Upload
aulia-dea
View
280
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Keanekaragaman hewan
Citation preview
1. Bagaimana ciri-ciri umum Filum Annelida?
2. Bagaimana anatomi tubuh hewan yang termasuk Filum Annelida?
3. Bagaimana proses fisiologi dalam tubuh Filum Annelida ?
-sistem gerak
-sistem respirasi
-sistem pencernaan
-sistem sirkulasi
-sistem sirkulasi
-sistem eksresi
-Sistem saraf
-organ sensoris
-sistem reproduksi
-----cara kopulasi
------regenerasi
4. Bagaimana habitat hewan yang termasuk Filum Annelida?
5. Bagaimana klasifikasi filum Annelida?
A. Filum Annelida
Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul/annelus = cincin,
gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang dikenal sebagai cacing
gelang. Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, tubuhnya bersegmen-
segmen. Mereka hidup di tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air.Pada
umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang beberapa bersifat
komensal pada hewan-hewan akuatis dan ada juga yang bersifat parasit pada
vertebrata. Di samping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang
merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai sistem nefrosum,
sistem kardiovaskular tertutup dan sudah ada rongga tubuh (coelom) (Kastawi et
al, 2005).
1. Ciri-ciri Umum
Tubuh hewan Annelida bilateral simetris, panjang dan jelas bersegmen-
segmen, serta memiliki alat gerak yang berupa rambut-rambut kaku (setae) pada
tiap segmen. Polychaeta dengan tentakel pada kepalanya dan setae pada bagian-
bagian tubuh yang menonjol ke lateral, atau lobi lateralis yang disebut parapodia.
Tubuh tertutup oleh kutikula yang licin yang yang terletak diatas epithelium yang
bersifat glanduler. Dinding tubuh dan saluran pencernaan dengan lapisan-lapisan
otot sirkuler dengan longitudinal; sudah mempunyai rongga tuhuh (coelom) dan
umumnya terbagi oleh septa; saluran pencernaan lengkap, tubuler, memanjangh
sesuai dengan sumbu tubuh. Sistem cardiovasculare adalah sistem tertutup,
pembuluh-pembuluh dan membujur, dengan cabang-cabang kecil (kapiler) pada
tiap segmen (metameter); plasma darah mengandung hemoglobin. Respirasi
dengan kulit, atau dengan branchia. Organ eksresi terdiri atas sepasang nephridia
pada tiap segmen. Sistem nervosum terdiri atas sepasang ganglia cerebrales pada
ujung dorsal otak yang berhubungan dengan berkas saraf medio-ventral yang
memanjang sepanjang tubuh, dengan ganglia pada tiap segmen; terdapat juga sel-
sel tangoreceptor dan photoreceptor. Kebanyakan bersifat hermaprodhit dan
perkembangan secara langsung bersifat gonochoristis dan perkembangan melalui
stadium larva. Reproduksi dengan membentuk tunas terjadi pada beberapa
spesies. Salah satu contoh Annelida adalah Lumbricus terrestris (cacing tanah)
(Kastawi et al, 2005).
Banyak tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan
salah satu contoh spesies yang baik atau representatif bagi Filum Annelida.
Cacing ini sering juga cacing malam. Lumbricus terrestris ini, akan digunakan
sebagai contoh dalam pembahsan-pembahasan selanjutnya. Menurut Kastawi
(1994), ciri umum dari Anndelida yaitu:
a. Tubuh simetris bilateral, memanjang dan bersegmnen-segmen.
b. Tripoblastik, jadi disamping mempunyai lapisan ektodermis dan endodermis
juga memiliki lapisan mesodermis.
c. Golongan cacing ini sudah memiliki coelom. Sedangkan pada
Plathyhelmintes dan Nemathelmintes masih berupa pseudocoelom (rongga
tubuh palsu). Coelom (rongga tubuh sebenarnya) ini, terbentuk akibat
perkembangan lapisan mesodermis. Akibatnya terbentuk rongga ditengah-
tengah mesodermis yang disebut coelom.
