102
FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA PERKARA CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA KOTA PALEMBANG Oleh: Rusmala Dewi Jayanti 103044128090 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1428 H / 2007 M

Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

  • Upload
    lammien

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA PERKARA CERAI GUGAT

DI PENGADILAN AGAMA KOTA PALEMBANG

Oleh:

Rusmala Dewi Jayanti 103044128090

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A 1428 H / 2007 M

Page 2: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA PERKARA CERAI

GUGAT DI PENGADILAN AGAMA KOTA PALEMBANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Hukum Islam Pada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Disusun Oleh:

Rusmala Dewi Jayanti 103044128090

Dibawah Bimbingan:

Drs.H.A. Basiq Djalil, S.H., M.A Sri Hidayati, M.Ag NIP:150 169 102 NIP:150 282 403

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A 1428 H / 2007 M

Page 3: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Pengesahan Panitia Ujian

Skripsi yang berjudul Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di

Pengadilan Agama Kota Palembang , telah diujikan dalam sidang munanqasah Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15

Agustus 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Hukum Islam Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Ahwal As-Sakhsiyyah.

Jakarta, September 2007

Disahkan oleh

Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH.MA.MM) NIP: 150 210 422

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua : Drs.H.A Basiq Djalil. SH.MA (……………………)

NIP: 150 169 102

Sekretaris : Kamarusdiana. S.Ag.MH (……………………)

NIP: 150 285 972

Pembimbing I : Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H, M.H (……………………)

NIP: 150 169 102

Pembimbing II : Sri Hidayati. M.Ag (……………………)

NIP: 150 282 403

Penguji I : Drs. H. Husni Thoyar, M.Ag ( ……………………)

NIP: 150 050 919

Penguji II : Kamarusdiana, S.Ag, M.H ( ……………………)

NIP: 150 285 972

Page 4: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرحمن الرحيم

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar…

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang Maha

Mengetahui. Yang Maha Mendengar. Yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada

hambaNya yang dhaif ini. Atas berkat, izin dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Hanya Dia-lah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan. Dibandingkan

dengan ilmu-Nya, maka ilmu yang Dia berikan kepada penulis ibarat setitik tinta yang

dicelupkan di Samudera yang luas. Hanya Dia-lah satu-satunya tempat penulis memohon

segala sesuatu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “FAKTOR

PENYEBAB TINGGINYA PERKARA CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA

KOTA PALEMBANG”

Salawat dan salam semoga senantiasa terus mengalir kepada Rasul tercinta

Muhammad Saw, yang dengannya tercapailah risalah islam ini hingga menebar

keharumannya di seluruh jagad alam ini, beserta sahabat dan keluarganya, semoga kita

termasuk kafilah penerus perjuangan rasul tercinta. Amin Ya Rabbal Alamin. Dalam

kehidupan ini senantiasa ada orang-orang yang menjadi batu pijakan untuk meraih

keberhasilan. Apakah itu besar atau kecil, peranan orang-orang tersebut tidak dapat di

abaikan begitu saja.

Page 5: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Penulis menyadari, bahwa selesainya skripsi ini tidak luput dari dorongan dan

bantuan berbagai pihak, baik moril maupun materill, untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya, terutama kepada :

1. Bapak Djohan Syafri dan Ibunda Hj. Tugirah, S.Pd, kakakku Darmawan Hertanto

dan Adindaku Rini Sri Astuti yang tiada hentinya dan tiada lelahnya memberikan

motivasi dan do’a kepada penulis serta memberikan bantuan moril terlebih lagi

materil. Semoga Allah swt melimpahkan rahmt dan kasih sayangNya kepada kalian

semua. Rabbifirli waliwalidayya waliman dakhala baitiya mu’minan wally

mu’mininna wal mu’minnati. Amin Ya Rabbal Alamin.

2. Bapak Pof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M, selaku Dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum.

3. Bapak Drs.H. A. Basiq Djalil, S.H, M.A, selaku Ketua Jurusan Ahwal Syakhsiyyah

dan Bapak Kamarusdiana, S.Ag, M.H, selaku Sekretaris Jurusan Ahwal

Syakhsiyyah

4. Bapak Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H, M.A dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag, selaku

pembimbing skripsi penulis yang dengan kesabarannya membimbing penulis dan

meluangkan waktu sibuknya untuk penulis.

5. Bapak Drs. Andi Makil, H.M, selaku Ketua Pengadilan Agama Palembang yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan riset di Pengadilan Agama

Palembang. Ibu Dra. Asma Zainuri, S.H, Hakim Pengadilan Agama Palembang

yang dari beliau penulis melakukan wawancara menyangkut skripsi penulis. Bapak

Drs. Azkar, S.H, Bapak Edy Syafiq, S.H, Bapak Sahlanudin, S.Ag, S.H, Bapak Qori

Page 6: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

dan seluruh staf dan karyawan di Pengadilan Agama Kota Palembang yang telah

banyak membantu penulis selama melakukan riset di Pengadilan Agama

Palembang.

6. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan

IAIN Raden Fatah Palembang beserta karyawannya yang telah memberikan

fasilitas serta kemudahan pada penulis untuk mengadakan studi kepustakaan,

Jazakumullah Khairan Katsiran.

7. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum, khususnya di program studi Ahwal

Syakhsiyyah, Jazakumulllah Khairan Katsiran atas bimbingan dan ilmu yang

diberikan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Syari’ah dan Hukum ini.

8. Keluarga besar kosan Al-Kautsar Bapak H. Wanhar besarta keluarga dan teman-

teman kos, ika, nur, e’em, rahmah dan yang lainnya,. Jazakumullah atas

kebersamaannya.

9. Ayundaku Shinta Radesti, S.Si yang selalu memberikan motivasi kepada penulis

lewat sms-smsnya dan setia mendengarkan curhat penulis selama menyelesaikan

skripsi ini.

10. Sahabat-sahabatku tercinta Pit, Ferry, Bad, Dila, Cicit, Firman, Fai, Hadziq, Fa’at,

Arif dan yang lainnya kelas PA (B) angkatan tahun 2003. Juga untuk sahabat dari

Malaysia, K’Erny, K’Noni, K’Shaimah, K’Syidah, Hafiz bin Yunus, K’Saefullah,

serta sahabat-sahabat seperjuanganku lainnya yang tidak bisa disebut satu-persatu.

Jazakumullah khairan katsiran, penulis mencintai dan menyayangi kalian semua

Page 7: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

karena Allah Swt. “Rabbi au ziqni an asykura ni’matakal lati anamta alaiya Wa

ala waalidayya wa an a’ mala shalihan tardhohu wa adkhilni birahmatika fi i’

Badikasshalihin.” Semoga segala bantuan yang telah diberikan akan dibalas oleh

Allah Swt dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya rabbal alamin.

Akhirnya hanya kepada Allah Swt semuanya penulis pasrahkan. “Hasbiyallahu

laillahaillahu,’alaihi tawakaltu wahuwarabbul arsyil adzim”. Semoga skripsi ini

bermanfaat, terutama bagi penulis, maupun bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta, 16 Jumadil Akhir 1428 H. 1 Juli 2007 M.

Penulis

Page 8: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

D. Metode Penelitian .......................................................................... 7

E. Sistematika Penulisan..................................................................... 9

BAB II PENGERTIAN DAN PROSEDUR PERCERAIAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian ....................................... 11

B. Akibat Hukum dan Hikmah Perceraian ......................................... 25

C. Perbedaan Cerai Gugat dan Permohonan Cerai ............................ 29

D. Prosedur Administrasi Cerai Gugat ............................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA PALEMBANG

A. Sejarah Singkat Pengadilan Agama Palembang ............................ 39

B. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Palembang....................... 49

C. Kompetensi Absolute dan Relatif Pengadilan Agama Palembang.. 53

Page 9: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

D. Statistik Perkara Cerai Gugat di Pengadilan Agama Palembang .. 58

BAB IV FAKTOR PENYEBAB CERAI GUGAT DI PENGADILAN

AGAMA PALEMBANG

A. Perkara Cerai Gugat di Pengadilan Agama Palembang …………. 61

B. Latar Belakang Penggugat …………………………….…………. 62

C. Faktor-Faktor Penyebab Cerai Gugat di Pengadilan Agama Palembang

……………………………………………………….. 62

D. Analisa Tentang Tingginya Perkara Cerai Gugat ………………… 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 77

B. Saran-Saran ………………………………………………………. 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... ........ 83

Page 10: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perkara perceraian yang diterima dan diputus pada Pengadilan Agama

Palembang Tahun 2004-2006............................................................... 59

Tabel 3.2 Perkara Cerai Talak Yang Diterima dan yang Diputus Tahun

2004-2006............................................................................................. 59

Tabel 3.3 Perkara Cerai Gugat Yang Diterima dan yang Diputus Tahun

2004-2006............................................................................................. 60

Tabel 3.4 Perkara Cerai Gugat Selama Tiga Tahun (Tahun 2004 sampai Tahun2006)

..............................................................................................................60

Tabel 4 Faktor Perceraian Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun

2006 ...................................................................................................... 65

Page 11: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

F. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

G. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 5

H. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

I. Metode Penelitian .......................................................................... 7

J. Sistematika Penulisan..................................................................... 9

BAB II PENGERTIAN DAN PROSEDUR PERCERAIAN

E. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian ....................................... 11

F. Akibat Hukum dan Hikmah Perceraian ......................................... 25

G. Perbedaan Cerai Gugat dan Permohonan Cerai ............................ 28

H. Prosedur Administrasi Cerai Gugat ............................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA PALEMBANG

E. Sejarah Singkat Pengadilan Agama Palembang ............................ 38

F. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Palembang....................... 48

Page 12: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

G. Kompetensi Absolute dan Relatif Pengadilan Agama Palembang.. 52

H. Statistik Perkara Cerai Gugat di Pengadilan Agama Palembang .. 57

BAB IV FAKTOR PENYEBAB CERAI GUGAT DI PENGADILAN

AGAMA PALEMBANG

A. Perkara Cerai Gugat di Pengadilan Agama Palembang …………. 60

E. Latar Belakang Penggugat …………………………….…………. 61

F. Faktor-Faktor Penyebab Cerai Gugat di Pengadilan Agama Palembang

……………………………………………………….. 61

G. Analisa Tentang Tingginya Perkara Cerai Gugat ………………… 72

BAB V PENUTUP

C. Kesimpulan ………………………………………………………. 79

D. Saran-Saran ………………………………………………………. 81

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... ........ 85

Page 13: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perkara perceraian yang diterima dan diputus pada Pengadilan Agama

Palembang Tahun 2004-2006............................................................... 58

Tabel 3.2 Perkara Cerai Talak Yang Diterima dan yang Diputus Tahun

2004-2006............................................................................................. 58

Tabel 3.3 Perkara Cerai Gugat Yang Diterima dan yang Diputus Tahun

2004-2006............................................................................................. 59

Tabel 3.4 Perkara Cerai Gugat Selama Tiga Tahun (Tahun 2004 sampai Tahun2006)

..............................................................................................................59

Tabel 4 Faktor Perceraian Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun

2006 ...................................................................................................... 59

Page 14: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perkara perceraian yang diterima dan diputus pada Pengadilan Agama

Palembang Tahun 2004-2006............................................................... 59

Tabel 3.2 Perkara Cerai Talak Yang Diterima dan yang Diputus Tahun

2004-2006............................................................................................. 59

Tabel 3.3 Perkara Cerai Gugat Yang Diterima dan yang Diputus Tahun

2004-2006............................................................................................. 60

Tabel 3.4 Perkara Cerai Gugat Selama Tiga Tahun (Tahun 2004 sampai Tahun2006)

..............................................................................................................60

Tabel 4 Faktor Perceraian Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun

2006 ...................................................................................................... 65

Page 15: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

MOTTO :

“Janganlah mengambil ilmu dari

buku saja. Barang siapa tidak pernah

mendatangi ulama (ilmuan), maka ia

tidak akan berakar dalam kemuliaan.

Barang siapa tidak pernah menanggung

derita belajar maka ia tidak akan

merasakan lezatnya ilmu pengetahuan”

“Wattazawwadu Fainna Khairraz

Zaddit Taqwa”, Berbekallah dan Sebaik-

baik bekal adalah TAQWA”

Page 16: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala sesuatu di alam wujud ini diciptakan oleh Allah Swt berpasang-

pasangan, Allah Swt berfirman:

ومن آل شيء خلقنا زوجين لعلكم تذآرونArtinya: “Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat

akan kebesaran Allah”. (az-Zariyat/51: 49)

Dan juga firman-Nya,

أنه خلق الزوجين الذآر والأنثىوArtinya: “Dan bahwa Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan

perempuan” . (Al-Najm/53: 45)

Al Qur'an menjelaskan bahwa manusia (laki-laki) secara naluriah, di samping

mempunyai keinginan terhadap harta dunia, anak keturunan dan yang lain-lain, juga

sangat menyukai lawan jenisnya.

Perkawinan merupakan ikatan yang suci dan kokoh. Oleh sebab itu perkawinan

oleh Al-Qur'an disebut dengan kata nikah dan misaq (perjanjian). Nikah secara bahasa

ialah al-dhammu wa al-wath’u1 yang berarti berkumpul dan bersetubuh. Muhammad

Abu Ishrah memberikan definisi yang lebih luas, yang juga dikutip oleh Zakiah

Daradjat 2:

1 Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami Wa Adilatuh, (Baerut: Darul Fikr, 1991), Juz VII, h. 29 2 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenda Media, 2003), Cet. Ke-1, h.9

Page 17: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

“Akad yang memberikan faedah hukum kebolehan mengadakan hubungan

keluarga (suami isteri) antara pria dan wanita dan mengadakan tolong menolong dan

memberi batas hak bagi pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-masing”.

Segala sesuatu yang disyari'atkan Islam mempunyai tujuan sekurang-kurangnya

mengandung hikmah tertentu tak terkecuali perkawinan. Tujuan perkawinan Islam tidak

dapat dilepaskan dari pernyataan Al-Qur'an. Al-Qur'an menjelaskan:

ة إن ودة ورحم نكم م ل بي ا وجع ومن ءاياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليه

في ذلك لآيات لقوم يتفكرونArtinya: “Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah Dia menciptakan isteri-isteri

bagi para laki-laki dari jenis mereka sendiri, agar mereka merasa tentram (sakinah), kemudian Allah menjadikan/menumbuhkan perasaan cinta dan kasih sayang (mawaddah dan rahmah) di antara mereka. Dalam hal demikian benar-benar terdapat (pelajaran) bagi mereka yang mau berfikir”. (Ar-Rum/30: 21)

Ayat tersebut di atas mengungkapkan tujuan dasar dari setiap pembentukkan

rumah tangga, yaitu di samping untuk mendapatkan keturunan yang shaleh adalah

untuk dapat hidup tenteram adanya suasana sakinah yang disertai rasa kasih sayang.

Ikatan pertama pembentukkan rumah tangga telah dipatri oleh ijab kabul yang

dilakukan waktu akad nikah. Kalimat ijab kabul sangat mudah untuk di ucapkan oleh

calon suami dan wali calon isteri.

Artinya, bahwa ucapan ijab kabul sungguh gampang diucapkan namun berat

pada pelaksanaannya karena memerlukan perhatian yang serius dan terus menerus.3

3 Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Analisis Yurisprudensi

Dengan Pendekatan Ushuliyah, (Jakarta: Prenada Media, 2004 ), hal. 96

Page 18: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Dalam kehidupan rumah tangga, meskipun pada mulanya suami isteri penuh

kasih sayang seolah-olah tidak akan menjadi pudar, namun pada kenyataannya rasa

kasih sayang itu bila tidak dibina bisa menjadi pudar, bahkan bisa hilang berganti

dengan kebencian. Jika kebencian sudah datang dan suami isteri tidak dengan sungguh

hati mencari jalan keluar dan memulihkan kembali kasih sayangnya maka akan

berujung ke arah perceraian. Dalam sebuah rumah tangga sulit digambarkan tidak

terjadinya sebuah percekcokan. Akan tetapi, percekcokan itu sendiri beragam

bentuknya ada yang ibarat seni dan irama dalam kehidupan rumah tangga yang tidak

mengurangi keharmonisan dan ada pula yang menjurus kepada kemelut berkepanjangan

yang bisa mengancam eksistensi lembaga perkawinan.

Setiap perkawinan tentulah diharapkan akan bertahan seumur hidup. Ada

kalanya harapan ini tidak tercapai karena rumah tangga bahagia yang diidam-idamkan

melalui perkawinan berubah menjadi neraka. Maka terbukalah pintu bagi perceraian.

Karena awal dari suatu perkawinan adalah cinta kasih yang membayangkan

kebahagiaan, maka selalulah peristiwa perceraian diliputi oleh ledakan-ledakan emosi.

Menjadilah kasus perceraian di Pengadilan sebagai perkara yang paling banyak di

tangani hakim. Tak terkecuali Pengadilan agama kota Palembang dalam beberapa tahun

terakhir ini banyak sekali menerima perkara perceraian khususnya perkara cerai gugat.

