90
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMUDA PEDESAAN DALAM MELANJUTKAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh ALVITA RAISSA MARZA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMUDA …digilib.unila.ac.id/54576/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda desa untuk melanjutkan

  • Upload
    buikien

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINATPEMUDA PEDESAAN DALAM MELANJUTKAN USAHATANI PADI

DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

ALVITA RAISSA MARZA

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING OF RURAL YOUTH INTERESTTO CONTINUE RICE FARMING IN LAMPUNG TENGAH REGENCY

By

Alvita Raissa Marza

This research aims to analyze the income of rice farming, the factors affecting ofrural youth interest to continue rice farming, pull and push factors to work inagriculture sector. This research was purposively conducted in Trimurjo SubDistrict and Seputih Banyak Sub District, Central Lampung Regency from Marchto April 2018. There are 63 respondents taken by using proportional randomsampling. The data of this research are collected by using survey method. Then,the analysis method use descriptive qualitative and quantitative. The descriptivequalitative and quantitative analysis is used to analyze farm income, binarylogistic regression, and Spearman test. The results of this research show that theincome of rice farming is Rp15.181.983,23 in the first planting season andRp16.931.595,67 in the second planting season. Factors affecting of youth interestto continue rice farming are land area, age, education level, distance of youthresidence to the city center. The pull factor to work in agriculture sector are theincome of rice farming and availability of land area. The push factors to work inagriculture sector are limited employment opportunities, low level of educationand too much free time.

Keywords : farm, interest, pull factor, push factor, youth

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMUDAPEDESAAN DALAM MELANJUTKAN USAHATANI PADI DI

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

Alvita Raissa Marza

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani padi, faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatanipadi, faktor penarik dan pendorong pemuda pedesaan untuk bekerja di sektorpertanian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Trimurjo dan KecamatanSeputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah secara purposive dilakukan padaBulan Maret hingga April 2018. Terdapat 63 responden pemuda pedesaan danpetani yang dipilih menggunakan metode proportional random sampling. Datapenelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode survey. Kemudian,metode analisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisisdeskriptif kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk menganalisis pendapatanusahatani, regresi logistik biner, dan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkanbahwa pendapatan usahatani padi adalah Rp15.181.983,23 pada musim tanampertama dan Rp16.931.595,67 pada musim tanam kedua. Faktor-faktor yangmempengaruhi minat pemuda desa untuk melanjutkan usahatani padi adalah luaslahan, usia, tingkat pendidikan, jarak tempat tinggal pemuda ke pusat kota. Faktorpenarik untuk bekerja di sektor pertanian adalah pendapatan dari usahatani padidan ketersediaan lahan. Faktor pendorong untuk bekerja di sektor pertanian adalahkesempatan kerja yang terbatas, tingkat pendidikan yang rendah dan terlalubanyak waktu luang.

Kata kunci: faktor penarik, faktor pendorong, minat, pemuda, pertanian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINATPEMUDA PEDESAAN DALAM MELANJUTKAN USAHATANI PADI

DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

ALVITA RAISSA MARZA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 9

Oktober 1996, anak ketiga dari tiga bersaudara

pasangan Bapak Ir. Sumardi Ahdah, M.M. dan Ibu Drs.

Tri Faniza. Penulis menyelesaikan studi tingkat Taman

Kanak-Kanak (TK) di TK Tekom pada tahun 2002,

tingkat Sekolah Dasar (SD) di SDN 2 Rawa Laut

Bandar Lampung pada tahun 2008, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) di

SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah Lanjut Tingkat

Atas (SLTA) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2014. Penulis terdaftar

sebagai mahasiswa di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN) tahun 2014.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi anggota organisasi internal

kampus yakni Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

(HIMASEPERTA). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Asto Mulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah dan Praktik Umum (PU) di

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI).

SANWACANA

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji bagi Allah SWT, atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemuda Pedesaan dalam

Melanjutkan Usahatani Padi di Kabupaten Lampung Tengah”. Penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa

adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis,

atas arahan, bantuan, dan nasihat yang telah diberikan.

3. Bapak Dr. Ir. R. Hanung Ismono, M.P., sebagai Dosen Pembimbing Utama,

atas ketulusan hati dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, arahan,

dukungan, saran, dan nasihat selama proses penyelesaian skripsi.

4. Bapak Ir. Eka Kasymir, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Anggota serta

Dosen Pembimbing Akademik, atas ketulusan hati dan kesabaran dalam

memberikan bimbingan, arahan, nasihat, saran, dan dukungan selama proses

penyelesaian skripsi.

5. Ibu Dr. Ir. Ktut Murniati, M.T.A., selaku Dosen Penguji, atas saran, nasihat,

serta arahan yang diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Keluargaku tercinta Bapak Ir. Sumardi Ahdah, M.M., Ibu Drs. Tri Faniza,

Ajo Almer Reyhan Marza, S.E., Unjunan Novila Erdila, A.Md., dan Uni

Almira Raina Marza, A.Md. serta Mizyan Omar Azala, yang selalu

memberikan restu, kasih sayang, perhatian, semangat, motivasi, nasihat, dan

doa yang tak pernah terputus hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis, atas semua ilmu yang telah diberikan

selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.

8. Karyawan-karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Mba Ayi, Mba Iin, Mas

Bukh, Mba Tunjung, dan Mas Boim, atas semua bantuan yang telah

diberikan.

9. Bapak Ir. Trijono selaku ketua penyuluhan Kecamatan Trimurjo dan Bapak

Ir. Rusyandi selaku ketua penyuluhan Kecamatan Seputih Banyak atas

semua arahan, saran, bantuan, dan izin yang diberikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis sejak awal perkuliahan hingga

sekarang, Ayu Nirmala Lutfie Syarief, Dian Widya Putri, Dwi Febrina,

Ferlia Devanda, Grace Virginie Agatha, dan Nurul Fajri Indah Lestari, atas

bantuan, saran, dukungan, dan semangat yang telah diberikan selama ini,

semoga setelahnya kita semua bergelar sarjana.

11. Sahabat-sahabat penulis sejak SMA, Bella, Chyntia, Indah, Nasa, Sunita,

dan Uuk, atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sampai

sekarang.

12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 dan Kelas A, Nadia Putri,

Yohana, Kiki Dalimunthe, Aurora, Faakhira, Devira, Dete, Matski, Lika,

dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih

atas kebersamaanya selama ini.

13. Kanda yunda Agribisnis angkatan 2011, 2012, 2013, serta adik-adik 2015,

2016, dan 2017, atas bantuan yang diberikan selama proses perkuliahan.

14. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan

segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan selama proses

penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala

bantuan yang telah diberikan. Aamiin ya Rabbalalaamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Penulis

Alvita Raissa Marza

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DANHIPOTESIS ................................................................................................ 9

A. Tinjauan Pustaka.................................................................................... 91. Usahatani Padi.................................................................................. 92. Minat ................................................................................................. 123. Pemuda Pedesaam............................................................................. 174. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Anak Petani dalam

Melanjutkan Usahatani .................................................................... 185. Faktor-Faktor Pendorong dan Penarik Pemuda Pedesaan

Bekerja di Sektor Pertanian ............................................................. 22B. Kajian Penelitian Terdahulu .................................................................. 23C. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 29D. Hipotesis................................................................................................. 33

III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 34

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ................................................ 34B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian............................ 38C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data .................................................... 41D. Metode Analisis Data............................................................................. 42

1. Metode Analisis untuk Menjawab Tujuan Pertama ........................... 42

ii

2. Metode Analisis untuk Menjawab Tujuan Kedua.............................. 453. Metode Analisis untuk Menjawab Tujuan Ketiga ............................. 53

IV. GAMBARAN UMUM .............................................................................. 56

A. Gambaran Umum Lampung Tengah .................................................... 56B. Gambaran Umum Kecamatan Trimurjo ............................................... 61C. Gambaran Umum Kecamatan Seputih Banyak .................................... 63

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 67

A. Keadaan Umum Responden ................................................................. 67a.1. Karakteristik Pemuda Pedesaan ..................................................... 67

1. Umur .......................................................................................... 672. Tingkat Pendidikan .................................................................... 69

a.2. Karakteristik Petani Padi ............................................................... 711. Umur .......................................................................................... 712. Tingkat Pendidikan .................................................................... 723. Luas Lahan dan Status Kepemilikan........................................... 724. Jumlah Tanggungan Keluarga .................................................... 74

B. Analisis Pendapatan Usahatani padi ..................................................... 751. Keragaan Usahatani Padi ................................................................ 752. Penggunaan Sarana Produksi .......................................................... 763. Analisis Biaya Usahatani Padi ........................................................ 834. Analisis Pendapatan Usahatani ....................................................... 84

C. Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemuda Pedesaan dalamMelanjutkan Usahatani Padi ................................................................. 901. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 90

D. Faktor Pendorong dan Penarik Pemuda Pedesaan Bekerja di SektorPertanian ................................................................................................ 971. Faktor Pendorong Pemuda Pedesaan Bekerja di Sektor

Pertanian ......................................................................................... 972. Faktor Penarik Pemuda Pedesaan Bekerja di Sektor Pertanian ...... 104

VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 108

A. Kesimpulan ........................................................................................... 108B. Saran ..................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lima kecamatan produksi padi tertinggi di Kabupaten LampungTengah ............................................................................................................ 6

2. Ringkasan beberapa penelitian terdahulu mengenai analisis minat pemudapedesaan untuk melanjutkan usahatani padi ....................................................... 25

3. Jumlah populasi (diolah) ...................................................................................... 39

4. Demografi Kecamatan Trimurjo pada tahun 2016 ........................................ 62

5. Demografi Kecamatan Seputih Banyak pada tahun 2016.............................. 65

6. Sebaran pemuda pedesaan berdasarkan kelompok umur......................... …. 68

7. Jumlah pemuda pedesaan yang berpartisipasi dan tidak berpartisipasidalam usahatani padi berdasarkan kelompok umur....................................... 68

8. Sebaran pemuda pedesaan berdasarkan tingkat pendidikan ........................ 69

9. Jumlah pemuda pedesaan yang berpartisipasi dan tidak berpartisipasidalam usahatani padi berdasarkan tingkat pendidikan ................................. 70

10. Sebaran petani padi berdasarkan kelompok umur ...................................... 71

11. Sebaran petani padi berdasarkan tingkat pendidikan .................................. 72

12. Sebaran luas lahan garapan petani padi ...................................................... 73

13. Sebaran petani padi berdasarkan status kepemilikan lahan ........................ 73

14. Sebaran petani padi berdasarkan jumlah tanggungan keluarga .................. 74

iv

15. Rata-rata penggunaan input usahatani padi per hektar ............................... 77

16. Intensitas pemuda pedesaan dalam membantu usahatani milik orangtua per musim tanam................................................................................... 80

17. Rincian kegiatan yang dilakukan pemuda pedesaan dalam membantuusahatani padi ............................................................................................ 81

18. Kegiatan yang biasa dilakukan pemuda pedesaan ...................................... 82

19. Rata-rata nilai penyusutan peralatan per hektar .......................................... 83

20. Rata-rata biaya usahatani padi per hektar ................................................... 84

21. Rata-rata penerimaan, biaya dan pendapata usahatani padi padamusim hujan (MT 1)................................................................................... 86

22. Rata-rata penerimaan, biaya dan pendapata usahatani padi padamusim kemarau (MT 2).............................................................................. 87

23. Kontribusi pemuda pedesaan terhadap pendapatan tunai dan totalusahatani padi............................................................................................... 89

24. Hasil uji validitas dan reliabilitas minat pemuda pedesaan ........................ 91

25. Tingkat minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi ......... 92

26. Hasil regresi logistik biner faktor-faktor yang mempengaruhi minatpemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi ................................ 93

27. Persepsi pemuda pedesaan mengenai keterbatasan kesempatanpekerjaan lainnya menjadi faktor pendorong bekerja di sektorpertanian ..................................................................................................... 98

28. Sebaran pemuda pedesaan responden berdasarkan tingkat pendidikan...... 99

29. Persepsi pemuda pedesaan mengenai keterbatasan pendidikan yangdimiliki menjadi faktor pendorong bekerja di sektor pertanian ................. 100

30. Persepsi pemuda pedesaan mengenai kehendak orang tua menjadifaktor pendorong bekerja di sektor pertanian ............................................. 101

v

31. Persepsi pemuda pedesaan mengenai mengisi waktu luang menjadifaktor pendorong untuk bekerja di sektor pertanian................................... 102

32. Persepsi pemuda pedesaan mengenai ajakan teman mejadi faktorpendorong bekerja di sektor pertanian........................................................ 104

33. Persepsi pemuda pedesaan mengenai tingkat pendapatan usahatanipadi menjadi faktor penarik bekerja di sektor pertanian ............................ 105

34. Sebaran luas lahan garapan orang tua pemuda pedesaan............................ 106

35. Persepsi pemuda pedesaan mengenai ketersediaan lahan menjadifaktor pendorong bekerja di sektor pertanian ............................................. 107