d. Saluran pencernaan berupa pembuluh, memanjang sumbu badan: mulut-
usus-anus.
e. Umumnya pada sisi lateral tubuh pada tiap segmen terdapat alat gerak
berbulu-bulu kaku (setae).
f. Tubuh cacing ini tertutup oleh kutikula yang licin.
g. Memiliki “jantung pembuluh” dan peredaran darah sistem tertutup. Plasma
darah mengandung hemoglobin.
h. Tiap segmen terdapat sepasang nehridia sebagai alat eksresi.
i. Kebanyakan cacing ini hermaprodit.
B. Anatomi
Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, dengan ±2/3 bagian
posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Tubuh bersegmen-segmen
dan jelas annuli external bersesuaian dengan jumlah segmen dalam, yaitu ±150
segmen dalam seluruh tubuh. Warna tubuh: permukaan atas (Facies dorsalis)
berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan
jelas; permukaan bawah (faies ventralis) lebihpucat, umunya merah jambu dan
kadang-kadang putih. Mulut terdapat diujung anterior pada bagian yang disebut
prostomium, yang merupakan segmen utama. Anus terletak pada ujung segmen
yang terakhir.
Pada segmen-segmen ke 32—37, terdapat penebalan kulit clitellum.
Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan lateral, dimana disini tidak terdapat
anuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 padang setae kecuali segmen pertama dan
terakhir; dua pasang di lateral dan dua pasang lainnya di ventro-lateral. Setae
berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang digerakkan oleh musculus
retractor. Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang-lubang
muara keluar dari berbagai alat atau organ atau tubuh. Lubang-lubang tersebut
ialah:
a. mulut, berbentuk bulan sabit, terletak di medio ventral segmen pertama
b. anus, terletak pada segmen terakhir
c. lubang muara keluar ductus spermaticus, atau vasdeferens, terletak pada
segmen ke-15,
d. lubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke 14,
e. lubang muara keluar receptaculum seminalis berupa dua pasang pori yang
terletak diantara segmen ke-9 dan ke-10, dan diantara segmen ke-10 dan ke-
11; receptaculum seminalis adalah tempat penyimpanan sperma; pori ini
tidak mudah terlihat,
f. pori dorsales merupakan lubang muara keluar coelom; pori ini terlertak di
medio dorsal pad tepi anterior pada tiap segmen, segmen ke-8 atau ke-9,
sampai ujung posterior tubuh;
g. nephridiopor, merupakan lubang muara keluar dari saluran ekskresi dan
terletak pada tiap segmen, kecuali segmen terakhir dan tiga segmen pertama
(Radiopoetro, 1983: 289).
Jika tubuh cacing tanah dipotong membujur melalui dinding tubuh
bagian dorsal, akan nampak bahwa diantara saluran pencernaan dan diding tubuh
terdapat rongga tubuh atau coelom. Coelom terbagi menjadi bagian-bagian kecil
oleh septa. Bagian-bagian kecil disebut segmen. Tetapi diantara segmen 1 dan 2
tidak terdapat septum, sedang diantara segmen 3 dan 4 segmen tidak lengkap,
demikian juga septum diantar segmen 17 dan 18. Dinding coelom dipahami oleh
suatu epithelium yang disebut: peritoneum. Suatu cairan yang tidak berwarna
mengisi coelom ini dan mengalir dari satu segmen ke segmen yang lain. Saluran
pencernaan lurus dan menembus septa. Disebelah dorsal saluran pencernaan
terdapat aorta dorsalis, sedangkan disebelh ventralnya terdapat aorta ventralis.
Penampang membujur tubuh Lumbricus terrestris tampak pada gambar....
(Kastawi et al, 2005).
