Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA
KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018
TESIS
DESI ARIYANTI 1602011128
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
2018
FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA
KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)
Pada Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Minat Studi KMPK
Institut Kesehatan Helvetia Medan
Oleh
DESI ARIYANTI 1602011128
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
2018
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS
Judul : Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Desi Ariyanti Nomor Induk Mahasiswa : 1602011128 Minat Studi : Kebijakan dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan
Menyetujui Pembimbing :
Komisi Pembimbing :
Pembimbing I
Dr.dr.Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc.,M.Kes
Pembimbing II
Jitasari Tarigan Sibero, SST.,S.Pd.,M.Kes
Fakultas Kesehatan Masyarakat Insitut Kesehatan Helvetia
Dekan,
Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes
Telah diuji pada tanggal :
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes Anggota : 1. Jitasari Tarigan Sibero, SST., S.Pd., M.Kes 2. Dr.Fatma Sylvana Dewi Harahap, SST., MA.Kes 3. Ivansri Marsaulina P, SST., M.Kes
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Karya tulis saya (Tesis) adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar magister, baik di Intitusi Kesehatan Helvetia maupun
di perguruan tinggi lain lainnya.
2. Karya tulis adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan
tim penelaah/tim penguji.
3. Dalam karya tulis tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku diperguruan tinggi ini.
Medan, Desember 2018 Yang Membuat Pernyataan
DESI ARIYANTI 1602011128
i
ABSTRACT
THE DEFINING FACTOR OF MIDWIFE PERFORMANCE IN NEONATAL CARE AT GANDAPURA HEALTH CENTER BIREUEN DISTRICT
2018
DESI ARIYANTI 1602011128
Indicators of community health and welfare are characterized by the
number of maternal deaths, the number of infant deaths and life expectancy. Based on data on infant mortality in Gandapura Health Center in 2016 as many as 12 babies, while in 2017 the number of infants who died was 9 people. The purpose of this study was to determine the relationship of quality, quantity, timeliness, cost/resource effectiveness, need for supervision and the influence of interpersonal relationships with defining factor of midwife performance in neonatal care at Gandapura Health Center Bireuen District in 2018.
The research design used in this study is mixed methods with quantitative and qualitative approaches. The population in this study was 32 village midwives at Gandapura Health Center and the sampling technique used was the total population. Quantitative analysis using univariate and bivariate using Chi-square test. Data collection techniques were primary, secondary and tertiary. and qualitative data analysis with reduction, data display and conclusion drawing/verification.
Statistical test results obtained p value service quality = 0.002, service quantity = 0.141, timeliness = 0.112, cost / resource effectiveness = 0.015, need for supervision = 0.005, and the influence of interpersonal relationships = 0.006. The results of this study were strengthened by in-depth interviews that the performance problem of midwives at Gandapura Health Center Bireuen District was the quality of neonatal care.
It can be concluded that there is a relationship between service quality, cost/resource effectiveness, the need for supervision, the influence of interpersonal relationships and there is no relationship between service quantity and timeliness with defining factor of midwife performance in neonatal care. It is hoped that this research can provide reinforcement through improving the performance of midwives. Keywords: Performance Defining Factor, Midwives, Neonatal Care
ii
ABSTRAK
FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA
KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018
DESI ARIYANTI
1602011128
Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi dan usia harapan hidup. Berdasarkan data kematian bayi di Puskesmas Gandapura tahun 2016 sebanyak 12 bayi, sedangkan pada tahun 2017 jumlah bayi yang meninggal yaitu 9 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya/sumberdaya, kebutuhan akan supervisi dan pengaruh hubungan interpersonal dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa yang ada di Puskesmas Gandapura sebanyak 32 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan total population. Analisis kuantitatif secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square. Teknik pengumpulan data adalah primer, sekunder dan tersier. dan analisis data kualitatif dengan reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue kualitas pelayanan = 0,002, kuantitas pelayanan = 0,141, ketepatan waktu = 0,112, efektivitas biaya/sumber daya = 0,015, kebutuhan akan supervisi = 0,005, dan pengaruh hubungan interpersonal = 0,006. Hasil penelitian ini diperkuat wawancara mendalam bahwa masalah kinerja bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen adalah kualitas pelayanan neonatus.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kualitas pelayanan, efektivitas biaya/sumber daya, kebutuhan akan supervisi, pengaruh hubungan interpersonal dan tidak ada hubungan antara kuantitas pelayanan dan ketepatan waktu dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus. Diharapkan penelitian ini bisa memberikan penguatan melalui peningkatan kinerja bidan. Kata Kunci : Faktor Penentu Kinerja, Bidan, Pelayanan Neonatus Daftar Pustaka : 25 Buku + 11 Internet
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW, yang mana dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis
ini dengan judul “Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus
di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018”.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar pasca sarjana. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terlaksana dengan baik tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan kerjasama dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :
1. Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan
masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, M.M, M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Pendidikan Sosial Helvetia Medan.
3. Dr. Ismail Efendi, M.Si, selaku Rektor Institusi Kesehatan Helvetia Medan.
4. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Anto, S.K.M., M.Kes.,MM, selaku Ketua Program Studi S2 Kesehatan
Helvetia Medan.
iv
6. Jitasari Tarigan Sibero, SST., S.Pd., M.Kes sebagai pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan
motivasi selama penyusunan tesis ini.
7. Dr. Fatma Sylvana Dewi Harahap, SST., MA. Kes selaku penguji I yang telah
memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini
8. Ivansri Marsaulina P, SST., M, Kes selaku penguji II yang telah memberikan
masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini
9. Seluruh staf pengajar di Program Studi S2 Kesehatan Mayarakat Institut
Kesehatan Helvetia Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
bimbingan kepada penulis semsa masa pendidikan.
10. Kepala UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Ganadapura yang telah
memberikan izin untuk melakukan dan menyelesaikan penelitian.
11. Teristimewa kepada keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
memberikan motivasi baik moril maupun materil hingga peneliti dapat
menempuh pendidikan program S2.
12. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/i Program Studi S2 Kesehatan
Mayarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan saling
mendukung dalam penyusunan Tesis ini.
v
Hanya Allah SWT yang senantiasa dapat memberikan balasan atas
kebaikan yang telah diperbuat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tesis ini
masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dari semua pihak. Semoga Tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi
bahan referensi bagi penulisan Tesis lainnya.
Wasalamu’ alaikum wr.wb
Medan, Desember 2018 Penulis,
Desi Ariyanti 16020111128
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Desi Ariyanti, lahir di Keude Lapang pada tanggal 03 Agustus 1977, beralamat di desa Keude Lapang Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen, anak dari pasangan Alm bapak Ibrahim Johan Dan Almh Ibu Ramasiah Hasan.
Riwayat pendidikan formal mulai dari SDN No. I Geurugok pada tahun 1984-1989, kemudian penulis melanjutkan pendidikan SLTP Negeri Gandapura pada tahun 1989-1991 dan pendidikan berikutnya SPK YDB Langsa pada tahun 1991-1994, selanjutnya penulis melanjutkan PPB-A SPK YDB Langsa pada tahun 1994-1995, selanjutnya melanjutkan pendidikan S1 Biologi di UNIMUS Matang Glp Dua pada tahun 2002-2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan D-III Kebidanan Akademi Kesehatan Pemda Buket Rata Lhokseumawe pada tahun 2007-2009, dan pada tahun 2016 penulis kembali melanjutkan pendidikan diprogram studi S2 Kesehatan Masyarakat Minat studi Kebijakan Manajemen Pelayanan Kesehatan (KMPK) di Institut Kesehatan Helvetia Medan.
Penulis pernah bekerja sebagai bidan desa PTT di Puskesmas Biakmuli Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 1995 –1997, kemudian bekerja sebagai staf Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireuen pada tahun 1997- 2006 dan kemudian bekeja sebagai staf di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen pada tahun 2006 sampai dengan sekarang.
vii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ABSTRACT ........................................................................................................ i ABSTRAK ......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian ................................................... ................. 7 1.4. Manfaat Penelitian.................................................. ................. 8
1.4.1. Manfaat Penilitian ...................................................... 8 1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu .................................................... 9 2.2. Telaah Teoritis ......................................................................... 14
2.2.1. Pengertian Kinerja ...................................................... 14 2.2.2. Pengukuran Kinerja .................................................... 16 2.2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ............... 22 2.2.4. Indikator Kinerja......................................................... 28 2.2.5. Pengertian Bidan ….................................................... 31 2.2.6. Tugas Pokok dan Fungsi Bidan................................. . 31 2.2.7. Kinerja Klinis Bidan ................................................... 33 2.2.8. Pelayanan Kesehatan ............................................... 34 2.2.9. Pelayanan Neonatus/Kunjungan Neonatus ................ 35 2.2.10. Manajemen Terpadu Bayi Muda .............................. 40 2.2.11. Tanda-tanda Bahaya Pada Neonatus .......................... 44 2.2.12. Penggunaan Buku KIA Dalam Pelayanan Neonatus .. 46
2.3. Landasan Teori ........................................................................ 48 2.4. Kerangka Konsep .................................................................... 50 2.5. Hipotesis................................................................................. 51 BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain dan jenis Penelitian ...................................................... 52 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 53
3.2.1. Lokasi Penelitian ......................................................... 53 3.2.2. Waktu Penelitian.......................................................... 54
3.3. Populasi dan Sampel................................................ ................ 54
viii
3.3.1. Populasi ....................................................................... 54 3.3.2. Sampel........................................................ ................. 54
3.4. Metode Pengumpulan Data..................................................... 56 3.4.1. Jenis Data .................................................................... 56 3.4.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 57 3.4.3. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ............................... 57
3.5. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ......................... 62 3.5.1 Variabel Penelitian. ..................................................... 62 3.5.2. Defenisi Operasional ................................................... 63
3.6. Metode Pengukuran........................................ ......................... 64 3.6.1. Metode Pengukuran Kuantitatif................................. 64 3.6.2. Metode Pengukuran Kualitatif.................................... 66
3.7. Metode Pengolahan Data ......................................................... 66 3.8. Analisis Data............................................................................ 67
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 69 4.1.1. Visi dan Misi ............................................................... 69 4.1.2. Fungsi, Tujuan dan Manfaat ....................................... 70 4.1.3. Kondisi Geografis ....................................................... 70 4.2. Analisis Univariat .................................................................... 73 4.2.1. Karakteristik Responden ............................................. 73 4.2.2. Kualitas Pelayanan ...................................................... 74 4.2.3. Kuantitas Pelayanan .................................................... 76 4.2.4. Ketapatan Waktu ......................................................... 77 4.2.5 Efektivitas Biaya/Sumber Data ................................... 78 4.2.6. Kebutuhan Akan Suvervisi ........................................ 80 4.2.7. Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama)......... 81 4.2.8. Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus................. 82 4.3. Analisis Bivariat ...................................................................... 84 4.3.1. Hubungan Kualitas dengan Faktor Penentu Kinerja
Bidan dalam Pelayanan Neonatus ............................ 84 4.3.2. Hubungan Kuantitas dengan Faktor Penentu
Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus ............. 85 4.3.4. Hubungan Ketepatan Waktu dengan Faktor
Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus .... 87 4.3.5. Hubungan Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan
Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus ..................................................................... 88
4.3.6. Hubungan kebutuhan Akan Suprvisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus .... 90
4.3.7. Hubungan Hubungan Interpersonal (kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus .................................................... 91
4.5. Deskripsi Informan .................................................................... 92 4.6. Hasil Penelitian Kualitatif ......................................................... 94
ix
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Analisis Kuantitatif dan Analisa Kualitatif ......................... 106 5.1.1. Hubungan Kualitas dengan faktor penentu kinerja
dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
Tahun 2018..................... ............................................ 106 5.1.2. Hubungan Kuantitas Pelayanan dengan Faktor
Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
Tahun 2018 ................................................................. 112 5.1.3. Hubungan Ketepatan Waktu dengan Faktor Kinerja
Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ............... 117
5.1.4. Hubungan Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .................................................... 121
5.1.5. Hubungan Kebutuhan Akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .................................................... 126
5.1.6. Hubungan pengaruh Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .................................................... 132
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan .............................................................................. 138 6.2. Saran... ..................................................................................... 139 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 141 LAMPIRAN ....................................................................................................... 143
x
DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 3.1. Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan. ................................................ 59 3.2. Hasil Uji Validitas Kuantitas Pelayanan. .............................................. 59 3.3. Hasil Uji Validitas Ketepatana Waktu Pelayanan. ............................... 60 3.4. Hasil Uji Validitas Efektivitas Biaya/Sumber Daya . ........................... 60 3.5. Hasil Uji Validitas Kebutuhan Akan Supervisi. ................................... 60 3.6. Hasil Uji Validitas Pengaruh Hubungan Interpersonal ......................... 60 3.7. Hasil Uji Validitas Kinerja Bidan ......................................................... 61 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan ............................................. 61 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Kuantitas Pelayanan ........................................... 62 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Ketepatana Waktu Pelayanan ............................. 62 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Biaya/Sumber Daya ........................ 62 3.12. Hasil Uji Reliabilitas Kebutuhan Akan Supervisi. ............................... 62 3.13. Hasil Uji Reliabilitas Pengaruh Hubungan Interperson ........................ 63 31.4. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Bidan ..................................................... 63 3.15. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen ...................... 66 4.1. Jumlah Desa dan Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Gandapura ..... 72 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas
Gandapura ............................................................................................. 74 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kualitas
Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................................................................................................... 75
4.4. Distribusi Frekuensi tentang Kualitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ......................................... 76
4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kuantitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ....................................................................................................... 77
4.4. Distribusi Frekuensi tentang Kuantitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ......................................... 78
4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Ketepatan Waktu Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ....................................................................................................... 78
4.6. Distribusi Frekuensi tentang Ketepatan Waktu Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 79
4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Efektivitas Biaya/Sumber Daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ........................................................................................... 80
4.8. Distribusi Frekuensi tentang Efektivitas Biaya/Sumber Daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 80
4.9. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kebutuhan Akan Supervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .. 81
4.10. Distribusi Frekuensi tentang Kebutuhan Akan Supervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 81
xi
4.11. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengaruh Hubungan Inter Personal di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .............................................................................. 82
4.12. Distribusi Frekuensi tentang Pengaruh Hubungan Inter Personal di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 83
4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ...................... 83
4.14. Distribusi Frekuensi tentang Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018............................ ............. 84
4.15. Tabulasi Silang Kualitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ........ 85
4.16. Tabulasi Silang Kuantitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ....................................................................................................... 87
4.17. Tabulasi Silang Ketepatan Waktu Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .............................................................................. 88
4.18. Tabulasi Silang Efektifitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 .............................................................................. 89
4.20. Tabulasi Silang Kebutuhan Akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ....................................................................................................... 91
4.21. Tabulasi Silang Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 ........................................................... 92
xii
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1. Kerangka Teori ......................................................................... 49 2.2. Kerangka Berpikir .................................................................... 50 2.3. Kerangka Konsep ..................................................................... 51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian ............................................................................... 141 2 Hasil Wawancara ..................................................................................... 150 3 Master Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 169 4 Hasil Out Put Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 170 5 Master Tabel Penelitian ........................................................................... 179 6 Hasil Out Put Penelitian .......................................................................... 180 7 Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 212 8 Surat Pengajuan Permohonan Judul Tesis ............................................. 214 9 Surat Permohonan Survei Awal .............................................................. 215 10 Surat Permohonan Uji Validitas..............................................................216 11 Surat izin Uji Validitas ............................................................................ 217 12 Surat Izin Penelitian ................................................................................ 218 13 Surat Balasan Izin Penelitian ................................................................... 219 14 Lembar Bimbingan Hasil Proposal Pembimbing 1 ................................. 220 15 Lembar Bimbingan Hasil Proposal Pembimbing 2 ................................. 221 16 Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi).................................................. 222
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan
jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi dan usia harapan hidup. Sampai saat
ini kematian bayi masih merupakan salah satu masalah prioritas bidang kesehatan
ibu dan anak di Indonesia.Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) serta
lambatnya penurunan angka tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan
maupun kualitas pelayanannya. Angka kematian bayi merupakan indikator yang
sensitif terhadap ketersediaan, kualitas dan pemanfaatan pelayanan kesehatan
terutama terhadap pelayanan perinatal (1).
Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan didapatkan data kematian
bayi di Puskesmas Gandapura tahun 2016 sebanyak 12 bayi, sedangkan pada
tahun 2017 jumlah bayi yang meninggal yaitu 9 orang. Hasil wawancara dengan
10 bidan pada bulan Desember 2017, diperoleh bahwa 3 bidan hanya menyiapkan
alat pemeriksaan lengkap dan 1 bidan hanya menimbang, 1 bidan hanya
mengukur suhu tubuh bayi dan 1 bidan yang mencatat di buku kunjungan, dan
hanya 4 bidan melakukan kunjumgan neonatal (KN) lengkap. Melalui observasi
buku KIA, dari 6 buku KIA bayi diperoleh hanya 3 buku KIA yang diisi lengkap.
Sedangkan hasil wawancara dengan ibu bayi, 2 ibu menyatakan bahwa bayi
2
diperiksa mata dan tali pusatnya, ditimbang berat badan, sedangkan 2 ibu
menyatakan bayi mereka diperiksa mulut, kulit, dan tali pusat serta di timbang.
PadaMillenium Development Goals (MDG’s) tahun 2015, Indonesia belum
berhasil menurunkan angka kematian bayi menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup
dan kemudiandilanjutkan dengan target SDGs (Sustainable Development Goals)
tahun 2030 yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup.Angka kematian bayi di
Indonesia masih tinggi dari negara ASEAN lainnya seperti, Philipina 22/1000
kelahiran hidup, Thailand 17/1000 kelahiran hidup, Brunai Darussalam6/1000
kelahiran hidup, Malaysia 6/1000 kelahiran hidup dan Singapura 2/1000 kelahiran
hidup (2).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017, hasil survei menunjukkan AKB sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup, yang
artinya sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup
(3).
Angka Kematian Bayi di Provinsi Aceh pada tahun 2015 sebesar 12/1000
kelahiran hidup dan pada tahun 2016 menjadi 11/1000 kelahiran hidup.
SedangkanAngka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 10
per 1.000 kelahiran hidup.Angka kematian bayi di kabupaten Bireuen pada tahun
2016 12/1000 kelahiran hidup lebih tinggi dari angka kematian bayi dikabupaten
Aceh Utara pada tahun 2016 yaitu 8/1000 kelahiran hidup (4).
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 3,
tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
3
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasiaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan,pengembangan,pemberian balas jasa, pengintergrasian, pemeliharaan
dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Untuk
mengetahui tinggi rendahnya kinerja seseorang diperlukan suatu pengukuran
kinerja (5).
Sumber daya manusia bisa dilihat dan dinilai dari hasil kinerja yang
nantinya berguna untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat,
memberikan tanggung jawab yang sesuai sehingga dapat melaksanakan pekerjaan
yang lebih baikdimasa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan
dalam promosi jabatan atau imbalan. Menurut Sendow, menyebutkan bahwa
terdapat enam kriteria pokok untuk mengukur kinerja, yaitu : 1) Quality; 2)
Quantity; 3) timeliness, 4) Cost-effectiveness, 5) Need for supervision dan 6)
interpersonal impact (6).
Dalam rangka menurunkanangka kematian ibu dan bayi, pemerintah
menetapkan kebijaksanaan penempatan bidan baik di Puskesmas maupun didesa,
dengan tujuan utama meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan antenatal
dan perinatal. Oleh karena itu bidan harus mempunyai kinerja yang baik. Kinerja
adalah proses pencapaian tugas yang diberikan kepada seseorang dan hasil yang
dicapai seseorang dalam melakukan tugas spesifik atau aktivitas dalam suatu
periode atau waktu tertentu dan perilaku seseorang akan menentukan hasil
4
kerjanya. Kinerja bidan dalam memberikan pelayanan kepada neonatus dapat
dinilai berdasarkan prevalensi angka kesakitan dan kematian pada bayi (7).
Kematian bayi merupakan ukuran penting karena variabel tersebutberkaitan
dengan berbagai faktor antara lain kesehatan ibu, kondisi sosial ekonomi, praktik
kesehatan masyarakat dan mutu pelayanan kesehatan. Menurut Departemen
Kesehatan RI (2006) bahwa resiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada
24 jam pertama, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.
Upayakesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain
denganmelakukan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenagakesehatan
danpelayanan neonatal (8).
Kunjungan neonatus adalah pelayanan sesuai standar yang diberikan
tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus, sedikitnya 3 (tiga) kali selama
periode 0-28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan
rumah yaitu: Kunjungan Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48
jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2) dilakukan pada kurun waktu
hari 3-7 setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3) dilakukan pada kurun
waktu hari 8-28 setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah
(9).
Dalam memberikan pelayanan neonatal, bidan menggunakan pendekatan
komprehensif yang meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (pemeriksaan
neoantus, tindakan resusitasi, pencegahan hipotermi, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan
5
pemberian imunisasi); pemberian injeksi vitamin K1; imunisasi hepatitis B; yang
dicatat dalam formulir MTBM dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Hasil kegiatan bidan atau kinerja dalam pelayanan neonatal, dilihat dari
cakupan KN dalam PWS-KIA di Kabupaten Bireuen, tahun 2015 (87,86%), tahun
2016 (86,32%) dan tahun 2017 sebesar 84,03%. Kinerja bidan di masing-masing
wilayah Puskesmas Kabupaten Bireuen dalam pelayanan neonatus, juga dapat
dilihat dari hasil cakupan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA) dari tahun 2015 – tahun 2017, dengan gambaran bahwa rata-rata
cakupan kunjungan neonatus cenderung mengalami penurunan. Hal Ini
menunjukkan bahwa kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di wilayah kerja
yang menjadi tanggung jawabnya masih belum optimal. Kinerja adalah
penampilan hasil karya personal, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu
organisasi, kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
personil (10).
Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen telah melakukan upaya – upaya
untuk meningkatkan kemampuan sesuai kompetensi bidan melalui pelatihan
antara lain manajemen asfiksia, manajemen Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Balita Muda
(MTBM), namun baru terlaksana sekitar 25% saja. Diakui juga Dinas Kesehatan
Kabupaten Bireuen bahwa untuk menilai kegiatan bidan tidak hanya berdasarkan
hasil laporan setiap bulan, supervisi dilakukan satu tahun hanya dua kali dan tidak
rutin serta belum pernah melakukan penilaian kinerja bidan khususnya dalam
pelayanan neonatus di wilayahnya.
6
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih
dalam dengan melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor penentu kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
yang ditinjau dari kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, Efektifitas biaya,
Kebutuhan akan disupervisi dan pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah kualitas merupakan faktor penentu kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
1.2.2 Apakah kuantitas merupakan faktor penentu kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
1.2.3 Apakah ketepatan waktu merupakan faktor penentu kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen.
1.2.4 Apakah efektifitas biaya/sumber daya merupakan faktor penentu
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen.
1.2.5 Apakah kebutuhan akan supervisi merupakan faktor penentu
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus diPuskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen.
1.2.6 Apakah pengaruh hubungan interpesonal merupakan faktor penentu
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen.
7
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui adanya hubungan kualitas sebagai faktor
penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen.
1.3.2 Untuk mengetahui adanya hubungan kuantitas sebagai faktor
penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen.
1.3.3 Untuk mengetahui adanya hubungan ketepatan waktu sebagai
faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
1.3.4 Untuk mengetahui adanya hubungan Efektifitas biaya/sumber daya
sebagai faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
1.3.5 Untuk mengetahui adanya hubungan kebutuhan akan supervisi
sebagai faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
1.3.6 Untuk mengetahui adanya hubungan pengaruh interpesonal sebagai
faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat secara tioritis
maupun secara praktis.
8
1.4.1 Manfaat Penelitian
1) Bagi Penulis
Untuk menerapkan teori-teori dan pengetahuan yang didapat di bangku
kuliah pada instansi tempat berkerja sehingga bisa meningkat kinerja
dalam pelayanan neonatal pada bayi serta sesuai dengan standar
2) Bagi Akademik
Digunakan sebagai bahan acuan dan perbandingan bagi penelitian lain
yang berminat mengembangkan topik bahasan ini dan melakukan
penelitian lebih lanjut.
1.4.2 Secara Praktis
1) Bagi Puskesmas Gandapura
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan informasi
yang berharga bagi kepala Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
untuk meningkatkan kinerja bidan dan target capaian pada kunjungan
neonatus.
2) Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tentang perawatan pada
bayi neonatal serta tanda-tanda bahaya pada bayi neonatus.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Beberapa hasil penelitian sebelumnya dengan tema faktor penentu kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus.
Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa Dalam
Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa Timur.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang disajikan secara deskriptif ekploratif
melalui observasi dan wawancara mendalam dengan pendekatan cross sectional
dimana pengumpulan semua jenis data dilakukan pada satu saat. Teknik
pengolahan data menggunakan metode analisis isi (content analysis). Hasil
penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus yang meliputi
persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar pelayanan
neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai ketentuan, Aspek
kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil cakupan pelayanan
neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan, Aspek ketepatan waktu
dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua bidan desa melakukan
pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu. Aspek Efektifitas Sumber Daya
dalam pelayanan neonatus, belum semua bidan memanfaatkan sumber dana yang
ada secara optimal. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan neonatus
masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan yang dilakukan oleh
bidan coordinator. Aspek Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) Dalam
Pelayanan Neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan
10
koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih
belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus (11).
Penelitian Iraningsih.W dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam
Penggunaan Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan
Neonatal.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan
neonatal. Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dengan
teknik sampling secara purposive, sehingga diperoleh 60 responden. Data
dianalisis dengan uji chi square. Terdapat hubungan antara pengetahuan
(p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023), dukungan atasan
(p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039) dengan praktik bidan
dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal. Tidak terdapat hubungan
antara umur (p=0,124), status kepegawaian (p=0,124), beban kerja tambahan
(p=0,290), dan reward (p=0,053) dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM
pada kunjungan neonatal. Faktor yang berhubungan dengan praktik bidan dalam
penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal adalah pengetahuan, sikap,
ketersediaan fasilitas, dukungan atasan, masa kerja, dan supervise (12).
Penelitian Hastuti.P, dkk yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa
Dalam Pelayanan Neonatal Pada Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di
Puskesmas Kabupaten Pati.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
pendekatan analitik kualitatif. Informan penelitian adalah bidan desa di wilayah
Puskesmas Kabupaten Pati.Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam
(indepthinterview) dan selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan
11
metode analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kinerja bidan desa dalam pelayanan neonatus belum dilaksanakan sesuai standar
pelayanan neonatal pada BBLR baik dari pemberian pelayanan dan penerapan
jadwal pelayanan neonatal, sumber daya belum dimanfaatkan secara optimal dan
ketersediaan fasilitas belum merata, serta kelengkapan alat pemeriksaan bayi
dilakukan secara mandiri. Pengawasan dalam bentuk supervisi suportif dan belum
sesuai dengan kebutuhan bidan desa yaitu terjadual, rutin, materi dan waktu
berkaitan dengan kegiatan pelayanan neonatal pada BBLR, Jalinan kerja sama
sudah dilaksanakan secara maksimal dan menyeluruh (13).
Penelitian Purwaningsih.E, dkk yang berjudulHubungan Karakteristik
Bidan Desa Dengan Perilaku Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas
Klaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan karakteristik dengan
perilaku bidan desa dalam pelayanan neonatus di Kabupaten Klaten adalah ada
hubungan karakteristik dengan pengetahuan yaitu: umur (p = 0.002), pendidikan
(p = 0.000), pelatihan (p = 0,011) dan lama kerja (p = 0,000). Ada hubungan
karakteristik dengan sikap yaitu: umur (p = 0,005), pendidikan (p = 0,000),
pelatihan (p = 0,003), lama kerja (p = 0,000) dan pengetahuan (p = 0,000). Tidak
ada hubungan karakteristik dengan pelayanan neonatus yaitu: umur (p = 0.354),
pendidikan (p = 0,751), pelatihan (p = 0.336) dan lama kerja (p = 0.950),
pengetahuan (p = 0,739) dan sikap (p = 0,896) (14).
Penelitian Badalia Apolinaris.B dan Ramli, yang berjudul Perilaku Bidan
Dalam Kunjungan Neonatus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sabang Kecamatan
Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan. Hasil penelitian yang diperoleh
12
tentang perilaku bidan dalam kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas
Sabang yaitu bidan mengunjungi bayi umur neonatus disesuaikan dengan kondisi
kesehatan bayi, bidan tidak mengunjungi bayi pada umur neonatus kalau tidak
dipanggil untuk memeriksa bayi, dan bidan mengunjungi bayi pada umur
neonatus kalau bidan yang menolong persalinan ibu bayi. Penyebab lain
rendahnya cakupan kunjungan neonatus yaitu Jumlah bidan yang sedikit, adanya
mitos yang berkembang di masyarakat bahwa bayi tidak boleh dibawa keluar
rumah sebelum berumur 2 minggu, data tentang jumlah bayi yang dimiliki
puskesmas tidak lengkap, dan tidak semua indikator pelayanan neonatus terpenuhi
dikarenakan tidak adanya distibusi Vitamin K, pada sarana kesehatan di masing-
masing desa (15).
Penelitian Zuraida, yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. Data
diperoleh dengan metode pengisian kuesioner. Analisa data menggunakan uji
statistic chi square. Hasil penelitian didapatkan 57,1% responden yang memiliki
pengetahuan yang rendah, 55,4 % responden yang memiliki sikap negatif, 67,9%
responden yang tidak bekerja, 55,4% responden yang kunjungan neonatusnya
tidak tercapai. Hasil uji statistic menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan
(p = 0,009), sikap (p = 0,004), pekerjaan (0,000) dengan kunjungan neonatus.
Disimpulkan lebih separuh ibu yang melakukan kunjungan neonatus tidak
tercapai yang disebabkan karena pengetahuan yang rendah, sikap yang negatif,
dan ibu tidak bekerja (16).
13
Penelitian Valizadeh.L.et.al, The congruence of nurses’ performance with
developmental care standards in neonatal intensive care units. Hasil penelitian
menunjukkan Mean (standar Deviasi) dari total nilai adalah 3,06 (0,44). 3,01
(0,50) untuk individu perawat, 3,01 (0,63) untuk lingkungan pengembangan yang
sesuai untuk anak dan keluarga, 3 (0,46) dalam mendukung hubungan keluarga
dan hubungan antara bayi dan keluarga 3,22 (0,56,2) untuk kolaborasi antara
semua faktor perawatan. Skor 4 benar-benar dianggap sebagai standar yang
memenuhi. Oleh karena itu, rata-rata 3,20 diatas dianggap sebagai pemeliharaan
yang lebih tinggi dari pada 80% dan menguntungkan. Tes Friedman menunjukkan
perbedaan signifikan secara statistik antaa kegiatan yang berhubungan dengan 4
bidang dengan nilai p=0,0001. Bidang kolaborasi memiliki rata-rata tertinggi dan
menyediakan layanan bidang ini mempunyai standar yang lebih sesuai terkait
perkembangan perawatan (17).
Penelitian Soroush.F.et.al, The Relationship Between Nurses’ Clinical
Competence and Burnout In Neonatal Intensive Care Units. Hasil penelitian
menunjukkan enam dimensi untuk kompetensi klinik dan tiga dimensi kelelahan
perawat dinilai pada tiga tingkat (lemah, tingkat moderat dan kuat) uji statistik
menunjukkan bahwa kompetensi klinik pada tingkat moderat di semua bidang.
Daro dimensi kelelahan perawat, kelelahan emosional moderat, depersonalization
adalah kinerja lemah, hasil yang dapat disimpulkan bahwa kelelahan perawat dan
kompetensi klinik di NICU’s pada tingkat yang moderat dan telah berhubungan
negatif dengan signifikan (r=-0,322, p= 0,003) (18).
14
Penelitian Ningsih Lestari.S, yang berjudul Peran Bidan Dalam Pelaksanaan
Permenkes Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Pada
Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Kaleroang Sulawesi Tengah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pelaksanaan peran bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan neonatal kepada bayi baru lahir hanya 4 bidan yang sudah melakukan
tugasnya secara menyeluruh dan 6 bidan belum melakukan tugasnya.Serta belum
terlaksana tugasnya sebagai seorang pelaksana dan pendidik.Peran bidan sebagai
pelaksana belum melakukan perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28
hari), dan perawatan tali pusat.Sedangkan peran bidan sebagai pendidik belum
memberikan konseling dan penyuluhan ASI, serta pembinaan peran serta
masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak.Adapun faktor pendukungnya adalah
adanya Puskesmas,Puskesmas pembantu, dan posyandu.Sedangkan faktor
penghambatnya adalah kurangnya tenaga kesehatan (bidan), sarana transportasi
yang belum memadai, kurangnya tingkat pengetahuan bidan sehingga
keterampilan yang dimiliki masih rendah, dan alat kesehatan di beberapa desa
yang belum lengkap (19).
