125
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERKENDALINYA KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT(RSUP) FATMAWATI JAKARTA TAHUN 2009 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH: QURRATUAENI 105104003477 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

  • Upload
    leminh

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TERKENDALINYA KADAR GULA DARAH

PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT(RSUP) FATMAWATI

JAKARTA

TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH:

QURRATUAENI

105104003477

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430H/2009M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TERKENDALINYA KADAR GULA DARAH

PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT(RSUP) FATMAWATI

JAKARTA

TAHUN 2009

OLEH:

QURRATUAENI

105104003477

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430H/2009M

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TERKENDALINYA

KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

(RSUP) FATMAWATI JAKARTA

TAHUN 2009

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 23 Desember 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Ernawati, S.Kp. Mkep Ns. Sri Mulyani,

S.Kep. MKM

NIP: 150 68771 NIP: 19701102

199803 2 003

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 23 Desember 2009

Penguji I

TIEN GARTINAH, MN

Penguji II

ITA YUANITA, S.Kp, M.Kep

NIP: 150408677

Penguji III

YULI AMRAN, SKM, MKM

NIP:150408687

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 23 Desember 2009

Mengetahui;

Ketua program studi Ilmu Keperawatan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN.

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif hidayatullah Jakarta

Prof. DR.(hc).dr.M.K Tadjudin, Sp.And

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa
Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TERKENDALINYA

KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS

DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

(RSUP) FATMAWATI JAKARTA

TAHUN 2009

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 23 Desember 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Ernawati, S.Kp. Mkep Ns. Sri Mulyani,

S.Kep. MKM

NIP: 150 68771 NIP: 19701102

199803 2 003

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

BAB I

PENDAHULUAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini, dengan Rasa Haru dan Bangga serta Penuh Hormat,

Ku Persembahkan kepada Kedua Orang Tuaku (Mah,Ince) yang

Tiada Henti dan Lelah Menghaturkan Do’a-Do’a Sucinya

Dengan Linangan Air Mata Penuh Harap, dalam setiap Langkah

Perjuangan Ananda Menuju Kesuksesan.

Tak Pernah Cukup Kata

Untuk Memagari Cinta Tulusmu,

Tak Pernah Cukup Kata

Untuk Merangkai dan Mengukir

Bentuk Pengorbananmu.

Terimakasih dan Sembah Sujud, Ananda .......

“LUV U”

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini, saya:

Nama : Qurratuaeni

NIM : 105104003477

Program studi : Ilmu Keperawatan

Tahun akademik : 2005

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember

2009

( Qurratuaeni )

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Desember 2009 Qurratuaeni, NIM : 105104003477

Faktor-faktor yang berhubungan dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di ruang poliklinik penyakit dalam rumah sakit umum

pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta tahun 2009

xxiv + 86 Halaman, 17 tabel, 2 Diagram, 2 Skema

Kata kunci : Terkendalinya kadar gula darah, Diabetes melitus

ABSTRAK

Penyakit kronis adalah kondisi penyakit atau masalah kesehatan yang

berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

penatalaksanaan jangka panjang. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit

kronis, sehingga memerlukan penatalaksanaan yang tepat agar dapat

mengendalikan kadar gula darah dalam keadaan normal dan stabil serta mencegah

terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor yang mempengaruhi pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes

melitus di ruang poliklinik penyakit dalam rumah sakit umum pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009. Di dalamnya akan di bahas mengenai pengetahuan pasien,

pendidikan pasien, kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber informasi, asupan makan pasien, aktivitas fisik pasien, asupan obat pasien, serta komplikasi

penyakit lain, yang di duga mempengaruhi pengendalian kadar gula darah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengunakan

desain cross sectional dengan teknik pengambilan data adalah consecutive

sampling. Analisis data yang di gunakan adalah univariat dan bivariat. Tempat

penelitian di poliklinik penyakit dalam rumah sakit umum pusat Fatmawati.

Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner. Total populasi tidak

diketahui. Adapun sampel pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang

dilakukan pemeriksaan HbA1C (hemoglobin terglikasi) sebanyak 75 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 75 orang terdapat 54 (72,0%)

pasien diabetes yang kadar gula darahnya terkontrol, sedangkan 21 (28,0%)

pasien diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkontrol. Dengan demikian,

proporsi pasien yang kadar gula darahnya terkontrol lebih banyak dari pada pasien

yang kadar gula daranya tidak terkontrol.

Selain itu, berdasarkan analisis data dengan menggunakan analisis chi

square, correlation dan regresi logistic diperoleh hasil bahwa tidak terdapat

hubungan antara pengetahuan, pendidikan, kedekatan dan keterpaparan terhadap

sumber informasi, asupan makan, aktivitas fisik pasien,, asupan obat pasien, serta komplikasi penyakit lain ( P value = 0,622; 0,612; 0,743; 0,903; 0,564; 0,503;

0,649 ) dengan pangendalian kadar gula darah.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyarankan keluarga untuk

lebih memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang menderita diabetes

untuk melakukan pengendalian terhadap kadar gula darahnya. Untuk petugas

kesehatan agar lebih meningkatkan sosialisasi, penyuluhan serta pelayanan dalam penatalaksanaan diabetes melitus agar kadar gula darah pasien dapat terkendali,

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.

Daftar bacaan : 47 ( 1982-2009)

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING PROGRAM STUDY

ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate thesis, December 2009 Qurratuaeni, NIM: 105104003477

Factors which correlate with rate of blood sugar controled to patient of Diabetes Mellitus in the internal disease polyclinic room Fatmawati Jakarta of general

central hospital (RSUP) year 2009 xxiv + 86 Pages, 17 tables, 2 Diagrams, 2 Scheme

Keyword: rate of blood sugar controlled, diabetes mellitus

ABSTRACT

Chronic disease is a disease condition or health problem related to

symptoms or disabilities who need long-term management. Diabetes mellitus is a

chronic disease that requires proper management in order to control blood sugar

levels in normal, stable and prevent complications. This study aims to identify the

factors that affect blood sugar control in Diabetes Mellitus patients in the internal

medicine clinic in the central general hospital (RSUP) Fatmawati in 2009. In it

will be discussed regarding patient knowledge, patient education, the proximity

and exposure to sources of information, the patient's intake of food, physical

activity the patient, the patient's drug intake, as well as other disease

complications, which affect the expected control blood sugar levels.

This research is quantitative research. This study using cross-sectional

design with data retrieval techniques are consecutive sampling. Analysis of data in

use are univariate and bivariate. Place of research on diseases clinic in a general hospital Fatmawati center. This study uses a questionnaire instrument. The total

population is unknown. The sample in this study were patients with diabetes mellitus who had blood the examination HbA1C (hemoglobin terglikasi) as many

as 75 people.

The results showed that there were 75 people from 54 (72.0%) patients

with diabetes who control their blood sugar levels, while 21 (28.0%) patients with diabetes who are not their blood sugar levels under control. Thus, the proportion

of patients with uncontrolled blood sugar levels more than in patients who do not

blood sugar levels under control.

In addition, based on data analysis using chi square analysis, correlation

and logistic regression obtained results indicate that there is no relationship

between knowledge, education, proximity and exposure to sources of information,

food intake, physical activity patient, the patient's drug intake, as well as other

disease complications (P value = 0.622; 0.612; 0.743; 0.903; 0.564; 0.503; 0.649)

with control of blood sugar levels.

Based on these research results suggest the author's family to better

provide support to members who have diabetes family to perform controlling of

blood sugar levels. For health workers in order to further enhance socialization,

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

counseling and services in the management of diabetes mellitus to patients' blood

sugar levels can be controlled, so as to improve health status.

References: 47 (1982-2009)

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan beberapa rahmat, taufiq dan hidayat-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW, pembawa

syari’ah-Nya yang universal bagi semua manusia dalam setiap waktu dan tempat

sampai akhir zaman. Atas segala nikamat dan karunia-Nya Yang Maha Besar

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Pengendalian Kadar Gula Darah pada Pasien

Diabetes Melitus di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati

Jakarta Tahun 2009.

Dalam penelitian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

peneliti jumpai. Namun, syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,

kesungguhan, kerja keras dan kerja cerdas disertai dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak baik moril maupun materil, segala kesulitan dapat diatasi dengan

sebaik-baiknya, sehinga pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan kali ini peneliti

ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya

kepada :

1. Bapak Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib,

MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Tien Gartinah, MN dan ibu Irma Nurbaeti, S.Kep, M.Kep Sp.Mat , selaku

Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ernawati. Skep. Mkep.Sp.Mb dan Ibu Ns. Sri Mulyani S.Kep.MKM,

selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan ikhlas hati meluangkan waktu,

tenaga, serta fikiran selama membimbing peneliti.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan tulus dan ikhlas

memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama duduk di bangku

perkuliahan.

5. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas

yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai

bahan rujukan skripsi.

6. Ibu Emi S.Kp dan segenap perawat serta staf yang bertugas di ruang poliklinik

penyakit dalam yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dan

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

mengarahkan peneliti dalam proses pengambilan data sebagai bahan rujukan

skripsi.

7. Kedua orang tua peneliti, Sujud hormat ananda atas semua pengorbanan

ayahanda Drs. H. Nurdin M. Ali dan Ibunda Hj. Hanah Hasan yang senantiasa

memberikan dukungan penuh baik berupa material maupun spiritual dan

selalu mengiringi setiap langkahku dengan do’a yang tulus dan ikhlas

sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang perguruan

tinggi.

8. Kakak-kakakku tersayang Nurrahmawati, Maskurrizal, Dwi Nursyamsi; abang

iparku Akhmad Fakhri; bibi Siti Rukaya; serta nenek-nenekku Hj. Zaenab dan

Hj. Aminah yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada peneliti

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. K’qu Asyari yang selalu memberikan perhatian, dukungan, motivasi, serta

semangat untuk terus berjuang, sekaligus tempat berkeluh kesal dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

10. Kakak-kakakku di HMI Cab.Ciputat yang selalu memberikan pelajaran dan

pengalaman yang berharga bagi peneliti, teman-teman seperjuanganku di

KOMFAKDIK dan LKMI (k’sari, k’mala, nunung, erma, kiki, udoh, dan

teman-teman semuanya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu) yang

selalu memberi dukungan, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

11. Sahabat terbaikku Wina Karlina yang setia mendukung peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

12. Teman-teman baikku di Back Community (dewi, zahro, nandang, husni,

balqis, risma, dita, leli, itoh, otul, ayu, aish, cut) yang selalu mendukung dan

memberikan semangat peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Kawan-kawanku di kostan RedLine (Neneng, Lita, Tika, Intan, Herna,

Fauziah) yang selalu memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-temanku di kostan Wida salon ( Iis, Ela, Neng, Omi, Yunda, dan

semuanya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu) yang selalu memberi

dukungan, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan ’05

yang tidak dapat peniliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan,

semangat, kenangan, inspirasi-inspirasi yang telah diberikan dan kebersamaan

yang indah selama ini yang engga akan terlupakan. Semangat semua..!

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun

sehingga peneliti dapat menyempurnakan skripsi ini. Peneliti berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca

yang mempergunakannya, terutama untuk proses kemajuan pendidikan

selanjutnya.

Jakarta, Desember 2009

Penulis

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Surat Pernyataan ……………………………………………………………….. i

Abstrak ...……………………………………………………………………….. ii

Abstract ………………………………………………………………………… iv

Pernyataan Persetujuan Pembimbing ……………………………………….. vi

Pengesahan Penguji …...…………………………………………………….... vii

Daftar Riwayat Hidup ……………………………………………………........ ix

Lembar Persembahan …………………………………………………………. x

Kata Pengantar ………………………………………………………………... xi

Daftar Isi …………………………………………………………………….… xv

Daftar Tabel ……………………………………………………………..…..... xix

Daftar Diagram …………………………………………………………….... xxii

Daftar Skema ………………………………………………………………... xxiii

Daftar Singkatan ……………………………………………………………... xiv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...... 1

A. Latar Belakang ……………………………………….….… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………….….... 7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………...... 8

1. Tujuan Umum ………………………………………....... 8

2. Tujuan Khusus …………………………………….……. 8

D. Manfaat Penelitian ………………………………………… 9

1. Bagi Profesi Keperawatan ………………………………. 9

2. Bagi Rumah Sakit ………………………………..……. 10

3. Bagi Pasien dan Keluarga ……………………….…….. 10

4. Bagi Peneliti ………………………………………….... 10

E. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….…… 12

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

A. Diabetes Melitus ................................................................. 12

1. Definisi .......................................................................12

2. Klasifikasi .................................................................. 13

3. Etiologi ...................................................................... 14

4. Patofisiologi Diabetes Melitus .................................. 15

5. Manifestasi Klinis ..................................................... 18

6. Pemeriksaan Laboratorium ....................................... 20

7. Penatalaksanaan Diabetes Melitus ............................ 26

B. Pengendalian Kadar Gula Darah ........................................ 29

1. Kadar Gula Darah ...................................................... 29

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah

.................................................................................... 31

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Kadar

Gula Darah ................................................................. 34

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasien Melakukan

Pengendalian Kadar Gula Darah ............................... 35

C. Penelitian Terkait ……………………………………....… 37

D. Kerangka Teori ……………………………………….….. 39

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS …………………………………………………… 40

A. Kerangka Konsep …………………………………………... 40

B. Definisi Operasional ………………………………………... 41

C. Hipotesis Penelitian ………………………………………… 43

BAB IV METODELOGI PENELITIAN ................................................ 45

A. Desain Penelitian ………………………………………...…. 45

B. Variabel Penelitian …………………………………….....… 46

C. Tempat dan Waktu …………………………………….....… 46

D. Populasi Penelitian …………………………………….....… 46

E. Sampel dan Teknik Penelitian …………………………..…. 47

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

1. Sampel ………………...…………………………..…… 47

2. Teknik Pengambilan Sampel ………………………..…. 49

F. Etika Penelitian ………...……………………………..…… 50

G. Pengumpulan Data ……………………………………..….. 51

H. Pengolahan Data ……………………………………..……. 51

I. Analisa Data …………………………………………..…… 52

BAB V HASIL PENELITIAN………………………………………… 54

A. Gambaran Lokasi Penelitian dan Sampel…………………... 54

B. Analisa Univariat…… ……………………………………... 55

1. Pengendalia Kadar Gula Darah ………………….………. 55

2. Pengetahuan ……………………………………….…...… 56

3. Pendidikan ………………………………………………... 56

4. Kedekatan dan Keterpaparan terhadap Sumber Informasi... 57

5. Asupan Makan …………………………………..……..… 58

6. Aktivitas Fisik ……………………………………………. 59

7. Asupan Obat ……………………………………………… 60

8. Komplikasi Penyakit lain ………………………..….….… 60

C. Analisa Bivariat …….……………………………………… 61

1. Hubungan antara pengetahuan dengan pengendalian kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus .......................... 61

2. Hubungan antara Pendidikan dengan pengendalian kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus .......................... 62

3. Hubungan antara Kedekatan dan keterpaparan terhadap

sumber informasi dengan pengendalian kadar gula darah

pada pasien diabetes melitus ............................................ 63

4. Hubungan antara Asupan Makan dengan pengendalian

kadar gula darah pada pasien diabetes melitus ................ 65

5. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan pengendalian

kadar gula darah pada pasien diabetes melitus ................ 66

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

6. Hubungan antara Asupan Obat dengan pengendalian kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus .......................... 67

7. Hubungan antara Komplikasi penyakit lain dengan

pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes melitus

.......................................................................................... 68

BAB VI PEMBAHASAN..……………………………………………… 69

A. Keterbatasan Penelitian …..………………………………... 69

B. Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Pasien DM ...………. 70

C. Hubungan antara pengetahuan dengan pengendalian kadar gula

darah pada pasien diabetes melitus ........................................ 71

D. Hubungan antara Pendidikan dengan pengendalian kadar gula

darah pada pasien diabetes melitus ........................................ 74

E. Hubungan antara Kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber

informasi dengan pengendalian kadar gula darah pada pasien

diabetes melitus ...................................................................... 76

F. Hubungan antara Asupan Makan dengan pengendalian kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus ................................ 77

G. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan pengendalian kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus ................................ 79

H. Hubungan antara Asupan Obat dengan pengendalian kadar gula

darah pada pasien diabetes melitus ........................................ 80

I. Hubungan antara Komplikasi penyakit lain dengan

pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes melitus

................................................................................................ 82

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN …..…………………………… 84

A. Kesimpulan ……….………………………………………... 84

Berdasarkan hasil analisa Univariat …………………...…… 84

Berdasarkan hasil analisa Bivariat …………………..…...… 84

B. Saran ………………………………………………………... 85

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

DAFTAR PUSTAKA ………………………...……………………………..…

LAMPIRAN ……………………………………………………………………

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Korelasi Antara Kadar HbA1C dan Rata-Rata Kadar Gula Darah.. 26