Gambar ....Lumbricus teresstris
Sumber: Udo M. Savalli, 2015
C. Fisiologi
1. Sistem gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai dua lapis otot yaitu: stratum
circulare, adalah lapisan otot sebelah luar, dan stratum longitudinale, lapisan otot
sebelah dalam. Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan
menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding bergerak
intestin juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinale. Jika otot ini
berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltik yang dapat mendorong
makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Ada juga musculi didalam dinding-dinding pembuluh darah didalam pipa-pipa
musculer pada nephridia dan di bagian luar berkas saraf. Pada pharynx juga ada
musculi, yaitu musculi yang melekatkan pharynx pada dinding tubuh (Kastawi et
al, 2005).
Setae digerakkan oleh dua berkas otot, yaitu: musculuc protactor, yang
mendorong setae keluar dan musculus keluar, yang menarik kembali setae masuk
ke salam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam
dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding
tubuh (Kastawi et al, 2005).
2. Sistem respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya sebab kulitnya bersifat lembab,
tipis, dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah.
3. Sistem pencernaan makanan
Saluran pencernaan makanan (saluran pencernaan) cacing tanah sudah
lengkap sudah lengkap dan sudah terpisah dari sistem cardiovaculer. Saluran
pencernaan ini terdidi dari: mulut, pharynx, esophagus, proventiculus, ventriculus,
intestine dan anus.
Mulut cacing tanah terletak di dalam rongga oris atau rongga bucallle.
Pharynx terdapat di dalam segmen ke-4 dan ke-5, bersifat musculer dan berguna
untuk mengisap partikel-partikel makanan. Esophagus terletak diujung pharynx
memanjang dari segmen ke 6 sampai ke segmen 14. Proventiculus merupakan
bagian esophagus yang membesar, dan dibagian makanan disimpan; dinding
proventiculus tipis. Ventriculus merupakan lanjutan ke arah belakang dari
proventiculus, terletak di segmen 17 dan ke-8, bersifat musculer dan berguna
mencernakan makanan. Intestin adalah merupakan lanjutan ke ujung dari
ventriculus. Dinding intestin bagian dorsal melekuk kedalam lumen intestin dan
bagian ujung lekukan ini membesar, sehingga terjadi bangunan sebagai kantong.
Bangunan ini disebut typhlosole, lihat gambar..... Typhlosole ini berguna untuk
memperluas permukaan intestin, sehingga dapat mengarbsobsi sari-sari makanan
lebih banyak (Radiopoetro, 1988: 290).
Gambar ........ Penampang melintang Lumbricus teresstris
Sumber : Udo M. Savalli, 2015
Gambar ....... Penampang melintang Lumbricus teresstris
Sumber: www.studyblue.com
Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa hewan dan tanaman. Cacing-
cacing tanah itu mencari makanannya diluar liang; pada saat malam hari.
Makanan diambil dari mulutnya. Makanan didalam esophagus tercampur dengan
cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang terdapat pada dinding
esophagus itu. Cairan ini bersifat alkalis, tetapi fungsinya yang tepat belum
diketahui. Mungkin cairan ini menetralkan makanan-makanan yang bersifat asam
(Radiopoetro, 1988: 289). Dari esophagus, makanan terus masuk kedalam
proventiculus yang merupakan makanan yang bersifat sementara.
Gambar ...Sisterm Pencernaan
Sumber: Ayu, Weda. 2012
Selanjutnya, makanan masuk kedalam ventriculus. Disini makanan
dicernakan menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus, kemudian partikel-
partikel makanan ini masuk kedalam intestin. Di dalam intestin, partikel-partikel
makanan akan dicernakan lebih lanjut, sehingga menjadi substansi-subsrtansi
yang lebih kecil, yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestin tersebut. Dinding
intestin mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim. Karena
pengaruh enzim-enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicerna mencjadi
monosakarida, asam lemak, dan gliserol dan asam lemak yang siap untuk
diansorbsi. Senyawa-senyawa inilah yang diabsorbdi oleh dinding intestin dan
selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut keseluruh bagian-
bagian tubuh. Pada saat caing tanah mengambil makanan melalui mulutnya, ikut
juga termakan partikel-partikel tanah. Kemudian sisa makana beserta partikel-
partikel tadi dikeluarkan melaui anus dan diletakkan diatas permukaan tanah
didekat lubang dari liang cacing itu berada. Sisa-sisa ini berbentuk kelompok
kecil dari partikel-partikel tanah (Radiopoetro, 1988: 290).
4. Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi (peredaran darah/cardiovasculare) cacing tanah adalah
sistem peredaran tertuutp. Pembahasan sistem cardiovascular meliputi: (a) benda
yang diedarkan yaitu darah; (b) saluran yang dilalui darah ialah pembuluh-
pembuluh darah; (c) peredaran darah; (d) fungsi darah; dan (e) lympha.
Darah terdiri atas bagian cair yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau
korpuskula. Korpuskula terdapat di dalam plasma darah. Eritrosit mengandung
hemoglobin (Haima=darah; globus=butir); yang mempunyai kemampuan
mengikat oksigen (Radiopoetro, 1988: 290).
Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta ventralis. Aorta
dosalis terletak disebelah saluran pencernaan dan mudah terlihat dari luar pada
cacing hidup sebab tubuh cacing sedikit transparan. Di daerah esophagus 5 pasang
cabang-cabang aorta dorsaalis membesar dan berfungsi sama dengan cor (jantung)
pada hewan-hewan tinggi. Jantung cacing ini meneglilingi esophagus dan
berhubungan dengan aorta ventralis yang terletak disebelah ventral saluran
pencernaan dan disebelah dorsal truncus nervosus. Disamping aorta tersebut
masih ada tiga pembuluh darah, ialah dua pembuluh yang masing-masing terletak
di lateral trunchus nervosus dan satu pembuluh disebelah ventral trunchus itu.
Kelima pembuluh darah tersebut dengan banyak cabang -cabang beberapa rongga
lympha membentuk sistem cardiovasculare cacing tanah (Radiopoetro, 1988:
291).
Darah dalam aorta dorsalis terdorong ke anterior oleh kontraksi dinding
aorta itu. Di dalam aorta ini terdapat valvula berfungsi untuk mencegah
mengalirnya kembali darah itu dari ujung anterior. Dari aorta dorsalis darah
mengalir kedalam cor (jantung), kemudian ke aorta ventralis. Di dalam jantung
juga terdapat valvula, sehingga darah hanya mengalir ke satu arah saja. Dari aorta
ventralis, darah mengalir menuju ke dinding tubuh dan nephridia. Karena cacing
tanah mempergunakan kulitnya sebagai alat respirasi maka CO2 dieluarkan dan O2
di ambil oleh darah yang mengalir dalam kapiler-kapiler dalam kulit. Darah dari
dinding tubuh atau kulit, melalui pembuluh-pembuluh darah parietalis masuk ke
dalam aorta dorsalis (Radiopoetro, 1988: 291).
Darah berfungsi untuk mengangkut oksigen, sari-sari makanan, sisa-sisa
metabolisme, dan substansi-substansi lain. Pada saat darah mengalir menuju ke
kulit, hemoglobin mengikat CO2, CO2 keluar melalui kulit sedangkat O2 dari udara
masuk ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit sedangkan O2 dari udara masuk
ke dalam tubuh cacing tanah melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin,
membentuk oxyhemoglobin. Dalam proses respirasi, jaringan-jaringan
memerlukan adanya O2. Darah mengalir dari dinding rubuh ke kapiler-kapiler
dalam jaringan-jaringan. Pertukaran zat-zat di antara darah dan jaringan terjadi di
dalam rongga-rongga lympha yang sangat kecil. Darah juga mengangkut
substansi-substansi lain, seperti: sekresi kelenjar-kelenjar (Radiopoetro, 1988:
291-292).