2.2 Telaah Teori
Pengertian Kinerja
Beberapa pengertian kinerja atau prestasi kerja atau unjuk kerja dikemukakan oleh
sejumlah penulis buku Manajemen Sumber Daya Manusia di antaranya pendapat
Ilyas menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil kerja personal baik
secara kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan
15
hasil personal individu atau organisasi dan tidak terbatas kepada pemangku
jabatan struktural ataupun fungsional semata (20).
Pendapat Gomes tentang definisi kinerja karyawan adalah ungkapan seperti
output, efisiensi serta efektivitas yang sering dihubungkan dengan produktivitas
(21). Sedangkan menurut Rivai konsep kinerja adalah perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan
sesuai dengan perannya dalam perusahaan (22).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) berupa produk atau jasa yang
dicapai seseorang atau kelompok dalam menjalankan tugasnya, baik kualitas
maupun kuantitas melalui sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas
kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan
demikian kinerja bidan adalah sesuatu yang dicapai oleh seorang bidan dalam
melaksanakan kegiatannya baik tugas pokok maupun kegiatan administrasi,
kegiatan pembinaan serta kegiatan lain-lain yang dapat mendukung keberhasilan
tugas-tugasnya. Jadi kinerja merupakan prestasi yang diperlihatkan oleh bidan
tersebut serta hal ini tentu menunjukkan kemampuan kerja pada bidan tersebut.
Tujuan evaluasi kinerja secara umum adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja individu melalui peningkatan kinerja dalam upaya
peningkatan produktivitas organisasi. Secara khusus dilakukan dalam kaitannya
dengan berbagai kebijakan terhadap pegawai seperti untuk tujuan promosi,
kenaikan gaji pendidikan dan latihan, sehingga penilaian kinerja dapat menjadi
landasan untuk penilaian sejauh mana kegiatan dilaksanakan (23).
16
2.2.2 Pengukuran Kinerja
Melakukan pengukuran kinerja adalah menetapkan ktriterianya, kemudian
langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
hal tersebut, baik berupa data primer maupun data sekunder selama periode
tertentu kemudian di bandingkan hasil tersebut terhadapa target yang dibuat untuk
periode yang sama, sehingga didapatkan suatu tingkat kinerja dari seseorang yang
sedang diukur.
Beberapa teori yang mengemukakan tentang cara pengukuran kinerja seseorang
adalah:
Menurut Sendow, menyebutkan bahwa terdapat enam kriteria dasar atau dimensi
untuk mengukur kinerja, yaitu : 1) Quality; 2) Quantity; 3) timeliness, 4) Cost-
effectiveness, 5) Need for supervision dan 6) interpersonal impact.
Kualitas (Quality)
Kualitas adalah derajat atau tingkat dimana proses atau hasil yang membawa
suatu aktifitas mendekati atau menuju kesempurnaan/standar, menyangkut
pembentukan aktivitas menuju satu tujuan. Kualitas merupakan aspek pada
standar pekerjaan meliputi: ketepatan kerja, kemampuan menganalisa
data/informasi, kemampuan/ kegagalan menggunakan mesin/peralatan, dan
kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen). Hubungan kualitas
dengan kinerja dapat mengetahui baik atau buruknya sesuatu pekerjaan yang
diterima bagi seorang pegawai yang dapat dilihat dari segi ketelitian, kerapian,
ketrampilan dan kecakapan kerja.
17
Kuantitas (Quantity)
Kuantitas adalah jumlah produksi atau output, yang dihasilkan bisa dalam bentuk
uang, barang, atau aktivitas yang terselesaikan sesuai dengan standar. Pengertian
lain dari kuantitas kinerja kinerja adalah merupakan aspek pengukuran kinerja
yang meliputi: proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang dipergunakan atau
lamanya melaksanakan tugas, jumlah kesalahan, dalam melaksanakan pekerjaan,
jumlah kesalahan dalam, jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
Kuantitas dinyatakan dalam bentuk jumlah output, atau presentasi antara output
yang menjadi target. Hubungan kuantitas dengan kinerja bisa melihat seberapa
besarnya beban kerja atau sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
seorang pegawai. Diukur dari kemampuan waktumencapai target atau hasil kerja
atas pekerjaan. Kuantitas dapat dilihat dari capaian target kegiatan. Dalam
pelayanan Neonatus capaian target harus sesuai indikator kinerja puskesmas yang
merujuk pada Permenkes yaitu standart pelayanan minimaldalam pelayanan
neonatal 100 % (24).
Ketepatan waktu (Timeliness)
Aspek ketepatan waktu yang dimaksud adalah suatu tingkatan dimana kegiatan
dapat diselesaikan atau suatu luaran dapat dihasilkan/ dicapai, pada awal waktu
yang diinginkan bersama koordinasi dengan hasil produksi yang lain serta sebisa
mungkin memaksimalkan waktu yang tersedia untuk kegiatan lain. Ketepatan
waktu merupakan waktu yang diperlukan dalam menghasilkan pruduk barang dan
jasa tertentu. Ketepatan waktu berlainan dengan bagaimana seorang pegawai
menggunakan waktu dalam kerja, yang meliputi: tingkat ketidakhadiran,
18
keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang. Ketepatan waktu dinyatakan
dalam bentuk pencapaian batas waktu yang ditentukan, jumlah unit/kegiatan yang
dapat diselesaikan tepat waktu. Pada dasarnya ukuran ketepatan waktu mengukur
apakah orang melakukan apa yang dikatakan akan dilakukan. Hubungan ketepatan
waktu dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatal yaitu untuk melihat
ketepatan waktu kunjungan sesuai dengan umur bayi dalam pelayanan neonatal
Efektifitas Biaya/Sumber Daya (Cost-effectiveness)
Efektifitas biaya adalah merupakan suatu tingkatan/derajat yang menunjukkan
penggunaan sumber daya organisasi (seperti orang/manusia, dana, teknologi, dan
material) secara maksimal untuk mendapat keuntungan sebesar-
besarnya.Efektifitas biaya terkait dengan tingkat penggunaan sumber-sumber
organisasi (orang,material,teknologi) dalam mendapatkan pemborosan dalam
penggunaan sumber-sumber organisasi.Hubungan efektifitas biaya dengan kinerja
agar mampu untuk memilih sasaran yang tepat atau peralatan yang tepat utuk
mencapai tujuan. Keberhasilan diukur pada proses penetapan sasaran dan
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan dalam bentuk panggunaan tenaga
manusia, bahan dan sumber modal usaha.
Kebutuhan Akan Supervisi (Need for supervision)
Kebutuhan akan supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan terhadap karyawan
bagaimana mereka dapat menjalankan fungsi pekerjaan atau fungsi-fungsi
pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi pengawasan pimpinan.
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila
19
ditemukan masalah segera diberikan petunjuk dan bantuan yang bersifat langsung
guna mengatasinya.
Tujuan supervisi adalah peningkatan dan pemantapan pengelolaan upaya
pembangunankesehatan secara berhasilguna dan berdaya guna, peningkatan dan
pemantapan pengelola sumber daya disemua tingkat administrasi dalam rangka
pembinaan pelaksanaan upaya kesehatan, peningkatan dan pemantapan pengelola
program-program disemua tingkat administrasi dalam rangka pembinaan upaya
kesehatan, peningkatan dan pemantauan pengelola pran serta masyarakat disemua
administrasi upaya kesehatan.
Beberapa unsur pokok pengertian supervisi yaitu:
Pelaksanaan atau yang bertanggung jawab malaksanakan supervisi adalah atasan
yakni mereka yang memiliki kelebihan dalam organisasi
Sasaran atau obyek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
serta bawahan yang melakukan pekerjaan
Frekuensi supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala
Tujuan supervisi adalah memberiakan bantuan kepada bawahan untuk memberi
bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil
yang baik.
Teknik, kegiatan pokok supervisi pada dasarnya mencakup empat hal yang
bersifat pokok yaitu: menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,
malaksanakan jalan keluar serta menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut.
Hubungan kebutuhan untuk disupervisi dengan kinerja merupakan peran penting
dalam pengembangan manajemen kinerja. Supervisi bisa meningkatkan kualitas
20
pekerja disuatu organisasi dan juga bentuk dari dukungan dari semua pihak yang
terlibat dalam pengembangan kinerja.
Pengaruh Hubungan Interpersonal /Kerjasama (interpersonal impact)
Pengaruh hubungan personal adalah derajat atau tingkatan kinerja mampu
mengekspresikan diri, kemauan baik, iktikad baik, kerjasama sesama karyawan
aupun bagian sub ordinatnya. Dampak hubungan interpersonal adalah suatu
tingkatan dimana kinerja mampu meningkatkan perasaan, penghargaan diri,
keinginan, kepuasan kerja serta dapat meningkatkan kerjasam dan kekompakan.
Salah satu aspek pengaruh hubungan interpersonal adalah yakni kerjasama,
dimana indikator kerjasama antara lain:
Kemampuan membina hubungan dengan pegawai lain dalam rangka
menyelesaikan tugas
Bekerja efektif dalam kelompok kerja
Melibatkan diri dalam hubungan kerja dengan orang lain
Ketersediaan untuk kerjasama.
Kerjasama berbeda dengan bekerja bersama-sama. Kerjasama lebih merujuk pada
upaya menyelasaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan oleh antar orang-
perorangan atau antar satuan kerja dimana masing-masing memiliki ketugasan
yang dilakukan secara sinergis. Untuk dapat bekerjasama dengan orang lain dalam
kelompok, masyarakat, hal-hal yang harus diperhatikan:
Harus mau menerima pendapat atau gagasan orang lain dalam mengambil
keputusan, sehingga tidak boleh memaksakan pendapat sendiri.
Berbagai informasi atau hal-hal yang baru kepada orang lain.
21
Bersikap empati kepada orang lain atau menghargai dan berfikir positif kepada
orang lain.
Saling siap menerima input dan memberikan motivasi kepada orang lain.
Saling menjaga keutuhan kelompok, kendatipun muncul konflik atau pertentangan
pendapat antar anggota tim.
Orang yang memiliki kerjasama kompetensi kerjasama akan cenderung berfikir
positif kepada orang lain, tidak mamaksakan kehendak, empati atas hasil kerja
orang lain dan saling memberi motivasi dalam bekerja. Dengan demikian akan
terbangun rasa saling percaya, saling membantu dan dapat melahirkan kerjasama
yang tangguh dan sinergis (6).
Hubungan interpersonal dengan kinerja dalam kerjasama sorang pegawai bekerja
dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan, tidak hanya secara vertikal
sesama pegawai, tetapi juga horizontal yaitu terhadap atasan.
Dari teori di atas, kinerja seseorang dapat dinilai antara lain dari hasil yang
dicapai atau tingkat pencapaian target yang menunjukkan kualitas dan kuantitas
kerja tersebut. Untuk menghitung kinerja bidan adalah waktu/jam produktif
dijumlah dari formulir kegiatan. Dalam hal mengukur kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus oleh bidan desa pengukurannya melalui target capaian dari
kunjungan Neonatal (KN) serta penurunan angka kesakitan dan kematian pada
bayi (25).
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja seorang tenaga kerja dalam suatu organisasi atau institusi kerja
dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari faktor dari dalam karyawan itu sendiri
22
maupun faktor lingkungan. Menurut Gibson faktor-faktor yang menentukan
kinerja seseorang dikelompokkan menjadi 3 faktor utama yakni:
a. Variabel individu, yang terdiri dari: pemahaman terhadap pekerjaannya,
pengalaman kerja, latar belakang keluarga, tingkat sosial ekonomi, dan faktor
demografi (umur, jenis kelamin, etnis, dan sebagainya).
b. Variabel organisasi, yang antara lain terdiri dari: kepemimpinan, desain
pekerjaan, sumber daya yang lain, struktur organisasi, dan sebagainya.
c. Variabel psikologis, yang terdiri dari persepsi terhadap pekerjaan sikap
terhadap pekerjaan, motivasi, kepribadian, dan supervisi (26).
Sedangkan menurut Stoner kinerja seorang tenaga kerja dipengaruhioleh:
motivasi, kemampuan, dan faktor persepsi.Faktor yang mempengaruhi pencapaian
kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal
ini sesuai dengan pendapat Keith Davis dalam Mangkunegara yang merumuskan
bahwa:
Human Performance = Ability x Motivation
Motivation = Attitude x Situation
Ability = Knowledge x Skill.
Menurut Hennry Simamora yang dikutip oleh Mangkunegara juga, kinerja
(performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari:
Kemampuan dan keahlian
Latar belakang
Demografi
23
Faktor psikologis yang terdiri dari:
Persepsi
Attitude
Personality
Pembelajaran
Motivasi
Faktor organisasi yang terdiri dari:
Sumber daya
Kepemimpinan
Penghargaan
Struktur
Job design
Dan Menurut A. Dale Timple yang juga dikutip oleh Mangkunegara, faktor-faktor
kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal yaitu faktor
yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja seseorang baik
disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja
keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut
mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya
untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor ekternal yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku,
sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja
dan iklim organisasi.Faktor internal dan faktor eksternal ini merupakan jenis-jenis
atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang dibuat
24
para karyawan memiliki sejumlah akibat psikologis dan berdasarkan kepada
tindakan. Seseorang karyawan yang menganggap kinerjanya baik berasal dari
faktor-faktor internal seperti kemampuan atau upaya, diduga orang tersebut akan
mengalami lebih banyak perasaan positif tentang kinerjanya dibanding dengan
jika ia menghubungkan kinerjanya yang baik dengan faktor eksternal. Faktor
internal dan faktor eksternal ini merupakan jenis-jenis atribusi yang
mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang dibuat para karyawan
memiliki sejumlah akibat psikologis dan berdasarkan kepada tindakan. Seseorang
karyawan yang menganggap kinerjanya baik berasal dari faktor-faktor internal
seperti kemampuan atau upaya, diduga orang tersebut akan mengalami lebih
banyak perasaan positif tentang kinerjanya dibanding dengan jika ia
menghubungkan kinerjanya yang baik dengan faktor eksternal (27).
Menurut Gibson untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja personal,
juga dilakukan kajian terhadap teori kerja. Secara teori ada tiga kelompok variabel
yang mempengaruhi perilaku atau kinerja yaitu: variable individu, variabel
organisasi dan variable psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut
mempengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja
personal. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan
dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran
atau suatu jabatan atau tugas.Gibson menyampaikan model teori kinerja dan
melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan
kinerja adalah individu, perilaku, psikologi dan organisasi.Variabel individu
terdiri dari kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan
25
demografi.Kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi kinerja individu.Variabel demografis mempunyai efek tidak
langsung pada perilaku dan kinerja individu, variabel psikologis terdiri dari
persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.Variabel banyak dipengaruhi
oleh keluarga, tingkat social, pengalaman kerja sebelumnya. Variabel psikologis
seperti sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang kompleks, sulit diukur
dan sukar mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel, karena secara
individu masuk dan bergabung dengan organisasi kerja pada usia, etnis, latar
belakang budaya dan ketrampilan yang berbeda satu dengan lainnya.
Adapun uraian dari masing-masing variabel berikut:
Ketrampilan dan kemampuan fisik dan mental
Pemahaman tentang ketrampilan dan kemampuan diartikan sebagai suatau tingkat
pencapaian individu terhadap upaya untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik dan efisien. Pemahaman dan ketrampilan dalam bekerja merupakan suatu
totalitas diri pekerja baik secara fisik maupun mental dalam menghadapi
pekerjaanya. Ketrampilan fisik didapatkan dari belajar dengan menggunakan skill
dalam bekerja. Ketrampilan ini dapat diperoleh dengan cara pendidikan formal
dalam bentuk pendidikan terlembaga maupun informal, dalam bentuk bimbingan
dalam bekerja. Pengembangan ketrampilan ini dapat dilakukan dalam bentuk
training. Sedangkan pemahaman mental diartikan sebagai kemampuan berfikir
pekerja kearah bagaimana seseorang bekerja secara matang dalam menghadapi
permasalahan pekerjaan yang ada, tingkat pematangan mental pekerja sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada dalam diri individu. Nilai-nilai ini
26
berkembang dalam diri individu, didapatkan dari hasil proses belajar terhadap
lingkunganya dan keluarga pada khususnya.
Latar belakang, keluarga, tingkat sosial dan pengalaman
Performasi seseorang sangat dipengaruhi bagaimana dan apa yang
didapatkan dari lingkungan keluarga. Sebuah unit interaksi yang utama dalam
mempengaruhi karakteristik individu adalah organisasi keluarga. Hal demikian
karena keluarga berperan dan berfungsi sebagai pembentukan system nilai yang
akan dianut oleh masing-masing anggota keluarga. Dalam hai ini tersebut
keluarga mengajarkan bagaimana untuk mncapai hidup dan apa yang seharusnya
kita lakukan untuk menghadapi hidup. Hasil proses interaksi yang lama dengan
anggota keluarga. Pengalaman (masa kerja) biasanya dikaitkan dengan waktu
mulai bekerja dimana pengalaman kerja juga ikut menentukan kinerja seseorang.
Semakin lama masa kerja maka kecakapan akan lebih baik karena sudah
menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Seseorang akanmencapai kepuasan
tertentu bila sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin lama
karyawan bekerja mereka cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan mereka.
Para karyawan yang relatif baru cenderung terpuaskan karena berbagai
pengharapan yang lebih tinggi.
c. Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorgani-sasikan
dan menginterpretasikan impresi sensorinya supaya dapat memberikan arti kepada
lingkungan sekitarnya meskipun persepsi sangat dipengaruhi oleh pengobjekan
27
indra maka dalam proses ini dapat terjadi penyaringan kognitif atau terjadi
modifikasi data.
d. Sikap dan Kepribadian
Merupakan sebuah itikat dalam diri seseorang untuk tidak melakukan tersebut
sbagai bagian dari aktifitas yang menyenangkan. Sikap yang baik adalah sikap
dimana dia mau mengerjakan pekerjan tersebut tanpa terbebani oleh sesuatu hal
yang menjadi konflik internal.Ambivalensi seringkali muncul ketika konflik
internal psikologis muncul. Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap
dalam bekerja. Sedangkan sikap seseorang dalam memberikan respon terhadap
masalah dipengaruhi oleh kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang sulit
dirubah karena elemen kepribadiannya yaitu id, ego dan super ego yang dibangun
dari hasil bagaimana dia belajar saat dikandungan sampai dewasa.Sikap
merupakan factor penentu perilaku, karena sikap berhubungan dengan persepsi,
kepribadaian dan motivasi. Sikap adalah kesiap-siagaan mental yang dipelajari
dan diorgansasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara
tanggap seseorang terhadap orang lain, objek dan situasi yang berhbungan
dengannya. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disetai kecendrungan
untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objek tadi. Jadi sikap senantiasa terarah
terhadap suatu hal, suatu objek, tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan suatu
pengetahuan yang dimiliki oleh orang lain.
e. Belajar
Belajar dibutuhkan seseorang untuk mencapai tingkat kematangan diri.
Kemampuan diri untuk mengembangkan aktifitas dalam bekerja sangat
28
dipengaruhi oleh usaha belajar, maka belajar merupakan sebuah upaya ingin
mengetahui dan bagaimana harus berbuat terhadap apa yang akan dikerjakan.
Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih rasional dan kreatif serta terbuka
dalam menerima adanya bermacam usaha pembaharuan, ia juga akan lebih dapat
menyesuaikan diri terhadap pembaharuan (26).
2.2.4. Indikator Kinerja
Untuk mengukur kinerja bidan pada tatanan klinis digunakan indikator kinerja
klinis sebagai langkah untuk mewujudkan komitmennya guna dapat menilai
tingkat kemampuan individu dalam tim kerja. Indikator menurut WHO adalah
variabel yang mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk mengukur tingkat hasil suatu kegiatan digunakan indikator sebagai alat
atau petunjuk pengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan. Indikator yang
berfokus pada hasil asuhan kepada pasien dan proses-proses kunci serta spesifik
disebut indikator klinis. Indikator klinis adalah ukuran kualitas sebagai pedoman
untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak
terhadap pelayanan. Indikator tidak dipergunakan secara langsung untuk
mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat dianalogikan sebagai bendera yang
menunjuk adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan monitoring dan
evaluasi .Indikator Kinerja meliputi :
Indikator input merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan umtuk
melaksanakan aktivitas alat/fasilitas, informasi, dana, peraturan/kebijakan.
Indikator proses adalah memonitor tugas dan kegiatan yang dilakukan
29
Indikator output yaitu mengukur hasil yang meliputi cakupan termasuk
pengetahuan,sikap dan perubahan perilaku yang dihasilkan oleh tindakan yang
dilakukan, disebut juga Indicator Effect.
Indikator Outcome dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak suatu
program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan
masyarakat (28).
Menurut Robbins,Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada
enam indikator:
Kualitas, diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan
karyawan.
Kuantitas, merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
Ketepatan waktu, merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
Efektivitas, merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari
setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
Kemandirian, merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat
menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana
karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab
karyawan terhadap kantor.
30
Komitmen Kerja, merupakan suatu tingkat dimana karyawan memiliki komitmen
kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor (7).
Menurut Mangkunegara, terdapat aspek-aspek standar pekerjaan yang terdiri dari
aspek kuantitatif dan aspek kualitatif meliputi :
Aspek kuantiitatif yaitu :
Proses kerja dan kondisi pekerjaan
Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan
Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan
Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja
Bekerja dengan standar mutu yang telah ditentukan
Aspek Kualitatif yaitu :
Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan
Tingkat kemampuan dalam bekerja
Kemampuan menganalisa data atau informasi
Kemampuan mengevaluasi ( keluhan/keberatan konsumen/masyarakat)
Kemampuan berkomunikasi dengan pelanggan (27).
2.2.5. Pengertian Bidan
Bidan adalah seseorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan
yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik
Indonesia serata memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk register, sertifikasi
dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (29).
Bidan mempunyai tugas penting dalam memberi bimbingan, asuhan dan
penyuluhan kepada ibu hamil,persalinan,nifas dan menolong persalinan dengan
31
tanggung jawabnya sendiri serta memberika asuhan pada bayi baru lahir.Asuhan
ini termasuk tindakan pencegahan,deteksi kondisi abnormal ibu dan anak,usaha
untuk mendapatkan bantuan medik dan melaksanakan tindakan kedaruratan
dimana tidak ada tenaga medis.Bidan mempunyai tugas penting dalam pendidikan
dan konseling,tidak hanya untuk klien tetapi juga untuk keluarga dan
masyarakat.Bidan dapat berparaktek di rumah sakit,klinik dan unit-unit kesehatan.
2.2.6. Tugas Pokok dan Fungsi Bidan
Ada dua tugas pokok bidan yaitu:
Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan
prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki dan diberikan.
Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh
kesadaran untuk berperilaku sehat.
Sedangkan Fungsi bidan adalah:
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah,
menangani persalinan, pelayanan keluarga berencana dan pengayoman medis
kontrasepsi.
Menggerakan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
sesuai permasalahan di tempat.
Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader dan dukun bayi.
Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan.
Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya
masyarakat.
32
Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke Puskesmas kecuali
dalam keadaan darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian
kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai
dengan kemampuan (30).
Bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi: Pelayanan kebidanan kepada Ibu pada masa pranikah,
prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui.
Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi:
a. Penyuluhan dan konseling
Pemeriksaan fisik
Pelayanan antenatal pada kehamilan abnormal
Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup abortus imminens,
Hiperemesis gravidarum tingkat I, pre eklampsia ringan dan anemia ringan
Pertolongan persalinan normal.
Pertolongan persalinan abnormal yaitu yang mencakup letak sungsang pada multi
gravida, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa
infeksi, perdarahan primer post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena
inersia uteri, post term dan pre term.
2.2.7. Kinerja Klinis Bidan
Pengembangan dan manajemen kinerja pada dasarnya sebuah proses
dalam manajemen sumberdaya manusia. Implikasi dari kata “manajemen” berarti
proses diawali dengan penetapan tujuan dan berakhir dengan evaluasi. Kebidanan
33
menunjukkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan berada pada tatanan pelayanan
langsung kepada asuhan pasien.
Secara garis besar ada lima kegiatan utama yaitu:
Merumuskan tanggungjawab dan tugas yang harus dicapai oleh seseorang
perawat/bidan dan disepakati oleh atasannya. Rumusan ini mencakup kegiatan
yang dituntut untuk memberikan sumbangan berupa hasil kerja.
Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai dalam kurun
waktu tertentu, termasuk penetapan standar prestasi dan tolok ukurnya.
Melakukan monitoring, koreksi, memfasilitasi serta memberi kesempatan untuk
perbaikan.
Menilai prestasi perawat/bidan tersebut dengan cara membandingkan prestasi
aktual dengan standar yang telah ditetapkan.
Memberikan umpan balik kepada perawat/bidan yang dinilai berhubungan dengan
seluruh hasil penilaian. Pada kesempatan tersebut atasan dan staf mendiskusikan
kelemahan dan cara perbaikannya untuk meningkatkan prestasi berikutny (28).
2.2.8. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
mandiri atau bersama-sama dalam suatu oerganisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuh penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, kelompok atau masyarakat. Sebagai suatu pelayanan
kesehatan yang baik, serta agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang
diinginkanharus memiliki berbagai persyaratan pokok.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah:
34
Tersedia dan berkesinambungan
Pelayanan kesehatan harus tersedia dimasyarakat (available) serta bersifat
berkesinambungan (continous) artinya semua jenis pelayanan kesehatan tersebut
dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam
masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.
Dapat diterima dan wajar
Pelayanan kesehatan dapat diterima oleh masyarakat (acceptable) serta bersifat
wajar (appropriate), artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
Mudah dicapai
Pelayanan kesehatan hendaknyamudah dicapai masyarakat (accessible),
pengertian ketercapaian adalah terutama dari sudut lokasi, sehingga pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi lebih mudah.
Mudah terjangkau
Pelayanan kesehatan tersebut hendaknya mudah dijangkau oleh masyarakat
(affordable) keterjangkauan disini dari sudut biaya.
Bermutu
Bermutu (quality) yang dimaksud disini adalah menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, disatu pihak dapat
memuaskan para jasa pelayanan dan dipihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan (31).
35
2.2.9. Pelayanan Neonatus/Kunjungan Neonatus
Pengertian
Pelayananan Neonatal adalah pelayanan bayi baru lahir pada periode mulai 0-28
hari setelah kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan pada bayi atau mengalami masalah kesehatan. Resiko terbesar adalah
kematian bayi baru lahir terjadi 24 jam pertama kehidupan, minggu dan bulan
pertama kehidupannya, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Menurut Departemen Kesehatan bahwa dalam memberikan pelayanan neonatus,
bidan menggunakan pendekatan komprehensif yang meliputi pelayanan kesehatan
neonatal dasar; pemberian injeksi Vitamin K1, immunisasi hepatitis B dan
menggunakan formulir MTBM serta konseling tentang perawatan bayi dirumah
menggunakan buku KIA (8).
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehansif.
Dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk
memastikan bayi dalam keadaan sehat, meliputi:
Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri bakteri, ikterus,
diare, berat badan lahir rendah dan masalah pemberian ASI
Memastikan bayi telah diberi salep mata antibiotik.
Perawatan tali pusat
Pemberian vitamin K1 injeksi bila belum diberikan saat lahir
Imunisasi hepatitis B bila belum diberikan pada saat lahir.
36
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Pelayanan kesehatan neonatus (bayi umur 0-28 hari) dilaksanakan oleh dokter
spesialis anak/dokter/bidan/perawat terlatih, baik difasilitas kesehatan maupun
kunjungan. Setiap neonatus harus diberikan pelayanan kesehatan sedikitnya dua
kali pada minggu pertama dan satu kali pada minggu kedua lahir.
b. Tujuan
Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada bayi baru lahir dan screening
untuk menentukan tanda-tanda kelainan-kelainanpada bayi baru lahir yang tidak
memungkinkan untuk hidup.
Memberikan imunisasi dan vitamin A pada bayi
Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus
membawa bayi untuk meminta pertolongan medis serta pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.
Kunjungan Neonatal hari ke 1 (6-48 jam setelah lahir)
Untuk bayi yang lahir difasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum
bayi pulang dari fasilitas kesehatan.
Untuk bayi yang lahir dirumah, bila bidan meninggalkan bayi selama 24 jam,
maka pelayanan dilaksanakan pada 6-48 jam setelah lahir (KN murni)
Kunjungan Neonatal hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir, yaitu pelayanan
kesehatan neonatus yang dilaksanakan pada hari ke 3-7 setelah lahir.
Kunjungan Neonatal minggu ke-2, adalah pelayanan kesehatan neonatus yang
dilaksanakan pada minggu ke-2 yaitu bayi berumur 8-28 hari yang dilakukan
sedikitnya satu kali.
37
Dalam melaksanakan tugas utama yaitu memberikan pelayanan kebidanan
sesuai wewenang dan tanggung jawab sebagai bidan, selain memiliki pengetahuan
dasar dan ketrampilan dasar, maka bidan juga mempunyai beberapa ketrampilan
tambahan yang sangat terkait dengan tugas pokok dan fungsi dalam pelayann
kebidanan. Dengan demikian bidan dapat menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan secara benar dan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Adapun ketrampilan tambahan yang harus dimiliki bidan,sesuai dengan yang
disebutkan dalam Standar Profesi Bidan, antara lain:
Mengajarkan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
normal dan asuhannya.
Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang tersedia
dimasyarakat.
Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita sebagai akibat
bayi dengan cacat bawaan, keguguran atau kematian bayi.
Memberikan dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam perjalann rujukan
ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.
Memberikan dukungan kepada orang tua dengan kelahiran bayi kembar.
Kegiatan yang berhubungan dengan upaya penurunan Angka Kematian Bayi
(AKB), antara lain:
Perawatan bayi baru lahir
Penanganan neonatus beresiko, khususnya BBLR dan Tetanus Neonatorum
serta rujukannya.
Pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat neonatal.
38
Pelayanan kesehatan bayi dan anak balita dan prasekolah termasuk immunisasi
dasar dan pemantauan tumbuh kembang anak.
Pertolongan pertama pada kesakitan yang sering ditemukan pada balita atau
menjadi masalah kesehatan setempat seperti ISPA, diare, kecacingan, malaria
didaerah endemis, pencegahan gondok didaerah endemis.
Penyuluhan dan konseling kesehatan bayi dan anak balita
Alat-alat / Fasilitas Dalam Pelayanan Neonatus
Alat-alat Pemeriksaan Fisik Neonatus
Timbangan
Pita Metlin
Thermometer
Arloji/Timer
Stateskop
Pen light/senter
Bahan Habis Pakai:
Kasa steril
Kapas
Alat-alat Pelayanan Neonatus dan Tindakan Kegawatdaruratan
Penghisap lendir dee lee
Ambubag Bayi
Hepatitis B Uniject
Buku Pedoman Kunjungan Neonatus
Buku KIA
39
Pedoman MTBM
Alat-alat Dokumentasi
Buku Kunjungan
Form Surat Rujukan
Buku Register Bayi (8).
2.2.10. ManajemenTerpadu Balita Muda
Pengertian MTBM
ManajemenTerpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang
terpadu dalam tatalaksana bayi umur 0–2 bulan, baik yang sehat maupun yang
sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh
tenaga kesehatan pada saat kunjungan neonatal.
Tujuan MTBM
Meningkatkan ketrampilan petugas
Menilai, mangklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul
Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit
Memperbaiki sistem kesehatan
Ruang Lingkup MTBM
Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 0-2 bulan
Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi
Konseling bagi ibu
Tindakan dan pengobatan
Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut
40
Protap Layanan MTBM
Anamnes: wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakit
lainnya.
Pemeriksaan:
Untuk bayi umur 0-2 bulan
Sebelum dan sesudah melekukan tindakan harus mencuci tangan yang benar dan
efektif
Menimbang berat badan dan tinggi badan bayi
Memeriksakan suhu tubuh bayi
Memeriksakan denyut jantung, nadi dan pernafasan pada bayi
Memeriksakan tali pusat bayi agar selalu bersih dan kering
Menjaga bayi tetap hangat
Periksa kemungkinan adanya tanda-tanda bahaya seperti: kejang, gangguan nafas,
suhu tubuh, adanya infeksi, ikterus, gangguan pencernaan, BB, status imunisasi.
Memberikan konseling kepada ibu tentang perawatan pada bayi baru lahir, cara
mencegah infeksi, mengenali tanda-tanda bahaya pada bayi, cara memerah asi
serta tehnik menyusui yang benar
Melakukan pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi kegiatan
Asuhan Dasar Bayi Muda.
