Upload
lyphuc
View
223
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
FERMENTASI PELEPAH SAWIT SEBAGAI PAKAN
TERNAK RUMINANSIA
Penangggung jawab : Kepala Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Barat
Penyusun : Nurdiah Husnah
Ketut Indrayana
Nini Kusrini Fitriawaty
Editor : Ahmad Riyadi Layout dan Tata Letak : Rahmi. H Sumiati
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI BARAT
2019
KATA PENGANTAR
Permentan Nomor 19/Permentan/OT.020/5/2017
mengamanatkan dua hal penting kepada BPTP
Balitbangtan yaitu: (a) Melaksanakan perakitan materi
penyuluhan hasil pengkajian, dan (b) Melaksanakan
bimbingan teknis materi penyuluhan dan diseminasi hasil
pengkajian. Hal ini sejalan dengan upaya percepatan
transfer dan proses adopsi teknologi Balitbangtan.
Penyusunan booklet ini dimaksudkan untuk
membantu petani peternak mendapatkan informasi
mengenai inovasi teknologi dibidang peternakan
utamanya dalam pengolahan limbah sawit berupa pelepah
sawit sebagai pakan ternak ruminansia.
Diharapkan booklet ini dapat memudahkan
petani/peternak dan para stakeholder mendapatkan
informasi terkait inovasi teknologi frmentasi pelepah
sawit sebagai pakan ruminansia.
Mamuju, Agustus 2019
Kepala Balai,
Dr. Ir. Nurdiah Husnah, M.Si
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………….…... ii
Daftar Isi…………………………………….…. iii
I. Pendahuluan………………………………… 1
A. Latar Belakang…………….……………… 1
B. Tujuan dan Manfaat…………….………… 2
II. Potensi Taman Teknologi Pertanian
Tobadak…..……………………………….…
3
A. Limbah Sawit sebagai Sumber Serat Ruminansia………………………...……...
B. Bahan Utama Fermentasi Limbah Sawit….
C. Proses Pembuatan Fermentasi Pelepah
Sawit………………………………...…….
D. Analisa Biaya Fermentasi Pelepah
Sawit……………………………………...
5
7
11
16
Daftar Pustaka……………………………….… 17
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu pakan limbah
inkonvensional yang tak banyak digunakan saat ini
mengalami kemajuan cukup pesat, utamanya hasil
samping perkebunan, pertanian, dan agro industri.
Diantara hasil samping perkebunan adalah pelepah
sawit (oil palm frond/OPF) yang potensial untuk
dikembangkan sebagai bahan pakan hijauan pengganti
hijauan rumput sebagai pakan ternak.
Pelepah sawit merupakan batang yang keras,
daunnya berduri dan mengandung lidi, sehingga apabila
digunakan sebagai bahan pakan perlu dilakukan
pengupasan kulitnya sehingga yang dimanfaatkan
adalah bagian isi pelepah sawit. Dalam satu pohon akan
dihasilkan pelepah antara 40 – 50 pelepah/pohon/tahun.
Saat ini luas areal perkebunan sawit di provinsi
Sulawesi Barat mencapai 230.389 Ha, sedangkan di
Kabupaten Mamuju Tengah 106.383 Ha (BPS Sulawesi
Barat, 2018). Berdasarkan data tersebut maka limbah
pelepah sawit di Mamuju tengah bisa mencapai
kurang lebih 2.815.500 pelepah/pohon/tahun. Dengan
potensi ini maka peluang pemanfaatan hasil
samping pelepah sawit masih sangat terbuka dan
menjanjikan sebagai pakan ternak.
2
Untuk dapat dimanfaatkan secara optimal, pelepah
sawit harus diolah terlebih dahulu. Beberapa teknik
pengolahan baik secara fisik, kimia, biologis maupun
kombinasinya terbukti mampu meningkatkan nilai
manfaat dari pakan limbah. Untuk meningkatkan inklusi
maksimal dalam pakan ternak, pelepah sawit harus
diolah terlebih dahulu melalui teknologi pakan, salah
satunya melalui proses fermentasi.