Plasma darah dan beberaoa corpuscula membentuk lympha, yang keluar
dari aliran darah melalui kapiler-kapiler menuju ke jaringan-jaringan. Lympha
mengangkut O2 darah ke jaringan-jaringan dan mengangkut CO2 dan sisa-sisa
metabolisme masuk ke dalam peredaran darah melalui kapiler-kapiler darah
(Radiopoetro, 1988: 292).
Gambar ...Sisterm Peredaran Darah
Sumber: Ayu, Weda. 2012
5. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi/excretorium cacing tanah berupa neprhidia
(nephridos=ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang neprhidia, kecuali 3
segmen yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada.
Tiap nephridium terdiri atas: (a) suatu bangunan berbentuk corong dan
bersilia yang disebut: nephrostoma, dan (b) saluran atau pipa yang berkelok-
kelok. Jika silia itu bergetar, mereka menimbulkan aliran cairan tubuh, yang
mengandung sisa-sisa metabolisme dari coelom masuk ke dalam saluran ekskresi.
Kemudian cairan ini keluar dari tubuh cacing melalui nephridioporus, yaitu
sebuah lubang kecil yang merupakan muara dari saluran ekskresi dan terletak
pada permukaan ventral tubuh cacing. Di antara nephrostoma dan saluran ekskresi
terdapat sekat yang disebut septum intersegmentale (Radiopoetro, 1988: 293).
Gambar ....Sistem Ekskresi Annelida
Sumber: Ayu, Weda. 2012.
6. Sistem Saraf
Sistem saraf (sistem nervosum) cacing tanah, terletak di sebelah dorsal
pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas: (a) ganglion cerebrale,
yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan comissura; (b) berkas
saraf ventralis dengan cabang-cabangnya. Ganglion cerebrale terletak di
sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke tiga (Radiopoetro, 1988: 293).
Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat: (a) Saraf-saraf yang
menginnervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap
kelompok sel-sel tersebut; (b) cabang saraf yang menuju ke ventral dan
melingkari pharynx. Saraf ini disebut comissura circum pharyngeale, yang
berhubungan dengan berkas saraf ventralis (Radiopoetro, 1988: 293).
Gambar Sistem Saraf Annelida
Sumber: Ayu, Weda. 2012.
7. Organ sensoris
Cacing tanah tidak mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya
terdapat sel-sel saraf tertentu, yang peka terhadap sinar (Kastawi, 2003:174).
8. Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Sepasang ovarium menghasilkan
ova, dan terletak di dalam segmen ke-13. Kedua oviductnya juga terletak di dalam
segmen ke-13 dan infundibululm bersilia. Oviduct tadi melalui septum yang
terletak di antara segmen ke-13 dan ke-14, dan di dalam segmen ke-14 membesar
membentuk kantong telur. Testes: ductus spermaticus atau vasa deferntia masing-
masing ada 2 pasang, sedang vesicula seminalis. Ductus spermaticus mulai dari
tetes bagian ujung, dan melanjutkan diri ke posterior sampai segmen ke-15, dan
pada segmen ini juga ductus itu bermuara keluar (Kastawi, 2003:174).
Spermatozoa yang telah meninggalkan testes, akan masuk ke dalam
vesicula seminalis dan selanjutnya tersimpan di dalamnya. Walaupun cacing tanah
bersifat hermaphrodit, tetapi tidak terjadi autofertilisasi. Di antara segmen-segmen
9 dan 10; 10 dan 11, terdapat receptaculum seminalis, yang merupakan tempat
penampung spermatozoa dari cacing lain (Kastawi, 2003:175).
Gambar...........Alat-alat reproduksi Lumbricus teresstris
Sumber: Ayu, Weda. 2012.
a. Cara kopulasi
Dua ekor cacing tanah berlekatan. Kemudian saling merapatkan diri
pada bagian ventral segmen-segmen ke-9 sampai ke-11. Dalam keadaan ini
cacing membentuk pipa lendir dan tiap-tiap cacing itu mengeluarkan
spermatozoanya dari vesicula seminalis-nya. Spermatozoa dari cacing
pertama melalui pipa lendit tadi masuk ke dalam receptaculum seminalis
cacing kedua, dan begitu juga sebaliknya (Kastawi, 2003:174).
