30
LAPORAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN ( PDK ) EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI PRAKTIK BISNIS INOVATIF DI MADRASAH ALIYAH JAKARTA TIM PENGUSUL: DR. Hj. Ihsana El Khuluqo / 0309015703 Prof. Dr. Abdurrahman A ghani / 0310036104 Nomor Surat Kontrak Penelitian : 154/F.03.07/2019 Nilai Kontrak : Rp. 11.000.000,00 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2019

EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

LAPORAN

PENELITIAN DASAR KEILMUAN ( PDK )

EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN

MELALUI PRAKTIK BISNIS INOVATIF DI MADRASAH ALIYAH

JAKARTA

TIM PENGUSUL:

DR. Hj. Ihsana El Khuluqo / 0309015703

Prof. Dr. Abdurrahman A ghani / 0310036104

Nomor Surat Kontrak Penelitian : 154/F.03.07/2019

Nilai Kontrak : Rp. 11.000.000,00

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2019

Page 2: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI
Page 3: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI
Page 4: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI
Page 5: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

5

ABSTRAK

Evaluasi Program Keterampilan Kewirausahaan Melalui Praktik Bisnis Inovatif di Madrasah Aliyah

Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program keterampilan

kewirausahaan siswa Madrasah Aliyah melalui praktik bisnis inovatif. Persaingan global menuntut

kesiapan bangsa Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Program keterampilan kewirausahaan

dalam pendidikan tingkat madrasah aliyah seharusnya di aplikasikan pada seluruh sekolah madrasah

aliyah sehingga dapat menghasilkan generasi-generasi muda dengan kepribadian entrepreneurship.

Pendidikan kewirausahaan berdasarkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan salah satu

aspek penting dan strategis untuk meningkatkan daya saing tersebut. Penelitian ini mengambil data dari

tiga informan, yaitu; wakil ka madrasah bidang kurikulum, guru kewirausahaan, dan siswa. Metode

penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan menggunakan

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dalam pelaksanaan program keterampilan

kewirausahaan siswa melalui praktik bisnis inovatif telah dikelola dengan baik oleh seluruh siswa

sebagai tempat praktik bisnis. Program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis mampu

menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa. Saran diberikan kepada sekolah Madrasah Aliyah yakni

hendaknya pemerintah melalui Suku Dinas Pendidikan wilayah Jakarta Selatan memberikan dukungan

atau bantuan fasilitas untuk pengembangan praktik bisnis inovatif, sekolah perlu mengembangkan

jalinan kerjasama dengan lembaga lain dalam kerja sama yang saling menguntungkan, guru dan

karyawan seharusnya menjadi contoh dalam memanfaatkan business center dengan melakukan praktik

bisnis, kurikulum kewirausahaan perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi didunia usaha.

Kata kunci: Kewirausahaan, Praktik Bisnis, dan Inovatif.

Page 6: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

6

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN ................................................... 2

SURAT KONTRAK PENELITIAN ...................................................................................... 3

ABSTRAK ................................................................................................................................ 5

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 6

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 7

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 7

B. Masalah Penelitian ......................................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 9

D. Urgensi Penelitian .......................................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 10

A. State of Art .......................................................................................................................... 10

B. Kewirausahaan .................................................................................................................... 11

C. Praktik Bisnis sebagai Pelaksanaan Kewirausahaan Inovatif ............................................. 13

D. Roadmap Penelitian ............................................................................................................ 14

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 15

A. Alur Penelitian .................................................................................................................... 15

B. Lokasi Penelitian ................................................................................................................. 15

C. Metode Penelitian ................................................................................................................ 15

D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................ 16

E. Teknik Analisis Data ........................................................................................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 23

A. Deskripsi Wilayah Penelitian .............................................................................................. 23

B. Pembahasan ......................................................................................................................... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 29

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 29

B. Saran .................................................................................................................................... 29

BAB VI LUARAN YANG DICAPAI ................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 33

LAMPIRAN............................................................................................................................ 34

Page 7: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era global akan dihadapkan pada perubahan-perubahan besar dan amat fundamental

dilingkungan global. Kewirausahaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan keberanian

seseorang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Wirausahawan adalah orang yang

mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya

yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan

kesuksesan.

Lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi.

Kurikulum merupakan pengembangan dari pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,

sikap, dan minat untuk melakukan suatu ketrampilan atau tugas dalam bentuk kemahiran dan

rasa tanggung jawab. Kurikulum merupakan suatu desain kurikulum yang dikembangkan

berdasarkan sejumlah kompetensi tertentu. Sehingga setelah menyelesaikan jenjang

pendidikan tertentu, siswa diharapkan mampu menguasai serangkaian kompetensi dan

menerapkan dalam kehidupannya kelak.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu

bangsa, melalui pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang handal dan berkualitas.