B. Tujuan dan Manfaat
Booklet ini bertujuan sebagai sumber informasi
bagi petani peternak mengenai inovasi teknologi
pengolahan pakan khususnya fermentasi pelepah sawit
sebagai pakan ternak ruminansia.
Manfaatnya yaitu diketahuinya prosedur fermentasi
pelepah sawit sebagai pakan ternak ruminansia, dan
diharapkan mampu membantu petani peternak dalam
memanfaatkan limbah sawit.
3
II. POTENSI TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN
TOBADAK
Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan
dan Pembangunan Nasional (Bappenas)
mengagendakan untuk membangun Taman Sains
(Science Park) di 34 provinsi dan Taman Teknologi
(Techno Park) di 100 kabupaten dalam waktu 5 tahun
yang dituangkan dalam program quick win.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)
mendapat tugas untuk membangun 17 Taman Sains
Pertanian (Agro Science Park) di area Kebun Percobaan
milik Balitbangtan dan 26 Taman Teknologi Pertanian
(Agro Techno Park) di 26 Kabupaten. Salah satu dari
Taman Teknologi Pertanian (TTP) tersebut berlokasi di
Kabupaten Mamuju Tengah, yaitu di Kecamatan
Tobadak. Luas lahan TTP Tobadak yaitu 10 Ha terdiri
dari lahan kantor 2 Ha, lahan untuk tanaman pangan 2
Ha, lahan sawit 6 Ha.
Lokasi TTP nantinya akan mendukung
pengembangan perkebunan sawit dan pengembangan
Jagung, pengolahan pisang dan peternakan yang ada di
wilayah ini. Hal ini dimaksudkan agar dari sejak awal
pengembangan TTP menyatu dengan pengembangan
perkebunan sawit rakyat, pengembangan jagung dan
pisang sebagai basis bagi pengembangan sisi komersial.
4
Visi TTP Tobadak : TTP Tobadak sebagai wahana
menumbuhkan teknoprenureship untuk memacu
peningkatan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat
Mamuju Tengah.
Misi TTP Tobadak:
a. Kawasan pintar” spesifik lokasi yang
dikelola secara professional, dicirikan oleh
kegiatan pertanian modern secara mandiri
dan berkelanjutan.
b. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP)
dari hulu ke hilir.
c. Sebagai pusat bisnis pertanian yang menghidupi
petani sekitarnya dan pengelolanya melalui
pengembangan kerjasama dengan dunia usaha
Penyedia fasilitas pelatihan, magang,
pengembangan inkubator agribisnis IPTEK
Pertanian di Kabupaten Mamuju Tengah.”
Kabupaten Mamuju Tengah memiliki populasi
ternak sebesar 6.958 ST/Tahun dengan daya dukung
pakan sebesar 372.527 BKC/Tahun, lahan yang ada di
Kabupaten Mamuju Tengah dapat menampung ternak
sejumlah 319.820 ST secara keseluruhan Kabupaten
Mamuju Tengah dalam kondisi aman karena
ketersediaan bahan pakan masih mencukupi. Akan
tetapi masyarakat masih membutuhkan informasi
teknologi pakan yang dapat mendukung pengembangan
ternak sapi potong sehingga di TTP Tobadak
5
menyediakan informasi dan teknologi pengolahan
pakan khususnya pengolahan limbah sawit dan limbah
tanaman pangan.
A. Limbah Sawit Sebagai Sumber Serat
Ruminansia
Pelepah kelapa sawit merupakan limbah dari
perkebunan kelapa sawit yang biasanya akan menjadi
sampah ketika memanennya. Pohon kelapa sawit dapat
menghasilkan 22 buah pelepah sawit/tahun dan jika
tidak dilakukan pemangkasan dapat melebihi 60
pelepah/tahun. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan
limbah kelapa sawit bisa dijadikan sebagai pakan
alternatif bagi ternak ruminansia sebagai pengganti
rumput karena dilihat dari produksinya yang banyak.
