73
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018 (Skripsi) Oleh Maria Ulfa Rara Ardhika FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

(Skripsi)

Oleh

Maria Ulfa Rara Ardhika

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRACT

FACTORS OF CAUSE OF THE UNMET NEED KB FERTILE AGE

COUPLES (PUS) IN LABUHAN RATU SUBDISTRICT

BANDAR LAMPUNG CITY

IN 2018

By

Maria Ulfa Rara Ardhika

This study aims to examine the factors causing the occurrence of unmet need for

fertile age couples (PUS) in Labuhan Ratu Subdistrict Bandar Lampung City

The method used in this research is descriptive method The population in this

study were PUS women with unmet need KB who numbered 816 with a sample of

89 unmet needy PUS women obtained by proportional random sampling Data

collected by questionnaires structured interviews and documentation Data

analysis uses a percentage table

The results showed that 1) as many as 6104 of unmet needy PUS women had

agegt 30 years 2) A total of 9101 PUS unmet need has a number of children

still alive le 2 children 3) Education level of PUS women with unmet need for

family planning in Labuhan Ratu Subdistrict as much as 4831 have higher

education level 4) As many as 6629 PUS women with unmet need for family

planning have good family planning knowledge 5) PUS income levels are mostly

classified as having low income namely 5506 PUS 6) A total of 6629 of

PUS women who do not have family planning because they are caused by high

costs 7) As many as 7416 of PUS women receive support and approval from

their husbands regarding the use of contraception 8) As much as 6067 of PUS

women do not use contraceptives because of the side effects they have

experienced

Keywords family planning fertile age couples unmet need

ABSTRAK

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

MARIA ULFA RARA ARDHIKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Populasi pada penelitian ini adalah wanita PUS unmet need KB yang berjumlah

816 dengan sampel sebanyak 89 wanita PUS unmet need KB yang diperoleh

dengan proportional random sampling Data dikumpulkan dengan kuesioner

wawancara terstruktur dan dokumentasi Analisis data menggunakan tabel

presentase

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Sebanyak 6104 wanita PUS unmet need

memiliki usia gt30 tahun 2) Sebanyak 9101 PUS unmet need KB memiliki

jumlah anak masih hidup le 2 anak 3) Tingkat pendidikan wanita PUS unmet need

KB di Kecamatan Labuhan Ratu sebanyak 4831 memiliki tingkat pendidikan

tinggi 4) Sebanyak 6629 wanita PUS unmet need KB memiliki pengetahuan

KB yang baik 5) Tingkat pendapatan PUS sebagian besar tergolong memiliki

pendapatan rendah yaitu sebanyak 5506 PUS 6) Sebesar 6629 wanita PUS

yang tidak ber-KB disebabkan oleh mahalnya biaya 7) Sebesar 7416 wanita

PUS memperoleh dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi 8) Sebesar 6067 wanita PUS tidak menggunakan

alat kontrasepsi dikarenakan efek samping yang pernah dialami

Kata kunci keluarga berencana pasangan usia subur unmet need KB

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

MARIA ULFA RARA ARDHIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di

Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan

anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni

dan Ibu Nurliana

Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama

(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun

2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata

Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi

Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada

tanggal 09 September 2017

MOTTO

Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka

menyukainya atau tidak

(Aldus Huxley)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

(Lessing)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah

SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan

dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku

Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi

semangat untuk menantikan keberhasilanku

Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta

rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014

Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini

Para dosen yang terhormat

Almamater Tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur

(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu

Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi

selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk

itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan

dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam

kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 2: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

