Upload
lena-lutfina-natakusuma
View
148
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hewan air
Citation preview
MAKALAH FISIOLOGI HEWAN AIR
Mengenai Definisi Fisiologi, Sel Dan Membran Sel
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
KELAS B
FIRDAUS 230110140073
ANANDITA RAHMANIA 230110140111
AHMAD RAFFI UKASYAH 230110140116
ANNISA PUTRI SEPTIANI 230110140132
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
kami dapat menyelesaikan paper ini dengan judul “Pendahuluan Fisiologi Hewan
Air dan Organel sel”. Tujuan penulisan paper ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Paper ini membahas mengenai Sejarah Fisiologi Hewan Air, Definisi
Fisiologi Hewan Air, Proses Fisika Kimia yang terlibat dalam Fisiologi, serta Sel
dan Organel-organelnya terutama pada bagian Membran sel.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Fisiologi Hewan Air;
2. Seluruh anggota kelompok 1;
3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Demikianlah harapan kami, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kami
dan juga pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan paper selanjutya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.
Jatinangor, September 2015
Penyusun
i | F i s i o l o g i H e w a n A i r
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Fisiologi..........................................................................................................2
2.1.1 Sejarah Fisiologi....................................................................................2
2.1.2 Definisi Fisiologi...................................................................................2
2.1.3 Konsep Dasar dalam Fisiologi...............................................................3
2.1.4 Metode Ilmu Faal atau Fisiologi............................................................5
2.1.5 Proses Fisika Kimia yang Terlibat dalam Fisiologi...............................6
2.2 Sel dan Organel............................................................................................11
2.2.1 Pengertian Sel......................................................................................13
2.2.2 Struktur Sel..........................................................................................14
2.3 Membran Sel.................................................................................................16
2.3.1 Struktur Membran Sel..........................................................................17
2.3.2 Penyusun Membran Sel.......................................................................18
2.3.3 Kerangka Membran.............................................................................24
2.3.4 Fungsi Membran Sel............................................................................25
2.3.5 Transportasi Molekul melalui Membran.............................................28
BAB III KESIMPULAN......................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
ii | F i s i o l o g i H e w a n A i r
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat
hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk
hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniselular, misalnya
bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan
manusia, merupakan organisme multiselular yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013 sel.
Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil
pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel
bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur
induknya yang sudah dibuahi. Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan
bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan
menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang
membentuk tubuh organisme tersebut.
1 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fisiologi
2.1.1 Sejarah Fisiologi
Sejarah Fisiologi Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17,
ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah.
Herman Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena
karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan
cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden. William Harvey (1 April
1578 – 3 Juni 1657) ialah dokter yang mendeskripsikan sistem peredaran
darah yang dipompakan sekeliling tubuh manusia oleh jantung, ini
mengembangkan gagasan René Descartes yang dalam deskripsi tubuh
manusianya bahwa arteri dan vena ialah pipa dan membawa makanan ke
sekeliling tubuh.
Ilmu Fisiologi telah diajarkan sejak tahun 1953, dan dikenal
sebagai Ilmu Faal. Pada kurun waktu tahun 1953 – 1968 ilmu fisiologi
merupakan ilmu yang diberikan pada masa bachelor tingkat I yang
kemudian dikenal sebagai sarjana muda. Berdasarkan objek kajiannya
dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan,
meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis
organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada
fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada
sel manusia.
2.1.2 Definisi Fisiologi Hewan Air
Fisiologi adalah adalah turunan biologi yang mempelajari
bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini
dibentuk dari kata Yunani Kuna physis, "asal-usul" atau "hakikat",
dan logia, "kajian". Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah
untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan
organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya
2 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
untuk mendukung kehidupan (Wikipedia, 2012). Fisiologi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas suatu
organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya
cabang ilmu biologi lain, fisiologi juga mempelajari proses kehidupan
yang mirip atau identik pada banyak organisme. Fisiologi sebenarnya
merupakan terapan dari fisika dan kimia modern untuk memahami
tumbuhan dan hewan. Karena itu, kemajuan fisiologi hampir seluruhnya
bergantung pada kemajuan dibidang fisika dan kimia. Kini teknologi
ilmu fisika terapan menyumbangkan peralatan untuk membantu
penelitian dibidang fisiologi serta pengetahuan dasar. Dalam mempelajari
fisiologi yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu tentang sel.
Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai
jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya.
Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan
tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis
organisme yang dipelajari. Banyaknya subjek menyebabkan penelitian di
bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi pada pemahaman bagaimana
ciri fisiologis berubah sepanjang sejarah evolusi hewan. Cabang ilmu lain
yang berkembang dari fisiologi adalah biokimia, biofisika, biomekanika,
dan farmakologi.
Fisiologi hewan air adalah Ilmu yang mempelajari fungsi,
mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel dari suatu
organisme (ikan sebagai hewan air). Termasuk dalam Fisiologi Hewan
Air adalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan (adaptasi),
Metabolisme, Peredaran darah, Respirasi, Reproduksi dan Pengambilan
makanan (nutrisi) (Zaldi, 2010).
2.1.3 Konsep Dasar Dalam Fisiologi
Sebelum melangkah ke dalam kajian tentang fungsi tubuh, marilah
kita kenali beberapa konsep penting yang sangat kita perlukan untuk
mempelajari fisiologi hewan. Konsep dasar yang dimaksud meliputi
konsep tentang lingkungan internal,cairan tubuh, homeostasis, regulasi,
3 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
dan adaptasi. Setiap system hidup (pada semua tingkatan) selalu bereaksi
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Pada
tahun 1879, seorang ahli fisiologi asal Perancis bernama Claude Bernard
mengusulkan suatu syarat penting bagi hewan yang ingin dapat bertahan
hidup dilingkungannya yakni bahwa hewan harus mempertahankan
stabilitas pada lingkungan internal atau cairan tubuhnya. Pada tahun
1855, Bernard mengemukakan bahwa penyebab terjadinya berbagai
reaksi yang menstabilkan lingkungan internal ialah adanya senyawa
khusus yang dihasilkan oleh semua organ dan dikeluarkan ke cairan
jaringan.peryataan tersebut menjadi pelopor munculnya gagasan
mengenai hormone dan regulasi atau pengaturan kimia.
Pada tahun 1929 W.B Cannor, seorang ahli fisiologi asal Amerika,
mengembangkan gagasan Bernard dan memperkenalkannya dengan
istilsh homeostasis. Homeostasis ialah keadaan lingkungan internal yang
konstan dan mekanisme yang bertanggung jawab atas keadaan konstan
tersebut. Lingkungan internal ialah cairan dalam tubuh hewan yang
merupakan tempat hidup bagi sel penyusun tubuh. Cairan tubuh hewan
meliputi darah, cairan interstisial, cairan selomik, dan cairan lain yang
terdapat dalam tubuh. Untuk dapat bertahan hidup, hewan harus menjaga
stabilitas lingkungan internalnya antara lain keasaman atau pH, suhu
tubuh, kadar garam, kandungan air, dan kandungan nutrein atau gizi.
