193

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

PENYULUH DALAM PEMANFAATAN CYBER EXTENSION

DI KABUPATEN BOGOR

TESIS

Oleh

Purnomojati Anggoroseto

S621008003

Komisi

Pembimbing

Nama Tanda

Tangan

Tanggal

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS.

NIP. 19470713 198103 1 001

………

20 Juli 2012

Pembimbing II

Dr. Sapja Anantanyu, SP., MSi.

NIP. 19681227 199403 1 002

………

19 Juli 2012

Telah dinyatakan memenuhi syarat

pada tanggal 20 Juli 2012

Ketua Program Studi Penyuluhan Pembangunan

Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS.

NIP. 19470713 198103 1 001

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

PENYULUH DALAM PEMANFAATAN CYBER EXTENSION

DI KABUPATEN BOGOR

TESIS

Oleh

Purnomojati Anggoroseto

S621008003

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Ir. Marcelinus Molo, M.S., Ph.D.

NIP. 19490320 197611 1 001 ………………... .……2012

Sekretaris Dr.Ir. Suwarto, M.Si.

NIP. 195611 19198303 1 002 …..……………. .........2012

Anggota Penguji

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS.

NIP. 19470713 198103 1 001

………………..

.........2012

Dr. Sapja Anantanyu, SP., M.Si.

NIP. 19681227 199403 1 002 ………………...

.......2012

Telah dipertahankan di depan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal…………..2012

Direktur Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.

NIP. 19610717 198601 1 001

Ketua Program Studi

Penyuluhan Pembangunan

Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS.

NIP. 19470713 198103 1 001

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA PENYULUH DALAM PEMANFAATAN CYBER EXTENSION

DI KABUPATEN BOGOR” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan

bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik, serta tidak terdapat kata atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara

tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat

plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17 Tahun 2010)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan pembimbing sebagai author dan Program

Pascasarjana UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-

kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak

melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Program

Studi Penyuluhan Pembangunan Program Pascasarjana UNS berhak

mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi

Penyuluhan Pembangunan Program Pascasarjana UNS. Apabila saya

melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia

mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 31 Juli 2012

Purnomojati Anggoroseto

S621008003

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Dalam Pemanfaatan Cyber

Extension di Kabupaten Bogor.

Tesis ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar akademik Magister

(S2), pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Karya ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Direktur dan Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNS serta Ketua dan

Sekretaris Program Studi Penyuluhan Pembangunan atas segala bantuan yang

telah diberikan;

2. Kepala Badan PPSDMP, Sekretaris Badan PPSDMP, Kepala Pusdikdarkasi

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi

ke jenjang S2;

3. Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS. dan Dr. Sapja Anantanyu, SP., M.Si.

selaku komisi pembimbing untuk segala arahan arahan, bimbingan, dan

motivasinya;

4. Ir. Marcelinus Molo M.S., Ph.D. dan Dr. Ir. Suwarto, M.Si. selaku penguji di

luar komisi bimbing yang telah berkenan untuk menguji tesis ini;

5. Dosen-dosen pengampu mata kuliah yang telah membagikan ilmunya kepada

penulis selama menjalankan studi;

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Kabupaten Bogor serta Kepala Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan se-Kabupaten Bogor;

7. Pegawai Pascasarjana UNS yang membantu penulis dalam kelancaran studi;

8. Rekan-rekan satu angkatan S2 dan S3 Program Studi Penyuluhan

Pembangunan;

9. Rekan-rekan satu kost yang senantiasa menemani penulis di Kota Solo;

10. Keluarga tercinta yang selalu mendoakan penulis untuk kelancaran studi di

UNS;

11. Semua pihak yang telah membantu memberikan sumbangsihnya bagi

penyelesaian tesis ini.

Semoga tesis ini bermanfaat.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI.................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN HAK PUBLIKASI................... iv

KATA PENGANTAR............................................................................... v

DAFTAR TABEL...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiv

ABSTRAK................................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah............................................................... 4

C. Tujuan Penelitian................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian................................................................. 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 8

A. Kajian Teori………………………………………………... 8

1. Penyuluhan......................................................................... 8

2. Penyuluh Pertanian............................................................. 16

3. Cyber Extension................................................................. 20

a. Konsep Cyber Extension............................................. 20

b. Pengalaman Cyber Extension di Negara Lain............. 22

c. Cyber Extension di Indonesia...................................... 27

1) Pengertian Cyber Extension................................... 27

2) Grand Design Program Cyber Extension............... 30

d. Cyber Extension sebagai Metode dan Teknik

Penyuluhan..................................................................

33

4. Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension....

36

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh

dalam Pemanfaatan Cyber Extension................................

42

a. Karakteristik Penyuluh Pertanian.................................. 43

b. Faktor Penunjang Cyber Extension................................ 49

c. Kualitas Informasi Cyber Extension............................. 59

d. Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh............... 62

e. Komunikasi antara Penyuluh dengan Administrator

Cyber Extension Kabupaten...........................................

65

f. Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension................ 68

B. Kerangka Berpikir................................................................. 73

C. Hipotesis................................................................................. 77

BAB III. METODA PENELITIAN.......................................................... 79

A. Tempat dan Waktu............................................................... 79

B. Jenis Penelitian................................................................... 79

C. Populasi dan Sampel.......................................................... 80

1. Populasi......................................................................... 81

2. Sampel............................................................................ 81

D. Variabel dan Definisi Operasional........................................ 81

E. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data............... 88

1. Teknik Pengumpulan Data............................................... 88

2. Instrumen Penelitian......................................................... 89

F. Uji Validitas dan Reliabilitas................................................ 90

1. Uji Validitas.................................................................... 90

2. Uji Reliabilitas................................................................ 91

G. Teknik Analisis Data............................................................. 92

1. Analisis Statistik Deskriptif............................................ 92

2. Analisis Jalur...................................................................

93

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 97

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian..................................... 97

1. Kelembagaan Penyuluhan di Kabupaten Bogor............. 97

2. Ketenagaan Penyuluhan di Kabupaten Bogor................ 101

3. Penyelenggaran Penyuluhan di Kabupaten Bogor.......... 102

4. Ringkasan Gambaran Umum.......................................... 106

B. Pelaksanaan Cyber Extension di Kabupaten Bogor.............. 106

1. Sejarah Pelaksanaan Cyber Extension di Kabupaten

Bogor………………………………………………….. 106

2. Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh………… 110

3. Komunikasi antara Penyuluh dan Adminstrator Cyber

Extension Kabupaten....................................................... 113

4. Kualitas Informasi Cyber Extension............................... 115

5. Faktor Penunjang Cyber Extension ................................ 118

C. Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension...... 121

1. Karakteristik Penyuluh.................................................... 121

2. Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension................. 128

3. Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber

Extension…..................................................................... 134

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh

dalam Pemanfaatan Cyber Extension...................................

137

1. Hubungan Antar Variabel............................................... 137

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh

dalam Pemanfaatan Cyber Extension.............................

149

a. Faktor Penunjang Cyber Extension........................... 149

b. Kualitas Informasi Cyber Extension......................... 151

c. Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh.......... 153

d. Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator

Cyber Extension Kabupaten......................................

153

e. Karakteristik Penyuluh.............................................. 154

f. Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension...........

156

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

E. Pembahasan…....................................................................... 156

1. Pelaksanaan Cyber Extension di Kabupaten Bogor........ 156

2. Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension 157

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh

dalam Pemanfaatan Cyber Extension.............................

161

a. Faktor Penunjang Cyber Extension.......................... 161

b. Kualitas Informasi Cyber Extension......................... 164

c. Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh.......... 165

d. Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator

Cyber Extension Kabupaten.....................................

166

e. Karakteristik Penyuluh.............................................. 167

f. Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension........... 170

4. Upaya-upaya Perbaikan Kinerja Penyuluh dalam

Pemanfaatan Cyber Extension........................................ 173

BAB V. PENUTUP…................................................................................ 176

A. Kesimpulan…........................................................................ 176

B. Implikasi…............................................................................. 177

C. Saran…................................................................................... 178

DAFTAR PUSTAKA……........................................................................ 182

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

1. Jumlah Sampel yang Diambil dalam Penelitian….............................................. 81

2. Sebaran BP3K di Kabupaten Bogor Tahun 2012…............................................ 100

3. Sebaran Jumlah Penyuluh Berdasarkan Status Kepegawaian dan Tempat

Kerja di Kabupaten Bogor…............................................................................... 102

4. Pengembangan Komoditas Unggulan di Kabupaten Bogor…............................ 105

5. Jumlah Kelompok Tani Berdasarkan Kelas Kemampuan di Kabupaten Bogor

Tahun 2012…...................................................................................................... 106

6. Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi yang Dikerjakan Melalui

Percakapan….......................................................................................................

110

7. Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi melalui Pertemuan…................. 111

8. Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi melalui Media Perantara…....... 112

9. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi antara Penyuluh dan

Administrator Kabupaten melalui Sekedar Berkomunikasi….......….......…...... 113

10. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi antara Penyuluh dan

Administrator Kabupaten melalui Tukar Menukar Informasi…......................... 114

11. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi antara Penyuluh dan

Administrator Kabupaten melalui Konsultasi…..............…............................... 114

12. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Informasi Cyber Extension untuk

Kesesuaian Informasi……..............…................................................................ 116

13. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Informasi Cyber Extension untuk

Aktualitas Informasi…..............…...................................................................... 117

14. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Informasi Cyber Extension untuk

Sumber yang Dipercaya…..............…................................................................ 118

15. Distribusi Responden Berdasarkan Skor Sub Variabel Faktor Penunjang

Cyber Extension melalui Kebijakan…..............….............................................. 119

16. Distribusi Responden Berdasarkan Skor Sub Variabel Faktor Penunjang

Cyber Extension melalui Sarana Prasarana…..............…................................... 120

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

17. Distribusi Responden Berdasarkan Skor Sub Variabel Faktor Penunjang

Cyber Extension melalui Pembiayaan…..............…........................................... 121

18. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur…..............…............... 122

19. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan…..............…....... 122

20. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Masa Kerja…..............…...... 123

21. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Kepemilikan Sarana

Teknologi Informasi…..............…......................................................................

124

22. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Kepemilikan Alamat E-mail. 125

23. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Motivasi Penyuluh…............ 126

24. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Sikap Penyuluh terhadap

Teknologi Informasi Internet….............…..............…..............…...................... 127

25. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Penyuluh terhadap Cyber

Extension terkait dengan Persepsi terhadap Manfaat….............…..................... 129

26. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Penyuluh terhadap Cyber

Extension terkait dengan Persepsi terhadap Kemudahan Aplikasi….................. 131

27. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Penyuluh terhadap Cyber

Extension terkait dengan Persepsi terhadap Pembiayaan…................................ 133

28. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan

Cyber Extension melalui Aksesbilitas….............…..............….......................... 135

29. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan

Cyber Extension melalui Pemanfaatan Informasi Cyber Extension bagi

Kegiatan Penyuluhan…............…..............…..............…..............…................

136

30. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan

Cyber Extension melalui Pengenalan Cyber Extension kepada

Petani/Kelompok Tani……..............….............…............…..............................

137

31. Uji Korelasi Variabel Penelitian…............….............…..............….................

138

32. Nilai Koefisien Jalur dan Koefisien Korelasi…..................................................

139

33. Hasil Uji Analisis Jalur Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension,

Komunikasi Antara Penyuluh dan Adminstrator Kabupaten, serta

Karakteristik Penyuluh terhadap Kualitas Informasi Cyber Extension…..........

141

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

34. Hasil Uji Analisis Jalur Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension dan

Kualitas Informasi Cyber Extension terhadap Sosialisasi Cyber Extension

kepada Penyuluh….............…..............…..............…..............….......................

142

35. Hasil Analisis Jalur Faktor Penunjang Cyber Extension, Sosialisasi Cyber

Extension kepada Penyuluh, dan Karakteristik Penyuluh terhadap Komunikasi

antara Penyuluh dan Administrator Kabupaten…..........................…................

143

36. Hasil Uji Analisis Jalur Faktor Penunjang Cyber Extension, Kualitas

Informasi Cyber Extension, Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh,

Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator Kabupaten, dan Karakteristik

Penyuluh terhadap Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension…..................

144

37. Hasil Uji Analisis Jalur Faktor Penunjang Cyber Extension, Kualitas

Informasi Cyber Extension, Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh,

Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator Kabupaten, Karakteristik

Penyuluh, Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension, terhadap Kinerja

Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension…...........................….............

146

38. Hasil Uji Analisis Jalur Sub Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension

terhadap Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension…................

150

39. Hasil Uji Analisis Jalur Sub Variabel Kualitas Informasi Cyber Extension

terhadap Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension…................

152

40. Hasil Uji Analisis Jalur Sub Variabel Karakteristik Penyuluh terhadap

Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension…...............................

154

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

1. Halaman Muka Situs Cyber Extension (http://cybex.deptan.go.id/)... 28

2. Sistem Jaringan Informasi Cyber Extension….................................... 33

3. Diagram Konsep Kerangka Berpikir Hubungan Antar Peubah yang

akan Diuji dalam Penelitian….............................................................

76

4. Diagram Analisis dari Kerangka Berpikir…....................................... 94

5. Diagram Jalur Hasil Analisis Statistik …............................................ 140

6. Diagram Jalur Pengaruh Signifikan dan Tidak Signifikan….............. 148

1.

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

1. Jadwal Penelitian…………………………………………………………. 190

2. Surat Ijin Penelitian………………………………………………………. 191

3. Pengukuran Variabel……………………………………………………... 193

4. Kisi-kisi Instrumen……………………………………………………….. 200

5. Uji Validitas dan Realiabilitas…………………………………………… 203

6. Uji Normalitas Data……………………………………………………… 205

7. Uji Pengaruh …………………………………………………………….. 212

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Purnomojati Anggoroseto. 2012. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension di Kabupaten Bogor. TESIS.

Pembimbing I : Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS, II : Dr. Sapja Anantanyu, SP,

M.Si. Program Studi Penyuluhan Pembangunan, Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret.

ABSTRAK

Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei 2012. Penelitian ini

bertujuan (1) mendeskripsikan pelaksanaan cyber extension di Kabupaten Bogor;

(2) mendeskripsikan tingkat kinerja penyuluh pertanian dalam pemanfaatan cyber

extension di Kabupaten Bogor; (3) menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap kinerja penyuluh pertanian dalam pemanfaatan cyber

extension di Kabupaten Bogor; dan (4) merumuskan upaya-upaya perbaikan

kinerja penyuluh pertanian dalam pemanfaatan cyber extension di Kabupaten

Bogor.

Sebanyak 98 penyuluh dipilih dengan teknik stratified random sampling

sebagai sampel penelitian. Jenis penelitian yaitu penelitian survey. Dalam

penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan

analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension: (1) melakukan aksesbilitas terhadap cyber extension

(mencari informasi, memberikan umpan balik, penyampaian informasi), (2)

memanfaatkan materi informasi cyber extension bagi kegiatan penyuluhan, dan

(3) mengenalkan cyber extension kepada petani termasuk dalam kriteria sangat

rendah untuk masing-masing indikator.

Faktor yang mempengaruhi langsung terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension adalah sosialisasi cyber extension kepada penyuluh,

komunikasi antara penyuluh dan administrator cyber extension kabupaten, dan

persepsi penyuluh terhadap cyber extension. Faktor yang tidak mempengaruhi

langsung terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfataan cyber extension adalah

faktor penunjang cyber extension, kualitas informasi cyber extension, dan

karakteristik penyuluh. Komunikasi antara penyuluh dan administator cyber

extension kabupaten merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Kata kunci: penyuluh pertanian, cyber extension, kinerja dalam pemanfaatan

cyber extension

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Purnomojati Anggoroseto. 2012. Factors Affect Performance of Agricultural

Extension Worker in The Use of Cyber Extension in Bogor District. THESIS.

Supervisor I: Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS, II: Dr. Sapja Anantanyu, SP,

M.Si. Extension Development Studies Program, Post-Graduate, Sebelas Maret

Unversity.

ABSTRACT

The research was conducted in April through May 2012. The purpose of this

study were: 1) to describe the implementation of cyber extension in Bogor

District, (2) to describe the performance level of agricultural extension workers in

the use of cyber extension in Bogor District, (3) analyze the factors affecting the

performance of agricultural extension in use cyber extension in Bogor District; (4)

formulate a performance improvement efforts of agricultural extension workers in

the use of cyber extension in Bogor District.

A total of 98 agricultural extension workers were selected by stratified

random sampling technique as sample of research. This type of research is survey

method. In this study, data analysis techniques used were descriptive statistics and

path analysis. The results indicated that the performance of agricultural extension

workers in the use of cyber extension which includes accessibility, utilization of

cyber extension information for extension activities, and the introduction of cyber

extension to farmers included in the criteria is very low for each indicator.

Factors that affect directly the performance of agricultural extension

workers in the use cyber extension is the socialization cyber extension to

agricultural extension, communication between agricultural extension workers

and cyber extension distric-level administrators, and the perceptions of

agricultural extension workers on cyber extension. While the factors that do not

directly affect the performance of agricultural extension workers in the use of

cyber extension is the supporting factors of cyber extension, quality information

from the cyber extension, characteristics of agricultural extension workers.

Communication between agricultural extension workers and cyber extension

distric-level administrators into the factors that most affect the performance of

agricultural extension workers in the use of cyber extension.

Key word: agricultural extension workers, cyber extension, performance in the use

cyber extension

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Purnomojati Anggoroseto. S621008003. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension di Kabupaten Bogor.

TESIS. Pembimbing I : Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS, II : Dr. Sapja

Anantanyu, SP, M.Si. Program Studi Penyuluhan Pembangunan, Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

ABSTRAK

Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei 2012. Penelitian ini

bertujuan (1) mendeskripsikan pelaksanaan cyber extension di Kabupaten Bogor;

(2) mendeskripsikan tingkat kinerja penyuluh pertanian dalam pemanfaatan cyber

extension di Kabupaten Bogor; (3) menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap kinerja penyuluh pertanian dalam pemanfaatan cyber

extension di Kabupaten Bogor; dan (4) merumuskan upaya-upaya perbaikan

kinerja penyuluh pertanian dalam pemanfaatan cyber extension di Kabupaten

Bogor.

Sebanyak 98 penyuluh dipilih dengan teknik stratified random sampling

sebagai sampel penelitian. Jenis penelitian yaitu penelitian survey. Dalam

penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan

analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension: (1) melakukan aksesbilitas terhadap cyber extension

(mencari informasi, memberikan umpan balik, penyampaian informasi), (2)

memanfaatkan materi informasi cyber extension bagi kegiatan penyuluhan, dan

(3) mengenalkan cyber extension kepada petani termasuk dalam kriteria sangat

rendah untuk masing-masing indikator.

Faktor yang mempengaruhi langsung terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension adalah sosialisasi cyber extension kepada penyuluh,

komunikasi antara penyuluh dan administrator cyber extension kabupaten, dan

persepsi penyuluh terhadap cyber extension. Faktor yang tidak mempengaruhi

langsung terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfataan cyber extension adalah

faktor penunjang cyber extension, kualitas informasi cyber extension, dan

karakteristik penyuluh. Komunikasi antara penyuluh dan administator cyber

extension kabupaten merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Kata kunci: penyuluh pertanian, cyber extension, kinerja dalam pemanfaatan

cyber extension

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Purnomojati Anggoroseto. S621008003. Factors Affect Performance of

Agricultural Extension Worker in The Use of Cyber Extension in Bogor

District. THESIS. Supervisor I: Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS, II: Dr. Sapja

Anantanyu, SP, M.Si. Extension Development Studies Program, Post-Graduate,

Sebelas Maret Unversity.

ABSTRACT

The research was conducted in April through May 2012. The purpose of this

study were: 1) to describe the implementation of cyber extension in Bogor

District, (2) to describe the performance level of agricultural extension workers in

the use of cyber extension in Bogor District, (3) analyze the factors affecting the

performance of agricultural extension in use cyber extension in Bogor District; (4)

formulate a performance improvement efforts of agricultural extension workers in

the use of cyber extension in Bogor District.

A total of 98 agricultural extension workers were selected by stratified

random sampling technique as sample of research. This type of research is survey

method. In this study, data analysis techniques used were descriptive statistics and

path analysis. The results indicated that the performance of agricultural extension

workers in the use of cyber extension which includes accessibility, utilization of

cyber extension information for extension activities, and the introduction of cyber

extension to farmers included in the criteria is very low for each indicator.

Factors that affect directly the performance of agricultural extension

workers in the use cyber extension is the socialization cyber extension to

agricultural extension, communication between agricultural extension workers

and cyber extension distric-level administrators, and the perceptions of

agricultural extension workers on cyber extension. While the factors that do not

directly affect the performance of agricultural extension workers in the use of

cyber extension is the supporting factors of cyber extension, quality information

from the cyber extension, characteristics of agricultural extension workers.

Communication between agricultural extension workers and cyber extension

distric-level administrators into the factors that most affect the performance of

agricultural extension workers in the use of cyber extension.

Key word: agricultural extension workers, cyber extension, performance in the use

cyber extension

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian berkelanjutan membutuhkan metoda penyuluhan

yang efisien dan dinamis. Metode penyuluhan tidak langsung melalui media

massa konvensional, seperti: koran, leaflet, radio dan televisi, telah menghadapi

beberapa tantangan dalam menyampaikan informasi kepada petani. Media

massa cetak yang selama ini menjadi media utama dalam proses penyampaian

informasi pertanian yang didistribusikan melalui fasilitas pos udara, seringkali

terlambat sampai di tempat tujuan apalagi di daerah-daerah yang sangat jauh,

terpencil dan sarana transportasinya yang masih belum memadai. Bukan hanya

kendala keterbatasan distribusi saja, namun jumlahnya relatif terbatas, dan

memerlukan biaya pencetakan serta biaya transportasi yang besar.

Dukungan yang diperankan oleh media massa elektronik seperti televisi

dan radio, kadangkala penayangannya masih belum tepat waktu, tepat tempat

dan tepat sasaran. Penyampaian materi penyuluhan melalui media elektronik

seperti televisi dan radio bukan hanya memerlukan biaya yang sangat besar,

namun juga waktu tayangnya sangat terbatas dan belum tentu dapat diterima

oleh para petani sampai ke pelosok-pelosok. Pendekatan ini belum mampu

menjangkau sebagian besar petani.

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini, kebutuhan petani jauh lebih beragam

dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi persoalan petani juga

beragam pula, sehingga penyuluh di tingkat lapangan dituntut dalam berbagai

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

bidang. Pada era ini, dimungkinkan untuk menemukan solusi tersebut dengan

menggunakan potensi teknologi informasi komunikasi berbasis komputer untuk

memenuhi kebutuhan informasi spesifik lokasi.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dampak globalisasi ditandai dengan

meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global yang difasilitasi oleh

pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Penyuluhan pun perlu

didukung sistem informasi yang kuat dan jelas, sehingga percepatan informasi

dapat tepat waktu, tepat tempat, dan tepat sasaran. Berkaitan dengan hal ini

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM

Pertanian (Badan PPSDMP) memodifikasi penyusunan dan penyebaran

informasi penyuluhan pertanian melalui jaringan yang terkoneksi dengan

internet yang disebut dengan cyber extension (Badan PPSDMP, 2010). Secara

singkat dapat dikatakan bahwa cyber extension merupakan sistem informasi

penyuluhan pertanian melalui media internet (berbasis informasi teknologi) yang

dibangun untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi

pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis

pelaku utama dan pelaku usaha (Badan PPSDMP, 2010).

Pada awal diluncurkan (tahun 2010), sistem informasi cyber extension

terdapat kritik bahwa kehadiran cyber extension ini akan "mengancam"

kemapanan penyuluh yang masih menjalankan tugasnya dengan cara lama

(konvensional). Selain itu, para penyuluh akan dibebani keharusan untuk belajar

mengetahui bagaimana cara berinternet untuk mendapatkan materi ataupun

informasi penyuluhan. Padahal selama ini, mereka tinggal menunggu pasokan

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

leaflet, brosur, dan bahan informasi penyuluhan lainnya yang disiapkan oleh

pemerintah. Namun di sisi lain, ada pihak yang mengatakan, bahwa dengan

adanya cyber extension diharapkan dapat mengatasi keterbatasan dan

kesenjangan sumber informasi yang digunakan penyuluh sebagai materi

penyuluhan selama ini.

Dengan adanya sumber informasi cyber extension yang dapat

dimanfaatkan oleh penyuluh, maka diharapkan dapat mendukung kinerja para

penyuluh pertanian, baik dalam mengakses cyber extension, memanfaatkan

informasi cyber extension bagi kegiatan penyuluhan, dan mengenalkan cyber

extension kepada petani. Sehingga dengan kata lain bahwa melalui cyber

extension dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para penyuluh

pertanian, karena adanya dukungan penyediaan informasi yang memadai

sebagai bahan untuk memfasilitasi proses pembelajaran bagi petani.

Sesuai dengan Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, menyebutkan bahwa bentuk

kelembagaan penyuluhan di setiap kecamatan adalah Balai Penyuluhan. Balai

Penyuluhan mempunyai kegiatan yang salah satunya sebagai layanan terpadu

informasi melalui cyber extension (Badan PPSDMP, 2010).

Pada tahun 2010, Kementerian Pertanian terus mengembangkan Balai

Penyuluhan yang berada di setiap kecamatan sebagai pusat informasi pertanian

melalui pengembangan cyber extension (penyuluhan melalui internet). Sebanyak

724 (18,32%) Balai Penyuluhan Kecamatan dari 3.953 Balai Penyuluhan

Kecamatan yang ada di Indonesia dibantu oleh Kementerian Pertanian satu

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

perangkat alat komputer dan pendukung untuk bisa mengakses cyber extension

pada tahun 2010 (Badan PPSDMP, 2010). Berkaitan dengan segala upaya-upaya

tersebut, perlu diketahui faktor-faktor yang akan mempengaruhi kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

B. Perumusan Masalah

Informasi pertanian menjadi salah satu faktor kunci dalam pencapaian

keberhasilan penyuluhan pertanian. Cyber extension adalah suatu program

sistem informasi penyuluhan pertanian yang baru saja diluncurkan pada tahun

2010. Keberadaan cyber extension membawa konsekuensi dan tuntutan kepada

penyuluh pertanian untuk lebih proaktif mencari informasi bagi materi

penyuluhan yang dibutuhkankan penyuluh, daripada hanya menunggu kiriman

materi penyuluhan pertanian dari pemerintah.

Namun di lain pihak, menurut penelitian Suryantini (2003), penggunaan

sumber informasi pertanian melalui media elektronik internet oleh penyuluh di

Kabupaten Bogor adalah nol persen. Para penyuluh masih mengandalkan

media elektronik lain seperti televisi dan radio sebagai sumber informasi bagi

kegiatan penyuluhan. Hal ini disebabkan kondisi Balai Penyuluhan Pertanian di

Kabupaten Bogor belum memiliki sarana komputer untuk mengakses informasi

di internet. Kondisi tersebut mempengaruhi kinerja dalam pemanfaatan sumber

informasi dari internet. Informasi dari internet tidak dipilih sebagai sumber

informasi, padahal penyuluh dituntut mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, selain itu kebutuhan informasi yang dibutuhkan

petani lebih beragam dan spesifik lokasi.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Diawali pada tahun 2010, Badan PPSDMP memfasilitasi seperangkat

komputer dan pendukungnya untuk mengakses cyber extension pada enam

Balai Penyuluhan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) di

Kabupaten Bogor yaitu BP3K Cibinong, BP3K Leuwiliang, BP3K Cigudeg,

BP3K Jonggol, BP3K Cibungbulang, dan BP3K Cariu. Cyber extension yang

dikembangkan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,

Kementerian Pertanian, mengharapkan interaktif dari penyuluh dan adanya

respon atau umpan balik dari penyuluh terhadap informasi penyuluhan yang

disajikan. Keterlibatan yang aktif dari penyuluh dalam pemanfaatan sistem

informasi penyuluhan cyber extension adalah respon positif untuk menunjang

terhadap peningkatan kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension tersebut diduga

dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga hal ini menarik untuk dikaji. Untuk

itu, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan cyber extension di Kabupaten Bogor?

2. Bagaimana tingkat kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension di

Kabupaten Bogor?

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan

cyber extension di Kabupaten Bogor?

4. Bagaimana upaya-upaya perbaikan peningkatan kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension di Kabupaten Bogor?

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan cyber extension di Kabupaten Bogor.

2. Mendeskripsikan tingkat kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber

extension di Kabupaten Bogor.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension di Kabupaten Bogor.

4. Merumuskan upaya-upaya perbaikan kinerja penyuluh dalam pemanfaatan

cyber extension di Kabupaten Bogor.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis dalam penelitian ini, yaitu diharapkan memberikan

gambaran yang sebenarnya terkait kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten

Bogor dalam pemanfaatan cyber extension dan dapat dipergunakan sebagai

bahan keilmuan di bidang penyuluhan pembangunan. Manfaat praktisnya

bahwa:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan

dan sumbangan pemikiran bagi penentu kebijakan di tingkat pusat maupun

di tingkat daerah dalam meningkatkan kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension;

2. Bagi peneliti, maka kegiatan penelitian ini dapat menjadi media belajar,

terutama dengan penerapan teori-teori yang dipelajari saat menempuh

studi.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penyuluhan

Istilah penyuluhan (extension), pertama-tama digunakan pada

pertengahan abad ke-19 oleh Cambridge University dan Oxford University.

Berbagai istilah yang dipakai oleh negara-negara lain seperti di Belanda

disebut voorlichting, di Jerman dikenal dengan beratung, di Perancis yaitu

vulgarization, di Spanyol sebagai capacitacion. Banyak kalangan yang

menyebut kelahiran penyuluhan pertanian di Indonesia bersamaan dengan

dibangunnya Kebun Raya Bogor pada tahun 1817. Prof. Iso Hadiprodjo

(almarhum) menunjukkan bahwa pada tahun 1905, yaitu bersamaan dengan

dibukanya Departemen Pertanian, yang antara lain memiliki tugas

melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian sebagai awal kegiatan

penyuluhan pertanian di Indonesia. Hal ini disebabkan, kegiatan “penyuluhan”

sebelum tahun 1905 lebih berupa pemaksaan-pemaksaan yang dilakukan dalam

rangka “tanam paksa” (Mardikanto, 2009).

Leeuwis (2004) menyatakan, istilah penyuluh di negara Belanda

menggunakan kata voorlicthing, kata tersebut berarti “penerangan jalan ke

depan untuk membantu orang menemukan jalannya”. Indonesia sendiri

mengikuti contoh Belanda, sehingga berbicara penerangan jalan ke depan sama

dengan obor (penyuluhan). Nasution (2002) mengemukakan, bahwa secara

etimologi, maka penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti “obor”

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ataupun alat untuk menerangi kegelapan. Dari asal perkataan tersebut, dapat

diartikan bahwa penyuluhan dimaksudkan untk memberi penerangan ataupun

penjelasan kepada mereka yang disuluhi, agar tidak lagi berada dalam

kegelapan mengenai suatu masalah.

Secara terminologi, maka penyuluhan dapat diartikan bermacam-macam.

Penyuluhan dapat diartikan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk

menyediakan informasi kepada masyarakat, membantu masyarakat mengambil

keputusan yang sesuai dengan kondisi mereka untuk membangun masyarakat

yang kesemuanya itu bertujuan untuk merubah perilaku, menyadarkan

masyarakat tentang masalah yang dihadapi dan membantu masyarakat untuk

dalam memecahkan masalah tersebut (Dahama dan Bhatnagar, 1980). Van den

Ban dan Hawkins (1999) menyatakan, penyuluhan melibatkan penggunaan

komunikasi informasi secara sadar, untuk membantu orang membentuk opini

dan membuat keputusan yang baik.

Amanah (2007) mengemukakan, bahwa istilah penyuluhan seringkali

diasosiasikan dengan penerangan atau propaganda oleh khalayak, padahal

makna penyuluhan tidaklah sedangkal itu. Penyuluhan dapat dipandang

sebagai sebuah ilmu dan tindakan praktis. Sebagai sebuah ilmu, pondasi ilmiah

penyuluhan adalah ilmu tentang perilaku (behavioural science). Di dalamnya

ditelaah pola pikir, tindak, dan sikap manusia dalam menghadapi kehidupan.

Jadi, subyek telaah ilmu penyuluhan adalah manusia sebagai bagian dari

sebuah sistem sosial, obyek materi ilmu penyuluhan adalah perilaku yang

dihasilkan dari proses pendidikan dan atau pembelajaran, proses komunikasi

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dan sosial. Sebagai sebuah ilmu, penyuluhan merupakan organisasi yang

tersusun dari bangunan pengetahuan dan pengembangan ilmu. Ilmu

penyuluhan mampu menjelaskan secara ilmiah transformasi perilaku manusia

yang dirancang dengan menerapkan pendekatan pendidikan orang dewasa,

komunikasi, dan sesuai dengan struktur sosial, ekonomi, budaya masyarakat,

dan lingkungan fisiknya.

Menurut Undang-undang tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan Nomor 16 Tahun 2006, pengertian penyuluhan

dijelaskan pada Bab I Pasal 1 (1): “penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan

yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku

utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi, pasar, teknologi,

permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup”.

Slamet (2006), mengajukan sembilan ciri paradigma baru dalam

penyuluhan. Menurutnya paradigma tersebut, bukan untuk mengubah prinsip-

prinsip penyuluhan tetapi untuk mampu merespon tantangan-tantangan baru

yang muncul dari situasi baru itu. Paradigma baru itu adalah sebagai berikut:

a. Jasa informasi, penyuluhan pertanian seyogyanya dapat berfungsi melayani

kebutuhan informasi para petani itu. Konsekuensi bagi penyuluhan

pertanian ialah harus mampu menyiapkan, menyediakan dan menyajikan

segala informasi yang diperlukan oleh para petani itu. Informasi-informasi

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tentang berbagai komoditas pertanian dan informasi lain yang berhubungan

dengan pengolahan dan pemasarannya perlu dipersiapkan dan dikemas

dalam bentuk dan bahasa yang mudah dimengerti oleh para petani.

b. Lokalitas. Untuk dapat memenuhi prinsip lokalitas ini Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) dan lembaga sejenisnya harus lebih

difungsiaktifkan, bahkan diperluas penyebarannya sampai ke

kabupaten/kota dalam bentuk stasiun-stasiun percobaan dan penelitian.

Kegiatannya juga diperluas, bukan terbatas pada aspek teknologi budidaya

saja tetapi juga menyangkut aspek-aspek sosial-ekonomi-budaya pertanian

setempat. Informasi pasar dan bisnis setempat dan daerah yang lebih luas

juga perlu dihimpun dan disajikan. Materi yang diteliti haruslah materi yang

berasal dari permasalah riil yang sedang dihadapi para petani setempat.

Penelitian yang dilakukan di BPTP bukanlah asal penelitian, tetapi haruslah

penelitian yang bertujuan memecahkan masalah atau kebutuhan petani

setempat

c. Berorientasi agribisnis. Konsekuensinya para penyuluh pertanian harus

mereorientasi dirinya ke arah agribisnis, karena selama ini kurang sekali

mereka berorientasi ke arah itu. Prinsip-prinsip dan teknologi-teknologi

yang berkaitan dengan agribisnis harus lebih banyak dikembangkan dan

dipelajari oleh para penyuluh. Penyuluhan pertanian di masa depan tidak

terbatas pada aspek teknologi produksi pertanian saja, tetapi jauh lebih luas

meliputi aspek ekonomi, teknologi pasca panen, teknologi pengolahan,

pengemasan, pengawetan, pengangkutan dan pemasaran. Kerjasama dan

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

koordinasi dengan badan-badan yang menangani pengolahan dan

menangani produk-produk olahan itu juga sangat perlu dilakukan oleh

lembaga penyuluhan pertanian.

d. Pendekatan kelompok, dengan terjadinya interaksi antar petani dalam

kelompok-kelompok itu sangat penting sebab itu merupakan forum

komunikasi yang demokratis di tingkat akar rumput. Melalui forum-forum

semacam itulah pemberdayaan ditumbuhkan yang akan berlanjut pada

tumbuh dan berkembangnya kemandirian rakyat petani, dan tidak

menggantungkan nasib dirinya pada orang lain, yaitu penyuluh sebagai

aparat pemerintah. Melalui kelompok-kelompok itu kepemimpinan di

kalangan petani juga akan tumbuh dan berkembang dengan baik melalui

pembinaan penyuluh pertanian. Konsekuensinya para penyuluh pertanian

perlu disiapkan dengan baik bagaimana cara membina kelompok dan

mengembangkan kepemimpinan kelompok agar kelompok itu tumbuh

menjadi kelompok tani yang dinamis. Kelompok-kelompok dengan

anggota-anggotanya yang sudah menjadi dinamis itu nantinya akan menjadi

kader dan pimpinan untuk melancarkan pembangunan masyarakat desa

yang benar-benar berasal dari bawah.

e. Fokus pada kepentingan petani.

Konsekuensinya adalah para penyuluh baik yang ada di lapangan maupun

yang ada di kantoran harus lebih mendekatkan dirinya dengan petani dan

lebih menghayati kepentingan-kepentingannya, serta mengubah pola

loyalitasnya kepada atasan dan instansi tempatnya bekerja. Prinsip ini juga

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

hanya akan dapat dilaksanakan bila penyuluhan pertanian di tingkat

lapangan diberi otonomi untuk menentukan sendiri bersama kelompok tani

program-program yang akan dilaksanakan. Dengan demikian kepentingan

petani dalam setiap kelompok dapat diperhatikan. Konsekuensi lainnya ialah

bahwa penyuluh pertanian harus benar-benar mampu mengidentifikasi

kepentingan petani dan menuangkannya dalam program-program

penyuluhan melalui kerjasama sejati dengan para petani.

f. Pendekatan humanistik-egaliter.

Pendekatan yang humanistik-egaliter semacam itu akan tumbuh sikap saling

menghargai antara penyuluh dan petani, dan akibat selanjutnya ialah

kepentingan-kepentingan petani akan mendapatkan perhatian utama dari

para penyuluh dan petani akan menghargai usaha-usaha penyuluh.

Konsekuensinya adalah para penyuluh pertanian perlu dibekali dengan

seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan masalah

komunikasi sosial, psikologi sosial, stratifikasi sosial, dan lain-lain agar

mereka mampu memerankan penyuluhan yang humanistik-egaliter itu.

g. Profesionalisme.

Penyuluhan pertanian di masa depan harus dapat dilaksanakan secara

profesional dalam arti penyuluhan itu tepat dan benar secara teknis, sosial,

budaya dan politik serta efektif karena direncanakan, dilaksanakan dan

didukung oleh tenaga-tenaga ahli dan terampil yang telah disiapkan secara

baik dalam suatu sistem penyuluhan pertanian yang baik pula. Penyuluhan

yang profesional itu juga didukung oleh faktor-faktor pendukung yang tepat

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dan memadai, seperti peralatan dan fasilitas lainnya, informasi, data, dan

tenaga-tenaga ahli yang relevan. Konsekuensi yaitu perlu dilakukan

penataan dan peningkatan dari lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan

yang menangani tenaga-tenaga penyuluh itu.

h. Akuntabilitas, perlu diciptakan sistem evaluasi dan akuntabilitas yang dapat

dioperasikan secara tepat dan akurat, setiap jenis kegiatan penyuluhan harus

jelas dan terukur tujuannya, biaya penyuluhan harus dipertimbangkan

dengan hasil dan dampak dari penyuluhan tersebut.

i. Memuaskan petani. Petani akan merasa puas bila penyuluhan itu memenuhi

sebagian ataupun semua kebutuhan dan harapan petani. Ini berarti kegiatan

penyuluhan haruslah direncanakan untuk memenuhi salah satu atau

beberapa kebutuhan dan harapan petani. Konsekuensi yang ditimbulkan

adalah pendidikan, pelatihan dan keteladanan yang tepat dapat

menghasilkan tenaga-tenaga penyuluh yang mampu menyuluh dengan

sepenuh hati. Untuk itu, lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan untuk

para penyuluh harus disiapkan untuk dapat mengemban misi semacam itu.

Selain itu, fasilitas yang memadai di lembaga-lembaga penyuluhan

pertanian seperti perpustakaan, internet dan jaringan kerjasama dengan

instansi-instansi terkait juga akan sangat membantu para penyuluh untuk

dapat memberi pelayanan penyuluhan sepenuh hati itu.

Tujuan utama dari pendekatan-pendekatan baru yang diuraikan di atas

adalah memberdayakan petani sehingga menjadi petani yang mandiri, di mana

penyuluh lebih berperan sebagai fasilitator, pencari serta memberikan pilihan-

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pilihan kepada petani. Petani mampu mengambil keputusan dengan pilihan

yang terbaik baginya, sehingga mampu meraih peluang dan menghadapi

tantangan globalisasi ekonomi. Hal ini sesuai dengan falsafah penyuluhan yang

dianut dalam penyuluhan pertanian, yaitu to help people to help themselves

through educational means to improve their level of living atau diartikan

“menolong orang agar orang tersebut dapat menolong dirinya sendiri melalui

penyuluhan sebagai sarananya untuk meningkatkan derajat kehidupannya“

(Slamet dalam Sadono, 2008).

Dalam perjalanannya, maka Mardikanto (2009) memberikan pemahaman

berbagai kegiatan penyuluhan, seperti: (1) penyebarluasan informasi; (2)

penerangan/penjelasan; (3) pendidikan non formal (luar sekolah); (4)

perubahan perilaku, (5) pemasaran inovasi (teknis dan sosial); (6) pemasaran

inovasi; (7) perubahan sosial (perilaku individu, nilai-nilai, hubungan antar

individu, kelembagaan, dan lain-lain); (8) pemberdayaan masyarakat, dan (9)

penguatan komunitas. Mardikanto (2009) telah meredefinisi istilah penyuluhan

sebagai: “proses perubahan sosial, ekonomi, dan politik untuk memberdayakan

dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang

partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholders

(individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan,

demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri, dan partisipatif

yang semakin sejahtera secara berkelanjutan.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2. Penyuluh Pertanian

Istilah "penyuluh" itu sendiri, oleh Kelsey and Hearne dalam Mardikanto

(2009) disebut pekerja-penyuluhan (extension workers). Sedang Lippit dan

Rogers dalam Mardikanto (2009) disebut sebagai “agen perubahan (change

agent), yaitu seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan

berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh (calon) penerima manfaat penyuluhan untuk mengadopsi

inovasi. Untuk itu, seorang penyuluh haruslah professional, dalam arti

memiliki kualifikasi tertentu baik yang menyangkut kepribadian,

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan menyuluh tertentu.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006, tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, mendefinisikan penyuluh

pertanian, perikanan, atau penyuluhan kehutanan, baik penyuluh Pegawai

Negeri Sipil, swasta, maupun swadaya yang selanjutnya disebut penyuluh

adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan

penyuluhan. Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006, maka penyuluh

dibagi menjadi tiga ketegori yaitu:

1. Penyuluh pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut Penyuluh PNS

adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada

satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untuk

melaksanakan kegiatan penyuluhan;

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha/dan atau

lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan;

3. Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya

dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadaran sendiri mau dan

mampu menjadi penyuluh.

Mardikanto (2009) menjelaskan ragam penyuluh pertanian berdasarkan

status dan lembaga tempatnya berkerja maka penyuluh dibedakan dalam:

1. Penyuluh Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu pegawai negeri yang

ditetapkan dengan status jabatan fungsional sebagai penyuluh.

Penyuluh pertanian PNS mulai dikenal sejak awal 1970 seiring dengan

dikembangkannya konsep “catur sarana unit desa” dalam program

BIMAS. Sedang jabatan fungsional penyuluh, mulai dibicarakan sejak

pelaksanaan proyek penyuluhan tanaman pangan (National Food Crops

Extension Project/NFCEP) sejak tahun 1976.

2. Penyuluh Swasta, yaitu penyuluh pertanian yang berstatus sebagai

karyawan perusahaan swasta (produsen pupuk, pestisida, perusahaan

benih/benih/alat/mesin pertanian, dan lain-lain)

Termasuk kategori penyuluh swasta adalah, penyuluh dari lembaga

swadaya masyarakat (LSM)

3. Penyuluh swadaya, yaitu petani atau warga masyarakat yang secara

sukarela melakukan kegiatan penyuluhan di lingkungannya.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Termasuk dalam kelompok ini adalah, penyuluh yang diangkat dan atau

memperoleh imbalan dari dan oleh masyarakat di lingkungannya.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006, tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan pada Bab VI tentang

Tenaga Penyuluh dijelaskan pada Pasal 20 sebagai berikut:

1. Penyuluhan dilakukan oleh penyuluh PNS, penyuluh swasta dan atau

penyuluh swadaya.

2. Pengangkatan dan penempatan penyuluh PNS disesuaikan dengan

kebutuhan dan formasi yang tersedia berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

3. Keberadaan penyuluh swasta dan penyuluh swadaya bersifat mandiri

untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.

Rahadian, dkk. (2003), mengemukakan bahwa penempatan penyuluh di

era otonomi daerah hendaknya tidak melupakan pertimbangan-pertimbangan

(1) atas dasar kebutuhan; (2) atas usul yang bersangkutan dan asas domisili

tenaga fungsional yang memungkinkan penyuluh dapat melayani setiap saat;

(3) kesesuaian profesi penyuluh atau latar belakang pendidikan penyuluh

dengan bidang permasalahan pembangunan pertanian yang spesifik di desa-

desa wilayah binaannya.

Dalam rangka melaksanakan kebijakan satu desa satu penyuluh, maka

pada tahun 2007, 2008, 2009 Kementerian Pertanian mengangkat Tenaga

Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sekitar 26.000

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

orang (6.000 orang pada tahun 2007, 10.000 orang tahun 2008, dan 10.000

orang tahun 2009). THL-TBPP adalah Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian

yang direkrut Kementerian Pertanian selama kurun waktu tertentu dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian

(Kementerian Pertanian, 2009).

Pemanfaatan cyber extension bukan hanya ditujukan kepada penyuluh

PNS, tetapi juga bagi berbagai status penyuluh pertanian seperti penyuluh

swasta, swadaya, dan THL-TBPP (Badan PPSDMP, 2010). Menurut Bansir

(2008), maka status penyuluh PNS membuat seseorang dapat merasakan kerja

dengan tenang dan memberikan jaminan masa tua, sehingga dapat lebih fokus

dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.

Indraningsih (2010) menyatakan dalam beberapa kasus THL-TB PP

diragukan integritasnya. Dengan status sebagai tenaga kontrak, dianggap

sebagai batu loncatan untuk mencari pekerjaan yang lebih permanen.

3. Cyber Extension

a. Konsep Cyber Extension

Pengembangan cyber extension sebagai sistem informasi penyuluhan,

tidak bisa terlepas dengan teknologi informasi. Terkait dengan istilah

teknologi informasi, maka Indrajit (2010) menyatakan bahwa, istilah tersebut

mulai dipergunakan secara luas di pertengahan tahun 1980-an. Teknologi ini

merupakan pengembangan dari teknologi komputer yang dipadukan dengan

teknologi telekomunikasi. Definisi kata ‘informasi’ sendiri secara

internasional telah disepakati sebagai ‘hasil dari pengolahan data’ yang secara

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

prinsip memiliki nilai (value) yang lebih dibandingkan dengan data mentah.

Komputer merupakan bentuk teknologi informasi pertama (cikal bakal) yang

dapat melakukan proses pengolahan data menjadi informasi. Dalam kurun

waktu yang kurang lebih sama, kemajuan teknologi telekomunikasi terlihat

sedemikian pesatnya, sehingga telah mampu membuat dunia menjadi terasa

lebih kecil (mereduksi ruang dan waktu). Dari sejarah ini dapat disimpulkan

bahwa, yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah suatu teknologi

yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses

penyaluran data/informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu.

Hermawan (2007) menyatakan bahwa, adanya mekanisme baru dalam

perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadi perubahan dalam

berkomunikasi dengan ditandainya penggunaan multimedia dimana teks,

suara, gambar atau grafis dapat diakses sekaligus dalam seperangkat media.

Masyarakat masa kini dapat mengakses informasi secara cepat dan lengkap

melalui penggunaan alat komunikasi seperti telepon rumah, telepon genggam,

televisi, komputer, dan berbagai media elekroniknya yang telah dilengkapi

jaringan internet. Hearn dan Tanner (2009) mengemukakan bahwa, internet

dapat memberikan beragam informasi tentang hampir semua topik

pembangunan ekonomi. Ada banyak layanan data khusus yang memberikan

informasi tentang topik yang menarik bagi pembangunan ekonomi. Sektor

publik dan swasta sebagai sumber data, dapat menyediakan informasi dan

data langsung dari internet.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Terkait dengan teknologi informasi komunikasi (TIK) tersebut, maka

Sharma, Director Information Technology, Documentation & Publications

National Institute of Agricultural Extension Management India, memberikan

istilah tentang pemanfaatan teknologi informasi komunikasi untuk

penyuluhan pertanian dengan sebutan “cyber extension” (Subejo, 2008).

Sharma (2005) mendefinisikan cyber extension adalah penyuluhan melalui

cyber space yaitu menggunakan kekuatan jaringan on-line, komunikasi

komputer dan multimedia interaktif digital untuk memfasilitasi

penyebarluasan teknologi pertanian. Wijekoon et al., (2006) menjelaskan

bahwa cyber extension adalah mekanisme pertukaran informasi pertanian

melalui area cyber, suatu ruang imajiner-maya di balik interkoneksi jaringan

komputer melalui peralatan komunikasi. Cyber extension ini memanfaatkan

kekuatan jaringan, komunikasi komputer dan multimedia interaktif untuk

memfasilitasi mekanisme berbagi informasi atau pengetahuan

Sharma (2005) menjelaskan bahwa, cyber extension akan efektif apabila

memperhatikan dan menggunakan: (1) penggunaan informasi dan komunikasi

teknologi, (2) jaringan nasional dan jaringan informasi internasional, (3)

internet, (4) ahli sistem informasi teknologi, (5) multimedia pembelajaran

sistem dan komputer pelatihan berbasis sistem untuk meningkatkan akses

informasi kepada petani, (6) penyuluh, (7) penelitian, (8) para

ilmuwan/peneliti dan (9) manajer penyuluhan. Melalui cyber extension

diharapkan untuk memperluaskan jangkauan komunikasi, menambah

mutu/kualitas informasi, mengurangi biaya-biaya, mengurangi waktu dan

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mengurangi ketergantungan pada banyak orang para “aktor” di dalam rantai

sistem penyuluhan (Ponniah, et al. 2008).

b. Pengalaman Cyber Extension di Negara Lain

1) India

Cyber Extension di negara Asia juga telah dilaksanakan oleh India

pada tahun 2003 (Sharma, 2006). Sharma (2006) menambahkan bahwa

National Institute of Agricultural Extension Management (MANAGE),

Hyderabad, India telah mengambil sejumlah proyek inovatif untuk

memberikan informasi dan konektivitas komunikasi untuk para petani

dan keluarga petani di daerah pedesaan, di bawah bendera "Cyber

Extension". Proyek-proyek ini meliputi: (1) menghubungkan lebih dari

25 distrik, 400 blok di internet; (2) mengimplementasikan teknologi

nirkabel di Local Loop dalam pertanian untuk menyediakan konektivitas

telepon dan internet untuk penduduk pedesaan; (3) menghubungkan lebih

dari 40 lembaga-lembaga tingkat nasional pada dua arah video

conferencing : dan (5) menyediakan Video Conferencing akses kepada

kelompok petani dan pertanian-keluarga di Pedesaan melalui Handphone

V-SAT Van. MANAGE dengan demikian sangat sadar terlibat dalam

mengkonsolidasikan pembelajaran dari semua inisiatif teknologi

informasi dan komunikasi di India dan luar negeri (Sharma, 2006).

Elemen cyber extension adalah (1) E-mail; (2) Penyuluhan/penyebaran

informasi pertanian berbasis web; (3) Sistem interaktif dalam

pengendalian hama dan penyakit; (4) Internet browsing untuk

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

penyuluhan pertanian; (5) Video Conferencing- Static, Mobile; (6) Kisan

Call Centers; (7) Satelite Communication Networks (Sharma, 2005)

Sharma (2005) menjelaskan bahwa, pihak-pihak atau pemangku

kepentingan yang terlibat dalam Cyber Extension di India adalah: (1)

pemerintah pusat/ Central Government Initiatives (departemen terkait),

(2) dukungan pemerintah daerah/ State Government Supported; (3) sektor

perusahaan/ Corporate Sector Initiatives; (4) LSM dan sektor swasta/

NGOs and other private Sector. Ponniah et al. (2008) mengemukakan

bahwa, cyber extension yang dikembangkan di India tidak dimaksudkan

untuk menggantikan sistem komunikasi yang berjalan, tetapi hanya untuk

menambah tingkat interaktif (komunikasi), menambahkan kecepatan

(informasi), memperdalam komunikasi dua arah, memperluas jangkauan,

dan juga memberikan pesan/informasi yang lebih mendalam.

2) Jepang

Salah satu model cyber extension yang telah dikembangkan di

Jepang dengan cukup pesat adalah computer network system yang

dikenal dengan Extension Information Network (EI-net). Sistim EI-net

merupakan sistem yang terintegrasi yang menggabungkan berbagai

pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, propinsi, lembaga

penelitian, perusahaaan pertanian, pasar, penyuluh dan petani (Subejo,

2008). Yamada dalam Subejo (2008) menginformasikan bahwa,

pemanfaatan computer network system skala nasional dalam bidang

penyuluhan pertanian telah dilakukan sejak tahun 1988 dengan

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

permulaan pembangunan dan pemanfaatan 69 terminal di seluruh

Jepang. Jaringan tersebut utamanya mencakup lembar buletin pertanian

dan sistim e-mail yang difokuskan untuk mempercepat laju pertukaran

informasi antar pusat penyuluhan dan petugas penyuluh pertanian.

Jumlah terminal terus meningkat dan sistim jaringan juga berkembang

dari tahun ke tahun.

Pada sistim EI-net, dikembangkan sistim database dan sistem

komunikasi melalui e-mail. Database tersebut antara lain mencakup

berita pertanian, informasi pasar serta informasi cuaca. Pemerintah pusat

menyediakan data statistik hasil penelitian, dan lain-lain. Perusahaan

swasta pertanian menyediakan informasi terkait dengan pupuk, pestisida,

mesin dan peralatan pertanian, dan lain-lain. Pusat penyuluhan pertanian

menyediakan database yang mereka miliki untuk ditawarkan kepada

penyuluh pertanian. Database tersebut dimanfaatkan secara on-line dan

dapat diakses berulang-ulang sehingga memungkinkan membantu

menyelesaikan persoalan individu yang mengakses. Data yang telah

terakumulasi selanjutnya disimpan dalam host computer. EI-net juga

menawarkan fasilitas fax yang memungkinkan pengiriman dan

pemanfaatan dokumen yang berupa image. Pengguna EI-net tidak hanya

staf penyuluhan seperti penyuluh pertanian dan penyuluh home life serta

subject-matter specialists, namun dapat juga diakses oleh petani/individu

pengguna (Subejo, 2008).

3) Kenya

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Kenya Agricultural Commodities Exchange (KACE) didukung oleh

perusahaan swasta mengembangkan Sistem Informasi Pasar (SIP)

melalui aplikasi TIK untuk membantu akses petani terhadap informasi

pasar dan harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani miskin di

daerah perdesaan atau daerah terpencil di Kenya. Komponen dari SIP

KACE adalah: 1) Market information Points (MIPs); 2) Market

Information Centres (MICs); 3) Short Messaging Service (SMS); 4)

Interactive Voice Respons (IVR) Service; 5) Regional Commodity Trade

and Information System (RECOTIS); dan 6) Web Site (BBC News

dalam Mulyandari dkk, 2010).

4) Peru

Jaringan Huaral Valley di Peru dibangun untuk meningkatkan

akses petani terhadap informasi pertanian. Jaringan dari pusat informasi

masyarakat ini dirancang dengan teknologi jaringan tanpa kabel

(wireless). Akses internet berjalan (mobile internet) memberikan

kemungkinan yang lebih besar dalam meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang nyata bagi kehidupan petani perdesaan. Selain petani, para

pelajar di perdesaan juga dapat merasakan manfaat dari infrastruktur

telekomunikasi yang telah dibangun tersebut (CIDA dalam Mulyandari,

dkk 2010).

5) Thailand

Thailand Canada Tele-centre Project (TCTP) bekerja sama dengan

pemerintahan Thailand, sektor swasta, dan World Bank telah

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mempromosikan akses layanan TIK di desa-desa dengan menempatkan

beberapa telepon dan komputer untuk akses ke internet di lokasi yang

mudah diakses oleh masyarakat yang disebut telecenter. TCTP bertujuan

untuk membantu end-users memperoleh informasi yang penting bagi

kemajuan usahataninya dan mengurangi biaya transaksi pada saat

menjualnya. TCTP menyediakan dana untuk modal awal seperti instalasi

layanan telepon, komputer, printer, modem, dan mesin fax serta biaya

untuk operasional telecenter selama satu tahun. Setelah satu tahun,

telecenter ini sudah mandiri karena didukung oleh masyarakat, kepala

desa, maupun tokoh masyarakat (CIDA dalam Mulyandari dkk, 2010).

c. Cyber Extension di Indonesia

1) Pengertian Cyber Extension

Cyber extension merupakan sistem informasi penyuluhan pertanian

melalui media internet, untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan

dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses

pembelajaran agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku usaha (Badan

PPSDMP, 2010). Cyber extension adalah program yang dikembangkan

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, merupakan

metode penyuluhan masa depan yang dirancang dengan tujuan, sebagai

berikut: (1) meningkatkan arus informasi dari pusat sampai tingkat

petani; (2) meningkatkan penyediaan materi penyuluhan pertanian bagi

penyuluh; (3) meningkatkan akses petani dalam mendapatkan informasi;

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dan (4) menyediakan peralatan komputer yang dapat mengakses

informasi cyber extension (Badan PPSDMP, 2010).

Cyber extension dapat diakses di alamat situs

http://cybex.deptan.go.id/, yang halaman mukanya digambarkan di

sebagai berikut:

Gambar 1. Halaman Muka Situs Cyber Extension http://cybex.deptan.go.id/ Keterangan desain halaman muka sebagai berikut:

a) Kebijakan Penyuluhan, merupakan kumpulan peraturan dan kebijakan

yang terkait dengan penyuluhan pertanian;

b) Materi Penyuluhan: kumpulan materi penyuluhan dari berbagai sektor

yang disusun menggunakan metodologi penyuluhan;

c) Materi Spesifik Lokalita, kumpulan materi penyuluhan yang

merupakan spesifik lokalita dari berbagai daerah di Indonesia. Terdiri

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dari field “Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, dst.....

untuk 33 provinsi;

d) Referensi Materi, merupakan tampilan dari Materi Penyuluhan yang

baru di-upload. Tampilan ini akan selalu terganti oleh materi yang

baru di-upload. Materi sebelumnya tersimpan di menu Materi

Penyuluhan sesuai masing-masing sektor;

e) Gerbang Nasional, merupakan menu berita penyuluhan lingkup

pusat/nasional;

f) Gerbang Daerah, merupakan menu berita penyuluhan dari daerah;

g) Galeri Foto, kumpulan dokumentasi foto kegiatan penyuluhan sesuai

tanggal kegiatan;

h) E petani: Forum rembug, menu untuk tanya-jawab interaktif. Penanya

hanya bisa masuk bila sudah login;

i) Database Penyuluhan, merupakan menu untuk data dasar penyuluhan

menyangkut data kelembagaan, ketenagaan, dan sarana prasarana;

j) Anda Pengunjung Ke, merupakan recording jumlah pengunjung cyber

extension.

k) Kontak Kami, merupakan field tambahan di menu Home. Yaitu “Tim

Pengelola Cyber Extension, Pusat Pengembangan Penyuluhan

Pertanian, Kantor Pusat Departemen Pertanian, Gedung D Lantai V,

Jl. Harsono RM No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan, Telp./Fax : 021

– 7804386,

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2) Grand Design Program Cyber Extension

Secara umum ruang lingkup program cyber extension adalah: (1)

pembangunan dan pengembangan piranti lunak sistem informasi di

tingkat pusat; (2) penyediaan koneksi jaringan (internet) berlangganan;

(4) penyediaan materi penyuluhan; (5) pengadaan peralatan server,

komputer control, komputer kios/unit, ruang server di tingkat pusat; (6)

pengadaan komputer untuk Balai Penyuluhan Pertanian (BP3K), Badan

Pelaksanan Penyuluhan, dan Badan Koordinasi Penyuluhan; (7) pelatihan

dan apresiasi bagi adminstrator di tingkat pusat, provinsi dan tingkat

kabupaten (Badan PPSDMP, 2010).

Road map pembangunan sistem dan jaringan informasi cyber

extension dimulai dengan tahap pembangunan (persiapan) pada tahun

2009. Pada tahap ini meliputi kegiatan membangun desain system

software informasi penyuluhan pertanian, pembangunan sistem intranet

di pusat, dan apresiasi bagi administrator level pusat.

Kebutuhanan hardware, software dan pembangunan jaringan on-

line struktur organisasi adalah bagian dari tahap pengembangan

(pelaksanaan) yang dilakukan di tahun 2010. Pengadaan komputer 1.000

unit untuk daerah-daerah dan apresiasi adminstrator level provinsi dan

kabupaten juga dilakukan pada tahap ini. Cyber extension sudah mulai

terisi pada tahap ini. Penetapan hosting server, pengembangan materi

oleh masing-masing administrator, pengembangan software dan

hardware dilakukan di tahap pemantapan tahun 2011. Apresiasi

administrator level provinsi dan level kabupaten juga terus dilakukan,

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dan diharapkan cyber extension sudah dapat diakses oleh semua

penyuluh.

Pengembangan cyber extension dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan penyuluhan di lapangan. Kemampuan administrator level

provinsi dan level kabupaten ditambah apresiasi multimedia bagi

adminstrator tersebut. Tahap ini dilakukan pada tahun 2012. Saran-saran

dari penyuluh lapangan diperlukan guna pengembangan lanjutan. Selain

apresiasi bagi adminstrator level provinsi dan level kabupaten, maka

apresiasi di tingkat petani juga dilakukan.

Tahap pemantapan (pengembangan lanjutan dan kebebasan

informasi dilakukan di tahun 2013) dan diharapkan sudah dapat berjalan

dan mengakomodir sesuai kebutuhan penyuluh dan petani. Diharapkan

semua lapisan masyarakat dapat mengenal, mengakses dan menggunakan

cyber extension.

Tugas dan tanggung jawab pada masing-masing level adminstrator,

sebagai berikut:

a) Pusat yaitu: (1) standarisasi dan pengembangan konsep, definisi, dan

pengertian seluruh aspek cyber extension, sehingga konsep dan

definisi tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada; (2)

penyelenggaraan cyber extension untuk materi penyuluhan strategis

nasional, serta data informasi penyuluhan sumberdaya strategis

nasional; (3) penyebarluasan/diseminasi konsep dan metodologi baku;

dan (4) Pembinaan tenaga teknis cyber extension.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b) Provinsi yaitu: (1) manajemen penyelenggaraan cyber extension

komoditas strategis yang didekonsentrasikan dari pusat dalam rangka

mengkoordinasikan penyelenggaraan antar wilayah (kabupaten/kota);

(2) pemantauan penyelenggaraan cyber extension di kabupaten; (3)

koordinasi penyelenggaraan cyber extension kabupaten untuk

komoditas yang spesifik wilayah provinsi (antar kabupaten).

c) Kabupaten/kota yaitu: (1) operasional pengumpulan data di kabupaten

dalam rangka penyelenggaraan cyber extension yang menjadi

tanggung jawab pemerintah pusat dan provinsi; (2) manajemen cyber

extension spesifik kabupaten/kota; (3) diseminasi data/informasi

kepada pemakai langsung (khususnya penyuluh); (4) penyediaan

tenaga (penyuluh) pengumpul data.

Sedangkan di tingkat kecamatan Balai Penyuluhan sebagai layanan

terpadu informasi melalui cyber extension (institusi pengumpulan data

dan informasi yang spesifik lokasi). Sistem jaringan informasi cyber

extension digambarkan sebagai berikut:

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 2. Sistem Jaringan Informasi Cyber Extension (sumber: Badan PPSDMP, 2010)

d. Cyber Extension sebagai Metode dan Teknik Penyuluhan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 52/ Permentan/

OT.140/ 12/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian, yang dimaksud

dengan metode penyuluhan pertanian merupakan: “cara/teknik penyampaian

materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku

usaha, agar mereka tahu, mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumber

daya lainnya sebagai upaya meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,

pendapatan, kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam

pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sedangkan teknik penyuluhan

pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuat

oleh sumber atau penyuluh dalam memilih serta menata simbol dan isi pesan

(materi penyuluhan), menentukan pilihan cara, dan frekuensi penyampaian

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pesan, serta menentukan bentuk penyajian pesan (Badan PPSDMP, 2009).

Dasar dalam pemilihan metode penyuluhan pertanian dapat digolongkan

menjadi lima, yaitu tahapan dan kemampuan adopsi, sasaran, sumberdaya,

keadaan daerah, dan kebijakan pemerintah (Kementerian Pertanian, 2009).

Apabila ditinjau dari teknik komunikasi, maka sebagai suatu metode

penyuluhan maka cyber extension merupakan metode penyuluhan pertanian

tidak langsung (indirect communication) dilakukan melalui media

komunikasi (Badan PPSDMP, 2010). Leeuwis (2004) mendefinisikan media

komunikasi sebagai alat untuk membantu menggabungkan saluran

komunikasi yang berbeda dalam “transportasi” sinyal teks, visual, audio,

sentuhan dan/atau ciuman. Media komunikasi digolongkan dalam tiga kelas

utama yaitu media massa konvensional (koran, jurnal pertanian, leaflet, radio

dan televisi), “media” interpersonal (telepon), dan media hibrid (teknologi

internet dan CD-ROM). Cyber extension termasuk dalam media hibrid

karena termasuk dalam teknologi internet.

Keuntungan cyber extension, juga seperti media hibrid teknologi

internet yang lain adalah: (1) audiens yang bisa dicapai di seluruh dunia

(apabila ada akses); (2) audiens dapat merespon terhadap pesan-pesan

melalui e-mail; (3) berita dan aktualitas sering ada di internet sebelum

disiarkan oleh radio dan televisi; (4) internet dapat dirundingkan kapan saja

bila cocok dengan penggunanya (waktu lebih fleksibel); (5) semua pesan

yang diterima dapat disimpan dalam komputer atau tercetak, dan diakses lagi

bila diperlukan. Kelemahannya antara lain (1) sulit membangun hubungan

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kepercayaan, karena adanya keterbatasan dalam kehadiran sosial; (2)

tergantung kepada stasiun siaran dan pengurus editorialnya; (3) biaya

pengembangan dan pemeliharaan dapat tinggi; (4) membutuhkan

keterampilan komputer (Leeuwis, 2004).

Metode penyuluhan melalui media hibrid menuntut perubahan perilaku,

misal dalam pencarian informasi dan fasilitasi akses tertulis termasuk buku

pedoman dan leaflet pertanian tentang topik pertanian yaitu dengan

mengamati halaman rak dimana leaflet dipamerkan, sedangkan

menggunakan fasilitas internet, maka pencarian dan fasilitas akses sering

memasukkan struktur menu dan memilih atau memasukkan kata-kata yang

dicari untuk mengidentifikasi satu seleksi halaman elektronik atau situs yang

cocok dengan kriteria khusus yang dicari. Pekerja komunikasi sendiri dalam

membangun fasilitas pencarian dan akses yang berguna, maka yang perlu

diperhatikan adalah mendapatkan wacana “kebutuhan-informasi” klien

mereka (Leeuwis, 2004).

Kemampuan komputer sangat diperlukan khususnya untuk mentransfer

pengetahuan dan keterampilan sangat diperlukan apabila terdapat

kekurangan keterampilan komputer dari para pengguna, maka Leeuwis

(2004) menjelaskan perlu adanya demonstrasi mode dan praktik berdasarkan

pengalaman. Demonstrasi mode menunjukkan kepada orang tentang

bagaimana melakukan sesuatu, dengan harapan bahwa mereka menirunya.

Sedangkan praktik berdasarkan pengalaman adalah pandangan pembelajaran

berdasarkan pengalaman untuk menciptakan situasi dimana orang dapat

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

memperoleh pengalaman dari praktik yang baru, dengan kemungkinan

mendapatkan umpan balik dari orang lain tentang kinerja mereka.

4. Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension

Soedarsono (2007) mendefinisikan, kinerja adalah tingkat pencapaian hasil

atau pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan

perusahaan. Bernandin dan Russel dalam Gomes (1997), memberi batasan

mengenai kinerja adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu

pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu. Sedangkan

Gie (1995) berpendapat bahwa, kinerja adalah seberapa jauh tugas/pekerjaan itu

dikerjakan/dilakukan oleh seseorang atau organisasi”. Irawan (2000)

menyatakan bahwa, kinerja adalah hasil kerja yang konkrit, dapat diamati, dan

dapat diukur, sehingga kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai

dalam pelaksanaan tugas yang berdasarkan ukuran dan waktu yang telah

ditentukan.

Mangkunegara (2000) menjelaskan kinerja adalah sepadan dengan prestasi

kerja actual performance, yang merupakan hasil secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga terkait dengan

faktor penerimaan atas peran dan faktor perilaku (Timpe, 2000 dan Steers,

1985).

Kinerja penyuluh pertanian tercermin pada tugas pokok dan fungsinya

sesuai dengan surat Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan

Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor. 19/KEP/MK

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Waspan/5/1999 tentang Tugas Pokok Penyuluh Pertanian yaitu: (1) menyiapkan

penyuluhan yang meliputi identifikasi potensi wilayah agroekosistem,

penyusunan programa penyuluhan, dan penyusunan rencana kerja penyuluh

pertanian, (2) melaksanakan penyuluhan meliputi penyusunan materi

penyuluhan pertanian, penerapan metode penyuluhan pertanian dan

pengembangan keswadayaan masyarakat, (3) evaluasi dan pelaporan

penyuluhan, (4) pengembangan penyuluhan, (5) pengembangan profesi

penyuluhan, dan (6) kegiatan penunjang penyuluhan meliputi seminar,

lokakarya penyuluhan pertanian.

Sesuai dengan prinsip dasar Grand Design Cyber Extension, yaitu

“partisipasi”, maka seluruh penyuluh diharapkan berpartisipasi dalam

memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam rangka menunjang

kelancaran tugas dan fungsinya (Badan PPSDMP, 2010). Kinerja penyuluh

dalam pemanfaatan cyber extension antara lain:

a) Aksesbilitas

Maksum dkk. (2008) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

aksesibilitas informasi adalah aktivitas pengguna layanan informasi digital

dalam mendapatkan informasi melalui prosedur dan mekanisme yang

ditetapkan dan terkait dengan frekuensi penelusuran informasi. Aksesbilitas

dapat ditinjau dari aplikasi mencari informasi, umpan balik, pengumpul dan

penyedia informasi (Leeuwis, 2004), yang dijelaskan sebagai berikut:

(1) Mencari informasi

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Leeuwis (2004) menjelaskan bahwa, terkait dengan aplikasi mencari

dan mengakses, maka peran pekerja komunikasi adalah menyediakan dan

meng-update informasi, dengan alat kunci yang digunakan dalam

aplikasi adalah prosedur pencarian dan seleksi.

Vincen II (2009) mengungkapkan bahwa, seorang fasilitator

pemberdayaan masyarakat dapat menggunakan internet untuk

mengumpulkan banyak informasi tentang masyarakat sebelum dia

melakukan kunjungan ke masyarakat. Jika ada topik yang menarik,

biasanya pencarian internet dapat menghasilkan identifikasi dari suatu

sumber yang dapat dipercaya dan dihormati data, dan banyak informasi

yang bersifat gratis.

Subejo (2008) mengemukakan bahwa, petugas penyuluhan pertanian

di Jepang dapat memanfaatkan Extension Information Network (EI-net)

untuk pengumpulan informasi yang cepat, mengetahui kondisi terkini

pertanian, dapat memilah dan memilih infomasi yang diperlukan dari

database yang ada, dan mengumpulkan data teknis pertanian yang selalu

terbaharui, mengumpulkan data cuaca, dan sebagai sarana yang efektif

untuk mengumpulkan informasi skala lokal.

Vermaulen (2005) berpendapat bahwa, terkait popularitas saat ini

dan kegunaan internet, maka menjadi pelabuhan pertama ketika mencari

informasi tertentu. Pittman (2009) menyatakan bahwa, internet sekarang

menjadi cara utama untuk mengumpulkan informasi.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Berdasarkan Gender Cheklist: Agriculture yang diterbitkan oleh

Asian Development Bank (2010), maka dikemukan isu yang harus

diperhatikan adalah apakah perempuan dan laki-laki dalam realitas dapat

mengakses ke jaringan informasi dan media komunikasi. Hafkinn dan

Taggart dalam Lestari (2010) menyatakan bahwa, budaya patriarki yang

menempatkan laki-laki selalu dikaitkan dengan tugas dan fungsi di luar

rumah, sedangkan perempuan yang berkodrat melakukan dan mengurus

anak. Lestari (2010) menambahkan bahwa, budaya patriarki pun terasa di

bidang teknologi. Hingga saat ini tidak cukup ramah terhadap

perempuan. Masih terdapat anggapan bahwa teknologi menjadi tugas

laki-laki dan merupakan ranah maskulin. Sehingga dunia teknologi

informasi masih didominasi laki-laki.

(2) Umpan balik

Leeuwis (2004) menyatakan bahwa, aplikasi internet yang harus

diperhatikan dari para pekerja komunikasi selain aplikasi mencari dan

mengakses adalah aplikasi memori dan umpan balik. Melalui aplikasi

memori dan umpan balik, maka peran pekerja komunikasi dalam

penggunaan yaitu berupa pasangan diskusi dalam proses intrepretatif.

Aplikasi memori dan umpan balik ini memberikan wawasan ke audiens,

karena audiens dapat merespon terhadap pesan-pesan melalui e-mail.

Petugas penyuluhan pertanian di Jepang dapat memanfaatkan EI-

net sebagai sarana komunikasi dan pertukaran informasi sesama

penyuluh di seluruh Jepang (Subejo, 2008). Van den Ban dan Hawkins

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(1999) menjelaskan bahwa, dengan teknologi modern memungkinkan

umpan balik lebih cepat dan efisien. Vincent II (2009) menambahkan

bahwa, dengan internet (e-mail) dapat membangun komunikasi dua arah

yang digunakan untuk mengirim ide, komentar, dan pertanyaan.

(3) Pengumpulan dan penyedia informasi dari lapangan

Dalam Grand Design Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Badan

PPSDMP, 2010) telah diatur bahwa Kabupaten/Kota mempunyai tugas

dan tanggung jawab dalam penyediaan penyediaan tenaga penyuluh

pengumpul data di lapangan. Menurut Leeuwis (2004), untuk

mengimplentasikan ide dasar pertukaran pengalaman dengan fasilitas

media hibrid/internet, maka pekerja komunikasi pertanian dapat berperan

untuk mengaplikasikan sebagai penyedia informasi.

b) Pemanfaatan materi informasi cyber extension bagi kegiatan penyuluhan

Pemanfaatan cyber extension oleh penyuluh digunakan untuk mendukung

penyediaan data dan informasi yang memadai sebagai bahan memfasilitasi

proses pembelajaran petani. Informasi yang terdapat di cyber extension dapat

dicetak untuk digunakan sebagai materi penyuluhan (Badan PPSDMP, 2010).

Rivera dan Qamar (2003) mengungkapkan bahwa dengan mengakses

komputer dan internet, maka para penyuluh pertanian akan menyediakan

informasi (dari internet) ke masyarakat pedesaan.

Melalui EI-net di Jepang, jaringan informasi yang mencakup juga lembar

buletin pertanian difokuskan untuk mempercepat laju pertukaran informasi

antar pusat penyuluhan dan petugas penyuluh pertanian (Yamada dalam

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Subejo, 2008). Petugas penyuluhan pertanian di Jepang dapat memanfaatkan

EI-net untuk menyebarluaskan informasi kepada banyak petani atau

pengguna secara serentak (Subejo, 2008).

c) Pengenalan cyber extension kepada petani

IBM dalam Leeuwis (2004) menyatakan bahwa, dulu di negara maju

media hibrida (internet) diharapkan membuat pekerja komunikasi pertanian

mubazir, karena fungsi pekerja akan diambil alih oleh komputer dan model

komputer. Namun, Nitsch dan Klink dalam Leeuwis (2004) menyatakan

bahwa hal ini tidak akan menjadi masalah karena sebaliknya penyuluh

semakin dianggap sebagai faktor kritis kesuksesan pengguna dan pengenalan

media hibrida.

Leeuwis (2004) menyatakan bahwa para pekerja komunikasi dapat

berfungsi dalam membantu para pengguna dalam penemuan, penyeleksian,

pemrosesan dan pengintrepretasian informasi. Wijeekon et al. (2006)

menyatakan bahwa, pelatihan bagi petani merupakan salah satu kriteria dalam

evaluasi pelaksanaan cyber extension di Srilanka. Pelatihan tersebut bertujuan

untuk mentransfer pengetahuan teknis kepada petani.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension

Timpe (2000) menyatakan bahwa, hal – hal yang mempengaruhi kinerja

antara lain faktor internal (pribadi) dan eksternal (lingkungan) yang

menggambarkan kinerja baik atau jelek. Marliati dkk. (2008) mengungkapkan,

kinerja penyuluh pertanian dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

penyuluh. Menurut Schuler dan Jackson (1998), kekuatan lingkungan, berupa

teknologi baru, seperti teknologi telematik komputer, akan memberikan

pengaruh bagi perubahan organisasi dan berhubungan dengan gaji dan kinerja

karyawan. Sehingga beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kinerja

penyuluh pertanian dalam pemanfaatan cyber extension, sebagai berikut:

a. Karakteristik Penyuluh

Karakteristik adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang melekat pada sesuatu

(benda, orang atau makhluk hidup lainnya) yang berhubungan dengan

berbagai aspek kehidupannya (Mardikanto, 1993). Lebih jauh, Mardikanto

(1993) memberikan contoh tentang karakteristik individu, yaitu sifat-sifat

yang melekat pada diri seseorang yang berhubungan dengan berbagai apek

kehidupannya, antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, status

sosial dan agama.

Robbins (1998) menyatakan bahwa, karakteristik yang paling jelas

adalah karakteristik pribadi atau karakteristik yang berkaitan dengan

biografis, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan. Menurut Sunaryo

(2002), maka tiap manusia (individu) adalah unik sehingga menentukan

perilaku yang berbeda-beda. Dalam penelitian Hubeis (2007), karakteristik

pribadi penyuluh yang berhubungan produktivitas kerja penyuluh pertanian

lapangan adalah jenis kelamin, usia dan status, kawin, pangkat dan golongan

(masa kerja), dan pendidikan (formal dan non-formal). Dalam penelitian

Suhanda dkk. (2008), karakteristik pribadi penyuluh seperti usia, masa kerja,

dan tingkat pendidikan mempengaruhi kinerja penyuluh.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Beberapa faktor dalam karakteristik pribadi yang mempengaruhi kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension sebagai berikut:

1) Umur

Berhubungan dengan karakteristik umur, maka menurut Mardikanto

(1996), maka semakin tua umur (di atas 50 tahun), biasanya semakin

lamban mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya melaksanakan

kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga setempat. Mardikanto

(1996) menjelaskan bahwa, adopsi dalam proses penyuluhan, pada

hakekatnya dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, baik

berupa: pengetahuan, sikap maupun keterampilan pada diri seseorang

setelah menerima inovasi.

Hubeis (2007) menyatakat, umur (usia) penyuluh menjadi kendala

fisik utama bagi mereka untuk mengunjungi kelompoktani binaan yang

berlokasi jauh dan harus ditempuh. Menurut Robbins (1998), ada

keyakinan bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia. Dengaan

menuanya umur produktivitasnya akan melorot, dengan sering

diandaikan bahwa keterampilannya terutama dalam kecepatan,

kecekatan, kekuatan, dan koordinasi menurun berjalannya dengan waktu.

Kebosanan dalam pekerjaan yang berlarut-larut dan berkurangnya

rangsangan intelektual semuanya menyumbang pada berkurangnya

produktivitas.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2) Tingkat Pendidikan

Secara umum pendidikan akan berpengaruh terhadap cara dan pola

pikir seseorang. Pendidikan yang relatif tinggi dan umur yang produktif

akan menyebabkan seseorang menjadi lebih dinamis. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, ada kecenderungan semakin tinggi pula

tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Nuryanto, 2008).

Tingkat pendidikan yang rendah di negara berkembang, masih

menjadi penghalang dalam mengakses teknologi informasi. Faktor

bahasa Inggris sangat dominan sebagai bahasa internet dan sebagai

bahasa pengantar internasional, juga menjadi menuntut para pengguna

internet memperoleh pendidikan formal yang memberi kesempatan untuk

belajar bahasa inggris (Hafkinn dan Taggart dalam Lestari, 2010).

Robbins (1998) mengemukakan bahwa, tingkat kinerja pegawai akan

sangat tergantung pada faktor kemampuan pegawai itu sendiri salah

satunya adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan tinggi akan

mempunyai kinerja semakin tinggi pula.

3) Masa kerja

Robbins (1998) menjelaskan bahwa, masa kerja karyawan terkait

dengan senioritas karyawan, yang berhubungan dengan variabel bayaran

yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi masa kerja

berhubungan dengan pengalaman dan kemampuan, sehingga semakin

tinggi pengalaman dan kemampuan, maka kinerjanya semakin

meningkat.

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Ivancevich et al. (2005) mengemukakan bahwa, karyawan yang

masa kerja sudah lama cenderung memiliki komitmen, sehingga

berpengaruh pada kinerja. Hubbeis (2007) menjelaskan bahwa, masa

kerja penyuluh yang sudah mencapai puluhan tahun turut mendukung

kualitas kemampuan menguasai materi penyuluhan dan mengoperasikan

ragam media teknologi penyelenggaraan penyuluhan, seperti Overhead

Projector (OHP), peta singkap dan leaflet. Namun dalam penelitian

Leilani dan Jahi (2006), masa kerja penyuluh di beberapa kabupaten

Jawa Barat masuk dalam kategori cukup lama 19-29 tahun, dan mereka

manganggap peningkatan profesionalitas tidak lagi menjadi prioritas,

karena bukan merupakan kebutuhan utama melainkan kebutuhan untuk

mengaktualisasi diri.

4) Kepemilikan sarana teknologi informasi

Rivera dan Qamar (2003) mengungkapkan bahwa, komputer dan

internet boleh jadi tidak akan dapat diakses oleh masyarakat pedesaan,

tetapi mereka akan terlayani oleh para penyuluh pertanian yang memiliki

sarana tersebut dan menyediakan informasi (dari internet) ke masyarakat

pedesaan. Perangkat lain seperti ponsel yang cukup menjanjikan untuk

transfer dan pertukaran informasi praktis. Lestari (2010) menyatakan

bahwa, akses dalam memanfaatkan teknologi internet sudah dapat di

atasi dengan adanya perangkat handphone yang dimiliki dengan fasilitas

komputer internet, namun pada umumnya pemanfaatan handphone

sebatas untuk chating atau ber-facebook.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

5) Kepemilikan e-mail

Kepemilikan e-mail, merupakan salah satu karakteristik dari

masyarakat maya untuk melakukan interaksi sosial. Alamat e-mail

tersebut merupakan alamat rumah yang digunakan untuk menjalin

kontak/komunikasi guna berbagai kebutuhan (Bungin, 2008).

6) Motivasi

Pengertian motivasi menurut Robbins (1998) adalah kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa

kebutuhan individual. Sumardjo dan Mulyandari (2010) menyatakan

bahwa, dalam implementasi cyber extension dengan dunia teknologi

informasi terlalu cepat berubah dan berkembang, sementara harus diikuti

oleh motivasi untuk terus belajar mengejar kemajuan teknologi informasi

oleh para penggunanya.

Terkait dengan motivasi belajar, maka Kibler. (Mardikanto, 1996),

menyatakan seseorang akan aktif belajar manakala ia memiliki tujuan-

tujuan tertentu atau merasakan adanya kebutuhan-kebutuhan atau

kemauan yang mendorong terbentuknya “motivasi” untuk belajar yang

menentukan peubah strategi yang menentukan hasil belajar. Sehingga

dalam upaya mengubah perilaku diperlukan motivasi belajar. Kibler

(Mardikanto, 1996) menyatakan bahwa, tujuan belajar merupakan salah

satu unsur pembentuk motivasi untuk belajar, yang diantaranya (1) hanya

sekadar ingin tahu tentang apa yang diajarkan; (2) adanya kebutuhan

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

yang hanya dapat dipenuhi dari hasil belajarnya, baik untuk jangka

pendek maupun untuk jangka panjang; dan (3) adanya kebutuhan lain

(sampingan) yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan hasil

belajarnya, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.

Bastable (1999) menjelaskan bahwa, faktor yang bersifat

memfasilitasi atau membentuk motivasi belajar diantaranya adalah (1)

atribusi pribadi yang terdiri dari komponen fisik, perkembangan dan

psikologis dan (2) pengaruh lingkungan, yang mencakup kondisi dan

sikap, serta (3) sistem hubungan dengan pihak lain yang berkepentingan.

Pemilihan dan penggunaan informasi oleh seorang penyuluh akan

berbeda tergantung pada kebutuhan dan motivasi penyuluh (Suryantini,

2003). McQuail (2010) menyatakan bahwa salah satu motivasi

penggunaan media massa adalah untuk mencari informasi dan saran.

Suryantini (2003) menambahkan bahwa motivasi dalam penggunaan

media massa dimaksudkan untuk mengikuti informasi suatu peristiwa

dan memanfaatkan media massa untuk mempelajari sesuatu yang bersifat

umum serta berkaitan dengan keingintahuan.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

7) Sikap terhadap teknologi informasi

Sikap adalah penyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai

obyek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang

merasakan sesuatu (Robbins, 1998). Bungin (2008) menyatakan bahwa,

sikap masyarakat terhadap inovasi telematika pada masyarakat post

modern adalah dipandang sebagai bagian gaya hidup, pada masyarakat

modern dipandang secara rasional, pada masyarakat transisi

mempertimbangkan untung rugi terhadap inovasi, dan pada masyarakat

tradisional cenderung menolak.

b. Faktor Penunjang Cyber Extension

Strategi untuk menunjang dalam menghasilkan teknologi informasi yang

baik yang mencakup tiga hal pokok (1) sistem informasi; (2) piranti lunak dan

perangkat keras; dan (3) perangkat manusia (Indrajit, 2010). Beberapa hal

yang diperhatikan pula dalam menunjang akses teknologi informasi,

khususnya cyber extension adalah sarana-prasarana, infrastruktur,

pembiayaan, dan kebijakan (Nasution, 2002; Sharma, 2005, Mulyandari dkk,

2010; dan Badan PPSDMP, 2010). Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

1) Kebijakan

Kebijakan pemerintah adalah dukungan yang diberikan oleh

kelembagaan atau pemerintah kepada penyuluh, guna kelancaran

penyelenggaraan dan peningkatan kualitas penyuluhan pertanian.

Kebijakan pemerintah yang mendukung terhadap penyuluh dan

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

penyelenggaraan penyuluhan akan meningkatkan kemampuan dan

kinerja penyuluh (Nuryanto, 2008). Mardikanto (2009) mengungkapkan,

apabila kebijakan diartikan sebagai pilihan terbaik yang perlu dilakukan

oleh setiap manajemen untuk mengelola sumberdaya demi tercapainya

tujuan yang ditetapkan, maka pemerintah berkewajiban untuk

menetapkan kebijakan penyuluhan pertanian yang secara empiris

memiliki peran strategis sebagai: pemicu maupun pemacu/pelancar

pembangunan pertanian. Namun, menurut Arifin (2005), dari

pengalaman sejarah maka beberapa kebijakan publik hanya

menguntungkan sebagian kecil pelaku ekonomi dan merugikan sebagian

pelaku ekonomi lain, terutama petani.

Ivancevich et al. (2005) menjelaskan bahwa kebijakan bagi

karyawan akan berdampak pada komitmen karyawan dan kepuasan kerja

karyawan. Dalam rangka meningkatkan kinerja dan peran penyuluh

dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi perlu didukung

oleh perangkat peraturan yang jelas dalam menerapkan dan

mengoperasionalkan pelayanan data dan informasi berbasis internet

kepada masyarakat tani, pemangku kebijakan dan pengguna jasa

informasi pada umumnya (Badan PPSDMP, 2010). Menurut Pedoman

Standar Pelayanan Minimal Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan

Kehutanan (BP3K), telah diatur bahwa salah satu kegiatannya adalah

layanan terpadu informasi cyber extension atau sering disebut Kios Cyber

Extension (Badan PPSDMP, 2010)

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Kebijakan penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai rangkaian

konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam

pelaksanaan penyuluhan pertanian (Kementerian Pertanian, 2009).

Kebijakan tersebut di antaranya adalah mengutamakan kegiatan

berorientasi peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian

salah satunya melalui sistem cafeteria informasi yang berbasis teknologi

informasi. Dalam rangka mewujudkan kebijakan tersebut maka strategi

yang ditetapkan adalah membangun sistem cafeteria informasi agribisnis

dan inovasi dalam penyuluhan pertanian yang didukung/berbasis

teknologi informasi/cyber extension (Kementerian Pertanian, 2009).

Arti penting kebijakan penyuluhan pertanian yang menunjukkan

bahwa kegiatan penyuluhan pertanian akan berkaitan dengan banyak

pihak yang melakukan beragam kegiatan, yang meliputi: penelitian,

diseminasi informasi/inovasi, pengadaan sarana produksi, pengadaan

peralatan/mesin pertanian, pemasaran produk yang dihasilkan,

pembiayaan, transportasi, dan aneka jasa yang lain. Sehingga, kegiatan

penyuluhan pertanian tidak cukup ditangani oleh satu institusi

pemerintah, tetapi akan melibatkan banyak instansi yang memerlukan

koordinasi dan integrasi secara berkelanjutan (Mardikanto, 2009). Untuk

itu, dalam kebijakan penyuluhan pertanian yang telah diatur salah

satunya adalah meningkatkan intensitas komunikasi dialogis dan

koordinasi dengan seluruh mitra pembangunan penyuluhan pertanian

(Kementerian Pertanian, 2009).

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Nasution (2002) menyatakan bahwa, dalam rangka meningkatkan

akses dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi seluruh

masyarakat, perlu upaya kebijakan dari pemerintah, karena pihak swasta

tidak cukup mengatasi masalah kesenjangan yang terjadi. Menurut

OECD dalam Nasution (2002) pemerintah diharapkan untuk

mengimplementasikan upaya kebijakan sebagai berikut:

a) Infrastruktur jaringan (pengembangan infrastruktur dan prakarsa

regulasi untuk mendorong kekompetitifan).

b) Penyebarserapan ke individu dan rumah tangga (akses di sekolah dan

akses di institusi publik yang lain).

c) Pendidikan dan pelatihan (pelatihan di sekolah-sekolah dan pelatihan

vokasional).

d) Penyebarserapan ke kalangan bisnis (dukungan dan pelatihan

teknologi informasi dan komunikasi untuk pengusaha kecil serta

bantuan ke daerah dan kawasan pedesaan).

e) Proyek pemerintah (pelayanan pemerintah secara on line dan

pemerintah sebagai model pengguna teknologi informasi dan

komunikasi).

Menurut Marimin dan Probowo (2006), dalam kebijakan tersebut

harus melekat pedoman-pedoman teknologi informasi untuk

pemberdayaan masyarakat, seperti:

a) Pedoman layanan informasi publik minimal yang harus disediakan

dan diperlukan oleh masyarakat suatu daerah.

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b) Pedoman infrastruktur dasar yang diperlukan untuk mendukung

layanan informasi publik.

c) Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat akan informasi melalui

terbentuknya community network dan community research center.

d) Deregulasi pemerintah pada sektor telekomunikasi, sehingga

infrastruktur yang ada bisa menjadi lebih murah.

Semenjak tahun 2008 dalam mengatasi kesenjangan teknologi

informasi dan komunikasi yang dialami di wilayah Indonesia,

Kementerian Telekomunikasi dan Informatika mengembangkan kebijakan

berdasarakan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

32/PER/M.KOMINFO/11/2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal

(KPU) Telekomunikasi atau Universal Service Obligation (USO).

Kebijakan tersebut telah mengatur penyediaan jasa akses telekomunikasi

dan informatika KPU di Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi

(WPUT) yaitu di wilayah antara lain daerah tertinggal, daerah terpencil,

daerah perintisan, daerah perbatasan, dan daerah yang tidak layak secara

ekonomis serta wilayah yang belum terjangkau akses dan layanan

telekomunikasi, dengan tujuan: (1) mengatasi kesenjangan digital (2)

menunjang dan mendukung kegiatan perekonomian, memantapkan

pertahanan dan keamanan, serta mencerdaskan kehidupan bangsa; dan

Pemenuhan komitmen Indonesia di World Summit Information Society.

Pengelola cyber extension adalah sektor pemerintah, dalam hal ini

Kementerian Pertanian (Badan PPSDMP), maka perlu adanya kebijakan

mengenai tata kelola informasi. Menurut Jogiyanto dan Abdillah (2011),

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kebijakan tata kelola mengacu pada mekanisme peran dan tanggung jawab

yang digunakan organisasi untuk memastikan investasi di bidang teknologi

informasi memenuhi tujuan organisasi. Faktor praktek komunikasi tata

kelola teknologi informasi perlu diperhatikan terkait dengan sejumlah

saluran komunikasi yang digunakan untuk mengkomunikasikan tata

kelola, pedoman dan praktek.

2) Sarana dan Prasarana

Mardikanto (1996) menyatakan bahwa, beberapa faktor lingkungan

yang berpengaruh terhadap efektifitas penyuluhan diantaranya adalah

salah satunya adalah lingkungan fisik. Terkait lingkungan fisik (sarana-

prasarana), maka Sharma (2005) menyatakan bahwa, yang diperlukan

dalam mengakses cyber extension adalah komputer yang berbiaya murah

dan mampu menjadi perangkat/ media komunikasi yang dikembangkan

sesuai budaya lokal. Infrastruktur yang dimanfaatkan dalam rangka

konektivitas pedesaan di wilayah yang tidak terjangkau jaringan internet

adalah wireless local loop (komunikasi nir kabel).

Dalam Pedoman Standar Pelayanan Minimal Balai Penyuluhan

Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) telah diatur bahwa dalam

mendukung kegiatan pusat informasi, maka BP3K harus dilengkapi

perlengkapan yang salah satunya adalah komputer, modem, dan local

area network. Pusat informasi tersebut dimanfaatkan untuk mengakses

informasi berkaitan dengan hasil-hasil penelitian, menyediakan database

kegiatan penyuluhan, dan tempat melakukan kegiatan penyuluhan

(Badan PPSDMP, 2010).

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Infrastruktur jaringan komunikasi yang paling lazim adalah kabel,

hal ini apabila dikaitkan dengan terminologi jaringan yang merupakan

perangkat fisik dan piranti lunak yang membentuk satu kelas kesisteman

(Scahum 2004). Menurut Winarno dan Zaki (2010), ada dua jenis piranti

jaringan ditinjau dari teknologinya yaitu piranti jaringan kabel (wired)

dan nirkabel (wireless/wifi) .

Schaum (2004) menambahkan bahwa, infrastruktur jaringan adalah

merujuk kepada semua kabel, perangkat-perangkat switch, hub, router

dan berbagai hardware lainnya yang dimiliki dalam sebuah organiasasi

atau yang berada di wilayah suatu geografis tertentu. Jaringan nirkabel

didefinisikan sebagai jaringan yang menggunakan media gelombang

radio.

McLeod Jr dan Schell (2008) mengungkapkan bahwa, jaringan

nirkabel adalah jaringan yang populer dan popularitasnya saat ini sedang

berkembang. Satu area pertumbuhan area pertumbuhan yang cepat itu

adalah jaringan nirkabel yang mendistribusikan atas akses koneksi

internet tunggal berkecepatan tinggi. Banyak orang memiliki modem

kabel dan dan lebih satu komputer di rumah menggunakan jaringan nir

kabel, sehingga kecepatan dari kabel modem tersebut dimanfaatkan oleh

semua komputer di rumahnya. Vermaat (2010) menyatakan bahwa,

dengan adanya jaringan nir kabel memungkinkan orang untuk bisa

bergerak bebas dalam mengakses internet.

Infrastruktur seperti pasokan listrik dan gedung atau ruangan yang

memadai menjadi penunjang implementasi cyber extension (Sumardjo

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dan Mulyandari, 2010). Ruangan dan penerangan (PLN/genset) yang

antara lain menjadi syarat standar minimal pelayanan di BP3K. Ruangan

dimanfaatkan untuk melaksanakan aktivitas dalam penyelenggaraan dan

pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Penerangan tersebut dimanfaatkan

untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan

penyuluhan. (Badan PPSDMP, 2010).

Selain itu tempat akses informasi (access point) yang terbuka untuk

umum juga menjadi penunjang implementasi cyber extension (Sumardjo

dan Mulyandari, 2010). Menurut Philips and Pitmann (2009), maka

dalam pembangunan berbasis masyarakat, maka kebutuhan akan

infrastruktur untuk akses internet dapat memfasilitasi interaksi publik,

komunikasi, dan pertemuan kelompok. Pada tahun 2010, Badan

Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian memfasilitasi perangkat

keras (hardware) dalam bentuk perangkat cyber extension untuk

kelembagaan penyuluhan di kecamatan, kabupaten dan provinsi

sebanyak 1.000 unit, terdiri dari: komputer dekstop atau laptop, modem,

dan printer (Badan PPSDMP, 2010).

Dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, pada Bab VIII diatur

mengenai sarana-prasarana sebagai berikut:

a) Untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan dan kinerja

penyuluh, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar

penyuluhan dapat diselenggarakan dengan efektif dan efisien.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b) Pemerintah, pemerintah daerah, kelembagaan penyuluhan swasta, dan

kelembagaan penyuluhan swadaya menyediakan sarana dan prasaran

penyuluhan pada ayat (1).

c) Penyuluh PNS, swasta dan penyuluh swadaya dapat memanfaatkan

sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

3) Pembiayaan

Biaya untuk operasional aplikasi teknologi informasi menjadi

penunjang implementasi cyber extension (Sumardjo dan Mulyandari,

2010). Leeuwis (2004) mengemukakan bahwa, biaya pengembangan dan

pemeliharaan media hibrid internet dapat agak tinggi. Departemen

Komunikasi dan Informasi (2004), menjelaskan biaya jasa masih mahal,

maka menyebabkan akses dan penyebaran teknologi nir kabel, sehingga

praktis berada di luar jangkauan pedesaan di Indonesia.

Mardikanto (1996) menyatakan bahwa, teknologi yang tersedia

membawa konsekuensi ekonomi yang akan ditimbulkan (tamabahan

biaya investasi, pemeliharaan, dan biaya operasional). Mardikanto (2009)

menambahkan bahwa, di dalam manajemen, pembiayaan merupakan

unsur penting, bahkan seringkali dianggap terpenting, karena (sesuai

perkembagan peradaban) hampir tidak ada sesuatu yang harus dibeli

dengan uang.

Sesuai dengan Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Bab IX tentang

Pembiayaan, Pasal 32 dijelaskan pada ayat (1) dan (2) sebagai berikut:

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

a) Untuk menyelenggarakan penyuluhan yang efektif dan efisien

diperlukan tersedianya pembiayaan yang memadai untuk memenuhi

biaya penyuluhan;

b) Sumber pembiayaan untuk penyuluhan disediakan melalui APBN,

APBD, baik provinsi maupun kabupaten/kota, baik sektoral maupun

lintas sektoran, maupun sumber-sumber lain yang sah dan tidak

mengikat.

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009

tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan, maka yang dimaksud “pembiayaan

penyuluhan” adalah pengeluaran untuk keperluan penyelenggaraan

penyuluhan. Di dalam kegiatan penyuluhan, unsur pembiayaan

diperlukan untuk (Mardikanto, 2009):

a) Biaya personil (gaji, upah, tunjangan, insentif, dan lain-lain);

b) Pengadaan perlengkapan (alat-bantu dan alat-peraga penyuluhan);

c) Biaya operasional (pembuatan/perbanyakan/penyebarluasan materi

penyuluhan, biaya perjalanan, dan lain-lain);

d) Biaya manajemen (kantor, perlengkapan kantor, sarana transportasi,

pos dan telekomunikasi, alat-tulis/kantor, dan lain-lain).

e) Biaya operasional dan pemeliharaan (kantor, sarana kantor, sarana

transportasi, perlengkapan penyuluhan, dan lain-lain).

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009

tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan, dijelaskan bahwa pembiayaan

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

penyelenggaraan penyuluhan, terkait dengan pembiayaan sarana-

prasarana digunakan untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana-

prasarana.

c. Kualitas Informasi Cyber Extension

Ponniah et al. (2008) berpendapat bahwa, pesan dan informasi yang

mendalam dan berkualitas sangat diperlukan dalam cyber extension yang

dikembangkan di India. Pesan penyuluhan sangat diperlukan untuk

disampaikan penyuluh kepada penerima manfaat dalam proses adopsi

(Mardikanto, 1996).

Sistem teknologi informasi harus menyediakan informasi untuk

pengambilan keputusan, karena didasarkan informasi yang akurat, tepat

waktu, dan relevan (Jogiyanto, 2005). Modi dkk. (2008) menyatakan

informasi yang akurat tentang pasar dan harga, cuaca, dan kegiatan off-farm,

tenaga kerja dapat meningkatkan efisiensi di bidang pertanian

Kualitas informasi cyber extension juga terkait dengan percepatan

informasi agar memenuhi tepat waktu, tepat tempat, dan tepat sasaran (Badan

PPSDMP, 2010). Jogiyanto (2005) menambahkan bahwa, yang menjadi

karakteristik informasi dalam sistem teknologi informasi diantaranya

kepadatan informasi, luas informasi, frekuensi informasi dan skedul

informasi.

Misrawi (2010) mengemukakan bahwa kualitas informasi dari website

dapat dilihat dari (1) tema, (2) akurasi (terkait dengan sumbernya), (3) tujuan

(edukasi, promosi, advokasi, provokasi, justifikasi atau agitasi), (4)

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kompetensi (kompetensi pembuat informasi),(5) aktualitas (menyajikan

informasi terbaru atau dengan kata lain selalu diperbaharui).

Leeuwis (2004) menyatakan bahwa kecepatan/aktualitas informasi pada

media internet lebih cepat dibandingkan media massa lain, karena berita dan

aktualitas sering ada sebelum disiarkan oleh radio/televisi. Kebaharuan

informasi dalam website dapat dilihat dari aktualitas informasi, kerena dapat

di-update secara sentral, dan langsung tersedia untuk dibaca siapa saja.

Gaol (2008) menjelaskan dalam suatu sistem informasi, suatu informasi

yang berkualitas harus memenuhi syarat kelengkapan informasi. Kelengkapan

informasi mengacu kepada kedalaman dan perincian informasi dan jumlah

informasi yang disediakan bagi pengguna. Penjelasan “informasi yang benar

dan lengkap” sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mencakup (1)

informasi yang memuat identitas serta status subjek hukum dan

kompetensinya, baik sebagai produsen, pemasok, penyelenggara maupun

perantara (2) informasi lain yang menjelaskan hal tertentu yang menjadi

syarat sahnya perjanjian serta menjelaskan barang dan/atau jasa yang

ditawarkan, seperti nama, alamat, dan deskripsi barang/jasa.

Sesuai pasal 28, Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, yang mengatur Materi

Penyuluhan menjelaskan bahwa:

(1) Materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yang akan

disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha, harus mendapat

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang

bersumber dari pengetahuan tradisional.

(2) Lembaga pemerintah pemberi rekomendasi wajib mengeluarkan

rekomendasi setelah proses pengujian dan administrasi selesai.

(3) Teknologi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

Menteri.

Mardikanto (2010) menjelaskan, persyaratan utama agar pesan dan

informasi dapat diterima dengan jelas oleh sasaran (penerima manfaat),

haruslah:

1) Mengacu kepada ‘kebutuhan masyarakat’, dan disampaikan pada saat

sedang dan atau segera akan dibutuhkan.

Sesuai Undang-udang No. 16 Tahun 2006, tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, pasal 27 dijelaskan “materi

penyuluhan dibuat berdasarkan ‘kebutuhan’ dan kepentingan pelaku

utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya

pertanian, perikanan dan kehutanan.

2) Disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami;

3) Tidak memerlukan korbanan yang memberatkan;

4) Memberikan harapan peluang keberhasilan yang tinggi, dengan tingkat

manfaat yang merangsang;

5) Dapat diterapkan sesuai dengan kondisi (pengetahuan, ketrampilan,

sumberdaya yang dimiliki/dapat diusahakan) masyarakatnya.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

d. Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh

Sosialisasi merupakan upaya mengkomunikasikan kegiatan untuk

menciptakan dialog kepada masyarakat. Melalui sosialisasi akan membantu

untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pihak terkait dengan

program yang telah direncanakan (Mardikanto, 2010). Sosialisasi adalah

jenis kegiatan yang dilakukan untuk menyebarluaskan keberadaan suatu

program (Chandra, 2003).

Sosialisasi sebagai salah satu metode berkomunikasi yang efektif maka

yang harus memperhatikan media yang digunakan, sifat hubungan antara

fasilitator dan penerima manfaat, serta pendekatan psiko-sosial yang

dikaitkan dengan tahapan adopsinya (Mardikanto, 2010). Katz (Bungin,

2008) menyatakan bahwa, kondisi sosial psikologis seseorang akan

menyebabkan dorongan dalam penggunaan isi media untuk memenuhi

kebutuhan seseorang akan informasi. Ivancevich dkk. (2005) menjelaskan

bahwa, sosialisasi dilakukan untuk membentuk individu yang memasuki

organisasi, namun juga sangat berbeda antara satu situasi dengan situasi

lainnya. Salah satu asumsi yang dikemukakan oleh

Ragam metode yang disarankan dalam sosialisasi adalah (1)

percakapan; (2) media massa; (3) media cetak; (4) pertemuan; (5) focus

discussion group (Mardikanto, 2010). Sosialisasi dapat dilakukan dalam

bentuk pertemuan (rutin dan mingguan), serta pelatihan untuk menambah

dan pengetahuan dan wawasan pelaku di dalam program (Chandra, 2003).

Atmadja (2009) menyatakan bahwa, sosialisasi dapat dilakukan melalui

pendekatan pelatihan dan kampanye budaya organisasi. Menurut Ivancevich

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dkk. (2005), sosialisasi dalam bentuk pelatihan merupakan sosialisasi

akomodatif dalam rangka memberikan keterampilan pada pekerjaan.

Leeuwis (2004) menjelaskan bahwa, dalam kasus perdebatan internet

sebagai media penyuluhan, salah satunya adalah dapat memberikan fasilitasi

khusus, seperti pelatihan bagi orang-orang yang tidak memiliki komputer.

Wijekoon et al. (2006) mengemukakan, dalam implementasi cyber

extension di Srilanka, para penyuluh berpartisipasi untuk pelatihan di unit

cyber, khususnya pada materi media digital instruksional (seperti

PowerPoint). Oleh karena itu, penyuluh yang ditugaskan pada Govijana

Kendraya, mampu menghasilkan presentasi mereka sendiri melalui

'PowerPoint' dan publikasi dengan menggunakan fasilitas unit cyber

extension untuk sebagai bahan penyuluhan di tingkat lokal. Mereka juga

diminta untuk mengkompilasi database visual masalah lokal di setiap musim

dan bahan tersebut akan dipakai sebagai bahan penelitian oleh para peneliti

untuk memecahkan masalah lokal yang terjadi.

Apabila dikaitkan dengan sifat hubungan antara fasilitator dan klien

yaitu yang berpengaruh pada respon penerima manfaat, maka metode

sosialisasi dapat dibagi dalam (Mardikanto, 2010):

1) Komunikasi langsung yang memungkinkan fasilitator berkomunikasi

secara langsung (memperoleh respon) dari penerima manfaatmya relatif

singkat;

2) Komunikasi tak langsung (dengan perantara), tidak memungkinkan

fasilitator dapat menerima respon dari penerima manfaatnya dalam waktu

yang relatif singkat.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Proses sosialisasi menjadi sangat penting, karena akan menentukan

minat atau ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi (berperan dan

terlibat) dalam program. Dalam beberapa peristiwa dan situasi, sosialisasi

mengenai cyber extension dilaksanakan oleh Kelembagaan Penyuluhan di

tingkat Kabupaten dan Provinsi, khususnya yang memperoleh fasilitasi

sarana-prasana dari Kementerian Pertanian. Sosialisasi dalam rangka

memberikan pemahaman mengenai pemanfaatan cyber extension oleh

penyuluh dan tata kelola cyber extension (Badan PPSDMP, 2010).

Konvergensi komunikasi dalam bentuk koordinasi dan dialog serta,

serta meningkatkan harmonisasi hubungan kerja antar instansi terkait dalam

rangka menyelaraskan persepsi dan komitmen pemerintah daerah,

merupakan salah satu strategi penyuluhan pertanian (Kementerian

Pertanian, 2009).

e. Komunikasi antara Penyuluh dengan Administrator Cyber Extension Kabupaten.

Berkaitan dengan tata kelola cyber extension, maka di dalam Grand

Design Cyber Extension (Badan PPSDMP, 2010) telah diatur organisasi dan

mekanisme kerja dalam cyber extension, melibatkan pusat (administrator

level 1), provinsi sebagai (administrator level 2), dan kabupaten/kota

(administrator level 3). Tiap tingkatan adminstrator level (pengelola data

dan informasi cyber extension) tersebut mempunyai tanggung jawab untuk

pengelolaan informasi pada cyber extension. Komunikasi dan kelancaran

aliran data dan informasi materi dari penyuluh, kecamatan, kabupaten/kota

dan provinsi, sebelum didesiminasi kepada pemakai langsung cyber

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

extension, menentukan kualitas data cyber extension, khususnya data

spesifik lokalita (Badan PPSDMP, 2010).

Untuk itu, dalam rangka mengimplementasikan koordinasi antar

organisasi tersebut, maka diperlukan komunikasi organisasi. Komunikasi

organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu

jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi

lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Goldhaber

dalam Muhammad, 2005).

Suprapto (2009) menjelaskan bahwa, komunikasi dalam organisasi

khususnya mempunyai dengan satu atau lebih dimensi-dimensi struktur

organisasi (misalnya peranan, status, kompleksitas teknologi, pola-pola

otoritas dan sebagainya). Sedangkan komunikasi di luar organisasi adalah

pertukaran massage antar organisasi atau masuknya arus informasi dari luar

(lingkungan ke dalam organisasi). Komunikasi memungkinkan anggota-

anggota organisasi saling bertukar pengetahuan tentang tujuan-tujuan yang

akan dicapai organisasi. Selain itu, komunikasi adalah wacana di mana

suatu organisasi dapat mencapai lingkungannya. Liliweri (2002),

menyatakan bahwa, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarpribadi

atau kelompok yang bersifat impersonal (atau komunikasi yang berstruktur)

yang dilakukan oleh pribadi/unit kerja dalam satu organisasi. Pribadi adalah

individu yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga kualitas individu

menentukan kekhasannya dalam hubungannya dengan individu lain, dan

kekhasan tersebut akan menentukan kualitas komunikasi (Bungin, 2008).

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Komunikasi menjalankan empat fungsi utama yaitu kendali (kontrol,

pengawasan), motivasi, pengungkapan emosional dan informasi (Robbins,

1998). Moeljono (2005) menyatakan komunikasi organisasi sebagai indikasi

perwujudan dari kekompakan organisasi. Zuhal (2010) mengemukakan

bahwa, etika dalam komunikasi organisasi menitikberatkan perhatiannya

pada permasalahan di seputar perilaku organisasi, seperti kepemimpinan,

motivasi, manajemen, konflik, kreativitas, dan persuasi.

Umar (1998) mengemukakan bahwa, tujuan komunikasi organisasi

adalah memberikan informasi kepada pihak luar maupun pihak dalam,

memanfaatkan umpan balik dalam rangka proses pengendalian manajemen,

mendapatkan pengaruh, alat untuk memecahkan persoalan untuk

pengambilan keputusan, mempermudah pembentukan kelompok-kelompok

kerja serta dapat dijadikan untuk menjaga pintu keluar masuk dengan pihak-

pihak luar organisasi.

Robbins (1998) menjelaskan arah komunikasi dibagi menjadi tiga yaitu

(1) ke bawah; (2) ke atas; dan (3) lateral. Komunikasi ke bawah

didefinisikan sebagai komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam

suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah.

Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang

lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi lateral adalah

komunikasi yang terjadi di antara anggota kelompok kerja yang sama, di

antara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama.

Apabila dilihat dari jaringan komunikasi, maka Robbins (1998)

menyatakan bahwa, saluran tempat informasi mengalir bisa melalui

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

jaringan formal dan jaringan non formal. Jaringan formal lazimnya vertikal,

mengikuti rantai wewenang, dan terbatas pada komunikasi yang bertalian

dengan tugas. Sedangkan jaringan non formal seperti selentingan yang

bebas untuk bergerak ke segala arah, meloncati tingkat-tingkat wewenang,

dan kemungkinan besar memenuhi kebutuhan sosial anggota kelompok,

karena mempermudah penyelesaian tugas. Zuhal (2010) mengemukakan

bahwa, konteks yang terdapat dalam komunikasi organisasi adalah jenis

pesan, media, dan umpan balik komunikasi.

Kesenjangan komunikasi dan kebuntuan komunikasi akan menciptakan

kendala dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Untuk itu, dalam

perusahaan-perusahaan intensitas komunikasi dikembangkan dalam

berbagai program komunikasi yang berkelanjutan dan terarah (Sentana,

2008). Gunarsa (2004), menyatakan bahwa, intensitas komunikasi dapat

diukur dari apa-apa dan siapa yang saling dibicarakan, pikiran, perasaan,

obyek tertentu, orang lain, atau dirinya sendiri.

f. Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension

Haris and Hartman (2002) menyatakan bahwa, persepsi adalah suatu

pengalaman sensorik di mana seorang individu mengamati perilaku, peristiwa

atau kondisi; membentuk interpretasi faktor yang diamati; mengembangkan

sikap, dan memungkinkan pengamatan diolah menjadi faktor yang

mempengaruhi perilakunya. Van den Ban dan Hawkins (1999)

mendefinisikan persepsi sebagai proses menerima informasi atau stimuli dari

lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Indrawijaya (1989) mengemukakan bahwa, Hamner dan Organ

mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses di mana seseorang

mengorganisasikan dalam pikiran, menafsirkan, mengalami dan mengolah

pertanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Menurut Robbins

(1998), persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka, agar

memberikan makna bagi lingkungan mereka.

Rogers (2003) mengemukakan bahwa, proses selective perception di

tahap persuasi dalam suatu proses keputusan inovasi sangat penting dalam

menentukan perilaku seseorang. Selective perception didefinisikan sebagai

kecenderungan untuk menafsirkan pesan-pesan komunikasi dalam arti yang

sesuai dengan sikap-sikap dan kepercayaaannya. Dalam selective perception,

maka orang mengembangkan pandangan umumnya terhadap inovasi.

Pandangan orang tentang sifat-sifat inovasi, terutama keuntungan relatif,

kesesuaian dan kerumpilan menjadi sangat penting pada tahap ini. Pengertian

keuntungan relatif, kesesuaian dan kerumpilan dijelaskan sebagai berikut:

1) Keuntungan relatif adalah seberapa suatu inovasi dianggap lebih baik

daripada gagasan yang mendahuluinya atau dengan kata kata lain

kelebihan keuntungan dibandingkan dengan yang diberikan oleh sistem

yang lama.

Van den Ban dan Hawkins (1998) menjelaskan bahwa, sebuah inovasi

dianggap mempunyai keuntungan relatif karena dipengaruhi oleh

pemberian insentif kepada sasaran. Misalnya penyediaan insentif seperti

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

penyediaan benih kepada petani dengan harga subsidi akan membuat

petani mencoba sebuah inovasi.

2) Kesesuaian adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap konsisten dengan

nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan calon

penerima.

3) Kerumpilan suatu inovasi menurut pandangan anggota sistem,

berhubungan negatif dengan kecepatan adopsinya. Kerumpilan adalah

sejauh mana inovasi dianggap relatif sulit dipahami dan dipergunakan.

Pada tahapan persuasi, maka orang ingin memperoleh jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan seperti: “ Apakah hasil/akibat penggunaan inovasi?”

dan “Apakah kemanfaatan dan kemudoratan inovasi bagi saya” (Rogers,

1983). Manfaat dari kinerja suatu program pemerintah didefinisikan sebagai

kegunaan suatu keluaran yang dirasakan langsung oleh masyarakat, dapat

berupa tersedianya fasilitas yang diakses oleh publik (Lembaga Administrasi

Negara, 2003).

Tingkat kemanfaatan teknologi informasi komunikasi oleh petani dapat

digolongkan menjadi (1) memanfaatkan secara tidak langsung dan atau

komunikasi searah; (2) komunikasi dan atau mencari informasi secara

interaktif; dan (3) komunikasi secara interaktif, browsing, chatting, jejaring

sosial, pengelolaan/ dokumentasi informasi, dan promosi usaha (Mulyandari,

2011). Mcquail (2010), menyatakan bahwa manfaat dari media massa salah

satunya adalah penyebaran pengetahuan. Menurut Bungin (2008),

penghargaan tertinggi pada anggota masyarakat maya dalam sistem

pengetahuan mereka terletak pada seberapa banyak mereka dapat mengatasi

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

kasus-kasus teknologi media yang dihadapi oleh sesama anggota masyarakat

maya. Karena itu, status sosial tertinggi dalam sistem pengetahuan mereka

adalah seberapa banyak seseorang menjadi tempat bertanya untuk

memecahkan kasus-kasus tersebut.

Davis (Jogiyanto dan Abdillah, 2011) menyatakan bahwa, persepsi

kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan menentukan penerimaan

individual terhadap sistem teknologi informasi. Keduanya mempunyai

pengaruh ke niat perilaku. Pemakai teknologi akan mempunyai niat

menggunakan teknologi (niat perilaku), jika merasa sistem teknologi

bermanfaat. Pemakai teknologi akan mempunyai niat menggunakan teknologi

(niat perilaku), jika merasa sistem teknologi tersebut mudah digunakan.

Pemakai sistem akan menggunakan sistem jika merasa sistem tersebut mudah

digunakan.

Indrawijaya (1989) mengemukakan bahwa, persepsi menjadi salah satu

dasar dari perilaku seseorang. Haris and Hartman (2002), menambahkan

persepsi dicapai untuk semua aspek lingkungan individu (diri sendiri, orang

lain, komponen produksi, pelanggan, masyarakat umum, dan sebagainya).

Persepsi tidak selalu realitas, yaitu persepsi tidak selalu akurat atau benar.

Persepsi pekerja akan mempengaruhi perilaku pribadi.

Skinner (Sunaryo, 2002), menyatakan bahwa perilaku adalah

merupakan interaksi antara perangsang dan tanggapan. Perilaku juga

mempunyai arti aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons

serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia

selalu memiliki orientasi pada tugas tertentu, demikian juga individu yang

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

bekerja berorientasi untuk menghasilkan sesuatu. Swansburg (2001),

menjelaskan bahwa, individu akan mengulang perilaku jika akibatnya positif.

Robbins (1998) menyatakan bahwa, persepsi dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi yang melekat pada pelaku persepsi. Selain itu persepsi

juga dipengaruhi oleh obyek atau target yang dipersepsikan dan konteks

situasi dimana persepsi itu dilakukan. Setiap karakteristik suatu obyek akan

meningkatkan kemungkinan bahwa karakteristik itu akan dipersepsikan.

Menurut Luthans (1995), persepsi dimulai ketika seseorang dihadapkan

pada stimulus atau suatu situasi. Situasi yang menghasilkan stimulus dapat

terjadi ketika berinteraksi dengan orang lain. Peristiwa atau obyek baru di

dalam sebuah situasi akan menarik perhatian bagi pelaku persepsi.

B. Kerangka Berpikir

Metode penyuluhan apabila ditinjau dari teknik komunikasi tidak langsung,

seperti melalui media massa konvensional (media cetak, televisi, dan radio)

mengalami banyak tantangan dan permasalahan, baik permasalahan distribusi,

jumlah yang terbatas, biaya pencetakan serta biaya transportasi yang besar,

penayangannya masih belum tepat waktu, tepat tempat dan tepat sasaran,

memerlukan biaya yang sangat besar, waktu tayangnya sangat terbatas dan

terkadang belum tentu dapat diterima oleh para petani sampai ke pelosok-pelosok.

Di satu sisi kebutuhan petani akan informasi penyuluhan sekarang sudah beragam

dan lebih spesifik lokasi.

Dalam era globalisasi ini kehadiran teknologi informasi memungkinkan

untuk menjawab tantangan yang ada, untuk itu penyuluhan pun perlu didukung

sistem informasi yang kuat dan jelas, sehingga percepatan informasi dapat tepat

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

waktu, tempat tepat dan tepat sasaran. Kementerian Pertanian, melalui Badan

Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada tahun 2010

mengembangkan cyber extension yang merupakan sistem informasi penyuluhan

pertanian melalui media internet (berbasis informasi teknologi) yang dibangun

untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi

penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis pelaku utama dan

pelaku usaha.

Para penyuluh diharapkan dapat merubah perilaku yang hanya menerima

pasokan materi penyuluhan menjadi memanfaatkan cyber extension untuk dapat

meningkatkan kinerjanya. Sehingga kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber

extension dapat dilihat dalam hal aksebilitas, pemanfaatan materi informasi bagi

kegiatan penyuluhan, dan pengenalan cyber extension kepada petani (Badan

PPSDMP 2010; Rivera dan Qamar, 2003; Leeuwis, 2004; dan Subejo, 2008). Dari

kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dijelaskan kerangka

berpikir penelitian sebagai berikut:

(1) Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension tersebut dapat

dipengaruhi oleh faktor penunjang cyber extension, kualitas informasi cyber

extension sosialisasi cyber extension kepada penyuluh, komunikasi antara

penyuluh dan adminstrator kabupaten, karakteristik penyuluh, serta persepsi

penyuluh terhadap cyber extension;

(2) Karakteristik penyuluh selain dapat mempengaruhi kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension, juga dapat berpengaruh terhadap komunikasi

antara penyuluh dan adminstrator cyber extension kabupaten serta persepsi

penyuluh terhadap cyber extension;

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(3) Faktor penunjang selain dapat mempengaruhi kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension, juga dapat mempengaruhi kualitas informasi

cyber extension, sosialisasi cyber extension kepada penyuluh dan persepsi

penyuluh terhadap cyber extension;

(4) Kualitas informasi cyber extension selain dapat mempengaruhi kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension, juga dapat mempengaruhi

sosialisasi cyber extension kepada penyuluh dan persepsi penyuluh terhadap

cyber extension;

(5) Sosialisasi cyber extension kepada penyuluh selain dapat mempengaruhi

kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension, juga dapat

mempengaruhi komunikasi antara penyuluh dan adminstrator cyber

extension kabupaten dan persepsi penyuluh terhadap cyber extension;

Agar lebih mudah pemahaman kerangka pikir, maka secara sistematis

digambarkan sebagai berikut:

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 3. Diagram Konsep Kerangka Berpikir Hubungan Antar Peubah yang akan Diuji dalam Penelitian

Keterangan 1. Faktor penunjang cyber extension (X1) meliputi: kebijakan (X1.1.); sarana prasarana

(X1.2); dan pembiayaan (X1.3.); 2. Kualitas informasi cyber extension (X2) meliputi: kesesuaian informasi (X2.1.); aktualitas

informasi (X2.2.); sumber yang dipercaya (X2.3.); 3. Sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3) meliputi: percakapan (X3.1.);

pertemuan (X3.2.); media perantara (X3.3.) 4. Komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten (X4) meliputi: sekedar

berkomunikasi (X4.1.), tukar menukar informasi (X4.2.), dan konsultasi (X4.3.). 5. Karakteristik penyuluh (X5) meliputi umur (X5.1.), pendidikan (X5.2.), masa kerja

(X5.3), kepemilikan sarana teknologi informasi (X5.4.), kepemilikan e-mail (X5.5.), motivasi (X5.6.), dan sikap terhadap teknologi informasi internet (X5.7.)

6. Persepsi penyuluh terhadap cyber extension (X6) meliputi persepsi terhadap manfaat (X6.1.), persepsi terhadap kemudahan aplikasi (X6.2.), persepsi terhadap pembiayaan (X6.3.)

7. Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y) meliputi aksesbilitas (Y1), pemanfaatan materi informasi bagi kegiatan penyuluhan (Y2), dan pengenalan cyber extension (Y3)

Kualitas informasi cyber extension (X2)

Persepsi penyuluh

terhadap cyber extension (X6)

Sosialisasi cyber extension

kepada penyuluh (X3)

Komunikasi antara penyuluh

dan admin kabupaten (X4)

Kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension

(Y)

Faktor penunjang

cyber extension (X1)

Karakteristik penyuluh (X5)

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

C. Hipotesis

1. Hipotesis Mayor

Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara

faktor penunjang cyber extension, kualitas informasi cyber extension,

sosialisasi cyber extension kepada penyuluh, komunikasi antara penyuluh

dengan administrator kabupaten, karakteristik penyuluh, persepsi penyuluh

terhadap cyber extension terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber

extension.

2. Hipotesis Minor

a. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan antara

faktor penunjang cyber extension terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension.

b. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan antara

kualitas informasi cyber extension terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension.

c. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan antara

sosialisasi cyber extension kepada penyuluh terhadap kinerja penyuluh

dalam pemanfaatan cyber extension.

d. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan antara

komunikasi antara penyuluh dengan administrator kabupaten terhadap

kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

e. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung yang signifikan antara

karakteristik penyuluh terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan

cyber extension.

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

f. Terdapat pengaruh langsung persepsi penyuluh terhadap cyber extension

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa (1) menjadi salah satu

yang kelembagaan penyuluhan kabupaten dan beberapa kelembagaan

penyuluhan kecamatannya yaitu mendapatkan fasilitasi prasarana untuk

mengakses cyber extension dari Kementerian Pertanian, (2) memiliki tingkat

aksesbilitas yang cukup tinggi terhadap sumber informasi, karena berdekatan

dengan ibukota negara, Jakarta. Waktu penelitian pada bulan April 2012 sampai

dengan Mei 2012.

B. Jenis Penelitian

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995) penelitian digolongkan menjadi

tiga tipe yaitu (1) penelitian penjajakan (eksploratif) yaitu penelitian yang

bertujuan menemukan sebab terjadinya sesuatu, bersifat terbuka masih mencari

– cari dan belum mempunyai hipotesis; (2) penelitian penjelasan (eksplanatori)

yaitu suatu penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel penelitian dan

menguji hipotesis; (3) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian untuk

mendeskripsikan secara rinci terhadap suatu fenomena tertentu. Berlandasan

landasan tersebut, bila dikaitkan dengan rancangan penelitian, maka tipe

penelitian ini adalah tipe eksplanatori. Dengan kata lain penelitian ini berusaha

menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian

hipotesis.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Menurut sifatnya, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Mardikanto

(2010) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif memusatkan pada pengumpulan

data kuantitatif yang berupa angka-angka untuk kemudian dianalisis dengan

menggunakan analisis statistika.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

suatu metode pengumpulan data yang cepat dengan menggunakan kuisioner dari

sekelompok orang atau sampel. Penelitian survei menitikberatkan pada

penelitian relasional yakni mempelajari hubungan variabel-variabel, sehingga

secara langsung atau tidak, hipotesis penelitian dipertanyakan (Singarimbun dan

Effendi, 1995).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011). Populasi

juga didefinisikan sebagai keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki

spesifikasi atau ciri-ciri tertentu (Slamet, 2006). Populasi dalam penelitian

adalah penyuluh yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

dibiayai oleh pemerintah yaitu Penyuluh PNS dan THL-TB Penyuluh

Pertanian di Kabupaten Bogor. Jumlah populasi dalam penelitian sebesar 196

penyuluh terdiri dari (109 Penyuluh PNS dan 87 THL-TB PP).

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Teknik pengambilan sampel ini adalah

stratified random sampling, Populasi penyuluh akan distrata dengan

mempertimbangkan kriteria yaitu penyuluh yang bertugas di BP3K wilayah

kerja yang mendapat fasilitasi sarana-prasarana komputer untuk mengakses

cyber extension dan tidak mendapat fasilitasi, kemudian akan distrata kembali

menurut status penyuluh yaitu (1) Penyuluh PNS dan (2) THL-TB PP.

Jumlah sampel yang akan diambil sejumlah 98 orang dengan rincian seperti

tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Sampel yang Diambil dalam Penelitian

No Kriteria Penyuluh PNS

(orang) THL-TB PP

(orang) Jumlah*) Sampel Jumlah*) Sampel

1. BP3K yang mendapat fasilitasi

61 30 39 20

2. BP3K yang tidak mendapat fasilitasi

48 24 48 24

Jumlah 109 54 87 44

*) Sumber data: Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor per Januari 2012

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Faktor penunjang cyber extension

a. Kebijakan adalah dukungan yang diberikan oleh kelembagaan atau

pemerintah yang dirasakan penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu: (1) sangat tidak mendukung (tidak

ada); (2) tidak mendukung (ada, tetapi belum diimplementasikan); (3)

mendukung (ada, tetapi belum seperti yang diharapkan); dan (4) sangat

mendukung (ada, dan sudah seperti yang diharapkan).

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

b. Sarana dan prasarana adalah kondisi sarana prasarana yang mendukung

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Diukur dengan skala skor 1

– 4 yaitu: (1) sangat tidak mendukung (belum tersedia); 2) tidak

mendukung (tersedia, namun belum berfungsi); 3) mendukung (tersedia,

akses internet di tempat-tempat tertentu); 4) sangat mendukung (tersedia,

akses internet tersedia di berbagai tempat).

c. Pembiayaan adalah dukungan pengeluaran untuk keperluan operasional

dalam pemanfaatan cyber extension. Diukur dengan skala skor 1 – 4, yaitu:

(1) sangat tidak mendukung (belum dianggarkan); (2) tidak mendukung

(sudah dianggarkan, tetapi belum cukup); (3) mendukung (sudah

dianggarkan, cukup, tetapi sulit dicairkan); dan (4) sangat mendukung

(sudah dianggarkan, cukup dan mudah dicairkan).

2. Kualitas informasi cyber extension

a. Kesesuaian informasi yaitu informasi yang sesuai dengan rencana kerja

penyuluh, kebutuhan penyuluh dan kebutuhan petani. Diukur dengan skala

skor 1 – 4 yaitu, (1) sangat tidak sesuai ; (2) tidak sesuai; (3) sesuai; dan

(4) sangat sesuai.

b. Aktualitas informasi yaitu informasi yang tersedia adalah informasi yang

selalu diperbaharui. Diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) sangat tidak

aktual (tidak pernah di-update); (2) tidak aktual (di-update > 1 bulan

sekali); (3) aktual (di-update < 1 bulan sekali); dan (4) sangat aktual (di-

update > 1 minggu sekali).

c. Sumber yang dipercaya yaitu informasi yang tersedia dari sumber yang

mudah ditelusuri identitasnya. Diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1)

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

tidak mudah ditelusuri; (2) sulit ditulusuri; (3) relatif mudah ditelusuri; dan

(4) sangat mudah ditelusuri.

3. Sosialisasi cyber extension

Upaya mengkomunikasikan kepada penyuluh untuk meningkatkan pemahaman

penyuluh terkait dengan cyber extension, yang meliputi:

a. Percakapan yaitu frekuensi dialog antar penyuluh atau pihak terkait lain,

tanpa dibatasi lokasi dan waktu. Variabel diukur dengan skala skor 1 – 4

yaitu, (1) tidak pernah (tidak pernah); (2) kurang (< 1 kali/bulan); (3)

sering (1 - 4 kali/bulan); dan (4) selalu (> 1 kali/minggu).

b. Pertemuan dan pelatihan yaitu keterlibatan penyuluh dalam proses tatap

muka atau pelatihan yang melibatkan beberapa penyuluh, dalam suatu

lokasi dan waktu tertentu.

(1) Keikutsertaan penyuluh. Variabel diukur dengan skala skor 1 – 4,

yaitu (1) tidak pernah hadir; (2) jarang (< 50% kehadiran); 3) sering

(> 50% kehadiran); dan (4) selalu.

(2) Motivasi kehadiran. Variabel diukur dengan skala skor 1 – 4 diukur

dengan skor (1) sangat rendah (terpaksa, karena ancaman); 2) rendah

(terpaksa, karena terinduksi); (3) tinggi (terpaksa, karena lingkungan);

dan (4) sangat tinggi (kesadaran).

(3) Keterlibatan penyuluhan. Variabel diukur dengan skala skor 1 – 4

yaitu, (1) sangat tidak terlibat (tidak memperhatikan); (2) tidak

terlibat (pasif, tidak merespon); (3) terlibat (merespon, tetapi tidak

untuk menggunakan; serta (4) sangat terlibat (merespon dan untuk

menggunakan.

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

c. Media perantara yaitu keragaman media perantara yang pernah

dibaca/dilihat/ditonton penyuluh yang menginformasikan cyber extension.

Variabel diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) tidak pernah; (2) kurang

beragam (1 jenis media); (3) beragam (2 jenis media); dan (4) sangat

beragam (> 2 jenis media).

4. Komunikasi antara penyuluh dan administrator cyber extension kabupaten

Proses saling menukar pesan antara penyuluh dengan administrator cyber

extension di Kabupaten Bogor. Komunikasi tersebut meliputi:

a. Sekedar berkomunikasi yaitu frekuensi komunikasi antara penyuluh dan

admin kabupaten untuk sekedar berkomunikasi. Diukur dengan skala skor 1

– 4, yaitu (1) belum pernah (belum pernah); (2) tidak intensif (< 1

kali/bulan); (3) intensif (1-4 kali/bulan); dan (4) setiap saat (1 kali/minggu).

b. Tukar menukar informasi yaitu frekuensi komunikasi antara penyuluh untuk

saling tukar menukar informasi materi cyber extension. Diukur dengan skala

skor 1 – 4, yaitu (1) belum pernah (belum pernah); (2) tidak intensif (< 1

kali/bulan); (3) intensif (1-4 kali/bulan); dan (4) setiap saat (1 kali/minggu).

c. Konsultasi yaitu frekuensi komunikasi antara penyuluh dan admin

kabupaten untuk berkonsultasi dalam pemanfaatan cyber extension. Diukur

dengan skala skor 1 – 4, yaitu (1) belum pernah (belum pernah); (2) tidak

intensif (< 1 kali/bulan); (3) intensif (1-4 kali/bulan); dan (4) setiap saat (1

kali/minggu).

5. Karakteristik Penyuluh

Karakteristik penyuluh adalah bagian dari individu dan melekat pada diri

penyuluh yang berhubungan dalam pemanfaatan cyber extension. Karakteristik

penyuluh meliputi:

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

a. Umur adalah usia responden pada saat mengisi kuesioner. Dinyatakan

dalam skala skor 1 – 4 yaitu, (1) sangat muda (< 25 tahun); (2) muda (25

tahun - 35 tahun; (3) tua (36 – 50 tahun); dan (4) sangat tua (>50 tahun).

b. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden yang

berhasil ditamatkan dinyatakan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) SLTA; (2) DIII;

(3) S1; dan (4) S2/S3.

c. Masa kerja adalah tingkat senioritas penyuluh terkait lama kerja menjadi

penyuluh, dan dinyatakan dalam tahun. Diukur dengan skala skor 1 – 4

yaitu, (1) yunior (< 5 tahun); (2) madya (6 – 15 tahun); (3) senior (16 - 25

tahun); dan (4) sangat senior (> 26 tahun).

d. Kepemilikan sarana teknologi informasi adalah sarana teknologi informasi

yang dimiliki oleh responden untuk mengakses informasi pertanian. Diukur

dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) tidak mempunyai; (2) mempunyai sarana,

namun tidak pernah dimanfaatkan; (3) mempunyai sarana, kadang

dimanfaatkan untuk internet; dan (4) mempunyai sarana, sering

dimanfaatkan untuk internet.

e. Kepemilikan alamat e-mail adalah kepemilikan alamat e-mail penyuluh

yang difungsikan untuk informasi pertanian. Diukur dengan skala skor 1 – 4

yaitu, (1) tidak mempunyai alamat e-mail; (2) mempunyai alamat e-mail,

tetapi tidak difungsikan; (3) mempunyai alamat e-mail, dan jarang

difungsikan; dan (4) mempunyai alamat e-mail dan difungsikan.

f. Motivasi meliputi motivasi menggunakan teknologi informasi internet,

motivasi mempelajari teknologi informasi internet, motivasi pemanfaatan

informasi internet. Diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) sangat rendah,

(2) rendah, (3) tinggi dan (4) sangat tinggi

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

g. Sikap terhadap teknologi informasi adalah sikap penyuluh terhadap

penggunaan teknologi informasi untuk mencari informasi pertanian. Diukur

dengan skala 1 – 4 meliputi (1) tidak menggunakan; (2) masih dijadikan

pertimbangan untuk mengakses informasi pertanian; (3) pilihan untuk

mencari informasi pertanian; (4) kebutuhan/keperluan sehari-hari .

6. Persepsi penyuluh terhadap cyber extension

Pandangan umum penyuluh mengenai cyber extension dan pemanfaatannya,

yang meliputi:

a. Persepsi manfaat adalah penilaian penyuluh terhadap kelebihan dan

manfaat menggunakan cyber extension meliputi manfaat bagi tambahan

pengetahuan bagi penyuluh, tambahan pengatahuan bagi petani dan

membangun jejaring. Diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) buruk; (2)

kurang baik; (3) baik; dan (4) sangat baik.

b. Persepsi kemudahan aplikasi adalah penilaian penyuluh terkait dengan

mudah atau tidaknya memanfaatkan cyber extension untuk mendapatkan

informasi pertanian, meliputi kemudahan aplikasi dengan sarana prasarana

kantor, kemudahan aplikasi oleh penyuluh, dan kemudahan aplikasi oleh

petani. Diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) buruk; (2) kurang baik; (3)

baik; dan (4) sangat baik.

c. Persepsi pembiayaan adalah penilaian penyuluh terkait dengan

keterjangkau pembiayaan dalam pemanfaatan cyber extension, meliputi

pembiayaan oleh pemerintah, pembiayaan oleh penyuluh dan pembiayaan

oleh petani. Diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) buruk; (2) kurang

baik; (3) baik; (4) sangat baik.

7. Kinerja penyuluh pertanian dalam pemanfaatan cyber extension

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Hasil kerja yang dicapai oleh penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension,

yang meliputi:

a. Aksesbilitas yang meliputi:

(1) Mencari informasi adalah frekuensi dalam melakukan penelusuran

informasi yang tersedia di cyber extension. Diukur dengan skala skor 1

– 4 yakni, (1) tidak pernah; (2) kurang (< 1 kali/bulan); (3) sering (1 - 4

kali/bulan); dan (4) selalu (> 1 kali/minggu).

(2) Umpan balik adalah frekuensi dalam merespon terhadap isi informasi

penyuluhan dalam cyber exytension. Meliputi ide, komentar,

pertanyaan. Diukur dengan skala skor 1 – 4 yaitu, (1) tidak pernah; (2)

kurang (< 1 kali/bulan); (3) sering (1 - 4 kali/bulan); dan (4) selalu (> 1

kali/minggu).

(3) Penyedia informasi dari lapangan adalah frekuesi dalam menyampaikan

materi informasi dalam cyber extension. Diukur dengan skor 1 – 4

yaitu, (1) tidak pernah; (2) kurang (< 1 kali/bulan); (3) sering (1 - 4

kali/bulan); dan (4) selalu (> 1 kali/minggu).

b. Pemanfaatan materi informasi bagi kegiatan penyuluhan adalah frekuensi

kegiatan penyuluh dalam penyampaian informasi pada cyber extension

kepada petani/kelompok tani. Diukur dengan skala ordinal dengan skor 1 –

4, diklasifikasikan menjadi (1) tidak pernah; (2) kurang (< 50% dari

kegiatan penyuluhan); (3) sering (> 50% dari kegiatan penyuluhan, dan (4)

selalu.

c. Pengenalan cyber extension adalah frekuensi kegiatan penyuluh dalam

mengenalkan cyber extension kepada petani/kelompok tani. Diukur dengan

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

skor 1 – 4 yaitu (1) tidak pernah; (2) kurang (< 50% dari kegiatan

penyuluhan); (3) sering (> 50% dari kegiatan penyuluhan, dan (4) selalu.

Secara rinci pengukuran variabel tersaji pada Lampiran 3.

E. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer akan diperoleh melalui wawancara maupun observasi.

Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yaitu

penyuluh di Kabupaten Bogor.

Data sekunder akan diperoleh dari data-data serta dokumen lembaga-

lembaga dan dinas atau instansi, dan pihak-pihak lainnya yang berkaitan

dengan penelitian ini. Secara lebih rincinya, teknik pengumpulan data pada

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

a. Wawancara terstuktur adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada responden dengan menggunakan

pedoman wawancara, dalam hal ini adalah kuisoner.

b. Observasi non partisipan, melalui pengamatan, pencatatan, dan

menganalisa terhadap obyek dari penelitian.

c. Pencatatan, yaitu melalui pengambilan data dari dokumen-dokumen

instansi/ lembaga dan pihak-pihak yang terkait dalam penelitian.

2. Instrumen Penelitian

Instrumentasi atau alat ukur yang digunakan penelitian ini adalah:

a. Kuesioner

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Kuisoner yaitu lembar pertanyaan yang diisi sendiri oleh responden

(Mardikanto, 2010). Kuisoner dalam penelitian ini merupakan daftar

pertanyaan yang berkaitan dengan variabel atau peubah-peubah yang

akan diteliti.

b. Panduan Pengamatan

Perlengkapan lain yang mendukung penggunaan kuisoner, misalnya

dengan penggnaan perekam suara, dan kamera foto, kamera video.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas atau ketepatan alat ukur ditujukan untuk melihat sejauh mana

ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur sesuatu yang ingin diukur

(Singarimbun dan Effendi, 1995). Valid juga mengandung arti bahwa

instrumen dapat digunakan untuk mengkur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono, 2011). Teknik uji validitas alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu menyusun tolok ukur

operasional dari suatu kerangka konsep variabel atau peubah yang

digunakan. Langkah-langkah uji validitas instrumen yang dilakukan adalah:

(a) mendefinisikan secara operasional konsep peubah yang akan diukur

berdasarkan referensi literatur dan konsultasi dengan pakar atau dosen

pembimbing, (b) melakukan uji coba instrumen pada sejumlah responden,

(c) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, (d) menghitung korelasi antara

setiap item pernyataan/pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan

teknik korelasi product moment dengan bantuan Program Statistical Package

for Social Science (SPSS), dan (e) membandingkan angka korelasi dengan

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

angka kritik pada tabel korelasi nilai r (angka korelasi) pada taraf tertentu

(1% atau 5%). Apabila angka korelasi tersebut lebih besar daripada angka

pada tabel korelasi nilai r, maka item pertanyaan/pernyataan tersebut

dinyatakan valid.

Intrepretasi hasil uji coba validitas instrumen penelitian dengan teknik

korelasi butir sola disajikan pada Lampiran 5. Hasilnya menunjukkan bahwa

semua butir pertanyaan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2011). Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah uji cronbach

alpha.

Teknik ini digunakan untuk menguji instrumen dengan alternatif jawaban

per butir pertanyaan > 2 (lebih dari dua). Rumus uji cronbach alpha:

dimana :

n = jumlah item

Vi = varian item ke i

Vt = varian total

Ketelitian instrumen ini dapat dilihat dari koefisien korelasi cronbach alfa

dari data yang diperoleh yaitu > 0,75 (Young dalam Mardikanto, 2010).

Intrepretasi hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada

Lampiran 5. Hasil perhitungan cronbach alfa menunjukkan bahwa instrumen

N

n - 1 1 -

Vi

Vt a=

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

penelitian untuk variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6 dan Y seluruhnya reliabel,

karena masing-masing nilainya lebih besar dari 0,75

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah

teknik analisis statitistik deskriptif dan analisis jalur (path analysis), dijelaskan

sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010) statistik deskriptif adalah statistik yang

berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek

yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Sesuai data yang tersedia,

data primer dianalisis melalui tahap (Prasetyo dan Jannah, 2005):

a. Pengkodean data (coding), merupakan suatu proses.penyusunan secara

sistematis data mentah (yang ada dalam kuisoner) ke dalam bentuk yang

mudah dibaca ke dalam mesin pengolah data seperti komputer.

b. Data entering, untuk memudahkan data yang telah diubah menjadi kode ke

dalam mesin pengolah data.

c. Data cleaning, untuk memastikan seluruh data yang telah dimasukkan ke

mesin pengolah data sudah sesuai yang sebenarnya

d. Data output yang merupakan hasil pengolahan data

e. Analisis data yaitu suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk

melihat bagaimana mengintrepretasikan data dari hasil yang sudah ada

pada tahap hasil pengolahan data .

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dalam penelitian ini akan digunakan skala data ordinal. Pada data

dengan skala ordinal, “pusat kecenderungan” adalah pada nilai tengah atau

median (Mardikanto, 2010).

2. Analisis Jalur

Analisis jalur merupakan analisis yang menguji kesignifikansian pengaruh

masing-masing variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen),

yang ditunjukkan pada koefisien jalur (koefisian korelasi langsung), sesuai

dengan “paradigma penelitian” (Mardikanto, 2010).

Beberapa keunggulan dari analisis jalur dibanding regresi menurut

Mardikanto (2010) adalah sebagai berikut :

a. Koefisien jalur, sudah memperhatikan pengaruh variabel bebas yang lain

terhadap variabel terikatnya;

b. Tidak memerlukan uji otokorelasi, multikolinearitas, dan

heteroskedastisitas;

c. Dapat diterapkan pada variabel-variabel berskala ordinal, dengan

memanfaatkan nilai koefisien korelasi jenjangnya.

Dalam hal ini variabel-variabel yang akan dianalisis hanya memiliki skala

ordinal, maka perlu terlebih dahulu dilakukan penjenjangan terhadap data

aslinya, baru dilakukan analisis korelasi dan regresi yang diperlukan.

Berikut ini adalah diagram analisis jalur faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja penyuluh dalam pemanfataam cyber extension (Gambar 4).

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Gambar 4. Diagram Analisis dari Kerangka Berpikir

Beberapa tahapan analisis jalur pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menghitung koefisien determinasi (R2) dan uji signifikansinya

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan pengaruh gabungan beberapa

variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat lima

persamaan simultan. Oleh karenanya diperoleh lima koefisien determinasi (R2)

masing-masing untuk persamaan simultan 1, 2, 3, 4, dan 5. Untuk mengetahui

apakah besarnya nilai R2 dapat diterima secara statistik, dilakukan pengujian

linearitas melalui uji F. Pengujian linearitas dilakukan menggunakan program

€5

€1

€2

€3

€4

rYX1

rX2X1

rX2X4

rX2X5

rX3X1

Kualitas informasi cyber extension (X2)

Persepsi penyuluh

terhadap cyber extension (X6)

Sosialisasi cyber extension

kepada penyuluh (X3)

Komunikasi antara penyuluh

dan admin kabupaten (X4)

Kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension

(Y)

rX6X3

rX4X3 rX6X4

rX6X1 rYX3

rYX2 rX6X2

rYX6

rX6X5

rYX4

rYX5

rX4X1

rX4X5

rX3X2

Faktor penunjang

cyber extension (X1)

Karakteristik penyuluh

(X5)

rX1X5

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

SPSS yang menghasilkan nilai Fhitung dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada

taraf nyata 5% (α = 0,05) dengan kriteria pengujian :

- H1 diterima atau terdapat hubungan linier jika nilai sign ≤ α

- H1 ditolak atau tidak terdapat hubungan linier jika nilai sign > α

b. Menghitung besarnya koefisien jalur (r) antar variabel dan uji signifikansinya

Besarnya koefisien jalur (r) dihitung menggunakan program SPSS dan

pengujian dilakukan melalui uji t. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H1 : r ≠ 0

H0 : r = 0

Pengujian dilakukan dengan statistik uji t menggunakan program SPSS

yang menghasilkan nilai r, thitung dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada taraf

nyata 5% (α = 0,05) dengan kriteria pengujian:

- H1 diterima jika nilai sign ≤ α

- H1 ditolak jika nilai sign > α

c. Menghitung koefisien korelasi (r) antar variabel dan signifikansinya

Koefisien korelasi (r) menunjukkan besarnya hubungan antar variabel.

Besarnya nilai r pada penelitian ini dihitung menggunakan program SPSS.

Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat korelasi antar variabel

H0 : Tidak terdapat korelasi antar variabel

H1 : r ≠ 0 H0 : r = 0

Pengujian dilakukan dengan statistik menggunakan program SPSS yang

menghasilkan nilai r dan nilai sign. Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5% (α

= 0,05) dengan kriteria pengujian:

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

- H1 diterima jika nilai sign ≤ α

- H1 ditolak jika nilai sign > α

d. Menentukan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel

Sudjana (2003) menyatakan bahwa untuk menentukan besarnya pengaruh

langsung dan pengaruh tidak langsung didasarkan pada keterkaitan koefisien

korelasi (r) dan koefisien jalur (r).

Pengujian terhadap seberapa jauh kuatnya pengaruh langsung dibanding

dengan pengaruh tak langsung, dihitung dengan membandingkan antara

besarnya nilai β dengan r - β.

- Jika β > (r - β), maka variabel bebas benar-benar memiliki pengaruh langsung

terhadap variabel tergantungnya.

- Jika β < (r - β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung

terhadap variabel tergantung, dan pengaruhnya lebih ditentukan oleh

pengaruh variabel lainnya terhadap variabel tergantungnya.

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

H. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kelembagaan Penyuluhan di Kabupaten Bogor

a. Kelembagaan Penyuluhan di Tingkat Kabupaten

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, pasal 8 yang mengatur

kelembagaan penyuluhan menyatakan bahwa kelembagaan penyuluhan di

tingkat kabupaten/kota berbentuk badan pelaksana penyuluhan. Untuk

melaksanakan amanat undang-undang tersebut, maka pada tahun 2008

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 15 Tahun 2008,

dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Kabupaten Bogor.

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K)

bertugas untuk membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah

Daerah di bidang penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan

kehutanan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut maka BP4K mempunyai

fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan kebijakan dan program penyuluhan daerah yang sejalan

dengan kebijakan dan program penyuluhan provinsi dan nasional;

2. Penyusunan kebijakan, program dan kegiatan penyuluhan yang

mendukung kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pertanian,

perikanan dan kehutanan daerah;

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3. Pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan mekanisme, tata kerja dan

metode penyuluhan;

4. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, pengemasan dan penyebaran

materi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha;

5. Pelaksanaan pembinaan pengembangan kerjasama, kemitraan, pengelolaan

kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan

penyuluhan;

6. Penumbuhkembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi

pelaku utama dan pelaku usaha;

7. Peningkatan kapasitas Penyuluh Pegawai Negeri Sipil, swadaya dan

swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.

Susunan organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bogor terdiri atas:

1. Kepala Badan;

2. Sekretariat Badan, yang membawahi:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

3. Kelompok Penyuluh Pertanian;

4. Kelompok Penyuluh Kehutanan;

5. Kelompok Penyuluh Peternakan;

6. Kelompok Penyuluh Perikanan;

7. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

8. Kelompok Jabatan Fungsional Umum.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

b. Kelembagaan Penyuluhan di Tingkat Lapangan

Kelembagaan penyuluh di tingkat kecamatan sesuai dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Bogor Nomor 15 Tahun 2008 adalah Balai Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K). BP3K dipimpin oleh seorang

Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BP4K

dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat. BP3K terdiri dari dari

kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh. Pembiayaan operasionalisasi BP3K

masih mengandalkan dari alokasi dana dari BP4K.

BP3K mempunyai fungsi:

1. Penyusunan programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan

dengan programa penyuluhan daerah;

2. Pelaksanaan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan;

3. Penyediaan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi,

pembiayaan dan pasar;

4. Fasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan

pelaku usaha;

5. Fasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh pns, penyuluh swadaya,

penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; dan

6. Pelaksanaan proses pembelajaran melalui percontohan dan

pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

Sebaran BP3K di Kabupaten Bogor tersaji pada Tabel 2 berikut:

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 2. Sebaran BP3K di Kabupaten Bogor Tahun 2012 No. Nama BP3K Wilayah 1. BP3K Cibinong a. Kecamatan Cibinong

b. Kecamatan Bojong Gede c. Kecamatan Tajur Halang d. Kecamatan Sukaraja e. Kecamatan Babakan Madang

2. BP3K Caringin a. Kecamatan Caringin b. Kecamatan Cigombong c. Kecamatan Cijeruk

3. BP3K Jonggol a. Kecamatan Jonggol b. Kecamatan Sukamakmur c. Kecamatan Cileungsi

4. BP3K Gunung Putri a. Kecamatan Gunung Putri b. Kecamatan Citereup c. Kecamatan Klapanunggal

5. BP3K Ciawi a. Kecamatan Ciawi b. Kecamatan Cisarua c. Kecamatan Megamendung

6. BP3K Cibungbulang a. Kecamatan Cibungbulang b. Kecamatan Pamijahan c. Kecamatan Ciampea d. Kecamatan Tenjolaya

7. BP3K Leuwiliang a. Kecamatan Leuwiliang b. Kecamatan Leuwisadeng c. Kecamatan Nanggung

8. BP3K Cariu a. Kecamatan Cariu b. Kecamatan Tanjungsari

9. BP3K Dramaga a. Kecamatan Dramaga b. Kecamatan Ciomas c. Kecamatan Tamansari

10. BP3K Ciseeng a. Kecamatan Gunung Sindur b. Kecamatan Parung c. Kecamatan Ciseeg d. Kecamatan Rancabungur

11. BP3K Cigudeg a. Kecamatan Cigudeg b. Kecamatan Jasinga c. Kecamatan Sukajaya

12. BP3K Parung Panjang a. Kecamatan Parung Panjang b. Kecamatan Tenjo

Sumber : BP4K Kabupaten Bogor, 2012

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Pada tingkat desa mulai tahun 2009 di Kabupaten Bogor telah dibentuk

beberapa Pos Penyuluhan Desa. Pos Penyuluhan Desa berfungsi sebagai

tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha untuk:

a. Menyusun programa penyuluhan;

b. Melaksanakan penyuluhan di desa;

c. Inventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya;

d. Pelaksanaan proses pembelajaran melalui percontohan dan

pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha;

e. Penumbuhkembangan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kelembagaan

pelaku utama dan pelaku usaha;

f. Fasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan serta pelatihan bagi

pelaku utama dan pelaku usaha; dan

g. Fasilitasi forum penyuluhan desa.

Pada tahun 2009 terbentuk 38 Pos Penyuluhan Perdesaan (Posluhdes);

tahun 2010 terbentuk 25 Posluhdes; tahun 2011 terbentuk 15 Posluhdes,

sehingga total terbentuk 78 Posluhdes di 78 desa, dari 253 desa/ kelurahan se-

Kabupaten Bogor.

2. Ketenagaan Penyuluhan di Kabupaten Bogor

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 15 Tahun 2008,

tentang Pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan (BP4K) Pasal 18 menjelaskan bahwa penyuluh mempunyai tugas

menyelenggarakan penyuluh di wilayah kerja. Penyuluh mempunyai fungsi

sebagai berikut:

1. Inventarisasi, identifikasi dan pengolaha data potensi di wilayah kerjanya;

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2. Pelaksanaan rencana kerja dan membantu penyusunan programa penyuluhan;

3. Pelaksanaan materi penyuluhan dan penerapan metode penyuluhan serta

pengembangan swadaya dan swakarsa pelaku utama dan pelaku usaha;

4. Peningkatan kapasitas dan kompetensi penyuluh;

5. Pelaksanaan kunjungan ke pelaku utama dan pelaku usaha untuk

memfasilitasi pemecahan masalah usaha tani di wilayah kerjanya;

6. Penyebarluasan informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama dan pelaku

usaha;

7. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

Sebaran penyuluh di Kabupaten Bogor tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Sebaran Jumlah Penyuluh Berdasarkan Status Kepegawaian dan Tempat Kerja di Kabupaten Bogor

No. Uraian Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Penyuluh PNS Tingkat Kabupaten 35 14,40 2. Penyuluh Tingkat Lapangan 208 85,60 a. Penyuluh PNS 121 b. THL-TBPP (Penyuluh bantu) 87

Jumlah 243 100,00 Sumber : BP4K Tahun 2012

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebaran jumlah penyuluh yang paling tinggi

adalah penyuluh PNS tingkat lapangan (PNS dan THL-TBPP) dengan jumlah

85,60% dan penyuluh PNS tingkat kabupaten 14,40%.

3. Penyelenggaraan Penyuluhan di Kabupaten Bogor

Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan

panduan penyelenggaraan penyuluhan, serta rekomendasi Komisi Penyuluhan

Kabupaten (KPK) sebagai bahan pertimbangan lanjutan bagi Bupati Bogor dan

beberapa kementerian terkait dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan

penyuluhan. Dalam mendukung penyelenggaraan penyuluhan tersebut didukung

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

oleh sarana prasaran fisik kelembagaan dan mobilitasi operasional penyuluh

yang mulai tertata dengan baik, melalui pendanaan kegiatan dari pemerintah

pusat (Dana Alokasi Khusus/DAK), provinsi (Bantuan Keuangan), maupun

Daerah (Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah/ APBD).

Dalam melaksanakan kegiatan penyuluh di tingkat lapangan, maka

dilaksanakan oleh penyuluh 121 PNS dan 87 THL-TBPP (Tabel 3). Selain

penyuluh di tingkat lapangan masih terdapat 35 orang penyuluh PNS (Tabel 3)

yang meskipun secara legalitas mempunyai wilayah kerja namun sehari-hari

bertugas di kabupaten. Penyuluh tingkat lapangan yang bertugas di BP3K paling

banyak karena penyuluh ini merupakan tenaga fungsional yang tugas pokok dan

fungsinya melaksanakan penyuluhan kepada petani atau masyarakat sasaran.

Penyuluh tingkat kabupaten jumlahnya paling sedikit, karena hanya membantu

tugas struktural di BP4K.

Dalam penyelengaraan penyuluhan, THL-TB PP bertugas untuk

membantu kerja penyuluh lapang (PNS) di lapang. THL-TBPP yang bertugas di

Kabupaten Bogor, juga termasuk THL-TBPP di wilayah lain di Indonesia

merupakan tenaga kontrak penyuluh yang dikontrak selama 10 bulan oleh

Kementerian Pertanian. Kontrak kerja tersebut selalu diperbaharui tiap tahun.

Rekruitmen tersebut dimulai pada tahun 2007, dan kemudian dilanjutkan pada

tahun 2008 dan tahun 2009. Pada tahun 2010 karena perubahan kebijakan, maka

rekruitmen tersebut dihentikan, dengan hanya memperpanjang kontrak para

THL-TBPP tiap tahun sekali.

Penyuluh PNS yang berusia di atas 50 tahun sebanyak 102 orang (65%),

sedangkan yang berusia 50 tahun ke bawah sebanyak 54 orang (35%) dari total

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

penyuluh yang ada. Hal ini mengindikasikan akan terjadinya potensi erosi

sumberdaya penyelenggara penyuluhan pada beberapa tahun ke depan, yang

akan berdampak terhadap berkurangnya mobilitas dan cakupan pelayanan

penyuluhan oleh penyuluh PNS serta kapabilitas yang mengikat di dalamnya.

Kehadiran THL-TBPP memang mendukung penyelenggaraan penyuluhan

di tingkat lapangan. Sebelum THL-TBPP direkrut, maka rata-rata setiap orang

penyuluh PNS di Kabupaten Bogor cakupan wilayah kerjanya 6 – 8 desa,

sedangkan setelah adanya THL-TBPP, maka rata-rata setiap penyuluh

mempunyai wilayah kerja 2 – 3 desa.

Jumlah Penyuluh (PNS) di tingkat lapangan maupun THL-TBPP tiap tahun

berkurang. Pada tahun 2012 untuk penyuluh PNS jumlahnya turun 9%

sedangkan THL-TBPP turun 18%, dengan total penurunan angka penyuluh PNS

di lapangan dan THL-TBPP sebesar 13%. Hal ini disebabkan karena Penyuluh

PNS telah banyak yang memasuki masa usia pensiun atau meninggal dunia,

sedangkan para THL-TBPP tidak meneruskan kontraknya karena telah mendapat

pekerjaan baik di lingkungan swasta ataupun pemerintahan (PNS) meskipun

tidak menjadi penyuluh atau pertimbangan lain untuk tidak memperpanjang

kontra. Untuk mengantisipasi terus berkurangnya tenaga penyuluh, maka telah

disepakati langkah rekruitmen penyuluh pertanian swadaya (PPS) yang memiliki

peran dan fungsi yang sama dengan penyuluh (PNS dan THL-TBPP). Hingga

tahun 2012 tercatat terdapat 398 penyuluh PPS. Penyuluh PPS ini terlibat dalam

kegiatan penyuluhan dan diikutsertakan dalam setiap pertemuan dua mingguan

di BP3K.

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Salah satu kelemahan ketenagaan penyuluh yang berdampak pada

penyelenggaraan penyuluh, adalah belum meratanya kapabilitas penyuluh

dengan tuntutan pelaku utama dan pelaku usaha terhadap pelayanan penyuluhan

yang polivalen. Selain itu, sarana penunjang personal penyuluh dalam

mendukung penerapan inovasi teknologi terkini di tingkat pelaku utama dan

pelaku usaha belum terpenuhi secara proporsional (Soil Test Kit, GPS, Water

Test Kit, dan lain-lain).

Penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten Bogor dalam rangka

mendukung produktivas pengembangan komoditas unggulan. Komoditas

unggulan yang dikembangkan di Kabupaten Bogor tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengembangan Komoditas Unggulan di Kabupaten Bogor Pertanian Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan

1. Padi - Padi

sawah - Padi

gogo 2. Jagung 3. Kacang

Tanah 4. Ubi Kayu 5. Ubi Jalar 6. Talas 7. Wortel 8. Bawang

Daun 9. Ketimun 10. Kacang

Panjang 11. Cabe 12. Pisang 13. Pepaya 14. Manggis 15. Nenas

1. Cengkeh 2. Kopi 3. Pala 4. Kelapa 5. Kelapa

Hibirida 6. Karet 7. Aren 8. Vanili 9. Lada 10. Kapulaga 11. Teh 12. Kayu

Manis 13. Melinjo 14. Kakao 15. Kemiri

1. Daging - Sapi - Kerbau - Kambing - Domba - Ayam

Ras - Ayam

Buras - Itik

2. Telur - Ayam

ras - Ayam

buras - Itik

3. Sapi Perah

1. Lele 2. Mas 3. Gurame 4. Nila 5. Bawal 6. Patin 7. Tawes 8. Tambakan 9. Mujair 10. Nilem 11. Ikan hias

1. Hutan Albizia

2. Hutan Afrika

3. Hutan Mahoni

4. Hutan Jati 5. Hutan

Bambu

Sumber: Monografi Pertanian dan Kehutanan, 2010

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Saat ini, di Kabupaten Bogor terdapat 2.353 kelompok binaan penyuluh

seperti tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Kelompok Tani Berdasarkan Kelas Kemampuan di Kabupaten Bogor Tahun 2012

No. Kelas Kemampuan Jumlah (Kelompok) Persentase (%) 1 Pemula 845 35,91 2 Lanjut 1.174 49,89 3 Madya 310 13,17 4 Utama 24 1,02 Jumlah 2.353 100,00

Sumber: BP4K Kabupaten Bogor Tahun 2012

4. Ringkasan Gambaran Umum

Kelembagaan penyuluhan di tingkat Kabupaten Bogor telah sesuai dengan

amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, yaitu Badan Pelaksana.

Pembentukan BP4K di tingkat Kabupaten juga diikuti dengan pembentukan

BP3K di tingkat Kecamatan.

Penyelenggaraan penyuluhan di Kabupaten berdasarkan Programa

Penyuluhan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Pendanaan dalam

penyelenggaraan penyuluhan didukung oleh biaya dari pemerintah pusat (DAK),

provinsi (Bantuan Keuangan), maupun Daerah (APBD). Ketenagaan penyuluhan

yang mendukung penyelenggaraan penyuluhan di lapanga berjumlah 208 tenaga

penyuluh (121 penyuluh PNS dan 87 THL-TBPP) dan 398 penyuluh PPS, yang

membina 2.353 kelompok.

I. Pelaksanaan Cyber Extension di Kabupaten Bogor

1. Sejarah Pelaksanaan Cyber Extension di Kabupaten Bogor

Pada tahun 2010, Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan

Pengembangan SDM Pertanian (Badan PPSDMP) mengembangkan sistem

informasi yang menyajikan materi dan informasi penyuluhan yang diberi nama

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

cyber extension. Sistem informasi tersaji dalam internet di alamat situs

http://cybex.deptan.go.id/.

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dari 31 provinsi di

Indonesia yang berperan dalam pengembangan cyber extension. Salah satu

kabupaten di Provinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Bogor merupakan salah satu

kabupaten yang diseleksi oleh Kementerian Pertanian dalam pengembangan

sistem informasi cyber extension. Kabupaten Jawa Barat yang lain adalah

Kabupaten Bekasi, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten

Sumedang. Pertimbangan seleksi tersebut adalah status kelembagaan penyuluhan

di tingkat kabupaten yang sesuai dengan Undang-undang No. 16 Tahun 2006,

yang berbentuk Badan Pelaksana. Status kelembagaan penyuluhan di Kabupaten

Bogor adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(BP4K).

Pengembangan cyber extension sejalan dengan dengan fungsi BP4K

Kabupaten Bogor yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor

Nomor 15 Tahun 2008, yaitu pengumpulan, pengolahan, pengemasaan, dan

penyebaran materi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha (Bagian

Ketiga, Pasal 20).

Sesuai dengan Grand Design Cyber Extension yang diterbitkan oleh Badan

PPSDMP, maka dalam rangka mengefektifkan pengelolaan dan pelaksanaan

pengembangan cyber extension di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten maka

harus ditunjuk pengelola atau adminstrator. Untuk itu, BP4K Kabupaten

metetapkan petugas admin cyber extension yaitu Saeful Hodijah, S.ST. Admin

yang bertugas di kantor BP4K, namun dalam status kepegawaiannya masih

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

menjabat sebagai seorang penyuluh dengan wilayah kerja di Balai Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Ciawi. Pengesahan penetapan

admin cyber extension melalui Surat Kepala Badan Penyuluhan, Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Tanggal 09 Maret 2012, Nomor

800/171-Skr/2012, mengenai Pelaksana Program Pengembangan SDM dan

Kelembagaan Petani APBN 2012.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan admin dalam mengelola sistem

informasi cyber extension, maka adminstrator Kabupaten Bogor beserta

adminstrator kabupaten dan provinsi seluruh Indonesia mengikuti Apresiasi dan

Pelatihan Bagi Administrator Cyber Extension yang diadakan oleh Badan

PPSDMP. Administrator Cyber Extension Kabupaten Bogor telah mengikuti dua

kali apresiasi dan pelatihan tersebut yaitu pada bulan Juni 2011 dan April 2012.

Pada apresiasi dan pelatihan tersebut para admin dilatih mengenai teknik meng-

upload materi penyuluhan dan meng-edit gambar untuk materi spesifik lokalita

dan gerbang daerah. Masing-masing admin mendapat password untuk menjaga

kerahasiaan dalam mengelola sistem informasi cyber extension yang terkait

dengan materi spesifik lokalita dan gerbang daerah Kabupaten Bogor.

Pada tahun 2010, BP4K Kabupaten Bogor dan lima BP3K yang terdapat di

Kabupaten Bogor (BP3K Cibinong, BP3K Leuwiliang, BP3K Cigudeg, BP3K

Jonggol, dan BP3K Cibungbulang) mendapat alokasi oleh Badan PPSDMP,

masing-masing seperangkat komputer (PC/Personal Computer), printer dan

modem. Tahun 2011, fasilitasi tersebut berlanjut namun hanya satu mendapat

alokasi yaitu BP3K Cariu. Enam BP3K yang lain belum mendapat fasilitasi

tersebut yaitu BP3K Caringin, BP3K Gunung Putri, BP3K Ciawi, BP3K

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Dramaga, BP3K Ciseeng dan BP3K Parung Panjang. Dalam pengamatan di

lapang, meskipun belum mendapat alokasi fasilitasi, namun enam BP3K telah

memiliki komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet, meskipun

hanya satu.

Dalam rangka meningkatkan aksesbilitas BP3K dalam internet, maka Badan

Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan telah mengalokasikan

biaya untuk berlangganan internet (telkom speedy). Biaya tersebut termasuk

dengan alokasi untuk pengeluaran telepon yaitu sebesar Rp 330.000,- per bulan

tiap BP3K. Hal ini dikarenakan juga karena modem yang merupakan fasilitasi dari

Kementerian Pertanian, di beberapa BP3K yang mendapat fasilitasi, tidak dapat

digunakan (rusak).

Untuk meningkatkan pemahaman penyuluh mengenai sistem informasi

cyber extension, pada bulan Mei – Juni 2011 dilakukan sosialisasi oleh BP4K

pada setiap pertemuan dua mingguan yang diadakan di setiap BP3K. Selain itu

sekitar 3 – 5 orang penyuluh dari tiap BP3K mengikuti sosialisasi cyber extension

dalam acara launching cyber extension di tingkat pusat yang dihadiri juga sekitar

300 orang penyuluh dan petani seluruh Indonesia pada bulan Mei 2011.

Pada tahun 2011, BP4K menyusun buku yang berjudul Teknik Mengakses

Cyber Extension (http://cybex.deptan.go.id). Buku tersebut disusun untuk

meningkatkan pemahaman dan kemampuan penyuluh dalam mengakes cyber

extension dan memanfaatkan cyber extension sebagai sumber informasi bagi

kegiatan penyuluhan. Buku diperbanyak sebanyak 30 eksemplar yang

diperuntukkan kepada 12 BP3K yang terdapat di Kabupaten Bogor dan pihak-

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

pihak yang berkepentingan. Buku tersebut diharapkan menjadi koleksi buku di

perpustakaan BP3K dan dibaca oleh penyuluh.

2. Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, diperoleh data penilaian

responden terhadap sosialisasi cyber extension kepada penyuluh. Sosialisasi cyber

extension meliputi percakapan, pertemuan dan media perantara. Adapun deskripsi

data tersaji pada Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8.

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi yang Dikerjakan Melalui Percakapan

Percakapan

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

1. Tidak pernah 17 56,67 1 5,00 15 62,50 17 70,83 50 51,02 2. Jarang 0 0,00 2 10,00 1 4,17 1 4,17 4 4,08 3. Sering 10 33,33 16 80,00 7 29,17 6 25,00 39 39,80 4. Selalu 3 10,00 1 5,00 1 4,17 0 0,00 5 5,10

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 3 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Dari Tabel 6 diketahui bahwa median skor untuk aspek percakapan berada

pada ketegori rendah (median skor 1) yaitu tidak pernah melakukan percakapan

mengenai cyber extension (51,02%). Para penyuluh PNS (BP3K fasilitasi dan non

fasilitasi) dan THL-TBPP di BP3K non fasilitasi juga memberikan penilaian pada

median skor 1 (tidak pernah), kecuali para penyuluh THL-TBPP (80,00%) di

BP3K yang difasilitasi, cenderung sering (1-4 kali/bulan) melakukan pembicaran

mengenai cyber extension. Pembicaraan intensif atau komunikasi intrapersonal

antar penyuluh lebih cenderung pada setiap pelaksanaan kegiatan atau program

strategis, dimana para penyuluh mendapatkan insentif khusus untuk mendampingi

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

program atau kegiatan tersebut, sehingga cyber extension tidak termasuk di dalam

topik pembicaraan antar penyuluh.

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi melalui Pertemuan

Pertemuan

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n % a. Keikutsertaan

1. Tidak pernah 12 40,00 2 10,00 11 45,83 11 45,83 36 36,73 2. Jarang 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3. Sering 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4. Selalu 18 60,00 18 90,00 13 54,17 13 54,17 62 63,27

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,0 98 100,0 Median skor 4 4 4 4 4

b. Motivasi kehadiran 1. Sangat

rendah 20 66,67 7 35,00 15 62,50 16 66,67 58 59,18

2. Rendah 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3. Tinggi 1 3,33 0 0,00 2 8,33 1 4,17 4 4,08 4. Sangat tinggi 9 30,00 13 65,00 7 29,17 7 29,17 36 36,73

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 4 1 1 1

c. Keterlibatan 1. Sangat tidak

terlibat 19 63,33 1 5,00 15 62,50 15 62,50 50 51,02

2. Tidak terlibat

2 6,67 1 5,00 2 8,33 2 8,33 7 7,14

3. Terlibat 3 10,00 0 0,00 1 4,17 1 4,17 5 5,10 4. Sangat

terlibat 6 20,00 18 90,00 6 25,00 6 25,00 36 36,73

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100 98 100,00 Median skor 1 4 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Secara umum pada aspek pertemuan dapat digambarkan sebagai berikut: (1)

selalu hadir dalam setiap pertemuan sosialisasi (63,27%), (2) motivasi yang

sangat rendah dalam menghadiri pertemuan sosialisasi (59,18%), (3) sangat tidak

terlibat dalam pertemuan sosialisasi (51,02%). Sebanyak 36,73% responden tidak

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

pernah hadir dalam sosialisasi dengan alasan tidak diundang dalam sosialisasi,

atau tidak menjadi perwakilan dari BP3K untuk hadir dalam sosialisasi di tingkat

pusat, atau ketika sosialisasi diadakan di BP3K para penyuluh berhalangan hadir

meski sudah diundang. Motivasi yang sangat rendah karena yang mendorong

dalam menghadiri pertemuan adalah hanya untuk menjalankan tugas. Keterlibatan

penyuluh sangat rendah (tidak memperhatikan) dalam pertemuan, karena

pertemuan hanya bersifat satu arah dan tidak interaktif tanpa disertai praktek.

Namun secara khusus, para THL-TBPP yang mendapat fasilitasi alat BP3K,

memberikan penilaian dengan kecenderungan median 4 yaitu untuk motivasi

tinggi (kesadaran) dalam kehadirannya di pertemuan sosialisasi dan sangat terlibat

(merespon untuk menggunakan) dalam pertemuan sosialisasi.

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi melalui Media Perantara

Media Perantara

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n % 1. Tidak

pernah 23 76,67 9 45,00 14 58,33 12 50,00 58 59,18

2. Kurang beragam

4 13,33 6 30,00 6 25,00 9 37,50 25 25,51

3. Beragam 2 6,67 4 20,00 2 8,33 1 4,17 9 9,18

4. Sangat beragam 1 3,33 1 5,00 2 8,33 2 8,33 6 6,12

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,0 98 100,00 Median skor 1 2 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Sosialisasi cyber extension ditinjau dari media perantara (radio, televisi,

leafleat, tabloid pertanian, dan buku panduan teknis), maka kecenderungan

bahwa 59,18% responden tidak pernah mendapatkan sosialisasi mengenai cyber

extension dari media perantara. Hal ini bermakna bahwa penyuluh belum

pernah mendapat sosialisasi cyber extension media perantara. Namun bagi

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

30,00% responden penyuluh THL-TBPP yang bertugas di BP3K yang mendapat

fasilitasi pernah mendapat memperoleh sosialisasi mengenai cyber extension

dari media perantara seperti leafleat yang dibagikan saat launching cyber

extension atau dari tabloid pertanian. BP4K telah mencetak buku panduan

teknis mengakses cyber extension dapat buku tersebut belum pernah dibaca oleh

semua penyuluh, karena dicetak hanya terbatas (30 eksemplar)

3. Komunikasi antara Penyuluh dan Adminstrator Kabupaten

Data penelitian yang telah dikumpulkan mengenai komunikasi antara penyuluh

dengan administrator cyber extension kabupaten, meliputi sekedar berkomunikasi

tersaji pada Tabel 9, Tabel 10, dan Tabel 11.

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator Kabupaten melalui Sekedar Berkomunikasi

Sekedar berkomunikasi

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

1. Belum pernah 25 83,33 15 75,00 21 87,50 20 83,33 81 82,65

2. Tidak intensif

1 3,33 1 5,00 1 4,17 2 8,33 5 5,10

3. Intensif 4 13,33 4 20,00 2 8,33 2 8,33 12 12,24 4. Setiap saat 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

Sumber: Analisa Data

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator Kabupaten melalui Tukar Menukar Informasi

Tukar menukar informasi

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP n % n % n % n % n %

Belum pernah 26 86,67 17 85,00 23 95,83 22 91,67 88 89,80

Tidak intensif

1 3,33 0 0,00 0 0,00 1 4,17 2 2,04

Intensif 3 10,00 3 15,00 1 4,17 1 4,17 8 8,16 Setiap saat

0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median

skor 1 1 1 1 1

Sumber: Analisis Data Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi antara Penyuluh dan

Administrator Kabupaten melalui Konsultasi

Konsultasi

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n % Belum pernah 26 86,67 17 85,00 23 95,83 22 91,67 88 89,80 Tidak intensif 1 3,33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,02 Intensif 3 10,00 3 15,00 1 4,17 2 8,33 9 9,18 Setiap saat 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0.00

Jumlah 30 100,0 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Penilaian penyuluh terhadap komunikasi antara penyuluh dan adminstrator

kabupaten yaitu: (1) belum pernah untuk sekedar berkomunikasi (82,65%), (2)

belum pernah untuk tukar menukar informasi (89,80%), dan (3) belum pernah

untuk berkonsultasi (89,80%). Hal ini mengindikasikan bahwa responden belum

pernah menjalin komunikasi dengan admin cyber extension kabupaten, baik

hanya sekedar berkomunikasi, tukar-menukar informasi, dan konsultasi.

Kecenderungan penilaian ini disebabkan karena beberapa penyuluh tidak

mengenal keberadaan administrator cyber extension di tingkat kabupaten.

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Konsekuensi yang ditimbulkan karena tidak terjalinnya komunikasi antara

penyuluh dan administrator, maka para penyuluh tidak tahu seberapa jauh

pemanfaatan cyber extension dan informasi dan keragaman materi penyuluhan

dari penyuluh di tingkat lapangan tidak pernah disajikan dalam cyber extension,

dan para penyuluh tidak dapat memberikan masukan untuk memperbaiki

kualitas informasi cyber extension.

4. Kualitas Informasi Cyber Extension

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh

penilaian responden terhadap kualitas informasi cyber extension, meliputi

kesesuaian informasi, aktualitasi informasi dan sumber yang dipercaya tersaji

pada Tabel 12, Tabel 13 dan Tabel 14.

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Informasi Cyber Extension untuk Kesesuaian Informasi

Kesuaian informasi BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi

Total PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n % a. Dengan rencana

kerja

1. Bertentangan 13 43,33 0 0,00 14 58,33 9 37,50 36 36,73 2. Kurang sesuai 7 23,33 4 20,00 3 12,50 7 29,17 21 21,43 3. Sesuai 10 33,33 15 75,00 7 29,17 8 33,33 40 40,82 4. Sangat sesuai 0 0,00 1 5,00 0 0,0 0 0,00 1 1,02

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 2 3 1 2 2

b. Dengan kebutuhan penyuluh

1. Bertentangan 13 43,33 0 0,00 14 58,33 9 37,50 36 36,73 2. Kurang sesuai 5 16,67 5 25,00 3 12,50 5 20,83 18 18,37 3. Sesuai 12 40,00 15 75,00 7 29,17 10 41,67 44 44,90 4. Sangat sesuai 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 2 3 1 2 2

c. Dengan kebutuhan petani

1. Bertentangan 15 50,00 0 0,00 16 66,67 10 41,67 41 41,84 2. Kurang sesuai 5 16,67 6 30,00 2 8,33 5 20,83 18 18,37 3. Sesuai 10 33,33 14 70,00 6 25,00 9 37,50 39 39,80 4. Sangat sesuai 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 30 100,0 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,0 Median skor 1 3 1 2 2

Sumber: Analisis Data

Kecenderungan penilaian responden terhadap kesesuaian informasi cyber

extension yaitu: (1) kurang sesuai dengan rencana kerja penyuluh (21,43%), (2)

kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluh (18,37%), (3) kurang sesuai dengan

kebutuhan petani (18,37%). Kualitas informasi cyber extension dinilai masih

menyajikan informasi/materi penyuluhan yang lama. Selain itu, informasi terkait

spesifik lokalitas masih sebatas materi penyuluhan yang terkait dengan budidaya

hortikultura, padahal komoditas unggulan di beberapa wilayah kerja penyuluh

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

bukan hanya tanaman hortikultura. Informasi di cyber extension tidak didukung

dengan mengenai peluang pasar dan analisa usaha tani. Penyuluh juga

mengharapkan kualitas informasi cyber extension didukung dengan visualisasi

video, karena menurut penyuluh dengan visualisasi video lebih memudahkan

penyuluh dan petani untuk memahami materi penyuluhan tersebut. Namun bagi

penyuluh THL-TBPP yang bertugas di BP3K yang mendapat fasilitasi

memberikan penilaian terhadap kualitas informasi cyber extension pada

kecenderungan median 3 (informasi sesuai dengan rencana kerja penyuluh,

kebutuhan penyuluh dan kebutuhan petani).

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Informasi Cyber Extension untuk Aktualitas Informasi

Aktualitasi informasi

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n % 1. Tidak pernah

di-update 26 86,67 12 60,00 23 95,83 16 66,67 77 78,57

2. Di-update > 1 bulan sekali 1 3,33 1 5,00 0 0,00 2 8,33 4 4,08

3. Di-update < 1 bulan sekali 2 6,67 2 10,00 0 0,00 4 16,67 8 8,16

4. Di-update > 1 minggu sekali

1 3,33 5 25,00 1 4,17 2 8,33 9 9,18

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1 Sumber: Analisis Data

Penilaian penyuluh terhadap aktualitas informasi cyber extension yaitu

tidak aktual karena tidak pernah di-update (78,57%). Penilaian ini

mengindikasikan bahwa, informasi pada cyber extension tidak pernah di-update.

Penilaian ini karena penyuluh merasa setiap membuka situs cyber extension,

masih menyajikan informasi yang lama dan belum diperbaharui.

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Informasi Cyber Extension untuk Sumber yang Dipercaya

Sumber yang dipercaya

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

1. Tidak mudah ditelusuri 21 70,00 0 0,00 15 62,50 9 37,50 45 45,92

2. Sulit ditelusuri 6 20,00 1 5,00 3 12,50 2 8,30 12 12,24 3. Relatif mudah

ditelusuri 3 10,00 16 80,00 5 20,83 11 45,83 35 35,71

4. Sangat mudah ditelusuri

0 0,00 3 15,00 1 4,17 2 8,33 6 6,12

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 3 1 3 2

Sumber: Analisis Data

Kualitas informasi cyber extension apabila dilihat aspek sumber yang

dipercaya, terkait dengan kemudahan penyuluh dalam menelusurinya, maka

penilaian responden bahwa informasi cyber extension sulit ditelusuri (12,2%).

Penilaian ini mengindikasikan bahwa informasi cyber extension sulit untuk

ditelusuri, dikarenakan tidak semua penyuluh, khususnya penyuluh PNS, bisa

mengoperasikan internet. Penyuluh THL-TBPP di BP3K yang difasilitasi (80%)

dan THL-TBPP di BP3K non fasilitasi (45,8%) memberikan kecenderungan

penilaian pada sumber yang dipercaya pada median 3 yaitu relatif mudah

ditelusuri. Penilaian THL-TBPP didasari bahwa seringkali halaman muka situs

cyber extension kadang tidak mudah (lambat) atau sulit dibuka, dan beberapa

materi penyuluhan yang kosong.

5. Faktor Penunjang Cyber Extension

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, diperoleh data penilaian

responden terhadap faktor penunjang cyber extension. Deskripsi data berdasarkan

kriteria disajikan pada Tabel 15, Tabel 16 dan Tabel 17.

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Tabel 15. Distribusi Responden Berdasarkan Skor Sub Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension melalui Kebijakan

Kebijakan

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n % 1. Sangat tidak

mendukung 8 26,67 0 0,00 12 50,00 6 25,00 26 26,53

2. Tidak mendukung 4 13,33 2 10,00 0 0,00 2 8,33 8 8,16

3. Mendukung 16 53,33 10 50,00 11 45,83 12 50,00 49 50,00 4. Sangat

mendukung 2 6,67 8 40,00 1 4,17 4 16,67 15 15,31

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 3 3 3 3 3

Sumber: Analisis Data

Kecenderungan penilaian responden pada kebijakan pemerintah berada

pada median skor 3 (mendukung), yaitu sebesar 50,00%. Penilaian ini juga

berlaku untuk semua penyuluh yang bertugas di BP3K yang difasilitasi maupun

tidak difasilitasi. Hal ini mengindikasikan bahwa penyuluh menilai kebijakan

pemerintah mengenai cyber extension telah diimplementasikan, meskipun belum

seperti yang diharapkan. Kebijakan yang diharapkan penyuluh adalah kebijakan

mengenai cyber extension yang didukung dengan kebijakan pelatihan bagi

penyuluh yang belum bisa mengoperasikan internet, kebijakan peningkatan

sarana-prasarana, dan kebijakan mengenai pembiayaan.

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan Skor Sub Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension melalui Sarana Prasarana

Sarana Prasarana

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP n % n % n % n % n %

1. Sangat tidak mendukung 0 0,00 0 0,00 7 29,17 5 20,83 12 12,24

2. Tidak mendukung

6 20,00 5 25,00 8 33,33 6 25,00 25 25,51

3. Mendukung 18 60,00 10 50,00 9 37,50 13 54,17 50 51,02 4. Sangat

mendukung 6 20,00 5 25,00 0 0,00 0 0,00 11 11,22

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 3 3 2 3 3

Sumber: Analisis Data

Secara umum hasil penelitian mengenasi aspek sarana prasarana,

kecenderungan penilaian responden berada pada median skor 3, yaitu sebesar

51,02%. Hal ini bermakna bahwa, faktor penunjang cyber extension berupa

sarana prasarana telah tersedia, dan akses internet di tempat tertentu. Akses

internet di kantor BP3K, hanya bisa dilakukan di ruangan khusus komputer atau

ruangan Kepala BP3K. Namun bagi penyuluh PNS yang bertugas di BP3K yang

tidak difasilitasi (33,3%) kecenderungan penilaian terkait sarana prasarana pada

median 2 (tidak mendukung). Hal ini disebabkan di beberapa BP3K yang non

fasilitasi, meskipun telah dipasang jaringan kabel internet namun pada saat

penelitian berlangsung sedang mengalami kerusakan.

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Tabel 17. Distribusi Responden Berdasarkan Skor Sub Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension melalui Pembiayaan

Pembiayaan BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS

THL-TBPP

n % n % n % n % n % 1. Sangat tidak

mendukung 20 66,67 7 35,00 19 79,17 16 66,67 62 63,27

2. Tidak mendukung

4 13,33 1 5,00 2 8,33 2 8,33 9 9,18

3. Mendukung 1 3,33 1 5,00 3 12,50 1 4,17 6 6,12 4. Sangat

mendukung 5 16,67 11 55,00 0 0,00 5 20,83 21 21,43

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 4 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Penyuluh menilai faktor penunjang cyber extension berupa aspek

pembiayaan, berada pada median 1, yaitu sebesar 63,27%. Penilaian ini

mengindikasikan bahwa, penyuluh menilai belum ada pembiayaan untuk cyber

extension. Pembiayaan cyber extension yang sebatas untuk memfasilitasi biaya

internet, tidak banyak diketahui oleh penyuluh. Pembiayaan tersebut cenderung

diketahui penyuluh THL-TBPP yang bertugas di BP3K fasilitasi (55%), dan

dinilai pembiayaan tersebut telah cukup untuk mendukung cyber extension.

J. Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension

1. Karakteristik Penyuluh

Hasil penelitian mengenai karakteristik penyuluh yang meliputi umur,

pendidikan, masa kerja, kepemilikan sarana teknologi informasi, kepemilikan

alamat e-mail, motivasi penyuluh, dan sikap terhadap teknologi informasi

ditunjukkan pada Tabel 18, Tabel 19, Tabel 20, Tabel 21, Tabel 22, Tabel 23 dan

Tabel 24.

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Tabel 18. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur

Umur

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TB PP n % n % n % n % n %

1. < 25 tahun 0 0,00 1 5,00 0 0,00 1 4,17 2 2,04 2. 25 – 35 tahun 0 0,00 15 75,00 0 0,00 14 58,33 29 29,59 3. 36 – 50 tahun 8 26,67 4 20,00 6 25,00 9 37,50 27 27,55 4. >50 tahun 22 73,33 0 0,00 18 75,00 0 0,00 40 40,82

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 4 2 4 2 3

Sumber: Analisis Data

Kecenderungan umur responden pada kisaran 36 tahun – 50 tahun (27,55%).

Meskipun untuk para penyuluh THL-TBPP tergolong berusia muda pada kisaran

umur 24 -35 tahun (median 2), namun karena para penyuluh PNS tergolong pada

usia sangat tua (di atas 50 tahun), sehingga secara umum kecenderungan usia para

penyuluh di Kabupaten Bogor masuk dalam kategori tua.

Tabel 19. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pendidikan

Pendidikan

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

1. SLTA 5 16,67 1 5,00 4 16,67 8 33,33 18 18,37 2. DIII 12 40,00 1 5,00 12 50,00 0 0,00 25 25,51 3. S1 13 43,33 18 90,00 8 33,33 16 66,67 55 56,12 4. S2 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 2 3 2 3 3

Sumber: Analisis Data

Berdasarkan tingkat pendidikan yang berhasil ditamatkan penyuluh

memperlihatkan kecenderungan pada tingkat pendidikan S1 (56,12%). Hal ini

disebabkan tingkat pendidikan para THL-TBPP cenderung telah tamat S1,

sedangkan pada penyuluh PNS cenderung merupakan lulusan DIII. Hal ini sejalan

dengan data sekunder yang dikumpulkan melalui Sub Bagian Umum dan

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Kepegawaian BP4K, bahwa persentase jumlah penyuluh berdasarkan tingkat

pendidikan yang berhasil ditamatkan 30,04% (SLTA), 14,40% (DIII), 54,32%

(S1), 1,23% (S2). Para penyuluh PNS yang dahulu ketika diangkat penyuluh

dengan ijazah SLTA atau DIII, karena alasan kepangkatan, maka mereka pun

melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Tabel 20. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Masa Kerja

Masa kerja

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

1. < 5 tahun 2 6,67 20 100,00 1 4,17 24 100,00 47 47,96 2. 6 – 15 tahun 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,0

3. 16 – 25 tahun 17 56,67 0 0,00 6 25,00 0 0,00 23 23,47

4. >26 tahun 11 36,67 0 0,00 17 70,83 0 0,00 28 28,57

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 3 1 4 1 3

Sumber: Analisis Data

Dari aspek masa kerja, maka kecenderungan masa kerja penyuluh berkisar

16 – 25 tahun (23,47%). Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh di Kabupaten

Bogor termasuk merupakan penyuluh senior. Gambaran umum disebabkan

karena para penyuluh PNS yang bertugas di BP3K fasilitasi (56,67%)

cenderung telah memasuki masa kerja berkisar 16 – 25 tahun (senior) dan

penyuluh PNS non fasilitasi (70,83%) telah memasuki masa kerja di atas 26

tahun (sangat senior). Sedangkan para penyuluh THL-TBPP cenderung

tergolong merupakan penyuluh yunior (masa kerja < 5 tahun).

Hasil data untuk masa kerja 6 – 15 tahun (madya) berjumlah 0%. Hal

disebabkan tidak adanya pengangkatan penyuluh pertanian dalam waktu yang

cukup lama. Pengangkatan penyuluh secara massal diawali oleh pengangkatan

THL-TBPP yang dimulai tahun 2007, kemudian tahun 2008 dan tahun 2009.

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Pada tahun 2010 kebijakan pengangkatan THL-TBPP dihentikan oleh

Kementerian Pertanian.

Tabel 21. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Kepemilikan Sarana Teknologi Informasi

Kepemilikan sarana TI

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP n % n % n % n % n %

1. Tidak punya 13 43,33 2 10,00 13 54,17 3 12,50 31 31,63

2. Punya, tidak dimanfaatkan

6 20,00 0 0,00 5 20,83 2 8,33 13 13,27

3. Punya, memanfaatkan kurang optimal

8 26,67 6 30,00 4 16,67 10 41,67 28 28,57

4. Punya, memanfaatkan optimal

3 10,00 12 60,00 2 8,33 9 37,50 26 26,53

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 2 4 1 3 3

Sumber: Analisis Data

Apabila ditinjau dari aspek kepemilikan sarana teknologi, maka

kecenderungan penilaian responden bahwa kepemilikan sarana teknologi

informasi untuk mengakses informasi pertanian masih kurang optimal (28,57%).

Optimalisasi pemanfaatan lebih cenderung pada akses internet media sosial.

Namun bagi para penyuluh PNS yang bertugas di BP3K fasilitasi (20,00%)

cenderung mempunyai sarana, namun tidak pernah dimanfaatkan. Sarana

tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh anak-anak mereka yang mereka anggap

mengerti cara berinternet. Sedangkan bagi penyuluh PNS yang bertugas di

BP3K non fasilitasi (54,17%), tidak mempunyai sarana tersebut, karena masing

mengganggap mahal dan mereka tidak mampu untuk mengoperasikannya

apalagi untuk berinternet.

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Bagi penyuluh THL-TBPP yang bertugas di BP3K fasilitasi (60,00%)

mempunyai sarana dan optimal untuk mengakses informasi melalui internet,

namun penyuluh THL-TBPP yang bertugas di BP3K non fasilitasi (41,67%)

mempunyai sarana dan kurang optimal untuk mengakses informasi melalui

internet. Hal ini menunjukkan bahwa THL-TBPP cenderung mempunyai sarana

dan dimanfaatkan untuk mengakes informasi pertanian melalui internet,

meskipun berbeda-beda intensitasnya.

Tabel 22. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Kepemilikan Alamat E-mail

Kepemilikan E-mail

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

1. Tidak punya 25 83,33 0 0,00 20 83,33 2 8,33 47 47,96

2. Punya, tapi tidak difungsikan

1 3,33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,02

3. Punya, jarang difungsikan

2 6,67 7 35,00 2 8,33 4 16,67 15 15,31

4. Punya, sering difungsikan

2 6,67 13 65,00 2 8,33 18 75,00 35 35,71

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 4 1 4 3

Sumber: Analisis Data

Penyuluh cenderung telah mempunyai alamat e-mail, namun jarang

dimanfaatkan (15,31%). Gambaran umum disebabkan karena para penyuluh PNS

cenderung tidak mempunyai e-mail dan para penyuluh THL-TBPP cenderung

mempunyai alamat e-mail dan dimanfaatkan secara optimal. Para penyuluh PNS

cenderung tidak mempunyai e-mail disebabkan beberapa alasan yaitu belum

merasakan manfaatnya, belum mempu mengoperasikan internet, dan tidak bisa

untuk membuat alamat e-mail. Sedangkan para penyuluh THL-TBPP cenderung

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

mempunyai alamat e-mail dan dimanfaatkan optimal, karena para THL-TBPP

telah merasakan manfaat e-mail, bahkan beberapa THL-TBPP memanfaatkan e-

mail mereka untuk menerima jurnal-jurnal ilmiah berlangganan.

Tabel 23. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Motivasi Penyuluh

Motivasi penyuluh

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP n % n % n % n n %

a. menggunakan internet 1. Sangat rendah 14 46,67 0 0,00 7 29,17 1 4,17 22 22,45

2. Rendah 7 23,33 2 10,00 9 37,50 0 0,00 18 18,37 3. Tinggi 2 6,67 1 5,00 6 25,00 0 0,00 9 9,18 4. Sangat tinggi 7 23,33 17 85,00 2 8,33 23 95,83 49 50,00

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 2 4 2 4 3

b. motivasi belajar 1. Sangat rendah 16 53,33 0 0,00 13 54,17 0 0,00 29 29,59 2. Rendah 1 3,33 0 0,00 1 4,17 0 0,00 2 2,04 3. Tinggi 8 26,67 4 20,00 7 29,17 8 33,33 27 27,55 4. Sangat tinggi 5 16,67 16 80,00 3 12,50 16 66,67 40 40,82

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 4 1 4 3

c. Motivasi memanfaatkan informasi pertanian dari internet

1. Sangat rendah 11 36,67 1 5,00 9 37,50 0 0,00 21 21,43

2. Rendah 1 3,33 1 5,00 3 12,50 1 4,17 6 6,12 3. Tinggi 14 46,67 12 60,00 11 45,83 15 62,50 52 53,06 4. Sangat tinggi 4 13,33 6 30,00 1 4,17 8 33,33 19 19,39

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 3 3 3 3 3

Sumber: Analisis Data

Motivasi penyuluh terhadap teknologi informasi internet, menunjukkan

kecenderungan pada median 3 untuk motivasi menggunakan internet, motivasi

belajar, dan motivasi memanfaatkan informasi pertanian dari internet masuk

dalam kriteria tinggi. Gambaran umum disebabkan oleh motivasi yang sangat

tinggi para penyuluh THL-TBPP dalam motivasi menggunakan internet dan

motivasi belajar, namun para penyuluh PNS cenderung mempunyai motivasi

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

yang rendah dalam menggunakan internet dalam mengakses informasi pertanian

(kebutuhan menjalankan perintah) dan motivasi belajar yang sangat rendah

(sekedar ingin tahu). Hal ini disebabkan karena para penyuluh PNS merupakan

penyuluh senior motivasi sudah mulai menurun, karena akan memasuki masa

pensiun, sehingga kebutuhan yang lebih cenderung untuk aktualisasi diri.

Motivasi penyuluh yang kecenderungannya sama antara penyuluh PNS dan

THL-TBPP adalah motivasi memanfaatkan informasi pertanian dari internet. Baik

para penyuluh PNS dan THL-TBPP cenderung mempunyai motivasi

memanfaatkan informasi pertanian hanya sebagai bahan pelengkap materi

penyuluhan dan tidak menjadikan sebagai materi utama dalam melaksanakan

kegiatan penyuluhan.

Tabel 24. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Sikap Penyuluh terhadap Teknologi Informasi Internet

Sikap BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi

Total PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n % 1. tidak

menggunakan 12 40,00 0 0,00 10 41,67 2 8,3 24 24,49

2. menjadi pertimbangan

6 20,00 1 5,00 5 20,83 1 4,2 13 13,27

3. pilihan mencari informasi

10 33,33 10 50,00 4 16,67 11 45,8 35 35,71

4. kebutuhan 2 6,67 9 45,00 5 20,83 10 41,7 26 26,53 Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00

Median skor 2 3 2 3 3 Sumber: Analisis Data

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Sikap penyuluh terhadap teknologi informasi internet mempunyai

kecenderungan sebagai pilihan untuk mencari informasi pertanian (35,71%).

Gambara umum ini disebabkan karena kehadiran penyuluh THL-TBPP di

Kabupaten Bogor telah terbuka terhadap informasi pertanian melalui internet,

meskipun masih menjadi suatu pilihan untuk mencari informasi pertanian. Sikap

tersebut diambil bila materi penyuluhan yang dibutuhkan tidak tersedia di

berbagai sumber informasi (tercetak, komunikasi interpersonal, publikasi ilmiah,

pertemuan teknis), yang biasa digunakan sehari-hari dalam melaksanakan

kegiatan penyuluhan. Namun sikap para penyuluh PNS terhadap teknologi

informasi internet cenderung masih menjadi pertimbangan untuk mengakses

informasi pertanian, disebabkan karena tidak mampu menggunakan internet.

Apabila para penyuluh PNS tersebut ingin mengakses informasi pertanian melalui

internet, maka meminta bantuan rekan kerjanya, khususnya penyuluh THL-TBPP

2. Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, diperoleh data

penilaian responden pada variabel persepsi penyuluh terhadap cyber extension

yang meliputi persepsi terhadap manfaat, persepsi terhadap kemudahan aplikasi,

dan persepsi terhadap pembiayaan tersaji pada Tabel 25, Tabel 26, dan Tabel 27.

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Tabel 25. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension terkait dengan Persepsi terhadap Manfaat

Persepsi manfaat

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

a. tambahan pengetahuan penyuluh

1. Buruk 12 40,00 0 0,00 10 41,67 4 16,67 26 26,53

2. Kurang baik 7 23,33 5 25,00 5 20,83 7 29,17 24 24,49

3. Baik 9 30,00 13 65,00 7 29,17 10 41,67 39 39,80 4. Sangat baik 2 6,67 2 10,00 2 8,33 3 12,50 9 9,18

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 2 3 2 3 2

b. tambahan pengetahuan bagi petani

1. Buruk 12 40,00 2 10,00 11 45,83 7 29,17 32 32,65 2. Kurang baik 5 16,67 5 25,00 5 20,83 3 12,50 18 18,37 3. Baik 11 36,67 11 55,00 6 25,00 10 41,67 38 38,78 4. Sangat baik 2 6,67 2 10,00 2 8,33 4 16,67 10 10,20

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 2 3 2 3 2

c. Membangun jejaring 1. Buruk 23 76,67 13 65,00 17 70,83 13 54,17 66 67,35 2. Kurang baik 0 0,0 0 0,00 0 0,00 5 20,83 5 5,10 3. Baik 5 16,67 3 15,00 5 20,83 4 16,67 17 17,35 4. Sangat baik 2 6,67 4 20,00 2 8,33 2 8,33 10 10,20

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Hasil data secara umum menunjukkan bahwa persepsi penyuluh terhadap

manfaat cyber extension yaitu 1) kurang baik, karena memandang cyber

extension terbatas pengetahuan yang sudah diketahui penyuluh (24,49%); 2)

kurang baik, karena memandang cyber extension terbatas pengetahuan yang

sudah diketahui petani (18,37%); 3) buruk, karena memandang cyber extension

belum mampu membangun jejaring (67,35%). Persepsi-persepsi tersebut

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

disebabkan karena para penyuluh PNS cenderung memandang cyber extension

hanya menyajikan informasi teknis yang telah lama dan diketahui penyuluh,

khususnya penyuluh PNS yang telah mendapatkan informasi-informasi sejenis

pada masa lampau. Namun bagi para penyuluh THL-TBPP maka kehadiran

cyber extension dipandang akan memberikan informasi yang baru bagi penyuluh

yang masa kerjanya masih rendah, sehingga penyuluh memberikan

kecenderungan penilaian pada median 3 (memberikan pengetahuan baru).

Baik para penyuluh PNS dan THL-TBPP mempunyai persepsi buruk

terhadap cyber extension, karena tidak mampu mampu mengembangkan jejaring

seperti media sosial yang sering dimanfaatkan untuk berbagi informasi.

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Tabel 26. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension terkait dengan Persepsi terhadap Kemudahan Aplikasi Cyber Extension

Persepsi kemudahan

aplikasi cyber extension

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n % a. Dengan sarana

prasrana kantor

1. Buruk 10 33,33 0 0,00 15 62,50 8 33,33 33 33,67 2. Kurang

baik 6 20,00 1 5,00 6 25,00 9 37,50 22 22,45

3. Baik 8 26,67 14 70,00 3 12,50 5 20,83 30 30,61

4. Sangat baik 6 20,00 5 25,00 0 0,00 2 8,33 13 13,27

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24,0 100,00 98 100,00 Median skor 2 3 1 2 2

b. Oleh Penyuluh

1. Buruk 13 43,33 0 0,00 14 58,33 3 12,50 30 30,61 2. Kurang

baik 6 20,00 1 5,00 5 20,83 3 12,50 15 15,31

3. Baik 10 33,33 15 75,00 4 16,67 16 66,67 45 45,92

4. Sangat baik 1 3,33 4 20,00 1 4,17 2 8,33 8 8,16

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 2 3 1 3 3

c. Oleh petani

1. Buruk 29 96,67 11 55,00 21 87,50 18 75,00 79 80,61 2. Kurang

baik 1 3,33 7 35,00 0 0,00 3 12,50 11 11,22

3. Baik 0 0,00 2 10,00 3 12,50 3 12,50 8 8,16

4. Sangat baik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Pada aspek persepsi kemudahan aplikasi digambarkan yaitu: (1) kurang baik

karena tidak mudah diaplikasikan dengan sarana prasarana kantor (33,67%); (2) baik,

karena relatif mudah diaplikasikan penyuluh (45,92%); dan (3) buruk karena sangat

tidak mudah diaplikasikan oleh petani (80,61%).

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Ketidakmudahan diaplikasikan dengan sarana kantor, karena jumlah komputer

terbatas dan cenderung digunakan untuk administrasi kantor, serta waktu penyuluh

lebih banyak dihabiskan di luar kantor, selain itu ada beberapa komputer di BP3K

yang akses internetnya terganggu karena jaringan kabelnya rusak dan belum

diperbaiki. Namun bagi para penyuluh THL-TBPP di BP3K fasilitasi (70,00%)

mempunyai kecenderungan persepsi baik yaitu relatif mudah diaplikasikan melalui

sarana kantor karena dukungan fasilitasi tersebut, meskipun terkadang harus bergilir

dengan penyuluh lain bila akan menggunakan komputer.

Untuk persepsi kemudahan aplikasi oleh penyuluh, maka cenderung mempunyai

persepsi baik (relatif mudah diaplikasikan penyuluh). Hal disebabkan karena

keberadaan THL-TBPP sebagai penyuluh, yang rata-rata mampu menggunakan

internet. Sedangkan penyuluh PNS yaitu penyuluh PNS di BP3K fasilitasi (20,00%)

mempunyai persepsi kurang baik dan penyuluh PNS di BP3K non fasilitasi (58,33%)

mempunyai persepsi buruk, hal ini disebabkan karena tidak mampu mengaplikasikan

cyber extension karena tidak mampu menggunakan komputer dan internet.

Para penyuluh pun juga mempunyai persepsi yang buruk terhadap kemudahan

cyber extension diaplikasikan oleh petani. Para penyuluh juga memandang secara

umum para petani di Kabupaten Bogor, masih sangat tidak mudah mengaplikasikan

cyber extension, karena tidak mampu menggunakan komputer, apalagi internet.

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Tabel 27. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension terkait dengan Persepsi terhadap Pembiayaan

Persepsi terhadap pembiayaan

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS

THL-TBPP

n % n % n % n % n %

a. Pembiayaan dari pemerintah

1. Buruk 22 73,33 12 60,00 18 75,00 21 87,50 73 74,49 2. Kurang baik 6 20,00 6 30,00 3 12,50 2 8,33 17 17,35 3. Baik 2 6,67 2 10,00 3 12,50 1 4,17 8 8,16 4. Sangat baik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

b. Pembiayaan oleh penyuluh

1. Buruk 19 63,33 12 60,00 17 70,83 17 70,83 65 66,33 2. Kurang baik 5 16,67 3 15,00 4 16,67 4 16,67 16 16,33 3. Baik 3 10,00 1 5,00 2 8,33 1 4,17 7 7,14 4. Sangat baik 3 10,00 4 20,00 1 4,17 2 8,33 10 10,20

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

c. Pembiaayan oleh petani

1. Buruk 21 70,00 12 60,00 19 79,17 19 79,17 71 72,45 2. Kurang baik 5 16,67 3 15,00 2 8,33 2 8,33 12 12,24 3. Baik 4 13,33 5 25,00 3 12,50 3 12,50 15 15,31 4. Sangat baik 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Aspek persepsi terhadap pembiayaan menunjukkan kecenderungan pada

median skor 1 (buruk). Hal ini mengandung makna bahwa persepsi terhadap

pembiayaan, baik dilihat dari indikator pembiayaan pemerintah, pembiayaan

penyuluh, dan pembiayaan petani, maka dalam pemanfaatan cyber extension

masih mempunyai pandangan perlu pembiayaan penuh dari pemerintah terhadap

pemanfaatan cyber extension. Persepsi buruk terhadap pembiayaan pemerintah

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

juga disebabkan, karena penyuluh belum merasakan adanya pembiayaan dari

pemerintah yang mendukung penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Penyuluh mempunyai pandangan bahwa biaya untuk dapat pemanfaatan

internet pada umumnya, cyber extension pada khususnya, masih dalam kategori

biaya yang tinggi, karena menyangkut pembelian sarana dan prasarana dan biaya

jasa untuk mengaksesnya, sehingga biaya tersebut tidak dapat dijangkau oleh

penyuluh dan petani. Selain itu, penyuluh memahami bahwa bagi penyuluh

yang belum bisa mengoperasikan internet, perlu dibiayai pemerintah dalam

pelatihan. Penyuluh memandang bahwa pemanfaatan cyber extension agar dapat

berkesinambungan perlu dibiayai penuh dari pemerintah.

3. Kinerja Penyuluh dalam Pemanfataan Cyber Extension

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, diperoleh data penilaian

responden terhadap kinerja mereka dalam pemanfaatan cyber extension. yang

meliputi aksesbilitas, pemanfaatan informasi cyber extension untuk kegiatan

penyuluhan, dan pengenalan cyber extension kepada petanian disajikan pada

Tabel 28, Tabel 29, dan Tabel 30.

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Tabel 28. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension melalui Aksesbilitas

Aksesbilitas

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

a. Mencari informasi

1. Tidak pernah 20 66,67 0 0,00 21 87,50 9 37,50 50 51,02 2. Kurang 0 0,00 3 15,00 0 0,00 2 8,33 5 5,10 3. Sering 6 20,00 11 55,00 3 12,50 10 41,67 30 30,61 4. Selalu 4 13,33 6 30,00 0 0,00 3 12,50 13 13,27

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 3 1 3 1

b. Umpan balik 1. Tidak pernah 27 90,00 13 65,00 24 100,00 19 79,17 83 84,69 2. Kurang 0 0,00 0 0,0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3. Sering 2 6,67 6 30,00 0 0,00 3 12,50 11 11,22 4. Selalu 1 3,33 1 5,00 0 0,00 2 8,33 4 4,08

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

c. Penyampaian informasi

1. Tidak pernah 28 93,33 19 95,00 23 95,83 21 87,50 91 92,86 2. Kurang 2 6,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 2,04 3. Sering 0 0,00 0 0,00 1 4,17 2 8,33 3 3,06 4. Selalu 0 0,00 1 5,00 0 0,00 1 4,17 2 2,04

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Secara umum kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension dalam

aksesbilitasi melalui mencari informasi, memberikan umpan balik, menyampaikan

informasi pada cyber extension masuk dalam kriteria sangat rendah atau dalam

arti tidak pernah melakukan. Untuk kriteria mencari informasi melalui cyber

extension sebanyak 51,02% tidak pernah melakukan; kriteria memberikan umpan

balik terhadap informasi dalam cyber extension sebanyak 84,69% tidak pernah

Page 148: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

melakukan; dan kriteria menyampaikan informasi pada cyber extension sebanyak

92,86% tidak pernah melakukan.

Kinerja yang menonjol adalah mencari informasi yang ditunjukkan oleh para

THL-TBPP BP3K fasilitasi (55,00%) dan THL-TBPP di BP3K non fasilitasi

(41,67%) yang masuk dalam kriteria sering yaitu berkisar 1 – 4 kali per bulan

mencari informasi dalam cyber extension.

Tabel 29. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension melalui Pemanfaatan Informasi Cyber Extension bagi Kegiatan Penyuluhan.

Pemanfaatan informasi cyber extension untuk

kegiatan penyuluhan

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-TBPP

n % n % n % n % n %

1. Tidak pernah 20 66,67 4 20,00 20 83,33 18 75,00 62 63,27 2. Kurang 5 16,67 8 40,00 3 12,50 5 20,83 21 21,43 3. Sering 2 6,67 7 35,00 1 4,17 0 0,00 10 10,20 4. Selalu 3 10,0 1 5,00 0 0,00 1 4,17 5 5,10

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24.0 100 98 100.0 Median skor 1 2 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension terkait pemanfaatan

informasi cyber extension untuk kegiatan penyuluhan dalam kriteria sangat

rendah. Sebanyak 63,27% responden tidak pernah memanfaatkan informasi cyber

extension untuk kegiatan penyuluhan. Meskipun secara umun 63,27% responden

tidak pernah memanfaatkan informasi cyber extension untuk kegiatan penyuluhan,

namun bagi 40,00% responden THL-TBPP yang bertugas di BP3K fasilitasi

memanfaatkan informasi cyber extension dalam kegiatan penyuluhan meskipun

tidak intensif (kurang dari 50% dari kegiatan penyuluhan).

Page 149: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Tabel 30. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension melalui Pengenalan Cyber Extension kepada Petani/Kelompok Tani

Pengenalan cyber extension kepada petani/ kelompok tani

BP3K Fasilitasi BP3K Non Fasilitasi Total

PNS THL-TBPP PNS THL-

TBPP n % n % n % n % n %

1. Tidak pernah

29 96,67 13 65,00 24 100,00 24 100,00 90 91,84

2. Kurang 1 3,33 5 25,00 0 0,00 0 0,00 6 6,12 3. Sering 0 0,00 1 5,00 0 0,00 0 0,00 1 1,02 4. Selalu 0 0,00 1 5,00 0 0,00 0 0,00 1 1,02

Jumlah 30 100,00 20 100,00 24 100,00 24 100,00 98 100,00 Median skor 1 1 1 1 1

Sumber: Analisis Data

Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension terkait pengenalan

cyber extension kepada petani/kelompok tani juga masuk dalam kriteria sangat

rendah. Sebanyak 91,84% responden tidak pernah mengenalkan cyber extension

kepada petani/kelompok tani.

K. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension

1. Hubungan Antar Variabel

Untuk menguji hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan

Program SPSS 18 dalam rangka mendapatkan nilai koefisien korelasi (r) antar

variabel Faktor Penunjang Cyber Extension (X1), Kualitas Informasi Cyber

Extension (X2), Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh (X3), Komunikasi

antara Penyuluh dan Adminstrator Kabupaten (X4), Karakteristik Penyuluh (X5),

Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension (X6), dan Kinerja Penyuluh dalam

Pemanfaatan Cyber Extension (Y). Hipotesis yang diuji adalah:

H1 : terdapat korelasi antar variabel H2 : tidak terdapat korelasi antar variabel

Page 150: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Sebelum dilakukan pengujian, maka ditetapkan α = 0,05. Kriteria pengujian

sebagai berikut H1 diterima jika nilai sign < α dan H1 ditolak jika nilai sign > α

Tabel 31. Uji Korelasi Variabel Penelitian No. Uraian Nilai r Sign α Keputusan 1. Korelasi X1 dengan X2 (rX1X2) 0,561 0,000 0,05 H1 diterima 2. Korelasi X1 dengan X3 (rX1X3) 0,501 0,000 0,05 H1 diterima 3. Korelasi X1 dengan X4 (rX1X4) 0,311 0,002 0,05 H1 diterima 4. Korelasi X1 dengan X6 (rX1X6) 0,462 0,000 0,05 H1 diterima 5. Korelasi X1 dengan Y (rX1Y) 0,437 0,000 0,05 H1 diterima 6. Korelasi X2 dengan X3 (rX2X3) 0,432 0,000 0,05 H1 diterima 7. Korelasi X2 dengan X6 (rX2X6) 0,497 0,000 0,05 H1 diterima 8. Korelasi X2 dengan Y (rX2Y) 0,335 0,001 0,05 H1 diterima 9. Korelasi X3 dengan X4 (rX3X4) 0,223 0,027 0,05 H1 diterima

10. Korelasi X3 dengan X6 (rX3X6) 0,423 0,000 0,05 H1 diterima 11. Korelasi X3 dengan Y (rX3Y) 0,397 0,000 0,05 H1 diterima 12. Korelasi X4 dengan X2 (rX4X2) 0,294 0,003 0,05 H1 diterima 13. Korelasi X4 dengan X6 (rX4X6) 0,325 0,001 0,05 H1 diterima 14. Korelasi X4 dengan Y (rX4Y) 0,521 0,000 0,05 H1 diterima 15. Korelasi X5 dengan X2 (rX5X2) 0,517 0,000 0,05 H1 diterima 16. Korelasi X5 dengan X4 (rX5X4) 0,203 0,045 0,05 H1 diterima 17. Korelasi X5 dengan X6 (rX5x6) 0,570 0,000 0,05 H1 diterima 18. Korelasi X5 dengan Y (rX5Y) 0,314 0,002 0,05 H1 diterima 19. Korelasi X6 dengan Y (rX6Y) 0,440 0,000 0,05 H1 diterima

Sumber: Analisis Data

Dari hasil uji statistik menggunakan Program SPSS 18 seperti yang tertera

pada Tabel 31, diketahui bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian saling berkorelasi. Dari uji analisis jalur pada Lampiran7 diperoleh nilai

koefisien determinasi (R2) dan koefisien error sebagai berikut:

1. Persamaan simultan 1 X2 = rX2X1X1 + rX2X4X4 + rX2X5X5+ rX2ε1 2. Persamaan simultan 2 X3 = rX3X1X1 + rX3X2X2 + rX3ε2 3. Persamaan simultan 3 X4 = rX4X1X1 + rX4X3X3 + rX4X5X5 + rX4ε3 4. Persamaan simultan 4 X6 = rX6X1X1 + rX6X2X2 + rX6X3X3 + rX6X4X4 + rX6X5X5 + rX6ε4 5. Persamaan simultan 5 Y = rYX1X1 + rYX2X2 + rYX3X3 + rYX4X4 + rYX5X4 + rYX6X6 + rYε5

Koefisien determinasi untuk masing-masing persamaan simultan sebagai berikut:

1. Persamaan 1: RX22 = 0,401

2. Persamaan 2: RX32 = 0,285

3. Persamaan 3: RX42 = 0,103

4. Persamaan 4: RX62 = 0,413

5. Persamaan 5: RY2 = 0,422

Page 151: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

rX2ε1 (koefisien error untuk persamaan 1) = 2

21 R- = 0,4011 - = 0,774

rX3ε2 (koefisien error untuk persamaan 2) = 231 R- = 285,01 - = 0,846

rX4ε3 (koefisien error untuk persamaan 3) = 241 R- = 103,01 - = 0,321

rX6ε4 (koefisien error untuk persamaan 3) = 261 R- = 413,01 - = 0,766

rYε5 (koefisien error untuk persamaan 4) = 261 R- = 422,01 - = 0.760

Tabel 32. Nilai Koefisien Jalur dan Koefisien Korelasi No Uraian Koefisien Jalur (r) Koefisien Korelasi (r)

1 X1 dengan X2 0,336 0,561 2 X1 dengan X3 0,377 0,501 3 X1 dengan X4 0,263 0,311 4 X1 dengan X5 - 0,573 5 X1 dengan X6 0,058 0,462 6 X1 dengan Y 0,180 0,437 7 X2 dengan X3 0,221 0,432 8 X2 dengan X4 0,123 0,294 9 X2 dengan X5 0,326 0,517

10 X2 dengan X6 0,184 0,497 11 X2 dengan Y -0,029 0,335 12 X3 dengan X4 0,088 0,223 13 X3 dengan X6 0,095 0,423 14 X3 dengan Y 0,202 0,397 15 X4 dengan X5 0,006 0,203 16 X4 dengan X6 0,160 0,325 17 X4 dengan Y 0,372 0,521 18 X5 dengan X6 0,355 0,570 19 X5 dengan Y -0,079 0,314 20 X6 dengan Y 0,222 0,440

Sumber: Analisis Data

Berdasarkan nilai koefisien jalur (r), dan koefisien korelasi (r), dan

koefisien error (€), maka diagram analisis jalur adalah disajikan pada Gambar 5.

Page 152: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Gambar 5. Diagram Jalur Hasil Analisis Statistik

a. Pengujian Persamaan 1 (Uji Pengaruh X1, X4 dan X5 terhadap X2)

Hasil uji analisis dengan menggunakan SPSS 18 untuk melihat pengaruh

faktor penunjang cyber extension (X1), komunikasi antara penyuluh dan

adminstrator kabupaten (X4), serta karakteristik penyuluh (X5), secara terhadap

kualitas informasi cyber extension (X2) disajikan dalam Tabel 33.

(r) (r)

Kualitas informasi cyber extension (X2)

(0,377) (0,501)

(0,263) (0,311)

(0,088) (0,223)

(0,355) (0,570)

(-0,079) (0,314)

(0,180) (0,437) €1=0,774

(0,184)(0,497)

(-0,029) (0,335)

(0,006) (0,203)

Karakteristik penyuluh (X5)

Komunikasi antara penyuluh

dan admin kabupaten (X4)

(0,095) (0,423)

Sosialisasi cyber extension

kepada penyuluh (X3)

(0,222) (0,440)

Kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension

(Y)

€2=0,846

€3 = 0,321

€4=0,766 (0,160)(0,325)

€Y=0.760

(0,123) (0,294)

(0,326) (0,517)

(0,336) (0,561)

Faktor penunjang cyber extension

(X1)

(0,221) (0,432)

(0,058) (0,462)

(0,202)(0,397)

Persepsi penyuluh

terhadap cyber extension (X6)

(0,372) (0,521)

r: 0,573

Page 153: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Tabel 33. Hasil Uji Analisis Jalur Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension, Komunikasi Antara Penyuluh dan Adminstrator Kabupaten, serta Karakteristik Penyuluh terhadap Kualitas Informasi Cyber Extension

Uraian β thit r Sign. (r- β) β > (r- β)/ β<(r- β)1)

Sign pada α

rX2X12) 0,336 3,344 0,561 0,000 0,225 0,336>0,225 0,001

rX2X43) 0,123 1,464 0,294 0,003 0,171 0,123<0,171 0,147

rX2X54) 0,326 3,343 0,517 0,000 0,191 0,326>0,191 0,001

Keterangan: 1) Jika β > (r- β), maka variabel-bebas memiliki pengaruh langsung (signifikan)

Jika β < (r- β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung (tidak signifikan) 2) Pengaruh faktor penunjang terhadap kualitas informasi cyber extension 3) Pengaruh komunikasi antara penyuluh dan admin kabupaten terhadap kualitas informasi cyber

extension 4) Pengaruh karakteristik penyuluh terhadap kualitas informasi cyber extension

Tabel 33 menunjukkan bahwa dari variabel faktor penunjang cyber extension

(X1) berpengaruh langsung terhadap kualitas informasi. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai β > (r - β) yaitu 0,336>0,225. Besarnya pengaruh langsung faktor

penunjang terhadap kualitas informasi ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya

(rX2X1). Nilai koefisien jalur (rX2X1) adalah sebesar 0,336.

Komunikasi antara penyuluh dan adminstrator kabupaten (X4) tidak

berpengaruh langsung terhadap kualitas informasi cyber extension (X2). Hasil ini

ditunjukkan dengan nilai β < (r - β) yaitu 0,123<0,171. Tidak adanya pengaruh

tersebut komunikasi antara penyuluh dan administrator antara kualitas informasi

cyber extension disebabkan karena kualitas informasi cenderung dikelola secara

top down.

Karakteristik penyuluh (X4) berpengaruh langsung terhadap kualitas

informasi cyber extension (X2) yang dibuktikan dengan β > (r - β) yaitu

0,326>0,191. Besarnya pengaruh langsung faktor penunjang terhadap kualitas

informasi ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya (rX2X5). Nilai koefisien

jalur (rX2X5) adalah sebesar 0,326.

Page 154: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

b. Pengujian Persamaan 2 (Uji Pengaruh X1 dan X2 terhadap X3)

Hasil uji analisis dengan menggunakan SPSS 18 untuk melihat pengaruh

parsial faktor penunjang cyber extension (X1) dan kualitas informasi cyber

extension (X2), terhadap sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3),

disajikan pada Tabel 34.

Tabel 34. Hasil Uji Analisis Jalur Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension dan Kualitas Informasi Cyber Extension terhadap Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh

Uraian β thit r Sign. (r- β) β > (r- β)/ β<(r- β)1)

Sign pada α

rX3X12) 0,377 3,601 0,501 0,000 0,124 0,377>0,124 0.001

rX3X23) 0,221 2,105 0,432 0,000 0,211 0,221>0,211 0.038

Keterangan: 1) Jika β > (r- β), maka variabel-bebas memiliki pengaruh langsung (signifikan)

Jika β < (r- β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung (tidak signifikan) 2) Pengaruh faktor penunjang cyber extension terhadap sosialisasi cyber extension kepada

penyuluh 3) Pengaruh kualitas informasi cyber extension terhadap sosialisasi cyber extension kepada

penyuluh

Tabel 34 menunjukkan bahwa faktor penunjang cyber extension (X1)

berpengaruh secara langsung terhadap sosialisasi cyber extension kepada

penyuluh (X3), yang dibuktikan dengan nilai β > (r- β) yaitu 0,377>0,124.

Besarnya pengaruh tersebut adalah ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya

(rX3X1) sebesar 0,377. Kualitas informasi cyber extension (X2) berpengaruh

secara langsung terhadap sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3), yang

dibuktikan dengan nilai β > (r- β) yaitu 0,221>0,211. Besarnya pengaruh tersebut

adalah ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya (rX3X2) sebesar 0,221.

c. Pengujian Persamaan 3 (Uji Pengaruh X1, X3, dan X5 terhadap X4)

Hasil uji analisis dengan menggunakan SPSS 18 untuk melihat pengaruh

faktor penunjang cyber extension (X1), sosialisasi cyber extension kepada

Page 155: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

penyuluh (X3), dan karakteristik penyuluh (X5) secara terhadap komunikasi

antara penyuluh dan administrator kabupaten (X4) tersaji pada Tabel 35.

Tabel 35. Hasil Analisis Jalur Faktor Penunjang Cyber Extension, Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh, dan Karakteristik Penyuluh terhadap Komunikasi antara Penyuluh dan Adminstrator Kabupaten

Uraian β thit r Sign. (r- β) β > (r- β)/ β<(r- β)1)

Sign pada α

rX4X12) 0,263 2,113 0,311 0,002 0,048 0,263>0,048 0,037

rX4X33) 0,088 0,738 0,223 0,027 0,135 0,088<0,135 0,462

rX4X54) 0,006 0,05 0,203 0,045 0,197 0,006<0,197 0,960

Keterangan: 1) Jika β > (r - β), maka variabel-bebas memiliki pengaruh langsung (signifikan) Jika β < (r- β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung (tidak signifikan) 2) Pengaruh faktor penunjang cyber extension terhadap komunikasi antara penyuluh dan admin

kabupaten 3) Pengaruh sosialisasi cyber extension kepada penyuluh terhadap komunikasi antara penyuluh

dan adminstrator kabupaten 4) Pengaruh karakteristik penyuluh terhadap komunikasi antara penyuluh dan admin kabupaten

Tabel 35 menunjukkan hasil analisis yang menyatakan bahwa faktor

penunjang cyber extension (X1) berpengaruh langsung terhadap komunikasi

penyuluh dengan administrator kabupaten (X4). Hal ini dibuktikan dengan nilai

β > (r - β) yaitu 0,263>0,048. Besarnya pengaruh langsung faktor penunjang cyber

extension (X1) terhadap komunikasi penyuluh dengan adminstrator kabupaten

(X4) ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya (rX4X1) yaitu 0,263.

Sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3) tidak berpengaruh secara

langsung terhadap komunikasi penyuluh dengan adminstrator kabupaten (X4),

yang dibuktikan dengan nilai β < (r - β) yaitu 0,088<0,135. Sosialisasi cyber

extension kepada penyuluh tidak berpangaruh langsung secara signifikan terhadap

komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten, karena sosialisasi cyber

extension cenderung mensosialisasikan mengenai teknis mengakses (mencari

informasi) melalui cyber extension, tidak mensosialisasikan bagaimana prosedur

komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten.

Page 156: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Karakteristik penyuluh (X5) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

komunikasi penyuluh dengan administrator kabupaten (X4), yang dibuktikan

dengan nilai β < (r - β) yaitu 0,006<0,197. Hal ini disebabkan karena sebagian

besar penyuluh tidak tahu keberadaan administrator kabupaten dan prosedur

komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten.

d. Pengujian Persamaan 4 (Uji Pengaruh X1, X2, X3, X4, dan X5 terhadap X6)

Hasil uji analisis dengan menggunakan SPSS 18 untuk melihat pengaruh

pengaruh faktor penunjang cyber extension (X1), kualitas informasi cyber

extension (X2), sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3), komunikasi

antara penyuluh dan administrator kabupaten (X4) dan karakteristik penyuluh

(X5), terhadap persepsi penyuluh terhadap cyber extension (X6) tersaji pada Tabel

36.

Tabel 36.Hasil Uji Analisis Jalur Faktor Penunjang Cyber Extension, Kualitas Informasi Cyber Extension, Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh, Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator Kabupaten, dan Karakteristik Penyuluh terhadap Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension

Uraian β thit r Sign. (r- β) β > (r- β)/ β<(r- β)1)

Sign pada α

rX6X12) 0,058 0,533 0,462 0,000 0,404 0,058 < 0,404 0,596

rX6X23) 0,184 1,769 0,497 0,000 0,313 0,184< 0,313 0,080

rX6X34) 0,095 0,963 0,423 0,000 0,328 0,095 < 0,328 0,338

rX6X45) 0,160 1,874 0,325 0,001 0,165 0,160<0,165 0,064

rX6X56) 0,355 3,304 0,570 0,000 0,215 0,355>0,215 0,001

Keterangan: 1) Jika β > (r - β), maka variabel-bebas memiliki pengaruh langsung (signifikan)

Jika β < (r- β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung (tidak signifikan) 2) Pengaruh faktor penunjang cyber extension terhadap persepsi penyuluh terhadap cyber

extension 3) Pengaruh kualitas informasi cyber extension terhadap persepsi penyuluh terhadap cyber

extension 4) Pengaruh sosialisasi cyber extension kepada penyuluh terhadap persepsi penyuluh terhadap

cyber extension 5) Pengaruh komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten terhadap persepsi penyuluh

terhadap cyber extension 6) Pengaruh karakteristik penyuluh terhadap persepsi penyuluh terhadap cyber extension

Page 157: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Tabel 36 menunjukkan bahwa faktor penunjang cyber extension (X1) tidak

berpengaruh secara langsung terhadap persepsi penyuluh terhadap cyber extension

(X6). Hal ini dibuktikan dengan nilai β < (r - β) yaitu 0,058 < 0,404. Kualitas

informasi cyber extension (X2) tidak berpengaruh secara langsung terhadap

persepsi penyuluh terhadap cyber extension (X6). Hal ini dibuktikan dengan nilai

β<(r-β) yaitu 0,184< 0,313.

Sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3) tidak berpengaruh secara

langsung terhadap persepsi penyuluh terhadap cyber extension (X6). Hal ini

dibuktikan dengan nilai β<(r - β) yaitu 0,095 < 0,328. Komunikasi antara

penyuluh dan administrator kabupaten (X4) tidak berpengaruh secara langsung

terhadap persepsi penyuluh terhadap cyber extension (X6). Hal ini dibuktikan

dengan nilai β < (r - β) yaitu 0,155<0,194.

Karakteristik penyuluh (X5) berpengaruh secara langsung terhadap persepsi

penyuluh terhadap cyber extension (X6). Hal ini dibuktikan dengan nilai β>(r-β)

yaitu 0,355>0,215. Besarnya pengaruh langsung karakteristik penyuluh (X5)

terhadap persepsi terhadap cyber extension (X6) ditunjukkan dengan nilai

koefisien jalurnya (rX6X5) yaitu 0,355.

e. Pengujian Persamaan 5 (Uji Pengaruh X1, X2, X3, X4, X5, X6 terhadap Y)

Hasil uji analisis dengan menggunakan SPSS 18 untuk melihat pengaruh

parsial faktor penunjang cyber extension (X1), kualitas informasi cyber extension

(X2), sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3), komunikasi antara

penyuluh dan administrator kabupaten (X4), karakteristik penyuluh (X5), persepsi

Page 158: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

penyuluh terhadap cyber extension (X6) terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension (Y), tersaji pada Tabel 37.

Tabel 37. Hasil Uji Analisis Jalur Faktor Penunjang Cyber Extension, Kualitas Informasi Cyber Extension, Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh, Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator Kabupaten, Karakteristik Penyuluh, Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension, terhadap Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaaatan Cyber Extension

Uraian β thit r Sign. (r- β) β > (r- β)/ β<(r- β)1)

Sign pada α

rYX12) 0,180 1,647 0,437 0,000 0,257 0,180<0,257 0,103

rYX23) -0,029 -0,28 0,335 0,001 0,364 -0,029<0,364 0,780

rYX34) 0,202 2,041 0,397 0,000 0,195 0,202>0,195 0,044

rYX45) 0,372 4,300 0,521 0,000 0,149 0,372>0,149 0,000

rYX56) -0,079 -0,700 0,314 0,002 0,393 -0,079<0,393 0,486

rYX67) 0,222 2,139 0,440 0,000 0,218 0,222>0,218 0,035

Keterangan: 1) Jika β > (r - β), maka variabel-bebas memiliki pengaruh langsung (signifikan) Jika β < (r- β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung (tidak signifikan) 2) Pengaruh faktor penunjang cyber extension terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan

cyber extension 3) Pengaruh kualitas informasi cyber extension terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan

cyber extension 4) Pengaruh sosialisasi cyber extension kepada penyuluh terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaaatan cyber extension 5) Pengaruh komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten terhadap kinerja penyuluh

dalam pemanfaaatan cyber extension 6) Pengaruh karakteristik penyuluh terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber

extension 7) Pengaruh persepsi penyuluh terhadap cyber extension terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaaatan cyber extension

Tabel 37 menunjukkan bahwa hasil analisis menyatakan faktor penunjang

(X1) cyber extension tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y) yang dibuktikan dengan nilai β

< (r - β) yaitu sebesar 0,180<0,257. Hasil analisis menyatakan tidak ada pengaruh

langsung yang signifikan dari variabel kualitas informasi cyber extension (X2)

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y). Hal ini

ditunjukkan melalui nilai β < (r - β) senilai -0,029<0,364.

Hasil analisis menyatakan ada pengaruh langsung yang signifikan dari

variabel sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3) terhadap kinerja

Page 159: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y). Hal ini ditunjukkan melalui

nilai β >(r- β) yaitu 0,202>0,195. Besarnya pengaruh langsung sosialisasi cyber

extension kepada penyuluh (X3) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan

cyber extension (Y) ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya rYX3 yaitu 0,202

Hasil analisis menyatakan ada pengaruh langsung yang signifikan dari

variabel komunikasi antara penyuluh dan admin kabupaten (X4) terhadap kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y). Hal ini ditunjukkan melalui

nilai β > (r - β) yaitu 0,372>0,149. Besarnya pengaruh tersebut ditunjukkan

dengan nilai koefisien jalurnya (rYX4) yaitu 0,372.

Hasil analisis menyatakan bahwa tidak ada pengaruh langsung yang

signifikan dari variabel karakteristik penyuluh (X5) terhadap kinerja penyuluh

dalam pemanfaatan cyber extension (Y). Hal ini ditunjukkan melalui nilai β < (r-

β) senilai -0,079<0,393.

Hasil analisis menyatakan ada pengaruh langsung yang signifikan dari

variabel persepsi penyuluh terhadap cyber extension (X6) terhadap kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Hal ini ditunjukkan melalui nilai β

> (r - β) yaitu 0,222>0,218. Besarnya pengaruh persepsi penyuluh terhadap cyber

extension (X6) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya rYX6 yaitu 0,222.

Page 160: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

(r) (r)

Kualitas informasi cyber extension (X2)

(0,377) (0,501)

(0,263) (0,311)

(0,088) (0,223)

(0,355) (0,570)

(-0,079) (0,314)

(0,372) (0,521)

(0,180) (0,437) €1=0,774

(0,184)(0,497)

(-0,029) (0,335)

(0,006) (0,203)

Karakteristik penyuluh (X5)

(0,095) (0,423)

Sosialisasi cyber extension

kepada penyuluh (X3)

(0,222) (0,440)

Kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension

(Y)

€2=0,846

€3 = 0,321

€4=0,766 (0,160)(0,325)

€5=0.760

(0,336) (0,561)

Faktor

penunjang cyber extension (X1)

(0,221) (0,432)

(0,058) (0,462)

(0,202)(0,397)

Persepsi penyuluh

terhadap cyber extension (X6)

Komunikasi antara penyuluh dan adminstrator kabupaten (X4)

€1=0,774

(0,326) (0,517)

(0,123) (0,294)

f. Diagram Jalur Pengaruh Signifikan dan Tidak Signifikan

Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hasil analisis

digambarkan mengenai diagram jalur pengaruh signifikan dan tidak signifikan,

sebagai berikut:

Gambar 6. Diagram Jalur Pengaruh Signifikan dan Tidak Signifikan Keterangan: : Pengaruh signifikan kecil : Pengaruh signifikan besar : Pengaruh tidak signifikan : variabel eksogen

r: 0,573

Page 161: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Hasil perhitungan, maka persamaan simultan sebagai berikut

Persamaan simultan 1: X2 = rX2X1X1 + rX2X4X4 + rX2X5 X5+ rX2ε1

= 0,336X1 + 0,123X4 + 0,326 X5 + 0,774 ε1

Persamaan simultan 2: X3 = rX3X1X1 + rX3X2 X2 + rX3ε2

= 0,377X1 + 0,221X2 + 0,846 ε2

Persamaan simultan 3: X4 = rX4X1X1 + rX4X3X3 + rX4X5X5 + €3

= 0,263X1 + 0,088X3 + 0,006X5 + 0,321 Persamaan simultan 4: X6 = rX6X1X1 + rX6X2X5 + rX6X3X3 + rX6X4X4 +

rX6X5 X5 + rX6€4

= 0,058X1 + 0,184X5 + 0,095X3 + 0,160X4 + 0,355X5 + 0,766 €4

Persamaan simultan 5: Y = rYX1X1 + rYX2X2 + rYX3 X3 + rYX4 X4 + rYX5 X5 + rYX6

X6 + rY€5 = 0,180X1 -0,029X2 + 0,202X3 + 0,372X4 -0,079X5 +

0,222X6 + 0.760€5

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension

a. Faktor Penunjang Cyber Extension

1) Pengaruh langsung faktor penunjang cyber extension (X1) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh langsung yang signifikan antara faktor penunjang cyber extension

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Hal ini

dikarenakan faktor penunjang cyber extension tidak terlalu kuat untuk

mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Page 162: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Tabel 38. Hasil Uji Analisis Jalur Sub Variabel Faktor Penunjang Cyber Extension terhadap Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaaatan Cyber Extension

Uraian β thit r Sign. (r- β) β > (r- β)/ β<(r- β)1)

Sign pada α

rYX1.1.2) 0,199 1,945 0,329 0,001 0,130 0,199>0,130 0,055

rYX1.2.3) 0,146 1,518 0,240 0,017 0,094 0,146>0,132 0,132

rYX1.3.4) 0,248 2,460 0,349 0,000 0,101 0,248>0,101 0,016

Keterangan: 1) Jika β > (r - β), maka variabel-bebas memiliki pengaruh langsung (signifikan)

Jika β < (r- β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung (tidak signifikan)

2) Pengaruh kebijakan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension 3) Pengaruh sarana-prasarana terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber

extension 4) Pengaruh pembiayaan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension

Tabel 38 menunjukkan bahwa faktor pembiayaan mempunyai

pengaruh langsung yang signifikan terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension. Besarnya pengaruh langsung faktor

pembiayaan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension

ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya (rYX1.1.) sebesar 0,248.

2) Pengaruh tidak langsung faktor penunjang cyber extension (X1) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y)

a) Melalui sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan pengaruh

tidak langsung tersebut signifikan. Faktor penunjang cyber extension

(X1) secara tidak langsung mempengaruhi kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension (Y), setelah melalui sosialisasi cyber

extension (X3), dengan nilai pengaruh sebesar 0,076 (0,377 x 0,202)

b) Melalui komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten (X4)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan pengaruh

tidak langsung tersebut signifikan. Faktor penunjang cyber extension

Page 163: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

(X1) akan mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber

extension (Y) secara tidak langsung, setelah melalui komunikasi antara

penyuluh dan adminstrator kabupaten (X4), dengan nilai pengaruh

0.098 (0,263 x 0,372).

c) Melalui kualitas informasi cyber extension (X2) dan sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan pengaruh tidak

langsung tersebut signifikan. Melalui hasil analisis faktor penunjang

cyber extension secara tidak langsung mempengaruhi kinerja penyuluh

dalam pemanfaatan cyber extension (Y), setelah melalui kualitas

informasi cyber extension (X2) dan sosialisasi cyber extension (X3),

dengan nilai pengaruh 0.015 (0,336 x 0,221 x 0,202).

b. Kualitas Informasi Cyber Extension

(1) Pengaruh langsung kualitas informasi cyber extension (X2) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh langsung yang signifikan antara kualitas informasi terhadap

kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Hal ini dikarenakan

sub variabel kualitas informasi cyber extension tidak terlalu kuat untuk

mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Page 164: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Tabel 39. Hasil Uji Analisis Jalur Sub Variabel Kualitas Informasi Cyber Extension terhadap Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaaatan Cyber Extension

Uraian β thit r Sign. (r- β) β > (r- β)/ β<(r- β)1)

Sign pada α

rYX2.1.2) -0,003 -0,026 0,332 0,001 0,335 -0,003<0,335 0,979

rYX2.2.3) 0,286 2,786 0,447 0,000 0,161 0,286>0,161 0,006

rYX2.3.4) 0,315 2,346 0,460 0,000 0,145 0,315>0,145 0,021

Keterangan: 1) Jika β > (r - β), maka variabel-bebas memiliki pengaruh langsung (signifikan)

Jika β < (r- β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung (tidak signifikan) 2) Pengaruh kesesuaian informasi terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension 3) Pengaruh aktualitas informasi terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension 4) Pengaruh sumber yang dipercaya terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension

Tabel 21 menunjukkan bahwa aktualitas informasi dan sumber yang

dipercaya berpengaruh langsung terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension. Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai

koefisien jalurnya yaitu 0,286 (rYX2.2) untuk aktualitas informasi dan 0,315

(rYX2.3) untuk sumber yang dipercaya.

(2) Pengaruh tidak langsung kualitas informasi cyber extension (X2) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan bahwa hanya

melalui sosialisasi cyber extension kepada penyuluh, maka kualitas

informasi cyber extension mempunyai pengaruh tidak langsung yang

signifikan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Kualitas informasi cyber extension (X2) secara tidak langsung juga

berpengaruh terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber

extension (Y), setelah melalui faktor sosialisasi cyber extension kepada

penyuluh (X3), dengan nilai pengaruh 0,045 (0,221 x 0,202).

Page 165: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

c. Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh

(1) Pengaruh langsung sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y).

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan ada pengaruh

langsung yang signifikan dari faktor sosialisasi cyber extension (X3)

kepada penyuluh terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber

extension (Y). Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai koefisien

jalurnya yaitu 0,202.

(2) Pengaruh tidak langsung sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan bahwa pengaruh

tidak langsung sosialisasi cyber extension kepada penyuluh terhadap

kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension tidak ada yang

signifikan.

d. Komunikasi antara Penyuluh dan Administrator Cyber Extension Kabupaten

(1) Pengaruh langsung komunikasi antara penyuluh dan adminstrator kabupaten (X4) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan ada pengaruh

langsung yang signifikan dari variabel komunikasi antara penyuluh dan

admin kabupaten terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber

extension. Pengaruh langsung yang signifikan komunikasi antara penyuluh

dan admin kabupaten (X4) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan

cyber extension (Y) ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya yaitu

0,372.

Page 166: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

(2) Pengaruh tidak langsung komunikasi antara penyuluh dan administrator kabupaten terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6, menunjukkan bahwa

pengaruh tidak langsung komunikasi antara penyuluh dan administrator

kabupaten terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension

tidak ada yang signifikan.

e. Karakteristik Penyuluh

(1) Pengaruh langsung karakteristik penyuluh (X5) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6 menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh langsung yang signifikan dari variabel karakteristik penyuluh

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Tabel 40. Hasil Uji Analisis Jalur Sub Variabel Karakteristik Penyuluh terhadap Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaaatan Cyber Extension

Uraian β thit r Sign. (r- β) β > (r- β)/ β<(r- β)1)

Sign pada α

rYX5.1.2) -0,090 -0,457 -0,326 0,001 -0,236 -0,090>-0,236 0,649

rYX5.2.3) 0,083 0,782 0,276 0,006 0,193 0,083<0,193 0,436

rYX5.34) 0,091 0,460 -0,274 0,006 -0,365 0,091>-0,365 0,646

rYX5.4.5) 0,236 1,573 0,407 0,000 0,171 0,236>0,171 0,119

rYX5.5.6) 0,016 0,078 0,353 0,000 0,337 0,016<0,337 0,938

rYX5.6.7) 0,398 2,065 0,434 0,000 0,036 0,398>0,036 0,042

rYX5.7.8) -0,248 -1,584 0,269 0,007 0,517 -0,248<0,517 0,117

Keterangan: 1) Jika β > (r - β), maka variabel-bebas memiliki pengaruh langsung (signifikan)

Jika β < (r- β), maka variabel-bebas tidak memiliki pengaruh langsung (tidak signifikan) 2) Pengaruh umur terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension 3) Pengaruh pendidikan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension 4) Pengaruh masa kerja terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension 5) Pengaruh kepemilikan sarana teknologi informasi terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaaatan cyber extension 6) Pengaruh kepemilikan e-mail terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber

extension 7) Pengaruh motivasi terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaaatan cyber extension 8) Pengaruh sikap terhadap teknologi informasi internet terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaaatan cyber extension

Tabel 40 menunjukkan bahwa umur penyuluh, mempunyai pengaruh

langsung terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension, yang

Page 167: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

besarnya secara berurutan yaitu umur penyuluh, masa kerja, kepemilikan

sarana teknologi informasi, dan motivasi penyuluh. Besarnya pengaruh

langsung karakteristik-karakteristik tersebut terhadap ditunjukkan dengan

nilai koefisien jalurnya yaitu -0,090 untuk umur penyuluh; 0,091 untuk masa

kerja; 0,236 untuk kepemilikan sarana teknologi informasi; dan 0,398 untuk

motivasi penyuluh.

(2) Pengaruh tidak langsung karakteristik penyuluh (X5) terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y)

(a) Melalui persepsi penyuluh terhadap cyber extension (X6)

Dari hasil perhitungan dan Gambar 6 menunjukkan bahwa pengaruh

tidak langsung tersebut berpengaruh secara signifikan. Karakteristik

penyuluh (X5) juga secara tidak langsung mempengaruhi kinerja penyuluh

dalam pemanfaatan cyber extension (Y) setelah melalui persepsi penyuluh

terhadap cyber extension (X6), dengan nilai pengaruh 0,079 (0,355 x

0,222).

(b) Melalui kualitas informasi cyber extension (X2) dan sosialisasi cyber extension kepada penyuluh (X3)

Dari perhitungan dan Gambar 6 menunjukkan bahwa karakateristik

penyuluh (X5) secara tidak langsung berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y) setelah

melalui kualitas informasi cyber extension (X2) dan sosialisasi cyber

extension dengan nilai pengaruh sebesar 0,015 (0,326 x 0,221 x 0,202).

Page 168: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

f. Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension

Dari perhitungan dan Gambar 6, terdapat pengaruh langsung yang

signifikan dari faktor persepsi penyuluh terhadap cyber extension (X6)

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y). Besarnya

pengaruh ditunjukkan dengan nilai koefisien jalurnya yaitu sebesar 0,222.

L. Pembahasan

1. Pelaksanaan Cyber Extension di Kabupaten Bogor

Pelaksanaan cyber extension yang dimulai tahun 2010 yang diawali oleh

penyaluran sarana prasarana komputer, printer, dan modem baik di BP4K

maupun di lima BP3K (BP3K Cibinong, BP3K Leuwiliang, BP3K Cigudeg,

BP3K Jonggol, dan BP3K Cibungbulang). Pada tahun 2011 kemudian satu

BP3K (BP3K Cariu) mendapat bantuan yang sama. Penyaluran sarana prasarana

belum merata pada semua BP3K. Meskipun demikan semua BP3K sebenarnya

telah tersedia komputer yang dapat mengakses internet, meskipun jumlahnya

hanya satu unit. Dalam akses internet BP4K mendukung pembiayaan melalui

biaya internet (jaringan kabel) yang termasuk dalam pengeluaran telepon

sejumlah Rp. 330.000,00 per bulan per BP3K. Namun pengeluaran internet di

beberapa BP3K yaitu BP3K Ciawi, BP3K Gunung Putri, BP3K Ciseeng, dan

BP3K Parung Panjang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik karena berbagai

alasan yaitu modem jaringan kabel rusak terkena petir, belum terpasangnya

jaringan kabel internet, atau komputer tidak berfungsi dengan baik.

Dalam mendukung pengelolaan informasi pada cyber extension maka BP4K

telah menunjuk dan mengangkat seorang admin. Admin tersebut juga yang

Page 169: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

mengadakan sosialasasi di tingkat BP3K Sosialisasi pemanfaatan cyber

extension dilaksanakan di setiap BP3K pada pertengahan tahun 2011, dan

diselenggarakan bertepatan dengan pertemuan dua mingguan di BP3K. Dalam

sosialisasi tersebut cenderung menjelaskan teknik mengakses cyber extension,

dan tidak menjelaskan pengelolaan informasi cyber extension, sehingga banyak

penyuluh yang tidak tahu mengenai keberadaan admin cyber extension.

Perwakilan penyuluh di tiap BP3K juga mendapat sosialisasi di tingkat pusat

yang diselenggarakan pada acara launching cyber extension beserta 300 peserta

yang lain dari seluruh Indonesia. BP4K pun mendukung sosialisasi cyber

extension melalui pencetakan buku berjudul Teknik Mengakses Cyber

Extension. Namun karena hanya dicetak 30 eksemplar dan dibagi satu tiap

BP3K, sehingga para penyuluh tidak banyak mengetahuinya. Hal ini disebabkan

buku tersebut tidak pernah disampaikan oleh penyuluh atau diperbanyak lagi

oleh BP3K untuk dibagikan kepada penyuluh. Buku ini dicetak khususnya bagi

penyuluh yang tidak bisa mengoperasikan internet. Hambatan yang paling utama

dalam pelaksanaan dan pemanfaatan cyber extension oleh penyuluh adalah

ketidakmampuan penyuluh, khususnya Penyuluh PNS yang berusia tua dalam

mengoperasikan internet.

2. Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension

Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension di Kabuupaten Bogor

masuk dalam kategori sangat rendah, atau tidak/belum pernah melaksanakan.

Kinerja penyuluh tersebut meliputi aspek aksesbilitas, pemanfaatan materi bagi

kegiatan penyuluhan serta pengenalan cyber extension kepada petani/kelompok

yang ketiganya masuk dalam kriteria sangat rendah

Page 170: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Tingkat aksesbilitas cyber extension masih sangat rendah. Hal ini

dikarenakan, sebagai berikut:

a. Dari aspek mencari informasi masih sangat rendah, karena bagi penyuluh

yang terbiasa memanfaatkan internet, maka mencari informasi dengan

menggunakan situs pencari seperti www.google.com lebih mudah daripada

memanfaatkan cyber extension dan informasinya pun lebih beragam, tidak

hanya cenderung informasi teknis saja. Sedangkan untuk penyuluh yang tidak

menggunakan internet, khususnya penyuluh PNS senior, akan menjadi faktor

penghambat dalam mencari informasi melalui cyber extension. Penyuluh PNS

yang berusia tua ini pun motivasi kerja penyuluh pun sudah mulai menurun,

apalagi terkait motivasi pemanfaatan informasi teknologi internet. Selain itu

yang menjadi penghambat dalam mencari informasi pertanian melalui

internet pada umumnya dan cyber extension pada khususnya, yaitu

ketersediaan sarana-prasarana di kantor BP3K yang tidak mencukupi (1 – 2

komputer tiap BP3K, dan tidak semua penyuluh mempunyai sarana pribadi

untuk mengakses internet. Sarana-prasarana lebih cenderung digunakan untuk

kegiatan administrasi perkantoran. Hampir sebagian aktivitas kerja penyuluh

berada di lapangan, sehingga bagi penyuluh yang tidak mempunyai sarana

pribadi tidak pernah mencari informasi melalui cyber extension. Sedangkan

penyuluh yang mempunyai sarana pribadi, lebih cenderung untuk mengakes

media sosial.

b. Dari aspek memberikan umpan balik juga masih sangat rendah, hal ini dalam

penilaian penyuluh tampilan cyber extension yang masih standar dan tidak

ada menu menyampaikan ide atau komentar pada setiap informasi yang

Page 171: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

disajikan dalam situs tersebut, sehingga kurang memberikan manfaat adanya

interaksi antar pengguna, khususnya penyuluh, sehingga belum ada

manfaatnya untuk menambah kolega yang baru. Para penyuluh pun belum

tahu cara menggunakan e-petani, yaitu menu dalam cyber extension yang

memungkinkan melakukan memberikan umpan balik terhadap informasi yang

ada. Penyuluh juga belum pernah meneruskan informasi yang terdapat dalam

cyber extension melalui e-mail, karena mereka hanya tahu prosedur

mengakses, namun tidak tahu prosedur meneruskan informasi tersebut kepada

e-mail koleganya.

c. Penyampaian informasi melalui cyber extension masih sangat rendah

dikarenakan, para penyuluh tidak mengetahui prosedur menyampaikan

informasi cyber extension (untuk materi spesifik lokasi dan gerbang daerah)

yang harus melalui admin kabupaten. Penyuluh juga tidak mengetahui

prosedur dalam menyampaikan informasi melalui e-petani. Sangat rendahnya

kinerja penyuluh dalam penyampaian informasi melalui cyber extension juga

dikarenakan belum ada kebijakan dari pemerintah yang mengikat mereka

dalam pemanfaatan cyber extension. Aturan yang mengikat dengan tugas

pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang diatur dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No 2 Tahun 2008 (tentang Jabatan

Fungsional Penyuluh Pertanian) yang terkait dengan perencanaan penyuluhan

pertanian melalui media elektronik website hanya melekat pada jabatan

penyuluh ahli. Sampai dengan tahun 2012 di Kabupaten Bogor hanya

mempunyai dua orang yang menjabat sebagai penyuluh ahli setelah lulus

ujian kompetensi penyuluh.

Page 172: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

Kinerja penyuluh dalam hal pemanfaatan informasi cyber extension bagi

kegiatan penyuluhan masih sangat rendah atau belum pernah dilakukan. Hal ini

disebabkan, kecenderungan penyuluh belum menjadikan materi dalam internet

pada umumnya, dan cyber extension pada khususnya, sebagai materi utama

dalam kegiatan penyuluhan, sehingga mereka tidak pernah menggunakan materi

dalam internet dalam kegiatan penyuluh. Selama mereka masih mendapatkan

sumber informasi yang lain (tercetak, komunikasi interpersonal, publikasi

ilmiah, pertemuan teknis), mereka tidak akan mengakses informasi pertanian,

apalagi cyber extension. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suryantini (2003)

bahwa sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh penyuluh di

Kabupaten Bogor adalah sumber interpersonal (sesama penyuluh dan kontak

tani/ petani maju) dan media cetak (surat kabar).

Kinerja penyuluh dalam hal pengenalan cyber extension kepada petani/

kelompok tani masih sangat rendah atau belum pernah dilakukan. Para penyuluh

memandang para petani di Kabupaten Bogor belum mampu menggunakan

internet. Penyuluh beranggapan bahwa bagi petani, internet masih merupakan

“barang” yang mahal, sehingga masih belum dimanfaatkan. Bagi para penyuluh,

khususnya Penyuluh PNS yang berusia tua, yaitu ketidakmampuan

mengoperasikan internet, sehingga mereka merasa tidak mampu mengajarkan

akses informasi pertanian melalui internet pada umumnya (cyber extension pada

khususnya) kepada petani di pedesaan. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Departemen Komunikasi dan Informasi (2004), bahwa masih terbentang jalan

yang panjang sebelum semua orang Indonesia, khususnya di perdesaan dapat

mengambil manfaat dari potensi penuh teknologi informasi komunikasi internet.

Page 173: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

Wijekoon et al. (2006), pun menyatakan bahwa di negara Sri Lanka yang

menjadi hambatan dalam pemanfaatan cyber extension adalah rendahnya

kemampuan mengoperasionalkan komputer dari penyuluh dan petani, sehingga

perlu didukung dengan strategi khusus untuk mengatasinya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension a. Faktor Penunjang Cyber Extension

Faktor penunjang cyber extension tidak berpengaruh langsung secara

signifikan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Hal

ini disebabkan karena faktor penunjang cyber extension dari aspek kebijakan,

sarana-prasarana, dan pembiayaan cenderung sama tiap BP3K. Implementasi

kebijakan hampir sama pada setiap BP3K meskipun kebijakan tersebut tidak

sesuai dengan harapan penyuluh, karena penyuluh mengharapkan adanya

kebijakan pelatihan untuk mengoperasionalkan internet dahulu, sehingga

mereka akan mampu mengoperasikan cyber extension. Sedangkan untuk

sarana dan prasarana maka antara BP3K yang difasilitasi dan tidak

difasilitasi, sebenarnya semuanya telah didukung komputer dan jaringan

internet yang biaya operasional internet dibiayai oleh BP4K. Menurut

pengamatan di lapang, bahwa fasilitasi cyber extension tersebut diarahkan

kepada BP3K yang belum memiliki sarana komputer sebelumnya.

Namun dari hasil analisis sub variabel faktor penunjang cyber extension

(kebijakan, sarana-prasarana dan pembiayaan), maka faktor pembiayaan

pembiayaan mempunyai besar pengaruh yang dominan dan signifikan

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Penyuluh

Page 174: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

menilai bahwa pembiayaan yang sebatas untuk biaya internet di kantor BP3K

tidak dapat untuk merangsang peningkatan kinerja dalam pemanfaatan cyber

extension, sehingga perlu tambahan pembiayaan yang lain. Pembiayaan yang

diharapkan penyuluh adalah biaya untuk subidi pulsa dalam rangka

mengakses internet maupun subsidi untuk pembelian sarana komputer

pribadi. Selain itu, bagi penyuluh yang belum bisa mengoperasikan internet,

berharap untuk dibiayai dalam pelatihan internet.

Meskipun faktor penunjang cyber extension tidak berpengaruh langsung

secara signifikan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber

extension, namun faktor tersebut dapat berpengaruh tidak langsung secara

signifikan setelah melalui faktor-faktor yang lain, dengan penjelasan sebagai

berikut

1) Faktor penunjang cyber extension (X1) secara tidak langsung

mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y),

setelah melalui sosialisasi cyber extension (X3).

Faktor penunjang cyber extension, khususnya kebijakan berpengaruh

langsung terhadap sosialisasi cyber extension kepada penyuluh.

Kebijakan terkait sosialisasi cyber extension kepada penyuluh yang telah

dilaksanakan oleh pemerintah pusat (Kementerian Pertanian) dan

pemerintah daerah (BP4K) masih belum memenuhi harapan. Kebijakan

sosialisasi massal yang diterapkan oleh Kementerian Pertanian dinilai

tidak efektif, karena para penyuluh tidak bisa terlibat secara aktif.

Sosialisasi di tingkat BP3K pun tidak merata, karena beberapa BP3K

tidak pernah mendapatkan sosialisasi dari BP4K. Kebijakan sosialisasi

Page 175: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

yang diharapkan oleh penyuluh adalah sosialisasi dalam bentuk praktek,

khususnya bagi penyuluh belum bisa mengoperasikan internet.

Kebijakan sosialisasi pun diharapkan harus jelas bukan hanya teknik

mengakses, namun juga pengelolaan cyber extension di tingkat

Kabupaten Bogor. Kebijakan tersebut harus disertai dengan sarana-

prasarana yang mendukung dan pembiayaan yang cukup.

2) Faktor penunjang cyber extension (X1) akan mempengaruhi kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y) secara tidak langsung,

setelah melalui komunikasi antara penyuluh dan admin kabupaten (X4).

Faktor penunjang berupa kebijakan cyber extension yang telah

diterapkan, namun belum dijelaskan secara rinci mengenai prosedur

komunikasi antara penyuluh dan admin, mempengaruhi tingkat

komunikasi tersebut. Dalam menunjang komunikasi antara penyuluh dan

admin perlu didukung sarana-prasarana kantor dengan fasilitas internet

yang memadai (wi-fi) dan dapat diakses di setiap ruangan, sehingga

memungkinkan penyuluh yang mempunyai laptop pribadi dapat

berkomunikasi dengan adminstrator, misalnya dengan menggunakan

media sosial atau e-mail. Kebijakan tersebut juga perlu didukung oleh

pembiayaan yang cukup khususnya terkait mengembangkan jaringan

kabel internet menjadi jaringan nir kabel.

3) Faktor penunjang cyber extension (X1) secara tidak langsung

mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y),

setelah melalui kualitas informasi cyber extension (X2) dan sosialisasi

cyber extension (X3).

Page 176: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

Belum adanya kebijakan yang jelas cukup terkait prosedur

penyampaian informasi untuk cyber extension dan masukan bagi materi

dalam cyber extension, mempengaruhi kualitas informasi cyber extension

yang kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluh dan petani, tidak aktual

dan, sulit ditelusuri, sehingga informasi-informasi dalam cyber extension

jarang didiskusikan atau dipercakapkan di antara para penyuluh.

Pelaksanaan tugas dan aktivitas penyuluh di Kabupaten Bogor, salah

satunya merupakan implementasi dari hasil pertemuan dua mingguan

penyuluh yang diselenggarakan di BP3K. Dalam pertemuan tersebut,

biasanya setiap informasi-informasi, baik pelaksanaan kegiatan/program

pemerintah dan informasi terbaru terkait dengan pelaksanaan kegiatan

penyuluh didiskusikan antar penyuluh.

b. Kualitas Informasi Cyber Extension

Kualitas informasi cyber extension tidak berpengaruh langsung secara

signifikan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Hal

ini disebabkan karena kualitas informasi cenderung top down. Namun dari

hasil analisis masing-masing sub variabel kualitas informasi cyber extension

(kesesuaian informasi, aktualitas informasi dan sumber yang dipercaya),

maka aktualitas informasi dan sumber yang dipercaya berpengaruh langsung

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Aktualitas informasi cyber extension yang dicirikan dengan seberapa

jauh informasi tersebut diperbaharui atau di-update, berpengaruh langsung

Page 177: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Penilaian

penyuluh bahwa informasi dalam cyber extension tidak pernah di-update

mempengaruhi tingkat kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Sumber informasi yang dipercaya yang dicirikan kemudahan penelusuran

informasi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada kinerja penyuluh

dalam pemanfaatan cyber extension. Mudah atau tidaknya halaman muka

situs cyber extension ketika penyuluh mengakses situs cyber extension akan

mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Selain

itu bagi penyuluh PNS yang tidak mampu mengoperasikan internet, maka

menelusuri informasi cyber extension bukanlah sesuatu yang mudah.

Meskipun kualitas informasi tidak berpengaruh langsung secara

signifikan terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension,

namun faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja setelah melalui faktor

lain. Kualitas informasi cyber extension secara tidak langsung juga

berpengaruh terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension,

setelah melalui faktor sosialisasi cyber extension kepada penyuluh. Hal ini

dapat dijelaskan bahwa informasi cyber extension yang tidak aktual dan tidak

mudah ditelusuri, menyebabkan tidak pernah bahan perbincangan atau

diskusikan atau disosialisasikan di antara para penyuluh, sehingga akhirnya

akan mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

c. Sosialisasi Cyber Extension kepada Penyuluh

Faktor yang berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension (Y) adalah sosialisasi cyber

extension kepada penyuluh (X3). Rendahnya sosialisasi melalui percakapan,

Page 178: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

juga rendahnya motivasi kehadiran dan keterlibatan penyuluh, serta tidak ada

media perantara yang dibaca oleh penyuluh mengenai cyber extension,

mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

Sosialisasi yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian maupun BP4K, dinilai

tidak efektif karena tidak disertai dengan praktek, khususnya bagi penyuluh

yang belum mampu memanfaatkan internet.

Buku panduan yang dicetak BP4K terbatas, dan hanya dibagikan satu per

BP3K. Hal ini tidak efektif , karena terkadang buku panduan tersebut tidak

disampaikan kepada penyuluh hanya sampai pada tingkat Kepala BP3K atau

tidak diletakkan di perpustakaan BP3K. Harapan bagi penyuluh, khususnya

bagi yang tidak mampu mengoperasikan internet, maka buku tersebut dapat

diperbanyak kembali dan dibagikan kepada penyuluh.

d. Komunikasi antara Penyuluh dan Adminstrator Cyber Extension

Faktor yang berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension adalah komunikasi antara

penyuluh dan adminstrator cyber extension Kabupaten Bogor Komunikasi

antara penyuluh dan admin cyber extension yang tidak terjalin dalam

pelaksanaan cyber extension ini disebabkan karena ketidaktahuan para

penyuluh mengenai keberadaan adminstrator di Kabupaten Bogor. Para

penyuluh menganggap segala informasi yang ditampilkan dalam cyber

extension dikelola oleh pemerintah pusat dalam hal ini Badan PPSDMP dan

BP4K. Ketidaktahuan penyuluh mengenai keberadaan adminstrator tersebut,

sehingga menyebabkan mereka tidak tahu bagaimana harus menyampaikan

materi penyuluhan dalam cyber extension. Selain itu, para penyuluh juga tidak

Page 179: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

tahu bagaimana harus memberikan masukan dalam pengembangan sistem

informasi cyber extension. Hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi

antara penyuluh dan administrator kabupaten, adalah konsultasi di antara

mereka, karena dengan suatu proses komunikasi melalui konsultasi, diharapkan

penyuluh tahu apa yang hendak dilakukan dalam pemanfaatan cyber extension,

menanyakan bila terjadi suatu masalah dalam pemanfaatan cyber extension dan

memberikan suatu input bagi pengembangan cyber extension baik mengenai

tampilan cyber extension di halaman web maupun tampilan di ponsel,

kecepatan akses ketika pertama kali membuka situs cyber extension, serta

kemasan dan isi materi yang terdapat cyber extension.

e. Karakteristik Penyuluh

Karakteristik penyuluh tidak berpengaruh langsung secara signifikan

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Hal ini

disebabkan karakteristik penyuluh di Kabupaten Bogor cenderung sama.

Namun dari uji analisis tiap sub variabel karakteristik penyuluh, maka umur

penyuluh, masa kerja, kepemilikan sarana teknologi informasi serta motivasi

penyuluh mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension.

Umur dan masa kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja dalam

pemanfaatan cyber extension. Hal ini mengindikasikan bahwa penyuluh yang

berusia muda dan masa kerja masih rendah, dalam hal ini THL-TBPP,

mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja dalam pemanfaatan cyber

extension, meskipun pengaruh tersebut sangat kecil dibanding kepemilikan

sarana teknologi informasi dan motivasi penyuluh. Melalui deskripsi hasil data,

Page 180: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

juga menunjukkan bahwa para THL-TBPP cenderung sering untuk mencari

informasi melalui cyber extension. Menurut Robbins (1998) dengaan

menuanya umur produktivitasnya akan melorot, dengan sering diandaikan

bahwa keterampilannya terutama dalam kecepatan, kecekatan, kekuatan, dan

koordinasi menurun berjalannya dengan waktu. Kebosanan dalam pekerjaan

yang berlarut-larut dan berkurangnya rangsangan intelektual semuanya

menyumbang pada berkurangnya produktivitas.

Kepemilikan sarana teknologi informasi berpengaruh juga terhadap kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension. Hal ini bermakna bahwa selama

penyuluh tidak memiliki sarana teknologi informasi , atau mempunyai namun

tidak pernah dimanfaatkan dalam mengakses informasi pertanian, akan

berpengaruh terhadap rendahnya kinerja dalam pemanfaatan cyber extension.

Melalui deskripsi data, maka ditunjukkan bahwa para THL-TBPP juga

cenderung mempunyai sarana teknologi informasi, sedangkan para penyuluh

PNS maksimal hanya mempunyai sarana namun tidak dimanfaatkan.

Kepemilikan sarana teknologi informasi dirasa penting oleh penyuluh, karena

tanpa sarana pribadi tersebut maka pemanfaatan cyber extension tidak akan

efektif, karena sebagian besar waktu penyuluh di lapang sehingga tidak

memungkinkan untuk menggunakan komputer di kantor BP3K atau lewat

warung internet (warnet).

Motivasi penyuluh berpengaruh terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension. Motivasi penyuluh yang tinggi tercermin dari

para penyuluh THL-TBPP, sedangkan para penyuluh PNS yang sudah senior

mempunyai motivasi yang rendah dalam hal menggunakan internet dan

Page 181: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

motivasi belajar. Dalam penelitian Leilani dan Jahi (2006), masa kerja

penyuluh di beberapa kabupaten Jawa Barat masuk dalam kategori cukup lama

19-29 tahun, dan mereka manganggap peningkatan profesionalitas tidak lagi

menjadi prioritas, karena bukan merupakan kebutuhan utama melainkan

kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.

Seperti dibahas sebelum bahwa secara umum karakteristik penyuluh tidak

berpengaruh langsung secara signifikan, namun secara tidak langsung

mempunyai pengaruh setelah melalui faktor-faktor yang lain, yang dibahas

sebagai berikut:

1) Karakteristik penyuluh secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension setelah melalui kualitas

informasi cyber extension dan sosialisasi cyber extension kepada penyuluh

Karakteristik penyuluh mempengaruhi kualitas informasi yang aktual

dan mudah ditelusuri, sehingga informasi tersebut akan menjadi bahan

diskusi antar penyuluh yang mendorong dalam peningkatan kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

2) Karakteristik penyuluh juga secara tidak langsung mempengaruhi kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension setelah melalui persepsi

penyuluh terhadap cyber extension

Persepsi penyuluh terhadap cyber extension lebih dipengaruhi oleh

karakteristik penyuluh daripada faktor lain. Melalui distribusi data yang

telah dideskripsikan bahwa para penyuluh THL-TBPP yang berusia muda,

mempunyai masa kerja yang rendah, mempunyai tingkat pendidikan yang

Page 182: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

lebih tinggi, dan mempunyai sarana teknologi informasi, dan mempunyai

motivasi tinggi dalam memanfaatkan internet lebih cenderung mempunyai

persepsi baik terhadap cyber extension khususnya dalam memberikan

tambahan pengetahuan baru dan kemudahan diaplikasikan oleh mereka.

Persepsi yang baik terhadap cyber extension yang mendorong dalam

pemanfaatan cyber extension.

f. Persepsi Penyuluh terhadap Cyber Extension

Faktor yang berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension adalah persepsi penyuluh

terhadap cyber extension. Para penyuluh yang cenderung mempunyai persepsi

kurang baik terhadap cyber extension yang menurut pandangan mereka hanya

menyajikan pengetahuan teknis lama yang sudah diketahui penyuluh dan

petani sebelumnya mempengaruhi kinerja dalam pemanfaatan cyber extension.

Apalagi cyber extension dipandang belum membangun jejaring seperti media

sosial yang sering digunakan para penyuluh untuk berinternet.

Para penyuluh mempunyai pandangan, bahwa untuk saat ini, cyber

extension tidak mudah diaplikasikan dengan menggunakan sarana prasarana

kantor. Hal ini disebabkan karena di setiap BP3K hanya terdapat satu sampai

dua komputer yang lebih banyak dimanfaatkan oleh kegiatan administrasi

perkantoran.

Menurut pandangan penyuluh bahwa cyber extension tidak mudah

diaplikasikan oleh penyuluh, bahwa penyuluh PNS cenderung tidak mampu

menggunakan internet. Bila membutuhkan informasi melalui internet, mereka

meminta bantuan para THL-TBPP untuk mengakseskan. Sedangkan penyuluh

Page 183: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

THL-TBPP cenderung relatif mudah diaplikasikan oleh mereka. Hal ini seperti

menunjukkan adanya diferensiasi antara penyuluh PNS dan THL-TBPP dalam

akses informasi pertanian melalui internet. Sasidhar dan Sharma (2006)

menyatakan bahwa perbedaan dari tingkat pemanfaatan cyber extension (yang

berbasis teknologi informasi komunikasi) di India, menyebabkan kesenjangan

terhadap kebutuhan untuk kontrol lokal atas sistem informasi lokal dan akses

sosial, sehingga akan menimbulkan diferensiasi pada masyarakat (Sasidhar dan

Sharma, 2006).

Persepsi yang tidak baik juga dikemukakan oleh penyuluh, terkait

pandangan penyuluh bahwa untuk saat ini, cyber extension tidak mudah

diaplikasikan oleh petani, karena pada umumnya petani di Kabupaten Bogor

tidak mampu menggunakan internet, sehingga para penyuluh tidak pernah

memperkenalkan cyber extension kepada petani binaan mereka.

Persepsi yang buruk terhadap pembiayaan dalam pemanfaatan cyber

extension, mempengaruhi tingkat kinerja dalam pemanfaatannya. Para

penyuluh menganggap bahwa pembiayaan dalam penggunaan internet masih

dianggap mahal, apalagi untuk mengakses cyber extension, sehingga mereka

tergantung pada dukungan pembiayaan dari pemerintah. Para penyuluh pun

berpandangan bahwa kondisi petani saat ini juga tidak mampu bila membiayai

sendiri dalam mengakses internet, apalagi mengakses cyber extension. . Hal ini

sejalan dengan penyataan Departemen Komunikasi dan Informasi (2004)

bahwa infrastrukturnya masih terbatas dan biaya jasa masih mahal sehingga

praktis berada di luar jangkauan pedesaan.

Page 184: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

Dari ketiga faktor yang mempunyai pengaruh langsung secara signifikan

terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension, maka faktor

komunikasi antara penyuluh dan adminstrator yang merupakan faktor yang

paling dominan berpengaruh daripada faktor-faktor lainnya. Hal ini

mengindikasikan bahwa peran admin cyber extension bukan hanya sebatas

mengelola informasi cyber extension. Adminstrator juga dapat berperan sebagai

fasilitator bagi penyuluh agar para penyuluh di Kabupaten dapat menerima cyber

extension sebagai inovasi sumber informasi pertanian berbasis internet dan

memanfaatkannya dengan baik. Menurut Lionberger dan Gwin (1982),

penerimaan masyarakat atas inovasi dan perubahan-perubahan di dalam gaya

hidupnya, sangat bergantung kepada banyak hal. Sebagian dari faktor-faktor

tersebut, mungkin dapat muncul dari pengaruh penyuluhnya sendiri; tetapi

sebagian lagi masih tetap saja pada apa saja yang dilakukan sebelum penyuluh

melakukan sesuatu yang dicobakan untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

Di lain pihak, beberapa perubahan perilaku baru dapat tercapai setelah selang

waktu tertentu. Keberhasilan penyuluh sebenarnya tergantung kepada

kemampuannya untuk menyatu dengan kliennya dan pengetahuan serta

keterampilan yang diperlukan kliennya. Untuk itu beberapa prioritas minimum

yang diperhatikan di antaranya:

1) Kemampuan penyuluh berkomunikasi;

2) Tersedianya suatu sistem sarana penunjang yang memungkinkan penyuluh

dan kliennya melakukan yang ingin mereka lakukan

3) Adanya kebijakan pemerintah yang memungkinkan para penyuluh dan

kliennya melakukan apa yang mereka lakukan dalam upayanya untuk

Page 185: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

memperoleh suatu manfaat atau imbalan tertentu (baik yang sifatnya

ekonomis maupun sosial).

4. Upaya-upaya Perbaikan Kinerja Penyuluh dalam Pemanfaatan Cyber Extension

Secara umum upaya-upaya yang telah dilakukan oleh BP4K dalam

memperbaiki kinerja penyuluh belum dirasakan oleh penyuluh. Upaya yang

telah dilakukan hanya sebatas sosialisasi melalui pertemuan mingguan di BP3K

pada pertengahan tahun 2011, memfasilitasi BP3K yang belum mempunyai

komputer dengan komputer yang bisa untuk mengakses internet, memasang

jaringan kabel untuk internet, dan mencetak buku panduan teknis mengakses

cyber extension. Upaya-upaya tersebut dirasakan belum efektif dalam

meningkatkan kinerja penyuluh dalam pemanfaataan cyber extension.

Pada awal diluncurkan sistem informasi cyber extension adalah untuk

menyediakan informasi kepada penyuluh yang dapat dimanfaatkan dalam

kegiatan penyuluhan, sehingga penyuluh diharapkan tidak hanya menunggu

pasokan materi penyuluhan, namun bisa langsung mengakes informasi cyber

extension untuk mencari informasi yang diperlukan. Namun perencanaan dan

pelaksanaan program tersebut cenderung top-down oleh Badan PPSDMP

meskipun tujuan jelas namun tanpa disertai oleh kajian yang mendalam

mengenai potensi, sumber daya yang ada, permasalahan, serta peluang-peluang

yang berbeda pada setiap wilayah di Indonesia. Menurut Mardikanto (2010)

bahwa dalam proses pemberdayaan harus diawali dengan mengidentifikasi dan

mengkaji potensi wilayah, permasalahan serta peluang-peluang. Sehingga yang

perlu diperhatikan dalam upaya memperbaiki kinerja penyuluh dalam

Page 186: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

pemanfaatan cyber extension diawali oleh pihak yang menginiasi program

tersebut yaitu Badan PPSDMP terkait dengan mengevaluasi kembali kebijakan

mengenai cyber extension serta meningkatkan koordinasi dan komunikasi

dengan kelembagaan penyuluhan di tingkat daerah untuk menghimpun masukan

bagi perbaikan kebijakan tersebut.

Kelembagaan penyuluhan di tingkat daerah pun hendaknya dapat

memberikan masukan berdasarkan kondisi dan potensi wilayah yang ada, baik

terkait dengan sarana prasarana yang ada, pembiayaan, kompetensi

administrator, kemampuan mengoperasionalisasikan komputer dan internet para

penyuluh, motivasi penyuluh, dan kualitas informasi yang dibutuhkan penyuluh

dan petani. Masukan-masukan tersebut dihimpun dari para penyuluh yang

mengerti kondisi dan situasi di lapangan. Sehingga metode penyuluhan melalui

cyber extension mengikuti kaedah dasar dalam pemilihan metode penyuluhan

pertanian yang dapat digolongkan menjadi lima, yaitu tahapan dan kemampuan

adopsi, sasaran, sumberdaya, keadaan daerah, dan kebijakan pemerintah, sesuai

diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 52/ Permentan/ OT.140/

12/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian.

Dalam era keterbukaan informasi pada saat ini, maka yang perlu

diperhatikan kebijakan cyber extension yaitu mengenai konsep cyber extension

bahwa www.cybex.deptan.go.id, bukanlah satu-satunya sistem informasi

penyuluhan pertanian, namun masih banyak media berbasis internet (jaringan

on-line) yang menyajikan informasi yang terpercaya dan dimanfaatkan penyuluh

dalam kegiatan penyuluhan. Hal ini ditunjukkan bahwa para penyuluh di

Kabupaten Bogor yang lebih cenderung memanfaatkan internet untuk mencari

Page 187: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan penyuluhan dengan menggunakan

situs pencari daripada melalui cyber extension. Namun di sisi lain berdasarkan

Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan, pasal 28 dijelaskan bahwa materi penyuluhan dalam

bentuk teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan

pelaku usaha, harus mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali

teknologi yang bersumber dari pengetahuan tradisional. Sehingga dengan

diterapkan kebijakan cyber extension tersebut juga berimplikasi perlu ditinjau

kembalinya pasal tersebut.

Page 188: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan, tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dipaparkan pada bagian terdahulu, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan

yaitu:

1. Gambaran singkat pelaksanaan cyber extension di Kabupaten Bogor dapat

dijelaskan bahwa pelaksanaan cyber extension dimulai semenjak tahun 2010

dengan diawali oleh penyaluran sarana-prasarana komputer, printer dan modem

di enam BP3K (dari 12 BP3K se-Kabupaten Bogor). BP4K juga menunjuk dan

menetapkan seorang administrator untuk mengelola informasi dalam cyber

extension (khusus untuk materi spesifik lokalita dan gerbang daerah). Sosialisasi

cyber extension kepada penyuluh diadakan di tiap BP3K dalam pertemuan

mingguan. Selain itu perwakilan penyuluh juga ikut serta menghadiri sosialisasi

cyber extension di tingkat pusat. Dukungan pembiayaan BP4K adalah melalui

biaya internet yang dimasukkan dalam pengeluaran telpon tiap-tiap BP3K.

BP4K juga mencetak buku panduan mengenai teknik mengakses cyber extension

untuk membantu penyuluh yang tidak bisa mengoperasikan internet, dan belum

tahu keberadaan cyber extension.

2. Kinerja penyuluh Kabupaten dalam pemanfaatan cyber extension dalam kriteria

sangat rendah. Salah satu yang menonjol dari pelaksanaan kinerja tersebut yaitu

mencari informasi oleh Penyuluh THL-TBPP, meskipun kecenderungan

Page 189: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

penyuluh tidak pernah mencari informasi melalui cyber extension. Pelaksanaan

kinerja yang paling rendah adalah pengenalan cyber extension kepada petani

3. Kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension dipengaruhi secara

langsung secata signifikan oleh sosialisasi cyber extension kepada penyuluh,

komunikasi antara penyuluh dan administrator cyber extension Kabupaten

Bogor, dan persepsi penyuluh terhadap cyber extension. Faktor komunikasi

antara penyuluh dan admin yang merupakan faktor yang paling dominan

berpengaruh terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

4. Faktor yang tidak langsung mempengaruhi kinerja penyuluh dalam pemanfaatan

cyber extension adalah faktor penunjang cyber extension, kualitas informasi

cyber extension dan karakteristik penyuluh.

5. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam perbaikan peningkatan kinerja

penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension adalah melakukan sosialisasi

melalui pertemuan mingguan di BP3K pada pertengahan tahun 2011,

memfasilitasi BP3K dengan komputer yang bisa untuk mengakses internet,

memasang jaringan kabel untuk internet, dan mencetak buku panduan teknis

mengakses cyber extension.

B. Implikasi

Implikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Implikasi praktis

a. Tingkat kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension yang

dipengaruhi secara langsung oleh sosialisasi cyber extension kepada

penyuluh, komunikasi antara penyuluh dan adminitrator cyber extension

Kabupaten Bogor, dan persepsi penyuluh terhadap cyber extension, maka

Page 190: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

diupayakan untuk mengoptimalisasi faktor tersebut dalam rangka

meningkatkan kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension.

b. Selain ketiga faktor tersebut yang mempengaruhi secara langsung terhadap

kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension, maka terdapat tiga

faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension, yaitu faktor penunjang cyber extension, kualitas

informasi cyber extension, dan karakteristik penyuluh. Langkah-langkah

konkrit dalam rangka mengoptimalisasi ketiga faktor tersebut, diharapkan

memberikan pengaruh pada tingkat kinerja penyuluh dalam pemanfaatan

cyber extension.

2. Implikasi teoritis

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja penyuluh dalam

pemanfaatan cyber extension, baik faktor yang berpengaruh langsung maupun

tidak langsung dapat dikembangkan menjadi bahan penelitian lanjutan.

C. Saran

Secara umum yang perlu diperhatikan mengingat kinerja penyuluh yang sangat

rendah dalam pemanfaatan cyber extension, maka disarankan kepada Badan

PPSDMP untuk memperbaiki kebijakan mengenai cyber extension yang diawali

dengan melakukan kajian terkait tahapan dan kemampuan adopsi, sasaran,

sumberdaya, keadaan daerah, dan kebijakan pemerintah (pusat dan daerah). Kajian

juga dilakukan terkait dengan pasal 28 UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang materi

penyuluhan yang harus mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, dan

implikasi kebijakan cyber extension yang memungkinkan para penyuluh untuk lebih

Page 191: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

terbuka mengakses dan memanfaatkan informasi dari sumber-sumber lain yang

belum tentu mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah sebagai materi

penyuluhan. Kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat untuk menetapkan

tahapan-tahapan yang harus ditempuh untuk mendukung perbaikan kebijakan cyber

extension

Secara khusus saran disampaikan terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh

secara langsung terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension

adalah:

1. Dalam rangka meningkatkan komunikasi antara penyuluh dan administrator

kabupaten, disarankan agar:

a. BP4K Kabupaten menyusun prosedur teknis komunikasi tersebut.

b. BP3K mensosialisasikan prosedur teknis komunikasi tersebut.

c. Penyuluh menjalin komunikasi dengan cyber extension sesuai dengan

prosedur teknis tersebut.

d. Administrator cyber extension terlibat aktif dalam menjalin komunikasi

dengan penyuluh.

2. Dalam rangka meningkatkan sosialisasi cyber extension kepada penyuluh, maka

untuk:

a. BP4K disarankan untuk (a) merevisi panduan teknis mengakses cyber

extension serta diperbanyak dan dibagikan kepada tiap-tiap penyuluh; (b)

meningkatkan sosialisasi di tingkat BP3K, yang bukan hanya sekedar

pertemuan namun disertai dengan praktek (demonstrasi).

b. BP3K disarankan untuk membentuk forum diskusi cyber extension antar

penyuluh.

Page 192: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

c. Penyuluh disarankan untuk membaca buku panduan teknis mengakses cyber

extension, sekaligus mempraktekkan pemanfaatan cyber extension sesuai

dengan petunjuk panduan tersebut dan terlibat aktif dalam kelompok diskusi

cyber extension.

3. Dalam rangka meningkatkan persepsi penyuluh terhadap cyber extension maka

disarankan agar para penyuluh dapat mempunyai pemahaman konsep yang benar

terhadap cyber extension dan pemanfaatannya.

4. Perlu adanya pembiayaan yang cukup dari BP4K yang didukung swadaya dari

penyuluh dalam rangka mengimplementasikan kebijakan dan peningkatan serta

pemeliharaan sarana prasarana.

5. Para penyuluh PNS agar lebih meningkatkan motivasi dalam pemanfaatan

informasi pertanian melalui internet dan memiliki sarana teknologi informasi

pribadi (laptop, komputer PC, ponsel) yang dimanfaatkan untuk mengakses

informasi pertanian melalui internet.

Saran disampaikan terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak

langsung terhadap kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension adalah:

1. Dalam rangka meningkatkan faktor penunjang cyber extension, maka disarankan

agar BP3K mengoptimalkan faktor penunjang yang telah ada dengan

meningkatkan keswadayaan antar penyuluh untuk berperan serta dalam

pengelolaan informasi yang akan disampaikan melalui cyber extension dan

kelompok diskusi cyber extension.

2. Dalam rangka meningkatkan kualitas informasi cyber extension, maka disarankan

bagi:

Page 193: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA …/Faktor... · sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat ... tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

a. Penyuluh untuk memberikan masukan kepada pengelola

(administrator) cyber extension di tingkat pusat dan daerah mengenai

informasi yang dibutuhkan penyuluh dan petani yang saat itu menjadi

topik dalam diskusi antar penyuluh.

b. Administrator cyber extension untuk lebih terbuka menerima masukan

dari penyuluh untuk meningkatkan kualitas informasi yang sesuai

kebutuhan penyuluh dan petani.

3. Terkait dengan karakteristik penyuluh maka:

a. Para penyuluh disarankan perlu meningkatkan motivasi dalam pemanfaatan

informasi pertanian dari internet agar mempunyai persepsi yang baik terhadap

cyber extension.

b. BP3K disarankan untuk memberdayakan penyuluh yang memiliki motivasi

tinggi dalam pemanfaatan informasi pertanian dan persepsi yang baik

terhadap pemanfaatan cyber extension, agar mendorong penyuluh lain yang

masih mempunyai motivasi rendah.