Potensi pelepah sawit dimanfaatkan sebagai pakan
ruminansia sangat besar, namun pemanfaatannya
terkendala dengan rendahnya tingkat kecernaan
karena kadar lignin yang tinggi. Untuk menurunkan
kadar lignin pada pelepah sawit tersebut makan
dibutuhkan perlakuan, tujuan perlakuan tersebut supaya
ikatan lignoselulosa bisa terpecahkan sehingga serat
kasar yang berupa selulosa dan hemiselulosa yang
terikat pada ikatan lignoselulosa tersebut dapat
dimanfaatkan oleh mikroba rumen sebagai sumber
energy. Salah satu perlakuan yang dapat memutus
ikatan ligniselulosa yaitu fermentasi dengan bakteri.
6
Beberapa penelitian yang telah dilakukan badan
litbang pertanian mengenai pengolahan pakan ternak
yang berasal dari limbah sawit menunjukkan hal positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayu dkk (2015)
mengenai pemberian pelepah dan daun sawit sebagai
substitusi hijauan pada pakan sapi potong sampai
tingkat 60% mampu meningkatkan bobot badan ternak
sapi potong dibanding hanya diberi hijauan dan lebih
efisien dalam penggunaan pakan. Pertambahan bobot
badan sapi paling tinggi 0,27 Kg/Ekor/Hari.
Utomo dan Widjaja (2012) meyebutkan bahwa
peningkatan populasi sapi potong dalam rangka menuju
swasembada daging dapat dicapai melalui
pengembangan integrasi sawit-sapi dengan didukung
pihak-pihak terkait. Kegiatan integrasi sawit-sapi
memunculkan tiga kegiatan terpadu sekaligus, yaitu
penyediaan pakan (industri pakan), usaha
perkembangbiakan sapi (cow calf operation), dan
penggemukan sapi. Masing-masing kegiatan saling
berkontribusi dan mampu meningkatkan efisiensi dan
produktivitas, termasuk produksi sawit. Secara
ekonomis kegiatan tersebut menguntungkan dan secara
sosial budaya dapat diterima masyarakat. Model
integrasi ini layak diterapkan di wilayah pengembangan
perkebunan kelapa sawit.
7
B. Bahan Utama Fermentasi Limbah Sawit
Pembuatan pakan ternak yang berasal dari pelepah
sawit melalui fermentasi dengan tujuan meningkatkan
nilai gizi dan mempermudah dalam penyimpanan stock
pelepah sawit sebagai pakan ruminansia yang tersedia.
Fermentasi sawit dapat dikombinasikan dengan limbah
pertanian lainnya misalnya limbah jagung, dedak padi,
jerami padi, limbah kedele dsb.
Kandungan nutrisi dari limbah sawit yeng
berpotensi dijadikan sebagai bahan pakan ternak
ruminansia yaitu :
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Limbah Sawit.
Bahan
sampingan
BK Abu PK SK LK BETN Ca P
% …………………. ……………%BK…………...………………….
Daun tanpa
lidi 46,18 13,4 14,12 21,52 4,37 46,59 0,84 0,17
Pelepah 26,07 5,1 3.07 50,94 1,07 39,82 0,96 0,08
Lumpur
sawit 24,08 14,4 14,58 35,8 14,78 16,36 1,08 0,25
Bungkil 91,83 4,14 16,33 36.68 6,49 28,19 0,56 0,84
Tandan
kosong 92,10 7,89 3,70 47,93 4,70 - 0,24 0,04
Sumber : Nurhayu, dkk (2015).
Limbah jagung merupakan salah satu bahan yang
dapat ditambah pada fermentasi limbah sawit.
