236
    FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018 TESIS DESI ARIYANTI 1602011128 PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018

FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

  

FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA

KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018

TESIS

DESI ARIYANTI 1602011128

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2018

Page 2: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

  

FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA

KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)

Pada Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Minat Studi KMPK

Institut Kesehatan Helvetia Medan

Oleh

DESI ARIYANTI 1602011128

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2018

Page 3: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

  

HALAMAN PERSETUJUAN TESIS

Judul : Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

Nama Mahasiswa : Desi Ariyanti Nomor Induk Mahasiswa : 1602011128 Minat Studi : Kebijakan dan Manajemen Pelayanan

Kesehatan

Menyetujui Pembimbing :

Komisi Pembimbing :

Pembimbing I

Dr.dr.Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc.,M.Kes

Pembimbing II

Jitasari Tarigan Sibero, SST.,S.Pd.,M.Kes

Fakultas Kesehatan Masyarakat Insitut Kesehatan Helvetia

Dekan,

Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes

Page 4: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

  

Telah diuji pada tanggal :

PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes Anggota : 1. Jitasari Tarigan Sibero, SST., S.Pd., M.Kes 2. Dr.Fatma Sylvana Dewi Harahap, SST., MA.Kes 3. Ivansri Marsaulina P, SST., M.Kes

Page 5: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

  

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Karya tulis saya (Tesis) adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar magister, baik di Intitusi Kesehatan Helvetia maupun

di perguruan tinggi lain lainnya.

2. Karya tulis adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan

tim penelaah/tim penguji.

3. Dalam karya tulis tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam

pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik pencabutan

gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai

dengan norma yang berlaku diperguruan tinggi ini.

Medan, Desember 2018 Yang Membuat Pernyataan

DESI ARIYANTI 1602011128

Page 6: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

i  

ABSTRACT

THE DEFINING FACTOR OF MIDWIFE PERFORMANCE IN NEONATAL CARE AT GANDAPURA HEALTH CENTER BIREUEN DISTRICT

2018

DESI ARIYANTI 1602011128

Indicators of community health and welfare are characterized by the

number of maternal deaths, the number of infant deaths and life expectancy. Based on data on infant mortality in Gandapura Health Center in 2016 as many as 12 babies, while in 2017 the number of infants who died was 9 people. The purpose of this study was to determine the relationship of quality, quantity, timeliness, cost/resource effectiveness, need for supervision and the influence of interpersonal relationships with defining factor of midwife performance in neonatal care at Gandapura Health Center Bireuen District in 2018.

The research design used in this study is mixed methods with quantitative and qualitative approaches. The population in this study was 32 village midwives at Gandapura Health Center and the sampling technique used was the total population. Quantitative analysis using univariate and bivariate using Chi-square test. Data collection techniques were primary, secondary and tertiary. and qualitative data analysis with reduction, data display and conclusion drawing/verification.

Statistical test results obtained p value service quality = 0.002, service quantity = 0.141, timeliness = 0.112, cost / resource effectiveness = 0.015, need for supervision = 0.005, and the influence of interpersonal relationships = 0.006. The results of this study were strengthened by in-depth interviews that the performance problem of midwives at Gandapura Health Center Bireuen District was the quality of neonatal care.

It can be concluded that there is a relationship between service quality, cost/resource effectiveness, the need for supervision, the influence of interpersonal relationships and there is no relationship between service quantity and timeliness with defining factor of midwife performance in neonatal care. It is hoped that this research can provide reinforcement through improving the performance of midwives. Keywords: Performance Defining Factor, Midwives, Neonatal Care

Page 7: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

ii  

ABSTRAK

FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA

KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018

DESI ARIYANTI

1602011128

Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi dan usia harapan hidup. Berdasarkan data kematian bayi di Puskesmas Gandapura tahun 2016 sebanyak 12 bayi, sedangkan pada tahun 2017 jumlah bayi yang meninggal yaitu 9 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya/sumberdaya, kebutuhan akan supervisi dan pengaruh hubungan interpersonal dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa yang ada di Puskesmas Gandapura sebanyak 32 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan total population. Analisis kuantitatif secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square. Teknik pengumpulan data adalah primer, sekunder dan tersier. dan analisis data kualitatif dengan reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue kualitas pelayanan = 0,002, kuantitas pelayanan = 0,141, ketepatan waktu = 0,112, efektivitas biaya/sumber daya = 0,015, kebutuhan akan supervisi = 0,005, dan pengaruh hubungan interpersonal = 0,006. Hasil penelitian ini diperkuat wawancara mendalam bahwa masalah kinerja bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen adalah kualitas pelayanan neonatus.

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kualitas pelayanan, efektivitas biaya/sumber daya, kebutuhan akan supervisi, pengaruh hubungan interpersonal dan tidak ada hubungan antara kuantitas pelayanan dan ketepatan waktu dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus. Diharapkan penelitian ini bisa memberikan penguatan melalui peningkatan kinerja bidan. Kata Kunci : Faktor Penentu Kinerja, Bidan, Pelayanan Neonatus Daftar Pustaka : 25 Buku + 11 Internet

Page 8: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

iii  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad

SAW, yang mana dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis

ini dengan judul “Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus

di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018”.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar pasca sarjana. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat

terlaksana dengan baik tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan kerjasama dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan

Helvetia Medan sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan

masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini

2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, M.M, M.Kes, selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Sosial Helvetia Medan.

3. Dr. Ismail Efendi, M.Si, selaku Rektor Institusi Kesehatan Helvetia Medan.

4. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.

5. Anto, S.K.M., M.Kes.,MM, selaku Ketua Program Studi S2 Kesehatan

Helvetia Medan.

Page 9: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

iv  

6. Jitasari Tarigan Sibero, SST., S.Pd., M.Kes sebagai pembimbing I yang telah

banyak memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan

motivasi selama penyusunan tesis ini.

7. Dr. Fatma Sylvana Dewi Harahap, SST., MA. Kes selaku penguji I yang telah

memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini

8. Ivansri Marsaulina P, SST., M, Kes selaku penguji II yang telah memberikan

masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini

9. Seluruh staf pengajar di Program Studi S2 Kesehatan Mayarakat Institut

Kesehatan Helvetia Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

bimbingan kepada penulis semsa masa pendidikan.

10. Kepala UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Ganadapura yang telah

memberikan izin untuk melakukan dan menyelesaikan penelitian.

11. Teristimewa kepada keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan

memberikan motivasi baik moril maupun materil hingga peneliti dapat

menempuh pendidikan program S2.

12. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/i Program Studi S2 Kesehatan

Mayarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan yang tidak dapat peneliti

sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan saling

mendukung dalam penyusunan Tesis ini.

Page 10: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

v  

Hanya Allah SWT yang senantiasa dapat memberikan balasan atas

kebaikan yang telah diperbuat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tesis ini

masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan dari semua pihak. Semoga Tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi

bahan referensi bagi penulisan Tesis lainnya.

Wasalamu’ alaikum wr.wb

Medan, Desember 2018 Penulis,

Desi Ariyanti 16020111128

Page 11: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

vi  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Desi Ariyanti, lahir di Keude Lapang pada tanggal 03 Agustus 1977, beralamat di desa Keude Lapang Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen, anak dari pasangan Alm bapak Ibrahim Johan Dan Almh Ibu Ramasiah Hasan.

Riwayat pendidikan formal mulai dari SDN No. I Geurugok pada tahun 1984-1989, kemudian penulis melanjutkan pendidikan SLTP Negeri Gandapura pada tahun 1989-1991 dan pendidikan berikutnya SPK YDB Langsa pada tahun 1991-1994, selanjutnya penulis melanjutkan PPB-A SPK YDB Langsa pada tahun 1994-1995, selanjutnya melanjutkan pendidikan S1 Biologi di UNIMUS Matang Glp Dua pada tahun 2002-2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan D-III Kebidanan Akademi Kesehatan Pemda Buket Rata Lhokseumawe pada tahun 2007-2009, dan pada tahun 2016 penulis kembali melanjutkan pendidikan diprogram studi S2 Kesehatan Masyarakat Minat studi Kebijakan Manajemen Pelayanan Kesehatan (KMPK) di Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Penulis pernah bekerja sebagai bidan desa PTT di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 1995 –1997, kemudian bekerja sebagai staf Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireuen pada tahun 1997- 2006 dan kemudian bekeja sebagai staf di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen pada tahun 2006 sampai dengan sekarang.

Page 12: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

vii  

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN ABSTRACT ........................................................................................................ i ABSTRAK ......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian ................................................... ................. 7 1.4. Manfaat Penelitian.................................................. ................. 8

1.4.1. Manfaat Penilitian ...................................................... 8 1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu .................................................... 9 2.2. Telaah Teoritis ......................................................................... 14

2.2.1. Pengertian Kinerja ...................................................... 14 2.2.2. Pengukuran Kinerja .................................................... 16 2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ............... 22 2.2.4. Indikator Kinerja......................................................... 28 2.2.5. Pengertian Bidan ….................................................... 31 2.2.6. Tugas Pokok dan Fungsi Bidan................................. . 31 2.2.7. Kinerja Klinis Bidan ................................................... 33 2.2.8. Pelayanan Kesehatan ............................................... 34 2.2.9. Pelayanan Neonatus/Kunjungan Neonatus ................ 35 2.2.10. Manajemen Terpadu Bayi Muda .............................. 40 2.2.11. Tanda-tanda Bahaya Pada Neonatus .......................... 44 2.2.12. Penggunaan Buku KIA Dalam Pelayanan Neonatus .. 46

2.3. Landasan Teori ........................................................................ 48 2.4. Kerangka Konsep .................................................................... 50 2.5. Hipotesis................................................................................. 51 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain dan jenis Penelitian ...................................................... 52 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 53

3.2.1. Lokasi Penelitian ......................................................... 53 3.2.2. Waktu Penelitian.......................................................... 54

3.3. Populasi dan Sampel................................................ ................ 54

Page 13: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

viii  

3.3.1. Populasi ....................................................................... 54 3.3.2. Sampel........................................................ ................. 54

3.4. Metode Pengumpulan Data..................................................... 56 3.4.1. Jenis Data .................................................................... 56 3.4.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 57 3.4.3. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ............................... 57

3.5. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ......................... 62 3.5.1 Variabel Penelitian. ..................................................... 62 3.5.2. Defenisi Operasional ................................................... 63

3.6. Metode Pengukuran........................................ ......................... 64 3.6.1. Metode Pengukuran Kuantitatif................................. 64 3.6.2. Metode Pengukuran Kualitatif.................................... 66

3.7. Metode Pengolahan Data ......................................................... 66 3.8. Analisis Data............................................................................ 67

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 69 4.1.1. Visi dan Misi ............................................................... 69 4.1.2. Fungsi, Tujuan dan Manfaat ....................................... 70 4.1.3. Kondisi Geografis ....................................................... 70 4.2. Analisis Univariat .................................................................... 73 4.2.1. Karakteristik Responden ............................................. 73 4.2.2. Kualitas Pelayanan ...................................................... 74 4.2.3. Kuantitas Pelayanan .................................................... 76 4.2.4. Ketapatan Waktu ......................................................... 77 4.2.5 Efektivitas Biaya/Sumber Data ................................... 78 4.2.6. Kebutuhan Akan Suvervisi ........................................ 80 4.2.7. Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama)......... 81 4.2.8. Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus................. 82 4.3. Analisis Bivariat ...................................................................... 84 4.3.1. Hubungan Kualitas dengan Faktor Penentu Kinerja

Bidan dalam Pelayanan Neonatus ............................ 84 4.3.2. Hubungan Kuantitas dengan Faktor Penentu

Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus ............. 85 4.3.4. Hubungan Ketepatan Waktu dengan Faktor

Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus .... 87 4.3.5. Hubungan Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan

Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus ..................................................................... 88

4.3.6. Hubungan kebutuhan Akan Suprvisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus .... 90

4.3.7. Hubungan Hubungan Interpersonal (kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus .................................................... 91

4.5. Deskripsi Informan .................................................................... 92 4.6. Hasil Penelitian Kualitatif ......................................................... 94

Page 14: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

ix  

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Analisis Kuantitatif dan Analisa Kualitatif ......................... 106 5.1.1. Hubungan Kualitas dengan faktor penentu kinerja

dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

Tahun 2018..................... ............................................ 106 5.1.2. Hubungan Kuantitas Pelayanan dengan Faktor

Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

Tahun 2018 ................................................................. 112 5.1.3. Hubungan Ketepatan Waktu dengan Faktor Kinerja

Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ............... 117

5.1.4. Hubungan Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .................................................... 121

5.1.5. Hubungan Kebutuhan Akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .................................................... 126

5.1.6. Hubungan pengaruh Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .................................................... 132

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan .............................................................................. 138 6.2. Saran... ..................................................................................... 139 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 141 LAMPIRAN ....................................................................................................... 143

Page 15: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

x  

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 3.1. Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan. ................................................ 59 3.2. Hasil Uji Validitas Kuantitas Pelayanan. .............................................. 59 3.3. Hasil Uji Validitas Ketepatana Waktu Pelayanan. ............................... 60 3.4. Hasil Uji Validitas Efektivitas Biaya/Sumber Daya . ........................... 60 3.5. Hasil Uji Validitas Kebutuhan Akan Supervisi. ................................... 60 3.6. Hasil Uji Validitas Pengaruh Hubungan Interpersonal ......................... 60 3.7. Hasil Uji Validitas Kinerja Bidan ......................................................... 61 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan ............................................. 61 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Kuantitas Pelayanan ........................................... 62 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Ketepatana Waktu Pelayanan ............................. 62 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Biaya/Sumber Daya ........................ 62 3.12. Hasil Uji Reliabilitas Kebutuhan Akan Supervisi. ............................... 62 3.13. Hasil Uji Reliabilitas Pengaruh Hubungan Interperson ........................ 63 31.4. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Bidan ..................................................... 63 3.15. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen ...................... 66 4.1. Jumlah Desa dan Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Gandapura ..... 72 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas

Gandapura ............................................................................................. 74 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kualitas

Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................................................................................................... 75

4.4. Distribusi Frekuensi tentang Kualitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ......................................... 76

4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kuantitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ....................................................................................................... 77

4.4. Distribusi Frekuensi tentang Kuantitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ......................................... 78

4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Ketepatan Waktu Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ....................................................................................................... 78

4.6. Distribusi Frekuensi tentang Ketepatan Waktu Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 79

4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Efektivitas Biaya/Sumber Daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ........................................................................................... 80

4.8. Distribusi Frekuensi tentang Efektivitas Biaya/Sumber Daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 80

4.9. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kebutuhan Akan Supervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .. 81

4.10. Distribusi Frekuensi tentang Kebutuhan Akan Supervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 81

Page 16: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

xi  

4.11. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengaruh Hubungan Inter Personal di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .............................................................................. 82

4.12. Distribusi Frekuensi tentang Pengaruh Hubungan Inter Personal di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 83

4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 83

4.14. Distribusi Frekuensi tentang Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018............................ ............. 84

4.15. Tabulasi Silang Kualitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ........ 85

4.16. Tabulasi Silang Kuantitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ....................................................................................................... 87

4.17. Tabulasi Silang Ketepatan Waktu Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .............................................................................. 88

4.18. Tabulasi Silang Efektifitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .............................................................................. 89

4.20. Tabulasi Silang Kebutuhan Akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ....................................................................................................... 91

4.21. Tabulasi Silang Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ........................................................... 92

Page 17: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

xii  

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1. Kerangka Teori ......................................................................... 49 2.2. Kerangka Berpikir .................................................................... 50 2.3. Kerangka Konsep ..................................................................... 51

Page 18: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

xiii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian ............................................................................... 141 2 Hasil Wawancara ..................................................................................... 150 3 Master Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 169 4 Hasil Out Put Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 170 5 Master Tabel Penelitian ........................................................................... 179 6 Hasil Out Put Penelitian .......................................................................... 180 7 Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 212 8 Surat Pengajuan Permohonan Judul Tesis ............................................. 214 9 Surat Permohonan Survei Awal .............................................................. 215 10 Surat Permohonan Uji Validitas..............................................................216 11 Surat izin Uji Validitas ............................................................................ 217 12 Surat Izin Penelitian ................................................................................ 218 13 Surat Balasan Izin Penelitian ................................................................... 219 14 Lembar Bimbingan Hasil Proposal Pembimbing 1 ................................. 220 15 Lembar Bimbingan Hasil Proposal Pembimbing 2 ................................. 221 16 Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi).................................................. 222

Page 19: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan

jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi dan usia harapan hidup. Sampai saat

ini kematian bayi masih merupakan salah satu masalah prioritas bidang kesehatan

ibu dan anak di Indonesia.Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) serta

lambatnya penurunan angka tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan

Ibu dan Anak sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan

maupun kualitas pelayanannya. Angka kematian bayi merupakan indikator yang

sensitif terhadap ketersediaan, kualitas dan pemanfaatan pelayanan kesehatan

terutama terhadap pelayanan perinatal (1).

Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan didapatkan data kematian

bayi di Puskesmas Gandapura tahun 2016 sebanyak 12 bayi, sedangkan pada

tahun 2017 jumlah bayi yang meninggal yaitu 9 orang. Hasil wawancara dengan

10 bidan pada bulan Desember 2017, diperoleh bahwa 3 bidan hanya menyiapkan

alat pemeriksaan lengkap dan 1 bidan hanya menimbang, 1 bidan hanya

mengukur suhu tubuh bayi dan 1 bidan yang mencatat di buku kunjungan, dan

hanya 4 bidan melakukan kunjumgan neonatal (KN) lengkap. Melalui observasi

buku KIA, dari 6 buku KIA bayi diperoleh hanya 3 buku KIA yang diisi lengkap.

Sedangkan hasil wawancara dengan ibu bayi, 2 ibu menyatakan bahwa bayi

Page 20: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

2  

  

diperiksa mata dan tali pusatnya, ditimbang berat badan, sedangkan 2 ibu

menyatakan bayi mereka diperiksa mulut, kulit, dan tali pusat serta di timbang.

PadaMillenium Development Goals (MDG’s) tahun 2015, Indonesia belum

berhasil menurunkan angka kematian bayi menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup

dan kemudiandilanjutkan dengan target SDGs (Sustainable Development Goals)

tahun 2030 yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup.Angka kematian bayi di

Indonesia masih tinggi dari negara ASEAN lainnya seperti, Philipina 22/1000

kelahiran hidup, Thailand 17/1000 kelahiran hidup, Brunai Darussalam6/1000

kelahiran hidup, Malaysia 6/1000 kelahiran hidup dan Singapura 2/1000 kelahiran

hidup (2).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017, hasil survei menunjukkan AKB sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup, yang

artinya sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup

(3).

Angka Kematian Bayi di Provinsi Aceh pada tahun 2015 sebesar 12/1000

kelahiran hidup dan pada tahun 2016 menjadi 11/1000 kelahiran hidup.

SedangkanAngka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10

per 1.000 kelahiran hidup.Angka kematian bayi di kabupaten Bireuen pada tahun

2016 12/1000 kelahiran hidup lebih tinggi dari angka kematian bayi dikabupaten

Aceh Utara pada tahun 2016 yaitu 8/1000 kelahiran hidup (4).

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 3,

tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Page 21: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

3  

  

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasiaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap

pengadaan,pengembangan,pemberian balas jasa, pengintergrasian, pemeliharaan

dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Untuk

mengetahui tinggi rendahnya kinerja seseorang diperlukan suatu pengukuran

kinerja (5).

Sumber daya manusia bisa dilihat dan dinilai dari hasil kinerja yang

nantinya berguna untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat,

memberikan tanggung jawab yang sesuai sehingga dapat melaksanakan pekerjaan

yang lebih baikdimasa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan

dalam promosi jabatan atau imbalan. Menurut Sendow, menyebutkan bahwa

terdapat enam kriteria pokok untuk mengukur kinerja, yaitu : 1) Quality; 2)

Quantity; 3) timeliness, 4) Cost-effectiveness, 5) Need for supervision dan 6)

interpersonal impact (6).

Dalam rangka menurunkanangka kematian ibu dan bayi, pemerintah

menetapkan kebijaksanaan penempatan bidan baik di Puskesmas maupun didesa,

dengan tujuan utama meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan antenatal

dan perinatal. Oleh karena itu bidan harus mempunyai kinerja yang baik. Kinerja

adalah proses pencapaian tugas yang diberikan kepada seseorang dan hasil yang

dicapai seseorang dalam melakukan tugas spesifik atau aktivitas dalam suatu

periode atau waktu tertentu dan perilaku seseorang akan menentukan hasil

Page 22: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

4  

  

kerjanya. Kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kepada neonatus dapat

dinilai berdasarkan prevalensi angka kesakitan dan kematian pada bayi (7).

Kematian bayi merupakan ukuran penting karena variabel tersebutberkaitan

dengan berbagai faktor antara lain kesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi, praktik

kesehatan masyarakat dan mutu pelayanan kesehatan. Menurut Departemen

Kesehatan RI (2006) bahwa resiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada

24 jam pertama, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.

Upayakesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain

denganmelakukan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenagakesehatan

danpelayanan neonatal (8).

Kunjungan neonatus adalah pelayanan sesuai standar yang diberikan

tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus, sedikitnya 3 (tiga) kali selama

periode 0-28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan

rumah yaitu: Kunjungan Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48

jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun waktu

hari 3-7 setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3) dilakukan pada kurun

waktu hari 8-28 setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah

(9).

Dalam memberikan pelayanan neonatal, bidan menggunakan pendekatan

komprehensif yang meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (pemeriksaan

neoantus, tindakan resusitasi, pencegahan hipotermi, pemberian ASI dini dan

eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan

Page 23: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

5  

  

pemberian imunisasi); pemberian injeksi vitamin K1; imunisasi hepatitis B; yang

dicatat dalam formulir MTBM dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Hasil kegiatan bidan atau kinerja dalam pelayanan neonatal, dilihat dari

cakupan KN dalam PWS-KIA di Kabupaten Bireuen, tahun 2015 (87,86%), tahun

2016 (86,32%) dan tahun 2017 sebesar 84,03%. Kinerja bidan di masing-masing

wilayah Puskesmas Kabupaten Bireuen dalam pelayanan neonatus, juga dapat

dilihat dari hasil cakupan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

(PWS-KIA) dari tahun 2015 – tahun 2017, dengan gambaran bahwa rata-rata

cakupan kunjungan neonatus cenderung mengalami penurunan. Hal Ini

menunjukkan bahwa kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di wilayah kerja

yang menjadi tanggung jawabnya masih belum optimal. Kinerja adalah

penampilan hasil karya personal, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu

organisasi, kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja

personil (10).

Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen telah melakukan upaya – upaya

untuk meningkatkan kemampuan sesuai kompetensi bidan melalui pelatihan

antara lain manajemen asfiksia, manajemen Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Balita Muda

(MTBM), namun baru terlaksana sekitar 25% saja. Diakui juga Dinas Kesehatan

Kabupaten Bireuen bahwa untuk menilai kegiatan bidan tidak hanya berdasarkan

hasil laporan setiap bulan, supervisi dilakukan satu tahun hanya dua kali dan tidak

rutin serta belum pernah melakukan penilaian kinerja bidan khususnya dalam

pelayanan neonatus di wilayahnya.

Page 24: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

6  

  

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih

dalam dengan melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor penentu kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

yang ditinjau dari kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, Efektifitas biaya,

Kebutuhan akan disupervisi dan pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah kualitas merupakan faktor penentu kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

1.2.2 Apakah kuantitas merupakan faktor penentu kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

1.2.3 Apakah ketepatan waktu merupakan faktor penentu kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen.

1.2.4 Apakah efektifitas biaya/sumber daya merupakan faktor penentu

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen.

1.2.5 Apakah kebutuhan akan supervisi merupakan faktor penentu

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus diPuskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen.

1.2.6 Apakah pengaruh hubungan interpesonal merupakan faktor penentu

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen.

Page 25: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

7  

  

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui adanya hubungan kualitas sebagai faktor

penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen.

1.3.2 Untuk mengetahui adanya hubungan kuantitas sebagai faktor

penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen.

1.3.3 Untuk mengetahui adanya hubungan ketepatan waktu sebagai

faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

1.3.4 Untuk mengetahui adanya hubungan Efektifitas biaya/sumber daya

sebagai faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

1.3.5 Untuk mengetahui adanya hubungan kebutuhan akan supervisi

sebagai faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

1.3.6 Untuk mengetahui adanya hubungan pengaruh interpesonal sebagai

faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat secara tioritis

maupun secara praktis.

Page 26: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

8  

  

1.4.1 Manfaat Penelitian

1) Bagi Penulis

Untuk menerapkan teori-teori dan pengetahuan yang didapat di bangku

kuliah pada instansi tempat berkerja sehingga bisa meningkat kinerja

dalam pelayanan neonatal pada bayi serta sesuai dengan standar

2) Bagi Akademik

Digunakan sebagai bahan acuan dan perbandingan bagi penelitian lain

yang berminat mengembangkan topik bahasan ini dan melakukan

penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Secara Praktis

1) Bagi Puskesmas Gandapura

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan informasi

yang berharga bagi kepala Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

untuk meningkatkan kinerja bidan dan target capaian pada kunjungan

neonatus.

2) Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tentang perawatan pada

bayi neonatal serta tanda-tanda bahaya pada bayi neonatus.

Page 27: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

 

9  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Beberapa hasil penelitian sebelumnya dengan tema faktor penentu kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus.

Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa Dalam

Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa Timur.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang disajikan secara deskriptif ekploratif

melalui observasi dan wawancara mendalam dengan pendekatan cross sectional

dimana pengumpulan semua jenis data dilakukan pada satu saat. Teknik

pengolahan data menggunakan metode analisis isi (content analysis). Hasil

penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus yang meliputi

persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar pelayanan

neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai ketentuan, Aspek

kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil cakupan pelayanan

neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan, Aspek ketepatan waktu

dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua bidan desa melakukan

pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu. Aspek Efektifitas Sumber Daya

dalam pelayanan neonatus, belum semua bidan memanfaatkan sumber dana yang

ada secara optimal. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan neonatus

masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan yang dilakukan oleh

bidan coordinator. Aspek Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) Dalam

Pelayanan Neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan

Page 28: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

10  

  

koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih

belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus (11).

Penelitian Iraningsih.W dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam

Penggunaan Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan

Neonatal.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan

neonatal. Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dengan

teknik sampling secara purposive, sehingga diperoleh 60 responden. Data

dianalisis dengan uji chi square. Terdapat hubungan antara pengetahuan

(p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023), dukungan atasan

(p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039) dengan praktik bidan

dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal. Tidak terdapat hubungan

antara umur (p=0,124), status kepegawaian (p=0,124), beban kerja tambahan

(p=0,290), dan reward (p=0,053) dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM

pada kunjungan neonatal. Faktor yang berhubungan dengan praktik bidan dalam

penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal adalah pengetahuan, sikap,

ketersediaan fasilitas, dukungan atasan, masa kerja, dan supervise (12).

Penelitian Hastuti.P, dkk yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa

Dalam Pelayanan Neonatal Pada Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di

Puskesmas Kabupaten Pati.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan

pendekatan analitik kualitatif. Informan penelitian adalah bidan desa di wilayah

Puskesmas Kabupaten Pati.Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam

(indepthinterview) dan selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan

Page 29: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

11  

  

metode analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kinerja bidan desa dalam pelayanan neonatus belum dilaksanakan sesuai standar

pelayanan neonatal pada BBLR baik dari pemberian pelayanan dan penerapan

jadwal pelayanan neonatal, sumber daya belum dimanfaatkan secara optimal dan

ketersediaan fasilitas belum merata, serta kelengkapan alat pemeriksaan bayi

dilakukan secara mandiri. Pengawasan dalam bentuk supervisi suportif dan belum

sesuai dengan kebutuhan bidan desa yaitu terjadual, rutin, materi dan waktu

berkaitan dengan kegiatan pelayanan neonatal pada BBLR, Jalinan kerja sama

sudah dilaksanakan secara maksimal dan menyeluruh (13).

Penelitian Purwaningsih.E, dkk yang berjudulHubungan Karakteristik

Bidan Desa Dengan Perilaku Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas

Klaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan karakteristik dengan

perilaku bidan desa dalam pelayanan neonatus di Kabupaten Klaten adalah ada

hubungan karakteristik dengan pengetahuan yaitu: umur (p = 0.002), pendidikan

(p = 0.000), pelatihan (p = 0,011) dan lama kerja (p = 0,000). Ada hubungan

karakteristik dengan sikap yaitu: umur (p = 0,005), pendidikan (p = 0,000),

pelatihan (p = 0,003), lama kerja (p = 0,000) dan pengetahuan (p = 0,000). Tidak

ada hubungan karakteristik dengan pelayanan neonatus yaitu: umur (p = 0.354),

pendidikan (p = 0,751), pelatihan (p = 0.336) dan lama kerja (p = 0.950),

pengetahuan (p = 0,739) dan sikap (p = 0,896) (14).

Penelitian Badalia Apolinaris.B dan Ramli, yang berjudul Perilaku Bidan

Dalam Kunjungan Neonatus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sabang Kecamatan

Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan. Hasil penelitian yang diperoleh

Page 30: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

12  

  

tentang perilaku bidan dalam kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas

Sabang yaitu bidan mengunjungi bayi umur neonatus disesuaikan dengan kondisi

kesehatan bayi, bidan tidak mengunjungi bayi pada umur neonatus kalau tidak

dipanggil untuk memeriksa bayi, dan bidan mengunjungi bayi pada umur

neonatus kalau bidan yang menolong persalinan ibu bayi. Penyebab lain

rendahnya cakupan kunjungan neonatus yaitu Jumlah bidan yang sedikit, adanya

mitos yang berkembang di masyarakat bahwa bayi tidak boleh dibawa keluar

rumah sebelum berumur 2 minggu, data tentang jumlah bayi yang dimiliki

puskesmas tidak lengkap, dan tidak semua indikator pelayanan neonatus terpenuhi

dikarenakan tidak adanya distibusi Vitamin K, pada sarana kesehatan di masing-

masing desa (15).

Penelitian Zuraida, yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. Data

diperoleh dengan metode pengisian kuesioner. Analisa data menggunakan uji

statistic chi square. Hasil penelitian didapatkan 57,1% responden yang memiliki

pengetahuan yang rendah, 55,4 % responden yang memiliki sikap negatif, 67,9%

responden yang tidak bekerja, 55,4% responden yang kunjungan neonatusnya

tidak tercapai. Hasil uji statistic menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan

(p = 0,009), sikap (p = 0,004), pekerjaan (0,000) dengan kunjungan neonatus.

Disimpulkan lebih separuh ibu yang melakukan kunjungan neonatus tidak

tercapai yang disebabkan karena pengetahuan yang rendah, sikap yang negatif,

dan ibu tidak bekerja (16).

Page 31: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

13  

  

Penelitian Valizadeh.L.et.al, The congruence of nurses’ performance with

developmental care standards in neonatal intensive care units. Hasil penelitian

menunjukkan Mean (standar Deviasi) dari total nilai adalah 3,06 (0,44). 3,01

(0,50) untuk individu perawat, 3,01 (0,63) untuk lingkungan pengembangan yang

sesuai untuk anak dan keluarga, 3 (0,46) dalam mendukung hubungan keluarga

dan hubungan antara bayi dan keluarga 3,22 (0,56,2) untuk kolaborasi antara

semua faktor perawatan. Skor 4 benar-benar dianggap sebagai standar yang

memenuhi. Oleh karena itu, rata-rata 3,20 diatas dianggap sebagai pemeliharaan

yang lebih tinggi dari pada 80% dan menguntungkan. Tes Friedman menunjukkan

perbedaan signifikan secara statistik antaa kegiatan yang berhubungan dengan 4

bidang dengan nilai p=0,0001. Bidang kolaborasi memiliki rata-rata tertinggi dan

menyediakan layanan bidang ini mempunyai standar yang lebih sesuai terkait

perkembangan perawatan (17).

Penelitian Soroush.F.et.al, The Relationship Between Nurses’ Clinical

Competence and Burnout In Neonatal Intensive Care Units. Hasil penelitian

menunjukkan enam dimensi untuk kompetensi klinik dan tiga dimensi kelelahan

perawat dinilai pada tiga tingkat (lemah, tingkat moderat dan kuat) uji statistik

menunjukkan bahwa kompetensi klinik pada tingkat moderat di semua bidang.

Daro dimensi kelelahan perawat, kelelahan emosional moderat, depersonalization

adalah kinerja lemah, hasil yang dapat disimpulkan bahwa kelelahan perawat dan

kompetensi klinik di NICU’s pada tingkat yang moderat dan telah berhubungan

negatif dengan signifikan (r=-0,322, p= 0,003) (18).

