45
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMBERIAN AIR SUSU IBU SECARA DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA DI WILAYAH KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sejak dini yaitu masih bayi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh dalam pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus dimasa depan. Setiap bayi lahir pasti membutuhkan asupan gizi dan nutrisi demi kelangsungan hidupnya. Sumber gizi yang sangat penting adalah ASI. Komposisi ASI yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi dan mengandung zat pelindung dengan kandungan terbanyak pada kolostrum. Kolostrum adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah bayi lahir. Penyusuan secara dini atau inisiasi menyusu perlu dilaksanakan untuk memperlancar pemberian ASI ekslusif selama enam bulan

Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian Air Susu Ibu Secara Dini Di Bidan Praktek Swasta Di Wilayah Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi

  • Upload
    dajhon

  • View
    189

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian Air Susu Ibu Secara Dini Di Bidan Praktek Swasta Di Wilayah Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi

Citation preview

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMBERIAN AIR SUSU IBU SECARA DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA DI WILAYAH KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

BAB 1

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sejak dini

yaitu masih bayi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh

jumlah ASI yang diperoleh dalam pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan

penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus dimasa depan. Setiap bayi

lahir pasti membutuhkan asupan gizi dan nutrisi demi kelangsungan hidupnya. Sumber gizi

yang sangat penting adalah ASI. Komposisi ASI yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi

dan mengandung zat pelindung dengan kandungan terbanyak pada kolostrum. Kolostrum

adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah bayi lahir.

Penyusuan secara dini atau inisiasi menyusu perlu dilaksanakan untuk memperlancar

pemberian ASI ekslusif selama enam bulan

                     Menurut data SKRT 2001, pemberian ASI ekslusif pada bayi umur kurang empat

bulan 49,2%. Menurut hasil surfey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-

2003, didapat jumlah pemberian ASI ekslusif pada bayi dibawah usia 2 bulan mencakup

64%  dari total bayi yang ada.

                     Hasil observasi ibu yang baru melahirkan di Bidan Praktek Swasta Kecamatan

Cluring Kabupaten Banyuwangi bahwa 50% bayi baru lahir tidak segera disusui setelah

dilahirkan, kebanyakan bayi baru lahir hanya digendong keluarga, tidur disamping ibu, dan

ada juga yang diberi susu formula, ibu tidak mau memberi ASI karena masih lelah dan ASI

belum keluar, ibu dan keluarga tidak tahu pentingnya pemberian ASI secara dini.

                     Ibu yang tidak segera memberikan ASI, menimbulkan dampak positif dan negatif.

Dampak negatif tersebut antara lain, terjadi pendarahan setelah melahirkan dan pengembalian

uterus lambat. Sedangkan pada bayi, bayi mudah terserang infeksi dan alergi, sistem

kekebalan tubuh kurang, mudah terjadi gang guan pencernaan (diare) dan proses menyusui

terganggu karena bayi bingung puting. Dampak positif pengisapan ASI dalam 30 menit

pertama setelah melahirkan dapat membantu kontraksi uterus sehingga tidak terjadi

pendarahan, dengan adanya refleks menghisap akan mempercepat keluarnya ASI pada bayi

merupakan setimulasi dini tumbuh kembang anak.

                     Dampak negatif pada ibu dan bayi tidak akan terjadi bila ibu melakukan penyusuan

secara dini. Pemberian ASI eksklusif ini dapat dicapai bila seluruh rumah sakit, rumah

bersalin, dan tempat- tempat pelayanan ibu bersalin telah menerapkan konsep rumah sakit

ASI. Jadi kebijakan pelayanan kelahiran adalah rawat gabung, pemberian minuman

pralaktasi usia satu sampai tiga hari, antenatal, dan pasca kelahiran. Selain itu dapat

dilakukan dengan penyuluhan, leaflet, poster-poster Humoniora (2006).

                     Berdasarkan hasil observasi yang tergambar pada latar belakang di atas  peneliti

tertarik ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI

secara dini di Bidan Praktek Swasta Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.

B.     Identifikasi Masalah

   Dengan uraian diatas peneliti dapat menarik adanya suatu identifikasi masalah

sebagaimana berikut :

1.            Masih rendahnya tingkat kesadaran penduduk tentang pemberian ASI secara dini di Bidan

Praktek Swasta Kecamatan Cluring Kabupaten Bnayuwangi

2.            Masih rendahnya tingkat pendidikan

3.            Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan

4.            Masih rendahnya tingkat ekonomi penduduk

C.     Rumusan Masalah

                     Dari  identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian ASI Secara Dini di Bidan

Praktek Swasta Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi?”.

D.          Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum

                  Mengetahui faktor apa yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI secara dini ?

2.            Tujuan Khusus

a.       Mengidentifikasi faktor internal ibu yang dapat mempengaruhi pemberian ASI secara dini

b.      Mengidentifikasi faktor pendukung tentang pemberian ASI secara dini

E.           Manfaat Penelitian

                     Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ibu, bayi, peneliti dan petugas

kesehatan.

1.      Bagi Ibu

a.       Ibu mengerti pentingnya ASI sejak dini

b.      Ibu mau memberikan ASI sejak dini

  2.      Bagi Peneliti

a.       Menambah pengetahuan tentang faktor-kator yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI

secara dini.

b.      Merupakan pengalaman pertama

c.       Mengembangan ilmu

3.      Bagi Petugas Kesehatan

a.       Meningkatkan mutu pelayanan

b.      Keberhasilan ASI ekslusif

c.       Masukan untuk segera meningkatkan pemberian ASI   

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A.           Pengertian

                     ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam

organik yang di sekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi

(Arifin, 2004).