Mamalia (golongan hewan yang memiliki kelenjar susu) dan aves
(golongan burung) memiliki kemampuan mengatur berbagai faktor
tersebut dengan sangat tepat. Oleh karena itu avae dan mamalia disebut
regulator.
Sebagai mamalia tubuh kita pun melakukan berbagai pengaturan
agar kondisi dalam tubuh kita tetap terjaga. Dapatkah kita menunjukan
bukti bahwa tubuh kita melakukan bergagai pengaturan. Cobalah kita
fikirkan apakah yang kita alami ketika udara sangat panas atau dingin?
Apabila tuguh kita dalam keadaan sehat (normal), dalam keadaan cuaca
yang panas atau sangat panas maka tubuh kita akan berkeringat.
Sebaliknya, apabila dalam keadaan udara sangat dingin tubuh kita akan
4 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
merasakan kedinginan atau bahkan mengigil. Itulah slah satu bahwa
tubuh kita sedang mengatur suhu. Dalam hal ini manusia dikatakan
melakukan regulasi suhu tubuh atau termoregulasi.
Kebanyakan hewan selain aves dan mamalia tidak mampu
mempertahankan keadaan lingkungan internal yang selalu tepat. Hewan
yang lingkungan internalnya berubah seiring dengan perubahan
lingkungan eksternalnya dinamakan golongan konfernor. Proses
timbulnya perubuahan dalam tubuh hewan yang membuat hewan tersebut
dapat bertahan ketika lingkungan eksternalnya berubah disebut adaptasi.
Adaptasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu aklimasi dan
aklimatisasi. Aklimasi adalah perubahan adaptif yang terjadi pada hewan
dalam kondisi laboratorium yang terkendali. Dalam keadaan demikian
biasanya hanya satu atau dua faktor lingkungan yang berubah.
Haldemikian sangat jarang terjadi kondisi yang alamiah. Dalam
lingkungan alamiah perubhan faktor lingkungan biasanya bersifat
kompleks dalam tubuh, yang terjadi pada kondisi alamiah dan berkaitan
dengan adanya perubahan banyak faktor lingkungan eksternal,
dinamakan aklimatisasi. Untuk memahami fungsi tubuh hewan secara
utuh, diperlukan kajian berbagai fungsi tubuh secara lengkap baik pada
kondisi alamiah maupun laboratorium. Sayangnya mempelajari fungsi
tubuh hewan pada kondisi alamiah sangat sulit dan hanya dapat
dilakukan untuk hewan tertentu saja. Dengan demikian mempelajari
fungsi tubuh hewan dalam lingkup laboratorium sama pentingnya dengan
mempelajari fungsi tubuh hewan dalam lingkungan alami dihabitat
aslinya.
2.1.4 Metode Ilmu Faal Atau Fisiologi
Ilmu faal merupakan ilmu yang mempelajari peran atau fungsi alat
tubuh suatu makhluk hidup. Adapun metode-metode yang digunakan
dalam ilmu faal adalah sebegai berikut.
1) Metode observasi
5 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
Mengamati aktivitas dan perubahan yang terjadi di dalam suatu alat
tubuh karena pengaruh berbagai keadaan lingkungan.
2) Metode analisis kimia
Menganalisa secara kimia substansi yang diperlukan dan juga substansi
yang dihasilkan oleh hewan.
3) Metode pengamatan secara mikroskopi
Mengamati dengan menggunakan mikroskop struktur suatu sel baik
dalam keadaan aktif maupun dalam keadaan pasif
4) Metode perfusi
Merupakan suatu cara dimana seluruh bagian dari suatu alat tubuh dan
larutan nutrisi atau darah dialirkan dengan sirkulasi buatan ke alat tubuh
tersebut.
5) Metode kultur jaringan
Dengan mengamati pertumbuhan sel yang telah diambil dari tubuh dan
ditempatkan dalam kultur medium.
6) Metode penyuntikan
Yaitu dengan menyuntikkan suatu substansi kedalam tubuh untuk
mengetahui pengaruh substansi tersebut terhadap tubuh.
7) Metode pencakokan
Dengan memindahkan suatu jaringan dari satu bagian tubuh hewan ke
bagian tubuh hewan yang lain
8) Metode pencatatan
Suatu teknik untuk memperoleh grafik dari aktivitas alat-alat tubuh.
2.1.5 Proses Fisika Kimia yang Terlibat dalam Fisiologi
Hubungan antara fisiologi, pencernaan, nutrisi, dan pertumbuhan yang
saling terkait, maka sangat perlu pemahaman tentang fisiologis pencernaan
dalam pengembangan budi daya ikan. Pencernaan makanan sendiri
didefinisikan sebagai proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme
fisika dan kimia, sehingga menjadi zat yang mudah diserap dan disebarkan
ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Dalam mempelajari sistem
pencernaan makanan pada ikan ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu
6 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
studi struktur alat pencernaan dengan cara anatomi, histologi, dan sitologi;
dan studi biokimia, dengan analisis kadar nutrien pada makanan, feses,
tubuh ikan, analisis enzim, dan aktivitas enzimatik. Pencernaan secara fisik
dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi
pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara
mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui
gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara
mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena
adanya peran cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi
dimulai di bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang
berperan dalam proses pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di
segmen tersebut yaitu disekresikan oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini
selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif yang berperan
pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas, dan
dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah
yang menyebabkan 2 perubahan makanan dari yang asalnya bersifat
komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel makro
menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat
terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang
selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Kemampuan ikan mencerna jenis
pakan bergantung pada kualitas dan kuantitas pakan serta kuantitas enzim
yang ada dalam alat pencernaan. Selain itu alat pencernaan sendiri juga
sesuai dengan jenis makanan yang dikonsumsi ikan, apakah ikan tersebut
termasuk herbivora, carnivora, maupun omnivora. Masing-masing
mempunyai perbedaan yang spesifik jika dilihat alat pencernaannya.
Adapun untuk jenis dan fungsi enzim yang berperan dalam proses
pencernaan ikan relatif sama, baik kelenjar-kelenjar yang menghasilkan
enzim tersebut, maupun jenis zat makanan yang dicerna. Berikut organ yang
mengalami proses kimia dan fisika dalam fisiologi.
1) Mulut
Mulut Posisi mulut pada ikan sangatlah bervariasi di setiap jenis ikan.
Hal ini sangat tergantung dari kebiasaan memakan ikan, jenis pakan yang
7 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
dimakan serta ukuran pakan yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Jadi
fungsi dari mulut adalah sebagai alat untuk memasukkan makanan.