Mencegah infeksi
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
41
Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air matan, kemudian keringkan
dengan kain yang bersih dan kering. Ingatkan ibu supaya menjaga tali pusat selalu
bersih dan kering.
Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikanya setelah suhu stabil. Gunakan
sabun dan air hangat, bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati.
Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit karena sangat rentan tertular
penyakit.
Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena mengandung zat kekebalan tubuh.
Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin, hanya ASI saja sampai 6 bulan.
Bila bayi tidak bisa menyusu, beri ASI perah, dengan menggunakan sendok.
Hindari pemakaian botol dan dot, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya
infeksi saluran cerna.
Menjaga bayi muda selalu hangat
Cuci tangan sebelum dan sesudah memengang bayi.
Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dan ganti pakaian/kainya
dengan yang kering.
Baringkan ditempat yang hangat dan jauh dari jendela atau pintu. Beri alas kain
yang bersih dan kering ditempat utuk pemeriksaan bayi termasuk timbangan bayi.
Jika tidak ada tanda-tanda hipoterme, mandikan bayi 2 (dua) kali sehari.
Selesai dimandikan, segera keringkan tubuh bayi. Kenakan pakaian bersih dan
kering, topi, kaus kaki, sarung tangan dan selimut jika perlu.
Minta ibu untuk meletakkan bayi didadanya sesering mungkin dan tidur bersama
ibu.
42
Pada BBLR atau suhu < 35,5oC, hangatkan bayi dengan metode kangguru atau
dengan lampu 60 Watt berjarak minimal 60 cm.
Memberi ASI saja sesering mungkin
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin minimal 8 kali sehari, siang
maupun malam,
Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara
lainnya.
Jika bayi telah tidur selama dua jam, minta ibu untuk membangunkannya dan
langsung disusui.
Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan tidur bersama
ibu.
Ingatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk membaca kembali ha-hal tentang
pemberian ASI di kartu nasehat ibu atau buku KIA.
Minta ibu untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.
Imunisasi
Segera beri imunisasi Hb0 sebelum bayi berumur 7 hari.
Beri imunisasi BCG ketika bayi berimur satu bulan.
Tunda pemberian imunisasi pada bayi muda yang mempunyai tanda-tanda bahaya
pada bayi (32).
43
2.2.11. Tanda-tanda Bahaya Pada Neonatus
Bayi Muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius
bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi.Penyakit
yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan
masa kehamilan dan persalinan.Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus
yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit.Sebagian
besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke fasilitas
kesehatan.Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan
rumah oleh petugas kesehatan.Adapun tanda-tanda bahaya pada bayi adalah:
Tidak mau minum atau memuntahkan semua (ASI atau susu formula)
Tanda ini dapat menunjukkan adanya gangguan pada reflek menghisap pada
mulut bayi, gangguan pada saluran cerna bayi, dan kandungan ASI (jarang terjadi)
atau susu formula yang dikonsumsi bayi yang tidak dapat dicerna oleh bayi.
2) Kejang merupakan salah satu tanda dari infeksi tetanus neonatorum (tetanus
yang menyerang pada bayi baru lahir). Hal ini sangat berbahaya bagi bayi bahkan
dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
3) Bergerak hanya jika dirangsang (Letargis)
Merupakan adanya gangguan pada saraf bayi atau otot bayi. Pada bayi sehat
aktifitas gerak sangat kuat tanpa harus dirangsang.
44
4) Napas cepat (≥ 60 kali /menit) atau Napas lambat (< 30 kali /menit)
Merupakanadanya gangguan pada sistem pernafasan bayi. Dapat disertai dengan
tanda bahaya lain seperti demam. Penghitungan nafas bayi dapat dilakukan
dengan menghitung pergerakan dada atau perut bayi dalam 60 detik.
5) Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat. Sama seperti poin nomor
4. Tarikan dinding dada yang sangat kuat menandakan adanya gangguan pada
sistem pernafasan pada bayi.
6) Merintih, rintihan bayi menandakan adanya ketidaknyamanan yang
dialami oleh bayi. Semakin lama rintihan pada bayi, orang tua harus semakin
semakin curiga terhadap kondisi bayi.
7) Teraba demam (suhu ketiak > 37.5°C) atau Teraba dingin (suhu ketiak < 36°C).
Tanda ini (demam) dapat terjadi pada bayi baru lahir yang merupakan tanda
umum adanya infeksi dan dapat disertai dengan tanda bahaya lain yang muncul
bersamaan atau belakangan. Jika tubuh bayi dingin, maka ini perlu penanganan
segera di fasilitas kesehatan karena menandakan aliran darah yang terganggu yang
biasanya diiringi warna pucat pada kedua ujung tangan dan kaki.
8) Mata bernanah. Merupakan salah satu tanda dari infeksi gonorhoe pada
bayi yang ditularkan oleh orang tua bayi.
9) Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
Tanda ini dapat terjadi beberapa saat setelah ari-ari bayi dipotong yang
menandakan adanya peradangan atau infeksi yang cukup berbahaya.
45
10) Diare, Jangan biarkan tanda ini begitu saja karena bayi sangat rentan
mengalami diare dengan berbagai sebab yang berujung pada kehilangan cairan
tubuh akibat diare sehingga dapat menyebabkan kematian.
11) Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki.
Hal ini menandakan tingginya zat bilirubin dalam darah yang dapat terjadi secara
normal untuk hari-hari awal kelahiran namun dapat pula mendandakan bahaya
bila terjadi dalam waktu lama.
12) Perdarahan
Selalu waspada pada bayi jika mengalami perdarahan yang terjadi cukup lama dan
tidak berhenti baik spontan maupun terjadi akibat trauma (tertusuk, tersayat, jatuh,
dan lainnya). Hal ini dapat menandakan adanya kelainan pada darah bayi terutama
faktor pembekuan darah (33).
2.2.12. Penggunaan Buku KIA Dalam Pelayanan Neonatus
Pengertian
Buku KIA adalah alat yang sederhana, tetapi ampuh sebagai alat informasi,
edukasi dan komunikasi dalam menyebarkan informasi penting mengenai
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) kepada keluarga.
Peran dan Fungsi Buku KIA antara lain:
Buku KIA sebagai salah satu alat untuk menurunkan AKI dan AKB dengan
menjembatani gab antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Buku KIA juga
memberikan strategi dan kerjasama yang lebih baik antar lembagadonor dalam hal
kesehatan ibu dan anak.
46
Sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan anak-anak, yang
hingga saat ini masih rendah. Program Buku KIA yang merupakan pedoman
keluarga sehat yang dipertahankan.
Selain menjadi sumber dan acuan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan
ibu dan anak, buku KIA juga berfungsi sebagai catatan kesehatan ibu dan anak,
alat monitor kesehatan oleh petugas kesehatan, meningkatkan komunikasi antara
dokter dan pasien.
Manfaat Buku KIA
Manfaat Umum
Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai
anaknya berusia lima tahun.
Manfaat Khusus
Untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak
Alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi
ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi dan paket standar pelayanan
KIA.
Alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan ataumasalah kesehatan ibu
dan anak.
Catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk gizi serta rujukannya.
Cara Penggunaan Buku KIA.
Penggunaan Buku KIA oleh Petugas Kesehatan.
Petugas Kesehatan mencatat pelayanan yang telah diberikan kepada ibu dan anak
di Buku KIA.
47
Buku KIA sebagai sarana bagi ibu/keluarga untuk mendapatkan pelayanan
Komprehansif.
Penggunaan Buku KIA oleh Kader Kesehatan.
Sebagai alat penyuluhan untuk menggerakkan masyarakat agar menggunakan
fasilitas kesehatan.
Kader harus memahami isi Buku KIA.
Pada waktu kunjungan rumah, diingatkan kader untuk melihat Buku KIA dan
memastikan ulang apakah ibu sudah melaksanakan pesan-pesan dari dalam Buku
KIA.
Kader dapat merujuk ibu/anak dengan menggunakan Buku KIA ke petugas
kesehatan apabila menemukan suatu masalah atau kelainan.
Catatan pelayanan kesehatan anak yang harus diisi oleh petugas (bidan) (30).
2.3. Landasan Teori
Ilyas menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil kerja personal
baik secara kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
merupakan hasil personal individu atau organisasi dan tidak terbatas kepada
pemangku jabatan struktural ataupun fungsional semata. Dengan demikian bahwa
kinerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang. Untuk mengetahui tinggi rendahnya kinerja seseorang diperlukan suatu
pengukuran kinerja. Ukuran atau standar kinerja terkait dengan parameter-
parameter tertentu atau demensi yang dijadikan dasar atau acuan oleh organisasi
untuk mengukur kinerja (20).
48
Menurut Sendow, terdapat enam kriteria dasar dalam pengukuran kinerja
yaitukualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas biaya/sumber daya,
kebutuhan akan supervisi dan pengaruh hubungan personal. Dalam kaitannya
dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus dapat digambarkan secara
lengkap pada kerangka teori kinerja.
Gambar 2.1.Kerangka Teori Sumber: Sendow tahun 2003
KINERJA
Need for Supervisioni/ Kebutuhan Akan Supervisi
KINERJA Quality/Kualitas
Quantity/Kuantitas
Timelinness/Ketepatan k
Cost-Effectiveness/ Efektifitas Biaya
Interpersonal Impact/ Pengaruh Hubungan
Interpersonal
Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus
49
Kerangka Berpikir
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
2.4. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini yang ingin diketahui adalah apakah faktor penentu
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen Tahun 2018, sebagaimana dalam gambar kerangka konsep penelitian
berikut ini:
Informan pertama (Bidan) 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Efektifitas
biaya/sumber daya 5. Kebutuhan akan
supervisi 6. Pengaruh hub
i t l
Informan kedua (Bidan koordinator) 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Efektifitas
biaya/sumber daya 5. Kabutuhan akan
supervisi 6. Pengaruh
hubungan i l
Faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan nonatus
Informan ketiga (ibu bayi) 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan
waktu 4. Efektifitas
biaya/sumber daya
50
Gambar 2.3. Kerangka Konsep 2.5. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan bentuk kalimat
pernyataan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ada hubungan antara Kualitas dengan faktor penentu kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
Ada hubungan antara Kuantitas dengan faktor penentu kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
Ada hubungan antara Ketepatan waktu dengan faktor penentu kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
Ada hubungan antara Efektifitas biaya/sumber daya dengan faktor penentu kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
Variabel Independen Variabel dependen
1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Efektifitas
biaya/sumber daya 5. Kebutuhan akan
supervisi 6. Pengaruh hubungan
interpersonal (kerja
Kinerja Bidan dalam pelayanan neonatus
51
Ada hubungan antara Pengaruh hubungan interpesonal dengan faktor penentu
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
campuran (mix methods) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
MixMethods merupakn metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua
metode penelitian sekaligus, kualitatif dan kuantitatif dalam suatu kegiatan
penelitian, sehingga akan memperoleh data yang lebih komprensif, valid, reliabel
dan objektif (34).
Penelitian ini menggunakan strategi Triangulasi Konkuren yaitu
mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren (dalam satu waktu),
kemudian membandingkan duadatabase ini untuk mengetahui apakah ada
konvergensi, perbedaan-perbedaan atau beberapa kombinasi. Menurut Creswell
dalam strategi ini peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif
waktu bersamaan pada tahap penelitian, kemudian membandingkan antara data
kuantitatif dengan data kualitatif dalam waktu bersamaan.
Kedua pendekatan ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang tidak sepenuhnya dapat dijawab dengan satu pendekatan saja. Green dalam
Creswell menyebutkan Lima tujuan pendekatan gabungan antara kuantitatif dan
kualitataif.
a. Triangulation in the classic sense of seeking convergence of result. Dalam
hal ini penggabungan kedua metode penelitian ini bertujuan untuk mencari
titik temu terhadap hasil penelitian kualitatif. Triangulasi disini juga
52
53
diartikan sebagai salah satu cara untuk melakukan konfirmasi ulang
terhadap hasil penelitian kualitatif.
b. Complementary, in the overlapping and different facets of phenomenon
may emerge. Penelitian dengan indikator alamiah yang kompleks seperti
kehidupan sosial dan budaya perlu menggabungkan kedua metode ini. Hal
ini dikarenakan seringkali ada data yang tumpang tindih atau berbeda yang
terjadi dalam masyarakat.
c. Developmentally, where in the first method isissued sequentially help
inform the second method. Hal ini dilakukan untuk memberi informasi
lebih lanjut terhadap data pertama yang telah diketahui, sehingga analisis
data dapat dilakukan secara menyeluruh.
d. Initiation, where in contradictions and fresh perspectives emerge. Hasil
penelitian yang menggabungkan kualitatif dan kuantitatif dapat
menghasilkan suatu inovasi.
e. Expansion where inthe mixed methods and scape and breath to study.
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan wawancara kepada responden
(35).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
yang beralamat jalan Medan-Banda Aceh Desa Keude Lapang Kecamatan
Gandapura Kabupaten Bireuen.
54
3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan selama 8 bulan mulai bulan Februari 2018 sampai
dengan bulan oktober 2018.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (34). Total populasi merupakan
keseluruhan subjek penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan
desa yang ada di Puskesmas Gandapura sebanyak 32 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diteliti dan dianggap mampu mewakili
seluruh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Sampel untuk Pendekatan Kuantitatif
Sampel merupakan sebagian atau wakil yang diteliti, yang menjadi sampel
untuk responden penelitian ini adalah semua bidan desa yang ada di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 berjumlah 32 orang. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total population (36).
2. Sampel untuk pendekatan kualitatif
Informan diwakili oleh 5 orang yang berhubungan dengan faktor penentu
kinerja bidan dalam pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
dengan kriteria inklusi sampel yang diambil adalah:
55
a. Bidan yang bekerja di Puskesmas Gandapura
b. Ibu yang mempunyai bayi 0-28 hari yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Gandapura
Adapun kriteri eklusi adalah:
a. Bidan yang bekerja diluar wilayah kerja Puskesmas Gandapura
b. Ibu yang mempunyai bayi umur 0-28 hari yang berada diluar
wilayah kerja Puskesmas Gandapura.
Yang menjadi informan yaitu sebagai berikut:
1. Informan 1
Informan 1 yaitu terdiri dari 2 orang yaitu bidanPuskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen. Dalam penelitian ini bidan akan diwawancarai dengan
menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan untuk
mengetahui apa saja faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan
neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
2. Informan 2
Informan 2 yaitu terdiri dari 2 orang ibu yang merupakan ibu yang
mempunyai bayi berumur 0-28 hari. Dalam penelitian ini informan akan
diwawancarai dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah
disiapkan untuk mengetahui lebih dalam apa saja faktor penentu dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
3. Informan 3
Informan3yaitu terdiri dari 1 orang bidan dengan jabatan bidan
coordinator yang mempunyai uraian tugas melakukan supervisi pada
56
kegiatan bidan. Dalam penelitian ini informan akan diwawancarai dengan
menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan untuk
mengetahui apa saja faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan
neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis data
1. Data primer adalah data yang diperoleh oleh responden melaui kuesioner
yang telah disiapkan dan dibagikan kepada responden. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan cara memberikan daftar pernyataan tertutup
pada responden yang berhubungan dengan penelitian. Kuesioner ini
digunakan untuk mengetahui faktor penentu kinerja bidan dalam pelayan
neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen.
2. Data Skunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen
dari laporan yang ada di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen yang
berupa data jumlah kunjungan neonatus (KN) dan data lainnya yang
mendukung untuk keperluan penelitian.
3. Data Tersier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti
jurnal penelitian, hasil penelitian terdahulu, tesis baik dari internet
maupun perpustakaan yang bisa dipergunakan untuk mendukung
penelitian (36).
57
3.4.2. Teknik pengumpulan data
1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
Metode pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan pengisian
lembar kuesioner.
2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Metodepengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai secara
mendalam kepada informan yang mewakili dengan menggunakan
pedoman wawancara. Kegiatan wawancara tersebut direkam menggunakan
alat perekam, selanjutnya hasil rekaman tersebut dituliskan dalam bentuk
verbatim.
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengetahui kesahihan dan kehandalan kuesioner dilakukan uji
validitas dan reliabilitas angket pada bidan di Puskesmas Kuta Blang.
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun
tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur,perlu diuji dengan uji
korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner
tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna
(construct validity). Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk,
berarti semua item pertanyaan yang ada didalam kuesioner itu mengukur konsep
yang kita ukur. Pengujian validitas konstruk dengan SPSS adalah menggunakan
58
korelasi, instrumen kuesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa yang ingin
diukur. Kriteria validitas instrumen yaitu jika nilai rhitung < rtabel maka butir
instrumen dinyatakan valid, dan jika nilai rhitung> rtabel maka butir instrumen
dinyatakan tidak valid (36).
Untuk menguji kevalidan kuesioner, maka peneliti melakukan uji validitas
di Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireuen dengan jumlah 15 responden. Hasil
uji validitas tersebut tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan
No r Hitung r Tabel Hasil Kualitas Pelayanan
1. 0,769 0,514 Valid 2. 0,801 0,514 Valid 3. 0,909 0,514 Valid 4. 0,711 0,514 Valid 5. 0,718 0,514 Valid 6. 0,786 0,514 Valid 7. 0,727 0,514 Valid 8. 0,787 0,514 Valid 9. 0,642 0,514 Valid 10. 0,801 0,514 Valid 11. 0,711 0,514 Valid 12. 0,642 0,514 Valid 13. 0,909 0,514 Valid
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 13 item
pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuantitas Pelayanan
No r Hitung r Tabel Hasil Kuantitas Pelayanan
1. 0,738 0,514 Valid 2. 0,700 0,514 Valid 3. 0,711 0,514 Valid
59
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 3 item
pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Ketepatan Waktu
No r Hitung r Tabel Hasil Ketepatan Waktu
1. 0,702 0,514 Valid 2. 0,645 0,514 Valid 3. 0,866 0,514 Valid
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 3 item
pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Efektivitas Biaya/Sumberdaya
No r Hitung r Tabel Hasil Efektivitas Biaya/Sumberdaya
1. 0,823 0,514 Valid 2. 0,643 0,514 Valid 3. 0,709 0,514 Valid 4. 0,823 0,514 Valid 5. 0,716 0,514 Valid 6. 0,540 0,514 Valid 7. 0,670 0,514 Valid
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 7 item
pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kebutuhan akan Supervisi
No r Hitung r Tabel Hasil Kebutuhan akan Supervisi
1. 0,745 0,514 Valid 2. 0,839 0,514 Valid 3. 0,719 0,514 Valid
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 3 item
pertanyaan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Pengaruh Hubungan Interpersonal
60
No r Hitung r Tabel Hasil Pengaruh Hubungan Interpersonal
1. 0,833 0,514 Valid 2. 0,833 0,514 Valid
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 2 item
pertanyaan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Kinerja Bidan
No r Hitung r Tabel Hasil Kinerja Bidan
1. 0,715 0,514 Valid 2. 0,680 0,514 Valid 3. 0,640,7 0,514 Valid 4. 0,762 0,514 Valid 5. 0,616 0,514 Valid 6. 0,659 0,514 Valid 7. 0,577 0,514 Valid
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil uji validitas yaitu 7 item
pernyataan yang valid dengan ketentuan r hitung > r tabel.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam menentukan derajat
konsistensi dari instrumen penelitian berbentuk kuesioner. Uji reliabilitas dapat
dilakukan dengan menggunakan SPSS. Perhitungan reliabilitas harus dilakukan
hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Dengan
demikian harus menghitung validitas terlebih dahulu sebelum menghitung
reliabilitas (36).
Uji reliabilitas dalam penelitian adalah dengan bantuan SPSS 19 dengan
cara Analyze <scale >Reliability Analysis.
61
Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Kualitas Pelayanan 0,940 13 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 13 butir item kualitas
pelayanan adalah reliabel.
Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Kuantitas Pelayanan
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Kuantitas Pelayanan 0,579 3 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 3 butir item kuantitas
pelayanan adalah reliabel.
Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Ketepatan Waktu
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Ketepatan Waktu 0,589 3 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 3 butir item ketepatan waktu
adalah reliabel.
Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Biaya/Sumberdaya
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Efektivitas Biaya/Sumberdaya 0,830 7 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 7 butir item efektivitas
biaya/sumberdaya adalah reliabel.
62
Tabel 3.12. Hasil Uji Reliabilitas Kebutuhan akan Supervisi
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Kebutuhan akan Supervisi 0,652 3 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 3 butir item kebutuhan akan
supervisi adalah reliabel.
Tabel 3.13. Hasil Uji Reliabilitas Pengaruh Hubungan Interpersonal
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Pengaruh Hubungan Interpersonal
0,562 2
Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 2 butir item kebutuhan akan
supervisi adalah reliabel.
Tabel 3.14. Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Bidan
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Kinerja Bidan 0,774 7 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa 7 butir item kebutuhan akan
supervisi adalah reliabel.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen variabel)
yaitu variabel yang memengaruhi dan variabel terikat (dependen variabel) yaitu
variabel yang dipengaruhi. Adapun yang menjadi variabel bebas yaitu faktor
predisposisi yaitu kualitas pelayanan, kuantitas pelayan, ketepatan waktu,
63
efektifitas biaya/sumber daya, kebutuhan akan supervisi, pengaruh hubungan
interpersonal. Sedangkan faktor terikat dalam penelitian iniyaitu faktor penentu
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus.
3.5.4. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang
akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya
mempermudah pembaca dalam mengartiakan makna penelitian.
Definisi operasional ini berguna untuk mengarahkan kepada pengukuran
atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
pengembangan instrumen atau alat ukur. Batasan yang digunakan untuk
mendifinisikan variabel-variabel.
1. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang memengaruhi variabel dependen.
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1) Kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai
dengan standar operasional pelayanan sesuai dengan MTBM
2) Kuantitas pelayanan adalah jumlah target capaian dalam melakukan
kunjungan neonatal (KN) yang dilakukan oleh bidan.
3) Ketepatan waktu adalah kegiatan kunjungan pada neonatal sesuai dengan
umur bayi 0-28 hari yaitu KN1 6-48 jam, KN2 3-7 hari, KN3 8-28 hari.
4) Efektifitas biaya/sumber daya adalah sarana dan prasarana serta tenaga
yang terpenuhi dalam kegiatan pelayanan neonatus.
64
5) Kebutuhan akan supervisi adalah adanya pengawasan dari bidan
koordinator dalam memberikan pelayanan kepada neonatus.
6) Pengaruh Hubungan Interpesonal (Kerjasama) adalah kemampuan bidan
dalam membina dan bekerjasama dengan timbaik dengan lintas program
maupun lintas sektoral dalam pelayanan neonatus.
2. Variabel Dependen
Variabeldependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.
Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja bidan dalam pelayanan neonatus.
Kinerja atau prestasi kerja adalah penampilan hasil kerja personal baik secara
kualitas dan kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan hasil
personal individu atau organisasi dan tidak terbatas kepada pemangku jabatan
struktural atau fungsional semata (21).
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Metode Pengukuran Kuantitatif
Pada pengukuran kuantitatif dilakukan pengukuran pada variabel
independen, dimana masing-masing faktor dijumlahkan skornya dan diambil nilai
rata-rata yang kemudian dibedakan menjadi kategori baik dan tidak baik
berdasarkan nilai mean sebagai berikut:
a. Baik, apabila nilai skorlebih besar atau sama dengan nilai mean
b. Tidak baik, apabila nilai skor lebih kecil dari nilai mean
65
Tabel 3.1.5. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Kategori Skala Ukur
Variabel Bebas (Independent Variabel) Kualitas Kuesioner 13 ≥ Mean Standar (2) Ordinal Pertanyaan < Mean Tidak standar (1) Tidak = 0
Ya = 1
Kuantitas Kuesioner 3 ≥ Mean Tercapai (2) Ordinal Pertanyaan < Mean Tidak Tercapai (1) Tidak = 1
Ya = 2
Ketepatan Waktu
Kuesioner 3 ≥ Mean Tepat (2) Ordinal
Pertanyaan Tidak = 0
< Mean TidakTepat (1)
Ya = 1 Efektifitas Biaya/sumber daya
Kuesioner Pertanyaan 7
≥ Mean < Mean
Terpenuhi (2) Tidak Terpenuhi (1)
Ordinal
Tidak = 0 Ya = 1
Kebutuhan Akan Supervisi
Kuesioner 3 Pertanyaan
≥ Mean Ada (2) Ordinal
Tidak = 0 Ya = 1
< Mean Tidak (1)
Pengaruh Hub Interpersonal
Kuesioner 2 Pertanyaan
≥ Mean Mampu (2) Ordinal
< Mean Tidak Mampu (1) Tidak = 0
Ya = 1
Variabel Dependen (variabel terikat)
Kinerja bidan dalam pelayanan neonatus
Kuesioner 7 Pertanyaan
≥Mean < Mean
Baik (2) Tidak Baik (1)
Ordinal
Tidak = 0 Ya = 1
66
3.6.4. Metode Pengukuran Kualitatif
Pengukuran dilakukan dengan mewawancarai secara mendalam kepada
informan yang mewakili informan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Kegiatan wawancara mendalam tersebut direkam menggunakan alat perekam,
selanjutnya hasil rekaman tersebut dituliskan dalam bentuk verbatim.
3.7. Metode Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisis data kembali dengan
memeriksa semua lembar checklist apakah jawaban sudah lengkap dan benar.
Menurut Iman data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari lembar checklist
2. Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan pengisian lembar checklist
dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data
memberikan hasil yang valid dan reliabel dan terhindar dari bias.
3. Coding
Pada langkah inipenulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel
yang diteliti, nama responden dirubah menjadi nomor.
4. Entering
Data entry yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
masih dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program komputer yang
digunakan peneliti yaitu SPSS.
67
5. Data processing
Semua data yang telah diinput ke dalam aplikasi komputer akan diolah
sesuai dengan kebutuhan (36).
3.8. Analisis Data
Setelah dilakukan pengolahan data seperti yang telah duiraiakan diatas,
langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Adapun jenis-jenis dalam
menganalisa data adalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1) Analisis Data Kuantitatif
a) Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang menitikberatkan pada
penggambaran atau deskripsi data yang telah diperoleh. Menggambarkan
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel bebas dan variabel
terikat.
Analisis Univariat dihitung sebagai berikut :
fNX100
Keterangan :
P = Persentase
f = Jumlah yang didapat
N = Jumlah Populasi
b) Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini
68
adalah uji chi-square (X²) dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%.
Uji chi-Square dapat digunakan untuk melihat hubungan.
1). Jika nilai p> 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak
2). Jika nilai p< 0,05 maka hipotesis penelitian diterima
2) Analisis Data Kualitatif
Analis data dalam penelitian ini menggunakan metode Triangulasi. Metode ini
dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang
berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara,
observasi dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan
gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu. Peneliti bisa menggunakan
metode wawancara dan observasi atau pengamatan untuk mengecek
kebenarannya. Selain itu peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda
untuk mengecek kebenaran informan tersebut. Triangulasi tahap ini dilakukan jika
data atau informasi yang diperoleh dari subyek atau informan penelitian diragukan
kebenarannya.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada awalnya Puskesmas Gandapura masih mengalami banyak kekurangan baik
fisik maupun program dalam pelayanannya. Puskesmas Gandapura adalah
puskesmas rawat inap yangmelaksanakan kegiatan rawat jalan, rawat inap dan
UGD, baik kegiatan dalam gedung maupun di luar gedung.
4.1.1. Visi dan Misi
Visi : Mewujudkan Puskesmas Gandapura sebagai Pusat Pelayanan
Kesehatan yang Islami dan berkualitas prima menuju Akreditasi
Misi :
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang professional,
bermutu, terjangkau, merata dan berkeadilan
Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan berwawasan kesehatan
Meningkatkan profesionaal sumberdaya manusia sesuai dengan pelaksanaan
pelayanan kesehatan serta berkelajutansesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkaan
Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada syariat islam untuk
mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat.
70
4.1.2. Fungsi, Tujuan dan Manfaat
Fungsi :
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Pusat pemberdayaan masyarakat
Pusat pelayanan kesehatan setrata pertama
Tujuan :
Terpenuhinya puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan
Untuk mengetahui target dan pencapaian setiap program yang telah dilaksanakan
di wilayah kerja Puskesmas Gandapura.
Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Gandapura.
Manfaat :
Sebagai salah satu bahan informasi baik bagi Puskesmas Gandapura maupun bagi
Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen dalam perencanaan peningkatan pecapaian
setiap program pelayanan kesehatan yang bermutu.
Kondisi Gegrafis
Luas Wilayah
Puskesmas Gandapura merupakan salah satu puskesmas dengan rawat inap yang
terletak di sebelah timur kabupaten bireuen dan berbatasan langsung dengan
Kabupaten Aceh Utara, sehingga menjadikan Puskesmas Gandapura sebagai pintu
masuk menuju Kabupaten Bireuen. Puskesmas Gandapura memiliki wilayah kerja
3.740 Ha, yang terdiri dari 40 desa dan memiliki 4 kemukiman:
Kemukiman Gandapura Timur
Kemukiman Gandapura Barat
71
Kemukiman Buket Rata
Kemukiman Buket Antara
Batas Wilayah
Batas Puskesmas Gandapura antara lain:
SebelahUtara berbatasan dengan Jalan raya Medan – B. Aceh
Sebelah Selatan berbatasan dengan Sekolah MTsN Gandapura
Sebelah Timur berbatasan dengan Rumah Warga
Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor UPTD. P & K
Jumlah Desa
Kecamatan Gandapura memiliki 40 desa dibagi menurut 4 kemukiman dengan
luas wilayan dan jumlah penduduk sebagai berikut:
Tabel 4.1. Jumlah Desa dan Penduduk Kerja Puskesmas Gandapura
No
Nama Desa
Jarak tempuh
(Ha )
Jlh Dusun
Jlh KK
Jumlah Penduduk Laki -Laki
Perem puan
Jlh
Kemukiman Gandapura Timur 1. Desa Keude
Lapang 10 4 445 604 575 1179
2. Desa Lapang Barat 75 2 231 390 402 792 3. Desa Lingka Kuta 100 3 220 388 427 815 4. Desa Lapang timu 75 3 186 34,45 309 654 5. Desa Teupin siron 75 3 201 34,46 390 736 6. Desa Ie—Rhop 75 4 49 91 93 184 7. Desa Ceubo 100 3 86 139 163 302 8. Desa Cot Puuk 75 4 293 490 56,27 10579. Desa Alue Mangki 100 3 200 384 404 788 10. Desa Geurugok 100 4 277 529 534,4 106311. Desa Blang Keude 75 3 511 268 368 636 Kemukiman Gandapura Barat 1. Desa Lhok
Mambang 75 4 193 425 410 835
2. Desa Samuti 125 4 240 368 430 798
72
Krueng 3. Desa Cot Mane 75 4 149 306 280 586 4. Desa Samuti
Makmur 75 4 276 40,71 525 996
5. Desa Samuti Rayeuk
100 4 160 288 309 597
6. Desa Samuti Aman 100 4 225 370 468 838 7. Desa Mon Keulayu 100 4 362 693 714 14078. Desa Cot Tufah 100 4 326 514 603 11179. Desa Blang Rheu 28,5 2 44 91 93 184 10. Desa Cot Tunong 100 3 198 377 361 738 11. Desa Paya Baro 125 3 44 69 82 151 12. Desa Paloh Kaye
Kunyet 75 3 39 77 73 150
13. Desa Mon Jambe 190 3 135 297 525 549 Kemukiman Buket Rata
1. Desa Cot Jabet 100 4 171 34,40 34,49 689 2. Desa Cot Teube 100 3 100 187 171 3583. Desa Pante
Sikumbong 100 3 86 159 177 336
4. Desa Blang guron 100 3 131 228 276 504 5. Desa Daman
Kawan 100 3 103 163 199 362
6. Desa Paya Seupat 100 2 69 131 144 275 7. Desa Cot Rambat 100 2 58 90 114 204 8. Desa Paya Kareng 100 2 35 60 68 128
Kemukiman Buket Antara
1. Desa Paloh Me 100 2 117 204 210 414 2. Desa Monjeureujak 100 2 36 63 40,7 110 3. Desa Tanjong Raya 100 2 63 108 142 250 4. Desa Blang Kubu 100 2 78 143 134,4 277 5. Desa Tanjong
Mesjid 75 3 56,2 110 103 213
6. Desa Tanjong Bungong
100 3 46 77 91 168
7. Desa Pulo Gisa 75 2 70 128 153 281 8. Desa Ujong Bayu 100 3 93 174 183 357
Jumlah Keseluruhan 3.740 123 6.402 10.685 11.393 22.078
Berdasarkan data penduduk kecamatan gandapura tahun 2017, jumlah
penduduk 22.078 jiwa atau 6.402 KK dan 12.764 jiwa merupakan penduduk
dengan status miskin.