Karena itu keseimbangan kedudukan suami isteri dalam menangani kasus perceraian

sangat penting artinya. Ini tidak saja menyangkut keadilan dan kepastian hukum, tetapi

Page 19: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

juga menghilangkan prasangka-prasangka yang tidak berdasar dari suami isteri yang

sedang berperkara terhadap hakim yang menangani perkaranya.4

Kasus perceraian di Kota Palembang, selama beberapa tahun ini tertinggi di

Sumatera Selatan.5 Pengadilan Agama Palembang dalam kurun waktu 3 tahun yaitu

dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 perkara yang diterima dan yang diputus

untuk perkara perceraian semakin meningkat, khususnya gugatan perkara yang diajukan

oleh pihak isteri. Banyaknya cerai gugat yang diajukan oleh pihak isteri ini , tentulah

dilatar belakangi oleh banyak faktor.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik mengkajinya dalam skripsi

yang berjudul “FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA PERKARA CERAI GUGAT

DI PENGADILAN AGAMA KOTA PALEMBANG”. Hal yang memotivasi penulis

untuk mengadakan penelitian di Pengadilan Agama Palembang menyangkut judul

diatas adalah dari penelitian tersebut diharapkan mampu memberikan jawaban dan

penjelasan yang gamblang mengenai faktor penyebab perkara cerai gugat di Pengadilan

Agama Palembang. Di samping itu juga karena penulis adalah asli putri daerah tersebut

ingin memberikan sebuah wacana dan pencerahan kepada masyarakat mengenai

keberadaan Pengadilan Agama Palembang.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan dalam skripsi ini, perlu

kiranya penulis membatasi masalah sehingga jelas masalah yang akan dibahas. Dalam

4 Bustanul Arifin, Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia, Akar, Sejarah, Hambatan dan

Prospeknya, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet. Ke- 1, h. 124-125 5 http://www.kompas.com/kesehatan/news/0508/05/073853.htm, h.2

Page 20: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

skripsi ini penulis membatasi masalahnya yaitu perkara cerai talak dan perkara cerai

gugat. Namun yang menjadi fokus bahasannya adalah perkara cerai gugat. Selain itu

juga membahas faktor yang menjadi penyebab tingginya perkara cerai gugat di

Pengadilan Agama Kota Palembang. Untuk itu penulis memfokuskan dan

mengefektifkan pengolahan datanya hanya pada perkara cerai gugat dari tahun 2004

sampai tahun 2006 yang terdapat di Pengadilan Agama Kota Palembang.

Dari latar belakang dan batasan masalah tersebut maka dapat penulis rumuskan

sebagai berikut: “Perceraian hal yang sangat dibenci Allah, walaupun halal.

Sebaliknya perkawinan merupakan hal yang terpuji dan BP4 merupakan lembaga

perdamaian/penasehat yang memberi pengarahan serta pembinaan kepada suami isteri

agar dapat menghindari perceraian. Namun kenyataan di lapangan jumlah perkara

perceraian semakin banyak di tangani hakim. Hal ini penulis ingin telusuri

penyebabnya untuk kemudian dapat diambil langkah yang lebih tepat untuk

mengatasinya.”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Mengacu pada masalah penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab tingginya perkara cerai gugat di

Pengadilan Agama Palembang selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2004 sampai

tahun 2006. Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

tingginya kasus perceraian khususnya untuk perkara cerai gugat di Pengadilan Agama

Palembang.

Page 21: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu pengamalan antara teori yang

telah didapatkan di perkuliahan dengan praktek yang ada di lapangan. Dan sebagai

bahan evaluasi bagi tokoh masyarakat, Da’i, pendidik serta yang lainnya, untuk

dapat menanamkan nilai-nilai atau dasar-dasar pemahaman agama yang kuat kepada

masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi dan wacana baru

mengenai Pengadilan Agama yang ada di kota Palembang.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan lapangan penelitian

khususnya di bidang hukum keluarga.

D. Metodelogi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif yaitu berupaya

menghimpun data dan informasi yang telah ada atau telah terjadi di lapangan.6

Bersifat eksploratif yaitu peneliti ingin menggali secara luas tentang sebab-sebab

atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu dan bertujuan untuk

6 Nana Sudjana dan Awal Kusumah, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi, (Bandung: PT. Sinar

Baru Algensindo, 2000), h. 85

Page 22: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

menggambarkan keadaan sesuatu.7 Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui

hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu yaitu apa saja yang menjadi

sebab tingginya perkara cerai gugat yang terdapat di Pengadilan Agama Kota

Palembang.

2. Sumber Data

Penentuan instrument penelitian ini berupa peneliti sebagai instrument

peneliti utama dengan menggunakan pengamatan/observasi terlibat, wawancara,

penggunaan dokumen dan sumber tertulis lainnya. Wawancara diperlukan untuk

melakukan analisis dan interpretasi langsung dari hasil pengamatan. Menilik jenis

penelitian ini, maka jenis data yang dibutuhkan adalah data kualitatif dan kuantitatif

yang penulis kumpulkan dari berbagai sumber tertulis baik yang sifatnya primer dan

skunder.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer berupa, (i) Studi

dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang terdapat di Pengadilan Agama

Palembang berupa putusan hakim dan dokumentasi tentang sejarah Pengadilan

Agama Palembang. (ii) Interview (wawancara) yang dimaksudkan untuk menggali

keterangan-keterangan dan informasi penting dari narasumber yang berkaitan

dengan skripsi ini. Narasumber tersebut adalah Hakim di Pengadilan Agama

Palembang. Interview dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa tape

recorder.

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

1998), Cet. Ke -11, h. 245

Page 23: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

3. Pengolahan dan Analisa Data

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif analitik

yaitu teknik analisa data dimana penulis menjabarkan data-data yang diperoleh dari

hasil observasi di lapangan kemudian data tersebut di analisa secara kuantitatif

untuk mencari seberapa besar tingkat perkara yang telah diterima dan yang telah

diputus oleh Pengadilan Agama Palembang. Data kuntitatif ini diproses dengan 2

(dua) cara8 yaitu pertama dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang

diharapkan dan diperoleh persentase, kedua diklasifikasikan, dijumlahkan sehingga

menjadi suatu susunan urut data untuk selanjutnya dibuat tabel. Kemudian di proses

lebih lanjut menjadi perhitungan untuk diambil kesimpulan. Pada akhirnya data

tersebut diintrpretasikan dengan merujuk pada buku-buku yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan dijabarkan dalam skripsi ini.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisannya, penulis berpedoman pada buku penulisan

skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2005.

E. Sistematika Penulisan

8 Suharsimi Arikunto, Op., Cit., h. 246

Page 24: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Sistematika penulisan merupakan pola dasar pembahasan skripsi dalam bentuk

bab dan sub bab yang secara logis saling berhubungan dan merupakan suatu dari

masalah yang diteliti. Adapun sistem penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab pertama berisi Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab kedua berisi Pengertian dan Prosedur Perceraian, memuat pengertian dan

dasar hukum perceraian, hikmah dan akibat hukum perceraian, perbedaan cerai gugat

dan permohonan cerai dan prosedur administrasi cerai gugat.

Bab ketiga berisi Gambaran Umum Pengadilan Agama Palembang, memuat

sejarah singkat pengadilan agama Palembang, struktur organisasi pengadilan agama

Palembang, kompetensi absolute dan relatif pengadilan agama Palembang dan statistik

perkara perceraian di pengadilan agama Palembang.

Bab keempat berisi tentang Faktor Penyebab Cerai Gugat di Pengadilan Agama

Palembang memuat, perkara cerai gugat di pengadilan agama Palembang, latar

belakang Penggugat, faktor-faktor penyebab cerai gugat di Pengadilan Agama

Palembang dan analisa tentang tingginya perkara cerai gugat

Bab kelima berisi Penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 25: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

BAB II

PENGERTIAN DAN PROSEDUR PERCERAIAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian

1. Pengertian dan Macam-Macam Perceraian

Keutuhan dan kelanggengan kehidupan perkawinan merupakan suatu tujuan

yang di gariskan Islam. Akad nikah merupakan suatu perjanjian untuk selamanya

dan langgeng hingga meninggal dunia. Karena itu, perkawinan dinyatakan sebagai

ikatan yang paling kokoh. Ikatan kokoh antara suami isteri oleh al-Qur’an disebut

dengan mitsaqan ghalidzan.9 Allah Swt berfirman :

غليظا ميثاقا منكم وأخذن بعض إلى بعضكم أفضى وقد تأخذونه وآيف

Artinya:” Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu sekalian perjanjian yang kuat”. ( An-Nisa/4:21)

Ikatan kokoh tersebut bisa menjadi tidak kokoh lagi, jika di dalam

kehidupan rumah tangga suami isteri tersebut sering terjadi perselisihan.

Perselisihan tersebut terkadang sulit untuk didamaikan yang menyebabkan pihak

suami ataupun isteri menuntut cerai. Islam adalah agama yang solutif yaitu setiap

masalah senantiasa dicari jalan keluarnya. Seperti masalah shiqoq (percekcokan)

ini, ketika masalah percekcokan dalam rumah tangga tersebut terjadi, maka

9 Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995), Cet. Ke-1, h.316

Page 26: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

penyelesaiannya haruslah diselesaikan lewat hakam terlebih dahulu baik dari pihak

isteri ataupun dari pihak suami untuk mendamaikan kedua belah pihak.

Sebagaimana diataur dalam Qs.An-Nisa:35 :

هما فابعثوا حكما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا إصالحا وإن خفتم شقاق بين

يوفق الله بينهما إن الله آان عليما خبيراArtinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada shiqoq (percekcokan/ persengketaan)

antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam ini bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (An-Nisa/4:35)

Jika kedua orang hakam yang ditunjuk untuk persoalan shiqoq ini

menghendaki hubungan suami isteri diteruskan, maka kedua suami isteri tersebut

tetap harus melanjutkan hubungan suami isteri (perkawinan) mereka. Akan tetapi,

andaikan lewat jalur hakam ini masalah shiqoq tidak dapat diselesaikan dan di

antara suami isteri tetap saling bertengkar, maka tidak ada cara lain, perceraian

merupakan salah satu jalan (solusi) agar tidak terjadi pertengkaran yang terus

menerus karena cinta dan kasih sayang sudah tidak dapat dibina lagi.

Pada dasarnya perkawinan itu dilakukan untuk selamanya sampai matinya

salah seorang suami isteri tersebut. Inilah sebenarnya yang dikehendaki Islam.

Namun dalam keadaan tertentu terdapat hal-hal yang menghendaki putusnya

perkawinan itu dalam arti bila hubungan perkawinan tetap dilanjutkan, maka

kemudharatan akan terjadi. Dalam hal ini Islam membenarkan putusnya perkawinan

Page 27: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

sebagai langkah terakhir dari usaha merukunkan rumah tangga, putusnya

perkawinan dengan begitu adalah suatu jalan yang baik.10

Putusnya perkawinan dalam hal ini berarti berakhirnya hubungan suami

isteri. Dilihat dari sisi pihak-pihak yang berakad, maka sebab putusnya ikatan

perkawinan ada yang merupakan hak pada suami dan ada juga yang merupakan hak

pada isteri.11 Putusnya perkawinan atas kehendak dari suami oleh alasan tertentu

dan dinyatakan kehendaknya itu dengan ucapan tertentu disebut dengan talak yang

merupakan haknya. Sedangkan putusnya perkawinan atas kehendak isteri dan

merupakan haknya disebut dengan khulu’.12 “Perceraian” dalam istilah ahli fiqh

disebut dengan “talak” atau “furqah”. Talak berarti “membuka ikatan”,

“membatalkan perjanjian”. Furqah berarti bercerai lawan dari berkumpul.

Talak sendiri dalam hadits Nabi Saw dikatakan sebagai perkara yang

dibenci, namun halal untuk dilakukan. Sebagaimana Hadits Rasulullah Saw,

عن محارب بن , حدثنا محمد بن خالد عن معرف بن واصل, حدثنا آثير بن عبيدابغض الحالل إلى اهللا : (ليه وسلم قالعن ابن عمر عن النبي صلى اهللا ع, دثار

13)رواه ابو داود) (عزوجل الطالقArtinya :” Dikatakan Katsir Ibnu Ubaid, dikatakan Muhammad bin Khalid dari Mu’arif bin Wasil, dari Muharib bin Ditsar, dari Umar dari Nabi Saw berkata : “(perbuatan halal di sisi Allah adalah Talak)”.

10 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana Prenada Media, 2003), Cet. Ke-1,

h.124 11 Acmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. Ke-1,

h.117 12 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-

Undang Perkawinan, (Jakrata: Prenada Media, t.th), h.197 13 Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Beirut: Darul Fikr, 1994), h. 226

Page 28: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Perkara halal di sini menurut Yusuf Qardhawi memberikan pengertian,

bahwa talak itu suatu rukhsah (keringanan) yang diadakan semata-mata karena

darurat yaitu ketika memburuknya hubungan suami isteri dan keduanya benar-benar

mengajukan perceraian.14 Di masa dulu talak merupakan hak “prerogatif” pria

(suami) yang bisa dipergunakan “kapan saja” dan “dimana saja”. Karena di masa

lampau banyak penyalahgunaan wewenang talak, maka kini dengan dibentuknya

hukum keluarga kontemporer diadakan rambu-rambu pemakaiannya. Artinya hak

talak itu tetap berada ditangan suami, tetapi penggunaannya harus di depan sidang

Pengadilan Agama.15

Dilain pihak isteri juga mempunyai hak untuk melakukan suatu perbuatan

hukum yang akan menjadi sebab putusnya ikatan perkawinan. Perbuatan hukum

tersebut disebut dangan khulu’ yaitu pihak isteri meminta agar pihak suami bersedia

memutus ikatan perkawinan, bersedia menceraikan dan pihak isteri menyediakan

pembayaran yang besarnya disetujui oleh pihak suami (yang lazim paling besar

tidak melebihi mahar)16 atau dengan kata lain isteri mempunyai hak untuk

mengajukan perceraian dari suaminya dengan membayar ‘iwadh (tebusan) dengan

cara mengembalikan mahar yang pernah suami berikan kepadanya.17 Adapun lebih

jelasnya, Talak menurut pengertian bahasa ialah pelepasan ikatan yang kokoh. Kata

“talak” diambil dari “ithlaq” yang berarti melepaskan dan meninggalkan. Talak

14 Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal Haram Dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:

PT.Bina Ilmu, 1980), h.284 15 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2002), Cet ke-2, h.103-107 16 Ahmad Kuzari, Op., Cit., h.12 17 Lihat Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Kairo : Daar al-Fath, 2000), Cet ke-1, jilid 2, h.191

Page 29: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

menurut pengertian istilah (syara’) ialah pelepasan akad perkawinan.18 Menurut

Amir Syarifuddin dalam bukunya Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, terdapat

tiga kata kunci yang menunjukkan hakikat dari perceraian yang bernama talak,

yaitu:19

Pertama, kata ”melepaskan” atau membuka atau menanggalkan mengandung

arti bahwa talak itu melepaskan sesuatu yang selama ini telah terikat yaitu ikatan

perkawinan.

Kedua, kata “ikatan perkawinan”, yang mengandung arti bahwa talak itu

mengakhiri hubungan perkawinan yang terjadi selama ini. Bila ikatan perkawinan

itu membolehkan hubungan antara suami dan isteri maka dengan telah dibuka

ikatan itu status suami dan isteri kembali kepada keadaan semula, yaitu haram.

Ketiga, kata dengan lafaz “tha-la-qa” dan sama maksudnya dengan itu

mengandung arti bahwa putusnya perkawinan itu melalui suatu ucapan dan ucapan

yang digunakan itu adalah kata-kata talak.

Talak memang banyak macamnya, tetapi bila ditinjau dari segi ada atau

tidak adanya kemungkinan bekas suami rujuk kembali kepada bekas isteri, maka

talak terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Talak Raj’i

18 Al- Shan’any, Op., Cit, h.609 19 Amir Syarifuddin, Op., Cit., h.199

Page 30: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Talak raj’i adalah talak kesatu atau kedua, dimana suami berhak rujuk

selama isteri dalam masa iddah.20

b. Talak Bain

Talak bain yaitu talak yang terjadi ketiga kalinya atau talak sebelum

isteri dicampuri atau talak tebusan isteri kepada suaminya. Talak bain ini terdiri

dari 2 (bagian), yaitu:

1) talak bain sughra

2) talak bain kubra.

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 119, ayat (1) dijelaskan,

bahwa: “Talak ba’in shugra adalah talak yang tidak boleh dirujuk tetapi boleh

akad nikah baru dengan bekas suaminya meskipun dalam masa iddah”. Dan

dalam ayat (2) diterangkan, bahwa: “Talak ba’in shugra sebagaimana tersebut

pada ayat satu adalah (a) talak yang terjadi qobla al dukhul (sebelum

dicampuri), (b) talak dengan tebusan atau khulu’ dan (c) talak yang dijatuhkan

oleh Pengadilan Agama.

Pada pasal 120 Kompilasi Hukum Islam (KHI), mengenai talak ba’in

kubro dijelaskan, bahwa: “Talak ba’in kubro adalah talak yang terjadi untuk

ketiga kalinya. Talak jenis ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan

kembali, kecuali apabila pernikahan itu dilakukan setelah bekas isteri menikah

lagi dengan orang lain dan kemudian terjadi perceraian ba’da dukhul (setelah

dicampuri) dan habis masa iddahnya.”