Page 32: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

14  

  

Penelitian Ningsih Lestari.S, yang berjudul Peran Bidan Dalam Pelaksanaan

Permenkes Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Pada

Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Kaleroang Sulawesi Tengah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Pelaksanaan peran bidan dalam memberikan pelayanan

kesehatan neonatal kepada bayi baru lahir hanya 4 bidan yang sudah melakukan

tugasnya secara menyeluruh dan 6 bidan belum melakukan tugasnya.Serta belum

terlaksana tugasnya sebagai seorang pelaksana dan pendidik.Peran bidan sebagai

pelaksana belum melakukan perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28

hari), dan perawatan tali pusat.Sedangkan peran bidan sebagai pendidik belum

memberikan konseling dan penyuluhan ASI, serta pembinaan peran serta

masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak.Adapun faktor pendukungnya adalah

adanya Puskesmas,Puskesmas pembantu, dan posyandu.Sedangkan faktor

penghambatnya adalah kurangnya tenaga kesehatan (bidan), sarana transportasi

yang belum memadai, kurangnya tingkat pengetahuan bidan sehingga

keterampilan yang dimiliki masih rendah, dan alat kesehatan di beberapa desa

yang belum lengkap (19).

2.2 Telaah Teori

Pengertian Kinerja

Beberapa pengertian kinerja atau prestasi kerja atau unjuk kerja dikemukakan oleh

sejumlah penulis buku Manajemen Sumber Daya Manusia di antaranya pendapat

Ilyas menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil kerja personal baik

secara kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan

Page 33: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

15  

  

hasil personal individu atau organisasi dan tidak terbatas kepada pemangku

jabatan struktural ataupun fungsional semata (20).

Pendapat Gomes tentang definisi kinerja karyawan adalah ungkapan seperti

output, efisiensi serta efektivitas yang sering dihubungkan dengan produktivitas

(21). Sedangkan menurut Rivai konsep kinerja adalah perilaku nyata yang

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan

sesuai dengan perannya dalam perusahaan (22).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) berupa produk atau jasa yang

dicapai seseorang atau kelompok dalam menjalankan tugasnya, baik kualitas

maupun kuantitas melalui sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas

kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan

demikian kinerja bidan adalah sesuatu yang dicapai oleh seorang bidan dalam

melaksanakan kegiatannya baik tugas pokok maupun kegiatan administrasi,

kegiatan pembinaan serta kegiatan lain-lain yang dapat mendukung keberhasilan

tugas-tugasnya. Jadi kinerja merupakan prestasi yang diperlihatkan oleh bidan

tersebut serta hal ini tentu menunjukkan kemampuan kerja pada bidan tersebut.

Tujuan evaluasi kinerja secara umum adalah untuk memperbaiki atau

meningkatkan kinerja individu melalui peningkatan kinerja dalam upaya

peningkatan produktivitas organisasi. Secara khusus dilakukan dalam kaitannya

dengan berbagai kebijakan terhadap pegawai seperti untuk tujuan promosi,

kenaikan gaji pendidikan dan latihan, sehingga penilaian kinerja dapat menjadi

landasan untuk penilaian sejauh mana kegiatan dilaksanakan (23).

Page 34: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

16  

  

2.2.2 Pengukuran Kinerja

Melakukan pengukuran kinerja adalah menetapkan ktriterianya, kemudian

langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan

hal tersebut, baik berupa data primer maupun data sekunder selama periode

tertentu kemudian di bandingkan hasil tersebut terhadapa target yang dibuat untuk

periode yang sama, sehingga didapatkan suatu tingkat kinerja dari seseorang yang

sedang diukur.

Beberapa teori yang mengemukakan tentang cara pengukuran kinerja seseorang

adalah:

Menurut Sendow, menyebutkan bahwa terdapat enam kriteria dasar atau dimensi

untuk mengukur kinerja, yaitu : 1) Quality; 2) Quantity; 3) timeliness, 4) Cost-

effectiveness, 5) Need for supervision dan 6) interpersonal impact.

Kualitas (Quality)

Kualitas adalah derajat atau tingkat dimana proses atau hasil yang membawa

suatu aktifitas mendekati atau menuju kesempurnaan/standar, menyangkut

pembentukan aktivitas menuju satu tujuan. Kualitas merupakan aspek pada

standar pekerjaan meliputi: ketepatan kerja, kemampuan menganalisa

data/informasi, kemampuan/ kegagalan menggunakan mesin/peralatan, dan

kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen). Hubungan kualitas

dengan kinerja dapat mengetahui baik atau buruknya sesuatu pekerjaan yang

diterima bagi seorang pegawai yang dapat dilihat dari segi ketelitian, kerapian,

ketrampilan dan kecakapan kerja.

Page 35: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

17  

  

Kuantitas (Quantity)

Kuantitas adalah jumlah produksi atau output, yang dihasilkan bisa dalam bentuk

uang, barang, atau aktivitas yang terselesaikan sesuai dengan standar. Pengertian

lain dari kuantitas kinerja kinerja adalah merupakan aspek pengukuran kinerja

yang meliputi: proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang dipergunakan atau

lamanya melaksanakan tugas, jumlah kesalahan, dalam melaksanakan pekerjaan,

jumlah kesalahan dalam, jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.

Kuantitas dinyatakan dalam bentuk jumlah output, atau presentasi antara output

yang menjadi target. Hubungan kuantitas dengan kinerja bisa melihat seberapa

besarnya beban kerja atau sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh

seorang pegawai. Diukur dari kemampuan waktumencapai target atau hasil kerja

atas pekerjaan. Kuantitas dapat dilihat dari capaian target kegiatan. Dalam

pelayanan Neonatus capaian target harus sesuai indikator kinerja puskesmas yang

merujuk pada Permenkes yaitu standart pelayanan minimaldalam pelayanan

neonatal 100 % (24).

Ketepatan waktu (Timeliness)

Aspek ketepatan waktu yang dimaksud adalah suatu tingkatan dimana kegiatan

dapat diselesaikan atau suatu luaran dapat dihasilkan/ dicapai, pada awal waktu

yang diinginkan bersama koordinasi dengan hasil produksi yang lain serta sebisa

mungkin memaksimalkan waktu yang tersedia untuk kegiatan lain. Ketepatan

waktu merupakan waktu yang diperlukan dalam menghasilkan pruduk barang dan

jasa tertentu. Ketepatan waktu berlainan dengan bagaimana seorang pegawai

menggunakan waktu dalam kerja, yang meliputi: tingkat ketidakhadiran,

Page 36: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

18  

  

keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang. Ketepatan waktu dinyatakan

dalam bentuk pencapaian batas waktu yang ditentukan, jumlah unit/kegiatan yang

dapat diselesaikan tepat waktu. Pada dasarnya ukuran ketepatan waktu mengukur

apakah orang melakukan apa yang dikatakan akan dilakukan. Hubungan ketepatan

waktu dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatal yaitu untuk melihat

ketepatan waktu kunjungan sesuai dengan umur bayi dalam pelayanan neonatal

Efektifitas Biaya/Sumber Daya (Cost-effectiveness)

Efektifitas biaya adalah merupakan suatu tingkatan/derajat yang menunjukkan

penggunaan sumber daya organisasi (seperti orang/manusia, dana, teknologi, dan

material) secara maksimal untuk mendapat keuntungan sebesar-

besarnya.Efektifitas biaya terkait dengan tingkat penggunaan sumber-sumber

organisasi (orang,material,teknologi) dalam mendapatkan pemborosan dalam

penggunaan sumber-sumber organisasi.Hubungan efektifitas biaya dengan kinerja

agar mampu untuk memilih sasaran yang tepat atau peralatan yang tepat utuk

mencapai tujuan. Keberhasilan diukur pada proses penetapan sasaran dan

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan dalam bentuk panggunaan tenaga

manusia, bahan dan sumber modal usaha.

Kebutuhan Akan Supervisi (Need for supervision)

Kebutuhan akan supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan terhadap karyawan

bagaimana mereka dapat menjalankan fungsi pekerjaan atau fungsi-fungsi

pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi pengawasan pimpinan.

Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan

terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila

Page 37: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

19  

  

ditemukan masalah segera diberikan petunjuk dan bantuan yang bersifat langsung

guna mengatasinya.

Tujuan supervisi adalah peningkatan dan pemantapan pengelolaan upaya

pembangunankesehatan secara berhasilguna dan berdaya guna, peningkatan dan

pemantapan pengelola sumber daya disemua tingkat administrasi dalam rangka

pembinaan pelaksanaan upaya kesehatan, peningkatan dan pemantapan pengelola

program-program disemua tingkat administrasi dalam rangka pembinaan upaya

kesehatan, peningkatan dan pemantauan pengelola pran serta masyarakat disemua

administrasi upaya kesehatan.

Beberapa unsur pokok pengertian supervisi yaitu:

Pelaksanaan atau yang bertanggung jawab malaksanakan supervisi adalah atasan

yakni mereka yang memiliki kelebihan dalam organisasi

Sasaran atau obyek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan

serta bawahan yang melakukan pekerjaan

Frekuensi supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala

Tujuan supervisi adalah memberiakan bantuan kepada bawahan untuk memberi

bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil

yang baik.

Teknik, kegiatan pokok supervisi pada dasarnya mencakup empat hal yang

bersifat pokok yaitu: menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,

malaksanakan jalan keluar serta menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut.

Hubungan kebutuhan untuk disupervisi dengan kinerja merupakan peran penting

dalam pengembangan manajemen kinerja. Supervisi bisa meningkatkan kualitas

Page 38: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

20  

  

pekerja disuatu organisasi dan juga bentuk dari dukungan dari semua pihak yang

terlibat dalam pengembangan kinerja.

Pengaruh Hubungan Interpersonal /Kerjasama (interpersonal impact)

Pengaruh hubungan personal adalah derajat atau tingkatan kinerja mampu

mengekspresikan diri, kemauan baik, iktikad baik, kerjasama sesama karyawan

aupun bagian sub ordinatnya. Dampak hubungan interpersonal adalah suatu

tingkatan dimana kinerja mampu meningkatkan perasaan, penghargaan diri,

keinginan, kepuasan kerja serta dapat meningkatkan kerjasam dan kekompakan.

Salah satu aspek pengaruh hubungan interpersonal adalah yakni kerjasama,

dimana indikator kerjasama antara lain:

Kemampuan membina hubungan dengan pegawai lain dalam rangka

menyelesaikan tugas

Bekerja efektif dalam kelompok kerja

Melibatkan diri dalam hubungan kerja dengan orang lain

Ketersediaan untuk kerjasama.

Kerjasama berbeda dengan bekerja bersama-sama. Kerjasama lebih merujuk pada

upaya menyelasaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan oleh antar orang-

perorangan atau antar satuan kerja dimana masing-masing memiliki ketugasan

yang dilakukan secara sinergis. Untuk dapat bekerjasama dengan orang lain dalam

kelompok, masyarakat, hal-hal yang harus diperhatikan:

Harus mau menerima pendapat atau gagasan orang lain dalam mengambil

keputusan, sehingga tidak boleh memaksakan pendapat sendiri.

Berbagai informasi atau hal-hal yang baru kepada orang lain.

Page 39: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

21  

  

Bersikap empati kepada orang lain atau menghargai dan berfikir positif kepada

orang lain.

Saling siap menerima input dan memberikan motivasi kepada orang lain.

Saling menjaga keutuhan kelompok, kendatipun muncul konflik atau pertentangan

pendapat antar anggota tim.

Orang yang memiliki kerjasama kompetensi kerjasama akan cenderung berfikir

positif kepada orang lain, tidak mamaksakan kehendak, empati atas hasil kerja

orang lain dan saling memberi motivasi dalam bekerja. Dengan demikian akan

terbangun rasa saling percaya, saling membantu dan dapat melahirkan kerjasama

yang tangguh dan sinergis (6).

Hubungan interpersonal dengan kinerja dalam kerjasama sorang pegawai bekerja

dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan, tidak hanya secara vertikal

sesama pegawai, tetapi juga horizontal yaitu terhadap atasan.

Dari teori di atas, kinerja seseorang dapat dinilai antara lain dari hasil yang

dicapai atau tingkat pencapaian target yang menunjukkan kualitas dan kuantitas

kerja tersebut. Untuk menghitung kinerja bidan adalah waktu/jam produktif

dijumlah dari formulir kegiatan. Dalam hal mengukur kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus oleh bidan desa pengukurannya melalui target capaian dari

kunjungan Neonatal (KN) serta penurunan angka kesakitan dan kematian pada

bayi (25).

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja seorang tenaga kerja dalam suatu organisasi atau institusi kerja

dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari faktor dari dalam karyawan itu sendiri

Page 40: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

22  

  

maupun faktor lingkungan. Menurut Gibson faktor-faktor yang menentukan

kinerja seseorang dikelompokkan menjadi 3 faktor utama yakni:

a. Variabel individu, yang terdiri dari: pemahaman terhadap pekerjaannya,

pengalaman kerja, latar belakang keluarga, tingkat sosial ekonomi, dan faktor

demografi (umur, jenis kelamin, etnis, dan sebagainya).

b. Variabel organisasi, yang antara lain terdiri dari: kepemimpinan, desain

pekerjaan, sumber daya yang lain, struktur organisasi, dan sebagainya.

c. Variabel psikologis, yang terdiri dari persepsi terhadap pekerjaan sikap

terhadap pekerjaan, motivasi, kepribadian, dan supervisi (26).

Sedangkan menurut Stoner kinerja seorang tenaga kerja dipengaruhioleh:

motivasi, kemampuan, dan faktor persepsi.Faktor yang mempengaruhi pencapaian

kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal

ini sesuai dengan pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara yang merumuskan

bahwa:

Human Performance = Ability x Motivation

Motivation = Attitude x Situation

Ability = Knowledge x Skill.

Menurut Hennry Simamora yang dikutip oleh Mangkunegara juga, kinerja

(performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Faktor individual yang terdiri dari:

Kemampuan dan keahlian

Latar belakang

Demografi

Page 41: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

23  

  

Faktor psikologis yang terdiri dari:

Persepsi

Attitude

Personality

Pembelajaran

Motivasi

Faktor organisasi yang terdiri dari:

Sumber daya

Kepemimpinan

Penghargaan

Struktur

Job design

Dan Menurut A. Dale Timple yang juga dikutip oleh Mangkunegara, faktor-faktor

kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal yaitu faktor

yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja seseorang baik

disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja

keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut

mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya

untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor ekternal yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku,

sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja

dan iklim organisasi.Faktor internal dan faktor eksternal ini merupakan jenis-jenis

atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang dibuat

Page 42: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

24  

  

para karyawan memiliki sejumlah akibat psikologis dan berdasarkan kepada

tindakan. Seseorang karyawan yang menganggap kinerjanya baik berasal dari

faktor-faktor internal seperti kemampuan atau upaya, diduga orang tersebut akan

mengalami lebih banyak perasaan positif tentang kinerjanya dibanding dengan

jika ia menghubungkan kinerjanya yang baik dengan faktor eksternal. Faktor

internal dan faktor eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang

mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang dibuat para karyawan

memiliki sejumlah akibat psikologis dan berdasarkan kepada tindakan. Seseorang

karyawan yang menganggap kinerjanya baik berasal dari faktor-faktor internal

seperti kemampuan atau upaya, diduga orang tersebut akan mengalami lebih

banyak perasaan positif tentang kinerjanya dibanding dengan jika ia

menghubungkan kinerjanya yang baik dengan faktor eksternal (27).

Menurut Gibson untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja personal,

juga dilakukan kajian terhadap teori kerja. Secara teori ada tiga kelompok variabel

yang mempengaruhi perilaku atau kinerja yaitu: variable individu, variabel

organisasi dan variable psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut

mempengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja

personal. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan

dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran

atau suatu jabatan atau tugas.Gibson menyampaikan model teori kinerja dan

melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan

kinerja adalah individu, perilaku, psikologi dan organisasi.Variabel individu

terdiri dari kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan

Page 43: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

25  

  

demografi.Kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang

mempengaruhi kinerja individu.Variabel demografis mempunyai efek tidak

langsung pada perilaku dan kinerja individu, variabel psikologis terdiri dari

persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.Variabel banyak dipengaruhi

oleh keluarga, tingkat social, pengalaman kerja sebelumnya. Variabel psikologis

seperti sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang kompleks, sulit diukur

dan sukar mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel, karena secara

individu masuk dan bergabung dengan organisasi kerja pada usia, etnis, latar

belakang budaya dan ketrampilan yang berbeda satu dengan lainnya.

Adapun uraian dari masing-masing variabel berikut:

Ketrampilan dan kemampuan fisik dan mental

Pemahaman tentang ketrampilan dan kemampuan diartikan sebagai suatau tingkat

pencapaian individu terhadap upaya untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan

baik dan efisien. Pemahaman dan ketrampilan dalam bekerja merupakan suatu

totalitas diri pekerja baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi

pekerjaanya. Ketrampilan fisik didapatkan dari belajar dengan menggunakan skill

dalam bekerja. Ketrampilan ini dapat diperoleh dengan cara pendidikan formal

dalam bentuk pendidikan terlembaga maupun informal, dalam bentuk bimbingan

dalam bekerja. Pengembangan ketrampilan ini dapat dilakukan dalam bentuk

training. Sedangkan pemahaman mental diartikan sebagai kemampuan berfikir

pekerja kearah bagaimana seseorang bekerja secara matang dalam menghadapi

permasalahan pekerjaan yang ada, tingkat pematangan mental pekerja sangat

dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada dalam diri individu. Nilai-nilai ini

Page 44: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

26  

  

berkembang dalam diri individu, didapatkan dari hasil proses belajar terhadap

lingkunganya dan keluarga pada khususnya.

Latar belakang, keluarga, tingkat sosial dan pengalaman

Performasi seseorang sangat dipengaruhi bagaimana dan apa yang

didapatkan dari lingkungan keluarga. Sebuah unit interaksi yang utama dalam

mempengaruhi karakteristik individu adalah organisasi keluarga. Hal demikian

karena keluarga berperan dan berfungsi sebagai pembentukan system nilai yang

akan dianut oleh masing-masing anggota keluarga. Dalam hai ini tersebut

keluarga mengajarkan bagaimana untuk mncapai hidup dan apa yang seharusnya

kita lakukan untuk menghadapi hidup. Hasil proses interaksi yang lama dengan

anggota keluarga. Pengalaman (masa kerja) biasanya dikaitkan dengan waktu

mulai bekerja dimana pengalaman kerja juga ikut menentukan kinerja seseorang.

Semakin lama masa kerja maka kecakapan akan lebih baik karena sudah

menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Seseorang akanmencapai kepuasan

tertentu bila sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin lama

karyawan bekerja mereka cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan mereka.

Para karyawan yang relatif baru cenderung terpuaskan karena berbagai

pengharapan yang lebih tinggi.

c. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorgani-sasikan

dan menginterpretasikan impresi sensorinya supaya dapat memberikan arti kepada

lingkungan sekitarnya meskipun persepsi sangat dipengaruhi oleh pengobjekan

Page 45: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

27  

  

indra maka dalam proses ini dapat terjadi penyaringan kognitif atau terjadi

modifikasi data.

d. Sikap dan Kepribadian

Merupakan sebuah itikat dalam diri seseorang untuk tidak melakukan tersebut

sbagai bagian dari aktifitas yang menyenangkan. Sikap yang baik adalah sikap

dimana dia mau mengerjakan pekerjan tersebut tanpa terbebani oleh sesuatu hal

yang menjadi konflik internal.Ambivalensi seringkali muncul ketika konflik

internal psikologis muncul. Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap

dalam bekerja. Sedangkan sikap seseorang dalam memberikan respon terhadap

masalah dipengaruhi oleh kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang sulit

dirubah karena elemen kepribadiannya yaitu id, ego dan super ego yang dibangun

dari hasil bagaimana dia belajar saat dikandungan sampai dewasa.Sikap

merupakan factor penentu perilaku, karena sikap berhubungan dengan persepsi,

kepribadaian dan motivasi. Sikap adalah kesiap-siagaan mental yang dipelajari

dan diorgansasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara

tanggap seseorang terhadap orang lain, objek dan situasi yang berhbungan

dengannya. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disetai kecendrungan

untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objek tadi. Jadi sikap senantiasa terarah

terhadap suatu hal, suatu objek, tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan suatu

pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain.

e. Belajar

Belajar dibutuhkan seseorang untuk mencapai tingkat kematangan diri.

Kemampuan diri untuk mengembangkan aktifitas dalam bekerja sangat

Page 46: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

28  

  

dipengaruhi oleh usaha belajar, maka belajar merupakan sebuah upaya ingin

mengetahui dan bagaimana harus berbuat terhadap apa yang akan dikerjakan.

Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih rasional dan kreatif serta terbuka

dalam menerima adanya bermacam usaha pembaharuan, ia juga akan lebih dapat

menyesuaikan diri terhadap pembaharuan (26).

2.2.4. Indikator Kinerja

Untuk mengukur kinerja bidan pada tatanan klinis digunakan indikator kinerja

klinis sebagai langkah untuk mewujudkan komitmennya guna dapat menilai

tingkat kemampuan individu dalam tim kerja. Indikator menurut WHO adalah

variabel yang mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung.

Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan indikator sebagai alat

atau petunjuk pengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang

berfokus pada hasil asuhan kepada pasien dan proses-proses kunci serta spesifik

disebut indikator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kualitas sebagai pedoman

untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak

terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk

mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai bendera yang

menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan

evaluasi .Indikator Kinerja meliputi :

Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan umtuk

melaksanakan aktivitas alat/fasilitas, informasi, dana, peraturan/kebijakan.

Indikator proses adalah memonitor tugas dan kegiatan yang dilakukan

Page 47: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

29  

  

Indikator output yaitu mengukur hasil yang meliputi cakupan termasuk

pengetahuan,sikap dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh tindakan yang

dilakukan, disebut juga Indicator Effect.

Indikator Outcome dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak suatu

program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan

masyarakat (28).

Menurut Robbins,Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada

enam indikator:

Kualitas, diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang

dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan

karyawan.

Kuantitas, merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti

jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

Ketepatan waktu, merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang

dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

Efektivitas, merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari

setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

Kemandirian, merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat

menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana

karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab

karyawan terhadap kantor.

Page 48: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

30  

  

Komitmen Kerja, merupakan suatu tingkat dimana karyawan memiliki komitmen

kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor (7).

Menurut Mangkunegara, terdapat aspek-aspek standar pekerjaan yang terdiri dari

aspek kuantitatif dan aspek kualitatif meliputi :

Aspek kuantiitatif yaitu :

Proses kerja dan kondisi pekerjaan

Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan

Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

Bekerja dengan standar mutu yang telah ditentukan

Aspek Kualitatif yaitu :

Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan

Tingkat kemampuan dalam bekerja

Kemampuan menganalisa data atau informasi

Kemampuan mengevaluasi ( keluhan/keberatan konsumen/masyarakat)

Kemampuan berkomunikasi dengan pelanggan (27).

2.2.5. Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan

yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik

Indonesia serata memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk register, sertifikasi

dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (29).

Bidan mempunyai tugas penting dalam memberi bimbingan, asuhan dan

penyuluhan kepada ibu hamil,persalinan,nifas dan menolong persalinan dengan

Page 49: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

31  

  

tanggung jawabnya sendiri serta memberika asuhan pada bayi baru lahir.Asuhan

ini termasuk tindakan pencegahan,deteksi kondisi abnormal ibu dan anak,usaha

untuk mendapatkan bantuan medik dan melaksanakan tindakan kedaruratan

dimana tidak ada tenaga medis.Bidan mempunyai tugas penting dalam pendidikan

dan konseling,tidak hanya untuk klien tetapi juga untuk keluarga dan

masyarakat.Bidan dapat berparaktek di rumah sakit,klinik dan unit-unit kesehatan.

2.2.6. Tugas Pokok dan Fungsi Bidan

Ada dua tugas pokok bidan yaitu:

Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan

prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang

dimiliki dan diberikan.

Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh

kesadaran untuk berperilaku sehat.

Sedangkan Fungsi bidan adalah:

Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah,

menangani persalinan, pelayanan keluarga berencana dan pengayoman medis

kontrasepsi.

Menggerakan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan

sesuai permasalahan di tempat.

Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader dan dukun bayi.

Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan.

Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya

masyarakat.

Page 50: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

32  

  

Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke Puskesmas kecuali

dalam keadaan darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.

Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian

kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai

dengan kemampuan (30).

Bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi: Pelayanan kebidanan kepada Ibu pada masa pranikah,

prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui.

Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi:

a. Penyuluhan dan konseling

Pemeriksaan fisik

Pelayanan antenatal pada kehamilan abnormal

Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup abortus imminens,

Hiperemesis gravidarum tingkat I, pre eklampsia ringan dan anemia ringan

Pertolongan persalinan normal.

Pertolongan persalinan abnormal yaitu yang mencakup letak sungsang pada multi

gravida, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa

infeksi, perdarahan primer post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena

inersia uteri, post term dan pre term.

2.2.7. Kinerja Klinis Bidan

Pengembangan dan manajemen kinerja pada dasarnya sebuah proses

dalam manajemen sumberdaya manusia. Implikasi dari kata “manajemen” berarti

proses diawali dengan penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kebidanan

Page 51: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

33  

  

menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan berada pada tatanan pelayanan

langsung kepada asuhan pasien.

Secara garis besar ada lima kegiatan utama yaitu:

Merumuskan tanggungjawab dan tugas yang harus dicapai oleh seseorang

perawat/bidan dan disepakati oleh atasannya. Rumusan ini mencakup kegiatan

yang dituntut untuk memberikan sumbangan berupa hasil kerja.

Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam kurun

waktu tertentu, termasuk penetapan standar prestasi dan tolok ukurnya.

Melakukan monitoring, koreksi, memfasilitasi serta memberi kesempatan untuk

perbaikan.

Menilai prestasi perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan prestasi

aktual dengan standar yang telah ditetapkan.

Memberikan umpan balik kepada perawat/bidan yang dinilai berhubungan dengan

seluruh hasil penilaian. Pada kesempatan tersebut atasan dan staf mendiskusikan

kelemahan dan cara perbaikannya untuk meningkatkan prestasi berikutny (28).

2.2.8. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara

mandiri atau bersama-sama dalam suatu oerganisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuh penyakit serta memulihkan

kesehatan perorangan, kelompok atau masyarakat. Sebagai suatu pelayanan

kesehatan yang baik, serta agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang

diinginkanharus memiliki berbagai persyaratan pokok.

Adapun persyaratan yang dimaksud adalah:

Page 52: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

34  

  

Tersedia dan berkesinambungan

Pelayanan kesehatan harus tersedia dimasyarakat (available) serta bersifat

berkesinambungan (continous) artinya semua jenis pelayanan kesehatan tersebut

dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam

masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.

Dapat diterima dan wajar

Pelayanan kesehatan dapat diterima oleh masyarakat (acceptable) serta bersifat

wajar (appropriate), artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan

dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

Mudah dicapai

Pelayanan kesehatan hendaknyamudah dicapai masyarakat (accessible),

pengertian ketercapaian adalah terutama dari sudut lokasi, sehingga pengaturan

distribusi sarana kesehatan menjadi lebih mudah.

Mudah terjangkau

Pelayanan kesehatan tersebut hendaknya mudah dijangkau oleh masyarakat

(affordable) keterjangkauan disini dari sudut biaya.

Bermutu

Bermutu (quality) yang dimaksud disini adalah menunjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, disatu pihak dapat

memuaskan para jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai

dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan (31).

Page 53: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

35  

  

2.2.9. Pelayanan Neonatus/Kunjungan Neonatus

Pengertian

Pelayananan Neonatal adalah pelayanan bayi baru lahir pada periode mulai 0-28

hari setelah kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus

terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat

kelainan pada bayi atau mengalami masalah kesehatan. Resiko terbesar adalah

kematian bayi baru lahir terjadi 24 jam pertama kehidupan, minggu dan bulan

pertama kehidupannya, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat

dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

Menurut Departemen Kesehatan bahwa dalam memberikan pelayanan neonatus,

bidan menggunakan pendekatan komprehensif yang meliputi pelayanan kesehatan

neonatal dasar; pemberian injeksi Vitamin K1, immunisasi hepatitis B dan

menggunakan formulir MTBM serta konseling tentang perawatan bayi dirumah

menggunakan buku KIA (8).

Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehansif.

Dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan

menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk

memastikan bayi dalam keadaan sehat, meliputi:

Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir

Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri bakteri, ikterus,

diare, berat badan lahir rendah dan masalah pemberian ASI

Memastikan bayi telah diberi salep mata antibiotik.

Perawatan tali pusat

Pemberian vitamin K1 injeksi bila belum diberikan saat lahir

Imunisasi hepatitis B bila belum diberikan pada saat lahir.

Page 54: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

36  

  

Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

Pelayanan kesehatan neonatus (bayi umur 0-28 hari) dilaksanakan oleh dokter

spesialis anak/dokter/bidan/perawat terlatih, baik difasilitas kesehatan maupun

kunjungan. Setiap neonatus harus diberikan pelayanan kesehatan sedikitnya dua

kali pada minggu pertama dan satu kali pada minggu kedua lahir.

b. Tujuan

Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada bayi baru lahir dan screening

untuk menentukan tanda-tanda kelainan-kelainanpada bayi baru lahir yang tidak

memungkinkan untuk hidup.

Memberikan imunisasi dan vitamin A pada bayi

Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus

membawa bayi untuk meminta pertolongan medis serta pertumbuhan dan

perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.

Kunjungan Neonatal hari ke 1 (6-48 jam setelah lahir)

Untuk bayi yang lahir difasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum

bayi pulang dari fasilitas kesehatan.

Untuk bayi yang lahir dirumah, bila bidan meninggalkan bayi selama 24 jam,

maka pelayanan dilaksanakan pada 6-48 jam setelah lahir (KN murni)

Kunjungan Neonatal hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir, yaitu pelayanan

kesehatan neonatus yang dilaksanakan pada hari ke 3-7 setelah lahir.

Kunjungan Neonatal minggu ke-2, adalah pelayanan kesehatan neonatus yang

dilaksanakan pada minggu ke-2 yaitu bayi berumur 8-28 hari yang dilakukan

sedikitnya satu kali.

Page 55: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

37  

  

Dalam melaksanakan tugas utama yaitu memberikan pelayanan kebidanan

sesuai wewenang dan tanggung jawab sebagai bidan, selain memiliki pengetahuan

dasar dan ketrampilan dasar, maka bidan juga mempunyai beberapa ketrampilan

tambahan yang sangat terkait dengan tugas pokok dan fungsi dalam pelayann

kebidanan. Dengan demikian bidan dapat menerapkan pengetahuan dan

ketrampilan secara benar dan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Adapun ketrampilan tambahan yang harus dimiliki bidan,sesuai dengan yang

disebutkan dalam Standar Profesi Bidan, antara lain:

Mengajarkan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang

normal dan asuhannya.

Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang tersedia

dimasyarakat.

Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita sebagai akibat

bayi dengan cacat bawaan, keguguran atau kematian bayi.

Memberikan dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam perjalann rujukan

ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.

Memberikan dukungan kepada orang tua dengan kelahiran bayi kembar.

Kegiatan yang berhubungan dengan upaya penurunan Angka Kematian Bayi

(AKB), antara lain:

Perawatan bayi baru lahir

Penanganan neonatus beresiko, khususnya BBLR dan Tetanus Neonatorum

serta rujukannya.

Pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat neonatal.

Page 56: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

38  

  

Pelayanan kesehatan bayi dan anak balita dan prasekolah termasuk immunisasi

dasar dan pemantauan tumbuh kembang anak.

Pertolongan pertama pada kesakitan yang sering ditemukan pada balita atau

menjadi masalah kesehatan setempat seperti ISPA, diare, kecacingan, malaria

didaerah endemis, pencegahan gondok didaerah endemis.

Penyuluhan dan konseling kesehatan bayi dan anak balita

Alat-alat / Fasilitas Dalam Pelayanan Neonatus

Alat-alat Pemeriksaan Fisik Neonatus

Timbangan

Pita Metlin

Thermometer

Arloji/Timer

Stateskop

Pen light/senter

Bahan Habis Pakai:

Kasa steril

Kapas

Alat-alat Pelayanan Neonatus dan Tindakan Kegawatdaruratan

Penghisap lendir dee lee

Ambubag Bayi

Hepatitis B Uniject

Buku Pedoman Kunjungan Neonatus

Buku KIA

Page 57: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

39  

  

Pedoman MTBM

Alat-alat Dokumentasi

Buku Kunjungan

Form Surat Rujukan

Buku Register Bayi (8).

2.2.10. ManajemenTerpadu Balita Muda

Pengertian MTBM

ManajemenTerpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang

terpadu dalam tatalaksana bayi umur 0–2 bulan, baik yang sehat maupun yang

sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh

tenaga kesehatan pada saat kunjungan neonatal.