Pendidikan juga menjadi salah satu indikator penilaian human development indeks, yang

menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu indeks pembangunan manusia disuatu negara

Menyadari arti strategis pendidikan dalam mencapai suatu kemajuan bangsa, maka bangsa

Indonesia menyadari sepenuhnya akan peran strategis pendidikan sebagai modal dasar dan

human invesment dalam pembangunannya.

Kesadaran tersebut diwujudkan dalam pengertian dan tujuan pendidikan nasional yang

tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki

peserta didik melalui proses pembelajaran. ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan

potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian,

Page 8: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

8

memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai

anggota masyarakat dan warga negara.

Pada tahun ajaran 2016-2017 kurikulum Madrasah Aliyah Al-Khairiyah

mengembangkan program kerja keterampilan meliputi; Akuntansi, Enterpreneurship, Tata

Boga, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab. Dalam penelitian ini memfokuskan pembahasan

keterampilan keahlian yaitu “Kewirausahaan.” Salah satu program yang berkaitan dengan

menumbuhkan jiwa wirausaha adalah Praktik Bisnis Siswa akan mendapatkan pengalaman

langsung melakukan kegiatan bisnis dengan melakukan kegiatan survey lapangan untuk

mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen, mengadakan transaksi pembelian barang

dagangan sesuai dengan hasil survey pasar, dan mengadakan kegiatan penjualan langsung

kepada konsumen, serta siswa mengadakan kegiatan pembukuan terhadap semua transaksi jual

beli yang dilakukan.

Praktik Bisnis ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan

yang terjadi pada MA bidang keahlian kewirausahaan, terutama berkaitan dengan masih

adanya rasa malu untuk menjadi wirausaha, karena masih ada image yang buruk pada dunia

wirausaha. Image buruk ini sebenarnya berupa keyakinan-keyakinan subyektif yang tidak

mengandung kebenaran obyektif. Untuk menghilangkan prasangka buruk tersebut menurut

Thomas Zimmerer (1998) bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan

adalah melalui pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan ini berupa teori dan

praktik, teori disampaikan melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas, sedangkan praktik,

dengan terjun langsung di tempat kerja.

Dengan ini maka kami peneliti tertarik untuk melakukan penelitian evaluasi program

keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta.

Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui beberapa hal antara lain efektivitas

pelaksanaan program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di

Madrasah Aliyah Jakarta sudah baik dilaksanakan sebagaimana mestinya, apakah pelaksanaan

praktik bisnis inovatif tersebut sudah sesuai dengan kemampuan murid di Madrasah Aliyah

Jakarta.

Page 9: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

9

B. Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini mengevaluasi tentang hasil dari program keterampilan

kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta dengan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana memahami dan mengevaluasi pelaksanaan program keterampilan

kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di Madrasah Aliyah Jakarta

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan praktik bisnis inovatif dari unsur penunjang dan

penghambat pembelajaran program keterampilan kewirausahaan di Madrasah Aliyah

Jakarta

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berusaha untuk menjawab rumusan masalah berdasarkan latar

belakang masalah yang telah dipaparkan pada pendahuluan di atas dengan

mengklasifikasikannya ke dalam point berikut:

1. Untuk mengetahui pemahaman dan evaluasi pelaksanaan program keterampilan

kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di Madrasah Aliyah Jakarta.

2. Untuk mengetahui unsur penunjang dan penghambat pelaksanaan kegiatan praktik

bisnis inovatif pada program keterampilan kewirausahaan di Madrasah Aliyah

Jakarta.

D. Urgensi Penelitian

Urgensi dari penelitian ini yakni praktik bisnis kewirausahaan di sekolah masih belum

maksimal dalam pelaksanaannya dan masih kurang membentuk perilaku wirausahawan

kepada peserta didik baik di Sekolah Menengah Atas maupun di Madrasah Aliyah. Pada

umumnya orientasi Kepala Sekolah hanya memberikan teori saja maka dari itu peneliti

mengembangkan program praktik bisnis di Madrasah Aliyah agar nantinya peserta didik

mempunyai perilaku kewirausahaan.

