25
1. Bagaimana ciri-ciri umum Filum Annelida? 2. Bagaimana anatomi tubuh hewan yang termasuk Filum Annelida? 3. Bagaimana proses fisiologi dalam tubuh Filum Annelida ? -sistem gerak -sistem respirasi -sistem pencernaan -sistem sirkulasi -sistem sirkulasi -sistem eksresi -Sistem saraf -organ sensoris -sistem reproduksi -----cara kopulasi ------regenerasi 4. Bagaimana habitat hewan yang termasuk Filum Annelida? 5. Bagaimana klasifikasi filum Annelida? A. Filum Annelida Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul/annelus = cincin, gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang dikenal sebagai cacing gelang. Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, tubuhnya bersegmen-segmen. Mereka hidup di tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air.Pada umumnya Annelida hidup

Filum Annelida

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keanekaragaman hewan

Citation preview

Page 1: Filum Annelida

1. Bagaimana ciri-ciri umum Filum Annelida?

2. Bagaimana anatomi tubuh hewan yang termasuk Filum Annelida?

3. Bagaimana proses fisiologi dalam tubuh Filum Annelida ?

-sistem gerak

-sistem respirasi

-sistem pencernaan

-sistem sirkulasi

-sistem sirkulasi

-sistem eksresi

-Sistem saraf

-organ sensoris

-sistem reproduksi

-----cara kopulasi

------regenerasi

4. Bagaimana habitat hewan yang termasuk Filum Annelida?

5. Bagaimana klasifikasi filum Annelida?

A. Filum Annelida

Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul/annelus = cincin,

gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang dikenal sebagai cacing

gelang. Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, tubuhnya bersegmen-

segmen. Mereka hidup di tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air.Pada

umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang beberapa bersifat

komensal pada hewan-hewan akuatis dan ada juga yang bersifat parasit pada

vertebrata. Di samping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang

merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai sistem nefrosum,

sistem kardiovaskular tertutup dan sudah ada rongga tubuh (coelom) (Kastawi et

al, 2005).

1. Ciri-ciri Umum

Tubuh hewan Annelida bilateral simetris, panjang dan jelas bersegmen-

segmen, serta memiliki alat gerak yang berupa rambut-rambut kaku (setae) pada

tiap segmen. Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan setae pada bagian-

Page 2: Filum Annelida

bagian tubuh yang menonjol ke lateral, atau lobi lateralis yang disebut parapodia.

Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang yang terletak diatas epithelium yang

bersifat glanduler. Dinding tubuh dan saluran pencernaan dengan lapisan-lapisan

otot sirkuler dengan longitudinal; sudah mempunyai rongga tuhuh (coelom) dan

umumnya terbagi oleh septa; saluran pencernaan lengkap, tubuler, memanjangh

sesuai dengan sumbu tubuh. Sistem cardiovasculare adalah sistem tertutup,

pembuluh-pembuluh dan membujur, dengan cabang-cabang kecil (kapiler) pada

tiap segmen (metameter); plasma darah mengandung hemoglobin. Respirasi

dengan kulit, atau dengan branchia. Organ eksresi terdiri atas sepasang nephridia

pada tiap segmen. Sistem nervosum terdiri atas sepasang ganglia cerebrales pada

ujung dorsal otak yang berhubungan dengan berkas saraf medio-ventral yang

memanjang sepanjang tubuh, dengan ganglia pada tiap segmen; terdapat juga sel-

sel tangoreceptor dan photoreceptor. Kebanyakan bersifat hermaprodhit dan

perkembangan secara langsung bersifat gonochoristis dan perkembangan melalui

stadium larva. Reproduksi dengan membentuk tunas terjadi pada beberapa

spesies. Salah satu contoh Annelida adalah Lumbricus terrestris (cacing tanah)

(Kastawi et al, 2005).

Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan

salah satu contoh spesies yang baik atau representatif bagi Filum Annelida.