                     Sedangkan ASI ekslusif atau lebih tepat pemberian ASI secara ekslusif adalah bayi

hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, air teh, air

putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur

nasi, dan tim (Roesli, 2000).

                     Menurut Utamai Roesli, begitu bayi keluar dari rahim, sebaiknya bayi langsung

ditaruh diperut ibunya. Biarkan diputing susu si ibu, biarkan inisiasi ini berlangsung selama

30 menit hingga 1 jam (Roi, 2004).

                     ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik bagi bayi dan dapat memenuhi

kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama, ASI merupakan makanan alamiah yang pertama

dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.

B.           Manfaat Pemberian ASI

1.      Bagi Bayi

a.   ASI Sebagai Nutrisi

Air  susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI

dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ibu yang

melahirkan bayi cukup bulan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan

komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan bayi yang paling

sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.

b.   ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari

ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi

lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencaai kadar

propektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan.  Pada saat kadar  zat kekebalan bawaan

menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka  akan terjadi

kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang apabila bayi diberi ASI,

karena ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit

infeksi, virus, parasit, dan jamur.

c.   ASI Ekslusif Meningkatkan Kecerdasan

Dengan memberikan ASI secara eklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin

tercapainya perkembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain

sebagai nutren yang ideal dengan komposisi yang tepat. Serta disesuaikan dengan kebutuhan

bayi. ASI juga mengandung nutren-nutren khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh

optimal.

d.      ASI Ekslusif Meningkatkan Jalinan Kasih Sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih saying

ibunya. Ia juga akan merasa aman tenteram, terutama karena masih  dapat mendengar detak

jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan

disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk

kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

2.      Bagi Ibu

a.   Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan

Apabila bayi segera di susui setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadi pendarahan post

partum berkurang. Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oxitosin yang

berguna untuk kontriksi/penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan cepat

berhenti.

b.   Mengurangi Terjadinya Anemia

Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat

besi menyusui mengurangi pendarahan.

c.       Menjarangkan Kehamilan

Menyusui meupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup berhasil.

d.      Mengecilkan Rahim

Kadar oxitosin ibi menyusi yang meningkat sangat membantu rahim kembali keukuran

sebelum hamil

e.       Lebih Cepat Langsing Kembali

Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh mengambilnya dari lemak yang

tertimbun selama hamil.  Dengan demikian berat badan akan kembali seperti sebelum hamul.

f.        Lebih Ekonomis / Murah

Dengan memberikan ASI berrarti menghemat untuk pengeluaran susu formula perlengkapan

menyususi dan persiapan pembuatan minum susu formula.

g.       Tidak Merepotkan Dan Hemat Waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa

harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu

botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari.

h.       Portabel dan PraktisMudah dibawa kemena-mana sehingga  saat bepergian tidak usah membawa berbagai alat

untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat untuk menghangatkan susu. ASI

dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam

suhu yang selalu tepat.

C.     Pembagian ASI

1.      ASI Menurut Stadium Laktasi

a.   Colostrum

1).     Pengertian

Colostrum adalah  cairan yang pertama kali sisekresi oleh kelenjar payudara, mengandung

tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dari kelenjar payudara

sebelum dan sesudah masa puerpurium.

2).     Manfaat

Merupakan suatu laanif yang ideal untuk membrsihkan meconium dari usus bayi baru lahir

dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan yang akan datang.

3).     Komposisi

a)            Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dnegan ASI

matur. Pada colostrums protrin  yang utama adalah globulin (gamma globulin)

b)            Lebioh banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI yang matur, dapat

memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan.

c)            Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dinadingkan dengan ASI matur

d)            Mineral terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI

matur

e)            Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur, hanya 58 kal/100ml

kolostrum

f)        Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu matur,

sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah

g)            Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingan dengan ASI matur

h)            Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein didalam usus bayi menjadi kurang

sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah antibodi  pada bayi.

i)        Volume berkisar 150-300 ml/24 jam

b.      Air Susu Masa Peralihan

1)            Pengertian

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. Disekresi dari hari

ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi (Soejiningsih,1997)

2)            Komposisi

a)            Kadar protein makin rendah sedangkan kaar  karbohidrat dan lemak makin tinggi

b)            Volume juga meningkat

c.       Air Susu Matur

Pengertian

Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan,

tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu keiga sampai kelima komposisinya baru

konstan. Merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup  untuk bayi sampai

umur 6 bulan, berupa cairan berwarna putih kekuningkuningan, karena mengandung caseinat,

riboblaum dan karoten. Tidak menggumpal bila dipaskan, volume 300-850 ml/24 jam.

Terdapat antimikro bacterial factor yaitu : antibody terhadap bakteri dan virus cell

(phageocrye, granu locyle, macropage, lymphocyle tipe t), enzi, (lysozime, lactoperoxidese),

protein, (laktoferin, B12 , dinding protein). Factor resisten terhadap stophylacocus,

complecement (C3 dan C4). Siregar Arifin, (2004) pemberian asi ekslusif dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya. www //http library, usu ac.id.

D.          Mitos-Mitos Tentang Menyusui

1.      Menyusui Merubah Bentuk Payudara

Ini tidak benar, mitos yang mengatakan bahwa menyusui dapat mempengaruhi atau merubah

bentuk payu darah secara permanen. Yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan.