Page 10: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. State of The Art

Pembelajaran kewirausahaan akan memberikan hasil yang optimal apabila seorang

pendidik mampu mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik dengan menggunakan

prosedur yang sistematis. Pengalaman belajar yang dimaksud merupakan pengetahuan atau

informasi kewirausahaan yang biasa mereka alami atau mereka kenal sebelumnya serta

pemberian pengalaman langsung pada peserta didik dalam menjalankan wirausaha. Selain itu,

pendidik juga harus memberikan informasi yang terbuka terhadap peserta didik berkaitan

dengan kendala dan kegagalan yang mungkin akan dialami peserta didik.

Hasil penelitian oleh Tri Kuat dengan judul, Penumbuhan Jiwa Kewirausahaan Melalui

Praktik Bisnis di Business Center (Studi Kasus: SMK Muhammadiyah 2 Surakarta)

menyatakan bahwa Business Center di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta telah dikelola

dengan baik oleh kepala sekolah dan pengelola business center, dengan melibatkan seluruh

siswa sebagai tempat praktik bisnis. Praktik dalam Business center mampu menumbuhkan jiwa

kewirausahaan siswa.

Adapun oleh Dhikrul Hakim dengan judul penelitian Pengembangan Pendidikan

Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter

Bangsa dengan hasil penelitian, pendidikan kewirausahaan perlu ditanamkan dan

dikembangkan lewat dunia pendidikan, dapat diimplementasikan secara terpadu dengan

kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah.

Banyak lulusan pendidikan tidak mampu mengisi lowongan pekerjaan karena

ketidakcocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu

penyerapan tenaga kerja oleh instansi pemerintah maupun swasta sangat terbatas sehingga

jumlah pengangguran terdidik meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik, pada bulan Februari tahun 2016 jumlah pengangguran terbuka menurut pendidikan

terakhir yang ditamatkan, lulusan SLTA Kejuruan/SMK masih tergolong tinggi yaitu

1.348.327 jiwa, menempati urutan kedua setelah SLTA Umum/SMU. Jumlah tersebut

Page 11: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

11

meningkat apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 yaitu 1.174.366

jiwa (Badan Pusat Statistik, Statistik Tenaga Kerja 2015).

B. Kewirausahaan

Pengertian kewirausahaan menurut Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 1995

menyatakan bahwa, “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan

efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dana tau memperoleh

keuntungan yang lebih besar.”

Menurut Leonardus Saiman, kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang

berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauan

sendiri dan atau mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan atau kemampuan sendiri.

Wirausaha/ wiraswasta adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat kewiraswastaan/

kewirausahaan dan umumnya memiliki keberanian dalam mengambil risiko terutama dalam

menangani usaha atau perusahaannya dengan berpijak pada kemampuan dan atau kemauan

sendiri.

Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru

dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan

dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber

daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.1

Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup

memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang

memperhatikan penumbuhan karakter dan perilaku wirausaha peserta didik, baik di sekolah-

sekolah kejuruan, maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya

pada menyiapkan tenaga kerja. Untuk itu, perlu dicari penyelesaiannya, bagaimana pendidikan

dapat berperan untuk mengubah manusia menjadi manusia yang memiliki karakter dan atau

perilaku wirausaha. Untuk mencapai hal tersebut bekal apa yang perlu diberikan kepada

1 Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha

Kecil. Jakarta: Salemba Empat., hlm: 4

Page 12: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

12

peserta didik agar memiliki karakter dan atau perilaku wirausaha yang tangguh, sehingga

nantinya akan dapat menjadi manusia yang jika bekerja di kantor akan akan menjadi tenaga

kerja yang mandiri kerja dan jika tidak bekerja di kantor akan menjadi manusia yang mampu

menciptakan lapangan perkerjaan minimal bagi dirinya sendiri.

Nilai-nilai yang dikembangkan harus di arahkan pada pengembangan nilai-nilai dari ciri-

ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan, ada banyak nilai-nilai

kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta

didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik dan warga

sekolah yang lain. Implementasi dari nilai-nilai pokok kewirausahaan tersebut tidak secara

langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan pendidikan, namun dilakukan secara bertahap.

