33
APRESIASI DRAMA SERIGALA SAKIT GIGI KARYA IRVAN MULYADIE Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Apresiasi Bahasa dan Sastra Dosen: Prana Dwija Iswara, M.Pd Oleh : DINI ASTUTIK 0903129 / 29 PROGRAM S-1 LANJUTAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG

file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/KD-SUMEDANG/197212262005011002... · Web viewPROGRAM S-1 LANJUTAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG

Embed Size (px)

Citation preview

APRESIASI DRAMA SERIGALA SAKIT GIGI KARYA IRVAN MULYADIE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Apresiasi Bahasa dan Sastra

Dosen: Prana Dwija Iswara, M.Pd

Oleh :

DINI ASTUTIK

0903129 / 29

PROGRAM S-1 LANJUTAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2010

A. Apresiasi Drama

Apresiasi menurut pengertian umum adalah penghargaan / penilaian yang

positif kepada suatu karya tertentu. Biasanya apresiasi berupa hal yang positif

tetapi juga bisa yang negatif. Apresiasi dibagi menjadi 3, yaitu kritik, pujian, dan

saran. Sementara itu, yang ahli dalam bidang apresiasi adalah seorang kolektor

atau pencinta suatu seni pada umumnya. Tetapi dalam memberikan apresiasi,

tidak boleh mendasarkan pada suatu ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian

apresiasi harus dengan setulus hati dan menurut penilaian aspek umum. Sayang,

orang Indonesia belum bisa menghargai apa yang namanya apresiasi.

Seperti halnya puisi dan prosa, drama sebagai karya sastra perlu

diapresiasikan lewat pembacaan terhadap naskahnya. Pengertian apresiasi dalam

drama sama dengan apresiasi sastra lainnya, yaitu merupakan penaksiran kualitas

karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan

dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis.

Kalau demikian halnya, layaklah drama sebagai karya sastra merupakan

hal yang utama untuk didekati, dipahami, ditelaah, dan diapresiasi. Dari

pengapresiasian naskah yang dilakukan akan diperoleh pengalaman. Pengalaman

inilah yang akhirnya kita hubungkan dengan keadaan sebenarnya di luar drama.

Akhirnya ditemukanlah suatu perubahan nilai-nilai dalam diri. Pementasan tidak

lagi diterima sebagai penentu nilai sebuah drama. Yang menentukan adalah proses

apresiasi sendiri sebagai pembaca. Dalam hal ini menurut Damono (1983:150)

adalah:

Kita bisa saja mendapatkan pengalaman dengan hanya membaca drama; ...

Dan kita juga berhak berbicara tentang drama sebagai karya sastra. Itulah alasan

mengapa drama diedarkan dalam bentuk buku, mengapa Martin Esslin menulis

tentang drama absurd, Francis Fergusson menulis "The Human Image in Dramatic

Literature." Helen Cardner membicarakan "Murder in the Cathederal." T.S. Elliot

dalam "The Art of T.S. Elliot," dan seterusnya.

Sampainya seseorang dalam mengapresiasikan naskah drama memerlukan

suatu proses. Proses ini membutuhkan seperangkat perlengkapan. Ini dibutuhkan

bukan saja untuk memahami maksud dan pesan pengarang, tetapi juga untuk

memahami bagaimana pengarang secara estetik menyampaikan maksud dan

pesannya itu.

B. Apresiasi Sastra di SD

Disekolah Dasar, Pembelajaran Sastra dimaksudkan Untuk meningkatkan

kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Menurut Huck (1987 : 630-

623) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi pengalaman pada siswa

yang akan berkontribusi pada 4 tujuan, yakni :

1.Pencarian kesenangan Pada buku

2.Menginterprestasikan bacaan sastra

3.Mengembangkan kesadaran bersastra

4.Mengembangkan apresiasi

Pembelajaran sastra di SD adalah Pembelajaran sastra anak. Sastra anak

adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi

tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13

tahun. Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta.

Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus

sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan

bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian

nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam

kehidupan.

Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam

sastra anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak

dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu :

(1) sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati,

(2) sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain

manusia,

(3) sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu

sendiri.

Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai

media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun

kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang

moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas,

serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam

sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang

dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan

mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan

emosinya.

Apresiasi Sastra Anak

1. Apresiasi berarti :

(a) kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya;

(b) penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu; dan

(c) kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang

itu bertambah.

Sehubungan dengan materi pembelajaran sastra anak ini, pengertian

apresiasi yang kita maksudkan di sini adalah pengertian pertama dan kedua, yaitu

(a) kesadaran kita terhadap nilai-nilai seni dan budaya (sastra anak), dan

(b) penilaian atau penghargaan kita terhadap sesuatu (sastra anak).

1. Ada tiga batasan apresiasi sastra anak, yaitu

a) Apresiasi sastra anak adalah penghargaan (terhadap karya sastra anak)

yang didasarkan pada pemahaman;

b) Apresiasi sastra anak adalah penghargaan atas karya sastra anak sebagai

hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan

yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung

dalam karya sastra anak; dan

c) Apresiasi sastra anak adalah kegiatan menggauli cipta sastra anak dengan

sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan

pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra anak.

1. Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak itu kita dapat melakukan beberapa

kegiatan, antara lain :

a) kegiatan apresiasi langsung, yaitu membaca sastra anak, mendengar sastra

anak ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan menonton pertunjukan

sastra anak dipentaskan;

b) kegiatan apresiasi tidak langsung, yaitu mempelajari teiri sastra,

mempelajari kritik dan esai sastra, dan mempelajari sejarah sastra;

c) pendokumentasian sastra anak, dan

d) melatih kegiatan kreatif mencipta sastra atau rekreatif dengan

mengungkapkan kembali karya sastra yang dibaca, didengar atau

ditontonnya.

1. Ada tiga tingkatan atau langkah dalam apresiasi sastra anak, yaitu :

a) seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam cipta sastra anak, ia

terlibat secara emosional, intelektual, dan imajinatif;

b) setelah mengalami hal seperti itu, kemudian daya intelektual seseorang itu

bekerja lebih giat menjelajahi medan makna karya sastra yang

diapresiasinya; dan

c) seseorang itu menyadari hubungan sastra dengan dunia di luarnya

sehingga pemahaman dan penikmatannya dapat dilakukan lebih luas dan

mendalam.

1. Setidaknya terdapat lima manfaat bagi kehidupan ketika mengapresiasi sastra

anak, yaitu :

(a) manfaat estetis,

(b) manfaat pendidikan,

(c) manfaat kepekaan batin atau sosial,

(d) manfaat menambah wawasan, dan

(e) manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian.

Kegiatan Belajar 3 Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak

1. Pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar meliputi tiga tahapan yang

harus dilalui seorang guru, yaitu :

(a) persiapan pembelajaran,

(b) pelaksanaan pembelajaran, dan

(c) evaluasi pembelajaran.

1. Tahap persiapan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar bagi

seorang guru dapat menyangkut dengan dirinya, yaitu

(a) persiapan fisik, dan

(b) persiapan mental.

Fisik seorang guru harus sehat jasmaninya, tidak sakit-sakitan. Mentalnya

pun harus sehat jiwanya, tidak sakit ingatan.

Sementara itu, hal-hal teknis yang perlu dipersiapkan adalah:

(a) memilih bahan ajar,

(b) menentukan metode pembelajaran, dan

(c) menuliskan persiapan mengajar harian.

1. Bahan ajar harus sesuai dengan anak didik sehingga pertimbangan usia

anak didik menjadi pilihan utama. Keberagaman tema, keberagaman pengarang,

dan bobot atau mutu karya sastra yang akan dijadikan bahan ajar juga menjadi

pertimbangan yang matang. Menentukan metode harus disesuaikan dengan

kemampuan guru dan kebutuhan serta kesesuaian dengan keadaan siswa.

Menuliskan persiapan mengajar harian merupakan salah satu bentuk

keprofesionalan seorang guru. Penulisan PMH itu juga menunjukkan bahwa guru

siap secara lahir batin hendak menyampaikan pembelajaran apresiasi sastra anak

di sekolah dasar.

2. Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar dapat

dimulai dari kegiatan pra-KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) hingga KBM di

kelas. Kegiatan pra-KBM dapat dilakukan dengan memberi salinan atau kopi teks

sastra, diberi tugas membaca, menghafalkan, meringkas atau mencatat dan

menemukan arti kata-kata sukar yang terdapat dalam teks sastra. KBM di kelas

dapat dilakukan dengan memberi tugas membaca sajak, membaca cerita,

berdeklamasi atau mendongeng di depan kelas, Setelah itu baru diadakan tanya

jawab, menuliskan pendapat, dan berdiskusi bersama merumuskan isi, tema, dan

amanat.

C. Naskah Drama Serigala Sakit Gigi

Ringkasan cerita:

Pada suatu saat, Serigala yang terkenal jahat itu menderita sakit gigi. Telah

banyak obat yang ia makan namun tak dapat menyembuhkannya. Hingga suatu

hari ia bermimpi ditemui oleh seorang nenek sihir yang memberitaukan bahwa

jika makan daging tupai maka ia akan sembuh. Dan diculiklah sang Tupai. Namun

Kancil dan teman-temannya tak membiarkan Serigala itu memakan sahabat

mereka. Sekuat tenaga, mereka mencari jalan untuk menolong Sang Tupai

tersebut. Dan mulailah petualangan yang seru ini.

Peran-peran :

1. Serigala

2. Kancil

3. Kera

4. Kambing

5. Kucing

6. Kelinci

7. Tikus

8. Ayam

9. Tupai

10. Nenek Sihir

11. Narator

Babak I

Suasana : Malam Hari, Latar Panggung : Hutan Belantara

Narator : Pada suatu malam di sebuah hutan yang lebat dan terdapat

banyak binatang telah terjadi kehebohan. Seekor serigala jahat tiba-tiba

mengamuk dengan membabi buta. Sebabnya ialah sang serigala sedang menderita

sakit gigi. Tentu saja seluruh binatang jadi takut. Mereka lari dan bersembunyi.

SUARA MUSIK CERIA MENGHANGATKAN SUASANA. BINATANG

BINATANG MUNCUL DENGAN TARIANNYA YANG MENARIK.

MEREKA BEGITU AKRAB. TAPI TIBA-TIBA, SUARA TERIAKAN

SERIGALA MEMECAHKAN SUASANA. DAN MUSIK MENJADI TEGANG.

KAWANAN BINATANG PUN LARI KOCAR-KACIR. MEREKA

BERSEMBUNYI DI BALIK SEMAK-SEMAK. CAHAYA LAMPU

MEREDUP.

SANG SERIGALA MUNCUL DAN MENGERANG KESAKITAN. IA

BERJALAN TERTATIH-TATIH. SUASANA TAMPAK MENCEKAM.