Kehamilan yang menyebabkan dikeluarkanya hormon-hormon dan menyebabkan

terbentuknya air susu yang mengisi  payudara. Payudara yang sudah terisi air susu tentu

berbeda bentuknya dengan payu darah yang sebelum terisi air susu. Jadi yang menyebabkan

perubahan bentuk payudara adalah kehamilan  bukan menyususi. Besarnya perubahan bentuk

payudara  sangat tergantung dari turunan (hereditas), usia dan oleh penambahan berat badan

pada waktu kehamilan.

2.            Menyusui Dapat Menyebabkan Kesukaran Penurunan Berat Badan

Tidak benar, menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat daripada

yang tidak memberikan ASI secara ekslusif. Sebab dengan menyusui timbunan lemak yang

terjadi pada waktu hamil akan dipergunakan dalam proses menyusui. Sedangkan wanita yang

tidak menyusui akan sukar menghilangkan timbunan lemak yang khusus dipersiapkan oleh

tubuh untuk menyusui.

3.            ASI Yang Pertama Kali Keluar Harus Dibuang Karena Kotor

ASI yang keluar padahari pertama sampai hari ke 5 dinamakan kolostrum atau susu jolong .

Cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur atau protein  dalam kadar yang

tinggi. Zat anti infeksi atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) dalam kadar yang lebih

tinggi dari pada susumature, disamping itu juga mengandung laktosa atau hidrat arang dan

lemak dalam kadar yang rendah  sehingga mudah dicerna. Selain sebagai nutrisi, kolostrum

melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit infeksi. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi

premature dan bayi sakit. Apabila kolostrum dibuang, bayi kurang atau tidak mendapatkan

zat-zat pelindung terhadap penyakit infeksi.

4.            ASI Belum Keluar Pada Hari-Hari Pertama Sehingga Tidak Perlu Disusukan Pada

Bayi.

Pada hari pertama sebenarnya bayi tidak memerlukan cairan atau makanan, sehingga tidak

atau belum diperlukan pemberian susu formula ataupun cairan lain, sebelum ASI, keluar “

cukup” (cairan prelactal feeding). Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya,

bukan untuk memberikan nutrisi, tetapi untuk belajar menyusui atau membiasakan

menghisap puting susu dan juga guna mempersiapkan ibu untuk memulai memproduksi ASI.

Gerakan reflek untuk menghisap pada bayi baru lahir  akan mencapai puncaknya pada waktu

berusia 20-30 menit, sehingga apabila terlambat menyususi reflek ini akan berkurang dan

tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian. Pemberian prelactal feeding sebetulnya

tidak diperlukan karena hanya akan merugikan ibu, yaitu ASI ibu akan lebih lambat terbentuk

karena bayi tidak cukup kuat menghisap, dan merugikan bayi sebab bayi akan kurang

mendapat kolostrum. Bila bayi kurang atau tidak mendapat kolostrum akan sering menderita

mencret atau penyakit lain, terutama bila susu formula atau cairan frelactal/lainya tercemar.

Selain itu bila cairan prelaktal diberikan pada dot, kemungkinan bayi akan mengalami

kesukaran minum pasa putting susu atau bingung puting.

5.            Ibu Bekerja Tidak Dapat Memberikan ASI Ekslusif 6 Bulan

Tidak benar. Ibu bekerja dapat memberikan ASI ekslusif selam 6 bulan dengan cara memerah

ASI minimum 4 x 15 menit. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak

menggunakan pompa yang membentuk terompet. ASI perah tahan 6-8 jam diudara luar, 24

jam dalam termos es berisi es batu, 48 jam dalam lemari es dan 3 bulan dalam freezer.

6.            Payudara Kecil Tidak Menghasilkan Cukup ASI

Tidak benar, besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak atau sedikitnya produksi

ASI. Karena payudara yang besar sehingga banyak mengandung jaringan lemak. Di banding

dengan payu darah kecil. ASI dibentuk oleh jaringan kelenjar pembentuk air susu (alveoli)

dan bukan jaringan lemak. Jadi besarkecilnya payu darah tidak menentukan banyak

sedikitnya produksi ASI.

7.            ASI  Ibu Kurang Gizi, Kualitasnya Kurang Baik

Bayi dan ASI sebenarnya bersipat parasit bagi ibu. Sampai dengan batas keadaan tertentu

kualitas dan kuantitas ASI  akan tetap dipertahankan,  walaupun harus dengan mengorbankan

gizi ibu. Kualitas ASIbaru berkurang apabila ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke 3,

bahkan sering kali kualitas ASI masih tetap dipertahankan sampai tingkat kekurangan gizi ibu

lebih dari derajat ini.

8.            ASI Tidak Cukup

Bayi tidak cukup dapat ASI karena rakus/minumnya banyak. Dari sebuah penelitian

didapatkan data bahwa 98 ribu dari 100 ribu ibu-ibu yang mengatakan produksi ASInya

kurang, sebenarnya mempunyai cukup ASI, tetapi kurang mendapat informasi tentang

manajemen laktasi yang benar, posisi menyusui yang tepat, serta terpengaruh mitos-mitos

tentang meyusui,  yang umumnya dapat menghambat produksi ASI. Bila bayi kurang minum,

sebenarnya bukan ibunya yang tidak dapat memproduksi ASI tetapi bias disebabkan berbagai

hal misalnya karena posisi menyusui yang tidak benar. Bathara Semar, 2006), mitos-mitos

tentang menyusui, www//http:kaskus.com.