ABSTRACT

FACTORS OF CAUSE OF THE UNMET NEED KB FERTILE AGE

COUPLES (PUS) IN LABUHAN RATU SUBDISTRICT

BANDAR LAMPUNG CITY

IN 2018

By

Maria Ulfa Rara Ardhika

This study aims to examine the factors causing the occurrence of unmet need for

fertile age couples (PUS) in Labuhan Ratu Subdistrict Bandar Lampung City

The method used in this research is descriptive method The population in this

study were PUS women with unmet need KB who numbered 816 with a sample of

89 unmet needy PUS women obtained by proportional random sampling Data

collected by questionnaires structured interviews and documentation Data

analysis uses a percentage table

The results showed that 1) as many as 6104 of unmet needy PUS women had

agegt 30 years 2) A total of 9101 PUS unmet need has a number of children

still alive le 2 children 3) Education level of PUS women with unmet need for

family planning in Labuhan Ratu Subdistrict as much as 4831 have higher

education level 4) As many as 6629 PUS women with unmet need for family

planning have good family planning knowledge 5) PUS income levels are mostly

classified as having low income namely 5506 PUS 6) A total of 6629 of

PUS women who do not have family planning because they are caused by high

costs 7) As many as 7416 of PUS women receive support and approval from

their husbands regarding the use of contraception 8) As much as 6067 of PUS

women do not use contraceptives because of the side effects they have

experienced

Keywords family planning fertile age couples unmet need

ABSTRAK

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

MARIA ULFA RARA ARDHIKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Populasi pada penelitian ini adalah wanita PUS unmet need KB yang berjumlah

816 dengan sampel sebanyak 89 wanita PUS unmet need KB yang diperoleh

dengan proportional random sampling Data dikumpulkan dengan kuesioner

wawancara terstruktur dan dokumentasi Analisis data menggunakan tabel

presentase

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Sebanyak 6104 wanita PUS unmet need

memiliki usia gt30 tahun 2) Sebanyak 9101 PUS unmet need KB memiliki

jumlah anak masih hidup le 2 anak 3) Tingkat pendidikan wanita PUS unmet need

KB di Kecamatan Labuhan Ratu sebanyak 4831 memiliki tingkat pendidikan

tinggi 4) Sebanyak 6629 wanita PUS unmet need KB memiliki pengetahuan

KB yang baik 5) Tingkat pendapatan PUS sebagian besar tergolong memiliki

pendapatan rendah yaitu sebanyak 5506 PUS 6) Sebesar 6629 wanita PUS

yang tidak ber-KB disebabkan oleh mahalnya biaya 7) Sebesar 7416 wanita

PUS memperoleh dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi 8) Sebesar 6067 wanita PUS tidak menggunakan

alat kontrasepsi dikarenakan efek samping yang pernah dialami

Kata kunci keluarga berencana pasangan usia subur unmet need KB

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

MARIA ULFA RARA ARDHIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di

Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan

anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni

dan Ibu Nurliana

Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama

(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun

2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata

Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi

Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada

tanggal 09 September 2017

MOTTO

Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka

menyukainya atau tidak

(Aldus Huxley)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

(Lessing)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah

SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan

dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku

Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi

semangat untuk menantikan keberhasilanku

Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta

rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014

Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini

Para dosen yang terhormat

Almamater Tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur

(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu

Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi

selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk

itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan

dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam

kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 3: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

ABSTRAK

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

MARIA ULFA RARA ARDHIKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Populasi pada penelitian ini adalah wanita PUS unmet need KB yang berjumlah

816 dengan sampel sebanyak 89 wanita PUS unmet need KB yang diperoleh

dengan proportional random sampling Data dikumpulkan dengan kuesioner

wawancara terstruktur dan dokumentasi Analisis data menggunakan tabel

presentase

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Sebanyak 6104 wanita PUS unmet need

memiliki usia gt30 tahun 2) Sebanyak 9101 PUS unmet need KB memiliki

jumlah anak masih hidup le 2 anak 3) Tingkat pendidikan wanita PUS unmet need

KB di Kecamatan Labuhan Ratu sebanyak 4831 memiliki tingkat pendidikan

tinggi 4) Sebanyak 6629 wanita PUS unmet need KB memiliki pengetahuan

KB yang baik 5) Tingkat pendapatan PUS sebagian besar tergolong memiliki

pendapatan rendah yaitu sebanyak 5506 PUS 6) Sebesar 6629 wanita PUS

yang tidak ber-KB disebabkan oleh mahalnya biaya 7) Sebesar 7416 wanita

PUS memperoleh dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi 8) Sebesar 6067 wanita PUS tidak menggunakan

alat kontrasepsi dikarenakan efek samping yang pernah dialami

Kata kunci keluarga berencana pasangan usia subur unmet need KB

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

MARIA ULFA RARA ARDHIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di

Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan

anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni

dan Ibu Nurliana

Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama

(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun

2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata

Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi

Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada

tanggal 09 September 2017

MOTTO

Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka

menyukainya atau tidak

(Aldus Huxley)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

(Lessing)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah

SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan

dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku

Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi

semangat untuk menantikan keberhasilanku

Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta

rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014

Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini

Para dosen yang terhormat

Almamater Tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur

(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu

Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi

selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk

itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan

dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam

kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 4: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN

USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU

KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2018

Oleh

MARIA ULFA RARA ARDHIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di

Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan

anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni

dan Ibu Nurliana

Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama

(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun

2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata

Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi

Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada

tanggal 09 September 2017

MOTTO

Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka

menyukainya atau tidak

(Aldus Huxley)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

(Lessing)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah

SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan

dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku

Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi

semangat untuk menantikan keberhasilanku

Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta

rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014

Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini

Para dosen yang terhormat

Almamater Tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur

(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu

Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi

selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk

itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan

dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam

kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 5: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di

Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan

anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni

dan Ibu Nurliana

Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah

Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama

(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun

2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014

Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata

Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi

Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada

tanggal 09 September 2017

MOTTO

Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka

menyukainya atau tidak

(Aldus Huxley)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

(Lessing)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah

SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan

dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku

Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi

semangat untuk menantikan keberhasilanku

Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta

rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014

Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini

Para dosen yang terhormat

Almamater Tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur

(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu

Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi

selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk

itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan

dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam

kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 6: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

MOTTO

Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka

menyukainya atau tidak

(Aldus Huxley)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

(Lessing)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah

SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan

dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku

Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi

semangat untuk menantikan keberhasilanku

Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta

rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014

Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini

Para dosen yang terhormat

Almamater Tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur

(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu

Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi

selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk

itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan

dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam

kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 7: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah

SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan

kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan

dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku

Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi

semangat untuk menantikan keberhasilanku

Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta

rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014

Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini

Para dosen yang terhormat

Almamater Tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur

(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu

Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi

selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk

itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan

dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam

kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 8: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur

(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu

Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi

selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk

itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan

dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam

kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada

1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 9: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan

membimbing penulis selama menyelesaikan studi

8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis

selama menyelesaikan studi

9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah

dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi

untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih

sayang yang tercurahkan selama ini

10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh

Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan

dorsquoanya

11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami

Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga

Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam

menyelesaikan penelitian ini

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 10: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi

yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan

motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini

13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih

atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga

skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Bandar Lampung 23 Oktober 2018

Penulis

Maria Ulfa Rara Ardhika

NPM 1413034034

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 11: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vii

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah 1

B Identifikasi Masalah 7

C Batasan Masalah 8

D Rumusan Masalah 9

E Tujuan Penelitian 10

F Kegunaan Penelitian 11

G Ruang Lingkup Penelitian 11

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka 13

1 Program Keluarga Berencana (KB) 13

a Keluarga Berencana 13

b Tujuan Keluarga Berencana 14

c Sasaran Program Keluarga Berencana 15

d Macam-macam KB 15

2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16

3 Unmet Need 16

a Pengertian Unmet Need 16

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17

1) Karakteristik Demografi 18

a) Umur 18

b) Jumlah Anak 18

2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19

a) Tingkat Pendidikan 20

b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21

c) Pendapatan 22

d) Biaya Alat Kontrasepsi 23

3) Karakteristik Psikologi 24

a) Dukungan Suami 24

4) Kesehatan 26

a) Efek Samping 26

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 12: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

ii

c Dampak unmet need 28

1) Unwanted Pregancy 28

2) Aborsi 28

3) Kematian Ibu dan Bayi 29

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29

B Penelitian Relevan 30

C Kerangka Pikir 32

D Hipotesis 33

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian 35

B Populasi dan Sampel 35

1 Populasi 35

2 Sampel 36

C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39

1 Variabel Penelitian 39

2 Definisi Operasional Variabel 39

D Teknik Pengumpulan Data 43

1 Kuesioner 44

2 Wawancara 44

3 Dokumentasi 44

E Teknik Analisis Data 45

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46

1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46

2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47

a Letak Astronomis 47

b Letak Administratif 47

3 Topografi 48

4 Keterjangkauan 48

5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50

B Keadaan Penduduk 51

1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51

2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54

3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan

Labuhan Ratu 57

4 Komposisi Penduduk 57

a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57

b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63

c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64

d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65

C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68

1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70

a Suku 70

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 13: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

