6
1 RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DAN PENGENDALIAN KINERJA PEGAWAI DISHUBKOMINTEL BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) Muhammad Aiyub 0404105020041 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala Email : [email protected] Supervisor: Prof. Dr. Ir. Yuwaldi Away, M.Sc /Email: [email protected] ABSTRACT Kedisiplinan pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu intansi baik itu swasta maupun intansi pemerintah. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan memanfaatkan teknologi identifikasi otomatis. Radio Frequency Identification (RFID) adalah metode identifikasi otomatis, dimana identifikasi data disimpan dalam perangkat elektronik, yang disebut RFID tag (transponder), dan data ini diambil oleh pembaca RFID (interogator) menggunakan frekuensi radio (D M Dobkin 2008). Teknologi RFID dapat digunakan untuk identifikasi, pelacakan, menemukan dan pemantauan baik orang maupun barang (atau keduanya) (M Mohandes 2010). Pada tugas akhir ini, pemanfaatan teknologi RFID untuk mengidentifikasi kehadiran dan aktifitas pegawai selama jam kerja. Hasil percobaan dari penelitian ini dengan menggunakan tag pasif tipe Mifare ISO/IEC 14443-A dengan frekuensi kerja 13,56 MHz dan jarak jangkauan < 10 cm menunjukkan Bahwa, dengan RFID dapat memantau kegiatan pegawai secara realtime dan juga tersimpan kedatabase yang datanya dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Kata Kunci : Absensi, Dishubkomintel, Contactless, RFID Reader, Tag,Pasif, ISO/IEC 14443 1. PENDAHULUAN Kedisiplinan pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu intansi baik itu swasta maupun intansi pemerintah, Akan tetapi, kedisplinan masih menjadi kendala besar pada pegawai pemerintahan. Salah satu dari tindakan indisipliner pegawai adalah menititip absen dan sering keluar masuk saat jam dinas. Permasalahan seperti ini mengakibatkan rendahnya produktifitas dan kinerja pegawai. Sehingga menghambat tujuan organisasi dalam memajukan Aceh yang sudah lama porak-poranda dengan konflik bersenjata dan musibah tsunami tahun 2004 lalu. Saat ini, teknologi identifikasi otomatis begitu populer dan banyak digunakan diberbagai bidang khususnya untuk absensi pegawai. Teknologi otomatis yang digunakan untuk absensi pegawai salah satunya adalah teknologi identifikasi berbasis biometrik yaitu mesin absensi berbasis fingerprint atau telapak tangan. Namun kemampuan teknologi ini hanya sebatas mencegah pemalsuan data absensi saja. Sedangkan untuk memantau pegawai yang sering keluar-masuk kantor tidak mampu di identifikasikan oleh sistem, karena sistem kerjanya membutuhkan sentuhan pisik (contact). Supaya dapat mendeteksi secara otomatis tanpa perlu melakukan sentuhan pisik (contactless) maka RFID adalah pilihan yang tepat dalam hal ini. Penelitian ini mencoba memanfaatkan teknologi berbasis RFID untuk memantau kinerja pegawai Dishubkomintel Pemerintah Aceh secara otomatis melalui contactless (tanpa sentuhan) bahkan tanpa disadari oleh pegawai sendiri bahwa dia sedang dipantau. Data yang teridentifikasi secara otomatis akan disimpan kedatabase dan pimpinan dapat memantau secara realtime. Data ini akan menjadi catatan harian,bulanan sampai tahunan buat pegawai untuk dievaluasi kinerjanya. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Sistem Identifikasi Otomatis Saat ini, teknologi sistem identifikasi otomatis telah menjadi aspek penting yang tidak hanya dalam industri, tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari (Amin R, L Yang, Manoz Tentzeris 2010). Beberapa teknologi identifikasi otomatis diantaranya adalah sistem berbasis

Final Project B.Eng-Muhammad Aiyub- RFID for Monitoring.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rfid

Citation preview

Page 1: Final Project B.Eng-Muhammad Aiyub- RFID for Monitoring.pdf

1

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DAN PENGENDALIAN

KINERJA PEGAWAI DISHUBKOMINTEL BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID)