SERIGALA ITU TIBA DI TENGAH PANGGUNG DENGAN MERAUNG-

RAUNG. TANGANNYA MEMEGANG SEBELAH PIPINYA YANG

BENGKAK.

Serigala : Aduh sakit….. Tolong….. Aduh….. sakit….. aduh…..Tolonglah

teman-teman berikan aku obatnya. Aduh, sakit…..!

SANG SERIGALA BERLALU. SUARANYA SEMAKIN LAMA SEMAKIN

MENJAUH. DAN LENYAP. PANGGUNG PUN MULAI BENDERANG

KEMBALI. BEBERAPA BINATANG MASUK KE ATAS PENTAS DENGAN

WAJAH KETAKUTAN. LALU PERGI KE ARAH SEMAK BELUKAR

UNTUK BERSEMBUNYI. KANCIL JUGA KELUAR DARI TEMPAT

PERSEMBUNYIAN-NYA DENGAN HATI-HATI. IA MENENGOK KIAN

KEMARI UNTUK MEMASTIKAN SERIGALA ITU TELAH PERGI.

Kancil : (berbisik) Kera…. Kera….! Ayo keluar.

Kera : (dari balik pepohonan) Sssstt….., Aku disini….

Kancil : (mengedarkan pandangannya) Dimana kamu Kera? Aku tak

melihatmu.

Kera : Disini,…. Aku disini.

Kancil : (jengkel) Iya, disini itu dimana? Aku tetap tak melihatmu.

Kera : Ya disini. Cobalah Kancil berjalan dua langkah ke arah kanan.

Kancil : (kancil menurut) Satu…. dua….

Kera : Lalu mundur lagi ke arah belakang lima langkah.

Kancil : Satu, dua, tiga, empat dan lima….. Sudah, kamu dimana?

Kera : Sekarang putar kepalamu ke arah kiri.

Kancil : Begini?

Kera : Ya.

Kancil : Lalu?

Kera : (muncul di belakang Kancil dengan mengendap-endap) Dar !

Kancil : (terkejut) Waduh ampun…..!!!

Kera : (tertawa terbahak-bahak) Haha….ha…ha….

Kancil : (bersungut dan marah) Huuh, bilang kek dari tadi. Jangan pakai

kejutan segala. Kancil kan jadi takut.

Kera : Jangan marah dong, Cil. Aku kan hanya bercanda. Hehe….

Kancil : Bercanda ya bercanda, tapi jangan ngerjain Kancil dong !

Kera : Oke deh, maaf. Kalau begitu kita pacantel saja….

KERA MENYODORKAN TANGAN, TAPI KANCIL TAK

MEMPEDULIKANNYA

Kera : O, jadi marah beneran nih. Baik kalau begitu. Lihat ini…..

KERA MENGERUTKAN MUKANYA YANG LUCU DAN MULAI

BERTINGKAH SUPAYA MEMBUAT KANCIL TERSENYUM. TAPI

KANCIL SEOALAH-OLAH TAK MELIHATNYA.

Kera : Lho, kok gak mempan juga. Ya sudah, aku pulang saja….

BARU SAJA KERA BERJALAN BEBERAPA LANGKAH, TIBA-TIBA

KAKINYA TERPELESET MENGINJAK KULIT PISANG. DAN JATUH.

Kera : Aduh…..!

Kancil :(tertawa) Rasain….. Makanya kalau buang sampah jangan

sembarangan

Kera : Huh, bukannya menolong malah menertawakan

Kancil : Ya, salah sendiri

Kera : O, jadi Kancil tak mau menolong saya?

Kancil : Baik, deh, baik……

KANCIL MENGAHAMPIRI KERA YANG TERDUDUK DI ATAS TANAH

SEMABARI MENYODORKAN TANGANNYA. NAMUN TIBA-TIBA KERA

MENARIK TANGAN SANG KANCIL HINGGA TERJATUH

BERANGKULAN. KEDUANYA TERTAWA LEPAS. DAN SESAAT

MENJADI HENING. KANCIL SEPERTI TERINGAT SESUATU.

Kancil : Eh, Kera. Apakah kamu melihat apa yang kulihat tadi?

Kera : (Mengerutkan dahinya) Apa itu Kancil? Tadi kan gelap

Kancil : (seolah berfikir) Kalau begitu apakah Kamu mendengarkan apa

yang tadi kudengar?

Kera : Mendengar apalagi, Kancil? Kok saya jadi tak mengerti

maksudnya .

Kancil : Ya, mendengar suara dong. Tadi aku mendengar suara yang

seperti minta tolong. Begini (menirukan suara Serigala)Aduh sakit….. Tolong….

Aduh….. Aduh……

Kera : Oooo, yang itu. Iya aku juga mendengar. Memangnya kenapa?

Kancil : Suara siapa, ya? Kok rasanya saya kenal. Aku ingin sekali

menolongnya

Kera : Ah,….. (membelakangi Kancil) buat apa kita susah-susah

menolongnya? Toh kita sendiri tidak tahu siapa yang minta pertolongan itu.

Kancil : Lho, kok Kera ngomongnya begitu sih? Kita ini kan sesama

mahluk ciptaan Tuhan. Jadi sudah seharusnya kita saling menolong. Bukankah

dengan tolong menolong itu kita akan mendapatkan pahala, betul kan?

Kera : Iya, tapi menolong siapa dulu….. Nah, kalau yang kita tolong itu

jahat bagaimana? Kita sendiri kan yang jadi repot

Kancil : Betul juga, ya. Tapi kalau dia baik?