73
4.2. Analisis Univariat
4.2.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan bahwa distribusi frekuensi
karakteristik responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Karakteristik Responden f Persentase (%) A Umur: 1. 20-35 Tahun 25 78,0 2. >35 Tahun 7 22,0
Jumlah 2 100,0 B Pangkat/Golongan: 1. Tidak Ada 5 15,6 2. Ada 27 84,4
Jumlah 32 100,0 C Masa Kerja: 1. Kurang Lama 14 43,8 2. Lama 18 56,2
Jumlah 32 100 D Status Pernikahan 1. Belum Menikah 5 15,6 2. Menikah 27 84,4
Jumlah 32 100 Berdasarkan hasil tabel 4.1. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
karakteristik responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018
berdasarkan umur adalah umur 20-30 tahun sebanyak 25 orang (78,0%) dan umur
> 35 tahun sebanyak 7 orang (22,0%).
Untuk karakteristik responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 berdasarkan pangkat atau golongan adalah pangkat atau
golongan tidak ada sebanyak 5 orang (15,6%) dan pangkat atau golongan ada
sebanyak 27 orang (84,4%).
74
Untuk karakteristik responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 berdasarkan masa kerja adalah masa kerja kurang lama
sebanyak 14 orang (43,8%) dan masa kerja lama sebanyak 18 orang (56,2%).
Untuk karakteristik responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 berdasarkan status pernikahan adalah status pernikahan belum
menikah sebanyak 5 orang (15,6%) dan status pernikahan menikah sebanyak 27
orang (84,4%).
4.2.2. Kualitas Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang
kualitas pelayanan bidan didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kualitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak Total f % f % f %
1. Saya menjelaskan maksud kunjungan neonatal kepada ibu bayi
31 96,9 1 3,1 32 100
2. Saya membawa formulir MTBM 12 37,5 20 62,5
32 100
3. Saya membawa alat perlengkapan yang diperlukan untuk memeriksa bayi
8 25,0 24 75,0
32 100
4. Saya mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum memegang bayi
25 78,0 7 22,0
32 100
5. Saya menimbang bayi. Saya memeriksa suhu tubuh bayi
29 90,6 3 9,4 32 100
6. Saya memeriksa denyut jantung bayi
6 18,8 26 81,3
32 100
7. Saya memeriksa tali pusat dan membersihkannya jika kotor
27 84,4 5 15,6
32 100
8. Saya memberikan penyuluhan tentang cara mencegah infeksi pada bayi
14 43,8 18 56,2
32 100
75
9. Saya menganjurkan kepada ibu untuk memberi asi eklusif umur 0-6 bulan,menyusui bayi sesering mungkin dan mengajarkan ibu cara memerah asi dan tehnik menyusui yang benar
17 53,0 14 40,7
32 100
10. Saya memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi
9 28,1 23 71,9
32 100
11. Saya mengingatkan agar bayi selalu dalam keadaan hangat
25 78,0 7 22,0
32 100
12. Saya menganjurkan kepada ibu agar bayi diberikan imunisasi lengkap
21 65,6 11 34,4
32 100
13. Saya mengisi hasil kegiatan dibuku KIA
26 81,2 6 18,8
32 100
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan kualitas
pelayanan bidan menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada
pertanyaan no 1 sebanyak 31 orang (96,9%) dan minoritas menjawab ya pada
pertanyaan no 6 sebanyak 6 orang (18,8%). Sementara responden mayoritas
menjawab tidak pada pertanyaan no 6 sebanyak 21 orang (81,2%) dan minoritas
menjawab tidak pada pertanyaan no 1 sebanyak 1 orang (3,1%).
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang kualitas
pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun
2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Kualitas Pelayanan f Persentase (%) 1. Tidak Standar 18 56,2 2. Standar 14 43,8
Jumlah 32 100,0
76
Hasil tabel 4.3. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kualitas
pelayanan bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah
kualitas pelayanan tidak standar sebanyak 18 orang (56,2%) dan kualitas
pelayanan standar sebanyak 14 orang (43,8%).
4.2.3. Kuantitas Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang
kuantitas pelayanan didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kuantitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak Total f % f % f %
1. Saya melakukan KN 1 pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas
16 50,0 16 50,0 32 100
2. Saya melakukan KN2 pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas
32 100,0 0 0 32 100
3. Saya melakukan KN3semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas
17 53,0 15 47,0 32 100
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan kuantitas
pelayanan menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada
pertanyaan no 2 sebanyak 32 orang (100%) dan minoritas menjawab ya pada
pertanyaan no 1 sebanyak 16 orang (50,0%). Sementara responden mayoritas
menjawab tidak pada pertanyaan no 1 sebanyak 16 orang (50,0%) dan minoritas
menjawab tidak pada pertanyaan no 2 sebanyak 0 (0%).
77
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang kuantitas
pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun
2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kuantitas Pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Kuantitas Pelayanan f Persentase (%) 1. Tidak Tercapai 15 47,0 2. Tercapai 17 53,0
Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.5. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kuantitas
pelayanan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah
kuantitas pelayanan tidak tercapai sebanyak 15 orang (47,0%) dan kuantitas
pelayanan tercapai sebanyak 17 orang (53,0%).
4.2.4. Ketepatan Waktu
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang
ketepatan waktu didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Ketepatan Waktu di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak Total f % f % f %
1. Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 6-48 jam
16 50,0 16 50,0 32 100
2. Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 3-7 hari
32 100,0 0 0 32 100
3. Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 8-28 hari
17 53,0 15 47,0 32 100
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan kuantitas
pelayanan menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada
pertanyaan no 2 sebanyak 32 orang (100%) dan minoritas menjawab ya pada
pertanyaan no 1 sebanyak 16 orang (50,0%). Sementara responden mayoritas
78
menjawab tidak pada pertanyaan no 1 sebanyak 16 orang (50,0%) dan minoritas
menjawab tidak pada pertanyaan no 2 sebanyak 0 (0%).
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang
ketepatan waktu yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Ketepatan Waktu di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Ketepatan Waktu f Persentase (%) 1. Tidak Tepat 13 40,7 2. Tepat 19 59,3
Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.7. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi ketepatan waktu
di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah ketepatan waktu
tidak tepat sebanyak 13 orang (40,7%) dan ketepatan waktu tepat sebanyak 19
orang (59,3%).
4.2.5. Efektivitas Biaya/Sumber Daya
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang
efektivitas biaya/sumber daya didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden
di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Efektivitas Biaya/Sumber Daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak Total f % f % f %
79
1. Adanya Themperatur 29 90,6 3 9,4 32 100 2. Adanya Timbangan bayi 32 100,0 0 0 32 100 3. Adanya Ari timer 5 15,6 27 84,4 32 100 4. Adanya pengukur waktu/jam 19 59,3 13 40,7 32 100 5. Adanya pita metlin 11 34,4 21 65,6 32 100 6. Adanya senter 18 56,2 14 43,8 32 100 7. Adanya transportasi dalam
melakukan kunjungan neonatal
28 87,5 4 12,5 32 100
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan efektivitas
biaya/sumber daya menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada
pertanyaan no 2 sebanyak 32 orang (100%) dan minoritas menjawab ya pada
pertanyaan no 3 sebayak 5 orang (15,6%). Sementara responden mayoritas
menjawab tidak pada no 3 sebanyak 27 orang (84,4%) dan minoritas menjawab
tidak pada pertanyaan no 2 sebayak 0 orang (100%).
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Efektivitas Biaya/Sumber Daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Efektivitas Biaya/Sumber Daya f Persentase (%) 1. Tidak Terpenuhi 18 56,2 2. Terpenuhi 14 43,8
Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.9. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi efektivitas biaya/sumber
daya di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah efektivitas
biaya/sumber daya tidak terpenuhi sebanyak 18 orang (56,2%) dan efektivitas
biaya/sumber daya terpenuhi sebanyak 14 orang (43,8%).
4.2.6. Kebutuhan Akan Supervisi
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang
kebutuhan akan supervisi didapatkan distribusi frekuensi jawaban responden di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah sebagai berikut:
80
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kebutuhan Akan Supervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak Total f % f % f %
1. Apakah Dinas kesehatan pernah melakukan supervisi selama 1 tahun terakhir
7 22,0
25 78,0 32 100
2. Apakah Kepala Puskesmas pernah melakukan supervisi selama 1 tahun terakhir
14 43,8
18 56,2 32 100
3. Apakah Bidan Koordinator pernah melakukan supervisi selama 1 tahun terakhir
30 93,8
2 6,2 32 100
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan kebutuhan akan
supervisi menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab ya pada pertanyaan
no 3 sebanyak 30 orang (93,8%) dan minoritas menjawab ya pada pertanyaan no 1
sebayak 7 orang (22,0%). Sementara responden mayoritas menjawab tidak pada
no 1 sebanyak 25 orang (78,0%) dan minoritas menjawab tidak pada pertanyaan
no 3 sebayak 2 orang (6,2%).
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Kebutuhan Akan Sepervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Kebutuhan Akan Supervisi f Persentase (%) 1. Tidak 17 53,0 2. Ada 15 47,0
Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.11. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kebutuhan akan
supervisi di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah tidak
disupervisi sebanyak 17 orang (53,0%) dan ada disipervisi sebanyak 15 orang
(47,0%).
4.2.7. Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama)
81
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang
pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) didapatkan distribusi frekuensi
jawaban responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengaruh Hubungan Interpersonal di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak Total f % f % f %
1. Apakah ada melakukan komunikasi dan koordinasi dengan penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan KN
11 34,4 21 65,6 32 100
2. Apakah ketika melakukan kegiatan bersama dengan lintas program
13 40,6 19 59,4 32 100
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pertanyaan pengaruh
hubungan interpersonal (kerjasama) menunjukkan bahwa responden mayoritas
menjawab ya pada pertanyaan no 2 sebanyak 13 orang (40,6%) dan minoritas
menjawab ya pada pertanyaan no 1 sebayak 11 orang (34,4%). Sementara
responden mayoritas menjawab tidak pada no 1 sebanyak 21 orang (65,6%) dan
minoritas menjawab tidak pada pertanyaan no 2 sebayak 19 orang (59,4%).
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Hubungan Interpersonal (Kerjasama)
f Persentase (%)
1. Tidak Mampu 19 59,3 2. Mampu 13 40,7
Jumlah 32 100,0
82
Hasil tabel 4.13. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pengaruh hubungan
interpersonal (kerjasama) di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun
2018 adalah hubungan interpersonal (kerjasama) tidak mampu sebanyak 19 orang
(59,3%) dan hubungan interpersonal (kerjasama) mampu sebanyak 13 orang
(40,7%).
4.2.8. Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner pernyataan tentang kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus didapatkan distribusi frekuensi jawaban
responden di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Jawaban RespondenTentang Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak Total f % f % f %
1. Saya memberikan konseling kepada ibu bayi dan keluarganya utk merawat bayi dengan baik dan tepat
32 100,0 0 0 32
100
2. Saya mengetahui standar pada pelayanan neonatal
21 65,6 11 34,4 32
100
3. Saya melakukan KN lengkap pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja
24 75,0 8 25,0 32
100
4. Saya disiplin dalam melakukan KN sesuai dengan jadwal kegiatan
22 68,8 10 31.2 32
100
5. Saya berusaha menyediakan perlengkapan lengkap untuk melakukan pelayanan neonatal
11 34,4 21 65,6 32
100
6. Saya melakukan komunikasi dan koordinasi dalam melakukan kegiatan
12 37,5 20 62,5 32
100
7. Saya disupervisi oleh Dinas 10 31.2 22 68,8 3 100
83
Kesehatan,Kepala Puskesmas atau Bidan Koordinator
2
Hasil distribusi frekuensi jawaban responden tentang pernyataan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus menunjukkan bahwa responden mayoritas menjawab
ya pada pertanyaan no 1 sebanyak 32 orang (100,0%) dan minoritas menjawab ya
pada pertanyaan no 7 sebayak 10 orang (31.2%). Sementara responden mayoritas
menjawab tidak pada no 7 sebanyak 22 orang (68,8%) dan minoritas menjawab
tidak pada pertanyaan no 1 sebayak 0 orang (0%).
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus
f Persentase (%)
1. Tidak Baik 18 56,2 2. Baik 14 43,8
Jumlah 32 100,0 Hasil tabel 4.15. menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018
adalah kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 18 orang
(56,2%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 14 orang
(43,8%).
4.3. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen tahun 2018 dengan menggunakan tabulasi silang dan uji chi-
square didapatkan analisis bivariat sebagai berikut:
4.3.1. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan
Dalam Pelayanan Neonatus
84
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan kualitas pelayanan dengan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16. Tabulasi Silang Kualitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Kualitas
Pelayanan
Kinerja Bidan Jumlah
P-Value Tidak Baik Baik
f % f % f %
0,002 1. Tidak Standar 15 46,8 3 9,4 18 56,2 2. Standar 3 9,4 11 34,4 14 43,8
Jumlah 18 56,2 14 43,8 32 100 Berdasarkan tabel 4.16. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang kualitas
pelayanan dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang
bidan yang kualitas pelayanan tidak standar sebanyak 18 orang (56,2%) dengan
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%)
dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%), Hal
ini terkait dengan kualitas dari penyampaian komunikasi yang dilakukan oleh
bidan kepada ibu dan keluarga, sehingga ibu dan keluarga paham mengenai
kunjungan bayi yang dilakukan oleh bidan. Masalah tersebut dapat dinilai dari
hasil jawaban responden terkait dengan kinerja bidan terkait kualitas pelayanan
didapatkan bahwa mayoritas ibu memberikan konseling terkait dengan perawatan
bayi, namun berbicara kualitas tersebut bukan sekedar bagiamana cara bidan
mampu untuk melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga melainkan
pelaksanaan pelayanan dan proses pelayanan tersebut berupa kelengkapan
85
penyedian instrument yang digunakan dalam pelaksanaan kunjungan neonatus
tersebut.Sementara yang kualitas pelayanan standar standar sebanyak 14 orang
(43,8%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 3
orang (9,4%), Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
berhubungankepada hasil kinerja yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan
pelayanan kepada bayi baru lahir. Semakin tidak standar kualitas pelayanan maka
semakin tidak baik pula kinerja bidan tersebut. Dan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus baik sebanyak 11 orang (34,4%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,002<0,05, sehingga ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan
faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen tahun 2018.
4.3.2. Hubungan Kuantitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan kuantitas pelayanan dengan kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17. Tabulasi Silang Kuantitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Kuantitas Pelayanan
Kinerja Bidan Jumlah
P-Value Tidak Baik Baik
f % f % f %
0,141 1. Tidak Tercapai 11 34,3 4 12,5 15 46,8 2. Tercapai 7 22,0 10 31,2 17 53,2
Jumlah 18 56,3 14 43,7 32 100
86
Berdasarkan tabel 4.17. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang kuantitas
pelayanan dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang
bidan yang kuantitas pelayanan tidak tercapai sebanyak 15 orang (46,8%) dengan
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 11 orang (34,3%)
dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%),
dikarenakan bidan tersebut melakukan pelayanan sesuai dengan standar tetapi
tidak mencapai target karena sasaran bayi yag lahir sedikit. Sementara yang
kuantitas pelayanan tercapai sebanyak 17 orang (53,2%) dengan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 7 orang (22,0%), karena bidan
harus mengejar target sasaran sesuai kebijakan yang ada di puskesmas tersebut,
sehingga pelayanan menjadi tidak sesuai dengan standar. Hal tersebut erat
kaitannya dengan adanya dorongan dan perintah dari atasan yang bersangkutan
dengan kuantitas pelayanan, terkait dengan akreditas Puskesmas.Bidan harus
menemukan dan melakukan kunjungan kepada bayi serta melaporkan hasil
kunjungan kepada atasan. Akibatnya secara kuantitas target tercapai namun secara
kualitas perlu dilakukan pemantauan kembali oleh atasan. Dan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 10 orang (31,0%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,141>0,05, sehingga tidak ada hubungan antara kuantitas pelayanan
denganfaktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
4.3.3. Hubungan Ketepatan Waktu dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus
87
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan ketepatan waktu dengan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18. Tabulasi Silang Ketepatan Waktu dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Ketepatan Waktu Kinerja Bidan
Jumlah P-
Value Tidak Baik Baik f % f % f %
0,112 1. Tidak Tepat 10 31.3 3 9,4 13 40,7 2. Tepat 8 25,0 11 34,3 19 59,3
Jumlah 18 56,3 14 43,7 32 100 Berdasarkan tabel 4.18. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang ketepatan waktu
dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang
ketepatan waktu tidak tepat sebanyak 13 orang (40,7%) dengan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 10 orang (31.3%) dan kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%), karena pelayanan
yang diberikan sesuai dengan standar tetapi tidak sesuai dengan jadwal KN.
Sementara yang ketepatan waktu tepat sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 8 orang (25,0%)karena
pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar. Dan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus baik sebanyak 11 orang (34,4%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,112>0,05, sehingga tidak ada hubungan antara ketepatan waktu dengan
88
faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen tahun 2018.
4.3.4. Hubungan Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan efektivitas biaya/sumber daya dengan
faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19. Tabulasi Silang Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Efektivitas
Biaya/Sumber Daya
Kinerja Bidan Jumlah
P-Value Tidak Baik Baik
f % f % f %
0,015 1. Tidak Terpenuhi 14 43,7 4 12,5 18 56,2 2. Terpenuhi 4 12,5 10 31.3 14 43,8
Jumlah 18 56,2 14 43,8 32 100 Berdasarkan tabel 4.19. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang efektivitas
biaya/sumber daya dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus
di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang
bidan yang efektivitas biaya/sumber daya tidak terpenuhi sebanyak 18 orang
(56,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 14
orang (43,7%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang
(12,5%), karena bidan mampu melakukan komunikasi dengan ibu dalam
memberikan konseling tentang perawatan pada bayi, walaupun tidak terpenuhi
standar yang diharapkan. Sementara yang efektivitas biaya/sumber daya terpenuhi
sebanyak 14orang (43,8%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak
baik sebanyak 4 orang (12,5%), karena bidan tersebut membawa alat sarana dan
89
prasarana dengan lengkap tetapi tidak menggunakannya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa bidan tidak maksimal dalam melakukan pemeriksaan
sehingga hal tersebut mempengaruhi konseling yang tepat kepada ibu dan
keluarga. Kelengkapan alat dan ketepatan penggunaan alat dapat meningkatkan
kualitas pelayanan, sebab kedua variabel ini saling terkait, sehingga keduanya
tidak bisa terlepas antara satu dengan yang lain. Kualitas pelayanan bukan hanya
berbicara tentang kemampuan bidan dalam melaksanakan prosedur kerja yang
berurutan melainkan bagaimana bidan mampu untuk menyediakan dan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 10 orang (31.3%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,015<0,05, sehingga ada hubungan antara efektivitas biaya/sumber daya
dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
4.3.5. Hubungan Kebutuhan Akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan kebutuhan akan supervisi dengan faktor
penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.20. Tabulasi Silang Kebutuhan Akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
No Kebutuhan akan
Supervisi
Kinerja Bidan Jumlah
P-Value Tidak Baik Baik
f % f % f % 0,005 1. Tidak 14 43,7 3 9,4 17 53,1
2. Ada 4 12,5 11 34,4 15 46,9
90
Jumlah 18 56,2 14 43,8 32 100 Berdasarkan tabel 4.20. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang kebutuhan akan
sepervisi dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang
bidan yang tidak disupervisi sebanyak 17 orang (53,1%) dengan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 14 orang (43,7%) dan kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%), karena bidan
tersebut memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar walaupun tidak
disupervisi oleh atasan. Sementara yang ada disupervisi sebanyak 15 orang
(46,9%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 4
orang (12,5%), karena keterbatasan pengetahuan bidan dalam melakukan
pelayanan sesuai dengan standar dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 11 orang (34,4%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,005<0,05, sehingga ada hubungan antara kebutuhan akan supervisi
dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
4.3.5. Hubungan Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen tahun 2018 didapatkan hubungan kebutuhan akan supervisi dengan faktor
penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.21. Tabulasi Silang Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
91
No Hubungan
Interpersonal (Kerjasama)
Kinerja Bidan Jumlah
P-Value Tidak Baik Baik
f % f % f %
0,006 1. Tidak Mampu 15 46,8 4 12,5 19 59,3 2. Mampu 3 9,4 10 31,3 13 40,7
Jumlah 18 56,2 14 43,8 32 100 Berdasarkan tabel 4.21. diatas menunjukkan hasil tabulasi silang pengaruh
hubungan interpersonal (kerjasama) dengan faktor penentukinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018
didapatkan dari 32 orang bidan yang tidak mampu berhubungan interpersonal
(kerjasama) sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan
neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%), karena bidan tersebut
memberikan pelayanan sesuai dengan standar walaupun tanpa melakukan
kominukasi dan koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektoral.
Kaitannya adalah kerjasama yang dilakukan akan mempermudah bidan dalam
melaksanakan pelayanan neoanatus, sebab pentingnya kerjasama dapat
memperendah masalah yang terjadi dimasyarakat. Kerjasama lintas program
terkait dengan kerjasama yang dilakukan kepada instansi kesehatan, dan lintas
sektoral terkait dengan kemampuan bidan untuk mengajak orang-orang
berpengaruh didesa, sehingga diharapkan dengan melakukan pendekatan kepada
orang penting tersebut, bidan akhirnya lebih dekat dengan ibu atau keluarga
balita. Pentingnya kerjasama yang dilakukan kepada masyarakat dapat menjadi
pedoman bidan dalam menganjurkan masyarakat untukmendukung KN.
92
Sementara yang mampu berhubungan interpersonal (kerjasama) sebanyak 13
orang (40,7%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik
sebanyak 3 orang (9,4%), karena bidan tersebut tidak melakukan pelayanan sesuai
dengan standar. Dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 10
orang (31.3%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,006<0,05, sehingga ada hubungan antara hubungan interpersonal
(kerjasama) dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
Deskripsi Informan
Informan utama 1 merupakan informan yang bernama Ibu Jumiana, umur
33 tahun seorang PNS dengan pangkat Penata II/C dengan masa kerja 9 tahun.
Pendidikan terkahir adalah DIII Kebidanan, sudah menikah dan tempat
melakukan pelayanan adalah di Poskesdes.Ibu sudah pernah mengikuti pelatihan
berupa Asuhan Persalinan Normal (APN), MTBS/MTBM, Pertolongan Asfiksia
pada Bayi Baru Lahir (BBL) dan Post Partum Haemoragic (PPH). Hasil kinerja
bidan dalam melakukan standar pelayanan neonatus sudah baik sehinga peneliti
menjadikan bidan Jumiana sebagai informan utama untuk menelaah kinerja bidan
dalam pelaksanaan pelayanan neonatus.
Informan utama 2 merupakan informan yang bernama Ibu Yuriza umur 29
tahun seorang PNS dengan pangkat Penata II/C dengan masa kerja 6
tahun.Pendidikan terkahir adalah DIII Kebidanan, sudah menikah dan tempat
melakukan pelayanan adalah di Poskesdes.Ibu sudah pernah mengikuti pelatihan
93
berupa MTBS-M, ada masalah APN.Hasil kinerja bidan dalam melakukan standar
pelayanan neonatus sudah tidak baik,sehinga peneliti menjadikan bidan Yuriza
sebagai informan utama untuk menelaah kinerja bidan dalam pelaksanaan
pelayanan neonatus.
Informan tambahan 1 merupakan informan yang bernama Ibu Helliza dan
suami bernama Fandi.Pendidikan terkahir ibu adalah SMA dan suami adalah
SMP.Pekerjaan ibu adalah IRT dan suami adalah petani. Ibu melahirkan seorang
anak perempuan di tempat ibu bidan dengan berat badan lahir 3 kilogram.
Informan tambahan 2 merupakan informan yang bernama Ibu Asmita dan suami
bernama Turmizi.Pendidikan terakhir ibu adalah SMA dan suami adalah
SMA.Pekerjaan ibu adalah IRT dan suami adalah petani. Ibu melahirkan seorang
anak laki-laki di tempat ibu bidan dengan berat badan lahir 2,8 kilogram,
Informan tambahan 3 merupakan informan yang bernama Ibu Timasyithah
S. SiT. Pendidikan terakhir adalah DIV Kebidanan, seorang PNS dengan pangkat
Penata Tingkat I/III/d dengan masa kerja 23 tahun dan jabatan adalah bidan
koordinator.
Hasil Penelitian Kualitatif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan
terhadap informan yaitu 2 orang bidan Puskesmas, 2 orang ibu yang mempunyai
bayi dan 1 orang bidan koordinator di Puskesmas Gandapura Bireuen tahun 2018
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22. Matriks Hasil Wawancara terhadap Informan Utama
94
Berdasarkan hasil wawancara dari 2 orang informan utama tentang standar
pelayanan, target capaian, jadwal kunjungan, sarana dan prasarana dalam
melakukan KN, supervisi dari atasan serta hubungan kerjasama dalam
memberikan pelayanan neonatus, berikut matrik wawancaranya:
Informan Pertanyaan Hasil Wawancara Kualitas Pelayanan
Informan 1
Pertanyaan no 1
“Menurut saya pelayanan neonatus itu adalah pelayanan bayi baru lahir pada periode mulai 0-28 hari setelah kelahiran yang bertujuan utk meningkatkan akses neonatus.”
Informan 2 “Eee....klo menurut saya pelayanan seperti pelayanan neonatus itu seperti pelayanan bayi muda MTBS-M dari 0-28 hari”
Informan 1
Pertanyaan no 2
“Menurut saya eee...kalo didesa sering mepakek MTBS-M yaitu manajemen terpadu balita muda,jadi kami berpatokan pada MTBS-M. Eee...MTBS-M itu jadi kami lebih kepada bayinyayaitu memeriksa bayi, sebelum datang kita perkenalkan dulu pada keluarga pasien,ee..pada pasien..ee...bahwa saya adalah bidan akan periksa bayi ibu.Ee..kemudian sesudah kita jelaskan kita tanya keluhan pada ibu,baru kita lihatnya bayi,jangan lupa kita cuci tangan kemudian kita ee...menimbang bayi dulu,kemudian baru kita melihat ada tanda bahaya infeksi bakteri lokal atau infeksi yang biasa”
Informan 2 “Standar yang dilakukan pelayanan bayi muda seperti yang saya lakukan saya periksa adanya infeksi eee....baik dari pustul dan eee..tali pusatnya...bagus atau tidak...setelah itu berat badan ee....setelah itu seperti temperatur bayi dan gerak pernafasan bayi ...nadi bayi dan segala macam”
Informan 1
Pertanyaan no 3
“Kendala mungkin banyak ya. Karena tiap-tiap ibu yang mempunyai bayi gak sam pemahaman lain-lain, jadi kadang waktu kita jelaskan MTBS-M ,satu dua yang teringat tapi itu lebih bagus ,makanya kita harus melakukan kunjungan 1,2 sampe 3x,sehingga ibu itu teringat apa yang kita sampaikan.
Informan 2 “Ada juga kendala...kadang ada ibu ..eee...gak mau ...seperti ibu yang agak ee.. risih ada saya datangi ibu yang suka karena tahu apa masalah
95
bayi ada kejadian pada bayinya.....apa ada penyakit”
Informan 1
Pertanyaan no 4
“eee..misalnya ada kendala jadi...eee kita beri penyuluhan kepada ibu,sekali duakali mungkin lupa ibu tapi kalau sering kita ulang-ulang akan ingat dan mungkin kita akan jelaskan juga apa manfaat dari konseling yang kita berikan”
Informan 2 “Saya beri penyuluhan...saya beri pengertian untuk ibu dan keluarga...apa ee...yang manfaat saya KN...apa manfaat untuk ibu...apa manfaat untuk bayi...jadi orang agar bisa mengerti”
Kuantitas Pelayanan Informan 1
Pertanyaan no 5
“Kalo saya menurut saya harus 100% kenapa,sayakan tinggal didesa jadi itu kewajiban saya,rumusnya jadi misal sasaran saya pertahun 13 orang,jadi misalnya bulan ini baru sampai 8 orang,8 kita bagi sasarannya 13 kita x 100 itulah hasilnya”
Informan 2 “Ee....kalo KN ee...90 % yang harus dicapai harus target jih 90 %. Target 90 % dan cara mencarinya yaitu bayi yang dikunjungi per sasaran x 100 %”
Informan 1
Pertanyaan no 6
“KN pertama saya lakukan pada 24 jam 2 hari ,1 sampai 3 hari, jadi saya datang 1 sampai 3 hari,jadi saya datang salah satu dihari itu,biasanya hari pertama saya sudah datang, kemudian KN kedua 3 sampai 7 hari,kemudian KN ketiga 7 sampai 28 hari. Tapi apabila ada tanda infeksi,saya datang ..ee...tidak sesuai dengan jadwal KN nya”
Informan 2 “Eee… biasanya KN 1 hari kedua,KN 2 hari ke 4 dan KN3 2 minggu kemudian”
Efektivitas Biaya/Sumber Daya Informan 1
Pertanyaan no 7
“Timbangan untuk menimbang....temperatur untuk mengukur suhu tubuh....ari timer untuk melihat denyut jantung bayi...pita metlin untuk mengukur lingkar kepala...apa lagi ya....ee...dan lain-lain...saya punya...dan saya bisa memggunakannnya”
Informan 2 “Ada...seperti sarana penimbangan berat badan, temperatur...ari timer...periksa spt ukur lingkar kepala. Gak rusak. Bisalah...karena sudah lama saya lakukan”
Kebutuhan akan Supervisi Informan 1
Pertanyaan no 8
“Ee..Menurut saya...menurut saya sangat perlu karena istilahnya itu adalah dukungan jadi setelah kita kasih penyuluhan untuk ibu datang lagi orang dari puskesmas,jadi ee...keluarga pasien keluarga bayi jadi lebih senang lagi karena banyak yang peduli tentang kesehatan anaknya”
96
Informan 2 “Perlu ....karena ada sebagian ibu bila dijelaskan tidak mengerti ...jadi bisa dijelaskan kembali oleh tim monitoring…mengenai berapa kali saya di supervise selama ini.”
Informan 1 Pertanyaan no 9
“ee..berapa kali saya sudah di supervise kalo gak salah 2 x dalam setahun”
Informan 2 “ee… 2 kali” Informan 1
Pertanyaan no 10
“ee..jadi sesui hampir sama dengan yang saya lakukan,mereka tetap melakukan dengan melihat apa yang saya lakukan jadi eee...saya menggunakan MTBS-M dan menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya dan memberikan penyuluhan”
Informan 2 “Eee...yaitu melihat apa yang say kerjakan dengan melihat ceklis yang dibawanya”
Hubungan InterpersonalInforman 1
Pertanyaan no 11
“Saya selalu kerjasama...semua kegiatan yang saya lakukan selalu saya lakukan....komunikasi dan koordinasi baik denganlintasprogam maupun lintas sektoral....Saya selalu kerjasama....semua kegiatan yang saya lakukan selalu saya lakukan .....komunikasi dan koordinasi baik dengan lintasprogam maupun lintas sektoral....”
Informan 2 “saya tidak melakukan kerjasama baik lintas program dan lintas sektoral, karena….apa ya,, agak susah melakukan kerjasama tersebut”
Berdasarkan tabel 4.22. menunjukkan hasil wawancara mendalam pada
pertanyaan no 1 yang dilakukan pada informan utama 1 menyatakan bahwa
standar pelayanan neonatus adalah pelayanan bayi baru lahir 0-28 hari setelah
kelahiran dan informan utama 2 menyatakan hal yang sama bahwa pelayanan bayi
muda MTBM dari 0-28 hari. Pada pertanyaan no 2 yang dilakukan pada informan
utama 1 menyatakan bahwa standar pelayanan neonatus berpatokan terhadap
MTBM dengan perkenalan terlebih dahulu terhadap keluarga pasien, cuci tangan,
meimbang bayi kemudian baru melihat tanda bahaya infeksi bakteri lokal atau
infeksi biasa dan informan utama 2 menyatakan bahwa standar pelayanan bayi
muda adalah memeriksa infeksi, berat badan, suhu, pernapasan, nadi dan lain-lain.