36. Indentitas petani responden......................................................................... 115

37. Biaya penggunaan benih ............................................................................. 118

38. Biaya penggunaan pupuk ............................................................................ 120

39. Biaya penggunaan pestisida ........................................................................ 129

40. Biaya penyusutan ........................................................................................ 141

41. Biaya tenaga kerja ...................................................................................... 145

42. Biaya sewa lahan, biaya angkut dan biaya pajak petani padi ..................... 163

43. Rincian biaya tunai MT 1 ........................................................................... 165

44. Rincian biaya tunai MT 1 ........................................................................... 167

45. Biaya diperhitungkan dan biaya total MT 1 ............................................... 170

46. Biaya diperhitungkan dan biaya total MT 1 ............................................... 172

47. Pendapatan usahatani padi MT 1 ................................................................ 174

48. Pendapatan usahatani MT 2 ........................................................................ 177

49. R/C rasio MT 1 .......................................................................................... 180

vi

50. R/C rasio MT 2 ........................................................................................... 181

51. Indentitas pemuda pedesaan ....................................................................... 182

52. Hasil uji validitas dan reliabilitas faktor-faktor yang mempengaruhiminat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi ..................... 184

53. Minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi ...................... 186

54. Hasil analisis regresi logistik biner faktor-faktor yang mempengaruhiusahatani padi ............................................................................................. 190

52. Hasil uji validitas dan reliabilitas faktor penarik dan pendorongpemuda pedesaan bekerja di sektor pertanian khususnya usahatanipadi ............................................................................................................ 192

51. Jawaban pemuda responden mengenai faktor penarik dan pendorongbekerja di sektor pertanian khususnya usahatani padi................................ 193

52. Hasil uji kolerasi spearman antara persepsi pemuda faktor penarikdan pendorong dengan minat pemuda ....................................................... 197

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian di Indonesia pada tahun 2014-2016 ............................................................................................................ 2

2. Persentase jumlah tenaga kerja di perkotaan dan pedesaan di sektortanaman pangan menurut kelompok umur tahun 2013 Indonesia .............. 3

3. Persentase jumlah tenaga kerja di perkotaan dan pedesaan di sektortanaman pangan menurut kelompok umur tahun 2013 ProvinsiLampung ..................................................................................................... 4

4. Jumlah petani di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2008 dan2017 ........................................................................................................... 6

5. Kerangka pemikiran faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemudapedesaan dalam melanjutkan usahatani padi di Kabupaten LampungTengah ......................................................................................................... 32

6. Persentase jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015 ..... 58

7. Struktur PDRB Lampung Tengah tahun 2016 ............................................ 61

8. Persentase luas wilayah berdasarkan potensi penggunaan lahan diKecamatan Trimurjo tahun 2016................................................................. 63

9. Persentase luas wilayah berdasarkan potensi penggunaan lahan diKecamatan Seputih Banyak......................................................................... 66

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu menopang

perekonomian suatu negara, khususnya pada negara agraris. Indonesia

sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam yang melimpah serta posisi

Indonesia yang sangat strategis. Negara agraris adalah keadaan suatu negara

yang mayoritas penduduk memiliki mata pencarian pada sektor pertanian.

Salah satu peran sektor pertanian adalah sektor yang mampu menyerap tenaga

kerja di Indonesia.

Tenaga kerja adalah semua penduduk berada pada rentang usia kerja yang

bersedia dan memiliki kesanggupan untuk bekerja, antara lain penduduk yang

telah bekerja, penduduk yang sedang mencari kerja, penduduk yang sedang

menempuh pendidikan (sekolah), dan penduduk yang sedang mengurus rumah

tangga. Namun, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian tahun 2014 sampai

tahun 2016 semakin berkurang setiap tahunnya. Penurunan jumlah tenaga

kerja dapat dilihat dalam Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa pada

tahun 2016 terjadi penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 4,5% dari tahun

2015. Penurunan tenaga kerja ditunjukkan dari garis jumlah tenaga kerja di

sektor pertanian yang semakin menurun dari tahun 2014 sampai tahun 2016.

2

Gambar 1. Jumlah tenaga kerja di sektor pertanian di Indonesia pada tahun2014-2016

Sumber : Badan Pusat Statistik (2017)

Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor, salah satunya adalah

subsektor tanaman pangan. Keadaan tenaga kerja Indonesia di subsektor

tanaman pangan tidak hanya terjadi penurunan jumlah, tetapi juga terdapat

hanya sedikit jumlah tenaga kerja yang berusia antara 16 sampai 24 tahun dan

didominasi oleh tenaga kerja yang berusia 60 tahun lebih, hal tersebut dapat

dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 memperlihatkan bahwa tenaga kerja berusia

60 tahun lebih mendominasi dengan persentase sekitar 15 persen yang

terdapat di pedesaan.

36500000

37000000

37500000

38000000

38500000

39000000

39500000

40000000

40500000

41000000

41500000

2014 2015 2016

Jumlah tenaga kerja disektor pertanian

3

Gambar 2. Persentase jumlah tenaga kerja di perkotaan dan pedesaan disektor tanaman pangan menurut kelompok umur tahun 2013Indonesia

Sumber : Departemen Pertanian (2014)

Keadaan tenaga kerja di pedesaan pada subsektor tanaman pangan tidak hanya

terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di salah satu provinsi yang memiliki

potensi yang baik pada subsektor tanaman pangan, yaitu Provinsi Lampung.

Keadaan tenaga kerja pada subsektor tanaman pangan di Provinsi Lampung

dapat dilihat pada Gambar 3. Data Gambar 3 menunjukkan bahwa tenaga

kerja pada subsektor tanaman pangan didominasi oleh tenaga kerja yang

berusia 60 tahun lebih dan hanya sedikit tenaga kerja yang berusia antara 16

sampai 24 tahun. Tenaga kerja yang berusia 16 sampai 24 tahun merupakan

usia pemuda yang merujuk pada UNESCO dan International Youth Year yang

diselenggarakan pada tahun 1985.

-30 -20 -10 0 10 20

16-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60+

perkotaan

pedesaan

4

Gambar 3. Persentase jumlah tenaga kerja di perkotaan dan pedesaan disektor tanaman pangan menurut kelompok umur tahun 2013Provinsi Lampung

Sumber : Departemen Pertanian (2014)

Menurut Abdulah (1974), pemuda adalah individu dengan karakter yang

dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun, belum memiliki pengendalian

emosi yang stabil. Pemuda memiliki peranan tertentu sebagai bagian dari

sistem sosial masyarakat. Pemuda memiliki peranan penting dalam

lingkungan masyarakat terutama sebagai penerus dari generasi sebelumnya

untuk melakukan pembangunan sehingga pemuda pedesaan memiliki peranan

untuk melanjutkan usahatani guna melanjutkan pembangunan.

Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah pemuda berusia antara

16 sampai 24 tahun yang bekerja di subsektor tanaman pangan hanya sedikit,

hal tersebut salah satunya disebabkan karena minat pemuda yang rendah untuk

bekerja di sektor pertanian khususnya tanaman pangan. Minat adalah rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60+

perkotaan

pedesaan

5

timbul tidak secara tiba-tiba. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan

diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu merupakan hasil dari

pembelajaran dan menyokong kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan

(Slameto, 2003). Minat seseorang dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor dari

dalam (intrinsik) dan faktor dari luar (ekstrinsik) (Hadinoto, 1998). Menurut

Widjaya (2014), tingkat pendidikan yang dijalankan oleh pemuda pedesaan

dapat membuat pemuda jauh dari sektor pertanian serta membuat pemuda

lebih memilih sektor lain dan bekerja di luar desanya. Minat dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepemilikan lahan, luas lahan

usahatani, tingkat pendidikan, usia pemuda pedesaan dan lainnya.

Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang berada di

Provinsi Lampung yang memiliki potensi baik di subsektor tanaman pangan.

Tanaman pangan merupakan segala jenis tanaman pokok yang di dalamnya

terkandung karbohidrat dan protein yang dapat digunakan sebagai sumber

energi bagi manusia. Salah satu tanaman pangan yang biasanya dikonsumsi

sebagian besar masyarakat Indonesia adalah tanaman padi atau beras.

Kabupaten Lampung Tengah memiliki beberapa kecamatan yang

menghasilkan produksi padi tertinggi. Kecamatan Trimurjo dan Kecamatan

Seputih Banyak merupakan dua kecamatan dari lima kecamatan tertinggi

produksi padi di Kabupaten Lampung Tengah yang dapat dilihat pada Tabel 1.

6

Tabel 1. Lima kecamatan produksi padi tertinggi di Kabupaten LampungTengah tahun 2016

No. Kecamatan Produksi padi (ton)1 Seputih Raman 86.8712 Gunung Sugih 54.8453 Trimurjo 49.2314 Seputih Agung 36.0785 Seputih Banyak 30.894

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah (2017)

Minat pemuda pedesaan yang rendah diperkuat dengan data jumlah petani di

Kabupaten Lampung Tengah yang semakin berkurang pada Gambar 4. Data

Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah petani yang berkurang dari tahun 2008

ke 2017 sekitar 19,87 persen.

Gambar 4. Jumlah petani di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2008 dan2017

Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian KabupatenLampung Tengah (2008 dan 2017)

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

2008 2017

Jumlah petani diKabupaten LampungTengah

7

Penurunan jumlah petani di Kabupaten Lampung Tengah salah satunya dapat

disebabkan oleh minat pemuda pedesaan yang masih rendah dalam

melanjutkan usahatani. Usahatani padi merupakan usahatani yang banyak

dijalani sebagian besar masyarakat Kabupaten Lampung Tengah. Dengan

demikian, minat pemuda pedesaan yang rendah membuat peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian terkait dengan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi di

Kabupaten Lampung Tengah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, perumusan masalah yang diajukan adalah

sebagai berikut :

1. Berapa pendapatan petani usahatani padi di Kabupaten Lampung Tengah?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam

melanjutkan usahatani padi di Kabupaten Lampung Tengah?

3. Apa saja faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi pemuda

pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian di Kabupaten Lampung

Tengah?

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pendapatan petani usahatani padi di Kabupaten Lampung

Tengah.

2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat pemuda

pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi Kabupaten Lampung Tengah.

3. Mengetahui faktor pendorong dan penarik pemuda pedesaan untuk bekerja

di sektor pertanian Kabupaten Lampung Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Pemerintah dan instansi terkait, sebagai bahan masukan dan pertimbangan

dalam menyusun kebijakan dan upaya-upaya peningkatan produksi padi.

2. Peneliti lain, sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti

selanjutnya.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Usahatani Padi

1). Pengertian usahatani padi

Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang bertujuan agar seseorang

dapat mengalokasikan sumberdaya yang ada dengan efektif dan efisien

untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya pada waktu tertentu.

Usahatani dikatakan efektif, apabila petani dapat mengalokasikan

sumberdaya dengan sebaik-baiknya dan dikatakan efisien, apabila

petani dapat menghasilkan output yang melebih input dari

pemanfaatan sumberdaya yang digunakan (Soekartawi, 1989). Oleh

karena itu, ilmu usahatani sangat bermanfaat bagi petani agar usahatani

yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Usahatani merupakan kegiatan usaha yang dilakukan petani dengan

memanfaatkan faktor produksi usahatani dengan tujuan memperoleh

hasil tanaman atau hewan tanpa menyebabkan berkurangnya

kemampuan tanah untuk keberlanjutan di masa yang akan datang

(Salikin, 2003). Usahatani adalah kegiatan usaha dengan

10

memanfaatkan faktor produksi usahatani yang ada dan

mengorganisasikan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisien

untuk mendapatkan keuntungan yang setinggi-tingginya tanpa

mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah untuk hasil yang

selanjutnya.

Padi merupakan tanaman termasuk dalam genus Orzya L. yang

meliputi kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan daerah

subtropis. Padi yang ada saat ini merupakan persilangan antara Oryza

officianalis dan Oryza sativa F. Spontane (Ina, 2007). Tanaman padi

adalah salah satu jenis tanaman yang sangat mudah ditemukan,

khususnya di daerah pedesaan. Sebagian besar masyarakat Indonesia

menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan pokok. Oleh karena

itu, ketersediaan komoditas beras sangat penting dalam menjamin

ketahanan pangan guna memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Usahatani padi adalah kegiatan usaha yang dilakukan manusia atas

lahan dalam menggunakan faktor produksi secara efektif dan efisien

guna menghasilkan pendapatan yang tinggi serta dapat menjamin

ketahanan pangan dengan menghasilkan beras yang sebagai makanan

pokok masyarakat Indonesia.

11

2). Budidaya usahatani padi

Padi adalah sumber karbohidrat yang utama bagi mayoritas penduduk

Indonesia sehingga padi merupakan salah satu tanaman budidaya yang

berpengaruh terhadap ketahanan pangan masyarakat. Oleh karena itu,

produksi padi semakin ditingkatkan untuk menjamin ketahanan

pangan. Teknik budidaya tanaman padi terdiri dari pengolahan tanah,

persemaian, penanaman, pemeliharaan (pengairan, penyiangan,

pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit), dan pemanenan

(Arafah, 2009).

3). Pendapatan usahatani padi

Soeharjo dan Patong (1973), pendapatan adalah bentuk balas jasa dari

pengorganisasian antara faktor produksi, modal, lahan, tenaga kerja,

dan jasa pengelola. Pendapatan usahatani yang diperoleh petani

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan

mempertahankan serta memperluas usahatani. Pendapatan adalah

ukuran suatu penghasilan yang diperoleh petani dari usahatani yang

telah dilakukan. Pendapatan petani merupakan indikator penting

dalam analisis usahatani karena pendapatan adalah sumber utama

dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari (Sannia, Ismono, dan

Viantimala, 2013). Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua

informasi penting, yaitu penerimaan total dan pengeluaran total.