Tabel 2.1. Kriteria Pemantauan Pengendalian Diabetes Malitus …...……..… 30

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengendalian kadar gula

darah pada pasien diabetes melitus di ruang Poliklinik Penyakit

Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 ................................. 55

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan pasien

diabetes melitus dalam pengendalian kadar gula darah di Ruang

Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati tahun 2009 ............... 56

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan pasien

diabetes melitus dalam pengendalian kadar gula darah di Ruang

Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 .. 57

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kedekatan dan

keterpaparan terhadap sumber informasi pada pasien diabetes melitus

dalam pengendalian kadar gula darah di Ruang Poliklinik Penyakit

Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 .................................. 58

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan/asupan makan

pasien diabetes melitus dalam pengendalian kadar gula darah di

Ruang Poliklinik penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun

2009 ................................................................................................. 59

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan aktivitas fisik pasien

diabetes melitus dalam pengendalian kadar gula darah di Ruang

Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 .. 59

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan asupan obat pasien

diabetes melitus dalam pengendalian kadar gula darah di Ruang

Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 .. 60

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden dengan komplikasi penyakit lain pada

pasien diabetes melitus dalam pengendalian kadar gula darah di

Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun

2009 ................................................................................................. 61

Tabel 5.8 Hubungan antara pengetahuan dengan pengendalian kadar gula darah

pada pasien diabetes melitus di Ruang poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 .............................................. 62

Tabel 5.9 Hubungan antara pendidikan dengan pengendalian kadar gula darah

pada pasien diabetes melitus di Ruang poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 .............................................. 63

Tabel 5.10 Hubungan antara kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber

informasi dengan pengendalian kadar gula darah pada pasien

diabetes melitus di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP

Fatmawati Jakarta tahun 2009 ......................................................... 64

Tabel 5.11 Hubungan antara asupan/kebiasaan makan dengan pengendalian

kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Ruang Poliklinik

Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 ................... 65

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Tabel 5.12 Hubungan antara aktivitas fisik/olahraga dengan pengendalian kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus di Ruang Poliklinik Penyakit

Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 .................................. 66

Tabel 5.13 Hubungan antara asupan obat dengan pengendalian kadar gula darah

pada pasien diabetes melitus di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 .............................................. 67

Tabel 5.14 Hubungan antara komplikasi penyakit lain dengan pengendalian

kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Ruang Poliklinik

Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009 ................... 68

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Pathoflow Diabetes Melitus ………………………………….… 17

Diagram 2.2 Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit DM …….. 22

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori …………………………………………………. 39

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian …………………………………… 40

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

DAFTAR SINGKATAN

ACTH = Adreno Corticotropin Hormone

ADA = American Diabetes Association

CRF = Corticotropin Releasing Factor

CRIPE = Continous, Rhytmical, Interval, Progresive

DM = Diabetes Melitus

GD = Glukosa Darah

GDP = Glukosa Darah Puasa

GDPT = Glukosa Darah Puasa Terganggu

GDS = Glukosa Darah Sewaktu

HbA1C = Hemoglobin Glikat

HDL = Hight Density Lipid

HLA = Human Leococyte Antigen

ICA = Islet Cel Antibody

IDDM = Insulin Dependent Diabetes Melitus

IMT = Indeks Masa Tubuh

LDL = Low Density Lipid

NIDDM = Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus

OHO = Obat Hipoglikemi Oral

RSUP = Rumah Sakit Umum Pusat

TB = Tinggi Badan

TGT = Toleransi Glukosa Terganggu

TTGO = Tes Toleransi Glukosa Oral

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

WHO = World Health Organization

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

A. atar Belakang

Penyakit kronis adalah kondisi medis atau masalah kesehatan yang

berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

penatalaksanaan jangka panjang. Perubahan gaya hidup yang pasif,

mengkonsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, merokok dan stres yang

tinggi, dilaporkan meningkatkan insiden penyakit kronis (Smeltzer & Bare,

2002). Salah satu penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit kronis

adalah Diabetes Melitus (DM).

Diabetes Melitus dikatakan sebagai suatu kumpulan problema

anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana

didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin

(WHO, 2002 dalam penatalaksanaan diabetes terpadu), sedangkan menurut

American Diabetes Association (ADA) 2003, Diabetes Melitus merupakan

suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau karena keduanya.

Diagnosis Diabetes Melitus umumnya akan ditetapkan apabila terdapat

gejala khas diabetes melitus berupa poliuri, polidipsi, lemas dan berat badan

menurun. Gejala lain yang sering dijumpai oleh pasien adalah kesemutan,

gatal, mata kabur dan impotensi pada pria serta pruritus vulvae pada pasien

wanita. Jika adanya keluhan dan gejala khas serta ditemukannnya

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

pemeriksaan gula darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk

menegakkan diagnosis Diabetes Melitus. Hasil pemeriksaan HbA1C ≥ 8 %

juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis Diabetes Melitus

(PERKENI, 2002).

Prevalensi Diabetes Melitus semakin meningkat, Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) menyatakan pada awal tahun 2006 sedikitnya 171 juta orang

mengalami Diabetes Melitus dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Di Indonesia pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus sekitar 5,6

juta jiwa, dan pada tahun 2006 meningkat tajam menjadi 14 juta jiwa. Hal ini

jika dirata-ratakan terdapat 1,4 juta jiwa peningkatan jumlah pasien Diabetes

Melitus tiap tahunnya (WHO, 1999). Berdasarkan pola pertambahan

penduduk seperti saat ini, diperkirakan pada tahun 2020, saat usia penduduk

Indonesia yang berusia diatas 20 tahun mencapai jumlah 178 juta jiwa dan

dengan asumsi jumlah penderita Diabetes Melitus 4 % , maka akan terdapat

sekitar 7 juta jiwa pasien Diabetes Melitus (Erik Tapan, 2005). Sedangkan

Survei Depkes (2001) terdapat 7,5 persen penduduk Jawa dan Bali menderita

DM. Data Depkes tersebut menyebutkan jumlah pasien DM menjalani rawat

inap dan jalan menduduki urutan ke-1 di rumah sakit dari keseluruhan pasien

penyakit dalam (Mawalda Fitrisa, 2008). Pasien Diabetes Melitus di

Indonesia didominasi oleh pasien Diabetes Melitus tipe 2 yakni kurang lebih

90% hingga 95% dari seluruh populasi pasien Diabetes Melitus (Smeltzer

dan Bare, 2001).

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Berdasarkan data dari salah satu rumah sakit umum pemerintah di

Jakarta jumlah pasien Diabetes Melitus sejak tahun 2007 hingga Mei 2009

terdapat 1.504 kasus Diabetes Melitus dengan perincian sebagai berikut:

pada tahun 2007 terdapat 631 orang pasien Diabetes Melitus yang terdiri dari

32 orang pasien Diabetes Melitus type-1 dan 599 orang pasien Diabetes

Melitus type-2, sedangkan pada tahun 2008 meningkat, yakni terdapat 699

orang pasien Diabetes Melitus yang terdiri dari 17 orang pasien Diabetes

Melitus type-1 dan 682 orang pasien Diabetes Melitus type-2, sedangkan

pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2009 tercatat 229 orang

pasien Diabetes Melitus yang terdiri dari 6 orang pasien Diabetes Melitus

type-1 dan 223 orang pasien Diabetes Melitus type-2. Dari data diatas

dapatdisimpulkan bahwa keadaan karena kasus diabetes melitus mengalami

peningkatan (Asdie, 2009).

Hasil analisa situasi yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

Fatmawati juga menunjukan adanya peningkatan pasien Diabetes Melitus

yang melakukan pengobatan di rumah sakit umum pusat Fatmawati, baik

pengobatan rawat jalan maupun rawat inap. Jumlah pasien Diabetes Melitus

yang dirawat inap di RSUP Fatmawati dari bulan Januari s/d Desember tahun

2008 tardapat 421 orang, dengan pengelompokan Diabetes Melitus type-1

terdapat 77 orang dan Diabetes Melitus type-2 terdapaat 344 orang. Pada

bulan Januari s/d September tahun 2009 jumlah pasien Diabetes Melitus

tercatat 330 orang, dengan pengelompokan Diabetes Melitus type-1 terdapat

44 orang dan Diabetes Melitus type-2 terdapat 286 orang. Dari data tersebut,

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

jika dirata-ratakan jumlah pasien Diabetes Melitus yang dirawat pada tahun

2008 terdapat 35 orang/bln, dan meningkat menjadi 37 orang / bln sampai

dengan september 2009.

Percepatan meningkatnya penderita Diabetes Melitus di Indonesia,

terutama diakibatkan oleh perkembangan pola makan yang salah. Pada saat

ini masih banyak penduduk yang kurang menyediakan makanan berserat.

santapan menu makanan yang kaya kolestrol, lemak, natrium (dalam garam

penyedap rasa) muncul sebagai kecenderungan menu sehari-hari yang juga

diperparah dengan meningkatnya konsumsi makanan dan minuman yang

kaya akan gula (Tara, 2002). Begitu pula menurut WHO,(1994) dari

penelitian laboratorium dan epidemiologi pada berbagai masyarakat telah

membuktikan bahwa peningkatan masukan makanan berlemak jenuh serta

penurunan masukan makanan berserat dapat berakibat menurunnya

kesensitifan insulin dan ketidaknormalan toleransi glukosa.

Apabila tidak dilakukan intervensi yang efektif, prevalensi Diabetes

Melitus khususnya DM type-2 akan meningkat yang disebabkan oleh

berbagai hal seperti bertambahnya umur, meningkatnya kematian akibat

infeksi serta meningkatnya faktor resiko seperti kegemukan, kurang gerak/

kegiatan fisik dan pola makan yang tidak baik (Suyono,1993; Darmono,

2002).

Diantara beberapa penderita DM, banyak yang tidak menyadari dirinya

mengidap penyakit yang lebih sering disebut peyakit gula atau kencing

manis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

pengetahuan, tingkat pendidikan, perilaku, kebiasaan makan, kedekatan dan

keterpaparan terhadap sumber informasi. Salah satu hal yang terpenting bagi

penderita Diabetes Melitus adalah pengendalian kadar gula darah, untuk itu

pasien perlu memahami mengenai hal-hal yang mempengaruhi pengendalian

kadar gula darah.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 orang dengan Diabetes

Melitus menunjukan bahwa: 3 orang awalnya tidak menyadari bahwa dirinya

mengidap penyakit Diabetes Melitus, gula darahnya terkontrol karena dalam

proses pengobatannya pasien melakukan anjuran pengobatan dengan baik

seperti melakukan aktifitas fisik/olahraga teratur, minum obat teratur, namun

tidak melakukan anjuran diet DM dengan baik. Sementara pada 2 orang

pasien, kadar gula darahnya tidak terkontrol karena pasien tidak melakukan

anjuran pengobatan dengan baik seperti tidak melakukan olahraga secara

teratur, tidak minum obat sesuai jadwal atau instruksi dari dokter, serta tidak

melakukan diet sesuai dengan anjuran diet untuk pasien DM

Pengendalian gula darah pada penderita Diabetes Melitus akan

berhubungan dengan faktor diet atau perencanaan makan, karena gizi

mempunyai kaitan dengan penyakit Diabetes Melitus. Hal ini disebabkan

karena penyakit Diabetes Melitus merupakan gangguan kronis metabolisme

zat-zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak dengan ciri-ciri

tingginya konsentrasi gula dalam darah walaupun perut dalam keadaan

kosong, serta sangat tinggi resikonya terhadap arterio sklerosis atau penebalan

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

dinding pembuluh nadi dengan timbunan zat lemak, dan kemerosotan fungsi

syaraf.

Selain itu, gaya hidup antara lain aktivitas fisik seperti latihan

jasmani yang teratur, memegang peranan penting pada pengendalian gula

darah atau pengelolaan pada Diabetes Melitus. Manfaat latihan jasmani yang

teratur pada pasien Diabetes Melitus antara lain menormalkan kadar glukosa

darah dan lipid darah, meningkatkan kerja insulin, menurunkan berat badan,

mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler (Syahbudin, 2001). Aktivitas fisik

bukan hanya olahraga tetapi juga gaya hidup sehari-hari. Kadar glukosa darah

maupun berat badan normal pasien Diabetes Melitus dapat dipertahankan

dalam batas normal melalui perencanaan makan, tetapi lebih dari 50% tidak

melaksanakannya (Sarwono, 2002).

Dalam upaya melakukan pengendalian kadar gula darah yang tepat,

pasien Diabetes Melitus juga perlu memiliki pengetahuan mengenai penyakit

Diabetes Melitus sehingga tahu cara yang tepat untuk mengatasi Diabetes

Melitus (PERKENI,1998), pengetahuan pasien Diabetes Melitus adalah

pengetahuan tentang diabetes, dapat terlihat dalam sikap dan keterampilannya

seperti dalam upaya pengendalian atau pengontrolan kadar gula darah.

Pengetahuan pada pasien Diabetes Melitus dipengaruhi pada latar belakang

sosial, etnik, ekonomi, gaya hidup, pola makan, kepercayaan dan tingkat

pendidikan (Noer,1998; Enri Ningsih, 2006).

Pengetahuan yang harus dimiliki pasien Diabetes Melitus adalah pasien

memahami penyakit Diabetes Melitus, tanda dan gejala dari Diabetes

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Melitus, tanda dan gejala hiperglikemia atau hipoglikemia, tahu komplikasi

dari DM, tahu cara pengobatan Diabetes Melitus, pemakaian obat-obatan

Diabetes Melitus, paham akan manfaat latihan fisik dan dapat melakukan

latihan fisik dengan benar dalam upaya pengendalian kadar gula darah.

Perilaku pasien untuk taat dalam upaya pengendalian kadar gula

darah salah satunya berhubungan dengan keterpaparannya terhadap sumber

informasi yakni sejauh mana penyuluhan kesehatan yang di berikan oleh

perawat atau tenaga medis mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi

pasien Diabetes Melitus yang bertujuan untuk menunjang perilaku dalam

peningkatan pemahaman tentang pengendalian kadar gula darah, salah

satunya seperti pemahaman tentang pengaturan makan dan atau aktivitas

fisik pada pasien Diabetes Melitus sehingga komplikasi atau penyulit-

penyulit yang mungkin timbul akibat Diabetes dapat dicegah.

Pasien Diabetes Melitus perlu mendapatkan perhatian lebih baik dari

penderita sendiri, keluarga, maupun tim medis terutama dalam

penatalaksanaannya, sebab prevalensi dan komplikasi yang ada cukup

banyak (Tjokroprawiro, 1993). Apabila kadar glukosa dibiarkan tidak

terkendali, penyakit Diabetes Melitus ini akan menimbulkan penyulit-

penyulit yang dapat berakibat fatal termasuk penyakit jantung, ginjal,

kebutaan dan amputasi (Pranadji, 2002). Selain itu penyakit Diabetes Melitus

juga dapat mengakibatkan stroke, karena penyakit ini sering disertai dengan

peningkatan kolesterol dan trigliserida yang dapat mengakibatkan kematian

(Wirakusuma, 2001).

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti merasa

tertarik untuk meneliti “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan

Terkendalinya Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta Tahun 2009”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas peneliti

menyimpulkan, bahwa angka kejadian Diabetes Melitus terus mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Pada pasien Diabetes Melitus perlu melakukan

pengendalian terhadap kadar gula darahnya, sehingga komplikasi atau

penyulit-penyulit yang mungkin timbul dapat dicegah. Maka pada penelitian

ini peneliti ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus di ruang

Poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati

Jakarta tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus di Rumah

Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009.

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden berupa usia, jenis kelamin,

dan pekerjaan pada pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum

Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009.

b. Mengidentifikasi distribusi frekuensi faktor pengetahuan, pendidikan,

kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber informasi, aktifitas

fisik, asupan obat, asupan makan, dan komplikasi penyakit lain

terhadap terkendalinya kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009.

c. Mengidentifikasi hubungan faktor pengetahuan dengan terkendalinya

kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum

Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009.

d. Mengidentifikasi hubungan faktor pendidikan dengan terkendalinya

kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum

Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009.

e. Mengidentifikasi hubungan faktor kedekatan dan keterpaparan

terhadap sumber informasi dengan terkendalinya kadar gula darah

pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)

Fatmawati tahun 2009.

f. Mengidentifikasi hubungan aktivitas fisik/latihan jasmani dengan

terkendalinya kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di Rumah

Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

g. Mengidentifikasi hubungan asupan obat dengan terkendalinya kadar

gula darah pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat

(RSUP) Fatmawati tahun 2009.

h. Mengidentifikasi hubungan asupan makan dengan terkendalinya

kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum

Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009.

i. Mengidentifikasi hubungan komplikasi penyakit lain dengan

terkendalinya kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di Rumah

Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi profesi keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

tambahan ilmu pengetahuan bagi profesi keperawatan dalam hal

mengkaji dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus sehingga

dapat menentukan dan memberikan asuhan keperawatan yang tepat

bagi pasien Diabetes Melitus serta dapat dijadikan sebagai masukan

bagi perawat untuk memahami pentingnya pengendalian kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus dan memberikan pendidikan

kesehataan pada pasien Diabetes Melitus sehingga dapat mencegah

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

dan meminimalkan komplikasi atau penyulit-penyulit yang mungkin

timbul.