iii

b Jenis Pekerjaan 71

2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72

a UmurWanita PUS Unmet Need 72

b Jumlah Anak yang Dimiliki 73

c Tingkat Pendidikan 74

d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76

e Tingkat Pendapatan PUS 79

f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80

g Dukungan Suami 82

h Efek Samping 84

3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86

D Pembahasan 87

1 Umur PUS Unmet Need 87

2 Jumlah anak 88

3 Tingkat Pendidikan 90

4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91

5 Tingkat Pendapatan 94

6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95

7 Dukungan Suami 97

8 Efek Samping 101

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan 104

B Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

DAFTAR LAMPIRAN 112

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 14: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5

2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan

Labuhan Ratu Tahun 2016 6

3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24

4 Penelitian yang Relevan 30

5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2016 36

6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38

7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 50

8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2017 51

9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut

Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52

10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52

11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54

12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 15: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

v

13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58

14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64

15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65

16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66

17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan

di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68

18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need

KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Tahun 2018 69

19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70

20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71

21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72

22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB

dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73

23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB

dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75

24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77

25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS

Unmet Need KB 78

26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS

Unmet Need KB 79

27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80

28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81

29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81

30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 16: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

vi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82

31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS

Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83

32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS

Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84

33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi

Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85

34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 17: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30

2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung 2017 49

3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59

4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62

5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 18: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

1

I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di

dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah

satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator

Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012

menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)

Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan

terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini

tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini

masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia

kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar

pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang

dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan

diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 19: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

2

perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah

satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju

pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN

201645)

Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau

CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika

dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti

adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada

masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau

yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan

kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai

berikut

1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015

138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka

kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya

1039

2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66

3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)

dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 20: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

3

4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran

pencapaiannya 958

5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur

(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587

(BKKBN 201644-67)

Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan

unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu

kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need

KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun

atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB

merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB

Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan

dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey

sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi

meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya

meningkat 1 saja (SDKI 2012102)

Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia

sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan

pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62

menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88

wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir

sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 21: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

4

tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya

angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya

anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi

Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB

ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia

dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari

228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran

hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)

Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin

tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar

untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan

nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan

terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat

persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)

Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun

2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari

ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka

unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya

hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung

merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB

cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar

Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data

pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai

berikut

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 22: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

5

Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember

2016

No Kecamatan

PUS KB

dan Non

KB

Unmet need KB

Total

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894

2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001

3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005

4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029

5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054

6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060

7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217

8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246

9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295

10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376

11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386

12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390

13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448

14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477

15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491

16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508

17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519

18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528

19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603

20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612

Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar

Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi

yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT

327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota

Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut

kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 23: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

6

Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan

Labuhan Ratu tahun 2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun

TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada

adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan

yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali

Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak

yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB

adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi

nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau

fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 24: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

7

seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan

dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya

kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya

KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)

Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007

alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial

ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi

Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di

Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang

kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan

242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya

Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018rdquo

B Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut

1 Karakteristik demografi

a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 25: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

8

b Jumlah anak yang banyak

2 Karakteristik sosial

a Tingkat pendidikan rendah

b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

3 Karakteristik ekonomi

a Tingkat pendapatan rendah

b Mahalnya biaya KB

4 Karakteristik Psikologis

a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

5 Karakteristik kesehatan

a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

C Batasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah

agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam

penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut

1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun

2 Jumlah anak yang banyak

3 Tingkat Pendidikan rendah

4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan rendah

6 Mahalnya biaya KB

7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi

8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 26: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

9

D Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 27: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

10

8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun

2018

E Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor

penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung Tahun 2018

2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung Tahun 2018

5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar

Lampung Tahun 2018

6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

Tahun 2018

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 28: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

11

7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat

kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di

Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi

menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018

F Kegunaan Penelitian

1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang

dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu

perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung

3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet

need KB

4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan

bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota

Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan

ledakan penduduk

5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis

G Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 29: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