Penggunaan limbah tanaman jagung sebagai pakan
dalam bentuk segar adalah yang termudah dan termurah
tetapi pada saat panen hasil limbah tanaman jagung ini
cukup melimpah maka sebaiknya disimpan untuk stok
8
pakan pada saat musim kemarau panjang atau saat
kekurangan pakan hijauan. Adapun kandungan nutrisi
dari limbah jagung yaitu :
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Limbah Jagung
Jenis
limbah
BK PK SK ADF NDF LK Abu Ca
Jerami
jagung
80 9 25 29 29 2,4 7 0,50
Batang
jagung
80 5 35 44 70 1,3 7 0,35
tongkol 90 3 36 39 88 0,5 2 0,12
Sumber : Umyasih, 2008
Pada fermentasi limbah sawit dibutuhkan bakteri
starter untuk mepercepat terjadiya fermentasi dan
bakteri yang menghasilkan enzim pemecah serat
sehingga dapat meningkatkan kulitas bahan pakan yang
digunakan. Starter mikroba yang dapat digunakan pada
fermentasi limbah sawit diantarannya EM4 dengan
kandungan bakteri fermentasi lactobacillus, dan jamur
fermentasi Actinomycetes serta bakteri fotosintetik,
bakteri pelarut pospat dan ragi. Selain EM4 dapat pula
digunakan probion dengan kandungan mikroba rumen,
antara lain Bacteroides ruminicola, Bacteroides
succinogenes, Butyrivibrio fibrisolvens, Selenomonas
ruminantium.
Proses fermentasi dibutuhkan pula sumber glukosa,
sumber glukosa yang biasa digunakan yaitu molasses
atau tetes tebu yang merupakan limbah dari pembuatan
9
gula. Namun untuk menggunakan bahan lokal Sulawesi
Barat yang banyak tersedia yaitu dapat diganti dengan
menggunakan gula merah. Penambahan bahan aditif
sebagai sumber glukosa berperan mensuplai nutrien
bagi bakteri asam laktat untuk memproduksi asam
laktat. aditif yang digunakan harus menyediakan salah
satu atau lebih keuntungan yaitu:
a. Menambah nilai nutrien,
b. Menyediakan karbohidrat yang mudah
terfermentasi,
c. Menambah suasana asam sehingga
meningkatkan kondisi asam,
d. Menghalangi pertumbuhan tipe bakteri dan
jamur tertentu,
e. Mengurangi jumlah oksigen yang ada secara
langsung atau tidak langsung, dan
f. Menyerap asam yang mungkin hilang.
10
Adapun formulasi fermentasi pelepah sawit pada
Tabel berikut :
Tabel 3. Formulasi Ransum Fermentasi Pelepah Sawit Sebagai Pakan
Ruminansia.
Bahan Pakan Utama Persentase dalam
bahan (%)
Keterangan
Pelepah sawit 70
Limbah Jagung 20
Dedak 10
Bahan Tambahan
Gula Merah Cair (1 Kg Gula merah dicairkan
dalam 1 Liter air)
3 % dari total bahan
garam 1 % dari total bahan
Bakteri Starter
Premix/Mineral Ternak
1 tutup botol U/ 10 L
1
Menggunakan
EM4
11
C. Proses Pembuatan Fermentasi Pelepah Sawit
1. Potong-potong pelepah sawit dengan Mesin
Chopper
2. Buat larutan Probiotik atau Starter dengan
mencampurkan Gula Merah Cair dengan bakteri
starter (EM4) dan Air (10 liter) untuk starter sesuai
kebutuhan dan diamkan selama 15 menit
3. Campur Bahan-bahan pakan tersebut seperti Pelepah
Sawit, limbah jagung dan Dedak (bagian yang
paling banyak ada dipaling bawah)
4. Siram campuran bahan-bahan tersebut dengan
menggunakan larutan Probiotik tersebut sampai rata
bisa menggunakan Gembor Air kemudian Aduk
sampai rata.
5. Jika Bahan-bahan tersebut dalam Jumlah besar,
proses pencampurannya bisa menggunakan teknik
lapisan-lapisan yaitu buat campuran Pelepah,
Bungkil dan Dedak setinggi 10-15 cm dan siram
dengan larutan Probiotik kemudian buat lapisan
diatasnya dengan proses yang sama sampai bahan
habis kemudian baru diaduk secara merata.
6. Masukkan campuran tersebut kedalam Drum
Plastik/Silo dengan memadatkannya agar tidak ada
udara kemudian tutup dengan Plastik.
7. Fermentasi secara Anaerob selama kurang lebih 7-
14 hari dan pakan siap diberikan kepada sapi.
8.
12
Bahan Utama
Pelepah dan daun Sawit Limbah jagung
Dedak Padi
Bahan Tambahan
Gula Merah Premix/Mineral Ternak
EM4 Garam
13
Proses Pembuatan
1
Cacah pelepah sawit dengan daunnya dengan
chopper dan timbang, begitu pula dengan limbah
jagung.
2
Tambahkan dedak padi, premix, dan garam aduk
hingga homogen.
14
3
Buat larutan Probiotik atau Starter dengan
mencampurkan Gula Merah Cair dengan bakteri
starter (EM4) dan Air (10 liter) untuk starter sesuai
kebutuhan dan diamkan selama 15 menit.
4
Siram campuran bahan-bahan tersebut dengan
menggunakan larutan Probiotik tersebut sampai rata
bisa menggunakan gembor Air kemudian Aduk
sampai rata (Homogen).
15
5
Masukkan campuran tersebut kedalam drum
plastik/silo dengan memadatkannya agar tidak ada
udara kemudian tutup dengan plastik. Dan fermentasi
selama 7 -14 Hari.
16
D. Analisa Biaya Fermentasi Pelepah Sawit
Adapun biaya yang dikeluarkan untuk pembutan 100
kg pakan dari fermentasi pelepah sawit yaitu :
Tabel 4. Analisa biaya pembuatan fermentasi pelepah sawit.
Uraian Volume Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Biaya Investasi
Drum/Silo 1 Buah 425.000 425.000,-
Mesin
Pencacah/Chopper 1 Buah 7.000.000,- 7.000.000,-
Total 7.425.000,-
Biaya Bahan
Pelepah sawit 70 kg 0,- 0,-
Limbah jagung 20 kg 0,- 0,-
Dedak Padi 10 Kg 4000,- 40.000,-
EM4 0,05 Liter 25.000,- 1.250,-
Mineral Ternak 1 Kg 14.000,- 14.000,-
Garam 1 Kg 5.000,- 5.000,-
Gula Merah 3 Kg 15.000,- 35.000,-
Solar 1 Liter 13.400,- 13.400,-
Total 108.650,-
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka dapat di
simpulkan bahwa untuk membuat pakan fermentasi dari
pelepah sawit biaya yang digunakan adalah sebesar
Rp.108.650,- dengan estimasi pemberian pakan
sebanyak 10% dari bobot badan ternak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Fermentasi Pelepah Sawit Untuk Pakan
Ternak Sapi. http://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdm-
2/15-info-teknologi/702- fermentasi-pelepah-sawit-
untuk-pakan-ternak-sapi.
BPS Sulawesi Barat. 2018. Sulawesi Barat Dalam
Angka. BPS Sulawesi Barat.
Nurhayu.A., A.B.L.Ishak.,A. Ella. 2015. Pelepah dan
Daun Sawit Sebagai Pakan Subtitusi Hijauan Pada
Pakan Ternak Sapi Potong di Kab. Luwu Timur
Sulawesi Selatan. BPTP Sulawesi Selatan.
Nurhaita.,Ruswendi.,Wismalinda., Robiyanto. 2018.
Pemanfaatan Pelepah Sawit Sebagai Sumber
Hijauan dalam Ransum. Jurnal Pastura.
Umiyasih, U., Wina, E., 2018. Pengolahan dan Nilai
Nutrisi Limbah Tanaman Jagung Sebagai Pakan
Ternak Ruminansia. Wartazoa
Utomo, B., Widjaja, E., 2012. Pengembangan Sapi
Potong Berbasis Industri Perkebunan Kelapa
Sawit. Jurnal Litbang.