Kemudian masing-masing cacing tadi saling memisahkan diri dengan
tetap membawa bagia pipa lendirnya. Di dalam pipa lendir ini, cacing
menegluarkan suatu substansi, yang kemudian membentuk cocon atau
kantong. Cocon ini kemudian tergelincir di atas segmen ke-14 dan
menerima ova. Selanjutnya di atas segmen 9-11 menerima spermatozoa.
Akhirnya cocon tergelincir di atas kepala cacing dan mengeras. Di dalam
cocon ini, spermatozoa membuahi ova. Ova yang telah dibuahi ini, lama
kelamaan akan mengalami perkembangan lebih lanjut, sehingga nanti jika
sudah menetas akan keluarlah cacing-cacing muda (Kastawi, 2003:175).
b. Regenerasi
Kebanyakan Avertebrata mempunyai kemampuan regenerasi dan begitu
pula cacing tanah dari genus Lumbricus dan Pharetima. Kemampuan
regenerasi ini tergantung pada bagian tubuh cacing yang dipotong. Bila
seekor cacing tanah dipotong menjadi 2 bagian, maka pada potongan bagian
anterior akan segera terbentuk ekor baru, tetapi prosesnya lebih lambat.
Banyak segmen-segmen yang terjadi pada regenerasi, umumnya lebih
sedikit daripada jumlah segmen yang hilang. Contohnya: bila 18 segmen
dari bagian anterior dipisahkan, ternyata hanya segmen-segmen ke-1 sampai
ke-5 saja yang mengalami regenerasi (Kastawi, 2003:175).
D. Habitat
Cacing hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat-
saat yang tertentu saja. Pada siang hari, mereka tidak pernah keluar ke permukaan
tanah, kecuali jika pada saat itu hujan, yang cukup menggenangi liang itu. Mereka
akan keluar terutama pada pagi hari sesudah hujan. Dalam keadaan normal
mereka akan pergi ke permukaan tanah pada malam hari. Dalam keadaan yang
sangat dingin atau sangat kering mereka masuk ke dalam liang seringakali sampai
kedalaman 8 kaki (±240 cm), dan dalam keadaan ini beberapa cacing seringkasli
terdapat melingkar bersama-sama. Dengan di atasnya terdapat lapisan tanah yang
bercampur dengan lendirnya (Kastawi, 2003:176).
E. Klasifikasi
Filum Annelida terdiri atas 3 kelas, yaitu: 1). Kelas Polycaeta, 2) Kelas
Oligochaeta, dan 3) Kelas. Hirudinae.
1. Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas beregmen-segmen, baik bagian luar maupun
bagian dalamnya; coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental; hidupnya
di laut; segmen tubuh banyak; mempunyai banyak setae (poli=banyak, setae-
rambut-rambut kaku). Setae terjadi dari bagian dinding tubuh yang spesial yang
dinamakan parapodia; umumnya jelas mempunyai kepala yang dilengkapi
sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir bersifat gonochoristis, dengan
gonade memanjang diseluruh tubuh dan fertilisasi eksternal; perkembangannya
melalui stadium larva; larva disebut trochopora (Radiopoetro. 1983: 298).
Contoh-contoh: Neanthes, Chartopterus, Areicola, Spirorbis, Serpula, Nereis.
Gambar Neanthes dapat dilihat pada Gambar .....
Gambar ....Neanter virens.