Cacing ini sering juga cacing malam. Lumbricus terrestris ini, akan digunakan

sebagai contoh dalam pembahsan-pembahasan selanjutnya. Menurut Kastawi

(1994), ciri umum dari Anndelida yaitu:

a. Tubuh simetris bilateral, memanjang dan bersegmnen-segmen.

b. Tripoblastik, jadi disamping mempunyai lapisan ektodermis dan endodermis

juga memiliki lapisan mesodermis.

c. Golongan cacing ini sudah memiliki coelom. Sedangkan pada

Plathyhelmintes dan Nemathelmintes masih berupa pseudocoelom (rongga

tubuh palsu). Coelom (rongga tubuh sebenarnya) ini, terbentuk akibat

perkembangan lapisan mesodermis. Akibatnya terbentuk rongga ditengah-

tengah mesodermis yang disebut coelom.

d. Saluran pencernaan berupa pembuluh, memanjang sumbu badan: mulut-

usus-anus.

Page 3: Filum Annelida

e. Umumnya pada sisi lateral tubuh pada tiap segmen terdapat alat gerak

berbulu-bulu kaku (setae).

f. Tubuh cacing ini tertutup oleh kutikula yang licin.

g. Memiliki “jantung pembuluh” dan peredaran darah sistem tertutup. Plasma

darah mengandung hemoglobin.

h. Tiap segmen terdapat sepasang nehridia sebagai alat eksresi.

i. Kebanyakan cacing ini hermaprodit.

B. Anatomi

Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, dengan ±2/3 bagian

posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Tubuh bersegmen-segmen

dan jelas annuli external bersesuaian dengan jumlah segmen dalam, yaitu ±150

segmen dalam seluruh tubuh. Warna tubuh: permukaan atas (Facies dorsalis)

berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan

jelas; permukaan bawah (faies ventralis) lebihpucat, umunya merah jambu dan

kadang-kadang putih. Mulut terdapat diujung anterior pada bagian yang disebut

prostomium, yang merupakan segmen utama. Anus terletak pada ujung segmen

yang terakhir.

Pada segmen-segmen ke 32—37, terdapat penebalan kulit clitellum.

Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan lateral, dimana disini tidak terdapat

anuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 padang setae kecuali segmen pertama dan

terakhir; dua pasang di lateral dan dua pasang lainnya di ventro-lateral. Setae

berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus

retractor. Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang-lubang

muara keluar dari berbagai alat atau organ atau tubuh. Lubang-lubang tersebut

ialah:

a. mulut, berbentuk bulan sabit, terletak di medio ventral segmen pertama

b. anus, terletak pada segmen terakhir

c. lubang muara keluar ductus spermaticus, atau vasdeferens, terletak pada

segmen ke-15,

d. lubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke 14,

Page 4: Filum Annelida

e. lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa dua pasang pori yang

terletak diantara segmen ke-9 dan ke-10, dan diantara segmen ke-10 dan ke-

11; receptaculum seminalis adalah tempat penyimpanan sperma; pori ini

tidak mudah terlihat,

f. pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom; pori ini terlertak di

medio dorsal pad tepi anterior pada tiap segmen, segmen ke-8 atau ke-9,

sampai ujung posterior tubuh;

g. nephridiopor, merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi dan

terletak pada tiap segmen, kecuali segmen terakhir dan tiga segmen pertama

(Radiopoetro, 1983: 289).

Jika tubuh cacing tanah dipotong membujur melalui dinding tubuh

bagian dorsal, akan nampak bahwa diantara saluran pencernaan dan diding tubuh

terdapat rongga tubuh atau coelom. Coelom terbagi menjadi bagian-bagian kecil

oleh septa. Bagian-bagian kecil disebut segmen. Tetapi diantara segmen 1 dan 2

tidak terdapat septum, sedang diantara segmen 3 dan 4 segmen tidak lengkap,

demikian juga septum diantar segmen 17 dan 18. Dinding coelom dipahami oleh

suatu epithelium yang disebut: peritoneum. Suatu cairan yang tidak berwarna

mengisi coelom ini dan mengalir dari satu segmen ke segmen yang lain. Saluran

pencernaan lurus dan menembus septa. Disebelah dorsal saluran pencernaan

terdapat aorta dorsalis, sedangkan disebelh ventralnya terdapat aorta ventralis.

Penampang membujur tubuh Lumbricus terrestris tampak pada gambar....

(Kastawi et al, 2005).

Page 5: Filum Annelida

Gambar ....Lumbricus teresstris

Sumber: Udo M. Savalli, 2015

C. Fisiologi

1. Sistem gerak

Dinding tubuh cacing tanah mempunyai dua lapis otot yaitu: stratum

circulare, adalah lapisan otot sebelah luar, dan stratum longitudinale, lapisan otot

sebelah dalam. Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan

menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding bergerak

intestin juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinale. Jika otot ini

berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltik yang dapat mendorong

makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.

Ada juga musculi didalam dinding-dinding pembuluh darah didalam pipa-pipa

musculer pada nephridia dan di bagian luar berkas saraf. Pada pharynx juga ada

musculi, yaitu musculi yang melekatkan pharynx pada dinding tubuh (Kastawi et

al, 2005).

Setae digerakkan oleh dua berkas otot, yaitu: musculuc protactor, yang

mendorong setae keluar dan musculus keluar, yang menarik kembali setae masuk

ke salam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam

dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding

tubuh (Kastawi et al, 2005).

2. Sistem respirasi

Page 6: Filum Annelida

Cacing tanah bernapas dengan kulitnya sebab kulitnya bersifat lembab,

tipis, dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah.

3. Sistem pencernaan makanan

Saluran pencernaan makanan (saluran pencernaan) cacing tanah sudah

lengkap sudah lengkap dan sudah terpisah dari sistem cardiovaculer. Saluran

pencernaan ini terdidi dari: mulut, pharynx, esophagus, proventiculus, ventriculus,

intestine dan anus.

Mulut cacing tanah terletak di dalam rongga oris atau rongga bucallle.

Pharynx terdapat di dalam segmen ke-4 dan ke-5, bersifat musculer dan berguna

untuk mengisap partikel-partikel makanan. Esophagus terletak diujung pharynx

memanjang dari segmen ke 6 sampai ke segmen 14. Proventiculus merupakan

bagian esophagus yang membesar, dan dibagian makanan disimpan; dinding

proventiculus tipis. Ventriculus merupakan lanjutan ke arah belakang dari

proventiculus, terletak di segmen 17 dan ke-8, bersifat musculer dan berguna

mencernakan makanan. Intestin adalah merupakan lanjutan ke ujung dari

ventriculus. Dinding intestin bagian dorsal melekuk kedalam lumen intestin dan

bagian ujung lekukan ini membesar, sehingga terjadi bangunan sebagai kantong.

Bangunan ini disebut typhlosole, lihat gambar..... Typhlosole ini berguna untuk

memperluas permukaan intestin, sehingga dapat mengarbsobsi sari-sari makanan

lebih banyak (Radiopoetro, 1988: 290).

Page 7: Filum Annelida

Gambar ........ Penampang melintang Lumbricus teresstris

Sumber : Udo M. Savalli, 2015

Page 8: Filum Annelida

Gambar ....... Penampang melintang Lumbricus teresstris

Sumber: www.studyblue.com

Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing-

cacing tanah itu mencari makanannya diluar liang; pada saat malam hari.

Makanan diambil dari mulutnya. Makanan didalam esophagus tercampur dengan

cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding

esophagus itu. Cairan ini bersifat alkalis, tetapi fungsinya yang tepat belum

diketahui. Mungkin cairan ini menetralkan makanan-makanan yang bersifat asam

(Radiopoetro, 1988: 289). Dari esophagus, makanan terus masuk kedalam

proventiculus yang merupakan makanan yang bersifat sementara.

Gambar ...Sisterm Pencernaan

Sumber: Ayu, Weda. 2012

Selanjutnya, makanan masuk kedalam ventriculus. Disini makanan

dicernakan menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, kemudian partikel-

partikel makanan ini masuk kedalam intestin. Di dalam intestin, partikel-partikel

makanan akan dicernakan lebih lanjut, sehingga menjadi substansi-subsrtansi

yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestin tersebut. Dinding

intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim. Karena

pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicerna mencjadi

monosakarida, asam lemak, dan gliserol dan asam lemak yang siap untuk

diansorbsi. Senyawa-senyawa inilah yang diabsorbdi oleh dinding intestin dan

Page 9: Filum Annelida

selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut keseluruh bagian-

bagian tubuh. Pada saat caing tanah mengambil makanan melalui mulutnya, ikut

juga termakan partikel-partikel tanah. Kemudian sisa makana beserta partikel-

partikel tadi dikeluarkan melaui anus dan diletakkan diatas permukaan tanah

didekat lubang dari liang cacing itu berada. Sisa-sisa ini berbentuk kelompok

kecil dari partikel-partikel tanah (Radiopoetro, 1988: 290).

4. Sistem sirkulasi

Sistem sirkulasi (peredaran darah/cardiovasculare) cacing tanah adalah

sistem peredaran tertuutp. Pembahasan sistem cardiovascular meliputi: (a) benda

yang diedarkan yaitu darah; (b) saluran yang dilalui darah ialah pembuluh-

pembuluh darah; (c) peredaran darah; (d) fungsi darah; dan (e) lympha.

Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau

korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung

hemoglobin (Haima=darah; globus=butir); yang mempunyai kemampuan

mengikat oksigen (Radiopoetro, 1988: 290).

Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis. Aorta

dosalis terletak disebelah saluran pencernaan dan mudah terlihat dari luar pada

cacing hidup sebab tubuh cacing sedikit transparan. Di daerah esophagus 5 pasang

cabang-cabang aorta dorsaalis membesar dan berfungsi sama dengan cor (jantung)

pada hewan-hewan tinggi. Jantung cacing ini meneglilingi esophagus dan

berhubungan dengan aorta ventralis yang terletak disebelah ventral saluran

pencernaan dan disebelah dorsal truncus nervosus. Disamping aorta tersebut

masih ada tiga pembuluh darah, ialah dua pembuluh yang masing-masing terletak

di lateral trunchus nervosus dan satu pembuluh disebelah ventral trunchus itu.

Kelima pembuluh darah tersebut dengan banyak cabang -cabang beberapa rongga

lympha membentuk sistem cardiovasculare cacing tanah (Radiopoetro, 1988:

291).

Darah dalam aorta dorsalis terdorong ke anterior oleh kontraksi dinding

aorta itu. Di dalam aorta ini terdapat valvula berfungsi untuk mencegah

mengalirnya kembali darah itu dari ujung anterior. Dari aorta dorsalis darah

mengalir kedalam cor (jantung), kemudian ke aorta ventralis. Di dalam jantung

juga terdapat valvula, sehingga darah hanya mengalir ke satu arah saja. Dari aorta

Page 10: Filum Annelida

ventralis, darah mengalir menuju ke dinding tubuh dan nephridia. Karena cacing

tanah mempergunakan kulitnya sebagai alat respirasi maka CO2 dieluarkan dan O2

di ambil oleh darah yang mengalir dalam kapiler-kapiler dalam kulit. Darah dari

dinding tubuh atau kulit, melalui pembuluh-pembuluh darah parietalis masuk ke

dalam aorta dorsalis (Radiopoetro, 1988: 291).

Darah berfungsi untuk mengangkut oksigen, sari-sari makanan, sisa-sisa

metabolisme, dan substansi-substansi lain. Pada saat darah mengalir menuju ke

kulit, hemoglobin mengikat CO2, CO2 keluar melalui kulit sedangkat O2 dari udara

masuk ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk

ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin,

membentuk oxyhemoglobin. Dalam proses respirasi, jaringan-jaringan

memerlukan adanya O2. Darah mengalir dari dinding rubuh ke kapiler-kapiler

dalam jaringan-jaringan. Pertukaran zat-zat di antara darah dan jaringan terjadi di

dalam rongga-rongga lympha yang sangat kecil. Darah juga mengangkut

substansi-substansi lain, seperti: sekresi kelenjar-kelenjar (Radiopoetro, 1988:

291-292).

Plasma darah dan beberaoa corpuscula membentuk lympha, yang keluar

dari aliran darah melalui kapiler-kapiler menuju ke jaringan-jaringan. Lympha

mengangkut O2 darah ke jaringan-jaringan dan mengangkut CO2 dan sisa-sisa

metabolisme masuk ke dalam peredaran darah melalui kapiler-kapiler darah

(Radiopoetro, 1988: 292).

Page 11: Filum Annelida

Gambar ...Sisterm Peredaran Darah

Sumber: Ayu, Weda. 2012

5. Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi/excretorium cacing tanah berupa neprhidia

(nephridos=ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang neprhidia, kecuali 3

segmen yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada.

Tiap nephridium terdiri atas: (a) suatu bangunan berbentuk corong dan

bersilia yang disebut: nephrostoma, dan (b) saluran atau pipa yang berkelok-

kelok. Jika silia itu bergetar, mereka menimbulkan aliran cairan tubuh, yang

mengandung sisa-sisa metabolisme dari coelom masuk ke dalam saluran ekskresi.

Kemudian cairan ini keluar dari tubuh cacing melalui nephridioporus, yaitu

sebuah lubang kecil yang merupakan muara dari saluran ekskresi dan terletak

pada permukaan ventral tubuh cacing. Di antara nephrostoma dan saluran ekskresi

terdapat sekat yang disebut septum intersegmentale (Radiopoetro, 1988: 293).

Page 12: Filum Annelida

Gambar ....Sistem Ekskresi Annelida

Sumber: Ayu, Weda. 2012.

6. Sistem Saraf

Sistem saraf (sistem nervosum) cacing tanah, terletak di sebelah dorsal

pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas: (a) ganglion cerebrale,

yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan comissura; (b) berkas

saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Ganglion cerebrale terletak di

sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke tiga (Radiopoetro, 1988: 293).

Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat: (a) Saraf-saraf yang

menginnervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap

kelompok sel-sel tersebut; (b) cabang saraf yang menuju ke ventral dan

melingkari pharynx. Saraf ini disebut comissura circum pharyngeale, yang

berhubungan dengan berkas saraf ventralis (Radiopoetro, 1988: 293).

Page 13: Filum Annelida

Gambar Sistem Saraf Annelida

Sumber: Ayu, Weda. 2012.

7. Organ sensoris

Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya

terdapat sel-sel saraf tertentu, yang peka terhadap sinar (Kastawi, 2003:174).

8. Sistem Reproduksi

Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Sepasang ovarium menghasilkan

ova, dan terletak di dalam segmen ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam

segmen ke-13 dan infundibululm bersilia. Oviduct tadi melalui septum yang

terletak di antara segmen ke-13 dan ke-14, dan di dalam segmen ke-14 membesar

membentuk kantong telur. Testes: ductus spermaticus atau vasa deferntia masing-

masing ada 2 pasang, sedang vesicula seminalis. Ductus spermaticus mulai dari

tetes bagian ujung, dan melanjutkan diri ke posterior sampai segmen ke-15, dan

pada segmen ini juga ductus itu bermuara keluar (Kastawi, 2003:174).

Spermatozoa yang telah meninggalkan testes, akan masuk ke dalam

vesicula seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah

bersifat hermaphrodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Di antara segmen-segmen

9 dan 10; 10 dan 11, terdapat receptaculum seminalis, yang merupakan tempat

penampung spermatozoa dari cacing lain (Kastawi, 2003:175).

Page 14: Filum Annelida

Gambar...........Alat-alat reproduksi Lumbricus teresstris

Sumber: Ayu, Weda. 2012.

a. Cara kopulasi

Dua ekor cacing tanah berlekatan. Kemudian saling merapatkan diri

pada bagian ventral segmen-segmen ke-9 sampai ke-11. Dalam keadaan ini

cacing membentuk pipa lendir dan tiap-tiap cacing itu mengeluarkan

spermatozoanya dari vesicula seminalis-nya. Spermatozoa dari cacing

pertama melalui pipa lendit tadi masuk ke dalam receptaculum seminalis

cacing kedua, dan begitu juga sebaliknya (Kastawi, 2003:174).