12

1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need

KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun

2018

2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan

Labuhan Ratu

3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota

Bandar Lampung

4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018

5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam

Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)

terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan

perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley

Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)

Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi

penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu

yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak

territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)

Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji

aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen

pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas

yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

Kota Bandar Lampung

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 30: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

13

II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A Tinjauan Pustaka

Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan

agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat

para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti

1 Program Keluarga Berencana (KB)

a Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang

memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan

jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)

Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan

bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia

ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 31: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

14

berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan

mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan

keluarga

b Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan

a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti

dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014

menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk

yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan

sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan

kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal

ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)

b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak

pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup

c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang

pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto

201125)

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 32: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

15

c Sasaran Program Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49

tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif

lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas

2) Sasaran Tidak Langsung

Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi

pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan

pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam

pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)

d Macam-macam KB

1) Metode sederhana

Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode

kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal

dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode

ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan

kimiawi

2) Metode modern

Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)

a) Intra uterie devices (IUDAKDR)

b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria

vasektomi(Hartanto 201142)

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 33: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

16

2 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur

antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra

2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya

berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan

sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)

Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita

usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik

sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan

untuk melahirkan anak

3 Unmet Need KB

a Pengertian Unmet Need KB

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and

Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang

menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun

tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi

Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk

(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 34: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

17

terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49

tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki

unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin

hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin

hamil atau kapan ingin hamil

2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum

diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi

Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika

1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin

anak lagi

2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan

3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan

dan tidak menggunakan kontrasepsi

b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB

Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi

dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping

dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor

mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil

penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo

Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya

pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB

Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi

oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat

kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian

dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need

KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 35: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

18

1) Karakteristik Demografi

Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)

demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk

serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan

mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi

faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak

a) Umur Wanita Unmet Need KB

Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam

mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode

menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya

cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih

dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan

kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau

penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan

sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud

untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel

umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti

(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB

cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS

b) Jumlah Anak

Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak

yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau

menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 36: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

19

denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud

dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua

orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih

dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)

Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah

anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB

dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan

Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya

unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau

kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)

Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang

sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut

Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar

kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga

semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau

membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi

wanita tersebut

2) Karakteristik Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari

kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan

sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut

Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 37: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

20

dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat

pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran

mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan

aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab

terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah

tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)

yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang

lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris

(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama

manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14

menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19

jenjang pendidikan terbagi atas

1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs

2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 38: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

21

meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan

kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang

diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan

perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun

keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan

yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB

yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi

yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga

peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin

tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor

resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)

b) Pengetahuan PUS mengenai KB

Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera

penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat

pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi

(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 39: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

22

Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori

Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi

(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil

oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini

memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB

bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat

sampingan ber-KB dan sebagainya

Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau

memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui

pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan

adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya

persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel

kesehatan (Notoatmodjo 201056)

c) Pendapatan

Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh

pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut

Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang

tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi

kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk

dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan

bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 40: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

23

yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya

Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai

masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan

karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli

termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)

Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang

diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan

yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan

d) Biaya Alat Kontrasepsi

Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi

KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang

menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi

faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya

adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang

dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk

ongkos berkunjung ke klinik

Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup

mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu

penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun

hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 41: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

24

informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam

program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan

harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017

No Alat Kontrasepsi Biaya

(Rp)

1 Kondom 20000 -50000

2 Pil 5000 - 15000

3 Suntik 1 Bulan 30000

4 Suntik 3 Bulan 25000

5 Implant 150000

6 Spiral 150000-400000

Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017

3) Karakteristik Psikologi

a) Dukungan Suami

Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian

yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan

moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami

terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan

secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan

suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp

Breznis 1982)

Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai

alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang

sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang

dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 42: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

25

tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya

memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami

dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam

program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)

1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana

a Sebagai Peserta KB

Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak

langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah

menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti

1) Vasektomi (MOPKontap pria)

2) Kondom

3) Sanggama terputus

4) Pantang berkala

5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan

Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu

menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya

(istri) untuk menggunakan kontrasepsi

b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi

Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan

kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau

carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan

wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki

sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk

dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi

1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 43: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