Sumber Curator,Cardiff . 2014
2. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta adalah meliputi cacing tanah dan beberapa spesies yang
hidup dalam air tawar. Oligochaeta tubuhnya juga jelas bersegmen-segmen;
jumlah setae sedikit (Oligos=sedikit; chetae=rambut kaku atau setae). Tubuh
cacing ini umumnya berbentuk panjang silindris, dengan panjang 18 cm dan
diameter tubuhnya ± 0,935cm. Setae tidak terdapat pada parapodia; prostamium
jelas ada tetapi umumnya tanpa extremitas; selalu bersifat hermaprhodit, testis dan
ovarium terdapat pada segmen-segmen bagian anterior, dan testis selalu terlatak di
sebelah anterior ovarium; ductus genitalis bermuara ke dalam suatu rongga yang
disebut spermatheca; reproduksi dilakukan dengan fertilisasi silang; ova terdapat
di dalam cocon, pertumbuhan atau perkembangan secara langsung tanpa melalui
stadium larva. Kelas Olighochaeta meliputi 2 ordo, yaitu: 1). Ordo Torriselae,
adalah Oligochaeta yang bersifat terrestial, yaitu hidup di dalam tanah; contoh:
Lumbricus, Allolophobora, Eutyphocus; 2). Ordo Limicolae, adalah Oligochaeta
yang bersifat aquatis. Contoh: Tubifex, Stylaria, dan Aelosoma (Radiopoetro.
1983: 299).
3. Kelas Hirudinea (Hirudo=Lintah)
Tubuh Hirudinea pada keadaan diam atau istirahat berbentuk langsing
atau oval dan memipih ke arah dorsoventral. Pada permukaan tubuhnya terdapat
banyak lekukan-lekukan atau annuli, tidak terdapat setae (kecuali pada
Acanthobdella) atau parapodia; pada ujung antertior dan ujung posterior beberapa
segmen mengalami perubahan bentuk alat penghisap (catil penghisap). Dengan
demikian pada tubuh seekor lintah terdapat dua batil penghisap, yaitu: satu di
ujung anterior, terletak di sekitar mulut dan satu lagi di ujung posterior. Batil
penghisap ini berguna untuk melekatkan diri pada permukaan tubuh hewan atau
manusia, yang akan dihisap darahnya (Radiopoetro. 1983: 299-300).
Jaringan mesenchim diding coelom membentuk tonjolan-tonjolan kecil
atau vili ke dalam rongganya atau coelomnya. Hirudinae kebanyakan bersifat
hermaphrodit dan pada-nya terdapat citellum, dan embrio berkembang di dalam
cocon (Radiopoetro. 1983: 300). Kelas Hirudinae dapat dibagi atas beberapa
familia, diantaranya yaitu:
a. Familia Achanthobdelliade
Familia ini merupakan bentuk peralihan diantara Olighochaeta dan
Hirudinea, dan hanya ada 1 genus yaitu Acanthobdella (Radiopoetro. 1983:
299-300).
b. Familia Rhynchobdelliade
Rhynchobdelliade hidup di air laut dan di dalam air tawar; darah
tidak berwarna; proboscos dapat ditonjolkan; tidak mempunyai rahang
(Radiopoetro. 1983: 299-300).
c. Familia Gnathobdelliade
Gnathobdelliade ada yang bersifat aquatis yaitu dalam air tawar, dan
ada juga yang bersifat terrestial; darah berwarna merah; tanpa proboscis,
tetapi umumnya mempunyai rahang (Radiopoetro. 1983: 299-300). Contoh:
Hirudo medicinalis & Haemopis.
Gambar ..... Hirudo Medicinalis
Sumber: Linnaeus, 1758
Kastawi, Y., Indriwati, Endah, S., Ibrohim,. Masjhudi,. & Rahayu, Sofia Ery.
2003. Zoologi Avertebrata. Malang : JICA
Kastawi, Y., Indriwati, Endah, S., Ibrohim, Masjhudi. 2005. Zoologi Avertebrata.
Malang : UM PRESS
Kastawi, Yusuf. 1994. Keanekaragaman Hewan Tingkat Rendah (Avertebrata).
Jilid II. Malang: IKIP Negeri Malang.
Radiopoetro. 1983. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Jakarta:
Alfabeta.