Makanan oleh ikan tidak dikunyah atau dicerna seperti vertebrata kecuali
beberapa jenis ikan herbivor. Mulut dan tepi mulut dilengkapi dengan
ujung saraf dan gigi yang berbeda-beda letak, jumlah dan morfologinya.
Lapisan rongga mulut terdiri dari sel epitel lendir berlapis menempel
pada membran dasar yang tebal dan dilekatkan pada tulang atau urat
daging dengan dermis yang tebal. Secara histologis, rongga mulut dan
faring seperti epitel kulit, mempunyai sel kejut lebih sedikit dan sel lendir
lebih banyak ditemukan di seluruh permukaan. Lamina propria yang padat
dan submukosa dari tenunan ikat alveolar terdapat di bawah epitel mukosa.
Bagian faring posterior dilapisi bentuk lipatan longitudinal yang pipih.
Rongga tutup insang sekitar insang mempunyai epitel tebal dengan
beberapa sel lendir dan sel kejut. Gigi bila ada terdapat pada tulang faring
bawah dan atas, sedangkan gigi rahang dan faring kecil dan jumlahnya
banyak.
2) Lambung
Lambung merupakan segmen dari pencernaan yang diameternya
relatif lebih besar bila dibandingkan dengan segmen lainnya. Besarnya
ukuran lambung ini berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung
makanan. Kemampuan ikan untuk dapat menampung makanan (kapasitas
lambung) sangat bervariasi antara 7 jenis ikan yang satu dengan yang
lainnya.
Secara umum fungsi lambung itu sama yaitu untuk menampung dan
mencerna makanan, namun secara anatomis terdapat variasi dalam bentuk.
Berdasarkan anatominya terdapat beberapa tipe lambung, yaitu:
a) Lambung berbentuk memanjang biasanya ditemukan pada beberapa
jenis ikan karnivora bertulang sejati.
b) Lambung berbentuk sifon, terdapat pada ikan golongan
Chondrichthyes dan kebanyakan ikan teleostei.
c) Lambung kaeka, terdapat pada ikan Polypterus, Amia, Anguilla.
3) Usus
8 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
Walaupun panjangnya bergantung pada jenis makanannya, usus ikan
berupa tabung sederhana yang berukuran sama dari lambung sampai
dubur. Jadi tidak mempunyai usus besar. Bentuknya dapat lurus seperti
pada betutu dan lele atau melingkar-lingkar seperti ikan nila, mas dan
gurame bergantung pada bentuk rongga perut. Mempunyai lapisan epitel
kolumnar sederhana, sel lendir melapisi lapisan submukosa yang berisi sel
eosinofilik bergranula, berbatasan dengan mukosa muskularis lapisan usus
4) Hati
Hati merupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk
proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang
kompak, berwarna merah kecoklatan. Secara umum posisi hati terletak
pada rongga bawah tubuh, di belakang jantung dan di sekitar usus depan.
Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantung bulat kecil, oval atau
memanjang dan berwarna hijau kebiru-biruan.Organ ini dinamakan
kantung empedu yang berfungsi untuk menampung cairan empedu. Organ
hati tersusun oleh sel-sel hati (hepatosit), dan diantara sel-sel tersebut
banyak dijumpai kapiler-kapiler darah dengan limpe sinusoid.
Saluran darah yang masuk ke organ hati terdiri atas arteri yang berasal
dari aorta dorsalis dan vena yang keluar dari organ hati adalah vena
hepaticus, vena ini kemudian menuju jantung. Secara umum, hati
berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein serta
tempat memproduksi cairan empedu. Pigmen empedu (bilirubin) pada sel
darah merah tua. Di usus, bilirubin akan diserap kembali dan kemudian
kembali ke hati. Sebagian dari bilirubin pada usus akan dibuang melalui
feses. Cairan empedu ini berperan sebagai emulsifikator lemak, sehingga
lemak dapat diserap oleh dinding usus.
5) Ginjal
Ginjal terletak di bagian atas peritonium (retroponium), sejajar dan di
bawah tulang belakang. Berwarna coklat muda. Ginjal ikan nila merah ini
berkembang dengan baik, sehubungan dengan kondisi lingkungan air
tawar yang hipotonik terhadap cairan tubuh. Fungsi dari ginjal tersebut
adalah suatu organ yang berperan dalam penyaringan beberapa bahan
9 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
buangan sisa metabolisme. Bahan-bahan yang dibuang lewat ginjal, antara
lain ureum, air, dan garam mineral. Sel-sel yang bertanggung jawab pada
penyaringan ini adalah glomerulus, yamg disebut kapsul bowman.
Sedangkan yang berfungsi sebagai reapsorsi ion adalah tubuli ginjal. Unit
terkecil dari ginjal adalah nepron yang terdiri atas badan malphigi dan
tubuli ginjal.
Badan malphigi berfungsi untuk menyaring hasil buangan metabolik
yang terdapat dalam darah. Darah tidak ikut tersaring dan 9 masuk ke
dalam pembuluh darah balik. Protein tertahan dalam darah. Cairan
ekskresi ini kemudian masuk ke tubuli ginjal. Glukosa dan beberapa
mineral dan cairan lainnya diserab kembali ke dalam darah. Hasil buangan
etabolik yang tidak tersaring dan tidak terserap kembali akan masuk ke
saluran pengumpul terus ke kantong kemih dan dikeluarkan lewat lubang
pelepasan.
6) Insang
Menurut Fujaya (2002), pada insang, sel-sel yang berperan dalam
osmoregulasi adalah sel-sel chloride yang terletak pada dasar lembaran-
lembaran insang. Studi mengenai fungsi dan biokimiawi insang teleostei
mengindikasikan bahwa insang teleostei merupakan pompa ion untuk
chloride (Cl- ), sodium (Na+ ) dan potasium (K+ ). Ion Na+ dibutuhkan
dalam proses pemompaan NH4+ dan H+ dari dalam tubuh ikan ke
lingkungannya.
7) Jantung
Peranan jantung sangat penting dalam hubungannya dengan
pemompaan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah.
Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan
penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam,
antibodi, senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga
diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai ke
bagian-bagian jaringan-jaringan tubuh.
Organ jantung dilapisi oleh selaput tipis yang disebut lapisan
perikardium. Bagian-bagian jantung ikan ini adalah sinus venosus, atrium,
10 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
ventrikel, dan bulbus arteriosus. Ruang jantung dipisahkan oleh sebuah
klep berbentuk setengah bulat, bagian luar jantung ditutupi oleh
epikardium yang terdiri atas perikardial mesothelium dan sedikit jaringan
pengikat pembuluh-pembuluh darah terdapat bagian antara epikardium
dan otot jantung yang terletak di 10 bawahnya terutama bagian ventrikel.
Pada semua jenis ikan, jantung mempunyai suplai darah koronari.