Muhammad Aiyub

0404105020041

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Syiah Kuala Email : [email protected]

Supervisor: Prof. Dr. Ir. Yuwaldi Away, M.Sc /Email: [email protected]

ABSTRACT

Kedisiplinan pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu intansi baik itu swasta maupun intansi pemerintah. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan memanfaatkan teknologi identifikasi otomatis. Radio Frequency Identification (RFID) adalah metode identifikasi otomatis, dimana identifikasi data disimpan dalam perangkat elektronik, yang disebut RFID tag (transponder), dan data ini diambil oleh pembaca RFID (interogator) menggunakan frekuensi radio (D M Dobkin 2008). Teknologi RFID dapat digunakan untuk identifikasi, pelacakan, menemukan dan pemantauan baik orang maupun barang (atau keduanya) (M Mohandes 2010). Pada tugas akhir ini, pemanfaatan teknologi RFID untuk mengidentifikasi kehadiran dan aktifitas pegawai selama jam kerja. Hasil percobaan dari penelitian ini dengan menggunakan tag pasif tipe Mifare ISO/IEC 14443-A dengan frekuensi kerja 13,56 MHz dan jarak jangkauan < 10 cm menunjukkan Bahwa, dengan RFID dapat memantau kegiatan pegawai secara realtime dan juga tersimpan kedatabase yang datanya dapat diakses dimana saja dan kapan saja.

Kata Kunci : Absensi, Dishubkomintel, Contactless, RFID Reader, Tag,Pasif, ISO/IEC 14443

1. PENDAHULUAN

Kedisiplinan pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu intansi baik itu swasta maupun intansi pemerintah, Akan tetapi, kedisplinan masih menjadi kendala besar pada pegawai pemerintahan. Salah satu dari tindakan indisipliner pegawai adalah menititip absen dan sering keluar masuk saat jam dinas. Permasalahan seperti ini mengakibatkan rendahnya produktifitas dan kinerja pegawai. Sehingga menghambat tujuan organisasi dalam memajukan Aceh yang sudah lama

porak-poranda dengan konflik bersenjata dan musibah tsunami tahun 2004 lalu.

Saat ini, teknologi identifikasi otomatis begitu populer dan banyak digunakan diberbagai bidang khususnya untuk absensi pegawai. Teknologi otomatis yang digunakan untuk absensi pegawai salah satunya adalah teknologi identifikasi berbasis biometrik yaitu mesin absensi berbasis fingerprint atau telapak tangan. Namun kemampuan teknologi ini hanya sebatas mencegah pemalsuan data absensi saja. Sedangkan untuk memantau pegawai yang sering keluar-masuk kantor tidak mampu di identifikasikan oleh sistem, karena sistem kerjanya membutuhkan sentuhan pisik (contact). Supaya dapat mendeteksi secara otomatis tanpa perlu melakukan sentuhan pisik (contactless) maka RFID adalah pilihan yang tepat dalam hal ini.

Penelitian ini mencoba memanfaatkan teknologi berbasis RFID untuk memantau kinerja pegawai Dishubkomintel Pemerintah Aceh secara otomatis melalui contactless (tanpa sentuhan) bahkan tanpa disadari oleh pegawai sendiri bahwa dia sedang dipantau. Data yang teridentifikasi secara otomatis akan disimpan kedatabase dan pimpinan dapat memantau secara realtime. Data ini akan menjadi catatan harian,bulanan sampai tahunan buat pegawai untuk dievaluasi kinerjanya.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

2.1.1 Sistem Identifikasi Otomatis

Saat ini, teknologi sistem identifikasi otomatis telah menjadi aspek penting yang tidak hanya dalam industri, tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari (Amin R, L Yang, Manoz Tentzeris 2010). Beberapa teknologi identifikasi otomatis diantaranya adalah sistem berbasis

Page 2: Final Project B.Eng-Muhammad Aiyub- RFID for Monitoring.pdf

2

barcode, Smartcard, Biometric dan sistem berbasis RFID. Teknologi otomatis lain sistem kerjanya memerlukan kontak pisik (contact) antara pembaca dengan data yang dibaca, biasanya digunakan untuk keamanan dan mencegah pemalsuan data seseorang. Sedangkan Teknologi berbasis RFID sistem kerjanya tanpa menggunakan kontak (contactless).