Tujuan MTBM

Meningkatkan ketrampilan petugas

Menilai, mangklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul

Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah

Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit

Memperbaiki sistem kesehatan

Ruang Lingkup MTBM

Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 0-2 bulan

Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi

Konseling bagi ibu

Tindakan dan pengobatan

Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut

Page 58: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

40  

  

Protap Layanan MTBM

Anamnes: wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan

utama, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakit

lainnya.

Pemeriksaan:

Untuk bayi umur 0-2 bulan

Sebelum dan sesudah melekukan tindakan harus mencuci tangan yang benar dan

efektif

Menimbang berat badan dan tinggi badan bayi

Memeriksakan suhu tubuh bayi

Memeriksakan denyut jantung, nadi dan pernafasan pada bayi

Memeriksakan tali pusat bayi agar selalu bersih dan kering

Menjaga bayi tetap hangat

Periksa kemungkinan adanya tanda-tanda bahaya seperti: kejang, gangguan nafas,

suhu tubuh, adanya infeksi, ikterus, gangguan pencernaan, BB, status imunisasi.

Memberikan konseling kepada ibu tentang perawatan pada bayi baru lahir, cara

mencegah infeksi, mengenali tanda-tanda bahaya pada bayi, cara memerah asi

serta tehnik menyusui yang benar

Melakukan pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi kegiatan

Asuhan Dasar Bayi Muda.

Mencegah infeksi

Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi

Page 59: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

41  

  

Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air matan, kemudian keringkan

dengan kain yang bersih dan kering. Ingatkan ibu supaya menjaga tali pusat selalu

bersih dan kering.

Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikanya setelah suhu stabil. Gunakan

sabun dan air hangat, bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati.

Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit karena sangat rentan tertular

penyakit.

Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena mengandung zat kekebalan tubuh.

Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin, hanya ASI saja sampai 6 bulan.

Bila bayi tidak bisa menyusu, beri ASI perah, dengan menggunakan sendok.

Hindari pemakaian botol dan dot, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya

infeksi saluran cerna.

Menjaga bayi muda selalu hangat

Cuci tangan sebelum dan sesudah memengang bayi.

Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dan ganti pakaian/kainya

dengan yang kering.

Baringkan ditempat yang hangat dan jauh dari jendela atau pintu. Beri alas kain

yang bersih dan kering ditempat utuk pemeriksaan bayi termasuk timbangan bayi.

Jika tidak ada tanda-tanda hipoterme, mandikan bayi 2 (dua) kali sehari.

Selesai dimandikan, segera keringkan tubuh bayi. Kenakan pakaian bersih dan

kering, topi, kaus kaki, sarung tangan dan selimut jika perlu.

Minta ibu untuk meletakkan bayi didadanya sesering mungkin dan tidur bersama

ibu.

Page 60: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

42  

  

Pada BBLR atau suhu < 35,5oC, hangatkan bayi dengan metode kangguru atau

dengan lampu 60 Watt berjarak minimal 60 cm.

Memberi ASI saja sesering mungkin

Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi

Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin minimal 8 kali sehari, siang

maupun malam,

Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.

Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara

lainnya.

Jika bayi telah tidur selama dua jam, minta ibu untuk membangunkannya dan

langsung disusui.

Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan tidur bersama

ibu.

Ingatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk membaca kembali ha-hal tentang

pemberian ASI di kartu nasehat ibu atau buku KIA.

Minta ibu untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.

Imunisasi

Segera beri imunisasi Hb0 sebelum bayi berumur 7 hari.

Beri imunisasi BCG ketika bayi berimur satu bulan.

Tunda pemberian imunisasi pada bayi muda yang mempunyai tanda-tanda bahaya

pada bayi (32).

Page 61: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

43  

  

2.2.11. Tanda-tanda Bahaya Pada Neonatus

Bayi Muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius

bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi.Penyakit

yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan

masa kehamilan dan persalinan.Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus

yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit.Sebagian

besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke fasilitas

kesehatan.Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan

rumah oleh petugas kesehatan.Adapun tanda-tanda bahaya pada bayi adalah:

Tidak mau minum atau memuntahkan semua (ASI atau susu formula)

Tanda ini dapat menunjukkan adanya gangguan pada reflek menghisap pada

mulut bayi, gangguan pada saluran cerna bayi, dan kandungan ASI (jarang terjadi)

atau susu formula yang dikonsumsi bayi yang tidak dapat dicerna oleh bayi.

2) Kejang merupakan salah satu tanda dari infeksi tetanus neonatorum (tetanus

yang menyerang pada bayi baru lahir). Hal ini sangat berbahaya bagi bayi bahkan

dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.

3) Bergerak hanya jika dirangsang (Letargis)

Merupakan adanya gangguan pada saraf bayi atau otot bayi. Pada bayi sehat

aktifitas gerak sangat kuat tanpa harus dirangsang.

Page 62: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

44  

  

4) Napas cepat (≥ 60 kali /menit) atau Napas lambat (< 30 kali /menit)

Merupakanadanya gangguan pada sistem pernafasan bayi. Dapat disertai dengan

tanda bahaya lain seperti demam. Penghitungan nafas bayi dapat dilakukan

dengan menghitung pergerakan dada atau perut bayi dalam 60 detik.

5) Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat. Sama seperti poin nomor

4. Tarikan dinding dada yang sangat kuat menandakan adanya gangguan pada

sistem pernafasan pada bayi.

6) Merintih, rintihan bayi menandakan adanya ketidaknyamanan yang

dialami oleh bayi. Semakin lama rintihan pada bayi, orang tua harus semakin

semakin curiga terhadap kondisi bayi.

7) Teraba demam (suhu ketiak > 37.5°C) atau Teraba dingin (suhu ketiak < 36°C).

Tanda ini (demam) dapat terjadi pada bayi baru lahir yang merupakan tanda

umum adanya infeksi dan dapat disertai dengan tanda bahaya lain yang muncul

bersamaan atau belakangan. Jika tubuh bayi dingin, maka ini perlu penanganan

segera di fasilitas kesehatan karena menandakan aliran darah yang terganggu yang

biasanya diiringi warna pucat pada kedua ujung tangan dan kaki.

8) Mata bernanah. Merupakan salah satu tanda dari infeksi gonorhoe pada

bayi yang ditularkan oleh orang tua bayi.

9) Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.

Tanda ini dapat terjadi beberapa saat setelah ari-ari bayi dipotong yang

menandakan adanya peradangan atau infeksi yang cukup berbahaya.

Page 63: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

45  

  

10) Diare, Jangan biarkan tanda ini begitu saja karena bayi sangat rentan

mengalami diare dengan berbagai sebab yang berujung pada kehilangan cairan

tubuh akibat diare sehingga dapat menyebabkan kematian.

11) Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki.

Hal ini menandakan tingginya zat bilirubin dalam darah yang dapat terjadi secara

normal untuk hari-hari awal kelahiran namun dapat pula mendandakan bahaya

bila terjadi dalam waktu lama.

12) Perdarahan

Selalu waspada pada bayi jika mengalami perdarahan yang terjadi cukup lama dan

tidak berhenti baik spontan maupun terjadi akibat trauma (tertusuk, tersayat, jatuh,

dan lainnya). Hal ini dapat menandakan adanya kelainan pada darah bayi terutama

faktor pembekuan darah (33).

2.2.12. Penggunaan Buku KIA Dalam Pelayanan Neonatus

Pengertian

Buku KIA adalah alat yang sederhana, tetapi ampuh sebagai alat informasi,

edukasi dan komunikasi dalam menyebarkan informasi penting mengenai

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kepada keluarga.

Peran dan Fungsi Buku KIA antara lain:

Buku KIA sebagai salah satu alat untuk menurunkan AKI dan AKB dengan

menjembatani gab antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Buku KIA juga

memberikan strategi dan kerjasama yang lebih baik antar lembagadonor dalam hal

kesehatan ibu dan anak.

Page 64: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

46  

  

Sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan anak-anak, yang

hingga saat ini masih rendah. Program Buku KIA yang merupakan pedoman

keluarga sehat yang dipertahankan.

Selain menjadi sumber dan acuan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan

ibu dan anak, buku KIA juga berfungsi sebagai catatan kesehatan ibu dan anak,

alat monitor kesehatan oleh petugas kesehatan, meningkatkan komunikasi antara

dokter dan pasien.

Manfaat Buku KIA

Manfaat Umum

Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai

anaknya berusia lima tahun.

Manfaat Khusus

Untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak

Alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi

ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi dan paket standar pelayanan

KIA.

Alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan ataumasalah kesehatan ibu

dan anak.

Catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk gizi serta rujukannya.

Cara Penggunaan Buku KIA.

Penggunaan Buku KIA oleh Petugas Kesehatan.

Petugas Kesehatan mencatat pelayanan yang telah diberikan kepada ibu dan anak

di Buku KIA.

Page 65: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

47  

  

Buku KIA sebagai sarana bagi ibu/keluarga untuk mendapatkan pelayanan

Komprehansif.

Penggunaan Buku KIA oleh Kader Kesehatan.

Sebagai alat penyuluhan untuk menggerakkan masyarakat agar menggunakan

fasilitas kesehatan.

Kader harus memahami isi Buku KIA.

Pada waktu kunjungan rumah, diingatkan kader untuk melihat Buku KIA dan

memastikan ulang apakah ibu sudah melaksanakan pesan-pesan dari dalam Buku

KIA.

Kader dapat merujuk ibu/anak dengan menggunakan Buku KIA ke petugas

kesehatan apabila menemukan suatu masalah atau kelainan.

Catatan pelayanan kesehatan anak yang harus diisi oleh petugas (bidan) (30).

2.3. Landasan Teori

Ilyas menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil kerja personal

baik secara kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat

merupakan hasil personal individu atau organisasi dan tidak terbatas kepada

pemangku jabatan struktural ataupun fungsional semata. Dengan demikian bahwa

kinerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok

orang. Untuk mengetahui tinggi rendahnya kinerja seseorang diperlukan suatu

pengukuran kinerja. Ukuran atau standar kinerja terkait dengan parameter-

parameter tertentu atau demensi yang dijadikan dasar atau acuan oleh organisasi

untuk mengukur kinerja (20).

Page 66: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

48  

  

Menurut Sendow, terdapat enam kriteria dasar dalam pengukuran kinerja

yaitukualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas biaya/sumber daya,

kebutuhan akan supervisi dan pengaruh hubungan personal. Dalam kaitannya

dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus dapat digambarkan secara

lengkap pada kerangka teori kinerja.

Gambar 2.1.Kerangka Teori Sumber: Sendow tahun 2003

KINERJA

Need for Supervisioni/ Kebutuhan Akan Supervisi

KINERJA Quality/Kualitas

Quantity/Kuantitas

Timelinness/Ketepatan k

Cost-Effectiveness/ Efektifitas Biaya

Interpersonal Impact/ Pengaruh Hubungan

Interpersonal

Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus

Page 67: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

49  

  

Kerangka Berpikir

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir

2.4. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini yang ingin diketahui adalah apakah faktor penentu

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen Tahun 2018, sebagaimana dalam gambar kerangka konsep penelitian

berikut ini:

Informan pertama (Bidan) 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Efektifitas

biaya/sumber daya 5. Kebutuhan akan

supervisi 6. Pengaruh hub

i t l

Informan kedua (Bidan koordinator) 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Efektifitas

biaya/sumber daya 5. Kabutuhan akan

supervisi 6. Pengaruh

hubungan i l

Faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan nonatus

Informan ketiga (ibu bayi) 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan

waktu 4. Efektifitas

biaya/sumber daya

Page 68: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

50  

  

Gambar 2.3. Kerangka Konsep 2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan bentuk kalimat

pernyataan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ada hubungan antara Kualitas dengan faktor penentu kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

Ada hubungan antara Kuantitas dengan faktor penentu kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

Ada hubungan antara Ketepatan waktu dengan faktor penentu kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

Ada hubungan antara Efektifitas biaya/sumber daya dengan faktor penentu kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

Variabel Independen Variabel dependen

1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Efektifitas

biaya/sumber daya 5. Kebutuhan akan

supervisi 6. Pengaruh hubungan

interpersonal (kerja

Kinerja Bidan dalam pelayanan neonatus

Page 69: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

51  

  

Ada hubungan antara Pengaruh hubungan interpesonal dengan faktor penentu

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen.

Page 70: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

 

52  

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

campuran (mix methods) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

MixMethods merupakn metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua

metode penelitian sekaligus, kualitatif dan kuantitatif dalam suatu kegiatan

penelitian, sehingga akan memperoleh data yang lebih komprensif, valid, reliabel

dan objektif (34).

Penelitian ini menggunakan strategi Triangulasi Konkuren yaitu

mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren (dalam satu waktu),

kemudian membandingkan duadatabase ini untuk mengetahui apakah ada

konvergensi, perbedaan-perbedaan atau beberapa kombinasi. Menurut Creswell

dalam strategi ini peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif

waktu bersamaan pada tahap penelitian, kemudian membandingkan antara data

kuantitatif dengan data kualitatif dalam waktu bersamaan.

Kedua pendekatan ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian

yang tidak sepenuhnya dapat dijawab dengan satu pendekatan saja. Green dalam

Creswell menyebutkan Lima tujuan pendekatan gabungan antara kuantitatif dan

kualitataif.

a. Triangulation in the classic sense of seeking convergence of result. Dalam

hal ini penggabungan kedua metode penelitian ini bertujuan untuk mencari

titik temu terhadap hasil penelitian kualitatif. Triangulasi disini juga

52

Page 71: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

53  

  

diartikan sebagai salah satu cara untuk melakukan konfirmasi ulang

terhadap hasil penelitian kualitatif.

b. Complementary, in the overlapping and different facets of phenomenon

may emerge. Penelitian dengan indikator alamiah yang kompleks seperti

kehidupan sosial dan budaya perlu menggabungkan kedua metode ini. Hal

ini dikarenakan seringkali ada data yang tumpang tindih atau berbeda yang

terjadi dalam masyarakat.

c. Developmentally, where in the first method isissued sequentially help

inform the second method. Hal ini dilakukan untuk memberi informasi

lebih lanjut terhadap data pertama yang telah diketahui, sehingga analisis

data dapat dilakukan secara menyeluruh.

d. Initiation, where in contradictions and fresh perspectives emerge. Hasil

penelitian yang menggabungkan kualitatif dan kuantitatif dapat

menghasilkan suatu inovasi.

e. Expansion where inthe mixed methods and scape and breath to study.

Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan wawancara kepada responden

(35).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

yang beralamat jalan Medan-Banda Aceh Desa Keude Lapang Kecamatan

Gandapura Kabupaten Bireuen.

Page 72: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

54  

  

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan selama 8 bulan mulai bulan Februari 2018 sampai

dengan bulan oktober 2018.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (34). Total populasi merupakan

keseluruhan subjek penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan

desa yang ada di Puskesmas Gandapura sebanyak 32 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diteliti dan dianggap mampu mewakili

seluruh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Sampel untuk Pendekatan Kuantitatif

Sampel merupakan sebagian atau wakil yang diteliti, yang menjadi sampel

untuk responden penelitian ini adalah semua bidan desa yang ada di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 berjumlah 32 orang. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total population (36).

2. Sampel untuk pendekatan kualitatif

Informan diwakili oleh 5 orang yang berhubungan dengan faktor penentu

kinerja bidan dalam pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

dengan kriteria inklusi sampel yang diambil adalah:

Page 73: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

55  

  

a. Bidan yang bekerja di Puskesmas Gandapura

b. Ibu yang mempunyai bayi 0-28 hari yang ada diwilayah kerja

Puskesmas Gandapura

Adapun kriteri eklusi adalah:

a. Bidan yang bekerja diluar wilayah kerja Puskesmas Gandapura

b. Ibu yang mempunyai bayi umur 0-28 hari yang berada diluar

wilayah kerja Puskesmas Gandapura.

Yang menjadi informan yaitu sebagai berikut:

1. Informan 1

Informan 1 yaitu terdiri dari 2 orang yaitu bidanPuskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen. Dalam penelitian ini bidan akan diwawancarai dengan

menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan untuk

mengetahui apa saja faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan

neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

2. Informan 2

Informan 2 yaitu terdiri dari 2 orang ibu yang merupakan ibu yang

mempunyai bayi berumur 0-28 hari. Dalam penelitian ini informan akan

diwawancarai dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah

disiapkan untuk mengetahui lebih dalam apa saja faktor penentu dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

3. Informan 3

Informan3yaitu terdiri dari 1 orang bidan dengan jabatan bidan

coordinator yang mempunyai uraian tugas melakukan supervisi pada

Page 74: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

56  

  

kegiatan bidan. Dalam penelitian ini informan akan diwawancarai dengan

menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan untuk

mengetahui apa saja faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan

neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis data

1. Data primer adalah data yang diperoleh oleh responden melaui kuesioner

yang telah disiapkan dan dibagikan kepada responden. Pengumpulan data

primer dilakukan dengan cara memberikan daftar pernyataan tertutup

pada responden yang berhubungan dengan penelitian. Kuesioner ini

digunakan untuk mengetahui faktor penentu kinerja bidan dalam pelayan

neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.

2. Data Skunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen

dari laporan yang ada di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen yang

berupa data jumlah kunjungan neonatus (KN) dan data lainnya yang

mendukung untuk keperluan penelitian.

3. Data Tersier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti

jurnal penelitian, hasil penelitian terdahulu, tesis baik dari internet

maupun perpustakaan yang bisa dipergunakan untuk mendukung

penelitian (36).

Page 75: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

57  

  

3.4.2. Teknik pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Metode pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan pengisian

lembar kuesioner.

2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Metodepengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai secara

mendalam kepada informan yang mewakili dengan menggunakan

pedoman wawancara. Kegiatan wawancara tersebut direkam menggunakan

alat perekam, selanjutnya hasil rekaman tersebut dituliskan dalam bentuk

verbatim.

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui kesahihan dan kehandalan kuesioner dilakukan uji

validitas dan reliabilitas angket pada bidan di Puskesmas Kuta Blang.

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun

tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur,perlu diuji dengan uji

korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner

tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna

(construct validity). Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk,

berarti semua item pertanyaan yang ada didalam kuesioner itu mengukur konsep

yang kita ukur. Pengujian validitas konstruk dengan SPSS adalah menggunakan

Page 76: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

58  

  

korelasi, instrumen kuesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa yang ingin

diukur. Kriteria validitas instrumen yaitu jika nilai rhitung < rtabel maka butir

instrumen dinyatakan valid, dan jika nilai rhitung> rtabel maka butir instrumen

dinyatakan tidak valid (36).

Untuk menguji kevalidan kuesioner, maka peneliti melakukan uji validitas

di Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireuen dengan jumlah 15 responden. Hasil

uji validitas tersebut tertera pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan

No r Hitung r Tabel Hasil Kualitas Pelayanan

1. 0,769 0,514 Valid 2. 0,801 0,514 Valid 3. 0,909 0,514 Valid 4. 0,711 0,514 Valid 5. 0,718 0,514 Valid 6. 0,786 0,514 Valid 7. 0,727 0,514 Valid 8. 0,787 0,514 Valid 9. 0,642 0,514 Valid 10. 0,801 0,514 Valid 11. 0,711 0,514 Valid 12. 0,642 0,514 Valid 13. 0,909 0,514 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 13 item

pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuantitas Pelayanan

No r Hitung r Tabel Hasil Kuantitas Pelayanan

1. 0,738 0,514 Valid 2. 0,700 0,514 Valid 3. 0,711 0,514 Valid

Page 77: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

59  

  

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 3 item

pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Ketepatan Waktu

No r Hitung r Tabel Hasil Ketepatan Waktu

1. 0,702 0,514 Valid 2. 0,645 0,514 Valid 3. 0,866 0,514 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 3 item

pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Efektivitas Biaya/Sumberdaya

No r Hitung r Tabel Hasil Efektivitas Biaya/Sumberdaya

1. 0,823 0,514 Valid 2. 0,643 0,514 Valid 3. 0,709 0,514 Valid 4. 0,823 0,514 Valid 5. 0,716 0,514 Valid 6. 0,540 0,514 Valid 7. 0,670 0,514 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 7 item

pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kebutuhan akan Supervisi

No r Hitung r Tabel Hasil Kebutuhan akan Supervisi

1. 0,745 0,514 Valid 2. 0,839 0,514 Valid 3. 0,719 0,514 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 3 item

pertanyaan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Pengaruh Hubungan Interpersonal

Page 78: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

60  

  

No r Hitung r Tabel Hasil Pengaruh Hubungan Interpersonal

1. 0,833 0,514 Valid 2. 0,833 0,514 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 2 item

pertanyaan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Kinerja Bidan

No r Hitung r Tabel Hasil Kinerja Bidan

1. 0,715 0,514 Valid 2. 0,680 0,514 Valid 3. 0,640,7 0,514 Valid 4. 0,762 0,514 Valid 5. 0,616 0,514 Valid 6. 0,659 0,514 Valid 7. 0,577 0,514 Valid

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 7 item

pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam menentukan derajat

konsistensi dari instrumen penelitian berbentuk kuesioner. Uji reliabilitas dapat

dilakukan dengan menggunakan SPSS. Perhitungan reliabilitas harus dilakukan

hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Dengan

demikian harus menghitung validitas terlebih dahulu sebelum menghitung

reliabilitas (36).

Uji reliabilitas dalam penelitian adalah dengan bantuan SPSS 19 dengan

cara Analyze <scale >Reliability Analysis.

Page 79: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

61  

  

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

Kualitas Pelayanan 0,940 13 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 13 butir item kualitas

pelayanan adalah reliabel.

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Kuantitas Pelayanan

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

Kuantitas Pelayanan 0,579 3 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 3 butir item kuantitas

pelayanan adalah reliabel.

Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Ketepatan Waktu

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

Ketepatan Waktu 0,589 3 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 3 butir item ketepatan waktu

adalah reliabel.

Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Biaya/Sumberdaya

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

Efektivitas Biaya/Sumberdaya 0,830 7 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 7 butir item efektivitas

biaya/sumberdaya adalah reliabel.

Page 80: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

62  

  

Tabel 3.12. Hasil Uji Reliabilitas Kebutuhan akan Supervisi

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

Kebutuhan akan Supervisi 0,652 3 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 3 butir item kebutuhan akan

supervisi adalah reliabel.

Tabel 3.13. Hasil Uji Reliabilitas Pengaruh Hubungan Interpersonal

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

Pengaruh Hubungan Interpersonal

0,562 2

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 2 butir item kebutuhan akan

supervisi adalah reliabel.

Tabel 3.14. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Bidan

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

Kinerja Bidan 0,774 7 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 7 butir item kebutuhan akan

supervisi adalah reliabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen variabel)

yaitu variabel yang memengaruhi dan variabel terikat (dependen variabel) yaitu

variabel yang dipengaruhi. Adapun yang menjadi variabel bebas yaitu faktor

predisposisi yaitu kualitas pelayanan, kuantitas pelayan, ketepatan waktu,

Page 81: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

63  

  

efektifitas biaya/sumber daya, kebutuhan akan supervisi, pengaruh hubungan

interpersonal. Sedangkan faktor terikat dalam penelitian iniyaitu faktor penentu

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus.

3.5.4. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartiakan makna penelitian.

Definisi operasional ini berguna untuk mengarahkan kepada pengukuran

atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrumen atau alat ukur. Batasan yang digunakan untuk

mendifinisikan variabel-variabel.

1. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang memengaruhi variabel dependen.

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1) Kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai

dengan standar operasional pelayanan sesuai dengan MTBM

2) Kuantitas pelayanan adalah jumlah target capaian dalam melakukan

kunjungan neonatal (KN) yang dilakukan oleh bidan.

3) Ketepatan waktu adalah kegiatan kunjungan pada neonatal sesuai dengan

umur bayi 0-28 hari yaitu KN1 6-48 jam, KN2 3-7 hari, KN3 8-28 hari.

4) Efektifitas biaya/sumber daya adalah sarana dan prasarana serta tenaga

yang terpenuhi dalam kegiatan pelayanan neonatus.

Page 82: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

64  

  

5) Kebutuhan akan supervisi adalah adanya pengawasan dari bidan

koordinator dalam memberikan pelayanan kepada neonatus.

6) Pengaruh Hubungan Interpesonal (Kerjasama) adalah kemampuan bidan

dalam membina dan bekerjasama dengan timbaik dengan lintas program

maupun lintas sektoral dalam pelayanan neonatus.

2. Variabel Dependen

Variabeldependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.

Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja bidan dalam pelayanan neonatus.

Kinerja atau prestasi kerja adalah penampilan hasil kerja personal baik secara

kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan hasil

personal individu atau organisasi dan tidak terbatas kepada pemangku jabatan

struktural atau fungsional semata (21).

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Metode Pengukuran Kuantitatif

Pada pengukuran kuantitatif dilakukan pengukuran pada variabel

independen, dimana masing-masing faktor dijumlahkan skornya dan diambil nilai

rata-rata yang kemudian dibedakan menjadi kategori baik dan tidak baik

berdasarkan nilai mean sebagai berikut:

a. Baik, apabila nilai skorlebih besar atau sama dengan nilai mean

b. Tidak baik, apabila nilai skor lebih kecil dari nilai mean

Page 83: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

65  

  

Tabel 3.1.5. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen

Variabel Alat Ukur Hasil Ukur

Kategori Skala Ukur

Variabel Bebas (Independent Variabel) Kualitas Kuesioner 13 ≥ Mean Standar (2) Ordinal Pertanyaan < Mean Tidak standar (1) Tidak = 0

Ya = 1

Kuantitas Kuesioner 3 ≥ Mean Tercapai (2) Ordinal Pertanyaan < Mean Tidak Tercapai (1) Tidak = 1

Ya = 2

Ketepatan Waktu

Kuesioner 3 ≥ Mean Tepat (2) Ordinal

Pertanyaan Tidak = 0

< Mean TidakTepat (1)

Ya = 1 Efektifitas Biaya/sumber daya

Kuesioner Pertanyaan 7

≥ Mean < Mean

Terpenuhi (2) Tidak Terpenuhi (1)

Ordinal

Tidak = 0 Ya = 1

Kebutuhan Akan Supervisi

Kuesioner 3 Pertanyaan

≥ Mean Ada (2) Ordinal

Tidak = 0 Ya = 1

< Mean Tidak (1)

Pengaruh Hub Interpersonal

Kuesioner 2 Pertanyaan

≥ Mean Mampu (2) Ordinal

< Mean Tidak Mampu (1) Tidak = 0

Ya = 1

Variabel Dependen (variabel terikat)

Kinerja bidan dalam pelayanan neonatus

Kuesioner 7 Pertanyaan

≥Mean < Mean

Baik (2) Tidak Baik (1)

Ordinal

Tidak = 0 Ya = 1

Page 84: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

66  

  

3.6.4. Metode Pengukuran Kualitatif

Pengukuran dilakukan dengan mewawancarai secara mendalam kepada

informan yang mewakili informan dengan menggunakan pedoman wawancara.

Kegiatan wawancara mendalam tersebut direkam menggunakan alat perekam,

selanjutnya hasil rekaman tersebut dituliskan dalam bentuk verbatim.

3.7. Metode Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisis data kembali dengan

memeriksa semua lembar checklist apakah jawaban sudah lengkap dan benar.

Menurut Iman data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari lembar checklist

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan pengisian lembar checklist

dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data

memberikan hasil yang valid dan reliabel dan terhindar dari bias.

3. Coding

Pada langkah inipenulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel

yang diteliti, nama responden dirubah menjadi nomor.

4. Entering

Data entry yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

masih dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program komputer yang

digunakan peneliti yaitu SPSS.

Page 85: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

67  

  

5. Data processing

Semua data yang telah diinput ke dalam aplikasi komputer akan diolah

sesuai dengan kebutuhan (36).

3.8. Analisis Data

Setelah dilakukan pengolahan data seperti yang telah duiraiakan diatas,

langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Adapun jenis-jenis dalam

menganalisa data adalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1) Analisis Data Kuantitatif

a) Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang menitikberatkan pada

penggambaran atau deskripsi data yang telah diperoleh. Menggambarkan

distribusi frekuensi dari masing-masing variabel bebas dan variabel

terikat.

Analisis Univariat dihitung sebagai berikut :

fNX100

Keterangan :

P = Persentase

f = Jumlah yang didapat

N = Jumlah Populasi

b) Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen. Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini

Page 86: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

68  

  

adalah uji chi-square (X²) dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%.

Uji chi-Square dapat digunakan untuk melihat hubungan.

1). Jika nilai p> 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak

2). Jika nilai p< 0,05 maka hipotesis penelitian diterima

2) Analisis Data Kualitatif

Analis data dalam penelitian ini menggunakan metode Triangulasi. Metode ini

dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang

berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara,

observasi dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan

gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu. Peneliti bisa menggunakan

metode wawancara dan observasi atau pengamatan untuk mengecek

kebenarannya. Selain itu peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda

untuk mengecek kebenaran informan tersebut. Triangulasi tahap ini dilakukan jika

data atau informasi yang diperoleh dari subyek atau informan penelitian diragukan

kebenarannya.

Page 87: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

 

69  

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada awalnya Puskesmas Gandapura masih mengalami banyak kekurangan baik

fisik maupun program dalam pelayanannya. Puskesmas Gandapura adalah

puskesmas rawat inap yangmelaksanakan kegiatan rawat jalan, rawat inap dan

UGD, baik kegiatan dalam gedung maupun di luar gedung.

4.1.1. Visi dan Misi

Visi : Mewujudkan Puskesmas Gandapura sebagai Pusat Pelayanan

Kesehatan yang Islami dan berkualitas prima menuju Akreditasi

Misi :

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang professional,

bermutu, terjangkau, merata dan berkeadilan

Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam

pembangunan berwawasan kesehatan

Meningkatkan profesionaal sumberdaya manusia sesuai dengan pelaksanaan

pelayanan kesehatan serta berkelajutansesuai dengan kompetensi yang

dibutuhkaan

Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada syariat islam untuk

mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat.

Page 88: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

70  

  

4.1.2. Fungsi, Tujuan dan Manfaat

Fungsi :

Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Pusat pemberdayaan masyarakat

Pusat pelayanan kesehatan setrata pertama

Tujuan :

Terpenuhinya puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan

Untuk mengetahui target dan pencapaian setiap program yang telah dilaksanakan

di wilayah kerja Puskesmas Gandapura.

Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Gandapura.

Manfaat :

Sebagai salah satu bahan informasi baik bagi Puskesmas Gandapura maupun bagi

Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen dalam perencanaan peningkatan pecapaian

setiap program pelayanan kesehatan yang bermutu.

Kondisi Gegrafis

Luas Wilayah

Puskesmas Gandapura merupakan salah satu puskesmas dengan rawat inap yang

terletak di sebelah timur kabupaten bireuen dan berbatasan langsung dengan

Kabupaten Aceh Utara, sehingga menjadikan Puskesmas Gandapura sebagai pintu

masuk menuju Kabupaten Bireuen. Puskesmas Gandapura memiliki wilayah kerja

3.740 Ha, yang terdiri dari 40 desa dan memiliki 4 kemukiman:

Kemukiman Gandapura Timur

Kemukiman Gandapura Barat

Page 89: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

71  

  

Kemukiman Buket Rata

Kemukiman Buket Antara

Batas Wilayah

Batas Puskesmas Gandapura antara lain:

SebelahUtara berbatasan dengan Jalan raya Medan – B. Aceh

Sebelah Selatan berbatasan dengan Sekolah MTsN Gandapura

Sebelah Timur berbatasan dengan Rumah Warga

Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor UPTD. P & K

Jumlah Desa

Kecamatan Gandapura memiliki 40 desa dibagi menurut 4 kemukiman dengan

luas wilayan dan jumlah penduduk sebagai berikut:

Tabel 4.1. Jumlah Desa dan Penduduk Kerja Puskesmas Gandapura

No

Nama Desa

Jarak tempuh

(Ha )

Jlh Dusun

Jlh KK

Jumlah Penduduk Laki -Laki

Perem puan

Jlh

Kemukiman Gandapura Timur 1. Desa Keude

Lapang 10 4 445 604 575 1179

2. Desa Lapang Barat 75 2 231 390 402 792 3. Desa Lingka Kuta 100 3 220 388 427 815 4. Desa Lapang timu 75 3 186 34,45 309 654 5. Desa Teupin siron 75 3 201 34,46 390 736 6. Desa Ie—Rhop 75 4 49 91 93 184 7. Desa Ceubo 100 3 86 139 163 302 8. Desa Cot Puuk 75 4 293 490 56,27 10579. Desa Alue Mangki 100 3 200 384 404 788 10. Desa Geurugok 100 4 277 529 534,4 106311. Desa Blang Keude 75 3 511 268 368 636 Kemukiman Gandapura Barat 1. Desa Lhok

Mambang 75 4 193 425 410 835

2. Desa Samuti 125 4 240 368 430 798

Page 90: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

72  

  

Krueng 3. Desa Cot Mane 75 4 149 306 280 586 4. Desa Samuti

Makmur 75 4 276 40,71 525 996

5. Desa Samuti Rayeuk

100 4 160 288 309 597

6. Desa Samuti Aman 100 4 225 370 468 838 7. Desa Mon Keulayu 100 4 362 693 714 14078. Desa Cot Tufah 100 4 326 514 603 11179. Desa Blang Rheu 28,5 2 44 91 93 184 10. Desa Cot Tunong 100 3 198 377 361 738 11. Desa Paya Baro 125 3 44 69 82 151 12. Desa Paloh Kaye

Kunyet 75 3 39 77 73 150

13. Desa Mon Jambe 190 3 135 297 525 549 Kemukiman Buket Rata

1. Desa Cot Jabet 100 4 171 34,40 34,49 689 2. Desa Cot Teube 100 3 100 187 171 3583. Desa Pante

Sikumbong 100 3 86 159 177 336

4. Desa Blang guron 100 3 131 228 276 504 5. Desa Daman

Kawan 100 3 103 163 199 362

6. Desa Paya Seupat 100 2 69 131 144 275 7. Desa Cot Rambat 100 2 58 90 114 204 8. Desa Paya Kareng 100 2 35 60 68 128

Kemukiman Buket Antara

1. Desa Paloh Me 100 2 117 204 210 414 2. Desa Monjeureujak 100 2 36 63 40,7 110 3. Desa Tanjong Raya 100 2 63 108 142 250 4. Desa Blang Kubu 100 2 78 143 134,4 277 5. Desa Tanjong

Mesjid 75 3 56,2 110 103 213

6. Desa Tanjong Bungong

100 3 46 77 91 168

7. Desa Pulo Gisa 75 2 70 128 153 281 8. Desa Ujong Bayu 100 3 93 174 183 357

Jumlah Keseluruhan 3.740 123 6.402 10.685 11.393 22.078

Berdasarkan data penduduk kecamatan gandapura tahun 2017, jumlah

penduduk 22.078 jiwa atau 6.402 KK dan 12.764 jiwa merupakan penduduk

dengan status miskin.

Page 91: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

73  

  

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan bahwa distribusi frekuensi

karakteristik responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Karakteristik Responden f Persentase (%) A Umur: 1. 20-35 Tahun 25 78,0 2. >35 Tahun 7 22,0

Jumlah 2 100,0 B Pangkat/Golongan: 1. Tidak Ada 5 15,6 2. Ada 27 84,4

Jumlah 32 100,0 C Masa Kerja: 1. Kurang Lama 14 43,8 2. Lama 18 56,2

Jumlah 32 100 D Status Pernikahan 1. Belum Menikah 5 15,6 2. Menikah 27 84,4

Jumlah 32 100 Berdasarkan hasil tabel 4.1. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

karakteristik responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018

berdasarkan umur adalah umur 20-30 tahun sebanyak 25 orang (78,0%) dan umur

> 35 tahun sebanyak 7 orang (22,0%).

Untuk karakteristik responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 berdasarkan pangkat atau golongan adalah pangkat atau

golongan tidak ada sebanyak 5 orang (15,6%) dan pangkat atau golongan ada

sebanyak 27 orang (84,4%).

Page 92: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

74  

  

Untuk karakteristik responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 berdasarkan masa kerja adalah masa kerja kurang lama

sebanyak 14 orang (43,8%) dan masa kerja lama sebanyak 18 orang (56,2%).

Untuk karakteristik responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 berdasarkan status pernikahan adalah status pernikahan belum

menikah sebanyak 5 orang (15,6%) dan status pernikahan menikah sebanyak 27

orang (84,4%).

4.2.2. Kualitas Pelayanan

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang

kualitas pelayanan bidan didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kualitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak Total f % f % f %

1. Saya menjelaskan maksud kunjungan neonatal kepada ibu bayi

31 96,9 1 3,1 32 100

2. Saya membawa formulir MTBM 12 37,5 20 62,5

32 100

3. Saya membawa alat perlengkapan yang diperlukan untuk memeriksa bayi

8 25,0 24 75,0

32 100

4. Saya mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum memegang bayi

25 78,0 7 22,0

32 100

5. Saya menimbang bayi. Saya memeriksa suhu tubuh bayi

29 90,6 3 9,4 32 100

6. Saya memeriksa denyut jantung bayi

6 18,8 26 81,3

32 100

7. Saya memeriksa tali pusat dan membersihkannya jika kotor

27 84,4 5 15,6

32 100

8. Saya memberikan penyuluhan tentang cara mencegah infeksi pada bayi

14 43,8 18 56,2

32 100

Page 93: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

75  

  

9. Saya menganjurkan kepada ibu untuk memberi asi eklusif umur 0-6 bulan,menyusui bayi sesering mungkin dan mengajarkan ibu cara memerah asi dan tehnik menyusui yang benar

17 53,0 14 40,7

32 100

10. Saya memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

9 28,1 23 71,9

32 100

11. Saya mengingatkan agar bayi selalu dalam keadaan hangat

25 78,0 7 22,0

32 100

12. Saya menganjurkan kepada ibu agar bayi diberikan imunisasi lengkap

21 65,6 11 34,4

32 100

13. Saya mengisi hasil kegiatan dibuku KIA

26 81,2 6 18,8

32 100

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan kualitas

pelayanan bidan menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada

pertanyaan no 1 sebanyak 31 orang (96,9%) dan minoritas menjawab ya pada

pertanyaan no 6 sebanyak 6 orang (18,8%). Sementara responden mayoritas

menjawab tidak pada pertanyaan no 6 sebanyak 21 orang (81,2%) dan minoritas

menjawab tidak pada pertanyaan no 1 sebanyak 1 orang (3,1%).

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang kualitas

pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun

2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Kualitas Pelayanan f Persentase (%) 1. Tidak Standar 18 56,2 2. Standar 14 43,8

Jumlah 32 100,0

Page 94: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

76  

  

Hasil tabel 4.3. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kualitas

pelayanan bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah

kualitas pelayanan tidak standar sebanyak 18 orang (56,2%) dan kualitas

pelayanan standar sebanyak 14 orang (43,8%).

4.2.3. Kuantitas Pelayanan

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang

kuantitas pelayanan didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kuantitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak Total f % f % f %

1. Saya melakukan KN 1 pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas

16 50,0 16 50,0 32 100

2. Saya melakukan KN2 pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas

32 100,0 0 0 32 100

3. Saya melakukan KN3semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas

17 53,0 15 47,0 32 100

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan kuantitas

pelayanan menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada

pertanyaan no 2 sebanyak 32 orang (100%) dan minoritas menjawab ya pada

pertanyaan no 1 sebanyak 16 orang (50,0%). Sementara responden mayoritas

menjawab tidak pada pertanyaan no 1 sebanyak 16 orang (50,0%) dan minoritas

menjawab tidak pada pertanyaan no 2 sebanyak 0 (0%).

Page 95: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

77  

  

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang kuantitas

pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun

2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kuantitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Kuantitas Pelayanan f Persentase (%) 1. Tidak Tercapai 15 47,0 2. Tercapai 17 53,0

Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.5. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kuantitas

pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah

kuantitas pelayanan tidak tercapai sebanyak 15 orang (47,0%) dan kuantitas

pelayanan tercapai sebanyak 17 orang (53,0%).

4.2.4. Ketepatan Waktu

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang

ketepatan waktu didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Ketepatan Waktu di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak Total f % f % f %

1. Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 6-48 jam

16 50,0 16 50,0 32 100

2. Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 3-7 hari

32 100,0 0 0 32 100

3. Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 8-28 hari

17 53,0 15 47,0 32 100

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan kuantitas

pelayanan menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada

pertanyaan no 2 sebanyak 32 orang (100%) dan minoritas menjawab ya pada

pertanyaan no 1 sebanyak 16 orang (50,0%). Sementara responden mayoritas

Page 96: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

78  

  

menjawab tidak pada pertanyaan no 1 sebanyak 16 orang (50,0%) dan minoritas

menjawab tidak pada pertanyaan no 2 sebanyak 0 (0%).

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang

ketepatan waktu yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Ketepatan Waktu di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Ketepatan Waktu f Persentase (%) 1. Tidak Tepat 13 40,7 2. Tepat 19 59,3

Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.7. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi ketepatan waktu

di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah ketepatan waktu

tidak tepat sebanyak 13 orang (40,7%) dan ketepatan waktu tepat sebanyak 19

orang (59,3%).

4.2.5. Efektivitas Biaya/Sumber Daya

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang

efektivitas biaya/sumber daya didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden

di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Efektivitas Biaya/Sumber Daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak Total f % f % f %

Page 97: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

79  

  

1. Adanya Themperatur 29 90,6 3 9,4 32 100 2. Adanya Timbangan bayi 32 100,0 0 0 32 100 3. Adanya Ari timer 5 15,6 27 84,4 32 100 4. Adanya pengukur waktu/jam 19 59,3 13 40,7 32 100 5. Adanya pita metlin 11 34,4 21 65,6 32 100 6. Adanya senter 18 56,2 14 43,8 32 100 7. Adanya transportasi dalam

melakukan kunjungan neonatal

28 87,5 4 12,5 32 100

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan efektivitas

biaya/sumber daya menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada

pertanyaan no 2 sebanyak 32 orang (100%) dan minoritas menjawab ya pada

pertanyaan no 3 sebayak 5 orang (15,6%). Sementara responden mayoritas

menjawab tidak pada no 3 sebanyak 27 orang (84,4%) dan minoritas menjawab

tidak pada pertanyaan no 2 sebayak 0 orang (100%).

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Efektivitas Biaya/Sumber Daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Efektivitas Biaya/Sumber Daya f Persentase (%) 1. Tidak Terpenuhi 18 56,2 2. Terpenuhi 14 43,8

Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.9. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi efektivitas biaya/sumber

daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah efektivitas

biaya/sumber daya tidak terpenuhi sebanyak 18 orang (56,2%) dan efektivitas

biaya/sumber daya terpenuhi sebanyak 14 orang (43,8%).

4.2.6. Kebutuhan Akan Supervisi

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang

kebutuhan akan supervisi didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Page 98: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

80  

  

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kebutuhan Akan Supervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak Total f % f % f %

1. Apakah Dinas kesehatan pernah melakukan supervisi selama 1 tahun terakhir

7 22,0

25 78,0 32 100

2. Apakah Kepala Puskesmas pernah melakukan supervisi selama 1 tahun terakhir

14 43,8

18 56,2 32 100

3. Apakah Bidan Koordinator pernah melakukan supervisi selama 1 tahun terakhir

30 93,8

2 6,2 32 100

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan kebutuhan akan

supervisi menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada pertanyaan

no 3 sebanyak 30 orang (93,8%) dan minoritas menjawab ya pada pertanyaan no 1

sebayak 7 orang (22,0%). Sementara responden mayoritas menjawab tidak pada

no 1 sebanyak 25 orang (78,0%) dan minoritas menjawab tidak pada pertanyaan

no 3 sebayak 2 orang (6,2%).

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Kebutuhan Akan Sepervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Kebutuhan Akan Supervisi f Persentase (%) 1. Tidak 17 53,0 2. Ada 15 47,0

Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.11. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kebutuhan akan

supervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah tidak

disupervisi sebanyak 17 orang (53,0%) dan ada disipervisi sebanyak 15 orang

(47,0%).

4.2.7. Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama)

Page 99: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

81  

  

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang

pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) didapatkan distribusi frekuensi

jawaban responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengaruh Hubungan Interpersonal di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak Total f % f % f %

1. Apakah ada melakukan komunikasi dan koordinasi dengan penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan KN

11 34,4 21 65,6 32 100

2. Apakah ketika melakukan kegiatan bersama dengan lintas program

13 40,6 19 59,4 32 100

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan pengaruh

hubungan interpersonal (kerjasama) menunjukkan bahwa responden mayoritas

menjawab ya pada pertanyaan no 2 sebanyak 13 orang (40,6%) dan minoritas

menjawab ya pada pertanyaan no 1 sebayak 11 orang (34,4%). Sementara

responden mayoritas menjawab tidak pada no 1 sebanyak 21 orang (65,6%) dan

minoritas menjawab tidak pada pertanyaan no 2 sebayak 19 orang (59,4%).

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Hubungan Interpersonal (Kerjasama)

f Persentase (%)

1. Tidak Mampu 19 59,3 2. Mampu 13 40,7

Jumlah 32 100,0

Page 100: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

82  

  

Hasil tabel 4.13. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pengaruh hubungan

interpersonal (kerjasama) di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun

2018 adalah hubungan interpersonal (kerjasama) tidak mampu sebanyak 19 orang

(59,3%) dan hubungan interpersonal (kerjasama) mampu sebanyak 13 orang

(40,7%).

4.2.8. Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus didapatkan distribusi frekuensi jawaban

responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Jawaban RespondenTentang Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak Total f % f % f %

1. Saya memberikan konseling kepada ibu bayi dan keluarganya utk merawat bayi dengan baik dan tepat

32 100,0 0 0 32

100

2. Saya mengetahui standar pada pelayanan neonatal

21 65,6 11 34,4 32

100

3. Saya melakukan KN lengkap pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja

24 75,0 8 25,0 32

100

4. Saya disiplin dalam melakukan KN sesuai dengan jadwal kegiatan

22 68,8 10 31.2 32

100

5. Saya berusaha menyediakan perlengkapan lengkap untuk melakukan pelayanan neonatal

11 34,4 21 65,6 32

100

6. Saya melakukan komunikasi dan koordinasi dalam melakukan kegiatan

12 37,5 20 62,5 32

100

7. Saya disupervisi oleh Dinas 10 31.2 22 68,8 3 100

Page 101: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

83  

  

Kesehatan,Kepala Puskesmas atau Bidan Koordinator

2

Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab

ya pada pertanyaan no 1 sebanyak 32 orang (100,0%) dan minoritas menjawab ya

pada pertanyaan no 7 sebayak 10 orang (31.2%). Sementara responden mayoritas

menjawab tidak pada no 7 sebanyak 22 orang (68,8%) dan minoritas menjawab

tidak pada pertanyaan no 1 sebayak 0 orang (0%).

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus

f Persentase (%)

1. Tidak Baik 18 56,2 2. Baik 14 43,8

Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.15. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018

adalah kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 18 orang

(56,2%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 14 orang

(43,8%).

4.3. Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen tahun 2018 dengan menggunakan tabulasi silang dan uji chi-

square didapatkan analisis bivariat sebagai berikut:

4.3.1. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan

Dalam Pelayanan Neonatus

Page 102: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

84  

  

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan kualitas pelayanan dengan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16. Tabulasi Silang Kualitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Kualitas

Pelayanan

Kinerja Bidan Jumlah

P-Value Tidak Baik Baik

f % f % f %

0,002 1. Tidak Standar 15 46,8 3 9,4 18 56,2 2. Standar 3 9,4 11 34,4 14 43,8

Jumlah 18 56,2 14 43,8 32 100 Berdasarkan tabel 4.16. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang kualitas

pelayanan dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang

bidan yang kualitas pelayanan tidak standar sebanyak 18 orang (56,2%) dengan

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%)

dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%), Hal

ini terkait dengan kualitas dari penyampaian komunikasi yang dilakukan oleh

bidan kepada ibu dan keluarga, sehingga ibu dan keluarga paham mengenai

kunjungan bayi yang dilakukan oleh bidan. Masalah tersebut dapat dinilai dari

hasil jawaban responden terkait dengan kinerja bidan terkait kualitas pelayanan

didapatkan bahwa mayoritas ibu memberikan konseling terkait dengan perawatan

bayi, namun berbicara kualitas tersebut bukan sekedar bagiamana cara bidan

mampu untuk melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga melainkan

pelaksanaan pelayanan dan proses pelayanan tersebut berupa kelengkapan

Page 103: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

85  

  

penyedian instrument yang digunakan dalam pelaksanaan kunjungan neonatus

tersebut.Sementara yang kualitas pelayanan standar standar sebanyak 14 orang

(43,8%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 3

orang (9,4%), Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

berhubungankepada hasil kinerja yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan

pelayanan kepada bayi baru lahir. Semakin tidak standar kualitas pelayanan maka

semakin tidak baik pula kinerja bidan tersebut. Dan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus baik sebanyak 11 orang (34,4%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,002<0,05, sehingga ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan

faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen tahun 2018.

4.3.2. Hubungan Kuantitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan kuantitas pelayanan dengan kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17. Tabulasi Silang Kuantitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Kuantitas Pelayanan

Kinerja Bidan Jumlah

P-Value Tidak Baik Baik

f % f % f %

0,141 1. Tidak Tercapai 11 34,3 4 12,5 15 46,8 2. Tercapai 7 22,0 10 31,2 17 53,2

Jumlah 18 56,3 14 43,7 32 100

Page 104: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

86  

  

Berdasarkan tabel 4.17. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang kuantitas

pelayanan dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang

bidan yang kuantitas pelayanan tidak tercapai sebanyak 15 orang (46,8%) dengan

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 11 orang (34,3%)

dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%),

dikarenakan bidan tersebut melakukan pelayanan sesuai dengan standar tetapi

tidak mencapai target karena sasaran bayi yag lahir sedikit. Sementara yang

kuantitas pelayanan tercapai sebanyak 17 orang (53,2%) dengan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 7 orang (22,0%), karena bidan

harus mengejar target sasaran sesuai kebijakan yang ada di puskesmas tersebut,

sehingga pelayanan menjadi tidak sesuai dengan standar. Hal tersebut erat

kaitannya dengan adanya dorongan dan perintah dari atasan yang bersangkutan

dengan kuantitas pelayanan, terkait dengan akreditas Puskesmas.Bidan harus

menemukan dan melakukan kunjungan kepada bayi serta melaporkan hasil

kunjungan kepada atasan. Akibatnya secara kuantitas target tercapai namun secara

kualitas perlu dilakukan pemantauan kembali oleh atasan. Dan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 10 orang (31,0%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,141>0,05, sehingga tidak ada hubungan antara kuantitas pelayanan

denganfaktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

4.3.3. Hubungan Ketepatan Waktu dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus

Page 105: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

87  

  

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan ketepatan waktu dengan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:

Tabel 4.18. Tabulasi Silang Ketepatan Waktu dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Ketepatan Waktu Kinerja Bidan

Jumlah P-

Value Tidak Baik Baik f % f % f %

0,112 1. Tidak Tepat 10 31.3 3 9,4 13 40,7 2. Tepat 8 25,0 11 34,3 19 59,3

Jumlah 18 56,3 14 43,7 32 100 Berdasarkan tabel 4.18. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang ketepatan waktu

dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang

ketepatan waktu tidak tepat sebanyak 13 orang (40,7%) dengan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 10 orang (31.3%) dan kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%), karena pelayanan

yang diberikan sesuai dengan standar tetapi tidak sesuai dengan jadwal KN.

Sementara yang ketepatan waktu tepat sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 8 orang (25,0%)karena

pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar. Dan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus baik sebanyak 11 orang (34,4%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,112>0,05, sehingga tidak ada hubungan antara ketepatan waktu dengan

Page 106: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

88  

  

faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen tahun 2018.

4.3.4. Hubungan Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan efektivitas biaya/sumber daya dengan

faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19. Tabulasi Silang Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Efektivitas

Biaya/Sumber Daya

Kinerja Bidan Jumlah

P-Value Tidak Baik Baik

f % f % f %

0,015 1. Tidak Terpenuhi 14 43,7 4 12,5 18 56,2 2. Terpenuhi 4 12,5 10 31.3 14 43,8

Jumlah 18 56,2 14 43,8 32 100 Berdasarkan tabel 4.19. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang efektivitas

biaya/sumber daya dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus

di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang

bidan yang efektivitas biaya/sumber daya tidak terpenuhi sebanyak 18 orang

(56,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 14

orang (43,7%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang

(12,5%), karena bidan mampu melakukan komunikasi dengan ibu dalam

memberikan konseling tentang perawatan pada bayi, walaupun tidak terpenuhi

standar yang diharapkan. Sementara yang efektivitas biaya/sumber daya terpenuhi

sebanyak 14orang (43,8%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak

baik sebanyak 4 orang (12,5%), karena bidan tersebut membawa alat sarana dan

Page 107: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

89  

  

prasarana dengan lengkap tetapi tidak menggunakannya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa bidan tidak maksimal dalam melakukan pemeriksaan

sehingga hal tersebut mempengaruhi konseling yang tepat kepada ibu dan

keluarga. Kelengkapan alat dan ketepatan penggunaan alat dapat meningkatkan

kualitas pelayanan, sebab kedua variabel ini saling terkait, sehingga keduanya

tidak bisa terlepas antara satu dengan yang lain. Kualitas pelayanan bukan hanya

berbicara tentang kemampuan bidan dalam melaksanakan prosedur kerja yang

berurutan melainkan bagaimana bidan mampu untuk menyediakan dan

memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 10 orang (31.3%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,015<0,05, sehingga ada hubungan antara efektivitas biaya/sumber daya

dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

4.3.5. Hubungan Kebutuhan Akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan kebutuhan akan supervisi dengan faktor

penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:

Tabel 4.20. Tabulasi Silang Kebutuhan Akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

No Kebutuhan akan

Supervisi

Kinerja Bidan Jumlah

P-Value Tidak Baik Baik

f % f % f % 0,005 1. Tidak 14 43,7 3 9,4 17 53,1

2. Ada 4 12,5 11 34,4 15 46,9

Page 108: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

90  

  

Jumlah 18 56,2 14 43,8 32 100 Berdasarkan tabel 4.20. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang kebutuhan akan

sepervisi dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang

bidan yang tidak disupervisi sebanyak 17 orang (53,1%) dengan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 14 orang (43,7%) dan kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%), karena bidan

tersebut memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar walaupun tidak

disupervisi oleh atasan. Sementara yang ada disupervisi sebanyak 15 orang

(46,9%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 4

orang (12,5%), karena keterbatasan pengetahuan bidan dalam melakukan

pelayanan sesuai dengan standar dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 11 orang (34,4%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,005<0,05, sehingga ada hubungan antara kebutuhan akan supervisi

dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

4.3.5. Hubungan Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan kebutuhan akan supervisi dengan faktor

penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:

Tabel 4.21. Tabulasi Silang Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

Page 109: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

91  

  

No Hubungan

Interpersonal (Kerjasama)

Kinerja Bidan Jumlah

P-Value Tidak Baik Baik

f % f % f %

0,006 1. Tidak Mampu 15 46,8 4 12,5 19 59,3 2. Mampu 3 9,4 10 31,3 13 40,7

Jumlah 18 56,2 14 43,8 32 100 Berdasarkan tabel 4.21. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang pengaruh

hubungan interpersonal (kerjasama) dengan faktor penentukinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018

didapatkan dari 32 orang bidan yang tidak mampu berhubungan interpersonal

(kerjasama) sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan

neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%), karena bidan tersebut

memberikan pelayanan sesuai dengan standar walaupun tanpa melakukan

kominukasi dan koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektoral.

Kaitannya adalah kerjasama yang dilakukan akan mempermudah bidan dalam

melaksanakan pelayanan neoanatus, sebab pentingnya kerjasama dapat

memperendah masalah yang terjadi dimasyarakat. Kerjasama lintas program

terkait dengan kerjasama yang dilakukan kepada instansi kesehatan, dan lintas

sektoral terkait dengan kemampuan bidan untuk mengajak orang-orang

berpengaruh didesa, sehingga diharapkan dengan melakukan pendekatan kepada

orang penting tersebut, bidan akhirnya lebih dekat dengan ibu atau keluarga

balita. Pentingnya kerjasama yang dilakukan kepada masyarakat dapat menjadi

pedoman bidan dalam menganjurkan masyarakat untukmendukung KN.

Page 110: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

92  

  

Sementara yang mampu berhubungan interpersonal (kerjasama) sebanyak 13

orang (40,7%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik

sebanyak 3 orang (9,4%), karena bidan tersebut tidak melakukan pelayanan sesuai

dengan standar. Dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 10

orang (31.3%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,006<0,05, sehingga ada hubungan antara hubungan interpersonal

(kerjasama) dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

Deskripsi Informan

Informan utama 1 merupakan informan yang bernama Ibu Jumiana, umur

33 tahun seorang PNS dengan pangkat Penata II/C dengan masa kerja 9 tahun.

Pendidikan terkahir adalah DIII Kebidanan, sudah menikah dan tempat

melakukan pelayanan adalah di Poskesdes.Ibu sudah pernah mengikuti pelatihan

berupa Asuhan Persalinan Normal (APN), MTBS/MTBM, Pertolongan Asfiksia

pada Bayi Baru Lahir (BBL) dan Post Partum Haemoragic (PPH). Hasil kinerja

bidan dalam melakukan standar pelayanan neonatus sudah baik sehinga peneliti

menjadikan bidan Jumiana sebagai informan utama untuk menelaah kinerja bidan

dalam pelaksanaan pelayanan neonatus.

Informan utama 2 merupakan informan yang bernama Ibu Yuriza umur 29

tahun seorang PNS dengan pangkat Penata II/C dengan masa kerja 6

tahun.Pendidikan terkahir adalah DIII Kebidanan, sudah menikah dan tempat

melakukan pelayanan adalah di Poskesdes.Ibu sudah pernah mengikuti pelatihan

Page 111: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

93  

  

berupa MTBS-M, ada masalah APN.Hasil kinerja bidan dalam melakukan standar

pelayanan neonatus sudah tidak baik,sehinga peneliti menjadikan bidan Yuriza

sebagai informan utama untuk menelaah kinerja bidan dalam pelaksanaan

pelayanan neonatus.

Informan tambahan 1 merupakan informan yang bernama Ibu Helliza dan

suami bernama Fandi.Pendidikan terkahir ibu adalah SMA dan suami adalah

SMP.Pekerjaan ibu adalah IRT dan suami adalah petani. Ibu melahirkan seorang

anak perempuan di tempat ibu bidan dengan berat badan lahir 3 kilogram.

Informan tambahan 2 merupakan informan yang bernama Ibu Asmita dan suami

bernama Turmizi.Pendidikan terakhir ibu adalah SMA dan suami adalah

SMA.Pekerjaan ibu adalah IRT dan suami adalah petani. Ibu melahirkan seorang

anak laki-laki di tempat ibu bidan dengan berat badan lahir 2,8 kilogram,

Informan tambahan 3 merupakan informan yang bernama Ibu Timasyithah

S. SiT. Pendidikan terakhir adalah DIV Kebidanan, seorang PNS dengan pangkat

Penata Tingkat I/III/d dengan masa kerja 23 tahun dan jabatan adalah bidan

koordinator.

Hasil Penelitian Kualitatif

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan

terhadap informan yaitu 2 orang bidan Puskesmas, 2 orang ibu yang mempunyai

bayi dan 1 orang bidan koordinator di Puskesmas Gandapura Bireuen tahun 2018

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.22. Matriks Hasil Wawancara terhadap Informan Utama

Page 112: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

94  

  

Berdasarkan hasil wawancara dari 2 orang informan utama tentang standar

pelayanan, target capaian, jadwal kunjungan, sarana dan prasarana dalam

melakukan KN, supervisi dari atasan serta hubungan kerjasama dalam

memberikan pelayanan neonatus, berikut matrik wawancaranya:

Informan Pertanyaan Hasil Wawancara Kualitas Pelayanan

Informan 1

Pertanyaan no 1

“Menurut saya pelayanan neonatus itu adalah pelayanan bayi baru lahir pada periode mulai 0-28 hari setelah kelahiran yang bertujuan utk meningkatkan akses neonatus.”

Informan 2 “Eee....klo menurut saya pelayanan seperti pelayanan neonatus itu seperti pelayanan bayi muda MTBS-M dari 0-28 hari”

Informan 1

Pertanyaan no 2

“Menurut saya eee...kalo didesa sering mepakek MTBS-M yaitu manajemen terpadu balita muda,jadi kami berpatokan pada MTBS-M. Eee...MTBS-M itu jadi kami lebih kepada bayinyayaitu memeriksa bayi, sebelum datang kita perkenalkan dulu pada keluarga pasien,ee..pada pasien..ee...bahwa saya adalah bidan akan periksa bayi ibu.Ee..kemudian sesudah kita jelaskan kita tanya keluhan pada ibu,baru kita lihatnya bayi,jangan lupa kita cuci tangan kemudian kita ee...menimbang bayi dulu,kemudian baru kita melihat ada tanda bahaya infeksi bakteri lokal atau infeksi yang biasa”

Informan 2 “Standar yang dilakukan pelayanan bayi muda seperti yang saya lakukan saya periksa adanya infeksi eee....baik dari pustul dan eee..tali pusatnya...bagus atau tidak...setelah itu berat badan ee....setelah itu seperti temperatur bayi dan gerak pernafasan bayi ...nadi bayi dan segala macam”

Informan 1

Pertanyaan no 3

“Kendala mungkin banyak ya. Karena tiap-tiap ibu yang mempunyai bayi gak sam pemahaman lain-lain, jadi kadang waktu kita jelaskan MTBS-M ,satu dua yang teringat tapi itu lebih bagus ,makanya kita harus melakukan kunjungan 1,2 sampe 3x,sehingga ibu itu teringat apa yang kita sampaikan.

Informan 2 “Ada juga kendala...kadang ada ibu ..eee...gak mau ...seperti ibu yang agak ee.. risih ada saya datangi ibu yang suka karena tahu apa masalah

Page 113: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

95  

  

bayi ada kejadian pada bayinya.....apa ada penyakit”

Informan 1

Pertanyaan no 4

“eee..misalnya ada kendala jadi...eee kita beri penyuluhan kepada ibu,sekali duakali mungkin lupa ibu tapi kalau sering kita ulang-ulang akan ingat dan mungkin kita akan jelaskan juga apa manfaat dari konseling yang kita berikan”

Informan 2 “Saya beri penyuluhan...saya beri pengertian untuk ibu dan keluarga...apa ee...yang manfaat saya KN...apa manfaat untuk ibu...apa manfaat untuk bayi...jadi orang agar bisa mengerti”

Kuantitas Pelayanan Informan 1

Pertanyaan no 5

“Kalo saya menurut saya harus 100% kenapa,sayakan tinggal didesa jadi itu kewajiban saya,rumusnya jadi misal sasaran saya pertahun 13 orang,jadi misalnya bulan ini baru sampai 8 orang,8 kita bagi sasarannya 13 kita x 100 itulah hasilnya”

Informan 2 “Ee....kalo KN ee...90 % yang harus dicapai harus target jih 90 %. Target 90 % dan cara mencarinya yaitu bayi yang dikunjungi per sasaran x 100 %”

Informan 1

Pertanyaan no 6

“KN pertama saya lakukan pada 24 jam 2 hari ,1 sampai 3 hari, jadi saya datang 1 sampai 3 hari,jadi saya datang salah satu dihari itu,biasanya hari pertama saya sudah datang, kemudian KN kedua 3 sampai 7 hari,kemudian KN ketiga 7 sampai 28 hari. Tapi apabila ada tanda infeksi,saya datang ..ee...tidak sesuai dengan jadwal KN nya”

Informan 2 “Eee… biasanya KN 1 hari kedua,KN 2 hari ke 4 dan KN3 2 minggu kemudian”

Efektivitas Biaya/Sumber Daya Informan 1

Pertanyaan no 7

“Timbangan untuk menimbang....temperatur untuk mengukur suhu tubuh....ari timer untuk melihat denyut jantung bayi...pita metlin untuk mengukur lingkar kepala...apa lagi ya....ee...dan lain-lain...saya punya...dan saya bisa memggunakannnya”

Informan 2 “Ada...seperti sarana penimbangan berat badan, temperatur...ari timer...periksa spt ukur lingkar kepala. Gak rusak. Bisalah...karena sudah lama saya lakukan”

Kebutuhan akan Supervisi Informan 1

Pertanyaan no 8

“Ee..Menurut saya...menurut saya sangat perlu karena istilahnya itu adalah dukungan jadi setelah kita kasih penyuluhan untuk ibu datang lagi orang dari puskesmas,jadi ee...keluarga pasien keluarga bayi jadi lebih senang lagi karena banyak yang peduli tentang kesehatan anaknya”

Page 114: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

96  

  

Informan 2 “Perlu ....karena ada sebagian ibu bila dijelaskan tidak mengerti ...jadi bisa dijelaskan kembali oleh tim monitoring…mengenai berapa kali saya di supervise selama ini.”