20 KHI, Pasal 118, h. 57

Page 31: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Mengenai ketentuan talak ba’in kubro, diterangkan dalam al-Qur’an

surat al-Baqarah ayat 230 yang menyatakan:

عليهما جناح فال طلقها فإن غيره زوجا تنكح حتى بعد من له تحل فال طلقها فإن

يعلمون لقوم يبينها الله حدود وتلك الله حدود يقيما أن ظنا إن يتراجعا أنArtinya:” Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua),

maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.” (al-Baqarah/2::230)

Dewasa ini talak bukan lagi merupakan hak mutlak suami untuk

menjatuhkannya karena menjatuhkan talak harus terlebih dahulu dipenuhi syarat-

syarat tertentu. Menurut hukum perkawinan di Indonesia, talak adalah ikrar suami

di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya

hubungan perkawinan. Ikrar talak diucapkan di depan sidang Pengadilan setelah

mendengar keterangan saksi-saksi, baik dari pihak keluarga maupun dari orang

dekat. Setelah Pengadilan memutuskan dan diucapkan ikrar talak di depan sidang

Pengadilan oleh suami, maka putuslah hubungan suami terhadap isteri atau

hubungan kedua suami isteri tersebut.21

Perceraian (talak) ditinjau dari cara dan waktu menjatuhkannya terbagi

menjadi 2 (dua) macam, yaitu: (1) talak sunni dan (2) talak bid’i.

21 Bahder Johan Nasution dan Sri Warjiati, Hukum Perdata Islam (Bandung: Mandar Maju, 1997),

Cet. Ke-1, h.31

Page 32: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Kompilasi Hukum Islam (KHI), pasal 121 menyatakan: “Talak sunni

adalah talak yang dibolehkan yaitu talak yang dijatuhkan terhadap isteri yang

sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu suci tersebut”. Sedangkan talak bid’i

dalam pasal 122 dinyatakan:”Talak bid’i adalah talak yang dilarang, yaitu talak

yang dijatuhkan pada waktu isteri dalam keadaan haid atau isteri dalam keadaan

suci tapi sudah dicampuri pada waktu suci tersebut”.

Dari penjelasan di atas ada pergeseran pemahaman talak (perceraian) antara

ketentuan fiqh dan peraturan perundang-undangan tentang perkawinan di Indonesia.

Dalam fiqh talak dapat dilakukan kapan saja ia suka dan dimanapun ia mau, tetapi

perceraian dalam aturan hukum perkawinan di Indonesia harus melalui sidang

Pengadilan Agama agar tercapai ketentuan hukum yang tidak semena-mena oleh

suami untuk mentalak isterinya.

Hukum Islam memberi jalan kepada isteri yang menghendaki perceraian

dengan menggunakan jalan khulu’ sebagaimana hukum Islam memberi jalan kepada

suami untuk menceraikan isterinya dengan jalan talak.

Bila seorang isteri melihat pada diri suaminya sesuatu yang tidak diredhoi

Allah untuk melanjutkan hubungan perkawinan, sedangkan si suami tidak mau

menceraikannya, maka si isteri dapat meminta perceraian dari suaminya dengan

kompensasi ganti rugi yang diberikannya kepada suaminya. Bila suami menerima

dan menceraikan isterinya atas dasar uang ganti itu, maka putuslah perkawinan

antara keduanya. Khulu’ yang terdiri dari lafaz kha-la-‘a yang berasal dari bahasa

Page 33: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

arab secara etimologi berarti menangguhkan atau membuka pakaian.22

Dihubungkan dengan kata khulu’ dengan perkawinan karena dalam al-Qur’an

disebutkan bahwa suami itu sebagai pakaian bagi isterinya dan isteri itu pakaian

bagi suaminya. Dalam surat al-Baqarah(2) ayat 187 dijelaskan:

... لهن لباس وأنتم لكم لباس هن ...Artinya: “…mereka merupakan pakaian bagimu dan kamu merupakan pakaian

bagi mereka…”. (al-Baqarah/2: 187)

Dalam arti istilah hukum dalam beberapa kitab fiqh, khulu’ diartikan

dengan:“Putus perkawinan dengan menggunakan uang tebusan, menggunakan

ucapan talak atau khulu”.23

Di dalam khulu’ terdapat beberapa unsur yang merupakan rukun yang

menjadi karakteristik dari khulu’ itu dan di dalam setiap rukun terdapat beberapa

syarat. Adapun yang menjadi rukun dari khulu’ adalah:

a. Suami yang menceraikan isterinya dengan tebusan

b. Isteri yang meminta cerai dari suaminya dengan uang tebusan

c. Uang tebusan atau ‘iwadh

d. Alasan untuk terjadinya khulu’

Sedangkan yang menjadi syarat dari khulu’ antara lain:

22 Amir Syarifuddin, Op., Cit., h.231 23 Ibid

Page 34: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Pertama, syarat suami yang menceraikan isterinya dalam bentuk khulu’

sebagaimana yang berlaku dalam talak adalah seseorang yang ucapannya telah

dapat diperhitungkan secara syar’i, yaitu akil, baliqh dan bertindak atas

kehendaknya sendiri dan dengan kesengajaan. Seluruh mazhab, kecuali Hambali

sepakat bahwa baligh dan berakal merupakan syarat yang wajib dipenuhi oleh laki-

laki yang melakukan khulu’. Hambali mengatakan bahwa khulu’ sebagimana halnya

dengan talak, dianggap sah bila dilakukan oleh orang yang mumayyiz ( telah

mengerti sekalipun belum baligh).24 Bila suami masih belum dewasa atau suami

sedang dalam keadaan gila, maka yang akan menceraikan dengan nama khulu’

adalah walinya.25

Kedua, isteri yang di khulu’, para ulama mazhab sepakat bahwa isteri yang

mengajukan khulu’ kepada suaminya itu wajib sudah baligh dan berakal sehat. Isteri

yang mengajukan khulu’ kepada suaminya disyaratkan hal-hal sebagai berikut:

a. Ia adalah seseorang yang berada dalam wilayah suami dalam arti isterinya atau

yang telah diceraikan, namun masih dalam iddah raj’i.

b. Ia adalah seseorang yang telah dapat bertindak atas harta, karena untuk

keperluan pengajuan khulu’ ini ia harus menyerahkan harta. Untuk syarat ini ia

harus seseorang yang telah baligh, berakal, tidak berada di bawah pengampuan

dan sudah cerdas bertindak atas harta. Kalau tidak memenuhi persyaratan ini,

maka yang melakukan khulu’ adalah walinya.

24 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta: Lentera, 2006), h.462 25 Amir Syarifuddin, Op., Cit., h.235

Page 35: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Ketiga: adanya uang tebusan, atau ganti rugi atau ‘iwadh. Para ulama

mazhab sepakat bahwa harta tebusan (dalam khulu’) hendaknya mempunyai nilai

dan jumlahnya boleh sama, kurang atau lebih banyak dari pada mahar. Dalam

peraturan hukum perkawinan di Indonesia besarnya ‘iwadh ditentukan oleh Menteri

Agama, sebelum adanya Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

‘iwadh yang harus dibayar sebesar Rp.10,- seperti yang tertera di dalam buku Akta

Nikah. Akan tetapi pada saat ini besarnya ‘iwadh ditentukan menurut peraturan

yang telah ditetapkan itu.26

Kempat, shighat atau ucapan cerai yang disampaikan oleh suami yang dalam

ungkapan tersebut dinyatakan “uang ganti” atau “ ‘iwadh”. Menurut para ulama

ucapan khulu’ itu ada dua macam :

a. Menggunakan lafaz yang jelas dan terang atau sharih. Yang termasuk ke dalam

lafaz yang sharih untuk khulu’ itu adalah pertama, lafaz khulu’ seperti ucapan

suami “ saya khulu’ kamu dengan ‘iwadh sebuah sepeda motor”. Kedua, lafaz

tebusan, seperti ucapan suami, “saya bercerai denganmu dengan tebusan

sekian”. Ketiga, lafaz fasakh, seperti ucapan suami “ saya fasakh kamu dengan

‘iwadh sebuah kitab Al-Qur’an “.

b. Menggunakan lafaz kinayah yaitu lafaz lain yang tidak langsung berarti

perceraian tapi dapat dipergunakan untuk itu. Terjadinya khulu’ dengan lafaz

kinayah ini disyaratkan harus disertai dengan niat. Umpamanya ucapan suami, “

26 Asma Zainuri, Hakim Pengadilan Agama Palembang, Wawancara Pribadi, 30 April 2007

Page 36: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

pergilah pulang ke rumah orang tuamu dan kamu membayar ‘iwadh sejuta

rupiah “

Kelima, adanya alasan untuk terjadinya khulu’. Baik dalam ayat Al-Qur’an

maupun dalam hadits Nabi terlihat adanya alasan untuk terjadinya khulu’ yaitu isteri

khawatir tidak akan mungkin melaksanakan tugasnya sebagai isteri yang

menyebabkan dia tidak dapat menegakkan hukum-hukum Allah.

Khulu’ sebagai salah satu bentuk putusnya perkawinan tidak diatur sama

sekali dalam Undang-Undang Perkawinan. Namun di dalam Kompilasi Hukum

Islam (KHI) ada mengaturnya dalam dua tempat, yaitu pada pasal 1 ayat (1) yang

menegaskan bahwa “Khulu adalah perceraian yang terjadi atas permintaan isteri

dengan memberikan tebusan dan ‘iwadh kepada dan atas persetujuan suaminya”.

Dan di pasal 124 yang berbunyi “Khulu’ harus berdasarkan atas alasan perceraian

sesuai ketentuan pasal 116”.

Putusnya ikatan perkawinan dalan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan dan dalam Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun1974 tentang Perkawinan disebut dengan

kata “perceraian”, sehingga sama dengan penggunaan hak talak oleh suami dan

penggunaan hak khulu’ oleh isteri pun hanya diperkenankan apabila mempunyai

alasan seperti yang tersebut dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun

1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

itu

3. Dasar Hukum Perceraian

Page 37: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Pengaturan perceraian (talak) dalam Islam diatur melalui ketentuan al-

Qur'an dan Sunah Nabi Saw. Dengan adanya ketentuan tersebut dapat dijadikan

landasan bahwa agama Islam membolehkan perceraian.

a. Allah Swt berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 229:

... الطالق مرتان فإمساك بمعروف أو تسريح بإحسان Artinya: “Talak (yang dapat dirujuki) itu dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik…”. (al- Baqarah/2:229)

b. Surat at-Thalaq ayat 1, dalam penggalannya menyebutkan:

يا أيها النبي إذا طلقتم النساء فطلقوهن لعدتهن وأحصوا العدة واتقوا الله ربكم

... Artinya: “Wahai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka

hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu…”. (at-Thalaq/65:1)

c. Hadits Rasulullah Saw:

بارح منع, لاص ون بفرع من عدال خن بدمح مانثدح, ديب عن بريثا آنثدحى ل إلالح الضغبا: (ال قملس وهيل عى اهللال صيب النن عرم عنب انع, ارث دنب

27)رواه ابو داود) (قالالط لجوز عاهللاArtinya : ”Dikatakan Katsir Ibnu Ubaid, dikatakan Muhammad bin Khalid dari Mu’arif bin Wasil, dari Muharib bin Ditsar, dari Ibnu Umar dari Nabi Saw berkata : “(perbuatan halal disisi Allah Talak)”. (HR. Abu Daud)

Dasar hukum disyariatkannya khulu’ ialah firman Allah dalam surat al-

Baqarah ayat 229 :

27 Abu Daud, Op.Cit.,

Page 38: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

وال يحل لكم أن تأخذوا مما آتيتموهن شيئا إال أن يخافا أال يقيما حدود الله فإن خفتم

...أال يقيما حدود الله فال جناح عليهما فيما افتدت بهArtinya: “…Tidak halal bagi kamu mengambil sesuatu yang telah kamu berikan

kepada mereka kecuali kalau keduanya khawatir tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, jika kamu khawatir tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya…” (al-Baqarah/2:229)

Dasar hukum dari hadits :

ن ابن عةمرك عن عدالا خنثد حيفق الثابهو الدبا عنثد حليم جنبرهذا أنثدح, اهللالوساري: تالق فملس وهيل عى اهللال صيب النتت أسي قن بتاب ثةأرم ان أاسبع الق فمالسإلي ا فرفك الهرآي أنكلو, ني دال وقلى خف هيل عبتعا أ مسي قن بتابث اهللالوس رالق. معن: تالق) ؟هتقيد حهيل عنيدرتأ: (ملس وهيل عى اهللال ص اهللالوسر ن عهي فعابت ي ال اهللادب عوب أالق) ةقيلطا تهقلط وةقيدح اللبقا: (ملس وهيل عى اهللالص 28)رواه البخارى (اسب عناب

Artinya: “Dikatakan Azhar Ibnu Jamil, dikatakan Abdul Wahab Tsaqafi, dikatakan Khalid dari Ikrimah dari Ibnu Abbas r.a. Sesungguhnya isteri Tsabit bin Qais datang menghadap Nabi Saw, seraya berkata : Ya Rasulullah, Tsbit bin Qais itu tidak ada yang saya cela akhlaknya dan agamanya. Akan tetapi, saya tidak mau kufur dalam Islam.29 Lalu Rasulullah Saw, bersabda :Apakah kamu mau mengembalikan kebunnya ? Dia menjawab: Ya, Lalu Rasulullah Saw, bersabda: terimalah kebun itu dan talaqlah isterimu satu kali.” Dikatakan Abu Abdillah mengikuti padanya dari Ibnu Abbas. (HR.Bukhari)

28 Muhammad bin Isma’il Abu Abdullah Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Darr Al-Fikr,

1994), Juz.ke-3, h. 208-209 29 Maksudnya, saya tidak mencela akhlak dan agamanya, maksudnya ia, isteri (Tsabit bin Qais)

berpisah dari suaminya bukan karena akhlaknya yang buruk atau agamanya yang kurang. Tetapi ia berpisah karena ia benci melihat mukanya (wajahnya). Ia khawatir kebenciannya ini menyebabkan ia tidak dapat melaksanakan kewajiban kepada suaminya dengan baik. Dan yang dimaksud dengan kufur/ingkar ialah ingkar terhadap hak pergaulan dengan suaminya.

Page 39: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

B. Akibat Hukum dan Hikmah Perceraian

1. Akibat Hukum Perceraian

a. Akibat terhadap anak

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 105, dijelaskan bahwa pemeliharaan

anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya.

Untuk anak yang sudah mumayyiz hak pengasuhannya diserahkan kepada anak

tersebut untuk memilih di antara ayah atau ibunya. Selain itu, biaya pemeliharaan

ditanggug oleh ayahnya.30

b. Akibat terhadap masa iddah

Bagi seorang isteri yang putus perkawinannya berlaku waktu tunggu atau iddah,

kecuali qobla al dukhul dan perkawinannya putus bukan karena kematian suami.31

Untuk seorang janda waktu tunggunya ditentukan sebagai berikut:32

• Apabila perkawinan putus karena kematian, walaupun qobla al dukhul,

waktu tunggu ditetapkan 130 hari (seratus tiga puluh hari);

• Apabila perkawinan putus karena peceraian, waktu tunggu yang masih haid

ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya 90 (Sembilan

puluh) hari, dan bagi yang tidak haid ditetapkan 90 (Sembilan puluh) hari,

• Apabila perkawinan putus karena perceraian sedang janda tersebut dalam

keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai melahirkan;

30 KHI, h.52-53 31 KHI pasal 153 ayat (1) 32 KHI pasal 153 ayat (2), h. 70

Page 40: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

• Apabila perkawinan putus karena kematian, sedang janda tersebut dalam

keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai melahirkan.

Tidak ada waktu tunggu bagi yang putus perkawinannya karena perceraian

sedang janda tersebut dengan bekas suaminya qobla al dukhul. Bagi perkawinan

yang putus karena perceraian, tenggang waktu tunggu dihitung sejak jatuhnya

Putusan Pengadilan Agama yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap,

sedangkan bagi perkawinan yang putus karena kematian, tenggang waktu tunggu

dihitung sejak kematian suami. Waktu tunggu bagi isteri yang pernah haid sedang

dalam menjalani iddah tidak haid karena menyusui, maka iddahnya tiga kali waktu

haid. Dalam hal keadaan isteri yang pernah haid sedang pada waktu menjalani iddah

tidak haid bukan karena menyusui, maka iddahnya selama satu tahun, akan tetapi

bila dalam waktu satu tahun tersebut ia haid kembali, maka iddahnya menjadi tiga

kali waktu suci.33

c. Akibat terhadap nafkah

Dalam hal nafkah, Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 149 menjelaskan,

bilamana perkawinannya putus karena talak, maka bekas suami wajib:

• Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau

benda, kecuali isteri tersebut qobla al dukhul;

• Memberikan nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama masa iddah,

kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba’in atau nusyuz dan dalam keadaan

tidak hamil;

33 Ibid, h.71

Page 41: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

• Melunasi mahar yang masih terutang seluruhnya, dan separoh apabila qobla al

dukhul;

• Memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur

21 tahun.