Menurut Soekartawi, dkk (1986), penerimaan usahatani adalah nilai

produk total usahatani dengan mencari hasil produksi dikalikan harga

12

pada waktu tertentu. Penerimaan usahatani dibedakan menjadi dua,

yaitu peneriman tunai dan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

penerimaan petani dalam bentuk tunai uang cash, seperti nilai hasil

usahatani. Penerimaan tidak tunai merupakan penerimaan yang tidak

berbentuk tunai uang cash, seperti hasil dikonsumsi oleh keluarga.

Menurut Suratiyah (2008), biaya adalah nilai yang dikorbankan untuk

memperoleh hasil produksi. Biaya usahatani dipengaruhi oleh jumlah

input yang digunakan, harga input, tenaga kerja, dan upah tenaga kerja.

Biaya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1). Biaya tetap merupakan biaya yang tidak mengalami perubahan atau

tetap secara total, walaupun ada perubahan volume produksi. Biaya

tetap meliputi gaji yang dibayar tetap, pajak tanah, sewa tanah, alat

mesin yang digunakan, dan bangunan serta biaya tetap lainnya.

2). Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara total sesuai

dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel meliputi biaya

bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, dan biaya tidak tetap lainnya.

2. Minat

1) Pengertian minat

Minat adalah rasa ketertarikan yang timbul secara tiba-tiba tanpa ada

yang menyuruhnya pada suatu hal atau aktivitas. Minat dapat timbul,

apabila terdapat hubungan antara diri sendiri dengan suatu yang

terdapat di luar diri. Semakin kuat hubungan antara diri sendiri dengan

suatu di luar diri, maka semakin besar minat yang timbul. Minat

13

adalah kecenderungan yang menetap pada diri seseorang untuk

memperhatikan dan mengikuti beberapa kegiatan (Slameto, 1995).

Minat adalah kecenderungan dalam seseorang yang bersifat menetap

untuk merasa tertarik dan senang pada bidang atau hal tertentu.

Minat berpengaruh besar terhadap kegiatan yang akan dilakukan

seseorang. Minat terhadap kegiatan membuat seseorang melakukan

sesuatu kegiatan dengan rasa senang dan penuh perhatian. Namun,

sebaliknya tanpa adanya minat membuat seseorang tidak mau untuk

melakukan sesuatu kegiatan. Menurut Suryabrata (1988), minat adalah

kecenderungan pada diri induvidu untuk tertarik atau menyenangi

suatu objek, kecenderungan tersebut merupakan keinginan yang

terarah atau dengan tujuan yang jelas. Minat sendiri berkaitan dengan

dorongan yang ada dalam diri seseorang. Sardiman (1992)

menyatakan bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi pada

seseorang, apabila seseorang tersebut tertarik terhadap suatu objek dan

dihubungkan dengan kebutuhan dan keinginan dari seseorang. Dapat

disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang mengarahkan

manusia terhadap bidang-bidang yang disukai dan ditekuni tanpa

adanya keterpaksaan dari siapapun. Minat seseorang dapat dibentuk

melalui pengalaman langsung atau pengalaman yang mengesankan.

Jadi, minat merupakan suatu rasa suka atau rasa ketertarikan terhadap

suatu hal aktivitas dalam diri seseorang, minat tersebut dapat

dipengaruhi oleh faktor dalam diri sendiri dan faktor dari luar.

14

2) Aspek minat

Minat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif

dan aspek psikomotor (Hurlock, 1995). Berikut ini penjelasan dari

ketiga aspek.

a. Aspek kognitif

Minat pada aspek kognitif meliputi keuntungan dan kepuasan yang

dapat diperoleh dari suatu objek yang diminati. Aspek kognitif

didasari pada konsep perkembangan dari hal-hal yang berhubungan

dengan minat. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu

objek akan mengerti mengenai banyak manfaat yang akan

diperoleh dari objek yang diminatinya.

b. Aspek afektif

Aspek afektif merupakan konsep yang menimbulkan aspek

kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap suatu

objek yang diminatinya. Aspek afektif dikembangkan dari

pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan seseorang atau

kelompok yang mendukung objek yang diminatinya. Kepuasan

dan manfaat yang telah didapatkannya dari suatu objek yang

diminati serta mendapat penguatan respon dari orang di kelilingnya

dan lingkungan menyebabkan seseorang akan memiliki minat yang

tinggi terhadap suatu objek tersebut.

15

c. Aspek psikomotor

Aspek psikomotor lebih tertuju pada proses tingkah laku dalam

pelaksanaannya. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap

suatu objek akan berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan

ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.

3) Indikator minat

Indikator minat ada empat, masing-masing indikator sebagai berikut

(Wasti, 2013) :

a. Perasaan senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

suatu aktivitas maka siswa tersebut mempelajari ilmu yang

disenanginya secara terus menerus.

b. Ketertarikan siswa

Berhubungan dengan daya yang dapat mendorong agar siswa

merasa tertarik pada orang, kegiatan, benda atau bisa berupa

pengalaman afektif yang dirangsang oleh objek itu sendiri.

c. Perhatian siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap suatu

kegiatan dengan mengesampingkan kegiatan yang lain daripada

kegiatan belajar.

16

d. Keterlibatan siswa

Ketertarikan siswa terhadap suatu kegiatan yang mengakibatkan

siswa senang untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan

sehingga membuat siswa terlibat dalam suatu kegiatan.

Menurut Djamarah (2002), indikator minat belajar meliputi rasa suka,

pernyataan mengenai lebih menyukai, terdapat rasa ketertarikan,

kesadaran untuk belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas

belajar, dan memberikan perhatian dalam proses belajar. Menurut

Slameto (2010), beberapa indikator minat belajar meliputi perasaan

senang, penerimaan, ketertarikan, dan keterlibatan siswa. Penelitian

ini menggunakan indikator minat adalah sebagai berikut :

a. Perasaan senang

Apabila seorang pemuda pedesaan memiliki perasaan senang

terhadap kegiatan yang terdapat di usahatani padi maka tidak akan

ada rasa terpaksa dalam melakukan suatu kegiatan.

b. Ketertarikan

Berhubungan dengan daya dorong pemuda pedesaan pada sesuatu

kegiatan yang terdapat di usahatani padi atau bisa berupa

pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

c. Keterlibatan

Ketertarikan pemuda pedesaan terhadap usahatani yang

mengakibatkan pemuda pedesaan senang dan tertarik untuk terlibat

dalam kegiatan dari usahatani padi.

17

d. Keinginan

Keinginan merupakan dasar untuk mempelajari hal yang

berhubungan dengan pengetahuan dan lainnya serta suatu tenaga

penggerak yang berasal dari dalam diri seorang pemuda pedesaan.

e. Semangat

Semangat adalah sesuatu yang ada dalam diri pemuda pedesaan

yang membuat pemuda pedesaan melakukan pekerjaan lebih giat

dan bergairah untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

3. Pemuda Pedesaan

Menurut Abdulah (1974), pemuda adalah individu yang memiliki karakter

dinamis, bergejolak, dan optimis, tetapi belum dapat mengendalian emosi

dengan stabil. Pemuda merupakan suatu generasi yang diharapkan dapat

menjadi generasi penerus dari generasi sebelumnya. Pemuda memiliki

peranan tertentu sebagai bagian dalam sistem sosial masyarakat. Peran

pemuda di bidang pertanian salah satunya adalah sebagai tenaga kerja

pertanian sesuai dengan ciri-ciri masyarakat desa yang pekerjaan utama

penduduknya adalah bekerja di sektor pertanian, walaupun tidak semua

masyarakat memiliki lahan pertanian (Abdullah, 1991). Pemuda adalah

sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun nanti yang

memiliki peranan tertentu serta akan menggantikan generasi sebelumnya.

Namun, umumnya pemuda pedesaan memiliki keterampilan dan

pengetahuan yang sangat terbatas yang hanya akan membuat mereka

mendapatkan pekerjaan dengan tingkat yang rendah (Rahman, 2014).

18

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemuda Pedesaan dalamMelanjutkan Usahatani Padi

Menurut Slameto (2003), minat diperoleh kemudian setelah mendapatkan

pengalaman dan tidak dibawa dari lahir. Minat terhadap sesuatu kegiatan

merupakan hasil dari pembelajaran yang sudah terjadi. Minat membantu

dalam memilih kegiatan selanjutkan yang akan dilakukan sesuai dari

pengalaman. Minat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dalam

diri seseorang maupun dari luar diri seseorang, faktor tersebut dapat

meningkatkan atau menurunkan minat terhadap suatu kegiatan atau

sesuatu objek.

Menurut Hadinoto (1998), terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat

seseorang, yaitu:

1) Faktor dari dalam (intrinsik), artinya seseorang melakukan sesuatu

perbuatan karena seseorang senang melakukannya, minat datang dari

dalam diri pemuda pedesaan.

2) Faktor dari luar (ekstrinsik), artinya sesorang melakukan sesuatu

perbuatan atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari luar. Pemuda

pedesaan melakukan suatu kegiatan karena didorong oleh faktor dari

luar dirinya.

Menurut Muhammad (2016), bahwa variabel yang berpengaruh nyata

terhadap minat petani dalam berusahatani padi, yaitu variabel harga

komoditi, variabel harga benih, variabel harga pupuk, dan variabel

ketersediaan air serta variabel yang tidak berpengaruh nyata, yaitu luas

19

lahan, pengalaman, umur, pendidikan, bantuan pemerintah, dan pergiliran

tanam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani adalah luas lahan,

pengalaman, pendapatan, bantuan, dan pendidikan. Luas lahan dan

pendapatan berpengaruh sangat nyata terhadap minat petani, sedangkan

bantuan dan pengalaman berpengaruh nyata terhadap minat, sebaliknya

pendidikan berpengaruh tidak nyata terhadap minat (Panurat, 2014).

Faktor yang mempengaruhi individu dalam menentukan jenis pekerjaanya

meliputi pendidikan, usia, tingkat melek huruf dan angka, serta

pengalaman kerja dan pelatihan (Nasir, 2005).

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai minat petani untuk

berusahatani padi dan keputusan tenaga kerja untuk bekerja di sektor

pertanian maka variabel faktor yang digunakan penulis dalam penelitian

minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pendapatan, luas lahan

usahatani, usia pemuda pedesaan, tingkat pendidikan, intensitas membantu

usahatani padi orang tua, status kepemilikan lahan, dan jarak tempat

tinggal dari pusat perkotaan.

1). Tingkat pendapatan usahatani

Tingkat pendapatan usahatani diduga berhubungan dengan minat

pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Semakin tinggi

tingkat pendapatan usahatani padi, maka peluang minat pemuda

pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi semakin besar. Tingkat

20

pendapatan usahatani dapat meningkatkan atau menurunkan minat

pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi.

2). Luas lahan usahatani

Luas lahan usahatani akan mempengaruhi skala usaha dan akhirnya

akan mempengaruhi efisien atau tidaknya usahatani. Lahan sebagai

salah satu faktor produksi yang mempunyai kontribusi cukup besar

terhadap usahatani (Salikin, 2003). Luas lahan usahatani diduga

berhubungan dengan minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan

usahatani padi. Semakin besar luas lahan yang dimiliki maka peluang

minat pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi semakin

besar. Luas lahan dapat meningkatkan atau menurunkan minat

pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi.

3). Usia pemuda pedesaan

Usia pemuda pedesaan diduga berhubungan dengan minat pemuda

pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Pemuda pedesaan yang

berusia lebih tua cenderung memiliki minat yang lebih tinggi.

Sebaliknya, pemuda pedesaan yang berusia muda cenderung

menyebabkan pemuda pedesaan memiliki minat yang rendah.

4). Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan diduga berhubungan dengan minat pemuda

pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Tingkat pendidikan

menunjukkan lama pendidikan yang telah ditempuh oleh pemuda

pedesaan. Tingkat pendidikan yang dimaksud pada penelitian ini

adalah suatu hal yang didapatkan dari hasil belajar di pendidikan

21

formal. Pendidikan diduga berhubungan dengan minat pemuda

pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Tingkat pendidikan dapat

meningkatkan atau menurunkan minat pemuda pedesaan.

5). Intensitas membantu usahatani padi orang tua

Intensitas membantu usahatani padi orang tua diduga berhubungan

dengan minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi.

Semakin besar intensitas membantu usahatani padi orang tua cenderung

membuat pemuda pedesaan memiliki minat yang tinggi. Sebaliknya,

intensitas membantu usahatani padi orang tua yang kecil cenderung

menyebabkan pemuda pedesaan memiliki minat yang rendah.

6). Status kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan diduga berhubungan dengan minat pemuda

pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Status kepemilikan lahan

milik sendiri cenderung meningkatkan minat pemuda pedesaan dan

sebaliknya status kepemilikan lahan bukan milik sendiri cenderung

membuat pemuda pedesaan memiliki minat yang rendah.

7). Jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan

Jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan diduga berhubungan dengan

minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Tempat

tinggal pemuda yang dekat dari pusat perkotaan cenderung membuat

pemuda pedesaan memiliki minat yang rendah. Sebaliknya, tempat

tinggal pemuda yang jauh dari pusat perkotaan cenderung

menyebabkan pemuda pedesaan memiliki minat yang tinggi.

22

5. Faktor-Faktor Pendorong dan Penarik Pemuda Pedesaan Bekerja diSektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat menopang

perekonomian suatu negara, khususnya di negara agraris seperti Indonesia.