26

2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan

mengingatkan istri untuk kontrol

3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi

4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau

rujukan

5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti

tidak memuaskan

6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode

pantang berkala

7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak

memungkinkan

c Memberi Pelayananan KB

Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya

menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi

pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai

mitra

d Merencanakan Jumlah anak

Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu

dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek

antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan

kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas

perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut

a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya

dibawah 20 tahun

b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun

c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun

4) Kesehatan

a) Efek Samping

Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang

merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 44: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

27

atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet

need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas

dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi

juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB

yang digunakan (Witjaksono J 20123)

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi

juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status

kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan

norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)

1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping

a Kondom

Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan

hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)

b Pil

Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan

tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme

penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido

depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok

(Sulistyawati 2012160-167)

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 45: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

28

c Suntik

Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok

perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido

(Sulistyawati 2012167-171)

d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang

sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR

perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan

seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)

c Dampak Unmet Need KB

1) Unwanted Pregancy

Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak

menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat

dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja

(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada

pengguguran kehamilan atau aborsi

2) Aborsi

Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah

keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab

abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk

menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu

untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 46: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

29

alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil

3) Kematian Ibu dan Bayi

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan

mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk

menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun

1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak

70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000

kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI

2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran

hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama

dan abortus

4) Peningkatan Penduduk yang Pesat

Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun

1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)

Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk

terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan

jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)

Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa

pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara

tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan

sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)

Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 47: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

30

kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB

diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan

kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan

tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena

alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari

metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

B Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan

penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4 Penelitian Yang Relevan

N

o

Nama

peneliti Judul Tujuan

Metode dan

Teknik

Analisis

Hasil

Penelitian

1 Yelty

Ulsafitri

dan Raisa

Nabila F

(2015)Progr

am Studi D

III

Kebidanan

STIKes

YARSI

SUMBAR

Bukittinggi

Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan unmet

need KB

pada

pasangan usia

subur (PUS)

di Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

pasangan

usia subur

(PUS)

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah

keseluruhan

PUS yang

ada di

Kelurahan

Tarok Dipo

Bukittinggi

Pengambilan

sampel

dengan

menggunaka

n teknik

sampling

dengan

menggunkan

teknik cluster

sampling

yang

berjumlah 96

responden

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

responden dan

dukungan

suami dengan

kejadian unmet

need dan tidak

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara umur

responden

dengan

kejadian unmet

need KB di

Kelurahan

Tarok Dipo

Kota

Bukittinggi

32

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 48: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

31

2 Susianan

Sarisyati

sundari

Mulyanings

ih Sri

Sugiarti

(2015)

Sekolah

Tinggi Ilmu

Kesehatan

ALMA Ata

Yogyakarta

Faktor- faktor

yang

berhubungan

dengan

terjadinya

unmet need

KB pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kota

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pada

PUS Di Kota

Yogyakarta

Penelitian ini

menggunaka

n metode

deskriptif

populasi

dalam

penelitian ini

adalah

Pasangan

Usia Subur di

Yogyakarta

Cara

pengambilan

sampel

dilakukan

dengan

teknik

probability

proportional

to size (PPS)

yang

berjumlah

779

responden

Hasil

penelitian

tidak ada

hubungan yang

signifikan

antara

pendidikan

istri dengan

kejadian unmet

needdan tidak

ada hubungan

yang

signifikan

jumlah anak

masih hidup

dengan

kejadian unmet

need KB

3 Eni Astuti

dan Ratifah

2014

Akademi

Kebidanan

YLPP

Purwokerto

Deskriptif

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita usia

subur (WUS)

tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi wanita

usia subur

(WUS) tidak

menggunaka

n alat

kontrasepsi

Penelitian ini

adalah

pendekatan

deskriptif

cross-

sectional

Populasi 154

dan sampeel

61 orang

ada hubungan

yang

signifikan

antara paritas

pengetahuan

dan dukungan

suami terhadap

unmet need

KB

4 Sari

Handayani

utami

Desmiwati

Endrinaldi

(2013)