2. Hikmah Perceraian

Meski Allah dan rasul-Nya membenci perceraian namun membolehkannya,

karena di dalamnya mengandung manfaat atau hikmah yang bisa diambil dari

pasangan suami isteri yang menganggap perceraian lebih baik bagi mereka.

Walaupun talak itu itu dibenci terjadi dalam suatu rumah tangga, namun

sebagai jalan terakhir bagi kehidupan rumah tangga dalam keadaan tertentu boleh

dilakukan. Hikmah dibolehkannya talak yaitu adalah karena dinamika kehidupan

rumah tangga kadang-kadang menjurus kepada sesuatu yang bertentangan dengan

tujuan pembentukkan rumah tangga itu. Dalam keadaan begini kalau dilanjutkan

juga rumah tangga akan menimbulkan mudarat kepada kedua belah pihak dan orang

di sekitarnya. Dalam rangka menolak terjadinya mudharat yang lebih jauh, lebih

baik ditempuh perceraian dalam bentuk talak tersebut. Dengan demikian, talak

dalam Islam hanyalah untuk suatu tujuan maslahat.34 Dengan kata lain hikmahnya

adalah melepaskan pergaulan suami isteri yang tidak terdapat lagi kerukunan hidup

berumah tangga dan juga untuk menghindari mafsadat yang lebih buruk.35

34 Amir Syarifuddin, Op., Cit., h.201 35Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin. S, Fiqh Madzhab Syafi’i:Edisi lengkap Muamalat, Munakahat dan

Jinayat, (Jakarta: CV. Pustaka Setia, 2000), Cet. Ke-1, h.355

Page 42: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Adapun hikmah dari khulu’ itu adalah tampaknya keadilan Allah

sehubungan dengan hubungan suami isteri. Bila suami berhak melepaskan diri dari

hubungan dengan isterinya menggunakan cara talak, isteri juga mempunyai hak dan

kesempatan bercerai dari suaminya dengan menggunakan cara khulu’. Hal ini

didasarkan kepada pandangan fiqh bahwa perceraian itu merupakan hak mutlak

seorang suami yang tidak dimiliki oleh isterinya, kecuali dengan cara lain.36

C. Perbedaan Cerai Gugat dan Permohonan Cerai

Di dalam perundang-undangan dijelaskan ada pembedaan terhadap perkara

perceraian, yaitu cerai talak dan cerai gugat. Hal ini disebabkan karena karakteristik

hukum Islam menghendaki demikian. Sehingga proses atas kehendak suami berbeda

dengan proses atas kehendak isteri.

Ada dua bentuk perkara perceraian di Pengadilan Agama, yaitu (1) perkara

permohonan (voluntair) dan (2) perkara gugatan (kontensius). Perkara voluntair ialah

perkara yang sifatnya permohonan dan di dalamnya tidak terdapat sengketa, sehingga

tidak ada lawan. Pada dasarnya perkara permohonan tidak dapat diterima, kecuali

kepentingan undang-undang menghendaki demikian. Sedangkan perkara kontensius

ialah perkara gugatan/permohonan yang di dalamnya mengandung sengketa antara

pihak-pihak. Perkara ijin ikrar talak meskipun dengan istilah permohonan, tetapi karena

mengandung sengketa maka termasuk perkara kontensius.37

36 Ibid, h.234 37 A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996), Cet Ke-1, h. 41

Page 43: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Yang dimaksud dengan cerai talak (permohonan cerai) adalah ikrar suami

dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya

perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130 dan 131 Kompilasi Hukum

Islam (KHI).38 Dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama

pasal 66 ayat 1 diterangkan bahwa pengertian cerai talak yaitu : “Seorang suami yang

beragama Islam yang akan menceraikan isterinya mengajukan permohonan kepada

Pengadilan untuk mengadakan sidang guna penyaksian ikrar talak”. Dengan demikian,

apabila suami hendak mengucapkan ikrar talak, ia tidak mengajukan gugatan cerai

melainkan mengajukan permohonan ijin untuk mengucapkan ikrar talak.39 Pengadilan

Agama akan menilai, apakah sudah selayaknya suami mentalak isterinya dengan

melihat alasan-alasan sehingga terciptalah suatu perceraian yang baik, sebagaimana

yang dikehendaki oleh agama Islam.

Sedangkan cerai gugat ialah perceraian suami isteri yang inisiatif perceraiannya

itu berasal dari isteri.40. Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama

pasal 73 ayat (1), diterangkan bahwa: “gugatan perceraian diajukan oleh isteri atau

kuasanya kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman

penggugat, kecuali apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman

bersama tanpa izin tergugat”. Di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 132 ayat

(1) dinyatakan “gugatan perceraian diajukan oleh isteri atau kuasanya, pada

38 A. Sutarmadi dan Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga, (Jakarta: Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN JKT, 2006), h. 65 39 A. Mukti Arto, Op., Cit, h. 202-203 40 A. Sutarmadi , Op., Cit, h. 69

Page 44: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Pengadilan Agama yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal penggugat

kecuali isteri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami”.

Dalam perkara cerai gugat ini, maka isteri tidak mempunyai hak untuk

menceraikan suami. Dan oleh sebab itulah ia harus mengajukan gugatan untuk bercerai

dan hakim yang akan memutuskan perkawinan dengan kekuasaannya.41 Pada pasal 73

ayat (1) Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama tersebut telah

menetapkan secara permanen bahwa dalam perkara cerai gugat yang bertindak dan

berkedudukan sebagai penggugat adalah “isteri”. Pada pihak lain, “suami” di tempatkan

sebagai pihak tergugat. Dengan demikian, masing-masing telah mempunyai jalur

tertentu dalam upaya menuntut perceraian. Jalur suami melalui upaya cerai talak

sedangkan jalur isteri melalui upaya cerai gugat.

Perkara cerai gugat jika dihubungkan dengan tata tertib beracara yang diatur

dalam hukum acara benar-benar murni bersifat “contentiosa”, ada sengketa yakni

sengketa perkawinan yang menyangkut perkara perceraian. Ada pihak-pihak yang

sama-sama berdiri sebagai subjek perdata. Isteri sebagai penggugat dan suami sebagai

tergugat.42

Di dalam PP No. 9 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan di dalam pasal 20 ayat (1) dijelaskan:” gugatan perceraian

41 A. Mukti Arto, Op., Cit, h. 203 42 M. Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Undang-Undang No.7

Tahun 1989), (Jakarta: Pustaka Kartini, 1997), Cet Ke-3, h. 252

Page 45: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

diajukan oleh suami atau isteri atau kuasanya kepada Pengadilan yang daerah

hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat”.43

Akibat hukum dari cerai gugat ini adalah jatuh talak ba’in shugro. Produk

putusannya adalah dengan petitum;

1. Menerima dan mengabulkan gugatan penggugat

2. Menetapkan jatuh talak 1 (satu) bai’in shugro dari tergugat kepada penggugat

3. Memberitahukan Panitera Pengadilan Agama untuk mengirimkan salinan putusan

itu setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pejabat Pencatat Nikah/Kantor Urusan

Agama yang mewilyahi tempat kediaman penggugat dan tergugat dilangsungkan,

untuk dicatat ke daftar yang disediakan untuk itu.

4. Menetapkan biaya perkara menurut ketentuan yang berlaku.44

D. Prosedur Administrasi Cerai Gugat

Dalam cerai gugat, isteri atau kuasa hukumnya mengajukan gugatan perceraian

kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal isteri

sebagai penggugat. Kecuali isteri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin

suami. Jika isteri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami maka

gugatan harus ditujukan kepada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya mewilayahi

tempat kediaman suami. Gugatan perceraian yang diajukan oleh isteri harus

43 Gugatan perceraian dimaksud dapat dilakukan oleh seorang isteri yang melangsungkan

perkawinan menurut agama Islam dan oleh seorang suami atau seorang isteri yang melangsungkan perkawinannya menurut agama dan kepercayaannya itu selain agama Islam

44 Asma Zainuri, Hakim Pengadilan Agama Palembang, Wawancara Pribadi, 30 April 2007

Page 46: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

mencantumkan alasan yng menjadi dasar gugatannya dan harus pula dilengkapi dengan

persyaratan berikut:

1. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

2. Surat keterangan untuk cerai dari Kepala Desa/Lurah

3. Kutipan Akta Nikah

4. Membayar uang muka biaya perkara menurut peraturan yang berlaku

5. Surat izin cerai dari atasan atau kesatuan Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau anggota

Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Polisi Republik Indonesia (POLRI).

Pengadilan agama yang bersangkutan akan memeriksa gugatan perceraian

tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah surat gugatan perceraian

didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama. Dalam pemeriksaan tersebut, hakim

harus memanggil suami sebagai tergugat dan juga isteri sebagai penggugat untuk

meminta penjelasan langsung dari kedua belah pihak dan hakim harus terus berupaya

mendamaikan mereka pada setiap persidangan.

Apabila hakim berhasil mendamaikan suami isteri yang sedang berperkara itu,

maka mereka tidak dapat lagi mengajukan gugatan perceraian baru berdasarkan alasan

yang sama. Akan tetapi apabila tidak berhasil mendamaikan mereka sehingga terdapat

alasan kuat yang membolehkan perceraian, maka hakim menjatuhkan putusannya.

Terhadap keputusan tersebut para pihak dapat mengajukan upaya banding dan kasasi.

Setelah perkara cerai gugat itu diputuskan, panitera Pengadilan Agama

menyampaikan salinan surat putusan tersebut kepada suami, isteri atau kuasanya

dengan menaruh kutipan akta nikah dari masing-masing yang bersangkutan dan

Page 47: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

membuat catatan dalam ruang yang tersedia pada kutipan akta nikah itu bahwa mereka

telah bercerai. Catatan tersebut berisi tempat terjadinya perceraian, tanggal perceraian,

nomor dan tanggal surat putusan serta tanda tangan panitera. Selanjutnya panitera

Pengadilan Agama berkewajiban memberikan akta cerai kepada suami isteri selambat-

lambatnya 7 hari setelah putusan cerai gugat itu mempunyai kekuatan hukum yang

tetap.

Setelah itu, selambat-lambatnya 30 hari setelah putusan cerai gugat itu

mempunyai kekuatan hukum tetap, panitera Pengadilan Agama berkewajiban pula

mengirimkan satu helai salinan putusan cerai gugat tanpa bermaterai kepada penghulu

yang wilayahnya meliputi tempat kediaman suami isteri untuk mendaftarkan putusan

perceraian dalam sebuah daftar yang disediakan untuk itu.

Setelah menerima satu helai salinan putusan cerai gugat di panitera Pengadilan

agama, penghulu yang mewilayahi tempat tinggal isteri berkewajiban mendaftarkan

perceraian tersebut dalam sebuah buku pendaftaran cerai gugat model C. Buku

pendaftaran cerai tersebut harus ditandantangani oleh penghulu. Kemudian penghulu

memasukkannya dalam data peristiwa terjadinya cerai gugat.

Apabila penghulu yang mewilayahi tempat tinggal isteri berbeda pengadilan

dengan penghulu tempat pernikahan mereka dilangsungkan, maka satu helai salinan

putusan cerai gugat tanpa bermaterai dikirimkan pula kepada penghulu tempat

pernikahan dilangsungkan dan penghulu tersebut berkewajiban memberikan catatan

Page 48: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

pada kolom akta nikah yang bersangkutan. Catatan itu berisi tempat dan tanggal

kejadian perceraian serta tanggal dan nomor putusan Pengadilan tersebut.45

Ringkasnya prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Gugatan cerai diajukan kepada Pengadilan Agama

a. Cerai gugat dilakukan oleh seorang isteri yang perkawinannya dilaksanakan

sesuai dengan ajaran Islam.

b. Gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan Agama (pasal 40 ayat 1 jo pasal

63 ayat 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan). Gugatan

tersebut diajukan kepada Pengadilan Agama setempat, yaitu wilayah tempat

tinggal isteri. Surat gugatan yang didaftarkan kepada kepaniteraan Pengadilan

Agama harus dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan administrasi dan

surat-surat. Termasuk diantaranya mereka yang hendak bercerai harus

melampirkan surat keterangan dari kelurahan atau Kepala desa masing-

masing.46

2. Pemanggilan Pihak-Pihak

a. Setiap kali diadakan sidang Pengadilan yang memeriksa perceraian baik suami

maupun isteri atau kuasa hukum mereka dipanggil untuk menghadiri sidang

tersebut. Hakim menanyakan kepada semua pihak-pihak yang berkaitan atau

45 A. Sutarmadi, Op., Ci t, h. 69-71 46 Raihan A. Rasyid, Hukum Acara Pengadilan Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),

Cet Ke-9, h. 67

Page 49: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

kepada wakilnya tentang segala sesuatu yang dianggap perlu untuk dapat

menjatuhkan suatu putusan yang tepat.47

b. Panggilan dilakukan oleh juru sita/juru sita pengganti

c. Panggilan disampaikan kepada pribadi yang bersangkutan. Apabila yang

bersangkutan tidak dapat dijumpai di tempat tinggalnya, panggilan disampaikan

melaui Lurah atau Kepada desa.

d. Panggilan disampaikan secara patut dan sudah diterima oleh yang bersangkutan

atau kuasa mereka selambat-lambatnya 3 hari sebelum siding.

e. Panggilan terhadap para pihak yang tempat kediamannya berada di wilayah

Pengadilan lain, dilakukan melalui Pengadilan Agama di tempat kediaman pihak

yang dipanggil.

3. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-

lambatnya 30 hari setelah berkas atau surat gugatan didaftarkan di Kepaniteraan.

b. Pemeriksaan dilakukan dalam sidang tertutup, demikian juga dalam memeriksa

saksi-saksi (pasal 80 Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama dan pasal 33 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan).

4. Pembuktian

47 Wijono Prodjodikoro, Hukum Acara Perdata di Indonesia, (Bandung: Sumur Bandung, 1982), Cet

Ke-8, h. 90

Page 50: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Jadi Hakim dalam proses perdata terutama harus menemukan dan

menentukan peristiwanya atau hubungan hukumnya dan kemudian memperlakukan

atau menerapkan hukumnya terhadap peristiwa yang telah ditetapkannya itu.48

Tentang alasan cerai gugat hakim harus membuktikan posita yang dijadikan alasan

isteri untuk menggugat cerai suaminya. Posita yang dijadikan alasan tersebut harus

dibuktikan dengan bukti-bukti tertulis maupun lisan ataupun lewat saksi-saksi yang

dihadirkan.

5. Putusan

Pengadilan Agama setelah memeriksa gugatan cerai dan berkesimpulan bahwa:

a. Isteri mempunyai alasan yang cukup untuk bercerai

b. Alasan-alasan tersebut telah terbukti

c. Kedua belah pihak tidak mungkin lagi didamaikan, maka Pengadilan Agama

memutuskan bahwa gugatan cerai dikabulkan dengan suatu “putusan”. Putusan

tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.

Dalam suatu gugatan perceraian apabila ternyata :

a. Penyebab perceraian itu timbul dari suami atau tidak dapat diketahui dengan

pasti maka perkawinan diputuskan dengan talak ba’in.

b. Apabila penyebab perceraian itu timbul dari isteri maka perkawinan diputuskan

dengan khulu’, sehingga isteri diwajibkan membayar tebusan khulu’ yang

48 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata, (Yogyakarta: Liberty, 1998), Cet Ke-1, h. 130

Page 51: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

besarnya dipertimbangkan oleh Hakim secara adil dan bijaksana. Terhadap

putusan Hakim para pihak dapat mengajukan banding.

6. Biaya Perkara

Biaya perkara dalam hal ini dibebankan kepada penggugat. Berbeda dengan

hukum acara perdata pada umumnya, yang menetapkan bahwa biaya perkara

dibebankan pada pihak pada pihak yang kalah. Karena dalam perceraian tidak ada

pihak yang menang maupun yang kalah, maka biaya perkara dibebankan kepada

penggugat selaku pencari keadilan.

Page 52: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

BAB III

GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA PALEMBANG

A. Sejarah Singkat Pengadilan Agama Palembang49

Pengadilan Agama yang ada di Palembang merupakan bagian dari pengadilan

yang ada di Indonesia dan tak dapat dipisahkan, dengan demikian tentu saja pengadilan

ini memiliki latar belakang sejarah yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui,

terutama para peneliti yang berkeinginan mengetahui tentang eksistensi dari Pengadilan

Agama kelas I A Palembang, untuk itu pada BAB III ini akan diuraikan tentang sejarah

Pengadilan Agama Palembang dan perkembangannya dari zaman kesultanan sampai

saat reformasi sekarang ini.

1. Zaman Kesultanan Palembang

Palembang, yang menurut ungkapan De La Faille sebagai suatu kota khas

Melayu kuno, yang terletak di tepi sungai Musi, tempat dimana Ogan dan

Komering bermuara di dekat pulau Kemaro yang menjadi sebuah kesultanan

ditahun 1675, yaitu di masa pemerintahan Ki Mas Hindi (1662-1706) yang bergelar

Pangeran Ratu.

Walaupun dalam banyak catatan sejarah dinyatakan Islam masuk ke

Palembang dari Demak dimulai dari tahun 1440, namun sejak timbulnya kesultanan

Palembang itulah agama ini dapat tersebar secara rata keseluruh pedalamannya .

49 Dokumentasi Pengadilan Agama Palembang, “Sejarah Pengadilan Agama Palembang”, disusun

dalam rangka memperingati satu Abad (1882-1982) Peradilan Agama di Indonesia

Page 53: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Pangeran Ratu sendiri di tahun 1681 memberi gelar dirinya sebagai Sultan

Jamaluddin yang bermaksud penamaan itu sebagai suatu usaha untuk menampakkan

identitas agamanya. Bahkan ditahun 1690, beliau disebut-sebut juga sebagai Sultan

Ratu Abdurrahman.

Menurut sebuah tulisan Melayu di tahun 1822 yang dikutip oleh De Roo De

La Faille, anggota Raad Van Indie ( Dewan Hindia Belanda) yang banyak membuat

telaah ilmiah tentang permasalahan adat asli dengan kebijaksanaan pemerintahan

Hindia Belanda, dalam tradisi kesultanan Palembang dikenal tentang empat

“Mancanegara”, yaitu para pembesar negara yang mendampingi Sultan, seperti

halnya “Catur Manggala” dalam tradisi Jawa.

Pembesar pertama ialah Pepatih, bergelar Pangeran Natadiraja yang

memegang seluruh urusan kerajaan, baik di Ibukota maupun di daerah hulu sungai.

Pembesar kedua ialah Pangeran Nata Agama, Kepala alim ulama yang mengadili

hal-hal sesuai dengan hukum agama. Pembesar ketiga, Kyai Tumenggung Karta,

bawahan pepatih yang melaksanakan tugas-tugas pengadilan menurut hukum adat

di dalam negeri Palembang serta jajahannya. Putusan Tumenggung harus diperkuat

oleh Sultan sebelum dilaksanakan. Adapun pembesar keempat, juga merupakan

bawahan pepatih, ialah Pangeran Citra, kepala dari yang disebut “Pangalasan”,

yaitu hulubalang-hulubalang Sultan yang bersenjata lengkap.

Melihat susunan aparat di atas, kekuasaaan untuk mengadili pada zaman

kesultanan Palembang secara garis besar dapat dibagi dua:

Page 54: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Pertama dari Pangeran Nata Agama yang berwenang dalam urusan-urusan

keagamaan seperti perkawinan, kelahiran, kematian, kewarisan, perwalian, kelalaian

atau pelanggaran terhadap hukum-hukum agama.

Kedua dari Kyai Tumenggung dalam memutuskan perkara-perkara pidana.

Pembagian ini diakui oleh Van Sevenhoven yang pernah menjabat Komisaris Raad

Van Indie.

Dari penjelasan diatas, terlepas dari kecenderungan banyak para ahli

Belanda yang ingin memisahkan hukum adat dengan Islam, dapat ditarik

kesimpulan berdasarkan wewenang mengadili dari Pangeran Nata Agama, maka

lembaga seperti Peradilan Agama di Palembang sudah ada sejak abad ke 17, yaitu

sejak terbentuknya kesultanan Palembang itu sendiri.

2. Masa Sesudah Hapusnya Kesultanan Palembang

Masa surutnya kesultanan Palembang boleh dikatakan di mulai ketika di

tahun 1790 Belanda mengadakan perundingan dengan Sultan Mohammad

Badaruddin untuk memaksa agar Sultan memenuhi kewajiban-kewajibannya sesuai

dengan kontrak dan melunasi hutang-hutang yang diberikan Pemerintah Batavia di

tahun 1731 daan 1742 kepada neneknya Sultan Badaruddin Lemah Abang.

Ketika Sultan menolak untuk dipaksa bahkan menerima tawaran bantuan

senjata dari Raffles untuk mengusir Belanda, pemerintah Batavia mendapat alasan

yang kuat untuk menyerang dan menguasai Palembang sepenuhnya dan dengan

demikian berakhirlah sejarah kesultanan Palembang.

Page 55: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Walaupun demikian, lembaga Peradilan Agama yang menjadi wewenang

dari Pangeran Nata Agama tetap berjalan. Tentu saja bukan sebagai aparat

pemerintahan seperti di zaman Sultan, melainkan sebagai pejabat tradisional yang

lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Penghulu, dengan wewenang yang lebih

sempit meliputi urusan perkawinan, waris, hibah, waqaf, penentuan awal puasa dan

hari raya.

Masih berjalannya fungsi Pangeran Nata Agama ini terbukti dari produk

hukum tertua yang berhasil diketemukan berbentuk Penetapan Hibah.

3. Perubahan Nata Agama Menjadi Raad Agama

Tidak dapat dipastikan secara historigrafi kapan sebenarnya terjadi

perubahan istilah dan wewenang dalam mengadili perkara-perkara di bidang agama

dari Nata Agama yang di kepalai oleh seorang Pangeran Penghulu kepada Raad

Agama yang di ketuai oleh Hoofd (kepala) Penghulu. Sebab walaupun dalam “

Memorandum Tentang Pengadilan Agama Di Seluruh Indonesia” disebut bahwa

dasar dari Pengadilan Agama di beberapa daerah di Sumatera selain Sumatera

Timur, Aceh dan Riau adalah pasal 12 Staatsblad 1932 No.80 tentang Pembentukan

Pengadilan Agama yang mengandung ketentuan bahwa Hoofd Van Gewestelijk

Bastuur yakni kepala daerah setempat mempunyai kekuasaan menunjuk:

“godsdienstige rechters”50 untuk mengadili perkara-perkara di bidang agama.

Namun pada kenyataannya di Palembang pada tahun 1906 telah ada produk hukum

50 Zaini Ahmad Noeh dan Abdul Basit Adnan, Sejarah Singkat Pengadilan Agama Islam Di

Indonesia, (Surabaya: PT.Bina Ilmu, 1983), h.58

Page 56: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Raad Agama berbentuk Penetapan Hibah, Penetapan Nomor : 7/1906 tertanggal 28

April 1906 tentang Penetapan Hibah dengan formasi majelis yang di pimpin oleh

seorang Hoofd Penghulu. Dengan bergantinya dari Nata Agama menjadi Raad

Agama, berarti lembaga tersebut berada dibawah Peradilan Umum yang disebut

Landraad dan pengangkatan Hoofd Penghulu sendiri sepenuhnya berada di tangan

pemerintah kolonial Belanda.

Sampai dengan tahun 1918 Hoofd Penghulu pada Raad Agama Palembang

adalah Sayid Abdurrahman, yang kemudian diganti oleh Kiagus Muhammad Yusuf

di tahun 1919. Pada tanggal 19 Februari 1922, ditunjuk sebagai Hoofd Penghulu

Kiagus Haji Nangtoyib bin Kiagus Haji Muhammad Azhari, yang bertugas sampai

dengan tanggal 14 Februari 1942 yaitu sampai awal masa pendudukan Jepang

Pada masa pendudukan Jepang ini, hampir tidak ada perubahan yang berarti

dalam bidang Tata Hukum di Indonesia, termasuk susunan kekuasaan peradilan,

kecuali mengenai tata pemerintahan dan pergantian nama-nama badan peradilan.

Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1942 tentang Perubahan Nama

Badan Peradilan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Militer Jepang, nama Raad

Agama yang oleh Belanda sering disebut Penghulugerecht (Majelis Pengadilan

Penghulu) dirubah menjadi Sooryoo Hoin.

Page 57: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Di Palembang sampai pada masa Proklamasi kemerdekaan, penghulu pada

Tihoo Hoin atau Landraad51 tetap dipegang oleh Kiagus Haji Nangtoyib dengan

tugas-tugas Sooryoo Hoin.

4. Ditengah Suasana Revolusi Kemerdekaan

Dalam suasana gejolak revolusi kemerdekaan, Mahkamah Syar’iyah di

Palembang dibentuk pada tanggal 1 Agustus 1946 yang di ketuai oleh Ki H.

Abubakar Bastary. Pembentukkan Mahkamah ini diakui sah oleh wakil Pemerintah

Pusat Darurat di Pematang Siantar dengan kawatnya tanggal 13 Januari 1947.

Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena pecahnya clash

(pendudukan) II dan Palembang jatuh kembali ke tangan pihak Belanda. Dengan

sendirinya Mahkamah Syar’iyah yang baru lahir itu bubar karena Pemerintahan

Militer Belanda lebih setuju bidang Peradilan Agama diletakkan di bawah

kekuasaan Pengadilan Adat.52 Hal ini terbukti dari usaha mereka selain merestui

berdirinya suatu Pengadilan Agama Islam yang lain dari Mahkamah Syar’iyah yang

sudah ada, mereka juga membentuk pengadilan banding yang disebut “Rapat

Tinggi” yang baru di Palembang.

Sesudah kedaulatan, atas instruksi Gubernur Sumatera Tengku Mohammad

Hasan di bentuk Pengadilan Propinsi di Palembang pada tahun 1950 dengan

ketuanya Ki. H. Abubakar Bastary. Pengadilan ini walaupun menyandang predikat

Propinsi, bukanlah pengadilan tingkat banding. Terbukti dengan persetujuan

51 Lihat Daniel S.Lev, terj. Zaini Ahmad Noeh, Peradilan Agama Islam di Indonesia: Suatu Studi

tentang Landasan Politik Lembaga-Lembaga Hukum, (Jakarta: PT. Intermasa, t.th), h.34 52 Baca Daniel S. Lev, Peradilan., h.111-113

Page 58: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Residen Palembang tanggal 25 September 1950 Nomor : A/14/9658, pengadilan ini

mengadakan sidang keliling ke daerah Ogan Komering Ilir (OKI) sebanyak dua

kali, ke daerah-daerah Ogan Komering Ulu (OKU) dan Lubuk Linggau masing-

masing satu kali. Menurut catatan Ki. H. Abu Bakar Bastary, selama berdirinya

pengadilan ini berhasil menyelesaikan sebanyak 228 perkara.

Seperti halnya Mahkamah Syar’iyah Palembang, Pengadilan Agama

Propinsi ini pun tidaklah berumur panjang. Pada bulan Nopember 1951, atas

perintah Kementerian Agama melalui Biro Peradilan Agama Pusat, Pengadilan ini

dibekukan. Sebagai gantinya, Kementerian Agama mengaktifkan kembali secara

resmi Pengadilan Agama Palembang sebagai lanjutan dari Raad Agama Palembang

dengan Penetapan Menteri Agama No.15 Tahun 1952 tentang Kedudukan

Kekuasaan Pengadilan Agama di kota Palembang53 dan menunjuk kembali Kiagus

Haji Nangtoyib sebagai ketuanya.

Inilah Pengadilan Agama pertama di Sumatera yang diaktifir kembali secara

resmi, sementara di tempat-tempat lain masih diperlukan pembicaraan-pembicaraan

dengan pihak Kementerian Kehakiman.

Pada tahun 1955 Kiagus Haji Nangtoyib mulai menjalani masa pensiun dan

digantikan oleh Ki. H. Abubakar Bastary.

53 Zaini Ahmad Noeh., Op., Cit., h. 57

Page 59: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

5. Perkembangan sesudah PP. No. 45 Tahun 1957 tentang Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar’iyah di luar Jawa dan Madura54

Sebagai realisasi dari PP. No. 45 Tahun 1957 tentang Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar’iyah diluar Jawa dan Madura, pada tanggal 13 Nopember 1957

Menteri Agama mengeluarkan Penetapan Nomor 58 Tahun 1957 tentang

Pembentukkan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah di Sumatera. Dengan

demikian di Palembang di bentuk sebuah Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah

yang mempunyai daerah hukum meliputi Kotamadya Palembang dan sebuah

Pengadilan Agama Syar’iyah Propinsi yang juga berkedudukan di Palembang

sebagai Pengadilan tingkat banding dengan wilayah hukum meliputi Provinsi

Sumatera Selatan, yang pada saat itu masih mencakup Lampung dan Bengkulu.

Ketika hampir seluruh kabupaten di Sumatera Selatan di bentuk Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar’iyah, kecuali kabupaten Musi Banyuasin, maka daerah ini

dimasukkan ke dalam wilayah hukum Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah

Palembang.

Ki Haji Abu Bakar Bastary yang semula menjabat Ketua Pengadilan Agama

dengan menggantikan Kiagus Haji Nangtoyib diangkat menjadi ketua Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar’iyah Provinsi, sedangkan yang ditunjuk sebagai ketua

Pengadilan Agama Palembang adalah Kemas Haji Muahmmad Yunus.

54 PP 45/1957 (LN 1957-99,TLN 1441) menetapkan peraturan tentang Pengadilan Agama diluar

Jawa Madura . PP ini mencabut PP 9/1957 (LN 1957-73, TLN 1358) menetapkan peraturan tentang Pengadilan Agama di Provinsi NAD tetapi kemudian dicabut dengan UU No. 7/1989 (LN 1989-49, TLN3400) Tentang Peradilan Agama

Page 60: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Pada masa-masa sebelum tahun 1965 Pengadilan Agama/Mahkamah

Syar’iyah Palembang menempati gedung di jalan Diponegoro No.13 Kelurahan 26

Ilir Palembang. Pada tahun 1965 pindah menumpang pada lokal Madrasah

Qur’aniyah 15 Ilir Palembang. Setelah kurang lebih setahun kemudian, yaitu pada

tahun 1966, Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah Palembang mendapat gedung

baru pinjaman dari Walikota Madya Palembang di jalan Segaran 15 Ilir Palembang

bersama-sama dengan Kantor Camat Kepala Wilayah Kecamatan Ilir Timur I dan

Kodim 0418 Palembang.

Tahun 1971 ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah Palembang

Kemas Haji Muahmmad Yunus mulai menjalani masa pensiun. Sebagai pengganti

diangkat Drs. Saubari Cholik yang pada saat itu menjabat sebagai Panitera Kepala.

Tanggal 14 April 1976 terjadi musibah kebakaran besar yang sempat

memusnahkan beberapa kelurahan di kota Palembang. Kantor Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar’iyah Palembang termasuk lokasi yang menjadi korban. Tak

ada yang bisa diselamatkan dari musibah ini, termasuk semua data dan dokumen-

dokumen penting yang berguna sekali bagi penyusunan sejarah Pengadilan Agama

itu sendiri.

Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah Palembang kemudian sejak

tanggal 21 April berkantor di jalan Mayor Santoso Km. 3 Palembang, lagi-lagi

dengan status menumpang yaitu pada gedung Dinas Pertanian Kotamadya

Palembang. Baru pada tanggal 19 April 1977 menempati gedung milik sendiri yang

juga terletak di jalan Mayor Santoso Km. 3 Palembang , berhadapan dengan Kantor

Page 61: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Dinas Pertanian Kota Madya Palembang. Setelah sekian lama Pengadilan Agama

menempati gedung sendiri, kini Pengadilan Agama harus pindah lagi ketempat yang

lebih baik bila dibandingkan dengan tempat yang sebelumnya yakni pindah ke jalan

Pangeran Ratu Jaka Baring yang bertempat di dekat gedung Komisi Pemilihan

Umum Palembang, perpindahan tersebut atas Keputusan dari Mahkamah Agung

yang terhitung sejak tanggal 1 April 2005. Gedung sendiri ini diresmikan langsung

oleh ketua Mahkamah Agung pada tanggal 23 Maret 2006.

Dengan telah berdirinya gedung milik sendiri hal ini akan memberikan angin

segar bagi Pengadilan Agama, paling tidak nasib dari Pengadilan Agama akan

semakin membaik tidak seperti semula dengan tempat yang berpindah-pindah

apalagi statusnya menumpang di kantor atau instansi lain, hal ini adalah suatu ujian

bagi Pengadilan Agama.

Demikian juga terhadap personil atau peralatan kantor juga dari tahun ke

tahun akan semakin membaik dan dengan demikian akan menambah volume

perkara yang masuk ke Pengadilan Agama Palembang.

Mengenai wilayah hukum sampai saat ini Pengadilan Agama Palembang

(sebutan Pengadilan Agama sebagai ganti dari Pengadilan Agama/Mahkamah

Syar’iyah adalah penyeragaman sesuai dengan Keputusan Menteri Agama No. 6

tahun 1980 tentang Penyeragaman Nama Bagi Peradilan Agama) masih

membawahi Kabupaten Musi Banyuasin karena daerah ini belum dibentuk

Pengadilan Agama tersendiri.

Page 62: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Pada tanggal 3 Nopember 1979 jabatan Ketua Pengadilan Agama

Palembang diserah terimakan dari Drs. Saubari Cholik kepada H. Suratul Kahfie

Bo. Hk., setelah perpindahan jabatan ketua tersebut maka terlihat ada peningkatan

yang dilakukan, diantaranya memperbanyak volume sidang dari dua kali dalam

sebulan menjadi dua kali seminggu untuk melakukan persidangan yaitu pada hari

rabu dan sabtu, peningkatan ini dapat memperlancar jalannya pelayanan bagi

masyarakat pencari keadilan, sehingga dalam tahun 1980 dan 1981 Pengadilan

Agama Palembang tidak lagi memiliki tunggakan perkara.

B. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Palembang

Struktur organisasi secara Hiearkis (tingkatan) Institusional diatur dalam pasal 6

Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Menurut ketentuan pasal

ini, secara institusional, lingkungan Peradilan Agama terdiri dari dua tingkat:

1. Pengadilan Agama sebagai Pengadilan tingkat pertama

2. Pengadilan Tinggi Agama sebagai Pengadilan Tingkat Banding

Pengadilan kelas I A Palembang merupakan pengadilan tingkat pertama yaitu

sebagai pengadilan yang bertindak menerima, memeriksa dan memutus setiap

permohonan atau gugatan pada tahap paling awal dan paling bawah.

Secara struktural susunan pengadilan agama sesuai pasal 9 Undang-undang No.

7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama ayat (1) yaitu:

“Susunan Pengadilan Agama terdiri dari seorang pimpinan, hakim anggota,

panitera, sekretaris dan juru sita”.

Page 63: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Secara struktural susunan organisasi Pengadilan Agama Palembang adalah

sebagai berikut:

Ketua : Drs. H. Andi Makil, H.M

Wakil Ketua : Abdul Madjid, S.H

Panitera/Sekretaris : Drs. Azkar, S.H

Wakil Panitera : Drs. R. Ach. Syarnubi, S.H

Wakil Sekretaris : Yuli Suryadi, S.H

Panitera Muda Permohonan : Drs. Suratman Hadi

Panitera Muda Gugatan : Drs. Darul Kutni

Panitera Muda Hukum : Edy Syafiq, S.H

Kabag Kepegawaian : Ratna Sari, S.H

Kabag Keuangan : Matnur, S.H

Kabag Umum : Sahlanudin, S.Ag, S.H

Panitera Pengganti : 1. Dra. Hj. Khodijah Rozak 11. Dra. Maimunah

2. Abdul Ghofar, S.H 12. Ustri Marni, S.Ag

3. Drs. Sundari 13. Sopendi, S.H

4. Drs. Syamsu 14. Syarifah Arini, S.H

5. Ummu Azima, S.H, M.Hum 15. Alhamidi, S

6. Dra. Husnawati Zein

7. Bahder Johan, S.H

8. Dra. Maimunah

Page 64: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

9. Yurnalis, S.H

10. Dra. Khodijah, S.H

Juru Sita Pengganti : 1. Jupriadi, S.H

2. Azri

3. Husein Thamrin

4. Supawit

5. Hafsi, S.H

6. Nofriendri

7. Taufiq Saleh, S.H.I

Sedangkan hakim-hakim yang terdapat di Pengadilan Agama Kelas I A Palembang

antara lain:

1. Drs. Harun Hamid 7. Dra. Matsunah, S.H

2. Husnul Arifin, S.H 8. Dra. Asma Zainuri, S.H

3. Drs. Ahd. Sufri Hamid 9.Dra. Laila Amin, S.H

3. Drs. M. Syukri, S.H 10. Dra. Asmah Arfan, S.H

5. Drs. Syamsul Bahri, S.H 11. Dra.Sri Wahyuningsi, S.H

6.Drs. M. Rum Abdullah, S.H

Struktur organisasi Pengadilan Agama Palembang dibentuk berdasarkan

KMA/013/SK/IV/1998 dan SK Menag No.303/1990, yaitu :

Page 65: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

C. Kompetensi Absolute dan Relatif Pengadilan Agama Palembang

Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman (judicial power) di Indonesia

dilaksanakan oleh Pengadilan dalam empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan peradilan Tata Usaha Negara yang

berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara tertinggi. Pengadilan

pada keempat lingkungan peradilan itu memiliki cakupan dan batasan kekuasaan

masing-masing. Cakupan dan batasan kekuasaan pemberian kekuasaan untuk mengadili

(attribute van rechtsmacht) itu ditentukan oleh bidang yuridiksi yang limpahkan

Undang-undang kepadanya. Berkenaan dengan hal itu, terdapat atribusi cakupan dan

Page 66: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

batasan kekuasaan masing-masing badan peradilan.55 Kekuasan pengadilan pada

masing-masing lingkungan peradilan itu terdiri atas kekuasaan relatif (relative

competentie) dan kekuasaan mutlak (absolute competentie).56

Kata “kekuasaan” sering disebut “kompetensi” yang berasal dari bahasa

Belanda “competentie”, yang kadang-kadang diterjemahkan dengan “kewenangan” dan

terkadang dengan “kekuasaan”. Kekuasaan atau kewenangan peradilan kaitannya

adalah dengan hukum acara, menyangkut dua hal yaitu; kekuasaan relatif dan

kekuasaan absolute.

Kekuasaan relatif diartikan sebagai kekuasaan peradilan yang satu jenis dan satu

tingkatan dalam perbedaannya dengan kekuasaan pengadilan yang sama jenis dan sama

tingkatan.57 Misalnya Pengadilan Agama Palembang dan Pengadilan Agama Jakarta

Pusat. Makna satu jenis yaitu sama-sama lingkungan Peradilan Agama dan satu

tingkatan yaitu sama-sama tingkat pertama.

Adapun wewenang mengadili Pengadilan Agama Palembang adalah

sebagaimana wewenang mengadili badan Peradilan Agama pada umumnya, dimana

terdapat dua macam kewenangan, yaitu:

55 Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), Cet

ke-II, h.162 56 Terdapat beberapa istilah yang sama arti dan maksudnya dengan kekuasaan, yaitu kompetensi

(competentie), kewenangan, wewenang dan yuridiksi. Oleh karena itu, biasanya ditemukan istilah kekuasaan relatif, kewenangan relatif, wewenang relatif dan yuridiksi relatif yang maksudnya sama. Demikian pula sering ditemukan istilah kekuasaan mutlak, wewenang mutlak, wewenang absolute, yuridiksi mutlak dan yuridiksi absolute, yang maksudnya sama.

57 A. Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia, Gemuruhnya Politik Hukum (Hukum Islam, Hukum Barat dan Hukum Adat) dalam Rentang Sejarah Bersama Pasang Surut Lembaga Perdilan Agama Hingga Lahirnya Peradilan Syari’at Islam Aceh, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet Ke-1, h. 138

Page 67: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

3. Kewenangan Mutlak (absolute competentie), yaitu kewenangan untuk mengadili

suatu perkara yang diberikan undang-undang, artinya perkara tersebut hanya bisa

diperiksa oleh Pengadilan Agama, sementara pengadilan lain tidak memiliki

kewenangan untuk mengadili apalagi memutuskan perkara tersebut. Dalam istilah

lain disebut dengan “Atribute Van Rechtmacht”. Contohnya perkara perceraian

antara orang-orang yang beragama Islam dan perkawinannya dilakukan secara

Islam. Kekuasaan mutlak badan Peradilan Agama diatur dalam pasal 49 Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo pasal 49 Undang-Undang

No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama yang meliputi bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah,

wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari’ah.

Terhadap kekuasaan yang absolute ini, maka Pengadilan Agama Palembang

diharuskan untuk meneliti perkara yang diajukan kepadanya. Kekuassan absolute

Pengadilan Agama ini sangat terkait dengan asas-asas personalitas keislaman

sebagai dasar kewenangan Pengadilan Agama. Asas-asas tersebut adalah :

a. Suatu perkara yang menyangkut status hukum seorang muslim

b. Suatu sengketa yang timbul dari suatu perbuatan hukum yang terjadi

berdasarkan hukum Islam atau berdasarkan erat dengan status hukum sebagai

seorang muslim dalam keluarga sebagaimana yang dimaksud pasal 49 Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

4. Kewenangan Relatif (relative competentie), yaitu kewenangan mengadili suatu

perkara yang berhubungan dengan wilayah atau daerah hukum (yuridiksi), hal ini

Page 68: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

biasanya dikaitkan dengan tempat tinggal pihak-pihak yang berperkara dan atau

tempat objek sengketa/perkara apabila gugatan menyangkut barang tetap. Dalam

istilah lain disebut “Distribute Van Rechtmacht”.

Adapun mengenai kewenangan relatif ini diatur dalam pasal 4 Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo pasal 4 Undang-Undang No.

3 tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 tahun 1989 tentang

Peradilan Agama, yang berbunyi :

a. Pengadilan Agama berkedudukan di Ibu kota kabupaten/kota dan daerah

hukumnya meliputi wilyah kabupaten/kota

b. Pengadilan Tinggi Agama berkedudukan di Ibu kota Provinsi dan daerah

hukumnya meliputi wilayah provinsi

Dasar utama menentukan kewenangan relatif Pengadilan Agama adalah

merujuk kepada pasal 142 RBg, jo pasal 66 dan pasal 73 Undang-Undang No. 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Dalam ketentuan gugatan, diajukan kepada

pengadilan yang mewilayahi tempat tinggal tergugat (pasal 142 ayat 2 RBg).58

Sedangkan gugatan mengenai barang tetap, diajukan ke Pengadilan yang

mewilayahi letak barang tetap tersebut berada, umpama ada sengketa tentang tanah

waris yang letaknya berbeda dengan tempat tinggal penggugat atau tergugat, maka

58 Berbunyi: “Dalam hal ada beberapa tergugat yang tempat tinggalnya tidak terletak di dalam

wilayah satu pengadilan negeri, maka gugatan diajukan kepada ketua pengadilan negeri yang berada di wilayah salah satu antara para tergugat, menurut pilihan penggugat. Dalam hal ini para tergugat berkedudukan sebagai debitur penanggungnya, maka sepanjang tidak tunduk kepada ketentuan-ketentuan termuat dalam ayat (2) pasal 6 Reglemen Susunan Kehakiman dan Kebijaksanaan Mengadili di Indonesia (selanjutnya disingkat R.O.) gugatan diajukan kepada ketua pengdilan negeri tempat tinggal orang yng berutang pokok (debitur pokok) atau seorang di antara para debitur pokok”

Page 69: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

pengajuan gugatan harus di tempat dimana tanah tersebut berada (pasal 142 ayat 5

RBg),59 pengadilan berhak mengadili suatu perkara disebut dengan “ Aktor Sequitur

Forum Rei” .

Pengadilan Agama sebagai salah satu instansi yang melaksanakan tugasnya

memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai berikut :

a. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 24

b. Undang-Undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Kekuasaan

Kehakiman

c. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

d. Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

e. Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo Undang-

Undang No.3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

f. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang

No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

g. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan

Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil

59 Berbunyi: “Dalam gugatannya mengenai barang tetap maka gugatan diajukan kepada ketua

pengadilan negeri di wilayah letak barang tersebut; jika barang-barang tetap itu terletak di dalam wilayah beberapa pengadilan negeri, gugatan diajukan kepada salah satu ketua pengadilan negeri tersebut atas pilihan penggugat”

Page 70: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

h. Peraturan/ Instruksi/ Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia

i. Keputusan Menteri Agama

j. Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama

k. Intruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

l. Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan tata kerja dan wewenang

Pengadilan Agama

Adapun pelaksanaan teknis administrasi sebagai berikut :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 44 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Organisasi Departemen

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 1984 tentang Susunan

Organisasi Departemen

3. Keputusan Menteri Agama No. 18 Tahun 1975 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Agama yang telah disempurnakan dengan Keputusan

Menteri Agama Republik Indonesia No. 75 Tahun 1984

Page 71: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Maka Pengadilan Agama berwenang memberikan pelayanan hukum dan

keadilan dalam bidang hukum keluarga bagi mereka yang beragama Islam yang

berdasarkan hukum Islam.60

D. Statistik Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Palembang

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengadilan Agama Palembang maka

perkara perceraian yang diterima oleh Pengadilan Agama Palembang selama kurun

waktu 3 tahun yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 sebanyak 2.094 perkara

dan yang diputus sebanyak 1.705 perkara.

Tabel 3.1

Perkara Perceraian Yang Diterima dan Diputus Pada Pengadilan Agama Palembang Tahun

2004-2006

TAHUN DITERIMA DIPUTUS

2004 681 518

2005 654 588

2006 759 599

Sumber data: Statistik Pengadilan Agama Palembang

60 A. Mukti Arto, Loc., Cit, h.2

Page 72: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Data statistik perkara perceraian di atas adalah perkara perceraian cerai talak dan

cerai gugat. Rincian statistik perkaranya baik cerai talak dan cerai gugat terlihat dalam tabel

data statistik dibawah ini:

Tabel 3.2

Perkara Cerai Talak Yang Diterima dan Yang Diputus Tahun 2004-2006

TAHUN DITERIMA DIPUTUS

2004 212 160

2005 199 178

2006 236 185

Sumber Data: Statistik Pengadilan Agama Palembang

Tabel 3.3

Perkara Cerai Gugat Yang Diterima dan yang Diputus Tahun 2004-2006

TAHUN DITERIMA DIPUTUS

2004 469 358

2005 455 410

2006 523 414

Sumber Data: Statistik Pengadilan Agama Palembang

Tabel 3.4

Page 73: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Perkara Cerai Gugat Selama Tiga Tahun

(Tahun 2004 Sampai Tahun 2006)

PERKARA JUMLAH PROSENTASE

Yang Diterima 1447 55 %

Yang Diputus 1182 45 %

Berdasarkan data-data statistik perceraian di atas, diketahui perbandingan antara

jumlah perkara cerai talak dan cerai gugat baik yang diterima maupun yang diputus,

diperoleh bahwa jumlah perkara cerai gugat melebihi dari jumlah perkara cerai talak. Atau

dengan kata lain intensitas perkara cerai gugat bertambah tiap tahunnya.

Page 74: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

BAB IV

FAKTOR PENYEBAB CERAI GUGAT

DI PENGADILAN AGAMA PALEMBANG

A. Perkara Cerai Gugat di Pengadilan Agama Palembang

Perkara cerai gugat yang ada di Pengadilan Agama Palembang dalam kurun

waktu yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 telah menerima perkara cerai

gugat sebanyak 1447 perkara atau 55% dan yang dapat diselesaikan adalah 1182

perkara atau 45%. Data ini penulis ambil dari data statistik perkara yang ada dalam

laporan tahunan Pengadilan Agama Palembang. Adapun rincian perkara pertahunnya

adalah sebagai berikut :

1. Perkara cerai gugat yang masuk pada tahun 2004 adalah sebanyak 469 perkara atau

32, 4% dan yang dapat diselesaikan sebanyak 358 perkara atau 30,2%

2. Perkara cerai gugat yang masuk pada tahun 2005 adalah sebanyak 455 perkara atau

31,4% dan yang dapat diselesaikan sebanyak 410 perkara atau 34, 6%

2. Perkara cerai gugat yang masuk pada tahun 2006 adalah sebanyak 523 perkara atau

36% dan yang dapat diselesaikan adalah sebanyak 414 perkara atau 35%.

Page 75: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Berdasarkan data statistik perkara cerai gugat yang ada di Pengadilan Agama

Palembang dari tahun 2004 sampai tahun 2006, terus mengalami peningkatan. Hal ini

disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya.

B. Latar Belakang Penggugat

Latar belakang penggugat yang mengajukan gugatan di Pengadilan Agama

Palembang ini kebanyakan dari mereka adalah yang sudah sadar hukum. Dilihat dari

segi profesi kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga, ada juga yang berprofesi

sebagai pegawai negeri sipil. Bila dilihat dari status pendidikannya umumnya adalah

lulusan SMA ada juga yang telah mencapai gelar S1. Sedangkan bila dilihat dari status

ekonomi sangat tergantung pada pekerjaan atau profesinya.61

C. Faktor-Faktor Penyebab Cerai Gugat di Pengadilan Agama Palembang

Karena tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia,

kekal dan sejahtera, maka Undang-Undang Perkawinan di Indonesia menganut prinsip

mempersukar terjadinya perceraian. Selain dimuatnya aturan bahwa perceraian hanya

dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan, setelah pengadilan yang bersangkutan

berusaha dan tidak berhasil mendamaikan suami isteri yang akan bercerai tersebut

(Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 115), ternyata dimuat pula ketentuan bahwa

61 Asma Zainuri, Hakim Pengadilan Agama Palembang, Wawancara Pribadi , 1 Mei 2007

Page 76: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

perceraian hanya dapat terjadi jika ada alasan atau faktor-faktor yang membolehkan62

untuk bercerai.

Dari perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Palembang diketahui bahwa yang

menyebabkan terjadinya perceraian adalah karena tidak ada keharmonisan, gangguan

pihak ketiga, tidak ada tanggung jawab, ekonomi, cemburu, poligami dan krisis akhlak.

Di dalam Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1975 pasal 19 (a) tentang

Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan alasan-

alasan perceraian yaitu :

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain

sebagainya yang sulit disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa

izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang

lebih berat setelah perkawinan berlangsung

d. Salah satu pihak melakukan kekejian atau penganiayaan berat yang membahayakan

pihak lain

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat

menjalankan kewajibannya

f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan

tidak ada harapan akan hidup rukun.

62 A. Sutarmadi, Loc., Cit., h. 64

Page 77: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 116 ditambahkan dua alasan lagi

yaitu: Suami melanggar taklik talak dan peralihan agama atau murtad yang

menyebabkan terjadinya ketidakharmonisan dalam rumah tangga.