Sektor pertanian memiliki banyak peran, salah satunya peran sebagai

sektor yang dapat menyerap tenaga kerja. Namun, saat ini kebanyakan

pemuda di Indonesia lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian.

Pemuda dalam memilih pekerjaan di sektor pertanian dipengaruhi oleh

faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong adalah faktor

selain sektor pertanian serta yang terdapat di luar sektor pertanian yang

dapat mendorong seseorang untuk bekerja di sektor pertanian. Faktor

penarik adalah faktor yang terdapat di dalam sektor pertanian sehingga

seseorang tersebut tertarik untuk bekerja di sektor pertanian setelah adanya

keinginan awal.

Menurut Sari (2014), pegeseran minat kerja yang dilakukan oleh remaja

dari sektor pertanian ke sektor industri dipengaruhi oleh pendidikan yang

dipelajari oleh mereka dan didapatkan dari bangku sekolah. Keputusan

remaja dalam memilih pekerjaan yang akan dijalani tidak lepas dari

pendidikan dan ilmu yang sudah didapat. Selain itu, tersedianya peluang

kerja di sektor industri memberikan kesempatan remaja untuk mencoba

bekerja di sektor industri. Pemuda beralih bekerja dari sektor pertanian

juga karena pendapatan yang minim di dapat dari bekerja di sektor

pertanian serta pendapatan yang tidak pasti dapat melatarbelakanginya.

23

Menurut Khaafidh (2013), variabel yang berpengaruh secara signifikan

terhadap keputusan individu bekerja pada kegiatan pertanian di Kabupaten

Rembang adalah kepemilikan lahan, pengalaman bertani, pendidikan, usia,

dan pendapatan. Faktor pendorong dan penarik pemuda pedesaan dalam

bekerja di sektor pertanian yang terdapat dalam penelitian ini

menggunakan beberapa variabel seperti: 1) Tingkat pendapatan sektor

pertanian, 2) Keterbatasan kesempatan pekerjaan lainnya, 3) Keterbatasan

pendidikan yang dimiliki, 4) Kehendak orang tua, 5) Mengisi waktu luang,

6) Luas lahan yang tersedia, 7) Ajakan teman.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Peneliti telah mempelajari penelitian terdahulu yang sejenis sehingga dapat

mendukung penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu dapat

membantu penulis untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian sejenis

yang akan dilakukan serta dapat dijadikan referensi bagi penulis untuk

memberikan gambaran kepada penulis tentang penelitian terdahulu dengan

penelitian yang akan dilakukan sekarang. Kajian terhadap penelitian

terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi, waktu, dan

responden penelitian. Penelitian terdahulu hanya terhenti untuk menganalisis

minat petani untuk berusahatani padi tetapi pada penelitian ini peneliti ingin

menganalisis minat pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi dan

mengetahui faktor pendorong dan penarik pemuda pedesaan bekerja di sektor

pertanian di Kabupaten Lampung Tengah. Persamaan penelitian ini dengan

24

penelitian terdahulu, yaitu peneliti sama menganalisis pendapatan usahatani

padi dan minat untuk berusahatani padi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitain Handayani (2011) adalah penelitian

tersebut terdapat penjelasan mengenai perbedaan tingkat pendapatan usahatani

padi hibrida dan inhibrida, sedangkan pada penelitian ini hanya menjelaskan

tingkat pendapatan usahatani padi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh Panurat (2014) dan Muhammad (2016) adalah kedua

penelitian tersebut hanya menganalisis minat petani untuk berusahatani padi,

sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menganalisis mengenai minat

pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Penelitian yang

dilakukan Khaafidh (2013) berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian Khaafidh (2013) hanya mengidentifikasi mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan tenaga kerja untuk bekerja pada kegiatan

pertanian. Penelitian ini mengidentifikasi faktor pendorong dan penarik

pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian.

Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Munandar

(2016), penelitian tersebut mengkaji faktor pendorong dan penarik anggota

keluarga yang bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara Kabupaten

Lampung Timur, sedangkan penelitian ini mengkaji faktor pendorong dan

penarik pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian. Beberapa

penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat

pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi dapat memperlihatkan

perbedaan dan persamaan dalam metode, waktu dan tempat penelitian.

25

Tabel 2. Ringkasan beberapa penelitian terdahulu mengenai analisis minat pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi

No. Judul/Tahun Tujuan Metode Analisis Hasil1. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi MinatPetani BerusahataniPadi di DesaSendangan KecamatanKakas KabupatenMinahasa (Panurat,2014).

a. Mengetahui faktor-faktoryang mempengaruhiminat petani dalamberusahatani padi sawahdi Desa Sedangan.

b. Mengetahui pengaruhmasing-masing faktorterhadap minat petanipadi sawah.

Analsis regresi linierberganda.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi minatpetani adalah luas lahan, pengalaman,pendapatan, bantuan dan pendidikan.

b.Luas lahan dan pendapatan berpengaruhsangat nyata terhadap minat petani.Sedangkan bantuan dan pengalamanberpengaruh nyata terhadap minat,sebaliknya pendidikan berpengaruh tidaknyata terhadap minat dengan nilaikontribusi Determinasi R2 faktor yangmempengaruhi adalah luas lahan,pengalaman, pendapatan, bantuan, danpendidikan sebesar 72 persen.

2. Faktor-Faktor yangMempengaruhi MinatPetani dalamBerusahatani Padi diKecamatanKebakkramatKabupatenKaranganyar(Muhammad, 2016).

a. Menganalisis biaya,penerimaan danpendapatan usahatanipadi.

b. Menganalisis besarnyaefisiensi usahatani padi.

c. Faktor-faktor yangmempengaruhi minatpetani dalamberusahatani padi diKecamatan KebakkramatKabupaten Karanganyar.

a. Analisis biaya,penerimaan danpendapatan.

b. Analisis efisiensi.c. Binary Logistic

Regression.

a. Rata-rata biaya mengusahakan sebesarRp9.682.870 per ha, Penerimaan sebesarRp27.695.510 per ha, Pendapatan sebesarRp18.012.641 per ha.

b.Nilai efisiensi adalah 2,89c. Variabel yang berpengaruh nyata dengan

nilai Odd Ratio yaitu: variabel hargakomoditi, variabel harga benih, variabelharga pupuk, dan variabel ketersediaan air.Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh

25

26

Tabel 2. Lanjutan

No. Judul/Tahun Tujuan Metode Analisis Hasilnyata yaitu: variabel luas lahan, variabelpengalaman, variabel umur, variabelpendidikan, variabel bantuan pemerintah,dan variabel pergiliran tanam.

3. Faktor-Faktor yangMempengaruhiKeputusan TenagaKerja untuk Bekerja diKegiatan Pertanian(Khaafidh, 2013).

Mengidentifikasi mengenaifaktor-faktor yangmempengaruhi keputusantenaga kerja untuk bekerjapada kegiatan pertanian diKabupaten Rembang.

Regresi logistik biner Nilai McFadden R-squared sebesar 0,760470dan nilai LR stat sebesar 90,18469. Variabelkepemilikan lahan, pengalaman bertani,pendidikan, usia, dan pendapatan berpengaruhsecara signifikan terhadap keputusan individubekerja pada kegiatan pertanian di KabupatenRembang sehingga dapat menjadi bahanpertimbangan untuk mengatasi masalahketenagakerjaan di Kabupaten Rembang.

5. Perilaku Pemuda Desadalam KegiatanPertanian (Sukayat danSupyandi, 2017).

Mendeskripsikan perilakupemuda dalam kegiatanpertanian, termasukmengungkap aptitude, roleperception, dan motivasipemuda dalam kegiatanpertanian.

Penelitian kualitatif. Terdapat kecenderungan pemuda desa tertarikdalam melakukan aktivitas pada sektorpertanian pada saat komersialisasi pertaniandiberlakukan, adanya dukungan pengetahuanyang relatif tinggi, munculnya motivasiekonomi, dan pandangannya terhadappertanian yang cukup baik, yang padaakhirnya mengkontruksi kinerja pemudadalam pertanian menjadi positif.

26

27

Tabel 2. Lanjutan

No. Judul/Tahun Tujuan Metode Analisis Hasil6. Faktor-faktor

pendorong dan penarikanggota keluarga yangbekerja sebagai TKIdari Kecamatan WayJepara oleh Munandar(Munandar, 2016)

Mengkaji faktor pendorongdan penarik anggotakeluarga yang bekerjasebagai TKI dariKecamatan Way JeparaKabupaten LampungTimur.

Metode deskriptif a. Sebanyak 91,11 persen responden menyatakanadanya informasi dari TKI terdahulu.

b. Sebanyak 73,33 persen responden menyatakanketerbatasan pemenuhan kebutuhan hidupkeluarga di daerah asal.

c. Sebanyak 82,22 persen responden menyatakansulitnya kesempatan kerja di daerah asal.

d. Sebanyak 77,77 persen responden menyatakankemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan.

e. Sebanyak 93,33 persen responden menyatakanbesarnya upah kerja di daerah tujuan sebagaipendorong dan penarik responden bekerja keluar negeri.

7. Analisis Produksi danPendapatan UsahataniPadi di Desa Pujo AsriKecamatan TrimurjoKabupaten LampungTengah (Handayani,2011)

a. Mengetahui produktivitaspadi hibrida dan padiinbrida.

b. Mengetahui faktor yangmempengaruhi produksipadi hibrida dan inbrida.

c. Mengetahui nilai R/C danB/C ratio.

d. Mengetahui pendapatandan perbedaanpendapatan usahatani

a. Model fungsiproduksi Cobb-Douglas.

b. Analisis pendapatanc. Uji beda

pendapatan

a. Rata-rata produktivitas padi hibrida varietasMapan 05 dan padi inbrida varietas Ciherangsebesar 15,02 ton/ha per tahun, dan sebesar13,39 ton/ha per tahun.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksipadi hibrida adalah luas lahan (X1),tenagakerja (X2), dan tingkat penerapan pancausahatani (X3), sedangkan faktor-faktor yangmempengaruhi produksi padi inbrida adalahluas lahan (X1),dan tenaga kerja (X2).

27

28

Tabel 2. Lanjutan

No. Judul/Tahun Tujuan Metode Analisis Hasilpadi hibrida dan inhibrida c. Nilai R/C ratio pada usahatani padi hibrida

sebesar 1,55 dan padi inbrida sebesar 1,56.Nilai B/C ratio sebesar 0,48 musimrendeng dan sebesar 0,44 pada musimgadu.

d. Rata rata pendapatan usahatani padihibrida sebesar Rp24.809.205.33 perhektar dalam satu tahun (dua kali musimtanam) dan padi inbrida sebesarRp23.001.337,25 per hektar dalam satutahun (dua kali musim tanam)

28

29

C. Kerangka Pemikiran

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu menopang

perekonomian suatu negara, khususnya pada negara agraris. Indonesia

sebagai negara agraris, agraris adalah keadaan suatu negara yang mayoritas

penduduk memiliki mata pencarian pada sektor pertanian. Salah satu peran

sektor pertanian adalah sektor yang mampu menyerap tenaga kerja di

Indonesia.

Tenaga kerja adalah semua penduduk yang berada pada rentang usia kerja

yang bersedia dan memiliki kesanggupan untuk bekerja, antara lain penduduk

yang telah bekerja, mereka yang sedang mencari kerja, penduduk yang sedang

menempuh pendidikan (sekolah), dan penduduk yang sedang mengurus rumah

tangga. Tenaga kerja terdiri dari pemuda pedesaaan yang bekerja di luar

sektor pertanian dan pemuda pedesaan yang bekerja di sektor pertanian.

Pemuda pedesaan yang bekerja di sektor pertanian dipengaruhi oleh faktor

pendorong dan faktor penarik untuk bekerja di sektor pertanian. Variabel

faktor pendorong pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian dalam

penelitian ini adalah keterbatasan lapangan kerja lainnya, kehendak orang tua,

ajakan teman, mengisi waktu luang, dan keterbatasan pendidikan yang

dimiliki oleh pemuda pedesaan dan faktor penarik pemuda pedesaan untuk

bekerja di sektor pertanian adalah tingkat pendapatan dan ketersediaan lahan

pertanian. Pemuda pedesaan yang bekerja di sektor pertanian, salah satunya

pemuda dapat melakukan usahatani padi. Usahatani padi dapat menghasilkan

tingkat pendapatan. Pemuda pedesaan yang melakukan usahatani padi disebut

30

sebagai petani padi. Pemuda pedesaan dalam melakukan usahatani padi

dipengaruhi oleh minat dalam melanjutkan usahatani padi. Minat

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu minat rendah dan minat tinggi.

Minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi dipengaruhi oleh

beberapa faktor.

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai minat petani untuk berusahatani

padi dan keputusan tenaga kerja untuk bekerja di sektor pertanian, maka

variabel faktor yang digunakan penulis dalam penelitian ini seperti tingkat

pendapatan, luas lahan usahatani, usia pemuda pedesaan, tingkat pendidikan,

intensitas membantu usahatani padi orang tua, status kepemilikan lahan, dan

jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan.