97
Pada pertanyaan no 3 yang dilakukan pada informan utama 1 menyatakan
bahwa kendala dalam pelayanan neonatus adalah perbedaan pemahaman ibu
tentang MTBM dan kemampuan ibu untuk mengingat apa yang akan bidan
sampaikan dan informan utama 2 menyatakan bahwa kendala dalam pelayanan
neonatus adalah ibu tidak peduli akan kedatangan bidan dalam menyampaikan
MTBM. Pada pertanyaan no 4 yang dilakukan pada informan utama 1
menyatakan bahwa strategi bidan dalam menjembatani kendala pelayanan
neonatus kepada keluarga pasien adalah penyuluhan secara berkelanjutan sampai
keluarga memahami maksud dari pesan yang akan disampaikan dan informan
utama 2 menyatakan bahwa untuk menjembatani kendala tersebut strategi yang
bidan lakukan adalah memberikan pengertian manfaat dari kunjungan neonatal
terhadap ibu dan bayinya.
Hasil wawancara mendalam yang didapatkan dari 2 informan utama
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan neonatus masih belum maksimal
dilakukan oleh petugas terkait dengan kedua informan yang sudah mengetahui
pengertian standar pelayanan neonatus namun keduanya tidak mampu melakukan
standar tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang berurutan. Masalah tersebut
terkait dengan sikap petugas dan kebiasaan petugas yang masih kurang peduli
untuk melakukan langkah-langkah yang benar, karena beranggapan beberapa
langkah tidak begitu penting untuk dilakukan atau petugas mengambil kesimpulan
mana langkah yang menjadi prioritas dan tidak menjadi prioritas. Padahal teori
sudah menjelaskan bahwa kualitas merupakan proses aktivitas kerja yang
98
mendekati kesempurnaan dan diharuskan petugas melakukan setiap langkah
standar pelayanan neonatus secara berurutan.
Pada pertanyaan no 5 yang dilakukan pada informan utama 1 menyatakan
bahwa target sasaran yang diharapkan oleh petugas ditemukan adalah sebesar
100% dan informan utama 2 menyatakan bahwa target yang harus ditemukan
adalah sebesar 90%. Pada pertanyaan no 6 yang dilakukan pada informan utama
1menyatakan bahwa waktu kunjungan neonatal adalah KN 1 dilakukan pada hari
1-3 dilanjutkan KN 2 pada hari 3-7 dilanjutkan KN 3 pada hari 7-28 dan informan
utama 2 menyatakan bahwa waktu kunjungan neonatal KN 1 pada hari pertama,
KN 2 pada hari ke 4 dan KN 3 dilakukan pada 2 minggu kemudian.
Hasil wawancara yang didapatkan dari 2 informan utama menunjukkan
bahwa kuantitas pelayanan neonatus sudah dilakukan sesuai dengan target sasaran
dan frekuensi kunjungan yang sesuia dengan ketetapan standar pelayanan
neonatus. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya dorongan dari bidan koordinator
dan kebijakan dari Puskesmas untuk melaporkan KN 1-KN 3, sehingga bidan
harus melakukan kunjungan sesuai dengan ketentuan pelayanan neonatus agar
bidan tidak mendapat teguran atau sanksi dari atasan.
Pada pertanyaan no 7 yang dilakukan pada informan utama 1 yang
menyatakan bahwa bidan mempunyai timbangan, temperature, ARI timer, pita
metlin dan mampu untuk menggunakannya serta manfaat alat-alat tersebut dan
informan utama 2 menyatakan bahwa bidan mempunyai timbangan, temperatur,
ARI timer dan mampu untuk menggunakannya.
99
Hasil wawancara yang didapatkan dari 2 informan utama menunjukkan
bahwa efektivitas biaya/ sumber daya sudah lengkap dan mengerti cara
menggunakannya. Namun sikap bidan untuk memutuskan bahwa adanya alat-alat
yang tidak begitu penting dipergunakan terkait dengan pemeriksaan awal bayi
yang dinilai secara fisik saja,padahal apa pun kondisi si bayi, alat-alat
perlengkapan perlu dibawa dan digunakan pada saat melakukan kunjungan.
Pada pertanyaan no 8 yang dilakukan pada informan utama 1 yang
menyatakan bahwa bidan membutuhkan dilakukannya supervisi terkait dengan
adanya dukungan dari atasan terhadap tindakan pelayanan neonatus yang
dilakukan oleh bidan terhadap ibu dan bayinya dan informan utama 2 menyatakan
bahwa perlu dilakukannya supervisi oleh tim monitoring untuk mengenai standar
pelayanan neonatus. Pada pertanyaan no 9 yang dilakukan pada informan utama 1
yang menyatakan bahwa bidan sudah dilakukan 2 kali dalam setahun dan
informan utama 2 menyatakan bahwa bidan sudah 2 kali disupervisi dalam
setahun.
Pada pertanyaan no 10 yang dilakukan pada informan utama 1 yang
menyatakan bahwa teknik supervisi yang dilakukan adalah bidan harus dan tanpa
kecuali mengikuti setiap prosedur MTBM dan tetap mengingatkan ibu bayi
tentang tanda-tanda bahya pada bayi dan memberikan penyuluhan tentang
pelayanan neonatus pada ibu dan keluarga dan informan 2 menyatakan bahwa
teknik supervisi yang dilakukan adalah bidan melakukan prosedur pelayanan
neonatus dan tim supervisi hanya memperhatikan prosedur yang bidan lakukan.
100
Hasil wawancara yang didapatkan dari 2 informan utama menunjukkan
bidan membutuhkan supervisi yang berkala dan berkelanjutan, sehingga bidan
semakin mantap untuk melakukan pelayanan neonatus kepada ibu dan keluarga
bayi baru lahir. Supervisi yang dilakukan oleh atasan akan mempermudah bidan
dalam menemukan kelemahannya baik dalam melakukan tindakan bahkan cara
komunikasi yang efektif terkait dengan apa yang akan disampaikan, bagaimana
cara komunikasi untuk memberikan informasi yang tepat kepada ibu dan
keluarga, sehingga mereka merasa membutuhkan bidan sebagai orang terpercaya
untuk menilai kesehatan bayinya.
Pada pertanyaan no 11 yang dilakukan pada informan utama 1 menyatakan
bahwa hubungan interpersonal/kerjasama baik secara lintas sektoral dan program
sangat penting terkait dengan kunjungan yang akan dilakukan pada ibu dan
keluarga. Dengan dilakukannya kerjasama dengan kedua lintas tersebut, bidan
mampu membangun kepercayaan dan kemandirian kepada teman sejawat dan
masyarakat itu sendiri dan informan utama 2 menyatakan bahwa hubungan
interpersonal/kerjasama baik secara lintas sektoral dan program tidak begitu
penting, sebab adanya kendala untuk melalukan kerjasama tersebut.
Hasil wawancara yang didapatkan dari 2 informan utama menunjukkan
bahwa kinerja pelayanan neonatus akan semakin baik jika dilakukan hubungan
interpersonal baik lintas program dan lintas sektoral, sehingga memudahkan bidan
untuk melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga serta membangun
kepercayaan dan kemandirian masyarakat terkait dengan kunjungan yang
dilakukan, sementara hubungan kerjasama interpersonal secara lintas program
101
akan mempermudah bidan untuk menyampaikan kendala diwilayah kerjanya dan
meminta bantuan baik kekurangan logistik terkait dengan kebutuhan di lapangan.
Tabel 4.23.Matriks Hasil Wawancara terhadap Informan Tambahan Berdasarkan hasil wawancara dari 2 orang informan tambahan tentang jawal
kunjungan dan pelayann yang diberikan oleh bidan kepada bayinya, berikut
matrik wawancaranya:
Informan Pertanyaan Hasil Wawancara Informan tambahan 1
Pertanyaan 1
“Apa ada datang tiga kali”
Informan tambahan 2
“ee...ee... berapa ya... Ada datang 2x dalam sebulan”
Informan tambahan 1
Pertanyaan 2
“Hari ke tiga, setelah itu satu minggu kemudian ada datang lagi setelah 2 minggu kemudian datang lagi. Sebulan ada 4 x karena saya melahirkan diawal bulan”
Informan tambahan 2
“Ada datang. ee...ee... berapa ya... Ada datang 2x dalam sebulan”
Informan tambahan1
Pertanyaan 3
“Ada memeriksa saya dan bayi saya ee...kemudian dibilang disuruh berikan bayi asi exclusiv sampe 6 bulan. Klo ada merah-merah tanda-tanda bahaya disuruh lapor sama bidan”
Informan tambahan 2
“Apa ya..ee..Melihat-lihat bayi,ditanya apa ada sakit,apa ada bayi sering nangis”
Informan tambahan1
Pertanyaan 4
“Ada ditimbang,saya liat ada diletakkan sesuatu dibawah ketiak ,kemudian ada dilihat tali pusat sebelum jatuh,kemudian dilihat dada bayi”
Informan tambahan2
“Klo siadek sakit disuruh lapor sama bu bidan kemudian mengisi buku KIA .Ee....gak ada apa-apa lagi”
Berdasarkan tabel 4.23. menunjukkan hasil wawancara mendalam pada
pertanyaan no 1 yang dilakukan pada informan tambahan 1 menyatakan bidan
melakukan kunjungan neonatus sebanyak 3 kali dan informan 2 menyatakan
bahwa bidan berkunjung 2 kali yang dilakukan dalam 1 bulan. Pada pertanyaan no
102
2 yang dilakukan pada informan tambahan 1 menyatakan bahwa bidan melakukan
KN 1 pada hari ketiga, KN 2 yang dilakukan 1 minggu kemudian dan KN 3 yang
dilakukan 2 minggu kemudian dan informan 2 menyatakan bahwa bidan hanya
melakukan 2 kali kunjungan yaitu KN 1 dan KN2. Pada pertanyaan no 3 yang
dilakukan pada informan tambahan 1 menyatakan bahwa bayi diperiksa oleh
bidan kemudian ibu diberikan penyuluhan seputar ASI eksklusif dan tanda-tanda
bahaya pada bayi dan informan tambahan 2 menyatakan bahwa bidan hanya
melihat bayi dan tidak dilakukan penyuluhan terkait standar pelayanan neonatus.
Pada pertanyaan no 4 yang dilakukan pada informan tambahan 1 menyatakan
bahwa bayi diperiksa menggunakan alat yang dibawa oleh bidan dan infroman
tambahan 2 menyatakan bahwa ibu hanya dianjurkan untuk melapor apabila bayi
sakit dan bidan mengisi buku KIA.
Hasil wawancara yang didapatkan pada 2 informan dapat dinilai bahwa
bidan secara kuantitas pelayanan melakukan KN dengan tepat waktu, namun
secara kualitas pelayanan kedua bidan masih belum sempurna melakukan langkah
demi langkah prosedur kerja yang telah ditetapkan dalam MTBM, hal tersebut
dihubungkan dengan masalah kelengkapan alat baik yang dikemukakan oleh 2
informan tambahan 1 dan 2, serta kurangnya penyuluhan yang dilakukan kepada
ibu dan keluarga terkait pelayanan neonatus.
Tabel 4.24. Matriks Hasil Wawancara terhadap Informan Tambahan Berdasarkan hasil wawancara dari 1 orang informan tambahan tentang hasil
supervisi terhadap bidan dalam melakukan pelayanan neonatus, berikut matrik
wawancaranya:
103
Informan Pertanyaan Hasil Wawancara Informan tambahan 3
Pertanyaan 1 “Pernah....” Pertanyaan 2 “Eee...macam-macam monev....”
“Iya...ee...monev kinerja bides sepeti monevkinerja bidan dalam pelaksanaan ANC terpadu,.ee.... monev fasilitas kesehatan yang standar.... ee...dll. iya bu desi... .(monev kinerja bidan) “Tergantung dari.... ee...perencanaan kegiatan bulanan...4x dalam sebulan...itu tidak untuk bidan yang sama..eee...kadang-kadang bila ada kasus pada bayi...eee...saya langsung melihatnya ke desa....”
Pertanyaan 3 “Oya...ee...kalo tehniknya ee... saya membawa ceklis MTBS-M berupa blangko untuk melihat ee...apa yang dilakukan bidan dalam melakukan pelayanan neonatus..eee..apakah sesuai dengan standar yang ada dalam ceklis tersebut.....”
Pertanyaan 4 “Eee......ee...ada yang sesuai ee...ada yang belum sesuai dengan standar “
Pertanyaan 5 “Eeee....apa yang ada ee...didalam ceklisMTBS-M ...merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan bidan ee...dalam memberikan pelayanan...bila tidak sesuai dengan langkah yang ada...ee.....dilakukan..ee....berarti tidak sesuai...karena itu adalah standar yang sudah baku dalam melakukan ee....pelayanan neonatus.... “iya bu desi...ee...gimana ya ...hehe....saya gak bisa bilang pastinya berapa....tapi..ee... kalo kita tanya hampir semua tahu sih....pas kita suruh lakukan tindakannyamasih banyak ...eee... yang tidak berurutan dan tidak lengkap baik dalam ..eee...memulai persiapan alatee... dan menyebutkan langkah-langkahnya... eee..gitulah bu desi.....”
Pertanyaan 6 “Eee...mereka punya..ee..seperti...timbangan kecil...temperatur...ee...pita metlin...ee...ari timer dll...tapi ada yang masih bagus dan ada yang sudah rusak”
Pertanyaan 7 “iya...sesuai dengan jadwal kunjungannya....” Pertanyaan 8 “Kalo masalah targetnya tercapai selalu untuk
KN 1 dan KN 2...kalau KN lengkap jarang tercapai. Eee...eee...mungkin bidan mengira kalo KN 3 tidak begitu penting ...karena pada KN 1 dan 2 bayi sehat-sehat saja”
104
Pertanyaan 9 “Ee.... bila mereka belum melakukan dengan standar MTBS-M,...maka bidan tersebut..ee...akan kami latih kembali dipuskesmas..ee...bagi yang belum mengikuti ee...pelatihan akan...ee...kami rencanakan untuk mengikuti pelatihan tersebut.....”
Pertanyaan 10
“Kalau kerjasama selalu ada ...tergantung juga sibidannya....bila mereka anggap perlu mereka lakukan komunikasi dan koordinasi tentang kegiatannya”
Hasil wawancara yang dilakukan pada informan tambahan 3 terkait
pertanyaan no 1 menyatakan bahwa monev pernah dilakukan pada setiap bidan.
Pada pertanyaan no 2 menyatakan bahwa monev yang pernah dilakukan adalah
monev kinerja bidan dalam ANC terpadu, monev fasilitas kesehatan yang standar.
Monev dilakukan 4 kali dalam sebulan tapi bukan untuk bidan yang sama dan
hanya turun kedesa bila ada kasus pada bayi. Pada pertanyaan no 3 menyatakan
bahwa teknik monev yang dilakukan adalah dengan membandingkan prosedur
kerja bidan dalam melakukan pelayanan neonatus dengan MTBM.
Pada pertanyaan no 4 menyatakan bahwa ada bidan yang sudah mengikuti
standar pelayanan neonatus dan belum mengikuti standar pelayanan neonatus.
Pada pertanyaan no 5 menyatakan bahwa pelayanan neonatus standar adalah
setiap proser kerja yang dilakukan oleh bidan harus merujuk pada format MTBM.
Pada pertanyaan no 6 menyatakan bahwa setiap bidan dalam melakukan
pelayanan KN sudah dibekali oleh sarana dan prasarana untuk mendukung
kegiatan tersebut, namun terkait dengan bagaimana bidan dalam memelihara dan
menggunakan alat tersebut yang harus diperbaiki, sebab ada beberapa alat yang
sudah rusak.
105
Pada pertanyaan no 7 menyatakan bahwa secara kuantitas pelayanan KN
sudah sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah ditetapkan.Pada pertanyaan no
8 menyatakan bahwa target KN1 dan KN2 sudah tercapai namun untuk KN 3
masih belum optimal.Pada pertanyaan no 9 menyatakan bahwa kendala dalam
pelaksanaan pelayanan neonatus adalah masalah pengetahuan, sikap dan tindakan
yang saling bersinergi dalam menghambat masalah pelayanan tersebut.Untuk
menjembatani masalah tersebut dilakukan pelatihan kembali kepada bidan yang
dinilai tidak mengikuti standar pelayanan neonatus.
106
BAB V
PEMBAHASAN
Analisis Kuantitas dan Analisis Kualitatif
Hubungan Kualitas dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
Hasil tabulasi silang kualitas pelayanan dengan faktor penentu kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun
2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang kualitas pelayanan tidak standar
sebanyak 18 orang (56,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak
baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 3 orang (9,4%). Sementara yang kualitas pelayanan standar sebanyak 14
orang (43,8%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik
sebanyak 3 orang (9,4%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 11 orang (34,4%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,002<0,05, sehingga ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan
faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen tahun 2018.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iraningsih.W
dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma
Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Terdapat hubungan
antara pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023),
107
dukungan atasan (p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039)
dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).
Kualitas merupakan aspek pada standar pekerjaan meliputi: ketepatan kerja,
kemampuan menganalisa data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan
mesin/peralatan, dan kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen).
Hubungan kualitas dengan kinerja dapat mengetahui baik atau buruknya sesuatu
pekerjaan yang diterima bagi seorang pegawai yang dapat dilihat dari segi
ketelitian, kerapian, ketrampilan dan kecakapan kerja (6).
Menurut asumsi peneliti kualitas pelayanan merupakan proses seseorang atau
petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan
standar yang ditetapkan sehingga hasil kinerja petugas kesehatan dianggap
professional. Kualitas pelayanan tidak hanya berbicara mengenai proses
bagaimana petugas mengikuti setiap prosedur kerja sesuai dengan langkah-
langkah prosedur tetapi bagaimana petugas kesehatan mampu untuk menganalisa
dan mengevaluasi kekurangan dirinya serta kebutuhan pasiennya. Kualitas
pelayanan kesehatan berkaitan dengan hasil produk akhir berupa kinerja petugas
kesehatan. Hasil kinerja petugas kesehatan dapat diukur melalui hasil capaian
target dari standar pelayanan neonatus, sehingga terjadi penurunan angka
kematian pada balita. Penelitian yang dilakukan pada bidan di Puskesmas
Gandapura didapatkan bahwa dari 32 bidan melakukan kualitas pelayanan tidak
standar sebanyak 18 orang (56,2%) dengan hasil kinerja dalam pelayanan
neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan hasil kinerja dalam pelayanan
neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas
108
pelayanan berhubungankepada hasil kinerja yang dilakukan oleh bidan dalam
memberikan pelayanan kepada bayi baru lahir. Semakin tidak standar kualitas
pelayanan maka semakin tidak baik pula kinerja bidan tersebut. Mayoritas
kualitas pelayanan bidan terkait pelayanan neonatus tidak standar sebanyak 15
orang bidan (46,8%). Hal ini disebabkan bidan tidak mampu melakukan secara
berurutan melakukan prosedur kerja format MTBM. Kondisi tersebut dipengaruhi
oleh perilaku dari bidan tersebut berupa masalah konsep pengetahuan mengenai
MTBM yaitu bidan menganggap bahwa prosedur kerja dapat memperlambat kerja
bidan sendiri sehingga bidan menilai adanya prioritas prosedur kerja yang
dilakukan tidak dilakukan, seperti bidan mengangap bahwa dengan melihat bayi
tidak mengalami masalah atau dalam kondisi sehat hanya dilakukan pemeriksaan
timbang berat badan, tidak perlu pemeriksaan lainnya, dan lain sebagainya. Hasil
dari jawaban bidan terkait kualitas pelayanan bahwa mayoritas bidan menjawab
tidak membawa formulir MTBM, tidak membawa alat perlengkapan, tidak
melakukan pemeriksaan denyut jantung bayi dan kurangnya penyuluhan terkait
ASI ekslusif dan anjuran menyusui bayi sesering mungkin dan teknik menyusui
yang benar.
Masalah tersebut erat juga kaitannya dengan faktor kebiasaan bidan dalam
melakukan pelayanan neonatus, sehingga bidan menjadi terbiasa untuk melakukan
pelayanan neonatus yang tidak standar. Kebiasaan merupakan faktor dari sikap
bidan sendiri dalam memutuskan apa yang dilakukan dan tidak dilakukan. Untuk
itu salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut adalah dengan
meningkatkan konsep pengetahuan bidan dengan memperkuat alasan-alasan logis
109
pentingnya melakukan standar pelayanan neonatus yang berurutan, kemudian
melakukan pelatihan MTBM kepada bidan.
Sementara dari hasil penelitian di Puskesmas Gandapura didapatkan bahwa dari
32 bidan melakukan kualitas pelayanan tidak standar sebanyak 18 orang (56,2%)
dengan hasil kinerja dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%).Hal
ini terkait dengan kualitas dari penyampaian komunikasi yang dilakukan oleh
bidan kepada ibu dan keluarga, sehingga ibu dan keluarga paham mengenai
kunjungan bayi yang dilakukan oleh bidan. Masalah tersebut dapat dinilai dari
hasil jawaban responden terkait dengan kinerja bidan terkait kualitas pelayanan
didapatkan bahwa mayoritas ibu memberikan konseling terkait dengan perawatan
bayi, namun berbicara kualitas tersebut bukan sekedar bagiamana cara bidan
mampu untuk melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga melainkan
pelaksanaan pelayanan dan proses pelayanan tersebut berupa kelengkapan
penyedian instrument yang digunakan dalam pelaksanaan kunjungan neonatus
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari 2 informan utama yaitu terkait
dengan kualitas dalam pelayanan neonatus didapatkan bahwa informan utama 1
melakukan pelayanan yang standar yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang
diberikan dan kepatuhan standar pelayanan neonatus, sedangkaninforman utama 2
tidak melaksanakan sesuai ketentuan walaupun memiliki alat lengkap tetapi
tidak digunakan secara terstruktur langkah-langkahnya dalam memberikan
pelayanan neonatus. Hal ini diketahui melalui hasil wawancara mendalam kepada
kedua informan utama tersebut.Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara
110
dengan informan tambahan 2 dan 3. Dalam wawancara dengan informan
tambahan 2 menyatakan bahwa bidan yang berkunjung kerumahnya untuk
pelayanan neonatus hanya menanyakan saja tentang kondisi umum si bayi tanpa
melakukan pelayanan yang sesuai dengan standar. Hal ini juga ditegaskan oleh
informan tambahan 3 bahwa pelayanan yang standar harus sesuai denganMTBM
yang merupakan suatu pendekatan yang terpadu dalam tatalaksana bayi umur 0-2
bulan, dimulai dengan persiapan alat,anamnese, pemeriksaan pada
bayi,memberikan konseling dan melakukan pencatatan dan pelaporan serta
dokumentasi kegiatan.
Aaspek kualitatif adalah derajat atau tingkat dimana proses atau hasil yang
membawa suatu aktivitas mendekati atau menuju kesempurnaan/standar,
menyangkut pembentukan aktivitas menuju satu tujuan. Hasil peneliti yang
dilakukan oleh peneliti baik secara kuantitatif dan kualitataif memiliki hubungan
yang erat, artinya secara kuantitatif didapatkan ada hubungan antara kualitas
dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura tahun
2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebut didukung melalui wawancara
mendalam terhadap informan peneliti.
Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan
penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa
Dalam Pelayanan Neonatus di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa
Timur. Hasil penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus
yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar
pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai
111
ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil
cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,
Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua
bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat
dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan
pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,
melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan
selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.
Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku
KIA milik ibu. Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum
semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat
dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan
proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/alat pemeriksaan
yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan
khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan
tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk
pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan
neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan
pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan
yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi
fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum
dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan
langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam
112
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam
pelayanan neonatus. Aspek Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) Dalam
Pelayanan Neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan
koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih
belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan
kerjasama yang dilakukan Bidan Desa dengan kader maupun dukun bayi belum
terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di
wilayahnya (6).
5.1.2. Hubungan Kuantitas Pelayanan dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018.
Hasil tabulasi silang kuantitas pelayanan dengan faktor penentu kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun
2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang kuantitas pelayanan tidak tercapai
sebanyak 15 orang (46,8%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak
baik sebanyak 11 orang (34,3%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 4 orang (12,5%). Sementara yang kuantitas pelayanan tercapai sebanyak
17 orang (53,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik
sebanyak 7 orang (22,0%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 10 orang (31.2%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,141>0,05, sehingga tidak ada hubungan antara kuantitas pelayanan
dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
113
Hasil penelitian ini penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Iraningsih.W dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan
Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Tidak
terdapat hubungan antara umur (p=0,124), status kepegawaian (p=0,124), beban
kerja tambahan (p=0,290), dan reward (p=0,053) dengan praktik bidan dalam
penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).
Kuantitas kinerja kinerja adalah merupakan aspek pengukuran kinerja yang
meliputi: proses kerja dan kondisi pekerjaan, waktu yang dipergunakan atau
lamanya melaksanakan tugas, jumlah kesalahan, dalam melaksanakan pekerjaan,
jumlah kesalahan dalam, jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
Kuantitas, dinyatakan dalam bentuk jumlah output, atau presentasi antara output
yang menjadi target Hubungan kuantitas dengan kinerja bisa melihat seberapa
besarnya beban kerja atau sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
seorang pegawai. Diukur dari kemampuan timeliness mencapai target atau hasil
kerja atas pekerjaan (6).
Menurut asumsi peneliti kuantitas pelayanan merupakan jumlah pencapaian target
sasaran pelayanan yang dilakukan oleh bidan dan diukur melalui indikator target
sasaran yang ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan target tersebut bidan
selaku pelaksana pelayanan harus melakukan kunjungan pelayanan neonatus
sesuai dengan durasi dan frekuensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil
penelitian yang dilakukan didaptkan bahwa mayoritas kuantitas pelayanan
tercapai 7 orang (22,0%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 10 orang (31.2%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kuantitas
114
pelayanan tidak begitu mempengaruhi kinerja bidan, sebab mayoritas kuantitas
pelayanan tercapai sebanyak 17 orang (53,2%) dengan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 7 orang dan kinerja bidan baik sebanyak
10 orang. Berarti dari hasil data tersebut didapatkan bahwa kuantitas pelayanan
tidak memiliki keterkaitan erat dengan kinerja bidan, sebab data tersebut
memperlihatkan bahwa jumlah antara kinerja baik dan tidak baik hampir sama
dalam melakukan kuantitas pelayanan. Hal tersebut erat kaitannya dengan adanya
dorongan dan perintah dari atasan yang bersangkutan dengan kuantitas pelayanan,
terkait dengan akreditas Puskesmas.Bidan harus menemukan dan melakukan
kunjungan kepada bayi serta melaporkan hasil kunjungan kepada atasan. Tanpa
dilakukannya pelayanan sesuai standar pun tidak ada masalah, bidan tersebut pada
saat dilakukan supervisi akan memperlihatkan kemampuan optimalnya, namun
setelah tidak adanya supervisi bidan akan melakukan kebiasaan yang salah
tersebut. Akibatnya secara kuantitas target tercapai namun secara kualitas perlu
dilakukan pemantauan kembali oleh atasan. Hasil jawaban responden mengenai
kuantitas pelayanan menunjukkan bahwa untuk KN2 semua bidan melakukannya
sesuai dengan target sasaran. Sementara untuk KN1 sekitar 50% melakukannya
sesuai dengan durasi dan frekuensi kunjungan, dan untuk KN3 ada 15 bidan yang
tidak melakukannya. Kuantitas tersebut dipengaruhi oleh bayi tidak ada didesa
akibat melahirkan dirumah sakit, dan KN3 dipengaruhi oleh hasil pemerikasaan
KN2 sudah baik jadi bidan tidak kesana lagi dan tali pusat sudah pupus, sehingga
bidan tidak melakukan KN3.
115
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari 2 informan utama yaitu
hasilcakupan pelayanan neonatus oleh kedua informan utama sudahsesuai target
yang ditetapkan. Dengan melihat target capaian sudah mencapai 90% sesuai
dengan indikator kinerja puskesmas yang merujuk pada peraturan Menteri
Kesehatan no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Hal ini dapat diketahui melalui wawancara mendalam pada kedua informan
utama tentang target capaian pada pelayanan bayi baru lahir yang telah mereka
capai sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Dan dibenarkan dengan hasil
wawancara mendalam dengan informan tambahan 3 bahwa pelaksanaan KN
mencapai target.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif tidak
memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan tidak ada hubungan
antara kuantitas dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebut tidak didukung
melalui wawancara mendalam terhadap informan peneliti
Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan
penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa
Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa
Timur. Hasil penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus
yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar
pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai
ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil
116
cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,
Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua
bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat
dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan
pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,
melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan
selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.
Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku
KIA milik ibu. Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum
semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat
dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan
proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/ alat pemeriksaan
yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan
khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan
tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk
pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan
neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan
pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan
yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi
fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum
dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan
langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam
117
pelayanan neonatus. Aspek Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) Dalam
Pelayanan Neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan
koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih
belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan
kerjasama yang dilakukan Bidan Desa dengan kader maupun dukun bayi belum
terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di
wilayahnya (6).
5.1.3. Hubungan Ketepatan Waktu dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018.
Hasil tabulasi silang ketepatan waktu dengan kinerja bidan dalam pelayanan
neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari
32 orang bidan yang ketepatan waktu tidak tepat sebanyak 13 orang (40,7%)
dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik
sebanyak 10 orang (31.3%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 3 orang (9,4%). Sementara yang ketepatan waktu tepat sebanyak 19
orang (59,3%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik
sebanyak 8 orang (25,0%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 11 orang (34,3%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,112>0,05, sehingga tidak ada hubungan antara ketepatan waktu dengan
faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen tahun 2018.
118
Hasil penelitian ini penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Iraningsih.W dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan
Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Tidak
terdapat hubungan antara umur (p=0,124), status kepegawaian (p=0,124), beban
kerja tambahan (p=0,290), dan reward (p=0,053) dengan praktik bidan dalam
penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).
Ketepatan waktu berlainan dengan bagaimana seorang pegawai menggunakan
waktu dalam kerja, yang meliputi: tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu
kerja efektif/jam kerja hilang. Ketepatan waktu dinyatakan dalam bentuk
pencapaian batas waktu yang ditentukan, unit/kegiatan yang dapat diselesaikan
tepat waktu. Pada dasarnya ukuran ketepatan waktu mengukur apakah orang
melakukan apa yang dikatakan akan dilakukan. Hubungan ketepatan waktu
dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatal yaitu untuk melihat ketepatan
waktu kunjungan sesuai dengan umur bayi dalam pelayanan neonatal (6).
Menurut asumsi peneliti ketepatan waktu erat kaitannya dengan proses bidan
dalam melakukan kunjungan neonatus sesuai dengan ketentuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ketepatan waktu dengan kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuantitas
pelayanan yang menunjukkan bahwa kuantitas pelayanan mayoritas tercapai
dengan hasil kinerja baik dan tidak baik hampir memiliki nilai yang sama.
Kuantitas pelayanan dapat diukur melalui ketepatan waktu, sebab kuantitas adalah
aktivitas yang menunjukkan jumlah yang dicatat harus diperiksa sesuai dengan
jumlah yang dicatat. Ketepatan waktu merupakan penjabaran atau perluasan dari
119
kuantitas pelayanan, dan apabila kuantitas pelayanan bermasalah, maka ketepatan
waktu akan mengikuti.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari 2 informan utama tentang
ketepatan waktudidapatkan bahwa kedua informan tersebut melakukan pelayanan
neonatus sesuai dengan ketepatan waktu, dapat dilihat kedua informan tersebut
melaksanakan pelayanan sesuai jadwal. Mereka melaksanakan pelayanan
neonatus dalam satu bulan 3 kali sesuai dengan jadwal KN1 6 - 48 jam, KN2 3-7
hari dan KN3 8-28 hari. Hal ini juga dilihat dari hasil wawancara mendalam
dengan informan tambahan 1 dan 2 bahwa mereka ada kunjungi 3 x dalam
sebulan oleh informan tersebut. Kunjungan Neonatus harus dilakukan oleh bidan
karena merupakan salah cara menurunkan angka kematian bayi dan juga mereka
harus membuat laporan bulanan dan dipaparkan dalam kegiatan lokakarya mini
bulanan dan tribulanan. Ketepatan Waktu dalam pelayanan neonatal yaitu untuk
melihat ketepatan waktu kunjungan sesuai dengan umur bayi dalam pelayanan
neonatal.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif tidak
memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan tidak ada hubungan
antara ketepatan waktu dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebut tidak
didukung melalui wawancara mendalam terhadap informan peneliti.
Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan
penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa
Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa
120
Timur. Hasil penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus
yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar
pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai
ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil
cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,
Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua
bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat
dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan
pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,
melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan
selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.
Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku
KIA milik ibu. Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum
semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat
dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan
proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/ alat pemeriksaan
yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan
khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan
tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk
pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan
neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan
pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan
yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi
121
fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum
dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan
langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam
pelayanan neonatus. Aspek Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama) Dalam
Pelayanan Neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan
koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih
belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan
kerjasama yang dilakukan bidan desa dengan kader maupun dukun bayi belum
terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di
wilayahnya (6).
