25
Sering pusing,tidak bisa santai STEP 1 STEP 2 1. Mengapa pasien sering mengalami berdebar,kepla pusing,berkeringat? Teori Psikoanalitik Sigmeun Freud menyatakan dalam bukunya “ 1926 Inhibitons, Symptoms, Anxiety” bahwa kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar. Sebagai suatu sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam. Jika kecemasan naik di atas tingkatan rendah intensitas karakter fungsinya sebagai suatu sinyal, ia akan timbul sebagai serangan panik. Teori Perilaku Rasa cemas dianggap timbul sebagai respon dari stimulus lingkungan yang spesifik. Contohnya, seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibunya yang memperlakukannya semena- mena, akan segera merasa cemas bila ia bertemu ibunya. Melalui proses generalisasi, ia akan menjadi tidak percaya dengan wanita. Bahkan seorang anak dapat meniru sifat orang tuanya yang cemas. Teori Eksistensi

Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Sering pusing,tidak bisa santai

STEP 1

STEP 2

1. Mengapa pasien sering mengalami berdebar,kepla pusing,berkeringat?

Teori Psikoanalitik

Sigmeun Freud menyatakan dalam bukunya “ 1926 Inhibitons, Symptoms, Anxiety”

bahwa kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak

dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar. Sebagai

suatu sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap

tekanan dari dalam. Jika kecemasan naik di atas tingkatan rendah intensitas karakter

fungsinya sebagai suatu sinyal, ia akan timbul sebagai serangan panik.

Teori Perilaku

Rasa cemas dianggap timbul sebagai respon dari stimulus lingkungan yang spesifik.

Contohnya, seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibunya yang memperlakukannya

semena-mena, akan segera merasa cemas bila ia bertemu ibunya. Melalui proses

generalisasi, ia akan menjadi tidak percaya dengan wanita. Bahkan seorang anak dapat

meniru sifat orang tuanya yang cemas.

Teori Eksistensi

Pada gangguan cemas menyeluruh, tidak didapatkan stimulus rasa cemas yang bersifat

kronis. Inti dari teori eksistensi adalah seseorang merasa hidup di dalam dunia yang

tidak bertujuan. Rasa cemas adalah respon mereka terhadap rasa kekosongan eksistensi

dan arti.

Berdasarkan aspek biologis, didapatkan beberapa teori yang mendasari timbulnya

cemas yang patologis antara lain:

• Sistem saraf otonom

• Neurotransmiter

Page 2: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Neurotransmiter

A. Norepinephrine

Gejala kronis yang ditunjukan oleh pasien dengan gangguan cemas berupa serangan

panik, insomnia, terkejut, dan autonomic hyperarousal, merupakan karakteristik dari

peningkatan fungsi noradrenergik. Teori umum dari keterlibatan norepinephrine pada

gangguan cemas, adalah pasien tersebut memiliki kemampuan regulasi sistem

noradrenergik yang buruk terkait dengan peningkatan aktivitas yang mendadak. Sel-sel

dari sistem noradrenergik terlokalisasi secara primer pada locus ceruleus pada rostral

pons, dan memiliki akson yang menjurus pada korteks serebri, sistem limbik, medula

oblongata, dan medula spinalis. Percobaan pada primata menunjukan bila diberi

stimulus pada daerah tersebut menimbulkan rasa takut dan bila dilakukan inhibisi,

primata tersebut tidak menunjukan adanya rasa takut. Studi pada manusia, didapatkan

pasien dengan gangguan serangan panik, bila diberikan agonis reseptor β-adrenergik

( Isoproterenol ) dan antagonis reseptor α-2 adrenergik dapat mencetuskan serangan

panik secara lebih sering dan lebih berat. Kebalikannya, clonidine, agonis reseptor α-2

menunjukan pengurangan gejala cemas.

B. Serotonin

Ditemukannya banyak reseptor serotonin telah mencetuskan pencarian peran serotonin

dalam gangguan cemas. Berbagai stress dapat menimbulkan peningkatan 5-

hydroxytryptamine pada prefrontal korteks, nukleus accumbens, amygdala, dan

hipotalamus lateral. Penelitian tersebut juga dilakukan berdasarkan penggunaan obat-

obatan serotonergik seperti clomipramine pada gangguan obsesif kompulsif. Efektivitas

pada penggunaan obat buspirone juga menunjukkan kemungkinan relasi antara

serotonin dan rasa cemas. Sel-sel tubuh yang memiliki reseptor serotonergik ditemukan

dominan pada raphe nuclei pada rostral brainstem dan menuju pada korteks serebri,

sistem limbik, dan hipotalamus.

Page 3: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

C. GABA

Peran GABA pada gangguan cemas sangat terlihat dari efektivitas obat-obatan

benzodiazepine, yang meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABA tipe A.

Walaupun benzodiazepine potensi rendah paling efektif terhadap gejala gangguan

cemas menyeluruh, benzodiazepine potensi tinggi seperti alprazolam dan clonazepam

ditemukan efektif pada terapi gangguan serangan panik

Pada suatu studi struktur dengan CT scan dan MRI menunjukan peningkatan ukuran

ventrikel otak terkait dengan lamanya pasien mengkonsumsi obat benzodiazepine. Pada

satu studi MRI, sebuah defek spesifik pada lobus temporal kanan ditemukan pada

pasien dengan gangguan serangan panik. Beberapa studi pencitraan otak lainnya juga

menunjukan adanya penemuan abnormal pada hemisfer kanan otak, tapi tidak ada

pada hemisfer kiri. fMRI, SPECT, dan EEG menunjukan penemuan abnormal pada

korteks frontal pasien dengan gangguan cemas, yang ditemukan juga pada area

oksipital, temporal, dan girus hippocampal. Pada gangguan obsesif kompulsif diduga

terdapat kelainan pada nukleus kaudatus. Pada PTSD, fMRI menunjukan pengingkatan

aktivitas pada amygdala.

Sistem Saraf Otonom

Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat stimulus terhadap sistem saraf otonom adalah:

• sistem kardiovaskuler (palpitasi)

• muskuloskeletal (nyeri kepala)

• gastrointestinal (diare)

• respirasi (takipneu)

Sistem saraf otonom pada pasien dengan gangguan cemas, terutama pada pasien

dengan gangguan serangan panik, mempertunjukan peningkatan tonus simpatetik, yang

beradaptasi lambat pada stimuli repetitif dan berlebih pada stimuli yang sedang.

Page 4: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Berdasarkan pertimbangan neuroanatomis, daerah sistem limbik dan korteks serebri

dianggap memegang peran penting dalam proses terjadinya cemas.

Korteks Serebri

Korteks serebri bagian frontal berhubungan dengan regio parahippocampal, cingulate

gyrus, dan hipotalamus, sehingga diduga berkaitan dengan gangguan cemas. Korteks

temporal juga dikaitkan dengan gangguan cemas. Hal ini diduga karena adanya

kemiripan antara presentasi klinis dan EEG pada pasien dengan epilepsy lobus temporal

dan gangguan obsesif kompulsif.

Sistem Limbik

Selain menerima inervasi dari noradrenergik dan serotonergik, sistem limbik juga

memiliki reseptor GABA dalam jumlah yang banyak. Ablasi dan stimulasi pada primata

juga menunjukan jikalau sistem limbik berpengaruh pada respon cemas dan takut. Dua

area pada sistem limbik menarik perhatian peneliti, yakni peningkatan aktivitas pada

septohippocampal, yang diduga berkaitan dengan rasa cemas, dan cingulate gyrus, yang

diduga berkaitan dengan gangguan obsesif kompulsif.

Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas

Tarumanegara

Respon Fisiologis terhadap Kecemasan:

Kardio vaskuler; Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar, denyut

nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.

Respirasi; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.

Kulit; perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh,

rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.

Gastro intestinal; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di

epigastrium, nausea, diare.

Page 5: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Neuromuskuler; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia,

tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.

(Kaplan, Sadock, 1997).

2. Mengapa pasien merasa khawatir,ketakutan dan cemas disertai badan sakit semua?

Respon Psikologis terhadap Kecemasan:

Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi, menarik

diri, menghindar.

Kognitif; Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir,

bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang berlebihan,

kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan, takut mati dan

lain-lain.

Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat

gelisah dan lain-lain.

(Kaplan, Sadock, 1997).

Beberapa teori memberikan kontribusi terhadap kemungkinan faktor etiologi dalam

pengembangan kecemasan. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teori Psikodinamik

Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik psikis

yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil aksi

penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurun dan rasa aman

datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan ada pada

tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti phobia,

regresi dan tingkah laku ritualistik. Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga

menerangkan bahwa kecemasan timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan

merasakan lapar yang pertama kali. Saat itu dalam kondisi masih lemah, sehingga belum

mampu memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah

kecemasan pertama. Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari Id

untuk menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka

Page 6: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan Id yang ingin pelepasan dan sangsi dari

super ego lahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam alam

bawah sadar, dengan potensi yang tetap tak terpengaruh oleh waktu, sering tidak

realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan melalui tiga

peristiwa, yaitu : sensor super ego menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress

psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya (Prawirohusodo, 1988).

b. Teori Perilaku

Menurut teori perilaku, Kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus khusus

(fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk stimulus

yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan mengganggu

kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

c. Teori Interpersonal

Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar individu,

sehingga menyebabkan individu bersangkutan merasa tidak berharga.

d. Teori Keluarga

Menjelaskan bahwa kecemasan dapat terjadi dan timbul secara nyata akibat adanya

konflik dalam keluarga.

e. Teori Biologik

Beberapa kasus kecemasan (5 - 42%), merupakan suatu perhatian terhadap proses

fisiologis (Hall, 1980). Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau

keabnormalan, tidak oleh konflik emosional. Kecemasan ini termasuk kecemasan

sekunder (Rockwell cit stuart & sundeens, 1998).

Faktor Predisposisi Kecemasan

Page 7: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Setiap perubahan dalam kehidupan atau peristiwa kehidupan yang dapat menimbulkan

keadaan stres disebut stresor. Stres yang dialami seseorang dapat menimbulkan

kecemasan, atau kecemasan merupakan manifestasi langsung dari stres kehidupan dan

sangat erat kaitannya dengan pola hidup (Wibisono, 1990).

Berbagai faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kecemasan (Roan, 1989) yaitu

faktor genetik, faktor organik dan faktor psikologi. Pada pasien yang akan menjalani

operasi, faktor predisposisi kecemasan yang sangat berpengaruh adalah faktor

psikologis, terutama ketidak pastian tentang prosedur dan operasi yang akan dijalani.

3. Mengapa keluhan ini muncul saat penderita berada ditempat keramaian?

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ)

Agorafobia

Semua kriteria ini harus dipenuhi untuk :

a. Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari

anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti waham atau

pikiran obsesif.

b. Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang-kurangnya dua dari

situasi berikut :

• Banyak orang

• Tempat-tempat umum

• Bepergian keluar rumah

• Bepergian sendiri

c. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gambaran yang menonjol

Etiologi agorafobia belum diketahui secara pasti tapi patogenesis fobia berhubungan

dengan faktor biologis, genetik, dan psikososial.

DSM IV TR

Menurunnya sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A, 5HT2A/2C

Page 8: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada saraf pusat,

terutama reseptor alfa-2 katekolamin – meningkatnya aktivitas locus coereleus yang

mengakibatka teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (biasanya

berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien dengan panic disorder)

Meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat (biasanya

sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO2 ([hiperseansitivitas batang otak

terhadap CO2)

Menurunnya sensitivitas reseptor GABA-A sehingga menyebabkan efek eksitatorik

melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid circuitries

Model neuroanatomik memprediksikan panic attack dimediasi oleh fear network

pada otak yang melibatkan amygdale, hypothalamus, dan pusat batang otak.

Terutama pada corticostriatalthalamocortical (CSTC) yang memediasi cemas

bersama dengan sirkuit pada amygdale. Kemudian sensai tersebut diteruskan ke

korteks anterior cingulated dan/atau korteks orbitofrontal. Selain itu diteruskan juga

ke hypothalamus untuk respons endokrin

Hipotesis keterlibatan genetic namun belum berhasil menentukan gen pasti

Pine DS. Anxiety disorders: clinical features. In: Kaplan and Sadock’s

4. Macam-macam cemas?

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ( DSM-IV), gangguan

cemas terdiri dari :

(1) Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;

(2) Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik;

(3) Fobia spesifik;

(4) Fobia sosial;

(5) Gangguan Obsesif-Kompulsif;

(6) Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD );

(7) Gangguan Stress Akut;

Page 9: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III,

gangguan cemas dikaitkan dalam gangguan neurotik, gangguan somatoform dan

gangguan yang berkaitan dengan stress (F40-48).

F40–F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG

BERKAITAN DENGAN STRES

F40 Gangguan Anxieta Fobik

F40.0 Agorafobia

.00 Tanpa gangguan panik

.01 Dengan gangguan panik

F40.1 Fobia sosial

F40.2 Fobia khas (terisolasi)

F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya

F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT

F41 Gangguan Anxietas Lainnya

F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal episodik)

F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh

F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif

F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya

F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT

F41.9 Gangguan anxietas YTT

F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif

F42.0 Predominan pikiran obsesional atau pengulangan

F42.1 Predominan tindakan kompulsif (obsesional ritual)

F42.2 Campuran tindakan dan pikiran obsesional

F42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnya

Page 10: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

F42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT

F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan Gangguan Penyesuaian (F43.0-F43.9)

F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-F44.9)

F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)

F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-F48.9)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi beberapa aspek

antara lain, terdapat komponen genetik terhadap kecemasan, scan otak dapat melihat

perbedaan terutama pada pasien kecemasan yang respons dengan signal berbahaya,

sistem pemrosesan informasi dalam seseorang berjalan dengan singkat (hal ini dapat

direspons dengan suatu ancaman sebelum yang bersangkutan menyadari ancaman

tersebut), akar dari gangguan kecemasan mungkin tidak akan menjadi pemisahan

mekanisme yang menyertainya namun terjadi pemisahan mekanisme yang

mengendalikan respons kecemasan dan yang menyebabkan situasi diluar kontrol (Sani,

2012).

5. Hubungan cemas dengan umur?6. Hubungan ketegangan motorik dengan gejala psikis?7. DD?8. Perbedaan cemas,fobia,dan panic?9. Apa pf dan px penunjang yg dilakukan?

Pemeriksaan darah tidak banyak yang bisa diandalkan. Pemeriksaan fungsi tiroid

(biasanya cukup TSHs dan FT4) adalah pemeriksaan yang sifatnya lebih menyingkirkan

diagnosis penyakit tiroid yang sering kali mirip dengan gangguan cemas panik

(hipertiroid) atau depresi (hipotiroid). Pemeriksaan kadar kortisol darah yang dilakukan

pagi dan sore hari juga terkadang tidak memberikan hasil yang memuaskan sebagai

pertanda diagnosis.

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/04/29/adakah-pemeriksaan-penunjang-

untuk-depresi-dan-cemas-459263.html

dr.Andri,SpKJ (Psikiater)

Page 11: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

10. Macam-macam fobia?11. Perbedaan cemas dengan takut?12. Manifestasi dari cemas?

Gejala-gejala cemas pada dasarnya terdiri dari dua komponen yakni, kesadaran

terhadap sensasi fisiologis ( palpitasi atau berkeringat ) dan kesadaran terhadap rasa

gugup atau takut. Selain dari gejala motorik dan viseral, rasa cemas juga mempengaruhi

kemampuan berpikir, persepsi, dan belajar. Umumnya hal tersebut menyebabkan rasa

bingung dan distorsi persepsi. Distorsi ini dapat menganggu belajar dengan menurunkan

kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat dan menganggu

kemampuan untuk menghubungkan satu hal dengan lainnya.

Aspek yang penting pada rasa cemas, umumnya orang dengan rasa cemas akan

melakukan seleksi terhadap hal-hal disekitar mereka yang dapat membenarkan persepsi

mereka mengenai suatu hal yang menimbulkan rasa cemas.

Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas

Tarumanegara

STEP 3

1. Mengapa pasien sering mengalami berdebar,kepala pusing,berkeringat?Otak ada reseptor benzodiazepine untk regulasi kecemasan yg sgt berhubungan dg GABA yg mengontrol aktivitas neuron diotak yg mengatur kecemasan.Cemas ada peningkatan hormone adrenalin kontraksi jantung meningkatKepala pusing manifest dr cardiac output yg meningkat.

Page 12: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Cemas mrpkn gejala kecemasan. Ada 2 fase.Fase 1 : Peningkatan adrenalin dan nor yg menyebbkn ketegangan otot pd dada,punggung,leher nyeri pd otot2 sekitarFase 2 : sama fase 1 + dirinya tdk bisa mengontrol emosinya dan tdk ada motivasi diri untuk tindakan tsb.

Neurotransmitter meningktkan GABA,serotonin.Berdebar merupakan kecemasan

GABA mencetusan cemas.GABA punya reseptor GABA A dan B.ketika ada rangsangan berlebihan,GABA dan reseptor bs menghambat.krna jumlahnya berkurang,tdk ada yg menghambat rangsangan memicu saraf simpatis manifest ke jantung krn vasokonstriksi pembuluh darah perfusi organ Norepinefrin krn kerjanya langsung menuju ke organnya,jika ada peningkatan norepinefrin hiperaktifitas otonom

2. Mengapa pasien merasa khawatir,ketakutan dan cemas disertai badan sakit semua?Peningkatan nor/epinefrin peningkatan kontraksi jantung.Patfis cemas dan marah sama,hanya beda manifestnya.

Page 13: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Gelisah : corak perasaan yg dialami seseorang ketika dia ingin memecahkan suatu masalah dlm kehidupannya.

3. Mengapa keluhan ini muncul saat penderita berada ditempat keramaian?cemas dg Agoraphobia : ketakutan seseorng pd sesuatu shg tdk ingin sendiri.Cemas Tanpa agoraphobia :

Keramaian merupakan stessor yg menyebabkan aktivasi saraf simpatis. Yg teraktivasi karna ada ancaman/ keadaan yg tdk menyenangkan.

Agoraphobia :Byk orng /keramaianTempat umumKeluar rumahPergi sendiriHousebond

Klasifikasi cemas mrpakan gejala primer yg minimal onsetnya 6 bulan

4. Macam-macam cemas?Ringan : yg dpt menyebabkan seseorng mnjadi waspada,dan bs mempertajam indra(mata dan telinga).

Page 14: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Dpt memotivasi individunya sndiri shg bs memecahkan masalahnya sendiri scara efektif.ex :mengalami mslh pd keseharianSedang : memeusatkan perhatian pd hal2 yg penting dan mengesampingkan hal lain. Perhatiannya menjadi selektif namun dpt melakukan sesuatu dg terarah.ex : siswa SMA yg mengalami ujian,pasangan yg menghadapi kelahiran anak pertama dg resiko tinggiBerat : persepsi pd individu mnjdi sempit dan terpusat pd masalah scra spesifik shg tdk terpikirkan hal2 yg lainex: penderita sudh tdk memperhatikan lingkungannya(tingkatannya rendah). Tapi kalau sudh ke tingkatan yg lebih tinggi,trmasuk panic. Panik : sudah kehilangan kendali dan tdk bisa menerima perintah orng lain. Kemmapuan berkomunikais dg lingkungan sekitar jg berkurang.

Cemas yg menyeluruh : orngnya merasa cemas tiapa hari-bulan tpi bukan krna keadaan ttt(pd keadaan yg tdk membahayakan juga).Gejala : kepala pusing,gemetar,sulit konsentrasi,ketegangan otot,tdk santai. Overaktivitas otonomik : berdebar-debar,keringat dingin.

Page 15: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Cemas neurotic : berhub dg mekanisme pembelaan dirinya dan bisa merasa bersalahCemas moral : merasa takut karna melanggar moralCemas realitik : takut akan bahaya yg mengancam.ex:takut ular

5. Perbedaan cemas dengan takut?Takut : Tingkah laku dr kita untuk menghindari sesuatu yg berlebihan trhdp obyek,situasi,lingkungan. Jika tlalu berlebihan fobiaFobia social(pd lingkungan.ex:takut pd keramaian) dan spesifik(hal ttt dan menetap)Cirinya : harus mrpkn gejala primer,takut berada di lingkungan luar rumahnya

6. Manifestasi dari cemas?Respon fisiologis :Kardiovaskular berdebar,tekanan dan nadi meningkatRespi pernafasan dangkalNeuromuscular kekakuan GIT kehilangan nafsu makanPerkemihan sering BAKKognitif hilangnay konsentrasiAffektif tegang dan takut

7. Hubungan cemas dengan umur?

Page 16: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Aminobiogenik dopamine,serotonin,norepinefrin. Ada batas max usia 15 tahun,kemudian akan mengalami penurunan.

8. Perbedaan cemas,fobia,dan panic?

9. Macam-macam fobia?

Nosofobia : takut pd dtgnya penyakit

Dismorfofobia : takut pd perubahan bentuk tubuh

Nekrofobia : takut mayat

Bibliofobia : takut buku

Basilofobia : takut bakteri

Hidrofobia : takut air

Aerofobia : takut ketinggian

Claustrofobia : takut tempat sempit

Planofobia : takut berada ditmpt terbuka dan luas

10. DD?Cemas :perasaan takut terus menerus thdp bahaya seolah olah mengancam yg sebenarnya tdk nyata,tetapi hanya dlm perasaan penderita saja.

Page 17: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Macam2 gx cemas : panic,fobia,obsesif-kompulsif.Gx cemas ada pengurangan metabolisme di lobus temporal,oksipital,frontal dextra.Obat cemas : diazepam,xentopiazid.

FobiaFobia social(pd lingkungan.ex:takut pd keramaian) dan spesifik(hal ttt dan menetap)Cirinya : harus mrpkn gejala primer,takut berada di lingkungan luar rumahnyaSomatoform : nyeri yg berulang-ulangMerasa sakit tapi secara medis tdk ada,dan ada disabilitas

11. Apa pf dan px penunjang yg dilakukan?

MRICT ScanPx LCS

Panic,fobia,obsesif kompulsif bedanya apaa?????Panic : tingkah laku yg sudah tdk memperdulikan lingkungan sekitar shg ada peningkatan otonomFobia : kelainan tingkah laku yg sudah spesifikObsesif kompulsif : sebuah pikiran yg mengganggu tngkat personal. (kompulsif) mrpkan tindakannya.

Page 18: Fahmihenggar Lbm 3 Jiwa

Macam-macam cemas??(DSM IV)Gx panic dg/tanpa agoraphobia Gx panic bukan karna zat psikoaktif

Kriteria diagnostic cemas??(PPDGJ)

Terapi panic,cemas,obsesif kompulsif,fobia????sama atau tidak???

STEP 4

Keluhan Aktivitas GABA Regulasi cemas

Meningkatkan serotonin,dopamine,norepinefrin Cemas(gejala psikis)

Manifestasi PF dan Px penunjang

Terapi :

Diazepam,lorazepam