132
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA YANG TERPAJAN KEBISINGAN DI PT. “X” INDONESIA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH : SOFYAN HADI NIM: 107101001488 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN

DARAH PADA PEKERJA YANG TERPAJAN KEBISINGAN

DI PT. “X” INDONESIA TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

SOFYAN HADI

NIM: 107101001488

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2014

Sofyan Hadi

Page 3: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

ii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, 14 Juli 2014

Sofyan Hadi, NIM : 107101001488

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Tekanan Darah pada Pekerja yang

Terpajan Kebisingan di PT. “X” Indonesia Tahun 2014

(xvi + 82 halaman, 32 lampiran)

ABSTRAK

PT. “X” merupakan salah satu perusahaan industri produsen mobil yang berada

di Bogor, Indonesia. Dalam proses produksi di perusahaan ini terdapat kebisingan yang

mempunyai Nilai Ambang Batas diatas normal. Dari 8 lokasi/station yang dilakukan

pengukuran kebisingan, terdapat 3 lokasi/station yang memliki nilai dosis dan TWA

yang melebihi ambang batas, yaitu axle belakang (188%), Station 1B (127%), dan

Washing (481%). Keterpaparan terhadap kebisingan yang melebihi nilai ambang batas

pada kurun waktu yang cukup lama selain berakibat pada gangguan pendengaran ringan

juga dapat menaikkan tekanan darah. Pengulangan paparan kebisingan yang terus

menerus dapat mempercepat perkembangan perubahan struktur vascular pembuluh

perifer sehingga menghasilkan kenaikan tekanan darah yang menetap sampai menuju

tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999).

Penelitian ini merupakan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kenaikan tekanan darah pada pekerja yang terpajan kebisingan di PT. “X” Indonesia

tahun 2014 yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

kenaikan tekanan darah sehingga dapat dilakukan pencegahan sejak dini. Penelitian yang

dilakukan oleh mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilaksanakan pada Januari-

Mei 2014 di PT “X” Indonesia dengan jenis penelitian kuantitatif dan disain studi yang

digunakan adalah Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pekerja

yang terpapar kebisingan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari

pengukuran langsung dan kuesioner serta data sekunder diperoleh dari PT “X”

Indonesia.

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dosis

kebisingan (p-value = 0.004) dan riwayat merokok (p-value = 0.010) dengan kenaikan

tekanan darah sistole Sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa

kerja dan umur dengan kenaikan tekanan darah sistole.

Saran yang dilakukan adalah peningkatan pengawasan terhadap penggunaan alat

pelindung telinga pada pekerja, serta perlu adanya tindak lanjut berupa sanksi yang

dilakukan oleh pihak perusahaan, karena masih ada pekerja yang tidak menggunakannya

saat pekerjaan berlangsung. Selain itu pengecekan berkala alat pelindung telinga juga

diperlukan untuk mengetahui masih layak atau tidakkah alat pelindung telinga tersebut

digunakan.

Daftar bacaan : 38 (1961 – 2008)

Page 4: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

iii

JAKARTA STATE ISLAMIC UNIVERSITY

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH

Undergraduated Thesis, July 2014

Sofyan Hadi, NIM : 107101001488

Factors affect a rise blood pressure on workers that is exposed noise in PT “X”

Indonesia Year 2014

(xvi + 82 pages, 32 attachments)

ABSTRACT

PT “X” is one of an industrial enterprise manufacturer of automobiles who was

in bogor indonesia. During the production process in this company, there are the noise

have the value of a threshold above normal. From 8 locations / station carried out the

measurement of noise, there are three locations / station which has a dose and twa that

exceeds the value of a threshold, namely rear axle (188%), station 1b (127%), and the

washing (481% ). Other malignancies against noise that exceeds the value of a threshold

during a considerable time in addition to amounted to hearing loss light can also raise

blood pressure. The repetition of exposure to the noise continuous can hasten of

developmental changes in the structure of vascular peripheral vessels so as to produce a

rise in blood pressure that settled until toward the rate of hypertension (Wardana, W:

1999).

This research is research on factors that affect a rise in blood pressure on workers

that is exposed noise in PT X” Indonesia 2014 whose aim is to identify the factors that

affect a rise in blood pressure so as to be conducted early prevention.Research

conducted by a student of uin syarif hidayatullah jakarta held on januari- may 2014 in

PT X” Indonesia with the kind of research and the design of quantitative study used is

the cross sectional. A sample in this research is all workers exposed to noise. The data

used is data derived from measurement direct primary and secondary a questionnaire as

well as data obtained from PT X” Indonesia.

The results of the test statistics show there is a significant relation exists between

a dose of noise ( p-value = 0.004 ) and the acts of smoking ( p-value = 0.010 ) with a rise

in blood pressure the systole while there is not a significant relation exists between

working time and age with a rise in blood pressure the systole and the diastole.

A suggestion that is done is an increase the supervision to the use of a hearing

protectors to the workers, and the need of a follow-up in the form of sanctions,

conducted by the company because there are still worker who does not use them when

the work in progress. Besides that checks a periodical instrument hearing protectors also

required to know still worth hearing protectors or don ' t instrument is used.

References : 38 (1961 – 2008)

Page 5: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

iv

Judul Skripsi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN

DARAH PADA PEKERJA YANG TERPAJAN KEBISINGAN

DI PT. “X” INDONESIA TAHUN 2014

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing untuk dipertahankan pada sidang skripsi

dihadapan tim penguji Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Juli 2014

Oleh

Sofyan Hadi

NIM : 107101001488

Catur Rosidati, MKM

Pembimbing I

Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes

Pembimbing II

Page 6: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

v

PANITIA SIDANG UJI SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Juli 2014

Penguji Skripsi I

(Febrianti, M.Si)

Penguji Skripsi II

(dr. Yuli Prapanca Satar, MARS)

Page 7: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Sofyan Hadi

Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 19 Oktober 1989

Alamat Jl. Masjid An-Nur Kebon nanas V, RT 011/010 No.20

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

Agama Islam

Golongan Darah O

No. Telp 085777592632

E-mail [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1995 – 2001 SDI Al-Falah

2001 – 2004 MTS Al-Falah

2004 – 2007 MA Al-Falah

2007 – sekarang S1 Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

2005 – 2006 Staff Divisi Pendidikan Ikatan Pelajar Madrasah Aliyah Al-

Falah

2008 – 2009 Staff Departemen Pusat Penelitian dan Pengembangan BEM

Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 8: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

vii

KATA PENGANTAR

الســالم عـــليكم و رحمة اهلل و بركا ته

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan

kenikmatan yang tak terhingga kepada kita semua. Dengan memanjat rasa syukur atas

segala nikmat dan rahmat-Nya hingga laporan penelitian (skripsi) yang berjudul

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Tekanan Darah pada Pekerja yang

Terpajan Kebisingan di PT. “X” Indonesia Tahun 2014” ini dapat disusun dengan

baik. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahan kepada junjungan Nabi

Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang

terang benderang ini.

Penyusunan skripsi ini bukanlah merupakan hasil usaha peneliti sendiri,

melainkan banyak pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan saran

dalam menyelesaikannya. Untuk itu sepatutnya peneliti mengucapkan terimakasih yang

tak terhingga kepada:

1. Keluarga tercinta, terutama ayah dan mama yang tak pernah lelah untuk

memberikan nasihat, semangat serta kasih sayangnya yang tulus.

Pengorbanannya tak akan penulis lupakan.

2. Ibu Febrianti, M.Si sebagai Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat.

3. Ibu Iting Shofwati, ST, MKKK selaku penanggung jawab peminatan Kesehatan

dan Keselamatan Kerja.

Page 9: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

viii

4. Ibu Catur Rosidati, MKM dan Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, MKes selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, arahan dan ilmu dalam

membimbing hingga skripsi ini selesai.

5. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Bapak Ir. Ari Abriyarto selaku pembimbing lapangan serta bapak/ibu lainnya

yang tidak penulis ucapkan satu persatu namanya, terimakasih atas kesempatan,

bimbingan maupun arahan yang telah diberikan kepada penulis selama di PT.

“X” Indonesia.

7. Sahabat-sahabat seperjuanganku di kesmas 2007 baik K3 maupun Gizi, sukses

untuk kita semua.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripai ini masih terdapat

kekurangan dan kesalahan karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan

datangnya dari peneliti selaku manusia, karena itu peneliti mengharap saran dan kritik

yang membangun guna menjadi lebih baik lagi. Akhir kata dengan penuh rasa hormat

dan kerendahan hati, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak.

Jakarta, Juli 2014

Peneliti

Page 10: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .........................................................................................

ABSTRAK....................................................................................................................

PERNYATAAN PERSETUJUAN...............................................................................

PANITIA SIDANG SKRIPSI......................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................

DAFTAR TABEL.........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................

1.3. Pertanyaan Penelitian........................................................................................

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................

1.4.1. Tujuan Umum ......................................................................................

1.4.2. Tujuan Khusus .....................................................................................

1.5. Manfaat Penelitian............................................................................................

1.5.1. Bagi Peneliti ........................................................................................

1.5.2. Bagi Perusahaan ...................................................................................

1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN..................................

1.5.4. Bagi Peneliti Lain..................................................................................

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebisingan........................................................................................................

2.1.1. Pengertian Kebisingan..........................................................................

i

ii

iv

v

vi

vii

ix

xiii

xiv

xv

1

4

5

6

6

7

8

8

8

8

8

9

10

10

Page 11: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

x

2.1.2. Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan..............................................

2.2. Sumber Kebisingan..........................................................................................

2.3. Jenis Kebisingan...............................................................................................

2.4. Recommended Exposure Limit (REL) .............................................................

2.5. Gangguan Akibat Kebisingan..........................................................................

2.5.1. Gangguan Auditorial............................................................................

A. Sensorineural Hearing Loss...........................................................

B. Conductive Hearing Loss...............................................................

C. Mixed Hearing Loss.......................................................................

2.5.2. Gangguan Nonauditorial......................................................................

A. Gangguan Fisiologis.......................................................................

B. Gangguan Psikologis......................................................................

C. Gangguan Komunikasi...................................................................

D. Gangguan Tidur..............................................................................

2.6. Pengendalian Kebisingan.................................................................................

2.7. Tekanan Darah.................................................................................................

2.8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Naiknya Tekanan Darah........................

2.9. Kerangka Teori.................................................................................................

BAB III KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep..............................................................................................

3.2. Definisi Operasional..........................................................................................

3.3. Hipotesis............................................................................................................

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian ..............................................................................................

4.2. Lokasi dan waktu penelitian..............................................................................

4.3. Populasi dan Sampel.........................................................................................

4.4. Pengumpulan Data............................................................................................

4.5. Teknik Pengolahan Data...................................................................................

11

12

13

14

15

15

16

16

17

17

17

18

18

18

19

23

28

36

38

40

42

43

43

43

45

48

Page 12: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

xi

4.6. Analisis Data.....................................................................................................

BAB V HASIL

5.1. Gambaran Umum Perusahaan…………..........................................................

5.1.1. Panitia Pelaksana Keselamatan Kesehatan Kerja (P2K3)....................

5.1.2. Proses Produksi.....................................................................................

5.2. Hasil Analisis Univariat....................................................................................

5.2.1. Gambaran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Kerja Di PT “X”

Indonesia Tahun 2014..........................................................................

5.2.2. Gambaran Kenaikan Tekanan Darah Sistole Di PT “X” Indonesia

Tahun 2014...........................................................................................

5.2.3. Gambaran Dosis Kebisingan Di PT “X” Indonesia Tahun 2014.........

5.2.4. Gambaran Masa Kerja Di PT “X” Indonesia Tahun 2014...................

5.2.5. Gambaran Usia Di PT “X” Indonesia Tahun 2014..............................

5.2.6. Gambaran Status Merokok Di PT “X” Indonesia Tahun 2014...........

5.3. Hasil Analisis Bivariat......................................................................................

5.3.1. Hubungan antara Dosis Kebisingan terhadap Kenaikan Tekanan

Darah Sistole Di PT “X” Indonesia Tahun 2014..................................

5.3.2. Hubungan antara Masa Kerja terhadap Kenaikan Tekanan Darah

Sistole Di PT “X” Indonesia Tahun 2014............................................

5.3.3. Hubungan antara Usia terhadap Kenaikan Tekanan Darah Sistole Di

PT “X” Indonesia Tahun 2014.............................................................

5.3.4. Hubungan antara Status Merokok terhadap Kenaikan Tekanan Darah

Sistole Di PT “X” Indonesia Tahun 2014............................................

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian.....................................................................................

6.2. Peningkatan tekanan darah................................................................................

6.3. Kebisingan.........................................................................................................

6.4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kenaikan Tekanan Darah

50

51

51

52

60

60

61

61

62

63

63

64

64

65

66

67

69

69

70

Page 13: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

xii

6.4.1. Hubungan antara Dosis Kebisingan dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole………….................................................................................

6.4.2. Hubungan antara Masa Kerja dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole..............................................................................................

6.4.3. Hubungan antara Usia dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole.................................................................................................

6.4.4. Hubungan antara Status Merokok dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole...............................................................................................

BAB VII PENUTUP

1.1. Kesimpulan.......................................................................................................

1.2. Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

72

73

74

75

77

78

79

Page 14: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Tabel 2.1

Tabel 3.1

Tabel 4.1

Tabel 5.1

Tabel 5.2

Tabel 5.3

Tabel 5.4

Tabel 5.5

Tabel 5.6

Tabel 5.7

Tabel 5.8

Tabel 5.9

Tabel 5.10

Nilai Ambang Batas Kebisingan..........................................

Definisi Operasional..............................................................

Nilai P1 dan P2 masing-masing variabel..............................

Gambaran Tekanan Darah Sistole Sebelum dan Sesudah

Bekerja Di PT “X” Indonesia Tahun 2014........................

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Kenaikan

Tekanan Darah Sistole Di PT “X” Indonesia Tahun

2014...............................................................................

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Dosis

Kebisingan Di PT “X” Indonesia Tahun 2014..................

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Di PT “X” Indonesia Tahun 2014.....................................

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di PT

“X” Indonesia Tahun 2014............................................

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status

Merokok Di PT “X” Indonesia Tahun 2014.....................

Distribusi Responden Berdasarkan Dosis Kebisingan

dengan Kenaikan Tekanan Darah Sistole di PT “X”

Indonesia Tahun 2014....................................................

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja dengan

Kenaikan Tekanan Darah Sistole di PT “X” Indonesia

Tahun 2014....................................................................

Distribusi Responden Berdasarkan Usia dengan Kenaikan

Tekanan Darah Sistole di PT “X” Indonesia Tahun 2014.....

Distribusi Responden Berdasarkan Status Merokok dengan

Kenaikan Tekanan Darah Sistole di PT “X” Indonesia

Tahun 2014....................................................................

Halaman

11

40

44

60

61

62

62

63

64

65

66

67

68

Page 15: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tabel

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 3.1

Earmuff ...................................................................................

Earplug.....................................................................................

Kerangka Teori........................................................................

Kerangka Konsep..................................................................

Halaman

22

23

37

39

Page 16: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Tingkat Kebisingan di Station 1A dalam Keadaan Normal............................

Tingkat Kebisingan di Station 1B dalam Keadaan Normal............................

Tingkat Kebisingan di Axle Depan dalam Keadaan Normal..........................

Tingkat Kebisingan di Axle Belakang dalam Keadaan Normal......................

Tingkat Kebisingan di Gearbox dalam Keadaan Normal...............................

Tingkat Kebisingan di Engine dalam Keadaan Normal..................................

Tingkat Kebisingan Station 1A.......................................................................

Tingkat Kebisingan Station 1B dari sumber Station 1A.................................

Tingkat Kebisingan Axle Depan dari Sumber Station 1A..............................

Tingkat Kebisingan Station 1B......................................................................

Tingkat Kebisingan Station 1A dari Sumber Station 1B................................

Tingkat Kebisingan axle depan dari sumber Station 1B................................

Tingkat Kebisingan Axle Belakang dari Sumber Station 1B..........................

Tingkat Kebisingan Washing..........................................................................

Tingkat Kebisingan Car Inspection dari sumber Washing............................

Tingkat kebisingan di Axle depan terhadap Axle belakang.............................

Tingkat kebisingan di Axle belakang..............................................................

Tingkat kebisingan di Engine terhadap Axle belakang...................................

Tingkat kebisingan di Gear terhadap Axle belakang......................................

Tingkat kebisingan di Station 1A terhadap Axle belakang.............................

Tingkat kebisingan di Station 1B terhadap aAxle belakang....................

Lama Paparan Sumber Kebisingan.................................................................

Dosis yang diterima pekerja di Station 1A.....................................................

Dosis yang diterima pekerja di Station 1B......................................................

Dosis yang diterima pekerja di Axle Depan...................................................

Dosis yang diterima pekerja di Axle Belakang...............................................

Dosis yang diterima pekerja di Engine...........................................................

Dosis yang diterima pekerja di Washing.........................................................

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 14

Lampiran 15

Lampiran 16

Lampiran 16

Lampiran 16

Lampiran 17

Lampiran 17

Lampiran 18

Lampiran 18

Lampiran 19

Lampiran 20

Lampiran 21

Lampiran 22

Lampiran 23

Lampiran 24

Page 17: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

xvi

Dosis yang diterima pekerja di Car Inspection...............................................

Uji Normalitas.................................................................................................

Tekanan Darah Sistole....................................................................................

Dosis Kebisingan............................................................................................

Masa Kerja......................................................................................................

Umur...............................................................................................................

Hubungan antara Dosis Kebisingan dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole..............................................................................................................

Hubungan antara Masa Kerja dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole..............................................................................................................

Hubungan antara Usia dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole..............................................................................................................

Hubungan antara Status Merokok dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole..............................................................................................................

Lampiran 25

Lampiran 26

Lampiran 26

Lampiran 26

Lampiran 27

Lampiran 28

Lampiran 29

Lampiran 30

Lampiran 31

Lampiran 32

Page 18: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri dalam menggunakan mesin-mesin di lingkungan

kerja terus mengalami lonjakan yang signifikan. Seiring dengan hal tersebut, maka

muncul permasalahan baik aspek keselamatan maupun aspek kesehatan sebagai

dampak interaksi antara manusia dengan mesin. Untuk mengurangi dampak

permasalahannya, maka dilaksanakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja pada

industri yang bersangkutan yang bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang

aman dan sehat, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan

produktivitas kerja.

