84
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: ASMIDAH 090304012 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN … filemempengaruhi permintaan jeruk manis di kota medan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis di kota Medan Provinsi

Embed Size (px)

Citation preview

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR

TRADISIONAL KOTA MEDAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

ASMIDAH

090304012

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR

TRADISIONAL KOTA MEDAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

ASMIDAH

090304012

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

( DR. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si ) ( Ir. Hasman Hasyim, M.Si. ) NIP. 196309281998031001 NIP. 195411111981031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2013

ABSTRAK

ASMIDAH (090304012) dengan judul skripsi “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”. (Studi Kasus : Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan Barat). Penelitian ini dibimbing oleh bapak DR.Ir. Rahmanta Ginting, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing skripsi.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis di kota medan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis di kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode penelusuran (accidental). Adapun jumlah sampel sebanyak 60 sampel, yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis . Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dengan uji regresi linier berganda dengan memakai uji asumsi klasik dan dengan alat bantu perangkat lunak SPSS.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F hitung (50,629) > F tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli pedagang tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), secara parsial biaya penjualan berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048), dan keuntungan berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048). Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (4,584) > t-tabel (2,048), secara parsial pendapatan konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048). Kata Kunci : Jumlah Permintaan, Jumlah Penawaran, Harga, Pendapatan, Biaya Penjualan, Keuntungan,

RIWAYAT HIDUP

ASMIDAH, dilahirkan di Panyabungan, Mandailing Natal pada tanggal 02 Juli

1991 dari Ayahanda Alm. H.Asrin Siregar dan Ibunda Hj. Jamilah Lubis. Penulis

merupakan putri pertama dari 5 bersaudara.

Jenjang pendidikan :

1. Tahun 2003 penulis lulus sekolah dasar dari SD Negeri No. 142578 Pidoli

panyabungan, Madina.

2. Tahun 2006 penulis lulus Sekolah Menengah Pertama dari SMP Negeri 1

Panyabungan, Madina.

3. Tahun 2009 penulis lulus Sekolah Menengah Atas dari SMA Negeri 1

Panyabungan Selatan, Madina.

4. Tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan

Kemampuan).

5. Pada bulan Juli 2013 penulis mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) di Desa

Gunung Para II, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai.

6. Pada bulan April tahun 2013 penulis melakukan penelitian skripsi di pasar

tradisional Kota Medan yaitu Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar

Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan

Barat.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan nikmat iman, islam, ihsan serta kesehatan, sehingga

dapat menjalankan syari’at_Nya dan menjauhi segala bentuk larangan_Nya

dengan penuh keridhaan. Shalawat berangkaikan salam kepada baginda

Rasulullah SAW yang telah menerangi cahaya kehidupan dari alam kejahiliyahan

menjadi terang-benderang dengan wahyu Al-Quran dan ilmu pengetahuan.

Syukur alhamdulillah, dengan penuh kegigihan dan kesungguhan penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya pada Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk

Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak DR.Ir.Rahmanta Ginting, M.Si selaku ketua komisi pembimbing

yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi Pembimbing

yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara, M.Ec

selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara yang telah memfasilitasi penulis dalam perkuliahan.

4. Ayahanda tercinta Alm. H. Asrin Siregar dan Ibunda tersayang Hj. Jamilah

Lubis yang senantiasa memberikan doa, cinta, motivasi, semangat, kasih

sayang, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan terus

memberikan arahan mengenai arti dan tujuan hidup ini.

5. Seluruh Dosen Program dan staf pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah membekali ilmu

pengetahuan kepada penulis.

6. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya

pegawai Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses

administrasi

7. Teman-teman Program Studi Agribisnis yang sama-sama berjuang dalam

meraih gelar S1 khususnya Roma, Ummul, Litna, Kiki, Sri, , uzul, Ari dan

teman-teman diluar Program Studi Agribisnis yang membantu penulis untuk

mencari data dan mendampingi kelapangan untuk kebutuhan penelitian yaitu

Dini Aisyah, Faisal, dan Hidayah.

Akhir kata, penulis menyusun skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan

kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, penulis mohon maaf

sebesar-besarnya, untuk itu kritik dan masukan yang membangun sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini nantinya. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca semua dan semoga Allah senantiasa

memberikan rahmat_Nya untuk kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Medan, Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ................................................................................................ i

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6 2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................ 6 2.2 Landasan Teori ................................................................... 8 2.2.1 Penawaran (Supply) .................................................. 8 2.2.2 Permintaan (Demand) ............................................... 11 2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................... 15 2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................ 17

BAB III METODE PENELITIAN ............................................... 18 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ................................. 20 3.2 Metode Penentuan Sampel ................................................. 20 3.3 Metode Pengumpulan Data................................................. 21 3.4 Metode Analisis data .......................................................... 21

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ....................................... 29 3.5.1 Definisi ....................................................................... 29 3.5.2 Batasan Operasional ................................................... 30

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ......................... 31 4.1 Kondisi Geografis Kota Medan .......................................... 31 4.2 Kependudukan ................................................................... 32 4.3 Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan .......... 33 4.4 Penduduk Kota Medan Menurut Mata Pencaharian ........... 33 4.5 Penggunaan Tanah ............................................................ 35

4.6 Sarana dan Prasarana ......................................................... 35 4.7 Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) di Pasar Tradisional 37

4.7.1 Karakteristik Responden (Konsumen) .................... 38 4.7.2 Karakteristik Responden (Pedagang) ...................... 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 41 5.1 Hasil Analisis Jumlah Penawaran Jeruk Manis ................... 41 5.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis .............................................................. 42 5.1.2 Interpretasi Hasil Penawaran Jeruk Manis ................. 42 5.1.3 Interpretasi Model Penawaran Jeruk Manis .............. 43 5.2 Hasil Analisis Jumlah Permintaan Jeruk Manis................... 48 5.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Jeruk Manis .............................................................. 48 5.2.2 Interpretasi Hasil Permintaan Jeruk Manis ................ 49 5.2.3 Interpretasi Model Permintaan Jeruk Manis .............. 50 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................ 56 6.1 Kesimpulan ........................................................................ 56 6.2 Saran .................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Hal 1 Kurva Penawaran 9

2 Pergeseran Kurva Penawaran 10

3 Kurva Permintaan 12

4 Pergeseran Kurva Permintaan 13

5 Skema Kerangka Pemikiran 16

6 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 46

Jumlah Penawaran

7 Histogram Uji Normalitas Jumlah Penawaran 47

8 Scatterplot Uji Normalitas Jumlah Penawaran 48

9 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 53

Jumlah Permintaan

10 Histogram Uji Normalitas Jumlah Permintaan 54

11 Scatter Plot Uji Normalitas Jumlah Permintaan 54

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hal 1 Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011 3

2 Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-20116 4

3 Kadar Vitamin dan Zat Mineral Buah Jeruk Tiap 100 gram 7

4 Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang 19

di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2011

5 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kot ....... 33

Medan Tahun 2011

6 Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan ..................... 33

7 Mata Pencaharian Penduduk di Kota Medan, Tahun 2011 34

8 Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan, Tahun 2011 35

9 Sarana dan Prasarana di Kota Medan, Tahun 2011 .............. 37

10 Hasil Analisis Jumlah Penawaran 45

11 Nilai Coefficient dan VIF Jumlah Penawaran 45

12 Hasil Analisis Jumlah Permintaan 49

13 Coefficient dan VIF Jumlah Permintaan 52

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Keterangan

1 Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011.

2 Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.

3 Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar

Tradisional Kota Medan.

4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis.

5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis.

6 Biaya Penjualan Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan.

7 Jumlah Pembelian, Harga Pembelian Pedagang, dan Biaya Pembelian

Pedagang

8 Jumlah Penjualan, Harga Penjualan, dan Penerimaan

9 Hasil Analisis Regresi Penawaran Jeruk Manis.

10 Hasil Analisis Regresi Permintaan Jeruk Manis.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumatera Utara dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan dan hortikultura.

Salah satu komoditas hortikultura yang dihasilkan Sumatera Utara adalah jeruk.

Provinsi penghasil utama komoditas unggulan hortikultura yaitu Sumatera Utara,

Sulawesi Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan NTT

(Departemen Pertanian, 2009).

Jeruk manis dengan nama lain citrus aurantium adalah buah yang populer di

masyarakat. Kandungan senyawa dalam jeruk manis yang kaya vitamin C,

potassium, dan folid acid, dapat berfungsi untuk menghambat sel-sel kanker.

Selain kaya serat, buah berwarna kuning ini juga mengandung hesperidin yang

mampu menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah kolesterol, menurunkan

tekanan darah, dan masih banyak manfaat buah jeruk lainnya yang dibutuhkan

oleh tubuh. Dalam satu buah jeruk manis ukuran sedang terdapat 16 gram

karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat ini penting sebagai sumber

energi tubuh, terutama untuk otak. Nilai serat dalam sebuah jeruk manis setara

dengan 12 persen yang dibutuhkan per hari

(Anggen, 2012).

Kebutuhan terhadap buah-buahan, seperti buah jeruk terus meningkat sejalan

dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendapatan masyarakat, dan

makin tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya makanan bergizi.

Kebutuhan terhadap buah jeruk juga cenderung meningkat dengan adanya

kemajuan teknologi dan pengetahuan yang memungkinkan pengolahan buah-

buahan lebih beragam. Hal ini berarti membuka peluang yang baik bagi petani dan

pengusaha jeruk (Indriani, 1993).

Selain dipasarkan dalam bentuk segar, buah jeruk dengan bantuan tekhnologi

moderen bisa diolah sedemikian rupa misalnya, minuman segar, sari

buah/jus/minuman kotak, syirup, minyak wangi, jelly buah, tepung instan, sabun

dan lain-lain (Departemen Pertanian, 2007).

