42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Angka kematian ibu (AKI) yang menurut SKRT 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup, mengalarni penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Angka ini 3-6 kali lebih besar dari negara di wilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali dari angka di negara maju. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, menurut hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia 1997 adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Neonatal 25 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan negara ASEAN lainnya, AKB Indonesia 2-5 kali lebih tinggi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, gangguan perinatal merupakan penyebab utama kematian bayi (33,5%) di pulau Jawa Bali dan merupakan penyebab kematian ke dua (269%) di luar Jawa - Bali. Salah satu upaya yang dilakukan Depkes dalam mempercepat penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Untuk itu sejak tahun 1990 telah 1

Fase Aktif Memanjang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus

Citation preview

BAB I

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Angka kematian ibu (AKI) yang menurut SKRT 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup, mengalarni penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Angka ini 3-6 kali lebih besar dari negara di wilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali dari angka di negara maju.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, menurut hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia 1997 adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Neonatal 25 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan negara ASEAN lainnya, AKB Indonesia 2-5 kali lebih tinggi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, gangguan perinatal merupakan penyebab utama kematian bayi (33,5%) di pulau Jawa Bali dan merupakan penyebab kematian ke dua (269%) di luar Jawa - Bali.

Salah satu upaya yang dilakukan Depkes dalam mempercepat penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Untuk itu sejak tahun 1990 telah ditempatkan bidan di desa, yang pada tahun 1996 telah mencapai target 54.120 bidan. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa hampir sernua desa di wilayah Indonesia mempunyai akses untuk pelayanan kebidanan.

WHO, melalui suatu pertemuan konsultasi regional Asia Tenggara pada tahun 1993, merekomendasikan agar bidan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan pertolongan pertama/penanganan kegawatdaruratan kebidanan yang relevan. Untuk itu, pada Dertengahan tahun 1996 Depkes telah menerbitkan Permenkes No. 572/PER/Menkes/ VI/96, yang memberikan wewenang dan perlindungan bagi bidan dalam melakukan tindakan penyelamatan jiwa ibu dan janin/bayi baru lahir. Di samping itu, sejak tahun 1995 telah dikembangkan mekanisme pembinaan teknis bidan oleh bidan koordinator.

Selanjutnya, pada pertemuan pengelola program Safe Motherhood dari negara-negara di wilayah SEARO/Asia Tenggara pada tahun 1995, disekapati bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang memerlukannya perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya, WHO SEARO mengembangkan standar pelayanan kebidanan. Standar inikemudian diadaptasikan untuk pemakaian di Indonesia, khususnya untuk tingkat pelayanan dasar, sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat.

BAB II

LANDASAN TEORI

PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA PARTUS LAMA/MACET1. Definisi

Persalinan lama ialah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam, baik pada primipara maupun multipara. Persalinan lama dapat terjadi dengan pemanjangan kala I dan atau kala II. Penilaian proses persalinan dengan menggunakan partograf sangat membantu. Beberapa hal yang harus diketahui dalam penerapan penilaian tersebut adalah sebagai berikut.2. Fase persalinan

Fase persalinan dalam kala I dan kala II sehubungan dengan proses membukanya serviks ialah:

1. Fase laten: mulai pembukaan 0 sampai 3 cm

2. Fase akselerasi: pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

3. Fase dilatasi maksimal: pembukaan 4 cm menjadi 9 cm

4. Fase deselerasi: pembukaan 9 cm menjadi lengkap (10 cm)5. Kala II: pembukaan lengkap sampai bayi lahir3. Parameter untuk menilai proses kemajuan persalinan

a. Pembukaan serviks dihubungkan dengan fase persalinan.

b. Ukuran satuan waktu setiap fase persalinan

c. Turunnya presentasi janin (bidang Hodge atau Station)

d. Perubahan posisi denominator.4. Masalah pada Kala I

1. Fase laten memanjang

Fase laten disebut memanjang jika berlangsung lebih dari 20 jam pada primigravida atau 14 jam pada multipara.2. Persalinan disfungsional primer

Pada keadaan ini kemajuan persalinan pada fase aktif adalah lambat dan pembukaan serviks kurang dan 1 cm per jam.