Tingkat pendapatan yang didapatkan orang tua pemuda dalam menjalankan

usahatani padi cenderung mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam

melanjutkan usahatani padi. Semakin besar tingkat pendapatan, maka dapat

membuat minat pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi semakin

besar. Luas lahan pertanian yang dimiliki pemuda pedesaan semakin besar,

maka dapat membuat pemuda pedesaan lebih berminat untuk melakukan

usahatani padi. Semakin besar luas lahan, maka semakin besar minat pemuda

pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Usia pemuda pedesaan yang tua

cenderung membuat minat pemuda pedesaan untuk melanjukan usahatani padi

semakin tinggi disebabkan karena usia pemuda pedesaan yang semakin tinggi

membuat pemuda semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang lainnya.

31

Tingkat pendidikan yang dimiliki pemuda pedesaan dapat meningkatkan atau

menurunkaan minat bagi pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi.

Pemuda pedesaan dengan tingkat pendidikan yang tinggi menyebabkan

pemuda memiliki kesempatan kerja yang lebih banyak daripada pemuda yang

memiliki tingkat pendidikan lebih rendah. Intensitas pemuda pedesaan dalam

membantu usahatani padi orang tua yang besar akan membuat pemuda

pedesaan menjadi lebih tertarik untuk melanjutkan usahatani padi tersebut

disebabkan karena minat dapat ditimbulkan karena pengalaman yang dimiliki

seseorang.

Status kepemilikan lahan mempengaruhi minat pemuda pedesaan untuk

melanjutkan usahatani padi. Status kepemilikan lahan milik sendiri dapat

meningkatkan minat pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi

karena status kepemilikan lahan berkaitan erat dengan pendapatan yang

didapatkan pemuda saat berusahatani padi. Jarak tempat tinggal dari pusat

perkotaan yang dekat membuat minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan

usahatani padi menjadi rendah disebabkan karena tempat tinggal yang dekat

dengan perkotaan akan membuat pemuda pedesaan tertarik untuk bekerja di

perkotaan. Selain itu, di perkotaan tersedia beragam pekerjaan lainnya.

Kerangka pemikiran mengenai faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan

minat pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi serta faktor

pendorong dan penarik pemuda pedesaan dalam memilih sektor pertanian

dapat dilihat pada Gambar 5.

32

Gambar 5. Kerangka pemikiran faktor-faktor yang mempengaruhi minatpemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi di KabupatenLampung Tengah

Usahatani padi

Petani padi

Minat pemuda pedesaanuntuk melanjutkanusahatani padi.Indikator minat; rasasenang, ketertarikan,keinginan, semangat danpartisipasi

Minat Tinggi Minat Rendah

Pemuda pedesaan

Bekerja disektor pertanian

Bekerja di luarsektor pertanian

Faktor-Faktor yangMempengaruhi :1. Pendapatan Usahatani

padi2. Luas lahan usahatani

padi3. Usia pemuda pedesaan4. Tingkat pendidikan5. Intensitas membantu

usahatani padi orangtua

6. Status kepemilikanlahan

7. Jarak tempat tinggaldari pusat perkotaan

Faktor pendorongdan penarik pemudapedesaan bekerja di

usahatani padi

Pendapatanusahatani padi

33

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini diajukan

hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga adanya hubungan nyata antara pendapatan usahatani padi, luas

lahan usahatani, usia pemuda pedesaan, tingkat pendidikan, pengalaman

membantu usahatani padi orang tua, status kepemilikan lahan, dan jarak

tempat tinggal dari pusat perkotaan terhadap minat pemuda pedesaan

dalam melanjutkan usahatani padi di Kabupaten Lampung Tengah.

2. Diduga adanya hubungan nyata antara persepsi keterbatasan pendidikan,

ketersediaan luas lahan, kehendak orang tua, mengisi waktu luang, dan

ajakan teman yang dimiliki merupakan faktor pendorong bekerja di sektor

pertanian khususnya usahatani padi dengan minat pemuda pedesaan dalam

melanjutkan usahatani padi.

3. Diduga adanya hubungan nyata antara persepsi tingkat pendapatan dan

kesempatan pekerjaan lainnya merupakan faktor penarik bekerja di sektor

pertanian khususnya usahatani padi dengan minat pemuda pedesaan dalam

melanjutkan usahatani padi.

34

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

dalam penelitian guna dapat menganalisis data sesuai dengan tujuan

penelitian. Konsep dasar dan definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Usahatani padi adalah suatu aktivitas produksi padi dengan

mengkombinasikan faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

dilakukan oleh petani padi bertujuan untuk menghasilkan produksi dan

pendapatan setinggi-tingginya.

Pedesaan adalah wilayah yang memiliki kegiatan utama pertanian, termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat permukiman, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi.

Pemuda adalah generasi penerus yang akan menggantikan generasi

sebelumnya. Pemuda merupakan bagian dari masyarakat yang berusia antara

15 sampai 24 tahun merujuk pada UNESCO dan International Youth Year

yang diselenggarakan pada tahun 1985.

35

Pemuda pedesaan adalah bagian dari masyarakat pedesaan berjenis kelamin

laki-laki berusia 15 antara 24 tahun yang merupakan anak dari petani padi

sebagai generasi penerus.

Minat adalah suatu rasa ketertarikan yang terdapat dalam diri seseorang

terhadap suatu objek. Minat tidak dibawa sejak lahir sehinga terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi minat dalam diri pemuda pedesaan atas

suatu objek.

Rasa senang adalah perasaan yang dimiliki pemuda pedesaan terhadap

kegiatan yang terdapat di usahatani padi, maka tidak akan ada rasa terpaksa

dalam melakukan suatu aktivitas di usahatani padi.

Ketertarikan adalah daya dorong yang terdapat dalam diri pemuda pedesaan

pada sesuatu kegiatan yang terdapat di usahatani padi atau bisa yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Keterlibatan adalah keikutsertaan pemuda pedesaan dalam kegiatan usahatani

padi yang disebabkan karena ketertarikan pemuda pedesaan terhadap

usahatani sehingga pemuda pedesaan senang dan tertarik untuk terlibat dalam

kegiatan dari usahatani padi.

Keinginan merupakan dasar untuk mempelajari hal yang berhubungan dengan

pengetahuan dan lainnya serta suatu tenaga penggerak yang berasal dari dalam

diri seorang pemuda pedesaan.

36

Semangat adalah sesuatu yang ada dalam diri pemuda pedesaan yang

membuat pemuda pedesaan melakukan pekerjaan lebih giat dan bergairah

untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Tingkat pendapatan adalah besaran yang diukur dengan nilai uang yang

diterima oleh orang tua dari pemuda pedesaan yang bekerja sebagai petani

padi per musim tanam dengan menggunakan satuan ribuan rupiah (Rp).

Luas lahan usahatani adalah besaran suatu lahan yang digunakan petani untuk

melakukan usahatani padi pada satu kali musim tanam, diukur dalam satuan

meter persegi (m2).

Usia pemuda pedesaan adalah satuan waktu yang mengukur lama hidup

pemuda pedesaan sejak lahir, diukur dengan menggunakan satuan tahun.

Pemuda pedesaan berusia antara 15-24 tahun.

Tingkat pendidikan adalah lamanya tingkat pendidikan formal yang dijalani

pemuda pedesaan, diukur berdasarkan pendidikan formal yang telah

ditamatkan oleh pemuda pedesaan dengan menggunakan satuan tahun.

Intensitas membantu usahatani padi orang tua adalah tingkatan atau ukuran

intens kegiatan yang dilakukan pemuda pedesaan dalam membantu orang tua

mengelola usahatani padi yang dimiliki dalam satu musim tanam dengan

menggunakan satuan jam.

37

Status kepemilikan lahan adalah suatu status atas kepemilikan lahan yang

digunakan dalam kegiatan usahatani. Status kepemilikan terdiri dari milik

sendiri dan bukan milik sendiri.

Jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan adalah jarak antara tempat tinggal

pemuda pedesaan dengan pusat perkotaan, seperti Kota Metro dan Kota

Bandar Lampung. Jarak tempat tinggal dari pusat kota terdiri dari dekat pusat

kota, yaitu di Kecamatan Trimurjo dan jauh pusat kota, yaitu di Kecamatan

Seputih Banyak.

Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang berasal di luar sektor pertanian

membuat pemuda pedesaan ingin bekerja di sektor pertanian.

Faktor penarik adalah faktor berasal dari sektor pertanian itu sendiri yang

mempengaruhi pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian sehingga

pemuda pedesaan tertarik untuk bekerja di sektor pertanian setelah adanya

keinginan awal.

Keterbatasan lapangan pekerjaan lainnya adalah kesulitan untuk mendapatkan

kesempatan pekerjaan yang tersedia di lingkungan pemuda pedesaan, dimana

lapangan pekerjaan tersebut di luar sektor pertanian.

Kehendak orang tua adalah kemauan orang tua agar pemuda pedesaan

melanjutkan usahatani padi dan menjadi petani.

38

Ketersediaan lahan adalah kepemilikan lahan untuk melakukan usahatani padi

milik orang tua pemuda pedesaan yang dapat digunakan untuk bekerja di

sektor pertanian, diukur dalam satuan hektar (ha).

Mengisi waktu luang adalah melakukan suatu kegiatan usahatani untuk

mengisi waktu yang belum dimanfaatkan oleh pemuda.

Ajakan teman adalah dorongan dari teman pemuda pedesaan dengan cara

mengajak melakukan usahatani padi.

Keterbatasan pendidikan yang dimiliki pemuda pedesaan adalah terbatasan

tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh pemuda pedesaan menyebabkan

keterbatasan lapangan pekerjaan yang dapat dipilih. Keterbatsan pendidikan

diukur berdasarkan pendidikan formal yang telah ditamatkan pemuda

pedesaan.

B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada empat lokasi, yaitu Desa Simbar Waringin

dan Desa Purwodadi Kecamatan Trimurjo serta Desa Sumber Fajar dan Desa

Sumber Baru Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

bahwa di Desa Simbar Waringin dan Desa Purwodadi Kecamatan Trimurjo

serta Desa Sumber Fajar dan Desa Sumber Baru Kecamatan Seputih Banyak

merupakan beberapa desa yang memiliki produktivitas padi yang cukup tinggi

di Kabupaten Lampung Tengah. Selain itu, penentuan lokasi pada dua

kecamatan disebabkan karena Kecamatan Trimurjo merupakan kecamatan

39

yang dekat dari pusat perkotaan dan Kecamatan Seputih Banyak merupakan

kecamatan yang jauh dari pusat perkotaan. Dengan demikian, dapat diketahui

perbedaan antara kedua lokasi penelitian terhadap hasil yang didapatkan.

Responden dalam penelitian ini adalah pemuda pedesaan yang berusia 15

sampai 24 tahun yang terdapat di Desa Simbar Waringin dan Desa Purwodadi

Kecamatan Trimurjo serta Desa Sumber Fajar dan Desa Sumber Baru

Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah. Populasi pemuda

pedesaan yang terdapat di keempat desa pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah populasi (diolah)

No. Desa Jumlah pemuda pedesaan usia 15-24 tahun (orang)

1 Simbar Waringin 1322 Purwodadi 573 Sumber Fajar 1354 Sumber Baru 108

Total 432

Sumber : Balai Desa Simbar Waringin, Desa Purwodadi, Desa Sumber Fajar,Desa Sumber Baru (2017)

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah populasi pemuda pedesaan sebanyak 432

orang. Kemudian dari jumlah populasi pemuda pedesaan di empat desa

ditentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus yang merujuk pada

Sugiarto, dkk (2003) sebagai berikut :

= +

40

Keterangan :

n = Jumlah sampelN = Jumlah populasi 432 (orang)Z = Tingkat kepercayaan 95% (1.96)S2 = Varian sampel (5%)d = Derajat penyimpangan (5%)

Dengan perhitungan :

= 432 (1.96) × (0.05)432 (0.05) + (1.96) (0.05)= 63 orangJumlah sampel yang diperoleh sebanyak 63 orang pemuda berdasarkan

perhitungan yang telah dilakukan. Sampel akan diambil dengan menggunakan

metode proportional random sampling untuk keempat desa dengan rumus :

= ×Keterangan :

na = Jumlah sampel kelompok yang diambilnab = Jumlah sampel seluruhnyaNa = Jumlah populasi menurut kelompokNab = Jumlah populasi seluruhnya

Oleh karena itu, diperoleh :

= 132432 × 63 = 19 orang= × 63 = 8 orang

= × 63 = 20 orang

41

= × 63 = 16 orang

Keterangan :

= Jumlah sampel di Desa Simbar Waringin Kecamatan Trimurjo= Jumlah sampel di Desa Purwodadi Kecamatan Trimurjo= Jumlah sampel di Desa Sumber Fajar Kecamatan Seputih Banyak= Jumlah sampel di Desa Sumber Baru Kecamatan Seputih Banyak

Jumlah sampel untuk Desa Simbar Waringin sebanyak 19 pemuda pedesaan

dan jumlah sampel untuk Desa Purwodadi sebanyak 8 pemuda pedesaan untuk

Kecamatan Trimurjo. Jumlah sampel untuk Desa Sumber Fajar sebanyak 20

pemuda pedesaan dan Desa Sumber Baru sebanyak 16 pemuda pedesaan

untuk Kecamatan Seputih Banyak.