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Andalas

Padang

Faktor-Faktor

Yang

Berhubunga

Dengan

Unmet Need

KB Pasca-

Salin IUD

Post-Placenta

Di Kamar

Rawat Pasca-

Bersalin

RSUP DR

M Djaimil

Periode

Mengetahui

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

unmet need

KB pasca-

salin IUD

Post-

Placenta di

kamar rawat

pasca-

bersalin

RSUP DR

Jenis

penelitian

survey

dengan

desain cross

sectional

study

Sampel

adalah wanita

pasangan usia

subur yang

melahirkan

pervaginam

dan dipilih

hasil penelitian

ini

yaitu ada

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan

dengan

kejadian unmet

need

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 49: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

32

Januari-

Maret 2013

M Djaimil

Periode

Januari-

Maret 2013

secara

accidental

sampling

5 Nurjanah S

(2017)

Program

Studi Bidan

Pendidikan

Jenjang

Diploma IV

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

bdquoAisyiyah

Yogyakarta

Faktor-faktor

Yang

Mempengaru

hi Unmet

Need Pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaru

hi unmet

need pada

Pasangan

Usia Subur

(PUS) Di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

Desain

penelitian ini

adalah

penelitian

deskriptive

korelasi

dengan cross

sectional

Populasi

sebanyak 113

orang dan

sampel 88

responden

dengan

teknik simpel

random

sampling

Terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

dukungan

suami dengan

unmet need di

Kelurahan

Patehan

Yogyakarta

C Kerangka Pikir

Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi

kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang

sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak

menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun

menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak

menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan

Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial

demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek

samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan

akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 50: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

33

yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut

kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut

Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018

D Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need

KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden

wanita memiliki umur gt 30 tahun

2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi

penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak

3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS

lulusan sekolah menengah atas

Tingginya angka

unmeet need KB

4 Pengetahuan PUS mengenai KB

5 Tingkat Pendapatan

6 Biaya KB

3 Tingkat pendidikan

2 Jumlah anak

7 Dukungan Suami

8 Efek Samping

1 Umur

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 51: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

34

4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab

terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan

kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik

5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian

unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS

pendapatannya kecil

6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet

Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS

yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya

pelayanan KB

7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap

penggunaan alat kontrasepsi

8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi

penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu

dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek

samping yang banyak

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 52: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

35

III METODE PENELITIAN

A Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut

Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran

ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi

lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian

deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan

analisis berdasarkan data yang terkumpul

B Populasi dan Sampel

1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada

penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya

mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 53: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

36

bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode

kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran

berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan

Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata

Tabel 5

Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun

2016

N

o Kelurahan PUS

Bukan Peserta KB

Popula

si PUS

unmet

need

KB

IAT TIAL

1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059

2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186

3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723

4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797

5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164

6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071

Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya

pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan

random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 54: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

37

n

x

Keterangan

n = Jumlah elemenanggota sampel

N = Jumlah elemenanggota populasi

e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)

Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

n

x

n

x

n

n

n = 8908 dibulatkan menjadi 89

Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB

di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara

proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut

Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya

Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 55: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

38

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap

kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya

Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di

Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018

No Kelurahan

Populasi PUS unmet

need KB Sampel

PUS

Presentase

() Frekuensi

1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022

2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146

3 Kota Sepang 59 723 7 787

4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787

5 Kampung Baru 95 1164 11 1236

6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022

Jumlah 816 10000 89 10000

Keterangan

IAT Ingin anak ditunda

TIAL Tidak ingin anak lagi

(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi

2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan

Labuhan Ratu)

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 56: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

39

3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil

lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam

gelas

4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang

berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian

nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas

5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar

sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)

6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama

7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB

C Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1 Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu

yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel

penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia

Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik

demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan

suami dan efek samping

2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan

ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 57: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

40

variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari

penelitian ini adalah sebagai berikut

a Karakteristik PUS

1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika

menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan

jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun

2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki

responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini

dikelompokan menjadi

a) le tergolong memiliki anak sedikit

b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak

b Karakteristik sosial

1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada

penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun

2003) yaitu

a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS

b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK

c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor

2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator

pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek

samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 58: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

