FARMAKOGNOSI

Embed Size (px)

Citation preview

FARMAKOGNOSISEJARAH FARMAKOGNOSI 1.Papyrus Ebers, yang berisi lebih dari 800 formula obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, mineral dan hewan. 2.Hippocrates (460-370 SM) adalah seorang dokter Yunani, memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah 3.Dioscorides, dengan karyanya De Materia Medica awal dari pengembangan botani farmasi 4.Gallen mengenalkan sediaan galenik Istilah Farmakognosi farmakognosi adalah penggunaan secara menyeluruh berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat Fluckiger, Farmakognosi terdiri dari kata Pharmakon artinya Obat (obat alam, bukan obat sintesis) dan Gnosis artinya pengetahuan. Fluckiger, Farmakognosi terdiri dari kata Pharmakon artinya Obat (obat alam, bukan obat sintesis) dan Gnosis artinya pengetahuan Ruang Lingkup Farmakognosi 1. Hubungang Farmakognosi dengan Botani-Zoologi 2. Hubungan Farmakognosi dengan Ilmu-Ilmu lain: Simplisia -> Kimia organik -> Sintesa TATA NAMA LATIN TANAMAN - Nama latin tanaman terdiri dari 2 perkataan, perkataan pertama disebut nama genus dan perkataan kedua disebut species, contoh: Oryza sativa -Nama latin tanaman tidak boleh terdiri dari 3 perkataan, jika ada penamaan yang menggunakan 3 perkataan, maka 2 dari 3 perkataan tersebut harus digabungkan menggunakan tanda (-) Contoh: Dryoteris filix-mas -Seringkali 1 tanaman memperoleh beberapa nama latin (SINONIM) -1 nama Latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim - Dalam dunia hewan, nama genus boleh digunakan sebagai nama spesies sehingga nama Latin hewan dapat terdiri dari 2 perkataan yang sama disebut tauronim Tata Nama Simplisia Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia edisi II tahun 1972 disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan genus atau spesies nama tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan.

METABOLISME PRIMER DAN METABOLISME SEKUNDER 1. Metabolit Primer : Senyawa/bahan yang diperlukan bagi kehidupan organisme; gula, as, Amino, Lemak, nukleotida, & polimer turunnya (polisakarida, protein, lipida, RNA, DNA, dsb) 2. Metabolit sekunder : Senyawa/bahan buangan yang secara langsung kurang terlihat manfaatnya bagi organisme bahan alam/natural product Mengapa metabolit sekunder disebut tidak essensial sedangkan tanaman masih tetap membentuknya? untuk mempertahankan keberadaan dirinya dari organisme/lingkungannya, contoh: atropin, tanin untuk pertahanan terhadap herbivora untuk zat pertahanan (zat kimia) biasanya pada hewan, contoh: kalajengking, semut mengeluarkan asam format untuk sarana detoksifikasi, untuk tumbuhan zat-zat toksik tidak dikeluarkan tapi dibentuk menjadi senyawa lain yaitu metabolit sekunder dan ini disimpan didalam kelenjar-kelenjar tidak beredar didalam tanaman sehingga tidak toksik, contoh: tumbuhan kelebihan asetil untuk penyimpanan energi, contoh: glikosida Metabolit sekunder dibagi 3 yaitu: -senyawa jalur sikimat, yang menghasilkan senyawa fenolik (mempunyai gugus aromatik) -senyawa asetat polimalonat, gabungan dari unit-unit C2, sering disebut polipeptida -senyawa-senyawa yang terbentuk melalui jalur asetat mevalonat. Senyawa-senyawa yang dihasilkan terpenoid (yang tersusun oleh unit C5 dan senyawa nitrogen misalnya alkaloid) SIMPLISIA bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibagi 3 golongan yaitu: -Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. -Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni. -Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni. PENYIAPAN SIMPLISIA -Bahan Baku Simplisia -Proses Pembuatan Simplisia

1. Pengumpulan Bahan Baku 2. Sortasi basah 3. Pencucian 4. Pengubahan bentuk 5. Pengeringan 6. Sortasi Kering 7. Pengawetan 8. Pengepakan dan Penyimpanan 9. Pemurnian Pemalsuan & Penurunan Mutu Simplisia -Simplisia dianggap bermutu rendah: disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban atau panas atau karena isinya telah disari dengan cara pelaturan atau penyulingan. -Simplisia dianggap rusak Jika oleh sebab-sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat. -Simplisia dinyatakan bulukan Jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga -Simplisia dinyatakan tercampur Secara tidak sengaja terdapat bermacam-macam bahan atau bagian tanaman lain. -Simplisia dianggap dipalsukan Jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan-bahan lain yang tidak semestinya Pemeriksaan Simplisia -Simplisia harus memenuhi persyaratan umum edisi terakhir dari buku-buku resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI (monografi) -Tersedia contoh sebagai simplisia pembanding yang setiap periode tertentu harus diperbaharui -dilakukan pemeriksaan mutu fisis secara tepat meliputi: a. Kurang kering atau mengandung air b. Termakan serangga atau hewan lain

c. Ada tidaknya pertumbuhan kapang, dan d. Perubahan warna atau perubahan bau Dilakukan pemeriksaan lengkap yang terdiri dari: -Pemeriksaan organoleptik, meliputi pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan -Pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik -Pemeriksaan fisika dan kimiawi -Uji biologi, penetapan angka kuman, pencemaran & percobaan hewan coba