Koronari tersebut berasal dari sitem hipobranchial anterior.
8) Otak
Salah satu sistem saraf yang dapat diamati secara anatomi adalah otak.
Otak merupakan pusat kegiatan saraf, terletak di dalam rongga
neurocranium, berbentuk seperti bunga karang berwarna putih tulang
cenderung kekuningan. Fungsi otak pada dasarnya untuk setiap makluk
hidup sama, yaitu
a) sebagai bagian input, otak menerima dan menafsirkan informasi dari
semua alat indera, internal maupun eksternal,
b) sebagai bagian output, otak mengirim peringatan terkoordinir ke semua
bagian tubuh, dapat sebagai simpul saraf atau hormon,
c) sebagai perpaduan dari kedua aspek fungsi otak tersebut. Susunan otak
ikan mirip seperti hewan vertebrata yang lain.
2.2 Sel dan Organel-organelnya
Hidup menunjukkan berbagai tingkat organisasi. Atom terorganisir ke
dalam suatu molekul, molekul ke dalam organela, dan organela ke dalam sel,
dan sebagainya. Sama seperti atom yang merupakan unit dasar suatu materi,
sel merupakan unit struktural dan fungsional dasar dari semua makhluk
hidup. Kata sel berasal dari bahasa Latin ‘cella’ yang berarti ruangan yang
kecil, dan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli mikroskop yang meneliti
struktur gabus. Semua sel digambarkan dengan membran sel dan semua sel
mempunyai sitoplasma. Namun demikian, di luar generalisasi ini, terdapat
beberapa perbedaan diantara sel pada organism-organisme yang berbeda. Sel
dari Domain Arkhaea dan Bakteri (keduanya adalah Prokariota) berbeda
dengan organism yang lainnya. Prokariota tidak mempunyai membran yang
11 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
menyelubungi nucleus, juga beberapa organela bermembran yang bebas. Sel
dari Domain Eukariota (Tumbuhan, Binatang, Fungi, dan Protista) memiliki
nucleus yang sebenarnya (dengan membran ganda) yang melingkupi
kromosom, dan terdapat berbagai organela bermembran yang bebas yang
ditemukan pada sitoplasma. Sel eukariota yang autotropik, dapat dikenali
dengan adanya struktur fotosintetik yang disebut kloroplas yang tidak
ditemukan pada sel yang heterotropik.
Tokoh-tokoh penemu teori sel :
1. Robert Hooke (1635 – 1703)
Orang yang pertama menyebutkan istilah sel yaitu cellulae=ruangan kecil
yang kosong danmengamati sayatan gabus tutuip botol (Quercus suber),
merupakan sel mati yang tidak memilki isi sel.
2. Antonie Van Leeuwenhoek (1723)
Seorang ahli asah lensa dari Belanda, membuat mikroskop sederhana ,
Memeriksa cairan setetes air kolam microscopic “animalcules” (hewan
kecil) merupakan:sel bakteri dan orang yang pertama kali melukiskan
bentuk-bentuk bakteri.
3. Robert Brown (1833)
Ilmuwan Skotlandia yang pertma kali menemukan inti sel pada sayatan sel
anggrek Inti sel disebutnya sebagai nukleus.Nukleus ini merupakan
struktur sel yang sangat penting bagai kehidupan.
4. Felix Durjadin (1835)
Tokoh berkebangsaan Perancis yang pertama kali menemukan cairan sel
yang hidup (sarkode) yang merupakan bagian penting dari sel
Menururtnya bagian terpenting dari sel adalah isi sel yang berupa cairan
hidup yang berada dalam suatu lumen.
5. Johanes Purkinje
Merupakan ilmuwan yang menyatakan bahawa isi sel adalah protoplasma.
Protoplasma merupakan bahan penting pada sel yang melangsungkan
kehidupan.
Ada beberapa teori tentang sel diantaranya:
12 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
1. Sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, semua makhluk
hiudp tersusun atas sel.
Tokoh pencetus teori ini adalah:
- M. Schleiden (1804-1881) : sel tumbuhan
- Theodore Schwann (1810 -1882) : sel hewan
2. Sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup
- Dikemukakan oleh Max Schulze tahun 1861
-Sel mengatur fungsi-fungsi pda makhluk hidup
3. Sel adalah kesatuan pertumbuhanm dari makhluk hidup
- Dikemukakan oleh Rudolf Virchow (1858)
Beliau menyatakan bahwa makhluk hiudp berasal dari pertumbuhan sel
sebelumnya “omne cellulae a cellulae”
4. Sel merupakan kesatuan hereditas (sifat menurun) makhluk hidup
Dikemukakan oleh biarawan Austria Gregor Mendel (1822-1884)
Sel mengandung sifat keturunan (genetik) atau hereditas yang diwariskan
pada keturunanya.
2.2.1 Pengertian Sel
Sel berasal dari kata Latin cella yang berarti ruangan kecil. Ukuran sel
bermacam-macam dan bentuk sel juga bermacam-macam. Meskipun
ukuran sel sangat kecil, strukturnya sangat rumit dan masing-masing
bagian sel memiliki fungsi khusus. Misalnya, mitokondria yang terdapat di
dalam sel berfungsi sebagai penghasil energi, sedangkan lisosom berfungsi
sebagai pencerna.
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah
tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecilyang berdiri
sendiri. Sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan
respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel,
dan terhadap rangsangan. Sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Sel
juga disebut sebagai satuan fungsional makhluk hidup. Perkembangbiakan
dilakukan melalui pembelahan sel, pembelahan sel dilakukan baik oleh
organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara langsung
13 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan
secara mitosis.
Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentun sifat-sifat
makhluk hidup. dengan adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat
diwariskan kepada keturunannya.
Gambar 1. Sel
2.2.2 Struktur Sel
Struktur sel dibagi menjadi struktuk sel prokariotik dan eukariotik.
a) Struktur sel prokariotik
Semua sel prokariotik mempunyai membram plasma, nukleoid
(berupa DNA dan RNA), dan sitoplasma yang mengandung ribosom.
sel prokariotik tidak memiliki membram inti. Karena tidak mempunyai
membram inti maka bahan inti yang berada di dalam sel mengadakan
kontak langsung dengan protoplasma. Ciri lain dari sel prokariotik
adalah tidak memiliki sistem endomembram (membram dalam), seperti
reticulum endoplasma dan komplek golgi.selain itu, sel prokariotik juga
tidak memiliki mitokondria dan kloropas, namun mempunyai struktur
yang berfungsi sama, yaitu mesosom dan kromatofor. Contoh: bakteri
dan ganggang biru. Adapun sel prokariotik meliputi sebagai berikut:
14 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
Gambar 2. Sel prokariotik
b) Struktur sel eukariotik
Perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sel
eukariotik memiliki membram inti, sedangkan sel prokariotik tidak.
selain itu sel, eukariotik memiliki sistem endomembram, yakni
memiliki organel-organel bermembram seperti retikulum endoplasma,
komplek Golgi, mitokondria, dan lisosom. sel eukariotik juga memiliki
sentriol, sedangkan sel prokariotik tidak. adapun sel eukariotik meliputi
sebagai berikut:
Gambar 3. Sel Eukariotik
15 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
2.3 Membran Sel
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,
plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel
berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel
dengan
lingkungan diluar sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih
terdapat
dinding sel atau cell wall). Yang fungsinya untuk melindungi inti sel dan
sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma (Wikipedia,2012:1).
