7
1 SHALAT LAIL, SHALAT IFTITAH DAN DO'A IFTITAH DALAM QIYAMU LAIL (disidangkan pada hari Rabu, 26 Rajab 1428 H / 10 Agustus 2007 M) Pertanyaan: 1. Selama ini di kalangan umat Islam ada yang berpendapat shalat lail berbeda dengan qiyamu Ramadhan, sehingga setelah qiyamu Ramadhan masih diperbolehkan untuk melakukan shalat lail. Bagaimana sebenarnya? 2. Dalam melaksanakan shalat lail atau qiyamu Ramadhan, di kalangan umat Islam ada yang mengawalinya dengan shalat dua rakaat dan ada pula yang langsung melakukan qiyamu Ramadhan. Bagaimana tuntunan yang benar menurut Hadits Nabi saw? 3. Apakah do’a iftitah pada shalat dua rakaat sebelum qiyamu Ramadhan tersebut hanya satusatunya seperti yang tercantum dalam HPT? Jawaban Pertanyaan No. 1: Shalat lail adalah shalat sunat yang biasa dilakukan oleh Nabi saw pada waktu malam hari. Menurut Muhammadiyah shalat lail disebut juga shalat tahajjud, witir, qiyamullail dan qiyamu Ramadhan. (lihat HPT hal. 341) Shalat lail disebut shalat tahajjud karena shalat tersebut dilaksanakan setelah bangun tidur. Disebut shalat witir karena dalam melaksanakan shalat tersebut diakhiri dengan witir (bilangan ganjil). Disebut qiyamullail karena shalat tersebut dilaksanakan hanya pada waktu malam. Disebut qiyamu Ramadhan karena shalat tersebut dilakukan pada bulan Ramadhan dan istilah yang sering digunakan untuk shalat lail di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih, karena dalam shalat malam tersebut dilaksanakan dengan bacaan yang bagus dan lama dan setelah empat rakaat pertama dan kedua ada istirahat sebentar. (al'Utsaimin, Majalis Syahr Ramadhan) Jawaban Pertanyaan No. 2: Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dibaca ulang haditshadits Nabi saw yang menjelaskan tentang pelaksanaan shalat iftitah. Adapun haditshadits yang menjelaskan tentang pelaksanaan shalat iftitah adalah sebagai berikut: 1 - ﻮﻝ ﹶ ﺭ ﹶﺎﻥ ﹶﺖ ﹶﺎﻟ ﹶ ﻗ ﺎﺋ ﺍﷲﻠﱠﻰ ﺍﷲ ﱠﻢ ﻠﹶﻴ ﺍﻟﻠ ﹶﺎﻡ ﹶﺍ ﻗ ـﺘ ﺍﻓﹾﺘ ﱢﻲ ﻴﻔﹶﺘ ﹾﻌ . ] ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ، ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﰱ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭﻗﻴﺎﻣﻪ[ Artinya: "Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah saw apabila akan melaksanakan shalat lail, beliau memulai (membuka) shalatnya dengan (shalat) dua rakaat yang ringanringan." [HR Muslim, bab adDu'a fi shalat allail wa qiyaamih] 2 - ﻠﱠﻰ ﺍﻟﻨ ﹶ ﻋ ﻲ ﻫ ﹶﺑ ﺍﷲ ﹶﺎﻡ ﹶﺍ ﻗ ﹶ ﺇ ﹶﺎﻝ ﱠﻢ ﻠﹶﻴ ﹸﻢ ﹶﺣ ـﺘ ﻔﹾﺘ ﹶﻠﹾﻴ ﺍﻟﻠﱠﻴ ﻴﻔﹶﺘ ﹾﻌ . ] ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ، ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﰱ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭﻗﻴﺎﻣﻪ[ Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda: Apabila salah saeorang dari kamu akan melakukan shalat lail, hendaklah memulai (membuka)

Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)

1

SHALAT LAIL, SHALAT IFTITAH DAN DO'A IFTITAH DALAM QIYAMU LAIL

(disidangkan pada hari Rabu, 26 Rajab 1428 H / 10 Agustus 2007 M)

Pertanyaan:

1. Selama ini di kalangan umat Islam ada yang berpendapat shalat lail berbeda dengan qiyamu Ramadhan, sehingga setelah qiyamu Ramadhan masih diperbolehkan untuk melakukan shalat lail. Bagaimana sebenarnya?