Hal ini bukan berarti membatasi penanaman nilai-nilai (internalisasi) kewirausahaan tersebut

kepada semua sekolah secara seragam, namun setiap jenjang satuan pendidikan dapat

menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan yang lain secara mandiri sesuai dengan

keperluan. Implementasi nilai-nilai kewirausahaan yaitu: (Kemendiknas: 2010, 10)

1. Mandiri

2. Kreatif

3. Berani mengambil resiko dengan pertimbangan

4. Berorientasi pada tindakan

5. Kepemimpinan

6. Kerja keras

7. Jujur

8. Disiplin

9. Inovatif

10. Tanggung-jawab

11. Kerja sama

12. Pantang menyerah (ulet)

13. Komitmen

14. Realistis

15. Rasa ingin tahu

16. Komunikatif

Page 13: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

13

17. Motivasi kuat untuk sukses

C. Praktik Bisnis Sebagai Pelaksanaan Kewirausahaan Inovatif

Dalam melakukan praktik bisnis siswa mendapatkan pengalaman langsung berupa: siswa

melakukan observasi pasar untuk mengetahui apa kebutuhan konsumen terhadap barang

keperluan sehari-hari, berdasarkan observasi pasar siswa dapat menginventarisir kebutuhan

barang yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen, siswa melakukan

pemesanan barang ke business center sekolah sesuai kebutuhan yang diperlukan konsumen,

siswa menjual barang langsung ke konsumen dengan harga yang ditetapkan sendiri oleh siswa,

siswa dapat melakukan pembukuan terhadap transaksi yang dilakukan, siswa dapat mengelola

keuangan dan keuntungan yang diperoleh.

Ciri-ciri dan sifat-sifat seorang wirausahawan yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah;

percaya diri yaitu mempunyai keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme;

berorientasikan pada tugas dan hasil dengan senantiasa berorientasi pada laba, memiliki

ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, berorientasi pada

prestasi, energik dan memiliki inisiatif; memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada

tantangan; kepemimpinan, bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain

dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun; keorisinilan, memiliki inovasi dan

kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas; berorientasi ke

masa depan, memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan; jujur dan

tekun, memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

Jika dilihat dari kesempatan yang diterima selama siswa melakukan praktik bisnis dan

bila dikaitkan dengan ciri dan sikap seorang yang berjiwa kewirausahaan, maka dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan praktik bisnis dapat mengembangkan dan meningkatkan jiwa

kewirausahaan yang inovatif.

ANALISA PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN

Penelitian yang sudah dilakukan sebagai berikut:

1. 2014 : Penumbuhan Jiwa Kewirausahaan melalui Praktik Bisnis di

Page 14: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

14

2014 PENUMBUHAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MELALUI BUSSINESS CENTER DI SMK MUHAMMADIYAH

2015, PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAN NILAI-NILAI BUDAYA UNTUK MEMBENTUK DAYA SAING DAN KARAKTER BANGSA

2016, EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA BUSSINESS CENTER UNTUK KEAHLIAN AKUNTANSI DI SMKN 7

2017, PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PRODUKTIF BERMUATAN KEWIRAUSAHAAN

2018, MANAJEMEN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH

Business Center (Studi kasus: SMK Muhammadiyah 2 Surakarta)

2. 2015 : Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-

nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

3. 2016 : Evaluasi Program Pembelajaran Kewirausahaan pada Business

Center untuk Kompetensi Keahlian Akuntansi SMKN 7

Yogyakarta

4. 2017 : Pengembangan Model Pembelajaran Produktif Bermuatan

Kewirausahaan

5. 2017 : Manajemen Pengembangan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah

Al-Islam Jamsaren Surakarta

D. Roadmap Penelitian

2019, EVALUASI

PROGRAM

KETERAMPILAN

KEWIRAUSAHAAN

MELALUI PRAKTIK BISNIS

INOVATIF DI MADRASAH

ALIYAH JAKARTA

Page 15: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Khairiyah yang terletak di Jalan Buncit III

Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan Buncit I Mampang Prapatan IV

Kelurahan Mampang Prapatan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Khairiyah yang terletak di Jalan Buncit III

Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan Buncit I Mampang Prapatan IV

Kelurahan Mampang Prapatan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama enam bulan,

dimulai bulan November 2018 sampai dengan April 2019 secara berkelanjutan agar

peneliti dapat melengkapi datadata akurat yang akan diolah dalam penelitian.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena peneliti menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial di

masyarakat dan memperlihatkan bukti-bukti dari hasil catatan lapangan, seperti

wawancara, observasi, dokumentasi berupa foto dan rekaman. Penelitian yang dipakai agar

dapat lebih menganalisa situasi di lapangan dan langsung dapat mengambil hipotesa

terhadap kejadian yang sesungguhnya untuk di samakan dengan teori yang selama ini di

pelajari.