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat
semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran
zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport
aktif. Membran plasma disusun oleh fosfolipid, protein dan kolesterol.
Membran sel atau membran plasma adalah struktur selaput tipis yang
menyelubungi sebuah sel yang membatasi keberadaan sebuah sel,
sekaligus juga memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel
dengan lingkungannya. Namun membran sel tersebut tidak sekedar
merupakan sebuah penyekat pasif, melainkan juga sebuah filter yang
memiliki kemampuan memilih bahan bahan yang melintasi dengan tetap
memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel. Bahan bahan
yang diperlukan oleh sel dapat masuk, sedang bahan bahan yang
merupakan limbah sel dapat melintas ke luar sel.
Perkembangan pembentukan membran sel merupakan tahap sangat
penting dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa
membran sel, sebuah sel mungkin melangsungkan kehidupannya. Semua
membran organisme hidup, termasuk membran sel dan membran internal
sel eukariotik, mempunyai susunan umum yang sama, yaitu terdiri atas
himpunan molekul lipid dan protein yang terikat secara non-kovalen.
16 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
Gambar 4. Membran Plasma
2.3.1 Struktur Membran Sel / Membran Plasma
Sebelum berhasil diisolasinya membran sel, sebagian besar teori
tentang struktur membran sel didasarkan atas data yang diperoleh secara
tidak langsung. Misalnya dalam tahun 1902 oleh Overton diajukan teori
bahwa membran sel merupakan lapisan tipis lipid, karena kenyataan zat-
zat yang larut dalam lipid dapat menembus membran sel. Sedang dari
beberapa sifat membran sel yang lain, oleh Danielli diusulkan bahwa
membran sel terdiri atas lapisan rangkap lipid yang diapit oleh lapisan
protein pada kedua sisinya.
Sebelum diajukan teori membran sel oleh Singer dan Nicolson dalam
tahun 1972, teori-teori tentang struktur membran sel dapat disimpulkan
dalam 3 kelompok.
a) Teori lembaran (Leaflet theory), yang pada dasarnya menyatakan
bahwa membran sel tersusun oleh lapisan-lapisan.
b) Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-
protein berbentuk sebagai bola-bola yang tersusun membentuk
lembaran.
c) Teori dinamis, yang menyatakan bahwa struktur membran sel dapat
berbentuk lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-
bola mengikuti keadaan dan kebutuhan.
17 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
2.3.2 Penyusun Membran Sel
Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan
protein (lipoprotein). Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol.
Sterol umumnya berupa kolesterol. Menurut Ardiyanto (2011:1) protein
penyusun membran sel terutama terdiri dari glikoprotein. Berikut adalah
penyusun membrane sel :
1. Lipid
Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran sel dalam
tubuh organisme hidup tersusun dari molekul molekul lipid dalam dua
lapisan berasal dari percobaan yang dilakukan dalam tahun 1925. Lipid
yang diekstraksi dengan aseton dari membran sel darah merah yang
ditempati oleh selapis molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan
sel darah merah. Kesimpulan percobaan tersebut sangat mempengaruhi
konsep biologi sel pada saat itu, sehingga sebagian besar model struktur
membran sel berdasarkan asumsi tersusun oleh molekul lipid dalam dua
lapisan dapat diterima jauh sebelum struktur sebenarnya dapat dipastikan
kebenarannya.
Selanjutnya pada pengkajian dengan difraksi sinar-X pada berbagai
membran organisme hidup menunjukkan bahwa molekul molekul lipid
tersusun dalam dua lapisan. Kesimpulan ini didukung pula oleh kenyataan
bahwa membran sel tersebut dapat dibelah secara mekanik melalui bidang
tengahnya menjadi dua lembar lapisan tunggal, apabila membran sel
tersebut dibekukan lebih dahulu.
Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amphipathic:
fosfolipida, glikolipid, dan kolesterol. Jumlah dari masing-masing
tergantung pada jenis sel, tetapi dalam sebagian besar kasus fosfolipid
yang paling berlimpah. Terdapat 3 tipe lipid, yaitu:
a. Fosfolipid.
Molekul fosfolipid terdiri atas dua bagian; bagian hidrofilik yang dekat
dengan air dan hidrofobik yang menjauhi air. Untuk melindungi bagian
hidrofobik bersentuhan dengan air terbentuklah 2 lapisan, sehingga
18 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
bagian hidrofilik terpapar kepada air. Molekul lipid sebenarnya tidak
larut dalam air, melainkan dapat larut dalam berbagai pelarut organik.
Dari sebagian lapisan lipid sebuah sel hewan seluas 1 mikrometer kali 1
mikrometer, dapat diperoleh sebanyak 5 x 10 pangkat 6 molekul lipid
atau sebanyak 10 pangkat 6 molekul apabila diambil dari seluruh
permukaan sel.
b. Kolesterol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari molekul
lipid). Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak banyak
mengandung kolesterol. Kolesterol lebih sedikit dibandingkan lipida
membran lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus hidroksil
dari kolesterol yang bersifat hidrofilik menentukan orientasi molekul ini
pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada bagian permukaan
membran.Kolestrol pada membrane sel berfungsi untuk mengatur
fluiditas dan stabilitas mebran serta mencegah asam lemak lebih
merapat dan mengkristal dengan meningkatkan suhu pretransisi.
Gambar 5. Kolesterol (Dalle,1983:3)
c. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat,
biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi
istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung
satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor.Glikolipid dapat diturunkan
dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai
spingolipida
19 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
Gambar 6. Penyusun Membran plasma
Ketiga jenis lipid tersebut bersifat amfipotik, artinya molekulnya
memiliki ujung hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung
hidrofilik atau polar (menyenangi air). Molekul fosfolipid digambarkan
sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung polar) dan dua ekor (ujung
nonpolar). Bentuk ekor tersebut berasal dari 2 molekul asam lemak yang
terikat pada molekul gliserol dengan 3 karbon dan bentuk kepala berasal
dari ikatan molekul dengan asam fosfat. Panjang ekor beragam dari 14-24
atom karbon, yang biasanya salah satunya berasal dari gugus asam lemak
jenuh, sedang ekor yang lain berasal dari gugus asam lemak tidak jenuh.