2. Dalam melaksanakan shalat lail atau qiyamu Ramadhan, di kalangan umat Islam ada yang mengawalinya dengan shalat dua rakaat dan ada pula yang langsung melakukan qiyamu Ramadhan. Bagaimana tuntunan yang benar menurut Hadits Nabi saw?

3. Apakah do’a iftitah pada shalat dua rakaat sebelum qiyamu Ramadhan tersebut hanya satu­satunya seperti yang tercantum dalam HPT?

Jawaban Pertanyaan No. 1: Shalat lail adalah shalat sunat yang biasa dilakukan oleh Nabi saw pada waktu

malam hari. Menurut Muhammadiyah shalat lail disebut juga shalat tahajjud, witir, qiyamul­lail dan qiyamu Ramadhan. (lihat HPT hal. 341)

Shalat lail disebut shalat tahajjud karena shalat tersebut dilaksanakan setelah bangun tidur. Disebut shalat witir karena dalam melaksanakan shalat tersebut diakhiri dengan witir (bilangan ganjil). Disebut qiyamul­lail karena shalat tersebut dilaksanakan hanya pada waktu malam. Disebut qiyamu Ramadhan karena shalat tersebut dilakukan pada bulan Ramadhan dan istilah yang sering digunakan untuk shalat lail di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih, karena dalam shalat malam tersebut dilaksanakan dengan bacaan yang bagus dan lama dan setelah empat rakaat pertama dan kedua ada istirahat sebentar. (al­'Utsaimin, Majalis Syahr Ramadhan)

Jawaban Pertanyaan No. 2: Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dibaca ulang hadits­hadits Nabi saw

yang menjelaskan tentang pelaksanaan shalat iftitah. Adapun hadits­hadits yang menjelaskan tentang pelaksanaan shalat iftitah adalah

sebagai berikut:

يل ليصلي افتـتح ذا قام من الل عليه وسلم إ اهللا صلى اهللا عن عائشة قالت كان رسول - 1 ] الدعاء ىف صالة الليل وقيامه ، باب رواه مسلم [ . ته بركعتين خفيفتين صال

Artinya: "Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah saw apabila akan melaksanakan shalat lail, beliau memulai (membuka) shalatnya dengan (shalat) dua rakaat yang ringan­ringan." [HR Muslim, bab ad­Du'a fi shalat al­lail wa qiyaamih]

ن الليل فليفتـتح أحدكم م عليه وسلم قال إذا قام اهللا عن أبي هريرة عن النبي صلى - 2 ] الدعاء ىف صالة الليل وقيامه ، باب رواه مسلم [ . ته بركعتين خفيفتين صال

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda: Apabila salah saeorang dari kamu akan melakukan shalat lail, hendaklah memulai (membuka)

Fujitsu
Typewriter
Fujitsu
Typewriter
Fujitsu
Typewriter
Page 2: Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)

2

shalatnya dengan dua rakaat yang ringan­ringan." [HR Muslim, bab ad­Du'a fi shalat al­lail wa qiyaamih]

قام أحدكم مـن الليـل عليه وسلم إذا اهللا صلى اهللا عن أبي هريرة قال قال رسول - 3 ] افتتاح صالة الليل بركعتني ، باب رواه ابو داود [ . فليصل ركعتين خفيفتين

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah saw bersabda: "Apabila salah seorang dari kamu akan melaksanakan shalat lail, hendalah ia melakukan shalat dua rakaat yang ringan­ringan." [HR Abu Dawud, bab Iftitah Shalat al­Lail bi Rak'atain]

4 - قال لأر هأن نيهالد الجن خد بيز نال عص قنول مسلى اهللا ة رلة اهللا صاللي لمسه وليع عليه وسلم ركعتين خفيفتين ثم صلى ركعتين طويلتين طويلتين اهللا صلى اهللا فصلى رسول

يون اللتن ديتكعلى رص ا ثمملهن قبيون اللتا دمهن ويتكعلى رص ن ثميطويلت ا ثمملهن قب لهن قبيون اللتن ديتكعلى رص ا ثمملهن قبيون اللتن ديتكعلى رثال ص فذلك رتأو ا ثمث م