Kera : Ya tidak tahu…..

Kancil : Ah, saya punya akal!

Kera : Apa itu?

Kancil : Kalau begitu, kita tanyakan saja pada teman-teman kita. Siapa

tahu diantara mereka ada yang mengetahuinya. Yuk?

Kera : Ayo, siapa takut…..

Babak II

Suasana : Malam Menjelang Pagi, Latar Panggung : Hutan Belantara

Narator : Kemudian, Sang Kancil dan Sang Kera mulai berjalan untuk

mencari tahu apa yang terjadi. Mereka bertanya kepada siapa saja yang

ditemuinya di perjalanan. Mereka menemui kawan-kawannya. Tapi sampai pagi

menjelang, tak sedikit pun jawaban yang mereka dapatkan. Mereka capek dan

akhirnya ketiduran di bawah pohon yang sangat rindang.

Kera : Aduh, sudah jauh kita ini berjalan kancil. Tapi kita tak

mendapatkan sesuatu yang menggembirakan. Gajah tak tahu, kambing tak tahu,

burung hantu pun juga tidak tahu. Ah, sia-sia saja.

Kancil : Iya, tapi kita tak boleh menyerah,

Kera : Ah, aku sudah lelah

Kancil : Iya, aku juga (menguap lalu tidur di bawah pohon yang rindang)

Babak III

Suasana : Pagi Hari, Latar Panggung : Hutan Belantara

TERDENGAR SUARA KOKOK AYAM JANTAN. LAMPU MENYALA

PERTANDA HARI MULAI BERANJAK SIANG.

Narator : Pagi telah tiba. Matahari bersinar dengan cerahnya. Binatang-

binatang di hutan menyambutnya dengan gembira. Ya, hari itu mereka gembira

karena Sang Serigala yang jahat dan sering menggangu mereka itu kini sedang

sakit gigi. Serigala itu kini tak bisa menggigit.

MUSIK CERIA PUN BERGEMA. BINATANG-BINATANG MUNCUL

DENGAN MATA MASIH MENGANTUK DAN MENGGELIAT-GELIAT.

LALU SECARA SERENTAK MEREKA MENARI BERNYANYI DALAM

LAGU “SERIGALA SAKIT GIGI”. NAMUN DI TENGAH-TENGAH

KECERIAAN ITU PULA MEREKA DIKEJUTKAN OLEH KERA YANG

MERASA TERGANGGU TIDURNYA.

Kera : Stooop…..!!!

MUSIK BERHENTI. SEMUA BINATANG KAGET. MEREKA LARI

TERBIRIT-BIRIT DAN BERSEMBUNYI.

Kera : Berisik,…. Berisik!

Kancil : (bangun sambil menggosok kedua matanya dengan tangan)

Aduh…. Ada apa sih, Kera?

Kera : Mereka itu, tuh…. Mengganggu kita yang sedang tidur saja.

Kancil : Siapa?

Kera : (berdiri dan memutarkan pandangannya)Hey kalian, ayo keluar.

Jangan bersembunyi. Keluar !

SEJENAK HENING. TAPI BEBERAPA SAAT KEMUDIAN KAWANAN

BINATANG ITU PUN MEMUNCULKAN KEPALANYA. DAN KELUAR

SAMBIL MENGGERUTU.

Kambing : Mbee…… Huuh, saya kira kamu ini Serigala.

Ee…. Ternyata Kera.

Kera : (marah) Iya, ini aku Si Kera. Mau apa?

Kucing : (melerai) Meoong,….. Eh, sudah-sudah jangan bertengkar.

Sesama binatang penghuni hutan jangan saling bermusuhan dong…. Meong.

Kera : (kepada kucing) Kamu juga sama saja. Pengganggu!

Ayam : Kukuruyuk….. Aduh-aduh pagi-pagi begini kok sudah ribut-

ribut. Oo…oo…. Saya tahu-tahu, rupa-rupanya Sang Kancil-kancil dan Sang

Kera-kera ini telah terganggu-ganggu oleh tarian-tarian dan nyanyian kita teman-

teman. Dan mereka-mereka ini sedang tertidur-tidur, betulkan?

Kera : (judes) Hemh….. tau!

Koor : Ooo, begitu…..

Kambing : Mbee…… Kalau begitu kami minta maaf Kera. Betul kami tidak

tahu kalau kamu sedang tidur di sekitar sini. Betulkan teman-teman?

Koor : Betul, Kera. Betul Kancil. Kami semua tidak tahu…..

Kancil : Ah, tidak apa-apa kok. Sebetulnya aku dan Kera ini sedang

mencari sesuatu yang membuat kami berdua bingung. Kami sudah berjalan

semalaman hingga terlelah dan tertidur disini. Maafkan kami juga ya, teman-

teman. Kami bingung….

Koor : Bingung?

Ayam : Kukuruyuk, bingung kenapa Kancil?

Koor : Iya, bingung kenapa Kancil? Bingung kenapa Kera?

Kancil : Begini teman-teman. Tadi malam saya dan Kera dikejutkan oleh

suara aneh.

Koor : Apa, suara aneh?

Kancil : Betul Suara aneh.

Kucing : Meoong….. Aneh, aneh bagaimana kancil?

Kancil : Begini teman-teman. (menirukan kembali suara Serigala)Aduh

sakit… aduh…. Tolong…. Nah, begitu. suaranya.Dan setelah itu kami mencari

tahunya hingga sampailah kami kesini.