Jeruk merupakan komoditas buah yang cukup menguntungkan untuk diusahakan.

Jika diusahakan dengan sungguh-sungguh terbukti mampu meningkatkan

kesejahteraan petani, seperti meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan

kerja, konsumsi buah meningkat, dan dapat menumbuh-kembangkan

perekonomian regional serta peningkatan pendapatan nasional. Oleh karena itu

pemacuan produksi jeruk dan perbaikan manajemen penjualan sesuai permintaan

pasar akan berdampak nyata terhadap kelangsungan hidup banyak masyarakat

khususnya yang mencari nafkah dibidang usaha buah jeruk (Departemen

Pertanian, 2007)

Kenaikan permintaan buah jeruk dapat dilihat dengan meningkatnya konsumsi

buah jeruk. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa konsumsi jeruk manis berubah

setiap tahunnya, konsumsi jeruk manis Sumatera Utara tahun 2009 sebanyak

35.112.500 kg/perkapita/tahun dan tahun 2010 sebanyak 34.397.000

kg/kapita/tahun, sehingga konsumsi jeruk tahun 2009-2010 mengalami penurunan

sekitar 5,8%. Sedangkan tahun 2011 jumlah konsumsi jeruk manis sebanyak

34.715.000 kg/kapita/tahun, hal ini mengindikasikan bahwa volume konsumsi

jeruk tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sekitar 2,7%.

Tabel 1. Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun (Kg), Tahun 2009-2011. No. Komoditi Total Konsumsi Hortikultura Perkapita/Tahun (Kg)

2009 2010 2011 1. Jeruk Manis 35.112.500 34.397.000 34.715.000 2. Rambutan 2.782.500 2.725.800 2.751.000 3. Salak 11.262.500 11.033.000 11.135.000 4. Pepaya 24.115.000 23.623.600 23.842.000 5. Belimbing 662.500 649.000 655.000 6. Semangka 4.107.500 4.023.800 4.061.00 7. Nenas 10.997.500 10.773.400 10.873.000 8. Alpukat. 662.500 649.000 4.061.000 9. Durian 662.500 649.000 4.061.000 Jumlah 90.365.000 88.523.600 96.154.000 Sumber : Dinas Pertanian (2012).

Kenaikan jumlah penawaran yang dilakukan produsen berhubungan dengan

meningkatnya permintaan konsumen terhadap buah jeruk itu sendiri. Selain

karena tuntutan permintaan pasar, keuntungan yang diperoleh produsen sangat

menentukan semangatnya dalam bekerja untuk lebih meningkatkan penawarannya

terhadap buah jeruk.

Tabel 2 menunjukkan bahwa produksi jeruk di Medan pada tahun 2009 sebanyak

51,76 ton dan tahun 2010 sebanyak 11,80 ton, sehingga produksi jeruk mengalami

penurunan dari tahun 2009-2010 sekitar 77,2%, sedangkan pada tahun 2011

produksi jeruk sebanyak 60,5 ton, hal ini mengindikasikan bahwa produksi jeruk

dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan yang cukup tinggi sekitar 80,5 %.

Tabel 2. Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.

No. Kabupaten 2009 2010 2011

Produksi (Ton)

Produksi (Ton)

Produksi (Ton)

1. Medan 51,76 11,80 60,5 1. Langkat 29,45 29,60 20,0 3 D.Serdang 1.312,36 883,90 2.287.4 4. Simalungun 14104,06 11.563,70 27.164.1 5. Tanah Karo 671.100,04 744.466,80 502.493.2 6. Asahan 53,60 238,10 174.8 7. Lab. Batu 1.265.,16 - 72.9 8. Tap. Utara 11.388,15 7.480,50 4.074.7 9. Tap.Tengah 5.349,44 458,60 409.0 10. Tap.Selatan 895,81 2.512,10 6.024.8 11. Nias 474,45 66,50 258.0 12. Dairi 12.130,13 2.902,00 27.164.1 13. Teb. Tinggi - 0,50 8.2 14. Tanj. Balai 0,16 0,01 0.2 15. Binjai 39,64 29,00 25.8 16. P. Siantar - - - 17. Tobasa 291,29 569,30 1.124.9 18. Madina 4.239,69 1.780,60 1.547.5 19. P.idempuan 237,11 302,30 74.7 20. Humbahas 1.321,50 1.145,20 1.196.4 21. Pakpak Barat

- 6.378,70 11.694.0

22. Samosir 59,46 - 2.0 23. S. Bedagai 284,73 248,80 21.2

Sumber : Dinas Pertanian Sumut (2012).

Peningkatan konsumsi jeruk manis sebagai permintaan dan peningkatan produksi

sebagai penawaran inilah yang mendasari sehingga peneliti merasa tertarik untuk

meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran

jeruk manis di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaruh faktor harga beli pedagang, biaya penjualan, dan

keuntungan terhadap penawaran jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan?

2. Bagaimana pengaruh faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan

jumlah tanggungan terhadap permintaan jeruk manis di pasar tradisonal Kota

Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh faktor harga beli pedagang, biaya penjualan,

dan keuntungan terhadap penawaran jeruk manis.

2. Untuk menganalisis faktor harga beli konsumen, pendapatan konsumen, dan

jumlah tanggungan terhadap permintaan jeruk manis di pasar tradisional Kota

Medan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi konsumen dan pedagang jeruk yang terkait

dengan permintaan dan penawaran jeruk.

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah dalam

menyusun

kebijakan yang terkait dengan komoditi jeruk.

3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Jeruk

Menurut Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (2006), mengatakan bahwa tanaman jeruk adalah

tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia yaitu Asia Timur dan Tenggara.

China merupakan negara yang dipercaya sebagai tempat pertama kalinya jeruk

tumbuh. Saat ini tanaman jeruk telah berkembang di seluruh dunia. Bahkan

dipercayai juga bahwa tanaman jeruk tumbuh di Indonesia sejak ratusan tahun

yang lalu sebagai peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan

jeruk keprok dari Amerika dan Italia.

Buah jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan

Cochin Cina. Yang membudidayakan pertama kali adalah orang Cina bagian

Selatan. Jeruk manis dimakan sebagai buah segar atau sebagai pencuci mulut

setelah makan. Negara penghasil jeruk manis yaitu Amerika Serikat, Spanyol,

Italia, Brasil, Mexico, Israel, Argentina, Maroko, dan Afrika Selatan (Pracaya,

2003).

Masyarakat Indonesia umumnya mengkonsumsi jeruk dalam bentuk segar.

Konsumsi buah jeruk dapat dimakan secara langsung maupun diperas terlebih

dahulu untuk diambil sarinya. Hal ini karena manfaat yang dapat diperoleh dari

buah jeruk, diantaranya :

1) Sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan

vitamin C yang tinggi. Tingginya kadar vitamin C pada buah jeruk

memungkinkan buah jeruk dikonsumsi sebagai pencegah maupun

penyembuh penyakit influenza. Buah jeruk juga mengandung zat fosfor dan

zat kapur tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak.

Kadar vitamin dan mineral buah jeruk dari tiap-tiap 100 gram dapat dilihat

pada tabel 4.

2) Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula

tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk

dipakai untuk membuat minyak wangi dan sabun wangi.

3) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional

penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh

radang mata.

Hasrat masyarakat, terutama petani untuk menanam jeruk cukup besar. Hal ini

disebabkan karena usahatani jeruk memberi penghasilan yang cukup tinggi

dibandingkan dengan tanaman lainnya. Di samping itu permintaan pasar tehadap

buah jeruk terus meningkat (Joesoef, 1993).

Tabel 3. Kadar Vitamin dan Zat Mineral Buah Jeruk Tiap 100 gram

Jenis Jeruk Vit. A (I.U)

Vit. B (gamma)

Vit. C (mg)

Protein (gram)

Besi (mg)

Kapur (mg)

Pospor (mg)

Keprok 400 60 30 0,5 - 40 20 Manis 200 60 50 0,5 0,3 40 20 Nipis - 60 40 0,3 0,1 10 10 Grape fruits - 60 50 0,3 0,1 20 20

Sumber : Departemen Pertanian (2006).

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi seperti Vit. C dan Besi pada

jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk keprok yaitu sebesar 50 mgr

Vit.C dan 0,3 mgr Besi pada jeruk manis, sedangkan Vit.C pada jeruk keprok

sebesar 30 mgr sementara besi tidak terkandung didalamnya, kemudian

kandungan kapur atau kalsium, besi, protein dan Vit. A jeruk manis lebih tinggi

dibandingkan dengan jeruk nipis dan jeruk grape sebesar 40 mgr kapur 0,3 mgr

besi 0,5 grm protein dan 200 grm Vit. A pada jeruk manis.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Penawaran (Supply)

Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dengan

jumlah penawaran barang tersebut. Makin tinggi harga barang, makin banyak

jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual, dan sebaliknya makin

rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh

penjual, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002).

Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat

hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan oleh para

penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual dalam

menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginannya

ketika harganya rendah (Sukirno, 2003).

Adapun bentuk kurva penawaran adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kurva Penawaran

Dimana:

P : Harga

Q : Jumlah barang yang diminta

S : Penawaran

A : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1

B : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2

Kurva penawaran menanjak ke atas, yang menggambarkan bahwa jumlah yang

ditawarkan naik dengan kenaikan harga. Penawaran (Supply) menunjukkan

seluruh hubungan antara jumlah suatu komoditi yang ditawarkan dan harga

komoditi tersebut, dimana variabel-variabel lain dianggap tetap. Suatu titik pada

kurva penawaran menggambarkan jumlah yang ditawarkan (the quantity

supplied) pada harga tersebut (Kadariah, 1994).

S P

Q

P2

P1

Q2 Q1

A

B

Pergeseran kurva penawaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Pergeseran Kurva Penawaran.

Pergeseran kurva penawaran dari kurva S ke S1 disebut dengan pergeseran kurva

penawaran, menunjukkan adanya pertambahan dalam jumlah suatu barang yang

ditawarkan.

Menurut (Rahardja dan Mandala, 2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

penawaran yaitu :

1. Harga beli pedagang

Untuk mengembangkan teori tentang penentuan harga suatu komoditi, perlu

dipelajari hubungan antara jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) dari

setiap komoditi dan harga komoditi tersebut. Suatu teori ekonomi dasar

menjelaskan bahwa makin tinggi harga suatu komoditi, makin banyak jumlah

barang yang ditawarkan. Sebabnya ialah karena keuntungan yang dapat diperoleh

dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga tersebut naik, demikian juga

sebaliknya, sedangkan input yang dipakainya tetap.

B

A

S

Q1 Q2

Q

S1 P

P1

P2

2. Biaya penjualan

Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan produsen untuk

menghasilkan ouput barang dan jasa. Apabila variabel-variabel lain dianggap

tetap, maka makin tinggi biaya produksi yang dipakai dalam produksi suatu

komoditi, makin kecil keuntungan yang diperoleh dari produksi komoditi tersebut.

Kenaikan dalam biaya penjualan akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang

menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah yang ditawarkan pada setiap harga

tertentu. Penurunan dalam biaya akan menggeser kurva penawaran ke kanan

3. Keuntungan

Produsen dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Artinya

bahwa produsen selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan

keuntungan maksimum. Keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi

total biaya yang dikeluarkan oleh produsen.

2.2.2 Permintaan (demand)

Menurut Daniel (2002), permintaan (Demand) adalah jumlah barang yang diminta

oleh konsumen pada suatu pasar. Sementara pasar adalah tempat terjadinya

transaksi antara produsen dan konsumen atas barang – barang ekonomi. Sebagian

ahli mengatakan bahwa pengertian permintaan adalah jumlah barang yang

sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan

harga yang berlaku pada saat itu.

Menurut Sudarsono (1990), Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsur

pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki.

Apabila jumlah pendapatan yang dibelanjakan oleh seseorang berubah maka

jumlah barang yang diminta juga akan berubah demikian juga halnya harga

barang yang dikehendaki juga dapat berubah. Secara matematis pengaruh

perubahan harga dan pendapatan terhadap jumlah yang diminta dapat diketahui

secara serentak.

Menurut Sukirno (2003), Hukum Permintaan pada hakekatnya merupakan suatu

hipotesis yang menyatakan: “Semakin rendah harga suatu barang maka semakin

banyak permintaan terhadap barang tersebut”.

Adapun bentuk kurva permintaan adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Kurva Permintaan

Dimana:

P : Harga

Q : Jumlah barang yang diminta

D : Permintaan

A : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1

B : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2

D

P

P2

P1

Q Q1 Q2

A

B

Menurut Hanafie (2010), kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan

bawah (menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu tegak P dan

jumlah diukur pada sumbu horizontal Q). Kurva permintaan pasar diperoleh dari

penjumlahan berbagai jumlah barang yang mau dibeli oleh sekian banyak

konsumen pada masyarakat dengan harga tertentu.

Menurut Kadariah (1994), Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara

jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap

(ceteris paribus), kurva ini memiliki slope negatif, yang menunjukkan bahwa

jumlah yang diminta (the quantity demanded) naik dengan turunnya harga.

Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan

Pergeseran kurva permintaan ke kanan dari kurva D bergeser ke D1 menunjukkan

bahwa adanya pertambahan dalam permintaan suatu barang yang dapat

disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor diluar harga barang itu sendiri

misalnya: pendapatan, jumlah penduduk, selera, dan lain-lain (Nuraini, 2006).

Menurut Pracoyo (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan

yaitu: 1. Harga barang itu sendiri

Q Q Q2

D D1

P1

P2

P

A

B

Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap

jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat

dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan

kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga.

Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah yang

diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila

harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan

demikian perubahan harga terhadap permintaan mempunyai arah yang

berkebalikan.

2. Pendapatan

Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya

pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas

permintaan. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan

berkurang, maka barang tersebut dinamakan barang normal (normal goods).

Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif.

Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan

permintaan terhadap suatu barang.

3. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu

barang. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan akan semakin

meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kecukupan

kebutuhan setiap individu yang ada di suatu tempat.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pedagang jeruk manis melakukan penawaran di pasar tradisional. Penawaran yang

dilakukan oleh pedagang dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya produksi

penjualan, dan keuntungan. Faktor-faktor ini juga akan dilihat apakah memang

berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis.

Jeruk manis sangat disukai oleh konsumen pada saat ini baik dalam bentuk buah

segar maupun diolah seperti sari buah/jus, syirup, minyak wangi, jelly buah,

tepung instan, sabun dan lain-lain. Konsumen jeruk manis adalah mereka yang

melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) jeruk manis untuk memenuhi

kebutuhannya.

Adapun yang mempengaruhi permintaan jeruk manis adalah harga beli konsumen,

pendapatan rata-rata per bulan, dan jumlah tanggungan. Untuk itu maka faktor-

faktor ini perlu diteliti apakah memang benar berpengaruh terhadap permintaan

jeruk manis.

Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: menyatakan hubungan

: menyatakan pengaruh

Pedagang Jeruk Manis

Penawaran Jeruk Manis

Faktor – faktor yang mempengaruhi : 1. Harga beli pedagang 2. Biaya Penjualan 3. Keuntungan

Pasar

Permintaan Jeruk Manis

Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Harga beli konsumen 2. Pendapatan rata-rata/bln 3. Jumlah tanggungan

Konsumen Jeruk Manis

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata

terhadap jumlah penawaran jeruk manis.

2. Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata konsumen, dan jumlah tanggungan

berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian permintaan dan penawaran jeruk manis yaitu di Kota Medan,

dengan pertimbangan daerah ini merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara,

kota yang penduduknya terbanyak di Sumatera Utara yaitu sekitar 2.117.224 jiwa

dan merupakan pusat perdagangan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja

(purposive) dibeberapa pasar tradisional yang ada di Kota Medan. Pasar

tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Pusat Pasar yang berada

di Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar

Medan Deli di Kecamatan Medan Barat.

Alasan memilih lokasi penelitian karena ketiga pasar tersebut mempunyai luas

lahan pasar (m2) yang terluas diantara semua pasar tradisional serta memiliki

jumlah pedagang terbanyak diantara semua pedagang yang berada di pasar

tradisional Kota Medan.

Berdasarkan data dari PD Pasar Kota Medan bahwa Pusat Pasar yang berada di

Kecamatan Medan Kota memiliki luas lahan sekitar 41.091,00 m2 dan jumlah

pedagang sebanyak 2.560 pedagang, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah

memiliki luas lahan sekitar 24.256,00 m2 dan jumlah pedagang sebanyak 2.409

pedagang, serta Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat memiliki luas lahan

sekitar 8.500,00 m2 dan jumlah pedagang sebanyak 1.203 pedagang di Kota

Medan.

Tabel 4. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang

di Pasar Tradisional Kota Medan.

No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar (m2)

Jumlah Pedagang

1. Pusat Pasar Medan Kota 41.091,00 2.560 2. Halat Medan Barat 5.851,20 576 3. Bakti Medan Area 3.863,16 533 4. Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal

17 Okrober 2010 950

5. Titi Kuning Medan Johor 5.519,30 356 6. Kemiri Medan Kota 1.030,00 228 7. Kampung Baru Medan Maimun 360,10 70 8. Timah Medan Area 2.022,00 336 9. Sambu Medan Timur 3.456,00 780 10. Sambas Medan Kota 2.258,03 644 11. Petisah Medan Petisah 24.256,00 2.409 12. Sei Sikambing Medan Helvetia 6.166,00 794 13. Muara Takus Medan Polonia 3.950,10 216 14. Desa Lalang Medan Sunggal 5.358,00 719 15. Sunggal Medan Baru 943,65 93 16. Padang Bulan Medan Tuntungan 2.756,60 595 17. Simalingkar Medan Johor 7.370,43 940 18. Kwala Bekala Medan Helvetia 5.975,03 681 19. Helvetia Medan Tembung 5.630,86 1.142 20. Aksara Medan Petisah 3.435,20 816 21. Khandak Medan Perjuangan 1.210,34 100 22. Sentosa Baru Medan Barat 1.628,20 167 23. Glugur Medan Timur 3.171,00 384 24. Pendidikan Medan Barat 2.013,12 579 25. Medan Deli Medan Barat 8.500,00 1.203 26. Martubung Medan Labuhan 5.000,00 - 27. Titi Papan Medan Labuhan 3.986,93 115 28. Labuhan Medan Labuhan 3.666,00 457 29. Paus Medan Belawan 2.215,57 269 30. Jawa Medan Belawan 2.707,40 418 31. Kapuas Medan Belawan 1.965,45 114 32. Pisang Medan Belawan 1.251,00 125

Sumber: Direksi PD.Pasar Kota Medan (2010).

3.2 Metode Penentuan Sampel.

Metode penentuan sampel dilakukan dengan metode Accidental (penelusuran).

Pengambilan responden melalui metode ini adalah konsumen yang sedang

membeli jeruk manis dan penjual yang sedang menjual jeruk manis yang dijumpai

di daerah penelitian untuk meminta pendapat mereka mengenai hal yang

dibutuhkan untuk kelancaran penelitian ini.

Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 60 sampel yaitu 30 sampel

pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis. Berdasarkan teori

penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel

karena bagaimanapun bentuk populasi teori penarikan sampel menjamin akan

diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan

analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 (Walpole, 1992).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta

wawancara kepada konsumen dan pedagang dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari

lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara,

Badan Pusat Statistik (BPS), Direksi PD Pasar, dan dari literatur serta sumber

pendukung lainnya.

3.4 Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan

hipotesa yang akan diuji.

1). Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan

alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli pedagang, biaya

penjualan, dan jumlah pedagang dengan menggunakan rumus :

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ

Keterangan :

Y = Jumlah penawaran jeruk manis (Kg/bln)

a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika

X1, X2, dan X3 = 0

b1, b2, b3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan

peningkatan atau penurunan variabel Y yang

didasarkan pada variabel bebas X1, X2, dan X3)

X1 = Harga beli pedagang (Rp/kg/bln)

X2 = Biaya penjualan (Rp/bln)

X3 = Keuntungan (Rp/kg/bln)

µ = Kesalahan pengganggu

Pengambilan keputusan :

Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit)

Koefisien Determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2, merupakan

suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik

atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain angka

tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan

data yang sesungguhnya.

Nilai Koefisien Determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari

variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai Koefisien

Determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y

secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan demikian baik atau

buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 –nya yang mempunyai nilai

antar nol dan satu.

Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent

variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk

manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan

adalah:

H0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata

terhadap variabel terikat.

H1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap

variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel, yaitu dengan kriteria:

- Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima

- Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak

Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas

(independent variable) secara individu terhadap penawaram jeruk manis sebagai

variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

H1 : variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T hitung

dengan T tabel, yaitu dengan kriteria:

- Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima

- Jika, t hitung < t tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak

Uji Asumsi Klasik.

Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan

sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan

konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi

asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara

lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas.

- Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna

atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model

regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas.

Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan

kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.

Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance

yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011).

- Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah:

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka

terjadi Heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Dari output regresi (pada Chart) titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan

titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi

(Priyatno, 2011).

- Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah

mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan

dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia

memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang

dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat.

Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu caranya adalah

dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini

ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke

kanan (Helmi dan Muslich, 2011).

2). Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan

alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli konsumen, pendapatan

rata-rata/bln, dan jumlah tanggungan dengan menggunakan rumus:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ.

Keterangan:

Y = Jumlah permintaan jeruk manis (Kg/bln)

a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika

X1, X2, dan X3 = 0

b1, b2, b3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan

peningkatan atau penurunan variabel Y yang

didasarkan pada variabel bebas X1, X2, dan X3)

X1 = Harga beli konsumen (Rp/kg/bln)

X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln)

X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa)

µ = KesalahaPengambilan keputusan :

Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent

variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk

manis sebagai variabel terikat (dependent variable).

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata

terhadap variabel terikat.

H1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap

variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel, yaitu dengan kriteria:

- Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima

- Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak

Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas

(independent variable) secara individu terhadap permintaan jeruk manis sebagai

variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

H1 : Variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung

dengan t tabel, yaitu dengan kriteria:

- Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima

- Jika, t hitung < t tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak

Uji Asumsi Klasik.

Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan

sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan

konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi

asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara

lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas.

- Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna

atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model

regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas.

Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan

kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.

Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance

yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011).

- Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Pengambilan keputusannya adalah:

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka

terjadi Heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Dari output regresi (pada Chart) titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan

titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas dalam model regresi

(Priyatno, 2011).

- Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang dianalisis telah

mewakili populasi atau belum. Dengan diketahuinya kenormalan distribusi akan

dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Pada penelitian dimana data yang tersedia

memiliki distribusi normal, akan mampu menghasilkan persamaan regresi yang

dapat menjelaskan variabel terikat secara lebih tepat.

Model regresi baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu caranya adalah

dengan melihat grafik histogram. Jika variabel berdistribusi normal hal ini

ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri dan menceng ke

kanan (Helmi dan Muslich, 2011).

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari dari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam proses penelitian,

maka penulis membuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Defenisi

1. Pedagang jeruk manis adalah pedagang yang menjual jeruk manis di pasar

tradisional kota Medan yang telah ditentukan tempatnya.

2. Penawaran jeruk manis adalah banyaknya jumlah jeruk manis yang ditawarkan

oleh pedagang kepada konsumen pada waktu tertentu.

3. Harga beli pedagang jeruk manis adalah harga yang dibeli pedagang jeruk

manis kepada petani ataupun kepada penjual grosir jeruk manis.

4. Biaya penjualan jeruk manis adalah biaya yang dikeluarkan dalam penjualan

jeruk manis.

5. Keuntungan adalah laba yang diperoleh oleh pedagang jeruk manis.

6. Konsumen jeruk manis adalah konsumen yang tujuannya mengkonsumsi jeruk

manis dengan kriteria ibu rumahtangga/kepala rumahtangga di pasar tradisonal

Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya.

6. Permintaan jeruk manis adalah jumlah jeruk manis yang dibeli konsumen

dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

7. Harga beli konsumen adalah harga yang harus dibayar oleh konsumen yang

sudah ditetapkan oleh pedagang jeruk manis.

8. Pendapatan konsumen adalah penghasilan konsumen rata-rata per bulan.

9. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan

konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.

10.Pasar adalah tempat pedagang dan pembeli melakukan transaksi jual beli.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian diadakan di beberapa pasar tradisional yang menjual jeruk manis di

Kota Medan, Sumatera Utara dari bulan April s/d bulan Mei 2013.

2. Responden penelitian adalah konsumen yang membeli jeruk manis di pasar

tradisional yang telah ditentukan menjadi tempat penelitian.

3. Responden penelitian adalah penjual yang menjual jeruk manis di pasar

tradisional yang telah ditentukan menjadi tempat penelitian.

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITAN

4.1. Kondisi Geografis Kota Medan

Kota Medan merupakan Ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Secara goegrafis

Kota Medan terletak pada posisi 3o.27’ - 3o.47’ Lintang Utara dan 98o.35’ – 98o.44’

Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.

Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara

dengan luas daerah 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah

Tingkat I Sumatera Utara, yang terdiri dari 21 kecamatan, dan 151 kelurahan.

Kota Medan berbatasan dengan:

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun

Polonia pada tahun 2011 berkisar 22,49oC- 23,97oC dan suhu maksimum berkisar

antara 32,15oC- 34,21oC serta menurut Stasiun Sampali suhu minimummnya

berkisar antara 22,50oC- 24,10oC dan suhu maksimum berkisar antara 31,40oC-

33,30oC. Kelembapan udara di wilayah Kota Medan rata-rata 76-81%, kecepatan

angin rata-rata sebesar 1,75 m/sec sedangkan laju penguapan tiap bulannya 81,74

mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2011 per bulan 21,50 hari dengan rata-

rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 216,33 mm dan pada

Stasiun polonia per bulannya 18,75 mm.

4.2. Kependudukan

Penduduk kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama,

suku, etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini memunculkan

karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka.

Pada tahun 2011, penduduk Kota Medan berjumlah 2.117.224 jiwa, dan tahun

2010 berjumlah 2.097.610 jiwa. Dibanding hasil sensus penduduk tahun 2010,

terjadi pertambahan penduduk dari tahun 2010-2011 sebesar 19.614 jiwa (0,94%).

Kota Medan memiliki 488.462 rumah tangga (RT) yang tersebar di setiap

kecamatan. Kota Medan memiliki luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan

penduduk mencapai 7.987 jiwa/km2.

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2011

sebesar 2.117.224 jiwa yang terdiri dari 1.046.560 jiwa laki-laki (51,63%) dan

980.664 jiwa perempuan (48,37%). Dari data tersebut dapat di lihat bahwa jumlah

penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Usia non produktif (0-

14 tahun) yang terdiri dari bayi balita, anak-anak dan remaja berjumlah 569.534

jiwa (28,10%). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) yaitu orang dewasa sebesar

1.261.737 jiwa (62,24%). Dan jumlah manula ( ≥55tahun) sebesar 195.953 jiwa

(9,66%).

Tabel 5. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Kota Medan Tahun 2011.

Umur (Tahun)

Laki-Laki Perempuan Jumlah (Jiwa) Jiwa Persentase

(%) Jiwa Persentase

(%) 0-4 96.545 9,22 91.044 9,28 187.589 5-9 99.946 9,55 93.487 9,53 193.433 10-14 97.101 9,29 91.411 9,32 188.512 15-19 102.913 9,83 107.751 11,00 210.664 20-24 115.983 11,08 126.476 12,9 242.459 25-29 98.368 9,40 10.788 1,1 109.156 30-34 87.666 8,38 89.331 9,11 176.997 35-39 78.091 7,46 81.543 8,31 159.634 40-44 70.080 6,70 72.575 7,4 142.655 45-49 59.180 5,65 61.495 6,28 120.675 50-54 49.206 4,70 50.291 5,13 99.497 55-59 36.707 3,51 36.411 3,71 73.118 60-64 22.310 2,13 24.687 2,51 46.997 >65 32.464 3,10 43.374 4,42 75.838

Total 1.046.560 100 980.664 100 2.027.224 Sumber : BPS, Medan Dalam Angka (2012).

4.3 Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan

Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamatan SD, SLTP,

SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat pendidikan

penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1 SD 271.812 46,37 2 SLTP 115.056 19,63 3 SLTA 128.319 21,90 4 Perguruan Tinggi Negeri 70.925 12,10 Total 586.112 100 Sumber: BPS, Medan dalam angka (2012).

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling

besar berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 271.812

jiwa (46,37%), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 128.319

orang (21,90%), Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar 115.056

orang (19,63%), dan Peguruan Tinggi Negeri berjumlah 70.925 orang (12,10%).

4.4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Kota Medan bermacam jenisnya yaitu pegawai

negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan

masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui

lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Mata Pencaharian Penduduk di Kota Medan Tahun 2011

No Mata pencaharian Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1 Pegawai Negeri 19.253 4,82 2 Pegawai Swasta 15.580 3,91 3 TNI/POLRI 14.326 3,60 4 Tenaga Pengajar 45.426 11,40 5 Tenaga Kesehatan 3.290 0,82 6 Lain-lain 300.862 75,45 Total 397.737 100 Sumber: BPS, Medan dalam angka (2012).

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan penduduk yang terbesar adalah

selain mata pencaharian dari pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga

pengajar, dan tenaga kesehatan yaitu sebesar 300.862 jiwa (75,45%). Kemudian

sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 45.426 orang (11,4%), pegawai negeri

sebesar 19.253 orang (4,82%), pegawai swasta 15.580 orang (3,93%),

TNI/POLRI Sebesar 14.326 orang (3,61%), dan tenaga kesehatan sebesar 3.290

orang (0,83%).

4.5 Penggunaan Tanah

Tabel 8. Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2011

No Uraian Jumlah Persentase (%)

1 Pemukiman 9.623,13 36,30 2 Perkebunan 821,81 3,10 3 Lahan Jasa 503,69 1,90 4 Sawah 1.617,11 6,10 5 Perusahaan 1.113,42 4,20 6 Kebun Campuran 11.956,01 45,10 7 Industri 397,65 1,50 8 Hutan Rawa 477,18 1,80

Total 26.510,00 100 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka (2012).

Tabel 8 menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang luas adalah kebun campuran

yaitu sebesar 11.956,01 ha (45,1%), pemukiman sebesar 9.623,13 ha(36,30%),

sawah 1.617,11 ha (6,10%), perusahaan 1.113,42 ha (4,20%), perkebunan 821,81

(3,10%), lahan jasa 503,69 ha (1,90%), hutan rawa 477,18 ha (1,80%), dan

industri sebesar 397,65 ha (1,50%).

4.6 Sarana dan Prasarana.

Sarana pendidikan di kota Medan sangat lengkap. Pada Tabel 10 menunjukkan

sarana pendidikan di Kota Medan mulai dari Play Group, Taman Kanak-kanak,

Sekolah Dasar berjumlah 816 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama berjumlah

348 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 344 unit, hingga ke Perguruan

Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun

beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di

setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kwalitas yang beragam. Sarana

Kesehatan sangat di perlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan yang

berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu puskesmas 39 unit, pustu 41

unit, BPU 357 unit, rumah bersalin 175 unit, dan rumah sakit 75 unit. Sarana

peribadatan juga sangat di perlukan oleh penduduk Kota Medan yang besar dan

beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada sehingga tetap

saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu Masjid 1041 unit,

Musholla 699 unit, Gereja 751 unit, Kuil 34 unit, Wihara 22 unit, dan Klenteng 23

unit.

Sarana transportasi sangat lengkap di dalam kota, angkutan kota sangat banyak ke

segala penjuru Kota Medan. Jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 3.154,3 km,

jalan dalam kondisi sedang 15,8 km, jalan dalam kondisi rusak 20,1 km, dan jalan

dalam kondisi rusak berat 1,4 km. Pasar tradisional maupun pasar modern banyak

sekali terdapat di Kota Medan. Masyarakat dengan mudah memilih ingin

berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Ada 32 unit pasar tradisional

dan 64 unit pasar modern pada tahun 2012 yang tersebar di setiap kecamatan

dengan keunggulan dan kelengkapan masing-masing pasar yang berbeda-beda.

Pasar tradisional umumnya buka pada pagi hingga siang atau sore hari, sedangkan

pasar modern buka pada pagi hingga malam hari. Dalam penelitian ini yang

menjadi sampel pasar tradisional adalah Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar

Medan Deli. Sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sudah baik. Jenis-jenis

sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan lainnya yang

sudah cukup memadai.

Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2011

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1. Sekolah a. SD 816 b. SLTP 348 c. SLTA 344 d. Perguruan Tinggi 33

2. Kesehatan a. Puskesman 39 b. Pustu 41 c. BPU 357 d.Rumah Bersalin 175 e. Rumah Sakit 75

3. Tempat Peribadatan a. Masjid 1.041 b. Musholla 699 c. Gereja 751 d. Kuil 34 e. Wihara f. Klenteng

22 23

4. Sarana Jalan a. Jalan Baik 3.154,3 km b. Jalan Sedang 15,8 km c. Jalan Rusak 20,1 km d. Jalan Rusak Berat 1,3 km

5. Pasar a. Pasar Tradisional 32 b. Pasar Modern 64

Sumber: BPS, Medan Dalam Angka (2012)

4.7 Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) di Pasar Tradisional

Dalam penelitian ini, penulis meneliti pasar tradisional sebanyak 3(tiga) pasar

antara lain (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Medan Deli). Ketiga pasar

menjual barang-barang yang beraneka ragam, diantaranya kebutuhan pokok

(buah-buhanan, sayur-sayuran, ikan, dan lain-lain). Luas lahan pasar tradisional

tempat penelitian seperti Pusat Pasar sekitar ±41.091,00 m2 dengan jumlah

pedagang keseluruhan 2.560 pedagang, Pasar Petisah sekitar ± 24.256,00 m2

dengan jumlah pedagang keseluruhan 2.409 pedagang, dan Pasar Medan Deli

sekitar ± 8.500,00 m2 dengan jumlah pedagang keseluruhan 1.203 pedagang.

4.7.1 Karakteristik Sampel (Pedagang).

Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang yang menjual jeruk manis di pasar

tradisional Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya. Jumlah seluruh

pedagang sampel yang diteliti oleh peneliti berjumlah 30 orang penjual. Jumlah

pedagang sampel di Pusat Pasar sebanyak 13 pedagang, Pasar Petisah sebanyak

10 pedagang, dan Pasar Medan Deli sebanyak 7 pedagang.

Karakteristik pedagang yang dimaksud meliputi harga beli pedagang, biaya

penjualan, dan keuntungan.

1. Harga Beli Pedagang.

Harga beli pedagang merupakan modal yang digunakan untuk menjual

barang/jasa dengan harapan memperoleh keuntungan yang tinggi. Pedagang

cenderung mencari harga beli jeruk yang cukup murah dengan kualitas cukup baik

untuk meminimalisasi biaya dan memaksimumkan keuntungan.

2. Biaya Penjualan.

Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan pedagang untuk

menghasilkan barang dan jasa. Jika biaya produksi yang dikeluarkan pedagang

cukup tinggi maka pada umumnya jumlah penawaran akan berkurang. Biaya

produksi penjualan responden pedagang jeruk manis dalam penelitian ini sangat

bervariasi.

3. Keuntungan.

Keuntungan merupakan laba yang diperoleh pedagang dalam penjualan barang

dan jasa. Jika keuntungna yang diperoleh pedagang cukup tinggi maka pada

umumnya jumlah penawaran juga cukup tinggi. Keuntungan responden pedagang

jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi.

4.7.2 Karakteristik Sampel (Konsumen).

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen jeruk manis yang tujuannya

mengkonsumsi jeruk manis untuk keluarga dengan kriteria ibu rumahtangga/

kepala rumahtangga yang membeli jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan

yang telah ditentukan tempatnya yaitu atas dasar luas lahan dan jumlah pedagang

keseluruhan terbanyak di Kota Medan. Jumlah seluruh responden sampel yang

diteliti oleh peneliti berjumlah 30 orang pembeli. Jumlah responden sampel di

Pusat Pasar sebanyak 13 pembeli, Pasar Petisah sebanyak 10 pembeli, dan Pasar

Medan Deli sebanyak 7 pembeli.

Karakteristik konsumen yang dimaksud yaitu yang terdiri dari harga beli

konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan.

1. Harga Beli Konsumen.

Konsumen sangat teliti dalam membeli suatu barang/jasa, sehingga harga beli

konsumen sangat mempengaruhi jumlah permintaannya. Harga yang lebih mahal

dari biasanya mengakibatkan volume pembelian konsumen terhadap jeruk manis

berkurang, dan begitu juga sebaliknya jika harga lebih murah dari biasanya maka

volume pembelian jeruk manis meningkat.

2. Pendapatan rata-rata/bln

Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang

diperolehnya cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi.

Pendapatan responden konsumen jeruk manis dalam penelitian ini sangat

bervariasi.

3. Jumlah Tanggungan

Dalam membeli dan mengkonsumsi jeruk manis, responden juga sangat

dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama-sama dengan dia,

karena itu jumlah tanggungan dapat pula mempengaruhi jumlah konsumsi dalam

suatu keluarga.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis Jumlah Penawaran Jeruk Manis

5.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis

Semua analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier

berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Uji regresi linier berganda

dilakukan untuk menganalisis apakah variabel terikat berpengaruh atau tidak

terhadap variabel bebas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis yaitu dengan variabel

terikat jumlah penawaran jeruk manis (Y) dan variabel bebas yaitu harga beli

pedagang (X1), biaya penjualan (X2), dan keuntungan (X3).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di beberapa pasar tradisional

Kota Medan Provinsi Sumatera Utara diperoleh :

1. Harga Beli Pedagang (X1).

Harga beli jeruk manis yang dibeli oleh pedagang bervariasi. Dari data yang

diperoleh bahwa harga rata-rata jeruk manis yang dibeli pedagang adalah sebesar

Rp. 15.306/kg, harga beli pedagang tertinggi sebesar Rp.16.000/kg, dan harga beli

pedagang terendah sebesar Rp. 14.500/kg.

2. Biaya Penjualan (X2)

Biaya penjualan rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp 4.951.833/bulan, biaya

penjualan pedagang tertinggi sebesar Rp. 11.962.500/bulan, dan biaya penjualan

pedagang terendah sebesar Rp. 1.006.000/bulan.

3. Keuntungan (X3)

Keuntungan jeruk manis bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa keuntungan

rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp 4.456.466/bulan, keuntungan pedagang

tertinggi sebesar Rp. 10.010.500/bulan, dan keuntungan pedagang terendah

sebesar Rp. 1.450.000/bulan.

5.1.2 Interpretasi Hasil Penawaran Jeruk Manis.

Tabel 10. Hasil Analisis Penawaran Jeruk Manis.

Variabel Koefisien

Regresi

t-hitung Signifikan

Constanta 3644.069 .907 .373

X1= Harga Beli -.227 -.887 .383

X2=Biaya Penjualan .001 2.182 .038

X3= Keuntungan .001 3.782 .001

R-Square= 0,854

F-Hitung= 50,629

F-tabel (0,05)= 2,975

t-tabel(0,05)= 2,048

Sumber: Lampiran 9.

Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah:

Y= 3644,069 – 0,227 X1 + 0,001 X2 + 0,001 X3.

Keterangan:

Y= Jumlah Penawaran Jeruk Manis (Kg/bulan)

X1 = Harga Beli Pedagang(Rp/kg/bulan)

X2= Biaya Penjualan (Rp/bulan)

X3= Keuntungan (Rp/bulan

5.1.3 Interpretasi Model Penawaran Jeruk Manis

Dari tabel 10 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel harga beli pedagang, biaya

penjualan, dan keuntungan terhadap jumlah penawaran jeruk manis di pasar

tradisional Kota Medan sebagai berikut:

1. Harga Beli Pedagang (X1).

Harga Beli Pedagang (X1) memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah

penawaran jeruk manis dengan koefisien sebesar -0,227. Hal ini berarti bahwa

kenaikan harga beli pedagang sebesar Rp. 1.000,- maka akan menurunkan jumlah

penawaran jeruk manis sebesar 0,227kg .

2. Biaya Penjualan (X2).

Biaya Penjualan (X2) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penawaran

jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan biaya

penjualan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah penawaran jeruk

manis sebesar 0,001 kg.

3. Keuntungan (X3).

Keuntungan (X3) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penawaran

jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan

keuntungan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah penawaran jeruk

manis sebesar 0,001 kg.

Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit).

Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi linier berganda tersebut, maka

diperoleh hasil R2 sebesar 0,854 yang artinya 85,4% variasi variabel jumlah

penawaran jeruk manis telah dapat dijelaskan oleh variabel harga beli pedagang,

biaya penjualan, dan keuntungan. Sisanya sebesar 14,6% dijelaskan oleh variabel

lain diluar model.

Uji F (Uji Simultan).

Berdasarkan Tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa secara serempak variabel

harga beli, biaya penjualan, dan keuntungan ternyata signifikan secara statistik

pada ∝ = 5%. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (50,629) > F-tabel

(2,975), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga beli pedagang, biaya

penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah

penawaran jeruk manis.

Uji t ( Uji Parsial).

Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh atau tidak

terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t, jika t-hitung > t-tabel, maka Ho

ditolak, sedangkan jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima. Jika tingkat

signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan tingkat signifikansi > 0.05, maka Ho

diterima.

1. Harga Beli (X1).

Secara parsial, variabel harga beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata

terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%.

Dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,383 > 0,05

2. Biaya Penjualan (X2).

Secara parsial, variabel biaya penjualan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah

penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung

(2,182) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,038 < 0,05

3. Keuntungan (X3).

Secara parsial, variabel keuntungan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah

penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung

(3,782) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,001 < 0,005

Hasil Pengujian Asumsi Klasik Jumlah Penawaran Jeruk Manis.

- Uji Multikolinieritas.

Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing

variabel seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 11. Nilai Coefficient dan VIF.

Variabel Tolerance VIF

Harga Beli .828 1.208

Biaya Penjualan .231 4.321

Keuntungan .239 4.181

Sumber : lampiran 9.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel > 0,1

dan nilai VIF<10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut.

Uji Heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan

dengan SPSS seperti berikut:

Gambar 6. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi

keputusan penjual berdasarkan masukan variabel independent.

Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilihat dari grafik histogram dan scatterplot hasil pengolahan

dengan SPSS seperti berikut :

Gambar 7. Grafik Histogram Uji Normalitas.

Berdasarkan gambar grafik histogram 7 terlihat bahwa variabel keputusan

berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak

menceng ke kiri atau menceng kanan. Untuk lebih meyakinkan maka dapat

menganalisis plot untuk menguji normalitas.

Gambar 8. Scatterplot Uji Normalitas

Gambar Scatterplot 8 dapat dilihat bahwa memiliki aturan jarak titik-titik

(gradient antara probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif

harapan) berada sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal.

Melihat gambar diatas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka

dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan telah mengikuti distribusi normal.

5.2 Hasil Analisis Jumlah Permintaan Jeruk Manis

5.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di beberapa pasar tradisional

Kota Medan Provinsi Sumatera Utara diperoleh :

1. Harga Beli Konsumen (X1)

Harga jeruk manis bervariasi pada setiap pedagang dan juga pasar yang berbeda.

Dari data yang diperoleh bahwa harga rata-rata jeruk manis adalah sebesar

Rp. 18.600/kg, harga tertinggi sebesar Rp. 20.000/kg, dan harga terendah sebesar

Rp. 18.000/kg.

2. Pendapatan rata-rata/bln (X2)

Pendapatan konsumen jeruk manis bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa

pendapatan rata-rata konsumen adalah Rp. 3.200.000/bulan, pendapatan

konsumen tertinggi sebesar Rp. 5.000.000/bulan, dan pendapatan konsumen

terendah sebesar Rp. 1.500.000/bulan.

3. Jumlah Tanggungan (X3)

Jumlah tanggungan konsumen bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa jumlah

tanggungan rata-rata konsumen adalah 3 orang, jumlah tanggungan terbanyak

adalah 6 orang, dan jumlah tanggungan paling sedikit adalah 1 orang.

5.2.2 Interpretasi Hasil Permintaan Jeruk Manis.

Tabel 12. Hasil Analisis Permintaan Jeruk Manis.

Variabel Koefisien

Regresi

T-Hitung Signifikan

Constanta 23,657 4,866 0,000

X1= Harga -0,001 4,584 0,000

X2= Pendapatan 1,834 7,558 0,000

X3= Jumlah Tanggungan 0,260 1,143 0,264

R-Square= 0,803

F-hitung= 35,388

F-tabel (0,05) = 2,975

T-tabel (0,05) = 2,048

Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah:

Y= 23,657 - 0,001 X1 + 1,834 X2 + 0,260 X3.

Keterangan:

Y= Jumlah Permintaan Jeruk Manis (Kg/bulan)

X1 = Harga (Rp/kg/bulan)

X2= Pendapatan (Rp/bulan)

X3= Jumlah Tanggungan (Jiwa)

5.2.3 Interpretasi Model Permintaan Jeruk Manis :

Dari tabel 12 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel harga beli konsumen,

pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan terhadap jumlah permintaan jeruk

manis di pasar tradisional Kota Medan Sumatera Utara sebagai berikut:

1. Harga (X1)

Harga (X1) memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah permintaan jeruk

manis dengan koefisien sebesar -0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga

sebesar Rp 1.000,- maka jumlah permintaan akan turun sebesar 0,001 kg.

2. Pendapatan (X2).

Pendapatan (X2) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah permintaan

jeruk manis dengan koefisien sebesar 1,834. Hal ini berarti bahwa kenaikan

pendapatan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah permintaan jeruk

manis sebesar 1,834 kg.

3. Jumlah Tanggungan (X3).

Jumlah Tanggungan (X3) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah

permintaan jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,260. Hal ini berarti bahwa

penambahan 1 orang/jiwa tanggungan keluarga menyebabkan peningkatan jumlah

permintaan jeruk manis sebesar 0,260 kg.

Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit).

Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi linier berganda tersebut, maka

diperoleh hasil R2 sebesar 0,803 yang artinya 80,3% variasi variabel jumlah

permintaan jeruk manis telah dapat dijelaskan oleh variabel harga, pendapatan,

dan jumlah tanggungan. Sisanya sebesar 19,7% dijelaskan oleh variabel lain

diluar model.

Uji F.

Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa secara serempak variabel

harga, pendapatan, dan jumlah tanggungan ternyata berpengaruh secara signifikan

terhadap jumlah permintaan jeruk manis, secara statistik pada ∝ = 5%. Hal ini

dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975), sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah

tanggungan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah permintaan jeruk manis.

Uji t ( Uji Parsial).

Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh atau tidak

terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t, jika t-hitung > t-tabel, maka Ho

ditolak, sedangkan jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima. Jika tingkat

signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan tingkat signifikansi > 0.05, maka Ho

diterima.

1. Harga (X1).

Secara parsial, variabel harga berpengaruh secara nyata terhadap jumlah

permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung

(4,584) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05

2. Pendapatan (X2).

Secara parsial, variabel pendapatan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah

permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat

bahwa t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05

3. Jumlah Tanggungan (X3).

Secara parsial, variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata

terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%.

Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048), dan tingkat

signifikansi 0.264 > 0.05

Hasil Pengujian Asumsi Klasik Permintaan Jeruk Manis

- Uji Multikolinieritas.

Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing

variabel seperti pada Tabel 13:

Tabel 13. Nilai Coefficient dan VIF.

Variabel Tolerance VIF

Harga 0,982 1,018

Pendapatan 0,852 1,174

Jumlah Tanggungan 0,864 1,158

Sumber : Lampiran 10.

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel > 0,1

dan nilai VIF<10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut.

Uji Heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan

dengan SPSS seperti berikut:

Gambar 9. Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas

Dari grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi

keputusan pembeli berdasarkan masukan variabel independennya.

Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilihat dari histogram dan scatterplot hasil pengolahan

dengan SPSS seperti berikut :

Gambar 10. Grafik Histogram Uji Normalitas.

Berdasarkan grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel keputusan

berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak

menceng ke kiri atau menceng kanan. Untuk lebih meyakinkan maka dapat

menganalisis plot untuk menguji normalitas.

Gambar 11. Scatterplot Uji Normalitas

Gambar Scatterplot diatas memiliki aturan jarak titik-titik (gradient antara

probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif harapan) berada

sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal. Melihat gambar

diatas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel keputusan telah mengikuti distribusi normal.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah disusun pada bab-bab sebelumnya dan sesuai

dengan data-data yang diperoleh selama penelitian, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang,

biaya penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-

hitung (50,629) > F-Tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial, variabel harga

beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk

manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat t-hitung (-0,887) < t-

tabel (2,048). Secara parsial, variabel biaya penjualan berpengaruh secara nyata

terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%.

Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048). Secara parsial,

variabel keuntungan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran

jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-

hitung (3,782) > t-tabel (2,048).

2. Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli

konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat

dari uji F, dimana F-Hitung (35,388) > F-Tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara

parsial, variabel harga berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan

jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung (4,584) > t-

tabel (2,048). Secara parsial, variabel pendapatan berpengaruh secara nyata

terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%.

Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048). Secara parsial,

variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah

permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat

dilihat bahwa t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048).

5.2 Saran.

Kepada Konsumen

Sebaiknya konsumen membeli jeruk lokal, selain karena jeruk lokal lebih terjamin

kualitasnya juga membantu kehidupan petani lokal.

Kepada Pedagang

Sebaiknya pedagang meningkatkan penawaran jeruk manis dengan melihat

kebutuhan pasar dan memasarkannya dengan pengelolaan yang baik agar

keuntungan yang diperoleh lebih banyak.

Kepada Pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah Kota Medan agar lebih memperhatikan sektor

pertanian dan pemasarannya, karena Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi

Sumatera Utara merupakan kota pemasaran, khususnya hortikultura seperti jeruk.

Sosialisai untuk meningkatkan produksi dan mengurangi gagal panen secara

efisien dan efektif. serta membantu mengembangkan pasar hortikultura.

Kepada Peneliti Selanjutnya.

Sebaiknya peneliti selanjutnya membahas mengenai strategi peningkatan

pemasaran hortikultura khususnya komoditi yang berperan di Kota Medan untuk

melihat potensi dari sektor pertanian kita.

DAFTAR PUSTAKA

Anggen, 2012. Ajaibnya Terapi Herbal. Dunia Sehat. Jakarta.

Daniel, M., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Deptan, 2006. Ekspor Import Produk Hortikultura Indonesia. http://agribisnis. deptan.go.id. Diakses 07 Maret 2013.

Dinas Pertanian Sumut. 2012. Sumatera Utara Dalam Angka 2012. Medan.

Direksi PD. Pasar Medan. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka 2010. Medan.

Hanafie, R., 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Helmi dan Muslich, 2011. Analisis Data untuk Riset Manajemen. Usu Press. Medan.

Indriani, Y.H., 1993. Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan Pasar. Penerbit Swadaya. Jakarta.

Joesoef, M., 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Bhatara. Jakarta.

Kadariah, 1994. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2006. Budidaya Pertanian. http://www.ristek. go .id. Diakses tanggal 01 Maret 2013

Nuraini, I., 2006. Pengantar Ekonomi Mikro.Malang . Universitas Muhammadyah Malang.

Pracaya, 2003. Jeruk Manis, Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Penebar Sadaya. Jakarta Pracoyo, A. 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Priyatno, D., 2011. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta. Rahardja dan Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Sudarsono, 1990. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta.

Sukirno, S., 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi (Edisi Ketiga). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistik Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Lampiran 1. Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011. No. Komoditi Total Konsumsi Hortikultura Perkapita/Tahun (Kg)

2009 2010 2011 1. Jeruk Manis 35.112.500 34.397.000 34.715.000

2. Rambutan 2.782.500 2.725.800 2.751.000

3. Salak 11.262.500 11.033.000 11.135.000

4. Pepaya 24.115.000 23.623.600 23.842.000

5. Belimbing 662.500 649.000 655.000

6. Semangka 4.107.500 4.023.800 4.061.00

7. Nenas 10.997.500 10.773.400 10.873.000

8. Alpukat. 662.500 649.000 4.061.000

9. Durian 662.500 649.000 4.061.000

Jumlah 90.365.000 88.523.600 96.154.000

Sumber : Dinas Pertanian (2012).

Lampiran 2. Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.

No. Kabupaten 2009 2010 2011

Produksi (Ton)

Produksi (Ton)

Produksi (Ton)

2. Medan 51,76 11,80 60,5

2. Langkat 29,45 29,60 20,0

3 D.Serdang 1.312,36 883,90 2.287.4

4. Simalungun 14104,06 11.563,70 27.164.1

5. Tanah Karo 671.100,04 744.466,80 502.493.2

6. Asahan 53,60 238,10 174.8

7. Lab. Batu 1.265.,16 - 72.9

8. Tap. Utara 11.388,15 7.480,50 4.074.7

9. Tap.Tengah 5.349,44 458,60 409.0

10. Tap.Selatan 895,81 2.512,10 6.024.8

11. Nias 474,45 66,50 258.0

12. Dairi 12.130,13 2.902,00 27.164.1

13. Teb. Tinggi - 0,50 8.2

14. Tanj. Balai 0,16 0,01 0.2

15. Binjai 39,64 29,00 25.8

16. P. Siantar - - -

17. Tobasa 291,29 569,30 1.124.9

18. Madina 4.239,69 1.780,60 1.547.5

19. P.idempuan 237,11 302,30 74.7

20. Humbahas 1.321,50 1.145,20 1.196.4

21. Pakpak

Barat

- 6.378,70 11.694.0

22. Samosir 59,46 - 2.0

23. S. Bedagai 284,73 248,80 21.2

Sumber : Dinas Pertanian Sumut (2012).

Lampiran 3. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah

Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan.

No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar (m2)

Jumlah Pedagang

1. Pusat Pasar Medan Kota 41.091,00 2.560 2. Halat Medan Barat 5.851,20 576 3. Bakti Medan Area 3.863,16 533 4. Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal

17 Okrober 2010 950

5. Titi Kuning Medan Johor 5.519,30 356 6. Kemiri Medan Kota 1.030,00 228 7. Kampung Baru Medan Maimun 360,10 70 8. Timah Medan Area 2.022,00 336 9. Sambu Medan Timur 3.456,00 780 10. Sambas Medan Kota 2.258,03 644 11. Petisah Medan Petisah 24.256,00 2.409 12. Sei Sikambing Medan Helvetia 6.166,00 794 13. Muara Takus Medan Polonia 3.950,10 216 14. Desa Lalang Medan Sunggal 5.358,00 719 15. Sunggal Medan Baru 943,65 93 16. Padang Bulan Medan Tuntungan 2.756,60 595 17. Simalingkar Medan Johor 7.370,43 940 18. Kwala Bekala Medan Helvetia 5.975,03 681 19. Helvetia Medan Tembung 5.630,86 1.142 20. Aksara Medan Petisah 3.435,20 816 21. Khandak Medan Perjuangan 1.210,34 100 22. Sentosa Baru Medan Barat 1.628,20 167 23. Glugur Medan Timur 3.171,00 384 24. Pendidikan Medan Barat 2.013,12 579 25. Medan Deli Medan Barat 8.500,00 1.203 26. Martubung Medan Labuhan 5.000,00 - 27. Titi Papan Medan Labuhan 3.986,93 115 28. Labuhan Medan Labuhan 3.666,00 457 29. Paus Medan Belawan 2.215,57 269 30. Jawa Medan Belawan 2.707,40 418 31. Kapuas Medan Belawan 1.965,45 114 32. Pisang Medan Belawan 1.251,00 125

Sumber: Direksi PD.Pasar Kota Medan (2011).

Lampiran 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis No Jumlah

Penawaran (Kg/Bulan)

Harga Beli Pedagang (Rp/Kg)

Biaya Penjualan (Rp/Bulan)

Keuntungan (Rp/Bulan)

1 4200 14,800 7,898,000 6,478,000 2 1120 15,000 1,444,000 3,766,000 3 1400 16,000 2,136,000 3,104,000 4 1680 15,000 2,496,000 4,918.000 5 2100 16,000 2,892,000 3,468,000 6 3990 14,500 7,940,000 5,909,000 7 1960 16,000 2,628,000 3,816,000 8 1400 14,800 1,006,000 2,120,000 9 5740 14,800 10,232,000 8,320,000

10 3360 15,000 5,456,000 3,014,000 11 5950 14,800 11,962,500 10,010,500 12 2100 15,000 5,260,000 2,554,000 13 1750 15,000 4,045,000 2,375,000 14 2800 16,000 4,172,000 3,308,000

15 1680 15,000 2,158,000 2,496,000 16 4200 15,000 7,870,000 5,220,000 17 1400 16,000 2,446,000 2,454,000 18 1750 16,000 3,060,000 3,080,000 19 840 15,000 1,724,000 1,956,000 20 1890 16,000 2,864,000 3,924,000

21 1120 16,000 1,620,000 2,476,000 22 1750 15,000 4,100,000 3,430,000 23 5600 14,800 8,752,000 9,539,000 24 5810 14,800 9,377,500 9,174,500 25 5250 16,000 6,552,000 8,228,000 26 2450 15,000 5,248,000 3,292,000 27 3850 15,000 7,414,000 4,586,000 28 5600 14,900 9,798,000 5,382,000 29 2520 16,000 4,378,000 3,846,000 30 840 16,000 1,626,000 1,450,000

Jumlah 86100 459,200 14,8555,000 133,694,000 Rata-Rata 2870 15306,67 4951833,333 4456466,667 Sumber : Data diolah.

Lampiran 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis. No Jumlah

Permintaan (Kg/Sekali Pembelian)

Frekuensi Pembelian

(Kali/Bulan)

Jumlah Permintaan (Kg/Bulan)

Harga Beli (Kg/Bulan)

Pendapatan (Rp/Bulan)

Jumlah Tanggungan

(Orang)

1 2 5 10 18,000 3,500,000 2 2 2 6 12 18,000 4,500,000 4 3 2 4 8 20,000 4,500,000 3 4 3 4 12 18,000 5,000,000 3 5 1 5 5 18,000 1,500,000 4 6 2 4 8 19,000 2,500,000 2 7 2 5 10 18,000 3,000,000 2 8 2 6 12 18,000 3,000,000 5 9 2 4 8 20,000 3,500,000 4

10 2 4 8 20,000 3,000,000 4 11 1 4 4 20,000 2,000,000 3 12 2 6 12 18,000 4,500,000 4 13 2 5 10 18,000 3,000,000 2 14 2 4 8 20,000 3,000,000 4 15 2 4 8 20,000 3,500,000 4 16 2 5 10 18,000 3,000,000 3 17 2 2 4 18,000 1,500,000 2 18 2 6 12 18,000 4,500,000 3 19 1 4 4 20,000 2,000,000 3

20 2 3 6 20,000 3,000,000 2 21 2 5 10 18,000 3,500,000 4 22 2 4 8 19,000 3,000,000 2 23 2 6 12 18,000 5,000,000 6 24 2 4 8 18,000 2,500,000 3 25 2 4 8 18,000 3,000,000 4 26 2 3 6 18,000 2,500,000 3 27 2 3 6 18,000 2,000,000 1 28 2 5 10 18,000 2,500,000 3 29 2 6 12 18,000 5,000,000 3 30 2 5 10 18,000 3,000,000 4

Jumlah 58 135 261 558,000 96,000,000 96 Rata-Rata 1,93 4,5 8,7 18,600 3,200,000 3,2 Sumber : Data diolah.

Lampiran 6. Biaya Penjualan Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Biaya Penjualan (Rp/bln)

No

Transportasi Sewa Kios/ Biaya istrik

Distribusi (Keamanan, Kebersihan,

Parkir)

Kerusakan Jeruk Manis

Plastik Tenaga Kerja

Total Biaya Penjualan (Rp/bln)

1. 1.470.000 - 60.000 7.898.000 152.000 - 7.898.000

2. 56.000 310.000 60.000 930.000 88.000 - 1.444.000

3. 64.000 120.000 60.000 1.280.000 112.000 500.000 2.136.000

4. 56.000 120.000 72.000 1.320.000 128.000 800.000 2.496.000

5. 180.000 200.000 72.000 2.280.000 160.000 - 2.892.000

6. 1.200.000 - 300.000 6.264.000 176.000 - 7.940.000

7. 120.000 300.000 72.000 1.984.000 152.000 - 2.628.000

8. 280.000 300.000 18.000 1.120.000 296.000 - 1.006.000

9. 1.800.000 - 72.000 7.104.000 256.000 1.000.000 10.232.000

10. 120.000 320.000 72.000 4.080.000 264.000 600.000 5.456.000

11. 2.082.500 - 360.000 8.288.000 232.000 1.000.000 11.962.500

12. 200.000 60.000 72.000 3600.000 128.000 1.200.000 5.260.000

13. 120.000 150.000 72.000 2.775.000 128.000 800.000 4.045.000

14. 480.000 300.000 72.000 3.200.000 120.000 - 4.172.000

15. 280.000 160.000 60.000 1.530.000 128.000 - 2.158.000

16. 900.000 - 60.000 6.750.000 160.000 - 7.870.000

17. 120.000 550.000 72.000 1.600.000 104.000 - 2.446.000

18. 120.000 500.000 72.000 2.240.000 128.000 - 3.060.000

19. 80.000 100.000 72.000 840.000 632.000 - 1.724.000

20. 240.000 300.000 60.000 2.128.000 136.000 - 2.864.000

21. 180.000 300.000 60.000 992.000 88.000 - 1.620.000

22. 100.000 100.000 72.000 2.700.000 128.000 1.000.000 4.100.000

23. 1.960.000 - 360.000 6.216.000 216.000 - 8.752.000

24. 2.033.500 1.500.000 360.000 5.180.000 304.000 - 9.377.500

25. 180.000 1.500.000 360.000 3.200.000 312.000 1.000.000 6.552.000

26. 80.000 100.000 60.000 3.600.000 208.000 1.200.000 5.248.000

27. 150.000 200.000 60.000 5.700.000 304.000 1.000.000 7.414.000

28. 210.000 350.000 72.000 7.450.000 416.000 1.300.000 9.798.000

29. 72.000 300.000 60.000 3.104.000 192.000 650.000 4.378.000

30. 100.000 60.000 18.000 816.000 632.000 - 1.626.000

Sumber : Data diolah.

Lampiran 7. Jumlah Pembelian, Harga Pembelian Pedagang, dan Biaya Pembelian Pedagang pada penawaran jeruk manis

No. Jumlah Harga Pembelian Biaya Pembelian Sampel Pembelian Pedagang Pedagang

(Kg/Bulan) (Rp) (Rp/Bulan)

1 4200 14.800 62.160.000 2 1120 15.000 16.800.000 3 1400 16.000 22.400.000 4 1680 15.000 25.200.000 5 2100 16.000 33.600.000 6 3990 14.500 57.855.000 7 1960 16.000 31.360.000 8 1400 14.800 20.720.000 9 5740 14.800 88.080.000

10 3360 15.000 50.400.000 11 5950 14.800 78.155.000 12 2100 15.000 31.500.000 13 1750 15.000 26.250.000 14 2800 16.000 44.800.000 15 1680 15.000 25.200.000 16 4200 15.000 63.000.000 17 1400 16.000 22.400.000 18 1750 16.000 28.000.000 19 840 15.000 12.600.000 20 1890 16.000 30.240.000 21 1120 16.000 17.920.000 22 1750 15.000 26.250.000 23 5600 14.800 82.880.000 24 5810 14.800 85.988.000 25 5250 16.000 84.000.000 26 2450 15.000 36.750.000 27 3850 15.000 57.750.000 28 4200 21.000 88.200.000 29 2520 16.000 40.320.000 30 840 16.000 13.440.000

Total 84700 465.300 1.304.218.000 Rata-Rata 2823,333 15510 43473933,33

Sumber: Data diolah

Lampiran 8. Jumlah Penjualan, Harga Jual, dan Penerimaan

No. Jumlah Harga Jual Penerimaan Sampel Penjualan (Rp) (Rp/Bulan)

(Kg/Bulan) 1 3780 18.000 70.320.000 2 1058 18.000 21.080.000 3 1320 20.000 26.360.000 4 1592 18.000 31.294.000 5 1920 18.000 37.680.000 6 3558 19.000 65.440.000 7 1836 18.000 35.820.000 8 1320 18.000 23.340.000 9 5260 20.000 85.380.000

10 3088 20.000 54.790.000 11 5390 18.000 91.840.000 12 1860 18.000 36.110.000 13 1565 18.000 29.895.000 14 2600 20.000 49.080.000 15 1578 20.000 28.324.000 16 3750 18.000 69.340.000 17 1300 18.000 25.700.000 18 1610 18000 31.900.000 19 784 20.000 15.440.000 20 1757 20.000 34.900.000 21 1058 18.000 21.024.000 22 1570 19.000 31.080.000 23 5180 20.000 94.955.000 24 5460 19.000 99.360.000 25 5040 18.000 95.580.000 26 2210 18.000 41.690.000 27 3470 18.000 64.050.000 28 5100 18.000 91.070.000 29 2326 18.000 45.440.000 30 789 18.000 15.700.000

Total 79129 80.009 1.463.982.000 Rata-Rata 2637,633 2666,967 48.799.400

Sumber: Data diolah

Lampiran 9. Hasil analisis Regresi Jumlah Penawaran Jeruk Manis.

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Keuntungan,

Harga Beli, Biaya

Penjualana

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .924a .854 .837 685.75425 .854 50.629 3 26 .000

a. Predictors: (Constant), Keuntungan, Harga Beli, Biaya Penjualan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.143E7 3 2.381E7 50.629 .000a

Residual 1.223E7 26 470258.897

Total 8.365E7 29

a. Predictors: (Constant), Keuntungan, Harga Beli, Biaya Penjualan

b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 3644.069 4018.650 .907 .373

Harga Beli -.227 .256 -.073 -.887 .383 -.433 -.171 -.067 .828 1.208

Biaya Penjualan .001 .000 .340 2.182 .038 .876 .393 .164 .231 4.321

Keuntungan .001 .000 .580 3.782 .001 .904 .596 .284 .239 4.181

a. Dependent Variable: Jumlah Permintaan

Lampiran 10. Hasil analisis Regresi Jumlah Permintaan jeruk Manis.

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Jumlah

Tanggungan,

Harga Beli,

Pendapatana

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .896a .803 .781 1.21250 .803 35.388 3 26 .000

a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Harga Beli, Pendapatan

b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 156.076 3 52.025 35.388 .000a

Residual 38.224 26 1.470

Total 194.300 29

a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Harga Beli, Pendapatan

b. Dependent Variable: Jumlah Permintaan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 23.657 4.862 4.866 .000

Harga Beli -.001 .000 -.402 -4.584 .000 -.486 -.669 -.399 .982 1.018

Pendapatan 1.834 .000 .712 7.558 .000 .799 .829 .657 .852 1.174

Jumlah Tanggungan .260 .228 .107 1.143 .264 .361 .219 .099 .864 1.158