5.1.4. Hubungan Efektivitas Biaya/Sumber Daya dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 Hasil tabulasi silang efektivitas biaya/sumber daya dengan faktor penentu kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
tahun 2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang efektivitas biaya/sumber daya
tidak terpenuhi sebanyak 18 orang (56,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan
neonatus tidak baik sebanyak 14 orang (43,8%) dan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%). Sementara yang efektivitas
biaya/sumber daya terpenuhi sebanyak 14 orang (43,7%) dengan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 4 orang (12,5%) dan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 10 orang (31.3%).
122
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,015<0,05, sehingga ada hubungan antara efektivitas biaya/sumber daya
dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iraningsih.W
dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma
Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Terdapat hubungan
antara pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023),
dukungan atasan (p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039)
dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).
Efektifitas biaya adalah merupakan suatu tingkatan/derajat yang menunjukkan
penggunaan sumber daya organisasi (seperti orang/ manusia, dana, teknologi, dan
material) secara maksimal untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
Efektifitas biaya terkait dengan tingkat penggunaan sumber-sumber organisasi
(orang, materia, teknologi) dalam mendapatkan pemborosan dalam penggunaan s
umber-sumber organisasi (6).
Menurut asumsi peneliti efektivitas biaya merupakan keterampilan bidan dalam
menggunakan sumber daya berupa sarana dan prasarana untuk mempermudah
pelayananan neonatus. Setiap bidan telah dilengkapi alat untuk melakukan KN,
namun masih ditemukannya bidan yang tidak membawa alat tersebut dengan
berbagai alasan seperti alat rusak, tidak mampu menggunakannya, dan lain-lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas bidan efektivitas biaya/sumber
daya tidak terpenuhi sebanyak 18 orang (56,2%) dengan kinerja bidan dalam
123
pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 14 orang (43,7%) dan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa bidan tidak maksimal dalam melakukan pemeriksaan
sehingga hal tersebut mempengaruhi konseling yang tepat kepada ibu dan
keluarga. Kelengkapan alat dan ketepatan penggunaan alat dapat meningkatkan
kualitas pelayanan, sebab kedua variabel ini saling terkait, sehingga keduanya
tidak bisa terlepas antara satu dengan yang lain. Kualitas pelayanan bukan hanya
berbicara tentang kemampuan bidan dalam melaksanakan prosedur kerja yang
berurutan melainkan bagaimana bidan mampu untuk menyediakan dan
memanfaatkan sumber daya yangtersedia.
Sementara bidan yang efektivitas biaya/sumber daya tidak terpenuhi sebanyak 18
orang (56,2%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4
orang (12,5%). Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya kebijakan dari bidan sendiri
untuk menyiapkan kekurangan alat yang mungkin diberikan dari Puskesmas
sudah mengalami kerusakan, sementara alat tersebut merupakan salah satu bagian
yang terlepas dari standar pelayanan neonatus, sehingga bidan melakukan
koordinasi dengan teman sejawat lainnya untuk meminjam alat tersebut atau
membeli sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari kedua informan utama
yaitu tentang efektifitas biaya/sumber daya didapatkan bahwa tidak terpenuhinya
sarana dan prasarana yang lengkap seperti untuk pemeriksaan fisik seperti
timbangan bayi, thermometer, pita metlin, ari timer, arloji, stateskop, senter dan
untuk bahan habis pakai kapas dan kasa, serta untuk dokumentasinya buku KIA
124
dan pedoman MTBM tapi hanya beberapa alat saja yang dimiliki. Untuk
pemanfataan alat pemeriksaan tersebut juga tidak maksimal karena tidak semua
alat yang dimiliki bidan digunakan untuk pemeriksaan neonatus.
Fasilitas yang lengkap dan sesuai dengan standart yang telah ditetapkan,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas mutu layanan. Sumber daya merupakan
faktor yang perlu ada untuk terlaksananya suatu prilaku. Untuk melakukan
tindakan harus ditunjang fasilitas yang lengkap, dan sebelumnya harus sudah
disiapkan. Dengan adanya Efektifitas biaya/ sumber daya akan mampu memilih
sasaran atau peralatan yang tepat untuk mencapai suatu tujuan keberhasilan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif
memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan ada hubungan antara
efektifitas biaya/ sumber daya dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebutdidukung
melalui wawancara mendalam terhadap informan peneliti
Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan
penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa
Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa
Timur. Hasil penelitian menunjukkan Aspek kualitas dalam pelayanan neonatus
yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar
pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai
ketentuan,aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil cakupan
pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan, Aspek
ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua bidan
125
desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat dilihat
bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan pelaporan
yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja, melakukan
kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan selanjutnya,
menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu. Pencatatan
dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku KIA milik ibu.
Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum semua bidan
memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat dari
ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan proses
rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/ alat pemeriksaan yang
belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan
khususnya alat pemeriksaan neonatus.Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan
tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk
pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan
neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan
pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan
yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi
fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum
dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan
langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam
pelayanan neonatus. Aspek pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) alam
pelayanan neonatus. Hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan
126
koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih
belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan
kerjasama yang dilakukan Bidan Desa dengan kader maupun dukun bayi belum
terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di
wilayahnya (6).
5.1.5. Hubungan Kebutuhan akan Supervisi dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018
Hasil tabulasi silang kebutuhan akan sepervisi dengan faktor penentu kinerja
bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen
tahun 2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang tidak disupervisi sebanyak 17
orang (53,1%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik
sebanyak 14 orang (43,7%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 3 orang (9,4%). Sementara yang ada disupervisi sebanyak 15 orang
(40,7%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 4
orang (12,5%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 11
orang (34,4%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,005<0,05, sehingga ada hubungan antara kebutuhan akan supervisi
dengan faktor penentukinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas
Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iraningsih.W
dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma
Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Terdapat hubungan
127
antara pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023),
dukungan atasan (p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039)
dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal. (12)
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila
ditemukan masalah segera diberikan petunjuk dan bantuan yang bersifat langsung
guna mengatasinya. Kebutuhan akan supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan
terhadap karyawan bagaimana mereka dapat menjalankan fungsi pekerjaan atau
fungsi-fungsi pekerjaan tanpa asistensi pimpinan atau intervensi pengawasan
pimpinan. (6)
Menurut asumsi peneliti kebutuhan akan supervisi sangat berpengaruh
terhadap bidan dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki bidan tersebut.
Supervisi merupakan suatu pemantauan yang dilakukan oleh atasan kepada
bawahan, untuk mengetahuiapa kelamahan dari individu tersebut dan diberikan
solusi dari kelemahan bawahannya agar menjadi bekal bagi bawahannya dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dalam peningkatan kinerja. Salah satu faktor
rendahnya kinerja bidan adalah kurangnya supervisi yang dilakukan oleh atasan
kepada bawahan, sehingga bidan merasakan tidak adanya dukungan yang tepat
terhadap peningkatan kinerjanya. Hal ini juga dipengaruhi oleh minim
pembiayaan transportasi dalam melakukan kegiatan supervisi ke lapangan.
Kegiatan supervisi dilakukan sesuai dengan jadwal dan jumlah biaya yang sudah
dialokasi dalam rencana pelaksaan kegiatan. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa mayoritas bidan yang tidak disupervisi sebanyak 17 orang (53,1%) dengan
128
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 14 orang (43,7%)
dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%). Data
tersebut memperlihatkan bahwa semakin banyak dilakukan supervisi berhubungan
terhadap kinerja bidan dalam pelayanan neonatus. Hal ini disebabkan dengan
adanya campur tangan oleh atasan, bidan merasakan adanya kepentingan bersama
dalam melaksanakan pelayanan neonatus, sehingga dapat meminimalisasi masalah
atau kasus yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Setiap individu memiliki
beragam karakteristik yang berbeda, sehingga cara untuk melakukan pendekatan
baik pada ibu dan keluarga akan berbeda pula. Dengan dilakuannya supervisi,
maka bidan akan merasa bahwa dirinya tidak bekerja sendiri, namun ada atasan
yang akan memantau dirinya dalam bekerja. Supervisi sebaiknya bukan hanya
dilakukan pada bidan yang memiliki kinerja tidak baik saja melainkan kepada
bidan yang memiliki kinerja baik juga, sehingga bidan yang memiliki kinerja baik
akan semakin baik kinerjanya sementara bidan yang kinerjanya tidak baik dapat
belajar kepada bidan yang kinerjanya baik.
Sementara bidan yang tidak disupervisi sebanyak 17 orang (53,1%)
dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 3 orang (9,4%).
Hal tersebut dipengaruhi oleh kemauan bidan dalam menambah wawasan
mengenai kunjungan neonatus, adanya keinginan bidan untuk melakukan
pelayanan tersebut sesuai dengan standar, sehingga dengan melakukan pelayanan
sesuai standar maka pada akhirnya terjadi peningkatan pangkat dan jabatan bidan.
Adanya dorongan dari dalam bidan itu sendiri, maka tanpa ada supervisi pun
bidan akan memiliki kinerja yang baik.
129
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh dari 2 informan utama tentang
kebutuhan akan supervisi didapatkan, bahwa kedua informan tersebut butuh untuk
disupervisi dari pimpinan oleh kepala puskesmas atau bidan coordinator dalam
kegiatan pelayanan neonatus karena masih belum standar sepertidalam bentuk
supervisi fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan
belum dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Dan dari hasil wawancara
yang mendalam dari kedua informan utama hanya 2 kali dalam setahun dilakukan
supervisi.Dan dari hasil wawancara yang mendalam dengan informan tambahan 3
supervisi dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan bulanan yang harus
disesuaikan dengan alokasi dana puskesmas.
Bidan membutuhkan bimbingan langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian,
untuk memotivasi dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya khususnya dalam pelayanan neonatus.Pengawasan yang dilakukan lebih
banyak pada laporan hasil kegiatan.Untuk menjamin para pegawai melakukan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya maka para pimpinan harus senantiasa
mengarahkan, membimbing, membangun kerja sama dan memotivasi mereka
untuk bersikap lebih baik sehingga upaya-upaya mereka secara individu dapat
meningkatkan penampilan kelompok dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Sebab dengan melakukan kegiatan supervisi secara sistematis maka akan
memotivasi pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja mereka dan pelakasanaa
pekerjaan akan menjadi lebih baik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif
memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan ada hubungan antara
130
kebutuhan akan disupervisi dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif hipotesis tersebutdidukung
melalui wawancara mendalam terhadap informan peneliti.
Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan
penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa
Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajang Jawa
Timur. Hasil penelitian menunjukkan aspek kualitas dalam pelayanan neonatus
yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar
pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai
ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil
cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,
Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua
bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat
dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan
pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,
melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan
selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.
Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada buku
KIA milik ibu. Aspek efektifitas sumber daya dalam pelayanan neonatus, belum
semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat
dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan
proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/alat pemeriksaan
yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan
131
khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan
tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk
pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan
neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan
pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan
yang dilakukan oleh bidan koordinator, puskesmas dalam bentuk supervisi
fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum
dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan
langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam
pelayanan neonatus. Aspek pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) dalam
pelayanan neonatus yaitu hubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas, bidan
koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun masih
belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga jalinan
kerjasama yang dilakukan bidan desa dengan kader maupun dukun bayi belum
terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru lahir di
wilayahnya. (6)
5.1.6. Hubungan Interpersonal (Kerjasama) dengan Faktor Penentu Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen Tahun 2018 Hasil tabulasi silang pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) dengan faktor
penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen tahun 2018 didapatkan dari 32 orang bidan yang tidak mampu
berhubungan interpersonal (kerjasama) sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja
132
bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan
kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%).
Sementara yang mampu berhubungan interpersonal (kerjasama) sebanyak 13
orang (40,7%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus tidak baik
sebanyak 3 orang (9,4%) dan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 10 orang (31.3%).
Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value
sebesar 0,006<0,05, sehingga ada hubungan antara hubungan interpersonal
(kerjasama) dengan faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus di
Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iraningsih.W
dan Azinar.M, yang berjudul Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma
Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Terdapat hubungan
antara pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,023), ketersediaan fasilitas (p=0,023),
dukungan atasan (p=0,017), masa kerja (p=0,011), dan supervisi (p=0,039)
dengan praktik bidan dalam penggunaan MTBM pada kunjungan neonatal (12).
Pengaruh hubungan personal adalah derajat atau tingkatan kinerja mampu
mengekspresikan diri, kemauan baik, iktikad baik, kerjasama sesama karyawan
maupun bagian sub ordinatnya. Dampak hubungan interpersonal adalah suatu
tingkatan dimana kinerja mampu meningkatkan perasaan, penghargaan diri,
keinginan, kepuasan kerja serta dapat meningkatkan kerjasama dan kekompakan
(6).
133
Menurut asumsi peneliti kerjasama merupakan suatu upaya untuk
menyelesaikan tugas yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
dalam organisasi. Pada dasarnya kerjasama merupakan alternatif bidan dengan
atasan, teman sejawat bahkan orang yang berada diluar instansi kesehatan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bidan yang tidak mampu berhubungan
interpersonal (kerjasama) sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus tidak baik sebanyak 15 orang (46,8%) dan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus baik sebanyak 4 orang (12,5%). Hal tersebut
memperlihatkan bahwa semakin tidak mampu bidan melakukan kerjasama maka
semakin tidak baik kenerja bidan dalam melaksanakan pekerjaannya. Kaitannya
adalah kerjasama yang dilakukan akan mempermudah bidan dalam melaksanakan
pelayanan neoanatus, sebab pentingnya kerjasama dapat memperendah masalah
yang terjadi dimasyarakat. Kerjasama lintas program terkait dengan kerjasama
yang dilakukan kepada instansi kesehatan, dan lintas sektoral terkait dengan
kemampuan bidan untuk mengajak orang-orang berpengaruh didesa, sehingga
diharapkan dengan melakukan pendekatan kepada orang penting tersebut, bidan
akhirnya lebih dekat dengan ibu atau keluarga balita. Pentingnya kerjasama yang
dilakukan kepada masyarakat dapat menjadi pedoman bidan dalam menganjurkan
masyarakat untuk mendukung KN.
Sementara bidan yang tidak mampu berhubungan interpersonal (kerjasama)
sebanyak 19 orang (59,3%) dengan kinerja bidan dalam pelayanan neonatus baik
sebanyak 4 orang (12,5%). Hal tersebut disebabkan karena adanya bidan yang
merasa mampu untuk tidak bekerjasama dengan yang lain. Masalah tersebut
134
terkait dengan bidan sudah mampu untuk melakukan kunjungan neonatus tanpa
ada konfirmasi terhadap penanggung jawab kegiatan KN, bidan hanya melakukan
kerjasama lintas sektoral saja terkait dengan kerjasama dengan tokoh masyarakat
yang berpengaruh didalam masyarakat. Pendekatan yang dilakukan dengan
membandingkan situasi masyarakat dirasakan lebih efektif oleh bidan, sehingga
bidan merasa tidak perlu ada kerjasama dengan lintas program dengan teman
sejawat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan utama bahwa hubungan
interpersonal (kerjasama) didapatkan hubungan dgn Kepala Puskesmas,bidan
koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik dan hubungan
kerjasama dengan lintas program maupun sektoral masih belum maksimal
khususnya dalam kegiatan pelayanan neonatus.H asil wawancara dengan
informan utama 2 bahwa tidak semua kegiatan di komunikasikan dan
dikoordinasikan dengan lintas program dan lintas sektoral. Hal itu juga
disampaikan oleh informan tambahan 3.
Kerja sama yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui organisasi
profesi, lintas sektor dan lintas program serta tokoh-tokoh masyarakat masih
belum memperoleh hasil yang optimal dan belum menyentuh pada tingkat bahwa
yakni masyarakat. Dilihat dari masih banyak program kegiatan yang belum
tercapai target sasarannya. Jalinan kerja sama sesama profesi dan instansi terkait
yang ada di wilayah sangat penting, baik pada lintas sektor maupun pada lintas
program dan pada masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan, oleh
135
karena agar program bisa berjalan secara efektif dan efisien maka pengelolaan
program harus didasarkan pada prinsip-prinsip kerjasama.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara kuantitatif dan kualitatif
memiliki hubungan artinya secara kuantitatif didapatkan ada hubungan antara
pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) dengan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura tahun 2018 dan secara kualitatif
hipotesis tersebutdidukung melalui wawancara mendalam terhadap informan
peneliti.
Hasil penelitian secara kualitatif yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan
penelitian Penelitian Jamhariyah, yang berjudul Analisis Kinerja Bidan Desa
Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajan Jawa
Timur. Hasil penelitian menunjukkan aspek kualitas dalam pelayanan neonatus
yang meliputi persiapan alat, pelayanan yang diberikan dan kepatuhan standar
pelayanan neonatus, sebagian besar bidan desa belum melaksanakan sesuai
ketentuan, Aspek kuantitas dalam pelayanan neonatus terkait dengan hasil
cakupan pelayanan neonatus oleh bidan belum sesuai target yang ditetapkan,
Aspek ketepatan waktu dalam pelayanan neonatus menunjukkan belum semua
bidan desa melakukan pelayanan neonatus sesuai ketepatan waktu, yang dapat
dilihat bidan belum melaksanakan pelayanan sesuai jadwal dan pencatatan dan
pelaporan yang belum tertib. Bidan hanya melaksanakan pelayanan 1-2 kali saja,
melakukan kunjungan neonatus pada minggu pertama dan untuk kunjungan
selanjutnya, menganjurkan ibu membawa bayi ke polindes atau posyandu.
Pencatatan dilakukan di buku kunjungan dan sering tidak mencatat pada Buku
136
KIA milik ibu. Aspek Efektifitas Sumber Daya dalam pelayanan neonatus, belum
semua bidan memanfaatkan sumber dana yang ada secara optimal, dapat dilihat
dari ketersedian dana akan tetapi bidan enggan mengklaim dana dengan alasan
proses rumit dan cairnya lama. Ketersediaan fasilitas tempat/alat pemeriksaan
yang belum merata, bidan desa lebih banyak melengkapi sendiri alat pemeriksaan
khususnya alat pemeriksaan neonatus. Sedangkan pemanfataan alat pemeriksaan
tidak maksimal karena tidak semua alat yang dimiliki bidan digunakan untuk
pemeriksaan neonatus. Aspek kebutuhan akan supervisi dalam pelayanan
neonatus. Kebutuhan bidan terhadap supervisi dari pimpinan dalam kegiatan
pelayanan neonatus masih belum sesuai kebutuhan karena supervisi/pengawasan
yang dilakukan oleh bidan coordinator puskesmas dalam bentuk supervisi
fasilitatif yang dilakukan 3 bulan sekali, namun tidak terjadwal dan belum
dilaksanakan secara rutin serta secara umum. Bidan membutuhkan bimbingan
langsung dari atasan sebagai bentuk perhatian, untuk memotivasi dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya khususnya dalam
pelayanan neonatus. Aspek pengaruh hubungan interpersonal (kerjasama) Dalam
Pelayanan Neonatus yaitu huubungan kerja sama dengan Kepala Puskesmas,
bidan koordinator dan rekan sekerja yang terjalin selama ini cukup baik, namun
masih belum maksimal khususnya dalam pelayanan neonatus. Demikian juga
jalinan kerjasama yang dilakukan Bidan Desa dengan kader maupun dukun bayi
belum terjalin dengan baik dilihat dari keterlambatan informasi adanya bayi baru
lahir di wilayahnya.
BAB VI
137
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan judul Faktor Penentu
Kinerja Bidan dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten
Bireuen Tahun 2018, maka dapat disimpulkan bahwa:
Secara kuantitatif ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun
2018. (pvalue =0,002<0,05)
Tidak ada hubungan antara kuantitas pelayanan dengan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
(pvalue =0,141>0,05)
Tidak ada hubungan antara ketepatan waktu dengan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
(pvalue =0,112 >0,05)
Ada hubungan antara efektivitas biaya dengan kinerja bidan dalam pelayanan
neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018. (pvalue
=0,015<0,05)
Ada hubungan antara kebutuhan akan supervisi dengan kinerja bidan dalam
pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
(pvalue =0,005<0,05)
Ada hubungan antara hubungan interpersonal (kerjasama) dengan kinerja bidan
dalam pelayanan neonatus di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun
2018. (pvalue =0,006<0,05)
142 138
138
Secara kualitatif ditemukan bahwa faktor kualitas pelayanan merupakan faktor
penentu kinerja bidan di Puskesmas Gandapura Kabupaten Bireuen tahun 2018.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan diatas maka dapat diberikan
beberapa saran, diantaranya:
Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengaplikasikan teori dan dapat
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut serta dapat menjadi acuan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi neonatus.
Bagi Puskesmas Gandapura perlu merencanakan kebutuhan pelatihan,
peningkatan kapasitas, peningkatan sarana dan prasarana, penyegaran suasana
melalui orientasi atau magang di fasilitas kesehatan di puskesmas, pemahaman
terhadap standar dan indicator pelayanan kesehatan yang akan dicapai oleh bidan
bagi yang tinggal didesa sebagai ujung tombak pelayanan neonatal
Bagi Dinas Kesehatan perlunya melakukan penguatan melalui peningkatan
kapasitas bidan untuk kejelasan terhadap tugas yang diemban dan standar kerja
dirasakan masih kurang memenuhi harapan. Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen
perlu memantau pelaksanaan umpan balik secara berjenjang dan terjadwal secara
periodic terhadap pelayanan neonatus dari mulai tingkat puskesmas sampai
ketingkat bidan yang tinggal didesa, memperbanyak supervisor dan meningkatkan
kapasitas bidan supervisor. Perlu dibuat suatu desain system pemberian
penghargaan kepada bidan desa yang memiliki kinerja yangbaik. Perlunya
memperhatikan perubahan fisik lingkungan kerja agar tetap dalam kondisi aman
139
dan nyaman dan dukungan pemenuhan sarana dan prasarana termasuk peralatan
dan saran penunjang yang dipakai bidan dalam pelaksanaan pelayanan antenatal.
Penelitian ini hanya meneliti 6 faktor dalam pengaruhnya terhadap kinerja dan
tidak semua factor mempengaruhi kinerja bidan didesa dalam pelayanan antenatal
disarankan untuk penggunaan factor juga mempertimbangkan kondisi yang
direncanakan, pelaksanaan program dan indikator yang akan dicapai.
140
DAFTAR PUSTAKA
1. RI D. Panduan Pelaksanaan Strategi MPS dan Child Survival. J Popul. 2008;2(1):102–14. 2. WHO. Infant Mortality. 2015; http://www.who.int/gho/child_health/ mortality/ neonatal infant_text/en/ 3. Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia. In Jakarta; 2017. 4. Dinkes Provinsi Aceh. Profil Kesehatan Provinsi Aceh. In Banda Aceh; 2016. 5. Prabu Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Ke. PT.Refika Aditama; 2017. 6. Sendow. Pengukuran Kinerja Karyawan. Jakarta: Gunung Agung; 2007. 7. Robbins. Prilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi Dan Aplikasi. In Jakarta: Prehalindo; 2006. 8. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA); Direktorat Bina Kesehatan Anak. Direktorat Bina Kesehat Masy. 2006; 9. Kepmenkes RI. Alokasi Aggaran Dana Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan Pelaksanaan Program Pembangunan Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota, Nomor 152/MENKES/SK/I/2011. Jakarta. 10. Prabu Mangkunegara. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. In: Cetakan ke. Jakarta: Refika Aditaman; 2006. 11. Jamhariyah. Analisis Kinerja Bidan Bidan Desa Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Kabupaten Lumajang Jawa Timur. J IKESMA. 2013;9(1). 12. Iraningsih.W dan Azinar.M. Praktik Bidan Dalam Penggunaan Algoritma Manajemen Terpadu Bayi Muda Pada Kunjungan Neonatal. Unnes J Public Heal. 2017;6. 13. Hastuti.P, Mawarni.A S. Analisis Kinerja Bidan Desa Dalam Pelayanan Neonatal Pada Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di Puskesmas Kabupaten Pati. J Manaj Kesehat Indones. 2014;Vol 2(No 2). 14. Purwaningsih.E, Kartasurya Irene.M, Mawarni A. Hubungan Karakteristik Bidan Desa Dengan Perilaku Dalam Pelayanan Neonatus Di Wilayah Puskesmas Klaten. J Manaj Kesehat Indones. 2015;vol 3(no 01). 15. Badalia Apolinaris.B dan Ramli. Badalia Apolinaris.B dan Ramli.Perilaku Bidan Dalam Kunjungan Neonatus Di Wilayah Kerja Puskesmas Sabang Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan ISSN. 2086-3772. J Kesmes Untika [Internet]. 2016;vol 7(no 1). Available from: ISSN. 2086-3772 16. Ramli. Perilaku Ibu Hamil dalam Pemeriksaan Kehamilan di Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah. Universitas Hasanudin; 2013. 17. Zuraida. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. J Hum Care. 2016;vol 1(no 2). 18. Soroush.F BANM. The Relationship Between Nurses’ Clinical Competence and Burnout in Neonatal Intensive Care Units. J Iran or Nurs Midwifery Res. 2016; 19. Ningsih Lestari.S. Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Permenkes Nomor 53
141
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Kaleroang Sulawesi Tengah. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang; 2017. 20. Ilyas Y. Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Cetakan Ke. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-Universitas Indonesia; 2001. 21. Gomes FC. Manajemen Sumber Manusia. In Yogyakarta: ANDI; 2000. 22. Rivai V. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. In Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada; 2005. 23. Hariandja. Manajemen Sumber Daya Manusia. In: Cetakan Pe. Jakarta: PT Gramedia Widasarana Indonesia; 2002. 24. Permenkes nomor 44 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta; 2016. 25. Sadeli. Manajemen Sumber Daya Manusia. In Bandung: Pustaka Setia; 2006. 26. Gipson. Organization Behavior. In: Edisi ke 7. Jakarta: Erlangga; 1994. 27. Prabu Mangkunegara A. Evaluasi Kinerja SDM. In: Cetakan ke. Jakarta: PT Refika Aditama; 2010. 28. Depkes RI. Modul Belajar Pelatihan Ketrampilan Manajerial Sistem Pengembanagn Dan Manajemen Kinerja Klinis. 2006; 29. Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/149/I/2010, tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan, Jakarta. 2010; 30. Depkes RI. Pedoman Penempatan Bidan Di Desa, Dit.Jend.Binkesmas, Jakarta,. 1999; 31. Azwar. A. Pengantar Aministrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara; 1996. 32. Kemenkes RI. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. In Jakarta; 2015. 33. Kemenkes RI. Panduan Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M). Jakarta. 2014; 34. Ulin. PR, et al. Qualitative Methods In Public Health. Amerika. 2005; 35. Creswell WJ. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Pustaka Pelajar. Yogyakarta; 2016. 36. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan Menggunakan Metode Penelitian Ilmiah. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis; 2016.
142
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA KABUPATENBIREUEN
TAHUN 2018 Petunjuk Pengisian:
Mohon Ibu-ibu bidan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dibawah ini secara jujur dan yang dianggap paling benar dengan cara tanda
centang (√). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Faktor
PenentuKinerjaBidan Dalam Pelayanan Neonatus di Puskesmas Gandapura
Kabupaten Bireuen Tahun 2018”.
Terima kasih atas partisipasinya.
A. Identitas Responden
Nama (boleh dikosongkan) : …………………………………………..
Tempat/Tgl. Lahir (Umur) : ………………………………………….
Pangkat/Golongan : ………………………………………….
Masa Kerja : …………………………………………..
Pendidikan Terakhir : …………………………………………..
Status Pernikahan : …………………………………………..
Tempat Pelayanan : (Polindes/kontrakan/rumah dinas/pustu/ rumah sendiri)* Alamat : Desa ……………………………………
Puskesmas
…….…………………………
Tempat tinggal : a. Berdomisili b. Tidak berdomisili
Pelatihan yang telah diikuti : …………………………………………..
143
yang berhubungan dengan : …………………………………………..
tugas sebagai Bidan : ……………………………………………
B. KualitasPelayanan
Sebagai jawaban dalam melihat pelayanan neonatal yang diberikan oleh bidan
sesuai dengan standar.
Petunjuk Pengisian:
Saudara diminta menjawab salah satu dari 3 pilihan dengan cara memberikan
tanda (√) pada kotak pilihan jawaban yang tersedia berdasarkan prosentase
seberapa sering saudara mengalami hal-hal yang ditanyakan dari seluruh
kunjungan neonatal yang telah saudara lakukan, yaitu:
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya menjelaskan maksud kunjungan neonatal kepada ibu bayi
2 Saya membawa formulir MTBM 3 Saya membawa alat perlengkapan yang diperlukan untuk
memeriksa bayi spt:
Timbangan Temperatur Ari timer/ jam Pita Metlin Stateskop Senter Kasasteril Kapas 4 Saya mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir sebelum memegang bayi
5 Saya menimbang bayi Saya memeriksa suhu tubuh bayi
6 Saya memeriksa denyut jantung bayi 7 Saya memeriksa tali pusat dan membersihkannya jika
kotor
8 Saya memberikan penyuluhan tentang cara mencegah infeksi pada bayi
144
9 Saya menganjurkan kepada ibu untuk memberi asi eklusif umur 0-6 bulan,menyusui bayi sesering mungkin dan mengajarkan ibu cara memerah asi dan tehnik menyusui yang benar
10 Saya memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi
11 Saya mengingatkan agar bayi selalu dalam keadaan hangat
12 Saya menganjurkan kepada ibu agar bayi diberikan imunisasi lengkap
13 Saya mengisi hasil kegiatan dibuku KIA
C. Kuantitas Pelayanan
Sebagai jawaban untuk melihat capaian pelayanan neonatal lengkap yang
diberikan oleh bidan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya melakukan KN 1 pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas
2 Saya melakukan KN2 pada semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas
3 Saya melakukan KN3semua bayi yang lahir diwilayah kerja puskesmas
D. Ketepatan Waktu
Sebagai jawaban untuk melihat ketepatan waktu kunjungan dalam pelayanan
neonatal yang diberikan oleh bidan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 6-48 jam
2 Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 3-7 hari
3 Saya melakukan kunjungan neonatal 1 pada umur bayi 8-28 hari
145
E. Efektifitas Biaya/ Sumberdaya
Sebagai jawaban mengenai efektifitas biaya/sumber daya tentang ketersediaan
alat, ketersediaan transportasi, ketersediaan dana yang akan digunakan untuk
pelayanan neonatus.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Adanya Themperatur
2 Adanya Timbangan bayi
3 Adanya Ari timer
4 Adanya pengukur waktu/jam
5 Adanya pita metlin
6 Adanya senter
7 Adanya transportasi dalam melakukan
kunjungan neonatal
.
F. Kebutuhan Akan Supervisi
Sebagai jawaban mengenai kebutuhan akan disupervisi oleh atasan dalam
pelayanan neonatus.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah Dinas kesehatan pernah melakukan supervisi
selama 1tahun terakhir
2 Apakah Kepala Puskesmas pernah melakukan
supervisi selama 1tahun terakhir
3 Apakah Bidan Koordinator pernah melakukan
supervisi selama 1tahun terakhir
146
G. Pengaruh Hubungan Interpersonal (Kerjasama)
Sebagai jawaban mengenai hubungan kerjasam adengan tim dalam pelayanan
neonatus.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah ada melakukan komunikasi dan koordinasi dengan penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan KN
2 Apakah ketika melakukan kegiatan bersama dengan lintas program
H. Kinerja bidan dalam pelayanan Neonatus
Sebagai jawaban mengenai hasil kerja (output) yang dicapai dalam pelayanan
neonatus.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya memberikan konseling kepada ibu bayi dan keluarganya utk merawat bayi dengan baik dan tepat
2 Saya mengetahui standar pada pelayanan neonatal 3 Saya melakukan KN lengkap pada semua bayi yang
lahir diwilayah kerja
4 Saya disiplin dalam melakukan KN sesuai dengan jadwal kegiatan
5 Saya berusaha menyediakan perlengkapan lengkap untuk melakukan pelayanan neonatal
6 Saya melakukan komunikasi dan koordinasi dalam melakukan kegiatan
7 Saya disupervisi oleh Dinas Kesehatan,Kepala Puskesmas atau Bidan Koordinator
147
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN BIDAN
Menurut ibu, apakah pengertian dari standar pelayanan neonatus Jelaskan bagaimana standar dalam pelayanan neonatus tersebut Adakah kendala dalam melakukan pelayanan neonatus Jika ada kendala, bagaimana strategis yang ibu gunakan agar bisa melakukan pelayanan sesuai dengan standar Menurut ibu,berapakah target sasaran yang harus dicapai dalam melakukan pelayanan neonatal danbagaimana rumus menghitungnya,jelaskan Kapan saja waktu ibu dalam melakukan pelayanan neonatus Apa saja sarana yang ibu perlukan dalam melakukan kunjungan neonatal Menurut ibu, apakah perlu dilakukan supervisi atau monitoring dan evaluasi dalam melakukan pelayanan neonatus Berapa kali sudah ibu di supervisi atau di monitoring dan evaluasi dalam satu tahun Bagaimanakah tehnik supervisi yang sudah dilakukan ketika ibu melakukan kunjungan neonatus,jelaskan Bagaimanakah hubungan kerjasama interpersonal dengan lintas program dan lintas sektoral, jelaskan
148
KUESIONER WAWANCARA DENGAN IBU BAYI
IDENTITAS
Nama Ibu : Tanggal Lahir :
Nama Ayah : BBL :
Nama Anak/Jenis Kelamin : Usia Kehamilan :
Tingkat Pendidikan Ibu :
Ayah :
Alamat :
Pekerjaan Ibu :
Ayah :
Lahir dimana & ditolong oleh siapa :
BB Sekarang :
Pedoman pertanyaan Apakah bidan adamengunjungi ibu dan bayi ibu setelah melahirkan,?
Kapansaja bidan mengunjugi bayi ibu dan berapa kali dilakukan kunjungan dalam
sebulan pertama bayi ibu lahir?
Penyuluhan apa saja yang diberikan oleh bidan ketika melakukan kunjungan pada
bayi ibu ?
Apa saja yang dilakukan oleh bidan dalam memberika pelayanan terhadap bayi
ibu,jelaskan !
149
KUESIONER WAWANCARA DENGAN BIDAN KOORDINATOR
IDENTITAS Nama : Nip : Pangkat/Gol : Jabatan : Alamat : PENDIDIKAN :
D1
D3
D4
S1
PEKERJAAN : PNS
PTT (KONTRAK)
MAGANG
MASA KERJA : 1-3 Thn
4-6 Thn
≤ 6 Thn
PERTANYAAN
Apakah ibu pernah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap bidan dan,tolong
ibu jelaskan
Monitoring dan evalusi apa saja yang ibu lakukan dan berapa kali dalam sebulan
Apa ibu juga melakukan monitoring dan evaluasi kinerja bidan dalam pelayanan
neonatus serta bagaimana tehniknya
Bagaimanakah hasil monitoring dan evaluasi kinerja bidan dalam pelayanan
neonatus
Bagaimanakah pelayanan dalam neonatus dikatakan standar atau tidak standar
Apakah semua bidan memiliki sarana dana prasarana dalam melakukan KN,
bagaimana kondisi alat tersebut dan apakah bidan tersebut bisa menggunakannya
150
Apakah bidan dalam melakukan pelayanan neonatal sesuai dengan jadwal
kunjungan
Apakah capaian sasaran kunjungan neonatus sesuai dengan terget
Apakah ada kendala dalam melakukan pelayanan neonatus bagaimana solusinya
151
HASIL WAWANCARA FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN
NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018
INFORMAN UTAMA 1
Nama Bidan : Jumiana, A.Md. Keb
Umur : 33 thn
Jabatan : Bidan di Puskesmas Gandapura
Alamat : Desa Monjambe
HASIL WAWANCARA
Peneliti : Assalamualaikum wr.wb ibu
Saya Desi Ariyanti,mahasiswi FKM Institut Halvetia Medan Dalam hal ini saya ingin membuat penelitian tesis saya dengan judul “ Faktor Penentu kinerja Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus di puskesmas Gandapura.Jadi ibu dengan ibu bidan siapa nama@ ? Informan Utama 1 : Ibu Jumiana
Peneliti : TTL/ Umur
Informan Utama 1 : Gampong Raya,15 Agustus 1985
Peneliti : Pangkat
Informan Utama 1 : Penata / II/c
Peneliti : Masa Kerja
Informan Utama 1 : 9 tahun
Peneliti : Pendidikan terakhir
Informan Utama 1 : D III Kebidanan
Peneliti : Status Pernikahan
Informan Utama 1 : Kawin
Peneliti : Tempat Pelayanan
Informan Utama 1 : di Poskesdes
Peneliti : Alamat domosili
Informan Utama 1 : Desa Monjambe Kec. Gandapura
Peneliti : Pelatihan yang pernah diikuti
152
Informan Utama 1 : APN, MTBS/MTBS-M, Pertolongan Asfiksia pada BBL dan PPH Peneliti : Baiklah ibu jumi,disini saya ingin melakukan wawancara dengan ibu mengenai pelayanan neonatus,jadi menurut ibu “apa pengertian dari standar pelayanan neonatus Informan Utama 1 : Ya....”Terima kasih,menurut saya pelayanan neonatus itu adalah pelayanan bayi baru lahir pada periode mulai 6-28 hari setelah kelahiran yang bertujuan utk meningkatkan akses neonatus.Jadi..jadi eee... kita maksudnya untuk meningkatkan eee....eee...apa akses...eee... bayi itu sendiri Peneliti : Eee..eee..Tolong ibu jelaskan bagaimana standar pelayanan neonatus tersebut Informan Utama 1 : ee...menurut saya eee...kalo didesa sering mepakek MTBS-M yaitu Manajemen Terpadu Balita Muda,Jadi kami berpatokan pada MTBS-M Peneliti : Bisa ibu jelaskan sedikit apa itu MTBS-M
Informan Utama 1 : eee...MTBS-M itu jadi kami lebih kepada bayinya yaitu memeriksa bayi, sebelum datang kita perkenalkan dulu pada keluarga pasien,ee..pada pasien..ee...bahwa long nyan bidan akan periksa bayi ibu.Ee..kemudian tanyo kaleuh tajelaskan tatanyeung puna keluhan pada ibu,baru kita lihat mandum ata bayi,jangan lupa kita cuci tangan kemudian kita ee...menimbang bayi dulu,kemudian baru kita melihat ada tanda bahaya infeksi bakteri lokal ato infeksi yang biasa. Eee...MTBS-M itu jadi kami lebih kepada bayinya yaitu memeriksa bayi, sebelum datang kita perkenalkan dulu pada keluarga pasien,ee..pada pasien..ee...bahwa saya adalah bidan akan periksa bayi ibu.Ee..kemudian sesudah kita jelaskan kita tanya keluhan pada ibu,baru kita lihatnya bayi,jangan lupa kita cuci tangan kemudian kita ee...menimbang bayi dulu,kemudian baru kita melihat ada tanda bahaya infeksi bakteri lokal atau infeksi yang biasa. Peneliti : Kira-kira adakah kendala dalam melaksanaan KN
tersebut
Informan Utama 1 : Ee....kendala mungkin banyak ya.. karena tiap-tiap ibu yang mempunyai bayi hana saban pemahaman lain-lain, jadi kadang wate tajelaskan MTBS-M nyan pu-pu tapegah, saboh dua boh yang tingat tapi nyan leubeh geut,makajih tanyo harus na kunjungan 1,2 sampe 3x,sehingga ibu nyan tingat pu yang bidan pegah Peneliti : Eee...pu strategi bila ada kendala strategis apa yang
ibu lakukan
Eee...apa strategi bila ada kendala strategis apa yang ibu lakukan Informan Utama 1 : eee..mese na kendala jadi...eee tabi penyuluhan kepada ibu,sige duage mungken tuwe ibu tapi kalausering tanyo tajak ta ulang-
153
ulang akan ingat dan mungkin tanyo akan tajelaskan sit pu manfaat dari konseling tanyo nyan. eee..misalnya ada kendala jadi...eee kita beri penyuluhan kepada ibu,sekali duakali mungkin lupa ibu tapi kalau sering kita ulang-ulang akan ingat dan mungkin kita akan jelaskan juga apa manfaat dari konseling yang kita berikan Peneliti : me..menurut ibu berapakah target yang harus di capai dalam ee..melakukan KN.dan bagaimana rumus mencarinya Informan Utama 1 : kalo saya menurut saya harus 100% kenapa,sayakan tinggal didesa jadi itu kewajiban saya,rumusnya jadi mese sasaran saya pertahun 13 orang,jadi misalnya bulan ini baru sampai 8 orang,8 kita bagi sasarannya 13 kita x 100 itulah hasilnya. Peneliti : Eee..Kpan saja waktu ibu dalam melakukan KN,
Informan Utama 1 : Dalam melakukan KN saya sering lakukan padapagi atau sore hari karena siang mungkin mereka sering tidur,malam pungak mungkin karena wilayahnya sangat ee apa jauh...jauh-jauh,jadi sering saya lakukan pagi sekitar jam-jam 10. Peneliti : Pada hari keberapa misalnya KN 1 hari .. ee..berapa
hari,KN kedua,KN ketiga
Informan Utama 1 : KN pertama saya lakukan pada 24 jam2 hari ,1 sampai 3 hari,jadi saya datang 1 sampai 3 hari,jadi saya datang salah satu dihari itu,biasanya hari pertama saya sudah datang, kemudian KN kedua 3 sampai 7 hari,kemudian KN ketiga 7 sampai 28 hari. Tapi apabila ada tanda infeksi,saya datang ..ee...tidak sesuai dengan jadwal KN nya. Peneliti : ee......Menurut ibu apa perlu dilakukan dilakukan monev... monev ataupun supervisi dari puskesmas, misalnya dari bidan koordinator Informan Utama 1 : Ee..Menurut saya...menurut saya sangat perlu karena istilahnya itu adalah dukungan jadi setelah kita kasih penyuluhan untuk ibu datang lagi orang dari puskesmas,jadi ee...keluarga pasien keluarga bayi jadi lebih senang lagi karena banyak yang peduli tentang kesehatan anaknya. Peneliti : Sarana apa saja yang ibu perlukan dalam melakukan KN...ee...apakah ibu memilikinya...ee....dan apakah bisa menggunakannnya... Informan Utama 1 : Timbangan untuk menimbang....temperatur untuk mengukur suhu tubuh....ari timer untuk melihat denyut jantung bayi...pita metlin untuk mengukur lingkar kepala...apa lagi ya....ee...dan lain-lain...saya punya...dan say bisa memggunakannnya. Peneliti : Ee...Bagaimana tehnik supervsi yang sudah dilakukan ketika ibu sudah melakukan KN Informan Utama 1 : Tehnik saya
Peneliti : Tehnik-tehnik dari puskesmas bagaimana tenik memonitorimg ibu Informan Utama 1 : ee.. jadi sesui hampir sama dengan yang saya lakukan,mereka tetap melakukan dengan melihat apa yang saya lakukan jadi
154
eee...saya menggunakan MTBS-M dan menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya dan memberikan penyuluhan Peneliti : Bagaimanakah hubungan kerjasama ibu dengan lintas program dan lintas sektoral serta dalam bentuk apa buk jumi.... Informan Utama 1 : Saya selalu kerjasama....semua kegiatan yang saya lakukan selalu saya lakukan .....komunikasi dan koordinasi baik dengan lintas progam maupun lintas sektoral.... Peneliti : ee...terima kasih ibu jumi untuk waktunya
Informan Utama 1 : Sama-sama bu....
INFORMAN UTAMA 2
Nama : Yuriza, A.Md.Keb
Umur : 29 thn
Jabatan : Bidan Puskesmas Gandapura
Alamat : Desa Cot Puuk
HASIL WAWANCARA
Peneliti : Assalammualaikum bu bidan....saya Desi Ariyanti mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut kesehatan Halvetia Medan, jadi saya ingin ibu sejenak untuk wawancara ... eee....tentang pelayanan neonatus di puskesmas Gandapura.Disini karena saya sedang melakukan penelitian tentang Faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus ,ibu punya waktu kan Informan Utama 2 : Iya bisa
Peneliti : Ee....jadi untuk sebelumnya saya igin tau identitas
ibu ee...nama
Informan Utama 2 : Yuriza
Peneliti : Tempat tanggal lahir
Informan Utama 2 : Ee... diAceh Timur ee..tgl 4 Agustus 1989
Peneliti : Pangkat / Golongan
Informan Utama 2 : II/c
155
Peneliti : Masa kerja
Informan Utama 2 : Ee...sudah 6 tahun lebih
Peneliti : Pendidikan terakhir
Informan Utama 2 : ee..D3 Kebidanan
Peneliti : Sudah Menikah
Informan Utama 2 : Sudah
Peneliti : Tempat pelayanan biasanya dimana\
Informan Utama 2 : eee..di Poskesdes
Peneliti : Alamat Desa
Informan Utama 2 : Desa Cot Puuk
Peneliti : Puskesmas
Informan Utama 2 : Gandapura
Peneliti : Tinggal di desa
Informan Utama 2 : tinggal
Peneliti : Pelatihan yang pernah diikuti ee...yang berhubungan dengan bidan Informan Utama 2 : MTBS-M, ada masalah APN juga dan banyak yang
lainnya.
Peneliti : Eee....baiklah ee.....sekarang saya ingin menanyakan pada ibu “ menurut ibu apa pengertian dari standar pelayanan neonatus Informan Utama 2 : Eee...menyo menurut long pelayanan seperti pelayanan neonatus nyan lage pelayanan bayi muda MTBS-M dari 0-28 uro Eee....klo menurut saya pelayanan seperti pelayanan neonatus itu seperti pelayanan bayi muda MTBS-M dari 0-28 hari Peneliti : Wate ibu lakukan eee...pelayanan ...ee....neonatus,jelaskan bagaimana standar dalam pelayanan neonatus tersebut Waktu ibu lakukan eee...pelayanan... ee....neonatus,jelaskan bagaimana standar dalam pelayanan neonatus tersebut Informan Utama 2 : Standar jih
Standarnya
Peneltian : Standar yang dilakukan
Informan Utama 2 : standar yang dilakukan pelayanan bayi muda seperti long yang ee....lage long periksa adanya infeksi ....eee.....baik dari pustul dan eee.... tali pusatnya....pu geut pu hana eee....lheuh nyan ee...berat badan ee.... lheuh nyan lage temperatur bayi dan gerak pernafasan..pernafasan bayi..nadi bayi dan segala macam Standar yang dilakukan pelayanan bayi muda seperti yang saya
156
lakukan saya periksa adanya infeksi eee....baik dari pustul dan eee..tali pusatnya...bagus atau tidak...setelah itu berat badan ee....setelah itu seperti temperatur bayi dan gerak pernafasan bayi ...nadi bayi dan segala macam Peneliti : eee...apakah nyan na eee...pu buku panduan ataupun sejenis eee... punan jih ceklist Eee.....apakah ada eee...apa buku panduan ataupun sejenis eee...apa namanya ceklist Informan Utama 2 : Na, nyan na tentang bayi muda dari 0-2 bulan ee.... Ada, tentang bayi muda dari 0-2 bulan ee... Peneliti : berarti melakukan MTBS-M manajementerpadu
bayi muda
Informan Utama 2 : Iya
Peneliti : Na adakah kendala dalam melakukan pelayanan KN
tersebut
Informan Utama 2 : Nasit kendala...kadang ibu yang..eee... han getem sit...mese lage ibuk yang agak ee...risih na long jak na sit ibu yang galak karena pu na getepu pu masalah bayi puna kejadian bak bayi gobnyan..puna penyaket Ada juga kendala...kadang ada ibu ..eee...gak mau ...seperti ibu yang agak ee.. risih ada saya datangi ibu yang suka karena tahu apa masalah bayi ada kejadian pada bayinya.....apa ada penyakit Peneliti : Menyona kendala ...pujih jika ada kendala ,bagaimanakah strategis agar bisa melakukan pelayanan sesuai standar,kiban cara strategis droneuh\ Kalo ada kendala...apa jika ada kendala ,bagaimanakah strategis agar bisa melakukan pelayanan sesuai standar,gimana cara strategis ibu Informan Utama 2 : Long bi penyuluhan ...long bi pengertian ke ibu dan ke keluarga...pu ee...yang manfaat long jak KN nyo...pu manfaat untuk ibu ...pu manfaat untuk bayi ...jadi ureung nyak mengerti..nyan menan Saya beri penyuluhan...saya beri pebgertian untuk ibu dan keluarga...apa ee...yang manfaat saya KN...apa manfaat untuk ibu...apa manfaat untuk bayi...jadi orang agar bisa mengerti Peneliti : Menurut ibu berapakah target yang harus dicapai dalam melaksanakan KN dan bagaimana rumus menghitungnya Informan Utama 2 : Ee....menyo KN ee...90 % yang harus dicapai harus target jih 90 % Ee....kalo KN ee...90 % yang harus dicapai harus
target jih 90 %
Peneliti : Ee...pakiban cara rumusnya menghitung Ee....Gimana cararumus menghitungnya Informan Utama 2 : Yaitu....rumus jih untuk bayi ee... yang dicapai harus target jih 90 %
157
Yaitu...rumusnya untuk bayi ee... ... yang dicapai harus target 90 % Peneliti : Ee....Maaf ibu tadi terputus sebentar..ee....jadi ee...menurut ibu berapakah target yang harus dicapai dan rumus mencari Informan Utama 2 : Target 90 % dan cara mencarinya yaitu bayi yang dikunjungi per sasaran x 100 % Peneliti : Kapan saja waktu ibu dalam melakukan pelayanan
neonatal
Informan utama 2 : ee....menurut KN nya...klo KN 1 hari kedua...KN 2 hari kelima dan kalo KN 3 satu minggu setelah itu..... Peneliti : Eee...Kira-kira sarana apa saja yang ibu perlukan dalam melakukan KN...dan apakah ibu memiliki sarana tersebut serta bagaimana cara ibu menggunakan sarana tersebut Informan Utama 2 : Na...nyan sarana lage penimbangan berat badan, temperatur..ari timer...periksa lage ukur lingkar kepala Ada...seperti sarana penimbangan berat badan, temperatur...ari timer...periksa spt ukur lingkar kepala Peneliti : Nyan manteung na
Itu apa masih ada
Informan Utama 2 : Masih...masih...
Peneliti : Na geut...geutmanteung....na rusak..tidak
Apa masih bagus...ada rusak...tidak
Informan Utama 2 : Hana rusak
Gak rusak
Peneliti : Kemudian..ee...bisa nepergunakan Kemudian ..ee...apa bisa digunakan
Informan Utama 2 : Bisa ken treb yang ka long pake...jeut lah Bisalah...karena sudah lama saya lakukan
Peneliti : Eee...kemudian menurut ibu perlu dilakukan supervisi didalam melakukan KN atau supervisi monitoring dari puskesmas Informan Utama 2 : Na perle ...karena na ladom ibu na yang hana muphom ...na yang long bi pengertian dari long..enteuk gejelaskan le ureung nyan Perlu ....karena ada sebagian ibu bila dijelaskan tidak mengerti ...jadi bisa dijelaskan kembali oleh tim monitoring Peneliti : Oya jadi bagaimanakah tehnik supervisi yang sudah dilakukan ketika ibu melakukan KN ....Kkiban trouk ureung nyanyang supervisi keudeuh u desa ...kiban cara ge yak supervisi droneuh
158
Oya jadi bagaimanakah tehnik supervisi yang sudah
dilakukan ketika ibu melakukan KN ...bagaimana datang tim supervisi ke
desa...gimana cara supervisinya
Informan Utama 2 : Eee..Yaitu melihat geu ee yang long pubut ee enteuk ge ceklis...na pen ceklis dro geuh menan Eee...yaitu melihat apa yang saya kerjakan dengan melihat ceklis yang dibawanya Peneliti : Oke...ee....kira-kira na saran laen....
Oke..ee...kira-kira ada saran yang lain
Informan Utama 2 : Saran ..ee....lage untuk monitoring beusereng-
serenglah gejak Saran...ee...seperti untuk monitoring harus lebih sering datang
Peneliti : Bagaimana hubungan kerjasama ibu dengan lintas
program atau lintas sektoral dan dalam bentuk bagaimana kerjasamanya
Informan Utama 2 : Kadang-kadang ada,,,kadang tidak...tergantung
kondisi, kalo saya merasa bisa sendiri....saya lakukan sendiri saja
Peneliti : Oke ...terima kasih bu ayu...mungkin sekian saja
wawancara kita...Assalammualaikum......
Informan Utama 2 : Waalaikum salam.......
INFORMAN TAMBAHAN 1
Nama : Helliza
Umur : 32 Thn
Pekerjaan : Ibu RT
Alamat : Desa Pulo Gisa
159
HASIL WAWANCARA
Peneliti : Assalammualaikum
Informan Tambahan 1 : Waalaikum salam
Peneliti : ibuk..eee...long Desi Ariyanti.Jadi na perle bacut ngeun ibuk,ibuk na wate siat Ibu..eee...saya Desi Ariyanti,jadi ada keperluan sedikit dengan ibu,apa ibu punya waktu sebentar Informan Tambahan 1 : ooo..juet kak jeut buk
Ooo..iya kak iya bu
Peneliti : Long buk ken mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan,jadi nyo buk ken long neuk peugeut penelitian,ee..dengan judul “ Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus ”, ee...jadi ee... nan ibuk so Saya kan bu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Insitut Kesehatan Helvetia Medan, Jadi ini kan bu saya mau buat penelitian,ee..dengan judul “ Faktor Penetu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus ”,ee..jadi ee...nama ibu siapa Informan Tambahan 1 : Helliza
Peneliti : ee nan yah aneuk mit
Ee nama ayahnya
Informan Tambahan 1 : Fandi
Peneliti : Ee..aneuk mit
Ee..nama anak
Informan Tambahan 1 : Aura
Peneliti : Ee....jenis kelamin
Informan Tambahan 1 : Perempuan
Peneliti : Buk ....pu tamat jak sikula
Ibu tamat sekolah apa
Informan Tambahan 1 : SMA
Penulis : Ee...Ayah pu tamat
Ee....Ayah tamat apa
Informan Tambahan 1 : SMP
Penulis : Ee...Alamat nyo,alamat tinggal
Ee...Alamat ini,alamat tinggal
160
Informan Tambahan 1 : Pulo Gisa
Penulis : Pekerjaan droneuh ibu
Pekerjaan ibu
Informan Tambahan 1 : Ibu rumah tangga
Penulis : Kalo ayah
Informan Tambahan 1 : Tani
Penulis : Nyo siadek pat lahe
Ini siadek dimana lahir
Informan Tambahan 1 : Bak ibu bidan
Tempat ibu bidan
Penulis : Ee...pu tanggai lahe
Ee...berapa tanggal lahir
Informan Tambahan 1 : Tanggal 8 bulan 9
Penulis : Padub berat badan wate lahe
Berapa beratbadan lahir
Informan Tambahan 1 : 3 kg
Penulis : Ee...Padub usia kehamilan ibu wate melahirkan
Ee...berapa usia kehamilan ibu wate melahirkan
Informan Tambahan 1 : Ee... kawate melahirkan long wate nyan
Ee...sudah waktunya melahirkan
Penulis : Jadi nyo buk kenna padub boh yang perle long tanyeung berhubungan dengan ibuk bidan ken...ee...jadi ee...”apakah ibu bidan ada mengunjungi ibu dan bayi setelah melahirkan ” ,puna trouk bidan wate ibu kaleuh melahirkan Jadi ini kan bu,ada beberapa pertanyaan yang akan saya tanyakan sehubungan dengan ibu bidan..ee..jadi ee.. apakah ibu bidan ada mengunjungi ibu dan bayi setelah melahirkan. Informan Tambahan 1 : Na gejak na gejak meu lhee geu
Apa ada datang tiga kali
Penulis : Pajan –pajan manteung gejak ibu bidan bak droneuh Kapan saja ibu bidan datang mengunjungi ibu
Informan Tambahan 1 : Uro keu lhee nagejak uronyan,kemudian sige minggu kemudian na gejak lom, lheuh nyan ka dua ge minggu gejak lom
161
Hari ke tiga,setelah itu satu minggu kemudian ada datang lagi setelah 2 minggu kemudian datang lagi Penulis : Berarti selama sibuleuen padub ge na gejak Berarti selama sebulan berapa kali ada datang
Informan Tambahan 1 : Sibuleun na peut ge,sebab long melahirkan awai buleun uronyan Sebulan ada 4 x karena saya melahirkan diawal
bulan
Penulis : Jadi wate gejakbidannya urumoh ee....,pu atra yang gelakukan, puna gebi penyulyhan ataupun puna geperuno droneuh Jadi waktu bidan kerumah ee..apa saj yang dilakukannya,apa ada memberikan penyuluhan atau apasaja yang diajarkan Informan Tambahan 1 : Na gepereksa long kemudian geperiksa sibayi ee...kemudian gepegah long geyu bie asi exclusiv sampe 6 buleun Ada memeriksa saya dan bayi saya ee...kemudian dibilang disuruh berikan bayi asi exclusiv sampe 6 bulan Penulis : Laen,tentang sinyak puna gepegah
Lain,tentang bayi apa saja
Informan Tambahan 1 : Ee... geyu kaleuen sinyak meuseu memang na yang hi bermasalah geyu lapor bak gob nyan Ee... disuruh liat bayi klo ada yang bermasalah
disuruh lapor sama bidan
Penulis : Yang laen lom
Yang laen lagi
Informan Tambahan 1 : Nyona mirah-mirah tanda-tanda bahaya geyu lapor bak bidan Klo ada merah-merah tanda bahaya disuruh lapor sama bidan, Klo ada merah-merah tanda-tanda bahaya disuruh
lapor sama bidan
Penulis : jadi wate trouk selain gebi penyuluhan,pujih manteung yang dilakukan bak sinyak droneuh Jadi waktu datang selain diberikan penyuluhan,apa saja yang dilakukan sama bayi Informan Tambahan 1 : Nagetimang,long kaleun na gepuduk diyub getiek jih na ge uko aleuh na suum aso gepegah,long pegah hana,kemudian na gekaleun talo pusat ate golom rheut talo pusat,kemudian geu ee puna jiek manyang dada Ada ditimbang,saya liat ada diletakkan sesuatu dibawah ketiak ,kemudian ada dilihat tali pusat sebelum jatuh,kemudian dilihat dada bayi
162
Penulis : Berartina gepereksa le buk bidan,ee..na geba alat-alat le buk bidan nyan Berarti ada diperiksa oleh bu bidan,ee..ada
membawa alat-alatnya
Informan Tambahan 1 : Na
Ada
Penulis : Nagepubut nyo
Ada dikerjakan ya
Informan Tambahan 1 : Na
Ada
Penulis : Ee... mgken nyan manteung yang ee...mpuna kira-kira saran yang dari ibu ataupun keluhan karena meusee kagejak na mengganggu neuh Informan Tambahan 1 : Hai ube-ube kagejak nyo,hana mengganggu long
Penulis : Puna keuntungan wate gejak ibubidan bidannyan bak droneuh dan aneuk bayi Apa saja keuntumgan waktu ibu bidan datang kerumah bagi ibu dan bayi Informan Tambahan 1 : Untung sit hai kadang ilong long periksa, nagejak meueu le gobyan,adak treb-treb sige gejak nagepuruno long ciban cara long bie ieke sinyak Untung juga kadang saya tidak memeriksa,ada datang diperiksa sama bidan ada diajarkan cara memberikan asipada bayi Peneliti : Kakeuh jeut menan buk,terima kasih untuk ee...wate
droneuh,kamo lake izin buk,assalammualakum......
Informan Tambahan 1 : waalaikum salam sama-sama
163
INFORMAN TAMBAHAN 2
Nama : Asmita
Umur : 38 Thn
Pekerjaan : Ibu RT
Alamat : Desa Keude Lapang
HASIL WAWANCARA
Penulis : Assalamualaikum
Informan tambahan 2 : Waalaikum salam
Penulis : Ibuk long Desi Ariyanti, mahasisiwi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Halvetia Medan, jadi long lake wate bak ibu siat untuk wawancara tentang penelitian long dengan judul “Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus ” Ibu saya Desi Ariyanti, mahasisiwi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Halvetia Medan, jadi long lake wate bak ibu siat untuk wawancara tentang penelitian long dengan judul “Faktor Penentu Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Neonatus ” Informan tambahan 2 : Geut bu, na wate long
Iya bu, saya ada waktu
Penulis : Makasih bu....Nyo phon tamulai dengan identitas ibu So nan ibu Terima kasih bu...ini kita mulai dengan identitas ibu Nama ibu siapa
Informan tambahan 2 : Asmita
Peneliti : Nan suami ibu Nama suami ibu
Informan tambahan 2 : Turmizi
Peneliti : Nan aneuk mit
Nama anak
Informan tambahan 2 : Haris
Peneliti : Jenis Kelamin
Informan tambahan 2 : Laki-laki
Peneliti : ibuk pu tamat sikula
164
Ibu tamat sekolah apa
Informan tambahan 2 : SMA
Peneliti : ee...suami pu tamat sikula
ee...suami tamat sekolah apa
Informan tambahan 2 : SMA
Penulis : Alamat tinggal
Informan tambahan 2 : Desa keude lapang
Penulis : Pekerjaan ibu
Informan tambahan 2 : Ibu rumah tangga
Penulis : Kerja Suami ibu
Informan tambahan 2 : Tani
Penulis : Si adek pat lahe
Si adek lahir dimana
Informan tambahan 2 : bak ibu bidan
Sama ibu bidan
Peneliti : ee...pu tanggai lahe si adek
ee...tanggal berapa tanggal lahir siadek
Informan tambahan 2 : tgl 10-9-2018
Peneliti : Padub kg berat badan wate lahe
Berapa kg berat badan lahir
Informan tambahan 2 : 2.8 kg
Peneliti : ee...padub usia kehamilan wate melahirkan
ee..Berapa usia kehamilan ibu waktu melahirkan
Informan tambahan 2 : 9 bln
Peneliti : Ee...puna gejak bidan u rumoh wate lheuh melahirkan Ee...Apakah ibu bidan ada mengunjungi ibu dan bayi setelah lahir Informan tambahan 2 : Na gejak
Ada datang
Peneliti : Pajan manteung ee...bu bidan gejak Kapan saja ee....bu bidan datang berkunjung Informan tambahan 2 : ee....ee...padub roh...Na megejak lhee ge sibuleun
165
ee...ee... berapa ya... Ada datang 3x dalam sebulan
Peneliti : kira-kira..ee...Puna gepegah le bu bidan wate gejak
Kira-kira...ee...Apa saja yang dibuat oleh bu bidan
Informan tambahan 2 : pu roh...ee...Gejak kaleun sinyak, getanyeung puna saket,puna sereng jiklik Apa ya..ee..Melihat-lihat bayi,ditanya apa ada sakit,apa ada bayi sering nangis Peneliti : Yang laen puna lom gepubut Yang laen apa lagi yang dilakukan
Informan tambahan 2 : menyo sinyak saket geyu lapor bak bu bidan kemudian ge paso buku pink Klo siadek sakit disuruh lapor sama bu bidan kemudian mengisi buku KIA Peneliti : Ee...selain nyan ...ee..., pulom yang dilakukan Ee...selain itu...ee....,apa lagi yang dilakukan
Informan tambahan 2 : Ee...Hana sapu le Ee....gak ada apa-apa lagi
Peneliti : menyo menan kakeuh terima kasih bu beh,long lake izin,Assalammualaikum Kalo demikian long ucapkan terima kasih bu, kami minta izin y bu Informan tambahan 2 : Geut bu sama-sama, waalakum salam
Ya bu sama-sama, waalakum salam
166
INFORMAN TAMBAHAN 3
Nama : Timasyithah,S.SIT
Umur : 40 Thn
Jabatan : Bidan Koordinator Puskesmas Gandapura
Alamat : Desa Keude Lapang
HASIL WAWANCARA
Peneliti : Assalammualaikum bu
Informan tambahan 3 : Waalaikum salam
Peneliti : Bu...saya Desi saya Desi Ariyanti mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut kesehatan Halvetia Medan, jadi saya ingin ibu sejenak untuk wawancara ... eee....tentang pelayanan neonatus di puskesmas Gandapura.Disini karena saya sedang melakukan penelitian tentang Faktor penentu kinerja bidan dalam pelayanan neonatus ,apa ibu punya waktu sebentar Informan tambahan 3 : Iya bu desi....boleh
Peneliti : Ee...baiklah sekarang kita akan mulai wawancaranya
dengan identitas, Nama ibu....