E.           Berbagai Masalah Pada Ibu Saat Menyusui

1.      Pada Ibu

a.   Puting datar atau terbenam

Dengan menggunakan pompa puting, puting susu yang datar atau terbenam dapat dibantu

agar menonjol dan dapat di kecap oleh mulut bayi. Upaya ini dapat di mulai sejak kehamilan

37 minggu dan biasanya hanya perlu dibantu hingga bayi berusia 5-7 hari. Dengan usaha

yang tekun dan kerjasama yang baik antara ibu dan bayi. Ibu akan mampu mengatasi masalah

ini. Jika patyu darah penuh oleh ASI, putting akan semakin datar sehingga bayi sulit

mencekapnya. Untuk kondisi semacam ini, ASI  dapat diperas terlebih dahulu sebelum bayi

mulai menghisapnya.

b.      Puting Lecet

Puting susu dapat mengalami lecet, retak atau terbentuk celah-celah.  Biasanya keadan ini

terjadi dalam minggu pertama setelah bayi lahir. Masalah ini dapat hilang dengan sendirinya

jika ibu merawat payudara secara baik dan teratur dengan cara :

1)            Mengoles puting susu dengan ASI  setiap kali hendak  dan sesudah  menyususi untuk

mempercepat sembuhnya lecet dan menghilangkan rasa perih.

2)            Jangan menggunakan BH yang terlalu ketat

3)            Jangan membersihkan puting susu dan daerah-daerah aerolla dengan sabun, alkohol dan

obat-obatan yang dapat merangsang kulit/puting susu.

4)            Posisi menyusui hendaknya variasi. Jika selalu menyusui dengan posisi yang sama dapat

membuat trauma yang terus menerus ditempat yang sama sehingga memudahkan terjadinya

luka lecet.

5)            Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusui dengan cara benar yaitu dengan menahan

dagu bayi meletakkan jari kelingking ibu ke sudut mulut bayi dan menekanya samapai lepas

dari payudara.

c.       Payudara Bengkak

Payudara yang bengkak terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah

bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena  produksi yang

berlebihan, sementra kebutuhan bayi pada hari-hari pertama setelah lahir masih sedikit.

Selain itu dapat terjadi karena bayi menyusui secara terjadwal, bayi tidak menyusi dengan

kuat, posisi menyusui yang salah atau karena puting susu datar atau terbenam.

d.      Saluran Susu Tersumbat

Keadaan ini dapat timbul akibat tekanan jari pada waktu menyusui, pemakaian penyokong

payudara yang terlalu ketat atau adanya komplikasi payudara bengkak yang tidak segera

diatasi. Jika ibu merasa nyeri, payudara dapat dikompres dengan air hangat sebelum

menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak.

e.       Sindrom ASI Kurang

Ibu sering mengeluh bahwa ASI-nya kurang atau tidak mencukupi kebutuhan bayi.

Umumnya keluhan ini timbul karena kurangnya informasi dan pengetahuan tentang apa yang

terjadi.

f.        Ibu Sakit

Pada umumnya ibu sakit masih tetap menyusui bayinya karena bayi telah dihadapkan pada

penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu.  Disamping itu, anti bodi ibu yang

diterima bayi melalui ASI akan melindungi bayi dari penyakit.seandainya ibu terpaksa

dirawat terpisah dari bayinya. ASI harus tetap dikeluarkan setiap 3 jam sekali atau jika terasa

penuh. Ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan produksinya. Jika telah sembuh ibu dapat

menyusi bayinya kembali.

g.       Ibu Sering Meninggalkan Bayi Sehingga Tidak Bisa Memberikan ASI ekslusif.

Ibu yang sering meninggalkan bayinya  tetap bias menyusi banyinya secara ekslusif.

Misalnya pada ibu yang bekerja di kantor selama dikantor, di keluarkan ASI setiap 3 jam

sekali untuk disimpan dilemari es dan dibawa pulang untuk kebutuhan dirumah selama jam

kerja. Berikan ASI memakai sendok, bila menggunakan botol bayi akan bingung puting

dengan perubahan antara puting susu dan dot botol.

2.      Masalah Pada Bayi Menyusui

a.   Bayi Bingung Puting

Istilah bingung puting diartikan untuk bayi yang mengalami hipple confusion karena diberi

susu formula dalam botol bergantian menyusu pada ibu. Tanda-tanda  bayi bingung puting

bayi mengisap puting seperti mengisap dot mengisapnya sebentar-sebentar, bayi bayi

menolak menyusu pada ibu. Untuk mencegah bingung puting, bayi hanya menyusu pada ibu,

cara menyusu yang benar, menyusui lebih sering.

b.      Bayi Enggan Menyusui

Bayi perlu mendapat perhatian khusus jika enggan menyusu terutama jika bayi muntah, diare,

mengantuk, kuning, dan kejang-kejang.  Bayi enggan menyusu menyebabkan pilek,

moniliasis, terlambat dimulainya menyusu, bayi binggung putting, bayi dengan preeloctal

feeding, tehknik menyusu yang salah. ASI kurang lancar atau terlalu deras, bayi dengan

freenulum linguae (tali lidah) pendek yang disebut chort tonguetie.

c.       Bayi Sering Menangis

Bayi sering menagis mugkin karena lapar, takut, kesepian, bosan, popok basah/kotor atau

sakit. Dari penyebab tersebut dapat ditanggulangi dengan cara menyusui bayi dengan tehnik

yang benar sampai tangis bayi dapat dihentikan. Kecuali jika bayi itu sakit, perlu mendapat

penanganan tersendiri.

d.      Bayi Berat Lahir Rendah

Kemampuan menghisap, menelan serta mencerna bayi tidak sama. Biasanya bayi

membutuhkan gizi lebih banyak dan volume cairan relative lebih besar sehingga minuman

perlu diberikan dalam jumlah sedikit yang frekwensinya lebih sering. Khususnya terhadap

bayi premature  yang dilahirkan sebelum 33 minggu yang reflek menghisap dan menelannya

lemah dan tidak ada sama sekali.

e.       Bayi Kembar

Ibu yang hamil atau baru melahirkan bayi kembar ia akan mampu memproduksi ASI bagi

anak kembarnya. Produksi ASI akan lebih banyak karena perangsangan-perangsangan/isapan

oleh bayi kembar lebih sering. Jika salah seorang bayi kembar terpaksa harus di tinggalkan

dirumah sakit, ibu dapat menyusui yang satu dan memompa ASI untuk yang lain. Kedua bayi

menentek pada kedua payudara secara bergantian supaya terangsang untuk kedua payudara

sama.

f.        Bayi SumbingBayi sumbing langit-langit lembek (palatum nole) dapat menyusu tanpa kesulitan. Dengan

memberikan posisi tegak atau berdiri agar ASI tidak masuk kedalam hidung bayi. Bila

sumbing pada bibir saja bayi dapat menyusu sambil menutup sumbing tersebut dengan jari

agar bayi dapat menghisap dengan sempurna. (Mellyana Huliyana,2003)

F.            Faktor-Faktor Yang Meningkatkan dan Menghambat Pengeluaran ASI

1.      Yang Meningkatkan Pengeluaran ASI

a.       Bila melihat bayi

b.      Memikirkan bayinya dengan penuh kasih sayang

c.       Mendengar bayinya menangis

d.      Ibu dalam keadaan tenang

2.      Yang Dapat Menghambat Pengeluaran ASI

a.   Ibu yang sedang bingung atau pikiranya kacau

b.   Ibu yang khawatir atau takut ASI-nya tidak cukup

c.       Ibu yang khawatir atau takut ASI-nya tidak cukup

d.      Ibu kesakitan terutama pada saat menyusui

e.       Ibu sedih, cemas, marah, atau kesal

f.        Ibu malu menyusui (Roesli, 2000)

G.          Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ASI

1.            Perubahan Sosial Budaya

a.   Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainya

a.       Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol

b.      Merasa ketinggalan jaman jika menyusi bayinya

2.      Faktor pikologis

a.       Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita

b.      Tekanan batin

3.      Faktor fisik ibu

Ibu sakit, misalnya mastitis, panas dan sebagainya

4.      Faktor kurangnya informasi dari petugas kesehatan di masyarakat kurang mendapat

penerangan tentang manfaat pemberian ASI

H.          Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Ekslusif

1.      Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan         

2.            Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui

3.            Menciptakan dukungan keluarga teman dan  sebagainya

4.            Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “ Rumah sakit sayang bayi” atau “

rumah bersalin yang sayang bayi”.

5.            Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara ekslusif.

I.       Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Pemberian ASI

1.      Ibu harus yakin bahwa mampu menyusi bayinya

2.      Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari)

3.      Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai

4.            Perhatikan cara meletakkan bayi dan cara meletakan putting pada mulut bayi dengan benar.

5.            Makin sering payu darah dihisap bayi makin banyak produksi susu untuk bayi

6.            Pengertian dan dukunagn keluarga, terutama dari suami sangat penting. (Siregar, 2007).

Pemberian ASI ekslusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,

(www//http:libaty ,usu,ac.id)

J.            Konsep Pemberian ASI Dini (Inisiatif Menyusui Dini)

1.            Pengertian

Ini siasi menyusui secara dini adalah memberikan ASI kepada bayi yang baru lahir, bayi

tersebut tidak boleh dibersihkan dahulu ataupun dipisahkan dari sang ibu (www.keluarga

sehat.com)

2.            Proses Inisiasi Menyusui Dini

Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup

bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di 20-50 menit setelah bayi lahir.

Penundaan  permulaan menyususi lebih dari satu jam menyebabkan kesukaran menyusui

(www.kompas.co.id)

Riset menunjukanbahwa bayi  baru lahir yang diletakkan diperut ibu sesaat setelah ia lahir

akan mampu mencari payu darah ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang

dari 50 menit memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal itu dilakukan akan membuat bayi

akan kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya menyusu

pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan. Oleh karena itu

pastikan bayi untuk mendapatkan kesempatan untuk proses inisiasi menyusu paling tidak satu

jam pertama ia lahir (www.lacarasi.co.id).

3.      Manfaat Menyusui Dini

a.   Bagi Bayi

1).     Menerima nutrisi lengkap

2).     Membantu reflek berfikir bayi

3).     Menunjang proses lancarnya ASI dikemudian hari

4).     Memperlancar pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan

5).     Simulasi dini tumbuh kembang bayi

6).     Terhindar dari kesulitan dalam menyusui/meneteki

7).     Menjalin ikatan antara ibu dan anak

8).     Membantu bayi dalam menyesuaikan dengan suhu lingkungan

9).     Menstabilkan suhu

10).   Melindungi usus

11).   Memulai proses pembentukan anti body terhadap berbagai macam penyakit (kekebalan

tubuh)saat lahir.