Menurut Sugiono, dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

karena penelitian kualiatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial

Page 16: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

16

tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke

tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus

yang dipelajari.2

Maka dari itu peneliti menggunakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif sehingga

penelitian ini tidak menggunakan angka-angka tapi lebih kepada mendeskripsikan dan

mendefinisikan situasi sosial serta kejadian-kejadian yang ada berkaitan dengan masalah

penelitian. Hasil penelitian deskriptif ini dapat di jelaskan berupa hasil dari wawancara,

catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi baik berupa foto maupun video. Dimana

setelah mendapatkan data-data tersebut, dijelaskan berbentuk narasi dan dapat

menganalisis data menurut apa yang di peroleh dari lapangan.

D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena

tujuan utama dari penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.3 Pengumpulan data dalam hal ini dilakukan

di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan

pada penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Haris observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan

mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.

2 Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: CV

Alfabeta. Hlm. 298

3 Ibid. Hlm. 308

Page 17: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

17

Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang digunakan untuk memberikan suatu

kesimpulan atau diagnosis.4

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipatif. Dalam observasi ini,

peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang di amati atau yang

digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut terlibat langsung dalam kegiatan

sehari-hari narasumber. Sementara peneliti melakukan pengamatan, peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini,

maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap individu.

2. Wawancara

Menurut Meleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan

itu dilakukan oleh dia pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu.5

Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, yang bertujuan untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu

mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Jenis

wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview (wawancara

mendalam).

4 Haris Herdiansyah. 2015. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data

Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 131

5 Lexy J. Meleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm. 186

Page 18: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

18

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.6 Dokumen yang

berbentuk gambar, misalnya foto, gambar gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,

patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan perlengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Pada penelitian ini, dokumentasi yang dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan

data yaitu berupa foto, rekaman dan dokumen yang diperlukan.

Setiap teknik pengumpulan data mempunyai aturan yang dijadikan sebagai pedoman

selama penelitian agar penelitian tidak meluas sehingga data yang dihasilkan dapat lebih

rinci. Oleh karena itu peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian tentang

keterampilan kewirausahaan yang merupakan data empiris yang diperoleh dari

observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai berikut.

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Implementasi nilai-

nilai kewirausahaan

Kreatif

1. Berpikir dan melakukan sesuatu

untuk menghasilkan cara atau

hasil berbeda dari produk/jasa

yang telah ada

Mandiri

1. Sikap dan perilaku yang tidak

mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas

6 Sugiyono. Op.cit. Hlm. 329

Page 19: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

19

Berorientasi

pada tugas

dan hasil

1.memiliki motif berprestasi

2. tekad kerja keras

3. 3. energik dan berfikir positif

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif juga diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan

secara terus-menerus selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai dari mengumpulkan

data sampai pada tahap penulisan laporan.7 Inti dari analisis data dalam penelitian kualitatif

adalah mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan

dipahami secara lebih spesifik dan diakui dalam suatu perspektif ilmiah yang sama,

sehingga hasil dari analisis data yang baik adalah data oleh yang tepat dan dimaknai sama

atau relatif sama dan tidak bias atau menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah model analisis data kualitatif

Miles dan Huberman. Secara garis besar, Miles dan Huberman membagi analisis data

7 Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam

Berbagai Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 176

Page 20: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

20

dalam penelitian kualitatif ke dalam tiga tahap, yaitu kodifikasi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.8

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Teknik analisis

data model Miles dan Huberman terdiri dari tiga aktivitas yaitu reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion

drawing/verification).9 Namun sebelum melakukan reduksi data, peneliti melakukan

pengumpulan data terlebih dahulu (data collection) yaitu melalui metode, observasi,

wawancara dan dokumentasi.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.10

Dengan demikian data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Data

yang sudah di peroleh oleh peneliti dalam hal ini di bagian Biro Kepegawaian

Kementerian Kesehatan, dilakukan pemilihan dengan mereduksi data unuk

memfokuskan data yang diperlukan dalam penelitian.

b. Data Display (Penyajian Data)

8 Ibid. Hlm. 178

9 Sugiono. Op.cit. Hlm. 337

10 Ibid. Hlm. 338

Page 21: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

21

Display data atau penyajian data ini proses pengumpulan informasi yang disusun

berdasarkan kategori atau pengelompokkan– pengelompokkan yang diperlukan.

Dalam penelitian kualitatif penelitian di sajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

tabel, flowchart dan lain-lain. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, mudah dipahami, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami. Hal yang sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah teks bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah langkah selanjutnya dalam analisis

data kualitatif menurut Miles dan Huberman. Kesimpulan awal yang yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan adalah merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah

diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotetesis atau

teori.