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati khususnya mengenai

penanganan pasien Diabetes Melitus, dalam hal memberikan asuhan

keperawatan serta penyuluhan kesehatan dalam upaya melakukan

pengendalian kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

pasien dalam melakukan pengendalian kadar gula darah serta

memberikan informasi kepada keluarga sehingga dapat memberikan

motivasi kepada anggota keluarganya yang menderita Diabetes Melitus

untuk melakukan pengendaian kadar gula darah secara optimal.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti, sehingga

peneliti dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

terkendalinya kadar gula darah untuk dapat mengaplikasikannya

terhadap pasien Diabetes Melitus baik di lingkungan kerja, lingkungan

keluarga maupun masyarakat dan menambah pengalaman peneliti

dalam melakukan penelitian. Serta dapat dijadikan dasar untuk

penelitian selanjutnya.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

E. Ruang Lingkup

Penelitian yang dilakukan ini adalah mengenai faktor-faktor yang

mempegaruhi pengendalian kadar gula darah pada pasien Diabetes

Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati tahun 2009. penelitian ini

dilakukan dengan desain penelitian deskriptif cross sectional. Metode

pengambilan data primer dan sekunder berupa kuesioner dan hasil rekam

medis. Penelitian ini dilakukan karena masih ditemukannya pasien-pasien

Diabetes Melitus yang belum melakukan pengendalian kadar gula darah

secara optimal.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang memerlukan

penatalaksanaan jangka panjang. Kondisi-kondisi pada penyakit kronis

menuntut klien untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut agar

tidak terjadi komplikasi.

1. Definisi

Berikut ini adalah berbagai definisi tentang Diabetes Melitus yang

dikemukakan oleh para pakar, antara lain :

a. Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

secara terus menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik

kuantitatif maupun kualitatif (Erik Topan, 2005).

b. Menurut Darwis Yullizar dalam buku Pedoman Pemeriksaan

Laboratorium untuk Penyakit Diabetes Melitus (2005), dijelaskan

bahwa Diabetes Melitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik

yang terjadi karena berbagai penyebab, ditandai oleh konsentrasi

glukosa darah melebihi normal disertai dengan gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi

hormon insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

c. Diabetes Melitus merupakan kelompok kelainan metabolik yang

ditandai dengan adanya hiperglikemik kronik akibat defisiensi insulin

baik relatif maupun absolut. Keberadaan diabetes dalam klinik dapat

berupa komponen metabolik dan komponen vaskuler atau angiopati.

Kedua komponen ini dapat tampak bersama, atau yang satu

mendahului yang lain, yang satu memperberat yang lain (Asdie, 2000).

2. Klasifikasi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui dua bentuk

Diabetes Melitus, yaitu Diabetes Melitus tipe-1, dan diabetes melitus

tipe-2.

a. Diabetes Melitus tipe-1

Diabetes Melitus tipe 1 atau yang disebut insulin-dependent

diabetes mellitus (IDDM, diabetes yang bergantung pada insulin),

dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-

pulau langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin

pada tubuh. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada

diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang

menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut

dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

b. Diabetes Melitus tipe-2

Diabetes Melitus tipe 2, atau yang disebut non-insulin-

dependent diabetes mellitus (NIDDM, diabetes yang tidak

bergantung pada insulin). Terjadi karena kombinasi dari kecacatan

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

dalam produksi insulin dan resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas terhadap insulin (adanya defek respon

jaringan terhadap insulin) yang melibatkan reseptor insulin di

membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama

adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai

dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

3. Etiologi

a. Diabetes Melitus tipe-1

Diabetes Melitus tipe-1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta

pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi, dan dapat pula

lingkungan (misalnya infeksi virus) diperkirakan turut menimbulkan

destruksi sel beta (Potter & Perry, 2006).

1) Faktor Genetik

Pasien diabetes tidak mewarisi Diabetes Melitus tipe-1 itu sendiri;

tetapi, mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke

arah terjadinya Diabetes Melitus tipe-1. Kecenderungan genetik ini

ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (human

leococyte antigen) tertentu.. HLA merupakan kumpulan gen yang

bertanggungjawab atas antigen transplantasi dan proses imun

lainnya.

2) Faktor Imunologi

Diabetes Melitus tipe-1 terdapat bukti adanya suatu respon

autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap

jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan

asing.

3) Faktor Lingkungan

Faktor-faktor ekstetrnal juga dapat memicu destruksi sel beta.

Sebagai contoh, hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa virus

atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang

menimbulkan destruksi sel beta.

b. Diabetes Melitus tipe-2

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan

gangguan sekresi insulin pada Diabetes Melitus tipe-2 masih belum

diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam

proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-

faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya

Diabetes Melitus tipe-2. Faktor-faktor ini adalah: Usia (resistensi

insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun), Obesitas,

Riwayat keluarga, Kelompok etnik (Potter & Perry, 2006).

4. Patofisiologi Diabetes Melitus

Hormon insulin dihasilkan sel beta di kelenjar pankreas. Dalam

keadan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan

disekresikan ke dalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

regulasi glukosa darah. Salah satu komponen utama yang memberikan

rangsangan pada sel beta untuk memproduksi insulin karena adanya

peningkatan kadar glukosa darah (Manaf dalam Sudoyo, et al. 2006).

a. Diabetes Melitus tipe-1

Terjadi defisiensi insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas,

karena adanya reaksi autoimun yang disebabkan adanya peradangan

pada sel beta insulitis. Hal ini menyebabkan timbulnya anti bodi

terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cel Antibody). Reaksi

antigen (sel beta) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkan dapat

menyebabakan hancurnya sel beta. Insulitis dapat disebabakan oleh

beberapa hal, diantaranya: virus, seperti virus rubella, herpes dan lain-

lain.

b. Diabetes Melitus tipe-2

Pada Diabetes Melitus tipe 2 sel beta pankreas tetap memproduksi

insulin bahkan lebih dari kadar normal, tetapi jumlah reseptor insulin

yang terdapat pada permukaan sel yang berkurang. Hal ini dapat

menyebabkan glukosa yang masuk kedalam sel akan berkurang,

sehingga sel akan kekurangan bahan bakar/glukosa dan glukosa

didalam pembuluh darah akan meningkat (Manaf dalam Sudoyo, et al.

2006).

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Secara lengkap dapat digambarkan pada bagan di bawah ini :

Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian

glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi

↓ pH Hemokonsentrasi

Asidosis Trombosis

Aterosklerosis

Diagram 2.1 :

Pathoflow Diabetes Melitus

Makrovaskuler Mikrovaskuler

Mual muntah

Resti Ggn Nutrisi

Kurang dari kebutuhan

� Koma � Kematian

Retina Ginjal

Jantung Serebral Ekstremitas

Miokard Infark Stroke Gangren

Retinopati

diabetik

Ggn. Penglihatan Gagal Ginjal

Resiko Injury

Nefropati

Ggn Integritas Kulit

Kekurangan volume cairan

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

( Asdie, 2000 )

5. Manifestasi klinis

Adanya penyakit Diabetes Melitus pada awalnya sering tidak

dirasakan dan tidak disadari oleh pasien. Beberapa keluhan dan gejala yang

perlu mendapat perhatian bagi pasien Diabetes Melitus adalah (Slamet

Suyono, 2002):

a. Keluhan klasik

1). Poliuri

Jika kadar gula darah meningkat, maka glukosa akan dikeluarkan

melalui air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan

membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar

glukosa yang hilang, karena ginjal menghasilkan air kemih dalam

jumlah yang belebih maka klien sering berkemih dalam jumlah

yang banyak.

2). Polidipsi

Rasa haus sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan

yang keluar melalui air kemih. Untuk menghilangkan rasa haus

tersebut klien banyak minum.

3). Penurunan berat badan dan rasa lemah

Penurunan berat badan berlangsung dalam waktu yang relative

singkat. Hal ini disebabkan karena sejumlah besar kalori hilang ke

dalam air kemih. Juga disebabkan karena glukosa dalam darah

tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan

bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup,

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak

dan otot. Akibatnya, klien kehilangan jaringan lemak dan otot

sehingga menjadi kurus.

4). Polifagi

Pasien sering kali merasa lapar yang luar biasa karena kalori dari

makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi glukosa

dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, serta akibat dari

sejumlah besar kalori telah hilang kedalam air kemih. Untuk

mengkompensasikan hal ini, pasien banyak makan.

b. Gejala/keluhan lain

1). gangguan saraf tepi / kesemutan

Pasien mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di

waktu malam, sehingga mengganggu tidur.

2). Ganguan penglihatan

Gangguan penglihatan pada pasien Diabetes Melitus sering

dijumpai pada fase awal.

3). Gatal atau bisul

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi pada daerah kemaluan

atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara.

Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama

sembuhnya.

4). Gangguan ereksi

5). Keputihan

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

6). Pusing

7). Mual dan berkurangnya ketahanan tubuh

6. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dalam perannya untuk mendukung

pengelolaan Diabetes Melitus dapat berfungsi sebagai penyaring penyakit

(screening), diagnostik dan pemantauan pengendalian.

a. Pemeriksaan Penyaring

Pemeriksaan penyaring untuk Diabetes Melitus dianjurkan

dilakukan kepada klien bersamaan dengan pemeriksaan penyaring

penyakit lain. Pemeriksaan penyaring ini berguna untuk menjaring

pasien Diabetes Melitus, TGT (toleransi glukosa terganggu) dan

GDPT (glukosa darah puasa terganggu).

Pemeriksaan penyaring dilakukan dengan pemeriksaan glukosa

darah. Untuk kelompok dengan faktor risiko yang hasil pemeriksaan

penyaring negatif, pemeriksaan penyaring ulangan dilakukan setiap

tahun. Sedangkan bagi pasien yang berusia > 45 tahun tanpa faktor

risiko lain, pemeriksaan penyaring dilakukan setiap tiga bulan

(Yullizar Darwis, 2005).

b. Pemeriksaan diagnostik

Diagnosis Diabetes Melitus berdasarkan adanya keluhan/gejala

klinis khas Diabetes Melitus berupa poliura, polidipsia, polifagia, dan

penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan

lain yang dikemukakan oleh pasien adalah lemah, kesemutan, gatal,

mata kabur, dan gangguan fungsi ereksi serta pruritus vulvae. Jika

ditemukan keluhan/gejala klinis khas, maka diagnosis Diabetes

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Melitus dapat ditegakkan pada pasien dengan hasil positif pemeriksaan

glukosa darah puasa (konsentrasi glukosa darah ≥ 126 mg/ dL) atau

glukosa darah sewaktu (konsentrasi glukosa darah ≥ 200 mg/ dL).

Pasien tanpa keluhan/gejala klinis Diabetes Melitus yang khas,

maka diagnosis Diabetes Melitus hanya dapat ditegakkan bila hasil

pemeriksaan glukosa darah puasa ≥ 126 mg/ dL atau glukosa darah

sewaktu ≥ 200 mg/ dL, serta didapatkan hasil yang serupa pada

pemeriksaan ulangan pada hari yang lain, yaitu dengan konsentrasi

glukosa darah puasa ≥ 126 mg/ dL dan atau glukosa darah sewaktu ≥

200 mg/ dL, atau hasil pemeriksaan HbA1C ≥ 8 % (Yullizar Darwis,

2005).

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

KELUHAN KLINIS DIABETES

Keluhan Klasik (+) Keluhan Klasik (-)

s

GDP = Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL)

GDS = Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dL)

GDPT = Glukosa darah Puasa Terganggu

TGT = Toleransi Glukosa Terganggu

Diagram 2.2 :

TGT D I A B E T E S M E L I T U S

110-125

110-199

Ulang GDS atau GDP

T T G O

GD jam ke-2 < 126

< 200

< 140 140-199 ≥≥≥≥ 200

GDPT Normal

≥≥≥≥ 126

≥≥≥≥ 200

< 126

< 200

≥≥≥≥ 126

≥≥≥≥ 200

< 110

< 110

≥≥≥≥ 126

≥≥≥≥ 200

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit DM; (Yullizar Darwis,

2005)

c. Pemeriksaan Pemantauan Pengendalian

Pemeriksaan ini ditujukan untuk memantau keberhasilan

pengobatan dalam upaya mencegah terjadinya penyulit kronis.

Penyebab terjadinya penyulit kronis bukan secara langsung oleh

glukosa darah yang tinggi, melainkan karena zat-zat metabolit lain

yang terbentuk akibat sel tidak dapat menggunakan glukosa. Dengan

demikian Diabetes Melitus yang terkendali dengan baik tidak berarti

hanya glukosa darahnya saja yang baik, tetapi harus secara menyeluruh

menyangkut antara lain konsentrasi glukosa dalam darah, HbA1c

(Hemoglobin Glikat), kolesterol, trigliserida, dtatus gizi, dan tekanan

darah.

Sasaran pengobatan atau pengendalian untuk pasien Diabetes

Melitus yang berumur > 60 tahun cukup sampai kriteria sedang, hal ini

mengingat keterbatasan fisik pada pasien usia lanjut (Yulizar Darwis,

2005).

d. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah dikenal beberapa jenis

pemeriksaan, antara lain pemeriksaan glukosa darah puasa , glukosa

darah sewaktu, glukosa darah 2 jam sesudah makan, pameriksaan

glukosa darah ke-2 pada tes toleransi glukosa oral (TTGO),

pemeriksaan glukosa kurva harian, dan pemeriksaan HbA1C (Yulizar

Darwis, 2005):

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

1) Pemeriksaan glukosa darah sewaktu

Dilakukan setiap waktu pada pasien dalam keadaan tanpa puasa.

Spesimen dapat berupa serum, plasma, atau darah kapilar.

Pemeriksaan glukosa darah sewaktu plasma dapat digunakan untuk

pemeriksaan penyaring dan memastikan diagnosis DM, sedangkan

periksaan gula darah yang berasal dari darah kapilar hanya untuk

pemeriksaan penyaring. Tes ini mengukur glukosa darah yang

diambil kapan saja tanpa memperhatikan waktu makan. Kriteria

KGDS dari alat Accu-Chek Active dikategorikan baik bila berkisar

110 -< 145 mg/dL, sedang 145-179 mg/dL, dan buruk =180 mg/dL .

2) Pemeriksaan glukosa darah puasa

Pada pemeriksaan ini, pasien harus puasa 10-12 jam sebelum

pemeriksaan. Spesimen dapat berupa serum, plasma, atau darah

kapilar. Pemeriksaan glukosa darah puasa plasma dapat digunakan

untuk pemeriksaan penyaring, memastikan diagnosis, dan

memantau pengendalian, sedangkan pemeriksaan yang berasal dari

darah kapilar hanya untuk pemeriksaan penyaring dan memantau

pengendalian. Glukosa darah puasa terganggu (GDPT) bila pada

pemeriksaan didapat nilai sebesar 110-125 mg/dL.

3) Pemeriksaan glukosa darah 2 jam sesudah makan

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Standarisasi pemeriksaan ini sulit dilakukan karena makanan

yang di konsumsi baik jenis maupun jumlahnya tidak dapat

dibakukan dan sulit mengawasi pasien dalam tenggang waktu 2 jam

untuk tidak makan dan minum. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk

memantau pengendalian Diabetes Melitus.

4) Pemeriksaan glukosa jam ke-2 pada tes toleransi glukosa oral

(TTGO)

Tes toleransi glukosa oral merupakan pemeriksaan yang lebih

sensitif dari pada tes toloransi glukosa intravena. Tes toleransi

glukosa oral dilakukan dengan pemberian larutan karbohidrat

sederhana.

5) Periksaan glukosa kurva harian

Pemeriksaan konsentrasi glukosa kurva harian dilakukan pada

pemantauan pengendalian Diabetes Melitus yang berkaitan dengan

obat-obat hipoglikemi yang diberikan. Biasanya pemeriksaan

dilakukan 3-4 kali dalam sehari, sebelum makan sore dan sebelum

makan malam. Kekerapan melakukan pemeriksaan ini tergantung

berat dan sifat diabetes serta jenis obat (Yulizar Darwis, 2005).