Para hakim di Pengadilan Agama Palembang pada umumnya dalam

memberikan putusan mengambil dasar hukum pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan, Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo

Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Instruksi Presiden No.1 Tahun 1991 tentang

Kompilasi Hukum Islam dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.63

Perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Palembang khususnya cerai gugat,

pada umumnya dilatar belakangi oleh faktor:

1. Tidak ada keharmonisan

Tidak ada keharmonisan merupakan salah satu alasan bagi seorang isteri

untuk mengajukan perceraian ke Pengadilan Agama Palembang. Tidak adanya

keharmonisan dalam rumah tangga merupakan faktor terbesar yang menyebabkan

terjadinya percekcokan dan perselisihan yang terus menerus yang akan berujung di

Pengadilan. Hal ini disebabkan karena adanya sikap-sikap dan prilaku yang tidak

baik dari suami seperti suami sering bersikap kasar terhadap penggugat, suami

63 Asma Zainuri, Hakim Pengadilan Agama Palembang, Wawancara Pribadi, Palembang, 30 April

2007

Page 78: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

jarang pulang ke rumah, suami yang tidak mandiri (selalu bergantung pada orang

tua) dan suami yang selalu lebih mementingkan keluarganya dari pada penggugat.

Faktor tidak adanya keharmonisan ini merupakan faktor yang terbesar dan

yang paling banyak terjadi di Pengadilan Agama Palembang sebanyak 808 perkara

atau 48,3%. Berdasarkan tabel berikut ini dapat dilihat faktor cerai gugat yang ada

di PA Palembang

Tabel 4

Faktor Perceraian Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun 2006

Sebab Perceraian Jumlah Prosentase

Tidak Ada keharmonisan 808 48, 3 %

Gangguan Pihak Ketiga 350 20, 9 %

Tidak Ada Tanggung

Jawab

257 15, 3 %

Ekonomi 157 9,4 %

Cemburu 65 3,4 %

Poligami Tidak Sehat 31 1,9 %

Krisis Akhlak 3 0,1 %

Sumber Data: Statistik Pengadilan Agama Palembang

2. Gangguan pihak ketiga

Gangguan pihak ketiga merupakan salah satu penyebab terjadinya

percekcokan di antara suami isteri. Perceraian karena pihak ketiga ini, maksudnya

ada pihak luar selain suami isteri yang berperan dalam menyebabkan perceraian.

Page 79: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Dari wawancara dengan hakim64 ditemukan informasi bahwa gangguan

pihak ketiga ini adalah kehadiran orang ketiga atau ada Wanita Idaman Lain (WIL)

dalam kehidupan rumah tangga yang menyebabkan putusnya ikatan perkawinan.

Apabila suami sudah memiliki dan menjalin hubungan asmara dengan wanita lain

(selingkuh) dan diketahui oleh salah satu pihak maka akan sangat berpotensi terjadi

pertengkaran pada suami isteri tersebut. Sudah merupakan fitrah manusia bahwa

siapa pun akan sangat merasa tidak senang apabila pasangannya melakukan

perselingkuhan dan tidak jarang pertengkaran yang akan berakhir dengan

perceraian. Kasus cerai gugat karena gangguan pihak ketiga ini cukup besar

jumlahnya sebanyak 350 kasus atau 20,9 %.

3. Tidak Ada Tanggung Jawab

Tidak ada tanggung jawab juga dijadikan alasan untuk mengajukan gugatan

perceraian ke Pengadilan Agama Palembang. Tidak adanya tanggung jawab lebih

menekankan pada pengabaian terhadap kewajiban yang diemban dalam keluarga.

Alasan karena tidak ada tanggung jawab pada cerai gugat di Pengadilan Agama

Palembang ini maksudnya suami tidak bertanggung jawab dalam hal membiayai

nafkah rumah tangga. Selain itu juga suami jarang pulang ke rumah. Cerai gugat

karena sebab ini di Pengadilan Agama Palembang selama tahun 2004-2006

sebanyak 257 kasus atau 15,3%.

64 Asma Zainuri, Hakim Pengadilan Agama Palembang, Wawancara Pribadi,1 Mei 2007

Page 80: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

4. Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya perselisihan dan

pertengkaran antara suami isteri. Ekonomi merupakan salah satu faktor penting bagi

tegaknya keluarga dan merupakan faktor penunjang bagi berhasil tidaknya dalam

berkeluarga. Sekalipun ekonomi bukan segala-galanya, namun tanpa adanya faktor

keuangan yang memadai akan memunculkan banyak masalah. Hasil wawancara

dengan Asma Zainuri, hakim di Pengadilan Agama Palembang di temukan

informasi bahwa suami tidak dapat memberikan nafkah ekonomi kepada isteri dan

anak-anaknya, dikarenakan suami terkena PHK yang menyebabkan suami menjadi

pengangguran. Sehingga perekonomian keluarga menjadi kurang membaik.

Kewajiban memberi nafkah merupakan perintah agama yang ditetapkan

Allah dalam Al-Qur’an surat ath-Thalaq ayat 7 :

نفسا الله يكلف ال الله آتاه مما فلينفق رزقه عليه قدر ومن سعته من سعة ذو لينفق

يسرا عسر بعد الله سيجعل آتاها ما إال

Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang di sempitkan rezkinya hendaklah memberi nqfkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”. (ath-Thalaq/65: 7)

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 80 ayat 2 dan 4 dinyatakan

bahwa kewajiban suami terhadap isteri adalah : suami wajib melindungi isterinya

dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai

kemampuannya. Serta sesuai dengan penghasilannya suami menanggung :

Page 81: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

a. nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri

b. biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan anak

c. biaya pendidikan bagi anak.65

Berdasarkan ayat dan pasal tersebut di atas, maka suami wajib memberikan

nafkah kepada isteri dan anak-anaknya (biaya kehidupan). Tidak semata-mata

perceraian karena faktor ekonomi yang menyebabkan perceraian, lain di antaranya:

isteri merasa tidak cukup dengan penghasilan dari suaminya sementara isteri selalu

menuntut lebih. Cerai gugat yang disebabkan karena faktor ekonomi di Pengadilan

Agama Palembang selama tahun 2004-2006 sebanyak 157 kasus atau 9, 4%.

5. Cemburu

Cemburu merupakan sifat yang sangat manusiawi. Hanya saja rasa cemburu

terjadi berkaitan dengan kepribadian seseorang. Cemburu merupakan tindakan dan

sikap yang terpuji bila ia berjalan sesuai dengan batas-batasnya dan tidak

berlebihan. Sehingga kecemburuan seorang suami kepada isterinya merupakan

tindakan yang terpuji sekaligus yang dianjurkan oleh syara’.

Tersebut di dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah, r.a, Rasulullah Saw

bersabda:

66)متفق عليه(وغيرة اهللا تعالى ان يأتى المرء ماحرم اهللا عليه , ان اهللا تعالى يغار

65 Kompilasi Hukum Islam , h. 44 66 Zainuddin Hamidy, dkk, Terjemah Sahih Bukhari; Hadits ke 1411, (Jakarta: Widjaya, t.th), Jilid

IV, H. 1611

Page 82: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Artinya: “Allah pencemburu, Allah cemburu (marah sekali), kalau seseorang yang

beriman melakukan apa yang diharamkan Tuhan.”

Cemburu ini adalah tudingan atau dugaan isteri kepada suaminya bahwa

suaminya selingkuh dengan wanita lain meskipun dia tidak bisa membuktikan.

Sulit untuk memperkirakan betapa besar kesengsaraan yang di alami seorang

suami yang selalu di cemburui atau di curigai oleh isterinya, karena curiga yang

tidak ada dasar atau alasan yang benar akan menghancurkan kehidupan berkeluarga.

Bahkan tidak jarang menimbulkan pertengkaran dan perselisihan yang tidak henti-

hentinya yang bisa memporak-porandakan suasana keluarga serta membawa anak-

anak kepada kesengsaraan.

Di antara faktor penyebab kecurigaan isteri terhadap suaminya adalah

ketidakpuasannya terhadap perangai suaminya. Sesuatu yang sering kali menjadi

sasaran kecurigaan adalah orang-orang yang sering berhubungan dengan suami,

seperti teman sekerjanya atau sekretarisnya di kantor. Kecurigaan biasanya timbul

apabila hubungan hangat dalam keluarga berkurang. Isteri kurang mendapat

perhatian dari suami, kurang diperhatikan, sehingga isteri akan selalu mengamati

dan meneliti setiap ucapan, sikap dan perangai suami.67

Curiga yang mempunyai alasan atau dasar yang masuk akal atau ada

faktanya adalah wajar saja, bahkan diperlukan untuk memelihara ikatan keluarga.

Faktor cerai gugat karena cemburu yang terjadi di Pengadilan Agama Palembang

sebanyak 65 kasus atau 3,4%.

67 Asma Zainuri, Op., Cit.,

Page 83: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

6. Poligami

Poligami merupakan salah satu alasan isteri untuk mengajukan gugatan ke

Pengadilan Agama. Poligami ini adalah suami menikah lagi tanpa mendapat izin

dari isteri atau Pengadilan Agama. Ini terjadi disebabkan karena suami tidak merasa

puas terhadap isterinya karena isteri tersebut tidak bisa melayani suaminya dengan

baik atau juga karena isterinya tidak bisa memberikan keturunan (mandul). Karena

sebab tersebutlah suami menikah lagi kalau pun dilakukan secara tidak resmi.68

Menurut ajaran islam poligami dibolehkan asalkan mempunyai alasan-

alasan yang dibenarkan menurut syara’ dan tidak lebih dari 4 orang isteri.

Firman Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 3:

وإن خفتم ألا تقسطوا في اليتامى فانكحوا ما طاب لكم من النساء مثنى وثلاث ورباع

نى ألا تعولوافإن خفتم ألا تعدلوا فواحدة أو ما ملكت أيمانكم ذلك أد

Artinya: “ Dan jika kamu tidak dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu tidak akan dapat berlaku adil maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”. (an-Nisa’/4: 3)

Berdasarkan ayat tersebut di atas seorang laki-laki boleh menikahi wanita

yang disukainya dua, tiga atau empat akan tetapi jarang sekali wanita yang mau

dimadu, bagi wanita yang tidak mau dimadu pastilah akan memberontak terhadap

68 Ibid

Page 84: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

suaminya dan hal ini akan mengakibatkan terjadinya pertengkaran dan percekcokan

yang bisa berakhir pada perceraian.

Meskipun berpoligami dibolehkan, agama sangat memberatkan persyaratan

dengan tujuan agar tidak dilakukan sekehendak suami. Poligami dibolehkan karena

berdampak, misalnya jika isteri mengalami kemandulan, maka poligami boleh

dilakukan bukan semata karena nafsu seks belaka melainkan untuk melanjutkan

keturunan. Tetapi harus memenuhi syarat adil dan mampu. Maksudnya adil dalam

segala hal baik secara materil dan immaterial terhadap isteri-isterinya. Dan letak

sulitnya adalah untuk mencapai keadilan itu. Perceraian akibat poligami tidak sehat

ini sebesar 31 kasus atau 1,9 %.

7. Krisis Akhlak

Krisis akhlak ini menyangkut perangai suami yang memperlakukan isteri

dan keluarganya tidak sepatutnya. Isteri diperlakukan tidak semestinya sebagai

isteri, suami suka membentak dan berbicara kasar pada isteri. Krisis akhlak ini

dikaitkan dengan ketaatan suami pada agama. Suami tidak patuh dan taat dalam

menjalankan perintah agama dengan baik, padahal isteri menghendaki suaminya

sholat, berpuasa dan menjalankan perintah agama lainnya tetapi suami menolak dan

menentang hal ini dan tetap melakukan kebiasaaan buruknya seperti judi, mabuk-

mabukkan dan sebagainya.69 Menjadi seorang pemabuk dan penjudi sangatlah tidak

baik karena bukan hanya dibenci manusia akan tetapi Allah pun sangat

membencinya. Dalam QS. al-Maidah ayat 90 dinyatakan :

69 Asma Zainuri, Op., Cit

Page 85: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

ا ا ي ذين أيه وا ال ا آمن ر إنم سر الخم صاب والمي ن رجس واألزالم واألن ل م عم

تفلحون لعلكم فاجتنبوه الشيطانArtinya: “Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,

mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.(al-Maidah/5:90)

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 19 huruf (a)

dijelaskan “salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan”.

Agama Islam dan Negara sangat tidak menyukai kegiatan perjudian dan

minum-minuman keras. Dampak yang ditimbulkannya juga sangatlah besar bagi

keluarga dan masyarakat yang bisa mengakibatkan keluarga menjadi berantakan

karena sering menimbulkan pertengkaran yang berakhir pada perceraian.

Selain hal tersebut di atas, adakalanya juga suami memperkosa anak

kandungnya sendiri bahkan saudaranya sendiri.70 Hal ini pun sangat dimurkai Allah

Swt.

Cerai gugat karena sebab ini di Pengadilan Agama Palembang selama tahun

2004 sampai tahun 2006 sebanyak 3 kasus dan ini semua terjadi di tahun 2006 atau

0,1 %

D. Analisa Tentang Tingginya Perkara Cerai Gugat

70 Ibid

Page 86: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Dalam menjalankan kehidupan suami isteri kemungkinan akan terjadi salah

paham antara suami isteri, salah seorang atau kedua-duanya tidak melakukan

kewajiban-kewajibannya, tidak saling mempercayai dan sebagainya. Keadaan tersebut

adakalanya dapat diatasi dan diselesaikan atau didamaikan bahkan tak jarang pula

menimbulkan kebencian, kebengisan dan pertengkaran yang terus menerus antara suami

isteri. Isteri yang sudah tidak dapat lagi mempertahankan kehidupan rumah tangga

akibat perlakuan suami yang sudah melewati batas, baik dalam sikap dan tingkah laku

yang mengharuskan isteri mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama.

Dari hasil penelitian penulis di Pengadilan Agama Palembang, bahwa perkara

cerai gugat yang diterima dari tahun 2004 sampai tahun 2006 berjumlah 1447 perkara

atau 55% dan yang sudah diselesaikan oleh hakim sebanyak 1182 perkara atau 45%.

Dari jumlah angka statistik perkara cerai gugat, penulis pahami bahwa kondisi

ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga. Membangun keharmonisan

rumah tangga memang bukan hal mudah, karena perkawinan merupakan penyatuan

dua pribadi yang berasal dari latar belakang berbeda, baik itu sosial, budaya,

ekonomi dan lingkungan keluarga. Karenanya sering terdengar meskipun

pernikahan sudah dijalani selama bertahun-tahun masih saja terbentur dengan

hambatan-hambatan dalam membangun kehamonisan suami isteri. Seperti di usia

tiga tahun perkawinan ternyata belum dapat merasakan kehamonisan dalam

berumah tangga. Banyak penyebab yang menjadi pemicu pertengkaran suami

Page 87: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

dengan isteri, dari masalah keuangan, sikap kasar suami terhadap isteri dan terutama

masalah komunikasi yang sering menemui jalan buntu. Seperti contoh kasus perkara

cerai gugat di PA Palembang antara Linda Patri Lan binti Arsad sebagai penggugat

dan Marzuki Rahman bin Herman sebagai tergugat. Yang mana inti dari gugatannya

adalah disebabkan adanya perselisihan dan pertengkaran terus menerus karena

tergugat tidak mau hidup mandiri, tergugat melarang penggugat untuk

bersilaturrahmi dengan orang tua penggugat, selain itu juga tergugat selalu lebih

mementingkan keluarganya dari pada penggugat (isterinya). Dalam keadaan seperti

ini sangat menjadikan kehidupan keluarga menjadi sangat tidak harmonis lagi.

Padahal membangun keharmonisan di dalam kehidupan berumah tangga merupakan

hal yang harus benar-benar diperhatikan.

2. Kehadiran pihak ketiga yang mengganggu kehidupan pasangan suami isteri dapat

mengancam kehidupan perkawinan. Suami menjalin hubungan asmara

(berselingkuh) dengan wanita lain. Banyak faktor penyebab suami berselingkuh

dengan orang lain. Salah satunya karena sudah merosotnya rasa cemburu (ghirah).

Istri tidak berdaya melarang suaminya menggauli wanita lain yang bukan haknya.

Pria yang berselingkuh mungkin karena tidak lagi merasakan kehangatan hidup

dengan istrinya. Apalagi diselingi percekcokan yang sering bikin stress. Kesetiaan

isteri harus pula diimbangi lebih baik lagi oleh para suami. Perhatian, kasih sayang

dan kehangatan haruslah diberikan kepada suami. Dengan begitu tidak ada

keinginan suami untuk serong kepada wanita lain. Praktik serong selama ini lebih

Page 88: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

disebabkan karena kebutuhan fisik dan psikis suami tidak di penuhi dengan baik

oleh isteri.

3. Dalam kehidupan berumah tangga baik suami maupun isteri mempunyai tanggung

jawabnya masing-masing. Suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk

menegakkan kehidupan berumah tangga. Masing-masing mempunyai kewajiban,

suami adalah kepala keluarga dan isteri adalah ibu rumah tangga. Kedudukan suami

sebagai kepala keluarga wajib menafkahi isteri dan anak-anaknya. Kewajiban suami

ini terdapat dalam pasal 80 KHI, salah satunya dijelaskan di dalam ayat (4) huruf a

yaitu, suami dengan penghasilannya menanggung nafkah, kiswah dan tempat

kediaman bagi isteri Adanya seorang isteri yang mengajukan cerai ke Pengadilan

Agama disebabkan suami melalaikan kewajibannya dalam menafkahi isteri dan

anak-anaknya. Kewajiban suami yang lainnya adalah sebagai pembimbing terhadap

isteri dan rumah tangganya, wajib melindungi isterinya dan memberikan sesuatu

keperluan hidup berumah tangga dan sebagainya. Ditegaskan dalam pasal 34 UU

No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan ayat (3) yang menegaskan bahwa jika suami

isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada

Pengadilan Agama.