Adanya ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan membengkoknya
rantai gugus asam lemak.
Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut
dikitari oleh lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri
sedemikian rupa sehingga bagian ekor yang hidrofobik terlindung dari air.
Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui
2 cara:
1) Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung
air dengan ekornya mengarah ke pusat bola
2) Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai
dinding bola yang mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan
dwilapis lipid sebuah sel.
Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro.
Keberadaan susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan
20 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
membelah membran sel yang dibekukan. Dari percobaan percobaan
selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan gerakan gerakan molekul
lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:
1) Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang
dinamakan “flip-flop” ini sangat jarang terjadi.
2) Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya
sendiri
3) Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul
4) Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.
Dengan adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel
bukanlah merupakan struktur lapisan yang kaku, melainkan merupakan
struktur yang mempunyai sifat fluiditas seperti cairan. Semakin banyak
rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak jenuh),
makin besar sifat fluiditasnya.
Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian
hidrofobik, juga dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di antara
molekul fosfolipid. Pada membran sel eukariotik perbandingan molekul
kolesterol dengan molekul fosfolipid adalah 1:1. Makin banyak molekul
kolesterol, membran sel bersifat makin kurang cair. Molekul kolesterol
selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan mengurangi
permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air.
Kecairan sebuah membran sel yang memberi sifat lentur, sangat
membantu dalam mempermudah fungsi sel bersangkutan. Fungsi-fungsi
tersebut di antaranya endositosis, eksositosis, serta dimungkinkan
terjadinya fusi antara 2 sel yang bersentuhan.
2. Protein Membran Sel
Jika molekul molekul lipid yang membentuk dua lapisan adalah
kerangka dasar membran sel, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis
molekul lain yaitu dalam bentuk berbagai jenis molekul protein. Hubungan
antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan dengan
molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya, yaitu bahwa
21 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
molekul protein dalam membran sel seakan-akan “terendam” dalam
molekul lipid-lipid yang berada dalam ukuran 2 dimensional. Keberadaan
molekul molekul protein yang berbeda jenis dan berat molekul dalam
membran sel memberikan perbedaan sifat dan kemampuan fungsi dari
masing masing sel. Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai
enzim, reseptor, marka, wahana transportasi melalui membran dan lain-
lainnya.
Apabila membran sel dari eritrosit dipisahkan, orang dapat
membedakan paling sedikit adanya 3 jenis protein yaitu: spektrin,
glikoforin dan “band III”. Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60 %
dari seluruh jenis protein yang paling menonjol karena merupakan 30 %
dari jumlah protein seluruhnya, namun spektrin sebenarnya bukan protein
yang ada dalam membran sel. Spektrin bukan bagian dari membran sel,
karena berada diluar membran sel. Seperti juga molekul molekul lipid
pada dua lapisan dapat bergerak mengalir ke samping, maka molekul-
molekul protein ini dapat pula ditunjukkan bergerak bebas dalam membran
sel, tanpa mengubah kedudukan dalam dua lapisan.
Beberapa jenis protein membran dapat dibedakan berdasarkan
hubungan dan kedudukannya terhadap dua lapisan molekul lipid.
1) Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga
ujung-ujung molekul dapat menonjol pada kedua permukaan
membran sel.
2) Sebagian dari molekul protein terdapat diantara molekul lipid dari
bagian dua lapisan, ujung molekul protein menonjol pada salah satu
permukaan membran sel.
3) Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul
lipid sebagian ujung molekul protein menonjol pada permukaan
membran sel.
4) Molekul protein berada pada permukaan membran sel, tetapi terikat
dengan perantaraan molekul protein lain.
Kedudukan protein yang berbeda-beda tersebut bergantung pada
struktur molekul proteinnya sendiri. Adanya kedudukan penggal-penggal
22 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
peptida dalam hubungannya dengan air di lingkungannya akan dibedakan
menjadi daerah polar yang hidrofilik, maka kedudukan molekul protein
dalam molekul lipid akan menyesuaikan diri berdasarkan daerah daerah
tersebut. Dalam penyesuaiannya rantai protein akan melipat-lipat. Penggal
yang bersifat hidrofobik berada dalam membran, sedang penggal yang
hidrofilik berada pada permukaan membran. Seperti dikemukakan di
depan, keberadaan protein ini dapat ditunjukkan dengan mikroskop
elektron setelah membran plasma dibekukan kemudian pecah secara
mekanik sehingga terbelah. Dapat diringkas bahwa kedudukan molekul
protein terhadap lapisan lipid pada struktur membran sel adalah:
1) Protein integral pada membran sel tersusun secara mosaik diantara
lapisan molekul lipid.
2) Molekul protein ikut bergerak mengikuti molekul dua lapis lipid yang
merupakan struktur dasar membran sel / membran plasma yang
bersifat cairan yang bergerak.
Singer dan Nicolson (1972) berdasarkan fakta struktur membran sel
dan sifat fluiditas membran sel mengajukan teori tentang membran sel
berdasarkan model mosaik cair (fluid mosaic model). Hingga sekarang ini,
model mosaik cair masih dianggap sebagai kebenaran sehingga semua
pembahasan yang melibatkan membran sel berdasarkan teori model
mosaik cair membran sel. Model struktur molekular membran sel menurut
Singer dan Nicolson dapat menerangkan bahwa fenomena yang terdapat
pada membran sel yang tadinya tidak dapat dijelaskan dengan model
model lain yang telah ada sebelumnya.
3. Molekul Karbohidrat Membran Sel
Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaanya yang
sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan
protein membran (glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid
(glikolipid). Sebagian besar dari protein membran yang dapat terlihat pada
permukaan membran sel diduga mengikat gugus gula, sedang kurang dari
1/10 molekul lipid dari lapisan luar dari lipid mengikat karbohidrat. Selain
23 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki sejumlah rantai-rantai
cabang oligosakarida, namun sebaliknya setiap molekul glikolipid hanya
memiliki sebuah rantai cabang. Karbohidrat dalam lemak berfungsi
untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein.
Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran sel
berkisar antara 2%-10% terhadap berat membran. Pada semua membran
sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu berada pada permukaan
membran sel yang tidak berhadapan dengan sitoplasma. Inilah salah satu
penyebab adanya bentuk asimetri dari membran sel yang terbentuk dari
dua lapisan lipid. Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada
beberapa sel eukariotik memberikan terminologi khusus, sekaligus sebagai
selubung sel atau glikokaliks. Selubung sel ini kadang kadang mudah
ditunjukkan dalam pengamatan mikrosokop cahaya dengan pewarnaan
khusus.
Dari lebih 100 jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3
jenis yang ditemukan pada molekul glikoprotein dan glikolipid membran.
Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose,
galaktosamin, glukosamin, glukose, dan asam sialik. Fungsi rantai cabang
oligosakarida pada glikolipid dan glikoprotein membran sel belum begitu
jelas. Sangat mungkin bahwa gugus oligosakarida membran membantu
agar molekul protein dapat terpancang kuat dalam membran sel dan
berperan menstabilkan struktur protein.
Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein dan
glikolipid membran sel yang terpapar pada permukaan sel, memberikan
petunjuk bahwa mereka sangat berperan penting dalam proses pengenalan
dalam komunikasi antar sel. Hal ini sangat jelas terdapat pada sel sel yang
terlibat dalam sistem imunitas.
2.3.3 Kerangka Membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga
macam jenis yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet
(Dhiyas,2012:1).
a. Mikrofilamen (Filamen aktin)
24 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
Bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya berbentuk jaring atau gel.
Aktin berfungsi membentuk permukaan membran.
b. Mikrotubula
Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari
mikrotubulin.
c. Filamen Intermediet
Berbentuk serat mirip tali, filamen intermediet memberi kekuatan
mekanis pada membran sel .
2.3.4 Fungsi Membran Sel
Anonim (2010:1) menjelaskan fungsi dari membran sel sebagai berikut:
a. Kompertemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang
membatasi dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran
sel menyelubungi isi seluruh sel, selain itu ada juga membran yang
membatasi nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan
sebagai ruang-ruang yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersubut
perlu di batasi oleh partisi atau tembok. Sehingga kegiatan di masing-
masing di satu ruangan dengan ruang yang lain. Di dalam sel
kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel
berisi cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut
merupakan malapetaka bagi sel tersebut.
b. Interaksi Antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab
terhadap interksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada
umumnya terdiri dari macam sel yang berbeda yang harus bekerja
sama untuk melaksanakan fungsi keseluruhan. Membran sel
menyilahkan sel untuk saling mengenal kemudian saling bertukar
substansi dan informasi dengan tidak memandang apakah sel sudah
terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.
c. Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan
hal yang sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat
25 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
terlibat dalam proses ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua
kehidupan adalah kemampuan sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah
energi cahaya matahari menjadi energi kimia yang terkandung dalam
karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuh-tumbuhan juga mampu untuk
mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP atau
senyawa lain berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di
dalam mambran dari mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya,
termal, makanikal diubah oloeh reseptor dari sistem saraf menjadi
implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam sistem saraf
tersebut. Meskipun mekanisme pengubahan ini belum diketahui secara
pasti, namun demikian membran sangat terlibat dalam proses ini.
d. Transfer Informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke
sel yang lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu
mengkombinasi dengan mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai,
seperti yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel
yang berbeda mempunyai membran yang memiliki reseptor yang juga
berbeda, sehingga bermacam-macan reseptor akan berkombinasi
dengan bermacam-macam “ligand”. Ligand adalah molekul atau ion
yang dapat berkombinasi dengan reseptor yang terdapat dalam
membran. Ligand yang paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor
tumbuhdan neurotrasmitter, semuanya terikat pada membran sel
tampa menembusnya. Interaksi antara reseptor yang terdapat di
membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat
menimbulkan stimulus baru yang terlibat dalam pengaturan
bermacam-macam kejadian dalam sel.
e. Penyediaan Enzim
Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran.
Contoh dapat dikemukakan di sini bahwah “Na-Kactivated ATPase
yang berkaitan dengan pompa sodium dan kalium terdapat di dalam
membran sel . enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi
merupakan bagian dari membran dari mitokondria. Sebaliknya enzim
26 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
monoamin oksidase yang menyebabkan katekolamin tidak aktif hanya
terdapat di bagian luar membran mitokondria. Sejumlah protein dan
glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel, bertindak sebagai
reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam
pengangkutan substansi ke dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam
membran sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses fosforilasi
oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor elektron yang paling
efisien tercapai apabila enzim berada saling berdekatan. Bagian dalam
membran menyediakan bantuan fisik dan orientasi yang diperlukan.
Protein dalam membran yang bertindak sebagai tempat pengikat bagi
bermacam-macam ion, asam aminon dan gula dikenal sebagai
“carrier” dipandang sebagai mekanisme dalam proses dalam trnspor
aktif. Sistem enzim dalam membran pada umumnya disebut
adenilsiklase yang terdapat pada hampir semua jaringan mamalia
kecuali sel darah merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan
perubahan ATP menjadi adenosin monofosfat siklik (cAMP) didalam
sel. Meningkatnya jumlah cAMP didalam sel selanjutnya membawa
pengaruh terhadap respons fisiologik dari sel, misalnya:sistem enzim
menjadi aktif, terjadi perubahan permeabilitas membran terhadap
substansi tertentu, terjadi sintesa atau sekresi hormon, sintesa protein.
f. Membran Sel Sebagai Perantara
Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut.
Kemampuan membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk
ke atau keluar dari sel, tetapi membatasi pergerakan substansi tertentu
disebut permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan permeabel
terhadap suatu substansi tersebut. Permeabilitas membran plasma
tergantung dari :
1) Ukuran Sel
Molekul berukuran besar tidak dapat menembus membran plasma.
Molekul air dan asam amino berukuran kecil dengan mudah dapat
menembus membran plasma, tetapi kebanyakan protein yang
27 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
merupakan gabungan dari banyak asam amino tergolong molekul
besar dan tidak dapat menembus membran plasma.
2) Kelarutan Dalam Lemak
Substansi yang larut dalam menembus membran plasma dengan
lebih mudah dibandingkan dengan substansi lain. Hal ini sebabkan
karena membran plasma terdiri lapisan lemak. Contoh substansi
yanglarut dalam lemak : O2, CO2 dan hormon steroid.
3) Muatan Ion
Muatan ion yang akan menumbus membran plasma sangat
menentukan susah mudahnya ion tersebut masuk ke atau keluar
dari sel. Zat yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan
membran plasma akan di tarik ke arah membran plasma sehingga
lebih muda menembus membran plasma,tetapi bila ion mempunyai
muatan sama dengan muatan membran plasma akan di tolak oleh
membran plasma dan pergerakan ion menembus mambran plasma
sangat terbatas. Gejala ini seuai dengan hukum fisika yang
menyatakan bahwa dua muatan yang sama akan saling tolak
menolak dan dua muatan yang berbeda saling tarik menarik.
4) Ada atau Tidak Adanya Mulekul Pengangkut
Beberapa protein yang disebut “carrier” maupun untuk mengikat
dan mengangkut substansi melintasi membran plasma.
2.3.5 Transportasi Molekul Melalui Membran
Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus
membran sel adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi
tertentu misalnya harus bergerak masuk ke dalam seluntuk menyokong
agar sel itu hidup, namun sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan
oleh metabolisme sel harus di keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya
dibuang keluar tubuh. Pergerakan substansi dapat dilakukan dengan cara
pasif maupun aktif.
1) Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan
28 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi
akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan
sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut
selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk. Osmosis
merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari
hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke
dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan
glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif
glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan
protein transpor.
2) Transpor aktif
Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan
suatu sel untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang
berbeda dari konsentrasi lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan
tenaga (yang terdiri daripada Adenosine Trifosfat atau ‘ATP’) untuk
menggerakkan bahan-bahan melalui membran plasma. Umumnya,
bahan-bahan ini terdiri daripada molekulmolekul berukuran besar seperti
protein-protein tertentu dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini bergerak
melintasi membran sel melalui salah satu dari 2 bentuk utama transpor
aktif,yaitu endositosis, atau eksositosis. Transpor aktif merupakan
pemompaan zat terlarut melawan gradiennya.Disamping membantu
protein transpor, difusi yang dipermudah masih dianggap transpor pasif
karena zat terlarutnya berpindah menuruni gradien
konsentrasinya.Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh
Rosenberg sebagai sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu
substansi dari sebuah area yang mempunyai potensial elektrokimiawi
lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses
tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme
29 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
kopling agar dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan
substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein.
Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein
dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang
menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun membran buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps,
dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers
dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu
protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP
driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light
driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin. Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai
aktivator enzim fosfatidil inositol-3 kinase dengan mekanisme dari dalam
sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil
inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik dari Na+
ATP sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase
tersebut pada membran plasma, berikut regulasi dan modulasi
aktivitasnya.
Gambar 7. Transport Aktif dan Pasif Membran Sel
Selain transport aktif dan transpor pasif kartolo (2007) manambahkan bahwa ;
3) Fagositisis
30 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran disebut
fagositosis atau disebut juga makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang
disebut psedopodia mendekap (melingkari) partikel padat disebelah luar sel.
Sekali partikel dilingkari, membran melekuk kedalam, membentuk kantung
yang berisi partikel tersebut. Kantung yang terbentuk ini disebut vakuola
fagositik yng kemudian memisahkan diri dari membran sel. Pada waktu
bersamaan terjadi pencernaan partikel yang terdapat di dalam vakuola
fagositik. Partikel yang tidak tercerna dan zat ampas hasil metabolisme sel di
singkirkan dari dalam sel dengan fagositik terbalik.
4) Pinositosis
Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di dekap
lebih merupakan larutan dari pada partikel padat. Disini tidak nampak ada
uluran sitoplasma sehingga caranya adalah dengan menarik larutan ke
permukaan membran, dan membran melekuk kearah dalam dan melingkari
larutan dan akhirnya terpisah dari membran. Hanya beberapa sel saja yang
melakukan fagositosis, sedangkan kebanyakan sel lainnya melakukan
pinositosis. Pergerakan substrat ke dalam sel dengan cara fagositosis atau
pinisitosis disebut endositosis, langkah pergerakan substansi kearah luar sel
disebut eksositosis.
31 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
BAB III
KESIMPULAN
Fisiologi hewan air adalah Ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan
cara kerja dari organ, jaringan dan sel dari suatu organisme (ikan sebagai hewan
air). Termasuk dalam Fisiologi Hewan Air adalah Penyesuaian diri terhadap
lingkungan (adaptasi), Metabolisme, Peredaran darah, Respirasi, Reproduksi dan
Pengambilan makanan (nutrisi) (Zaldi, 2010).
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan
kehidupan. sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi
lagi menjadi bagian yang lebih kecilyang berdiri sendiri. sel dapat melakukan
proses kehidupan seperti melakukan respirasi, perombakan, penyusunan,
reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap rangsangan. sel disebut satuan
struktural makhluk hidup. sel juga disebut sebagai satuan fungsional makhluk
hidup. perkembangbiakan dilakukan melalui pembelahan sel, pembelahan sel
dilakukan baik oleh organisme bersel satu mengadakan pembelahan secara
langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan
secara mitosis.
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat
semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke
dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport aktif. Membran
plasma disusun oleh fosfolipid, protein dan kolesterol. Membran sel atau
membran plasma adalah struktur selaput tipis yang menyelubungi sebuah sel yang
membatasi keberadaan sebuah sel, sekaligus juga memelihara perbedaan-
perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya. Namun membran sel
tersebut tidak sekedar merupakan sebuah penyekat pasif, melainkan juga sebuah
filter yang memiliki kemampuan memilih bahan bahan yang melintasi dengan
tetap memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel. Bahan bahan yang
diperlukan oleh sel dapat masuk, sedang bahan bahan yang merupakan limbah sel
dapat melintas ke luar sel.
32 | F i s i o l o g i H e w a n A i r
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, R. Dan M.U. Tang. 2002. Fisiologi Hewan Air. UNRI. Riau. Affandi, R.,
D.S. Sjafei., M.F. Rahardjo., Sulistiono. 2005. Fisiologi Ikan: Pencernaan
dan Penyerapan Makanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Griffiths, A.J.F., et. al. 2005. An Introduction to Genetic Analysis. W.H.
Freeman and company. England.
Hasan, O.D.S., R. Affandi., I. Mokoginta., dan N.R. Azwar. 2000
Pengaruh Pemberian Enzim Papain Dalam Pakan Buatan Terhadap Pemanfaatan
Protein dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurame, Osphronemus gouramy Lac.).
Jurusan IlmuIlmu Perairan dan Perikanan. Indonesia
Lehninger dan M. Thenawijaya. 1998. Dasar-Dasar Biokimia, Jilid I.
Erlangga. Jakarta. Schumm, D.E. 1993. Intisari Biokimia. Binarupa Aksara.
Jakarta
http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/17-
fisiologishal.pdf, 2010 (di akses pada tanggal 07 sept 2015 pukul 21.15 )
https://himbiounpad.files.wordpress.com/2013/06/fisiologi-hewan-air.pdf
(di akses pada tanggal 07 sept 2015 pukul 21.45 )
http://www.kompasiana.com/naffstradiv13/mata-kuliah-psikologi-faal-
fisiologi-pada-program-studi-psikologi_55008e3ea333111e7351144a (di akses
pada tanggal 07 sept 2015 pukul 22.17 )
http://biologychoirun.blogspot.co.id/2015/04/makalah-struktur-dan-fungsi-
organel-sel.html
http://dediferlamin.blogspot.co.id/2012/10/fisiologi-hewan-air_8676.html
http://dyahayu1993.blogspot.co.id/2012/06/fisiologi.html
http://isqalkurniawan.blogspot.co.id/2013/03/makalah-metode-metode-ilmu-
faal.html
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2014/10/struktur-membran-sel-dan-
fungsinya.html
http://yaulie.blogspot.co.id/2011/10/makalah-biologi-tentang-struktur-fungsi.html
33 | F i s i o l o g i H e w a n A i r