Kemudian masing-masing cacing tadi saling memisahkan diri dengan

tetap membawa bagia pipa lendirnya. Di dalam pipa lendir ini, cacing

menegluarkan suatu substansi, yang kemudian membentuk cocon atau

kantong. Cocon ini kemudian tergelincir di atas segmen ke-14 dan

menerima ova. Selanjutnya di atas segmen 9-11 menerima spermatozoa.

Akhirnya cocon tergelincir di atas kepala cacing dan mengeras. Di dalam

cocon ini, spermatozoa membuahi ova. Ova yang telah dibuahi ini, lama

kelamaan akan mengalami perkembangan lebih lanjut, sehingga nanti jika

sudah menetas akan keluarlah cacing-cacing muda (Kastawi, 2003:175).

b. Regenerasi

Page 15: Filum Annelida

Kebanyakan Avertebrata mempunyai kemampuan regenerasi dan begitu

pula cacing tanah dari genus Lumbricus dan Pharetima. Kemampuan

regenerasi ini tergantung pada bagian tubuh cacing yang dipotong. Bila

seekor cacing tanah dipotong menjadi 2 bagian, maka pada potongan bagian

anterior akan segera terbentuk ekor baru, tetapi prosesnya lebih lambat.

Banyak segmen-segmen yang terjadi pada regenerasi, umumnya lebih

sedikit daripada jumlah segmen yang hilang. Contohnya: bila 18 segmen

dari bagian anterior dipisahkan, ternyata hanya segmen-segmen ke-1 sampai

ke-5 saja yang mengalami regenerasi (Kastawi, 2003:175).

D. Habitat

Cacing hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan

suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat-

saat yang tertentu saja. Pada siang hari, mereka tidak pernah keluar ke permukaan

tanah, kecuali jika pada saat itu hujan, yang cukup menggenangi liang itu. Mereka

akan keluar terutama pada pagi hari sesudah hujan. Dalam keadaan normal

mereka akan pergi ke permukaan tanah pada malam hari. Dalam keadaan yang

sangat dingin atau sangat kering mereka masuk ke dalam liang seringakali sampai

kedalaman 8 kaki (±240 cm), dan dalam keadaan ini beberapa cacing seringkasli

terdapat melingkar bersama-sama. Dengan di atasnya terdapat lapisan tanah yang

bercampur dengan lendirnya (Kastawi, 2003:176).

E. Klasifikasi

Filum Annelida terdiri atas 3 kelas, yaitu: 1). Kelas Polycaeta, 2) Kelas

Oligochaeta, dan 3) Kelas. Hirudinae.

1. Kelas Polychaeta

Polychaeta tubuhnya jelas beregmen-segmen, baik bagian luar maupun

bagian dalamnya; coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental; hidupnya

di laut; segmen tubuh banyak; mempunyai banyak setae (poli=banyak, setae-

rambut-rambut kaku). Setae terjadi dari bagian dinding tubuh yang spesial yang

dinamakan parapodia; umumnya jelas mempunyai kepala yang dilengkapi

sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis, dengan

Page 16: Filum Annelida

gonade memanjang diseluruh tubuh dan fertilisasi eksternal; perkembangannya

melalui stadium larva; larva disebut trochopora (Radiopoetro. 1983: 298).

Contoh-contoh: Neanthes, Chartopterus, Areicola, Spirorbis, Serpula, Nereis.

Gambar Neanthes dapat dilihat pada Gambar .....

Gambar ....Neanter virens.