3. Secondary arrest

Pada awal persalinan kemajuan berlangsung normal, kemudian pembukaan terhenti pada fase aktif.5. Penyebab kala lama

1. Kontraksi uterus (Power) yang tidak adekuat.

2. Faktor jalan lahir (Passage) misalnya panggul sempit, tumor jalan lahir, dan lain-lain.

3. Faktor Janin (Passenger) misalnya janin besar, malposisi, atau malpresentasi.

4. Faktor psikologik.6. Penyebab kala II lama

1. Inertia uteri sekunder

2. Mengedan kurang efektif

3. Perineum kaku

4. Pintu bawah panggul sempit, misalnya pada panggul android.

5. Janin besar atau ada malposisi atau malpresentasi.7. Pemeriksaan fisik

1. Frekuensi, lama dan kekuatan his.

2. Inspeksi vagina untuk menentukan cairan atau darah yang keluar.

3. Menentukan kedudukan janin.

4. Evaluasi denyut jantung janin.

5. Memeriksa apakah kandung kencing ibu penuh. Kandung kencing yang penuh dapat menahan turunnya janin dan menyebabkan persalinan lama. Pasien dalam persalinan seharusnya sering kencing.

6. Periksa dalam dengan sarung tangan steril setiap 3 jam untuk melihat apakah ada ke- majuan pembukaan minimal 1 cm setiap jamnya. Jika tidak ada kemajuan pada periksa dalam kedua, maka rujuk pasien ke rumah sakit.8. Tujuan

Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan darurat pada partus lama/macet.

9. Prasyarat

1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuhan pecah

2. Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk:

Menggunakan partograf dan catatan persalinan.

Melakukan periksa dalam secara baik.

Mengenali hal-hal yang menyebabkan partus lama/macel.

Mengidentifikasi presentasi abnormal (selain verteks/presentasi belakang Kepala) dan kehamilan.

Penatalaksanaan penting yang tepat untuk partus lama dan partus macet

3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan DTT termasuk beberapa pasang sarung tangan dan kateter DTT/steril.

4. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih yang mengalir, sabun dan handuk bersih, dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk dipakai kemudian), pembaut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan menggunakan sarung tangan.

5. Tersedianya partograf dan Kartu Ibu, Buku KIA. Partograf digunakan dengan tepat untuk setiap ibu dalam proses persalinan, semua perawatan dan pengamatan dicatat tepat waktu. Tindakan tepat diambil sesuai dengan temuan yang dicatat pada partograf.10. Proses

Bidan harus:

1. Memantau dan mencatat secara berkala keadaan ibu dan janin, his dan kemajuan persalinan pada partograf dan catatan persalinan. Lengkapi semua komponen pada partograf dengan cermat pada saat pengamatan dilakukan.

2. Jika terdapat penyimpangan dalam kemajuan persalinan (misalnya garis waspada pada partograf tercapai, his terlalu kuat/cepat/lemah sekali, nadi melemah dan cepat, atau DJJ menjadi cepat/tidak teratur/lambat), maka lakukan palpasi uterus dengan teliti untuk mendeteksi gejala-gejala dan tanda lingkaran retraksi patologis/lingkaran Bandl

3. Jaga agar ibu mendapat hidrasi yang baik selama proses persalinan, anjurkan ibu agar sering minum.

4. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan, dan merubah posisi selama proses persalinan dan kelahiran. Jangan biarkan ibu berbaring terlentang selama proses persalinan dan kelahiran.

5. Minta ibu sering buang air kecil selama proses persalinan (sedikitnya setiap 2 jam). Kandung kemih yang penuh akan memperlambat penurunan bayi dan membuat ibu tidak nyaman. Pakailah kateter hanya bila ibu tidak bisa kencing sendiri dan kandung kemih dapat dipalpasi. Hanya gunakan kateter dan karet. (Hati-hati bila memasang kateter, sebab uretra mudah terluka pada partus lama/macet).

6. Amati tanda-tanda partus macet dan lama dengan melakukan palpasi abdomen, manual penurunan janin, dan periksa dalam, menilai penyusupan janin, dan prabukaan serviks paling sedikit setiap 4 jam selama fase laten dan aktif persalinan. Catat semua temuan pada partograf. Lihat standar 9 untuk melihat semua pengamatan yang diperlukan untuk partograf.