Informan tambahan 3 : Timasyithah,SSIT
Peneliti : Berapa Nip
Informan tambahan 3 : 19770803 19906 2 001
Peneliti : Apa Pangkat/Gol ibu sekarang
Informan tambahan 3 : Eee...Penata TK I / III/d
Peneliti : Jabatan ibu
Informan tambahan 3 : Bidan Koordinator
Peneliti : Alamat
Informan tambahan 3 : Desa Keude Lapang,kec Gandapura, Kab Bireuen
Peneliti : Pendidikan terakhir ibu
Informan tambahan 3 : D4 Kebidanan
Peneliti : Pekerjaan ibu
Informan tambahan 3 : PNS
167
Peneliti : Masa kerja sudah berapa tahun bu
Informan tambahan 3 : Eee... berapa ya..ee...23 tahun
Peneliti : Eee...sekarang kita akan ketopik wawancara bu ya
Informan tambahan 3 : Iya bu Desi
Peneliti : Eee....Apakah ibu pernah melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap bidan
Informan tambahan 3 : Pernah....
Peneliti : Eee...monev apa yang ibu lakukan dan ee...berapa
kali dalam sebulan
Informan tambahan 3 : Eee...macam-macam monev....
Peneliti : Ee... apa bisa ee...ibu sebutkan contohnya...
Informan tambahan 3 : Iya...ee...monev kinerja bides sepeti monev kinerja
bidan dalam pelaksanaan ANC terpadu,...ee....monev fasilitas kesehatan yang
standar.... ee...dll
Peneliti : Apa ibu eee...juga melakukan monev kinerja
bidan...eee.....dalam pelayanan neonatus atau KN.....
Informan tambahan 3 : iya bu desi.....
Peneliti : Eee...Berapa kali sebulan dan ....ee...bagaimana tehnik yang ibu lakukan Informan tambahan 3 : Tergantung dari.... ee...perencanaan kegiatan bulanan...4x dalam sebulan...itu tidak untuk bidan yang sama..eee...kadang-kadang bila ada kasus pada bayi...eee...saya langsung melihatnya ke desa.... Peneliti : Eee...tehniknya bu bagaimana...ee...bisa ibu tolong
jelaskan....
Informan tambahan 3 : Oya..ee...kalo tehniknya ee.. saya membawa ceklis MTBS-M berupa blangko untuk melihat ee...apa yang dilakukan bidan dalam melakukan pelayanan neonatus..eee..apakah sesuai dengan standar yang ada dalam ceklis tersebut..... Peneliti : Bagaimana kira-kira hasilnya bu.....
Informan tambahan 3 : Eee......ee...ada yang sesuai ee...ada yang belum sesuai dengan standar Peneliti : Kenepa ibu bisa mengatakan ee.....ada yang sesuai dan tidak sesuai dengan standar.... hanya dengan melihat ceklist tersebut... Informan tambahan 3 : Eeee....apa yang ada ee....didalam ceklisMTBS-M ...merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan bidan ee...dalam memberikan pelayanan....bila tidak sesuai dengan langkah yang
168
ada..ee....dilakukan..ee....berarti tidak sesuai...karena itu adalah standar yang sudah baku dalam melakukan ee....pelayanan neonatus.... Peneliti : Oooo....gitu ya bu.....iya...ya...ya....,bu dari sekian banyak bidan yang ada ee...kira-kira...berapa orang ee...yang standar atau...tidak Informan tambahan 3 : iya bu desi...ee...gimana ya ...hehe....saya gak bisa bilang pastinya berapa....tapi..ee... kalo kita tanya hampir semua tahu sih....pas kita suruh lakukan tindakannyamasih banyak ...eee... yang tidak berurutan dan tidak lengkap baik dalam ..eee...memulai persiapan alatee... dan menyebutkan langkah-langkahnya... eee..gitulah bu desi..... Peneliti : Oooo....gitu ya bu...eee...apa mereka semua mempunyai sarana dan prasarana dalam melakukan KN seperti apa bu ...dan...ee...apa masih dalam kondisi bagus. Informan tambahan 3 : Eee... mereka punya..ee..seperti...timbangan kecil...temperatur...ee...pita metlin...ee...ari timer dll...tapi ada yang masih bagus dan ada yang sudah rusak Peneliti : Iya bu....ee...ee...oya bu...kalo masalah jadwalnya...apa mereka melakukan KN sesuai dengan jadwalnya........ Informan tambahan 3 : iya...sesuai dengan jadwal kunjungannya....
Peneliti : Eee...Kalo masalh capaian target..ee.. gimana bu,apa tercapai tiap tahunnya Informan tambahan 3 : Kalo masalah targetnya tercapai selalu untuk KN 1
dan KN 2...juga KN 3 mencapai 90%
Peneliti : Kok bisa gitu ya bu.......kira-kira kenapa ya bu...
Informan tambahan 3 : Eee...eee...mungkin bidan mengira kalo KN 3 tidak
begitu penting ...karena pada KN 1 dan 2 bayi sehat-sehat saja
Peneliti : Jadi...ee... bagaimana solusinya untuk itu ...
Informan tambahan 3 : Untuk sekarang ini ee...kami selalu meSmantau kinerja bidan..eee... untuk tiap bulannya melaluiee...e laporan dan..... memaparkan hasilnya pada ee....lokakarya mini bulanan puskesmas ee...dan disitu dapat kita mencari..ee... penyelesaiannya sesuai ee...permasalahan masing-masing desa.... Peneliti : Baiklah bu...kira-kira eee...bila bidan belum standar dalam melakukan pelayanan neonatus....eee...apa yang akan ibu ...lakukan..... Informan tambahan 3 : Ee.... bila mereka belum melakukan dengan standar MTBS-M,...maka bidan tersebut..ee...akan kami latih kembali dipuskesmas..ee...bagi yang belum mengikuti ee...pelatihan akan...ee...kami rencanakan untuk mengikuti pelatihan tersebut..... Peneliti : Bagaimana hubungan kerjasama bidan dengan lintas
program dan lintas sektoral
Informan tambahan 3 : Kalau kerjasama selalu ada ...tergantung juga sibidannya....bila mereka anggap perlu mereka lakukan komunikasi dan koordinasi tentang kegiatannya
169
Peneliti : Ooo iya bu....mungkin hanya sekian dulu wawancara
kita,terima kasih untuk waktunya, Assalammualaikum.....
Informan tambahan 3 : Sama-sama...waalaikum salam
175
MASTER TABEL
UJI VALIDITAS
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 TOAL_KKP1 KP2 KP3OTAL_KKW1 KW2 KW3 TOTAL_KW EB1 EB2 EB3 EB4 EB5 EB6 EB7 TOTAL_EB KS1 KS2 KS3OTAL_KKER1KER2 TOTAL_KER KB1 KB2 KB3 KB4 KB5 KB6 KB7 TOTAL_KB
1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 1 1 0 2 1 1 0 2 0 0 1 0 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 2 0 0 1 0 0 1 1 32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 0 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 63 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 7 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 3 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 55 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 6 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 2 1 1 0 2 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 1 1 2 1 1 1 3 1 0 0 1 1 1 0 4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 37 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 0 0 1 1 1 0 1 2 1 0 1 1 1 0 0 4 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 28 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 0 0 1 5
10 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 6 0 1 0 1 1 1 0 2 0 1 1 0 1 1 0 4 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 411 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 212 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 8 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 213 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 6 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 714 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 615 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7
KETERANGAN:1= BENAR0= SALAH
KODEKUALITAS PELAYANAN ANTITAS PELAYAN KETEPATAN WAKTU EFEKTIVITAS BIAYA EBUTUHAN SUPERV KERJASAMA KINERJA BIDAN
176
HASIL OUT PUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUALITAS PELAYANAN Correlations
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k7 k8 k9 k10 k11 k12 k13
total_p
k1 Pearson Correlation
1 ,400 .756** .555* .707*
* .533* ,472 .756** ,354 ,400 .555* ,354 .756** .769**
Sig. (2-tailed) ,140 ,001 ,032 ,003 ,041 ,075 ,001 ,196 ,140 ,032 ,196 ,001 ,001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k2 Pearson Correlation
,400 1 .756** .555* ,354 .533* .756** ,472 ,354 1.000*
* .555* ,354 .756** .801**
Sig. (2-tailed) ,140 ,001 ,032 ,196 ,041 ,001 ,075 ,196 ,000 ,032 ,196 ,001 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k3 Pearson Correlation
.756*
* .756** 1 ,419 .535* .645*
* .732** .732** .535* .756** ,419 .535* 1.000*
* .909**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,120 ,040 ,009 ,002 ,002 ,040 ,001 ,120 ,040 ,000 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k4 Pearson Correlation
.555* .555* ,419 1 .784*
* .650*
* ,419 ,419 ,294 .555* 1.000*
* ,294 ,419 .711**
Sig. (2-tailed) ,032 ,032 ,120 ,001 ,009 ,120 ,120 ,287 ,032 ,000 ,287 ,120 ,003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k5 Pearson Correlation
.707*
* ,354 .535* .784** 1 ,452 ,200 .535* .583* ,354 .784** .583* .535* .718**
Sig. (2-tailed) ,003 ,196 ,040 ,001 ,091 ,474 ,040 ,022 ,196 ,001 ,022 ,040 ,003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k6 Pearson Correlation
.533* .533* .645** .650** ,452 1 .645** .645** ,452 .533* .650** ,452 .645** .786**
Sig. (2-tailed) ,041 ,041 ,009 ,009 ,091 ,009 ,009 ,091 ,041 ,009 ,091 ,009 ,001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
177
k7 Pearson Correlation
,472 .756** .732** ,419 ,200 .645*
* 1 ,464 ,200 .756** ,419 ,200 .732** .727**
Sig. (2-tailed) ,075 ,001 ,002 ,120 ,474 ,009 ,081 ,474 ,001 ,120 ,474 ,002 ,002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k8 Pearson Correlation
.756*
* ,472 .732** ,419 .535* .645*
* ,464 1 .535* ,472 ,419 .535* .732** .787**
Sig. (2-tailed) ,001 ,075 ,002 ,120 ,040 ,009 ,081 ,040 ,075 ,120 ,040 ,002 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k9 Pearson Correlation
,354 ,354 .535* ,294 .583* ,452 ,200 .535* 1 ,354 ,294 1.000*
* .535* .642**
Sig. (2-tailed) ,196 ,196 ,040 ,287 ,022 ,091 ,474 ,040 ,196 ,287 ,000 ,040 ,010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k10 Pearson Correlation
,400 1.000*
* .756** .555* ,354 .533* .756** ,472 ,354 1 .555* ,354 .756** .801**
Sig. (2-tailed) ,140 ,000 ,001 ,032 ,196 ,041 ,001 ,075 ,196 ,032 ,196 ,001 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k11 Pearson Correlation
.555* .555* ,419 1.000*
* .784*
* .650*
* ,419 ,419 ,294 .555* 1 ,294 ,419 .711**
Sig. (2-tailed) ,032 ,032 ,120 ,000 ,001 ,009 ,120 ,120 ,287 ,032 ,287 ,120 ,003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k12 Pearson Correlation
,354 ,354 .535* ,294 .583* ,452 ,200 .535* 1.000*
* ,354 ,294 1 .535* .642**
Sig. (2-tailed) ,196 ,196 ,040 ,287 ,022 ,091 ,474 ,040 ,000 ,196 ,287 ,040 ,010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
k13 Pearson Correlation
.756*
* .756** 1.000*
* ,419 .535* .645*
* .732** .732** .535* .756** ,419 .535* 1 .909**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,120 ,040 ,009 ,002 ,002 ,040 ,001 ,120 ,040 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
total_ Pearson .769* .801** .909** .711** .718* .786* .727** .787** .642** .801** .711** .642** .909** 1
178
p Correlation * * *
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,003 ,003 ,001 ,002 ,000 ,010 ,000 ,003 ,010 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Reliability
Case Processing Summary
N % Cases Valid 15 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 15 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,940 13
179
Correlations kp1 kp2 kp3 total_kp Reliability Statistics
kp1 Pearson Correlation 1 ,262 ,339 .738** Cronbach's
Alpha
N of Item
s Sig. (2-tailed) ,346 ,216 ,002 ,579 3 N 15 15 15 15
kp2 Pearson Correlation ,262 1 ,342 .700** Sig. (2-tailed) ,346 ,211 ,004 N 15 15 15 15
kp3 Pearson Correlation ,339 ,342 1 .771** Sig. (2-tailed) ,216 ,211 ,001 N 15 15 15 15
total_kp Pearson Correlation .738** .700** .771** 1 Sig. (2-tailed) ,002 ,004 ,001 N 15 15 15 15
Reliability Case Processing Summary
N % Cases Valid 15 100,0
Excludeda 0 ,0 Total 15 100,0
180
Correlations kw1 kw2 kw3 total_kw Reliability
kw1 Pearson Correlation
1 ,075 .535* .702** Case Processing Summary
Sig. (2-tailed)
,789 ,040 ,004
N %
N 15 15 15 15 Cases Valid 15 100,0 kw2 Pearson
Correlation ,075 1 ,342 .645** Exclude
da 0 ,0
Sig. (2-tailed)
,789
,211 ,009 Total 15 100,0
N 15 15 15 15 kw3 Pearson
Correlation .535* ,342 1 .866** Reliability
Statistics Sig. (2-tailed)
,040 ,211
,000 Cronbach's Alpha
N of Items
N 15 15 15 15 ,589 3 total_kw Pearson
Correlation .702** .645** .866** 1
Sig. (2-tailed)
,004 ,009 ,000
N 15 15 15 15
181
Correlations
ks1 ks2 ks3 total_ks ks1 Pearson Correlation 1 ,491 ,218 .745**
Sig. (2-tailed) ,063 ,435 ,001
N 15 15 15 15
ks2 Pearson Correlation ,491 1 ,444 .839**
Sig. (2-tailed) ,063 ,097 ,000
N 15 15 15 15
ks3 Pearson Correlation ,218 ,444 1 .719**
Sig. (2-tailed) ,435 ,097 ,003
N 15 15 15 15
total_ks Pearson Correlation .745** .839** .719** 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,003
N 15 15 15 15
Reliability Case Processing Summary
N % Reliability Statistics Cases Valid 15 100,0 Cronbach's
Alpha N of Items Excludeda 0 ,0 ,652 3
Total 15 100,0
182
Correlations
kb1 kb2 kb3 kb4 kb5 kb6 kb7 total_kbkb1 Pearson
Correlation 1 ,327 ,342 .607* ,367 ,071 .535* .715**
Sig. (2-tailed) ,234 ,211 ,016 ,179 ,800 ,040 ,003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 kb2 Pearson
Correlation ,327 1 ,123 ,491 ,320 ,218 .612* .680**
Sig. (2-tailed) ,234 ,662 ,063 ,245 ,435 ,015 ,005 N 15 15 15 15 15 15 15 15
kb3 Pearson Correlation
,342 ,123 1 .564* ,237 .564* ,075 .647**
Sig. (2-tailed) ,211 ,662 ,029 ,396 ,029 ,789 ,009 N 15 15 15 15 15 15 15 15
kb4 Pearson Correlation
.607* ,491 .564* 1 ,419 ,196 ,134 .762**
Sig. (2-tailed) ,016 ,063 ,029 ,120 ,483 ,635 ,001 N 15 15 15 15 15 15 15 15
kb5 Pearson Correlation
,367 ,320 ,237 ,419 1 ,419 ,196 .616*
Sig. (2-tailed) ,179 ,245 ,396 ,120 ,120 ,484 ,015 N 15 15 15 15 15 15 15 15
kb6 Pearson Correlation
,071 ,218 .564* ,196 ,419 1 ,134 .569*
183
Sig. (2-tailed) ,800 ,435 ,029 ,483 ,120 ,635 ,027 N 15 15 15 15 15 15 15 15
kb7 Pearson Correlation
.535* .612* ,075 ,134 ,196 ,134 1 .577*
Sig. (2-tailed) ,040 ,015 ,789 ,635 ,484 ,635 ,024 N 15 15 15 15 15 15 15 15
total_kb Pearson Correlation
.715** .680** .647** .762** .616* .569* .577* 1
Sig. (2-tailed) ,003 ,005 ,009 ,001 ,015 ,027 ,024 N 15 15 15 15 15 15 15 15
Reliability Case Processing Summary
N % Cases Valid 15 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 15 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items ,774 7
184
FAKTOR PENENTU KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS DI PUSKESMAS GANDAPURA KABUPATEN BIREUE
KODE
UMUR PANGKAT/G
OL MASA KERJA PELATIH
AN STAT
US
KUALITAS PELAYANAN KUANTITAS PELAYANA
K.UMUR
K.PANGKAT KAT.MASA.KE
R K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
K11
K12
K13
TOT
KAT.K
KP1
KP2
KP3
TOT
KAK
1 33 2 IIC 2 2 1 YA 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 2 0 1 1 2
2 48 3 IIC 2 8 2 YA 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 0 2
3 29 2 IIC 2 7 2 YA 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2 1 1 1 3
4 32 2 IIC 2 7 2 TIDAK 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 6 1 1 1 1 3
5 39 3 IIIB 2 10 2 TIDAK 2 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 2 1 1 1 3
6 38 3 IIIB 2 10 2 TIDAK 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 1 0 1
7 38 3 IIIB 2 10 2 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 6 1 0 1 0 1
8 34 2 IIIB 2 10 2 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 1 0 0 1 1
9 33 2 IIC 2 2 1 TIDAK 2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6 1 1 1 1 3
10 40 3 IIIC 2 4 1 TIDAK 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 0 1 0 1
11 29 2 IIC 2 5 1 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 0 1 0 1
12 30 2 IIC 2 4 1 TIDAK 2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 5 1 1 1 1 3
13 29 2 MAGA
NG 1 1 1 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 1 1 1 3
14 29 2 IIC 2 6 2 YA 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 1 0 1 0 1
15 28 2 MAGA
NG 1 1 2 TIDAK 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 6 1 0 1 0 1
16 33 2 IIC 2 10 2 TIDAK 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10 2 0 0 1 3
185
17 28 2 MAGA
NG 1 1 1 TIDAK 2 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 6 1 0 1 0 1
18 25 2 MAGA
NG 1 1 1 YA 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5 1 0 1 1 2
19 33 2 IIC 2 9 2 TIDAK 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 2 1 1 1 3
20 33 2 IIC 2 2 1 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 1 0 1 1 2
21 29 2 MAGA
NG 1 1 1 TIDAK 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 1 0 1 0 1
22 28 2 IIC 2 5 1 YA 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 2 1 1 1 3
23 29 2 IIC 2 6 2 TIDAK 2 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 7 2 1 1 1 3
24 37 3 IIIB 2 10 2 YA 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 3
25 34 2 IIC 2 7 2 YA 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 0 1 0 1
26 30 2 IIC 2 5 1 YA 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 3
27 29 2 IIB 2 7 2 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 2 0 0 1 1
28 43 3 IIIB 2 10 2 YA 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 2 0 0 0 1
29 35 2 IIIC 2 8 1 YA 2 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 6 1 0 0 1 1
30 29 2 IIC 2 6 2 YA 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 10 2 0 1 0 1
31 35 2 IIIC 2 6 2 TIDAK 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 5 1 0 1 0 1
32 33 2 IIIC 2 5 1 YA 2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 2 0 1 0 1 KET:
K.UMUR: K.PANGKAT:
KAT.MASA.KER STATUS:
KAT K:
KAT KP: KAT K
1.<20 TAHUN
1. TIDAK ADA
1. BELUM LAMA
1.BELUM KAWIN
1. TIDAK STANDAR (<7)
1. TIDAK TERCAPAI (<2)
1. TIDA(<2)
2. 20-35 TAHUN 2. ADA
2. LAMA
2. KAWIN
2.STANDAR (>7) 2. TERCAPAI (>2) 2. TEPA
186
HASIL OUT PUT PENELITIAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
KAT.UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-35 TAHUN
25 78.1 78.1 78.1
> 35 TAHUN 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
PANGKAT
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK ADA 5 15.6 15.6 15.6
ADA 27 84.4 84.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
KAT.M.KERJA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid KURANG LAMA
14 43.8 43.8 43.8
LAMA 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
STATUS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BELUM MENIKAH
5 15.6 15.6 15.6
MENIKAH 27 84.4 84.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
187
ANALISIS UNIVARIAT
KAT.K (KUALITAS PELAYANAN)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK STANDAR
18 56.3 56.3 56.3
STANDAR 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
KAT_KP (KUANTITAS PELAYANAN)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK TERCAPAI
15 46.9 46.9 46.9
TERCAPAI 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
KAT.KW (KETEPATAN WAKTU)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK TEPAT 13 40.6 40.6 40.6
TEPAT 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
KAT.EB (EFEKTIVITAS BIAYA)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK TERPENUHI
18 56.2 56.2 56.2
TERPENUHI 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
188
KAT.KS (KEBUTUHAN AKAN SUPERVISI)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK 17 53.1 53.1 53.1
ADA 15 46.9 46.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
KAT.KER (PENGARUH HUBUNGAN INTERPERSONAL)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK MAMPU
19 59.4 59.4 59.4
MAMPU 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
KAT.KB (KINERJA BIDAN)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TIDAK BAIK 18 56.2 56.2 56.2
BAIK 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
ANALISIS BIVARIAT
Crosstab KUALITAS PELAYANAN. KINERJA BIDAN
KAT.KB
Total TIDAK
BAIK BAIK
KAT.K TIDAK STANDAR
Count 15 3 18
Expected Count 10.1 7.9 18.0
% within KAT.K1
83.3% 16.7% 100.0%
% within KAT.KB
83.3% 21.4% 56.3%
% of Total 46.9% 9.4% 56.3%
STANDAR Count 3 11 14
Expected Count 7.9 6.1 14.0
189
% within KAT.K1
21.4% 78.6% 100.0%
% within KAT.KB
16.7% 78.6% 43.8%
% of Total 9.4% 34.4% 43.8%
Total Count 18 14 32
Expected Count 18.0 14.0 32.0
% within KAT.K1
56.3% 43.8% 100.0%
% within KAT.KB
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.3% 43.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.263a 1 .000
Continuity Correctionb 9.877 1 .002
Likelihood Ratio 13.092 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association
11.880 1 .001
N of Valid Cases 32
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.13.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KAT.K (TIDAK STANDAR / STANDAR)
18.333 3.094 108.650
For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK
3.889 1.397 10.829
For cohort KAT.KB = BAIK
.212 .073 .618
N of Valid Cases 32
190
Crosstab KUANTITAS PELAYANAN. KINERJA BIDAN
KAT_KP * KAT.KB Crosstabulation
KAT.KB
Total TIDAK
BAIK BAIK
KAT_KP
TIDAK TERCAPAI
Count 11 4 15
Expected Count 8.4 6.6 15.0
% within KAT_KP
73.3% 26.7% 100.0%
% within KAT.KB
61.1% 28.6% 46.9%
% of Total 34.4% 12.5% 46.9%
TERCAPAI Count 7 10 17
Expected Count 9.6 7.4 17.0
% within KAT_KP
41.2% 58.8% 100.0%
% within KAT.KB
38.9% 71.4% 53.1%
% of Total 21.9% 31.3% 53.1%
Total Count 18 14 32
Expected Count 18.0 14.0 32.0
% within KAT_KP
56.3% 43.8% 100.0%
% within KAT.KB
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.3% 43.8% 100.0%
191
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.348a 1 .067
Continuity Correctionb 2.169 1 .141
Likelihood Ratio 3.428 1 .064
Fisher's Exact Test .087 .070
Linear-by-Linear Association
3.244 1 .072
N of Valid Cases 32
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.56.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KAT_KP (TIDAK
TERCAPAI / TERCAPAI)
3.929 .879 17.563
For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK
1.781 .934 3.394
For cohort KAT.KB = BAIK
.453 .179 1.147
N of Valid Cases 32
192
Crosstab KETEPATAN WAKTU.KINERJA BIDAN
KAT.KB
Total TIDAK
BAIK BAIK
KAT.KW
TIDAK TEPAT
Count 10 3 13
Expected Count 7.3 5.7 13.0
% within KAT.KW
76.9% 23.1% 100.0%
% within KAT.KB
55.6% 21.4% 40.6%
% of Total 31.3% 9.4% 40.6%
TEPAT Count 8 11 19
Expected Count 10.7 8.3 19.0
% within KAT.KW
42.1% 57.9% 100.0%
% within KAT.KB
44.4% 78.6% 59.4%
% of Total 25.0% 34.4% 59.4%
Total Count 18 14 32
Expected Count 18.0 14.0 32.0
% within KAT.KW
56.3% 43.8% 100.0%
% within KAT.KB
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.3% 43.8% 100.0%
193
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.802a 1 .051
Continuity Correctionb 2.519 1 .112
Likelihood Ratio 3.951 1 .047
Fisher's Exact Test .075 .055
Linear-by-Linear Association
3.684 1 .055
N of Valid Cases 32
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.69.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KAT.KW (TIDAK TEPAT / TEPAT)
4.583 .945 22.235
For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK
1.827 .997 3.347
For cohort KAT.KB = BAIK
.399 .138 1.155
N of Valid Cases 32
Crosstabulation EFEKTIVITAS BIAYA.KINERJA BIDAN
KAT.KB
Total TIDAK
BAIK BAIK
KAT.EB
TIDAK TERPENUHI
Count 14 4 18
Expected Count 10.1 7.9 18.0
% within KAT.EB
77.8% 22.2% 100.0%
% within KAT.KB
77.8% 28.6% 56.3%
% of Total 43.75% 12.5% 56.25%
194
TERPENUHI Count 4 10 14
Expected Count 7.9 6.1 14.0
% within KAT.EB
28.6% 71.4% 100.0%
% within KAT.KB
22.2% 71.4% 43.8%
% of Total 12.5% 31.25% 43.75%
Total Count 18 14 32
Expected Count 18.0 14.0 32.0
% within KAT.EB
56.3% 43.8% 100.0%
% within KAT.KB
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.25% 43.75% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.748a 1 .005
Continuity Correctionb 5.878 1 .015
Likelihood Ratio 8.039 1 .005
Fisher's Exact Test .011 .007
Linear-by-Linear Association
7.506 1 .006
N of Valid Cases 32
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.13.
b. Computed only for a 2x2 table
195
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KAT.EB (TIDAK TERPENUHI / TERPENUHI)
8.750 1.756 43.600
For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK
2.722 1.147 6.461
For cohort KAT.KB = BAIK
.311 .123 .785
N of Valid Cases 32
Crosstab KEBUTUHAN AKAN SUPERVISI.KINERJA BIDAN
KAT.KB
Total TIDAK
BAIK BAIK
KAT.KS
TIDAK Count 14 3 17
Expected Count 9.6 7.4 17.0
% within KAT.KS
82.4% 17.6% 100.0%
% within KAT.KB
77.8% 21.4% 53.1%
% of Total 43.8% 9.4% 53.1%
ADA Count 4 11 15
Expected Count 8.4 6.6 15.0
% within KAT.KS
26.7% 73.3% 100.0%
% within KAT.KB
22.2% 78.6% 46.9%
% of Total 12.5% 34.4% 46.9%
Total Count 18 14 32
Expected Count 18.0 14.0 32.0
% within KAT.KS
56.3% 43.8% 100.0%
% within KAT.KB
100.0% 100.0% 100.0%
196
Crosstab KEBUTUHAN AKAN SUPERVISI.KINERJA BIDAN
KAT.KB
Total TIDAK
BAIK BAIK
KAT.KS
TIDAK Count 14 3 17
Expected Count 9.6 7.4 17.0
% within KAT.KS
82.4% 17.6% 100.0%
% within KAT.KB
77.8% 21.4% 53.1%
% of Total 43.8% 9.4% 53.1%
ADA Count 4 11 15
Expected Count 8.4 6.6 15.0
% within KAT.KS
26.7% 73.3% 100.0%
% within KAT.KB
22.2% 78.6% 46.9%
% of Total 12.5% 34.4% 46.9%
Total Count 18 14 32
Expected Count 18.0 14.0 32.0
% within KAT.KS
56.3% 43.8% 100.0%
% within KAT.KB
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.3% 43.8% 100.0%
197
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 10.041a 1 .002
Continuity Correctionb 7.906 1 .005
Likelihood Ratio 10.619 1 .001
Fisher's Exact Test .004 .002
Linear-by-Linear Association
9.727 1 .002
N of Valid Cases 32
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.56.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KAT.KS (TIDAK / ADA)
12.833 2.362 69.722
For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK
3.088 1.297 7.354
For cohort KAT.KB = BAIK
.241 .082 .702
N of Valid Cases 32
198
Crosstab PENGARUH HUBUNGAN INTERPERSONAL.KINERJA BIDAN
KAT.KB
Total TIDAK
BAIK BAIK
KAT.KER
TIDAK MAMPU
Count 15 4 19
Expected Count 10.7 8.3 19.0
% within KAT.KER
78.9% 21.1% 100.0%
% within KAT.KB
83.3% 28.6% 59.4%
% of Total 46.9% 12.5% 59.4%
MAMPU Count 3 10 13
Expected Count 7.3 5.7 13.0
% within KAT.KER
23.1% 76.9% 100.0%
% within KAT.KB
16.7% 71.4% 40.6%
% of Total 9.4% 31.3% 40.6%
Total Count 18 14 32
Expected Count 18.0 14.0 32.0
% within KAT.KER
56.3% 43.8% 100.0%
% within KAT.KB
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.3% 43.8% 100.0%
199
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.791a 1 .002
Continuity Correctionb 7.652 1 .006
Likelihood Ratio 10.258 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .003
Linear-by-Linear Association
9.485 1 .002
N of Valid Cases 32
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.69.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for KAT.KER (TIDAK MAMPU / MAMPU)
12.500 2.290 68.245
For cohort KAT.KB = TIDAK BAIK
3.421 1.235 9.480
For cohort KAT.KB = BAIK
.274 .109 .687
N of Valid Cases 32
200
DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN
KUALITAS PELAYANAN
K1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 1 3.1 3.1 3.1
1 31 96.9 96.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
K2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 20 62.5 62.5 62.5
1 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
K3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 24 75.0 75.0 75.0
1 8 25.0 25.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
K4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 7 21.9 21.9 21.9
1 25 78.1 78.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
K5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 3 9.4 9.4 9.4
1 29 90.6 90.6 100.0
201
K5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 3 9.4 9.4 9.4
1 29 90.6 90.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
K6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 26 81.3 81.3 81.3
1 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
K7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 5 15.6 15.6 15.6
1 27 84.4 84.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
K8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 15 46.9 46.9 46.9
1 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
K9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 18 56.3 56.3 56.3
1 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
202
K10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 23 71.9 71.9 71.9
1 9 28.1 28.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
K11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 7 21.9 21.9 21.9
1 25 78.1 78.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
K12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 11 34.4 34.4 34.4
1 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
K13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 6 18.8 18.8 18.8
1 26 81.3 81.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
203
KUANTITAS PELAYANAN
KP1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 50.0 50.0 50.0
1 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
KP2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 32 100.0 100.0 100.0
KP3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 15 46.9 46.9 46.9
1 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
KETEPATAN WAKTU
KW1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 50.0 50.0 50.0
1 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
KW2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 32 100.0 100.0 100.0
204
KW3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 15 46.9 46.9 46.9
1 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
EFEKTIVITAS BIAYA/SUMBER DAYA
EB1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 3 9.4 9.4 9.4
1 29 90.6 90.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
EB2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 32 100.0 100.0 100.0
EB3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 27 84.4 84.4 84.4
1 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
EB4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 13 40.6 40.6 40.6
1 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
205
EB5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 21 65.6 65.6 65.6
1 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
EB6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 14 43.8 43.8 43.8
1 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
EB7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 4 12.5 12.5 12.5
1 28 87.5 87.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
KEBUTUHAN AKAN SUPERVISI
KS1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 25 78.1 78.1 78.1
1 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
KS2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 18 56.3 56.3 56.3
1 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
206
KS3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 2 6.3 6.3 6.3
1 30 93.8 93.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
PENGARUH HUBUNGAN INTERPERSONAL
KER1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 21 65.6 65.6 65.6
1 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
KER2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 19 59,4 59,4 59,4
1 13 40,6 40,6 100.0
Total 32 100.0 100.0
KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN NEONATUS
KB1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 32 100.0 100.0 100.0
KB2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 11 34.4 34.4 34.4
1 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
207
KB3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 8 25.0 25.0 25.0
1 24 75.0 75.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
KB4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 10 31.3 31.3 31.3
1 22 68.8 68.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
KB5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 21 65.6 65.6 65.6
1 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
KB6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 20 62.5 62.5 62.5
1 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
KB7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 22 68.8 68.8 68.8
1 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
208
WAWANCARA DENGAN BIDAN KOORDINATOR PUSKESMAS GANDAPURA
TGL 20-09-2018
209
DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN BIDAN YURIZA DIDESA COT PUUK
TGL 06-09-2018
210
DOKUMENTASI WAWANCARA DENGAN BIDAN JUMIANA DESA MONJAMBE
TGL 13-09-2018
211
WAWANCARA DENGAN IBU BAYI DESA KEUDE LAPANG TGL 15-09-2018
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223