] ىف صالة الليل باب رواه ابو داود [ . عشرة ركعةArtinya: "Diriwayatkan dari Zaed bin Khalid al­Juhany ia berkata, sungguh saya mencermati shalat Rasulullah saw. pada suatu malam, beliau shalat dua rakaat yang ringan­ringan, kemudian shalat dua rakaat yang panjang (lama) sekali, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya, lalu kemudian melakukan witir. Maka demikianlah, shalat tigabelas rakaat." [HR Abu Dawud, bab fi Shalat al­Lail]

5 - نيهالد الجن خد بيز نال عص قنملأر ول قال قلتسلى اهللا ة راهللا ص ـلمسـه وليع لى ركعتين خفيفتين ثم ركعتين طـويلتين عليه وسلم فص اهللا صلى اهللا الليلة فقام رسول

طويلتين طويلتين ثم ركعتين وهما دون اللتين قبلهما ثم ركعتين وهما دون اللتين قبلهمان قبيون اللتا دمهن ويتكعر ثم يتكعر ا ثممثال له فتلك رتأو ة ن ثمكعة ررشابـن [ . ث ع

] جاء ىف كم يصلى بالليل ما : ماجهArtinya: "Diriwayatkan dari Zaed bin Khalid al­Juhany ia berkata, sungguh saya mencermati shalat Rasulullah saw. pada suatu malam, beliau shalat dua rakaat yang ringan­ringan, kemudian shalat dua rakaat yang panjang (lama) sekali, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya, lalu shalat dua rakaat yang lebih pendek dari dua rakaat sebelumnya,lalu kemudian melakukan witir. Maka demikianlah, shalat tigabelas rakaat." [HR Ibnu Majah, bab Maa Ja­a fi Kam Yushalli bi al­Lail]

لليل يصلي افتـتح عليه وسلم إذا قام من ا اهللا صلى اهللا شة قالت كان رسول عن عائ - 6] رواه امحد [ . ته بركعتين خفيفتين صال

Page 3: Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)

3

Artinya: "Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata: Adalah Rasulullah saw. apabila akan melaksanakan shalat lail, beliau memulai shalatnya dengan (shalat) dua rakaat yang ringan­ringan." [HR Ahmad]

7 - ضية رائشأل عس هن أنمحد الربن عة بلمأبي س نـالة اهللا عص تكان فا كيهنع لم في رمضان فقالت ما كان يزيد في رمضان وال في غيره عليه وس اهللا صلى اهللا رسول

على إحدى عشرة ركعة يصلي أربعا فال تسل عن حسنهن وطولهن ثم يصلي أربعا فـال كتاب صالة التراويح، بـاب ، البخارى رواه [ . ثا ي ثال هن ثم يصل تسل عن حسنهن وطول

] 1874 : رمضان من قامArtinya: "Diriwayatkan dari Abu Salamah Ibn ‘Abdul Rahman bahwa ia bertanya kepada ‘Aisyah ra bagaimana shalat Rasulullah saw di bulan Ramadlan. ‘Aisyah menjawab: Baik di bulan Ramadlan ataupun bukan bulan Ramadlan Rasulullah saw melakukan shalat (lail) tidak lebih dari sebelas raka’at. Beliau shalat empat raka’at; dan jangan ditanyakan tentang baik dan panjangnya shalat yang beliau lakukan. Kemudian shalat lagi empat raka’at; (demikian pula) jangan ditanyakan tentang baik dan panjangnya shalat yang beliau lakukan. Lalu beliau shalat tiga raka’at." [HR al­ Bukhari, Kitab Shalat at­Tarawih, Bab Man Qama Ramadhan]

صـلى اهللا ة رسول كانت صال ل عائشة كيف عن أبي سلمة بن عبد الرحمن أنه سأ - 8 عليه وسلم يزيد في رمضان اهللا صلى اهللا عليه وسلم في رمضان قالت ما كان رسول اهللا

ح نأل عسا فال تعبلي أرصة يكعة ررشى عدلى إحره عال في غيو طـولهنو نهنس ثـم كتاب صـالة : مسلم رواه [ . ثا لهن ثم يصلي ثال تسأل عن حسنهن وطو يصلي أربعا فال

) 1219 : صالة الليل وعدد ركعات النىب ىف الليل باب ، املسافرين وقصرهاArtinya: "Diriwayatkan dari Abu Salamah Ibn ‘Abdul Rahman bahwa ia bertanya kepada ‘Aisyah ra bagaimana shalat Rasulullah saw di bulan Ramadlan. ‘Aisyah menjawab: Baik di bulan Ramadlan ataupun bukan bulan Ramadlan Rasulullah saw melakukan shalat (lail) tidak lebih dari sebelas raka’at. Beliau shalat empat raka’at; dan jangan ditanyakan tentang baik dan panjangnya shalat yang beliau lakukan. Kemudian shalat lagi empat raka’at; (demikian pula) jangan ditanyakan tentang baik dan panjangnya shalat yang beliau lakukan. Lalu beliau shalat tiga raka’at." [HR Muslim]