7. Selalu amati tanda-tanda gawat ibu atau gawat janin, rujuk dengan cepat dan tepat jika hal ini terjadi.

8. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. (Kuku harus dipotong pendek dan bersih. Gunakan sarung tangan DTT/steril untuk semua periksa dalam. Selalu menggunakan tehnik aseptik pada saat melakukan periksa dalam. Periksa dengan teliti vagina dan kondisinya (jika vagina panas/gejala infeksi dan kering/gejala ketuban minimal, maka menunjukkan ibu dalam keadaan bahaya). Periksa juga letak janin, pembukaan serviks serta apakah serviks tipis, tegang atau mengalami edema. Coba untuk menentukan posisi dan derajat penurunan kepala. Jika ada kelainan atau bila garis waspada pada partograf melewati persiapkan rujukan yang tepat.

Rujuk dengan tepat untuk fase laten persalinan yang memanjang (0-4 cm): berlangsung lebih dari 8 jam.

Rujuk dengan tepat untuk fase aktif persalinan yang memanjang, pembukaan kurang dari 1 cm/jam dan garis waspada pada partograf telah dilewati

Rujuk dengan tepat untuk kala II persalinan yang memanjang:

2 jam meneran untuk primipara

1 jam meneran untuk multipara

9. Jika ada tanda dan gejala persalinan macet, gawat janin, atau tanda bahaya pada ibu, maka ibu dibaringkan miring ke sisi kiri dan berikan cairan IV (Ringer Laktat). Rujuk segera ke rumah sakit. Dampingi iu untuk menjaga agar keadaan ibu tetap baik. Jelaskan kepada ibu, suami/keluarganya apa yang terjadi dan mengapa ibu perlu dibawa ke rumah sakit.

10. Jika dicurigai adanya ruptura uteri (his tiba-tiba berhenti atau syok berat), maka rujuk segera. Berikan antibiotika dan cairan IV (Ringer Laktat), biasanya diberikan ampisilin 1 gr IM, diikuti pemberian 500 mg setiap 6 jam secara IM, lalu 500 mg per oral setiap 6 jam setelah bayi lahir.

11. Bila kondisi ibu/bayi buruk dan pembukaan serviks sudah lengkap, maka bantu kelahiran bayi dengan ekstraksi vakum (lihat Standar 19).

12. Bila keterlambatan terjadi sesudah kepala lahir (distosia bahu):

Lakukan episiotomi

Dengan ibu dalam posisi berbaring terlentang, minta ibu melipat kedua paha, dan menekuk lutut ke arah dada sedekat mungkin. (Minta dua orang untuk membantu (mungkin suami atau anggota keluarga lainnya) untuk menekan lutut ibu dengan mantap ke arah dada. (Manuver Mc Robert)

Gunakan sarung tangan DTT/steril

Lakukan tarikan kepada curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan. Hindarkan tarikan berlebihan pada kepala karena mungkin akan melukai bayi.

Pada saat melakukan tarikan pada kepala, minta seseorang untuk melakukan tekanan suprapubis ke bawah untuk membantu kelahiran bahu. Jangan pernah melakukan dorongan pada fundus! Pemberian dorongan pada fundus nantinya akan dapat mempengaruhi bahu lebih jauh dan menyebabkan ruptura uteri.

Jika bahu tetap tidak lahir

Dengan menggunakan sarung tangan DTT/steril, masukkan satu tangan ke dalam vagina.

Berikan tekanan pada bahu anterior ke arah sternum bayi untuk mengurangi diameter bahu.

Kemudian jika bahu masih tetap tidak lahir

Masukkan satu tangan ke dalam vagina.

Pegang tulang lengan atas yang berada pada posisi posterior, lengan fleksi di bagian siku, tempatkan lengan melintang di dada. Cara ini akan memberikan ruang untuk bahu anterior bergerak di bawah simfisis pubis.

Mematahkanclavicula bayi hanya dilakukan jika semua pilihan lain telah gagal.

13. Isi partograf, kartu ibu, dan catatan kemajuan persalinan dengan lengkap dan menyeuruh. Jika ibu dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas kirimkan satu copy partograf ibu dan dokumen lain bersama ibu.11. Gejala dan Tanda Persalinan Macet

Ibu tampak kelelahan dan lemah.

Kontraksi tidak teratur tetapi kuat.

Dilatasi serviks lambat atau tidak terjadi.

Tidak terjadi penurunan bagian terbawah janin, walaupun kontraksi adekuat.

Molding-sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki (partograf ++)

Lingkaran retraksi patologis (lingkaran Bandl) timbul nyeri di bawah lingkaran Bandl merupakan tanda akan terjadi ruptura uteri.

Tidak adanya his dan syok yang tiba-tiba merupakan tanda ruptura uteri.12. Tanda-tanda gawat ibu

Meningkatnya denyut nadi, denyut melemah

Menurunnya tekanan darah

Nafas cepat dan dangkal atau pernafasan melambat

Dehidrasi

Gelisah

Kontraksi uterus yang terlalu kuat atau terlalu sering13. Tanda-tanda gawat janin

DJJ di bawah 100 kali/menit atau di atas 180 kali/menit atau DJJ tidak segera kembali normal setelah his (late decelaration)14. INGAT!

1. Menggunakan partograf untuk setiap ibu yang mau bersalin adalah penting untuk mendeteksi komplikasi secara dini seperti partus lama atau macet.

2. Segera merujuk ibu jika dalam proses persalinan garis waspada dilewati atau jika ada tanda-tanda gawat ibu/janin.15. Prinsip penetalaksanaan partus lama/macet:

1. Memberikan rehidrasi pada ibu.

2. Berikan antibiotika.

3. Rujukin segera.

4. Bayi harus dilahirkan.

5. Selalu bertindak aseptik.

6. Perhatikan perawatan kandung kencing.

7. Perawatan nifas yang bermutu.BAB III

TINJAUAN KASUSASUHAN KEBIDANAN PADA NY M

DENGAN KALA I FASE AKTIF MEMANJANG

DI PUSKESMAS

PADA TANGGAL 01 MEI 2011Hari/tanggal: Minggu, 1 Mei 2011Waktu

: 08.00 WITATempat: PuskesmasKALA I (tanggal 01 Mei 2011, pukul 08.00 Wita)

I. PENGUMPULAN DATA

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas

BiodataIstriSuami

Nama

Umur

Suku

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

AlamatNy F

39 tahun

Sasak

Islam

SMADagangPondok prasihTn S

42 tahun

Sasak

Islam

SMAswastaPondok prasih

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang.

3. Riwayat perjalanan penyakit

Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah sejak tanggal 30 april 2011 pukul 06.00 WITA. pengeluaran lendir campur darah sejak tanggal 30 april 2011 pukul 09.00 WITA. Pengeluaran air ketuban (-), pergerakan janin masih dirasakan sampai sekarang.

4. Riwayat menstruasi Menarche

: 14 tahun

Siklus

: 28 hari

Lama

: 5-6 hari

Warna

: merah

Flour albus: tidak ada

Kelainan

: tidak5. Riwayat kehamilan sekarang

a. Hamil ke: 3 (tiga)

b. HPHT

: 27 Juli 2010 c. HTP

: 05 Mei 2011d. UK

: ibu mengatakan umur kehamilannya 9 bulan

e. Gerakan janin: dirasakan oleh bu sejak umur kehamilan 5 bulan dan sampai saat ini ibu masih merasakan gerakan janinnya >10 kali dalam 12 jam

f. Tanda bahaya/penyulit: tidak ada

g. ANC

: 8 kali di Posyandu dan Puskesmas

h. Imunisasi TT: 2 kali (lengkap) :TT 27 tanggal juli 2010,

TT 2 tanggal agustus 2010.i. Obat yang dikonsumsi: ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan apapun selain yang diberikan oleh bidan seperti Fe,B6, dan calk.j. Kekhawatiran khusus : tidak ada6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Hamil keUKRiwayat persalinanMasalah/penyulitJKBBL (gram)umurKet

Tempat persalinanJenis persalinanPenolong persalinanhamilBersalinnifas

1

23aterm

aterm

hamil iniPKM

PKMSpontan

SpontanBidan

Bidan-

--

--

-LP3000

280013 T11 THdp

hdp

7. Riwayat kesehatan/penyakit yang pernah diderita

Penyakit kardiovaskuler: tidak pernah

Penyakit hipertensi

: tidak pernah

Dabetes

: tidak pernah

Hepatitis

: tidak dilakukan pemeriksaan

Malaria

: tidak pernah

Campak

: tidak pernah

TBC

: tidak pernah

Anemia berat

: tidak pernah

Penyakit ginjal

: tidak pernah

Gangguan mental

: tidak pernah

Penyakit asma

: tidak pernah

Penyakit kelamin/HIV/AIDS : tidak dilakukan pemeriksaan Riwayat penyakit keturunan : tidak ada Riwayat kembar

: tidak ada8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang laluHamil keUKRiwayat persalinanMasalah/penyulitJKBBL (gram)umurKet

Tempat persalinanJenis persalinanPenolong persalinanhamilBersalinnifas

1

23aterm

atermhamil iniPKMPKMSpontan

SpontanBidan

Bidan-

--

--

-LP3000

280013 T11 THdp

hdp

9. Riwayat social ekonomi

a. Status perkawinan : nikah syah 1 kali selama 15 tahun

b. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : ibu dan keluarga merasa senang dengan kehamilan ini

c. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami dan istri sama-sama mengambil keputusand. Dukungan keluarga : keluarga sangat mendukung kehamilan ini

e. Riwayat KB : suntik 3 bulanf. Rencana KB : suntik 3 bulan

g. Pola aktivitas : ibu biasa mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dll.

h. Kebiasaan hidup sehat : ibu tidak merokok, minum-minuman keras maupun mengkonsumsi obat-obatan terlarang namun suaminya adalah seorang perokok.

i. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : tidak ada

j. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk menolong persalinan : puskesmas, dan ditolong bidan10. Riwayat kebutuhan biologis

a. Nutrisi

Komposisi

: nasi, sayur, tempe

Makan terakhir: 1 Mei 2011 pukul 07.00 wita

Minum terakhir: 1 Mei 2011 pukul12.00 wita

b. Eliminasi

BAB terakhir

: 1 Mei 2011 pukul 04.00 wita

BAK terakhir

: 1Mei 2011 pukul13.30 wita

c. Istirahat

Istirahat terakhir: 1 Mei 2011 pukul03.00 wita

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum: baik

b. Kesadaran

: composmentis

c. Emosi

: stabil

d. BB

: 54 kg BB sebelum hamil :43 kgse. TB

: 152 cm

f. Lila

: 24 cm2. Tanda-tanda vital

a. TD: 110/80 mmHg

b. S: 36,5 C

c. N: 84x/menit

d. R: 20x/menit

3. Pemeriksaan fisik

a. Kepala:bersih, rambut hitam, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada ketombe

b. Wajah: simetris, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum

c. Mata: simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus

d. Mulut dan gigi: bersih, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada caries gigi, gusi tidak pucat dan tidak berdarah

e. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun kelenjar limfe dan tidak ada bendungan vena jugularis

f. Payudara: simetris, putting susu menonjol,tidak ada retraksi/dimpling, tidak ada massa/benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, terdapat pengeluaran kolostrum

g. Abdomen:

Inspeksi:tidak ada bekas luka operasi, pembesaran sesuai umur kehamilan, linea nigra (+), striae (+)

Palpasi: TFU = 30 cm, teraba bokong pada fundus, puka, kepala sudah masuk PAP 3/5, PBBJ = 2945 gram, his (+), 4 kali dalam 10 menit, lamanya 30 detik.

Auskultasi:DJJ (+), irama teratur 11-11-12, frekuensi 136x/menit

h. Ekstremitas: oedema (-), tidak ada varices, kuku tidak pucat, refleks patella (+)/(+)

i. Genitalia:

Inspeksi: tanda-tanda infeksi (-), oedema (-), varices (-), blood slym (+). Palpasi: tidak ada nyeri tekan/pembengkakan pada kelenjar bartolini/kelenjar skenej. Pemeriksaan dalam

Tanggal 1 Mei 2011 pukul 08.00 wita

VT 2 cm, eff 20 %, ketuban(+) , presentasi kepala, kepala H I, denominator UUK kadep, tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat.

k. Pemeriksaan penunjang

Dilakukan pada tanggal 26 Februari 2011Hb : 11,6 gr%

Golongan darah : O

II. INTERPRETASI DATA DASAR

a) DiagnosaG3P2A0H2, hamil 39 minggu, tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik, dengan inpartu kala I fase laten.Dasar :Subyektif Ibu mengatakan hamil ketiga dan tidak pernah mengalami keguguran Ibu mengatakan janinnya bergerak aktif ( 10x dalam 12 jam ) Ibu mengatakan sakit perut menjalar ke pinggang hilang timbul HPHT: 27 juli 2010Obyektif HTP: 05 Mei 2011 UK

: 9 bulan (39 minggu) TFU = 30 cm, teraba bokong pada fundus, puka, kepala sudah masuk PAP 4/5, PBBJ = 2945 gram, his (+), 3 kali dalam 10 menit, lamanya 30 detik.

DJJ (+), irama teratur11-11-12, frekuensi 136x/menit

VT 2 cm, eff 20 %, ketuban (+) , presentasi kepala, kepala H I, denominator UUK kadep, tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat.

b) Masalah

KetidaknyamananDasar :

Ibu mengatakan sakit perut menjalar ke pinggang hilang timbul

His 3 kali dalam 10 menit, lamanya 30 detikKebutuhan

Penjelasan tentang keadaan ibu dan janin baik

Penjelasan tentang ketidaknyamanan yang dialami ibu

Penjelasan tentang proses persalinan secara normal Memberikan dukungan moril kepada ibu

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Tidak adaIV. TINDAKAN SEGERA

Mandiri: tidak adaKolaborasi: tidak ada

Rujukan: tidak adaV. RENCANA ASUHAN

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaaan

2. Minta persetujuan ibu dan keluarga atas semua tindakan yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis

3. Berikan dukungan moril

4. Anjurkan ibu memenuhi asupan nutrisi

5. Ajarkan ibu tehnik relaksasi

6. Siapkan partus set, heating set, perlengkapan ibu dan bayi sesuai APN

7. Observasi kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinanVI. PELAKSANAAN ASUHAN YANG EFISIEN DAN MENYELURUH

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu dan janin baik, TD = 110/80 mmHg, N = 84x/menit, S = 36,5C, R = 20x/menit, DJJ + irama teratur (11-12-11) frekuensi 136x/ menit, pembukaan 2 cm eff 20 %, ket (+), preskep, penurunan kepala HI, UUK kadep, ttb kecil janin/ tali pusat. 2. Meminta persetujuan ibu dan keluarga atas semua tindakan yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis.

3. Memberikan dukungan moril pada ibu agar ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan dengan meyakinkan ibu, menjelaskan mengenai proses dan kemajuan persalinan, dan mendengarkan keluhan ibu, menghadirkan orang terdekat bagi ibu seperti suami atau kerabat lainnya.4. Menganjurkan ibu memenuhi asupan nutrisinya agar tetap makan, dengan komposisi seperti nasi,sayur,tempe,ikan,buah-buahan, dan minum yang manis- manis seperti air gula, dan teh manis untuk menambah tenaga pada saat mengedan.

5. Mengajarkan ibu tehnik relaksasi yaitu dengan menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya pelahan-lahan, lakukan hal ini selama ibu merasa sakit.

6. Menyiapkan partus set : 2 pasang handscoon, kocher, 1 buah gunting episiotomi, 2 buah klem, 1 buah gunting tali pusat, 4 buah kasa, benang tali pusat, balon penghisap lendir. Heating set : nal puder, jarum heating, gunting, pinset, benang catgut, kasa, spuit. Obat-obatan seperti oksitosin 10 IU, lidocaine, betadine, pakaian bayi, popok, dan kain ibu.

7. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan

Tgl/ jamHISDJJTTVPengeluaran pervaginamKeluhanKeterangan

FrekLamaIntens+/-FrekTDNS

01-05-2011 08.003 x 30Sedang+136110/808436,5Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut bagian bawahVT ( 2 cm, eff 20%, ketuban (+), presentasi kepala, uuk kadep, kepala HI tidak teraba bag. kecil janin/tali pusat

09.003 x30Sedang+14080Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

10.00 3 x30Sedang+14484Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

11.00 3 x30Sedang+14084Blood slym Sakit pinggang menjalar ke perut

12.00 3 x30sedang+140110/708036,6Blood slym Sakit pinggang menjalar ke perutBagian bawahVT( 4 cm eff 40% ket (+) preskep uuk kadep, penurunan kep ( H I tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat

12.304 x40Kuat+13680Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

13.004 x45Kuat+13280Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

13.304 x45Kuat+13684Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

14.004 x45Kuat+14088Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

14.30 4 x45Kuat+13684Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

15.005 x50Kuat+13680Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

15.305 x50Kuat+14080Blood slymSakit pinggang menjalar ke perut

16.005 x50kuat+140120/808036,6Blood slym + ketuban pecah secara spontan,warna jernih, bau amis.Sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawahVT ( 6cm, eff 60%, ketuban (-), presentasi kepala, uuk kadep, kepala HI tidak teraba bag. Kecil janin/tali pusat

16.305x50(kuat+14282Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

17.005x50kuat+14082Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

17.305x50kuat+14082Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

18.005x45kuat+14082Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

18.305x45kuat+14280Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

19.005x45kuat+14280Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

19.305x45kuat+14280Blod slymSakit pingang menjalar keperut

20.005x45kuat+142110/708036,5Blod slymSakit pinggang menjalar keperut bagian bawahVT( 6 cm eff 60% ket (-) preskep uuk kadep, penurunan kepala ( HI tidak teraba bagian terkecil janin/tali pusat

20.304x45kuat+14084Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

21.004x40kuat+14080Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

21.304x40kuat+14080Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

22.004x40kuat+14280Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

22.304x40kuat+14280Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

23.004x35sedang+14486Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

23.304x35sedang+14486Blod slymSakit pinggang menjalar keperut

00.004x35sedang+144110/708636,5Blod slymSakit pinggang menjalar keperut bagian bawahVT( 6 cm eff 60% ket (-) preskep uuk kadep penurunan kepala ( HI tidak teraba bagian terkecil janin/tali pusat

VII. EVALUASI

Tanggal 2 Mei 2011 jam 00.00 WITA

1. Keadaan umum ibu dan janin baikTD = 110/70 mmHg, N =86 x/menit, S2. = 36,5C, R = 20 x/menit

3. His 4 kali dalam 10 menit, lamanya 35 detik

4. DJJ (+), irama 12-12-12 frekuensi 144x/menit

5. VT ( 6cm, eff 60%, ketuban (-), presentasi kepala, uuk kadep, kepala HI, tidak teraba bag. kecil janin/tali pusat6. Keluarga (suami) mendukung selama proses persalinPENDOKUMENTASIAN FASE AKTIF MEMANJANGTanggal 2 Mei 2011 pukul 00.00 WITASUBYEKTIF

Ibu mengeluh sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah Ibu mengatakan sakitnya sedikit berkurang dan ibu masih mampu berjalan-jalanOBYEKTIF

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosi stabil

Tanda-tanda vital : TD = 110/70 mmHg, N = 86x/menit, S = 36,5C, R = 20x/menit.

His 4 kali dalam 10 menit, lamanya 35 detik

DJJ (+), irama 12-12-12 frekuensi 144x/menit

VT ( 6cm, eff 60%, ketuban (-), presentasi kepala, uuk kadep, kepala HI tidak teraba bag. kecil janin/tali pusat Tidak ada kemajuan persalinan sejak pemeriksaan pukul 20.00 WITA yang lalu.ASSESEMENT

G2P1A0H1, hamil 39 minggu, tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase aktif memanjang.PLANNING

Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu dan janin baik, TD = 110/70 mmHg, N = 86x/menit, S = 36,5C, R = 20x/menit, dan setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan pembukaan 6 cm dan tidak maju seperti yang kita harapkan dan ibu akan dirujuk ke RSUP Mataram untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Menganjurkan ibu untuk makan, dengan komposisi seperti nasi,sayur,tempe,ikan,buah-buahan, dan minum yang manis- manis seperti air gula, dan teh manis untuk menambah tenaga pada saat mengedan.

Menganjurkan ibu untuk mementukan posisi yang diinginkan untuk mempercepat penurunan kepala dan membuat ibu merasa nyaman Memberikan imformed consent atau surat persetujuan tindakan kepada ibu dan keluarga Memasang infuse RL 500 ml dengan tetesan 20 tetes/menit. Ibu dan keluarga bersedia untuk dirujuk ke RSUP Mataram. Pukul 00.15 wita tanggal 02-05-2011, ibu dirujuk ke RSUP MataramBAB IV

PEMBAHASAN

Ny F datang ke puskesmas Ampenan pada tanggal 01 Mei 2011 pukul 08.00 WITA dengan keluhan sakit penggang menjalar ke perut bagian bawah. Saat di lakukan pemeriksaan dalam di peroleh hasil VT 2cm, eff 20 %, ketuban(+) , presentasi kepala, UUK kadep, kepala H I, tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat. His cukup kuat yaitu 3 kali dalam 10 menit dan lamanya 30 detik. Keadaan janin baik dengan DJJ +, irama teratur 11-12-11 frekuensi 136x / menit.

Pada NyF didapatkan hasil pemeriksaan dengan fase aktif memanjang karna setelah dilakukan evaluasi setiap 4 jam selama 4 kali pemeriksaan dalam didapatkan pembukaannya tidak maju-maju dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.seharusnya setiap satu jam pembukaannya satu cm.

Pada kasus Ny F ini di dapatkan kesenjangan antara teori dan praktek karena pada teori kala I fase aktif dilakukan evaluasi selama 6 jam dan jika tidak didapatkan kemajuan pembukaan maka kita sebagai tenaga kesehatan harus segera merujuk tetapi pada praktek ini di lakukan evaluasi selama 12 jam.BAB V

PENUTUPA. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kala I fase aktif memanjang ini karena factor power yaitu his ibu melemah yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi ibu, padahal selama proses persalinan ibu membutuhkan banyak energy karena terjadi peningkatan metabolisme tubuh.B. Kritik dan saran

Pada dasarnya tenaga kesehatan sudah melakuakn banyak hal untuk mendukung ibu selama proses persalinannya termasuk menyarankan ibu untuk makan dan minum yang cukup, namun mungkin untuk selanjutnya setiap petugas kesehatan harus sedikit memaksa agar ibu mau mengikuti anjuran bidan, karena hal ini juga demi kebaikan ibu itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : 2001

Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Sarwono Prawirohardjo, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Depkes. Kedaruratan Kebidanan Buku Ajar Untuk Program Pendidikan Bidan Edisi III. Jakarta : 1995

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Ibu Dengan Ketepatan Jadwal Imunisasi Dasar Bayi Di Polindes Turide

DISUSUN OLEH :SITI MUNFARIDA

NIM:09.9.2.11

SEMESTER IV

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

2011

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

i

KATA PENGATAR

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I PENDAHULUAN

iv

BAB II LANDASAN TEORI

1

BAB III TINJUAN KASUS

3BAB IV PEMBAHASAN

11BAB V PENUTUP

21DAFTAR PUSTAKA

23KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayat-Nyalah laporan praktek yang berjudul FASE AKTIF MEMANJANG Dengan Kehamilan Normal Trimester III dapat selesai tepat pada waktunya.

Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengajar atas bimbingannya sehingga laporan praktik ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula pada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikannya laporan ini.

Kami menyadari bahan laporan praktik ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun sistematis penulisan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan laporan selanjutnnya.

Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 3 Mei 2011JULFIKARPenyusun

Pernyataan Standar

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/ macet serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuk untuk yang aman.

Mengenali secara dini gejala dan tanda partus lama serta tindakan yang tepat

Penggunaan partograf secara tepat dan seksama untuk semua ibu dalam proses persalinan

Penurunan kematian/kesakitan ibu/bayi akibat partus lama

Ibu mendapat perawatan kegawatdaruratan obsteri yang cepat dan tepat

ii

iii

iv

PAGE 17