KEMUDIAN PARA BINATANG ITU SALING BERPANDANGAN MATA.

HENING SEJENAK, DAN SETELAH ITU DENGAN SERENTAK MEREKA

TERTAWA DENGAN RAMAINYA.

Kancil : Hei, kok kalian malah tertawa sih….. Apa ada yang lucu, ya?

TAWA MEREKA PUN BERHENTI. DAN TAK LAMA KEMUDIAN

MEREKA TERTAWA LAGI.

Kera : (marah) Stop-stop, berhenti…..! (semua terdiam)

Kucing : Meoong…. Maafkan kami kawan, rupanya kalian tidak tahu ya?

Kancil : Apa yang kalian tahu dan tak kita ketahui? Beritahulah segera.

Kucing : Begini Kancil, begini Kera. Rupanya suara yang kalian berdua

dengar itu adalah suaranya Serigala. Serigala yang jahat itu, mengerti?

Kancil & Kera: (bersamaan) Ha, Serigala?! (mereka berpelukan dengan gemetar)

Kambing : Mbeee….. Betul. Suara yang kalian dengar itu adalah suara

Serigala. Tapi tenang saja, dia tidak akan apa-apa.Sebab Sang Serigala tengah

menderita sakit gigi.

Koor : Ya, Serigalanya sedang sakit gigi. Jadi Serigalanya tak akan bisa

menggigit.

Kancil & Kera: O, begitu….. (Kancil dan Kera bernafas lega)

Koor : Iya, Serigalanya sedang sakit gigi. Hahaha……

Narator : Nah, begitulah teman-teman sekalian. Mereka sangat senang

sekali mendengar Serigala yang sedang sakit gigi. Bagaimanapun Sang Serigala

memang jahat. Serigala sering mengganggu para binatang. Bahkan memakannya.

Namun dengan tiba-tiba, seluruh alam di sekitar hutan itu mendadak gelap gulita.

Kancil dan kawan-kawannya menjerit ketakutan. Hingga datanglah seekor Kelinci

yang membawa obor di tangannya. Dan mengabarkan bahwa Serigala itu telah

menculik Tupai sahabat mereka.

KELINCI DATANG DENGAN OBOR DITANGANNYA. SEMENTARA

KAWANAN BINATANG MASIH BINGUNG SALING BERPELUKAN SATU

SAMA LAINNYA.

Kelinci : (terengah-engah) Aduh, kawan-kawan. Ini gawat…..gawat!

Kera : Eh, rupanya ada Si Kelinci !

Ayam : E, bener-bener. Itu-itu ada Si kelinci.

Kelinci : Ya, ini aku. Semuanya menjadi kacau…..kacau!

Kancil : Emangnya ada apa Kelinci? Kok kamu seperti ketakutan begitu.

Kelinci : Ya, aku membawa kabar untuk kalian semua.

Koor : Kabar? Kabar apa kelinci?

Kelinci : (berjalan ke salah satu sudut panggung, diikuti yang lainnya)Ini

kabar buruk teman-teman.

Koor : Apa, kabar buruk?

Kambing : Embeee….. Kalau begitu cepatlah kau katakan, Kelinci!

Kucing : Meoong….. ayo jawab. Jangan bengong begitu……meoong.

Kelinci : Begini….. (berjalan lagi, diikuti yang lainnya) Katanya, Pak

Serigala yang jahat itu telah menangkap salah seorang sahabat kita.

Koor : Apa, menangkap sahabat kita?

Kelinci : Ya, betul sekali.

Kancil : Siapa itu Kelinci?

Koor : Ya, siapa yang ditangkap itu? Siapa?

Kelinci : Yang ditangkap oleh Pak Serigala adalah….. Si Tupai Pohon.

Koor : Hah,….. Si Tupai?

Kelinci : Ya, Si Tupai ditangkap untuk dimasak dan dijadikan obat sakit

giginya Pak Serigala. Alasannya adalah karena Si Tupai sangat kuat giginya. Dan

bagus.

Koor : Hiiiyyyy….. takuuut……

Ayam : Kukuruyuk…. Takut sih takut. Tapi kenapa si kucing ngompol?

Kucing : (tersipu malu) Ma….maaf, aku benar-benar takut.

Kelinci : Dan satu lagi teman-teman, hari yang sangat gelap ini diakibatkan

oleh mantra-mantranya Pak Serigala untuk mengundang Nenek Sihir yang kejam.

Koor : Hiiiyyyy….. takuuut……

Kambing : Embeee….. Lantas apa yang harus kita lakukan?

Kancil : Tentu saja kita harus menolongnya, kawan-kawan. Si Tupai itu

kan sahabat kita semua.

Koor : Apa menolongnya? Hiiiyyyy….. takuuut……!!!

Kelinci : Tapi bukankah Pak Serigala itu jahat sekali. Jangan-jangan nanti

kita sendiri yang dimakannya….

Kera : Oh, kalau begitu Kambing saja yang menolong. Dia kan punya

tanduk.

Kambing : Enak saja, kamu saja yang bisa naik pohon. Serigala kan tidak

bisa menangkap kamu.

Ayam : Apalagi aku….. ketketokketok!

Koor: Kamu saja….. Tidak, kamu saja….. Gak mau, kamu saja….!!!

Kancil : Aha,….. Saya dapat ide!

Koor : (semua berhenti, lalu berkata) Apa, ide?

Kancil : Ya, ide. Kita tidak mungkin melawannya tanpa ada kebersamaan.

Kambing: Maksudmu?