12).   Memberi perlindungan pada bayi terhadap berbagai macam virus dan bakteri bersipat

pathogen sebelum kekebalan aktif pada tubuh bayi terbentuk melalui vaksinasi.

13).   Melindungi bagian dalam usus  bayi dan menjaganya dari subtansi-subtansi yang dapat

menyebabkan alergi

14).   Isapan pertama bayi pada putting susu ibu merangsang pengeluaran colostrums yang

mengandung zat kekebalan terhadap infeksi serta kaya akan zat gizi penting

15).   Sebagai laksative (Obat pencuci perut) yang efektip membuang meconum di usus dan

memecahkan bilirubin

16).   Menstimulasi hormone prolactin dalam memperoduksi ASI

17).   Meningkat intelektual dan motorik

b.   Bagi Ibu

1).     Mengurangi pendarahan

Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan akan  terjadi peningkatan oksitiosin yang

berguna juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan lebih

cepat berhenti.

2).     Mengurangi terjadinya anemia

Karena menyusui mengurangi pendarahan

3)            Memberi kepuasan pada ibu

4)      Menjalin ikatan antara ibu dan bayi

4)            Membatu proses pengecilan rahim

4       Akibat Dari Penundaan Pemberian ASI Secara Dini

a.   Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya untuk menyusu pada ibunya

b.   ASI tidak lancar atau belum keluar

c.   Ibu lelah atau capek

                                   

BAB 3

METODE PENELITIAN

A.           Desain Penelitian

                     Desai penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai

ancang-ancang kegiatan yang dilakukan (Arikunto, 1998). Dalam penelitian ini desain yang

digunakan yaitu deskriptif, dimana peneliti akan menggambarkan suatu fenomena yang akan

diketahui (Suharsisni Arikunto, 1998).

B.           Populasi dan Sampel

1.      Populasi dan Sampel

Polulasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Ircham Macfood, MS 2006). Pada penelitian

ini adalah seluruh ibu yang partus spontan di bidan praktek swasta. Jumlah rata-rata

persalinan adalah 25 persalinan spontan.

2.      Sampel

Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti  (Suharsini Arikunto, 1998).         

3.      Tehnik Sampling

Dalam penelitian ini tehnik yang digunakan adalah qouta sampling

C.     Kriteria Sampel

1.      Kriteria inklusi

Adalah karakteristik yang dapat dimasukkan atau layak untuk diketahui yaitu :

a.       Ibu primigravida yang bersedia menjadi responden

b.      Ibu melahirkan secara spontan sampai dengan 1 jam post partum di Bidan Praktek Swasta

pada bulan Pebruari sampai Maret 2008.

2.      Kriteria Ekslusi

Adalah klien yang tidak layak untuk diteliti menjadi responden yaitu :

a.       Ibu yang tidak bersedia menjadi responden

b.      Ibu yang melahirkan dengan tindakan atau dirujuk

D.     Hipotesa Penelitian

Apabila pemberian ASI secara dini diberikan dengan teratur, maka pertumbuhan dan

perkembangan bayi akan lebih baik.

E.      Variabel Penelitian

Adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan

oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2002).

Variabel untuk penelitian ini adalah faktor-faktor pemberian ASI secara dini.

F.      Definisi Operasional

         Tabel 3.1 Defini Operasinal

Variabel Definisi ParameterAlat Ukur

Skala Skor

Faktor pemberian ASI secara dini

Suatu keadaan/peristiwa yang mempengaruhi pemberian ASI secara dini yaitu segera setelah bayi dilahirkan

-Faktor Ibua.kurang

informasib.ASI belum

keluarc.Puting datard. lelah-Faktor

pendukunga.dukungan

keluargab.dukungan

petugas kesehatan

Kuesioner Nominal Ya : jika diberi ASI dini kemudian diberi kode 0 Tidak : jika tidak diberi ASI dini kemudian diberi kode I

G.     Tempat dan Waktu

Tempat                            : Rumah   Bidan   Praktek  Swasta  Kecamatan  Cluring

  Kabupaten Banyuwangi

Waktu Penelirian       : Pebruari – Maret 2008

H.          Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada responden.

Sebelumnya calon responden diberi penjelasan perihal penelitian yang akan dilakukan. Bila

calon responden bersedia maka calon responden diminta menandatangani surat pernyataan

bersedia menjadi responden.

I.             Alat Ukur

Alat ukur dalam penelitian ini kuesioner yang diberikan kepada responden berupa sejumlah

pertanyaan tertulis untuk mendapatkan informasi tentang diri responden dan hal-hal yang ia

ketahui dan pahami.

J.            Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan ditabulasi kemudian dianalisa secara sistematis. Dalam

penelitian ini analisa data secara deskriptif yang dikonfirmasikan dalam bentuk presentasi

dan narasi. Hasil pengisian kuesioner, jawaban yang diberi nilai 0 dan 1 pada jawaban tidak.

Kemudian dilakukan pengolahan data dengan distribusi penggunaan presentasi dengan rumus

        

         keterangan :

         p =  Presentase dari faktor

         x =  Jumlah jawaban

         y =  Jumlah pertanyaan

Arikunto, (1998)

K.          Etika Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengadakan observasi dan kemudian mengajukan

ijin permohonan melalui surat ijin dari Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto

mengadakan penelitian dengan etika :

1.            Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Diberikan kepada responden dengan pemberian penjelasan mengenai tujuan penelitian dan

proses pengambilan data

2.            Anominity

Dalam kuesioner diberikan kode apa saja, bukan nama lengkap guna mejaga kerahasiaan

identitas.

3.            Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin oleh peneliti.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di rumah Bidan Praktek

Swasta pada bulan Pebruari - Maret 2008.

Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu : a) data umum terdiri dari

karakteristik responden, dan b) data khusus terdiri dari hasil penelitian tentang faktor yang

mempengaruhi rendahnya pemberian Air Susu Ibu secara  dini.

Dalam penelitian ini ada 10 item pertanyaan yang harus diisi oleh responden dan

hasilnya di analisa secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi dalam bentuk

persentase.

1.      Data Umum

a.      Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi berdasarkan umur responden

N

o

Interval Umur Jumlah Persentase

1.

2.

3.

4.

17 – 22 tahun

23 – 28 tahun

29 – 34 tahun

35 – 40 tahun

5

9

3

5

22,73%

40,90%

13,64%

22,73%

Jumlah 22 100,00%

                          

Dari tabel 4.1 tentang distribusi umur tentang responden yang partus spontan di Bidan

Praktek Swasta, ibu yang berusia  17 – 22 tahun sebanyak 5 orang (22,73%), yang berusia 23

– 28 tahun sebanyak 9 orang (40,90%), yang berusia 29 – 34 tahun sebanyak 3 orang

(13,64%) dan yang berusia 35 – 40 tahun sebanyak 5 orang (22,73%).

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.

No Pendidikan Jumlah orang Persentase

1.

2.

3

SD

SMP

SMA

5

12

5

22,73%

54,54%

22,73

Jumlah 22 100,00%

Dari tabel 4.2 tentang tingkat pendidikan  responden yang partus spontan di Bidan

Praktek Swasta yang berpendidikan SD sebanyak 5 orang (22,73%), yang berpendidikan

SMP sebanyak 12 orang (54,54%) bdan yang berpendidikan SMA sebanyak 5 orang

(22,73%).

2.      Data Khusus

Pada penelitian ini faktor yang mempunyai angka paling tinggi yang mempengaruhi

pemberian Air Susu Ibu secara dini di Bidan Praktek Swasta sebagai berikut :

Tabel 4.3 Tabel distribusi faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI secara dini di Bidan Praktek Swasta

No         Faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI dini

Jumlah Nilai Persentase

1.

2

Ibu

Pendukung

50

53

45,45%

48,18%

Dari tabel 4.3 tentang faktor yang mempengaruhi pemberian ASI secara dini di Bidan

Praktek Swasta pada bulan Pebruari – Maret 2008 menunjukkan bahwa faktor ibu

mempunyai nilai 50 (45,45%) dan faktor pendukung mempunyai 53 (48,18%).

B.     Pembahasan

Sebelum membahas hasil penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu peneliti penguraikan

tentang pelaksanaan penelitian di rumah Bidan Praktek Swasta pada bulan Pebruari – Maret

2008 dimana jumlah responden sebanyak 22 orang.

1.      Faktor Ibu

Dari hasil penelitian faktor ibu mempunyai angka 50 (45,45%). Faktor ibu terdiri dari

pengetahuan dan kondisi fisik ibu. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya usia dan pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian responden yang berusia diatas 23 tahun sebanyak 9 orang

(40,90%), sehingga di usia dewasa lebih sulit menyerap suatu pengetahuan dibandingkan

dengan usia remaja, jadi ibu yang mempunyai usia lebih muda biasanya lebih mudah untuk

mengubah sikap dan tingkah lakunya. Hasil penelitian jumlah responden yang paling banyak

adalah berpendidikan SMP yaitu 12 orang (54,54%).

Bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima

informasi sehingga semakin banyak pengalaman yang dimiliki, untuk dapat menerima atau

menyerap informasi yang didapat lebih mudah bagi yang berpendidikan lebih tinggi

(Nursalam, 2001).

Hasil pengamatan atau observasi pada saat penelitian didapatkan dari kondisi fisik ibu

yang juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara dini. Dari kondisi fisik ibu diantaranya

puting datar atau tenggelam, ibu kelelahan sehabis melahirkan dan ASI belum keluar. Puting

datar atau tenggelam dapat diatasi dengan menggunakan pompa puting agar puting menonjol

dan dapat di cekap oleh mulut bayi, upaya ini dapat dimulai sejak kehamilan 37 minggu dan

biasanya hanya perlu dibantu 5-7 hari (Hulliana Mullyana, 2003).

Di Bidan Praktek Swasta, ibu yang melahirkan mempunyai puting datar maupun

menonjol (normal) juga tidak memberikan ASI secara dini, seharusnya para ibu tahu

pentingnya ASI dini, sejak kehamilan informasi tentang ASI dan cara merawat puting puting

yang datar guna mempersiapkan proses menyusui kelak, untuk itu para ibu harus aktif ke

posyandu, puskesmas. Dan untuk petugas kesehatan (Bidan) diharapkan lebih aktif dalam

memberikan penyuluhan dan bimbingan tentang ASI dan cara merawat payudara menuju

kesuksesan pemberian ASI secara ekslusif.