6) Pemeriksaan HbA1C

Pemeriksaan hemoglobin terglikasi (HbA1C), atau disebut juga

glycohemoglobin yang disingkat A1C merupakan salah satu

pemeriksaan darah yang penting untuk mengevaluasi pengendalian

gula darah. Hasil pemeriksaan A1C memberikan gambaran rata-rata

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

gula darah selama periode waktu 6-12 minggu, dan hasil ini

dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri

sebagai dasar untuk melakukan penyesuian terhadap pengobatan

Diabetes Melitus yang dijalani. Bila kadar gula darah tinggi dalam

beberapa minggu, maka kadar HbA1C akan tinggi pula. Ikatan

HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3

bulan. sebelum pemeriksaan (Indodiabetes, 2009).

Tabel 1.1:

Korelasi antara Kadar HbA1C dan Rata-rata Kadar Gula

Darah

HbA1C (%) Rata-rata Gula Darah (mg/dL)

6 135

7 170

8 205

9 240

10 275

11 310

12 345

(pemeriksaan gula darah, www.indodiabetes.com)

Pemeriksaan glukosa darah lebih akurat dibandingkan dengan

pemeriksaan glukosa urin karena pemeriksaannya bersifat langsung

(Soewondo dalam Soegono, 2007). Tujuan pemeriksaan glukosa darah

untuk mendeteksi keadaan hipoglikemik atau hiperglikemik.

7. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Tujuan utama pengelolaan atau penatalaksanaan Diabetes Melitus

adalah pengendalian kadar glukosa darah dengan harapan timbulnya

komplikasi dapat dicegah atau diperlambat (Waspadji, 2003). Empat pilar

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

utama dalam pengelolaan diabetes mellitus menurut Konsensus Nasional

1998 (PERKENI, 1998) adalah: perencanaan makan, latihan jasmani,

penyuluhan, dan obat berkhasiat hipoglikemik.

a. Perencanaan makan

Prinsip perencanan makan adalah melakukan pengaturan pola

makan yang didasarkan pada status gizi Diabetes Melitus dan

melakukan modifikasi diet dengan memperhatikan gaya hidup, pola

kebiasaan makan, status ekonomi dan lingkungan. Diabetesi harus dapat

melakukan perubahan pola makan secara konsisten. Salah satu manfaat

pengaturan makan adalah untuk meningkatkan sensitifitas reseptor

insulin sehingga akhirnya dapat menurunkan kadar glukosa darah,

(Soebardi & Yunir dalam Sudoyo, 2006).

b. Latihan jasmani

Latihan jasmani dianjurkan untuk dilakukan secara teratur (3-5 kali

seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE

(continous, rhythmical, interval, progressive, endurancetraining).

Latihan jasmani yang teratur menyebabkan kontraksi otot meningkat

dan resistensi insulin berkurang (Ilyasa dalam Soegondo, 2007), Pasien

dengan kadar glukosa darah >250 mg/dL, tidak dianjurkan untuk latihan

jasmani karena akan meningkatkan kadar glukosa darah dan benda

keton, (Soebardi & Yunir dalam Sudoyo,2006).

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Tahap-tahap dalam melakukan latihan jasmani:

1). Peregangan (stretching)

Dilakukan peregangan pada semua otot tubuh selama lebih kurang

5 menit, untuk mencegah cedera otot.

2). Pemanasan (warming up)

Dilakukan dalam gerakan lambat selama 5-10 menit, sehingga

kecepatan jantung meningkat secara bertahap.

3). Latihan inti dengan kecepatan penuh (full speed)

Dilakukan dengan irama lebih cepat selama 20-30 menit, bertujuan

untuk meningkatkan kerja jantungdan paru-paru.

4). Pendinginan (cooling down)

Dilakukan dalam tempo lambat selama 5-10 menit, untuk

mencegah nyeri atau cedera.

c. Penyuluhan (edukasi diabetes)

Bila dilihat dari empat pilar pengelolaan Diabetes Melitus,

tingkat kepatuhan diabetesi dalam mengatur perencanaan makan,

pengobatan dan latihan jasmani, intinya adalah bagaimana diabetesi

memahami, menyadari, dan dapat mengendalikan kondisi

penyakitnya sehingga dapat hidup lebih berkualitas. Untuk mengatasi

hal tersebut, sangatlah penting seorang edukator dalam pengelolaan

Diabetes Melitus. Pada intinya seorang edukator memberikan

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

penyuluhan dengan tujuan dapat meningkatkan pengetahuan,

mengubah sikap, mengubah perilaku, meningkatkan kepatuhan dan

meningkatkan kualitas hidup klien diabetes melitus (Soewondo P,

2002).

d. Obat berkhasiat hipoglikemik

Pada dasarnya pengelolaan Diabetes Melitus tanpa

dekompensasi metabolik dimulai dengan pengaturan makan, disertai

dengan kegiatan jasmani yang cukup selama beberapa waktu. Bila

setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar

sasaran metabolik yang diinginkan, pasien diberikan obat hipoglikemi

oral (OHO) atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi (PERKENI,

1998). Obat anti hipoglikemi umumnya hanya digunakan untuk

mengobati beberapa individu dengan Diabetes Melitus tipe-2. Obat-

obatan ini menstimulasi pelepasan insulin dari sel beta pankreas atau

pengambilan glukosa oleh jaringan perifer (Soewondo P, 2002).

B. Pengendalian Kadar Glukosa Darah

Pengendalian kadar gula darah yang baik dan optimal diperlukan untuk

dapat mencegah terjadinya komplikasi kronik. Untuk menyatakan kadar

glukosa darah yang terkontol, tidak hanya tergantung pada hilangnya gejala

Diabetes Melitus saja, tetapi harus dengan pemeriksaan kadar glukosa darah.

Diabetes melitus yang terkendali baik, tidak hanya kadar glukosa darahnya

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

saja yang baik, tetapi meliputi pula status gizi, tekanan darah, kadar lipid

maupun HbA1C (Soewondo, 2002).

1. Kadar Glukosa Darah

Kadar glukosa darah adalah jumlah atau konsentrasi glukosa yang

terdapat dalam darah (Soeryodibroto, 1998). Kadar glukosa darah pada

orang normal berlangsung konstan, karena pengaturan karbohidrat yang

baik

Pengaturan kadar glukosa darah diatur oleh keseimbangan hormon

yang menaikan glukosa darah oleh hormon glukagon, hormon epinefrin,

hormon glukokortikoid, dan hormon pertumbuhan. Peningkatan

konsentrasi kadar glukosa darah dalam sirkulasi mengakibatkan

peningkatan sekresi insulin dan pengurangan glukagon. Sebaliknya

penurunan glukosa darah mengakibatkan penurunan sekresi insulin dan

peningkatan glukagon (Soeryodibroto, 1998).

Untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal

dapat dilakukan oleh tubuh dengan mempertahankan homeostatis dalam

tubuh melalui 2 cara yaitu, bila glukosa darah terlalu rendah, maka glukosa

akan disuplai dari hati dengan jalan memecah glikogen hati, sebaliknya

bila glukosa darah terlalu tinggi maka glukosa tersebut akan dibawa ke

hati dan dirubah menjadi glikogen atau masuk ke otot dirubah menjadi

glukogen otot (Suyono, 1995; dalam Mira Musaira, 2003).

Pasien Diabetes Melitus harus berusaha menjaga kadar glukosa

darah dalam batas normal, dan untuk melakukan hal ini mereka perlu

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

menjaga keseimbangan diantara jumlah glukosa yang masuk dan glukosa

yang hilang (Leslie, 1991).

Diabetes Melitus yang tidak terkontrol dengan baik dapat

menimbulkan komplikasi-komplikasi kronik, maka untuk dapat mencegah

komplikasi-komplikasi yang timbul tersebut diperlukan pengendalian

kadar gula darah yang baik. Diabetes Melitus terkendali dapat dilihat dari

glukosa darah, kadar lipid, tekanan darah dan HbA1C seperti tercantum:

Tabel 2.1:

Kriteria Pemantauan Pengendalian Diabetes Melitus

Baik Sedang Buruk

Glukosa darah puasa *

(plasma vena , mg /dL)

80-109

110-125

≥ 126

Glukosa darah 2 jam pp *

(plasma vena , mg /dL)

80-144

145-179

≥ 180

HbA1c < 6,5 6,5 - 8 > 8

Kolesterol total (mg / dL ) < 200 200 - 239 ≥ 240

Kolesterol LDL (mg / dL

)

< 100 100 - 129 ≥ 130

Kolesterol HDL (mg/ dL ) > 45

Trigliserida (mg/ dL ) > 150 150 - 199 ≥ 200

IMT (kg / m2 ) 18,5 – 22,9 23 - 25 > 25

Tekanan darah (mmHg) < 130/ 80 130/ 80 - 140/

90

> 140/ 90

( Yullizar Darwis, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit

Diabetes Melitus ; 2005 )

2. Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Terkendalinya Kadar

Glukosa Darah

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

a. Faktor Internal

1) Penyakit dan Stres

Seseorang yang sedang menderita sakit karena virus atau

bakteri tertentu, merangsang produksi hormone tertentu yang

secara tidak langsung berpengaruh pada kadar gula darah

(Tandra, 2008). Adapun menurut Leslie (1999), kadar gula

darah dipengaruhi oleh stress seseorang (Leslie, 1999 dalam

Iswanto, 2004).

Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non-spesifik

mengharuskan individu untuk berespon atau melakukan

tindakan. Stres muncul ketika ada ketidakcocokan antara

tuntutan yang dihadapi dengan kemampuan yang dimiliki,

(Selye, dalam Potter & Perry, 2005). Diabetesi yang

mengalami stres dapat merubah pola makan, latihan,

penggunaan obat yang biasanya dipatuhi diabetesi dan hal ini

menyebabkan terjadinya hiperglikemia (Smeltzer & Bare,

2002). Hiperglikemia yang terjadi pada keadaan stress ditandai

dengan peningkatan kadar gula darah, yang secara umum

sebanding dengan beratnya stress (Souba dan Wilmore, 1996

dalam Hariani, 2002).

Selain itu, stres memicu terjadinya reaksi biokimia dalam

tubuh melalui 2 jalur, yaitu neural dan neuroendokrin. Reaksi

pertama dari respon stres adalah terjadinya sekresi sistem saraf

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

simpatis yang menyebabkan ujung saraf mengeluarkan

norepinefrin untuk meningkatkan frekuensi jantung.

Peningkatan frekuensi jantung bertujuan untuk memperoleh

perfusi yang baik. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah

meningkat guna sumber energi untuk perfusi (Guyton, 1996;

Smeltzer & Barwe, 2002).

Bila stres menetap, respon stres akan melibatkan

hipotalamus pituitari. Hipotalamus mensekresi corticotropin-

releasing factor, yang menstimulasi pituitari anterior untuk

memproduksi adrenocorticotropic hormone (ACTH).

Kemudian ACTH menstimulasi pituitari antrior untuk

memproduksi glukokortikoid, terutama kortisol. Peningkatan

kortisol akan mempengaruhi peningkatan kadar glukosa darah

(Seltzer & Bare, 2002). Selain itu kortisol juga dapat

menginhibisi ambilan glukosa oleh sel tubuh (Individual

Wellbeing Diagnostic Laboratories, 2008).

2) Obesitas

Obesitas artinya berat badan yang berlebih minimal

sebanyak 20% dari berat badan idaman. Rumus untuk

menentukan berat badan idaman adalah sebagai berikut: (TB

dalan cm - 100) – 10%. Hal ini berarti indeks masa tubuh lebih

dari 25 kg/m2 (Sukarji dalam Soegondo, S., et al., 2007).

Individu dengan Diabetes Melitus tipe-2 diketahui sebanyak

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

80% diantaranya adalah obesitas. Obesitas menyebabkan

reseptor insulin pada target sel di seluruh tubuh kurang sensitif

dan jumlahnya berkurang sehingga insulin dalam darah tidak

dapat dimanfaatkan (Ilyas dalam Soegondo, 2007).

3) Makanan/Asupan makan

Makanan diperlukan sebagai bahan bakar dalam

pembentukan ATP. Selama pencernaan, banyak zat gizi yang

diabsorpsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh sampai

makanan berikutnya. Di dalam makanan yang dikonsumsi,

terkandung karbohidrat, lemak, dan protein (Tandra, 2008).

Kadar gula darah sebagian tercantum pada apa yang dimakan

dan oleh karenanya sewaktu makan diperlukan adanya

keseimbangan diet. Mempertahankaan kadar gula darah agar

mendekati nilai normal dapat dilakukan dengan asupan

makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan (Sukardji,

2002).

Makanan yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang

berbeda pula terhadap kadar gula darah. Faktor-faktor penting

dalam diet karbohidrat terhadap kenaikan kadar gula darah

(Rimbawan,2004) adalah sebagai berikut:

a) Kandungan serat dalam makanan

b) Proses pencernaan

c) Cara pemasakannya

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

d) Ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan

sebagai zat anti nutrient

e) Waktu makan dengan kecepatan lambat atau cepat

f) Pengaruh intoleransi glukosa

g) Pekat atau tidaknya makanan

Pasein Diabetes Melitus memiliki kemampuan tubuh yang

terbatas mengatur metabolisme hidrat arang dan jika toleransi

hidrat arang dilampaui, pasien akan mengalami glikosuria dan

ketonuria yang pada akhirnya dapat menjadi ketoasidosis, maka

pembatasan kandungan hidrat arang dalam diet pasein Diabetes

Melitus harus dilakukan (PERKENI, 1998).

4) Jumlah latihan fisik/ Olahraga yang dilakukan

Manfaat latihan fisik atau olahraga sebagai terapi Diabetes

Melitus telah cukup lama dikenal sebagai salah satu upaya

penanggulangan penyakit DM disamping obat dan diit

(Darmono, 2002). Latihan fisik dapat meningkatkan sensitifitas

jaringan terhadap insulin. Pada Diabetes Melitus tipe-1

peningkatan sensitifitas jaringan terhadap insulin tersebut

dapat mengurangi kebutuhan insulin, sedangkan pada Diabetes

Melitus tipe-2 peningkatan sensitifitas jaringan tersebut sangat

penting dalam regulasi kadar glukosa darah (Ilyas, E.I., 2007).

5) Perawatan baik dengan Tablet maupun dengan Insulin

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Cara kerja obat hipoglikemik oral pada umumnya

merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin atau

mengurangi absorpsi glukosa dalam usus, sehingga dapat

menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Perencanaan makan masih merupakan pengobatan utama,

tetapi bila hal ini bersama latihan jasmani ternyata gagal, maka

diperlukan penambahan obat oral. Obat hipoglikemik oral

diberikan agar Diabetes Melitus dapat terkontrol dengan baik

(Soegondo,1995).

a. Faktor Eksternal

1) Pendidikan

Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran

kepada masyarakat agar mau melakukan tindakan-tindakan

untuk memelihara atau mengatasi masalah-masalah, dan

meningkatkan kesehatannya. Pendidikan mempunyai kaitan

yang tinggi terhadap perilaku pasien untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatannya. Pendidikan bagi pasien Diabetes

Melitus berhubungan dengan perilaku pasien dalam melakukan

pengendalian terhadap kadar glukosa darah agar tetap stabil.

Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini membutuhkan

waktu yang lama, namun hasil yang dicapai bersifat tahan

lama karena didasari oleh kesadaran sendiri (Notoatmodjo,

2005).

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

2) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan penampakan dari hasil “tahu” dan

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia yang

sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2002:

121).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang sebelum orang

mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut sehingga

terjadi suatu proses berurutan (Rogers 1994).

Jadi, pengetahuan merupakan tingkatan terendah dalam

domain kognitif. Pengetahuan merupakan hasil dari tingkah

laku, hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan

pada suatu objek tertentu (Noto Atmojo, 1993). Pasien

Diabetes Melitus akan mampu melakukan pengendalian kadar

glukosa darah dengan baik jika didasari dengan pengetahuan

mengenai penyakit Diabetes Melitus, baik tanda dan gejala

maupun penanganannya.

3) Kedekataan dan Keterpaparan terhadap Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi

perantara dalam menyampaikan informasi. Mempengaruhi

kemampuan, semakin banyak sumber informasi yang diperoleh

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki

(Notoadmodjo, 2003).

Salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang

dalam meningkatkan kwalitas kesehatannya adalah

terjangkaunya informasi yaitu tersedianya informasi-informasi

terkair dengan tindakan yangn akan diambil oleh seseorang.

Pada pasien Diabetes Melitus, dengan adanya kemudahan

untuk memperoleh informasi mengenai pengendalian kadar

gula darah dapat memfasilitasi terjadinya tindakan untuk

melakukaan pengendalian kadar gula darah mereka.

C. Penelitian Terkait

Penelitian yang terkait adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurniatin

Yuniatun (FKM UI, 2003) dalam Faktor-faktor yang berhubungan dengan

pengendalian kadar gula darah puasa pasien lama Diabetes Melitus lanjut usia

di Poliklinik Diabetes Melitus RSCM. Penelitian ini dilakukan pada 100 orang

responden, dan dari hasil penelitian ini didapat bahwa: berdasarkan hasil

analisis diketahui bahwa aktivitas fisik mempunyai peranan terhadap kadar

glukosa darah dan pengendaliannya. Hal ini terlihat dalam uji bivariat dengan

uji t – Independent bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata nilai

aktivitas fisik antara pasien dengan kadar glukosa darah yang terkontrol dan

yang tidak terkontrol (P=0,000), sehingga Ho ditolak. Dimana nilai aktivitas

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

untuk pasien dengan kadar glukosa darah yang terkontrol mempunyai nilai

lebih besar.

Penelitian lain yang berhubungan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Mira Musaira (FKM UI, 2003) dalam “Gambaran epidemiologi Diabetes

Melitus dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah pada

pasien Diabetes Melitus anggota klub persadia Rumah Sakit Islam Jakarta

Timur”. Penelitian ini dilakukan pada 90 responden, dari hasil uji statistik

diperoleh nilai P= 0,005 dan PR= 2,86 maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara variabel pengetahuan dengan kadar gula darah pasien

Diabetes Melitus. Pasien Diabetes Melitus yang pengetahuannya kurang

mempunyai peluang 2,86 ditemukan dengan kadar gula darah tinggi dibanding

dengan pasien Diabetes Melitus yang pengetahuan baik. Hasil analisis

hubungan antara pengetahuan dengan kadar gula darah diperoleh bahwa

sebanyak 21 dari 40 (52,5%) pasien Diabetes Melitus yang pengetahuannya

kurang dengan kadar gula darah tinggi, sedangkan 11 dari 50 pasien yang

pengetahuannya baik dan kadar gula darah tinggi.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

D. Kerangka Teori

Skema 2.1 Kerangka teori

(Berdasarkan teori Notoatmodjo, 2003 dan PERKENI, 1998)

Faktor-faktor yang berhubungan

dengan terkendalinya kadar

glukosa darah:

• Pendidikan

• Pekerjaan

• Pengetahuan

• Kedekatan dan keterpaparan

terhadap sumber informasi

• Asupan makan

• Jumlah latihan/aktivitas fisik

• Asupan obat

• Penyakit atau Stress

Terkendalinya kadar

gula darah

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka konsep

Varibel Independen

Variabel Dependen

Skema 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan

terkendalinya kadar

gula darah

Pendidikan

Kedekatan dan keterpaparan

terhadap sumber

informasi

Kebiasaan makan

Aktivitas fisik

Asupan obat

Komplikasi Penyakit

lain

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Kerangka konsep pada penelitian ini akan menghubungkan antara variabel

dependen dan variabel independen yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus yang meliputi faktor

pengetahuan, pendidikan, kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber informasi

(misalnya memiliki keluarga dengan latar belakang medis atau memiliki tempat

tinggal yang berdekatan dengan tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas

atau balai kesehatan), kebiasaan makan, aktivitas atau latihan fisik, asupan obat

serta komplikasi dengan penyakit lain. Sedangkan variabel dependen pada

penelitian ini adalah terkendalinya kadar gula darah pasien Diabetes Melitus.

B. Definisi Operasional

Varibel Definisi

Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur

Skala

ukur

Independent

Pengetahuan

Hal-hal yang

diketahui atau dipahami

responden

dalam

mengendalikan

kadar gula

darah.

Menanyakan pd

pasien Diabetes Melitus

mengenai

pengetahuannya

dalam

mengendalikan

kadar gula darah

Kuesioner

C 1-6

0 = kurang

(bila nilai yang didapat ≤

55%)

1 = cukup (bila

nilai yang

didapat 56-

75%)

2 = baik (bila

nilai yang

didapat 76-100%)

(Arikunto,

1998)

Ordinal

Pendidikan Pendidikan

formal terakhir

yang pernah diikuti

responden

Menanyakan

pada pasien

Diabetes Melitus

mengenai tingkat

Kuesioner

A3

0 = tidak

sekolah

1 = SD 2 = SMP

3 = SMA 4 = Perguruan

Ordinal

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

pendidikan

mereka

Tinggi

Kedekatan dan

keterpaparan terhadap

sumber

informasi.

Responden memiliki akses

yang mudah dan cepat untuk

mendapatkan

Informasi

kesehatan

(terutama untuk

mengendalikan

kadar gula

darah pada

pasien DM )

yang akurat.

Menanyakan pada pasien

Diabetes Melitus

mengenai

kedekatan dan

keterpaparan

mereka

terhadap

sumber

informasi

kesehatan.

Kuesioner C 1-5

0 = tidak mudah (jika

skor yang diperoleh <

nilai median)

1 = mudah

(jika skor yang

diperoleh ≥

nilai median)

Ordinal

Aktivitas

fisik/latihan jasmani

Jumlah, lama

dan jenis aktivitas atau

kegiatan fisik

yang dilakukan

oleh responden

Menanyakan

kepada responden

jumlah, lama

dan jenis

aktivitas atau

kegiatan fisik

yang dilakukan

oleh responden.

Kuesioner

D 1-5

0 = tidak sesuai

anjuran (jika skor yang

diperoleh < nilai

median)

1 = sesuai

anjuran (jika

skor yang

diperoleh ≥ nilai

median)

Ordinal

Asupan obat Asupan obat

tablet atau

insulin yang

dikonsumsi oleh

responden dalam

upaya

mengendalikan

kadar glukosa darah

Menanyakan

kepada

responden

mengenai obat

tablet atau

insulin yang

mereka

konsumsi

Kuesioner

E 1-4

0 = tidak

sesuai

instruksi (jika

skor yang

diperoleh <

nilai median)

1 = sesuai

instruksi (jika skor yang

diperoleh ≥ nilai median)

Ordinal

Asupan/ kebiasaan

makan

Asupan nutrisi yang

dikonsumsi oleh seseorang

sesuai dengan batasan/anjuran

diet DM

Menanyakan pada pasien

Diabetes Melitus

mengenai makanan yang

dikonsumsi atau mengenai

diet mereka

Kuesioner F 1-5

0 = tidak sesuai anjuran

(jika skor yang diperoleh <

nilai median) 1 = sesuai

anjuran (jika skor yang

diperoleh ≥

Ordinal

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

nilai median)

Komplikasi

penyakit lain

Penyakit lain

yang diderita responden

selain diabetes melitus

Dilihat dari

medical record pasien

Kuesioner

B-1

0 = jika ada

komplikasi penyakit lain

1 = jika tidak komplikasi

dengan

penyakit lain

Ordinal

Dependent

Terkendalinya

kadar gula darah

Kondisi

dimana kadar gula darah

responden

dapat

terkendali/

terkontrol

dengan melihat

hasil

pemeriksaan

HbA1C pada

rekam medis

pasien/

responden.

Dilihat dari

medical record pasien

Kuesioner

B-2

0 = tidak

terkontrol (jika nilai HbA1C <

6,5 dan > 8)

1 = terkontrol

(jika nilai

HbA1C 6,5-8)

Ordinal

C. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan terkendalinya kadar gula darah

pada pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

(RSUPF) tahun 2009.

2. Ada hubungan antara pendidikan dengan terkendalinya kadar gula darah

pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUPF)

tahun 2009.

3. Ada hubungan antara kedekatan dan keterpaparaan terhadap sumber informasi

kesehatan dengan terkendalinya kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUPF) tahun 2009.

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

4. Ada hubungan antara jumlah aktivitas fisik dengan terkendalinya kadar gula

darah pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

(RSUPF) tahun 2009.

5. Ada hubungan antara asupan obat dengan terkendalinya kadar gula darah

pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUPF)

tahun 2009.

6. Ada hubungan antara asupan makan dengan terkendalinya kadar gula darah

pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUPF)

tahun 2009.

7. Ada hubungan antara komplikasi penyakit lain dengan terkendalinya kadar

gula darah pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

(RSUPF) tahun 2009.

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan

untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa

kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian ( Burn &

Grove,1991; Notoatmodjo, 2007). Penelitian ini menggunakan desain studi

cross sectional untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Studi cross sectional mencakup semua jenis penelitian yang

pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat.

Tidak ada follow-up pada studi ini ( Setiadi, 2007).

Alasan digunakan desain studi ini karena kelebihan yang dimilikinya,

diantaranya:

1. Keuntungan yang utama dari desain cross sectional adalah

memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya

mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup memadai

2. Desain ini relative mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh

3. Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus banyak variabel

4. Tidak terancam loss to follow-up (drop out)

5. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih

konklusif.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

B. Variabel Penelitian

Menurut Setiadi (2007), variabel penelitian adalah karakteristik yang

diamati yang mempunyai variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari

suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya.

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus di RSUP

Fatmawati tahun 2009.

C. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Instalasi rawat jalan, Poliklinik penyakit

dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati karena memiliki sarana

dan prasarana yang cukup lengkap, pasien diabetes melitus yang berobat di

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dilakukan pemeriksaan HbA1C, pasien

Diabetes Melitus tiap tahun semakin meningkat dengan masalah

pengendalian kadar gula yang masih tinggi, serta mudah untuk mendapatkan

responden yang akan diteliti. Waktu penelitian dan pengumpulan data

dilaksanakan pada bulan November tahun 2009.

D. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Noto

Atmojo, 1993:75; Setiadi, 2007). Sedangkan menurut Aziz (2008), populasi

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

adalah seluruh subyek atau obyek dengan karakteristik tertentu yang akan

diteliti.

Populasi atau subyek penelitian yang diambil pada penelitian ini

adalah semua pasien Diabetes Melitus yang melakukan pemeriksaan atau

pengobatan di ruang Poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat

(RSUP) Fatmawati tahun 2009.

E. Sampel dan teknik pengambilan sampel

1. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1993:75;

Setiadi, 2007). Sedangkan menurut Aziz Alimul Hidayat (2008) sampel

penelitian adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria

inklusi dan eksklusi

a. Kriteria Inklusi:

1) Kesadaran baik

2) Pasien Diabetes Melitus yang sedang menjalani pengobatan rawat

jalan di Poliklinik penyakit dalam RSUP Fatmawati.

3) Pasien Diabetes Melitus yang dilakukan pemeriksaan HbA1C

4) Bersedia untuk dijadikan responden atau sampel penelitian

b. Kriteria Eksklusi:

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

1) Pasien Diabetes Melitus yang tidak bersedia menjadi responden

atau menolak berpartisipasi

2) Pasien Diabetes Melitus yang tidak melakukan pemeriksaan

HbA1C

3) Tidak mampu mendengar dan berkomunikasi verbal / non verbal

dengan baik.

Pada penelitian ini jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Uji

hipotesis beda proporsi:

n = ( ) ( ) ( )

( )

2

21

221111 11122/

Ρ−Ρ

Ρ−Ρ+Ρ−Ρ−+Ρ−Ρ− βZaZ

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z1.α/2 = derajat kepercayaan (95%) = 1,96

ά (derajat kemaknaan) = 5%

Z1-β = (kekuatan uji 80%) = 0,84

P1 = Proporsi distribusi kadar gula darah puasa tinggi pada pasien DM

yang tidak patuh terhadap diet yang dianjurkan, berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Iswanto (2004).

P2 = P1-20 % (Proporsi distribusi kadar gula darah puasa tinggi pada

pasien DM yang tidak patuh terhadap diet yang dianjurkan,

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iswanto, 2004 dengan

perbedaan selisih 20% dari proporsi awal.

P = (P1+ P2)/2

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Pembahasan:

n = ( ) ( ) ( )

( )

2

21

221111 11122/

Ρ−Ρ

Ρ−Ρ+Ρ−Ρ−+Ρ−Ρ− βZaZ

= 1,96√2.0,78 (1-0,78)+0,84√ 0,87(1-0,87)+0,67(1-0,67) (0,87-0,67)

= 68 Orang

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas,

maka besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 68 orang, namun untuk mengurangi terjadinya

kesalahan/kekurangan dalam pengambilan data seperti: ketidak

lengkapan pengembalian atau pengisian kuesioner oleh responden maka

ditambah cadangan 10% dari besar sampel tersebut.

Cadangan 10% dari sampel: = 10% .68

= 7 orang

Jadi total jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian ini setelah

ditambah cadangan 10% adalah 68+ 7 = 75 orang

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan probability

sampling yaitu teknik yang memberikan kesempatan yang sama bagi

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, dengan teknik

consecutive sampling (berurutan) yakni pemilihan sampel dengan

menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukan dalam

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

sampel penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah sampel

yang diperlukan terpenuhi.

Sampel yang diambil atau digunakan pada penelitian ini didasarkan

pada kriteria inklusi, yaitu karakteristik umum subyek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti.

F. Etika Penelitian

Sebelum mekakukan penelitian, Peneliti mendapat izin atau

persetujuan dari institusi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati untuk

melakukan penelitian, khususnya dari pasien Diabetes Melitus yang

melakukan pemeriksaan atau pengobatan di Poliklinik penyakit dalam RSUP

Fatmawati. Setelah peneliti mendapatkan persetujuan, baik dari institusi

Rumah Sakit maupun dari responden, maka peneliti dapat melakukan

penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden

yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul

penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat

mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden menolak, maka

peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Untuk menjaga kerahasian identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden, lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitan.

G. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan dengan menggunakan

kuesioner terstruktur yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan,

pendidikan, perilaku, kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber

informasi, aktivitas/latihan fisik, asupan obat, serta asupan makan, sedangkan

data sekunder dilihat dari rekam medis pasien untuk mengetahui adanya

komplikasi penyakit lain dan untuk mengetahui kadar gula darah pasien/nilai

HbA1C (dari hasil pemeriksaan laboratorium). Pengumpulan data dilakukan

oleh peneliti dan dibantu oleh rekan/kerabat peneliti.

H. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data harus diolah terlebih dahulu dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang

diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

dalam pengujian hipotesis. Dalam proses pengolahan data terdapat beberapa

langkah yang harus ditempuh, diantaraanya:

1. Editing

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diperoleh atau

dikumpulkan. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini

dilakukan terhadap:

a. Kelengkapan jawaban

b. Keterbacaan tulisan

c. Relevansi jawaban

2. Coding (pengkodean)

Coding adalah memberikan tanda atau kode-kode tertentu pada kuesioner

untuk memudahkan pengolahan selanjutnya.

3. Scoring

Scoring adalah memberikan nilai pada setiap pertanyaan untuk

menentukan nilai keseluruhan hasil jawaban responden.

4. Entry

Entry adalah memasukan data atau menyimpan data dengan bantuan

program komputer

5. Cleaning

Cleaning adalah pemeriksaan data kembali yang telah di entry, untuk

memastikan bahwa data telah bersih.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

6. Sorting

Sorting adalah mensorting dengan memilih atau mengelompokan data

menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).

I. Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengolahan data serta menyusun hasil

penelitian yang akan dilaporkan. Analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan pada dua atau

lebih variabel yang hanya memiliki satu variabel terikat (Setiadi, 2007).

Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan

proporsi dari faktor pengetahuan, pendidikan, perilaku, kedekatan dan

keterpaparan terhadap sumber informasi, aktivitas fisik, asupan obat,

asupan makan, serta komplikasi penyakit lain.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara

variabel penelitian. Uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi

Square, untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan,

pendidikan, perilaku, kedekataan dan keterpaparan terhadap sumber

informasi, aktivitas/latihan fisik, asupan obat, maupun asupan makan,

serta komplikasi penyakit lain dengan terkendalinya kadar gula darah

pada pasien Diabetes Melitus. Untuk melihat kemaknaan hubungan

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

variabel tersebut secara statistik, digunakan derajat kepercayaan 95% (ά=

0,05). Apabila nilai p ≤ 0,05 maka hasilnya bermakna secara statistik atau

terdapat hubungan (Ho ditolak dan Ha diterima), sedangkan bila nilai p >

0,05 maka hasilnya tidak bermakna secara statistik atau tidak terdapat

hubungan (Ho diterima dan Ha ditolak).

Kekuatan hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen dilihat dari nilai odd rasio (OR) yaitu AD/BC. Bila nilai

OR=1 artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dan

dependen. Jika nilai OR < 1 artinya variabel independen memperkecil

risiko tidak terkendalinya kadar gula darah pada pasien DM, dan jika

nilai OR > 1 artinya variabel independen peluang terkendalinya kadar

gula darah pada pasien DM.

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran lokasi penelitian dan sample

Pada bab ini menjelaskan hasil penelitian tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi pengendalian kadar gula darah pada pasien Diabetes

Melitus di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)

Fatmawati pada bulan November tahun 2009. Penelitian ini dilakukan

dalam kurun waktu 3 minggu. Lokasi pengambilan sampel dalam

penelitian ini dilakukan pada ruang poliklinik penyakit dalam, Instalasi

rawat jalan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati. Jumlah pasien

yang kontrol atau melakukan pengobatan di Poliklinik penyakit dalam,

Instalasi rawat jalan pada bulan November tahun 2009 adalah sejumlah

500 orang. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengambilan

sampel adalah teknik consecutive sampling (berurutan) dan jumlah sampel

yang dijadikan sebagai responden berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan uji hipotesis beda proporsi sebanyak 75 orang.

Sebelum dilakukannya penelitian ini, peneliti terlebih dahulu

melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner di Rumah Sakit yang

karakteristik respondennya sama dengan karakteristik responden pada

tempat penelitian yakni di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Tangerang. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini dilakukan pada

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

bulan Oktober tahun 2009, dengan jumlah sampel yang digunakan adalah

sebesar 10% dari jumlah sampel yang digunakan pada penelitian yakni

sebanyak 10 orang. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas ini menunjukan

ada beberapa pertanyaan yang tidak valid dan tidak reliabel, yaitu pada

variabel asupan obat, asupan makan sehingga konteks pertanyaan tersebut

diubah/dimodifikasi.

B. Analisa Univariat

1. Pengendalian kadar gula darah

Pengendalian kadar gula darah yang didefinisikan sebagai kondisi

dimana kadar gula darah klien atau pasien Diabetes Melitus dapat

terkontrol, yang dilihat atau diukur melalui hasil observasi nilai

HbA1C pada hasil uji laboratorium dalam rekam medis (medical

record) pasien di ruang Poliklinik penyakit dalam instalasi rawat jalan.

Kemudian dikelompokkan menjadi dua kategorik yakni

terkendali/terkontrol dan tidak terkendali/tidak terkontrol. Berdasarkan

hasil analisis data didapatkan bahwa, pengendalian kadar gula darah

pada pasien Diabetes Melitus adalah: pasien yang kadar gula darahnya

terkontrol sebanyak 54 orang (72,0%) dan pasien diabetes yang kadar

gula darahnya tidak terkontrol sebanyak 21 orang (28,0%)

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan terkendalinya kadar gula

darah pada pasien diabetes melitus di ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Variabel Kategorik Jumlah Persentase (%)

terkendalinya

kadar gula darah

Terkontrol

Tidak terkontrol

54 0rang

21 orang

72,0

28,0

Total 75 orang 100%

2. Pengetahuan

Pengetahuan pasien Diabetes Melitus terkait dengan terkendalinya

kadar gula darah, diukur dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan mengenai sifat penyakit diabetes, tanda dan

gejala umum yang sering dirasakan, komplikasi dari penyakit diabetes,

serta penatalaksanaan diabetes melitus.

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa pengetahuan

pasien dikelompokkan/dikategorikan menjadi 3 yakni: pasien dengan

pengetahuan kurang (bila skor yang didapat < 56%) berjumlah 0 orang

(0%), pasien dengan pengetahuan cukup (bila skor yang didapat antara

56%-75%) berjumlah 1 orang (1,3%), dan pasien dengan pengetahuan

baik (bila skor yang didapat antara 76%-100%) berjumlah 74 orang

(98,7%).

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan pasien diabetes

melitus dengan terkendalinya kadar gula darah

di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Pengetahuan

pasien

Kurang

Cukup

Baik

0 orang

1 orang

74 orang

0

1,3

98,7

Total 75 orang 100%

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden dengan

pendidikan sekolah dasar (SD) berjumlah 10 orang (13,3%), pasien

dengan pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) berjumlah 12

orang (16,0%), pasien dengan pendidikan sekolah menengah keatas

(SMA) berjumlah 18 orang (24%), dan pasien dengan pendidikan

perguruan tinggi berjumlah 35 orang (46.7%).

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan pasien diabetes

melitus dengan terkendalinya kadar gula darah

di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun

2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Pendidikan

pasien

SD SMP

SMA Perguruan tinggi

10 12

18 35

13,3 16,0

24,0 46,7

Total 75 orang 100%

4. Kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber informasi

Kedekatan dan keterpapapran terhadap sumber informasi yang

didefinisikan sebagai kemudahan dan kecepatan untuk mengakses dan

mendapatkan informasi kesehatan (terutama untuk mengendalikan

kadar gula darah pada pasien DM) yang akurat, yang diukur dengan

menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai:

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

seberapa sering pasien memeriksakan kondisi kesehatan di Rumah

Sakit, seberapa sering pasien berkonsultasi dengan tim medis terkait

penyakitnya, pasien pernah mendapatkan penyuluhan/informasi

mengenai penyakit DM, jarak tempat tinggal pasien dengan rumah

sakit dan apakah pasien memiliki keluarga/saudara sebagai petugas

kesehatan. Hasil ukurnya dikelompokkan menjadi dua kategorik yakni

mudah dan tidak mudah.

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa, pasien yang

mudah dalam mengakses atau mendapatkan informasi sejumlah 29

orang (38,7%) dan pasien yang tidak mudah dalam mengakses atau

memperoleh informasi kesehatan berjumlah 46 orang (61,3%).

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kedekatan dan keterpaparan

terhadap sumber informasi pada pasien diabetes melitus dengan terkendalinya kadar gula darah di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Kedekatan dan keterpaparan

pasien terhadap sumber informasi

Mudah

Tidak mudah

29 orang

46 orang

61,3

38,7

Total 75 orang 100%

5. Kebiasaan/asupan makan

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa pasien Diabetes

Melitus dengan kebiasaan makan yang sesuai dengan anjuran diet DM

sejumlah 24 orang (32,0%), sedangkan pasien Diabetes Melitus

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

dengan kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan anjuran diet

diabetes sejumlah 51 Orang (68,0%).

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan/asupan makan

pasien diabetes melitus dengan terkendalinya kadar gula darah di

Ruang Poliklinik penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

Varibel

Kategori Jumlah Persentase

(%)

Kebiasaan/asupan

makan pasien

Sesuai anjuran diet

DM

Tdk sesuai anjuran

diet DM

24 orang

51 orang

32,0

68,0

Total 75 orang 100%

6. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik pada pasien Diabetes Melitus dalam mengendalikan

kadar gula darah, diukur dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan mengenai tujuan olahraga/aktivitas fisik bagi

pasien diabetes, intensitas dan frekuensi olahraga/aktivitas fisik, serta

jenis olahraga/aktivitas fisik yang dilakukan oleh pasien. Berdasarkan

hasil analisis data didapatkan bahwa, pasien dengan aktivitas fisik

yang sesuai anjuran sejumlah 30 orang (40,0%) dan pasien dengan

aktivitas fisik yang tidak sesuai anjuran sejumlah 45 orang (60,0%).

Tabel 5.6

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Distribusi frekuensi responden berdasarkan aktivitas fisik pasien diabetes

melitus dengan terkendalinya kadar gula darah

di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Aktivitas

fisik

pasien

Sesuai anjuran

Tdk sesuai

anjuran

30 orang

45 orang

40,0

60,0

Total 75 orang 100%

7. Asupan obat

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa sebagian besar

pasien Diabetes Melitus dalam mengendalikan kadar gula darahnya

mengkonsumsi obat tidak sesuai instruksi dokter/tim medis sebanyak

40 orang (53,3%) sementara pasien yang mengkonsumsi obat sesuai

instruksi dokter/tim medis sebanyak 35 orang (46,7%).

Tabel 5.7

Distribusi frekuensi responden berdasarkan asupan obat pasien diabetes melitus dengan terkendalinya kadar gula darah

di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

Varibel

Kategori Jumlah Persentase (%)

Asupan

obat

pasien

Sesuai instruksi

Tdk sesuai instruksi

35 orang

40 orang

46,7

53,3

Total 75 orang 100%

8. Komplikasi Penyakit lain

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa sebagian besar

pasien Diabetes Melitus yang mengalami komplikasi penyakit lain

sebanyak 9 orang (12,0%), sementara pasien Diabetes Melitus yang

tidak mengalami komplikasi penyakit lain sebanyak 66 orang (88,0%).

Tabel 5.8

Distribusi frekuensi responden dengan komplikasi penyakit lain

pada pasien diabetes melitus dengan terkendalinya kadar gula darah

di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

Varibel

Kategori Jumlah Persentase (%)

Komplikasi

penyakit

lain

Dengan komplikasi

Tdk dengan komplikasi

9 orang

66 orang

12,0

88,0

Total 75 orang 100%

C. Analisa Bavariat

1. Hubungan antara pengetahuan dengan terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus diperoleh bahwa, dari

75 pasien Diabetes Melitus, hampir sebagian besar memiliki

pengetahuan baik. Lima puluh empat (54) atau 73,0% dari 74 pasien

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Diabetes Melitus yang memiliki pengetahuan baik, kadar gula darahnya

terkendali dan sebanyak 0 (0%) dari 1 pasien Diabetes Melitus yang

pengetahuannya cukup, kadar gula darahnya terkontrol.

Hasil uji statistik antara pengetahuan dan pengendalian kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus didapatkan P value > 0,05 yaitu

0,622 maka dapat disimpulkan secara statistik bahwa, belum cukup

bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara pengetahuanan

dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.8:

Tabel 5.8

Hubungan antara pengetahuan dengan terkendalinya kadar gula darah

pada pasien diabetes melitus di Ruang poliklinik Penyakit Dalam RSUP

Fatmawati Jakarta tahun 2009

TERKENDALINYA

KADAR GULA DARAH

terkendali Tidak

terkendali

total Pengetahuan

pasien

n % n % n %

OR

(95%CI)

P

value

Cukup

Baik

-

54

-

73,0

1

20

100

27,0

1

74

100

100

Jumlah 54 72,0 21 28,0 75 100

2,571

0,622

2. Hubungan antara pendidikan dengan terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus

Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus diperoleh bahwa ada

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

sebanyak 3 dari 10 (30,0%) pasien Diabetes Melitus yang

pendidikannya sekolah dasar (SD) kadar gula darahnya tidak terkontrol,

2 dari 12 (16,7%) pasien Diabetes Melitus yang pendidikannya sekolah

menengah pertama (SMP) kadar gula daranya tidak terkontrol, dan ada

sebanyak 5 dari 18 (27,8%) pasien Diabetes Melitus yang

pendidikannya sekolah menengah atas (SMA) kadar gula darahnya

tidak terkontrol, Sedangkan diantara pasien yang pendidikannya

perguruan tinggi (PT) ada 11 dari 35 (31,4%) pasien Diabetes Melitus

yang kadar gula darahnya tidak terkontrol.

Hasil uji statistik antara pendidikan dan terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus didapatkan P value > 0,05 yaitu

0,612 maka dapat disimpulkan secara statistik bahwa, belum cukup

bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara pendidikan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Tabel 5.9

Hubungan antara pendidikan dengan terkendalinya kadar gula darah

pada pasien diabetes melitus di Ruang poliklinik Penyakit Dalam RSUP

Fatmawati Jakarta tahun 2009

Terkendalinya Kadar

Gula Darah

terkendali Tidak

terkendali

Total OR

(95%CI) Pendidikan

pasien

n % n % n % Exp

(B) Lower-upper

P

Value

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

SD

SMP

SMA

Perguruan

Tinggi

7

10

13

24

70,0

83,3

72,2

68,6

3

2

5

11

30,0

9,5

27,8

31,4

10

12

18

35

100

100

100

100

Jumlah 54 72,0 21 28,0 75 100

2,143

1,114

0,935

0,281-16,369

0,203-6,105

0,203-4,315

0,612

3. Hubungan antara kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber

informasi dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien

Diabetes Melitus

Hasil analisis hubungan antara kedekatan dan keterpaparan

terhadap sumber informasi dengan terkendalinya kadar gula darah

pada pasien Diabetes Melitus diperoleh bahwa ada sebanyak 14 dari 46

(30,4%) pasien Diabetes Melitus yang tidak mudah dalam memperoleh

informasi, kadar gula darahnya tidak terkontrol. Sedangkan dintara

pasien Diabetes Melitus yang mudah dalam memperoleh informasi ada

7 dari 29 (24,1) yang kadar gula darahnya tidak terkontrol.

Berdasarkan hasil uji statistik antara kedekatan dan keterpaparan

terhadap sumber informasi dengan terkendalinya kadar gula darah

pada pasien Diabetes Melitus didapatkan nilai P value > 0,05 yaitu

0,743 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik belum cukup

bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara kedekatan dan

keterpaparan terhadap sumber informasi dengan terkendalinya kadar

gula darah pada pasien Diabetes Melitus

Tabel 5.10

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Hubungan antara kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber

informasi dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien diabetes

melitus di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta

tahun 2009

TERKENDALINYA KADAR GULA

DARAH

terkendali Tidak

terkendali

total

Kedekatan&

Keterpapa- ran

terhadap sumber

informasi n % n % N %

OR

(95%CI)

P

value

Mudah

Tidak

mudah

22

32

75,9

69,6

7

14

24,1

30,4

29

46

100

100

Jumlah 54 72,0 21 28,0 75 100

1,375

0,478-

3,958 0,743

4. Hubungan antara asupan/kebiasaan makan dengan terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus

Hasil analisis hubungan antara asupan/kebiasaan makan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus diperoleh

bahwa ada sebanyak 15 dari 51 (29,4%) pasien Diabetes Melitus yang

mengkonsumsi makanan tidak sesuai dengan anjuran diet DM, kadar

gula darahnya tidak terkontrol. Sedangkan 6 dari 24 (25,0) pasien

Diabetes Melitus yang mengkonsumsi makanan sesuai dengan anjuran

diet DM, kadar gula darahnya tidak terkontrol.

Berdasarkn hasil uji statistik didapatkan nilai P value > 0,05 yaitu

sebesar 0,903 maka dapat disimpulkan bahwa, belum cukup bukti untuk

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

menyatakan adanya hubungan antara asupan/kebiasaan makan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Tabel 5.11

Hubungan antara asupan/kebiasaan makan dengan terkendalinya kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

TERKENDALINYA

KADAR GULA DARAH

terkendali Tidak

terkendali

total Asupan/ke

biasaan

makan

pasien n % n % n %

OR

(95%CI)

P

value

Sesuai

anjuran

Tidak

sesuai

anjuran

18

36

75,0

70,6

6

15

25,0

29,4

24

51

100

100

Jumlah 54 72,0 21 28,0 75 100

0,647

0,234-

1,793

0,903

5. Hubungan antara aktivitas fisik dengan terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus

Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus diperoleh bahwa ada

sebanyak 10 dari 30 (33,3%) pasien Diabetes Melitus yang melakukan

aktivitas fisik sesuai anjuran, kadar gula darahnya tinggi. Sementara

terdapat 11 dari 45 (24,4%) pasien Diabetes Melitus yang tidak

melakukan aktivitas fisik sesuai anjuran, kadar gula darahnya tinggi.

Berdasarkn hasil uji statistik didapatkan nilai P value > 0,05 yaitu

sebesar 0,564 maka dapat disimpulkan bahwa, belum cukup bukti untuk

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

menyatakan adanya hubungan antara asupan/kebiasaan makan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Tabel 5.12

Hubungan antara aktivitas fisik/olahraga dengan terkendalinya kadar

gula darah pada pasien diabetes melitus di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

TERKENDALINYA KADAR GULA DARAH

terkendali Tidak

terkendali

total Aktivitas fisik

n % N % n %

OR (95%CI)

P value

Sesuai

anjuran

Tidak

sesuai

anjuran

20

34

66,7

75,6

10

11

33,3

24,4

30

45

100

100

Jumlah 54 72,0 21 28,0 75 100

0,647

0,234-

1,793

0,564

6. Hubungan antara asupan obat dengan terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus

Hasil analisis hubungan antara asupan obat dengan terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus diperoleh bahwa ada

sebanyak 8 dari 35 (22,9%) pasien Diabetes Melitus yang

mengkonsumsi obat sesuai instruksi, kadar gula darahnya tinggi.

Sedangkan ada 13 dari 40 (32,5%) pasien Diabetes Melitus yang tidak

mengkonsumsi obat sesuai instruksi, kadar gula darahnya tinggi.

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai P value > 0,05 yaitu

sebesar 0,503 maka dapat disimpulkan bahwa, belum cukup bukti untuk

menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara asupan obat

dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Tabel 5.13

Hubungan antara asupan obat dengan terkendalinya kadar gula darah

pada pasien diabetes melitus di Ruang Poliklinik Penyakit Dalam

RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

TERKENDALINYA

KADAR GULA DARAH

terkendali Tidak

terkendali

total Asupan

obat

n % n % n %

OR

(95%CI)

P

value

Sesuai

instruksi

Tidak sesuai

instruksi

27

27

77,1

67,5

8

13

22,9

32,5

35

40

100

100

Jumlah 54 72,0 21 28,0 75 100

1,625

0,580-4,550

0,503

7. Hubungan antara komplikasi penyakit lain dengan terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus

Hasil analisis hubungan antara pasien Diabetes Melitus yang

mengalami komplikasi penyakit lain dengan terkendalinya kadar gula

darahnya diperoleh bahwa ada sebanyak 17 dari 66 (25,8%) pasien

Diabetes Melitus yang tanpa komplikasi penyakit lain, kadar gula

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

darahnya tinggi. Sedangkan ada 4 dari 9 (44,4%) pasien Diabetes

Melitus yang dengan komplikasi, kadar gula darahnya tinggi.

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai P value > 0,05 yaitu

sebesar 0,438 maka dapat disimpulkan bahwa, belum cukup bukti untuk

menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara adanya

komplikasi penyakit lain dengan terkendalinya kadar gula darah pada

pasien Diabetes Melitus.

Tabel 5.14

Hubungan antara komplikasi penyakit lain dengan terkendalinya

kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Ruang Poliklinik

Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009

TERKENDALINYA

KADAR GULA DARAH

terkendali Tidak

terkendali

total Asupan

obat

n % n % n %

OR

(95%CI)

P

value

Dengan komplikasi

Tanpa

komplikasi

5

49

55,6

74,2

4

17

44,4

25,8

9

66

100

100

Jumlah 54 28,0 21 72,0 75 100

2,306

0,554-

9,596

0,438

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tesebut yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan desain studi cros sectionat atau desain

potong lintang yang hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik

independen maupun dependen pada waktu yang sama sehingga tidak

bisa melihat adanya hubungan sebab akibat.

2. kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini hanya

menghubungkan variabel-variabel yang diduga berpengaruh dengan

variabel dependen, sehingga masih ada varibel-variabel lain yang ada

didalam kerangka teori yang belum masuk dalam kerangka konsep

yang diduga berhubungan dengan variabel dependen.

3. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang berisi beberapa

pertanyaan yang diajukan untuk mengukur beberapa variabel

penelitian dan telah disediakan alternatif jawabannya (pertanyaan

tertutup) sehingga jawaban responden kurang sesuai dengan yang

diharapkan peneliti bila dibandingkan dengan jawaban yang bersifat

terbuka. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang dibuat oleh

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

peneliti berdasarkan teori yang terkait dengan variabel penelitian.

Disadari bahwa dimungkinkan pertanyaan-pertanyaan itu juga belum

menggali secara keseluruhan aspek yang seharusnya diukur. Begitu

pula dalam melakukan scoring mungkin masih belum tepat.

4. Data yang diambil merupakan data primer dengan menggunakan

kuesioner yang diisi langsung dan diwawancarai oleh peneliti.

Beberapa kelemahan yang mungkin dapat terjadi antara lain: kualitas

data tergantung dari motivasi responden untuk menjawab pertanyaan,

kemungkinan terjadinya bias informasi dimana responden umumnya

memberikan jawaban yang dipengaruhi oleh kerena data yang diambil

digunakan untuk penelitian.

B. Terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus

Terkendalinya kadar gula darah yang baik dan optimal diperlukan

untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi kronik. Untuk menyatakan

kadar glukosa darah yang terkendali, tidak hanya tergantung pada

hilangnya gejala Diabetes Melitus saja, tetapi harus dengan pemeriksaan

kadar glukosa darah (Soewondo, 2002). Diabetes Melitus yang terkendali

baik, tidak hanya kadar glukosa darahnya saja yang baik, tetapi meliputi

pula status gizi, tekanan darah, kadar lipid maupun HbA1C (hemoglobin

terglikasi/glycohemoglobin).

Pengaturan kadar glukosa darah diatur oleh keseimbangan hormon

yang meningkatkan glukosa darah oleh hormon glukagon, hormon

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

epinefrin, hormon glukokortikoid, dan hormon pertumbuhan

(Soeryodibroto, 1998). Peningkatan konsentrasi kadar glukosa darah

dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan

pengurangan glukagon. Sebaliknya penurunan glukosa darah

mengakibatkan penurunan sekresi insulin dan peningkatan glukagon.

Kadar gula darah pada orang normal biasanya konstan, karena

pengaturan metabolisme karbohidrat yang baik. Akan tetapi pada penderita

Diabetes Melitus kadar gula darah menjadi tidak normal, disebabkan

karena terganggunya metabolisme karbohidrat yang disebabkan

kekurangan insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa, jumlah pasien Diabetes

Melitus yang kadar gula darahnya terkendali/terkontrol adalah sebanyak

54 orang (72,0%) dan pasien Diabetes Melitus yang kadar gula darahnya

tidak terkendali/terkontrol sebanyak 21 orang (28,0%).

C. Hubungan antara Pengetahuan dengan Terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan suatu kelainan yang menahun dan

akan berlangsung seumur hidup sehingga diabetesi mempunyai peran yang

sangat penting dalam penanganan penyakitnya sehari-hari. Oleh karena

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang memerlukan penanganan

mandiri, maka pasien Diabetes Melitus harus mempunyai pengetahuan,

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

keterampilan dan sikap untuk dapat menyesuaikan diri dengan

penatalaksanaan DM sehari-hari (sugondo, 1997).

Tingkat pengetahuan yang baik tentang Diabetes Melitus akan

dimungkinkan mempunyai persepsi yang benar terhadap resiko komplikasi

pada diabetesi dan selanjutnya berpengaruh pada tindakan yang akan

dilakukan untuk upaya pencegahan.

Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar ( yakni 74 )

pasien Diabetes Melitus yang menjalani pengobatan dipoliklinik penyakit

dalam RSUP Fatmawati, memiliki pengetahuan yang baik. Berdasarkan

hasil uji statistik didapatkan P value > 0,05 yaitu 2,571 maka dapat

disimpulkan bahwa secara statistik belum cukup bukti untuk menyatakan

adanya hubungan antara pengetahuan dengan terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus.

Meskipun pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga

dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan

sesuatu hal, pada penelitian ini tidak sepenuhnya terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diebetes Melitus harus didahului oleh pengetahuan

yang baik. Hal ini sejalan dengan teori model keyakinan kesehatan dimana

perilaku kesehatan akan tumbuh dari keinginan individu untuk

menghindari suatu penyakit dan kepercayaan bahwa tindakan kesehatan

yang tersedia akan mencegah suatu penyakit (Glanz, 2002).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Iswanto (2004) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

signifikan antara pengetahuan dengan pengendalian kadar gula darah pada

pasien Diabetes Melitus, kemungkinan karena peneliti tidak mambagi

responden berdasarkan waktu lamanya menderita Diabetes Melitus,

menurut Cameron (1995) yang dikutip dari Haynes (1976) yang

menyebutkan lamanya pengobatan jangka panjang yang memaksa untuk

merubah kebiasaan-kebiasaan atau perubahan gaya hidup dapat memberi

kesan atau sikap negatif sehingga dapat mempengaruhi perilaku pasien

DM dalam mengendalikan kadar gula darahnya.

Berbeda dengan teori menurut Notoatmodjo (2005) yang

menyebutkan pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang dalam bertindak. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mira Musaira (2003) yang menyatakan

bahwa pasien yang patuh terhadap program pengobatan presentasenya

lebih besar pada pasien yang berpengetahuan baik dari pada yang pasien

yang pengetahuannya kurang.

Bagi pasien Diabetes Melitus, pengetahuan dan pemahaman

tentang diabetes serta pengobatannya penting guna terkendalinya kadar

gula darah agar tetap stabil dalam batas normal. Bagi pasien yang

memiliki tingkat pengetahuan baik akan lebih terbantu dan mudah dalam

mengikuti anjuran pengobatan, tetapi sebaliknya bagi pasien yang

memiliki tingkat pengetahuan yang kurang, sulit untuk mengikuti

pengobatan diabetes. Pengetahuan juga akan berpengaruh pada prilaku

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

pasien diabetes yang pada akhirnya melakukan pengendalian kadar gula

darah.

Dengan hasil penelitian yang menunjukkan belum adanya cukup

bukti untuk menyatakan hubungan antara pengetahuan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, menurut

peneliti kemungkinan disebabkan karena kurangnya kemampuan untuk

mengendalikan keinginan pasien DM untuk patuh dalam melukukan

penatalaksanaan atau pengobatan Diabetes dengan teratur. Kepatuhan

berkenaan dengan kemauan dan kemampuan dari individu untuk

mengikuti cara sehat yang berkaitan dengan nasihat, aturan yang

ditetapkan, mengikuti jadwal. Kepatuhan adalah tingkat perilaku dalam

mengambil suatu tindakan untuk pengobatan, seperti: melakukan diet,

kebiasaan hidup sehat dan ketepatan berobat (Niven, 2002).

D. Hubungan antara Pendidikan dengan Terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus

Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada

masyarakat, agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk

memelihara atau mengatasi masalah-masalah, dan meningkatkan

kesehatannya (Notoatmodjo, 2005). Pendidikan mempunyai kaitan yang

tinggi terhadap perilaku pasien untuk menjaga dan meningkatkan

kesehatannya. Pendidikan bagi pasien Diabetes Melitus berhubungan

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

dengan perilaku pasien dalam mengendalikan kadar gula darahnya agar

tetap stabil dalam batas normal.

Pada penelitian ini diketahui bahwa, sebagian besar pasien

Diabetes Melitus yang menjalani pengobatan di poliklinik penyakit dalam

RSUP Fatmawati berpendidikan SMA dan perguruan tinggi, yaitu 18

orang (24,0%) yang berpendidikan SMA dan 35 orang (46,7%) yang

berpendidikan perguruan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat

bahwa antara pendidikan dengan terkendalinya kadar gula darah pada

pasien Diabetes Melitus belum ada cukup bukti untuk menyatakan adanya

hubungan yang bermakna antara keduanya. Pasien yang berpendidikan

SMP memiliki potensi 2,143 kali untuk terkontrolnya kadar gula darahnya

dibandingkan dengan pasien yang berpendidikaan SD, pasien yang

berpendidikan SMA memiliki potensi 1,114 kali untuk terkontrolnya kadar

gula darahnya dibandingkan dengan pasien yang berpendidikaan SD,

sementara pada pasien Diabetes Melitus yang berpendidikan perguruan

tinggi menurunkan resiko untuk tidak terkendalinya kadar gula darahnya

sebesar 0,935 dibandingkan dengan pasien yang berpendidikaan SD,

namun tidak signifikan secara statistik. Dari hasil uji chi square didapat

hubungan yang tidak bermakna dengan nilai P > 0,05 yaitu sebesar 0,612.

Keadaan tersebut mencerminkan bahwa kadar gula darah pada pasien

Diabetes Melitus bisa tinggi pada berbagai tingkat pendidikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mira (2003), namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukaan oleh

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Iswanto (2004) yang menyatakan adanya hubungan antara pendidikan

dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa persentase tertinggi

pasien Diabetes Melitus yang kadar gula darahnya terkendali adalah pada

pasien dengan pendidikan sekolah menengah pertama (SMP), yakni

sebesar 83,3%. Hal ini dimungkinkan dapat terjadi karena pendidikan pada

pasien Diabetes Melitus terutama dalam mengendalikan kadar gula darah,

tidak hanya diperoleh melalui pendidikan formal melainkan dapat juga

diperoleh melalui pendidikan non formal seperti: dari hasil penyuluhan,

siaran radio atau televisi, maupun informasi dari majalah dan koran. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mawalda Fitrisa (2008) di

RS. Umum Daerah Mataram pada pasien Diabetes Melitus yang di rawat

jalan didapat pasien sebagian besar (45%) berpendidikan SLTA, kadar

gula darahnya baik.

E. Hubungan antara Kedekatan dan Keterpaparan terhadap Sumber

Informasi dengan Terkendalinya kadar gula darah pada pasien

Diabetes Melitus

Pada penelitian ini diketahui sebagian besar pasien Diabetes

Melitus yang melakukan pengobatan di Poliklinik penyakit dalam RSUP

Fatmawati, memiliki kemudahan dalam memperoleh informasi tentang

diabetes dan pangendalian kadar gula darah agar tetap stabil dalam batas

normal. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan P value > 0,05 yaitu

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

0,743 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik belum cukup bukti

untuk menyatakan adanya hubungan antara kedekatan dan keterpaparan

terhadap sumber informasi dengan terkendalinya kadar gula darah pada

pasien Diabetes Melitus.

Hal ini tidak sejalan dengan teori Lawrence green (1980) yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2005) bahwa salah satu faktor yang

berpengaruh dalam perilaku adalah faktor pemungkin (enabling factor)

yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan seseorang.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan

prasarana yang digunakan adalah informasi. Dengan adanya kemudahan

dalam memperoleh informasi mengenai pentingnya mengendalikan kadar

gula darah pada pasien Diabetes Melitus sehingga dapat memfasilitasi

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Dengan hasil penelitian yang belum menunjukan adanya cukup

bukti untuk menyatakan hubungan antara kedekatan dan keterpaparan

terhadap sumber informasi dengan terkendalinya kadar gula darah pada

pasien Diabetes Melitus, kemungkinan disebabkan karena adanya motivasi

yang tinggi dalam diri pasien untuk melakukan pengendalian kadar gula

darahnya, walaupun minimnya informasi kesehatan (terutama mengenai

pengendalian kadar gula darah) yang didapat, pasien tetap berupaya untuk

mengendalikan kadar gula darahnya. Hal ini berdasarkan teori Claydon &

Efron (1994) yang menyatakan bahwa, diperlukan adanya motivasi dan

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

penghargaan baik dalam diri seseorang ataupun praktisi kesehatan

sehingga dapat meningkatkan perilaku kesehatan pasien.

Hal lain juga dapat berpengaruh, misalnya informasi ataupun

instruksi yang diberikan oleh tim medis dapat ditelah atau dicerna dengan

baik dan jelas oleh pasien. Sehingga, mekipun informasi yang diperoleh

sangat minim namun dapat diterapkan dengan baik oleh pasien dalam

kehidupan sehari-hari dalam upaya mengendalikan kadar gula darah.

F. Hubungan antara Asupan/Kebisaan Makan dengan Terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus

Kadar gula darah sebagian tercantum pada apa yang dimakan dan

oleh karenanya sewaktu makan diperlukan adanya keseimbangan diet.

Mempertahankaan kadar gula darah agar mendekati nilai normal dapat

dilakukan dengan asupan makanan yang seimbang sesuai dengan

kebutuhan (Sukardji, 2002).

Menurut penelitian diberbagai tempat di Indonesia terjadi

peningkatan prevalensi Diabetes Melitus yang cukup tinggi disebabkan

karena adanya pola hidup dan pola makan yang berlebih sehingga

menyebabkan gangguan metabolisme (Depkes RI, 2000).

Asupan kalori maupun karbohidrat yang tidak berlebih pada sebagian

pasien, kemungkinan dapat disebabkan karena pasien masih mengikuti

anjuran diet DM yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai P value > 0,05 yaitu

sebesar 0,903 maka dapat disimpulkan bahwa, secara statistik belum

cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara asupan/kebiasaan

makan dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes

Melitus.

Dengan hasil penelitian yang menunjukan belum ada cukup bukti

untuk menyatakan hubungan antara asupan/kebisaan makan dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, menurut

peneliti kemungkinan disebabkan oleh karena asupan/kebiasaan makan

bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh dan memegang peranan

penting dalam melakukan pengendalian kadar gula darah pada pasien

Diabetes Melitus, melainkan masih banyak faktor lain yang mendukung

untuk tercapainya status kesehatan yang optimal (terkendalinya kadar gula

darah) bagi pasien diabetes, seperti: melakukan aktivitas atau olahraga

yang rutin dan teratur, mengkonsumsi obat antidiabetes sesuia dengan

instruksi dari tim medis (Slamet Suyono, 2002).

Dukungan keluarga juga tidak kalah penting untuk ikut berperan

dalam pengendalian kadar gula darah pasien diabetes, misalnya: untuk

melakukan olahraga teratur, mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai

jadwal dan jumlah yang di instruksikan oleh dokter. Karena dengan

adanya dukungan dari keluarga, pasien termotivasi untuk melakukan

pengontrolan kadar gula darahnya. Hal ini sejalan dengan teori Green

(1980) dalam Notoatmodjo (2005) yang menyebutkan dukungan keluarga

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

merupakan salah satu faktor penguat atau pendorong terjadinya perilaku

kesehatan pada pasien.

G. Hubungan antara Aktivitas Fisik/Olahraga dengan Terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus

Menurut Chavea dan Kautman (1889) dalam Ilyas (2002), aktivitas

fisik/olahraga pada penderita Diabetes Melitus dapat menyebabkan

terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif, sehingga

secara langsung olahraga dapat menyebabkan penurunan glukosa darah.

Pada penelitian ini diketahui pasien Diabetes Melitus yang

melakukan aktivitas fisik sesuai anjuran adalah sebanyak 30 (40,0%) dari

75 orang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan P value > 0,05 yaitu

sebesar 0,564 maka dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti

untuk menyatakan adanya hubungan antara aktivitas fisik/olahraga dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.

Menurut Ilyas (1995) menyatakan bahwa aktivitas fisik/olahraga

bagi pasien Diabetes Melitus bertujuan untuk mengendalikan kadar gula

darah, karena latihan jasmani yang teratur menyebabkan kontraksi otot

meningkat dan resistensi insulin berkurang.

Dengan hasil penelitian yang menunjukan belum ada cukup bukti

untuk menyatakan adanya hubungan antara aktivitas fisik/olahraga dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, menurut

peneliti kemungkinan disebabkan karena aktivitas fisik/olahraga bukan

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

satu-satunya faktor yang berperan dalam terkendalinya kadar gula darah

pada pasien Diabetes, akan tetapi pengaturan asupan makan yang baik dan

sesuai dengan anjuran diet DM, mengkonsumsi obat hipoglikemik oral

ataupun insulin, turut berperan penting dalam pengendalian kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus. Terkendalinya kadar gula darah

secara baik, juga dapat terjadi karena adanya kemauan atau motivasi dalam

diri pasien untuk mengendalikan kadar gula darah, meskipun tidak hanya

dengan aktivitas fisik/olahraga (Slamet Suyono, 2002).

Motivasi yang tinggi dalam diri pasien untuk melakukan usaha

pengobatan selain olahraga, juga dapat menunjukan hasil positif dalam

upaya pengobatan, seperti terkendalinya kadar gula darah pada pasien

Diabetes Melitus. Hal ini berdasarkan teori Claydon & Efron (1994) yang

menyatakan bahwa, diperlukan adanya motivasi dan penghargaan baik

dalam diri seseorang ataupun praktisi kesehatan sehingga dapat

meningkatkan perilaku kesehatan pasien, khususnya pada pasien Diabetes

Melitus dalam mengendalikan kadar gula darah.

H. Hubungan antara Asupan Obat dengan Terkendalinya kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus

Perencanaan makan atau diet masih merupakan pengobatan utama

bagi pasien Diabetes Melitus, tetapi hal ini bersama latihan jasmani

ternyata gagal maka diperlukan obat oral. Obat hipoglikemi oral (OHO)

diberikan dengan harapan bahwa diabetes dapat terkontrol dengan baik.

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Obat oral bekerja dengan cara merangsang sel penghasil insulin (sel beta)

di pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak sehingga kebutuhan

insulin dapat tercukupi (Tara, 2003).

Pada penelitian ini diketahui pasien Diabetes Melitus yang

mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai instruksi adalah sebanyak 35 (46,7

%) dari 75 orang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan P value > 0,05

yaitu sebesar 0,503 maka dapat disimpulkan secara statistik belum cukup

bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara asupan obat dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus. Hal ini tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mira Musaira (2003) yang

menyatakan bahwa asupan obat memiliki hubungan yang signifikan

dengan pengendalian kadar gula darah pada paseian Diabetes Melitus.

Dengan hasil penelitian yang menunjukan belum ada cukup bukti

untuk menyatakan adanya hubungan antara asupan obat dengan

terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, menurut

peneliti kemungkinan disebabkan karena faktor lama menderita Diabetes

Melitus, sehingga pasien merasa jenuh dan cenderung tidak

mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai instruksi.

Hal ini sesuai dengan teori menurut Cameron (1995) yang dikutip

dari Haynes (1976) yang menyatakan bahwa pengobatan jangka panjang

yang memaksa untuk merubah kebiasaan-kebiasaan seperti mengurangi

kalori makanan atau komponen tertentu dalam diet sehari-hari, tidak

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

mengkonsumsi obat-obatan sesuai instruksi dokter memberi kesan atau

sikap negatif bagi pasien sehingga cenderung untuk tidak patuh.

Namun, pengendalian kadar gula darah pada pasien Diabetes

Melitus tidak hanya dengan mengkonsumsi obat antidiabetes (OHO

maupun insulin), melainkan dengan pengaturan asupan makan yang sesuai

dengan anjuran diet bagi pasien diabetes, melakukan aktivitas fisik yang

rutin dan teratur juga dapat mengendalikan kadar gula darah pada pasien

Diabetes Melitus (Slamet Suyono, 2002).

I. Hubungan antara Komplikasi Penyakit lain dengan Terkendalinya

kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus

Seseorang yang sedang menderita sakit karena virus atau bakteri

tertentu, merangsang produksi hormone tertentu yang secara tidak

langsung berpengaruh pada kadar gula darah (Tandra, 2008).

Pada penelitian ini diketahui pasien Diabetes Melitus yang

memiliki komplikasi penyakit lain adalah sebanyak 9 (12,0 %) dari 75

orang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan P value > 0,05 yaitu

sebesar 0,438 maka dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti

untuk menyatakan adanya hubungan antara pasien yang memiliki

komplikasi dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes

Melitus.

Dengan hasil penelitian yang menunjukan belum ada cukup bukti

untuk menyatakan adanya hubungan pasien yang memiliki komplikasi

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

penyakit lain dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes

Melitus, menurut peneliti kemungkinan disebabkan karena, pasien

memiliki kemauan dan motivasi yang tinggi untuk mengendalikan kadar

gula darahnya dengan melakukan: pengaturan asupan makan atau diet

DM, melakukan aktivitas fisik/olahraga yang rutin dan teratur, serta

mengkonsumsi/menggunakan obat hipoglikemik oral maupun insulin

sesuai dengan instruksi dokter (tim edis). Sehingga, pasien yang memiliki

komplikasi penyakit lain, kadar gula darahnya tetap terkendali baik

(Slamet Suyono, 2002).

Hal ini, juga berdasarkan Claydon & Efron (1994) yang

menyebutkan bahwa, diperlukan adanya motivasi dan penghargaan baik

dalam diri seseorang ataupun praktisi kesehatan sehingga dapat

meningkatkan perilaku kesehatan pasien.

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis Univariat:

Dari hasil analisa secara statistik diperoleh bahwa: sebagian

besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 74

orang (98,7%), rata-rata berpendidikan tinggi (SMA&PT) yaitu

masing-masing sebanyak 18 dan 35 orang. Dari hasil penelitian ini

juga, diperoleh responden yang tidak mudah untuk mendapatkan

informasi kesehatan sebanyak 46 orang (38,7%), asupan/kebiasaan

makannya tidak sesuai anjuran sebanyak 51 orang (68%),

responden yang aktivitas fisiknya tidak sesuai anjuran sebanyak 45

orang (60,0%), responden yang asupan obatnya tidak sesuai

instruksi sebanyak 40 orang (53,3%), dan responden yang memiliki

komplikasi penyakit lain sebanyak 9 orang (12,0%) dari 75 orang

total jumlah responden.

2. Bardasarkan hasil analisis bivariat:

Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P value untuk setiap

variabel yang diteliti (veriabel pengetahuan, pendidikan, kedekatan

dan keterpaparan terhadap sumber informasi, asupan makan,

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

aktivitas fisik, asupan obat, serta komplikasi penyakit lain) > 0,05

yaitu sebesar 0,622 untuk variabel pengetahuan; 0,612 untuk

veriabel pendidikan; 0,743 untuk variabel kedekatan dan

keterpaparan terhadap sumber informasi; 0,903 untuk variabel

asupan makan; 0,564 untuk variabel aktivitas fisik; 0,503 untuk

variabel asupan obat, serta 0,438 pada variabel komplikasi

penyakit lain.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka secara statistik

dapat disimpulkan bahwa, belum ada cukup bukti untuk

menyatakan adanya hubungan antara semua variabel (pengetahuan,

pendidikan, kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber

informasi, asupan makan, aktivitas fisik, asupan obat, serta

komplikasi penyakit lain) dengan terkendalinya kadar gula darah

pada pasen Diabetes Melitus.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah

dikemukakan, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Upaya untuk mengendalikan kadar gula darah pada pasien

Diabetes Melitus harus selalu dioptimalkan yaitu dengan semakin

ditingkatkannya program-program kesehatan terkait dengan

penatalaksanaan Diabetes Melitus seperti: edukasi atau

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

penyuluhan kesehatan terkait diabetes melitus, senam sehat

diabetes harus tetap dilaksanakan.

2. Bagi Keluarga

Selalu berupaya dalam meningkatkan pengetahuan tentang

penatalaksanaan atau pengendalian kadar gula darah untuk lebih

meningkatkan upaya preventif dalam hal mencegah terjadinya

penyakit DM dan memotivasi atau memberikan dukungan kepada

anggota keluarga yang menderita diabetes untuk melakukan

pengendalian terhadap kadar gula darahnya

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai

tambahan masukan dan sumber bagi peneliti selanjutnya untuk

melakukan penelitian dengan jumlah variabel yang lebih bervariasi

dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak, serta dapat

dilakukan analisis multivariat untuk melihat faktor yang lebih

dominan.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat Azis. A., Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Jakarta

: Salemba Medika, 2007.

Anonim, Diabetes Melitus. www.google.com. 2009 diunduh 5 April 2009

Anonim, Penatalaksanaan Diabetes Melitus. www.geocities.com. 2009 diunduh

tanggal 10 April 2009

Anonim, Profil Kesehatan 2007. Jakarta :Depkes RI

Anonim, Diet Diabetes Melitus. www.blogspot.com. 2009 diunduh tanggal 20

April 2009

Anonim, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gula Darah. Individual Wellbeing

Diagnostic Laboratories. http;//www.iwdl.net. 2008 diunduh tanggal 27

Maret 2009.

Anonim, Pemeriksaan Gula Darah. http;//www.indodiabetes.com. 2009 diunduh

pada tanggal 15 mei 2009

Asdie, Diabetes Melitus. www.diabetes.com. 2009 diunduh tanggal 20 April 2009

Brunner dan Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :

EGC, 2002.

Cameron, Catherine. Patient Compliance: Recognition of Factors Involved and

Suggestions For Promoting compliance With Therapeutic Regimens.

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Journal of Advanced nursing 24, 244-250. 1996. www.ebsco.com.

Diunduh tanggal 25 Desember 2009.

Claydon & Efron. Non-complience in General Health Care. European Centre for

Contact Lens Research, Department of Optometry and Vision Sciences,

University of Manchester Institute of science and Technology. Manchester

M601QD, (UK). 1994. www.ebsco.com. Diunduh tanggal 25 Desember

2009.

Darmono, Diabetes Melitius Pada Lanjut Usia. Abstrak Temu Ilmiah I dan

Konferensi Kerja III. Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia

(pergemi). Undip Semarang, 2002.

Darwis Yullizar,. Dr, Sp. Kj, MM dkk., Pedoman Pemeriksaan Laboratorium

untuk penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Departemen Kesehatan RI,

2005.

Depkes, RI., Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Menunjang Pengelolaan

Diabetes Melitus di Indonesia, Pusat Laboratorium Kesehatan Depkes RI.,

Jakarta, 2000.

Glanz, Karen. Health Behavoir and Health Education. San francisco: Jossey-

Bass. 2002

Ilyas, E.I., Manfaat Latihan Jasmani bagi Penyandang Diabetes, dalam

Soegondo, S, et al, Penetalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta:

FKUI, 2007.

Iswanto, Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar gula Darah puasa

Pasien rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 Puskesmas Pasar Minggu.

Sripsi. Jakarta. FKM UI, 2004.

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Yuniatun, Kurniati, Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pengendalian

kadar Gula Darah Puasa Pasien Lama DM Lanjut Usia Di Poliklinik DM

RSCM. Tesis. Jakarta. FKM UI, 2003.

Leslie, RDG, Buku Pintar Kesehatan Diabetes. Jakarta: Arcan, 1991.

Manaf, A., Insulin; Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme, dalam Sudoyo, et

al, Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam, jilid III, Edisi IV. Jakarta:

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006.

Mira, Musaira, Gambaran Epidemiologi DM dan Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien DM Anggota Klub

Persadia RS.Islam Jakarta Timur. Skripsi. Jakarta. FKM UI, 2003.

Niven, Neil. Psikologi Kesehatan dan Pengantar untuk Perawat dan Profesional

Kesehatan Lain. Jakarta: EGC, 2002.

Notoatmodjo Soekidjo. Dr. Prof., Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta, 2003.

Notoatmodjo Soedjo, Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 20002.

Perkeni, Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia, Perkumpulan

Endokrinologi (Perkeni), Jakarta, 1993.

Pranandji, D, K., Perencanaan Menu Untuk Penderita Diabetes Melitus. Jakarta:

Penebar Swadaya, 2002.

Potter & Perry, Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC, 2006.

Rana Kusuma, Diabetes Melitus, UI Press, Jakarta, 1982.

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Setiadi, Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Jakarta : Graha Ilmu, 2007.

Smeltzer S.C & Bare, Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. (terj.)

Edisi 8 Volume 2 alih bahasa H.Y kuncura, Andry Hartono, Monica Ester,

Yasmin Asih. Jakarta: EGC, 2002.

Subadri, S & Yunnir, E., Terapi Non Farmakologi pada Diabetes, dalam Sudoyo

et al, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi 4. Jakarta:

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006.

Soewondo, P., Pemantauan Pengendalian Diabetes Melitus; dalam Penatalaksaan

Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI, 2002.

Soerahmad, Soesilowati. Diabetes Melitus Tinjauan Kasus di Bagian Penyakit

Dalam RS Hasan Sadikin Selama 7 Tahun (1975-1981). FK UNPAD.

Bandung: 1983.

Sukardji, Kartini, Penatalaksanaan Gizi Pada Diabetes Melitus. Dalam

Penatalaksaan Diabetes Melitus Terpadu. Pusat Diabetes dan Lipid

RSUPN Dr.Cipto Mangunkusuma. Jakarta: FKIK, 2002.

Sumual, AR., dkk., Pola Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Poliklinik

Metabolik Endokrin bagian Penyakit Dalam RSU Gunung wenang

Manado, dalam: Kumpulan Naskah Langkap Simposium Diabetes dan

Kursus Penyegar Endokrinologi, Edisi II, Manado 1985

Suroto, Gunawan. Pengaruh Latihan Olahraga Terhadap Kedayatahanan pada

Diabetesi. Medika, 1990.

Suyono Slamet, SPPD-KEMD. Dr. Prof, dkk., Penatalaksanaan Diabetes

Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002.

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa

Suyono, dkk., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,

2001.

Syahbudin, S., Pedoman Diet Diabetes Melitus. Dirjen Pelayanan Medik. Depkes

RI dan WHO. Kerjasama Pusat Diabetes Dan Lipid RSUPN

Dr.Cipto?FKUI & Instalasi Gizi RSUPN Dr.Cipto. Jakarta, 2001.

Tara, E Dan Soetrisno, E., Anda Perlu Tahu Diabetes. Jakarta: Intimedia dan

Lladang Pustaka, 2002.

Tjokroprawiro, A, et all., Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut. Dalam; Naskah

Lengkap KOPAPDI VIII. Yogyakarta, 1993.

Topan Erik, dr. MHA., Penyakit Degeneratif. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo, 2005.

Waspandji, Sarwono, Indeks Glikemik Bahan Makanan. Dalam Pedoman Diet

Diabetes Melitus. Pusat Diabetes dan Lipid RSCM. Jakarta: FKUI, 2002.

Waspandji, Sarwono. Penelitian Diabetes Melitus Suatu Tinjauan tentang Hasil

Penelitian Masa yang Akan Datang. Dalam: Soegondo Sidartawan 1995.

Diabetes Melitus Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

1995.

WHO, http//www.Diabettes.com, 1999, di unduh tanggal 5 maret 2009.

Wira Kusuma, S, Emma, Tetap Bugar Di Usia Lanjut. Jakarta: Trubus Agriwidya,

2000.

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/597/1/92496... · sesuai dengan ketentuan yang ... Jika dikemudian hari terbukti bahwa