Kancil : Kitalah yang akan melawan Sang Serigala!

Kucing : Tapi kan akau takut

Kancil : Kenapa mesti takut segala? Kita ini banyak. Dan Serigala itu

harus kita lawan bersama-sama. Keadilan harus ditegakkan. Serigala itu telah

merampas segala ketentraman hutan kita semenjak dulu. Kalau sekarang tidak

dilawan, maka selamanya kita akan selalu diliputi ketakutan

Kambing : Embee…. betul sekali. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.

Kancil : Sekarang, marilah kita satukan seluruh kekuatan kita, tenaga dan

fikiran kita untuk menolong sahabat kita. Setuju?

Koor : Setuju…..!!!

Kucing : Kalau begitu aku juga setuju, deh….

Kelinci : Nah, itu namanya Si Kucing pemberani

Kancil : Baiklah, sekarang mari ita berunding dan mengatur siasat untuk

menghadapi Sang Serigala, Oke?

Koor : Oke, baiklah Kancil….!!!

Babak IV

Suasana : Sore Hari, Latar Panggung : Sarang Serigala

Narator : Akhirnya, mereka pun berunding untuk mencari cara

membebaskan sahabatnya Si Tupai pohon yang ditangkap Serigala. Sementara di

tempat lain, Si Tupai pohon yang baik hati sedang menangis tersedu-sedu. Dia

disekap oleh Serigala dalam sebuah kurung yang besar. Tupai takut kalau dirinya

akan dimakan hidup-hidup. Kasihan sekali keadaannya…..

TUPAI MENANGIS MERONTA-RONTA DALAM KURUNGAN. IA SUDAH

MULAI PUTUS ASA. MUNCULAH SANG SERIGALA DENGAN SOROT

MATANYA YANG TAJAM. MENGHAMPIRINYA.

Tupai :Tolong….. tolong….. lepaskan saya….. Tolong!

Serigala : (tertawa) Aduh….. aduh…. Aku sakit gigi…. Aduh….. kasihan

Si Tupai bodoh ini…..

Aduh….. aku akan segera sembuh……hahaha….

Tupai : (memelas) Tolong lepaskan saya, Pak Serigala. Saya ingin

pulang…..

Serigala : Apa, melepaskanmu? (tertawa) Enak saja. Aku kan sudah susah-

susah menangkapmu. Mana kamu sudah menendang pipi saya yang sedang sakit

gigi ini, huh, dasar bodoh.

Tupai : Tapi kenapa saya dikurungnya disini?

Serigala : Ha? (tertawa) dasar kamu ini memang bodoh….. He, Tupai kecil.

Kenapa aku bisa menculikmu? Karena aku sangat membutuhkanmu. Kenapa aku

membutuhkanmu? Karena itu penting sekali. Dan kenapa kamu dikurung disini?

Karena kamu tak boleh kabur, mengerti?

Tupai : Iya, tapi untuk apa saya harus diculik? Saya kan tidak

bersalah…..

Serigala : (mulai jengkel) Aih-aih, dasar kamu Si Tupai bodoh! Ah, tapi

baiklah. Aku akan memberi tahumu kenapa aku harus menculikmu Tupai bodoh.

Begini, sudah seminggu belakangan ini aku menderita sakit gigi. Lihat….

(menunjukkan mulutnya lebar-lebar) Sudah kau lihat?

Tupai : (mengangguk)

Serigala : Nah, sudah kutemui banyak dokter, para penyihir dan dukun-

dukun untuk mengobati sakit gigiku ini. Tapi tak satu pun yang dapat

menyembuhkannya. Dan sia-sia saja semua obat yang aku makan. Sakit gigiku

malah semakin menjadi-jadi. Hingga aku putus asa dibuatnya. Tetapi malam

kemarin aku bermimpi….

Tupai : Mimpi, mimpi apa?

Serigala : (marah) Diam dulu bodoh, aku juga akan menceritakannya biar

kamu tidak penasaran jika kelak aku makan. Begini, di dalam mimpi itu aku

bertemu dengan seorang nenek sihir. Dan ia memberikan petunjuk. Katanya…….

LAMPU MEREDUP. SERIGALA DAN KANCIL MEMATUNG. DAN

MUNCULAH SEORANG NENEK SIHIR DIANTARA MEREKA.

WAJAHNYA SANGAT MENYERAMKAN.

Nenek Sihir : (kepada Serigala) Hei Serigala yang jahat….. Aku akan

memberitahumu sesuatu.

Penyakit sakit gigi yang kau derita itu tidak pernah akan sembuh meskipun seribu

dukun telah kau kunjungi. Bahkan seribu tahun yang kau habiskan untuk

mengobatinya tidak akan menyembuhkan. Sebab penyakitmu adalah kutukan

karena engkau terlalu jahat di dunia.

Akan tetapi kamu jangan khawatir. Aku Si Nenek Sihir akan rela membantumu.

Ya, aku juga jahat sepertimu. Maka sebagai orang yang sama-sama jahat sudah

seharusnya kita saling membantu. Seperti juga orang-orang yang baik saling

menolong sesamanya. Baiklah, kau dengarkan baik-baik…...Sakit gigi itu akan

sembuh bila engkau memakan daging Si Tupai pohon. Dan gigi Si Tupai itu

engkau bakar sebagai persembahan untukku.Sebab aku dendam padanya yang

telah mencuri banyak kelapa dari kebunku. Mengerti? Hikhikhik…..

SUASANA KEMBALI SEPERTI SEMULA.