Salah satu bahaya yang diakibatkan oleh proses pekerjaan di suatu industri

adalah kebisingan. Kebisingan merupakan gangguan yang berpotensi

mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama berasal dari kegiatan

operasional peralatan pabrik, sedangkan operator merupakan komponen

lingkungan yang terkena pengaruh yang diakibatkan adanya peningkatan

kebisingan (Sasongko, dkk, 2000).

Gangguan yang ditimbulkan akibat kebisingan pada tenaga kerja bermacam-

macam, mulai dari gangguan fisiologis sampai gangguan permanen kehilangan

pendengaran (Siswanto, 1990). Kebisingan juga dapat menimbulkan gangguan

terhadap sistem jantung dan peredaran darah melalui mekanisme hormonal yang

Page 19: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

2

diproduksinya, yaitu hormon adrenalin, dapat meningkatkan frekuensi detak

jantung dan tekanan darah (Sasongko, dkk, 2000).

Pengaruh kebisingan terhadap tekanan darah tinggi telah menjadi bahan

kajian dan studi utama kebisingan di lingkungan kerja. Penelitian-penelitian

mengindikasikan bahwa paparan jangka panjang terhadap kebisingan intensitas

tinggi pada 85 dBA atau lebih, khususnya ketika telinga tidak dilindungi akan

menyebabkan kenaikan tekanan darah atau hipertensi (Evelyn, dkk, 2006).

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan menemukan bahwa kebisingan

dapat memberikan dampak yang buruk pada kesehatan. Parvizpoor pada

penelitiannya terhadap tenaga kerja bagian tenun dengan intensitas bising 96 dBA

menemukan 27,1% tenaga kerja mengalami kenaikan tekanan darah pada

kelompok kontrol hanya ditemukan 8,6%.

Penelitian Andriukin (1961) menemukan bahwa pada tenaga kerja bagian

mesin bubut di Moskwa dengan intensitas bising 93 dBA. Didapatkan hasil bahwa

tenaga kerja yang terpapar kebisingan tekanan darahnya dua kali lebih tinggi

daripada kelompok pekerja yang tidak terpapar kebisingan.

Selain itu, penelitian terhadap tenaga penggilingan padi di kecamatan

Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta didapatkan bahwa kebisingan mesin

penggilingan padi pada intensitas 86-97 dBA mengakibatkan tekanan darah

operator penggilingan padi mengalami perubahan berdasarkan tekanan arteri rata-

rata antara 4,443 mmHg sampai 10 mmHg, dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,49

mmHg (Bambang, S, 2002).

Page 20: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

3

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan PT Semen Tonasa

didapatkan juga hasil bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan

peningkatan tekanan darah, baik itu sistolik maupun diastolik (Babba, J, 2007).

Chun Hui et. Al (2007) melakukan penelitian mengenai hubungan antara

kebisingan, usia pekerja, masa kerja, lama kerja per hari dan penggunaan APT

terhadap penurunan pendengaran dan efek non-auditory berupa peningkatan

tekanan darah yang diakibatkan oleh kebisingan industry pada 659 pekerja wanita

di pabrik tekstil di Cina. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh data bahwa

sebesar 23,62% mengalami penurunan pendengaran dan sebesar 7,93% mengalami

peningkatan tekanan darah.

Menurut Lang et.al (1992) dalam Institute of Occupational Medicine for

Health and Safety Executive (1999) yang meneliti secara cross sectional pada 432

pekerja yang terpapar kebisingan selama jam kerja (8 jam sehari) pada paparan

sekitar 85 dB atau melebihi, diperoleh hasil bahwa terdapat kenaikan tekanan

darah sekitar 5-10 mmHg.

PT. “X” merupakan salah satu perusahaan industri produsen mobil yang

berada di Indonesia. Dalam proses produksi di perusahaan ini terdapat 8

lokasi/station yang terpapar dari kebisingan tersebut, diantaranya Axle Belakang,

Axle Depan, Engine, Gearbox, Station 1A, Station 1B, Washing, dan Car

Inspection. Dari 8 lokasi/station tersebut, sebagian besar tingkat kebisingannya

berada di atas Nilai Ambang Batas. Menurut Kepmenaker No.51 Tahun 1999,

Nilai Ambang Batas kebisingan yang diperbolehkan sebesar 85 dB untuk 8 jam

sehari atau 40 jam seminggu.

Page 21: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

4

Peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada Januari 2014,

dengan mengambil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja pada

pekerja yang terpapar kebisingan yang melebihi ambang batas sebanyak 10

sampel. Dari 10 sampel tersebut, 7 sampel diantaranya mengalami kenaikan

tekanan darah setelah bekerja. Berkaitan dengan studi pendahuluan tersebut,

peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi tekanan darah pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X”

tahun 2014. Penelitian ini penting dilakukan, karena pengulangan paparan

kebisingan yang terus menerus dapat mempercepat perkembangan perubahan

struktur vascular pembuluh perifer sehingga menghasilkan kenaikan tekanan darah

yang menetap sampai menuju tingkat hipertensi (Wardana, W, 1999).

1.2. Rumusan Masalah

Keterpaparan terhadap kebisingan yang melebihi nilai ambang batas pada

kurun waktu yang cukup lama akan berakibat pada gangguan pendengaran ringan

dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan ketulian permanen. Selain itu

kebisingan juga diduga menimbulkan gangguan emosional yang memicu

meningkatnya tekanan darah. Energi kebisingan yang tinggi mampu juga

menimbulkan efek viseral, seperti perubahan frekuensi jantung, perubahan tekanan

darah dan tingkat pengeluaran keringat, dapat juga terjadi efek psikososial dan

psikomotor ringan jika seseorang berada di lingkungan yang bising. (Harrington

dan Gill, 2005). Pengulangan paparan yang terus menerus dapat mempercepat

perkembangan perubahan struktur vascular pembuluh perifer sehingga

Page 22: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

5

menghasilkan kenaikan tekanan darah yang menetap sampai menuju tingkat

hipertensi (Wardana, W, 1999).

Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membatasai akibat kebisingan pada

aspek fisiologis berupa peningkatan tekanan darah. Hal ini dikarenakan efek

tersebut yang secara langsung dapat terlihat karena merupakan gejala awal yang

dapat dideteksi sebagai akibat dari adanya pengaruh kebisingan. Maka berdasarkan

hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2014

dengan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja pada pekerja yang

terpapar kebisingan yang melebihi nilai ambang batas, diperoleh hasil bahwa 7

pekerja mengalami peningkatan tekanan darah, dan 3 pekerja tidak mengalami

peningkatan tekanan darah. Pada studi pendahuluan ini juga diikuti dengan

observasi terhadap pemakaian alat pelindung telinga pada pekerja. Didapatkan

hasil observasi bahwa sebagian besar pekerja tidak memakai alat pelindung telinga

yang berada di tempat sumber kebisingan. Maka berdasarkan uraian tersebut,

peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kenaikan

tekanan darah pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” tahun 2014.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran tekanan darah pada pekerja yang terpapar kebisingan

di PT “X” pada tahun 2014?

2. Bagaimana gambaran dosis kebisingan pada pekerja yang terpapar

kebisingan di PT “X” pada tahun 2014?

Page 23: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

6

3. Bagaimana gambaran masa kerja pada pekerja yang terpapar kebisingan di

PT “X” pada tahun 2014?

4. Bagaimana gambaran usia pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X”

pada tahun 2014?

5. Bagaimana gambaran status merokok pada pekerja yang terpapar kebisingan

di PT “X” pada tahun 2014?

6. Apakah ada hubungan antara dosis kebisingan dengan kenaikan tekanan

darah pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014?

7. Apakah ada hubungan antara masa kerja dengan kenaikan tekanan darah

pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014?

8. Apakah ada hubungan antara usia dengan kenaikan tekanan darah pada

pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014?

9. Apakah ada hubungan antara status merokok dengan kenaikan tekanan darah

pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan tekanan

darah pada pekerja yang terpajan kebisingan di PT “X” Indonesia tahun

2014.

Page 24: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

7

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran tekanan darah pada pekerja yang terpapar

kebisingan di PT “X” pada tahun 2014

2. Mengetahui gambaran dosis kebisingan pada pekerja yang terpapar

kebisingan di PT “X” pada tahun 2014

3. Mengetahui gambaran masa kerja pada pekerja yang terpapar

kebisingan di PT “X” pada tahun 2014

4. Mengetahui gambaran usia pada pekerja yang terpapar kebisingan

di PT “X” pada tahun 2014

5. Mengetahui gambaran status merokok pada pekerja yang terpapar

kebisingan di PT “X” pada tahun 2014

6. Mengetahui hubungan antara dosis kebisingan dengan kenaikan

tekanan darah pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X”

pada tahun 2014

7. Mengetahui hubungan antara masa kerja dengan kenaikan tekanan

darah pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun

2014

8. Mengetahui hubungan antara usia dengan kenaikan tekanan darah

pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014

9. Mengetahui hubungan antara status merokok dengan kenaikan

tekanan darah pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X”

pada tahun 2014

Page 25: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

8

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman yang

berharga dalam pelaksanaan aplikasi ilmu dan teori yang telah didapat

dibangku perkuliahan

1.5.2. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi masukan yang

bermanfaat tentang kajian dalam aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3).

1.5.3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta.

1.5.4. Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi

peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan tekanan darah pada pekerja

yang terpajan kebisingan.

Page 26: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

9

1.6. Ruang Lingkup

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di PT. “X” Indonesia yang terletak di

Bogor bulan Mei 2014. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk melihat

faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah pada pekerja yang terpapar

kebisingan di PT “X” tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan menggunakan desain cross sectional. Jenis data yang digunakan pada

penelitian ini berupa data primer, seperti pengukuran kebisingan, pengukuran

tekanan darah, serta wawancara kepada pekerja. Selain itu digunakan juga data

sekunder berupa profil perusahaan dan data-data mengenai pekerja.

Page 27: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebisingan

2.1.1. Pengertian Kebisingan

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber

dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat

tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Kepmenaker No 51

tahun 1999).

Kebisingan juga dapat diartikan bunyi yang tidak diinginkan dari

usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan

(KepMenLH No.48 Tahun 1996).

Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf

pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan

getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat

melalui media udara atau penghantar lainnya dan manakala bunyi atau

suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau timbul di

luar kemauan orang yang bersangkutan, maka bunyi-bunyian atau suara

demikian dinyatakan sebagai kebisingan (Suma’mur, 2009).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara

yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan

serta dapat menimbulkan ketulian.

Page 28: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

11

2.1.2. Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan

NAB kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara tertinggi

yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja

tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu

kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu

(Suma’mur P.K., 1996:298).

Tabel 2.1

Nilai Ambang Batas Kebisingan

Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP- 51 /MEN/1999

Page 29: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

12

Seperti diketahui, NAB kebisingan di tempat kerja yang berlaku di

Indonesia adalah 85 dBA, sedangkan jumlah, jenis pengukuran dan

penilaian berkala ditentukan oleh sifat dan besarnya bahaya yang

mungkin ditimbulkan oleh kebisingan. Oleh karena itu, perlu diusahakan

agar kebisingan di tempat kerja lebih rendah dari NAB tersebut, melalui

tindakan teknis, dan apabila tidak mungkin dilakukan, pemakaian alat

pelindung diri yang memenuhi syarat harus diadakan (Suma’mur P.K.,

1996:297).

2.2 Sumber Kebisingan

Menurut M. Nasri (1997), sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi

tiga macam, yaitu :

1. Mesin

Yaitu kebisingan yang ditimbulkan akibat aktifitas mesin

2. Vibrasi

Yaitu kebisingan yang ditimbulkan akibat getaran yang diakibatkan aktifitas

peralatan.

3. Pressure-redusing valve (pergerakan udara, gas dan cairan)

Yaitu kebisingan yang ditimbulkan akibat pergerakan dari udara, gas, likuid

atau cairan, dalam kegiatan proses kerja industri.

Page 30: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

13

2.3 Jenis Kebisingan

Menurut Suma’mur (1996), jenis-jenis kebisingan dapat dibedakan menjadi

lima macam, yaitu :

1. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state,

wide band noise), misalnya mesin, kipas angin, dapur pijar dan lain-lain.

2. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state,

narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas dan lain-lain.

3. Kebisingan terputus-terputus (intermittent), misalnya lalu-lintas, suara kapal

terbang dilapangan udara.

4. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise), seperti pukulan tukul,

tembakan bedil atau meriam, ledakan.

5. Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan.

Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi menjadi 3

(tiga), yaitu :

1. Bising yang mengganggu (Irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras.

Misalnya mendengkur.

2. Bising yang menutupi (Masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi

pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan

membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan

atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.

Page 31: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

14

3. Bising yang merusak (Damaging/Injurious moise). Bunyi yang intensitasnya

melampaui nilai ambang batas. Bunyi ini jelas akan merusak atau

menurunkan fungsi pendengaran. (Buchari, 2007).

2.4 Recommended Exposure Limit (REL)

Eksposur yang direkomendasikan NIOSH batas (REL) untuk pajanan

kebisingan. REL yang tertulis adalah 85 dBA, sama dengan 8 jam per hari.

Paparan di dan di atas level tersebut dapat dianggap bahaya.

A. Exposure Level dan Durasi

Pekerjaan yang terdapat paparan kebisingan harus dikendalikan sehingga

paparan pekerja kurang dari kombinasi tingkat pemaparan (L) dan durasi (T),

sebagaimana dihitung dengan rumus berikut :

B. Weighted Average (TWA)

REL untuk sebuah 8-jam shift kerja adalah 85 dBA TWA menggunakan 3-

decibel (dB) nilai tukar.

C. Daily Noise Dose

Ketika pemaparan kebisingan sehari-hari terdiri dari periode yang berbeda

tingkat kebisingan, dosis harian (D) tidak sama atau melebihi 100, seperti

yang dihitung menurut rumus berikut:

(

)

Page 32: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

15

Cn = total waktu pemaparan pada tingkat kebisingan tertentu,

Tn = pemaparan durasi yang kebisingan pada tingkat ini menjadi berbahaya.

Dosis harian dapat diubah menjadi sebuah 8-hr TWA menurut rumus berikut

:

(

)

2.5 Gangguan Akibat Kebisingan

Gangguan yang ditimbulkan akibat kebisingan pada tenaga kerja bermacam-

macam, mulai dari gangguan fisiologis dan gangguan psikologis sampai gangguan

permanen sampai kehilangan pendengaran (A. Siswanto, 1990:22). Pengaruh-

pengaruh negatif demikian adalah sebagai berikut :

2.5.1. Gangguan Auditorial

Dampak auditorial cukup banyak jenisnya dengan tingkat

keparahan yang beragam, mulai bersifat sementara dan dapat

disembuhkan atau sembuh dengan sendirinya (temporary threshold shift

atau TTS) hingga permanen (permanent threshold shift atau PTS).

Gangguan auditorial merupakan faktor yang diduga lebih peka

terhadap penurunan ketajaman pendengaran akibat paparan bising (Joko

Suyono, 1995:172). Gangguan auditorial dapat diklasifikasikan

berdasarkan letak atau posisi gangguan pendengaran pada sistem

pendengaran manusia. Dikenal tiga jenis gangguan (hearing loss), yaitu :

Page 33: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

16

A. Sensorineural Hearing Loss

Sensorineural hearing loss diklasifikasikan sebagai masalah

pada sistem sensor dan bukan masalah mekanis. Sensorineural

Hearing Loss disebabkan oleh ketidakberesan pada bagian dalam

telinga, khususnya kokhlea (Tambunan, 2005:121).

B. Conductive Hearing Loss

Jenis gangguan ini diklasifikasikan sebagai masalah mekanis

(mecanical hearing loss) karena menyerang bagian luar dan tengah

telinga pekerja, tepatnya selaput gendang telinga dan ketiga tulang

utama (hammer, anvil dan stirrup) menjadi sulit atau tidak bisa

bergetar. Akibatnya, pekerja menjadi agak sulit mendengar

(Tambunan, 2005:121).

Pada tuli konduktif tantangannya adalah mencari perawatan

medis atau operasi untuk memperbaiki atau sekurang-kurangnya

mempertajam pendengaran. Alasan hal ini adalah bahwa pada tuli

konduktif, saraf pendengaran tetap normal, dan bila cacat pada

mekanisme konduktif dapat diperbaiki, maka pendengaran akan

kembali normal (Lilian Yuwono, 1995:52).

Page 34: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

17

C. Mixed Hearing Loss

Jika kedua threshold konduksi menunjukkan adanya

kehilangan atau gangguan pendengaran, namun porsi kehilangan

lebih besar pada konduksi udara (Tambunan, 2005:122).

2.5.2. Gangguan Nonauditorial

A. Gangguan Fisiologis

Kebisingan dapat menimbulkan gangguan terhadap sistim

jantung dan peredaran darah melalui mekanisme hormonal yang

diproduksinya, yaitu hormon adrenalin, dapat meningkatkan

frekuensi detak jantung dan tekanan darah. Kejadian ini termasuk

gangguan kardiovaskuler (Dwi P. Sasongko, 2000:21). Banyak

penelitian fisiologis menunjukkan bahwa pembukaan suara

menghasilkan:

a) Peningkatan tekanan darah.

b) Akselarasi kecepatan jantung.

c) Kontraksi pembuluh darah dari kulit.

d) Peningkatan metabolisme.

e) Penurunan organ pencernaan.

f) Ketegangan otot meningkat.

Semua reaksi ini merupakan gejala keadaan ketakutan yang

meluas, yang disebabkan dan dikontrol oleh keadaan stimulasi yang

meningkat dari sistem syaraf otomatis. Ini merupakan mekanisme

pertahanan yang mempersiapkan seluruh tubuh dalam menghadapi

Page 35: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

18

kemungkinan bahaya, yang siap untuk melawan atau bertahan. (E.

Granjeand, 1988:289).

B. Gangguan Psikologis

Kebisingan dapat menimbulkan gangguan psikologis seperti

kejengkelan, kecemasan dan ketakutan. Gangguan psikologis akibat

kebisingan tergantung pada intensitas, frekuensi, perioda, saat dan

lama kejadian, kompleksitas spektrum atau kegaduhan dan ketidak

teraturan kebisingan (Dwi P. Sasongko, dkk, 2000:20).