Page 22: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

22

BAGAN ALUR PENELITIAN:

Observasi Awal (Studi

Pendahuluan)

Penelusuran Wilayah Penelitian

Penyusunan Instrumen Penelitian

Penelitian Lapangan dan Indentifikasi

Informan

Pengelolahan Hasil Temuan Awal

Penelitian

Analisis Data dan Pengkategorian Hasil Temuan

Penyusunan Pola dan Model Hasil

Temuan

Cross Check Data, Triangulasi Data &

Umpan Balik

Pembahasan, Analisis Data &

Pembuatan Laporan

Penyusunan Laporan Akhir

Pembuatan Artikel Jurnal

Page 23: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Al-Khairiyah yang terletak di Jalan Buncit III

Jalan Mampang Prapatan VI, Kelurahan Tegal Parang dan Buncit I Mampang Prapatan IV

Kelurahan Mampang Prapatan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama enam bulan,

dimulai bulan November 2018 sampai dengan April 2019 secara berkelanjutan. Dari hasil

penelitian ini, peneliti ingin menjawab pertanyaan dari peneliti yaitu evaluasi

implementasi program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di

Madrasah Aliyah Jakarta, dimana dalam penelitian ini peneliti meneliti di Madrasah

Aliyah Al-Khairiyah Jakarta Selatan. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan

informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan

untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Tujuan dari

evaluasi program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif ini adalah

untuk mengetahui pemahaman dan evaluasi pelaksanaan program keterampilan

kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif yang ada di Madrasah Aliyah Jakarta serta

untuk mengetahui unsur penunjang dan penghambat pelaksanaan kegiatan praktik bisnis

inovatif pada program keterampilan kewirausahaan di Madrasah Aliyah Jakarta.

B. Pembahasan

Penelitian ini mengenai evaluasi terhadap implementasi program keterampilan

kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta.

evaluasi ini dilakukan dengan melalui analisis dari tiga sudut pandang yaitu dari aspek

manajemen, aspek akademik dan aspek sosial. Aspek manajemen akan dilihat dari

pelaksanaan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan. Aspek akademik akan dikupas bagaimana pelaksanaan praktik bisnis yang

dilakukan oleh siswa, dan aspek sosial akan dikaji bagaimana dampaknya terhadap

peningkatan kesejahteraan baik bagi guru, karyawan maupun siswa.

Page 24: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

24

1. Aspek Manajemen

Perencanaan

Dilakukan oleh sekolah dalam hal ini Kepala sekolah dibantu oleh pengelola

program praktik bisnis, dengan memperhatikan cara menyusun perencanaan yang

baik. . Perencanaan yang baik harus bisa menjawab enam pertanyaan yaitu; 1) apa

yang menjadi tujuan dari praktik bisnis kantin kejujuran,

2) mengapa program keterampilan kewirausahaan bisnis inovatif diadakan

sekolah, 3) siapa yang akan melakukan tugas agar praktik bisnis inovatif dapat

berjalan baik, 4) dimana letak business center berada agar menarik pembeli, 5)

kapan business center mulai dijalankan dan 6) bagaimana cara menjalankannya

agar sukses

Pengorganisasian

Untuk mengurus business center dibentuklah kepengurusan yang ditetapkan

melalui surat keputusan kepala sekolah. Dalam menyusun pengelola business

center kepala sekolah memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan struktur

organiusasi yang baik antara lain dengan memperhatikan the rightman on the right

place, menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Disamping itu juga menerapkan prinsip sedikit struktur namun kaya fungsi, struktur

yang dibuat dibuat sederhana namun sudah mencukupi kebutuhan secara

menyeluruh.

Pengawasan :

Pengawasan dilakukan secara berjenjang dari Kepala sekolah kepada pengelola

business center dan pengelola business center kepada guru pengampu/ pembimbing

dan siswa. Pengawasan dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah yang

dilaksanakan sudah sesuai dengan yang direncanakan, jika ada permasalahan

dimana letak kekurangannya, dan mencarikan jalan keluarnya untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi. Pengawasan yang efektif dapat menemukan

permasalahan dan dapat mencari pemecahan masalah dengan baik sehingga dapat

memajukan business center untuk masa yang akan datang. Pengawasan dilakukan

Page 25: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

25

secara berjenjang dan berkala, agar supaya kegiatan yang direncanakan dapat

dilaksanakan dan mencapai tujuan.

2. Aspek Akademik

Pada dasarnya praktik bisnis yang dikembangkan di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah

Jakarta dimaksudkan untuk memberikan media pembelajaran bagi siswa dalam hal:

(1) menumbuhkan jiwa wirausaha, (2) memberikan pengalaman langsung berinteraksi

dengan konsumen, (3) melakukan survei pasar untuk menentukan jenis produk yang

dibutuhkan konsumen (4) memberikan kesempatan melakukan pembukuan terhadap

transaksi bisnis yang dilakukan. Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta Business

center dipakai untuk praktik kewirausahaan kelas X dan kelas XI dan Kelas XII. Setiap

10 siswa dibimbing oleh satu orang guru. Jadwal pengambilan barang ke toko dibuat

oleh pengelola business center. Hal ini dimaksudkan agar supaya tidak terjadi antrian

yang berjubel di toko. Untuk siswa yang akan mengambil barang ketoko diatur

mekanismenya sebgai berikut: (1) siswa mengisi blangko pemesanan barang, (2) siswa

minta pengesahan kepada pembimbing, (3) siswa datang ke toko dengan surat pesanan

yang sudah ditanda tangani pembimbing untuk mendapatkan barang sesuai pesanan .

Apabila siswa sudah mendapatkan barang dari toko kemudian siswa menjual di

masyarakat sekitar siswa berada atau dengan membuka uotlet atau toko di rumah.

Setelah sepuluh hari siswa harus melaporkan terhadap hasil penjualan kepada

pembimbing. Untuk barang yang tidak laku dijual dapat dikembalikan dan ditukar

dengan barang lain sesuai dengan permintaan pasar. Pihak pengelola business center

memberikan harga sesuai dengan harga dari pemasok dengan tidak menambah lagi,

siswa dapat menjual kembali ke pasar dengan harga ditetapkan sendiri oleh siswa

dengan harga maksimal sama dengan harga pasar jika memungkinkan di bawah harga

pasar. Hal ini akan melatih siswa untuk dapat berani mengambil resiko menetapkan

harga yang bersaing dipasaran. Sehingga diharapkan barang yang dijual siswa akan

bisa terjual karena harga dapat bersaing dengan harga dipasar, bahkan bisa lebih

rendah dari harga di pasar. Keuntungan masing masing siswa tidak sama tergantung

ketrampilan siswa dalam menjual barang ke konsumen. Pihak pengelola akan

Page 26: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

26

mendapatkan laba bukan karena menambah prosentasi harga yang dijual ke siswa

tetapi dari hasil rabat dan bonus dari pemasok.

3. Aspek sosial

Kegiatan praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Jakarta belum

banyak berdampak pada kesejahteraan guru dan karyawan. Hal ini dikarenakan guru

dan karyawan belum ada yang memanfaatkan business center dengan mengambil

barang dan kemudian menjual kembali di masyarakat sekitar rumahnya atau membuka

outlet di rumah. Kalau toh ada baru sebatas membeli barang untuk keperluan sehari-

hari bagi keluargannya. Tetapi bagi siswa mempunyai dampak positif yang banyak

pertama siswa akan mendapatkan pengalaman menjual barang secara langsung ke

konsumen sehingga dapat memupuk jiwa kewirausahaan, kedua siswa akan

memperoleh tambahan kesejahteraan dengan mendapatkan laba dari hasil penjualan

barang, terutama bagi sebagian besar siswa yang aktif dan dapat menjual barang

dengan omset yang besar, dan ketiga akan menambah pengalaman cara dan strategi

pemasaran barang. Ketiga manfaat diatas akan sangat berpengaruh pada jiwa

entreprenuer siswa apabila sudah tamat dari sekolah dan memasuki dunia kerja. Bagi

siswa yang aktif dan dapat menjual barang yang banyak tentu saja akan mendapatkan

penghasilan yang banyak pula, sehingga tambahan penghasilan itu dapat dipergunakan

menunjang keperluan mencukupi kebutuhan pendidikan, membeli buku, peralatan

sekolah, komputer dan lain sebagainya. Namun memang bagi sebagian kecil siswa

yang kurang aktif dan hanya dapat menjual barang dalam jumlkah kecil, tentu saja

belum dapat merasakan manfaat dari business center di sekolah.