Serigala : Nah, begitulah ceritanya. Jadi kuculik saja kamu……hahaha…

Tupai : Dasar penjahat. Demi kepentingan pribadimu, kau korbankan

orang yang tak bersalah padamu.

Serigala : Diam kamu! Bukankah kau ini pencuri juga?

Tupai : Serigala jahat!

Serigala : Biarin

Tupai : Kamu jahat!

Serigala : Biar

Tupai : Kamu jahat….. jahat!

Serigala : Biarin….. biar…..!!! Dasar tupai bodoh. Awas ya, nanti malam

kamu akan saya makan….hahaha. Dan mulai saat ini, kamu jangan berteriak-

teriak lagi dan membuat kupingku sakit. Mengerti?

Tupai : (diam saja)

Serigala : (membentak) mengerti tidak, bodoh…..?!?

Tupai : Iyy…..ya. Ssaa…saya mengerti.

SERIGALA MEMBALIKAN TUBUHNYA DAN PERGI. TUPAI MERONTA-

RONTA DALAM KURUNGAN ITU. NAMUN SARANG ITU BEGITU KUAT

DAN TERKUNCI.

Tupai : (meratap) Oh, Tuhantolonglah hambamu ini. Aku tak mau jadi

santapan malamnya Serigala yang jahat. Tolonglah hamba, Tuhan….(Tupai

menangis hingga ketiduran)

Babak V

Suasana : Petang, Latar Panggung : Sarang Serigala

Narator : Akhirnya, kawanan Kancil pun datang dan sampai di tempat

persembunyiannya Serigala yang jahat. Dengan mengendap-endap mereka masuk.

Hati-hati sekali. Mereka menemukan Tupai yang tertidur dalam kurungan. Kancil

mencoba membangunkanya, tapi Tupai tak kunjung bangun. Diluar, terdengar

suara Sang Serigala yang mengaduh merasakan giginya yang sakit. Dan kawanan

Kancil pun menjadi panik. Lalu bersembunyi di semak belukar di sekitarnya. Tak

lama kemudian muncullah Serigala…..

MUSIK TEGANG. SERIGALA MONDAR-MANDIR DAN MENDENGUS-

DENGUSKAN HIDUNGNYA. IA MENCURIGAI KEBERADAAN

KAWANAN KANCIL YANG MEMANG ADA DISEKITARNYA.

Serigala : Hmm, sepertinya ada yang tidak beres disini. Ya….. seperti bau

yang tidak asing. Ya, bau makanan lezat. (Serigala menghampiri tempat dimana

Kancil bersembunyi)O, jadi ini….. (memungut setangkai bunga yang sudah

mengering)aku kira makanan enak…. E, ternyata hanya bunga kering, sial.

(melirik ke arah kurung) Oow, ternyata si bodoh sedang tidur. Biar sajalah.

Daripada bangun malah membuatku pusing saja. Berteriak-teriak (meniru Tupai)

Tolong…. Tolong…. Ah, lebih baik aku menyiapkan segala sesuatunya untuk

nanti malam. Mmh,…. Daging Tupai dimasak dengan bumbu yang sedap.

Enaaak….!!! (keluar)

KANCIL KELUAR DARI PERSEMBUNYIANNYA DENGAN SANGAT

HATI-HATI. MEREKA MENARIK NAFAS LEGA.

Kancil : Hampir saja……

Kera : Cil, bagaimana sekarang?

Kambing : Embeee…. Iya Cil, bagaimana sekarang?

Kancil : Nah, sekarang kita harus dibagi dua. Kelompok pertama

membebaskan Si Tupai dari kurungan, sementara yang lainnya mengawasi

keadaan kalau-kalau Pak serigala datang lagi seperti barusan. Selanjutnya, kita

semua akan membuat jebakan untuk menangkap Pak serigala, oke?

Koor : (bersemangat) Oke, oke-oke saja Kancil…..

Kancil : Sssstt…… Jangan keras-keras dong.

SEMUANYA SEREMPAK MENUTUP MULUT

Kancil : Sekarang ayo kita lakukan !

Narator : Maka bekerjalah mereka sesuai tugas yang telah diberikan kepada

masing-masing. Tupai sudah dibebaskan. Dan jebakan pun sudah selesai dibuat.

Mereka tinggal menunggu saat yang tepat untuk menghancurkan semua kejahatan

yang pernah dilakukan Sang Serigala.

Tupai : (setelah keluar) Terimakasih Kancil. Terimakasih kawan-kawan

semuanya. Kalian telahmenyelamatkan hidupku. Dan kalau kalian tak ada pasti...

Kelinci : Ah, kamu tak perlu bicara seperti itu kawan. Karena sudah

seharusnya antar sahabat itu saling menolong.

Ayam : Betul-betul. Betul sekali apa-apa yang dikata-katakan oleh

Kelinci. Kukuruyuk…. Kitakan temenan. Betulkan…..?

Koor : Ya, betul Tupai. Kita kan temen…..

Kancil : Ya, berterimaksihlah hanya kepada Tuhan, Tupai.

Tupai : Kawan-kawan, kalian sungguh sahabatku yang terbaik di dunia.

KEMUDIAN MEREKA SALING BERPELUKAN SATU SAMA LAINNYA.

TAPI SUASANA YANG MENGHARUKAN TERSEBUT SIRNA

MANAKALA SANG SERIGALA MASUK DENGAN TIBA-TIBA.

Serigala : Oh, rupanya sedang ada reuni keluarga di rumahku, ya? Kok aku

tak diundang…..