Sumber Curator,Cardiff . 2014

2. Kelas Oligochaeta

Oligochaeta adalah meliputi cacing tanah dan beberapa spesies yang

hidup dalam air tawar. Oligochaeta tubuhnya juga jelas bersegmen-segmen;

jumlah setae sedikit (Oligos=sedikit; chetae=rambut kaku atau setae). Tubuh

cacing ini umumnya berbentuk panjang silindris, dengan panjang 18 cm dan

diameter tubuhnya ± 0,935cm. Setae tidak terdapat pada parapodia; prostamium

jelas ada tetapi umumnya tanpa extremitas; selalu bersifat hermaprhodit, testis dan

ovarium terdapat pada segmen-segmen bagian anterior, dan testis selalu terlatak di

sebelah anterior ovarium; ductus genitalis bermuara ke dalam suatu rongga yang

disebut spermatheca; reproduksi dilakukan dengan fertilisasi silang; ova terdapat

di dalam cocon, pertumbuhan atau perkembangan secara langsung tanpa melalui

stadium larva. Kelas Olighochaeta meliputi 2 ordo, yaitu: 1). Ordo Torriselae,

adalah Oligochaeta yang bersifat terrestial, yaitu hidup di dalam tanah; contoh:

Lumbricus, Allolophobora, Eutyphocus; 2). Ordo Limicolae, adalah Oligochaeta

Page 17: Filum Annelida

yang bersifat aquatis. Contoh: Tubifex, Stylaria, dan Aelosoma (Radiopoetro.

1983: 299).

3. Kelas Hirudinea (Hirudo=Lintah)

Tubuh Hirudinea pada keadaan diam atau istirahat berbentuk langsing

atau oval dan memipih ke arah dorsoventral. Pada permukaan tubuhnya terdapat

banyak lekukan-lekukan atau annuli, tidak terdapat setae (kecuali pada

Acanthobdella) atau parapodia; pada ujung antertior dan ujung posterior beberapa

segmen mengalami perubahan bentuk alat penghisap (catil penghisap). Dengan

demikian pada tubuh seekor lintah terdapat dua batil penghisap, yaitu: satu di

ujung anterior, terletak di sekitar mulut dan satu lagi di ujung posterior. Batil

penghisap ini berguna untuk melekatkan diri pada permukaan tubuh hewan atau

manusia, yang akan dihisap darahnya (Radiopoetro. 1983: 299-300).

Jaringan mesenchim diding coelom membentuk tonjolan-tonjolan kecil

atau vili ke dalam rongganya atau coelomnya. Hirudinae kebanyakan bersifat

hermaphrodit dan pada-nya terdapat citellum, dan embrio berkembang di dalam

cocon (Radiopoetro. 1983: 300). Kelas Hirudinae dapat dibagi atas beberapa

familia, diantaranya yaitu:

a. Familia Achanthobdelliade

Familia ini merupakan bentuk peralihan diantara Olighochaeta dan

Hirudinea, dan hanya ada 1 genus yaitu Acanthobdella (Radiopoetro. 1983:

299-300).

b. Familia Rhynchobdelliade

Rhynchobdelliade hidup di air laut dan di dalam air tawar; darah

tidak berwarna; proboscos dapat ditonjolkan; tidak mempunyai rahang

(Radiopoetro. 1983: 299-300).

c. Familia Gnathobdelliade

Gnathobdelliade ada yang bersifat aquatis yaitu dalam air tawar, dan

ada juga yang bersifat terrestial; darah berwarna merah; tanpa proboscis,

tetapi umumnya mempunyai rahang (Radiopoetro. 1983: 299-300). Contoh:

Hirudo medicinalis & Haemopis.

Page 18: Filum Annelida

Gambar ..... Hirudo Medicinalis

Sumber: Linnaeus, 1758

Kastawi, Y., Indriwati, Endah, S., Ibrohim,. Masjhudi,. & Rahayu, Sofia Ery.

2003. Zoologi Avertebrata. Malang : JICA

Kastawi, Y., Indriwati, Endah, S., Ibrohim, Masjhudi. 2005. Zoologi Avertebrata.

Malang : UM PRESS

Kastawi, Yusuf. 1994. Keanekaragaman Hewan Tingkat Rendah (Avertebrata).

Jilid II. Malang: IKIP Negeri Malang.

Radiopoetro. 1983. Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Jakarta:

Alfabeta.