terjadinya karies sekunder.

Patah pada isthmus

Daerah isthmus pada tumpatan kelas II adalah daerah sempit yang

menghubungkan dua daerah tumpatan yang lebih besar, sehingga apabila patah pada

daerah ini menyebabkan lepasnya dinding proksimal. Pencegahan terhadap patah di

daerah isthmus dapat dilakukan dengan memperhatikan letak pembuatan isthmus,

yaitu pada sepertiga atau seperempat lebar kuspid mesio-distal dan lebar isthmus

ideal sekitar sepertiga jarak buko-lingual. Dasar kavitas pada perbatasan dinding

aksial dan oklusal dibuat bevel untuk memberi ketebalan uang cukup (untuk bahan

amalgam) sehingga mampu menahan beban kunyah.

Restorasi lepas seluruhnya

Retensi sangat dibutuhkan pada setiap restorasi terutama kelas II. Untuk

menghindari lepasnya restorasi karena kekuatan tarik maka pada bentuk kavitas klas

II harus dibuat dovetail

(Pradopo dan Saskianti, 2007).

Pencegahan dengan teknik preventif resin komposit:

Retensi diperoleh dari kontak yang rapat antara bahan resin dengan enamel yang

dietsa sehingga dapat mengurangi kebocoran mikro sepanjang dengan resin dengan

demikian menurunkan insiden karies sekunder

Jika terjadi kerusakan pada restorasi maka tumpatan lama dihilangkan sebanyak

mungkin, kemudian ulangi pengetsaan dan aplikasi kembali bahan penutup fisur.

Page 19: FIX Makalah Konser Kasus

KESIMPULAN

Diagnosis umum : terdapat karies kedalaman dentin untuk gigi 26 dan terdapat karies

kedalaman email yang terletak di bagian distal gigi 25 dan proksimal gigi 27

Perawatan yang dilakukan terdiri dari penyingkiran jaringan karies dan pengisian kavitas

dengan bahan adhesive ( bahan restorasi)

Pemilihan bahan restorasi yang dapat digunakan untuk perawatan karies sekunder dan

perolehan efek estetik yang diinginkan:

o Resin Komposit

o Semen Ionomer Kaca

Page 20: FIX Makalah Konser Kasus

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10.

Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta

Arvin BK. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol II. WB Saunders Company : Philadelphia

Kidd, Edwina A.M & Smith, B.G.N., 1990. Pickard’s Manual of Operative Dentistry.

Oxford University Press: Oxford

Kidd Edwina AM & Joyston Sally. 1991. Dasar-Dasar Karies: Penyakit dan

Penanggulangannya. EGC : Jakarta

Kidd Edwina A.M & Ole Fejerkovs. 2008. Dental Caries: The Disease and Its Clinical

Management. Blackwell Munksgaard : UK----NISA

Martin, M. V., Marsh, P. D., 1999. Atlas of Oral Pathology. 4th ed. Elsevier: London

Pradopo, S., Saskianti, T., 2007. Mengatasi Kegagalan Restorasi Kelas II Pada Gigi Sulung.

Dentika Dental Journal. Vol. 12: 75-80

Qualtrough, A.J.E., Satterthwaite, J.D., Morrow, L.A., Brunton, P.A.. 2005. Principles of

Operative Dentistr. Blackwell Munksgaard: Great Britain

Roberson Theodore M et.al . 2002.Sturdevant’s Art & Science of Operative Dentistry Fourth

edition. Mosby : St.Louis

Page 21: FIX Makalah Konser Kasus

Sakaguchi, R.L., Power, J. M., 2006. Craig’s Restorative Dental Material. 12th Ed. Mosby

Elsevier: St. Louis, Missouri

Susanto, A.A., 2005. Pengaruh Ketebalan Bahan Dan Lamanya Waktu Penyinaran

Terhadap Kekerasan Permukaan Resin Komposit Sinar. Maj. Ked. Gigi (Dent. J.). Vol. 38:

32-35

Van Noort, Richard. 2007. Introduction to Dental Material. 3th ed. Mosby Elsevier: St.

Louis, Missouri

Walton,Richard E.,Mahmod Torabinejad,2003.Prinsip & Praktek Ilmu Endodonsia Edisi III.

Jakarta: EGC