Perasaan yang memberatkan yang disebabkan oleh suara

merupakan pengaruh yang paling penting, karena mereka tersebar,

dan mereka harus dianggap sebagai faktor yang menentukan dalam

mengembangkan teknik dalam melawan suara, dan merumuskan

peraturan melawannya (E. Granjeand, 1988:289).

C. Gangguan Komunikasi

Kebisingan bisa mengganggu percakapan sehingga

mempengaruhi komunikasi yang sedang berlangsung (Dwi P.

Sasongko, dkk, 2000:17). Untuk keperluan komunikasi ditempat

kerja suatu perkataan yang di ucapakan baru dapat di pahami

apabila intensitas ucapan paling sedikit 10 dB lebih tinggi dari latar

belakang suara (Suma’mur P.K., 1991:98).

D. Gangguan Tidur

Kebisingan mengganggu tidur, orang tidur akan terbangun.

Gangguan tidur yang terus menerus menjadi sebab penurunan

Page 36: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

19

produktivitas tenaga kerja karena proses pemulihan keadaan tubuh

tidak terjadi sebagaimana mestinya (Suma’mur P.K., 1991:99).

Gangguan tidur akibat kebisingan adalah sebagai berikut :

a) Terpapar 40 dB kemungkinan terbangun 5%

b) Pada 70 dB akan meningkat menjadi 30%

c) 100 dB manjadi 100% (A. Siswanto, 1990:29).

2.6 Pengendalian Kebisingan

Pendekatan yang paling sering dipakai dan yang dianjurkan dalam

perundangan untuk pengendalian risiko adalah dengan menggunakan hirarki

pengendalian (Tarwaka, 2008) :

A. Eliminasi (Elimination)

Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yang bersifat

permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas

pertama. Eliminasi dapat dicapai dengan memindahkan obyek kerja atau

sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang kehadirannya pada

batas yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan, atau standar baku

sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diperkenankan.

Eliminasi adalah cara pengendalian risiko yang paling baik, karena risiko

terjadinya kecelakaan dan sakit akibat potensi bahaya ditiadakan. Namun

pada prakteknya pengendalian dengan cara eliminasi banyak mengalami

kendala karena keterkaitan antara sumber bahaya dan potensi bahaya saling

berkaitan atau menjadi sebab dan akibat.

Page 37: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

20

B. Substitusi (Substitution)

Pengendalian ini dimaksudkan untuk menggantikan bahan-bahan dan

peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang

kurang berbahaya atau yang lebih aman, sehingga pemaparannya selalu

dalam batas yang masih dapat diterima.

C. Rekayasa Teknik (Engineering Control)

Pengendalian ini termasuk merubah struktur obyek kerja untuk

mencegah seseorang terpapar kepada potensi bahaya, seperti pemberian

pengaman mesin, penutup ban berjalan, pembuatan cor beton (concrete)

untuk menghindari adanya tumpahan oli/minyak (spill oil), dan sebagainya.

D. Isolasi (Isolation)

Isolasi merupakan pengendalian risiko dengan cara memisahkan

seseorang dari objek kerja, seperti menjalankan mesin-mesin produksi dari

tempat tertutup (control room) menggunakan alat kendali otomatis (remote

control).

E. Pengendalian Administrasi (Administration Control)

Pengendalian administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu

sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar

potensi bahaya. Metode ini sangat tergantung dari perilaku pekerjanya dan

memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian

Page 38: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

21

administrasi ini. Metode ini meliputi rekruitmen tenaga kerja baru sesuai

jenis pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu

istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan, penerapan

prosedur kerja, pengaturan kembali jadwal kerja, training keahlian, dan

training masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

F. Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment)

Alat Pelindung Diri (APD) secara umum merupakan sarana

pengendalian yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara

saat sistem pengendalian yang lebih permanen belum dapat diterapkan. APD

merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengendalian risiko di tempat

kerja. Hal ini disebabkan penggunaan APD mempunyai kelemahan antara

lain :

1. APD tidak menghilangkan risiko bahaya yang ada, tetapi hanya

membatasi antara terpaparnya tubuh dengan potensi bahaya yang

diterima. Bila penggunaan APD gagal, maka secara otomatis bahaya

yang ada akan mengenai pekerja.

2. Penggunaan APD dirasakan tidak nyaman, karena kekurangleluasaan

gerak pada waktu kerja dan dirasakan adanya beban tambahan karena

harus dipakai selama bekerja.

Proteksi personal yang bisa diterapkan adalah penggunaan earplugs

dan earmuffs. Menurut Mc Cormick dan Sanders (1987), terdapat 2 tipe

APT, yaitu APT permanen (earmuffs, earplugs dan headphone) dan APT

Page 39: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

22

tidak permanen (sumbat telinga seperti kapas kering atau basah dan

glassdown). Menurut Sembodo (2004), selain sumbat telinga dan tutup

telinga, untuk mengurangi kebisingan ada juga yang menggunakan helm.

Jika sumbat telinga mampu mengurangi kebisingan 8 – 30 dBA dan tutup

telinga 25 – 40 dBA.

1. Earmuffs

Earmuffs terbuat dari karet dan plastik. Earmuffs bisa digunakan

untuk intensitas tinggi (>95 dB), bisa melindungi seluruh telinga,

ukurannya bisa disesuaikan untuk berbagai ukran telinga, mudah diawasi

dan walaupun terjadi infeksi pada telinga alat tetap dapat dipakai.

Kekurangannya, penggunaan earmuffs menimbulkan ketidaknyamanan,

rasa panas dan pusing, harga relatif lebih mahal, sukar dipasang pada

kacamata dan helm, membatasi gerakan kepala dan kurang praktis karena

ukurannya besar. Earmuffs lebih protektif daripada earplugs jika

digunakan dengan tepat, tapi kurang efektif jika penggunaannya kurang

pas dan pekerja menggunakan kaca mata.

Gambar 2.1

Earmuff (Tambunan, 2005)

Page 40: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

23

2. Earplugs

Earplugs lebih nyaman dari earmuffs, berlaku untuk tingkat

kebisingan sedang (80-95 dB) untuk waktu paparan 8 jam. Jenis earplugs

ada bermacam-macam: padat dan berongga. Bahannya terbuat dari karet

lunak, karet keras, lilin, plastik atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut.

Keuntungan dari ear plug adalah: mudah dibawa karen akecil, lebih

nyaman bila digunakan pada tempat yang panas, tidak membatasi gerakan

kepala, lebih murah daripada ear muff, lebih mudah dipakai bersama

dengan kacamata dan helm. Sedangkan kekurangan dari ear plug yaitu

atenuasi lebih kecil, sukar mengontrol atau diawasi, saluran telingan lebih

mudah terkena infeksi dan apabila sakit ear plug tidak dapat dipakai.

Gambar 2.2

Earplug (Sumber: Defi P,Iferta Inafalia, 2005)

2.7 Tekanan Darah

Menururt Pearce (2006), tekanan darah ialah kekuatan tekanan darah ke

dinding pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada

setiap tahap siklus jantung. Tekanan darah menunjukkan keadaan di mana tekanan

yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh

Page 41: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

24

jantung ke seluruh anggota tubuh, dengan kata lain tekanan darah juga berarti

kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh

(Guyton dan Hall, 1997).

A. Tekanan darah sistolik dan diastolik

Tekanan darah dibedakan menjadi dua, yaitu tekanan sistolik dan

tekanan diastolik. Tekanan sistolik merupakan tekanan pada pembuluh darah

yang lebih besar ketika jantung berkontraksi. Tekanan sistolik menyatakan

puncak tekanan yang dicapai selama jantung menguncup. Tekanan yang

terjadi bila otot jantung berdenyut memompa untuk mendorong darah keluar

melalui arteri, dimana tekanan ini berkisar antara 95 - 140 mmHg.

Sedangkan tekanan diastolik merupakan tekanan yang terjadi ketika jantung

rileks di antara tiap denyutan. Tekanan diastolik menyatakan tekanan

terendah selama jantung mengembang. Dimana tekanan ini berkisar antara

60 - 95 mmHg.

B. Penggolongan Tekanan Darah (Ganong, 1991 :165)

1. Tekanan darah normal

Seorang dikatakan mempunyai tekanan darah normal bila catatan

tekanan darah untuk sistolik < 140 mmHg dan diastole < 90 mmHg

(Guyton dan Hall, 1997: 219). Nilai Tekanan Darah normal (dalam

mmHg) : Pada usia 15-20 tahun keatas = 90-120/60-80 mmHg, usia 30-40

tahun = 110-140/70-90 mmHg, dan usia 50 tahun = 120-150/70-90

mmHg (Oktia Woro, 1999:7).

Page 42: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

25

2. Tekanan darah rendah

Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah rendah bila catatan

tekanan darah untuk yang normal tetap di bawah 100/60 mmHg, tekanan

sistolik <100 mmHg dan diastole < 60 mmHg (Watson, 2002 : 265)

3. Tekanan darah Tinggi

Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi bila catatan

tekanan darah untuk yang normal tetap di atas 100/90 mmHg, tekanan

sistol > 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg (Watson, 2002 : 265)

C. Efek kebisingan terhadap tekanan darah

Bising merupakan gangguan yang bersifat psikososial. Gangguan yang

bersifat psikosial ini bila datang berulang-ulang terhadap pekerja akan

menimbulkan reaksi siaga yang selalu mengikutsertakan naiknya aktivitas

saraf simpatis yang dalam waktu tertentu dapat mengakibatkan kenaikan

tekanan darah (Miller et al, 1969).

Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apabila

terputus-putus atau datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan

tekanan darah (10 mmHg), nadi menjadi cepat naik, emosi meningkat, vaso

kontruksi pembuluh darah naik, pucat, otot tegang atau metabolisme tubuh

meningkat seperti keringat meningkat dan menjadi kurus (Astra Green

company, 2002).

Page 43: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

26

Burns (1979) dalam penelitiannya dengan menggunakan alat

photoelectric secara tidak langsung dapat mengukur perubahan volume

darah perifer rata-rata dari jari-jari pada pemaparan suara jangka pendek.

Hasilnya bahwa semakin tinggi intensitas suara pada pemaparan jangka

pendek, vasokontriksi perifer makin berat dan maksimal dicapai pada

intensitas suara 102 dB setelah pemaparan 10 detik.

Penelitian di Bandara Munich oleh Evans, et all 1995, ditemukan

kenaikan tekanan darah sistolik 3 mmHg yang dihubungkan dengan

kebisingan penerbangan. Sedangkan penelitian evans, et all 1998, ditemukan

ada kenaikan tekanan darah sisol dan diastol untuk komunitas yang terpajan

sebesar 3,4 mmHg lebih besar dibanding grup kontrol.

Penelitian statistik oleh Van Kempen terhadap banyak hasil studi efek

kebisingan, mendapatkan adanya pengaruh dari pajanan kebisingan pada

tekanan darah. Kenaikan signifikan secara statistik ditemukan untuk pajanan

kebisingan lingkungan kerja, untuk tekanan darah sistol 0,51 (0,01-1,00)

mmHg/5 dBA, sedangkan untuk diastoli kenaikannya tidak signifikan.

Penelitian Rosenlund terhadap 2919 sampel penduduk yang tinggal di

sekitar Bandara Arlanda, Stockholm dengan lama tinggal paling sedikit 1

tahun dan berumur 19-80 tahun, menunjukkan bahwa pajanan kebisingan

penerbangan bisa menjadi faktor risiko untuk terjadinya hipertensi.

Penduduk yang tinggal sekitar bandara Arlanda dengan pajanan kebisingan

kurang dari 55 dBA prevalensi hipertensinya sebesar 14% sedangkan

Page 44: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

27

penduduk yang tekeena pajanan kebisingan lebih dari 55 dBA prevalensi

hipertensinya sebesar 20%.

Menurut Schmidt, efek kebisingan terhadap manusia ada dua macam,

yakni efek terhadap pendengaran yang disebut trauma akustik dan trauma

bising, serta efek terhadap perubahan perilaku manusia (stres psikis) yang

dapat tercetus sebagai gangguan psikosomatis, antara lain kenaikan kenaikan

tekanan darah, jantung berdebar-debar, dan lain-lain. Bila kedua tersebut

dihubungkan dengan fungsi alrm simpatis, maka stres psikis dapat

merangsang hypotalamus bagian lateroposterior yang menjadi pusat

ekssitasi, kemudian sinyal listrik dikirimkan melalui formasio retikularis ke

pusat vasomotor di dalam sepertiga bagian bawah pons untuk selanjutnya

melalui medulla spinalis menuju ke pusat saraf simpatis yaitu di substansia

grisea motoneuron simpatis segmen cervical dan darah di sini dialirkan

melalui saraf simpatis ke efektor dalam organ telinga dalam sehingga

menyebabkan vasokontriksi arteri diinervasi.

Secara garis besar mekanisme gangguan vaskularisassi pada

hiperstimulasi bising dapat dikemukakana sebagai berikut. Pada

hiperstimulasi bising bisa terjadi kegiatan komponen-komponen dalam

organo auditoria yang berkewajiban meneruskan rangsang sampai ke pusat

meningkat. Peningkatan kegiatan ini membutuhkan energi yang terutama

didapat dari metabolisme glucose secara aerob. Dengan demikian,

metabolisme ini membutuhkan penyediaan oksigen, sehingga metabolisme

di semua komponen auditoria yang mengambil bagian dari impuls saraf

Page 45: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

28

sangat meningkat. Setiap peningkatan metabolisme dalam sel-sel jaringan

selalu diikuti peningkatan aliran darah kejaringan itu secara akut. Sebagai

hasil akhir, terjadi pengurangan tonus aktif pada otot dinding vaskuler dan

sifat kontraktil pada endotel kapiler yang menyebabkan vasodilatasi baik

arteriole, venule, metarteriole, sfingter prakapiler, maupun kapiler.

Disamping pengaturan tersebut diatas, ada pengaturan aliran darah setempat

jangka panjang, yaitu terjadi rekontruksi vaskularisasi jaringan secara terus

menerus untuk memenuhi kebutuhan jaringan itu terhadap oksigen dan zat-

zat gizi sehingga unkuran pembuluh darah di tempat itu bertambah. Keadaan

ini dipacu oleh perangsangan yang terus menerus berhari-hari sampai

bertahun-tahun pada jaringan/organ, seperti hiperstimulasi bising pada

organoauditoria.

2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya tekanan darah

A. Kebisingan dan Alat Pelindung Telinga

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki, maka dari itu

kebisingan sering mengganggu walaupun terhadap variasi dalam besarnya

gangguan atas jenis dan kekerasan suatu kebisingan. Pada umumnya

kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, lebih-lebih yang terputus-

putus / yang datangnya secara tiba-tiba dan tidak terduga (Suma’mur,

1994:57), dan semakin bahaya lagi jika tidak diikuti dengan penggunaan alat

pelindung telinga.

Page 46: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

29

Ambang batas keamanan yang direkomendasikan oleh Occupational

Safety and Health Administration (OSHA) dan organisasi kesehatan dunia

(WHO) dan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-

51/MEN/1999, tentang baku mutu tingkat kebisingan, yaitu intensitas

kebisingan rata-rata tidak boleh lebih dari 85 dB selama 8 jam per hari atau

40 jam seminggu.

Sebagian besar dari penelitian di laboratorium, bahwa kebisingan

dapat merusak performa pekerja, dapat memperlambat latihan pada memori

ingatan, mempengaruhi proses selektivitas dalam memori dan pemilihan

strategi dalam melaksanakan tugas pekerjaan. Kebisingan ini juga dapat

mengganggu perhatian, sehingga konsentrasi dan kesigapan mental

menurun. Efek pada persyarafan otonom terlihat sebagai kenaikan tekanan

darah, percepatan denyut jantung, pengerutan pembuluh darah kulit,

bertambah cepatnya metabolisme, menurunnya aktivitas alat pencernaan.

Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan terhadap fungsi tubuh yang

menyebabkan peningkatan tekanan darah dan berupa peningkatan

sensitivitas tubuh seperti peningkatan sistem kardiovaskuler dalam bentuk

kenaikan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung (Candra, 2007).

Menurut Cohen (1997) dan Miller (1974) menyatakan bahwa akibat

kebisingan terhadap kesehatan fisik secara umum dapat meningkatkan

tekanan darah, gangguan pencernaan. Sedangkan terhadap kesehatan mental

dapat menimbulkan sakit kepala, rasa mual. Kebisingan mengurangi

efisiensi dari banyak tugas, meningkatkan tekanan darah, dan menurunkan

Page 47: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

30

volume aliran darah. Saat tidur dapat menyebabkan perubahan

electroencephalograms dan sirkulasi darah tanpa merasakannya.

Pengulangan paparan yang terus menerus dapat mempercepat perkembangan

perubahan struktur vascular pembuluh perifer sehingga menghasilkan

kenaikan tekanan darah yang menetap sampai menuju tingkat hipertensi.

Kebisingan akibat suara-suara keras yang ditimbulkan dari mesin

pabrik yang terus-menerus, akan mengganggu proses fisiologis jaringan otot

dalam tubuh manusia dan akan memicu emosi yang tidak stabil.

ketidakstabilan emosi mengakibatkan seseorang mudah mengalami stress,

apalagi jika ditambah dengan penyempitan pembuluh darah, maka dapat

memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh

tubuh. Dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik, dan hal inilah yang

dapat menimbulkan penyakit hipertensi (Van Kempen, dkk : 2002).

Penelitian Andriukin (1961) menemukan bahwa pada tenaga kerja

bagian mesin bubut di Moskwa dengan intensitas bising 93 dBA. Didapatkan

hasil bahwa tenaga kerja yang terpapar kebisingan tekanan darahnya dua kali

lebih tinggi daripada kelompok pekerja yang tidak terpapar kebisingan.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Eni Hastuti (2005) bahwa

intensitas kebisingan berpengaruh terhadap naiknya tekanan darah dengan

nilai Pvalue = 0,025 untuk sistol dan Pvalue = 0,033 untuk diastol.

Selain itu, terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik-diastolik

setelah bekerja antara saat tidak memakai earplug dan pada saat memakai

earplug, dimana rata-rata tekanan darah sistolik-diastolik setelah bekerja

Page 48: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

31

pada saat earplug telah dipakai lebih rendah 14,6/6,6 mmHg daripada ketika

tidak memakai earplug (Hidayat, S, 2005).

B. Masa Kerja

Gangguan akibat bising akan mudah dialami oleh tenaga kerja yang

bekerja dengan masa kerja yang lebih lama, karena semakin lama tenaga

kerja bekerja pada bagian dengan tingkat kebisingan yang tinggi, maka

semakin tinggi resiko terpapar oleh kebisingan.

Banyak penelitian membuktikan kebisingan dalam jangka waktu lama

akan menaikkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kenaikan tekanan

darah seperti hipertensi, stroke dan jantung. Penelitian Rosenlund,

Stockholm 2001, menemukan bahwa penduduk dengan kebisingan

prevalensinya 20% dibandingkan dengan daerah tenang yang hanya 14%.

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Eni Hastuti (2005) bahwa

ada hubungan yang signifikan antara massa kerja terhadap kenaikan tekanan

darah dengan nilai Pvalue = 0,013 untuk sistol dan Pvalue = 0,045 untuk

diastol. Dimana pada pekerja dengan massa kerja lebih dari 10 tahun

berisiko kenaikan tekanan darah sistol sebesar 2,150 kali dan kenaikan

tekanan darah diastol sebesar 1,737 kali dibanding pekerja dengan massa

kerja kurang dari atau sama dengan 10 tahun.

Page 49: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

32

C. Sikap kerja

Orang yang mempunyai tekanan darah normal apabila berdiri dalam

jangka waktu yang lama dan tidak banyak bergerak biasanya tekanan

darahnya akan turun (Henny Lukmanto, 1995 : 74).

D. Usia

Bertambahnya usia menyebabkan kelenturan atau elastisitas pembuluh

darah semakin berkurang. Ketika denyut jantung meningkat dikarenakan

sistim saraf yang dirangsang oleh kebisingan, maka pembuluh darah kurang

bisa melebar dikarenakan berkurangnya elastisitasnya, sehingga kenaikan

tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah akan naik terus perlahan-

lahan seiring dengan bertambahnya usia, dan akan naik tajam setelah usia 40

tahun. Semakin tua usia seseorang maka tekanan sistol semakin tinggi.

Biasanya dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis (Guyton dan Hall,

1997 : 220)

E. Jenis kelamin

Pada wanita sebelum menopause 5-10 mmHg lebih rendah dari pria

seusianya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya lebih meningkat

(Evelyn c Pearce, 1997: 142)

Page 50: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

33

F. Merokok

Hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit

kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya merokok, risiko

akibat merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari.

Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan dari

pada mereka yang tidak merokok.

Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang

dihisap melalui rokok, masuk kedalam aliran darah dan merusak lapisan

endotel pembuluh darah arteri, mengakibatkan proses aterosklerosis dan

hipertensi.

Nikotin dalam tembakaulah penyebab meningkatnya tekanan darah

setelah hisapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin

diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil di dalam paru-paru dan

diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah

mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada

kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini

akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja

lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang

saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg.

Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah

berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan

menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun

Page 51: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

34

pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang

hari.

Secara langsung setelah kontak dengan nikotin akan timbul stimulan

terhadap kelenjar adrenal yang menyebabkan lepasnya epineprin (adrenalin).

Lepasnya adrenalin merangsang tubuh melepaskan glukosa mendadak

sehingga kadar gula darah meningkat dan tekanan darah juga meningkat,

selain itu pernafasan dan detak jantung akan meningkat.

Nikotin mendesak pengeluaran insulin dari pankreas, berarti perokok

sering mengalami hiperglikemi (kelebihan gula dalam darah). Nikotin secara

tidak langsung menyebabkan pelepasan dopamin dalam otak yang

mengontrol kesenangan dan motivasi. Selain kerusakan organ di atas juga

kerusakan kronis syaraf dan perubahan perilaku.

Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan yang akan

merangsang jantung, saraf, otak dan organ tubuh lainnya bekerja tidak

normal, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga

meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot jantung

(Sidabutar dan Wiguno, 1990). Beberapa penelitian telah membuktikan

bahwa merokok meningkatkan tekanan darah. Salah satu penelitian tersebut

dilakukan pada 12.417 laki-laki (perokok saat ini, mantan perokok, dan

bukan perokok) diterbitkan pada bulan Februari 2002 di Journal of

Hypertension. Penelitian ini mengungkapkan bahwa prevalensi terendah

tekanan darah tinggi ditemukan pada responden yang tidak pernah merokok

Page 52: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

35

dalam hidup mereka sedangkan pada responden perokok saat ini memiliki

prevalensi yang sangat tinggi terhadap naiknya tekanan darah.

G. Minum alkohol

Mengkonsumsi alkohol berakibat buruk, dalam sebuah penelitian yang

dilakukan Beever and Mac Gregor (1995), mendapatkan bahwa

mengkonsumsi minuman berakohol dalam jumlah besar dapat meningkatkan

tekanan darah (Riyadina, 2002). Selain itu mengkonsumsi alkohol secara

berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan resistensi

terhadap obat anti hipertensi (Imam Parsudi, 1992 : 23). Beberapa studi

menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol

serta diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru

nampak bila mengkonsumsi alkohol sekitar 2 – 3 gelas ukuran standar setiap

harinya (Depkes RI).

H. Pemakaian obat tertentu

Obat – obat yang dapat meningkatkan tekanan darah antara lain

dekongestan hidung, obat- obat hidung, obat supressi nafsu makan (Depkes

RI, 2003: 18)

Page 53: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

36

I. Riwayat keturunan

Riwayat keluarga menunjukkan adanya tekanan darah yang meninggi

merupakan faktor risiko paling kuat bagi seseorang untuk menghidap

hipertensi di masa datang.

2.9 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan, kenaikan tekanan darah

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dosis kebisingan & alat pelindung

telinga, massa kerja, sikap kerja, usia, jenis kelamin, riwayat keturunan, status

merokok, minum alkohol & obat, serta obesitas. Ini dapat dijelaskan pada gambar

2.3 sebagai berikut:

Page 54: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

37

Sumber: Candra (2007), Cohen (1997), Miller (1974), Vam Kempen (2002), Henny

Lukmanto (1995), Guyton dan Hall (1997), Evelyn c Pearce (1997), Imam Parsudi

(1992), Depkes RI (2003)

Gambar 2.3

Kerangka Teori

Kenaikan Tekanan

darah

Kebisingan

Usia

Merokok

Masa Kerja

Sikap Kerja

Jenis Kelamin

Riwayat Keturunan

Minum alkohol & obat

Page 55: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

38

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka konsep

Kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini berasal dari berbagai

teori-teori yang membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah.

Dari teori-teori tersebut didapatkan bahwa yang dapat mempengaruhi tekanan

darah adalah kebisingan, massa kerja, sikap kerja, usia, jenis kelamin, riwayat

keturunan, status merokok, serta minum alkohol & obat

Pada penelitian ini kerangka konsep yang digunakan terdiri dari variabel

dependen yaitu tekanan darah dan variabel independen yaitu dosis kebisingan,

masa kerja, usia, dan status merokok.

Variabel sikap kerja dan jenis kelamin tidak diteliti karena bersifat homogen.

Sedangkan variabel minum alkohol dan obat tidak diteliti karena berkemungkinan

besar terdapat bias informasi. Seperti diketahui, bahwa di perusahaan tidak boleh

ada pekerja dalam keadaan minum alcohol, jika di tanyakan variabel ini dipastikan

pekerja menjawab tidak semua. Selain itu, untuk obat-obatan tidak diketahui mana

yang dapat menyebabkan kenaikan darah dan tidak. Mekanisme dari kerangka

konsep ini dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Page 56: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

39

Gambar 3.1

Kerangka Konsep

Variabel Dependen Variabel Independen

Kenaikan Tekanan

darah

Kebisingan

Status Merokok

Massa Kerja

Usia

Page 57: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

40

3.2 Definisi operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Dependen

1 Kenaikan

Tekanan darah

Hasil pengukuran

tekanan darah sebelum

dan sesudah kerja.

Pengukuran

langsung

Tensimeter 0. Tidak Meningkat

1. Meningkat

Ordinal

Variabel Independen

1 Dosis

Kebisingan

Paparan kebisingan

terhadap pekerja yang

diukur dalam satuan

waktu selama 8 jam kerja

Pengukuran

langsung

Sound level meter 0. < 100%

1. > 100%

Ordinal

2 Masa Kerja Periode berdasarkan

waktu (tahun) yang

membedakan responden,

terhitung sejak awal

masuk kerja hingga

Data

sekunder

Kuesioner 0. ≤ 8 tahun

1. > 8 tahun

Ordinal

Page 58: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

41

penelitian berlangsung

3 Usia Lama waktu hidup pekrja

mulai dari lahir hingga

penelitian dilakukan

Data

sekunder

Kuesioner 0. ≤ 35 tahun

1. > 35 tahun

Ordinal

4 Status

Merokok

Riwayat responden

dalam mengkonsumsi

rokok

Wawancara Kuesioner 0. Tidak

1. Ya

Ordinal

Page 59: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

42

3.2 Hipotesis

1. Ada hubungan antara dosis kebisingan dengan kenaikan tekanan darah pada

pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014.

2. Ada hubungan antara masa kerja dengan kenaikan tekanan darah pada

pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014.

3. Ada hubungan antara usia dengan kenaikan tekanan darah pada pekerja yang

terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014.

4. Ada hubungan antara status merokok dengan kenaikan tekanan darah pada

pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” pada tahun 2014.

Page 60: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

43

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan jenis studi analitik dengan menggunakan desain

cross sectional yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya sekali pada

satu saat, tidak ada follow up.

4.2 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Aggregate Assembly & Component

(AGC), Departemen Assembling Commercial Vehicle (ACV), dan Departemen

Vehicle Ready Delivery Service (VRDS) di PT “X” Indonesia bulan Januari-Mei

2014.

4.3 Populasi dan sampel

Populasi penelitian ini adalah semua pekerja yang bekerja di Departemen

Aggregate Assembly & Component (AGC), Departemen Assembling Commercial

Vehicle (ACV), dan Departemen Vehicle Ready Delivery Service (VRDS) yang

terpapar kebisingan di PT “X” Indonesia. Sebelum menentukan jumlah sampel,

terlebih dahulu mencari P1 dan P2 untuk masing-masing variabel yang menjadi

kerangka konsep. Hasil dari nilai P1 dan P2 terdapat pada tabel berikut:

Page 61: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

44

Tabel 4.1

Nilai P1 dan P2 masing-masing variabel

Variabel P1 P2 n

Intensitas kebisingan 64,4% 26,7% 28

Massa kerja 68,4% 31,8% 31

Usia 54,2% 55,6% 21635

Status merokok 57,4% 42,6% 194

Setelah itu dilakukan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan uji

hipotesis beda dua proporsi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diteliti

P = Rata-rata proporsi pada populasi (P1+P2/2)

Z1-/2 = Derajat kepercayaan, CI 90%, α = 10 % (two tail)

Z 1-β = Kekuatan uji 90%

P1 = Proporsi kebisingan diatas Nilai Ambang Batas dengan kenaikan

tekanan darah = 64,4% (Eny Hastuti, 2005)

P2 = Proporsi kebisingan dibawah Nilai Ambang Batas dengan kenaikan

tekanan darah = 26,7% (Eny Hastuti, 2005)

Sampel (n) = [ Z1- α/2x√(2P(1-P)) + Z1-β x√(P1 (1-P1) + P2 (1-P2)) ]2

(P1-P2)2

Page 62: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

45

Berdasarkan rumus diatas, maka sampel yang dibutuhkan sebesar 28 orang,

kemudian sampel dikalikan dua sehingga menjadi 56 orang. Namun karena jumlah

populasi yang sedikit maka dilakukan pengambilan sampel jenuh yaitu sebesar 50

responden. Teknik Sampel jenuh merupakan teknik penentuan sampel yang semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Ini dilakukan bila jumlah populasi

relatif kecil (Sugiyono: 2008)

4.4 Pengumpulan data

4.4.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli.

Sumber asli disini diartikan sebagai sumber pertama darimana data tersebut

diperoleh (Kandary, 2010). Data primer yang dibutuhkan pada penelitian ini

diambil dengan pengukuran langsung (pengambilan tekanan darah sebelum

dan sesudah kerja serta pengukuran dosis kebisingan), dan wawancara

(status merokok).

Pengukuran kebisingan dilakukan menggunakan alat Sound Level

Meter. Pengukurannya sebagai berikut:

a. Melakukan kalibrasi sebelum alat sound level meter digunakan untuk

mengukur kebisingan, agar menghasilkan data yang valid.

b. Mengukur kebisingan di lingkungan kerja

c. Angka yang terlihat pada layar atau display dicatat setiap 5 detik dan

pengukuran dilakukan selama 10 menit untuk setiap titik

d. Setelah selesai alat di matikan dengan menekan tombol ”OFF”.

Page 63: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

46

e. Setelah mengetahui besarnya tingkat kebisingan, maka dihitung pula

seberapa besar waktu yang diperbolehkan untuk para pekerja terpapar

pada tingkat kebisingan tersebut. Untuk menghitungnya menggunkan

rumus sebagai berikut :

f. Setelah mendapatkan waktu paparan yang diperbolehkan, maka sudah

bisa dihitung dosis yang diterima pekerja pada masing-masing

lokasi/station. Perhitungan dosis tersebut menggunakan rumus sebagai

berikut :

(

)

Selanjutnya untuk pengukuran tekanan darah menggunakan alat

tensimeter. Pengukurannya sebagai berikut:

a. Saat diperiksa, pekerja duduk dengan santai, sebaiknya pengukuran

dilakukan beberapa menit setelah mulai duduk dan dalam ruangan

yang tenang.

b. Lengan yang diukur harus dalam keadaan bebas (tidak tertutup pakaian

yang ketat di bagian lengan), sehingga manset dapat terlilit dengan

baik.

Page 64: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

47

c. Memilih manset yang baik, yaitu manset yang dapat melilit 40%

lengan atas bagian tengah. Pemakaian manset berukuran standar pada

lengan yang berukuran besar dapat mempengaruhi pembacaan tekanan

darah. Sehingga sebaiknya jangan memaksakan manset pada lengan

yang berukuran besar.

d. Lilitkan manset pada tengah lengan ke atas dengan bola manset berada

di tengah arteri brachialis, dan batas bawah manset dengan siku

kurang lebih 1 inci (sekitar 2,5 cm) di atas lipat siku.

e. Pastikan manset sejajar dengan posisi jantung.

f. Pompa tensimeter sampai manset mengembang dan catat tekanan saat

bunyi denyut nadi terdengar jelas. Pompa kembali sampai kurang lebih

30 mmHg diatas tekanan ini.

g. Lepaskan pompa perlahan sekitar 2-3 mmHg, dan catat tekanan saat

bunyi nadi kembali terdengar.

h. Lepaskan pompa dan tunggu sekitar 30 detik kemudian memompa

kembali sampai denyut terdengar lagi.

i. Catat hasil tekanan darah sistolik dan diastolik. Untuk pembacaan

sistolik, catat di mana denyut terdengar sebanyak 2 kali secara

berurutan untuk pertama kali setelah pompa dilepaskan. Untuk

pembacaan diastolik, catat saat denyut menghilang (tidak terdengar

lagi).

Page 65: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

48

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak

langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulis

(Kateglo, 2010). Data sekunder yang dibutuhkan pada penelitian ini berasal

dari data departemen terkait, seperti usia dan masa kerja pekerja.

4.5 Teknik pengolahan data

4.5.1 Coding

Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan

kode untuk masing-masing pertanyaan, kode yang diberikan akan menjadi

panduan untuk menentukan skor yang didapat responden. Adapun cara

penilaian dengan memberikan skor pada masing–masing item yang

ditanyakan sesuai dengan kode yang telah ditetapkan dengan penggunaan

batas skor sebesar 75% dari total skor jawaban yang diharapkan sebagai

variabel yang dikategorikan lebih tinggi dari variabel lainnya, penentuan

batas nilai skor ini ditetapkan berdasarkan pendapat Arikunto (1993).

a. Tekanan darah, variabel ini diukur dengan pengukuran langsung dan

menggunakan satu pertanyaan. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah

kerja. kemudian diberikan kode 0 untuk jawaban ”tidak meningkat” dan

kode 1 untuk jawaban ”meningkat”.

b. Dosis kebisingan, variabel ini diukur dengan pengukuran langsung dan

menggunakan satu pertanyaan, kemudian diberikan kode 0 untuk jawaban

”≤ 100%” dan kode 1 untuk jawaban ”> 100%”.

Page 66: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

49

c. Masa kerja, variabel ini diukur dengan satu pertanyaan, dimana

jawabannya diberi kode 0 untuk “≤ 8 tahun” dan kode 1 untuk “> 8 tahun”.

d. Usia, variabel ini diukur dengan satu pertanyaan, dimana jawabannya

diberi kode 0 untuk “≤ 35 tahun” dan kode 1 untuk “> 35 tahun”.

e. Status merokok, variabel ini diukur dengan satu pertanyaan, dimana

jawabannya diberi kode 0 untuk “tidak” dan kode 1 untuk “ya”.

4.5.2 Editing

Merupakan suatu kegiatan memeriksa kelengkapan data-data yang

sudah di isi. Kegiatan ini dilakukan pada saat masih dilapangan, agar data

yang salah atau meragukan masih dapat ditelusuri kembali.

4.5.3 Entry

Merupakan suatu kegiatan pemprosesan data agar dapat dianalisis.

Pemprosesan data ini dilakukan dengan cara memasukkan data-data yang

sudah didapat ke program statistik computer.

4.5.4 Cleaning

Merupakan suatu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dimasukkan, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut

dimungkinkan terjadi pada saat memasukkan data ke komputer

Page 67: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

50

4.6 Analisis data

4.6.1 Analisis univariat

Analisis univariat ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian berupa distribusi dan persentase pada setiap variabel yang

meliputi variabel dosis kebisingan, masa kerja, usia, status merokok, dan

tekanan darah

4.6.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji chi-square,

dikarenakan data yang didapatkan berupa data kategorik. Uji Chi-square ini

merupakan analisis hubungan variabel kategorik dengan batas kemaknaan α

0,1 estimasi Confidential Interval (CI) 90% yang akan digunakan untuk

menguji variabel dosis kebisingan, masa kerja, usia, dan status merokok,

terhadap variabel dependen, yaitu tekanan darah.

Analisis bivariat ini digunakan untuk melihat probabilitas suatu

kejadian. Jika Pvalue > 0,1 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti

tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Sebaliknya jika Pvalue < 0,1 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Page 68: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

51

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Perusahaan

5.1.1 Panitia Pelaksana Keselamatan Kesehatan Kerja (P2K3)

A. Tujuan

Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di

tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi

dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan

mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat

kerja yang aman, efisien dan produktif.

B. Audit

Audit sistem manajemen K3 meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

a) Pembangunan dan pemeliharaan komitmen

b) Strategi pendokumentasian

c) Peninjauan ulang disain dan kontrak

d) Pengendalian dokumen

e) Pembelian

f) Keamanan bekerja berdasarkan Sistem Manajemen K3

g) Standar pemantauan

h) Pelaporan dan perbaikan kekurangan

i) Pengelolaan material dan pemindahan

j) Pengumpulan dan penggunaan data

Page 69: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

52

k) Pemeriksaan sistem manajemen

l) Pengembangan keterampilan dan kemampuan

5.1.2 Proses Produksi

A. Gambaran Umum Aggregate Assembly & Component (AGC)

Departemen atau bagian perakitan aggregate merupakan bagian

yang merakit dan menyiapkan komponen-komponen seperti engine,

gearbox, dan axles yang nantinya akan digabungkan pada chassis.

Rincian kegiatannya adalah sebagai berikut :

1) Engine

Proses kerja yang dilakukan pada bagian mesin terdiri dari

preparation (engine on pallet) atau persiapan awal yang

dilakukan sebelum ke proses selanjutnya.

2) Gearbox

Proses kerja yang dilakuakan pada bagian gearbox ini dimulai

dengan proses perakitan komponen-komponen gearbox, yang

terdiri dari:

a) Sub Assembly Counter Shaft

Merupakan proses perakitan counter shaft yang terdiri dari

pengepresan gears dengan mesin hydrolic press, pemanasan gears

dengan oven dan pemasangan bearings pada counter shaft yang

sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu dengan heater plate.

Page 70: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

53

b) Sub Assembly Main Shaft

Merupakan proses perakitan gears dan synchronize gears satu

sampai lima atau enam pada main shaft, yang sebelumnya

dipanaskan terlebih dahulu dengan heater plate.

c) Sub Assembly Front Housing

Merupakan proses pemasangan bearing pada front housing

atau bagian depan yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu

dengan memakai heater plate kemudian diberi oil seal. Kemudian

bearing yang telah dipasang pada front housing dieratkan atau

dikencangkan dengan memukulnya dengan palu tembaga.

d) Sub Assembly Rear Housing

Merupakan proses pemasangan bearings pada rear housing

atau bagian belakang yang sebelumnya dipanaskan terlebih

dahulu dengan heater plate kemudian diberi oil seal. Setelah itu

dilanjutkan dengan pemasangan plug (busi atau steker) pada cover

rear housing. Kemudian bearings yang telah dipasang pada front

housing dieratkan atau dikencangkan dengan memukulnya dengan

palu tembaga.

e) Main jig

Merupakan proses penggabungan antara counter shaft, main

shaft, front housing dengan memakai mesin jig. Kemudian

pemasangan bearings yang sebelumnya dipanaskan dengan heater

plate dan dieratkan dengan memukulnya dengan palu

Page 71: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

54

f) Final Assembly

Merupakan proses penggabungan rear housing dengan

komponen yang telah digabungkan pada proses main jig serta

pemasangan perlengkapan akhir hingga menjadi satu unit.

g) Testing

Merupakan proses pengujian gearbox yang telah dirakit yang

terdiri dari leaking test yaitu test kebocoran pada gearbox dengan

memasukkan gearbox pada kontainer yang berisi campuran bahan

kimia yang sifatnya tidak iritant. Kemudian pengisian oli pada

gearbox, yang selanjutnya akan dilakukan running test yaitu

pengujian fungsi gearbox dengan memakai mesin test bench.

3) Axle

Proses kerja yang dilakukan pada bagian axle ini dimulai

dengan proses perakitan komponen-komponen axle, yang terbagi

menjadi dua proses yaitu :

a) Assembly front axle

1. Pre assembly steering knuckle

Merupakan proses pemasangan kuckle dan king pin pada

front axle beam

2. Identification

Merupakan proses pemberian nomor pada front axle beam

Page 72: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

55

3. Pre assembly brake

Merupakan proses pemasangan seal ring, oil buffle dan

protective plate pada front axle

4. Sub assembly wheel hub

Proses pengepresan outer, inner roller bearing, shaft seal

ring dan dust cover dengan menggunakan mesin hydrolyc

press yang kemudian dipasangkan pada front axle dan

diberi pelumas

5. Final assembly

Proses perakitan seluruh komponen pada front axle beam

yang terdiri dari brake anchore, steer arm, wheel hub,

brake drum, hub cover, steering angle, toe in dan wheel

alignment.

b) Assembly rear axle

1. Identification

Merupakan proses pemberian nomor pada rear axle beam

2. Pre assembly Brake

Proses pemasangan seal ring, oil buffle, protective plate

pada rear axle

3. Sub assembly wheel hub

Proses pengepresan outer, inner roller bearing, shaft seal

ring dan dipasangkan pada rear axle dan diberi pelumas

Page 73: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

56

4. Pre assembly diff case

Proses perakitan ring gear dan gears ke diff case serta

pemasangan bearings

5. Pre assembly drive pinion

Proses pengepresan pinion bearings dan flange, kemudian

proses pengukuran pre load pada pinion bearing

6. Pre assembly gear set to housing

Proses perakitan drive pinion dan diff case

7. Final assembly

Proses perakitan atau penggabungan komponen yang

berasal dari pre assembly diff gear, pre assembly wheel

hub, pre assembly bracket booster dan pre assembly brake

shoe menjadi satu unit.

B. Gambaran Umum Assembling Commercial Vehicle (ACV)

1) Frame (Bolting)

Proses frame (bolting) adalah proses yang diawali dengan

perakitan chassis menjadi satu rangkaian kerangka bus dengan

menghubungkan satu chassis ke chassis lainnya kemudian

disatukan tiap bagiannya dengan baut dengan memakai alat

pemasang baut yaitu impact wrench, high frequency electric hand

drill dan torque moment untuk mengencangkan baut-baut

tersebut. Pada proses ini selain perakitan chassis menjadi satu

Page 74: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

57

bentuk rangkaian, juga terdapat proses pemberian nomor pada

chassis yang dilakukan dengan cara mencetak angka nomor pada

chassis dengan memukulnya memakai palu dan pemasangan

brackets untuk pipa pada chassis.

2) Painting (Spray Wall)

Proses painting adalah proses pengecatan pada rangkaian

chassis yang telah terbentuk menjadi satu rangkaian dan

komponen dari aggregate seperti engine dengan tujuan untuk

melindungi permukaan chassis dan engine dari elemen-elemen

yang bisa merusak, selain itu juga memberika perlindungan

terhadap karat.

3) Pre Assembly Podest

Proses perakitan dan pemasangan berbagai instrumen dan

perangkat awal yang terdiri dari pemasangan clutch pedal,

handbrake lever dan electric board pada front frame, pemasangan

floor pada center frame, pemasangan steering column pada floor,

pemasangan bracket instrumen cluster, pemasangan cover unntuk

steering column, pemasangan instrument cluster pada bracket,

pemasangan kabel dan pitman arm, pemasangan steering wheel

dan yang terakhir pemasangan driver seat.

Page 75: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

58

4) Pre Assembly Radiator Frame

Proses ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

a) Radiator frame lower

Menempatkan radiator dan intercooler pada frame, pemasangan

fan shroud dan fan

b) Radiator frame upper

Menempatkan frame pada jig kemudian dilanjutkan dengan

pemasangan beberapa komponen pada frame yaitu, rubber pad,

spannband untuk reservoir, rubber dibawah reservoir, hoses,

pulley, T-pieces untuk reservoir, house untuk T-pieces dan air

filter.

Setelah semua dipasang kemudian dilanjutkan dengan

pemasangan komponen lain yaitu pemasangan hose (selang)

untuk intercooler, cover radiator frame, fuel filter, pulley untuk

kipas, radiator hose bottom side dan pemasangan intake pipa

untuk penyaringan udara

5) Chassis Assembly

Proses ini dilakukan penggabungan antara rangkaian chassis

yang telah dicat dengan komponen-komponen yang berasal dari

Aggregate Assembly Components (AGC) yang terdiri dari brake

system, axles dan gearbox. Sebelum itu dilakukan pemasangan

ban, pipa untuk oil system, pipa udara, air dryer dengan valve dan

Page 76: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

59

small air tank, big air tank dan perlengkapan lainnya pada

chassis.

Setelah itu dilakukan pemasangan kabel-kabel konektivitas

(shifting cable), steering box dan proses paint touch up yaitu

proses pengecatan pada chassis atau bagian lainnya yang

dianggap kurang sempurna.

6) Final Assembly

Proses ini terdiri dari persiapan kabel untuk mesin,

pemasangan muffler (saringan) pada chassis, pemasangan mesin,

pemasangan radiator frame, podest, tempat untuk baterai (wooden

bed) pada chassis, pengisian oli, air pendingin dan campurannya

(cooling water mixing). Setelah itu dilakukan pengujian pada

seluruh fungsi yang terdapat di chassis ini atau star diagnosis dan

engine running untuk menguji kemampuan kerja mesin

C. Gambaran Umum Vehicle Ready Delivery Service (VRDS)

1. Car Inspection

Merupakan suatu proses dimana kendaraan didiagnosis untuk

menguji kemampuan kerja mesin.

2. Washing

Merupakan suatu proses dimana mobil-mobil sedan dicuci

Page 77: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

60

5.2 Hasil Analisis Univariat

5.2.1 Gambaran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Bekerja Di PT

“X” Indonesia Tahun 2014

Dalam penelitian ini tekanan darah responden diukur sebanyak

dua kali yaitu sebelum bekerja dan setelah bekerja. Gambaran tekanan

darah sebelum dan sesudah bekerja Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

dapat dilihat pada table 5.1

Tabel 5.1

Gambaran Tekanan Darah Sistole Sebelum dan Sesudah Bekerja

Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Tekanan Darah Mean Minimum Maksimum SD

Sistole Sebelum 117 100 140 9,313

Sistole Sesudah 124 100 140 9,258

Selisih Sistole 7 -10 30 9,091

Berdasarkan tebel 5.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk

systole sebelum kerja sebesar 117 mmHg dan systole sesudah kerja

sebesar 124 mmHg. Selain itu, rata-rata untuk kenaikan tekanan darah

systole sebelum dan sesudah kerja sebesar 7 mmHg.

Page 78: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

61

5.2.2 Gambaran Kenaikan Tekanan Darah Sistole Di PT “X” Indonesia

Tahun 2014

Kenaikan tekanan darah systole pada pekerja dikategorikan menjadi

dua (2) yaitu tidak meningkat dan meningkat. Gambaran kenaikan

tekanan darah systole pada pekerja PT “X” Indonesia tahun 2014 dapat

dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Kenaikan Tekanan

Darah Sistole Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Tekanan Darah Sistole Jumlah %

Tidak Meningkat 19 38

Meningkat 31 62

Total 50 100

Berdasarkan tebel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 50 pekerja, ada

sebanyak 31 pekerja (62%) mengalami kenaikan tekanan darah systole.

5.2.3 Gambaran Dosis Kebisingan Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Dosis Kebisingan pada pekerja dikategorikan menjadi dua (2) yaitu

< 100% dan > 100%. Gambaran dosis kebisingan pada pekerja PT “X”

Indonesia tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.3

Page 79: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

62

Tabel 5.3

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Dosis Kebisingan

Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Dosis Kebisingan Jumlah %

< 100% 25 50

>100% 25 50

Total 50 100

Berdasarkan tebel 5.3 dapat diketahui bahwa jumlah pekerja yang

terpapar dosis kebisingan < 100% dan > 100% memliki jumlah yang

sama, yaitu sebanyak 25 pekerja (50%).

5.2.4 Gambaran Masa Kerja Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Masa kerja pada pekerja dikategorikan menjadi dua (2) yaitu < 8

tahun dan > 8 tahun. Gambaran masa kerja pada pekerja PT “X”

Indonesia tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Masa Kerja Jumlah %

< 8 Tahun 27 54

> 8 Tahun 23 46

Total 50 100

Page 80: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

63

Berdasarkan tebel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 50 pekerja, ada

sebanyak 23 pekerja (46%) yang mempunyai masa kerja > 8 tahun.

5.2.5 Gambaran Usia Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Usia pada pekerja dikategorikan menjadi dua (2) yaitu < 8 tahun

dan > 8 tahun. Gambaran masa kerja pada pekerja PT “X” Indonesia

tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5

Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Usia Jumlah %

< 35 Tahun 23 46

> 35 Tahun 27 54

Total 50 100

Berdasarkan tebel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 50 pekerja, ada

sebanyak 27 pekerja (54%) yang berusia > 35 tahun.

5.2.6 Gambaran Status Merokok Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Status merokok pada pekerja dikategorikan menjadi dua (2) yaitu ya

dan tidak. Gambaran status merokok pada pekerja PT “X” Indonesia

tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.6

Page 81: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

64

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Merokok

Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Status Merokok Jumlah %

Tidak 19 38

Ya 31 62

Total 50 100

Berdasarkan tebel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 50 pekerja, ada

sebanyak 31 pekerja (62%) yang merokok.

5.3 Hasil Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. dalam penelitian ini menggunakan uji

chi-square. Uji chi-square dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel

Dosis Kebisingan, Masa Kerja, Usia dan Status Merokok dengan variabel

Kenaikan Tekanan Darah (Sistole).

5.3.1 Hubungan antara Dosis Kebisingan terhadap Kenaikan Tekanan

Darah Sistole Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Hubungan antara dosis kebisingan dengan kenaikan tekanan darah

sistole pada tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 5.7

Page 82: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

65

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Dosis Kebisingan dengan

Kenaikan Tekanan Darah Sistole di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Dosis Kebisingan

Kenaikan Tekanan Darah

Sistole Total P value

Tidak

Meningkat Meningkat

n % n % n %

≤ 100% 15 60 10 40 25 100 0,004

> 100% 4 16 21 84 25 100

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketaui bahwa responden yang

terpapar dosis kebisingan > 100% dan mengalami kenaikan tekanan darah

sistole yaitu sebanyak 21 responden (84%). Sedangkan pada responden

yang terpapar dosis kebisingan < 100% dan tidak mengalami kenaikan

tekanan darah sistole yaitu sebanyak 15 responden (40%). Sehingga

berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui dosis kebisingan

memiliki hubungan yang bermakna (P value < 0,1) dengan kenaikan

tekanan darah sistole, P value = 0,004.

5.3.2 Hubungan antara Masa Kerja terhadap Kenaikan Tekanan Darah

Sistole Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Hubungan antara masa kerja dengan kenaikan tekanan darah

sistole pada tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 5.8

Page 83: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

66

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja dengan Kenaikan

Tekanan Darah Sistole di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Masa Kerja

Kenaikan Tekanan Darah

Sistole Total P value

Tidak

Meningkat Meningkat

n % n % n %

< 8 tahun 12 44,4 15 55,6 27 100 0,469

> 8 tahun 7 30.4 16 69,6 23 100

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa responden yang

bekerja > 8 tahun dan mengalami kenaikan tekanan darah sistole yaitu

sebanyak 16 responden (69,6%). Sedangkan pada responden yang bekerja

< 8 tahun dan tidak mengalami kenaikan tekanan darah sistole yaitu

sebanyak 12 responden (44,4%). Sehingga berdasarkan hasil uji statistik

chi-square diketahui Masa Kerja tidak memiliki hubungan yang

bermakna (P value < 0,1) dengan kenaikan tekanan darah sistole, P value

= 0,469.

5.3.3 Hubungan antara Usia terhadap Kenaikan Tekanan Darah Sistole Di

PT “X” Indonesia Tahun 2014

Hubungan antara usia dengan kenaikan tekanan darah sistole pada

tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 5.9

Page 84: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

67

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Usia dengan Kenaikan Tekanan

Darah Sistole di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Usia

Kenaikan Tekanan Darah

Sistole Total P value

Tidak

Meningkat Meningkat

n % n % n %

< 35 tahun 6 26,1 17 73,9 23 100 0,190

> 35 tahun 13 48,1 14 51,9 27 100

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa responden yang

berusia > 35 tahun dan mengalami kenaikan tekanan darah sistole yaitu

sebanyak 14 responden (51,9%). Sedangkan pada responden yang berusia

< 35 tahun dan tidak mengalami kenaikan tekanan darah sistole yaitu

sebanyak 6 responden (26,1%). Sehingga berdasarkan hasil uji statistik

chi-square diketahui usia tidak memiliki hubungan yang bermakna (P

value < 0,1) dengan kenaikan tekanan darah sistole, P value = 0,190.

5.3.4 Hubungan antara Status Merokok terhadap Kenaikan Tekanan

Darah Sistole Di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Hubungan antara status merokok dengan kenaikan tekanan darah

sistole pada tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 5.10

Page 85: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

68

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Status Merokok dengan

Kenaikan Tekanan Darah Sistole di PT “X” Indonesia Tahun 2014

Status Merokok

Kenaikan Tekanan Darah

Sistole Total P value

Tidak

Meningkat Meningkat

n % n % n %

Tidak 12 63,2 7 36,8 19 100 0,010

Ya 7 22,6 24 77,4 31 100

Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa responden yang

merokok dan mengalami kenaikan tekanan darah sistole yaitu sebanyak

24 responden (77,4%). Sedangkan pada responden yang tidak merokok

dan tidak mengalami kenaikan tekanan darah sistole yaitu sebanyak 12

responden (63,2%). Sehingga berdasarkan hasil uji statistik chi-square

diketahui Status Merokok memiliki hubungan yang bermakna (P value <

0,1) dengan kenaikan tekanan darah sistole, P value = 0,010.

Page 86: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

69

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan

tekanan darah pada pekerja yang terpajan tahun 2014 ini, peneliti mengumpulkan

data primer dan sekunder terhadap 50 pekerja di Departemen Aggregate

Assembly & Component (AGC), Departemen Assembling Commercial Vehicle

(ACV), dan Departemen Vehicle Ready Delivery Service (VRDS) di PT “X”

Indonesia bulan Januari-Mei 2014. Dan penulis menyadari terdapat beberapa

keterbatasan dan kelemahan, diantaranya adalah :

1. Alat yang digunakan dalam pengukuran kebisingan yaitu sound level

meter, bukan dosimeter. sehingga hal ini bisa saja mempengaruhi hasil

pengukuran yang ada.

2. Alat yang digunakan dalam pengukuran tekanan darah hanya tensimeter

biasa bukan tensimeter digital, yang keakuratan dalam membaca hasilnya

bisa saja salah.

3. Pada variabel status merokok bisa saja responden tidak menjawab apa

yang sebenarnya melainkan apa yang menurutnya baik untuk dijawab.

6.2 Peningkatan tekanan darah

Dari analisis data, di peroleh hasil sebanyak 31 pekerja (62 %)

mengalami peningkatan tekanan darah sistole dan 19 pekerja (38%) tidak

Page 87: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

70

mengalami peningkatan tekanan darah sistole. Data tersebut menunjukkan bahwa

lebih banyak pekerja yang mengalami peningkatan tekanan darah sistole. Dari

analisis deskriptif diperoleh rata-rata peningkatan tekanan darah sistolik 7

mmHg. Hasil ini sejalan dengan penelitian Morell di Sydney (1988) yang

menemukan rata-rata kenaikan tekanan darah sistolik 2 mmHg, serta penelitian

Eny Hastuti di Semarang (2004) juga menemukan rata-rata kenaikan tekanan

darah sistolik 2,2 mmHg.

Naiknya tekanan darah, biasanya berjalan bersama-sama antara sistolik

dengan diastolik. Pengaturan tekanan darah tergantung pada kontrol dua penentu

utamanya yaitu curah jantung dan resistensi perifer total. Kontrol curah jantung

banyak bergantung pada pengaturan kecepatan denyut jantung dan volume

sekucup. Sementara resistensi perifer total terutama ditentukan oleh derajat

vasokonstriksi arteri. Peningkatan kecepatan denyut jantung akan berpengaruh

langsung pada tekanan darah sistolik. Sedangkan tekanan darah diastolik. Lebih

banyak di pengaruhi oleh resistensi perifer total. Kebisingan yang terjadi akan

menimbulkan respon dari system hormone dan system saraf yang akan

menaikkan kecepatan denyut jantung yang akan berpengaruh langsung pada

tekanan darah sistole, tetapi butuh waktu untuk mempengaruhi tekanan darah

diastole (Eny Hastuti, 2004).

6.3 Kebisingan

Dari 8 (delapan) lokasi/station yang dilakukan pengukuran kebisingan,

terdapat 7 (tujuh) lokasi/station yang nilai kebisingannya melebihi Nilai Ambang

Page 88: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

71

Batas (NAB), yaitu pada Axle Belakang (106,2 dBA), Axle Depan (86,02 dBA),

Engine (87,05 dBA), Station 1A (86,64 dBA), Station 1B (94,79 dBA), Washing

(95,08 dBA), dan Car Inspection (85,57 dBA). Sedangkan hanya pada gearbox

yang nilainya tidak melebihi ambang batas yaitu sebesar 82,03 dBA.

Hasil tersebut juga bisa dilihat bahwa tingkat kebisingan yang didapat di

lokasi/station lain berpengaruh terhadap jarak jangkauan dari sumber kebisingan

tersebut. Semakin jauh jarak lokasi/station lain dari sumber kebisingan, maka

semakin berkurang juga tingkat kebisingan yang didapat di lokasi/station

tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin dekat jarak lokasi/station lain dari

sumber kebisingan, maka semakin besar tingkat kebisingan yang didapat di

lokasi/station tersebut.

Setelah mendapatkan nilai tingkat kebisingan, maka bisa dilakukan

perhitungan untuk mencari dosis kebisingan. Maka diperolehlah lokasi/station

yang memliki nilai dosis yang melebihi ambang batas hanya terdapat pada tiga

lokasi, yaitu axle belakang (188%), Station 1B (127%), dan Washing (481%),

sedangkan untuk axle depan (1,66%), Engine (2,1%), Station 1A (39%), Car

Inspections (53%) dan Gearbox (Tidak dihitung dosis, karena tingkat kebisingan

sudah dibawah 85dB) tidak melebihi ambang batas.

Dari hasil perhitungan tersebut bahwa tingkat dosis kebisingan yang

didapat di masing-masing lokasi/station, selain dipengaruhi oleh tingginya

tingkat kebisingan juga dipengaruhi oleh lamanya waktu paparan kebisingan

yang diterima oleh pekerja. Semakin lama waktu pekerja terpapar kebisingan

Page 89: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

72

maka semakin tinggi pula dosis kebisingan yang diterima oleh pekerja. Begitu

juga sebaliknya, semakin sedikit waktu pekerja terpapar kebisingan maka

semakin rendah pula dosis kebisingan yang diterima oleh pekerja.

6.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kenaikan Tekanan Darah

6.4.1 Hubungan antara Dosis Kebisingan dengan Kenaikan Tekanan

Darah Sistole

Sumber kebisingan yang ada di PT “X” berasal dari suatu proses

yang mengalami benturan/getaran yang diakibatkan dari aktifitas

peralatan serta pergerakan udara yang cepat. Sumber kebisingan tersebut

berasal dari axle belakang (Benturan/getaran pada saat mengencangkan

pinion ke rear axle housing), station 1A (getaran saat mengencangkan

baut-baut ke chassis.), station 1B (benturan yang sangat keras pada

pembuatan nomor chassis), dan washing (pergerakan udara yang sangat

cepat dari proses pengeringan pencucian). Ambang batas kebisingan yang

diperbolekan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No

51/Men/1999 tentang kebisingan adalah sebesar 85 dB untuk pemaparan

8 jam sehari dan 40 jam seminggu.

Berdasarkan table 5.7 terlihat bahwa pekerja yang terpapar

kebisingan dengan dosis > 100% yang mengalami peningkatan tekanan

darah sistole sebanyak 21 pekerja (84%). Hal ini menunjukkan bahwa

dosis kebisingan di PT “X” Indonesia yang melebihi ambang batas

(>100%) bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah systole.

Page 90: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

73

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square terdapat hubungan yang

signifikan antara dosis kebisingan dengan kenaikan tekanan darah

systole, P value = 0,004. Hal ini sejalan dengan penelitian Eny Hastuti

(2004),

Kebisingan bisa direspon oleh otak yang merasakan pengalaman ini

sebagai ancaman atau stress, yang kemudian berhubungan dengan

pengeluaran hormone stress seperti epinephrine, noepinephrine, dan

cortisol. Stress akan mempengaruhi system saraf yang kemudian

berpengaruh pada detak jantung yang berakibat terhadap perubahan

tekanan darah (Guyton:1995).

Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan selain dapat menyebabkan

kerusakan pada indera pendengaran juga dapat menimbulkan gangguan

terhadap mental emosional serta system jantung dan peredaran darah.

Melalui mekanisme hormonal yaitu diproduksinya hormone adrenalin,

dapat meningkatkan tekanan darah, kejadian initermasuk gangguan

kardiovaskular (Sasongko, 2000)

6.4.2 Hubungan antara Masa Kerja dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole

Masa kerja pada hal ini bisa dikatakan dengan lamanya pajanan

kebisingan yang diterima oleh pekerja selama bekerja di PT “X”

Indonesia. Pajanan kebisingan yang diterima pekerja akan memicu sistem

syaraf dan hormon yang akan menaikkan tekanan darah. Kenaikan

Page 91: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

74

tekanan darah yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama akan

menyebabkan tubuh beradaptasi yang akan menyebabkan kenaikan

tekanan darah semakin tinggi dan menetap (Groothoff, 1996).

Berdasarkan tabel 5.8 terlihat bahwa pekerja yang masa kerjanya

lebih dari 8 tahun dan mengalami kenaikan tekanan darah sistole yaitu

sebanyak 16 responden (69,6%).

Dari hasil uji statistik chi-square tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara masa kerja dengan kenaikan tekanan darah sistole (P

value = 0,469). Jadi pada penelitian ini masa kerja bukan merupakan

faktor risiko terjadinya kenaikan tekanan darah.

6.4.3 Hubungan antara Usia dengan Kenaikan Tekanan Darah Sistole

Bertambahnya usia menyebabkan kelenturan atau elastisitas

pembuluh darah semakin berkurang. Ketika denyut jantung meningkat

dikarenakan sistim saraf yang dirangsang oleh kebisingan, maka

pembuluh darah kurang bisa melebar dikarenakan berkurangnya

elastisitasnya, sehingga kenaikan tekanan darah akan lebih tinggi.

Tekanan darah akan naik terus perlahan-lahan seiring dengan

bertambahnya usia, dan akan naik tajam setelah usia 40 tahun. Semakin

tua usia seseorang maka tekanan sistol semakin tinggi. Biasanya

dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis (Guyton dan Hall, 1997 :

220)

Page 92: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

75

Berdasarkan tabel 5.9 terlihat bahwa pekerja yang berusia > 35

tahun dan mengalami kenaikan tekanan darah sistole yaitu sebanyak 14

responden (51,9%).

Dari hasil uji statistik chi-square tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara usia dengan kenaikan tekanan darah systole (P value =

0,190). Jadi pada penelitian ini usia bukan merupakan faktor risiko

terjadinya kenaikan tekanan darah.

6.4.4 Hubungan antara Status Merokok dengan Kenaikan Tekanan Darah

Sistole

Rokok mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan yang akan

merangsang jantung, saraf, otak dan organ tubuh lainnya bekerja tidak

normal, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga

meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot

jantung (Sidabutar dan Wiguno, 1990).

Berdasarkan tabel 5.10 terlihat bahwa pekerja perokok yang

mengalami peningkatan tekanan darah sistole sebanyak 24 pekerja

(77,4%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang

perokok mengalami kenaikan tekanan darah sistole.

Merokok secara lansung menyebabkan meningkatkan denyut

jantung dan tekanan darah untuk sementara, disebabkan pengaruh nikotin

dalam peredaran darah (Semple, 1996). Dari hasil uji statistik chi-square

Page 93: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

76

terdapat hubungan yang signifikan antara status merokok dengan

kenaikan tekanan darah systole (P value = 0,010)

Page 94: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

77

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Rata-rata kenaikan tekanan darah sistole pekerja sebesar 7 mmHg

2. Terdapat 31 pekerja (62%) yang mengalami kenaikan tekanan darah sistole

3. Pekerja yang terpapar dosis kebisingan < 100% dan > 100% memliki jumlah

yang sama, yaitu 25 pekerja (50%)

4. Pekerja yang masa kerjanya > 8 tahun terdapat 23 orang, dan yang < 8 tahun 27

orang

5. Pekerja yang memiliki usia < 35 Tahun terdapat 23 orang, dan yang > 35 tahun

27 orang.

6. Terdapat 19 pekerja yang tidak merokok dan sisanya 31 pekerja perokok

7. Berdasarkan hasil uji satistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara dosis kebisingan dengan kenaikan tekanan darah sistole.

8. Berdasarkan hasil uji satistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara masa kerja dengan kenaikan tekanan darah sistole

9. Berdasarkan hasil uji satistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara usia dengan kenaikan tekanan darah sistole

10. Berdasarkan hasil uji satistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara status merokok dengan kenaikan tekanan darah sistole

Page 95: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

78

7.2 Saran

1. Sebaiknya perusahaan melakukan peningkatan pengawasan terhadap penggunaan

alat pelindung telinga pada pekerja, serta perlu adanya tindak lanjut berupa

sanksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan, karena masih ada pekerja yang

tidak menggunakannya saat pekerjaan berlangsung. Selain itu pengecekan

berkala alat pelindung telinga juga diperlukan untuk mengetahui masih layak

atau tidakkah alat pelindung telinga tersebut digunakan.

2. Sebaiknya perusahaan melakukan pendidikan dan pelatihan kepada para pekerja

mengenai dampak kebisingan bagi kesehatan

3. Sebaiknya perusahaan melakukan pemerikasaan tekanan darah secara periodik

untuk pemantauan kesehatan pekerja, terutama pada pekerja yang terpajan

kebisingan melebihi ambang batas

4. Sebaiknya perusahaan lebih tegas dalam memberikan sanksi kepada pekerja yang

merokok di saat jam kerja. Selain itu, akan lebih baik jika pekerja berhenti

merokok

5. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengikutsertakan variabel-varibel

lain yang berhubungan dengan kenaikan tekanan darah. Selain itu menggunakan

alat ukur yang lebih baik, seperti dosimeter untuk pengukuran dosis kebisingan

dan alat pengukuran tekanan darah digital

Page 96: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

79

DAFTAR PUSTAKA

Andriukin. 1961. Influence of sound stimulation on development hypertension-Clinical

and Experimental results. Cor et Vasa 3 (285)

Babba, J., 2007. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan di Lingkungan Kerja dengan

Peningkatan Tekanan Darah. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro,

Semarang.

Bambang, S, 2002. Pengaruh Frekuensi Kebisingan Terhadap Tekanan Darah (Tesis).

Beevers, D.G. 1999. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter pada Tekanan Darah. Dian

Rakyat. Jakarta.

Buchori. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program. USU

Respository.

Burnside, John. 1995. Diagnosis Fisik. Penerjemah: Henny Lukmanto. EGC. Jakarta

Chun-hui, et al., 2007. Associations of blood pressure and arterial compliance with

occupational noise exposure in female workers of textile mill. Chinese Medical

Journal, 120(5):1309-1313.

Defi P., Iferta Inafalia., 2005. Monitoring Kualitas Lingkungan Kerja di Billet Steel

Plant PT. Krakatau Steel. Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Andalas.

Padang.

Eny Hastuti. 2004. Pengaruh Bising Terhadap Kenaikan Tekanan Darah Pada Pekerja

Di Bandara Ahmad Yani Semarang (Tesis).

Page 97: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

80

Evans, et al. 1995. Chronic noise and psychological stress. Psychological science. (6)

333-338

Evans, et al. 1998. Chronic noise exposure and physiological response: a prospective

study of children living under environmental stress. Psychological science. (9)

75-77

Ganong, W.F. 1991. Review of Medical Physiology. Los Angeles, LA.: Lange Medical

Publication.

Ganong, William, F., 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta

Grandjean, E.1988. Fitting The Task to The Man, A Text book of Occupational

Ergonomics, 4 th edition. London : Taylor and Francis Ltd.

Groothoff, B. 1996. Noise and Vibration. Their Effects and Control.

Guyton, C arthur. 1995. Fisiologi dan Mekanisme Penyakit. EGC. Jakarta

Guyton, C Arthur, John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 9 ed. EGC.

Jakarta. Hal 281-296, 1116

Harrington ; F.S Gill. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Edisi 3. Penerbit ECG :

Jakarta.

Lang, et al. (1992). Length of occupational noise exposure and blood pressure.

International Archives of Occupational and Environmental Health 63(6): 369-

372.

Mc Cormick, E. J. And Mark S. Sanders. 1987. Human Factor in Engineering and

Design. Tata Mc Graw-Hill Book Co., New Delhi.

Page 98: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

81

Menteri Lingkungan Hidup. 1996. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: KEP-

48/MENLH/11/1996 tentang Baku tingkat kebisingan. Jakarat : Menteri

Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Menteri Tenaga Kerja. 1999. Keputusan Menteri tenaga Kerja Nomor :

Kep51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.

Jakarta : Menteri Tenga Kerja Republik Indonesia

Nasri. 1997. Teknik Pengukuran dan Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja.

Nasrul, Sjahrul. 1997. Pelatihan teknik pengukuran, pemantauan dan manajemen

kebisingan di tempat kerja. Bandung wisma mitra.

Oktia Woro KH., 1999. Pratikum dan Ketrampilan Pendidikan Kesehatan. Semarang

Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis. PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Sarwono, Edi, dkk. 2002. Green Company Pedoman Pengelolaan Lingkungan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja P.T. Astra Internasional Tbk. Jakarta.

Sasongko, dkk. 2000. Kebisingan Lingkungan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Semarang. Semarang

Sembodo, Joko. 2004. Evaluasi Tingkat Kebisingan di Industri Terhadap Kenyamanan

dan Kesehatan Pekerja (Studi Kasus di PT XYZ). Skripsi. FATETA-IPB. Bogor.

Sidabutar RP dan Wiguno. 1990. Hipertensi Esensial Dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid

II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Siswanto, A. 1990. Kebisingan. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Surabaya.

Page 99: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

82

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Suma'mur PK. 1991. Higene Perusahaan dan Kesejatan kerja. Haji Masagung. Jakarta

Suma'mur, P.K. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko

Gunung Agung.

Suyono, Joko. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Penerbit Buku Kedokteran,

EGC. Jakarta

Tambunan, Sihar Tigor Benjamin, 2005. Kebisingan Di Tempat Kerja. ANDI,

Yogyakarta.

Tarwaka. 2008, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Harapan Press, Surakarta

Van Kempen, et al. 2002. The Association between Noise Exposure and Blood Pressure

and Ischemic Herat Disease; A Meta-analysis. Environmental Healh Perspective.

Vol. 110. No. 3

Wardana, W. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Watson, R, 2002. Anatomi dan Fisiologi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Page 100: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan di Station 1A dalam Keadaan Normal, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

1 67 31 70,5 61 62,3 91 68,5

2 74,9 32 70,7 62 63,9 92 64,8

3 72,7 33 70,9 63 67,1 93 64,7

4 64,6 34 72,8 64 67,4 94 64,2

5 63,8 35 65 65 68 95 66,7

6 64,8 36 67,1 66 63,6 96 64,7

7 64,6 37 67,4 67 64,6 97 62,1

8 69,6 38 70,7 68 73,6 98 63,9

9 65,2 39 71,8 69 66,8 99 64,5

10 71,9 40 67,2 70 65,1 100 63,6

11 67,5 41 70,4 71 66,9 101 63,1

12 67,6 42 66,7 72 68,1 102 63,8

13 65,6 43 67,3 73 62,8 103 70,8

14 64,7 44 68,3 74 69,6 104 64,6

15 63,6 45 68,8 75 63,1 105 69,9

16 64 46 66,9 76 66,5 106 66,1

17 65,3 47 66 77 62,4 107 70,1

18 74,4 48 64,4 78 63,8 108 69,6

19 65,1 49 62,5 79 62,9 109 68,2

20 67,9 50 63,5 80 68,6 110 66,2

21 67,8 51 63,8 81 71,2 111 64,9

22 68,1 52 64,4 82 68,6 112 69,1

23 69,2 53 65,7 83 69,5 113 70,7

24 68,5 54 66,4 84 68,6 114 68,6

25 65 55 64,6 85 63,7 115 64,9

26 65,6 56 65,7 86 70,8 116 66,4

27 64,9 57 62,7 87 65,1 117 64,7

28 66 58 65,3 88 69,9 118 65,7

29 67,1 59 66,8 89 66,3 119 64,6

30 70,4 60 64,3 90 66,8 120 65,1

rata-rata 66,73667

maksimum 74,9

minimum 62,1

Lampiran 1

Page 101: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan di Station 1B dalam Keadaan Normal, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

1 69,6 31 65,1 61 72,9 91 73,2

2 68,1 32 66,1 62 70,1 92 69,3

3 67 33 72,7 63 68,4 93 72,9

4 72,9 34 73,8 64 69,1 94 67,5

5 70,4 35 71,8 65 69,6 95 73,7

6 74,4 36 70,2 66 69,8 96 68,8

7 70 37 70,1 67 73,3 97 71,1

8 66,9 38 78 68 70,1 98 69,8

9 71,9 39 69,7 69 67,1 99 72,5

10 74,7 40 70,5 70 71,4 100 70,9

11 68,7 41 70 71 63,2 101 71,8

12 68 42 71 72 67,3 102 66,6

13 74,9 43 86 73 73,7 103 66,5

14 68,3 44 78 74 72 104 68,1

15 70,1 45 75,5 75 68,7 105 64,9

16 71 46 71,9 76 69,5 106 78,1

17 69,2 47 71,7 77 69,2 107 66,8

18 75,4 48 70,6 78 69,3 108 72

19 70,9 49 73,8 79 73 109 65,5

20 70,6 50 68,4 80 70,4 110 69,7

21 75,3 51 67,9 81 68,7 111 65,5

22 70,4 52 65,7 82 68,7 112 74,6

23 74 53 70,4 83 70,4 113 78,3

24 69 54 68,9 84 69,3 114 71

25 66,8 55 68,4 85 66,6 115 68,3

26 70,1 56 69,1 86 65,8 116 67,4

27 70,9 57 66,4 87 65,9 117 74,9

28 66,5 58 68,1 88 67,7 118 65,2

29 67,2 59 67,6 89 74,9 119 83,8

30 66,7 60 72,8 90 69 120 84,4

rata-rata 70,48583

maksimum 86

minimum 63,2

Lampiran 2

Page 102: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan di Axle Depan dalam Keadaan Normal, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

1 69,1 31 67,3 61 72,9 91 67,9

2 68,4 32 66,3 62 66 92 70,7

3 71,2 33 70,9 63 69,9 93 68,8

4 69,6 34 77 64 70,4 94 69,3

5 70,2 35 78,2 65 67,5 95 68,8

6 73 36 69,5 66 68 96 67,8

7 72,3 37 75 67 70,8 97 69,7

8 72,6 38 77,5 68 68,1 98 67,7

9 72,4 39 72,1 69 66,4 99 67,9

10 67,3 40 71 70 62,5 100 77,4

11 67,4 41 79 71 68,2 101 68,4

12 69,6 42 79,9 72 69,2 102 72,5

13 69,1 43 69 73 71,3 103 69,5

14 66,4 44 69,4 74 69,1 104 69,8

15 66,5 45 76 75 74,2 105 69,2

16 72 46 80 76 70,2 106 67,6

17 68,4 47 68,6 77 68,9 107 68,9

18 66,8 48 71,5 78 69,8 108 70,8

19 69,3 49 70,5 79 69,2 109 80

20 66,6 50 67,7 80 68,6 110 70

21 76,7 51 68,7 81 73,1 111 80,4

22 66,2 52 68,1 82 73,4 112 71,3

23 63,8 53 69,2 83 69,5 113 68,5

24 70,1 54 68,1 84 67,8 114 68,2

25 62,9 55 67,2 85 69,3 115 67

26 66,9 56 68,4 86 69,1 116 77

27 71 57 74,6 87 71,1 117 68

28 70,7 58 60,9 88 74,6 118 68

29 66,4 59 69,7 89 72,4 119 69,3

30 71,6 60 68,6 90 73,7 120 62,9

rata-rata 70,1075

maksimum 80,4

minimum 60,9

Lampiran 3

Page 103: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan di Axle Belakang dalam Keadaan Normal, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

1 74,6 31 73,6 61 73,4 91 72,7

2 75,8 32 72,3 62 72,3 92 69,8

3 75 33 70,5 63 67,3 93 66,5

4 74,7 34 69,4 64 73,1 94 69,9

5 74,2 35 69 65 79 95 67,5

6 73,6 36 70 66 70,7 96 68,6

7 75,7 37 77 67 70 97 69

8 72,6 38 70,9 68 70,6 98 69,9

9 71,1 39 73,2 69 76,2 99 67,3

10 69,3 40 69,5 70 71,8 100 68,7

11 74,4 41 72,7 71 75,6 101 67,4

12 72,7 42 74,7 72 74,7 102 67,7

13 74,9 43 76,5 73 72,7 103 65,8

14 70 44 71,8 74 73,1 104 71,2

15 69,3 45 74,3 75 72,9 105 72,7

16 72,4 46 71,5 76 69,5 106 74,1

17 72,7 47 67,5 77 71,8 107 66,6

18 71,5 48 71,9 78 66,9 108 67,7

19 69,5 49 74,5 79 66,7 109 68

20 68,1 50 71,5 80 73,4 110 65,6

21 71,8 51 74,9 81 75,3 111 68,5

22 72,7 52 68,8 82 73,8 112 70,7

23 73,3 53 75,9 83 73,8 113 68,3

24 68,5 54 75,9 84 71,8 114 70,4

25 71,8 55 69 85 69,2 115 76,9

26 74,9 56 73,8 86 70,6 116 70,5

27 73,4 57 72 87 68,1 117 69,5

28 76,1 58 73,7 88 70,6 118 74

29 73,7 59 71,1 89 71 119 71

30 72,5 60 75,1 90 70,8 120 69,3

rata-rata 71,63167

maksimum 79

minimum 65,6

Lampiran 4

Page 104: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan di Gearbox dalam Keadaan Normal, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

1 76,4 31 65,5 61 75,5 91 73,2

2 77,6 32 71,1 62 79,7 92 74,3

3 74,7 33 70,2 63 75,3 93 75,6

4 76,8 34 76,4 64 68 94 74,3

5 77,9 35 75,3 65 69,3 95 78,6

6 74,7 36 74,4 66 73,9 96 79,6

7 67,4 37 70,9 67 78 97 80,3

8 68,7 38 79,9 68 77,9 98 76,3

9 65,6 39 76,4 69 76,5 99 74,5

10 62,1 40 74,8 70 74,3 100 72,1

11 73,4 41 76,3 71 71,8 101 73,9

12 69,4 42 77,2 72 69,3 102 69,4

13 67,3 43 72,9 73 66,3 103 67,3

14 67,5 44 68,9 74 69,4 104 63,4

15 68,9 45 70,2 75 67,3 105 65,4

16 70 46 69,8 76 74,3 106 67,5

17 68,7 47 69,8 77 73,3 107 68,1

18 73,5 48 70,1 78 71,9 108 67,4

19 76,5 49 68 79 69,4 109 72,2

20 77,6 50 70,5 80 68,7 110 73,1

21 61,3 51 71,2 81 67,2 111 78,1

22 77,8 52 73,3 82 68,4 112 76,4

23 78,8 53 69,7 83 63,8 113 75,3

24 74,6 54 67,6 84 62,7 114 77,4

25 73,9 55 64,4 85 69,5 115 78,4

26 70,8 56 63,5 86 69,4 116 72,3

27 67,2 57 68,9 87 68,6 117 69,5

28 70,7 58 70,2 88 66,6 118 68,4

29 76,3 59 69,3 89 67,8 119 66,3

30 66,6 60 69 90 70,3 120 64,3

rata-rata 71,5475

maksimum 80,3

minimum 61,3

Lampiran 5

Page 105: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan di Engine dalam Keadaan Normal, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

Pengukuran ke-

Desibel (dBA)

1 67,1 31 65,4 61 76,5 91 73,1

2 67,1 32 73,2 62 69,5 92 74,2

3 65,9 33 70,2 63 66,1 93 76,8

4 64,2 34 67.3 64 63,6 94 73,1

5 64,6 35 67,1 65 70,5 95 65,9

6 63,9 36 68,3 66 70,8 96 62,3

7 66,3 37 69,8 67 65,7 97 66,8

8 69,6 38 68,7 68 66,8 98 69,8

9 67,3 39 73,3 69 69,1 99 70,4

10 68,5 40 70,2 70 64,9 100 65,3

11 68,6 41 67,8 71 61 101 62,1

12 63,6 42 70,5 72 68,6 102 63,7

13 66,7 43 66,9 73 67 103 68,3

14 70,8 44 72 74 67 104 61,2

15 64,3 45 79 75 65,3 105 69,8

16 64,8 46 74,4 76 66,1 106 71,5

17 67,6 47 68,9 77 69,9 107 73,6

18 65,3 48 69,6 78 68,6 108 69,7

19 66,5 49 65,5 79 62,9 109 65,4

20 66,8 50 70,1 80 62,2 110 63,1

21 67,6 51 69,4 81 63,7 111 68,9

22 62,9 52 65,4 82 68,4 112 63,5

23 73,3 53 70,1 83 61,9 113 69,8

24 68,6 54 60,3 84 60,9 114 64,5

25 66,1 55 65,4 85 62,1 115 70,5

26 63,3 56 65,3 86 67,9 116 74,5

27 65,3 57 66,1 87 68,6 117 73,4

28 67,1 58 67,8 88 70,7 118 65,2

29 70,4 59 68,6 89 71,2 119 68,6

30 69,7 60 68,3 90 73,4 120 64,6

rata-rata 67,74706

maksimum 79

minimum 60,3

Lampiran 6

Page 106: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan Station 1A, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 85,5 31 94,2 61 75,3 91 74,5

2 91,4 32 89,7 62 68,2 92 85,5

3 90,4 33 89,2 63 68,5 93 80,6

4 86,4 34 85,1 64 124,3 94 85,9

5 90,4 35 87,1 65 87,8 95 86,1

6 90,8 36 91 66 88,1 96 91,4

7 93,3 37 87,8 67 103,1 97 84,4

8 90,6 38 91,3 68 89,9 98 83,3

9 91,1 39 90,5 69 89,9 99 80,5

10 69,9 40 93,3 70 122 100 82,8

11 83,3 41 95,1 71 87,8 101 84,3

12 95,7 42 94,1 72 90,7 102 87

13 96,2 43 88,9 73 79,8 103 86,4

14 123,2 44 89,8 74 79,9 104 84,4

15 90,3 45 85,7 75 73,3 105 81,6

16 70,3 46 92,4 76 69,8 106 73,3

17 101 47 95,2 77 75,6 107 80,7

18 91,4 48 92,1 78 82,1 108 69,9

19 94,1 49 88,1 79 87,8 109 74,5

20 94,1 50 91,1 80 85,3 110 69,3

21 93,6 51 90,4 81 93,3 111 75,5

22 92,3 52 90,8 82 90,1 112 78,2

23 89,2 53 85,9 83 88 113 76,2

24 92,1 54 96,7 84 72,9 114 72

25 92,1 55 91,3 85 82,9 115 73,2

26 90,9 56 92,3 86 76,1 116 82,5

27 93,9 57 85,2 87 66,6 117 72,6

28 96,5 58 94 88 77,5 118 88,9

29 90,2 59 86,6 89 69,7 119 91,6

30 94,4 60 85,4 90 84,6 120 73,4

rata-rata 86,63583

maksimum 124,3

minimum 66,6

Lampiran 7

Page 107: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan Station 1B dari sumber Station 1A, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 77,6 31 81,3 61 78,8 91 88,3

2 73,3 32 86 62 86,5 92 76,1

3 70,1 33 80 63 88,5 93 76,7

4 73,8 34 76 64 83,1 94 81

5 80,8 35 80 65 83,7 95 83,3

6 80,9 36 73,9 66 78,2 96 83

7 90,3 37 85,1 67 83,6 97 82,8

8 88,2 38 83 68 82,7 98 85,3

9 85,9 39 74,1 69 87,9 99 79,1

10 86,8 40 78,3 70 82,5 100 79,8

11 86,6 41 70,2 71 82,4 101 80,9

12 82,2 42 77,5 72 84,3 102 79,3

13 80,5 43 83,9 73 84,1 103 66,5

14 84,6 44 89,3 74 80,7 104 78,1

15 89,3 45 80,8 75 77,6 105 77,1

16 81,5 46 77 76 84,4 106 81,1

17 85,4 47 84 77 83,5 107 81,6

18 85 48 67,7 78 86,6 108 77,4

19 81,6 49 89 79 80,5 109 72,9

20 82,3 50 72,7 80 87,1 110 80,5

21 88,6 51 81,6 81 82,6 111 80,8

22 85 52 84,9 82 82,3 112 82,9

23 71,4 53 78,2 83 84,8 113 80,4

24 68,7 54 85,6 84 80,2 114 81,1

25 82,1 55 84 85 82,8 115 80,1

26 87,6 56 87,2 86 82,4 116 82,9

27 87 57 90,1 87 83,9 117 80,7

28 72,7 58 86,6 88 81,7 118 77,4

29 81 59 83,1 89 78,4 119 79,4

30 84,5 60 84,1 90 87,6 120 69,9

rata-rata 81,41917

maksimum 90,3

minimum 66,5

Lampiran 8

Page 108: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan Axle Depan dari Sumber Station 1A, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 88,3 31 89,9 61 85,3 91 84

2 78,9 32 80,6 62 75,5 92 73,1

3 75,1 33 82,8 63 71,4 93 74,1

4 78,8 34 82,7 64 77,1 94 83,2

5 69,4 35 86,2 65 86,7 95 80,9

6 84,2 36 82,8 66 83,5 96 80,3

7 80,1 37 71,8 67 78,3 97 85,3

8 81,1 38 79,3 68 86 98 73,6

9 86,3 39 78 69 78,6 99 75,4

10 89,2 40 76,4 70 85,5 100 71,5

11 80,2 41 83,9 71 67,8 101 70,4

12 88,4 42 85,6 72 86,9 102 70,1

13 77,8 43 77,3 73 70,9 103 62,3

14 78,2 44 84,7 74 70,4 104 68,2

15 86,3 45 79,2 75 88,3 105 70,2

16 81,5 46 83,2 76 69,4 106 81,4

17 80,6 47 85,8 77 76 107 78,2

18 83,2 48 80 78 89,2 108 70,5

19 82 49 72,3 79 85,2 109 76,3

20 72,8 50 85,7 80 71 110 78,5

21 84,7 51 74,1 81 80 111 70,3

22 85,9 52 77,9 82 79,5 112 77

23 76,1 53 71 83 74 113 68,5

24 79,6 54 74,8 84 75,9 114 74,2

25 83,3 55 68,7 85 72,8 115 68

26 89,7 56 82,8 86 77,8 116 74

27 79,6 57 72,8 87 74,9 117 77,9

28 82 58 71,8 88 83,8 118 81,9

29 83,3 59 79 89 82,1 119 68

30 84,4 60 77 90 81,7 120 74,2

rata-rata 78,63417

maksimum 89,9

minimum 62,3

Lampiran 9

Page 109: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan Station 1B, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 88 31 68,7 61 95,2 91 74,6

2 89,9 32 70,8 62 87,2 92 99

3 103,2 33 101,9 63 102,2 93 99,9

4 101,7 34 96,1 64 103,6 94 101,8

5 100,3 35 94,7 65 96,9 95 93,2

6 103,4 36 96,9 66 97,2 96 102,4

7 96,4 37 98,7 67 101,9 97 93,9

8 96,2 38 98,2 68 88,4 98 88,4

9 94,1 39 95,6 69 74,1 99 92,4

10 85,3 40 87,2 70 100,7 100 75,9

11 74,1 41 100,2 71 102,3 101 72,9

12 100,4 42 103 72 103,4 102 101,9

13 98,1 43 103,8 73 96,3 103 101

14 95,9 44 97,4 74 103,3 104 93,3

15 97,8 45 93,6 75 98,7 105 85,1

16 101,8 46 94,8 76 96 106 93,3

17 104 47 90,1 77 99,9 107 103,8

18 93,1 48 97,5 78 91 108 104,9

19 103,3 49 92 79 82,7 109 70,7

20 92,6 50 100,2 80 92,7 110 89,7

21 93 51 99,2 81 102,3 111 91,1

22 85 52 102,7 82 96,3 112 95,9

23 94,3 53 93 83 84,5 113 101,7

24 94,2 54 91,7 84 98,6 114 104,1

25 96,3 55 102,9 85 101,6 115 90,2

26 91,3 56 91,6 86 92,9 116 91,8

27 88,2 57 91,3 87 101,5 117 88,6

28 103,2 58 103,3 88 102,1 118 87,2

29 103,4 59 93,5 89 102,3 119 98,2

30 90,3 60 100,6 90 87,7 120 93,9

Rata-rata 94,78583

maksimum 104,9

minimum 68,7

Lampiran 10

Page 110: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan Station 1A dari Sumber Station 1B, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 91,4 31 72,2 61 91,5 91 85,9

2 88,3 32 72,7 62 92,3 92 82,8

3 90,4 33 94,3 63 90,9 93 92,5

4 91,4 34 92,3 64 92,1 94 89,7

5 91,5 35 92 65 87,9 95 89,4

6 89,2 36 107 66 86 96 90,6

7 91,8 37 78 67 85,5 97 92,2

8 86,5 38 75,3 68 74,8 98 90

9 74,8 39 77,4 69 97,6 99 92

10 80,3 40 77,2 70 88,8 100 68,5

11 95,5 41 70,7 71 90,9 101 70,4

12 92,1 42 73,6 72 89,3 102 91

13 90 43 95,9 73 98,3 103 86,3

14 89,5 44 92,3 74 89,5 104 97

15 90 45 91,5 75 76,7 105 85,1

16 92,1 46 92,7 76 92,3 106 78,2

17 66,6 47 89,7 77 90,5 107 95,3

18 66,4 48 90,5 78 88 108 86,1

19 69 49 88,9 79 88,2 109 93,7

20 83,3 50 91,5 80 89,6 110 85,2

21 67,9 51 89,6 81 69,7 111 69,4

22 84,8 52 86,3 82 96,1 112 88

23 91,1 53 99,9 83 91,7 113 91,9

24 91,5 54 91,1 84 92 114 87,9

25 85,9 55 82,7 85 92,4 115 90,8

26 75,1 56 70,1 86 92,3 116 90,5

27 70,9 57 93,1 87 70,1 117 90,8

28 102,5 58 91,6 88 72,3 118 68,8

29 91,2 59 90,7 89 97,3 119 75,5

30 63,8 60 92 90 89,9 120 70,1

rata-rata 86,23083

maksimum 107

minimum 63,8

Lampiran 11

Page 111: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan axle depan dari sumber Station 1B, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 86,5 31 71,6 61 89,2 91 87,1

2 90,8 32 97,4 62 91 92 64,7

3 101,1 33 92,8 63 88,5 93 65,1

4 90,1 34 89,5 64 89,2 94 96,1

5 70,8 35 90 65 76,9 95 87

6 73,1 36 90,1 66 80,9 96 95,4

7 99,7 37 71,5 67 97,3 97 86,8

8 91,1 38 92,2 68 91 98 89,6

9 88 39 61 69 86,4 99 88,5

10 64,9 40 99,8 70 63,3 100 89,6

11 67 41 88,3 71 102,1 101 89,1

12 76,7 42 90 72 91,1 102 88,3

13 92,5 43 89,2 73 97 103 84,4

14 68,1 44 99,3 74 93 104 90,9

15 76,2 45 90 75 85,8 105 97,7

16 94,2 46 86,5 76 87,9 106 88,2

17 85,1 47 93,7 77 94,9 107 87,2

18 73,5 48 90,7 78 90,3 108 88,8

19 83,6 49 79,3 79 87,3 109 89,9

20 93,1 50 90,9 80 70,6 110 70,1

21 91,2 51 90,8 81 65,1 111 66

22 89,9 52 90,4 82 64 112 64,3

23 88,1 53 90,5 83 94,8 113 69

24 81,9 54 90,5 84 90,8 114 70,3

25 94,6 55 91,9 85 72,2 115 65,4

26 90,9 56 88,9 86 70,2 116 65,8

27 90,1 57 84,8 87 72,7 117 65

28 91,9 58 96,1 88 97,5 118 65,1

29 87,6 59 90,6 89 90,6 119 68,8

30 90 60 91,4 90 90,5 120 64,1

rata-rata 84,77

maksimum 102,1

minimum 61

Lampiran 12

Page 112: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan Axle Belakang dari Sumber Station 1B, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 94,5 31 98,7 61 70,9 91 72,1

2 89,8 32 90,7 62 92,2 92 96,1

3 89,8 33 89,6 63 89,1 93 89,5

4 89,5 34 88,1 64 87,7 94 85,5

5 90,5 35 87,6 65 88,1 95 68,9

6 90 36 70,8 66 87,7 96 87,7

7 88,5 37 74,4 67 100,3 97 91,3

8 86,2 38 89,5 68 89 98 86,9

9 82,4 39 87,8 69 70 99 86,9

10 94,3 40 89,7 70 83,5 100 68

11 90 41 86,6 71 95,9 101 67,3

12 89,8 42 69,8 72 89,7 102 95,4

13 88,6 43 91,5 73 62,7 103 88,6

14 80,2 44 92 74 70,5 104 88,2

15 99,5 45 86 75 95,4 105 88,3

16 86,3 46 89,2 76 87,2 106 88,2

17 67,2 47 86,6 77 66,5 107 72

18 75 48 102,8 78 65,2 108 69,1

19 91,6 49 90,9 79 93,9 109 65,1

20 89,9 50 87,8 80 87,4 110 77,2

21 87,4 51 95,5 81 92,3 111 90,8

22 71,4 52 89,2 82 90 112 86

23 74.8 53 97,4 83 85,7 113 86,8

24 67,7 54 92,1 84 95,6 114 98,9

25 82,2 55 90,6 85 88,9 115 85,6

26 94,4 56 88,2 86 87,8 116 76,8

27 90,1 57 68,8 87 102,7 117 71,8

28 88,2 58 95 88 91,8 118 71

29 86,2 59 86,5 89 71,4 119 73,3

30 72,1 60 69,9 90 73,2 120 74,8

rata-rata 85,01681

maksimum 102,8

minimum 62,7

Lampiran 13

Page 113: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan Washing, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 93,7 31 94 61 98,7 91 97

2 94,2 32 94 62 94,9 92 94,2

3 93,2 33 95,8 63 96,4 93 97,3

4 92,7 34 92,9 64 95,1 94 90,7

5 93,1 35 91,6 65 94,7 95 91

6 92,4 36 93,9 66 94,6 96 91,6

7 93 37 103,4 67 95,5 97 90,5

8 92,3 38 101 68 94,7 98 98,1

9 93,4 39 98,3 69 94,4 99 98,9

10 94,5 40 98,2 70 95,7 100 93,3

11 94,1 41 99,1 71 95 101 97,3

12 92,5 42 92,9 72 95,8 102 97

13 91,4 43 94,6 73 94,4 103 97,2

14 90,4 44 95,5 74 93,5 104 95,5

15 93,2 45 96,6 75 93,5 105 108

16 92,6 46 95,7 76 94,2 106 96

17 90,8 47 98,9 77 93,7 107 96,9

18 95,6 48 96,6 78 93 108 94,2

19 93,8 49 88,6 79 94 109 95

20 94,7 50 96,2 80 95,9 110 96,4

21 92,2 51 94,2 81 95,2 111 95,3

22 91,4 52 97,9 82 94,6 112 96

23 91,9 53 98,6 83 92,1 113 98

24 91,5 54 98,6 84 97,3 114 97,3

25 92 55 102,4 85 94,9 115 98,1

26 92 56 98,1 86 93,5 116 95

27 91,8 57 100,7 87 94,2 117 96,6

28 94,5 58 98,7 88 91,9 118 95,5

29 91,4 59 100 89 96,8 119 96

30 94,5 60 96,7 90 93,3 120 95,6

rata-rata 95,07917

maksimum 108

minimum 88,6

Lampiran 14

Page 114: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat Kebisingan Car Inspection dari sumber Washing, Februari 2011

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

Pengukuran ke-

Desibel (db)

1 84,5 31 85,9 61 86,1 91 86,3

2 84,9 32 85,8 62 84,3 92 87,7

3 83,6 33 86,1 63 84,1 93 86,6

4 82,9 34 84,8 64 86,2 94 83,5

5 85,2 35 84,8 65 87,2 95 89,4

6 83,6 36 86,6 66 83,5 96 83,6

7 86,2 37 87,2 67 82,6 97 86,7

8 82,7 38 84 68 86,3 98 86,3

9 83,1 39 83,9 69 86,4 99 85,8

10 84,3 40 87,2 70 86,1 100 85,1

11 84,7 41 87,3 71 87,4 101 86,3

12 85,7 42 85,2 72 86,9 102 86,4

13 86,9 43 85,9 73 86,4 103 83,7

14 86,5 44 84,8 74 86,4 104 86,3

15 89,3 45 85,9 75 86,7 105 85,2

16 86,7 46 83,6 76 85,2 106 85,9

17 86,8 47 83,7 77 85,4 107 85,6

18 85,4 48 85,6 78 84,5 108 85,4

19 86,4 49 85,2 79 82,3 109 86,9

20 84,5 50 86,1 80 84,1 110 86,7

21 85,6 51 85 81 86,7 111 85,7

22 83,7 52 87,3 82 86,5 112 84,3

23 87,3 53 87,1 83 83,1 113 84,2

24 85,8 54 86,9 84 86,2 114 85,2

25 85,3 55 84,3 85 82,7 115 85,8

26 87,3 56 84 86 85,6 116 86,6

27 85,2 57 83,4 87 85,4 117 88,8

28 83,4 58 85,7 88 85,6 118 87,8

29 86,6 59 88,9 89 85,4 119 85,6

30 85,1 60 86,3 90 85,9 120 86,6

rata-rata 85,57417

maksimum 89,4

minimum 82,3

Lampiran 15

Page 115: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Tingkat kebisingan di axle depan terhadap axle belakang

pengukuran ke Desibel

1 91,4

2 71

3 94,2

4 86,6

5 86,9

jumlah 430,1

rata-rata 86,02

maksimum 94,2

minimum 71

Tingkat kebisingan di axle belakang

Pengukuran ke Desibel

1 110

2 108,5

3 105,5

4 100,8

jumlah 424,8

rata-rata 106,2

maksimum 110

minimum 100,8

Tingkat kebisingan di engine terhadap axle belakang

Pengukuran ke Desibel

1 87,4

2 87,2

3 86,3

4 87,3

jumlah 348,2

rata-rata 87,05

maksimum 87,4

minimum 86,3

Lampiran 16

Page 116: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

tingkat kebisingan di gear terhadap axle belakang

Pengukuran ke Desibel

1 80,7

2 81,5

3 82

4 81,9

5 83

6 82,5

7 83,3

8 81,9

9 81,9

10 81,9

11 82

12 81,7

jumlah 984,3

rata-rata 82,025

maksimum 83,3

minimum 80,7

tingkat kebisingan di station 1A terhadap axle belakang

Pengukuran ke Desibel

1 82,8

2 80,9

3 81,9

4 81,1

5 82,9

6 81,2

7 82,5

8 81,9

9 82,4

10 82,4

jumlah 820

rata-rata 82

maksimum 82,9

minimum 80,9

Lampiran 17

Page 117: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

tingkat kebisingan di station 1B terhadap axle belakang

Pengukuran ke Desibel

1 84,1

2 86,2

3 85

4 85,7

5 85,6

6 85

7 85,2

8 86,2

9 84,6

10 85,3

11 85,2

12 84,6

13 85,3

14 85,3

15 83,2

jumlah 1276,5

rata-rata 85,1

maksimum 86,2

minimum 83,2

Lama Paparan Sumber Kebisingan

SUMBER KEBISINGAN LAMA

(MENIT)/PROSES INTENSITAS/HARI TOTAL PAPARAN (MENIT)

STATION 1A 17 4,2 71,4

STATION 1B 15 4,2 63

AXLE BELAKANG 1,5 4,2 6,3

WASHING 15 15 225

Lampiran 18

Page 118: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Dosis yang diterima pekerja di Station 1A

Sumber Desibel (db) Waktu yang diterima (Jam)

Station 1A 86,63583333 1,19

Station 1B 86,23083333 1,05

Axle Belakang 82 0,105

Waktu yang diterima:

( )

( )

( )

(

)

(

)

( )

( )

(Masih Aman)

Lampiran 19

Page 119: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Dosis yang diterima pekerja di Station 1B

Sumber Desibel (db) Waktu yang diterima (Jam)

Station 1A 81,41916667 1,19

Station 1B 94,78583333 1,05

Axle Belakang 85,1 0,105

Waktu yang diterima:

( )

( )

( )

(

)

(

)

( )

( )

(Tidak Aman)

Lampiran 20

Page 120: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Dosis yang diterima pekerja di Axle Depan

Sumber Desibel (db) Waktu yang diterima (Jam)

Station 1A 78,63416667 1,19

Station 1B 84,77 1,05

Axle Belakang 86,02 0,105

Waktu yang diterima:

( )

( )

( )

(

)

(

)

( )

(Masih Aman)

Lampiran 21

Page 121: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Dosis yang diterima pekerja di Axle Belakang

Sumber Desibel (db) Waktu yang diterima (Jam)

Station 1B 85,01680672 1,05

Axle Belakang 106,2 0,105

Waktu yang diterima:

( )

( )

(

)

(

)

( )

( )

(Tidak Aman)

Lampiran 22

Page 122: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Dosis yang diterima pekerja di Engine

Sumber Desibel (db) Waktu yang diterima (Jam)

Axle Belakang 87,05 0,105

Waktu yang diterima:

( )

(

)

(

)

( )

(Masih Aman)

Lampiran 23

Page 123: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Dosis yang diterima pekerja di Washing

Sumber Desibel (db) Waktu yang diterima (Jam)

Washing 95,07916667 3,75

Waktu yang diterima:

( )

(

)

(

)

( )

% (Tidak Aman)

Lampiran 24

Page 124: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Dosis yang diterima pekerja di Car Inspection

Sumber Desibel (db) Waktu yang diterima (Jam)

Washing 85,57416667 3,75

Waktu yang diterima:

( )

(

)

(

)

( )

(Masih Aman)

Lampiran 25

Page 125: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Univariat

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

MasaKerja .145 50 .011 .917 50 .002

Umur .113 50 .146 .951 50 .038

a. Lilliefors Significance Correction

Tekanan Darah Sistole

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Sistole_Sblm 50 100 140 117.00 9.313

Sistole_Ssdh 50 100 140 124.00 9.258

Valid N (listwise) 50

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SelisihSistole 50 -10 30 7.00 9.091

Valid N (listwise) 50

sistole

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sistole Tidak Meningkat 19 38.0 38.0 38.0

Sistole Meningkat 31 62.0 62.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Dosis Kebisingan DosisKebisingan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <=100% 25 50.0 50.0 50.0

>100% 25 50.0 50.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Lampiran 26

Page 126: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Masa Kerja MasaKerjaKlp

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Lebih Sama dengan 8 Tahun

27 54.0 54.0 54.0

Lebih dari 8Tahun 23 46.0 46.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Descriptives

Statistic Std. Error

MasaKerja Mean 9.98 1.055

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 7.86

Upper Bound 12.10

5% Trimmed Mean 9.54

Median 8.00

Variance 55.653

Std. Deviation 7.460

Minimum 1

Maximum 30

Range 29

Interquartile Range 14

Skewness .747 .337

Kurtosis -.210 .662

Lampiran 27

Page 127: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Umur UmurKlp

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Lebih Sama dengan 35 Tahun

23 46.0 46.0 46.0

Lebih dari 35 Tahun 27 54.0 54.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Descriptives

Statistic Std. Error

Umur Mean 34.52 1.142

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 32.23

Upper Bound 36.81

5% Trimmed Mean 34.33

Median 35.00

Variance 65.153

Std. Deviation 8.072

Minimum 22

Maximum 51

Range 29

Interquartile Range 15

Skewness .260 .337

Kurtosis -1.029 .662

Lampiran 28

Page 128: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

BIVARIAT

Hubungan antara Dosis Kebisingan dengan Kenaikan Tekanan Darah Sistole

Crosstab

sistole

Total Sistole Tidak

Meningkat Sistole

Meningkat

DosisKebisingan <=100% Count 15 10 25

% within DosisKebisingan 60.0% 40.0% 100.0%

>100% Count 4 21 25

% within DosisKebisingan 16.0% 84.0% 100.0%

Total Count 19 31 50

% within DosisKebisingan 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10.272a 1 .001

Continuity Correctionb 8.489 1 .004

Likelihood Ratio 10.772 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .002

Linear-by-Linear Association 10.066 1 .002

N of Valid Casesb 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 29

Page 129: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Hubungan antara Masa Kerja dengan Kenaikan Tekanan Darah Sistole

Crosstab

sistole

Total Sistole Tidak

Meningkat Sistole

Meningkat

MasaKerjaKlp Kurang Lebih Sama dengan 8 Tahun

Count 12 15 27

% within MasaKerjaKlp 44.4% 55.6% 100.0%

Lebih dari 8Tahun Count 7 16 23

% within MasaKerjaKlp 30.4% 69.6% 100.0%

Total Count 19 31 50

% within MasaKerjaKlp 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.035a 1 .309

Continuity Correctionb .525 1 .469

Likelihood Ratio 1.043 1 .307

Fisher's Exact Test .387 .235

Linear-by-Linear Association 1.014 1 .314

N of Valid Casesb 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.74.

b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 30

Page 130: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Hubungan antara Usia dengan Kenaikan Tekanan Darah Sistole

UmurKlp * sistole Crosstabulation

sistole

Total Sistole Tidak

Meningkat Sistole

Meningkat

UmurKlp Kurang Lebih Sama dengan 35 Tahun

Count 6 17 23

% within UmurKlp 26.1% 73.9% 100.0%

Lebih dari 35 Tahun Count 13 14 27

% within UmurKlp 48.1% 51.9% 100.0%

Total Count 19 31 50

% within UmurKlp 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.566a 1 .109

Continuity Correctionb 1.715 1 .190

Likelihood Ratio 2.611 1 .106

Fisher's Exact Test .148 .095

Linear-by-Linear Association 2.514 1 .113

N of Valid Casesb 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.74.

b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 31

Page 131: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

Hubungan antara Status Merokok dengan Kenaikan Tekanan Darah Sistole

Crosstab

sistole

Total Sistole Tidak

Meningkat Sistole

Meningkat

StatusMerokok Tidak Count 12 7 19

% within StatusMerokok 63.2% 36.8% 100.0%

Ya Count 7 24 31

% within StatusMerokok 22.6% 77.4% 100.0%

Total Count 19 31 50

% within StatusMerokok 38.0% 62.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8.233a 1 .004

Continuity Correctionb 6.600 1 .010

Likelihood Ratio 8.280 1 .004

Fisher's Exact Test .007 .005

Linear-by-Linear Association 8.068 1 .005

N of Valid Casesb 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.22.

b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 32

Page 132: FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENAIKAN TEKANAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25788/1/SOFYAN HADI... · tingkat hipertensi (Wardana, W: 1999). Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Perkenalkan nama saya Sofyan Hadi, mahasiswa S1 program studi Kesehatan

Masyarakat UIN Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kenaikan tekanan darah. Semua data-data yang didapat pada penelitian

ini akan disimpan secara rahasia dan digunakan hanya untuk tujuan penelitian ini saja.

Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

No. Responden:

1 Nama Responden

2 Departemen / Stations

3 Tempat, Tanggal Lahir

4 Mulai Bekerja

5 Masa Kerja ____ tahun

6 Dosis Kebisingan ____dB

0. ≤ NAB 1. > NAB

7 Tekanan Darah Sebelum ____/____ mmHg

Sesudah ____/____ mmHg

0. Tidak meningkat 1. Meningkat

9 Status Merokok 0. Tidak 1. Ya

10 Pemakaian APT 0. Tidak 1. Ya