Pada hari-hari pertama kelahiran, bayi belum memerlukan cairan atau makanan,

sehingga belum diperlukan pemberian susu formula ataupun cairan lain. Sebelum ASI keluar

”cukup” (cairan prelactal feeding). Bayi pada 30 menit pertamakelahiran harus di susukan

pada ibunya bukan untuk pemberian nutrisi melainkan untuk belajar menyusu atau

menghisap puting susu dan juga untuk mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI.

Gerakan reflek menghisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu

20-30 menit pertama, sehingga apabila terlambat refleks menghisap ini akan berkurang dan

tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian. Dalam hal ini pengetahuan ibu perlu

ditingkatkan dalam upaya pemberian ASI secara dini.

2.      Faktor Pendukung

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhirendahnya

pemberian ASI secara dini di Bidan Praktek Swasta adalah faktor pendukung, yaitu sebesar

53 orang (48,18%). Faktor pendukung terdiri dari dukungan keluarga, suami dan peran

petugas kesehatan. Ayah (suami) mempunyai peran untuk menentukan kelancaran reflek

pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Suami dapat

berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan secara

emosional.

Peran petugas kesehatan (Bidan) juga sangat mempengaruhi pemberian ASI secara dini,

dimana ibu ditolong dalam melahirkan juga sangat menentukan cara pemberian ASI yang

baik. Penyuluhan oleh bidan tentang pemberian ASI yang pertama keluar sangat diperlukan

karena pengalaman yang ditemukan selama ini, kolostrom biasanya dibuang.

Di Bidan Praktek Swasta, terkadang suami tidak diperbolehkan mendampingi ibu (istri)

pada saat persalinan, tetapi sekarang ini suami diharuskan mendampingi ibu (istri) pada saat

persalinan, ini diharapkan agar suami memberikan dukungan yang sangat penting bagi ibu

mulai persalinan sampai proses menyusui.

Selain itu pengetahuan ibu dan keluarga (suami) tentang ASI perlu ditingkatkan untuk

memberikan dukungan agar ibu mempunyai motivasi dan kemauan untuk memberikan ASI

secara dini. Apabila pihak keluarga tidak mengetahui tentang ASI, maka tidak akan bisa 

memberikan dukungan dan penjelasan untuk segera menyusui bayi setelah dilahirkan .

Selain dukungan dari keluarga, dukungan dari petugas kesehatan (Bidan) juga sangat

mempengaruhi pemberian ASI secara dini, terkadang bidan kurang memberikan penjelasan

tentang ASI pada ibu post partum, setelah menolong persalinan bayi diberikan kepada ibu

begitu saja padahal bidan juga sangat menentukan keberhasilan menyusui dini. Seharusnya

bidan membantu, mendampingi dan membimbing ibu post partum dalam proses menyusui,

penjelasan yang benar kepada keluarga dan ibu post partum juga sangat menentukan dalam

pemberian ASI secara dini.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A.     Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor yang mempengaruhi

rendahnya pemberian ASI secara dini di Bidan Praktek Swasta pada bulan Pebruari – Maret

2008, maka dapat diambil simpulan bahwa di Bidan Praktek Swasta faktor yang

mempengaruhi rendahnya pemberian ASI secara dini adalah faktor pendukung yaitu 48,18%.

B.     Saran

1.      Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan khususnya bidan untuk lebih aktif dalam membimbing, membantu

dan mendampingi ibu saat menyusui bayinya, memberikan motivasi dan memberikan

informasi tentang pemberian ASI secara dini pada ibu post partum. Selain itu pihak keluarga

seharusnya juga mendampingi ibu dalam proses persalinan sehingga dapat memberikan

ketenangan dan semangat pada ibu dalam proses persalinan dan pemberian ASI.

2.      Bagi Masyarakat

Mencari tambahan informasi mengenai manfaat ASI secara dini sehingga para ibu

khususnya ibu post partum dapat memberikan ASI secara dini setelah melahirkan.

Memberikan motivasi dan dukungan dalam pemberian ASI kepada bayinya.

3.      Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dijadikan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya agar

lebih sempurna dan bisa bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Anwar Saifudin. (2002), Hak Asasi Bayi dan Pekan ASI Sedunia, WWW/http; Suara Merdeka Com.

Bathara Semar. (2006), Mitos-Mitos Tentang Menyusui, WWW/http kaskus. com

Bidang Kesga Dinkes Banyuwangi. (2007), Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif.

Hasan Iqbal. (2002), Pokok Materi Statistik, Penerbit PT.Bumi Aksara.

Hulliana Mellyana. (2003), Perawatan Ibu Paska Melahirkan. Jakarta : Puspa Suara.

Humaniora. (2006), Konsep Rumah Sakit Ramah ASI. WWW/http: KOMPAS.com.

ITB Central Librari. (2001), Laporan Data Susenas, WWW/http Digilib ITB,ac.id.

Moch.Foedz Ircham, MS. (2006), Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan Dan Kebidanan, Yogyakarta : Penerbit Fitra Maya.

Roesli Utami. (2000), Tentang ASI Ekslusif. WWW/http. Rusli com.

Rol. (2004), Menunda pemberian asi, WWW/http. Keluarga sehat.com.

Prof. Dr. Suharsini Ari Kunto S. (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rimeka Cipta.

Prof. Dr. H. M. Burham Bungin, S.Sos. M.Si, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama.

Siregar Arifin. (2004), Menunda Pemberian Asi Dan Faktor Yang Mempengaruhi, Www/Http.Library.USU Acid.

Soetjiningsih. (1997), ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.EGC.