Koor : Hah, S-E-R-I-G-A-L-A…..

Serigala : He, apa yang kalian lakukan disini?

Koor : La….lari…..!!!

SEMUA KAWANAN KANCIL LANGSUNG LARI. TAPI TAK

MENINGGALKAN TEMPAT ITU. MEREKA MALAH MEMPERMAINKAN

SANG SERIGALA YANG SUDAH SANGAT MARAH.

Serigala : Jangan lari…. Mau kemana kalian….. Tunggu! (melihat

kurungan yang sudah kosong) Aduh, dasar sial…... Bagaimana dengan gigiku?

Awas kalian. Akan kubalas semuanya...Ayo, kemarilah akan kutangkap kalian

semua…….

SERIGALA TERUS MENGEJAR KAWANAN KANCIL YANG SANGAT

CERDIK. DAN MEREKA TERUS SAJA MEMPERMAINKANNYA.

SERIGALA JADI PUSING. SEHINGGA PADA SUATU KESEMPATAN

YANG TEPAT, SERIGALA PUN MASUK DALAM PERANGKAP.

SERIGALA TERKURUNG PADA TEMPAT DIMANA IA TELAH

MENGURUNG SANG TUPAI. SERIGALA TERKUNCI DI DALAMNYA.

SERIGALA MENJERIT MINTA TOLONG. KANCIL DAN KAWAN-KAWAN

BERSORAK GEMBIRA KARENA TELAH MENGALAHKAN SERIGALA.

Tupai : Nah Serigala, sekarang kau akan merasakan juga bagaimana

rasanya terpenjara di dalam sana…..

Serigala : Dasar Tupai bodoh, ayo keluarkan aku dari sini. Kalau tidak…..

Tupai : Kalau tidak, mau apa?

Kancil : Ah, sudahlah Tupai. Biarkan saja ia menikmati sakit giginya

disana.

Koor : Ya, sekarang rasain Serigala. Makanya jangan jahat….

Serigala : Aduh, ampun….. Keluarkan aku dari sini…. Tolonglah….

Kambing : Embeee…… Mari kawan-kawan kita pulang. Hari sudah mulai

malam.

Serigala : Hei, jangan pergi. Keluarkan dulu aku dari sini…..Hei binatang-

binatang bodoh…… Tolong……Tolong….. keluarkan aku dari sini…..

ampun….!!!

Narator : Lalu mereka meninggalkan tempat tersebut dengan serigala yang

terkurung. sang serigala hanya bisa menangis sedih meratapi keadaanya. dan tak

akan ada yang pernah mau menolong serigala itu. karena ia jahat. dan yang jahat

harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Nah, begitulah teman-teman akhir

kisah Serigala yang sakit gigi dengan kawanan Kancil yang cerdik. Semoga kita

dapat mengambil hikmah dari cerita ini.

D. Apresiasi Drama Serigala Sakit Gigi

Menurut saya drama yang berjudul serigala sakit gigi cocok digunakan

untuk pembelajaran drama di SD, karena ceritanya tidak rumit sehinngga mudah

dimengerti oleh anak selain iu drama tersebut juga mengandung nilai-nilai moral

yang bagus, misalnya tolong-menolong, persahabatan, kerjasama serta akibat dari

perbuatan jahat pasti akan mendapat balasan yang sama. Sehingga dari drama

tersebut anak dapat menilai perbuatan yang baik dan perbutan yang buruk serta

akibat dari perbuatan tersebut. Meskipun drama ini cocok untuk digunakan dalam

pembelajaran drama di SD namun menurut saya drama ini terlalu panjang untuk

pembelajaran di dalam kelas sehingga untuk mengatasinya drama ini bisa

disingkat tanpa menghilangkan bagian-bagian penting dalam drama tersebut.

E. Pembelajaran Drama di SD

Drama yang berjudul Serigala Sakit Gigi dapat diajarkan di kelas V semester 2

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut:

1. Standar kompetensi : mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan

dalam diskusi dan bermain drama.

2. Kompetensi dasar : memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat

Evaluasi

Untuk evaluasi keterampilan yang dinilai adalah ketermpilan berbicara dan bentuk

evaluasi yang digunakan adalah performance. Adapun aspek-aspek yang dinilai

adalah pelafalan, intonasi dan ekspresi. Untuk lebih jelasnya berikut format

penilaiannya:

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumla

h

skor

Nilai

pelafalan intonasi ekspresi

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Deskriptor

Pelafalan

1 = jika siwa tidak mampu memerankan tokoh drama dengan lafal yang tepat dan

jelas

2 = jika siswa mampu memerankan tokoh drama dngan lafal yang tepat namun

tidak jelas atau sebaliknya

3 = jika siswa mampu memerankan tokoh drama dengan lafal yang tepat dan jelas

Intonasi

1 = jika siswa tidak mampu memerankan tokoh drama dengan intonasi yang benar

dan tepat

2 = jika siswa mampu memerankan tokoh drama dengan intonasi yang benar

namun kurang tepat atau sebaliknya

3 = jika siswa mampu memerankan tokoh drama dengan intonasi yang benar dan

tepat

Ekspresi

1 = jika siswa tidak mampu memerankan tokoh drama dengan ekspresi yang tepat

dan penuh penjiwaan

2 = jika siswa mampu memerankan tokoh drama dengan ekspresi yang tepat

namun kurang menjiwai atau sebaliknya

3 = jika siswa mampu memerankan tokoh drama dengan ekspresi yang tepat dan

penuh penjiwaan