Informan 1 Pertanyaan no 9

“ee..berapa kali saya sudah di supervise kalo gak salah 2 x dalam setahun”

Informan 2 “ee… 2 kali” Informan 1

Pertanyaan no 10

“ee..jadi sesui hampir sama dengan yang saya lakukan,mereka tetap melakukan dengan melihat apa yang saya lakukan jadi eee...saya menggunakan MTBS-M dan menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya dan memberikan penyuluhan”

Informan 2 “Eee...yaitu melihat apa yang say kerjakan dengan melihat ceklis yang dibawanya”

Hubungan InterpersonalInforman 1

Pertanyaan no 11

“Saya selalu kerjasama...semua kegiatan yang saya lakukan selalu saya lakukan....komunikasi dan koordinasi baik denganlintasprogam maupun lintas sektoral....Saya selalu kerjasama....semua kegiatan yang saya lakukan selalu saya lakukan .....komunikasi dan koordinasi baik dengan lintasprogam maupun lintas sektoral....”

Informan 2 “saya tidak melakukan kerjasama baik lintas program dan lintas sektoral, karena….apa ya,, agak susah melakukan kerjasama tersebut”

Berdasarkan tabel 4.22. menunjukkan hasil wawancara mendalam pada

pertanyaan no 1 yang dilakukan pada informan utama 1 menyatakan bahwa

standar pelayanan neonatus adalah pelayanan bayi baru lahir 0-28 hari setelah

kelahiran dan informan utama 2 menyatakan hal yang sama bahwa pelayanan bayi

muda MTBM dari 0-28 hari. Pada pertanyaan no 2 yang dilakukan pada informan

utama 1 menyatakan bahwa standar pelayanan neonatus berpatokan terhadap

MTBM dengan perkenalan terlebih dahulu terhadap keluarga pasien, cuci tangan,

meimbang bayi kemudian baru melihat tanda bahaya infeksi bakteri lokal atau

infeksi biasa dan informan utama 2 menyatakan bahwa standar pelayanan bayi

muda adalah memeriksa infeksi, berat badan, suhu, pernapasan, nadi dan lain-lain.

Page 115: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

97  

  

Pada pertanyaan no 3 yang dilakukan pada informan utama 1 menyatakan

bahwa kendala dalam pelayanan neonatus adalah perbedaan pemahaman ibu

tentang MTBM dan kemampuan ibu untuk mengingat apa yang akan bidan

sampaikan dan informan utama 2 menyatakan bahwa kendala dalam pelayanan

neonatus adalah ibu tidak peduli akan kedatangan bidan dalam menyampaikan

MTBM. Pada pertanyaan no 4 yang dilakukan pada informan utama 1

menyatakan bahwa strategi bidan dalam menjembatani kendala pelayanan

neonatus kepada keluarga pasien adalah penyuluhan secara berkelanjutan sampai

keluarga memahami maksud dari pesan yang akan disampaikan dan informan

utama 2 menyatakan bahwa untuk menjembatani kendala tersebut strategi yang

bidan lakukan adalah memberikan pengertian manfaat dari kunjungan neonatal

terhadap ibu dan bayinya.

Hasil wawancara mendalam yang didapatkan dari 2 informan utama

menunjukkan bahwa kualitas pelayanan neonatus masih belum maksimal

dilakukan oleh petugas terkait dengan kedua informan yang sudah mengetahui

pengertian standar pelayanan neonatus namun keduanya tidak mampu melakukan

standar tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang berurutan. Masalah tersebut

terkait dengan sikap petugas dan kebiasaan petugas yang masih kurang peduli

untuk melakukan langkah-langkah yang benar, karena beranggapan beberapa

langkah tidak begitu penting untuk dilakukan atau petugas mengambil kesimpulan

mana langkah yang menjadi prioritas dan tidak menjadi prioritas. Padahal teori

sudah menjelaskan bahwa kualitas merupakan proses aktivitas kerja yang

Page 116: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

98  

  

mendekati kesempurnaan dan diharuskan petugas melakukan setiap langkah

standar pelayanan neonatus secara berurutan.

Pada pertanyaan no 5 yang dilakukan pada informan utama 1 menyatakan

bahwa target sasaran yang diharapkan oleh petugas ditemukan adalah sebesar

100% dan informan utama 2 menyatakan bahwa target yang harus ditemukan

adalah sebesar 90%. Pada pertanyaan no 6 yang dilakukan pada informan utama

1menyatakan bahwa waktu kunjungan neonatal adalah KN 1 dilakukan pada hari

1-3 dilanjutkan KN 2 pada hari 3-7 dilanjutkan KN 3 pada hari 7-28 dan informan

utama 2 menyatakan bahwa waktu kunjungan neonatal KN 1 pada hari pertama,

KN 2 pada hari ke 4 dan KN 3 dilakukan pada 2 minggu kemudian.

Hasil wawancara yang didapatkan dari 2 informan utama menunjukkan

bahwa kuantitas pelayanan neonatus sudah dilakukan sesuai dengan target sasaran

dan frekuensi kunjungan yang sesuia dengan ketetapan standar pelayanan

neonatus. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya dorongan dari bidan koordinator

dan kebijakan dari Puskesmas untuk melaporkan KN 1-KN 3, sehingga bidan

harus melakukan kunjungan sesuai dengan ketentuan pelayanan neonatus agar

bidan tidak mendapat teguran atau sanksi dari atasan.

Pada pertanyaan no 7 yang dilakukan pada informan utama 1 yang

menyatakan bahwa bidan mempunyai timbangan, temperature, ARI timer, pita

metlin dan mampu untuk menggunakannya serta manfaat alat-alat tersebut dan

informan utama 2 menyatakan bahwa bidan mempunyai timbangan, temperatur,

ARI timer dan mampu untuk menggunakannya.

Page 117: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

99  

  

Hasil wawancara yang didapatkan dari 2 informan utama menunjukkan

bahwa efektivitas biaya/ sumber daya sudah lengkap dan mengerti cara

menggunakannya. Namun sikap bidan untuk memutuskan bahwa adanya alat-alat

yang tidak begitu penting dipergunakan terkait dengan pemeriksaan awal bayi

yang dinilai secara fisik saja,padahal apa pun kondisi si bayi, alat-alat

perlengkapan perlu dibawa dan digunakan pada saat melakukan kunjungan.

Pada pertanyaan no 8 yang dilakukan pada informan utama 1 yang

menyatakan bahwa bidan membutuhkan dilakukannya supervisi terkait dengan

adanya dukungan dari atasan terhadap tindakan pelayanan neonatus yang

dilakukan oleh bidan terhadap ibu dan bayinya dan informan utama 2 menyatakan

bahwa perlu dilakukannya supervisi oleh tim monitoring untuk mengenai standar

pelayanan neonatus. Pada pertanyaan no 9 yang dilakukan pada informan utama 1

yang menyatakan bahwa bidan sudah dilakukan 2 kali dalam setahun dan

informan utama 2 menyatakan bahwa bidan sudah 2 kali disupervisi dalam

setahun.

Pada pertanyaan no 10 yang dilakukan pada informan utama 1 yang

menyatakan bahwa teknik supervisi yang dilakukan adalah bidan harus dan tanpa

kecuali mengikuti setiap prosedur MTBM dan tetap mengingatkan ibu bayi

tentang tanda-tanda bahya pada bayi dan memberikan penyuluhan tentang

pelayanan neonatus pada ibu dan keluarga dan informan 2 menyatakan bahwa

teknik supervisi yang dilakukan adalah bidan melakukan prosedur pelayanan

neonatus dan tim supervisi hanya memperhatikan prosedur yang bidan lakukan.

Page 118: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

100  

  

Hasil wawancara yang didapatkan dari 2 informan utama menunjukkan

bidan membutuhkan supervisi yang berkala dan berkelanjutan, sehingga bidan

semakin mantap untuk melakukan pelayanan neonatus kepada ibu dan keluarga

bayi baru lahir. Supervisi yang dilakukan oleh atasan akan mempermudah bidan

dalam menemukan kelemahannya baik dalam melakukan tindakan bahkan cara

komunikasi yang efektif terkait dengan apa yang akan disampaikan, bagaimana

cara komunikasi untuk memberikan informasi yang tepat kepada ibu dan

keluarga, sehingga mereka merasa membutuhkan bidan sebagai orang terpercaya

untuk menilai kesehatan bayinya.

Pada pertanyaan no 11 yang dilakukan pada informan utama 1 menyatakan

bahwa hubungan interpersonal/kerjasama baik secara lintas sektoral dan program

sangat penting terkait dengan kunjungan yang akan dilakukan pada ibu dan

keluarga. Dengan dilakukannya kerjasama dengan kedua lintas tersebut, bidan

mampu membangun kepercayaan dan kemandirian kepada teman sejawat dan

masyarakat itu sendiri dan informan utama 2 menyatakan bahwa hubungan

interpersonal/kerjasama baik secara lintas sektoral dan program tidak begitu

penting, sebab adanya kendala untuk melalukan kerjasama tersebut.

Hasil wawancara yang didapatkan dari 2 informan utama menunjukkan

bahwa kinerja pelayanan neonatus akan semakin baik jika dilakukan hubungan

interpersonal baik lintas program dan lintas sektoral, sehingga memudahkan bidan

untuk melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga serta membangun

kepercayaan dan kemandirian masyarakat terkait dengan kunjungan yang

dilakukan, sementara hubungan kerjasama interpersonal secara lintas program

Page 119: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

101  

  

akan mempermudah bidan untuk menyampaikan kendala diwilayah kerjanya dan

meminta bantuan baik kekurangan logistik terkait dengan kebutuhan di lapangan.

Tabel 4.23.Matriks Hasil Wawancara terhadap Informan Tambahan Berdasarkan hasil wawancara dari 2 orang informan tambahan tentang jawal

kunjungan dan pelayann yang diberikan oleh bidan kepada bayinya, berikut

matrik wawancaranya:

Informan Pertanyaan Hasil Wawancara Informan tambahan 1

Pertanyaan 1

“Apa ada datang tiga kali”

Informan tambahan 2

“ee...ee... berapa ya... Ada datang 2x dalam sebulan”

Informan tambahan 1

Pertanyaan 2

“Hari ke tiga, setelah itu satu minggu kemudian ada datang lagi setelah 2 minggu kemudian datang lagi. Sebulan ada 4 x karena saya melahirkan diawal bulan”

Informan tambahan 2

“Ada datang. ee...ee... berapa ya... Ada datang 2x dalam sebulan”

Informan tambahan1

Pertanyaan 3

“Ada memeriksa saya dan bayi saya ee...kemudian dibilang disuruh berikan bayi asi exclusiv sampe 6 bulan. Klo ada merah-merah tanda-tanda bahaya disuruh lapor sama bidan”

Informan tambahan 2

“Apa ya..ee..Melihat-lihat bayi,ditanya apa ada sakit,apa ada bayi sering nangis”

Informan tambahan1

Pertanyaan 4

“Ada ditimbang,saya liat ada diletakkan sesuatu dibawah ketiak ,kemudian ada dilihat tali pusat sebelum jatuh,kemudian dilihat dada bayi”

Informan tambahan2

“Klo siadek sakit disuruh lapor sama bu bidan kemudian mengisi buku KIA .Ee....gak ada apa-apa lagi”

Berdasarkan tabel 4.23. menunjukkan hasil wawancara mendalam pada

pertanyaan no 1 yang dilakukan pada informan tambahan 1 menyatakan bidan

melakukan kunjungan neonatus sebanyak 3 kali dan informan 2 menyatakan

bahwa bidan berkunjung 2 kali yang dilakukan dalam 1 bulan. Pada pertanyaan no

Page 120: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

102  

  

2 yang dilakukan pada informan tambahan 1 menyatakan bahwa bidan melakukan

KN 1 pada hari ketiga, KN 2 yang dilakukan 1 minggu kemudian dan KN 3 yang

dilakukan 2 minggu kemudian dan informan 2 menyatakan bahwa bidan hanya

melakukan 2 kali kunjungan yaitu KN 1 dan KN2. Pada pertanyaan no 3 yang

dilakukan pada informan tambahan 1 menyatakan bahwa bayi diperiksa oleh

bidan kemudian ibu diberikan penyuluhan seputar ASI eksklusif dan tanda-tanda

bahaya pada bayi dan informan tambahan 2 menyatakan bahwa bidan hanya

melihat bayi dan tidak dilakukan penyuluhan terkait standar pelayanan neonatus.

Pada pertanyaan no 4 yang dilakukan pada informan tambahan 1 menyatakan

bahwa bayi diperiksa menggunakan alat yang dibawa oleh bidan dan infroman

tambahan 2 menyatakan bahwa ibu hanya dianjurkan untuk melapor apabila bayi

sakit dan bidan mengisi buku KIA.

Hasil wawancara yang didapatkan pada 2 informan dapat dinilai bahwa

bidan secara kuantitas pelayanan melakukan KN dengan tepat waktu, namun

secara kualitas pelayanan kedua bidan masih belum sempurna melakukan langkah

demi langkah prosedur kerja yang telah ditetapkan dalam MTBM, hal tersebut

dihubungkan dengan masalah kelengkapan alat baik yang dikemukakan oleh 2

informan tambahan 1 dan 2, serta kurangnya penyuluhan yang dilakukan kepada

ibu dan keluarga terkait pelayanan neonatus.

Tabel 4.24. Matriks Hasil Wawancara terhadap Informan Tambahan Berdasarkan hasil wawancara dari 1 orang informan tambahan tentang hasil

supervisi terhadap bidan dalam melakukan pelayanan neonatus, berikut matrik

wawancaranya:

Page 121: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

103  

  

Informan Pertanyaan Hasil Wawancara Informan tambahan 3

Pertanyaan 1 “Pernah....” Pertanyaan 2 “Eee...macam-macam monev....”

“Iya...ee...monev kinerja bides sepeti monevkinerja bidan dalam pelaksanaan ANC terpadu,.ee.... monev fasilitas kesehatan yang standar.... ee...dll. iya bu desi... .(monev kinerja bidan) “Tergantung dari.... ee...perencanaan kegiatan bulanan...4x dalam sebulan...itu tidak untuk bidan yang sama..eee...kadang-kadang bila ada kasus pada bayi...eee...saya langsung melihatnya ke desa....”

Pertanyaan 3 “Oya...ee...kalo tehniknya ee... saya membawa ceklis MTBS-M berupa blangko untuk melihat ee...apa yang dilakukan bidan dalam melakukan pelayanan neonatus..eee..apakah sesuai dengan standar yang ada dalam ceklis tersebut.....”

Pertanyaan 4 “Eee......ee...ada yang sesuai ee...ada yang belum sesuai dengan standar “

Pertanyaan 5 “Eeee....apa yang ada ee...didalam ceklisMTBS-M ...merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan bidan ee...dalam memberikan pelayanan...bila tidak sesuai dengan langkah yang ada...ee.....dilakukan..ee....berarti tidak sesuai...karena itu adalah standar yang sudah baku dalam melakukan ee....pelayanan neonatus.... “iya bu desi...ee...gimana ya ...hehe....saya gak bisa bilang pastinya berapa....tapi..ee... kalo kita tanya hampir semua tahu sih....pas kita suruh lakukan tindakannyamasih banyak ...eee... yang tidak berurutan dan tidak lengkap baik dalam ..eee...memulai persiapan alatee... dan menyebutkan langkah-langkahnya... eee..gitulah bu desi.....”

Pertanyaan 6 “Eee...mereka punya..ee..seperti...timbangan kecil...temperatur...ee...pita metlin...ee...ari timer dll...tapi ada yang masih bagus dan ada yang sudah rusak”

Pertanyaan 7 “iya...sesuai dengan jadwal kunjungannya....” Pertanyaan 8 “Kalo masalah targetnya tercapai selalu untuk

KN 1 dan KN 2...kalau KN lengkap jarang tercapai. Eee...eee...mungkin bidan mengira kalo KN 3 tidak begitu penting ...karena pada KN 1 dan 2 bayi sehat-sehat saja”

Page 122: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

104  

  

Pertanyaan 9 “Ee.... bila mereka belum melakukan dengan standar MTBS-M,...maka bidan tersebut..ee...akan kami latih kembali dipuskesmas..ee...bagi yang belum mengikuti ee...pelatihan akan...ee...kami rencanakan untuk mengikuti pelatihan tersebut.....”

Pertanyaan 10

“Kalau kerjasama selalu ada ...tergantung juga sibidannya....bila mereka anggap perlu mereka lakukan komunikasi dan koordinasi tentang kegiatannya”

Hasil wawancara yang dilakukan pada informan tambahan 3 terkait

pertanyaan no 1 menyatakan bahwa monev pernah dilakukan pada setiap bidan.

Pada pertanyaan no 2 menyatakan bahwa monev yang pernah dilakukan adalah

monev kinerja bidan dalam ANC terpadu, monev fasilitas kesehatan yang standar.

Monev dilakukan 4 kali dalam sebulan tapi bukan untuk bidan yang sama dan

hanya turun kedesa bila ada kasus pada bayi. Pada pertanyaan no 3 menyatakan

bahwa teknik monev yang dilakukan adalah dengan membandingkan prosedur

kerja bidan dalam melakukan pelayanan neonatus dengan MTBM.

Pada pertanyaan no 4 menyatakan bahwa ada bidan yang sudah mengikuti

standar pelayanan neonatus dan belum mengikuti standar pelayanan neonatus.

Pada pertanyaan no 5 menyatakan bahwa pelayanan neonatus standar adalah

setiap proser kerja yang dilakukan oleh bidan harus merujuk pada format MTBM.

Pada pertanyaan no 6 menyatakan bahwa setiap bidan dalam melakukan

pelayanan KN sudah dibekali oleh sarana dan prasarana untuk mendukung

kegiatan tersebut, namun terkait dengan bagaimana bidan dalam memelihara dan

menggunakan alat tersebut yang harus diperbaiki, sebab ada beberapa alat yang

sudah rusak.

Page 123: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

105  

  

Pada pertanyaan no 7 menyatakan bahwa secara kuantitas pelayanan KN

sudah sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah ditetapkan.Pada pertanyaan no

8 menyatakan bahwa target KN1 dan KN2 sudah tercapai namun untuk KN 3

masih belum optimal.Pada pertanyaan no 9 menyatakan bahwa kendala dalam

pelaksanaan pelayanan neonatus adalah masalah pengetahuan, sikap dan tindakan

yang saling bersinergi dalam menghambat masalah pelayanan tersebut.Untuk

menjembatani masalah tersebut dilakukan pelatihan kembali kepada bidan yang

dinilai tidak mengikuti standar pelayanan neonatus.

Page 124: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

106  

BAB V

PEMBAHASAN

Analisis Kuantitas dan Analisis Kualitatif

Hubungan Kualitas dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

Hasil tabulasi silang kualitas pelayanan dengan faktor penentu kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun

2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang kualitas pelayanan tidak standar

sebanyak 18 orang (56,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak

baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 3 orang (9,4%). Sementara yang kualitas pelayanan standar sebanyak 14

orang (43,8%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik

sebanyak 3 orang (9,4%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 11 orang (34,4%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,002<0,05, sehingga ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan

faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen tahun 2018.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iraningsih.W

dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma

Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Terdapat hubungan

antara pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023),

Page 125: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

107

      

dukungan atasan (p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039)

dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).

Kualitas merupakan aspek pada standar pekerjaan meliputi: ketepatan kerja,

kemampuan menganalisa data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan

mesin/peralatan, dan kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen).

Hubungan kualitas dengan kinerja dapat mengetahui baik atau buruknya sesuatu

pekerjaan yang diterima bagi seorang pegawai yang dapat dilihat dari segi

ketelitian, kerapian, ketrampilan dan kecakapan kerja (6).

Menurut asumsi peneliti kualitas pelayanan merupakan proses seseorang atau

petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan

standar yang ditetapkan sehingga hasil kinerja petugas kesehatan dianggap

professional. Kualitas pelayanan tidak hanya berbicara mengenai proses

bagaimana petugas mengikuti setiap prosedur kerja sesuai dengan langkah-

langkah prosedur tetapi bagaimana petugas kesehatan mampu untuk menganalisa

dan mengevaluasi kekurangan dirinya serta kebutuhan pasiennya. Kualitas

pelayanan kesehatan berkaitan dengan hasil produk akhir berupa kinerja petugas

kesehatan. Hasil kinerja petugas kesehatan dapat diukur melalui hasil capaian

target dari standar pelayanan neonatus, sehingga terjadi penurunan angka

kematian pada balita. Penelitian yang dilakukan pada bidan di Puskesmas

Gandapura didapatkan bahwa dari 32 bidan melakukan kualitas pelayanan tidak

standar sebanyak 18 orang (56,2%) dengan hasil kinerja dalam pelayanan

neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan hasil kinerja dalam pelayanan

neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas

Page 126: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

108

      

pelayanan berhubungankepada hasil kinerja yang dilakukan oleh bidan dalam

memberikan pelayanan kepada bayi baru lahir. Semakin tidak standar kualitas

pelayanan maka semakin tidak baik pula kinerja bidan tersebut. Mayoritas

kualitas pelayanan bidan terkait pelayanan neonatus tidak standar sebanyak 15

orang bidan (46,8%). Hal ini disebabkan bidan tidak mampu melakukan secara

berurutan melakukan prosedur kerja format MTBM. Kondisi tersebut dipengaruhi

oleh perilaku dari bidan tersebut berupa masalah konsep pengetahuan mengenai

MTBM yaitu bidan menganggap bahwa prosedur kerja dapat memperlambat kerja

bidan sendiri sehingga bidan menilai adanya prioritas prosedur kerja yang

dilakukan tidak dilakukan, seperti bidan mengangap bahwa dengan melihat bayi

tidak mengalami masalah atau dalam kondisi sehat hanya dilakukan pemeriksaan

timbang berat badan, tidak perlu pemeriksaan lainnya, dan lain sebagainya. Hasil

dari jawaban bidan terkait kualitas pelayanan bahwa mayoritas bidan menjawab

tidak membawa formulir MTBM, tidak membawa alat perlengkapan, tidak

melakukan pemeriksaan denyut jantung bayi dan kurangnya penyuluhan terkait

ASI ekslusif dan anjuran menyusui bayi sesering mungkin dan teknik menyusui

yang benar.

Masalah tersebut erat juga kaitannya dengan faktor kebiasaan bidan dalam

melakukan pelayanan neonatus, sehingga bidan menjadi terbiasa untuk melakukan

pelayanan neonatus yang tidak standar. Kebiasaan merupakan faktor dari sikap

bidan sendiri dalam memutuskan apa yang dilakukan dan tidak dilakukan. Untuk

itu salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut adalah dengan

meningkatkan konsep pengetahuan bidan dengan memperkuat alasan-alasan logis

Page 127: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

109

      

pentingnya melakukan standar pelayanan neonatus yang berurutan, kemudian

melakukan pelatihan MTBM kepada bidan.

Sementara dari hasil penelitian di Puskesmas Gandapura didapatkan bahwa dari

32 bidan melakukan kualitas pelayanan tidak standar sebanyak 18 orang (56,2%)

dengan hasil kinerja dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%).Hal

ini terkait dengan kualitas dari penyampaian komunikasi yang dilakukan oleh

bidan kepada ibu dan keluarga, sehingga ibu dan keluarga paham mengenai

kunjungan bayi yang dilakukan oleh bidan. Masalah tersebut dapat dinilai dari

hasil jawaban responden terkait dengan kinerja bidan terkait kualitas pelayanan

didapatkan bahwa mayoritas ibu memberikan konseling terkait dengan perawatan

bayi, namun berbicara kualitas tersebut bukan sekedar bagiamana cara bidan

mampu untuk melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga melainkan

pelaksanaan pelayanan dan proses pelayanan tersebut berupa kelengkapan

penyedian instrument yang digunakan dalam pelaksanaan kunjungan neonatus

tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari 2 informan utama yaitu terkait

dengan kualitas dalam pelayanan neonatus didapatkan bahwa informan utama 1

melakukan pelayanan yang standar yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang

diberikan dan kepatuhan standar pelayanan neonatus, sedangkaninforman utama 2

tidak melaksanakan sesuai ketentuan walaupun memiliki alat lengkap tetapi

tidak digunakan secara terstruktur langkah-langkahnya dalam memberikan

pelayanan neonatus. Hal ini diketahui melalui hasil wawancara mendalam kepada

kedua informan utama tersebut.Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara

Page 128: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

110

      

dengan informan tambahan 2 dan 3. Dalam wawancara dengan informan

tambahan 2 menyatakan bahwa bidan yang berkunjung kerumahnya untuk

pelayanan neonatus hanya menanyakan saja tentang kondisi umum si bayi tanpa

melakukan pelayanan yang sesuai dengan standar. Hal ini juga ditegaskan oleh

informan tambahan 3 bahwa pelayanan yang standar harus sesuai denganMTBM

yang merupakan suatu pendekatan yang terpadu dalam tatalaksana bayi umur 0-2

bulan, dimulai dengan persiapan alat,anamnese, pemeriksaan pada

bayi,memberikan konseling dan melakukan pencatatan dan pelaporan serta

dokumentasi kegiatan.

Aaspek kualitatif adalah derajat atau tingkat dimana proses atau hasil yang

membawa suatu aktivitas mendekati atau menuju kesempurnaan/standar,

menyangkut pembentukan aktivitas menuju satu tujuan. Hasil peneliti yang

dilakukan oleh peneliti baik secara kuantitatif dan kualitataif memiliki hubungan

yang erat, artinya secara kuantitatif didapatkan ada hubungan antara kualitas

dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura tahun

2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebut didukung melalui wawancara

mendalam terhadap informan peneliti.

Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan

penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa

Dalam Pelayanan Neonatus di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa

Timur. Hasil penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus

yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar

pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai

Page 129: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

111

      

ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil

cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,

Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua

bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat

dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan

pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,

melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan

selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.

Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku

KIA milik ibu. Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum

semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat

dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan

proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/alat pemeriksaan

yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan

khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan

tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk

pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan

neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan

pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan

yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi

fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum

dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan

langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam

Page 130: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

112

      

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam

pelayanan neonatus. Aspek Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) Dalam

Pelayanan Neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan

koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih

belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan

kerjasama yang dilakukan Bidan Desa dengan kader maupun dukun bayi belum

terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di

wilayahnya (6).

5.1.2. Hubungan Kuantitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018.

Hasil tabulasi silang kuantitas pelayanan dengan faktor penentu kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun

2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang kuantitas pelayanan tidak tercapai

sebanyak 15 orang (46,8%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak

baik sebanyak 11 orang (34,3%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 4 orang (12,5%). Sementara yang kuantitas pelayanan tercapai sebanyak

17 orang (53,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik

sebanyak 7 orang (22,0%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 10 orang (31.2%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,141>0,05, sehingga tidak ada hubungan antara kuantitas pelayanan

dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

Page 131: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

113

      

Hasil penelitian ini penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Iraningsih.W dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan

Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Tidak

terdapat hubungan antara umur (p=0,124), status kepegawaian (p=0,124), beban

kerja tambahan (p=0,290), dan reward (p=0,053) dengan praktik bidan dalam

penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).

Kuantitas kinerja kinerja adalah merupakan aspek pengukuran kinerja yang

meliputi: proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang dipergunakan atau

lamanya melaksanakan tugas, jumlah kesalahan, dalam melaksanakan pekerjaan,

jumlah kesalahan dalam, jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.

Kuantitas, dinyatakan dalam bentuk jumlah output, atau presentasi antara output

yang menjadi target Hubungan kuantitas dengan kinerja bisa melihat seberapa

besarnya beban kerja atau sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh

seorang pegawai. Diukur dari kemampuan timeliness mencapai target atau hasil

kerja atas pekerjaan (6).

Menurut asumsi peneliti kuantitas pelayanan merupakan jumlah pencapaian target

sasaran pelayanan yang dilakukan oleh bidan dan diukur melalui indikator target

sasaran yang ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan target tersebut bidan

selaku pelaksana pelayanan harus melakukan kunjungan pelayanan neonatus

sesuai dengan durasi dan frekuensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil

penelitian yang dilakukan didaptkan bahwa mayoritas kuantitas pelayanan

tercapai 7 orang (22,0%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 10 orang (31.2%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kuantitas

Page 132: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

114

      

pelayanan tidak begitu mempengaruhi kinerja bidan, sebab mayoritas kuantitas

pelayanan tercapai sebanyak 17 orang (53,2%) dengan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 7 orang dan kinerja bidan baik sebanyak

10 orang. Berarti dari hasil data tersebut didapatkan bahwa kuantitas pelayanan

tidak memiliki keterkaitan erat dengan kinerja bidan, sebab data tersebut

memperlihatkan bahwa jumlah antara kinerja baik dan tidak baik hampir sama

dalam melakukan kuantitas pelayanan. Hal tersebut erat kaitannya dengan adanya

dorongan dan perintah dari atasan yang bersangkutan dengan kuantitas pelayanan,

terkait dengan akreditas Puskesmas.Bidan harus menemukan dan melakukan

kunjungan kepada bayi serta melaporkan hasil kunjungan kepada atasan. Tanpa

dilakukannya pelayanan sesuai standar pun tidak ada masalah, bidan tersebut pada

saat dilakukan supervisi akan memperlihatkan kemampuan optimalnya, namun

setelah tidak adanya supervisi bidan akan melakukan kebiasaan yang salah

tersebut. Akibatnya secara kuantitas target tercapai namun secara kualitas perlu

dilakukan pemantauan kembali oleh atasan. Hasil jawaban responden mengenai

kuantitas pelayanan menunjukkan bahwa untuk KN2 semua bidan melakukannya

sesuai dengan target sasaran. Sementara untuk KN1 sekitar 50% melakukannya

sesuai dengan durasi dan frekuensi kunjungan, dan untuk KN3 ada 15 bidan yang

tidak melakukannya. Kuantitas tersebut dipengaruhi oleh bayi tidak ada didesa

akibat melahirkan dirumah sakit, dan KN3 dipengaruhi oleh hasil pemerikasaan

KN2 sudah baik jadi bidan tidak kesana lagi dan tali pusat sudah pupus, sehingga

bidan tidak melakukan KN3.

Page 133: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

115

      

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari 2 informan utama yaitu

hasilcakupan pelayanan neonatus oleh kedua informan utama sudahsesuai target

yang ditetapkan. Dengan melihat target capaian sudah mencapai 90% sesuai

dengan indikator kinerja puskesmas yang merujuk pada peraturan Menteri

Kesehatan no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan.

Hal ini dapat diketahui melalui wawancara mendalam pada kedua informan

utama tentang target capaian pada pelayanan bayi baru lahir yang telah mereka

capai sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Dan dibenarkan dengan hasil

wawancara mendalam dengan informan tambahan 3 bahwa pelaksanaan KN

mencapai target.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif tidak

memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan tidak ada hubungan

antara kuantitas dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebut tidak didukung

melalui wawancara mendalam terhadap informan peneliti

Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan

penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa

Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa

Timur. Hasil penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus

yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar

pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai

ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil

Page 134: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

116

      

cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,

Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua

bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat

dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan

pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,

melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan

selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.

Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku

KIA milik ibu. Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum

semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat

dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan

proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/ alat pemeriksaan

yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan

khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan

tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk

pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan

neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan

pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan

yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi

fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum

dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan

langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam

Page 135: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

117

      

pelayanan neonatus. Aspek Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) Dalam

Pelayanan Neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan

koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih

belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan

kerjasama yang dilakukan Bidan Desa dengan kader maupun dukun bayi belum

terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di

wilayahnya (6).

5.1.3. Hubungan Ketepatan Waktu dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018.

Hasil tabulasi silang ketepatan waktu dengan kinerja bidan dalam pelayanan

neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari

32 orang bidan yang ketepatan waktu tidak tepat sebanyak 13 orang (40,7%)

dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik

sebanyak 10 orang (31.3%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 3 orang (9,4%). Sementara yang ketepatan waktu tepat sebanyak 19

orang (59,3%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik

sebanyak 8 orang (25,0%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 11 orang (34,3%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,112>0,05, sehingga tidak ada hubungan antara ketepatan waktu dengan

faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen tahun 2018.

Page 136: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

118

      

Hasil penelitian ini penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Iraningsih.W dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan

Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Tidak

terdapat hubungan antara umur (p=0,124), status kepegawaian (p=0,124), beban

kerja tambahan (p=0,290), dan reward (p=0,053) dengan praktik bidan dalam

penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).

Ketepatan waktu berlainan dengan bagaimana seorang pegawai menggunakan

waktu dalam kerja, yang meliputi: tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu

kerja efektif/jam kerja hilang. Ketepatan waktu dinyatakan dalam bentuk

pencapaian batas waktu yang ditentukan, unit/kegiatan yang dapat diselesaikan

tepat waktu. Pada dasarnya ukuran ketepatan waktu mengukur apakah orang

melakukan apa yang dikatakan akan dilakukan. Hubungan ketepatan waktu

dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatal yaitu untuk melihat ketepatan

waktu kunjungan sesuai dengan umur bayi dalam pelayanan neonatal (6).