Keterangan: Hadits pertama (hadits riwayat Muslim dari Aisyah) menjelaskan bahwa Nabi

saw apabila beliau bangun malam untuk melakukan shalat lail, beliau memulai shalatnya dengan (shalat) dua rakaat yang ringan­ringan.

Hadits kedua dan ketiga (hadits riwayat Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah) menjelaskan bahwa beliau bersabda: apabila salah seorang akan melakukan shalat lail hendaklah memulai shalatnya dengan (shalat) dua rakaat yang ringan­ ringan.

Hadits keempat dan kelima (hadits riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Zaed bin Khalid al­Juhany menceritakan berdasarkan pencermatan Zaed bin Khalid al­Juhany bahwa Rasulullah melakukan shalat dua rakaat yang ringan­ringan

Page 4: Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)

4

kemudian dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat, dua rakaat yang kesemuanya panjang­panjang lalu melaksanakan witir (satu rakaat)

Hadits keenam (hadits riwayat Ahmad dari Aisyah) menjelaskan bahwa Rasulullah saw apabila melakukan shalat lail membukanya dengan dua rakaat yang ringan­ringan.

Hadits ketujuh dan kedelapan (hadits riwayat al­Bukhari dan Muslim dari Salamah bin Abdirrahman) menjelaskan bahwa menurut Aisyah, shalat lail Rasulullah baik pada bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan tidak lebih dari sebelas rakaat dan kedua hadits tersebut tidak menjelaskan adanya shalat iftitah.

Dari hadits­hadits di atas dapat disimpulkan bahwa kalau kita lihat sepintas, seakan­akan hadits­hadits tersebut saling bertentangan satu sama lainnya. Satu riwayat Aisyah menyebutkan bahwa Nabi shalat lail sebelas raka’at sedang riwayat lain, yaitu Zaed bin Khalid al­Juhaniy menjelaskan bahwa Nabi saw shalat lail tiga belas raka’at. Sebenarnya hadis­hadis tersebut tidak saling bertentangan, tetapi bisa dipahami secara utuh bahwa kalau dalam hadis disebutkan tiga belas raka’at, maka masuk di dalamnya dua raka’at khafifatain.

Dalam buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) beberapa hadits Nabi saw yang dijadikan dasar dalam HPT tentang persoalan ini (hal. 346­352), dan dapat disimpulkan bahwa: 1. Shalat malam diawali dengan dua rakaat yang ringan­ringan (rak'atain

khafifatain). 2. Beberapa tuntunan dalam tata cara pelaksanaan shalat iftitah tersebut adalah;

a. Adanya bacaan do’a iftitah pada rakaat pertama dalam shalat khafifatain (baca diktum putusan No. 19 hal. 342 dengan berdasarkan dalil No. 19 hal. 350).

b. Bacaan yang dibaca pada tiap­tiap raka’at, yaitu pada rakaat pertama setelah membaca do’a iftitah dilanjutkan dengan membaca surat al­Fatihah, sedang pada raka’at kedua hanya membaca surat al­Fatihah (baca diktum putusan No. 20 hal. 342 dengan berdasarkan dalil No. 20 hal. 350)

Cara Pelaksanaan Shalat Iftitah (sendiri­sendiri atau berjamaah)? Dalam hal ini kita bisa membaca ulang bagaimana cara Rasulullah melakukan

shalat iftitah. Adapun hadits­hadits yang bisa dijadikan dasar dalam pelaksanaan shalat iftitah sebagai berikut:

عن كريب أن ابن عباس أخبره أنه بات عند ميمونة وهي خالته فاضطجعت فـي ­ 1 في طولهـا فنـام حتـى عليه وسلم وأهله اهللا صلى اهللا عرض وسادة واضطجع رسول

انتصف الليل أو قريبا منه فاستيقظ يمسح النوم عن وجهه ثم قرأ عشر آيـات مـن آل فأحسن الوضوء ثـم عليه وسلم إلى شن معلقة فتوضأ اهللا صلى اهللا عمران ثم قام رسول

قام يصلي فصنعت مثله فقمت إلى جنبه فوضع يده اليمنى على رأسي وأخذ بأذني يفتلهايتكعر ن ثميتكعر ن ثميتكعر ن ثميتكعر ن ثميتكعلى رص ثم ثـم رتأو ن ثميتكعر ن ثم

حبلى الصفص جرخ ن ثميتكعلى رفص ذن فقامؤالم اءهى جتح عطجرواه البخارى [ . اض ، ] جاء ىف الوتر ما باب

Page 5: Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)

5

ن عبـاس أخبره أنه قال سألت اب عن مخرمة بن سليمان أن كريبا مولى ابن عباس ­ 2 عليه وسلم بالليل قال بت عنده ليلة وهو عنـد اهللا صلى اهللا ة رسول كيف كانت صال

فقام إلى شن فيه مـاء فتوضـأ ميمونة فنام حتى إذا ذهب ثلث الليل أو نصفه استيقظ وتوضأت معه ثم قام فقمت إلى جنبه على يساره فجعلني على يمينه ثم وضع يده علـى

تين قد قرأ فيهما بأم القرآن في رأسي كأنه يمس أذني كأنه يوقظني فصلى ركعتين خفيف ل فقال تر ثم نام فأتاه بال كل ركعة ثم سلم ثم صلى حتى صلى إحدى عشرة ركعة بالو

] رواه ابو داود [ . لناس فقام فركع ركعتين ثم صلى ل اهللا ة يا رسول الصال

Keterangan: Hadits pertama (hadits riwayat al­Bukhari dari Aisyah) dan hadits kedua

(hadits riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah) menjelaskan bahwa Ibnu Abbas pernah bermalam di tempat Maemunah, ketika waktu telah habis dua pertiga malam atau setengah malam Nabi saw bangun dari tidurnya kemudian berwudlu lalu berdiri (untuk melaksanakan shalat) dan ia (Ibnu Abbas) berdiri di sebelah kirinya dan beliau memindahkan Ibnu Abbas ke sebelah kanannya kemudian beliau melaksanakan shalat dua rakaat ringan­ringan. Dan dari kedua hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan shalat khafifatain sebagaimana pelaksanaan qiyamu Ramadhan sebelas rakaat dapat dilaksanakan secara berjamaah.

Jawaban Pertanyaan No. 3: Untuk menjawab pertanyaan­pertanyaan tersebut, kita coba mengkaji kembali

apa yang telah diputuskan oleh Majlis Tarjih pada tahun 1972 yang tercantum dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT), dengan cara membandingkan teks matan hadis Nabi saw yang terdapat dalam HPT dan membuka kembali kitab yang dijadikan rujukan oleh HPT dalam pengambilan keputusan atau dengan membaca hadis­hadis lain yang kemungkinan bisa dijadikan sebagai pegangan dalam menetapkan do’a iftitah yang dibaca ketika melakukan shalat khafifatain.

Dalam HPT hal. 342 disebutkan bahwa pada raka’at pertama dari shalat khafifatain setelah takbiratul ihram hendaklah membaca:

. سبحان ذى الملك و الملكوت والعزة والجبروت والكبرياء والعظمةDengan beralasan pada dalil no. 19 hal. 350 yang redaksinya sebagai berikut:

أتيت النبى صلعم ذات ليلة فتوضأ وقام يصلى، فأتيتـه : ولحديث خذيفة بن اليمان قال أخرجـه ( الحـديث – حان ذى الملك سب ( فقمت عن يساره فأقامنى عن يمينه فقال

) رجاله موثقون : ىف جممع الزوائد الطرباىن ىف األوسط وقالDari uraian di atas jelas bahwa hadis tersebut diriwayatkan oleh Ath­Thabrany

dalam kitab al­Ausath, ia mengatakan dalam kitab Majma’ az­Zawaid: bahwa perawinya orang­orang terpercaya.

Setelah dibuka kembali kitab Majma’ az­Zawaid yang dijadikan rujukan oleh HPT, ternyata ada perbedaan redaksi teks matan hadis yang dikemukan oleh HPT dengan apa yang terdapat dalam kitab Majma az­Zawaid wa Manba' al­Fawaid dan

Page 6: Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)

6

kitab al­Mu’jam al­Ausath. Dalam kitab Majma’ az­Zawaid wa Manba’ al­Fawaid, karangan Nuruddin Ali bin Abi Bakar al­Haisamy, Jilid 2 hal. 107, redaksinya sebagai berikut:

يه وسلم ذات ليلة فتوضأ وقام يصـلى وعن خذيفة بن اليمان قال أتيت النبى صلى اهللا عل ذى الملكـوت والجبـروت اهللا سبحان فأتيته فقمت عن يساره قأقامنى عن يمينه فقال

] رواه الطرباىن ىف األوسط ورجاله موثقون [ . والكبرياء والعظمةDan dalam kitab “al­Mu’jam al­Ausath” karangan ath­Thabrany, redaksinya sebagai berikut:

عليه و سلم ذات ليلة فتوضأ وقام يصلى اهللا و عن خذيفة بن اليمان قال أتيت النبي صلىسي نع تفقم هتينه فقال فأتميي ننى عان اره فأقامحبت اهللا سوـربالجت ولكـوذى الم

. والكبرياء والعظمةDo’a iftitah yang terdapat dalam teks matan hadis kitab Majma’ az­Zawaid wa

Manba’ al­Fawaid sama persis redaksinya, dan apabila kita membandingkan teks hadis Nabi saw yang terdapat dalam HPT dan kitab Majma’ az­Zawaid tersebut, ada beberapa perbedaan. Kalau teks hadis yang terdapat dalam kitab Majma’ az­Zawaid tersebut dijadikan dasar, maka teks hadis yang terdapat dalam HPT hendaknya disesuaikan dengan teks hadis yang terdapat dalam kedua kitab tersebut karena dalam teks tersebut ada beberapa lafaz tambahan, yaitu al­Mulk, al­‘Izzati dan ada kekurangan, yaitu lafaz “ Allah”, setelah lafaz “Subhana”.

Jadi, do'a iftitah yang dibaca pada shalat dua rakaat khafifatain tersebut adalah: . سبحان اهللا ذى الملكوت والجبروت والكبرياء والعظمة

Selanjutnya, apabila kita membuka kitab­kitab hadis lain, maka ditemukan do’a iftitah lain yang biasa dibaca oleh Nabi saw ketika melakukan shalat lail. Do’a iftitah tersebut berdasarkan pada beberapa hadis sebagai berikut:

حدثنا محمد بن المثنى ومحمد بن حاتم وعبد بن حميد وأبو معن الرقاشي قـالوا ) 1 (وني نب رما عثندة حلمو سثني أبدأبي كثري ح نى بيحا يثندار حمع نة با عكرمثندح س

بيء كان نيش بأي مننيؤالم ة أمائشع ألتف قال سون عن بمحد الربع نلى اهللا باهللا ص ف عي لمسه وال ليص تحكان إذا قا ت ل قالتاللي من إذا قام هال تص حتل افتاللي من م ـمالله هت

رض عالم الغيب والشهادة أنـت يل فاطر السماوات واأل رب جبرائيل وميكائيل وإسراف بادك فيما كانوا فيه يختلفون اهدني لما اختلف فيه من الحق بإذنك إنـك تحكم بين ع

كتاب صالة املسافرين وقصرها، باب الدعاء ، مسلم [ . تهدي من تشاء إلى صراط مستقيم ] 1289 : ىف صالة الليل

) 2 ( ع نب اسبا العنربـار أخمع نة با عكرمثندقال ح سوني نب رما عأنبظيم قال أند العب قال حدثني يحيى بن أبي كثري قال حدثني أبو سلمة بن عبد الرحمن قال سألت عائشـة

Page 7: Fatwa 17 2007_shalat_iftitah (fatwa ppm majelis tarjih dan tajdid)

7

ص بيء كان النيش اهللا لى بأي ص تحفتي لمسه وليال ع حتل افتاللي من كان إذا قام قالت هت رض عالم الغيـب فيل فاطر السموات واأل ته قال اللهم رب جبريل وميكائيل وإسرا صال

كمحت تة أنادهالشو فيه من لفتا اخدني لماه ملفون اللهتخوا فيه يا كانفيم ادكعب نيب كتاب قيام الليل وتطوع النهار، ، النسائ [ . الحق إنك تهدي من تشاء إلى صراط مستقيم

] 1607 : باب بأى شيئ تستفتح صالة الليلWallahu a'lam bish­shawab. *A.56h)

Fujitsu
Typewriter
Fujitsu
Typewriter