41

kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan

benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah

0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan

digolongkan sebagai

a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-

100 dari pertanyaan yang diberikan

b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-

80 dari pertanyaan yang diberikan

c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le

50 dari pertanyaan yang diberikan

c Karakteristik Ekonomi

1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang

diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai

sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner

terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini

tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota

(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat

pendapatan PUS digolongkan menjadi

a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp

2263390

b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp

2263390

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 59: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

42

2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk

memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB

anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB

Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu

a) Sumber pelayanan KB

1 Mandiri

2 Pemerintah

b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan

KB

1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar

biaya KB

2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar

biaya KB

d Karakteristik Psikologis

1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan

alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat

kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta

saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat

kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat

kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan

Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)

berikut

a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 60: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

43

b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk

selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap

alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan

yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0

untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan

menjadi

a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan

b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan

e Kesehatan

1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan

tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan

kontrasepsi

a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan

perubahan berat badan dan spotting

b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah

naik

D Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 61: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

44

1 Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan

untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS

pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan

suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)

2 Wawancara

Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam

penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana

pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan

pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan

Ratu tidak menggunakan KB

3 Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah

prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini

digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur

monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi

terkait di kelurahan dan kecamatan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 62: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

45

E Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang

(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran

pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai

hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai

berikut

Keterangan

Presentase yang diperoleh

n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)

N Jumlah responden

100 Konstata (Nazir 2009103)

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 63: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

104

V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor

penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan

Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai

berikut

1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB

memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka

miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka

beralasaan ingin menambah anak

2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS

unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan

reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak

akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya

3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab

terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita

PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui

mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 64: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

105

samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB

takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang

dialami merupakan efek samping ringan

4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet

need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan

yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan

kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi

5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya

unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat

pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa

mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki

6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS

telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi

lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya

7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor

penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS

merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal

tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya

karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang

dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 65: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

106

8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan

faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar

wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk

dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita

PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat

kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat

kontrasepsi yang diinginkan

B Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut

1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih

haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik

untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan

2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan

menggunakan alat kontrasepsi MKJP

3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah

maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang

ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk

mencegah kemalian yang tidak diinginkan

4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan

sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan

dan efek samping KB

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 66: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

107

5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan

lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk

kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB

6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap

menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis

oleh pemerintah

7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk

menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan

kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan

8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik

itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan

mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun

ke pelayanan KB pemerintah

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 67: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara

Jakarta 218 hlm

Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Rineka cipta Jakarta413 hlm

Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi

Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari

(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12

Oktober 2017)

BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta

(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739

pada Kamis 12 Maret 2018)

Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES

Jakarta 287 hlm

BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan

Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm

______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179

hlm

______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016

BKKBN Bandar Lampung 1 hlm

BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm

___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat

Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-

demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)

___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik

Kota Bandar Lampung 1 hlm

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 68: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

109

Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan

Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-

Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-

163 Diakses dari

(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-

dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)

Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm

Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal

Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang 9 hlm Diakses dari

(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p

ada Kamis 12 ktober 2017)

Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical

Aspects New York The Free Press 237 hlm

Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar

Harapan Jakarta 419 hlm

______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan

Jakarta 419 hlm

Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya

379hlm

Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis

Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm

Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm

Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan

Kemenkes RI Jakarta 38 hlm

Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu

Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas

Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari

(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 69: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

110

Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba

2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC

Jakarta 507 hlm

Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta

294 hlm

Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan

Ratu Bandar Lampung 24 hlm

Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm

Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210

hlm

Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm

Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan

Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari

(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf

pada Kamis 12 Oktober 2017)

Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009

Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37

hlm

PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga

Berencana Bandar Lampung 4 hlm

PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo Jakarta 981 hlm

Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan

Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di

Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm

Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika

Jakarta 179 hlm

Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63

Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam

Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister

Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari

(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm

Page 70: FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET …digilib.unila.ac.id/54535/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

111

Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari

(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7

Oktober 2017)

Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka

LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm

Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika

Jakarta 244 hlm

Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung

Universitas Lampung 7 hlm

Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm

Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm

Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal

kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra

Barat 7 hlm Diakses dari

(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54

107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)

Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem

pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm

Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm

Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan

Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm