Upload
dotuyen
View
253
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI
PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR
DI BEI
Oleh :
Varadita Febriana
Drs. H. Moch. Didik Ardiyanto, M.Si., Akt
ABSTRACT
An auditor should always maintain their independence. To keep it
independent it is necessary to have auditor switching. Auditor switching could
happen mandatorily (because of the rules which persistent it) and also voluntarily.
Some former research show different research each other. This research aims to
analyze concerning factors that might influence auditor switching in Indonesia.
Those factors are management changes, accountant opinion, financial distress,
public accountant firm’s size, percentage of the change of Return on Assets and client
size.
Population of this research are manufacturing companies which are listed in
“Bursa Efek Indonesia” (BEI) in the year 2006-2009. Data collecting method which
used in this research is method purposive sampling and obtained 139 companies as
research sample. The type of the data used is published audited yearly financial
statement. Hypothesis in this research are tested by logistics regression
analytical method.
Result of this research is that management changes, public accountant
firm’s size, financial distress, and percentage of the change of Return on
Assets have significant effect on auditor switching in Indonesia. While other
variables in this research like accountant opinion and client size, do not have
significant effect to auditor switching in Indonesia.
Keyword : independence, auditor switching, audit rotation, mandatory, voluntary.
I. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan media yang digunakan oleh pihak
manajemen untuk menampilkan sejauh mana prestasi-prestasi kerja mereka.
Selain untuk menampilkan prestasi kerja, laporan keuangan juga digunakan
sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan dari suatu
perusahaan. Permasalahan timbul dengan adanya informasi yang tidak
seimbang, dimana top manajer sebagai agen mempunyai kecenderungan
untuk menyembunyikan informasi penting dari pemilik perusahaan.
Informasi yang tidak seimbang ini akan terkurangi dengan adanya audit
terhadap laporan keuangan oleh auditor independen.
Adanya peraturan di Indonesia yang mengatur tentang rotasi auditor
yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3, mengharuskan perusahaan mengganti
auditornya secara mandatory untuk mengurangi terjadinya penurunan
independensi dan kualitas audit terkait dengan pelaporan keuangan perusahaan.
Wijayani (2011) menyatakan bahwa independensi merupakan kunci
utama ketika ia menjalankan tugas pengauditan yang mengharuskan ia
memberi atestasi atas kewajaran laporan keuangan kliennya. Sikap
independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi, sehingga
auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya selama proses pelaksanaan
audit. Flint (dalam Nabilla 2011) menyatakan pendapat bahwa independensi
akan hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena
hal ini dapat mempengaruhi sikap mental mereka dan opini mereka.
Fenomena mengenai penggantian auditor atau Kantor Akuntan Publik
(KAP) memang sangat menarik untuk dikaji, hal ini dikarenakan banyak faktor
yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan
penggantian auditor atau KAP. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh
faktor klien maupun faktor yang berasal dari auditor. Menurut Febrianto
(2009), penggantian auditor bisa terjadi secara voluntary (sukarela) atau
secara mandatory (wajib). Jika penggantian auditor terjadi secara voluntary,
maka faktor-faktor penyebab dapat berasal dari sisi klien (misalnya kesulitan
keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public
Offering, dan sebagainya) dan dari sisi auditor (misalnya fee audit, kualitas
audit, dan sebagainya). Sebaliknya, jika penggantian terjadi secara mandatory,
seperti yang terjadi di Indonesia, hal itu terjadi karena adanya peraturan yang
mewajibkan.
Sumarwoto (2009) juga menyatakan bahwa rotasi KAP (penggantian
KAP) bisa bersifat mandatory karena peraturan yang mengharuskan tetapi
juga bisa secara voluntary. Bukti empiris menunjukkan, bahwa perusahaan
yang melakukan penggantian KAP secara voluntary, disebabkan
karena KAP yang terdahulu bertindak konservatif dan tidak sejalan dengan
kepentingan manajemen perusahaan, sehingga perusahaan melakukan
penggantian KAP secara voluntary. Menurut Sinarwati (2010), jika terjadi
penggantian KAP oleh perusahaan diluar ketentuan peraturan yang telah
ditetapkan maka akan menimbulkan pertanyaan bahkan kecurigaan dari
investor sehingga penting untuk diketahui faktor penyebabnya
II. TELAAH PUSTAKA
Teori Agensi
Teori agensi membahas tentang masalah prinsipal dan agen dalam
pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan, antara pemasok
modal yang berbeda, dan dalam pemisahan penanggungan resiko,
pembuatan keputusan dan fungsi pengendalian dalam perusahaan (Jensen
dan Meckling, dikutip oleh Morris, 1987, dalam Widiawan 2011). Pihak
yang berperan sebagai prinsipal adalah pemegang saham, sedangkan pihak
yang bertindak sebagai agen adalah manajer.
Menurut Widiawan (2011) masalah yang kemudian muncul dalam
hubungan agensi adalah ketidak lengkapan informasi, yaitu saat tidak semua
kondisi diketahui oleh kedua belah pihak. Hal ini disebut dengan asimetri
informasi. Untuk mengurangi adanya asimetri informasi tersebut, ada solusi
yang dapat ditempuh yaitu melakukan perikatan dengan auditor (KAP)
untuk mengevaluasi kinerja manajer serta memberikan insentif kepada
manajer, misalnya saham, agar kepentingan investor dan manajer bisa sejalan.
Teori agensi menunjukkan bahwa manjemen bertindak atas kepentingannya
sendiri daripada bertindak sesuai kepentingan para investor sebagai pemilik
sah perusahaan. Wujud pertanggungjawaban manajemen dalam konsep
agensi ditunjukkan dalam kinerja manajemen yang bersangkutan.
Teori tentang Penggantian Kantor Akuntan Publik
Auditor Switching merupakan penggantian auditor (KAP) yang
dilakukan oleh perusahaan klien (Damayanti dan Sudarma, 2007). Menurut
Febrianto (2009), ketika seorang klien mengganti auditornya tanpa ada sebuah
peraturan yang mengharuskan penggantian tersebut dilakukan, maka
kemungkin yang terjadi adalah auditor mengundurkan diri atau auditor
diberhentikan paksa oleh klien.
Penggantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa
dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu
tersebut. Jika penggantian
auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien.
Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada
auditor (Febrianto, 2009).
Menurut General Accounting Office (GAO) 2003, Secara periodik merotasi
KAP akan memberikan cara pandang baru (fresh look) pada KAP dan membantu
perusahaan secara tepat menghadapi masalah pelaporan keuangan ketika masa
penugasan (tenure) KAP dibatasi. Mensyaratkan rotasi auditor akan meningkatkan
kualitas audit karena pada waktu tertentu menyediakan suatu perspektif baru (Brody
dan Mascove 1998 dalam Sumarwoto 2009).
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 mengatur tentang profesi akuntan
publik, salah satunya hak eksklusif yang dimiliki oleh Akuntan Publik, yaitu jasa
asuransi yang hanya dapat dilakukan oleh Akuntan Publik. Yang dimaksud dengan
”jasa asuransi” adalah jasa Akuntan Publik yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan bagi pengguna atas hasil evaluasi atau pengukuran informasi keuangan dan
nonkeuangan berdasarkan suatu kriteria. Di samping mengatur profesi Akuntan
Publik, Undang-Undang ini juga mengatur KAP yang merupakan wadah bagi
Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesional.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008
tentang “jasa Akuntan Publik” pasal 3
Di Indonesia terdapat peraturan yang mengatur tentang rotasi auditor.
Peraturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut mengatur tentang
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh
KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan
publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pergantian manajemen
Opini audit
(+) (-)
Kesulitan keuangan perusahaan
Ukuran KAP
Persentase perubahan ROA
(+) (-) (-)
(+)
Penggantian Kantor Akuntan Publik
Ukuran Perusahaan Klien
Hipotesis
Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan
dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari
KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005 dalam
Damayanti dan Sudarma, 2007). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
pergantian manajemen maka perusahaan klien mempunyai kesempatan untuk
menunjuk auditor baru yang lebih berkualitas, lebih dapat diajak bekerjasama dan
sejalan dengan kebijakan serta pelaporan akuntansinya. Jika hal ini tidak terpenuhi,
kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya.
H1: Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap penggantian KAP pada
perusahaan di Indonesia
Opini Audit
Opini audit juga merupakan salah satu dasar informasi yang digunakan oleh
para pemakai eksternal laporan keuangan sekaligus digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Jika auditor tidak dapat memberikan opini
wajar tanpa pengecualian, perusahaan klien cenderung akan berpindah KAP yang
mungkin dapat memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Chow
dan Rice (dalam Wijayani 2011) mendapatkan bukti empiris bahwa perusahaan
cenderung berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan
keuangannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mendapat
qualified opinion atas laporan keuangannya akan cenderung untuk mengganti
auditornya sedangkan untuk perusahaan yang sudah mendapatkan opini unqualified
cenderung untuk mempertahankan auditornya.
H2: Opini audit berpengaruh negatif terhadap penggantian KAP pada
perusahaan di Indonesia.
Kesulitan Keuangan Perusahaan
Kesulitan keuangan yang dialami perusahaan cenderung menyebabkan adanya
penggantian auditor maupun kantor akuntan publik, hal tersebut disebabkan oleh
menurunnya kemampuan keuangan perusahaan sehingga sudah tidak lagi memiliki
kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP. Schwatz dan
Menon (dalam Mardiyah 2002) menghipotesiskan bahwa kesulitan keuangan akan
menyebabkan manajemen melakukan auditor changes. Hasil ini menunjukkan bahwa
distress atas laporan keuangan akan menyebabkan auditor changes dibanding yang
tidak mengalami distress laporan keuangan.
H3: Kesulitan Keuangan Perusahaan berpengaruh positif terhadap Penggantian
KAP pada perusahaan di Indonesia.
Ukuran KAP
Manajemen dan perusahaan akan mencari KAP yang bereputasi tinggi karena
investor dan para pihak yang menggunakan laporan keuangan lebih percaya pada
hasil audit yang dikeluarkan oleh KAP yang mempunyai reputasi. Hal tersebut
disebabkan karena pada dasarnya para investor dan para pemakai laporan keuangan
menjadikan reputasi auditor sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan.
Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam servis KAP besar (Mardiyah,
2002). KAP yang lebih besar juga sering dipandang lebih dapat mempertahankan
independensi dibandingkan KAP kecil, karena KAP besar menyediakan layanan
untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga dapat mengurangi ketergantungan
mereka terhadap klien tertentu sehingga jika perusaan sudah menggunakan KAP
besar maka kecenderungan untuk melakukan penggantian KAP kecil
kemungkinannya.
H4: Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap penggantian KAP pada
perusahaan di Indonesia.
Persentase Perubahan ROA
Persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah satu proksi
atas reputasi klien / client reputation (Mardiyah, 2002). Selain itu perubahan ROA
juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi keuangan perusahaan (Kartika, 2006
dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin
efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnis di
masa depannya. Jika persentase ROA perusahaan menurun hal tersebut menandakan
bahwa kinerja perusahaan klien tersebut juga mengalami penurunan, prospek bisnis di
masa depan nya juga tidak terlalu baik.
H5: Persentase perubahan ROA berpengaruh negatif terhadap penggantian KAP
pada perusahaan di Indonesia.
Ukuran Klien
Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala yang dapat diukur dari segi
financial dengan cara melihat pada total asset. Semakin besar total asset perusahaan
maka mengindikasikan perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Semakin
perusahaan tumbuh menjadi perusahaan yang besar maka jumlah hubungan agensi
yang tercipta juga akan semakin meningkat pula. Oleh karena itu, keadaan tersebut
dapat diatasi dengan menggunakan KAP yang lebih independen guna mengurangi
resiko. Sebuah ketidaksesuaian ukuran antara perusahaan klien yang besar diaudit
oleh perusahaan audit yang kecil dapat menyebabkan berakhirnya keterlibatan audit
yaitu auditor switching (Hudaib dan Cooke, 2005 dalam Nabilla 2011).
H6: Ukuran Perusahaan klien berpengaruh positif terhadap penggantian KAP
pada perusahaan di Indonesia.
III. METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah penggantian
KAP (Switch). Penggantian KAP adalah penggantian yang dilakukan oleh
perusahaan terhadap auditor atau Kantor Akuntan Publik yang telah
mengaudit laporan keuangannya. Variabel penggantian KAP menggunakan
variabel dummy. Jika perusahaan klien berpindah KAP, maka diberikan nilai
1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak berpindah KAP, maka diberikan
nilai 0.
2. Variabel Independen
Pergantian Manajemen
Variabel pergantian manajemen menggunakan variabel dummy. Jika
terdapat pergantian direksi dalam perusahaan maka diberikan nilai 1.
Sedangkan jika tidak terdapat pergantian direksi dalam perusahaan,
maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2007 dalam
Sinarwati 2010).
Opini Audit
Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan
klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified)
maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien menerima
opini wajar tanpa pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 0
(Damayanti dan Sudarma, 2007).
Kesulitan Keuangan Perusahaan
Dalam penelitian ini variable Kesulitan Keuangan Perusahaan
diproksikan dengan rasio DER (Debt to Equity Ratio) mengacu pada
penelitian yang dilakukan Sinarwati (2010); Suparlan dan Andayani
(2010). Rasio DER dalam penelitian ini dihitung dengan
membandingkan total hutang dengan total ekuitas. Variabel kesulitan
keuangan perusahaan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan
klien memiliki rasio DER di atas 100%, maka diberikan nilai 1.
Sedangkan jika perusahaan klien memiliki rasio DER di bawah 100%,
maka diberikan nilai 0 (Wijayani, 2011).
Ukuran KAP
Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika sebuah
perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan
jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan
nilai 0 (Sinarwati, 2010).
Persentase Perubahan ROA
Persentase perubahan ROA dalam peneletian ini dapat diperoleh
dengan cara :
ROAt – ROAt-1
ROA (Return on Assets) = ------------------------------- X 100%
ROAt-1
Variable persentase perubahan ROA diukur dengan statistik deskriptif
dengan menggunakan metode pooled data. (Damayanti dan Sudarma,
2007).
Ukuran Perusahaan Klien
Variabel ukuran perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung dengan
melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan (Nasser et al.,
2006 dalam Wijayani 2011).
Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-2010.
Pemilihan sampel berdasarkan metode purposive sampling yaitu merupakan tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampai tahun 2010 terdapat
sebanyak 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar sebagai emiten di BEI.
Berdasarkan penggunaan kriteria tersebut, maka jumlah akhir dari sampel diperoleh
sebanyak 32 perusahaan manufaktur.
Jenis dan Sumber data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan
perusahaan publik (manufaktur) tahun 2006 sampai 2010 yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang tersedia di Pojok BEI-Universitas
Diponegoro, dan dari situs resmi BEI di www.idx.co.id
Metode Analisis Data
Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah penyajian data baik secara numerik dengan
menghitung nilai rata-rata, standar deviasi dan maksimum-minimum. Atau secara
grafis (dalam bentuk tabel atau grafik) untuk mendapatkan gambaran mengenai data
sampel.
Pengujian Hipotesis Penelitian
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE).
Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0
Ho b1 b2 b3 ... bi 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian
terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan
keputusan adalah:
1. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung.
2. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung
Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Overall Model Fit bertujuan untuk menilai apakah model yang digunakan
telah sesuai dengan data observasi. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit
dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood.
Menguji Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan
Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square.
Koefisien Determinasi (Nagelkelkre R Square)
Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell
untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini
dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai
maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada
multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Uji Multikolinieritas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi
yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matrik korelasi
antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen.
Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
Model Regresi Logistik Yang Terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik
(logistic regression), yaitu untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen nya. Model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
SWITCHt = bo + b1CEO + b2OPINI + b3DER + b4KAPSIZE + b5ROA + b6LnTA
+ e
Keterangan:
SWITCH : auditor switching (pepindahan kantor akuntan publik)
bo : konstanta
b1-b6 : koefisien regresi
CEO : Pergantian manajemen.
OPINI : Opini audit
DER : Kesulitan keuangan perusahaan
KAPSIZE : ukuran KAP
ROA : Persentase perubahan ROA
LnTA : ukuran perusahaan klien
e : residual error
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 128 -17,84 343,62 3,1331 31,17662 LnTA 128 8,95 13,25 11,7322 .70206 Valid N (listwise) 128
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif untuk variabel
persentase perubahan ROA dan ukuran perusahaan klien. Berdasarkan Tabel 4.3,
hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap persentase perubahan
roa (ROA) menunjukkan nilai minimum sebesar -17,84 nilai maksimum sebesar
343,62 dengan rata-rata sebesar 3,1331. Hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif terhadap ukuran klien (LnTA) menunjukkan nilai minimum sebesar 8,95
nilai maksimum sebesar 13,25 dengan rata-rata sebesar 11,7322.
Tabel 4.4
Frequency Tabel
CEO
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid .00 102 79.7 79.7 79.7
1.00 26 20.3 20.3 100.0 Total 128 100.0 100.0
Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable
pergantian manajemen (CEO). Dari total 128 sampel perusahaan ada 102 perusahaan
yang tidak melakukan pergantian manajemen atau sekitar 79,7% dan sisanya
sebanyak 26 perusahaan melakukan pergantian manajemen atau sekitar 20,3%.
OPINI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid .00 102 79.7 79.7 79.7
1.00 26 20.3 20.3 100.0 Total 128 100.0 100.0
Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable
opini audit (OPINI). Dari total 128 sampel perusahaan ada 102 perusahaan yang
mendapatkan opini unqualified atau sekitar 79,7% dan sisanya sebanyak 26
perusahaan mendapatkan opini selain unqualified atau sekitar 20,3%.
DER
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid .00 65 50.8 50.8 50.8
1.00 63 49.2 49.2 100.0 Total 128 100.0 100.0
Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable
kesulitan keuangan perusahaan (DER). Dari total 128 sampel perusahaan ada 65
perusahaan yang memiliki rasio DER dibawah 100% atau sekitar 50,8% dan sisanya
sebanyak 63 perusahaan memiliki rasio DER diatas 100% atau sekitar 49,2%.
KAPSIZE
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid .00 87 68.0 68.0 68.0
1.00 41 32.0 32.0 100.0 Total 128 100.0 100.0
Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable
ukuran KAP (KAPSIZE). Dari total 128 sampel perusahaan ada 87 perusahaan yang
diaudit oleh KAP non Big 4 atau sekitar 68% dan sisanya sebanyak 41 perusahaan
diaudit oleh KAP Big 4 atau sekitar 32%.
SWITCH
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid .00 75 58.6 58.6 58.6
1.00 53 41.4 41.4 100.0 Total 128 100.0 100.0
Berdasarkan hasil Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi untuk variable
penggantian KAP (SWITCH). Dari total 128 sampel perusahaan ada 75 perusahaan
yang tidak melakukan penggantian KAP atau sekitar 58,6% dan sisanya sebanyak 53
perusahaan yang melakukan penggantian KAP atau sekitar 41,4%.
Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-
2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada
akhir (Block Number = 1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 173,646. Setelah
dimasukkan keenam variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami
penurunan menjadi sebesar 111,277. Penurunan likelihood (-2LL) sebesar 62,369 ini
menunjukkan bahwa model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang
dihipotesiskan fit dengan data.
Tabel 4.5
Menilai Keseluruhan Model
Iteration
-2 Log Likehood
Coefficients
Constant
CEO
OPINI
DER
KAPSIZE
ROA
LNTA Step 1 125.552 -4.399 1.139 -1.613 .976 -1.072 .004 .341
2 119.249 -5.898 1.389 -2.747 1.233 -1.434 .010 .464 3 116.684 -6.115 1.418 -3.824 1.259 -1.505 .028 .484 4 112.976 -5.936 1.429 -4.956 1.177 -1.573 .126 .477 5 111.500 -6.323 1.518 -6.104 1.202 -1.722 .231 .514 6 111.321 -6.537 1.560 -7.177 1.235 -1.788 .271 .533 7 111.293 -6.557 1.564 -8.184 1.239 -1.793 .274 .534 8 111.283 -6.557 1.564 -9.185 1.239 -1.794 .274 .535 9 111.280 -6.557 1.564 -10.185 1.239 -1.794 .274 .535 10 111.278 -6.557 1.564 -11.185 1.239 -1.794 .274 .535 11 111.278 -6.557 1.564 -12.185 1.239 -1.794 .274 .535 12 111.278 -6.557 1.564 -13.185 1.239 -1.794 .274 .535 13 111.277 -6.557 1.564 -14.185 1.239 -1.794 .274 .535 14 111.277 -6.557 1.564 -15.185 1.239 -1.794 .274 .535 15 111.277 -6.557 1.564 -16.185 1.239 -1.794 .274 .535 16 111.277 -6.557 1.564 -17.185 1.239 -1.794 .274 .535 17 111.277 -6.557 1.564 -18.185 1.239 -1.794 .274 .535 18 111.277 -6.557 1.564 -19.185 1.239 -1.794 .274 .535 19 111.277 -6.557 1.564 -20.185 1.239 -1.794 .274 .535 20 111.277 -6.557 1.564 -21.185 1.239 -1.794 .274 .535
Koefisien Determinasi
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log Likehood
Cox & Snell R Square
Nagelkelkre R Square
1 111.277 .386 .519
Sumber : Data sekunder yang diolah
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistic ditunjukkan
oleh nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R
Square adalah sebesar 0,519 yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 51,9%, sedangkan sisanya
48,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.
Menguji Kelayakan Model Regresi
Tabel 4.7
Menguji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-Square
Df
Sig
1 7.716 8 .462
Sumber: Data sekunder diolah
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai
Hosmer and Lemeshow’s sebesar 7,716 dengan siginfikan (p) pada 0,462, oleh karena
itu nilai ini di atas 0,005 maka model dikatakan fit dan model dapat diterima atau
maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan korelasi antarvariabel independen. Jika tidak terjadi korelasi antarvariabel
independen maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut baik.
Tabel 4.8
Uji Multikolinieritas
Correlation Matrix
Constant CEO OPINI DER KAPSIZE ROA LNTA
Step Constant 1.000 -.174 .000 -.236 .408 -.112 -.997
1 CEO -.174 1.000 .000 -.039 -.287 .172 .163
OPINI .000 .000 1.000 .000 .000 .000 .000
DER -.236 -.039 .000 1.000 -.310 .089 .190
KAPSIZE .408 -.287 .000 -.310 1.000 -.316 -.430
ROA -.112 .172 .000 .089 -.316 1.000 .124
LNTA -.997 .163 .000 .190 -.430 .124 1.000
Sumber: Data Sekunder diolah
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi
yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi
antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Hasil
menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih
besar dari 0,8; maka tidak ada gejala multikolinearitas yang serius antar variabel
bebas.
Matriks Klasifikasi
Tabel 4.9
Matriks Klasifikasi
Classification Table
Observed
Predicted
SWITCH
Percentage
Correct .00 1.00
Step 1 SWITCH .00 63 12 84.0
1.00 13 40 75.5
Overall Percentage 80.5
a. The cut Value is 5.00
Sumber: Data Sekunder diolah
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan
melakukan perpindahan KAP adalah sebesar 75,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 40 perusahaan
(75,5%) yang diprediksi akan melakukan perpindahan KAP dari total 53 perusahaan
yang melakukan perpindahan KAP. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak
melakukan perpindahan KAP adalah sebesar 84%, yang berarti bahwa dengan model
regresi yang digunakan ada sebanyak 63 perusahaan (84%) yang diprediksi tidak
melakukan perpindahan dari total 75 perusahan yang tidak melakukan perpindahan
KAP.
Model Regresi Logistik
Model regresi logistik disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Logistik
B S.E Wald Sig. Ket. CEO 1.564 .613 6.508 .011 SIGNIFIKAN H1 DITERIMA
OPINI -21.185 7501.197 .000 .998 TIDAK SIGNIFIKAN H2 TIDAK DITERIMA
DER 1.239 .491 6.355 .012 SIGNIFIKAN H3 DITERIMA
KAPSIZE -1.794 .596 9.045 .003 SIGNIFIKAN H4 DITERIMA
ROA .274 .137 3.988 .046 SIGNIFIKAN H5 DITERIMA
LNTA .535 .374 2.041 .153 TIDAK SIGNIFIKAN H6 TIDAK DITERIMA
Constant -6.557 4.390 2.231 .135 - - Sumber: Data Sekunder diolah
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini:
SWITCH = -6,557 + 1,564 CEO - 21,185OPINI + 1,239DER – 1,794KAPSIZE +
0,274ROA + 0,535LnTA
Interpretasi Hasil
1. Pengaruh pergantian manajemen (CEO) terhadap Penggantian KAP
(SWITCH)
Hasil pengujian variabel CEO menunjukkan koefisien regresi positif sebesar
1,564 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,011, lebih kecil dari = 5%.
Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5% maka hipotesis ke-1
diterima. Hasil ini juga mendukung teori keagenan yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan kepentingan antara manajemen/agent dan pemilik
perusahaan/principle. Perbedaan kepentingan rentan menimbulkan konflik.
Terjadinya konflik tersebut cendrung menyebabkan manajemen diganti, dan
pergantian manajemen diikuti oleh penggantian KAP.
2. Pengaruh Opini Audit (OPINI) terhadap Penggantian KAP (SWITCH)
Hasil pengujian variabel OPINI menunjukkan bahwa koefisien regresi negatif
sebesar -21,185 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,998, lebih besar dari
= 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari = 5%, maka
hipotesis ke-2 ditolak. Hasil pengujian yang gagal menemukan adanya
pengaruh signifikan diduga disebabkan karena pada umumnya perusahaan
sampel telah mendapatkan opini unqualified. Selain itu, jika perusahaan
menggunakan KAP Big Four, hal tersebut menyebabkan perusahaan tidak
terlalu memiliki keleluasaan untuk melakukan switch karena penggantian
kelas KAP dari Big Four dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya sentimen
negatif dari pelaku pasar terhadap kualitas pelaporan keuangan dari
perusahaan.
3. Pengaruh kesulitan keuangan perusahaan (DER) terhadap Penggantian
KAP (SWITCH)
Hasil pengujian variabel kesulitan keuangan perusahaan (DER) menunjukkan
bahwa koefisien regresi positif sebesar 1,239 dengan tingkat signifikansi (p)
sebesar 0,012, lebih kecil dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih
kecil dari = 5%, maka hipotesis ke-3 diterima. Posisi keuangan auditee
mungkin memiliki implikasi penting pada keputusan mempertahankan KAP.
Switch juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki
kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang
diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan.
4. Pengaruh ukuran KAP (KAPSIZE) terhadap Penggantian KAP
(SWITCH)
Hasil pengujian variabel ukuran KAP menunjukkan bahwa koefisien regresi
negatif sebesar -1,794 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,003, lebih
kecil dari = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5%,
maka hipotesis ke-4 diterima. KAP Big Four dianggap memiliki kualitas yang
lebih tinggi apabila dibandingkan dengan KAP non Big Four. Hasil pengujian
yang menghasilkan arah pengaruh negatif menunjukkan bahwa perusahaan
yang telah menggunakan jasa KAP Big Four memiliki kemungkinan yang
lebih kecil untuk melakukan penggantian KAP.
5. Pengaruh persentase perubahan ROA terhadap Penggantian KAP
(SWITCH)
Hasil pengujian variabel ROA menunjukkan bahwa koefisien regresi positif
sebesar 0,274 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,046, lebih kecil dari
= 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari = 5%, maka hipotesis
ke-5 diterima. Hasil penelitian menunjukkan ROA dapat menjadi penyebab
perusahaan mengganti auditornya karena ROA menggambarkan rendahnya
kinerja manajemen perusahaan. Oleh karena itu perusahaan cenderung untuk
mengganti auditornya agar rendahnya kinerja manajemen perusahaan tersebut
dapat diperbaiki dengan mengganti auditor yang lebih berkulaitas sehingga
yang dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
6. Pengaruh ukuran perusahaan klien (LnTA) terhadap Penggantian KAP
(SWITCH)
Hasil pengujian variabel Ln.TA menunjukkan bahwa koefisien regresi positif
sebesar 0,535 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,153, lebih besar dari
= 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari = 5%, maka hipotesis
ke-6 ditolak. Sebagian besar sampel penelitian terdiri dari klien dengan total
aset kecil dan sebagian besar dari mereka sudah menggunakan KAP non Big 4
sehingga tidak ada kecenderungan untuk melakukan penggantian KAP.