C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pemuda pedesaan melalui

teknik wawancara dengan menggunakan metode survei, yaitu suatu cara

pengambilan data melalui sampel dari suatu populasi melalui kuesioner

sebagai alat pengumpul data pokok yang digunakan dalam penelitian. Data

sekunder diperoleh melalui sumber yang memiliki keterkaitan dengan

permasalahan penelitian seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian

Kabupaten Lampung Tengah, Departemen Pertanian Indonesia, Kantor

Kecamatan Seputih Banyak, Kantor Kecamatan Trimurjo, Kantor Desa

Simbar Waringin Kecamatan Trimurjo, Kantor Desa Purwodadi Kecamatan

Trimurjo, Kantor Desa Sumber Fajar Kecamatan Seputih Banyak, Kantor

Desa Sumber Baru Kecamatan Seputih Banyak, dan dari literatur yang

42

relevan. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu dilakukan secara langsung dengan objek penelitian

untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan

menggunakan kuesioner telah yang disiapkan.

2. Pengamatan langsung, yaitu data yang dikumpulkan berdasarkan

pengamatan langsung di lapangan.

3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat data yang

sudah tersedia di instansi terkait dengan penelitian.

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data

Beberapa metode analisis yang digunakan untuk menjawab setiap tujuan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Analisis untuk Menjawab Tujuan Pertama

Metode analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan yang meliputi

analisis biaya, pendapatan, dan R/C ratio. Biaya usahatani terdiri atas dua

jenis, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

Biaya tetap merupakan biaya yang memiliki jumlah relatif tetap secara

total dan terus dikeluarkan walaupun jumlah produksi yang dihasilkan

banyak ataupun sedikit. Jadi, besarnya biaya tetap tidak tergantung pada

besar kecilnya jumlah produksi. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang

besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil produksi yang diperoleh. Analisis

biaya usahatani dinyatakan dalam persamaan berikut :

43

TC = TVC + TFC

Keterangan :

TC = Total Cost / Biaya totalTVC = Total Variable Cost / Total biaya variabel (Rp)TFC = Total Fix Cost / Total biaya tetap (Rp)

Analisis pendapatan usahatani terdapat dua unsur yang digunakan, yaitu

unsur penerimaan dan pengeluaran dari biaya usahatani. Penerimaan

adalah hasil perkalian antara jumlah produk total yang dihasilkan dengan

satuan harga jual produk yang berlaku pada periode tertentu. Pengeluaran

atas biaya sebagai besaran penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang

dikeluarkan dalam satu kali musim tanam. Pendapatan usahatani

diperoleh dengan menghitung selisih antara penerimaan dengan total biaya

yang dikeluarkan (Saputra, Prasmatiwi, dan Ismono, 2017). Secara

matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai

berikut :

π = TR - TC

Keterangan:

π = PendapatanTR = Total penerimaan (Rp)TC = Total biaya (Rp)

Analisis perbandingan antara penerimaan dengan total biaya (Revenue

Cost Ratio) dilakukan untuk mengetahui usahatani padi menguntungkan

atau tidak secara ekonomi (Siswandari, Ismono, dan Santoso, 2013).

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

44

RC = TRTCKeterangan :

R/C = Nisbah penerimaan dan biayaTR = Penerimaan Total (Rp)TC = Biaya Total (Rp)

Adapun kategori usahatani padi adalah sebagai berikut:

a. Jika R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena

penerimaan lebih besar dari biaya.

b. Jika R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian karena penerimaan

lebih kecil dari biaya.

c. Jika R/C = 1, maka usahatani mengalami impas karena penerimaan

sama dengan biaya (Sari, Ismono, dan Kaymir, 2015).

Pemuda merupakan salah satu sumber tenaga kerja yang dapat mengurangi

biaya tunai dari usahatani padi. Oleh karena itu, untuk mengetahui

kontribusi pemuda pedesaan terhadap pendapatan usahatani padi dihitung

berdasarkan jumlah jam kerja yang dicurahkan. Selanjutnya, jam kerja

pemuda dikonversikan ke HOK dan dikalikan dengan upah tenaga kerja di

lokasi penelitian. Jumlah kontribusi pemuda dipersentase terhadap jumlah

pendapatan usahatani padi.

45

2. Metode Analisis untuk Menjawab Tujuan Kedua

Metode analisis data untuk mengalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

minat pemuda pedesaan untuk melanjutkan usahatani padi adalah regresi

logistik (logistic regression model). Analisis regresi logistik adalah

analisis yang dapat menjelaskan suatu efek dari variabel independen

merupakan data kualitatif maupun kuantitatif terhadap variabel dependen

merupakan data dengan tipe berupa dikotomi maupun polikotomi

(Kuncoro,2001). Model regresi logistik ini dianggap sebagai alat yang

tepat karena model ini dapat menganalisis data yang terdapat dalam

penelitian ini dengan variabel dependen adalah minat pemuda pedesaan

yang bersifat dikotomi. Regresi logistik untuk menggunakannya tidak

memerlukan asumsi normalitas, homoskedastisitas, dan hanya memiliki

sedikit asumsi yang ketat (Yamin, dkk, 2011).

Kelebihan model regresi logistik, yaitu (Kuncoro, 2001) :

1) Regresi logistik lebih fleksibel dibandingkan dengan regresi lainnya.

2) Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas

yang digunakan dalam model.

3) Variabel independen dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel

kontinyu, diskrit, dan dikotomis.

4) Regresi logistik baik digunakan, jika respon atas variabel dependen

diharapkan non-linear dengan satu atau lebih variabel independen.

46

Model regresi logistik ini digunakan berdasarkan penelitian dahulu sejenis

yang telah dilakukan oleh peneliti lain, seperti Muhammad (2016) dan

Khaafidh (2013), dimana model yang dipakai adalah model regresi

logistik biner. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat

pemuda dalam melanjutkan usahatani. Minat dibagi menjadi dua, yaitu

minat rendah diberi nilai 0 dan minat tinggi diberi nilai 1.

Minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi diukur melalui

kuesioner dengan skala ordinal yang berpedoman pada Likert’s Summated

Rating Scale (LSRS), dimana setiap pilihan diberikan skor yang terdapat

dalam beberapa daftar pertanyaan tertutup. Menurut Sugiyono (2012),

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapatan dan persepsi

seseorang terhadap suatu fenomena sosial. Pertanyaan yang disediakan

berdasarkan lima indikator, yaitu rasa senang, ketertarikan, keterlibatan,

kemauan, dan semangat pemuda pedesaan dalam usahatani padi.

f. Perasaan senang

Apabila seorang pemuda pedesaan memiliki perasaan senang terhadap

kegiatan yang terdapat di usahatani padi maka tidak akan ada rasa

terpaksa dalam melakukan suatu kegiatan.

g. Ketertarikan

Berhubungan dengan daya dorong pemuda pedesaan terhadap sesuatu

kegiatan yang terdapat di usahatani padi atau bisa berupa pengalaman

afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

47

h. Keterlibatan

Ketertarikan pemuda pedesaan terhadap usahatani yang

mengakibatkan pemuda pedesaan senang dan tertarik untuk terlibat

dalam kegiatan dari usahatani padi.

i. Keinginan

Keinginan merupakan dasar untuk mempelajari hal yang berhubungan

dengan pengetahuan dan lainnya serta suatu tenaga penggerak yang

berasal dari dalam diri seorang pemuda pedesaan.

j. Semangat

Semangat adalah sesuatu yang ada dalam diri pemuda pedesaan yang

membuat pemuda pedesaan melakukan pekerjaan lebih giat dan

bergairah untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Kuesioner minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi

dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Uji validitas digunakan untuk

mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dapat mengukur yang ingin

diukur dalam penelitian. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas

yang tinggi, apabila alat ukur dapat menjalankan fungsi ukurnya sesuai

dengan tujuan dari pengukuran. Kuesioner sebagai alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini harus valid (Ancok, 1989). Menurut

Sufren dan Natanael (2013), uji validitas menggambarkan tentang

keabsahan dari suatu alat ukur, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

dalam alat ukur apakah sudah tepat untuk mengukur yang ingin diukur.

Alat ukur dapat dikatakan valid, jika nilai corrected item dari total kolerasi

bernilai lebih dari 0,2.

48

Reabilitas adalah uji yang menggambarkan sejauh mana alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dimaksudkan

untuk mengetahui ketepatan dari pertanyaan yang diajukan (Ariantika,

Ismono, dan Nugraha, 2015). Reliabilitas menunjukkan apakah alat ukur

dapat menghasilkan jawaban yang konsisten, apabila ditanyakan kembali

di waktu yang berbeda. Reabilitas instrumen dengan melihat koefisien

Cronbach Alpha instrumen masing-masing variabel yang digunakan dalam

penelitian. Instrumen dikatakan reliabel, apabila memiliki nilai Cronbach

Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2001).

Hasil dari wawancara oleh para pemuda pedesaan diperoleh data kualitatif.

Jumlah jawaban pemuda pedesaan dijumlahkan dan dilakukan kategori

antara pemuda berminat rendah dengan nilai 0 dan pemuda berminat tinggi

dengan nilai 1. Minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi

dapat disimpulkan melalui kategorisasi dengan menggunakan rumus, yaitu

sebagai berikut :

Rentang Kelas = skor tertinggi − skor terendahbanyak kelasVariabel-variabel independent dalam penelitian ini terdiri tingkat

pendapatan usahatani (X1), luas lahan usahatani (X2), usia pemuda

pedesaan (X3), tingkat pendidikan (X4), intensitas membantu usahatani

padi orang tua (X5), status kepemilikan lahan (D1), dan jarak tempat

tinggal dari pusat perkotaan (D2). Metode pengolahan data dilakukan

dengan metode tabulasi, komputerisasi (Microsoft Excell), dan kategori

49

minat pemuda pedesaan dianalisis menggunakan analisis faktor dengan

menggunakan SPSS versi 20 (Astuti, Ismono, dan Situmorang, 2013).

Menurut Winarno (2007) dalam Trisnata, Ismono dan Soelaiman (2017),

secara sistematis model logit dapat dituliskan dalam persamaan sebagai

berikut :

Pi = F (Zi) = F (α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + δ1 D1 + δ 2 D2 +e)

Pi =

= (∝ )Dimana untuk menghitung Zi dengan rumus :

== (α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β 6 D1 + β 7 D2 + e )

Keterangan :

Pi = Peluang minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatanipadi bila diketahui Xi

Zi = Peluang pemuda pedesaan ke-i untuk menentukan tingkat minat,dimana :Z (1) = Peluang pemuda pedesaan untuk berada pada tingkat

minat tinggiZ (0) = Peluang pemuda pedesaan untuk berada pada tingkat

minat rendahα, β = Koefisien regresiX1 = Tingkat pendapatan (ribuan Rupiah)X2 = Luas lahan usahatani (m2)X3 = Usia pemuda pedesaan (tahun)X4 = Tingkat pendidikan (tahun)X5 = Intensitas membantu usahatani padi orang tua (jam)D1 = Status kepemilikan lahan

(1) = milik sendiri(0) = tidak milik sendiri

D2 = Jarak tempat tinggal dari pusat perkotaan(1) = Dekat dari pusat perkotaan

50

(0) = Jauh dari pusat perkotaane = error term

1) Uji Statistika

Model regresi logistik biner akan dilakukan beberapa pengujian

statistika untuk mengetahui bermakna atau tidaknya variabel serta

model yang digunakan baik secara individual maupun secara

keseluruhan. Uji statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Uji kelayakan model (goodness of fit)

Untuk mengetahui kecocokan (goodness of fit) dari model yang

digunakan dengan melakukan uji Hosmer and Lameshow melalui

pendekatan metode Chi Square. Uji Goodness Of Fit dilakukan

untuk melihat apakah model yang digunakan dapat menjelaskan

hubungan antara variabel dependen dengan independennya secara

baik. Sebelum model regresi dianalisis, maka model regresi harus

memenuhi beberapa persyaratan, yaitu kelayakan model. Apabila

nilai signifikansi di atas 0,10, maka model sudah memenuhi

kelayakan model.

b. Uji Signifikan

Pengujian signifikansi pada regresi logistik dapat dibagi menjadi

dua, yaitu pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan

atau serentak. Pengujian secara parsial dapat dilakukan dengan

51

menggunakan Uji Wald, sedangkan pengujian secara simultan

dilakukan dengan Uji Overal Model Fit.

a) Uji Wald

Uji Wald menunjukkan pengaruh variabel independen secara

induvidual terhadap variabel dependen (Pratama, Ismono, dan

Prasmatiwi, 2015). Menurut Widiarjono (2010), dalam regresi

logistik Uji Wald digunakan untuk menguji parameter βi secara

parsial. Hipotesis yang diuji :

H0 : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

devenden

H1 : variabel indevenden berpengaruh terhadap variabel

dependen

Formula statistik Wald adalah :

= ( )Dimana nilai koefisien estimasi model logit dan Se( )merupakan standard error of coefficient. Ketentuan hipotesis

sebagai berikut :

a) Jika signifikansi Wald < 0,10

Menolak H0, dan menerima H1 maka variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

52

b) Jika signifikansi Wald ≥ 0,10

Menerima H0, dan menolak H1 maka variabel independen

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c) Uji Overal Model Fit

Uji Overal Model Fit untuk mengetahui apakah semua variabel

independen dalam regresi logistik secara serentak atau simultan

mempengaruhi variabel dependen. Uji Overal model fit sama

seperti uji F yang terdapat dalam regresi linier. Uji kemaknaan

koefisien regresi overall fit test dapat dilihat dengan menggunakan

Negelkerke R-Square dengan pendekatan chi square. Apabila

nilai signifikan yang lebih besar dari 0,10, maka dapat

disimpulkan bahwa minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan

usahatani padi dapat diprediksi dengan menggunakan variabel

bebas.

c. Penafsiran Koefisien

Menafsirkan koefisien dalam model regresi logistik dilakukan dengan

berdasarkan koefisien Odds ratio. Odds ratio merupakan ukuran dari

suatu risiko atau kecenderungan peluang untuk mengalami kejadian

tertentu antara satu kategori dengan kategori lainnya. Regresi logistik

memiliki perbedaan dengan regresi linear berganda, dimana nilai odds

ratio digunakan dalam menginterpretasikan hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Koefisien dari model pada

53

regresi logistik tidak dapat langsung diinterpretasikan atau dapat

diartikan nilai dari koefisien disini tidak praktis untuk diartikan

(Gujarati, 2006).

3. Metode Analisis untuk Menjawab Tujuan Ketiga

Metode analisis data untuk menjawab tujuan ketiga menggunakan analisis

deskriptif seperti yang dilakukan penelitian terdahulu sejenis yang

melakukan penelitian mengenai faktor pendorong dan penarik anggota

keluarga yang bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara oleh

Munandar (2016). Namun, pada penelitian ini untuk mengetahui faktor

pendorong dan penarik pemuda pedesaan dalam bekerja di sektor

pertanian khususnya usahatani padi dengan menggunakan skala ordinal

yang berpedoman pada Likert’s Summated Rating Scale (LSRS) dimana

setiap pilihan diberikan skor yang terdapat dalam beberapa daftar

pertanyaan tertutup. Daftar pertanyaan yang diajukan pada responden

terdapat beberapa indikator, yaitu 1) Tingkat pendapatan sektor pertanian,

2) Keterbatasan kesempatan pekerjaan lainnya, 3) Keterbatasan

pendidikan yang dimiliki, 4) Kehendak orang tua, 5) Mengisi waktu luang,

6) Luas lahan yang tersedia, 7) Ajakan teman.

Sebelum menganalisis jawaban dari pemuda responden terlebih dahulu

jawaban tersebut dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Menurut Sufren

dan Natanael (2013), uji validitas menggambarkan tentang keabsahan

suatu alat ukur apakah pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam

kuesioner sudah dapat menjawab yang ingin dikur dalam penelitian. Nilai

54

validitas dapat dikatakan valid, jika nilai corrected item dari total kolerasi

bernilai lebih dari 0,2.

Reabilitas menggambarkan apakah alat pengukur dapat dipercaya dan

dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui

konsistensi jawaban dari responden, apabila pengukuran dilakukan

kembali terhadap subjek yang sama sehingga kesungguhan jawaban

tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas dihitung melalui koefisien instrumen

Cronbach Alpha masing-masing variabel. Instrumen dikatakan reliabel,

bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2001).

Persepsi pemuda dapat disimpulkan menjadi dua kategori, yaitu faktor

pendorong atau faktor penarik dan bukan faktor pendorong atau bukan

faktor penarik dengan melakukan kategorisasi menggunakan rumus

sebagai berikut :

Rentang Kelas = skor tertinggi − skor terendahbanyak kelasPersepsi pemuda pedesaan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan

uji Spearman. Uji Spearman dilakukan untuk mengetahui signifikansi

hubungan antara persepsi pemuda faktor penarik dan faktor pendorong

dengan minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi. Uji

Spearman merupakan metode korelasi yang ditemukan oleh Carl

Spearman pada tahun 1904. Metode ini bertujuan untuk mengukur

keeratan hubungan antara dua variabel. Kedua variabel itu tidak memiliki

saran terdistribusi normal dan variabel yang digunakan tidak diketahui

55

sama. Data kedua variabel yang digunakan berpasangan, misalnya

mungukur tingkat moral, tingkat kesenangan, tingkat motivasi, dan

sebagainya (Sugiyono, 2009). Uji Spearman digunakan untuk kasus yang

nilai variabel diukur secara kualitatif dan tidak dapat diukur secara

numerik (Rasidin dan Bonar, 2006).

Manfaat dari uji korelasi Spearman :

1) Untuk pengujian nonparametris dan bentuk datanya ordinal.

2) Untuk menguji koefisien korelasi kedua sampel .

3) Bisa digunakan untuk data yang tidak terdistribusi normal (Sugiyono,

2009):

Uji Spearman yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

metode tabulasi, komputerisasi (Microsoft Excell), dan spss.

56

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah

1. Letak Geografis

Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu dari 14 kabupaten atau

kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah

dibentuk pada tanggal 30 April 1999 yang berdasarkan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Lampung

Tengah. Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah berada

di Kota Gunung Sugih. Kabupaten Lampung Tengah semula mencakup

wilayah Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur. Kabupaten

Lampung Tengah secara resmi dimekarkan menjadi tiga kabupaten/kota

yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kota Metro dan Kabupaten Lampung

Tengah. Kabupaten Lampung Tengah merupakan bagian dari Provinsi

Lampung yang terdiri dari 28 kecamatan, 298 desa dan 16 kelurahan

dengan luas wilayah menjadi 4.789,82 km² berdasarkan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1999.

57

Kabupaten Lampung Tengah secara geografis terletak di tengah Provinsi

Lampung yaitu antara 104035’ sampai 1050 50’ Bujur Timur dan antara 40

30’ sampai 40 15’ Lintang Selatan (Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lampung Tengah, 2016). Secara administrasi Kabupaten Lampung

Tengah memiliki batas wilayah kabupaten sebagai berikut :

a. Sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara dan

Kabupaten Lampung Barat.

b. Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran.

c. Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur dan

Kota Metro.

d. Sebelah barat : berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan

Kabupaten Lampung Barat.

2. Keadaan Demografi

Menurut BPS Kabupaten Lampung Tengah (2016), Kabupaten Lampung

Tengah memiliki populasi penduduk sebanyak 1.239.096 penduduk yang

terdiri dari 630.692 laki-laki dan 608.134 perempuan pada tahun 2015.

Kabupaten Lampung Tengah memiliki sex ratio sebesar 104 yang berarti

untuk 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki.

Kabupaten Lampung Tengah dengan luas wilayah sebesar 4.789,82 km2,

maka kepadatan penduduk mencapai 258 jiwa per km2. Kecamatan

Trimurjo merupakan kecamatan yang paling padat penduduk dengan

kepadatan penduduk mencapai 746 jiwa per km2. Kecamatan Bandar

Mataram adalah kecamatan paling jarang penduduk dengan kepadatan

58

penduduk mencapai 72 jiwa per km2. Persentase jumlah penduduk di

Kabupaten Lampung Tengah dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Persentase jumlah penduduk Kabupaten Lampung Tengahtahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Lampung Tengah (2016)

3. Keadaan Topografi

Kabupaten Lampung Tengah dapat dibagi dalam 5 unit topografi, yakni :

a. Daerah topografi berbukit dan bergunung

Daerah berbukit dan bergunung terdapat di Kecamatan Padang Ratu

dengan ketinggian rata-rata 1.600 meter.

b. Daerah topografi berombak sampai bergelombang

Ciri-ciri dari daerah berombak sampai bergelombang adalah

terdapatnya bukit-bukit rendah yang dikelilingi dataran-dataran sempit

dengan kemiringan antara 8o sampai 15o dan ketinggian antara 300

sampai 500 meter dari permukaan air laut. Jenis tanaman yang

mendominasi di daerah ini adalah kopi, cengkeh, lada, padi, jagung,

kacang-kacangan dan sayur-sayuran.

51%49% Laki-laki

Perempuan

59

c. Daerah dataran aluvial

Daerah dataran aluvial memiliki ketinggian berkisar antara 25 meter

sampai 75 meter dari permukaan laut dengan kemiringan 0o sampai

dengan 3o. Dataran ini sangat luas, yaitu meliputi Kabupaten Lampung

Tengah sampai mendekati Pantai Timur seperti Way Seputih dan Way

Pengubuan.

d. Daerah rawa pasang surut.

Daerah rawa pasang surut mempunyai ketinggian antara 0,5 sampai 1

meter di atas permukaan air laut. Daerah rawa pasang surut terletak di

sepanjang Pantai Timur Kabupaten Lampung Tengah.

e. Daerah Sungai

Daerah sungai Kabupaten Lampung Tengah terdapat di Sungai Way

Seputih dan Sungai Way Sekampung. Kabupaten Lampung Tengah

memiliki dua dari lima DAS (Daerah Aliran Sungai) yang terdapat di

Provinsi Lampung (BPS Kabupaten Lampung Tengah, 2017).

4. Keadaan Klimatologi

Kabupaten Lampung Tengah beriklim Tropis–Humid dengan angin laut

yang bertiup dari Samudra Indonesia terletak di bawah garis khatulistiwa

5o Lintang Selatan. Kabupaten Lampung Tengah memiliki temperatur

maksimum sebesar 33oC dan temperatur minimum sebesar 22oC. Rata-

rata kelembaban udara Kabupaten Lampung Tengah sekitar 80 sampai 88

persen dan kelembaban udara akan lebih tinggi pada tempat yang lebih

tinggi.

60

5. Potensi Wilayah

Potensi wilayah yang dimiliki Kabupaten Lampung Tengah didominasi

oleh tiga sektor utama, salah satunya adalah sektor pertanian. Peranan

ketiga sektor dapat dilihat dalam pembentukan struktur Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lampung Tengah tahun 2016

disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7 memperlihatkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor

penyumbang terbesar, yaitu 36,89 persen yang menunjukkan bahwa lebih

dari sepertiga bagian PDRB Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten

Lampung Tengah memiliki ketersediaan lahan yang luas dan subur,

sehingga Kabupaten Lampung Tengah sangat potensial untuk

pengembangan tanaman pangan, palawija, dan tanaman perkebunan. Oleh

karena itu, banyak penduduk Kabupaten Lampung Tengah yang

menggantungkan hidup pada sektor pertanian.

Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu lumbung padi serta

menyumbang lebih dari seperlima total produksi padi di Provinsi

Lampung. Produksi padi Lampung Tengah telah mencapai 812.779 kg

pada tahun 2016. Produksi jagung mencapai 300.544 ton dan produksi ubi

kayu mencapai 2.243.832 ton pada tahun 2015. Produksi ubi kayu di

Kabupaten Lampung Tengah menyumbang sepertiga dari total produksi

ubi kayu di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah juga banyak

menghasilkan komoditas pangan lainnya seperti kacang tanah, kacang

hijau, ubi jalar dan kedelai (BPS Kabupaten Lampung Tengah, 2016).

61

Gambar 7. Struktur PDRB Lampung Tengah tahun 2016

Sumber : BPS Kabupaten Lampung Tengah (2017)

B. Gambaran Umum Kecamatan Trimurjo

1. Letak Geografis

Kecamatan Trimurjo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Lampung Tengah. Kecamatan Trimurjo memiliki luas wilayah sekitar

5.782,60 hektar. Kecamatan Trimurjo secara administrasi memiliki batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kecamatan Punggur.

b. Sebelah timur : Berbatasan dengan Kecamatan Metro Barat.

c. Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Tegineneng.

d. Sebelah barat : Berbatasan dengan Kecamatan Tegineneng dan Bumi

Ratu Nuban.

Luas wilayah Kecamatan Trimurjo terdiri dari lahan sawah irigasi

memiliki luas mencapai 4.232 hektar, lahan kering dengan luas mencapai

85 hektar, selebihnya merupakan lahan bukan pertanian.

Pertanian37%

Industripengolahan

23%Perdagangan

Besar10%

Konstruksi10%

Pertambangandan

Penggalian4%

Transportasidan

Pergudangan3%

Lainnya13%

Struktur PDRB

62

2. Keadaan Demografi

Kecamatan Trimurjo memiliki populasi penduduk sebanyak 51.414

penduduk yang terdiri dari 26.176 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan

selebihnya yaitu 25.238 berjenis kelamin perempuan pada tahun 2016.

Jumlah penduduk laki-laki berdasarkan kelompok umur antara 16 sampai

24 tahun sebanyak 1.928 pemuda. Kecamatan Trimurjo memiliki

kepadatan penduduk sebesar 889,12 jiwa per km2. Keadaan demografi

Kecamatan Trimurjo secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Demografi Kecamatan Trimurjo pada tahun 2016

No. Uraian Jumlah1. Jumlah penduduk 51.4142. Jumlah penduduk laki-laki 26.1763. Jumlah penduduk perempuan 25.2385. Kepadatan penduduk per (jiwa/km2) 889,126. Sex Ratio 103,45

Sumber : Badan Pusat Statistik (2017)

3. Potensi Wilayah

Kecamatan trimurjo memiliki potensi yang baik di bidang pertanian yang

menyebabkan mayoritas masyarakat Kecamatan Trimurjo bermata

pencarian di bidang pertanian. Persentase luas wilayah berdasarkan

potensi penggunaan lahan di Kecamatan Trimurjo dapat dilihat pada

Gambar 8. Gambar 8 memperlihatkan bahwa lebih dari 70 persen wilayah

di Kecamatan Trimurjo dimanfaatkan menjadi sawah, ladang, hutan dan

kolam sedangkan bangunan dan lainnya hanya menggunakan kurang dari 5

persen wilayah di Kecamatan Trimurjo. Kecamatan Trimurjo merupakan

63

wilayah yang potensial untuk mengembangkan usaha dalam sektor

pertanian dan dijadikan mata pencaharian masyarakatnya, khususnya

usahatani padi.

Gambar 8. Persentase luas wilayah berdasarkan potensi penggunaan lahandi Kecamatan Trimurjo tahun 2016

Sumber : Kecamatan Trimurjo dalam Angka (2017)

C. Gambaran Umum Kecamatan Seputih Banyak

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Seputih Banyak merupakan salah satu dari 28 kecamatan yang

terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Seputih Banyak

memiliki luas wilayah sekitar 5782,60 hektar. Kecamatan Seputih Banyak

pada awalnya merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Seputih Raman.

Kecamatan Seputih Banyak berpisah dengan Kecamatan Seputih Raman

dan menjadi kecamatan yang berdiri sendiri pada tahun 1970.

73%

1%

19%

2%5%

Sawah

Ladang, Hutan, Kolam

Permukiman

Bangunan

Lainnya

64

Kecamatan Seputih Banyak memiliki tiga belas desa yakni Desa Sumber

Fajar, Sumber Baru, Sumber Bahagia, Setia Bumi, Siswa Bangun, Sanggar

Buana, Sakti Buana, Setia Bakti, Sumber Baru, Tanjung Harapan, Sari

Bakti, Sri Basuki, Swastika Buana, dan Tanjung Krajan. Pusat

pemerintahan Kecamatan Seputih Banyak terletak di Desa Tanjung

Harapan. Kecamatan Seputih Banyak secara astronomis terletak di antara

105020’-105035’ Bujur Timur dan 4048’– 4055’ Lintang Selatan.

Kecamatan Seputih Banyak secara administrasi memiliki batas-batas

sebagai berikut :

a. Sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan Way Seputih

b. Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Putra Rumbia

c. Sebelah selatan : berbatasan dengan Kecamatan Raman Utara dan

Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur

d. Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Seputih Raman

2. Keadaan Demografi

Kecamatan Seputih Banyak memiliki jumlah populasi sebesar 45.058

penduduk yang terdiri dari 22.903 laki-laki dan 22.155 perempuan dengan

12.343 kepala rumah tangga. Kecamatan Seputih Banyak memiliki sex

ratio sebesar 103 yang berarti untuk 100 penduduk perempuan terdapat

103 penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki yang berusia dengan

kisaran umur antara 16 tahun sampai 24 sebanyak 1.367 pemuda. Jumlah

Kecamatan Seputih Banyak memiliki kepadatan penduduk sebesar 322,07

65

jiwa per km2. Keadaan demografi Kecamatan Seputih Banyak secara rinci

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Demografi Kecamatan Seputih Banyak pada tahun 2016

No. Uraian Jumlah

1. Jumlah penduduk 45.0582. Jumlah penduduk laki-laki 22.8123. Jumlah penduduk perempuan 22.2465. Kepadatan penduduk per (jiwa/km2) 322,076. Sex Ratio 103

Sumber : Badan Pusat Statistik (2017)

3. Potensi Wilayah

Kecamatan Seputih Banyak memiliki potensi yang baik di sektor

pertanian. Potensi wilayah sektor pertanian dapat dilihat dari luasnya

lahan pertanian dan banyaknya saluran irigasi di Kecamatan Seputih

Banyak. Mayoritas masyarakat Kecamatan Seputih Banyak

menggatungkan hidupnya di sektor pertanian, yaitu sebagai petani.

Persentase luas wilayah berdasarkan potensi penggunaan lahan di

Kecamatan Seputih Banyak dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9

menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen wilayah yang terdapat di

Kecamatan Seputih Banyak dimanfaatkan menjadi sawah, tegalan atau

ladang, kolam, tambak serta perkebunan. Tempat industri hanya memiliki

persentase luas wilayah kurang dari seperempat bagian penggunaan

wilayah Kecamatan Seputih Banyak. Kecamatan Seputih Banyak adalah

salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk mengembangkan usaha

66

dalam sektor pertanian serta sektor pertanian dapat dijadikan mata

pencaharian masyarakatnya.

Gambar 9. Persentase luas wilayah berdasarkan potensi penggunaan lahandi Kecamatan Seputih Banyak

Sumber : Kecamatan Seputih Banyak dalam Angka (2016)

24%

31%

42%

3%Perumahan, pemukiman, danIndustri

Sawah

Tegalan/ladang yangdiusahakan

Tegalan/ladang tidakdiusahakan

Kolam, tambak, perkebunan,hutan rakyat, padang rumput

108

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Berdasarkan analisis pendapatan usahatani dan R/C rasio, dapat diketahui

bahwa rata-rata pendapatan usahatani padi per hektar pada MT 1

berdasarkan biaya tunai sebesar Rp15.181.983,23, dan nisbah penerimaan

dengan biaya (R/C Rasio) tunai sebesar 3,35. Pendapatan pada MT 2

berdasarkan biaya tunai sebesar Rp16.974.989,16 dan nisbah penerimaan

dengan biaya (R/C Rasio) tunai sebesar 3,69. Pemuda pedesaan memiliki

kontribusi terhadap pendapatan sebesar kurang 3% dari pendapatan tunai

dan total.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam

melanjutkan usahatani padi orang tua di Kabupaten Lampung Tengah

adalah pendapatan, luas lahan, umur pemuda, dan tingkat pendidikan.

3. Faktor pendorong pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian

khususnya usahatani padi adalah keterbatasan kesempatan kerja, tingkat

pendidikan yang rendah, ajakan teman, kehendak orang tua, dan mengisi

waktu luang. Faktor penarik adalah tingkat pendapatan dan ketersediaan

luas lahan.

109

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diajukan dari

penelitian ini adalah:

1. Perlu adanya kebijakan pemerintah mengenai mengenai bagi waris tanah

sawah agar tanah tidak dipecah dan dijual.

2. Penelitian lanjutan mengenai hal yang dibahas dalam penelitian ini, seperti

dengan menggunakan variabel berbeda yang dapat mempengaruhi minat

pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi sehingga diperoleh

pendapat yang lebih mendalam.

110

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. 1974. Pemuda Dan Perubahan Sosial. LP3S. Jakarta.

Abdullah. 1991. Hukum Kepegawaian. Radja Grafindo Persada. Jakarta.

Ancok, J. 1989. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Pusat PenelitianKependudukan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Arafah. 2009. Pedoman Teknis Perbaikan Kesuburan Lahan Sawah BerbasisJerami. PT Gramedia. Jakarta.

Ariantika, D., R.H. Ismono, dan N. Adia. 2015. Pengaruh Kredit KetahananPangan dan Energi (KKP-E) BRI Terhadap Keragaan Usahatani PadiSawah di Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis.3 (1) : 34.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1015. Diakses pada 8Mei 2018.

Astuti, P., R.H. Ismono, dan S. Situmorang. 2013. Faktor-Faktor PenyebabRendahnya Minat Petani untuk Menerapkan Budidaya Cabai Merah RmahLingkungan di Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 1(1) : 88. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/136. Diaksespada 12 Mei 2018.

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten LampungTengah. 2017. Jumlah Petani di Kabupaten Lampung Tengah pada Tahun2008 dan 2017. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluan PertanianKabupaten Lampung Tengah. Lampung Tengah.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2017. Jumlah Tenaga Kerja di SektorPertanian di Indonesia pada Tahun 2014-2016. Badan Pusat StatistikProvinsi Lampung. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah. 2017. Lima KecamatanProduksi Padi Tertinggi di Kabupaten Lampung Tengah. Badan PusatStatistik Kabupaten Lampung Tengah. Lampung Tengah.

111

Departemen Pertanian. 2014. Statistik Ketenagakerjaan Sektor Pertanian Tahun2014. http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistiktenagakerja20141.pdf. Diakses pada 10 Desember 2017.

Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BadanPeneliti Universitas Diponegoro. Semarang.

Gujarati, D. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta.

Hadinoto, S.R. (1998). Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Handayani, S.A., I. Effendi, dan B. Viantimala. 2011. Analisis Produksi danPendapatan Usahatani Padi di Desa Pujo Asri Kecamatan TrimurjoKabupaten Lampung Tengah. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 5 (4) : 1.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1752. Diakses pada 8Mei 2018.

Hurlock.1995. Psikologi Perkembangan. Erlangga. Jakarta.

Ina, H. 2007. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media. Jakarta.

Khaafidh, M. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Tenaga Kejauntuk Bekerja di Kegiatan Pertanian. Skripsi. Universitas Diponogoro.Semarang.

Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis danEkonomi. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.

Muhammad, A., A. Agustono, dan A. Wijianto. 2016. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Minat Petani dalam Berusahatani Padi di KecamatanKebakkramat Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosial Ekonomi PertanianAgribisnis. 12 (2) : 1-9. https://jurnal.uns.ac.id/sepa/article/view/14226.Diakses pada 20 Desember 2017.

Munandar, A. 2016. Faktor Pendorong dan Penarik Anggota Keluarga yangBekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara. Skripsi. UniversitasLampung. Lampung.

112

Nasir, Z.M. 2005. An Analiysis of Occupational Choice in Pakistan : AMultinomial Approach. The Pakistan Development. 44 (1) : 57-79.https://www.jstor.org/stable/41260703?seq=1#page_scan_tab_contents.Diakses pada 10 Mei 2018.

Panurat, S.M. 2016. Faktor-Fator yang Mempengaruhi Minat Petani BerusataniPadi di Desa Sendangan Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. Skripsi.Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Pratama, Y. Y., R.H. Ismono, dan F.E. Prasmatiwi. 2015. Manfaat Ekonomi danRisiko Tunda Jual Kopi di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Pulau PanggungKabupaten Tanggamus. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 3 (3) : 270.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1051. Diakses padatanggal 8 Mei 2018.

Rahman, F. 2014. Food, Youth and The Future of Faming, Access to Land :Farming and Not Farming Rural Young for Strunggle Over SmallfarmingPractice (hlm. 50). Agrifood XX1V. Bandung.

Salikin, K. A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.

Sannia, B., R.H. Ismomo., dan B.Viantimala. 2013. Hubungan Kualitas KaretRakyat dengan Tambahan Pendapatan Petani di Desa Program dan Non-Program. Jurrnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 1 (1) : 36.https://media.neliti.com/media/publications/13399-ID-hubungan-kualitas-karet-rakyat-dengan-tambahan-pendapatan-petani-di-desa-program.pdf.Diakses pada 8 Mei 2018.

Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV.Rajawali. Jakarta.

Sari, A. M., R.H. Ismono, dan E. Kasymir. 2015. Alih Fungsi Lahan Padi MenjadiKaret di Daerah Irigasi Way Rarem Pulung Kecana Kabupaten TulangBawang Barat. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 3 (4): 338.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/issue/view/105/showToc. Diaksespada 12 Mei 2018.

Sari, M. 2014. Pergeseran Pekerjaan Remaja dari Sektor Pertanian ke SektorIndustri. Universitas Udayana. Bali.

Saputra, J. E., F.E. Prasmatiwi., dan R.H. Ismono. 2017. Pendapatan dan RisikoUsahatani Jahe di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 5 (4): 392.

113

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1671/1497. Diaksespada 6 Mei 2018.

Siswandari, G. A., R.H. Ismono, dan H. Santoso. 2013. Pengaruh SertifikasiTanah UKM Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Peternak PenggemukanSapi di Desa Rajabasa Lama 1 Kecamatan Labuan Ratu KabupatenLampung Timur. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 1 (4) : 320.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/709. Diakses pada 7Mei 2018.

Slameto. 1995. Belajar Dan Factor-faktor Yang Mempengaruhinya Edisi revisi.Rineka Cipta. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. RinekaCipta. Jakarta.

Soeharjo dan Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Usaha Tani. Departemen Ilmu.Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soekartawi, dkk. 1989. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk PengembanganPetani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Sufren dan Y. Natanael. 2013. Mahir Menggunakan SPSS secara Otodidak. PTElex Media Komputindi. Jakarta.

Sugiarto, D., dkk. 2003. Teknik Sampling. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.Bandung.

Sukayat, Y. dan D. Supyandi. 2017. Perilaku Pemuda Desa dalam KegiatanPertanian (Beberapa Kasus Pemuda Desa di Agroekosistem DataranTinggi, Dataran Medium dan Dataran Rendah). Agrivet Journal, 5 (1) : 49-55. http://jurnal.unma.ac.id/index.php/AG/article/view/604. Diakses pada 2Januari 2018.

Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryabrata, S. 1988. Psikologi Kepribadian. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Trisnata, D. P., R.H. Ismono dan A. Soelaiman. 2017. Analisis KelayakanFinansial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penangkarandalam Mengusahakan Bibit Karet Bersertifikat di Kecamatan Abung

114

Semuli Kabupaten Lampung Utara Jurnal Ilmu-ilmu Agribisni. 5 (1) : 43.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1673. Diakses pada 8Mei 2018.

Wasti, R. 2013. Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Mata PelajaranTata Busana Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang. Skripsi. UniversitasNegeri Padang. Padang.

Widarjono, A. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. UPP STIM YKPN.Yogyakarta.

Widjaya, H., dkk. 2014. Food, Youth and The Future of Faming, Young People’sMovement Out Of and Into Farming : a Life – course Perspevctive FromKulonprogo (Yogyakarta) (hlm. 45). Agrifood XX1V. Bandung.

Yamin, S., dkk. 2011. Regresi dan Korelasi Dalam Genggaman Anda (Aplikasidengan Software SPSS, EViews, MINITAB, dan STATGRAPHICS).Salemba Empat. Jakarta.