Praktik bisnis inovatif sebagai penumbuhan jiwa kewirausahaan :

Dalam melakukan praktik bisnis inovatif siswa mendapatkan pengalaman langsung

berupa : 1) siswa melakukan observasi pasar untuk mengetahui apa kebutuhan

konsumen terhadap barang keperluan sehari-hari, 2) berdasarkan observasi pasar siswa

dapat menginventarisir kebutuhan barang yang harus disediakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen, 3) siswa melakukan pemesanan barang ke business center

sekolah sesuai kebutuhan yang diperlukan konsumen, 4) siswa menjual barang

langsung ke konsumen dengan harga yang ditetapkan sendiri oleh siswa, 5) siswa dapat

Page 27: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

27

melakukan pembukuan terhadap transaksi yang dilakukan, 6) siswa dapat 167

mengelola keuangan dan keuntungan yang diperoleh. Ciri-ciri dan sifat-sifat seorang

wirausahawan yang memilki jiwa kewirausahaan adalah: 1) Percaya diri yaitu

mempunyai keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme, 2) Berorientasikan

pada tugas dan hasil; dengan senantiasa berorientasi pada laba, memiliki ketekunan

dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, berorientasi pada

prestasi, energik dan memiliki inisiatif, 3) Pengambil resiko; memiliki kemampuan

mengambil resiko dan suka pada tantangan, 4) Kepemimpinan; bertingkah laku

sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik

yang membangun, 5) Keorisinilan; memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,

serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas, 6) Berorientasi ke masa depan;

memiliki presepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan, 7) Jujur dan

tekun; memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja. Jika dilihat dari

kesempatan yang diterima selama siswa melakukan praktek di business center dan bila

dikaitkan dengan ciri dan sikap seorang yang berjiwa kewirausahaan, maka dapat

disimpulkan bahwa praktik business center dapat menumbuhkan dan meningkatkan

jiwa kewirausahaan. Untuk lebih memperdalam kajian ini di bawah ini kami

sampaikan tabel yang berisi kegiatan siswa dalam praktik bisnis inovatif

dan ciri-ciri orang yang berjiwa wirausaha sebagai berikut :

Page 28: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

28

Tabel 4.1

hubungan praktik bisnis inovatif dengan ciri jiwa kewirausahaan

No. Kegiatan Siswa

Ciri/sifat

kewirausahaan yang

dapat dicapai

keterangan

1. Observasi pasar No 1, 2, 3, 5 1. percaya diri

2. Menginventarisir

kebutuhan konsumen

No 1, 2, 3, 4 2. berorientasi pada

tugas dan hasil

3. Melakukan pemesanan

dan pembelian dari

program kewirausahaan

No 1, 2, 6 3. berani

mengambil resiko

4. kepemimpinan

4. Menjual barang dengan

menetapkan harga sendiri

No 1, 2, 3, 4, 5, 6,7 5. keorisinilan

6. beriorientasi ke

masa depan

5. Membuat pembukuan dan

membuat laporan

No 1, 2, 3, 7 7. jujur dan tekun

6. Mengelola keuangan

sendiri

No 1, 2, 3, 7

Page 29: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Program keterampilan kewirausahaan melalui praktik bisnis inovatif di Madrasah Aliyah Al-

Khairiyah Jakarta telah dikelola dengan baik oleh kepala sekolah dan pengelola business

center, dengan melibatkan seluruh siswa sebagai tempat praktik bisnis. Praktik bisnis ini pun

mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran bagi pihak sekolah agar

kegiatan praktik bisnis inovatif ini dapat berjalan lebih baik lagi, yakni:

1. Hendaknya pemerintah melalui Suku Dinas Pendidikan wilayah Jakarta Selatan

memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan praktik bisnis

inovatif di Madrasah Aliyah Jakarta.

2. Sekolah perlu mengembangkan jalinan kerjasama dengan lembaga lain dalam kerja sama

yang saling menguntungkan

3.Guru dan karyawan seharusnya menjadi contoh dalam memanfaatkan business

center dengan melakukan praktik bisnis.

4. Kurikulum kewirausahaan perlu disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi

didunia usaha.

Page 30: EVALUASI PROGRAM KETERAMPILAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI

30

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif

dalam berbagai Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers

Haris Herdiansyah. 2015. Wawancara, Observasi, Focus Groups sebagai Instrumen Penggalian Data

Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers

Hendro Santono. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Bahan Pelatihan

Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya

Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Leonardus Saiman. 2015. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Lexy Maleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung:

Alfabeta

Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Sudarto. 2006. Menyalurkan Lulusan Melalui Bursa Kerja Khusus. Solo: Majalah Didik, Edisi 04/

Th.1/November.

Sudira .2009. Tantangan Guru SMK Abad 21 Direktorat Jenderal Pendidikan

Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Tantangan Guru SMK Abad 21.

Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, dan Doug Wilson. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen

Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat