10
ProsicBng Seminar Hasil Ptntlitian P2TRR Tahun2002 ISSN" 0854-5278 EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN PERANGKAT OLEH DATA PERAWATAN RSG-GAS Jupiter SitorusPane, Kad arusm a n to ABSTRAK EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSG-GAS DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK OLAH DATA PERAWATAN RSG-GAS. Dalam rangka meningkatkan evaluasi terhadap sistem dan komponen reaktor telah dilakukan inventarisasi data kerusakan maupun peibaikan sistem dan komponen RSG- GAS. Evaluasi dilakukan dengan mcncari beatuk fungsi distribusi kerusakan masmg-masing komponen, laju kerusakan. MTTF, MTTR. dan ketidak tersediaan (tnavailability). Untuk mempennudah evaluasi telah dibuat program olah data SYSCOM-RSGGAS yang dapat melakukan analisis statistika. penentuan parameter keandalan, analisis pohon kegagalan Dalam makalah ini diuraikan hasil-hasil pengolahan data yang telah dilakukan ABSTRACT EVALUATION OF COMPONENTS AND SYSTEMS OF RSG-GAS AND DEVELOPING OF MAINTENANCE EVALUATION SOFTWARE. In order to enhance the evaluation of components and systems, inventarization of failure and repair data has been performed. The evaluation was done by calculating distribution function of failure, failure rate. MTTF. MTTR. and unavailability. The evaluation was comprehend in a code program of SYSCOM-RSGGAS, that are able to performed statistical analysis. reliability parameters, and Fault Tree Analysis. This paper wil describe some results of the program. 1. PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan evaluasi terhadap sistem dan komponen yang terdapat dalam Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy telah dilakukan inventarisasi data kerusakan maupun perbaikan sistem dan komponen-komponen RSG-GAS. Data-data tersebut dievaluasi untuk mencnlukan waktu rusak, fungsi distribusi kerusakan, waktu perbaikan, fungsi distribusi perbaikan. Dalam makalah ini akan dhraikan hasil evaluasi terhadap system dan komponen RSG-GAS dengan contoh kasus pada sistem ventilasi dan pembuatan program olah data perawatan system dan komponen RSG-GAS. SYSCOM-RSGGAS, dengan tujuan agar tersedianya data kerusakan dan perbaikan yang handal dan sekaligus mempermudah cara evalusinya Evaluasi dilakukan dengan menggunakan eksplorasi data, pendugaan parameter dengan metode kemungkinan maximum, uji model sebaran dan menentukan Kurva Ketahanan (Survival Plot), perhitungan data kerusakan, MTTF, laju perbaikan, MTTR, ketersediaan dan ketidak tersediaan. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Parameter keandalan komponen Kegagalan komponen dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain, cacat pabrik, besarnya beban melebihi beban yang sepaturnya, kurang sesuainya kondisi fisik lingkungan, dan peristiwa penuaan (Apostolaksis, 1974). Hal yang utama dalam studi keandalan dan keselamatan adalah adalah waktu gagal suatu unit yaitu waktu yang diperlukan satu unit dari kondisi baru sampai gagal. Karena kompleksnya kondisi suatu komponen maka sulit untuk dapat mengetahui waktu gagal suatu alat secara individual, untuk itu dibutuhkan suatu model matematika yang dapat menggambarkan keandalan secara statistika. Analisis keandalan sistem umumnya ditandai dengan perhitungan parameter berikut ini, yaitu: 05

EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

ProsicBng Seminar Hasil Ptntlitian P2TRR Tahun2002

ISSN" 0854-5278

EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN PERANGKAT OLEH DATA PERAWATAN RSG-GAS

Jupiter SitorusPane, Kad arusm a n to

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSG-GAS DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK OLAH DATA PERAWATAN RSG-GAS. Dalam rangka meningkatkan evaluasi terhadap sistem dan komponen reaktor telah dilakukan inventarisasi data kerusakan maupun peibaikan sistem dan komponen RSG-GAS. Evaluasi dilakukan dengan mcncari beatuk fungsi distribusi kerusakan masmg-masing komponen, laju kerusakan. MTTF, MTTR. dan ketidak tersediaan (tnavailability). Untuk mempennudah evaluasi telah dibuat program olah data SYSCOM-RSGGAS yang dapat melakukan analisis statistika. penentuan parameter keandalan, analisis pohon kegagalan Dalam makalah ini diuraikan hasil-hasil pengolahan data yang telah dilakukan

ABSTRACT

EVALUATION OF COMPONENTS AND SYSTEMS OF RSG-GAS AND DEVELOPING OF MAINTENANCE EVALUATION SOFTWARE. In order to enhance the evaluation of components and systems, inventarization of failure and repair data has been performed. The evaluation was done by calculating distribution function of failure, failure rate. MTTF. MTTR. and unavailability. The evaluation was comprehend in a code program of SYSCOM-RSGGAS, that are able to performed statistical analysis. reliability parameters, and Fault Tree Analysis. This paper wil describe some results of the program.

1. PENDAHULUAN

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan evaluasi terhadap sistem dan komponen yang terdapat dalam Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy telah dilakukan inventarisasi data kerusakan maupun perbaikan sistem dan komponen-komponen RSG-GAS. Data-data tersebut dievaluasi untuk mencnlukan waktu rusak, fungsi distribusi kerusakan, waktu perbaikan, fungsi distribusi perbaikan.

Dalam makalah ini akan dhraikan hasil evaluasi terhadap system dan komponen RSG-GAS dengan contoh kasus pada sistem ventilasi dan pembuatan program olah data perawatan system dan komponen RSG-GAS. SYSCOM-RSGGAS, dengan tujuan agar tersedianya data kerusakan dan perbaikan yang handal dan sekaligus mempermudah cara evalusinya

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan eksplorasi data, pendugaan parameter dengan metode kemungkinan maximum, uji model sebaran dan menentukan Kurva Ketahanan (Survival Plot), perhitungan data kerusakan, MTTF, laju perbaikan, MTTR, ketersediaan dan ketidak tersediaan.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Parameter keandalan komponen

Kegagalan komponen dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain, cacat pabrik, besarnya beban melebihi beban yang sepaturnya, kurang sesuainya kondisi fisik lingkungan, dan peristiwa penuaan (Apostolaksis, 1974).

Hal yang utama dalam studi keandalan dan keselamatan adalah adalah waktu gagal suatu unit yaitu waktu yang diperlukan satu unit dari kondisi baru sampai gagal. Karena kompleksnya kondisi suatu komponen maka sulit untuk dapat mengetahui waktu gagal suatu alat secara individual, untuk itu dibutuhkan suatu model matematika yang dapat menggambarkan keandalan secara statistika.

Analisis keandalan sistem umumnya ditandai dengan perhitungan parameter berikut ini, yaitu:

05

Page 2: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

ISSN 0854-5278 Evaluasi Sistem Dan . Jupiter Storus Pane

1. laju kegagalan atau failure rate Aft), 2. keandalan atau reliability R(t), 3. ketidakandalan atau peluang kegagalan

kumulatif atau unreliability Fft), 4. fungsi rapat peluang kegagalan atau failure

density f(t) , Fungsi rapat peluang kegagalan atau rapat kebolehjadian gagal fft) adalah kebolehjadian kegagalan persatuan waktu atau dengan kata lain fft)dt adalah kebolehjadian suatu komponen mcngalami kegagalan di dalam rentang waktu rf? di sekitar saat t. Fungsi kebolehjadian gagal kumulatif Fft) adalah kebolehjadian tcrjadinya

kegagalan yang pertama kah sebelum batas waktu /. Laju kegagalan Afl) adalah kebolehjadian bersyarat terjadinya kegagalan persatuan wakm dt. Atau Aft)dt adalah kebolehjadian suatu komponen mengalami kegagalan dalam rentang waktu antara / dan ft+dtj, dengan catatan bahwa komponen tersebut tidak mengalami kegagalan sampai batas waktu/.

Secara matematis hubungan lengkap di antara keempat fungsi keandalan butir 1 sampai butir 4 adalah

<«_ /(') -f<t) Rdt {l-F(t)) R(t)

' } ( ' -\f(t)dr =(1-F(0) = exp -\A{r)dr

V o j , o /

A(t) =

R(t) =

F(l) * \f{r)dr = l-R(t) = l-cxA-lA(r)dT o I o .

fit) - d-f = - ^ = A(t)R(t)

0)

(2)

(3)

(4)

Dalam kenyataannya komponen yang terpasang di dalam sistem atau instalasi diklasifikasikan berada dalam daerah pemakaian dengan laju kegagalan sebesar Aft). Nilai laju kegagalan sebagai fungsi waktu Aft) pada daerah operasional umumnya dianggap konstan sehingga nilai Aft) = A

Kebolehjadian gagal kumulatif komponen sebagai fungsi waktu ; F(t) seperti dijelaskan pada persamaan (3) untuk nilai Aft) konstan. (Aft) = A) adalah merupakan fungsi eksponensial dan dapat ditulis sebagai

Fft) = At (6)

Fft) = 1 - e"* (5)

Dengan melakukan penderetan fungsi Taylor dan mengabaikan nilai suku berpangkat dua. tiga dan seterusnya. maka persamaan (5) dapat didekati dengan

MTTF (Mean Time to failure) adalah waktu rata-rata kegagalan komponen yang nilainya dapat ditulis sebagai MTTF = 1/A Pada umumnya MTTF digunakan untuk komponen-komponen sederhana yang tidak memerlukan adanya peibaikan jika komponen gagal.

Dalam analisis keandalan komponen/sistem dan unsur penyusun sistem yang ditinjau hanya diklasifikasikan dalam salali satu diantara dua kondisi >ang mungkin, yaitu baik atau gagal (kondisi biner). Dalam analisis tidak ditinjau komponen berada pada kondisi tengah-tengah yaitu setengah baik atau setengah gagal.

Untuk kondisi kegagalan dan perbaikan mengikuti distribusi eksponensial maka ketidak tersediaannya dihitung dengan rumus [Kim, 99).

0(0 = A (A + fj)

J-expH^)'} (7)

66

Page 3: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

Prosi&ng Seminar Hasil Penttitian P2TPR Tahm2002

ISSN 0854-5278

dimana: X =1/MTTF = laju kegagalan u, =1/MTTR = laju perbaikan Rata-Rata ketidak tersediaan

5(0 = <A + M)

(8)

Berdasarkan perhitungan di alas dirancanglah program olah data perawatan untuk menganalisis kondisi komponen yang ada di RSG-GAS.

2.2 Analisa Statistik

2.2.1 Eksplorasi Data

Analisis data yang bersifat eksploratif diawali dengan upaya penelusuran dan pengungkapan struktur dan pola yang dimiliki oleh data tanpa mengaitkan secara kaku pada asumsi-asumsi tertentu.

Grafik menjadi alat peraga yang semakin penting peranannya dalam analisis data, baik sebagai ringkasan data (persamaan garis regresi) maupun sebagai alat diagnosa kcscsuaian model dugaan dan merupakan pelengkap yang berharga dalam teknik statistika lain seperti analisis regresi dan analisis ragam.

2.2.2 Diagram Kotak Garis

Diagram kotak garis dapat menggambarkan lokasi pemusatan, rentangan penyebaran, dan pola sebaran data. Lokasi pemusatan dapat diwakili oleh nilai median, dan rentangan penyebaran dapat dilihat dari panjangnya kotak yang merupakan jarak antar kuartil. Posisi median dalam kotak akan menunjukkan kemiringan pola sebaran. Letak median yang dekat ke Ql mencirikan suatu sebaran dengan kemiringan positif dan memanjang ke arah nilai-nilai yang lebih besar dan kemiringan negatif terjadi bila median lebih dekat ke Q3. Panjangnya garis yang menjulur keluar dari kotak menjadi petunjuk adanya data yang agak jauh dari kumpulannya. (Aunuddin,1989)

2.2.3 Fungsi Kepekatan peluang

Misalkan T menyatakan lifetime/failure time sebuah komponen pada suatu sistem dengan T > O.Fungsi kepekatan peluang waktu / dapat ditulis /r(0- Mi) didefinisikan sebagai limit dari peluang suatu komponen gagal dalam suatu selang tiap unit waktu.

frU) = Lim P{ komponen gagal pada interval (U+At)} (Cox & Oakes. 1984 ). At -> 0 At (H)

Sedangkan fungsi sebaran kumulatifnya adalah :

M') = J/r('>" (9)

Menurut H.M, Wadswort Jr. at all (1986), sebaran kegagalan komponen mengikuti sebaranan fungsi sebaran normal, sebaran log normal, sebaran eksponensial, dan sebaran Weibull. 2. Sebaran Normal

Sebaran peluang kontinu yang paling penting dalam statistika adalah sebaran normal. Grafiknya disebut kurva normal adalah kurva yang berbentuk genta/lonceng. Fungsi kepekatan peluang normal adalah sebagai berikut

o-4m ] 2 / ( * ) = ■

dengan (-oo < / < oo.-oo < // < <x)dano~ > 0 E(T)=u. dan V C D ^

Dari fungsi kepekatan peluang diatas teriihat ada dua parameter, yaitu n (nilai tengah) yang dikenal sebagai parameter lokasi dan a ( simpangan baku ) sebagai parameter skala. Perubahan nilai fi hanya akan menggeser titik pusat sebaran sedangkan perubahan nilai a akan mempengaruhi pola sebaran namun bentuknya tetap scpcrti genta/lonceng. 1. Sebaran Log Normal Fungsi kepekatan peluang Log Normal mempunyai bentuk

(10) / ( / ) = 1 •fhii

exp nta

1 2a'

■(ln / -A) 2 />0

67

Page 4: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

ISSN 0854-5278 Evaluasi Sistem Dan Jupiter Storus Pane

dengan f—x < t < 00,-00 < fi < <x>)dano~ > 0 ECTHidanVOI^o2

Seperti halnya sebaran normal, sebaran lognormal pun mempunyai dua parameter yaitu parameter lokasi n dan parameter skala a.

1. Sebaran Eksponensial Fungsi sebaran eksponensial mempunyai bentuk f(tH-exp(-A.t) dengan 0 </ < co.O < A < 00 E#=1A dan V(t)=VX7

Sebaran eksponensial memiliki parameter), yang lebih dikenal dengan parameter skala karena perubahan nilai >. hanya akan merubah skala pola sebaran

2. Sebaran Weibull Fungsi kepekatan peluang sebaran weibull adalah sebagai berikut:

f(t, = aJ3(at)Me-<afi>

dengan 0<t<a>,a,p>0

pVa

= r(H-2/a)-ra + l/a)2

pVa

Fungsi peluang webiull memiliki dua parameter yaitu parameter skala A dan parameter bentuk p Perubahan nilai P akan merubah bentuk pola sebaran

2.2.3 Metode Kemungkinan Maksimum

Metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood) adalah menghitung dengan me-maksimumkan fungsi likelihood Fungsi likelihood didapat dengan tekhnis seperti di bawah ini: > Mengetahui fungsi kepekatan dari n peubah

acak (misalnya peubah acak X ) yang saling bebas dengan parameter tertentu (misalnya parametem\a9)

> Mencari fungsi kepekatan bersama (joint density function)

> Mencari fungsi likelihood L yang didapat dari fungsi kepekatan bersama n peubah acak .

Ux,Xi xn;9)= flf(x,) i=\

Dimanai= 1,2, , n

> Buatlah fungsi likelihood L kedalam bentuk logaritma Ln(L)=Ln L(x,.xz ;G)

> Maximumkan Ln (L) dengan earn menurunkan Ln (L) dengan parameter yang diduga (misalnya parameter yang diduga adalah 9) sehingga ruas kanan sama dengan nol

2.2.4 Probability Plot Probability plot adalah membuat plot dimana

sumbu x adalah lifetime/failure time atau transformasi lifetime dan sumbu y adalah dugaan peluang kumulatif (p) Transformasi keduanya (baik sumbu x maupun sumbu y) diperiukan untuk memastikan bentuk plot.

Tabel di bawah ini menunjukkan bagaimana plot antara x dan y dibuat.

Sebaran Weibull

Eksponensial Normal

Lognormal Base

Koordinat x In (failure

time) Failure time Failure time In (failure

time)

Koordinat y Ln(-ln(l-p))

-ln(l-p) 4>'(p) <t>-'(p)

2.2.5 Uji Kesesuaian Sebaran

Metode keselarasan (goodness of fit) sering digunakan untuk menentukan sampai seberapa jauh data contoh yang teramati "selaras" dengan model yang ditawarkan Uji keselarasan bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk mengevaluasi sampai seberapa jauh suatu model mampu mendekati situasi nyata yang digambarkannya. Beberapa uji kesesuaian sebaran yang umum digunakan adalah: 1. Uji Kesesuaian Sebaran Kolmogorov-Smirnov. 2. Uji Kesesuaian Sebaran Cramer 3. Uji Kesesuaian Sebaran Anderson Darling.

Penelitian ini akan menggunakan uji kesesuaian sebaran Anderson-Darting. Statistik Anderson-Darting mengukur seberapa jauh titik-titik plot jatuh dan fitted line pada probability plot. Nilai Anderson-Darling >ang terkecil megindikasikan bahwa sebaran tersebut yang paling mendekati data empiriksehingga dapat diputuskan bahwa lifetime suatu komponen dapat didekati oleh sebaran yang memiliki nilai statistik Andersondaiiing terkecii

Uji kesesuaian sebaran ini didasarkan pada fungsi sebaran empirik untuk data yang kontinu Uji

OS

Page 5: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

Prosiaing Seminar Hasil Penetitian P2TRR Tahun2002

ini menitik beratkan pada dua buah sebaran yaitu sebaran kumulatif contoh Fn(x) dengan sebaran kumulatif data yang dihipotesiskan F0(x).Nilai F„(x) dirutung berdasarkan: F„(x)= (Bam^knya pengamatan x < x ) / n ; Dimana x,, x2 , , x„ adalah contoh acak dari peubah acak X yang memiliki fungsi sebaran kontinu. Hipotesis Ho: F(x)=Fo(x) Hl:F(x)*Fo(x) Statistik ujinya adalah

. ~ ir?[F"(x)-Fo(x)¥ , - . . An,r = n f *—^-4 ^KdF„(x)

lF0(x)[\-F0(x)]

2.2.6 Penyensoran

Pengamatan tersensor terdiri dari 3 tipe, yaitu: 1. Pengamatan tersensor kanan

Pada kasus ini pengamatan ada yang diketahui waktu ketahanan hidupnya dan ada yang tersensor. Pengamatan yang tersensor ini masih beroperasi sampai periode yang ditentukan dan akan mengalami kegagalan sesudah periode yang ditentukan

2. Pengamatan tersensor interval Tipe pengamatan tersensor kedua disebut pengamatan tersensor interval karena wakm hidupnya diketahui berada pada selang tertentu tapi secara pasti waktu hidupnya tidak diketahui.

3. Pengamatan tersensor kiri Tipe pengamatan tersensor ketiga hampirsama dengan dengan pengamatan tersensor interval tetapi intervalnya sejak awal dioperasikan sampai sebelum periode yang ditentukan

2.2.7 Fungsi Ketahanan dan kurva ketahanan

Fungsi ketahanan adalah peluang suatu komponen dapat bertahan lebih dari waktu:

S^t)= P{sualu individu bertahan lebih dari waktu t) =P(T>t) = 1-P (suatu individu mati sebelum waktu t) = l-FT(l)(Crowder,et.al.\99l) Sedangkan kurva ketahanan adalah salah satu

jenis kurva yang mengambarkan hubungan antara lama hidup (life time) (sumbu-x) dengan peluang komponen dapat bertahan hidup pada rentang waktu

ISSN 0854-5278

tertenm (sumbu-y). Dengan kurva ini dapat diketahui peluang komponen yang mampu mencapai batas umur tertentu. Semakin curam kurva semakin pendek usia hidup komponen tersebut

4. TATA KERJA

Penetitian ini diawali dengan melakukan inventarisasi terhadap data kerusakan komponen reaktor RSG-GAS yang kemudian di masukkan kedalam program data base. Berdasarkan data-data tersebut dilakukan analisa sebaran untuk mengetahui bentuk sebaran dari data yang telah diinventarisasi dengan menggunakan Minitab Versi 13 Window dan selanjutnya dihitung laju kegagalan, MTTF, MTTR, dan availability. Untuk mempermudah melakukan database data kerusakan dan analisisnya maka disusunlah suani program yang diberi nama SYSCOM-RSGGAS yang hasilnya diuraikan pada bab berikut ini:

4. HASBL DAN PEMBAHASAN

4.1 Program Utama Program ini terdiri dari 4 sub menu yaitu

memasukkan data, olah statistik, olah data kegagalan, dan perhitungan pohon kegagalan seperti yang tertihat padaGambar 1 berikut:

Page 6: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

ISSN 0854-5278 Evaluasi Sistem Dan . Jupiter Sitorus Pane

*» Mtstesett ACOD»»

* W » * r » t Fa** 8«nr* loon tfvtm a* *\>-*\Ei-a-\®l

-: Mrnu UI<HTM FtM«

SELAMAT DATANG PADA SISTEM SISTEM OLAH DATA PERAWATAN

4.2 Pemasukaan data Struktur data base data masukan dapat seperti pada Gambar 2.

■*\. Mtcioich Acceu ir.cojgJjnJ j i g :Bo 6* K"» feat F i x femi D»k JfraWtpfe

IIM-ToliOi?1*^e^H]«'*l«liiiPSis ►

SjUBB J CoPPOM* f ~ "

ttE*C*fc j Fate Me* famcaofFoUc p

n<»»inD»t»

I « * t » i Ktfaar j

.:.■===-.. """::!...: ; :.:::^::'':. : ::^::

i ; :' . : . - : ' ...... ' j ^ . . . . ; . V"j":;:::|. J : i : :

"

!<*|#* * ! B ' a - ©; IS

PS! iE3

-MxJ

4.3 Pengolahan data statistik

Boxpkrt Gambar 1. menunjukkan boxplot sistem

ventilasi. Sumbu vertical merupakan waktu hidup( Life time ) komponen dapat beroperasi secara normal sampai komponen tersebut mengalami kegagalan dalam satuan jam.

BOXPLOT SISTBMI V&TflUSI

\ ) 1

(FJ NX. MA r i / -

Gambar 3. Boxplot lifetime untuk Sistem Ventilasi

70

Page 7: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

ProsUEng Seminar Hasil Penetitian P2TRR Tahun2002

ISSN' 0854-5278

Perbandingan dari kelima system ventilasi dapat dilihat bahwa empat dari lima system tersebut, yaitu QKJ, KLE. KLA, KLC memiliki kemiripan Halam posisi median. Keeinpat system memiliki sebaran dengan kemiringan negatif, posisi median lebih dekat ke Q3 Hal ini mengindikasikan bahwa keempat system, mayoritas komponennya memiliki lifetime yang panjang. karena data lifetime mengumpul pada daerah antara Q2 dan Q3

Keempat system menunjukkan ekor yang panjang ke arah nilai yang lebih kecil artmya ada beberapa komponen yang mengalami lifetime lebih pendek daripada lifetime komponen lain.

Sedangkan pada system KLD terdapat pencilan , hal ini mengindikasikan bahwa pada system KLD ada komponen yang nilai lifetime nya jauh dari kumpulannya.

Adapun rentang penyebarannya dari keempat system hampir mirip kecuah KLD. yang rentang penyebarannya kecil.

1. Chilled Water Plant Reactor Building (QKJ), semua komponen pada system ini memiliki sebaran normal. Hasil perhitungan sebaran ditunjukkan pada tabcl berikut ini:

Komponen

QKJ01

QKJ02

QKJ03

QKJ04

QKJ10

QKJ20

M 3000 90

3376 5

3196.70

3678 00

2634.3

2671.8

a

16448

1414 21

1587

1170.6

1466.70

1404

A-D

4.662

4.746

3017

2.484

3.303

3.116

Sebaran

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

2. Ventilation Sistem Low Radiation Zone (KLE). sebaran pada komponen ini bervariasi. Komponen

KLE 10

KLE 20

KLE 22

KLE 23

KLE 31

KLE 32

KLE 33

KLE 40

KLE 50

M 2102.2

80028

1534

1095.70

3169.30

2438.30

317520

75664

1931

o

1726.90

0.6418

0.9196

529.30

1172.80

143340

8 8211

0.9873

A-D

1.852

3.576

3.410

3.44

1.618

1836

1911

1630

3.167

Sebaran

Normal

Log normal

Weibull

Normal

Normal

Eksponensial

Normal

Log normal

Normal

Pendugaan Parameter Hasil pendugaan parameter untuk

menentukan parameter pada fungsi kepekatan peluang untuk komponen-komponen pada Sistem ventilasi adalah dengan menggunakan software minitab versi 13 for windows dengan metode pendugaan kemungkinan maksimum /maximum likelihood

Uji Kesesuaian Sebaran Hasil uji kesesuaian sebaran Anderson -

Darling dengan menggunakan Minitab versi 13 for windows menghasilkan statistik uji untuk setiap komponen pada sistem ventilasi. Sehingga akan didapat kesimpulan seperti dibawah ini:

Page 8: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

ISSN 0854-5278 Evaluasi Sistem Dan Jupiter Sitorus Pane

3. Ventilation System Intermediate Radiation Zone (KLA), sebaran komponen pada system ini bervariasi

Komponen

KLA 10

KLA 11

KLA 12

KLA 20

KLA 21

KLA 22

KLA 31

« 2538.7

7.8602

2379.80

3286.30

1619.19

2640.50

3337 60

O"

1636.50

0.56123

1.3555

1451.70

16.716

2.1918

1799.00

A-D

4.096

1.570

1.405

3.432

3.410

3.410

2.608

Sebaran

Normal

Log normal

Weibull

Normal

Weibull

Weibul

Normal

4. Auxiliary Building Ventilation Sistem (KLC). sebaran komponen pada system ini bervariasi.

Komponen

KLC 01

KLC 02

KLC 03

KLC 04

H 7.0614

251720

4537 00

2597.00

a

1.0212

1710.80

7.679

A-D

1.457

1.457

2.099

4.448

Sebaran

Lognormal

Normal

Weibull

Eksponensial

5 Diesel Building Ventilation Sistem (KLD), komponen pada system ini memiliki sebaran normal.

Komponen KLD 30

P-3694.90

O"

1084 40

A-D

2.260

Sebaran

Normal

Data hasil olahan analisis statistika menunjukkan bahwa kebanyakan sebaran memiliki karena nilai tersebut tidak jauh berbeda maka distribusi normal dan log normal dan sebagian perhitungan laju kegagalan dengan asumsi kecil adalah log normal Untuk mendapatkan nilai terdistribusi eksponensial dapat digunakan. yang eksponential maka perlu dilakukan konversi. Dengan demikian perhitungan laju kegagalan Namun dalam prakteknya seperti diuraikan berikut ini dapat digunakan

72

Page 9: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

Prosialng Seminar Hasil Penetitian P2TRR Talam 2002

ISSN 0854-5278

4.4 Hasil CMah Data SYSCOM-RSGGAS

synsn Conpono* HurtKr off Wire ReptfrTrne 1 MTTF t MTTR p. o feraoi

:BOOI

CPO02

Fi-Oo-GS

l

0

3

2.18E05

7 3 7 X 0 6

' K E *

U 8 E - 0 5

0

48

2 2 4 E 1 E

673X*4S

4 4 6 X 4 6

149X06

B U M

cfx: rjoci 1 :w3oi I

- 3 M

0

7 2 7 X 0 6

7 3 7 E 0 6

L38E«05

138E<05

-8544

0

6 7 3 M J

•. m«« ]49E-»5

1.49E06

830X01

8 3 0 X 0 1

»JOE-::

8 3 0 X 0 1

(KLA31

U 0 0 1

fjaa

: » K 3

13

13

:

7 2 7 X 0 6

7 2 7 X 0 6

T 2 7 E 0 6

138E*05

L 3 8 E " «

L » E » 0 5

313

313

0

6 73X*05

6ns»« 6 7 3 S * «

1*9X06

1*9X06

149E-06

8 3 0 X 0 1

8 3 0 E O 1

8 3 8 X 0 1

YLKO HA001

WO03

nooa

13

13

1

7 2 7 X 0 6

7 2 7 E 0 6

7 2 7 E 0 6

138E-05

L38E«05

13SE-05

313

313

34

6J3EW6

6JSE-ME

6 T O W K

1*9X06

1*9X06

149E-06

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1 t O A J 3

(U0C1

HM01

SLOO-GS

JLA30BT001

H 156

56^2

3

2 1 8 E O J

3.18X05

7 2 7 X 0 6

7 2 7 E J *

4JSE«04

4_58E«04

U 8 E « S

U 8 E W 5

T92

1 2 a

8764

48

3 2 4 E * «

: ; i i x f

6 7 3 2 X B

6J3E*85

4 46X06

4 4 6 X 4 6

: *SE X

149X06

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

f O A l *

■JJ:: IHX:

1

11

113

1.45X05

2 9 1 X 0 5

urn

6.88EKH

344E«04

4 « . E « M

'.3

66

1556

3 3 6 X * «

I68X*05

3 3 6 I * 0 5

3 9 7 X 0 6

5 9 4 X 0 6

3 9 7 X 0 6

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

P ^ l 1

MODI

: u * i

:sci

I t

•6

339

D

L4SE05

1.45X05

145E05

7 2 7 X 0 6

eatcoi 6.88E*04

6SSE«M

L38E<05

193

•96

2866

388

J 3 t I H T

3361*05

3361*05

6331*05

3 5 7 E 0 6

3 9 7 X 0 6

3 9 7 X 0 6

149X06

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

8 3 0 X 0 1

I h r d i . . « « 3 i 1 0 . i " , ' . ■■..)■'■: i ~

5. KESLMPULAN

Evaluasi terhadap data kerusakan dan perbaikan komponen RSG-GAS telah dilakukan. Hasil evaluasi menunjukkan hanya sebagian kecil dari komponen Ventilasi yang niemiliki distribusi eksponensial, Namun karena perbedaarmya tidak

cukup signifikan bila dilakukan konversi maka pada prakteknya selalu digunakan distribusi eksponensial

Dengan menggunakan distribusi eksponensial telah berhasil dibuat program olah data SYSTEM-

COMPONENT RSG-GAS (SYSCOM-RSGGAS) yang dipakai untuk rnempermudah pengolahan data perawaian sistem dan komponen RSG-GAS.

73

Page 10: EVALUASI SISTEM DAN KOMPONEN RSGGAS DAN

ISSN 0854-5278 Evaluasi Sistem Dan Jupiter Sitorus Pane

6. DAFTARPUSTAKA

[1] IAEA, 1992, Manual on Reliability Data Collection for Research Reactor PSAs." IAEA-TECDOC-636, Viennea.

[2] APOSTOLAKIS, 1974, Mathematical Method of Probabilistic Safety Analysis. University of California, LA. California

[3] COX. D.R.& OAKES. 1984.Analysis of Survival Data Chapman and Hall. London. [4] CROWDER M. J. et. al. 1991 Statistical Analyxisi ofReabilityData. Chapman and HalL London [5] H. M, WADSWORT Jr. et all. 1986. Modern Methods for Quality Control and Improvement, Jhon

Wiley and Sons. New York. [6] KIM, S.C, 1999. PSA for Research Reactor," IAEA, Vienna. [7] P2TRR.,<DokumenPPIK?

n

(8] TTM STATISTIKA JPB. "Manual of MINITAB", penerbit JPB. 1999 [9] AUNUDDIN, "Analisis Data, " Penerbit JRB. 1989 [10] MOTGOMERY et al.. "Forecasting and Time Series Analysis 2" iH, Prentince Hall. 1990

Penanja: Suroso

Pertatrvaan:

1. Faktor-faktor dominan apa yang menyebabkankegagalan ?

2. Apa kdebihan eksponensial olibandmgkannormal ?

Ja\\ aban:

1. Pendekatan dalam analisis ini adalah pendekatan secara statistik untuk melihat kecenderungan lajukerusakan

berbagai analisa mengenai penyebab kerusakan merupakan lanjutan dari hasil analisis statistika.

2 Dalam hal ini tidak dilakukan perbandingan distribusi eksfKjnenskl dengan ncninal. yang diamatiadalah

bentuk distribusi yang dihasilkan oleh data yang diamati apakah eksponensial atau normal Kecenderungan

untuk laju kegagalan adalah mengikuti distribusi eksponensial karena dianggap setelah masa komisioning

komponen sudah beroperasi dengan baik dan bila terjadi kegagalan/kerusakan maka kerusakan tersebut sesuai

dengan usia komponen tersebut dan afatnya konstan

74