2.2 Radio Frequency Identfication (RFID)

Radio Frequency Identification (RFID) adalah teknologi identifikasi otomatis yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk transmisi dan menerima informasi yang tersimpan dalam tag a tau transponder atas permintaan RFID reader (Jin Li and Cheng Tao 2006)(Amin R, L Yang, Manoz T 2010).

Suatu sistem berbasis Teknologi RFID memiliki beberapa keuntungan dibanding identifikasi konvensional, seperti rentang membaca lebih tinggi, lebih cepat transfer data, kemampuan RFID tag yang dapat ditanam kedalam suatu objek atau benda, kemampuan untuk membaca tag jumlah besar secara bersamaan (W-K.J, S.S Peng and W-H Huang 2008).

Gambar 2.1 Overview dari aplikasi berbasis RFID (sumber ; http://netrand.com.my/index.php)

Saat ini, teknologi RFID telah banyak

digunakan dalam dunia medis, identifikasi hewan, penanganan bagasi, layanan perpustakaan dan pelacakan lokasi secara realtime (H.A.Kadir, M.H.A.Wahab, Zarina T, M.R.M Tomari and M.N.Hj. 2010). Dari segi biaya biaya teknologi RFID sudah mulai turun, saat ini pelacakan bagasi adalah lapangan di sektor penerbangan di mana RFID telah terbukti paling berguna, dan menjadi diadopsi secara luas (M.Hohandes 2010).

2.2.1 Sistem Kerja sistem berbasis RFID

Kontrol dari RFID reader atas data adalah dengan cara melakukan pemrosesan sinyal digital dan yang diterima dari transponder RFID. Juga, bagian kontrol memungkinkan pembaca untuk berkomunikasi dengan transponder nirkabel dengan

cara melakukan modulasi, anticollision dan decoding data yang diterima dari transponder. Data ini biasanya digunakan untuk tag menginterogasi (baca) atau untuk memprogram ulang tag (menulis). Bagian ini biasanya terdiri dari sebuah mikroprosesor, sebuah blok memori, beberapa analog converter digital dan memblokir komunikasi untuk aplikasi perangkat lunak.

2.2.2 Komponen Utama dari RFID Dalam suatu sistem kerja yang mendasar,

komponen utama RFID ada tiga, yaitu; Tag (berisi microchip dan transponder), Reader (transceiver dan decoder) dan sebuah middleware/Aplikasi yang menghubungkan antara reader dan tag ke basisdata. Ada tiga tipe dari tag, yaitu; Tag Aktif, semi-pasif dan tag pasif.

(a)

(b)

Gambar 2.2 Komponen dan sistem kerja RFID (a) RFID Reader (b) Gambar Tag RFID

Reader atau juga disebut interogator atau

pemindai (scanner) berfungsi mengirim dan menerima data RF ke dan dari tag melalui antena. Tag Chip terdiri dari microchip dan elemen kopling-antena.

Tag RFID adalah devais yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. mumnya memiliki memori sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. Tag hanya diaktifkan ketika tag berada dalam zona interogasi interogator atau area yang terpantau oleh jangkauan reader.

Ada beberapa tipe dari RFID tag, baik dari segi bentuk pisik, catu daya maupun frekuensi kerja

Page 3: Final Project B.Eng-Muhammad Aiyub- RFID for Monitoring.pdf

3

Namun secara umum tag dapat dibedakan berdasarkan frekuensi kerja dan catu daya. Jika dibedakan menurut catu daya, ada 3 jenis dari tag ini, yaitu tag aktif, semi-pasif dan tag pasif.