Menurut asumsi peneliti ketepatan waktu erat kaitannya dengan proses bidan

dalam melakukan kunjungan neonatus sesuai dengan ketentuan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ketepatan waktu dengan kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuantitas

pelayanan yang menunjukkan bahwa kuantitas pelayanan mayoritas tercapai

dengan hasil kinerja baik dan tidak baik hampir memiliki nilai yang sama.

Kuantitas pelayanan dapat diukur melalui ketepatan waktu, sebab kuantitas adalah

aktivitas yang menunjukkan jumlah yang dicatat harus diperiksa sesuai dengan

jumlah yang dicatat. Ketepatan waktu merupakan penjabaran atau perluasan dari

Page 137: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

119

      

kuantitas pelayanan, dan apabila kuantitas pelayanan bermasalah, maka ketepatan

waktu akan mengikuti.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari 2 informan utama tentang

ketepatan waktudidapatkan bahwa kedua informan tersebut melakukan pelayanan

neonatus sesuai dengan ketepatan waktu, dapat dilihat kedua informan tersebut

melaksanakan pelayanan sesuai jadwal. Mereka melaksanakan pelayanan

neonatus dalam satu bulan 3 kali sesuai dengan jadwal KN1 6 - 48 jam, KN2 3-7

hari dan KN3 8-28 hari. Hal ini juga dilihat dari hasil wawancara mendalam

dengan informan tambahan 1 dan 2 bahwa mereka ada kunjungi 3 x dalam

sebulan oleh informan tersebut. Kunjungan Neonatus harus dilakukan oleh bidan

karena merupakan salah cara menurunkan angka kematian bayi dan juga mereka

harus membuat laporan bulanan dan dipaparkan dalam kegiatan lokakarya mini

bulanan dan tribulanan. Ketepatan Waktu dalam pelayanan neonatal yaitu untuk

melihat ketepatan waktu kunjungan sesuai dengan umur bayi dalam pelayanan

neonatal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif tidak

memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan tidak ada hubungan

antara ketepatan waktu dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebut tidak

didukung melalui wawancara mendalam terhadap informan peneliti.

Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan

penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa

Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa

Page 138: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

120

      

Timur. Hasil penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus

yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar

pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai

ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil

cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,

Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua

bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat

dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan

pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,

melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan

selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.

Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku

KIA milik ibu. Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum

semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat

dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan

proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/ alat pemeriksaan

yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan

khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan

tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk

pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan

neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan

pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan

yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi

Page 139: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

121

      

fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum

dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan

langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam

pelayanan neonatus. Aspek Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) Dalam

Pelayanan Neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan

koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih

belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan

kerjasama yang dilakukan bidan desa dengan kader maupun dukun bayi belum

terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di

wilayahnya (6).

5.1.4. Hubungan Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 Hasil tabulasi silang efektivitas biaya/sumber daya dengan faktor penentu kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

tahun 2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang efektivitas biaya/sumber daya

tidak terpenuhi sebanyak 18 orang (56,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan

neonatus tidak baik sebanyak 14 orang (43,8%) dan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%). Sementara yang efektivitas

biaya/sumber daya terpenuhi sebanyak 14 orang (43,7%) dengan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 4 orang (12,5%) dan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 10 orang (31.3%).

Page 140: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

122

      

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,015<0,05, sehingga ada hubungan antara efektivitas biaya/sumber daya

dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iraningsih.W

dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma

Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Terdapat hubungan

antara pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023),

dukungan atasan (p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039)

dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).

Efektifitas biaya adalah merupakan suatu tingkatan/derajat yang menunjukkan

penggunaan sumber daya organisasi (seperti orang/ manusia, dana, teknologi, dan

material) secara maksimal untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya.

Efektifitas biaya terkait dengan tingkat penggunaan sumber-sumber organisasi

(orang, materia, teknologi) dalam mendapatkan pemborosan dalam penggunaan s

umber-sumber organisasi (6).

Menurut asumsi peneliti efektivitas biaya merupakan keterampilan bidan dalam

menggunakan sumber daya berupa sarana dan prasarana untuk mempermudah

pelayananan neonatus. Setiap bidan telah dilengkapi alat untuk melakukan KN,

namun masih ditemukannya bidan yang tidak membawa alat tersebut dengan

berbagai alasan seperti alat rusak, tidak mampu menggunakannya, dan lain-lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas bidan efektivitas biaya/sumber

daya tidak terpenuhi sebanyak 18 orang (56,2%) dengan kinerja bidan dalam

Page 141: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

123

      

pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 14 orang (43,7%) dan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%). Hal tersebut

menunjukkan bahwa bidan tidak maksimal dalam melakukan pemeriksaan

sehingga hal tersebut mempengaruhi konseling yang tepat kepada ibu dan

keluarga. Kelengkapan alat dan ketepatan penggunaan alat dapat meningkatkan

kualitas pelayanan, sebab kedua variabel ini saling terkait, sehingga keduanya

tidak bisa terlepas antara satu dengan yang lain. Kualitas pelayanan bukan hanya

berbicara tentang kemampuan bidan dalam melaksanakan prosedur kerja yang

berurutan melainkan bagaimana bidan mampu untuk menyediakan dan

memanfaatkan sumber daya yangtersedia.

Sementara bidan yang efektivitas biaya/sumber daya tidak terpenuhi sebanyak 18

orang (56,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4

orang (12,5%). Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya kebijakan dari bidan sendiri

untuk menyiapkan kekurangan alat yang mungkin diberikan dari Puskesmas

sudah mengalami kerusakan, sementara alat tersebut merupakan salah satu bagian

yang terlepas dari standar pelayanan neonatus, sehingga bidan melakukan

koordinasi dengan teman sejawat lainnya untuk meminjam alat tersebut atau

membeli sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari kedua informan utama

yaitu tentang efektifitas biaya/sumber daya didapatkan bahwa tidak terpenuhinya

sarana dan prasarana yang lengkap seperti untuk pemeriksaan fisik seperti

timbangan bayi, thermometer, pita metlin, ari timer, arloji, stateskop, senter dan

untuk bahan habis pakai kapas dan kasa, serta untuk dokumentasinya buku KIA

Page 142: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

124

      

dan pedoman MTBM tapi hanya beberapa alat saja yang dimiliki. Untuk

pemanfataan alat pemeriksaan tersebut juga tidak maksimal karena tidak semua

alat yang dimiliki bidan digunakan untuk pemeriksaan neonatus.

Fasilitas yang lengkap dan sesuai dengan standart yang telah ditetapkan,

diharapkan dapat meningkatkan kualitas mutu layanan. Sumber daya merupakan

faktor yang perlu ada untuk terlaksananya suatu prilaku. Untuk melakukan

tindakan harus ditunjang fasilitas yang lengkap, dan sebelumnya harus sudah

disiapkan. Dengan adanya Efektifitas biaya/ sumber daya akan mampu memilih

sasaran atau peralatan yang tepat untuk mencapai suatu tujuan keberhasilan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif

memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan ada hubungan antara

efektifitas biaya/ sumber daya dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebutdidukung

melalui wawancara mendalam terhadap informan peneliti

Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan

penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa

Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa

Timur. Hasil penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus

yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar

pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai

ketentuan,aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil cakupan

pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan, Aspek

ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua bidan

Page 143: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

125

      

desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat dilihat

bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan pelaporan

yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja, melakukan

kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan selanjutnya,

menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu. Pencatatan

dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku KIA milik ibu.

Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum semua bidan

memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat dari

ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan proses

rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/ alat pemeriksaan yang

belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan

khususnya alat pemeriksaan neonatus.Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan

tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk

pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan

neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan

pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan

yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi

fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum

dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan

langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam

pelayanan neonatus. Aspek pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) alam

pelayanan neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan

Page 144: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

126

      

koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih

belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan

kerjasama yang dilakukan Bidan Desa dengan kader maupun dukun bayi belum

terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di

wilayahnya (6).

5.1.5. Hubungan Kebutuhan akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018

Hasil tabulasi silang kebutuhan akan sepervisi dengan faktor penentu kinerja

bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen

tahun 2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang tidak disupervisi sebanyak 17

orang (53,1%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik

sebanyak 14 orang (43,7%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 3 orang (9,4%). Sementara yang ada disupervisi sebanyak 15 orang

(40,7%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 4

orang (12,5%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 11

orang (34,4%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,005<0,05, sehingga ada hubungan antara kebutuhan akan supervisi

dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas

Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iraningsih.W

dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma

Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Terdapat hubungan

Page 145: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

127

      

antara pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023),

dukungan atasan (p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039)

dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal. (12)

Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan

terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila

ditemukan masalah segera diberikan petunjuk dan bantuan yang bersifat langsung

guna mengatasinya. Kebutuhan akan supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan

terhadap karyawan bagaimana mereka dapat menjalankan fungsi pekerjaan atau

fungsi-fungsi pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi pengawasan

pimpinan. (6)

Menurut asumsi peneliti kebutuhan akan supervisi sangat berpengaruh

terhadap bidan dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki bidan tersebut.

Supervisi merupakan suatu pemantauan yang dilakukan oleh atasan kepada

bawahan, untuk mengetahuiapa kelamahan dari individu tersebut dan diberikan

solusi dari kelemahan bawahannya agar menjadi bekal bagi bawahannya dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam peningkatan kinerja. Salah satu faktor

rendahnya kinerja bidan adalah kurangnya supervisi yang dilakukan oleh atasan

kepada bawahan, sehingga bidan merasakan tidak adanya dukungan yang tepat

terhadap peningkatan kinerjanya. Hal ini juga dipengaruhi oleh minim

pembiayaan transportasi dalam melakukan kegiatan supervisi ke lapangan.

Kegiatan supervisi dilakukan sesuai dengan jadwal dan jumlah biaya yang sudah

dialokasi dalam rencana pelaksaan kegiatan. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa mayoritas bidan yang tidak disupervisi sebanyak 17 orang (53,1%) dengan

Page 146: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

128

      

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 14 orang (43,7%)

dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%). Data

tersebut memperlihatkan bahwa semakin banyak dilakukan supervisi berhubungan

terhadap kinerja bidan dalam pelayanan neonatus. Hal ini disebabkan dengan

adanya campur tangan oleh atasan, bidan merasakan adanya kepentingan bersama

dalam melaksanakan pelayanan neonatus, sehingga dapat meminimalisasi masalah

atau kasus yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Setiap individu memiliki

beragam karakteristik yang berbeda, sehingga cara untuk melakukan pendekatan

baik pada ibu dan keluarga akan berbeda pula. Dengan dilakuannya supervisi,

maka bidan akan merasa bahwa dirinya tidak bekerja sendiri, namun ada atasan

yang akan memantau dirinya dalam bekerja. Supervisi sebaiknya bukan hanya

dilakukan pada bidan yang memiliki kinerja tidak baik saja melainkan kepada

bidan yang memiliki kinerja baik juga, sehingga bidan yang memiliki kinerja baik

akan semakin baik kinerjanya sementara bidan yang kinerjanya tidak baik dapat

belajar kepada bidan yang kinerjanya baik.

Sementara bidan yang tidak disupervisi sebanyak 17 orang (53,1%)

dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%).

Hal tersebut dipengaruhi oleh kemauan bidan dalam menambah wawasan

mengenai kunjungan neonatus, adanya keinginan bidan untuk melakukan

pelayanan tersebut sesuai dengan standar, sehingga dengan melakukan pelayanan

sesuai standar maka pada akhirnya terjadi peningkatan pangkat dan jabatan bidan.

Adanya dorongan dari dalam bidan itu sendiri, maka tanpa ada supervisi pun

bidan akan memiliki kinerja yang baik.

Page 147: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

129

      

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh dari 2 informan utama tentang

kebutuhan akan supervisi didapatkan, bahwa kedua informan tersebut butuh untuk

disupervisi dari pimpinan oleh kepala puskesmas atau bidan coordinator dalam

kegiatan pelayanan neonatus karena masih belum standar sepertidalam bentuk

supervisi fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan

belum dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Dan dari hasil wawancara

yang mendalam dari kedua informan utama hanya 2 kali dalam setahun dilakukan

supervisi.Dan dari hasil wawancara yang mendalam dengan informan tambahan 3

supervisi dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan bulanan yang harus

disesuaikan dengan alokasi dana puskesmas.

Bidan membutuhkan bimbingan langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian,

untuk memotivasi dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung

jawabnya khususnya dalam pelayanan neonatus.Pengawasan yang dilakukan lebih

banyak pada laporan hasil kegiatan.Untuk menjamin para pegawai melakukan

pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya maka para pimpinan harus senantiasa

mengarahkan, membimbing, membangun kerja sama dan memotivasi mereka

untuk bersikap lebih baik sehingga upaya-upaya mereka secara individu dapat

meningkatkan penampilan kelompok dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Sebab dengan melakukan kegiatan supervisi secara sistematis maka akan

memotivasi pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja mereka dan pelakasanaa

pekerjaan akan menjadi lebih baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif

memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan ada hubungan antara

Page 148: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

130

      

kebutuhan akan disupervisi dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebutdidukung

melalui wawancara mendalam terhadap informan peneliti.

Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan

penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa

Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajang Jawa

Timur. Hasil penelitian menunjukkan aspek kualitas dalam pelayanan neonatus

yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar

pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai

ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil

cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,

Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua

bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat

dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan

pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,

melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan

selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.

Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada buku

KIA milik ibu. Aspek efektifitas sumber daya dalam pelayanan neonatus, belum

semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat

dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan

proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/alat pemeriksaan

yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan

Page 149: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

131

      

khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan

tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk

pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan

neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan

pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan

yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi

fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum

dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan

langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam

pelayanan neonatus. Aspek pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) dalam

pelayanan neonatus yaitu hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan

koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih

belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan

kerjasama yang dilakukan bidan desa dengan kader maupun dukun bayi belum

terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di

wilayahnya. (6)

5.1.6. Hubungan Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 Hasil tabulasi silang pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) dengan faktor

penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang tidak mampu

berhubungan interpersonal (kerjasama) sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja

Page 150: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

132

      

bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan

kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%).

Sementara yang mampu berhubungan interpersonal (kerjasama) sebanyak 13

orang (40,7%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik

sebanyak 3 orang (9,4%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 10 orang (31.3%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

sebesar 0,006<0,05, sehingga ada hubungan antara hubungan interpersonal

(kerjasama) dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di

Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iraningsih.W

dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma

Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Terdapat hubungan

antara pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023),

dukungan atasan (p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039)

dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).

Pengaruh hubungan personal adalah derajat atau tingkatan kinerja mampu

mengekspresikan diri, kemauan baik, iktikad baik, kerjasama sesama karyawan

maupun bagian sub ordinatnya. Dampak hubungan interpersonal adalah suatu

tingkatan dimana kinerja mampu meningkatkan perasaan, penghargaan diri,

keinginan, kepuasan kerja serta dapat meningkatkan kerjasama dan kekompakan

(6).

Page 151: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

133

      

Menurut asumsi peneliti kerjasama merupakan suatu upaya untuk

menyelesaikan tugas yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan

dalam organisasi. Pada dasarnya kerjasama merupakan alternatif bidan dengan

atasan, teman sejawat bahkan orang yang berada diluar instansi kesehatan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa bidan yang tidak mampu berhubungan

interpersonal (kerjasama) sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%). Hal tersebut

memperlihatkan bahwa semakin tidak mampu bidan melakukan kerjasama maka

semakin tidak baik kenerja bidan dalam melaksanakan pekerjaannya. Kaitannya

adalah kerjasama yang dilakukan akan mempermudah bidan dalam melaksanakan

pelayanan neoanatus, sebab pentingnya kerjasama dapat memperendah masalah

yang terjadi dimasyarakat. Kerjasama lintas program terkait dengan kerjasama

yang dilakukan kepada instansi kesehatan, dan lintas sektoral terkait dengan

kemampuan bidan untuk mengajak orang-orang berpengaruh didesa, sehingga

diharapkan dengan melakukan pendekatan kepada orang penting tersebut, bidan

akhirnya lebih dekat dengan ibu atau keluarga balita. Pentingnya kerjasama yang

dilakukan kepada masyarakat dapat menjadi pedoman bidan dalam menganjurkan

masyarakat untuk mendukung KN.

Sementara bidan yang tidak mampu berhubungan interpersonal (kerjasama)

sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik

sebanyak 4 orang (12,5%). Hal tersebut disebabkan karena adanya bidan yang

merasa mampu untuk tidak bekerjasama dengan yang lain. Masalah tersebut

Page 152: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

134

      

terkait dengan bidan sudah mampu untuk melakukan kunjungan neonatus tanpa

ada konfirmasi terhadap penanggung jawab kegiatan KN, bidan hanya melakukan

kerjasama lintas sektoral saja terkait dengan kerjasama dengan tokoh masyarakat

yang berpengaruh didalam masyarakat. Pendekatan yang dilakukan dengan

membandingkan situasi masyarakat dirasakan lebih efektif oleh bidan, sehingga

bidan merasa tidak perlu ada kerjasama dengan lintas program dengan teman

sejawat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan utama bahwa hubungan

interpersonal (kerjasama) didapatkan hubungan dgn Kepala Puskesmas,bidan

koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik dan hubungan

kerjasama dengan lintas program maupun sektoral masih belum maksimal

khususnya dalam kegiatan pelayanan neonatus.H asil wawancara dengan

informan utama 2 bahwa tidak semua kegiatan di komunikasikan dan

dikoordinasikan dengan lintas program dan lintas sektoral. Hal itu juga

disampaikan oleh informan tambahan 3.

Kerja sama yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui organisasi

profesi, lintas sektor dan lintas program serta tokoh-tokoh masyarakat masih

belum memperoleh hasil yang optimal dan belum menyentuh pada tingkat bahwa

yakni masyarakat. Dilihat dari masih banyak program kegiatan yang belum

tercapai target sasarannya. Jalinan kerja sama sesama profesi dan instansi terkait

yang ada di wilayah sangat penting, baik pada lintas sektor maupun pada lintas

program dan pada masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan, oleh

Page 153: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

135

      

karena agar program bisa berjalan secara efektif dan efisien maka pengelolaan

program harus didasarkan pada prinsip-prinsip kerjasama.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif

memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan ada hubungan antara

pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) dengan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif

hipotesis tersebutdidukung melalui wawancara mendalam terhadap informan

peneliti.

Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan

penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa

Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa

Timur. Hasil penelitian menunjukkan aspek kualitas dalam pelayanan neonatus

yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar

pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai

ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil

cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,

Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua

bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat

dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan

pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,

melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan

selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.

Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku

Page 154: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

136

      

KIA milik ibu. Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum

semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat

dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan

proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/alat pemeriksaan

yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan

khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan

tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk

pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan

neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan

pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan

yang dilakukan oleh bidan coordinator puskesmas dalam bentuk supervisi

fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum

dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan

langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam

pelayanan neonatus. Aspek pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) Dalam

Pelayanan Neonatus yaitu huubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas,

bidan koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun

masih belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga

jalinan kerjasama yang dilakukan Bidan Desa dengan kader maupun dukun bayi

belum terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru

lahir di wilayahnya.

BAB VI

Page 155: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

137

      

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan judul Faktor Penentu

Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten

Bireuen Tahun 2018, maka dapat disimpulkan bahwa:

Secara kuantitatif ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun

2018. (pvalue =0,002<0,05)

Tidak ada hubungan antara kuantitas pelayanan dengan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

(pvalue =0,141>0,05)

Tidak ada hubungan antara ketepatan waktu dengan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

(pvalue =0,112 >0,05)

Ada hubungan antara efektivitas biaya dengan kinerja bidan dalam pelayanan

neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018. (pvalue

=0,015<0,05)

Ada hubungan antara kebutuhan akan supervisi dengan kinerja bidan dalam

pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

(pvalue =0,005<0,05)

Ada hubungan antara hubungan interpersonal (kerjasama) dengan kinerja bidan

dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun

2018. (pvalue =0,006<0,05)

142 138

Page 156: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

138

      

Secara kualitatif ditemukan bahwa faktor kualitas pelayanan merupakan faktor

penentu kinerja bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan diatas maka dapat diberikan

beberapa saran, diantaranya:

Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengaplikasikan teori dan dapat

mengembangkan penelitian ini lebih lanjut serta dapat menjadi acuan dalam

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi neonatus.

Bagi Puskesmas Gandapura perlu merencanakan kebutuhan pelatihan,

peningkatan kapasitas, peningkatan sarana dan prasarana, penyegaran suasana

melalui orientasi atau magang di fasilitas kesehatan di puskesmas, pemahaman

terhadap standar dan indicator pelayanan kesehatan yang akan dicapai oleh bidan

bagi yang tinggal didesa sebagai ujung tombak pelayanan neonatal

Bagi Dinas Kesehatan perlunya melakukan penguatan melalui peningkatan

kapasitas bidan untuk kejelasan terhadap tugas yang diemban dan standar kerja

dirasakan masih kurang memenuhi harapan. Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen

perlu memantau pelaksanaan umpan balik secara berjenjang dan terjadwal secara

periodic terhadap pelayanan neonatus dari mulai tingkat puskesmas sampai

ketingkat bidan yang tinggal didesa, memperbanyak supervisor dan meningkatkan

kapasitas bidan supervisor. Perlu dibuat suatu desain system pemberian

penghargaan kepada bidan desa yang memiliki kinerja yangbaik. Perlunya

memperhatikan perubahan fisik lingkungan kerja agar tetap dalam kondisi aman

Page 157: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

139

      

dan nyaman dan dukungan pemenuhan sarana dan prasarana termasuk peralatan

dan saran penunjang yang dipakai bidan dalam pelaksanaan pelayanan antenatal.

Penelitian ini hanya meneliti 6 faktor dalam pengaruhnya terhadap kinerja dan

tidak semua factor mempengaruhi kinerja bidan didesa dalam pelayanan antenatal

disarankan untuk penggunaan factor juga mempertimbangkan kondisi yang

direncanakan, pelaksanaan program dan indikator yang akan dicapai.

Page 158: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

140  

DAFTAR PUSTAKA

1. RI D. Panduan Pelaksanaan Strategi MPS dan Child Survival. J Popul. 2008;2(1):102–14. 2. WHO. Infant Mortality. 2015; http://www.who.int/gho/child_health/ mortality/ neonatal infant_text/en/ 3. Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia. In Jakarta; 2017. 4. Dinkes Provinsi Aceh. Profil Kesehatan Provinsi Aceh. In Banda Aceh; 2016. 5. Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Ke. PT.Refika Aditama; 2017. 6. Sendow. Pengukuran Kinerja Karyawan. Jakarta: Gunung Agung; 2007. 7. Robbins. Prilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi Dan Aplikasi. In Jakarta: Prehalindo; 2006. 8. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA); Direktorat Bina Kesehatan Anak. Direktorat Bina Kesehat Masy. 2006; 9. Kepmenkes RI. Alokasi Aggaran Dana Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan Pelaksanaan Program Pembangunan Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota, Nomor 152/MENKES/SK/I/2011. Jakarta. 10. Prabu Mangkunegara. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. In: Cetakan ke. Jakarta: Refika Aditaman; 2006. 11. Jamhariyah. Analisis Kinerja Bidan Bidan Desa Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajang Jawa Timur. J IKESMA. 2013;9(1). 12. Iraningsih.W dan Azinar.M. Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Unnes J Public Heal. 2017;6. 13. Hastuti.P, Mawarni.A S. Analisis Kinerja Bidan Desa Dalam Pelayanan Neonatal Pada Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di Puskesmas Kabupaten Pati. J Manaj Kesehat Indones. 2014;Vol 2(No 2). 14. Purwaningsih.E, Kartasurya Irene.M, Mawarni A. Hubungan Karakteristik Bidan Desa Dengan Perilaku Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Klaten. J Manaj Kesehat Indones. 2015;vol 3(no 01). 15. Badalia Apolinaris.B dan Ramli. Badalia Apolinaris.B dan Ramli.Perilaku Bidan Dalam Kunjungan Neonatus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sabang Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan ISSN. 2086-3772. J Kesmes Untika [Internet]. 2016;vol 7(no 1). Available from: ISSN. 2086-3772 16. Ramli. Perilaku Ibu Hamil dalam Pemeriksaan Kehamilan di Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah. Universitas Hasanudin; 2013. 17. Zuraida. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. J Hum Care. 2016;vol 1(no 2). 18. Soroush.F BANM. The Relationship Between Nurses’ Clinical Competence and Burnout in Neonatal Intensive Care Units. J Iran or Nurs Midwifery Res. 2016; 19. Ningsih Lestari.S. Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Permenkes Nomor 53

Page 159: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

141

      

Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Kaleroang Sulawesi Tengah. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang; 2017. 20. Ilyas Y. Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Cetakan Ke. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-Universitas Indonesia; 2001. 21. Gomes FC. Manajemen Sumber Manusia. In Yogyakarta: ANDI; 2000. 22. Rivai V. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. In Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada; 2005. 23. Hariandja. Manajemen Sumber Daya Manusia. In: Cetakan Pe. Jakarta: PT Gramedia Widasarana Indonesia; 2002. 24. Permenkes nomor 44 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta; 2016. 25. Sadeli. Manajemen Sumber Daya Manusia. In Bandung: Pustaka Setia; 2006. 26. Gipson. Organization Behavior. In: Edisi ke 7. Jakarta: Erlangga; 1994. 27. Prabu Mangkunegara A. Evaluasi Kinerja SDM. In: Cetakan ke. Jakarta: PT Refika Aditama; 2010. 28. Depkes RI. Modul Belajar Pelatihan Ketrampilan Manajerial Sistem Pengembanagn Dan Manajemen Kinerja Klinis. 2006; 29. Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/149/I/2010, tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan, Jakarta. 2010; 30. Depkes RI. Pedoman Penempatan Bidan Di Desa, Dit.Jend.Binkesmas, Jakarta,. 1999; 31. Azwar. A. Pengantar Aministrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara; 1996. 32. Kemenkes RI. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. In Jakarta; 2015. 33. Kemenkes RI. Panduan Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M). Jakarta. 2014; 34. Ulin. PR, et al. Qualitative Methods In Public Health. Amerika. 2005; 35. Creswell WJ. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta; 2016. 36. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan Menggunakan Metode Penelitian Ilmiah. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis; 2016.

Page 160: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

  

142  

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA KABUPATENBIREUEN

TAHUN 2018 Petunjuk Pengisian:

Mohon Ibu-ibu bidan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

dibawah ini secara jujur dan yang dianggap paling benar dengan cara tanda

centang (√). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Faktor

PenentuKinerjaBidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura

Kabupaten Bireuen Tahun 2018”.

Terima kasih atas partisipasinya.

A. Identitas Responden

Nama (boleh dikosongkan) : …………………………………………..

Tempat/Tgl. Lahir (Umur) : ………………………………………….

Pangkat/Golongan : ………………………………………….

Masa Kerja : …………………………………………..

Pendidikan Terakhir : …………………………………………..

Status Pernikahan : …………………………………………..

Tempat Pelayanan : (Polindes/kontrakan/rumah dinas/pustu/ rumah sendiri)* Alamat : Desa ……………………………………

Puskesmas

…….…………………………

Tempat tinggal : a. Berdomisili b. Tidak berdomisili

Pelatihan yang telah diikuti : …………………………………………..

Page 161: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

143

      

yang berhubungan dengan : …………………………………………..

tugas sebagai Bidan : ……………………………………………

B. KualitasPelayanan

Sebagai jawaban dalam melihat pelayanan neonatal yang diberikan oleh bidan

sesuai dengan standar.

Petunjuk Pengisian:

Saudara diminta menjawab salah satu dari 3 pilihan dengan cara memberikan

tanda (√) pada kotak pilihan jawaban yang tersedia berdasarkan prosentase

seberapa sering saudara mengalami hal-hal yang ditanyakan dari seluruh

kunjungan neonatal yang telah saudara lakukan, yaitu:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya menjelaskan maksud kunjungan neonatal kepada ibu bayi

2 Saya membawa formulir MTBM 3 Saya membawa alat perlengkapan yang diperlukan untuk

memeriksa bayi spt:

Timbangan Temperatur Ari timer/ jam Pita Metlin Stateskop Senter Kasasteril Kapas 4 Saya mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir sebelum memegang bayi

5 Saya menimbang bayi Saya memeriksa suhu tubuh bayi

6 Saya memeriksa denyut jantung bayi 7 Saya memeriksa tali pusat dan membersihkannya jika

kotor

8 Saya memberikan penyuluhan tentang cara mencegah infeksi pada bayi

Page 162: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

144

      

9 Saya menganjurkan kepada ibu untuk memberi asi eklusif umur 0-6 bulan,menyusui bayi sesering mungkin dan mengajarkan ibu cara memerah asi dan tehnik menyusui yang benar

10 Saya memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

11 Saya mengingatkan agar bayi selalu dalam keadaan hangat

12 Saya menganjurkan kepada ibu agar bayi diberikan imunisasi lengkap

13 Saya mengisi hasil kegiatan dibuku KIA

C. Kuantitas Pelayanan

Sebagai jawaban untuk melihat capaian pelayanan neonatal lengkap yang

diberikan oleh bidan

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya melakukan KN 1 pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas

2 Saya melakukan KN2 pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas

3 Saya melakukan KN3semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas

D. Ketepatan Waktu

Sebagai jawaban untuk melihat ketepatan waktu kunjungan dalam pelayanan

neonatal yang diberikan oleh bidan

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 6-48 jam

2 Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 3-7 hari

3 Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 8-28 hari

Page 163: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

145

      

E. Efektifitas Biaya/ Sumberdaya

Sebagai jawaban mengenai efektifitas biaya/sumber daya tentang ketersediaan

alat, ketersediaan transportasi, ketersediaan dana yang akan digunakan untuk

pelayanan neonatus.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Adanya Themperatur

2 Adanya Timbangan bayi

3 Adanya Ari timer

4 Adanya pengukur waktu/jam

5 Adanya pita metlin

6 Adanya senter

7 Adanya transportasi dalam melakukan

kunjungan neonatal

.

F. Kebutuhan Akan Supervisi

Sebagai jawaban mengenai kebutuhan akan disupervisi oleh atasan dalam

pelayanan neonatus.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Apakah Dinas kesehatan pernah melakukan supervisi

selama 1tahun terakhir

2 Apakah Kepala Puskesmas pernah melakukan

supervisi selama 1tahun terakhir

3 Apakah Bidan Koordinator pernah melakukan

supervisi selama 1tahun terakhir

Page 164: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

146

      

G. Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama)

Sebagai jawaban mengenai hubungan kerjasam adengan tim dalam pelayanan

neonatus.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah ada melakukan komunikasi dan koordinasi dengan penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan KN

2 Apakah ketika melakukan kegiatan bersama dengan lintas program

H. Kinerja bidan dalam pelayanan Neonatus

Sebagai jawaban mengenai hasil kerja (output) yang dicapai dalam pelayanan

neonatus.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya memberikan konseling kepada ibu bayi dan keluarganya utk merawat bayi dengan baik dan tepat

2 Saya mengetahui standar pada pelayanan neonatal 3 Saya melakukan KN lengkap pada semua bayi yang

lahir diwilayah kerja

4 Saya disiplin dalam melakukan KN sesuai dengan jadwal kegiatan

5 Saya berusaha menyediakan perlengkapan lengkap untuk melakukan pelayanan neonatal

6 Saya melakukan komunikasi dan koordinasi dalam melakukan kegiatan

7 Saya disupervisi oleh Dinas Kesehatan,Kepala Puskesmas atau Bidan Koordinator

Page 165: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

147

      

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN BIDAN

Menurut ibu, apakah pengertian dari standar pelayanan neonatus Jelaskan bagaimana standar dalam pelayanan neonatus tersebut Adakah kendala dalam melakukan pelayanan neonatus Jika ada kendala, bagaimana strategis yang ibu gunakan agar bisa melakukan pelayanan sesuai dengan standar Menurut ibu,berapakah target sasaran yang harus dicapai dalam melakukan pelayanan neonatal danbagaimana rumus menghitungnya,jelaskan Kapan saja waktu ibu dalam melakukan pelayanan neonatus Apa saja sarana yang ibu perlukan dalam melakukan kunjungan neonatal Menurut ibu, apakah perlu dilakukan supervisi atau monitoring dan evaluasi dalam melakukan pelayanan neonatus Berapa kali sudah ibu di supervisi atau di monitoring dan evaluasi dalam satu tahun Bagaimanakah tehnik supervisi yang sudah dilakukan ketika ibu melakukan kunjungan neonatus,jelaskan Bagaimanakah hubungan kerjasama interpersonal dengan lintas program dan lintas sektoral, jelaskan

Page 166: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

148

      

KUESIONER WAWANCARA DENGAN IBU BAYI

IDENTITAS

Nama Ibu : Tanggal Lahir :

Nama Ayah : BBL :

Nama Anak/Jenis Kelamin : Usia Kehamilan :

Tingkat Pendidikan Ibu :

Ayah :

Alamat :

Pekerjaan Ibu :

Ayah :

Lahir dimana & ditolong oleh siapa :

BB Sekarang :

Pedoman pertanyaan Apakah bidan adamengunjungi ibu dan bayi ibu setelah melahirkan,?