4. Masalah keuangan atau ekonomi sebuah keluarga merupakan masalah yang harus

diperhatikan. Dalam membina keluarga yang sakinah dan tenteram harus di bangun

dengan kesepahaman akan masalah keuangan.

Perbedaan sikap terhadap keuangan bisa menjadi kerikil-kerikil tajam yang bisa

merusak ketentraman keuangan keluarga bila tidak didiskusikan secara baik.

Page 89: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Perekonomian keluarga terletak di tangan suami. Suamilah yang menjadi sumber

ekonomi dalam keluarga, karena itu merupakan kewajibannya dalam mengayomi

dan mencukupi kehidupan isteri dan anak-anaknya. Jika suami terkena PHK dan

menjadi seorang yang pengangguran maka kehidupan perekonomian akan

terganggu. Bila ternyata suami sudah tidak lagi mampu mencari nafkah atau bahkan

suami merasa nyaman dengan kondisi seperti ini (pengangguran). Maka sangat

tidak baik karena membuat suami menjadi lengah terhadap tanggung jawabnya

sebagai qowwam dalam keluarga. Sehingga menyebabkan isteri menjadi demikan

berat menjalani kehidupan berumah tangga. Ada seorang isteri yang menjalani

peran ganda sebagai pencari nafkah sekaligus mengurusi kebutuhan keluarga. Tentu

hal ini sangat menguras tenaga dan pikiran seorang isteri yang seharusnya lebih

fokus kepada tugas utamanya yakni melayani suami dan mendidik anak.

5. Dari sudut psikologi, cemburu adalah perasaan sakit hati, marah, tidak percaya, dan

kurang yakin seseorang terhadap pasangan yang dicintai. Perasaan ini timbul

lantaran sikap suami atau isteri yang membayangkan pasangannya mempunyai

hubungan istimewa dengan seseorang di luar pengetahuannya. Ada dua macam

cemburu, positif dan negatif. Ketika suami terlambat pulang, isteri sibuk mencari

tahu tentang keberadaan suaminya karena khawatir terjadi apa-apa pada diri

suaminya, inilah cemburu yang positif. Namun jika keterlambatan suami itu

melahirkan prasangka buruk, berprasangka yang bukan-bukan kepada suami

sehingga melahirkan percekcokan, ini disebut cemburu yang negatif. Ikatan

perkawinan perlu ada sikap saling mempercayai antara satu sama lain. Banyak hal

Page 90: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

yang dapat dilakukan sehingga tidak berlebihan dalam mencurigai pasangan

diantaranya memberi perhatian dan kasih sayang supaya isteri tidak berprasangka

yang bukan-bukan kepada suami dan juga menjaga komunikasi dengan pasangan.

Jika sikap saling curiga diantara suami isteri sudah berlebihan maka akan dapat

mengarah kepada perceraian.

6. Islam tidak melarang jika seorang suami ingin memiliki isteri lebih dari satu asalkan

dapat memenuhi syarat-syaratnya diantaranya mampu untuk berlaku adil dan

mampu untuk menghidupi isteri-isterinya. Jika tidak bisa berlaku adil maka satu

orang isteri saja cukup. Poligami di Pengadilan Agama menjadi salah satu faktor

penyebab perceraian. Kasus perceraian akibat poligami ini dikarenakan suami

melakukan poligami dengan tanpa memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku

seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Perkawinan. Undang-Undang

Perkawinan sama sekali tidak menutup pintu untuk berpoligami. Namun hanya

mengatur syarat-syaratnya. Adanya syarat ijin istri yang harus diperoleh seorang

suami untuk berpoligami seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perkawinan,

dimaksudkan untuk menghindari dampak buruk akibat poligami.

7. Seorang muslim haruslah memiliki akhlak yang baik sebagaimana yang telah

dicontohkan oleh baginda Rasul. Ada di antara manusia yang mempunyai akhak

yang dapat menyamai seperti malaikat bahkan lebih tinggi, namun ada pula yang

memiliki akhlak yang lebih rendah dari binatang. Hal ini menyangkut dengan

keimanan seseorang. Seseorang yang berakhlak atau bermoral tidak baik cenderung

Page 91: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

mengarahkan perbuatannya pada perbuatan yang tidak baik pula. Krisis akhlak yang

menjadi salah satu penyebab perceraian merupakan perbuatan yang tidak baik yang

dilakukan seorang suami kepada isteri dan keluarganya bahkan kepada penciptanya.

Seperti contoh suami selingkuh dan menikah lagi dengan perempuan lain tanpa

mempertimbangkan baik buruknya dalam rumah tangganya dan juga seperti

tindakan perkosaan yang dilakukan suami baik kepada saudaranya sendiri bahkan

kepada anaknya. Akhlak seperti ini apabila dibiarkan terjadi berkepanjangan akan

sangat mengancam berlangsungnya kehidupan berumah tangga. Untuk menghindari

akhlak yang tidak baik yang berlangsung terus menerus ada pada diri suami, maka

perceraian merupakan pintu darurat yang membolehkan pasangan suami isteri

bercerai.

Page 92: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Suami dan isteri masing-masing mempunyai hak yang sama untuk mengajukan

cerai. Suami mempunyai hak talak sedangkan isteri mempunyai hak untuk

mengajukan gugatan perceraian. Dalam islam hak isteri ini dikenal dengan istilah

khulu’.

2. Pada umumnya penggugat yang mengajukan cerai ke Pengadilan Agama

Palembang adalah mereka yang sudah sadar hukum. Profesi mereka kebanyakkan

adalah ibu rumah tangga, namun ada juga yang berprofesi sebagai pegawai negeri

sipil. Bila dilihat dari status pendidikannya umumnya adalah sebatas SMA tapi ada

juga yang telah mencapai gelar S1.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka cerai gugat di Pengadilan Agama

Palembang antara lain :

a. Tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga, karena diantara suami dan

isteri sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang berlangsung secara terus

menerus. Sebab ini terjadi sebesar 48,3%

b. Gangguan pihak ketiga seperti kehadiran Wanita Idaman Lain (WIL) dalam

kehidupan rumah tangga akan menyebabkan runtuhnya ikatan perkawinan.

Apabila suami sudah memiliki dan melakukan hubungan asmara dengan orang

Page 93: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

lain (selingkuh) dan diketahui oleh salah satu pihak maka akan sangat

berpotensi terjadi pertengkaran pada suami isteri tersebut dan berujung pada

perceraian. Sebab ini terjadi sebesar 20,9%

c. Tidak ada tanggung jawab lebih menekankan pada pengabaian terhadap

kewajiban yang diemban dalam keluarga seperti tidak bertanggung jawab dalam

hal menafkahi keluarga. Sebab ini terjadi sebesar 15,3%

d. Ekonomi yang merupakan salah satu faktor penunjang bagi berhasil tidaknya

dalam berkeluarga. Sekalipun ekonomi bukan segala-galanya, namun tanpa

adanya keuangan yang memadai akan memunculkan banyak masalah. Sebab ini

terjadi sebesar 9,4%

e. Cemburu ini adalah tudingan atau dugaan isteri kepada suaminya bahwa

suaminya ada main atau selingkuh dengan wanita lain meskipun dia tidak bisa

membuktikannya. Sebab ini terjadi sebesar 3,4%

f. Poligami tidak sehat (suami menikah lagi tanpa mendapat izin dari isteri atau

dari Pengadilan Agama). Hal ini terjadi karena suami tidak merasa puas

terhadap isterinya isterinya tersebut tidakbisa melayani suaminya dengan baik

dan juga karena tidak bisa memberikan keturunan (mandul). Sebab ini terjadi

sebesar 1,9%

g. Karena masalah moral atau krisis akhlak, seperti suami selingkuh dan menikah

lagi dengan perempuan lain dan juga seperti tindakan perkosaan yang dilakukan

suami baik kepada saudaranya sendiri bahkan kepada anaknya. Sebab ini terjadi

sebesar 0,1%.

Page 94: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

4. Permohonan cerai merupakan ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan agama yang

menjadi sebab putusnya perkawinan

5. Cerai gugat adalah perceraian antara suami isteri yang inisiatif perceriannya berasal

dari isteri

B. Saran-saran

1. Dalam pengajian-pengajian maupun ceramah agama ditekankan bahwa dalam

kehidupan suami isteri harus menerima segala kekurangan dan kelebihan masing-

masing pasangannya dengan niat untuk membentuk keluarga yang sakinah

mawaddah dan warrahmah.

2. Memaksimalkan keberadaan BP 4 dalam memberikan bimbingan kepada

bmasyarakat mengenai kehidupan rumah tangga yang ideal.

3. Penyuluhan agama dalam upaya pembinaan keluarga sakinah dengan

menitikberatkan pada tanggung jawab, gangguan pihak ketiga dan keharmonisan

dalam hubungan suami isteri di keluarga.

4. Memasukkan dalam kurikulum pendidikan mulai dari Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah sampai

Perguruan Tinggi.

Page 95: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, Departemen Agama RI, 1987 Abu Zakariya Yahya, Imam, Riadussalihin, terjemahan Ust. Al Hafidh Masrap Suhaimi,

B.A, Surabaya: Mahkota Surabaya, Cet. Ke 9, 1994 Ahmad Noeh, Zaini, H., dan H. Abdul Basit Adnan, Sejarah Singkat Pengadilan Agama

Islam Di Indonesia, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1983 Al-Bukhari, Muhammad bin Isma’il Abu Abdullah, Shahih Al-Bukhari, Juz III, Beirut:

Darul Fikr, 1994 Ali, Mohammad Daud, Prof., H., S.H., Hukum Islam dan Peradilan Agama, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, Cet.ke 2, 2002 Arifin, Bustanul, Prof., DR., S.H., Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia, Akar, Sejarah,

Hambatan dan Prospeknya, Jakarta: Gema Insani Press, Cet.ke 1, 1996 Arikunto, Suharsimi, Prof., Dr., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, Cet.ke 11, 1998 Ayyub, Syaikh Hassan, Fiqh Keluarga, Jakarta: Pustka al- Kautsar, Cet.ke 1, 2006 Basiq Djalil, Ahmad., Drs., H., S.H., M.A., Peradilan Agama di Indonesia, Gemuruhnya

Politik Hukum (Hukum Islam, Hukum Barat dan Hukum Adat) dalam Rentang Sejarah Bersama Pasang Surut Lembaga Perdilan Agama Hingga Lahirnya Peradilan Syari’at Islam Aceh, Jakarta: Kencana, Cet.ke 1, 2006

Daud, Abu, Sunan Abu Daud, Beirut: Darul Fikr, 1994 Djaelani, Abdul Qadir., H, Keluarga Sakinah, Surabaya: PT. Bina Ilmu, Cet.ke 1, 1995 Effendi M. Zein, Satria, Prof., Dr., Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer,

Analisis Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah, Jakarta: Prenada Media, 2004

Page 96: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Ghazaly, Abd. Rahman, Drs., H., M.A, Fiqh Munakahat, Jakarta: Prenada Media, Cet.ke 1, 200

Hasan Bisri, Cik, Drs., MS., Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1998 Harahap, M. Yahya, S.H., Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Undang-

Undang No.7 Tahun 1989), Jakarta: Pustaka Kartini, Cet.ke 3, 1997 Jawad Mughniyah, Muhammad, Fiqh Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 2006 Johan Nasution, Bahder dan Sri Warjiati, Hukum Perdata Islam, Bandung: Mandar Maju,

Cet.ke 1, 1997 Kuzari, Acmad, Drs, M.A., Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Cet.ke 1, 1995 Mas’ud, Ibnu, Drs., H., dan Drs. H. Zainal Abidin. S, Fiqh Madzhab Syafi’i; Edisi Lengkap

Mu’amalat, Munakahat dan Jinayat, Jakarta: CV. Pustaka Setia, Cet.ke 1, 2000 Mukti Arto, Ahmad., Drs., H., S.H., Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.ke 1, 1996 Prodjodikoro, Wirjono, S.H., Hukum Acara Perdata di Indonesia, Bandung: Sumur

Bandung, Cet.ke 8, 1982 Qardhawi, Muhammad Yusuf, Halal Haram Dalam Islam, terjemahan Muammal Hamidi,

Surabaya: PT.Bina Ilmu, 1980 Rahman I Doi, A, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syari’ah), Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, Cet.ke 1, 2002 Rasyid, Raihan A, H., S.H., M.A., Hukum Acara Pengadilan Agama, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, Cet.ke 9, 2002 Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Agrisindo, Cet.ke 1, 1994 Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Bandung: PT. Al-Ma’arif, t.th -----------, Fiqh Sunnah, Kairo : Daar al-Fath, Cet.ke 1, jilid 2, 2000 Sudjana, Nana, DR., H dan Ir., H., Awal Kusumah, MS Proposal Penelitian Di Perguruan

Tinggi, Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo, 2000

Page 97: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

Sutarmadi, Ahmad, Prof., Dr., H., dan Mesraini, M.Ag., Administrasi Pernikahan dan

Manajemen Keluarga, Jakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN JKT, 2006 Syaltut Ali As-Syais, Mahmud; Penterjemah oleh K.H. Abdullah Zaky al-Kaff, Fikih Tujuh

Mazhab, Jakarta: Pustka Setia, 2000 Syarifuddin, Amir, Prof., Dr., Garis-Garis Besar Fiqh, Bogor: Kencana Prenada Media,

Cet.ke 1, 2003 ------------, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan UU

Perkawinan, Jakarta: Prenada Media, t.th Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al Islamy Wa adiatuh, Beirut: Dar al Fikr Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam Peraturan Perundang-Undangan UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Peraturan Perundang-Undangan UU No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Peraturan Perundang-Undangan UU No.3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No.1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1974 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan http://www.kompas.com/kesehatan/news/0508/05/073853.htm

Page 98: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

HASIL WAWANCARA

NAMA :Dra. Asma Zainuri, SH

JABATAN : Hakim

TANGGAL : 30 April 2007

TEMPAT : Pengadilan Agama kelas I A Palembang

1. Menurut ibu yang dimaksud cerai gugat itu apa ?

• cerai yang diajukan oleh pihak istri

2. Apa faktor yang menyebabkan banyaknya gugatan cerai di P A Palembang ini ?

• Banyak faktor yang menyebabkan banyaknya gugatan cerai di P A Palembang

ini antara lain karena suaminya tidak bertanggung jawab, punya WIL

(selingkuh), cek-cok, dan adakalanya salah satu pihak menjalani hukuman

pidana dan masalah KDART.

3. Latar belakang penggugat yang mengajukan gugatan, seperti apa di PA Palembang ini ?

• Kebanyakan dari mereka itu sudah sadar hukum, sama banyaknya yang

mengajukan perceraian, baik dari yang berpendidikan tinggi atau pun rendah.

4. Alasan-alasan apa saja yang dapat diterima oleh PA Palembang dari seorang isteri yang

mengajukan gugatan cerai ?

• Oh,… Alasannya sesuai dengan pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 dengan pasal 116

KHI, seperti karena alas an murtad dan pelanggaran taklik talak.

5. Seorang isteri yang mengajukan gugatan cerai memberikan ‘iwadh. Ditentukan oleh

siapa besarnya ‘iwadh yang harus dibayar ?

Page 99: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

• Ditentukan oleh Menteri Agama. Sebelum adanya Undang- undang Perkawinan

‘iwadh yang harus dibayar itu sebesar Rp. 50,- seperti yang terdapat dibuku Akta

Nikah.

6. Apa dasar hukum bagi Hakim dalam memutus perkara gugat cerai?

• Dasar hukumnya, ya…. kembali lagi ke UU No. 1 Tahun 1974, KHI, dan UU No.

7 Tahun 1989.

7. Berapa lama perkara gugat cerai baru bisa diselesaikan?

• Tergantung para pihak, bisa cepat bisa lambat, jika suaminya ghoib, diumumkan

selama 4 bulan, bagi PNS selama 6 bulan.

8. Apa akibat hukum dari cerai gugat ini ?

• Akibat hukum dari cerai gugat ini adalah jatuh talak ba’in sughro.

• Produk putusan hakimnya yaitu :

1. menerima dan mengabulkan gugatan penggugat

2. menetapkan jatuh talak 1 ba’in sughro dari tergugat kepada penggugat

3. menetapkan biaya perkara menurut ketentuan yang berlaku.

Palembang, 30 April 2007

Rusmala Dewi Jayanti Dra. Asma Zainuri, SH

Pewawancara Hakim

Page 100: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN AGAMA KELAS I A PALEMBANG

Page 101: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota

STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN AGAMA KELAS I A PALEMBANG

Page 102: Faktor Penyebab Tingginya Perkara Cerai Gugat di ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · faktor penyebab tingginya perkara cerai gugat di pengadilan agama kota