Gambar 2.4 Tipe tag berdasarkan catu daya Tag aktif adalah yang catu dayanya

diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi daya yang diperlukan oleh RFID reader dan tag dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh. Sedangkan tag semi-Pasif adalah sebuah transponder yang memantulkan energi RF kembali kepada reader seperti pada tag pasif, tetapi juga memiliki sumber daya onboard untuk menjalankan rangkaian chip. Sementara itu, tag pasif adalah tag yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID.

2.2.3 Frequency Kerja

Frekuensi Kerja (Operating Frequency) adalah frekuensi gelombang elektromagnetik yang yang digunakan tag untuk berkomunikasi atau untuk mengambil daya (Daniel M. Dobkin 2007 ). Spektrum elektromagnet dimana RFID bekerja dibagi menjadi low frequency (LF), high frequency (HF), ultra-high frequency (UHF), dan microwave. Pita frekuensi yang paling sering ditemui adalah 125/134 kHz3, 13,56 MHz, 860-960 MHz, dan 2,4-2,45 GHz.

2.2.4 Regulasi dan Standarisasi Sampai saat ini belum ada lembaga atau badan dunia yang mengatur mengenai penggunaan frekuensi pada RFID. Pada dasarnya, setiap negara dapat membuat peraturan sendiri mengenai hal ini. Namun demikian, ada beberapa Badan utama yang tugasnya memberi alokasi frekuensi untuk RFID adalah sebagai berikut:

- USA: FCC (Federal Communications Commision)

- Canada: DOC (Department of Communication)

- Europe: ERO, CEPT dan ETSI

- Japan: MPHPT (Ministry of Public Management, Home Affairs, Post and Telecommunication)

- China: Ministry of Information Industry - Australia: Australian Communication

Authority - New Zealand: Ministry of Economic

Development

Frekuensi rendah (125 - 134 kHz dan 140 - 148.5 kHz) dan frekuensi tinggi (13.56 MHz) dari RFID tag dapat digunakan secara global tanpa lisensi. Frekuensi ultra tinggi ( 868 MHz -928 MHz) tidak boleh digunakan secara global karena belum ada standar global yang mengaturnya. Di Amerika Utara, UHF dapat digunakan tanpa lisensi pada rentang 908 - 928 MHz, tetapi restriksinya ada pada transmission power-nya.

2.2.5 Penerapan Aplikasi RFID

Secara aplikasi, teknologi RFID pertama kali diterapkan saat perang dunia kedua untuk mengidentifikasi Kawan atau musuh (friend or Foe). Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih. Pengadopsian RFID pun juga semakin luas diberbagai sector, sperti pada perpustakaan, penertakan, tranpostasi, pelacakan dan monitoring pegawai dan lainnya.

3. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pemodelan dan Perancangan Sistem

Pada penelitian ini, RFID digunakan untuk memantau data dan mengendalikan kinerja pegawai dishubkomintel supaya tidak ada lagi pegawai yang keluar-masuk saat jam dinas. Dengan demikian hal ini untuk meningkatkan kedisiplinan dan kinerja pegawai.

Gambar 3.1 Pemodelan Sistem

Dalam sistem ini ada dua database dan dua user intearface yaitu yang berbasis desktop dan berbasis web. Oleh karena itu, sistem harus dirancang sedemikian rupa untuk apa yang dibutuhkan yang

Page 4: Final Project B.Eng-Muhammad Aiyub- RFID for Monitoring.pdf

4

berbasis desktop dan apa yang dibutuhkan oleh sistem yang berbasis web. Pebaca dan database utama adalah sistem yang berbasis desktop sedangkan output akan ditampilkan melalui user interface berbasis web.

3.2 Perangkat yang digunakan

Adapun perangkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah RFID reader tipe ACR120U dan tag fasif Mifare 1K (ISO/IEC 14443).

3.3 Tampilan Sistem

Halaman login merupakan halaman pertama yang muncul ketika sistem ini dibuka, hal ini bertujuan untuk keamanan. Ibarat pintu gerbang, siapa yang masuk kedalam harus dicek terlebih dahulu, siapa yang boleh masuk kedalam dan siapa saja yang tidak boleh masuk. Begitu juga dengan sistem ini, jika ada user yang ingin mengakses ke sistem, maka harus memasukkan ‘username’ dan ‘password’ terlebih dahulu, jika sesuai maka menu atau fitur-fitur yang tersedia pada sistem yang dapat digunakan.