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression)
menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat pengaruh
pergantian manajemen, ukuran KAP, kesulitan keuangan perusahaan
dan persentase perubahan ROA terhadap penggantian KAP.
Hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression)
menunjukkan bahwa secara statistik terbukti tidak terdapat pengaruh
opini audit dan ukuran klien terhadap penggantian KAP.
Keterbatasan
1. Periode penelitian hanya lima tahun yaitu dari tahun 2006 sampai tahun 2010
sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh.
2. Jumlah sampel perusahaan yang menjadi obyek penelitian hanya satu jenis
industri saja (manufaktur), sehingga tidak dapat menggeneralisir hasil temuan
untuk seluruh perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan
enam variabel independen. Variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh
terhadap penggantian kantor akuntan publik tidak dipertimbangkan dalam
penelitian ini.
4. Dampak Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Pembatasan Praktik Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik” tidak tercakup dalam penelitian ini.
Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan rentang waktu penelitian
yang lebih panjang agar memperoleh hasil yang lebih relevan.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah sampel perusahaan dari semua
jenis kategori industri yang ada di Bursa efek Indonesia (BEI) sehingga dapat
dilihat generalisasi teori secara valid.
3. Penambahan variabel baru sebagai variabel independen maupun variabel
dependen sangat penting untuk melengkapi hasil penelitian terdahulu untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang penggantian KAP.
4. Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan dampak adanya
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008
pasal 3 tentang “Pembatasan Praktik Akuntan Publik dan Kantor Akuntan
Publik”.
DAFTAR PUSTAKA
Adityawati, P. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Bursa Efek Indonesia, n.d. Indonesian Capital Market Directory 2003-2009, Bursa
Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak.
Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik”.
http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/pergantian-auditor-dan-kantor- akuntan.html, diakses 29 November 2010.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Giri, E.F. 2010. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.
Hanafi, I. 2004. “Pengaruh Kualitas Audit dan pergantian Auditor Terhadap
Kepuasan Klien”. Tesis S-2 Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang.
Kawijaya, N. dan Juniarti. 2007. “Faktor-Faktor yang Mendorong Perpindahan
Auditor (Auditor Switch) Pada Perusahaan-Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No. 2, Nopember 2002: 93 – 105.
Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap
Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (Recursive Model Algorithm)”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 3, No. 2, pp. 133-154.
Martini, T. 2007. “Pengaruh Kualitas Audit, Pergantian Auditor, dan
Pengalaman Kerja Terhadap Kepuasan Klien”. Tesis S-2 Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang.
Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.
Mulyadi, 2002, Auditing, Buku 1, Salemba Empat, Yogyakarta.
Murtini, S. 2003. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Klien Audit di Indonesia”. Tesis S-2 Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang.
Nabilla. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching”. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Nasser, A.T, dan E.A. wahid, 2006, “Auditor-Client Relationship: The Case Of Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia”, Managerial Accounting Journal, Vol.21, No.7.
Rizqiasih, P.D. 2011. “Pengaruh Struktur Governance Terhadap Fee Audit
Eksternal”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Sinarwati, N.K. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Melakukan Perpindahan Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.
Sujak, C. 2011. “Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor
Akuntan Publik”. Skripsi Jurusan Akuntansi Universitas Sultan Agung Semarang.
Sumarwoto. 2009. “Pengaruh Kebijakan Rotasi KAP Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan”. Skripsi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang.
Suparlan. dan W. Andayani. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan
Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.
Widiawan, W. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor
Akuntan Publik”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Wijayani, E.D. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
di Indonesia Melakukan Auditor Switching”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Wijayanti, M.P. 2009. “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.