Kapansaja bidan mengunjugi bayi ibu dan berapa kali dilakukan kunjungan dalam

sebulan pertama bayi ibu lahir?

Penyuluhan apa saja yang diberikan oleh bidan ketika melakukan kunjungan pada

bayi ibu ?

Apa saja yang dilakukan oleh bidan dalam memberika pelayanan terhadap bayi

ibu,jelaskan !

Page 167: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

149

      

KUESIONER WAWANCARA DENGAN BIDAN KOORDINATOR

IDENTITAS Nama : Nip : Pangkat/Gol : Jabatan : Alamat : PENDIDIKAN :

D1

D3

D4

S1

PEKERJAAN : PNS

PTT (KONTRAK)

MAGANG

MASA KERJA : 1-3 Thn

4-6 Thn

≤ 6 Thn

PERTANYAAN

Apakah ibu pernah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap bidan dan,tolong

ibu jelaskan

Monitoring dan evalusi apa saja yang ibu lakukan dan berapa kali dalam sebulan

Apa ibu juga melakukan monitoring dan evaluasi kinerja bidan dalam pelayanan

neonatus serta bagaimana tehniknya

Bagaimanakah hasil monitoring dan evaluasi kinerja bidan dalam pelayanan

neonatus

Bagaimanakah pelayanan dalam neonatus dikatakan standar atau tidak standar

Apakah semua bidan memiliki sarana dana prasarana dalam melakukan KN,

bagaimana kondisi alat tersebut dan apakah bidan tersebut bisa menggunakannya

Page 168: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

150

      

Apakah bidan dalam melakukan pelayanan neonatal sesuai dengan jadwal

kunjungan

Apakah capaian sasaran kunjungan neonatus sesuai dengan terget

Apakah ada kendala dalam melakukan pelayanan neonatus bagaimana solusinya

Page 169: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

151

      

HASIL WAWANCARA FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN

NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018

INFORMAN UTAMA 1

Nama Bidan : Jumiana, A.Md. Keb

Umur : 33 thn

Jabatan : Bidan di Puskesmas Gandapura

Alamat : Desa Monjambe

HASIL WAWANCARA

Peneliti : Assalamualaikum wr.wb ibu

Saya Desi Ariyanti,mahasiswi FKM Institut Halvetia Medan Dalam hal ini saya ingin membuat penelitian tesis saya dengan judul “ Faktor Penentu kinerja Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di puskesmas Gandapura.Jadi ibu dengan ibu bidan siapa nama@ ? Informan Utama 1 : Ibu Jumiana

Peneliti : TTL/ Umur

Informan Utama 1 : Gampong Raya,15 Agustus 1985

Peneliti : Pangkat

Informan Utama 1 : Penata / II/c

Peneliti : Masa Kerja

Informan Utama 1 : 9 tahun

Peneliti : Pendidikan terakhir

Informan Utama 1 : D III Kebidanan

Peneliti : Status Pernikahan

Informan Utama 1 : Kawin

Peneliti : Tempat Pelayanan

Informan Utama 1 : di Poskesdes

Peneliti : Alamat domosili

Informan Utama 1 : Desa Monjambe Kec. Gandapura

Peneliti : Pelatihan yang pernah diikuti

Page 170: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

152

      

Informan Utama 1 : APN, MTBS/MTBS-M, Pertolongan Asfiksia pada BBL dan PPH Peneliti : Baiklah ibu jumi,disini saya ingin melakukan wawancara dengan ibu mengenai pelayanan neonatus,jadi menurut ibu “apa pengertian dari standar pelayanan neonatus Informan Utama 1 : Ya....”Terima kasih,menurut saya pelayanan neonatus itu adalah pelayanan bayi baru lahir pada periode mulai 6-28 hari setelah kelahiran yang bertujuan utk meningkatkan akses neonatus.Jadi..jadi eee... kita maksudnya untuk meningkatkan eee....eee...apa akses...eee... bayi itu sendiri Peneliti : Eee..eee..Tolong ibu jelaskan bagaimana standar pelayanan neonatus tersebut Informan Utama 1 : ee...menurut saya eee...kalo didesa sering mepakek MTBS-M yaitu Manajemen Terpadu Balita Muda,Jadi kami berpatokan pada MTBS-M Peneliti : Bisa ibu jelaskan sedikit apa itu MTBS-M

Informan Utama 1 : eee...MTBS-M itu jadi kami lebih kepada bayinya yaitu memeriksa bayi, sebelum datang kita perkenalkan dulu pada keluarga pasien,ee..pada pasien..ee...bahwa long nyan bidan akan periksa bayi ibu.Ee..kemudian tanyo kaleuh tajelaskan tatanyeung puna keluhan pada ibu,baru kita lihat mandum ata bayi,jangan lupa kita cuci tangan kemudian kita ee...menimbang bayi dulu,kemudian baru kita melihat ada tanda bahaya infeksi bakteri lokal ato infeksi yang biasa. Eee...MTBS-M itu jadi kami lebih kepada bayinya yaitu memeriksa bayi, sebelum datang kita perkenalkan dulu pada keluarga pasien,ee..pada pasien..ee...bahwa saya adalah bidan akan periksa bayi ibu.Ee..kemudian sesudah kita jelaskan kita tanya keluhan pada ibu,baru kita lihatnya bayi,jangan lupa kita cuci tangan kemudian kita ee...menimbang bayi dulu,kemudian baru kita melihat ada tanda bahaya infeksi bakteri lokal atau infeksi yang biasa. Peneliti : Kira-kira adakah kendala dalam melaksanaan KN

tersebut

Informan Utama 1 : Ee....kendala mungkin banyak ya.. karena tiap-tiap ibu yang mempunyai bayi hana saban pemahaman lain-lain, jadi kadang wate tajelaskan MTBS-M nyan pu-pu tapegah, saboh dua boh yang tingat tapi nyan leubeh geut,makajih tanyo harus na kunjungan 1,2 sampe 3x,sehingga ibu nyan tingat pu yang bidan pegah Peneliti : Eee...pu strategi bila ada kendala strategis apa yang

ibu lakukan

Eee...apa strategi bila ada kendala strategis apa yang ibu lakukan Informan Utama 1 : eee..mese na kendala jadi...eee tabi penyuluhan kepada ibu,sige duage mungken tuwe ibu tapi kalausering tanyo tajak ta ulang-

Page 171: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

153

      

ulang akan ingat dan mungkin tanyo akan tajelaskan sit pu manfaat dari konseling tanyo nyan. eee..misalnya ada kendala jadi...eee kita beri penyuluhan kepada ibu,sekali duakali mungkin lupa ibu tapi kalau sering kita ulang-ulang akan ingat dan mungkin kita akan jelaskan juga apa manfaat dari konseling yang kita berikan Peneliti : me..menurut ibu berapakah target yang harus di capai dalam ee..melakukan KN.dan bagaimana rumus mencarinya Informan Utama 1 : kalo saya menurut saya harus 100% kenapa,sayakan tinggal didesa jadi itu kewajiban saya,rumusnya jadi mese sasaran saya pertahun 13 orang,jadi misalnya bulan ini baru sampai 8 orang,8 kita bagi sasarannya 13 kita x 100 itulah hasilnya. Peneliti : Eee..Kpan saja waktu ibu dalam melakukan KN,

Informan Utama 1 : Dalam melakukan KN saya sering lakukan padapagi atau sore hari karena siang mungkin mereka sering tidur,malam pungak mungkin karena wilayahnya sangat ee apa jauh...jauh-jauh,jadi sering saya lakukan pagi sekitar jam-jam 10. Peneliti : Pada hari keberapa misalnya KN 1 hari .. ee..berapa

hari,KN kedua,KN ketiga

Informan Utama 1 : KN pertama saya lakukan pada 24 jam2 hari ,1 sampai 3 hari,jadi saya datang 1 sampai 3 hari,jadi saya datang salah satu dihari itu,biasanya hari pertama saya sudah datang, kemudian KN kedua 3 sampai 7 hari,kemudian KN ketiga 7 sampai 28 hari. Tapi apabila ada tanda infeksi,saya datang ..ee...tidak sesuai dengan jadwal KN nya. Peneliti : ee......Menurut ibu apa perlu dilakukan dilakukan monev... monev ataupun supervisi dari puskesmas, misalnya dari bidan koordinator Informan Utama 1 : Ee..Menurut saya...menurut saya sangat perlu karena istilahnya itu adalah dukungan jadi setelah kita kasih penyuluhan untuk ibu datang lagi orang dari puskesmas,jadi ee...keluarga pasien keluarga bayi jadi lebih senang lagi karena banyak yang peduli tentang kesehatan anaknya. Peneliti : Sarana apa saja yang ibu perlukan dalam melakukan KN...ee...apakah ibu memilikinya...ee....dan apakah bisa menggunakannnya... Informan Utama 1 : Timbangan untuk menimbang....temperatur untuk mengukur suhu tubuh....ari timer untuk melihat denyut jantung bayi...pita metlin untuk mengukur lingkar kepala...apa lagi ya....ee...dan lain-lain...saya punya...dan say bisa memggunakannnya. Peneliti : Ee...Bagaimana tehnik supervsi yang sudah dilakukan ketika ibu sudah melakukan KN Informan Utama 1 : Tehnik saya

Peneliti : Tehnik-tehnik dari puskesmas bagaimana tenik memonitorimg ibu Informan Utama 1 : ee.. jadi sesui hampir sama dengan yang saya lakukan,mereka tetap melakukan dengan melihat apa yang saya lakukan jadi

Page 172: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

154

      

eee...saya menggunakan MTBS-M dan menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya dan memberikan penyuluhan Peneliti : Bagaimanakah hubungan kerjasama ibu dengan lintas program dan lintas sektoral serta dalam bentuk apa buk jumi.... Informan Utama 1 : Saya selalu kerjasama....semua kegiatan yang saya lakukan selalu saya lakukan .....komunikasi dan koordinasi baik dengan lintas progam maupun lintas sektoral.... Peneliti : ee...terima kasih ibu jumi untuk waktunya

Informan Utama 1 : Sama-sama bu....

INFORMAN UTAMA 2

Nama : Yuriza, A.Md.Keb

Umur : 29 thn

Jabatan : Bidan Puskesmas Gandapura

Alamat : Desa Cot Puuk

HASIL WAWANCARA

Peneliti : Assalammualaikum bu bidan....saya Desi Ariyanti mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut kesehatan Halvetia Medan, jadi saya ingin ibu sejenak untuk wawancara ... eee....tentang pelayanan neonatus di puskesmas Gandapura.Disini karena saya sedang melakukan penelitian tentang Faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus ,ibu punya waktu kan Informan Utama 2 : Iya bisa

Peneliti : Ee....jadi untuk sebelumnya saya igin tau identitas

ibu ee...nama

Informan Utama 2 : Yuriza

Peneliti : Tempat tanggal lahir

Informan Utama 2 : Ee... diAceh Timur ee..tgl 4 Agustus 1989

Peneliti : Pangkat / Golongan

Informan Utama 2 : II/c

Page 173: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

155

      

Peneliti : Masa kerja

Informan Utama 2 : Ee...sudah 6 tahun lebih

Peneliti : Pendidikan terakhir

Informan Utama 2 : ee..D3 Kebidanan

Peneliti : Sudah Menikah

Informan Utama 2 : Sudah

Peneliti : Tempat pelayanan biasanya dimana\

Informan Utama 2 : eee..di Poskesdes

Peneliti : Alamat Desa

Informan Utama 2 : Desa Cot Puuk

Peneliti : Puskesmas

Informan Utama 2 : Gandapura

Peneliti : Tinggal di desa

Informan Utama 2 : tinggal

Peneliti : Pelatihan yang pernah diikuti ee...yang berhubungan dengan bidan Informan Utama 2 : MTBS-M, ada masalah APN juga dan banyak yang

lainnya.

Peneliti : Eee....baiklah ee.....sekarang saya ingin menanyakan pada ibu “ menurut ibu apa pengertian dari standar pelayanan neonatus Informan Utama 2 : Eee...menyo menurut long pelayanan seperti pelayanan neonatus nyan lage pelayanan bayi muda MTBS-M dari 0-28 uro Eee....klo menurut saya pelayanan seperti pelayanan neonatus itu seperti pelayanan bayi muda MTBS-M dari 0-28 hari Peneliti : Wate ibu lakukan eee...pelayanan ...ee....neonatus,jelaskan bagaimana standar dalam pelayanan neonatus tersebut Waktu ibu lakukan eee...pelayanan... ee....neonatus,jelaskan bagaimana standar dalam pelayanan neonatus tersebut Informan Utama 2 : Standar jih

Standarnya

Peneltian : Standar yang dilakukan

Informan Utama 2 : standar yang dilakukan pelayanan bayi muda seperti long yang ee....lage long periksa adanya infeksi ....eee.....baik dari pustul dan eee.... tali pusatnya....pu geut pu hana eee....lheuh nyan ee...berat badan ee.... lheuh nyan lage temperatur bayi dan gerak pernafasan..pernafasan bayi..nadi bayi dan segala macam Standar yang dilakukan pelayanan bayi muda seperti yang saya

Page 174: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

156

      

lakukan saya periksa adanya infeksi eee....baik dari pustul dan eee..tali pusatnya...bagus atau tidak...setelah itu berat badan ee....setelah itu seperti temperatur bayi dan gerak pernafasan bayi ...nadi bayi dan segala macam Peneliti : eee...apakah nyan na eee...pu buku panduan ataupun sejenis eee... punan jih ceklist Eee.....apakah ada eee...apa buku panduan ataupun sejenis eee...apa namanya ceklist Informan Utama 2 : Na, nyan na tentang bayi muda dari 0-2 bulan ee.... Ada, tentang bayi muda dari 0-2 bulan ee... Peneliti : berarti melakukan MTBS-M manajementerpadu

bayi muda

Informan Utama 2 : Iya

Peneliti : Na adakah kendala dalam melakukan pelayanan KN

tersebut

Informan Utama 2 : Nasit kendala...kadang ibu yang..eee... han getem sit...mese lage ibuk yang agak ee...risih na long jak na sit ibu yang galak karena pu na getepu pu masalah bayi puna kejadian bak bayi gobnyan..puna penyaket Ada juga kendala...kadang ada ibu ..eee...gak mau ...seperti ibu yang agak ee.. risih ada saya datangi ibu yang suka karena tahu apa masalah bayi ada kejadian pada bayinya.....apa ada penyakit Peneliti : Menyona kendala ...pujih jika ada kendala ,bagaimanakah strategis agar bisa melakukan pelayanan sesuai standar,kiban cara strategis droneuh\ Kalo ada kendala...apa jika ada kendala ,bagaimanakah strategis agar bisa melakukan pelayanan sesuai standar,gimana cara strategis ibu Informan Utama 2 : Long bi penyuluhan ...long bi pengertian ke ibu dan ke keluarga...pu ee...yang manfaat long jak KN nyo...pu manfaat untuk ibu ...pu manfaat untuk bayi ...jadi ureung nyak mengerti..nyan menan Saya beri penyuluhan...saya beri pebgertian untuk ibu dan keluarga...apa ee...yang manfaat saya KN...apa manfaat untuk ibu...apa manfaat untuk bayi...jadi orang agar bisa mengerti Peneliti : Menurut ibu berapakah target yang harus dicapai dalam melaksanakan KN dan bagaimana rumus menghitungnya Informan Utama 2 : Ee....menyo KN ee...90 % yang harus dicapai harus target jih 90 % Ee....kalo KN ee...90 % yang harus dicapai harus

target jih 90 %

Peneliti : Ee...pakiban cara rumusnya menghitung Ee....Gimana cararumus menghitungnya Informan Utama 2 : Yaitu....rumus jih untuk bayi ee... yang dicapai harus target jih 90 %

Page 175: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

157

      

Yaitu...rumusnya untuk bayi ee... ... yang dicapai harus target 90 % Peneliti : Ee....Maaf ibu tadi terputus sebentar..ee....jadi ee...menurut ibu berapakah target yang harus dicapai dan rumus mencari Informan Utama 2 : Target 90 % dan cara mencarinya yaitu bayi yang dikunjungi per sasaran x 100 % Peneliti : Kapan saja waktu ibu dalam melakukan pelayanan

neonatal

Informan utama 2 : ee....menurut KN nya...klo KN 1 hari kedua...KN 2 hari kelima dan kalo KN 3 satu minggu setelah itu..... Peneliti : Eee...Kira-kira sarana apa saja yang ibu perlukan dalam melakukan KN...dan apakah ibu memiliki sarana tersebut serta bagaimana cara ibu menggunakan sarana tersebut Informan Utama 2 : Na...nyan sarana lage penimbangan berat badan, temperatur..ari timer...periksa lage ukur lingkar kepala Ada...seperti sarana penimbangan berat badan, temperatur...ari timer...periksa spt ukur lingkar kepala Peneliti : Nyan manteung na

Itu apa masih ada

Informan Utama 2 : Masih...masih...

Peneliti : Na geut...geutmanteung....na rusak..tidak

Apa masih bagus...ada rusak...tidak

Informan Utama 2 : Hana rusak

Gak rusak

Peneliti : Kemudian..ee...bisa nepergunakan Kemudian ..ee...apa bisa digunakan

Informan Utama 2 : Bisa ken treb yang ka long pake...jeut lah Bisalah...karena sudah lama saya lakukan

Peneliti : Eee...kemudian menurut ibu perlu dilakukan supervisi didalam melakukan KN atau supervisi monitoring dari puskesmas Informan Utama 2 : Na perle ...karena na ladom ibu na yang hana muphom ...na yang long bi pengertian dari long..enteuk gejelaskan le ureung nyan Perlu ....karena ada sebagian ibu bila dijelaskan tidak mengerti ...jadi bisa dijelaskan kembali oleh tim monitoring Peneliti : Oya jadi bagaimanakah tehnik supervisi yang sudah dilakukan ketika ibu melakukan KN ....Kkiban trouk ureung nyanyang supervisi keudeuh u desa ...kiban cara ge yak supervisi droneuh

Page 176: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

158

      

Oya jadi bagaimanakah tehnik supervisi yang sudah

dilakukan ketika ibu melakukan KN ...bagaimana datang tim supervisi ke

desa...gimana cara supervisinya

Informan Utama 2 : Eee..Yaitu melihat geu ee yang long pubut ee enteuk ge ceklis...na pen ceklis dro geuh menan Eee...yaitu melihat apa yang saya kerjakan dengan melihat ceklis yang dibawanya Peneliti : Oke...ee....kira-kira na saran laen....

Oke..ee...kira-kira ada saran yang lain

Informan Utama 2 : Saran ..ee....lage untuk monitoring beusereng-

serenglah gejak Saran...ee...seperti untuk monitoring harus lebih sering datang

Peneliti : Bagaimana hubungan kerjasama ibu dengan lintas

program atau lintas sektoral dan dalam bentuk bagaimana kerjasamanya

Informan Utama 2 : Kadang-kadang ada,,,kadang tidak...tergantung

kondisi, kalo saya merasa bisa sendiri....saya lakukan sendiri saja

Peneliti : Oke ...terima kasih bu ayu...mungkin sekian saja

wawancara kita...Assalammualaikum......

Informan Utama 2 : Waalaikum salam.......

INFORMAN TAMBAHAN 1

Nama : Helliza

Umur : 32 Thn

Pekerjaan : Ibu RT

Alamat : Desa Pulo Gisa

Page 177: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

159

      

HASIL WAWANCARA

Peneliti : Assalammualaikum

Informan Tambahan 1 : Waalaikum salam

Peneliti : ibuk..eee...long Desi Ariyanti.Jadi na perle bacut ngeun ibuk,ibuk na wate siat Ibu..eee...saya Desi Ariyanti,jadi ada keperluan sedikit dengan ibu,apa ibu punya waktu sebentar Informan Tambahan 1 : ooo..juet kak jeut buk

Ooo..iya kak iya bu

Peneliti : Long buk ken mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan,jadi nyo buk ken long neuk peugeut penelitian,ee..dengan judul “ Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus ”, ee...jadi ee... nan ibuk so Saya kan bu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Insitut Kesehatan Helvetia Medan, Jadi ini kan bu saya mau buat penelitian,ee..dengan judul “ Faktor Penetu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus ”,ee..jadi ee...nama ibu siapa Informan Tambahan 1 : Helliza

Peneliti : ee nan yah aneuk mit

Ee nama ayahnya

Informan Tambahan 1 : Fandi

Peneliti : Ee..aneuk mit

Ee..nama anak

Informan Tambahan 1 : Aura

Peneliti : Ee....jenis kelamin

Informan Tambahan 1 : Perempuan

Peneliti : Buk ....pu tamat jak sikula

Ibu tamat sekolah apa

Informan Tambahan 1 : SMA

Penulis : Ee...Ayah pu tamat

Ee....Ayah tamat apa

Informan Tambahan 1 : SMP

Penulis : Ee...Alamat nyo,alamat tinggal

Ee...Alamat ini,alamat tinggal

Page 178: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

160

      

Informan Tambahan 1 : Pulo Gisa

Penulis : Pekerjaan droneuh ibu

Pekerjaan ibu

Informan Tambahan 1 : Ibu rumah tangga

Penulis : Kalo ayah

Informan Tambahan 1 : Tani

Penulis : Nyo siadek pat lahe

Ini siadek dimana lahir

Informan Tambahan 1 : Bak ibu bidan

Tempat ibu bidan

Penulis : Ee...pu tanggai lahe

Ee...berapa tanggal lahir

Informan Tambahan 1 : Tanggal 8 bulan 9

Penulis : Padub berat badan wate lahe

Berapa beratbadan lahir

Informan Tambahan 1 : 3 kg

Penulis : Ee...Padub usia kehamilan ibu wate melahirkan

Ee...berapa usia kehamilan ibu wate melahirkan

Informan Tambahan 1 : Ee... kawate melahirkan long wate nyan

Ee...sudah waktunya melahirkan

Penulis : Jadi nyo buk kenna padub boh yang perle long tanyeung berhubungan dengan ibuk bidan ken...ee...jadi ee...”apakah ibu bidan ada mengunjungi ibu dan bayi setelah melahirkan ” ,puna trouk bidan wate ibu kaleuh melahirkan Jadi ini kan bu,ada beberapa pertanyaan yang akan saya tanyakan sehubungan dengan ibu bidan..ee..jadi ee.. apakah ibu bidan ada mengunjungi ibu dan bayi setelah melahirkan. Informan Tambahan 1 : Na gejak na gejak meu lhee geu

Apa ada datang tiga kali

Penulis : Pajan –pajan manteung gejak ibu bidan bak droneuh Kapan saja ibu bidan datang mengunjungi ibu

Informan Tambahan 1 : Uro keu lhee nagejak uronyan,kemudian sige minggu kemudian na gejak lom, lheuh nyan ka dua ge minggu gejak lom

Page 179: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

161

      

Hari ke tiga,setelah itu satu minggu kemudian ada datang lagi setelah 2 minggu kemudian datang lagi Penulis : Berarti selama sibuleuen padub ge na gejak Berarti selama sebulan berapa kali ada datang

Informan Tambahan 1 : Sibuleun na peut ge,sebab long melahirkan awai buleun uronyan Sebulan ada 4 x karena saya melahirkan diawal

bulan

Penulis : Jadi wate gejakbidannya urumoh ee....,pu atra yang gelakukan, puna gebi penyulyhan ataupun puna geperuno droneuh Jadi waktu bidan kerumah ee..apa saj yang dilakukannya,apa ada memberikan penyuluhan atau apasaja yang diajarkan Informan Tambahan 1 : Na gepereksa long kemudian geperiksa sibayi ee...kemudian gepegah long geyu bie asi exclusiv sampe 6 buleun Ada memeriksa saya dan bayi saya ee...kemudian dibilang disuruh berikan bayi asi exclusiv sampe 6 bulan Penulis : Laen,tentang sinyak puna gepegah

Lain,tentang bayi apa saja

Informan Tambahan 1 : Ee... geyu kaleuen sinyak meuseu memang na yang hi bermasalah geyu lapor bak gob nyan Ee... disuruh liat bayi klo ada yang bermasalah

disuruh lapor sama bidan

Penulis : Yang laen lom

Yang laen lagi

Informan Tambahan 1 : Nyona mirah-mirah tanda-tanda bahaya geyu lapor bak bidan Klo ada merah-merah tanda bahaya disuruh lapor sama bidan, Klo ada merah-merah tanda-tanda bahaya disuruh

lapor sama bidan

Penulis : jadi wate trouk selain gebi penyuluhan,pujih manteung yang dilakukan bak sinyak droneuh Jadi waktu datang selain diberikan penyuluhan,apa saja yang dilakukan sama bayi Informan Tambahan 1 : Nagetimang,long kaleun na gepuduk diyub getiek jih na ge uko aleuh na suum aso gepegah,long pegah hana,kemudian na gekaleun talo pusat ate golom rheut talo pusat,kemudian geu ee puna jiek manyang dada Ada ditimbang,saya liat ada diletakkan sesuatu dibawah ketiak ,kemudian ada dilihat tali pusat sebelum jatuh,kemudian dilihat dada bayi

Page 180: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

162

      

Penulis : Berartina gepereksa le buk bidan,ee..na geba alat-alat le buk bidan nyan Berarti ada diperiksa oleh bu bidan,ee..ada

membawa alat-alatnya

Informan Tambahan 1 : Na

Ada

Penulis : Nagepubut nyo

Ada dikerjakan ya

Informan Tambahan 1 : Na

Ada

Penulis : Ee... mgken nyan manteung yang ee...mpuna kira-kira saran yang dari ibu ataupun keluhan karena meusee kagejak na mengganggu neuh Informan Tambahan 1 : Hai ube-ube kagejak nyo,hana mengganggu long

Penulis : Puna keuntungan wate gejak ibubidan bidannyan bak droneuh dan aneuk bayi Apa saja keuntumgan waktu ibu bidan datang kerumah bagi ibu dan bayi Informan Tambahan 1 : Untung sit hai kadang ilong long periksa, nagejak meueu le gobyan,adak treb-treb sige gejak nagepuruno long ciban cara long bie ieke sinyak Untung juga kadang saya tidak memeriksa,ada datang diperiksa sama bidan ada diajarkan cara memberikan asipada bayi Peneliti : Kakeuh jeut menan buk,terima kasih untuk ee...wate

droneuh,kamo lake izin buk,assalammualakum......

Informan Tambahan 1 : waalaikum salam sama-sama

Page 181: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

163

      

INFORMAN TAMBAHAN 2

Nama : Asmita

Umur : 38 Thn

Pekerjaan : Ibu RT

Alamat : Desa Keude Lapang

HASIL WAWANCARA

Penulis : Assalamualaikum

Informan tambahan 2 : Waalaikum salam

Penulis : Ibuk long Desi Ariyanti, mahasisiwi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Halvetia Medan, jadi long lake wate bak ibu siat untuk wawancara tentang penelitian long dengan judul “Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus ” Ibu saya Desi Ariyanti, mahasisiwi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Halvetia Medan, jadi long lake wate bak ibu siat untuk wawancara tentang penelitian long dengan judul “Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus ” Informan tambahan 2 : Geut bu, na wate long

Iya bu, saya ada waktu

Penulis : Makasih bu....Nyo phon tamulai dengan identitas ibu So nan ibu Terima kasih bu...ini kita mulai dengan identitas ibu Nama ibu siapa

Informan tambahan 2 : Asmita

Peneliti : Nan suami ibu Nama suami ibu

Informan tambahan 2 : Turmizi

Peneliti : Nan aneuk mit

Nama anak

Informan tambahan 2 : Haris

Peneliti : Jenis Kelamin

Informan tambahan 2 : Laki-laki

Peneliti : ibuk pu tamat sikula

Page 182: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

164

      

Ibu tamat sekolah apa

Informan tambahan 2 : SMA

Peneliti : ee...suami pu tamat sikula

ee...suami tamat sekolah apa

Informan tambahan 2 : SMA

Penulis : Alamat tinggal

Informan tambahan 2 : Desa keude lapang

Penulis : Pekerjaan ibu

Informan tambahan 2 : Ibu rumah tangga

Penulis : Kerja Suami ibu

Informan tambahan 2 : Tani

Penulis : Si adek pat lahe

Si adek lahir dimana

Informan tambahan 2 : bak ibu bidan

Sama ibu bidan

Peneliti : ee...pu tanggai lahe si adek

ee...tanggal berapa tanggal lahir siadek

Informan tambahan 2 : tgl 10-9-2018

Peneliti : Padub kg berat badan wate lahe

Berapa kg berat badan lahir

Informan tambahan 2 : 2.8 kg

Peneliti : ee...padub usia kehamilan wate melahirkan

ee..Berapa usia kehamilan ibu waktu melahirkan

Informan tambahan 2 : 9 bln

Peneliti : Ee...puna gejak bidan u rumoh wate lheuh melahirkan Ee...Apakah ibu bidan ada mengunjungi ibu dan bayi setelah lahir Informan tambahan 2 : Na gejak

Ada datang

Peneliti : Pajan manteung ee...bu bidan gejak Kapan saja ee....bu bidan datang berkunjung Informan tambahan 2 : ee....ee...padub roh...Na megejak lhee ge sibuleun

Page 183: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

165

      

ee...ee... berapa ya... Ada datang 3x dalam sebulan

Peneliti : kira-kira..ee...Puna gepegah le bu bidan wate gejak

Kira-kira...ee...Apa saja yang dibuat oleh bu bidan

Informan tambahan 2 : pu roh...ee...Gejak kaleun sinyak, getanyeung puna saket,puna sereng jiklik Apa ya..ee..Melihat-lihat bayi,ditanya apa ada sakit,apa ada bayi sering nangis Peneliti : Yang laen puna lom gepubut Yang laen apa lagi yang dilakukan

Informan tambahan 2 : menyo sinyak saket geyu lapor bak bu bidan kemudian ge paso buku pink Klo siadek sakit disuruh lapor sama bu bidan kemudian mengisi buku KIA Peneliti : Ee...selain nyan ...ee..., pulom yang dilakukan Ee...selain itu...ee....,apa lagi yang dilakukan

Informan tambahan 2 : Ee...Hana sapu le Ee....gak ada apa-apa lagi

Peneliti : menyo menan kakeuh terima kasih bu beh,long lake izin,Assalammualaikum Kalo demikian long ucapkan terima kasih bu, kami minta izin y bu Informan tambahan 2 : Geut bu sama-sama, waalakum salam

Ya bu sama-sama, waalakum salam

Page 184: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

166

      

INFORMAN TAMBAHAN 3

Nama : Timasyithah,S.SIT

Umur : 40 Thn

Jabatan : Bidan Koordinator Puskesmas Gandapura

Alamat : Desa Keude Lapang

HASIL WAWANCARA

Peneliti : Assalammualaikum bu

Informan tambahan 3 : Waalaikum salam

Peneliti : Bu...saya Desi saya Desi Ariyanti mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut kesehatan Halvetia Medan, jadi saya ingin ibu sejenak untuk wawancara ... eee....tentang pelayanan neonatus di puskesmas Gandapura.Disini karena saya sedang melakukan penelitian tentang Faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus ,apa ibu punya waktu sebentar Informan tambahan 3 : Iya bu desi....boleh

Peneliti : Ee...baiklah sekarang kita akan mulai wawancaranya

dengan identitas, Nama ibu....

Informan tambahan 3 : Timasyithah,SSIT

Peneliti : Berapa Nip

Informan tambahan 3 : 19770803 19906 2 001

Peneliti : Apa Pangkat/Gol ibu sekarang

Informan tambahan 3 : Eee...Penata TK I / III/d

Peneliti : Jabatan ibu

Informan tambahan 3 : Bidan Koordinator

Peneliti : Alamat

Informan tambahan 3 : Desa Keude Lapang,kec Gandapura, Kab Bireuen

Peneliti : Pendidikan terakhir ibu

Informan tambahan 3 : D4 Kebidanan

Peneliti : Pekerjaan ibu

Informan tambahan 3 : PNS

Page 185: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

167

      

Peneliti : Masa kerja sudah berapa tahun bu

Informan tambahan 3 : Eee... berapa ya..ee...23 tahun

Peneliti : Eee...sekarang kita akan ketopik wawancara bu ya

Informan tambahan 3 : Iya bu Desi

Peneliti : Eee....Apakah ibu pernah melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap bidan

Informan tambahan 3 : Pernah....

Peneliti : Eee...monev apa yang ibu lakukan dan ee...berapa

kali dalam sebulan

Informan tambahan 3 : Eee...macam-macam monev....

Peneliti : Ee... apa bisa ee...ibu sebutkan contohnya...

Informan tambahan 3 : Iya...ee...monev kinerja bides sepeti monev kinerja

bidan dalam pelaksanaan ANC terpadu,...ee....monev fasilitas kesehatan yang

standar.... ee...dll

Peneliti : Apa ibu eee...juga melakukan monev kinerja

bidan...eee.....dalam pelayanan neonatus atau KN.....

Informan tambahan 3 : iya bu desi.....

Peneliti : Eee...Berapa kali sebulan dan ....ee...bagaimana tehnik yang ibu lakukan Informan tambahan 3 : Tergantung dari.... ee...perencanaan kegiatan bulanan...4x dalam sebulan...itu tidak untuk bidan yang sama..eee...kadang-kadang bila ada kasus pada bayi...eee...saya langsung melihatnya ke desa.... Peneliti : Eee...tehniknya bu bagaimana...ee...bisa ibu tolong

jelaskan....

Informan tambahan 3 : Oya..ee...kalo tehniknya ee.. saya membawa ceklis MTBS-M berupa blangko untuk melihat ee...apa yang dilakukan bidan dalam melakukan pelayanan neonatus..eee..apakah sesuai dengan standar yang ada dalam ceklis tersebut..... Peneliti : Bagaimana kira-kira hasilnya bu.....

Informan tambahan 3 : Eee......ee...ada yang sesuai ee...ada yang belum sesuai dengan standar Peneliti : Kenepa ibu bisa mengatakan ee.....ada yang sesuai dan tidak sesuai dengan standar.... hanya dengan melihat ceklist tersebut... Informan tambahan 3 : Eeee....apa yang ada ee....didalam ceklisMTBS-M ...merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan bidan ee...dalam memberikan pelayanan....bila tidak sesuai dengan langkah yang

Page 186: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

168

      

ada..ee....dilakukan..ee....berarti tidak sesuai...karena itu adalah standar yang sudah baku dalam melakukan ee....pelayanan neonatus.... Peneliti : Oooo....gitu ya bu.....iya...ya...ya....,bu dari sekian banyak bidan yang ada ee...kira-kira...berapa orang ee...yang standar atau...tidak Informan tambahan 3 : iya bu desi...ee...gimana ya ...hehe....saya gak bisa bilang pastinya berapa....tapi..ee... kalo kita tanya hampir semua tahu sih....pas kita suruh lakukan tindakannyamasih banyak ...eee... yang tidak berurutan dan tidak lengkap baik dalam ..eee...memulai persiapan alatee... dan menyebutkan langkah-langkahnya... eee..gitulah bu desi..... Peneliti : Oooo....gitu ya bu...eee...apa mereka semua mempunyai sarana dan prasarana dalam melakukan KN seperti apa bu ...dan...ee...apa masih dalam kondisi bagus. Informan tambahan 3 : Eee... mereka punya..ee..seperti...timbangan kecil...temperatur...ee...pita metlin...ee...ari timer dll...tapi ada yang masih bagus dan ada yang sudah rusak Peneliti : Iya bu....ee...ee...oya bu...kalo masalah jadwalnya...apa mereka melakukan KN sesuai dengan jadwalnya........ Informan tambahan 3 : iya...sesuai dengan jadwal kunjungannya....

Peneliti : Eee...Kalo masalh capaian target..ee.. gimana bu,apa tercapai tiap tahunnya Informan tambahan 3 : Kalo masalah targetnya tercapai selalu untuk KN 1

dan KN 2...juga KN 3 mencapai 90%

Peneliti : Kok bisa gitu ya bu.......kira-kira kenapa ya bu...

Informan tambahan 3 : Eee...eee...mungkin bidan mengira kalo KN 3 tidak

begitu penting ...karena pada KN 1 dan 2 bayi sehat-sehat saja

Peneliti : Jadi...ee... bagaimana solusinya untuk itu ...

Informan tambahan 3 : Untuk sekarang ini ee...kami selalu meSmantau kinerja bidan..eee... untuk tiap bulannya melaluiee...e laporan dan..... memaparkan hasilnya pada ee....lokakarya mini bulanan puskesmas ee...dan disitu dapat kita mencari..ee... penyelesaiannya sesuai ee...permasalahan masing-masing desa.... Peneliti : Baiklah bu...kira-kira eee...bila bidan belum standar dalam melakukan pelayanan neonatus....eee...apa yang akan ibu ...lakukan..... Informan tambahan 3 : Ee.... bila mereka belum melakukan dengan standar MTBS-M,...maka bidan tersebut..ee...akan kami latih kembali dipuskesmas..ee...bagi yang belum mengikuti ee...pelatihan akan...ee...kami rencanakan untuk mengikuti pelatihan tersebut..... Peneliti : Bagaimana hubungan kerjasama bidan dengan lintas

program dan lintas sektoral

Informan tambahan 3 : Kalau kerjasama selalu ada ...tergantung juga sibidannya....bila mereka anggap perlu mereka lakukan komunikasi dan koordinasi tentang kegiatannya

Page 187: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

169

      

Peneliti : Ooo iya bu....mungkin hanya sekian dulu wawancara

kita,terima kasih untuk waktunya, Assalammualaikum.....

Informan tambahan 3 : Sama-sama...waalaikum salam

 

Page 188: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

175

        

MASTER TABEL

UJI VALIDITAS

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 TOAL_KKP1 KP2 KP3OTAL_KKW1 KW2 KW3 TOTAL_KW EB1 EB2 EB3 EB4 EB5 EB6 EB7 TOTAL_EB KS1 KS2 KS3OTAL_KKER1KER2 TOTAL_KER KB1 KB2 KB3 KB4 KB5 KB6 KB7 TOTAL_KB

1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 1 1 0 2 1 1 0 2 0 0 1 0 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 2 0 0 1 0 0 1 1 32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 63 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 7 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 3 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 55 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 6 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 2 1 1 0 2 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 1 1 2 1 1 1 3 1 0 0 1 1 1 0 4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 37 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 0 0 1 1 1 0 1 2 1 0 1 1 1 0 0 4 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 28 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 0 0 1 5

10 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 0 1 0 1 1 1 0 2 0 1 1 0 1 1 0 4 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 411 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 212 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 8 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 213 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 6 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 714 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 615 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7

KETERANGAN:1= BENAR0= SALAH

KODEKUALITAS PELAYANAN ANTITAS PELAYAN KETEPATAN WAKTU EFEKTIVITAS BIAYA EBUTUHAN SUPERV KERJASAMA KINERJA BIDAN

Page 189: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

176

        

HASIL OUT PUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUALITAS PELAYANAN Correlations

k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 k12 k13

total_p

k1 Pearson Correlation

1 ,400 .756** .555* .707*

* .533* ,472 .756** ,354 ,400 .555* ,354 .756** .769**

Sig. (2-tailed) ,140 ,001 ,032 ,003 ,041 ,075 ,001 ,196 ,140 ,032 ,196 ,001 ,001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k2 Pearson Correlation

,400 1 .756** .555* ,354 .533* .756** ,472 ,354 1.000*

* .555* ,354 .756** .801**

Sig. (2-tailed) ,140 ,001 ,032 ,196 ,041 ,001 ,075 ,196 ,000 ,032 ,196 ,001 ,000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k3 Pearson Correlation

.756*

* .756** 1 ,419 .535* .645*

* .732** .732** .535* .756** ,419 .535* 1.000*

* .909**

Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,120 ,040 ,009 ,002 ,002 ,040 ,001 ,120 ,040 ,000 ,000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k4 Pearson Correlation

.555* .555* ,419 1 .784*

* .650*

* ,419 ,419 ,294 .555* 1.000*

* ,294 ,419 .711**

Sig. (2-tailed) ,032 ,032 ,120 ,001 ,009 ,120 ,120 ,287 ,032 ,000 ,287 ,120 ,003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k5 Pearson Correlation

.707*

* ,354 .535* .784** 1 ,452 ,200 .535* .583* ,354 .784** .583* .535* .718**

Sig. (2-tailed) ,003 ,196 ,040 ,001 ,091 ,474 ,040 ,022 ,196 ,001 ,022 ,040 ,003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k6 Pearson Correlation

.533* .533* .645** .650** ,452 1 .645** .645** ,452 .533* .650** ,452 .645** .786**

Sig. (2-tailed) ,041 ,041 ,009 ,009 ,091 ,009 ,009 ,091 ,041 ,009 ,091 ,009 ,001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Page 190: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

177

        

k7 Pearson Correlation

,472 .756** .732** ,419 ,200 .645*

* 1 ,464 ,200 .756** ,419 ,200 .732** .727**

Sig. (2-tailed) ,075 ,001 ,002 ,120 ,474 ,009 ,081 ,474 ,001 ,120 ,474 ,002 ,002

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k8 Pearson Correlation

.756*

* ,472 .732** ,419 .535* .645*

* ,464 1 .535* ,472 ,419 .535* .732** .787**

Sig. (2-tailed) ,001 ,075 ,002 ,120 ,040 ,009 ,081 ,040 ,075 ,120 ,040 ,002 ,000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k9 Pearson Correlation

,354 ,354 .535* ,294 .583* ,452 ,200 .535* 1 ,354 ,294 1.000*

* .535* .642**

Sig. (2-tailed) ,196 ,196 ,040 ,287 ,022 ,091 ,474 ,040 ,196 ,287 ,000 ,040 ,010

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k10 Pearson Correlation

,400 1.000*

* .756** .555* ,354 .533* .756** ,472 ,354 1 .555* ,354 .756** .801**

Sig. (2-tailed) ,140 ,000 ,001 ,032 ,196 ,041 ,001 ,075 ,196 ,032 ,196 ,001 ,000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k11 Pearson Correlation

.555* .555* ,419 1.000*

* .784*

* .650*

* ,419 ,419 ,294 .555* 1 ,294 ,419 .711**

Sig. (2-tailed) ,032 ,032 ,120 ,000 ,001 ,009 ,120 ,120 ,287 ,032 ,287 ,120 ,003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k12 Pearson Correlation

,354 ,354 .535* ,294 .583* ,452 ,200 .535* 1.000*

* ,354 ,294 1 .535* .642**

Sig. (2-tailed) ,196 ,196 ,040 ,287 ,022 ,091 ,474 ,040 ,000 ,196 ,287 ,040 ,010

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

k13 Pearson Correlation

.756*

* .756** 1.000*

* ,419 .535* .645*

* .732** .732** .535* .756** ,419 .535* 1 .909**

Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,120 ,040 ,009 ,002 ,002 ,040 ,001 ,120 ,040 ,000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

total_ Pearson .769* .801** .909** .711** .718* .786* .727** .787** .642** .801** .711** .642** .909** 1

Page 191: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

178

        

p Correlation * * *

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,003 ,003 ,001 ,002 ,000 ,010 ,000 ,003 ,010 ,000

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Reliability

Case Processing Summary

N % Cases Valid 15 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 15 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,940 13

Page 192: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

179

        

Correlations kp1 kp2 kp3 total_kp Reliability Statistics

kp1 Pearson Correlation 1 ,262 ,339 .738** Cronbach's

Alpha

N of Item

s Sig. (2-tailed) ,346 ,216 ,002 ,579 3 N 15 15 15 15

kp2 Pearson Correlation ,262 1 ,342 .700** Sig. (2-tailed) ,346 ,211 ,004 N 15 15 15 15

kp3 Pearson Correlation ,339 ,342 1 .771** Sig. (2-tailed) ,216 ,211 ,001 N 15 15 15 15

total_kp Pearson Correlation .738** .700** .771** 1 Sig. (2-tailed) ,002 ,004 ,001 N 15 15 15 15

Reliability Case Processing Summary

N % Cases Valid 15 100,0

Excludeda 0 ,0 Total 15 100,0

Page 193: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

180

        

Correlations kw1 kw2 kw3 total_kw Reliability

kw1 Pearson Correlation

1 ,075 .535* .702** Case Processing Summary

Sig. (2-tailed)

,789 ,040 ,004

N %

N 15 15 15 15 Cases Valid 15 100,0 kw2 Pearson

Correlation ,075 1 ,342 .645** Exclude

da 0 ,0

Sig. (2-tailed)

,789

,211 ,009 Total 15 100,0

N 15 15 15 15 kw3 Pearson

Correlation .535* ,342 1 .866** Reliability

Statistics Sig. (2-tailed)

,040 ,211

,000 Cronbach's Alpha

N of Items

N 15 15 15 15 ,589 3 total_kw Pearson

Correlation .702** .645** .866** 1

Sig. (2-tailed)

,004 ,009 ,000

N 15 15 15 15

Page 194: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

181

        

Correlations

ks1 ks2 ks3 total_ks ks1 Pearson Correlation 1 ,491 ,218 .745**

Sig. (2-tailed) ,063 ,435 ,001

N 15 15 15 15

ks2 Pearson Correlation ,491 1 ,444 .839**

Sig. (2-tailed) ,063 ,097 ,000

N 15 15 15 15

ks3 Pearson Correlation ,218 ,444 1 .719**

Sig. (2-tailed) ,435 ,097 ,003

N 15 15 15 15

total_ks Pearson Correlation .745** .839** .719** 1

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,003

N 15 15 15 15

Reliability Case Processing Summary

N % Reliability Statistics Cases Valid 15 100,0 Cronbach's

Alpha N of Items Excludeda 0 ,0 ,652 3

Total 15 100,0

Page 195: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

182

        

Correlations

kb1 kb2 kb3 kb4 kb5 kb6 kb7 total_kbkb1 Pearson

Correlation 1 ,327 ,342 .607* ,367 ,071 .535* .715**

Sig. (2-tailed) ,234 ,211 ,016 ,179 ,800 ,040 ,003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 kb2 Pearson

Correlation ,327 1 ,123 ,491 ,320 ,218 .612* .680**

Sig. (2-tailed) ,234 ,662 ,063 ,245 ,435 ,015 ,005 N 15 15 15 15 15 15 15 15

kb3 Pearson Correlation

,342 ,123 1 .564* ,237 .564* ,075 .647**

Sig. (2-tailed) ,211 ,662 ,029 ,396 ,029 ,789 ,009 N 15 15 15 15 15 15 15 15

kb4 Pearson Correlation

.607* ,491 .564* 1 ,419 ,196 ,134 .762**

Sig. (2-tailed) ,016 ,063 ,029 ,120 ,483 ,635 ,001 N 15 15 15 15 15 15 15 15

kb5 Pearson Correlation

,367 ,320 ,237 ,419 1 ,419 ,196 .616*

Sig. (2-tailed) ,179 ,245 ,396 ,120 ,120 ,484 ,015 N 15 15 15 15 15 15 15 15

kb6 Pearson Correlation

,071 ,218 .564* ,196 ,419 1 ,134 .569*

Page 196: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

183

        

Sig. (2-tailed) ,800 ,435 ,029 ,483 ,120 ,635 ,027 N 15 15 15 15 15 15 15 15

kb7 Pearson Correlation

.535* .612* ,075 ,134 ,196 ,134 1 .577*

Sig. (2-tailed) ,040 ,015 ,789 ,635 ,484 ,635 ,024 N 15 15 15 15 15 15 15 15

total_kb Pearson Correlation

.715** .680** .647** .762** .616* .569* .577* 1

Sig. (2-tailed) ,003 ,005 ,009 ,001 ,015 ,027 ,024 N 15 15 15 15 15 15 15 15

Reliability Case Processing Summary

N % Cases Valid 15 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 15 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items ,774 7

Page 197: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

184

        

FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA KABUPATEN BIREUE

KODE

UMUR PANGKAT/G

OL MASA KERJA PELATIH

AN STAT

US

KUALITAS PELAYANAN KUANTITAS PELAYANA

K.UMUR

K.PANGKAT KAT.MASA.KE

R K1

K2

K3

K4

K5

K6

K7

K8

K9

K10

K11

K12

K13

TOT

KAT.K

KP1

KP2

KP3

TOT

KAK

1 33 2 IIC 2 2 1 YA 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 2 0 1 1 2

2 48 3 IIC 2 8 2 YA 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 0 2

3 29 2 IIC 2 7 2 YA 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2 1 1 1 3

4 32 2 IIC 2 7 2 TIDAK 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 6 1 1 1 1 3

5 39 3 IIIB 2 10 2 TIDAK 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 2 1 1 1 3

6 38 3 IIIB 2 10 2 TIDAK 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 1 0 1

7 38 3 IIIB 2 10 2 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 6 1 0 1 0 1

8 34 2 IIIB 2 10 2 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 1 0 0 1 1

9 33 2 IIC 2 2 1 TIDAK 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6 1 1 1 1 3

10 40 3 IIIC 2 4 1 TIDAK 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 0 1 0 1

11 29 2 IIC 2 5 1 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 0 1 0 1

12 30 2 IIC 2 4 1 TIDAK 2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 5 1 1 1 1 3

13 29 2 MAGA

NG 1 1 1 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 1 1 1 3

14 29 2 IIC 2 6 2 YA 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 1 0 1 0 1

15 28 2 MAGA

NG 1 1 2 TIDAK 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 6 1 0 1 0 1

16 33 2 IIC 2 10 2 TIDAK 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10 2 0 0 1 3

Page 198: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

185

        

17 28 2 MAGA

NG 1 1 1 TIDAK 2 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 6 1 0 1 0 1

18 25 2 MAGA

NG 1 1 1 YA 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5 1 0 1 1 2

19 33 2 IIC 2 9 2 TIDAK 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 2 1 1 1 3

20 33 2 IIC 2 2 1 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 0 1 1 2

21 29 2 MAGA

NG 1 1 1 TIDAK 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 1 0 1 0 1

22 28 2 IIC 2 5 1 YA 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 2 1 1 1 3

23 29 2 IIC 2 6 2 TIDAK 2 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 7 2 1 1 1 3

24 37 3 IIIB 2 10 2 YA 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 3

25 34 2 IIC 2 7 2 YA 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 1 0 1

26 30 2 IIC 2 5 1 YA 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 3

27 29 2 IIB 2 7 2 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 2 0 0 1 1

28 43 3 IIIB 2 10 2 YA 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 2 0 0 0 1

29 35 2 IIIC 2 8 1 YA 2 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 6 1 0 0 1 1

30 29 2 IIC 2 6 2 YA 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 2 0 1 0 1

31 35 2 IIIC 2 6 2 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 5 1 0 1 0 1

32 33 2 IIIC 2 5 1 YA 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 2 0 1 0 1 KET:

K.UMUR: K.PANGKAT:

KAT.MASA.KER STATUS:

KAT K:

KAT KP: KAT K

1.<20 TAHUN

1. TIDAK ADA

1. BELUM LAMA

1.BELUM KAWIN

1. TIDAK STANDAR (<7)

1. TIDAK TERCAPAI (<2)

1. TIDA(<2)

2. 20-35 TAHUN 2. ADA

2. LAMA

2. KAWIN

2.STANDAR (>7) 2. TERCAPAI (>2) 2. TEPA

Page 199: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

186

      

HASIL OUT PUT PENELITIAN

KARAKTERISTIK RESPONDEN

KAT.UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-35 TAHUN

25 78.1 78.1 78.1

> 35 TAHUN 7 21.9 21.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

PANGKAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK ADA 5 15.6 15.6 15.6

ADA 27 84.4 84.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

KAT.M.KERJA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid KURANG LAMA

14 43.8 43.8 43.8

LAMA 18 56.3 56.3 100.0

Total 32 100.0 100.0

STATUS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BELUM MENIKAH

5 15.6 15.6 15.6

MENIKAH 27 84.4 84.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 200: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

187

      

ANALISIS UNIVARIAT

KAT.K (KUALITAS PELAYANAN)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK STANDAR

18 56.3 56.3 56.3

STANDAR 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

KAT_KP (KUANTITAS PELAYANAN)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK TERCAPAI

15 46.9 46.9 46.9

TERCAPAI 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

KAT.KW (KETEPATAN WAKTU)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK TEPAT 13 40.6 40.6 40.6

TEPAT 19 59.4 59.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

KAT.EB (EFEKTIVITAS BIAYA)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK TERPENUHI

18 56.2 56.2 56.2

TERPENUHI 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 201: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

188

      

KAT.KS (KEBUTUHAN AKAN SUPERVISI)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK 17 53.1 53.1 53.1

ADA 15 46.9 46.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

KAT.KER (PENGARUH HUBUNGAN INTERPERSONAL)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK MAMPU

19 59.4 59.4 59.4

MAMPU 13 40.6 40.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

KAT.KB (KINERJA BIDAN)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK BAIK 18 56.2 56.2 56.2

BAIK 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

Crosstab KUALITAS PELAYANAN. KINERJA BIDAN

KAT.KB

Total TIDAK

BAIK BAIK

KAT.K TIDAK STANDAR

Count 15 3 18

Expected Count 10.1 7.9 18.0

% within KAT.K1

83.3% 16.7% 100.0%

% within KAT.KB

83.3% 21.4% 56.3%

% of Total 46.9% 9.4% 56.3%

STANDAR Count 3 11 14

Expected Count 7.9 6.1 14.0

Page 202: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

189

      

% within KAT.K1

21.4% 78.6% 100.0%

% within KAT.KB

16.7% 78.6% 43.8%

% of Total 9.4% 34.4% 43.8%

Total Count 18 14 32

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within KAT.K1

56.3% 43.8% 100.0%

% within KAT.KB

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 56.3% 43.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 12.263a 1 .000

Continuity Correctionb 9.877 1 .002

Likelihood Ratio 13.092 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association

11.880 1 .001

N of Valid Cases 32

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.13.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KAT.K (TIDAK STANDAR / STANDAR)

18.333 3.094 108.650

For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK

3.889 1.397 10.829

For cohort KAT.KB = BAIK

.212 .073 .618

N of Valid Cases 32

Page 203: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

190

      

Crosstab KUANTITAS PELAYANAN. KINERJA BIDAN

KAT_KP * KAT.KB Crosstabulation

KAT.KB

Total TIDAK

BAIK BAIK

KAT_KP

TIDAK TERCAPAI

Count 11 4 15

Expected Count 8.4 6.6 15.0

% within KAT_KP

73.3% 26.7% 100.0%

% within KAT.KB

61.1% 28.6% 46.9%

% of Total 34.4% 12.5% 46.9%

TERCAPAI Count 7 10 17

Expected Count 9.6 7.4 17.0

% within KAT_KP

41.2% 58.8% 100.0%

% within KAT.KB

38.9% 71.4% 53.1%

% of Total 21.9% 31.3% 53.1%

Total Count 18 14 32

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within KAT_KP

56.3% 43.8% 100.0%

% within KAT.KB

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 56.3% 43.8% 100.0%

Page 204: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

191

      

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.348a 1 .067

Continuity Correctionb 2.169 1 .141

Likelihood Ratio 3.428 1 .064

Fisher's Exact Test .087 .070

Linear-by-Linear Association

3.244 1 .072

N of Valid Cases 32

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.56.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KAT_KP (TIDAK

TERCAPAI / TERCAPAI)

3.929 .879 17.563

For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK

1.781 .934 3.394

For cohort KAT.KB = BAIK

.453 .179 1.147

N of Valid Cases 32

Page 205: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

192

      

Crosstab KETEPATAN WAKTU.KINERJA BIDAN

KAT.KB

Total TIDAK

BAIK BAIK

KAT.KW

TIDAK TEPAT

Count 10 3 13

Expected Count 7.3 5.7 13.0

% within KAT.KW

76.9% 23.1% 100.0%

% within KAT.KB

55.6% 21.4% 40.6%

% of Total 31.3% 9.4% 40.6%

TEPAT Count 8 11 19

Expected Count 10.7 8.3 19.0

% within KAT.KW

42.1% 57.9% 100.0%

% within KAT.KB

44.4% 78.6% 59.4%

% of Total 25.0% 34.4% 59.4%

Total Count 18 14 32

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within KAT.KW

56.3% 43.8% 100.0%

% within KAT.KB

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 56.3% 43.8% 100.0%

Page 206: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

193

      

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.802a 1 .051

Continuity Correctionb 2.519 1 .112

Likelihood Ratio 3.951 1 .047

Fisher's Exact Test .075 .055

Linear-by-Linear Association

3.684 1 .055

N of Valid Cases 32

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.69.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KAT.KW (TIDAK TEPAT / TEPAT)

4.583 .945 22.235

For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK

1.827 .997 3.347

For cohort KAT.KB = BAIK

.399 .138 1.155

N of Valid Cases 32

Crosstabulation EFEKTIVITAS BIAYA.KINERJA BIDAN

KAT.KB

Total TIDAK

BAIK BAIK

KAT.EB

TIDAK TERPENUHI

Count 14 4 18

Expected Count 10.1 7.9 18.0

% within KAT.EB

77.8% 22.2% 100.0%

% within KAT.KB

77.8% 28.6% 56.3%

% of Total 43.75% 12.5% 56.25%

Page 207: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

194

      

TERPENUHI Count 4 10 14

Expected Count 7.9 6.1 14.0

% within KAT.EB

28.6% 71.4% 100.0%

% within KAT.KB

22.2% 71.4% 43.8%

% of Total 12.5% 31.25% 43.75%

Total Count 18 14 32

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within KAT.EB

56.3% 43.8% 100.0%

% within KAT.KB

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 56.25% 43.75% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.748a 1 .005

Continuity Correctionb 5.878 1 .015

Likelihood Ratio 8.039 1 .005

Fisher's Exact Test .011 .007

Linear-by-Linear Association

7.506 1 .006

N of Valid Cases 32

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.13.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 208: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

195

      

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KAT.EB (TIDAK TERPENUHI / TERPENUHI)

8.750 1.756 43.600

For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK

2.722 1.147 6.461

For cohort KAT.KB = BAIK

.311 .123 .785

N of Valid Cases 32

Crosstab KEBUTUHAN AKAN SUPERVISI.KINERJA BIDAN

KAT.KB

Total TIDAK

BAIK BAIK

KAT.KS

TIDAK Count 14 3 17

Expected Count 9.6 7.4 17.0

% within KAT.KS

82.4% 17.6% 100.0%

% within KAT.KB

77.8% 21.4% 53.1%

% of Total 43.8% 9.4% 53.1%

ADA Count 4 11 15

Expected Count 8.4 6.6 15.0

% within KAT.KS

26.7% 73.3% 100.0%

% within KAT.KB

22.2% 78.6% 46.9%

% of Total 12.5% 34.4% 46.9%

Total Count 18 14 32

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within KAT.KS

56.3% 43.8% 100.0%

% within KAT.KB

100.0% 100.0% 100.0%

Page 209: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

196

      

Crosstab KEBUTUHAN AKAN SUPERVISI.KINERJA BIDAN

KAT.KB

Total TIDAK

BAIK BAIK

KAT.KS

TIDAK Count 14 3 17

Expected Count 9.6 7.4 17.0

% within KAT.KS

82.4% 17.6% 100.0%

% within KAT.KB

77.8% 21.4% 53.1%

% of Total 43.8% 9.4% 53.1%

ADA Count 4 11 15

Expected Count 8.4 6.6 15.0

% within KAT.KS

26.7% 73.3% 100.0%

% within KAT.KB

22.2% 78.6% 46.9%

% of Total 12.5% 34.4% 46.9%

Total Count 18 14 32

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within KAT.KS

56.3% 43.8% 100.0%

% within KAT.KB

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 56.3% 43.8% 100.0%

Page 210: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

197

      

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10.041a 1 .002

Continuity Correctionb 7.906 1 .005

Likelihood Ratio 10.619 1 .001

Fisher's Exact Test .004 .002

Linear-by-Linear Association

9.727 1 .002

N of Valid Cases 32

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.56.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KAT.KS (TIDAK / ADA)

12.833 2.362 69.722

For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK

3.088 1.297 7.354

For cohort KAT.KB = BAIK

.241 .082 .702

N of Valid Cases 32

Page 211: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

198

      

Crosstab PENGARUH HUBUNGAN INTERPERSONAL.KINERJA BIDAN

KAT.KB

Total TIDAK

BAIK BAIK

KAT.KER

TIDAK MAMPU

Count 15 4 19

Expected Count 10.7 8.3 19.0

% within KAT.KER

78.9% 21.1% 100.0%

% within KAT.KB

83.3% 28.6% 59.4%

% of Total 46.9% 12.5% 59.4%

MAMPU Count 3 10 13

Expected Count 7.3 5.7 13.0

% within KAT.KER

23.1% 76.9% 100.0%

% within KAT.KB

16.7% 71.4% 40.6%

% of Total 9.4% 31.3% 40.6%

Total Count 18 14 32

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within KAT.KER

56.3% 43.8% 100.0%

% within KAT.KB

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 56.3% 43.8% 100.0%

Page 212: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

199

      

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.791a 1 .002

Continuity Correctionb 7.652 1 .006

Likelihood Ratio 10.258 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .003

Linear-by-Linear Association

9.485 1 .002

N of Valid Cases 32

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.69.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KAT.KER (TIDAK MAMPU / MAMPU)

12.500 2.290 68.245

For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK

3.421 1.235 9.480

For cohort KAT.KB = BAIK

.274 .109 .687

N of Valid Cases 32

Page 213: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

200

      

DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN

KUALITAS PELAYANAN

K1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 3.1 3.1 3.1

1 31 96.9 96.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

K2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 20 62.5 62.5 62.5

1 12 37.5 37.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

K3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 24 75.0 75.0 75.0

1 8 25.0 25.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

K4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 21.9 21.9 21.9

1 25 78.1 78.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

K5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 3 9.4 9.4 9.4

1 29 90.6 90.6 100.0

Page 214: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

201

      

K5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 3 9.4 9.4 9.4

1 29 90.6 90.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

K6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 81.3 81.3 81.3

1 6 18.8 18.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

K7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 5 15.6 15.6 15.6

1 27 84.4 84.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

K8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 46.9 46.9 46.9

1 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

K9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 56.3 56.3 56.3

1 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 215: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

202

      

K10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 23 71.9 71.9 71.9

1 9 28.1 28.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

K11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 21.9 21.9 21.9

1 25 78.1 78.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

K12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 11 34.4 34.4 34.4

1 21 65.6 65.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

K13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 6 18.8 18.8 18.8

1 26 81.3 81.3 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 216: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

203

      

KUANTITAS PELAYANAN

KP1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 16 50.0 50.0 50.0

1 16 50.0 50.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

KP2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 32 100.0 100.0 100.0

KP3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 46.9 46.9 46.9

1 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

KETEPATAN WAKTU

KW1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 16 50.0 50.0 50.0

1 16 50.0 50.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

KW2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 32 100.0 100.0 100.0

Page 217: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

204

      

KW3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 46.9 46.9 46.9

1 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

EFEKTIVITAS BIAYA/SUMBER DAYA

EB1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 3 9.4 9.4 9.4

1 29 90.6 90.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

EB2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 32 100.0 100.0 100.0

EB3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 27 84.4 84.4 84.4

1 5 15.6 15.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

EB4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 13 40.6 40.6 40.6

1 19 59.4 59.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 218: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

205

      

EB5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 65.6 65.6 65.6

1 11 34.4 34.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

EB6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 14 43.8 43.8 43.8

1 18 56.3 56.3 100.0

Total 32 100.0 100.0

EB7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 12.5 12.5 12.5

1 28 87.5 87.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

KEBUTUHAN AKAN SUPERVISI

KS1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 25 78.1 78.1 78.1

1 7 21.9 21.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

KS2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 56.3 56.3 56.3

1 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 219: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

206

      

KS3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 2 6.3 6.3 6.3

1 30 93.8 93.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

PENGARUH HUBUNGAN INTERPERSONAL

KER1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 65.6 65.6 65.6

1 11 34.4 34.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

KER2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 19 59,4 59,4 59,4

1 13 40,6 40,6 100.0

Total 32 100.0 100.0

KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS

KB1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 32 100.0 100.0 100.0

KB2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 11 34.4 34.4 34.4

1 21 65.6 65.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 220: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

207

      

KB3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 8 25.0 25.0 25.0

1 24 75.0 75.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

KB4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 31.3 31.3 31.3

1 22 68.8 68.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

KB5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 65.6 65.6 65.6

1 11 34.4 34.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

KB6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 20 62.5 62.5 62.5

1 12 37.5 37.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

KB7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 22 68.8 68.8 68.8

1 10 31.3 31.3 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 221: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

208

      

WAWANCARA DENGAN BIDAN KOORDINATOR PUSKESMAS GANDAPURA

TGL 20-09-2018

Page 222: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

209

      

DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN BIDAN YURIZA DIDESA COT PUUK

TGL 06-09-2018

Page 223: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

210

      

DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN BIDAN JUMIANA DESA MONJAMBE

TGL 13-09-2018

Page 224: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

211

      

WAWANCARA DENGAN IBU BAYI DESA KEUDE LAPANG TGL 15-09-2018

Page 225: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

212

      

Page 226: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

213

      

Page 227: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

214

      

Page 228: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

215

      

Page 229: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

216

      

Page 230: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

217

      

Page 231: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

218

      

Page 232: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

219

      

Page 233: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

220

      

Page 234: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

221

      

Page 235: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

222

      

Page 236: FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS …

223