Gambar 3.2 tampilan halaman login

Halaman input data pegawai.

Gambar 3.3 input data pegawai

Input data RFID

Gambar 3.4 Input data tag RFID

Middleware

Gambar 3.5 Aplikasi penghubung antara reader dan

tag yang telah dikembangkan oleh ACS.

3.4 Pengujian Sistem

Hasil penelitian yang telah dilakukan dari sistem yang dibangun adalah seperti terlihat pada gambar (gambar 3.2). Sistem yang telah dibangun berupa web user interface untuk menginput data dan juga untuk menampilkan data.

Gambar 3.6 Aliran kerja dari sistem monitoring

Page 5: Final Project B.Eng-Muhammad Aiyub- RFID for Monitoring.pdf

5

Sedangkankan untuk middleware yaitu aplikasi pembaca untuk menghubungkan reader dan tag dalam pengujian ini adalah memanfaatkan aplikasi dari yang telah dibangun oleh ACS.

Gambar 3.6 Tampilan dari Pengujian sistem

Tag yang digunakan adalah jenis pasif mifare 1K dengan jarak bacaan <10 cm.

3.5 Hasil pengujian sistem

Data tag yang telah diidentifikasi oleh sistem.

Gambar 3.7 Tampilan data hasil identifikasi dengan perangkat RFID

\

Halaman Pencarian

Gambar 3.8 Pencarian Pegawai

Halaman Monitoring data per pegawai

Gambar 3.9 Data kinerja per pegawai

4. KESIMPULAN

Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, sistem berbasis fingerprint memiliki akurasi yang tinggi, sehingga sulit untuk dipalsukan data dari pegawai, sedangkan kekurangannya adalah hanya mampu mengidentifikasi secara cantact (dengan sentuhan) saja dan sistem hanya mampu memproses data satu persatu. Sedangkan teknologi RFID, seperti sistem yang telah dibangun dan diuji coba pada penelitian ini.

Hasil penelitian dari teknologi RFID dapat membuktikan teori yang mengatakan bahwa RFID menngunalam teknologi radio dalam mengidentifikasi data yang ditransmisikan oleh reader kepada tag. Dengan adanya komunikasi ini sehingga membuat RFID mampu membaca data tanpa melakukan sentuhan (contactless) antara pembaca dan object yang dibaca.

Penelitian ini juga telah membuktikan bahwa RFID ini memiliki akurasi dan kecepatan yang tinggi bahkan mampu membaca tag dalam waktu bersamanDalam suatu intansi pemerintahan, kedisiplinan pegawai masih sangat kurang. Sehingga mengakibatkan produktifitas dan kinerja dari pegawai sangat rendah. Oleh karena itu, RFID

Page 6: Final Project B.Eng-Muhammad Aiyub- RFID for Monitoring.pdf

6

DAFTAR PUSTAKA

Daniel M. Dobkin, 2008. RF in RFID Passive UHF RFID in Practice, Elsevier IncThe, 30 Corporate Drive, Suite 400, Burlington, MA 01803, USA

Mohamed Mohandes , 2010. A Case Study of an RFID-based System for Pilgrims Identification and Tracking , King Fahd University of Petroleum & Minerals Kingdom of Saudi Arabia.

Herdawatie., Kadir, Abdul., Abd. Wahab, Mohd. Helmy.,Tukiran, Zarina., Mohd Tomari, Mohd Razali., Hj. Mohd , and Mohd Norzali. 2010. Fusion of Radio Frequency Identification (RFID) and Fingerprint in Boarding School Monitoring System (BoSs) Universiti Tun Hussein Onn Malaysia.

Battezzati Ph.D, Luigi. March, 16th 2005. RFID: Technologies and Application (Visiting Professor di Operations al Politecnico di Milano Osservatorio sulle applicazioni del RFID del Politecnico di Milano). Politecnico di Milano, Geneva.